KKO Taksonomi Bloom Revisi Anderson
KKO Taksonomi Bloom Revisi Anderson
KKO Taksonomi Bloom Revisi Anderson
Kata Kerja Operasional (KKO)Taksonomi Bloom Soal HOTS – Kata Kerja
Operasional (KKO) Taksonomi Bloom edisi revisi ini bisa anda gunakan sebagai acuan,
utamanya bagi anda para guru dalam menyusun soal HOTS.
Yang mana proses penilaian di PISA selalu menggunakan soal-soal bercirikan soal
HOTS, dengan bermuatan indikator berpikir kritis dan berpikir kreatif.
Sebab itu, bagi bapak guru perlu mengupgrade diri sebagai bekal melakukan asesmen
terhadap murid dengan menggunakan soal-soal bertipe HOTS.
Maka untuk memudahkan penyusunan soal HOTS perlu kita ketahui kata kerja
operasional (KKO) yang sering digunakan dalam menyusun soal tersebut.
Sehingga kerja bapak-ibu guru akan relatif lebih mudah jika telah mengenal kata kerja
operasional tersebut dengan baik.
Namun sebelum membahas lebih jauh, tentunya kita perlu mengetahui terlebih dahulu
beberapa hal mengenai high order thinking skills atau yang sering kita sebut HOTS.
Diantaranya yang akan kita bahas di sini adalah pengertian dan kategori soal
HOTS. Termasuk juga yang tidak kalah penting adalah level-level kognitif dalam
penyusunan soal HOTS.
Namun bagi anda yang ingin langsung membaca mengenai kata kerja operasional, bisa
langsung scroll ke bawah.
Di bagian bawah artikel ini kami sajikan kata kerja operasional yang terdiri dari:
Selamat membaca!
Daftar Isi
Sedangkan arti dari keterampilan, yaitu tindakan dari mengumpulkan dan menyeleksi
informasi, menganalisis, menarik kesimpulan, gagasan, pemecahan persoalan,
mengevaluasi pilihan, membuat keputusan dan merefleksikan (Wilson, 2000, p.7).
Higher Order Thinking Skill (HOTS) atau kemampuan berpikir tingkat tinggi dijelaskan
oleh Gunawan (2003, p.171) sebagai proses berpikir yang mengharuskan siswa untuk
memanipulasi informasi yang ada dan ide-ide dengan cara tertentu yang memberikan
mereka pengertian dan implikasi baru.
Misalnya, ketika siswa menggabungkan fakta dan ide dalam proses mensintesis,
melakukan generalisasi, menjelaskan, melakukan hipotesis dan analisis, hingga siswa
sampai pada suatu kesimpulan.
Rosnawati (2013, p.3) menjelaskan kemampuan berpikir tingkat tinggi dapat terjadi
ketika seseorang mengaitkan informasi yang baru diterima dengan informasi yang
sudah tersimpan di dalam ingatannya.
Setelah itu menghubung-hubungkannya dan/atau menata ulang serta mengembangkan
informasi tersebut sehingga tercapai suatu tujuan atau pun suatu penyelesaian dari
suatu keadaan yang sulit dipecahkan.
Kategori HOTS
King et al. (2013, p.1) mengkategorikan HOTS sebagai berikut: (1) berpikir kritis dan
berpikir logis,
Cara mengevalusi HOTS peserta didik dapat ditempuh dengan cara mengukur melalui
beberapa cara, yaitu;
Baca Juga: Materi Pedagogik SKB PGSD dan Guru Mapel PPPK CPNS 2021
(4) menganalisis,
(6) menginterpretasi.
Meskipun demikian, soal-soal yang berbasis HOTS tidak berarti soal yang lebih sulit
daripada soal recall.
Keterampilan berpikir dari taksonomi Bloom direvisi oleh Anderson dan dipublikasikan
Tahun 2001.
Pada awalnya taksonomi Bloom yang dipublikasikan pada tahun 1956 terdiri dari;
knowledge,
understand,
application,
analysis,
synthesis dan
evaluation.
Guru dapat menentukan dua dimensi dalam proses pembelajaran yang disesuaikan
dengan kata kerja operasional dan materi pembelajaran (Reeves, 2006, p.297; Yang, et
al., 2012, p.495).
mengetahui (knowing-C1),
memahami (understanding-C2),
menerapkan (aplying-C3),
menganalisis (analyzing-C4),
mengevaluasi (evaluating-C5), dan
mengkreasi (creating-C6).
Gilligan (2007, p.7) menyatakan bahwa taksonomi Bloom hasil revisi sangat berguna
bagi guru untuk untuk mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi dalam
pelaksanaan pembelajaran.
Sebagai contoh kata kerja ‘menentukan’ pada Taksonomi Bloom ada pada ranah C2
dan C3.
Dalam konteks penulisan soal-soal HOTS, kata kerja ‘menentukan’ bisa jadi ada pada
ranah C5 (mengevaluasi) apabila untuk menentukan keputusan didahului dengan
proses berpikir menganalisis informasi yang disajikan pada stimulus lalu peserta didik
diminta menentukan keputusan yang terbaik.
Baca Juga: Tugas Staf Tata Usaha Sekolah SD, SMP, SMA Negeri Swasta
Dalam konteks HOTS, stimulus yang disajikan hendaknya bersifat kontekstual dan
menarik. Stimulus dapat bersumber dari isu-isu global seperti masalah teknologi
informasi, sains, ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur.
Kreativitas seorang guru sangat mempengaruhi kualitas dan variasi stimulus yang
digunakan dalam penulisan soal HOTS.
Perbedaan penafsiran ini sering muncul ketika guru menentukan ranah KKO yang akan
digunakan dalam penulisan indikator soal.
Bisa jadi soal-soal pada level 1 merupakan soal kategori sukar, karena untuk menjawab
soal tersebut peserta didik harus dapat mengingat beberapa rumus atau peristiwa,
menghafal definisi, atau menyebutkan langkah-langkah (prosedur) melakukan sesuatu.
Namun soal-soal pada level 1 bukanlah merupakan soal-soal HOTS. Contoh KKO yang
sering digunakan adalah: menyebutkan, menjelaskan, membedakan, menghitung,
mendaftar, menyatakan, dan lain-lain.
2. Aplikasi (Level 2)
Soal-soal pada level kognitif aplikasi membutuhkan kemampuan yang lebih tinggi
daripada level pengetahuan dan pemahaman. Level kognitif aplikasi mencakup dimensi
proses berpikir menerapkan atau mengaplikasikan (C3).
Bisa jadi soal-soal pada level 2 merupakan soal kategori sedang atau sukar, karena
untuk menjawab soal tersebut peserta didik harus dapat mengingat beberapa rumus
atau peristiwa, menghafal definisi/konsep, atau menyebutkan langkah-langkah
(prosedur) melakukan sesuatu.
Namun soal-soal pada level 2 bukanlah merupakan soal-soal HOTS. Contoh KKO yang
sering digunakan adalah: menerapkan, menggunakan, menentukan, menghitung,
membuktikan, dan lain-lain.
3. Penalaran (Level 3)
Level penalaran merupakan level kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS), karena
untuk menjawab soal-soal pada level 3 peserta didik harus mampu mengingat,
memahami, dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural serta
memiliki logika dan penalaran yang tinggi untuk memecahkan masalah-masalah
kontekstual (situasi nyata yang tidak rutin).
Pada dimensi proses berpikir menganalisis (C4) menuntut kemampuan peserta didik
untuk menspesifikasi aspek-aspek/elemen, menguraikan, mengorganisir,
membandingkan, dan menemukan makna tersirat.
Pengetahuan Sintesis
Pemahaman (C2) Penerapan (C3) Analisis (C4)
(C1)
(C5)
Mengaitkan Menampilkan
Menyusun Menyiapkan
Memproduksi
Mensimulasikan
Merangkum
Memecahkan
Merekonstruksi
Melakukan
Mentabulasi
Pengetahuan Sintesis
Pemahaman (C2) Penerapan (C3) Analisis (C4)
(C1)
(C5)
Memproses
Meramalkan
Menghayati
Menerima (A1) Menanggapi (A2) Menilai (A3) Mengelola (A4)
(A5)
Menjawab
Membantu Menganut
Mengasumsikan
Mengubah
Mengajukan Meyakini
Menata Mengubah
Memilih Mengompromikan Melengkapi perilaku
Mengklasifikasikan Berakhlak mulia
Menyenangi Meyakinkan
Mempertanyakan
Mengombinasikan Mempengaruhi
Menyambut Memperjelas
Mengikuti
Mempertahankan Mendengarkan
Mendukung Memprakarsai
Memberi
Membangun Mengkualifikasi
Menyetujui Mengimani
Menganut
Membentuk Melayani
Menampilkan Mengundang
Mematuhi pendapat
Melaporkan Menggabungkan Menunjukkan
Meminati Memadukan
Memilih Mengusulkan Membuktikan
Mengelola
Mengatakan Menekankan Memecahkan
Menegosiasi
Memilah Menyumbang
Merembuk
Menolak
Demikian bahasan kita kali ini mengenai KKO Taksonomi Bloom dalam rangka
mempermudah penyusunan soal HOTS.
Sebagian besar materi dalam artikel ini kami olah dari jurnal: Moh. Zainal
Fanani, dengan judul Strategi Pengembangan Soal Higher Order Thinking Skill
(HOTS) dalam Kurikulum 2013, terbitan IAIN Kediri.
Jika anda mengehendaki untuk merujuk langsung kepada jurnal tersebut bisa membuka
link berikut: https://jurnal.iainkediri.ac.id/index.php/edudeena/article/view/582