Ayu Rizky P (Bab 1)

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Karya sastra merupakan seni kreatif dari imanjinasi yang direpresentasikan dari

kehidupan nyata yang objeknya manusia dan kehidupannya. Menurut Sudjiman

(1995:14), mengatakan bahwa karya sastra merupakan gambaran adat istiadat,

kepercayaan, alam pikiran,keadaan sosial masyarakat, kepribadian, hubungan

antar individu dan masyarakat, dan sistem nilai yang berlaku di dalam masyarakat

pada masanya. Hal ini akan sangat penting bagi penikmat karya sastra yang ingin

mengungkapkan segala sesuatu yang terselubung di dalam karya sastra, seperti

masalah makna, nilai, dan hakikat karya sastra itu secara umum (Suharianto,

1982:15).

Juwati (2018:5) mengatakan bahwa Sastra lisan merupakan bagian dari suatu

kebudayaan yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat dan

diwariskan secara turun-temurun secara lisan sebagai milik bersama. Sastra lisan

merupakan pencerminan situasi, kondisi, dan tata krama masyarakat

pendukungnya. Pertumbuhan dan perkembangan sastra lisan dalam kehidupan

masyarakat merupakan pertumbuhan dari gerak dinamis pewarisnya dalam

melestarikan nilai budaya leluhur

Hutomo (dalam kutipan Rohman dan Emzir (1991:227) menyatakan sastra

lisan adalah kesusastra yang mencakup ekspresi kesusastraan warga. Suatu

kebudayaan yang disebarluasakan secara turun-temurun atau dari mulut ke mulut.

Setiap daerah biasanya memiliki sastra lisan yang terus dijaga. Sastra lisan ini

1
2

adalah salah satu bagian budaya yang harus dipelihara oleh masyarakat secara

turun-temurun. Hal ini berarti, sastra lisan merupakan bagian dari kebudayaan

masyarakat yang harus dilestarikan. sastra lisan ini adalah dengan cara

menceritakannya secara lisan kepada generasi muda dan kalangan umum, yang

sekaligus menanamkan cinta mereka terhadap kesenian daerah itu sendiri.

Salah satu karya sastra adalah pantun. Pantun adalah puisi asli Indonesia yang

dapat dijumpai di seluruh wilayah Nusantara dengan nama yang berbeda-beda.

Pantun sebagai sarana komunikasi yang digunakan oleh masyarakat untuk

menyampaikan maksud secara lebih halus dan bahkan tidak secara langsung agar

tidak menyinggung perasaan pendengar. Selain itu, pantun berfungsi sebagai

pendidikan dan hiburan karena pantun berisi petuah dan nasihat, bisa juga untuk

sekedar menghibur diri.

pantun adalah bentuk puisi yang terdiri atas empat bait yang bersajak bersilih

dua-dua (pola ab-ab), dan biasanya tiap bait terdiri atas empat perkataan. Dua bait

pertama disebut sampiran, sedangkan dua bait disebut isi pantun (Soetarno

(2008:19)

Menurut Suroto (1986:46) talibun salah satu bentuk puisi lama yang pada

umumnya mempunyai ciri-ciri baris tiap bait lebih dari empat, ada sampiran dan

isi, bersajak akhir abcabc dan seterusnya sesuai jumah baris tiap bait, dan jumlah

suku kata dalam tiap barisnya berkisar delapan sampai dua belas.

Setiap daerah memiliki ciri khas kesenian tersendiri, terutama dalam kesenian

dan adat istiadat maupun kehidupan masyarakat. Kabupaten Musi Banyuasin


3

salah satu daerah di Provinsi Sumatera Selatan, dengan ibu kota Sekayu yang

memiliki kesenian khas yakni Senjang.

Senjang merupakan salah satu kesenian yang menggunakan media pantun atau

telibun, secara bersahutan antara dua orang atau berpasang-pasangan. Namun juga

ditampilkan secara tunggal. Senjang memiliki tiga unsur yaitu (1) musik

instrumental, (2) lagu vokal dari syair pantun, (3) tarian, namun ketiga unsur

tersebut masing-masing berdiri sendiri. Dari tiga unsur tersebut tidak saling

berhubungan seperti sebuah pertunjukan pada umumnya. Saat vokal dari syair

pantun Senjang dilagukan oleh pesenjang, musik instrumental diam, begitupun

sebaliknya saat musik instrumental Senjang dimainkan oleh pemusik, vokal dari

pesenjang diam. Pesenjang hanya bergerak menari-nari mengikuti irama musik

Senjang(Sukma, 2015:2).

Senjang merupakan seni sastra lisan yang berkembang pesat di kabupaten Musi

Banyuasin yang berisikan pesan moral, pendidikan, nasihat, adatistiadat, serta

ajaran-ajaran agama pada masyarakat.Senjang berbentuk dari pembukaan, isi dan

penutup. Pada pembukaan Senjang berisi tentang permohonan izin, pada isi antara

bait pertama dengan bait berikutnya seperti pantun berkait. Selain itu, Senjang

dapat mengandung ungkapan perasaan, seperti kecewa, rasa cinta, sedih, atau

tentang hidup dan kehidupan, Bagian penutup biasanya berisi permohonan maaf.

Beberapa sastra lisan Sumatera Selatan di antaranya adalah tadut, senjang,

rejung, cang-incang, dang-idang, warahan, pisaan, guritan, cerita panjang, andai-

andai, ande-ande panjang, dan sebagainya. Masing-masing daerah di Sumatera

Selatan memiliki sastra lisan masing-masing. Misalnya,


4

No Nama Kabupaten Kesenian

1 1. Lahat 1. Tadut
2. Pagaralam 2. Rejung
3. Empat Lawang 3. Guritan
4. Muara Enim
2 1. Komering (Ulu dan Ilir) 1. Cang-incang
2. Dang-idang

3 1. Ogan Komering Ulu Timur 1. Warahan


2. Pisaan

4 1. Muara enim 1. Cerita panjang


2. Prabumulih
5 1. Musi Banyuasin 1. Senjang
2. Lubuklinggau
3. Musi Rawas
4. Musi Rawas Utara
6 1. Banyuasin 1. Ande-ande panjang
2. Serambai

Penelitian serupa pernah dilakukan pada 2012 oleh Rosmaidar dengan judul

Nilai Moral dalam Wayak: Tradisi Lisan Masyarakat Suku Ranau Sumatera

Selatan Penelitian ini adalah bentuk tindakan nyata dari usaha untuk melestarikan

budaya warisan leluhur. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi nilai-nilai

moral warisan leluhur Suku Ranau di Sumatera Selatan. Adapun yang

membedakan penelitian ini dengan penilitian terdahulu pada objek kajiannya,

penelitian terdahulu membahas feminisme pada Nilai Moral Dalam Wayak:

Tradisi Lisan Masyarakat Suku Ranau Sumatera Selatan


5

Seperti halnya penelitian sebelumnya yang terkait dengan topik penelitian ini

adalah penelitian Irawan Sukma (2015) yang berjudul “Pada Masyarakat

Kabupaten Musi Banyuasin Sumatera Selatan”. Penelitian ini menggunakan

metode kualitatif interpretatif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik

observasi, wawancara dan dokumen.

Penelitian sebelumnya yang terkait dengan topik penelitian ini adalah

penelitian Nurlela (2013) yang berjudul “Kesantunan Imperatif pada Talibun

Senjang Musi Banyuasin”. Tujuan penelitian yakni untuk mendeskripsikan mulai

dari jenis, wujud, dan kesantunan imperatif pada talibun Senjang Musi Banyuasin.

Metode yang digunakan yaknideskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan

data berupa studikepustakaan untuk data primer yakni berupa dokumentasi

rekamanSenjang di berbagai tempat serta metode simak dan rekaman untukdata

sekunder yakni rekaman Senjang yang langsung diambil daripenutur

Adapun alasan penulis memilih “Nilai Moral Dalam Sastra Lisan Senjang

pada Masyarakat Kabupaten Musi Banyuasin. Di dalam syair Senjang banyak

mengandung nilai moral yang sangat baik dan dapat dijadikan contoh dalam

kehidupan sehari-hari sehingga penulis merasa tertarik untuk menganalisisnya.

B. Rumusan Masalah

Berdasar uraian pada latar Belakang di atas, dapat merumusakan sebagai

berikut;

1. Bagaimana isi sastra lisan Senjang Kabupaten Musi Banyuasin?


6

2. Nilai-nilai moral apakah yang terkandung dalam satra lisan Senjang Kabupaten

Musi Banyuasin?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dan maksud dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui isi sastra lisan Senjang Kabupaten Musi Banyuasin.

2. Untuk mengetahui nilai-nilai moral yang terkandung dalam sastra lisan Musi

Banyuasin.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian permanfaat bagi berbagai pihak:

1. Peserta Didik atau untuk Pembaca

1) Hasil penelitian di harapkan dapat meningkatkan motivasi dan kesadaran

untuk mengalih nilai-nilai moral yang terdapat dalam sastra lisan lain di

Kabupaten Musi Banyuasin;

2. Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin

1) Hasil penelitian di harapkan dapat memberi maksudkan bagi perencanaan,

perkembangan karya-karya budaya khususnya sastra lisan Kabupaten Musi

Banyuasin;

3. Penelitian

1) hasil penelitian dapat meningkatkan motivasi, kemampuan dan masalah

serupa pada masa yang akan datang;


7

4. Program Studi Pendidikan Bahasa

1) Hasil penelitian ini akan diadakan dan bermanfaat dan dapat menambahkan

ilmu, khususnya sastra lisan.

Anda mungkin juga menyukai