Ayu Rizky P (Bab 1)
Ayu Rizky P (Bab 1)
Ayu Rizky P (Bab 1)
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karya sastra merupakan seni kreatif dari imanjinasi yang direpresentasikan dari
antar individu dan masyarakat, dan sistem nilai yang berlaku di dalam masyarakat
pada masanya. Hal ini akan sangat penting bagi penikmat karya sastra yang ingin
masalah makna, nilai, dan hakikat karya sastra itu secara umum (Suharianto,
1982:15).
Juwati (2018:5) mengatakan bahwa Sastra lisan merupakan bagian dari suatu
diwariskan secara turun-temurun secara lisan sebagai milik bersama. Sastra lisan
Setiap daerah biasanya memiliki sastra lisan yang terus dijaga. Sastra lisan ini
1
2
adalah salah satu bagian budaya yang harus dipelihara oleh masyarakat secara
turun-temurun. Hal ini berarti, sastra lisan merupakan bagian dari kebudayaan
masyarakat yang harus dilestarikan. sastra lisan ini adalah dengan cara
menceritakannya secara lisan kepada generasi muda dan kalangan umum, yang
Salah satu karya sastra adalah pantun. Pantun adalah puisi asli Indonesia yang
menyampaikan maksud secara lebih halus dan bahkan tidak secara langsung agar
pendidikan dan hiburan karena pantun berisi petuah dan nasihat, bisa juga untuk
pantun adalah bentuk puisi yang terdiri atas empat bait yang bersajak bersilih
dua-dua (pola ab-ab), dan biasanya tiap bait terdiri atas empat perkataan. Dua bait
pertama disebut sampiran, sedangkan dua bait disebut isi pantun (Soetarno
(2008:19)
Menurut Suroto (1986:46) talibun salah satu bentuk puisi lama yang pada
umumnya mempunyai ciri-ciri baris tiap bait lebih dari empat, ada sampiran dan
isi, bersajak akhir abcabc dan seterusnya sesuai jumah baris tiap bait, dan jumlah
suku kata dalam tiap barisnya berkisar delapan sampai dua belas.
Setiap daerah memiliki ciri khas kesenian tersendiri, terutama dalam kesenian
salah satu daerah di Provinsi Sumatera Selatan, dengan ibu kota Sekayu yang
Senjang merupakan salah satu kesenian yang menggunakan media pantun atau
telibun, secara bersahutan antara dua orang atau berpasang-pasangan. Namun juga
ditampilkan secara tunggal. Senjang memiliki tiga unsur yaitu (1) musik
instrumental, (2) lagu vokal dari syair pantun, (3) tarian, namun ketiga unsur
tersebut masing-masing berdiri sendiri. Dari tiga unsur tersebut tidak saling
berhubungan seperti sebuah pertunjukan pada umumnya. Saat vokal dari syair
sebaliknya saat musik instrumental Senjang dimainkan oleh pemusik, vokal dari
Senjang(Sukma, 2015:2).
Senjang merupakan seni sastra lisan yang berkembang pesat di kabupaten Musi
penutup. Pada pembukaan Senjang berisi tentang permohonan izin, pada isi antara
bait pertama dengan bait berikutnya seperti pantun berkait. Selain itu, Senjang
dapat mengandung ungkapan perasaan, seperti kecewa, rasa cinta, sedih, atau
tentang hidup dan kehidupan, Bagian penutup biasanya berisi permohonan maaf.
1 1. Lahat 1. Tadut
2. Pagaralam 2. Rejung
3. Empat Lawang 3. Guritan
4. Muara Enim
2 1. Komering (Ulu dan Ilir) 1. Cang-incang
2. Dang-idang
Penelitian serupa pernah dilakukan pada 2012 oleh Rosmaidar dengan judul
Nilai Moral dalam Wayak: Tradisi Lisan Masyarakat Suku Ranau Sumatera
Selatan Penelitian ini adalah bentuk tindakan nyata dari usaha untuk melestarikan
Seperti halnya penelitian sebelumnya yang terkait dengan topik penelitian ini
dari jenis, wujud, dan kesantunan imperatif pada talibun Senjang Musi Banyuasin.
Adapun alasan penulis memilih “Nilai Moral Dalam Sastra Lisan Senjang
mengandung nilai moral yang sangat baik dan dapat dijadikan contoh dalam
B. Rumusan Masalah
berikut;
2. Nilai-nilai moral apakah yang terkandung dalam satra lisan Senjang Kabupaten
Musi Banyuasin?
C. Tujuan Penelitian
2. Untuk mengetahui nilai-nilai moral yang terkandung dalam sastra lisan Musi
Banyuasin.
D. Manfaat Penelitian
untuk mengalih nilai-nilai moral yang terdapat dalam sastra lisan lain di
Banyuasin;
3. Penelitian
1) Hasil penelitian ini akan diadakan dan bermanfaat dan dapat menambahkan