Komputer Untuk Pendidikan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 18

KOMPUTER UNTUK PENDIDIKAN

 Perkembangan Komputer Dalam System Pendidikan

Awal dari milenium baru dan reformasi menjanjikan harapan untuk mempercepat perkembangan
sektor pendidikan di Indonesia. Kunci utama yang memicu akan timbulnya harapan baru tersebut
berjalan kearah desentralisasi, manajemen berbasis sekolah, dan pemberdayaan sekolah serta
masyarakat untuk mempengaruhi hasil (outcomes) sekolah, juga kesatuan tujuan-tujuan dari semua
sektor pendidikan.

Dimasa lalu telah dibentuk sistem komunikasi yang efisien dan efektif untuk menyebarkan informasi
ke berbagai semua sektor di kalangan pendidikan. Desentralisasi pendidikan akan membutuhkan
paradigma dan peran baru untuk administrasi pendidikan. Komponen utama dalam peran baru ini
yaitu meliputi ; monitoring yang efisien, pengidentifikasian kebutuhan dan menempatkan sumber daya
manusia dan sumber daya yang lain untuk menghadapi kebutuhannya. Pada umumnya masalah-
masalah utama pendidikan berdasarkan sistemnya, dan sekarang potensi sumber daya manusia
disemua sektor tidak dimanfaatkan secara penuh. Kebanyakkan penelitian dan pengembangan yang
dimulai pada masa transisi baru ini seharusnya diarahkan pada pengembangan sitem komunikasi
yang memberdayakan beberapa sektor pendidikan untuk membantu pengembangan dan arah masa
depan pendidikan di Indonesia.

Sistem komunikasi

Penekanan penting akan memaksimumkan sumber daya manusia disemua sektor, berarti kita akan
membutuhkan sistem komunikasi yang sangat efektif. Apabila kita merespons pada kebutuhan fokus
awal seharusnya lebih berdasarkan penerimaan informasi daripada penyebaran informasi. Hal ini
hampir memutarbalikan peran jika dibandingkan dengan peran komunikasi administrasi pendidikan
yang dulu.

Penelitian mengenai pengembangan sekolah secara jelas menunjukan salah satu cara yang paling
efektif bagi sekolah yang ingin berkembang secara mandiri yaitu lewat berbagi sharing informasi dan
ide-ide. Salah satu dukungan yang terbesar untuk pengembangan pribadi dan profesi kepala sekolah
yang memanfaatkan proses pembaharuan yaitu komunikasi yang terbuka dan mendukung melalui
forum rutin kepala sekolah. Melalui penyampaian masalah secara kolektif diantara rekan seprofesi
sudah menghasilkan solusi yang efektif dan dapat direalisasikan.

Masukan (input) dan kontribusi langsung dari para pemegang peran (stakeholders) yang lain; siswa,
orang tua dan anggota masyarakat juga memberikan informasi yang sangat membantu dan
meningkatkan dukungan masyarakat bagi pengembangan sekolah. Jika obyektifitas utamanya adalah
memaksimalkan pendidikan sumber daya manusia maka hal itu telah meningkatkan hubungan
komunikasi kita dengan seluruh sektor lingkungan pendidikan dan para pemegang peran
(stakeholders). Lagipula kunci utama untuk meningkatkan komunikasi harus terfokus pada saling
berbagi komunikasi terbuka dan meningkatkan kesempatan untuk mendapatkan dukungkan dari
segala bidang.

Tanggung jawab sekolah dalam memasuki era globalisasi baru ini yaitu harus menyiapkan siswa
untuk menghadapi semua tantangan yang berubah sangat cepat dalam masyarakat kita. Kemampuan
untuk berbicara bahasa asing dan kemahiran komputer adalah dua kriteria yang biasa diminta
masyarakat untuk memasuki lapangan kerja baik di Indonesia maupun diseluruh dunia. Dan hanya
sekitar 20-30 % lulusan sekolah menengah yang melanjutkan ke tingkat pendidikan lebih tinggi, maka
dengan adanya komputer yang telah merambah disegala bidang kehidupan manusia hal itu
membutuhkan tanggung jawab sangat tinggi bagi sistem pendidikan kita untuk mengembangkan
kemampuan berbahasa siswa dan kemahiran komputer ( lihat bagian Pendaluan-Komputer )

Oleh karena adanya prioritas yang tinggi untuk membangun fasilitas komputer diseluruh sekolah-
sekolah di Indonesia dan adanya jarak yang cukup jauh antara sekolah provinsi di Indoesia,
sepertinya Internet pilihan yang cukup baik untuk mengembangkan komunikasi antar sekolah, Kanwil,
Kandep, dan DEPDIKNAS yaitu dapat dilakukan lewat Internet. Beberapa sekolah telah mengambil
inisiatif untuk membangun fasilitas mereka sendiri. Berdasarkan langkah yang sudah ada ini, dan
membiarkan hal itu berkembang sendiri yaitu tetap konsisten akan kebutuhan belajar siswa kita,
maka Internet sebagai strategi yang sesuai untuk menjadi medium komunikasi yang sah.

Internet dalam proses pembelajaran

Kekayaan akan informasi yang sekarang tersedia di Internet telah lebih mencapai harapan dan
bahkan imajinasi dari para penemu system yang pertama. Internet awalnya diciptakan untuk
kebutuhan system pertahanan militer supaya dapat didesentralisasikan sehingga dapat mengurangi
resiko kerusakkan total, mungkin saja hal ini bisa terjadi apabila sistem sentral komputer utama
dimusnahkan.

Internet juga dapat didesentralisasikan dan diberdayakan. Dengan menggunakan internet kita dapat
mengakses sumber-sumber informasi tanpa batas dan sedang berkembang secara cepat sekali. Kita
dapat berkomunikasi secara masing-masing atau secara massa yang dapat dilakukan dimana saja
diseluruh dunia hanya dalam waktu beberapa detik saja. Kita dapat menyebarkan (publish) informasi
yang bisa di akses dari mana saja di seluruh dunia dalam waktu singkat sekali. Kita dapat
berkomunikasi secara langsung (real time) melalui telepon dan unit video processing. Kita bisa
melakukan "chat" melalui jaringan gratis "chat" yang sangat luas yaitu mIRC.

Manfaat internet bagi pengajar:


Pengembangan Profesional
- Meningkatkan pengetahuan
- Berbagi sumber diantara rekan sejawat/ sedepartemen
- Bekerjasama dengan guru-guru dari luar negeri
- Kesempatan untuk menerbitkan /mengumumkan secra langsung
- Mengatur komunikasi secara teratur
- Berpatisipasi dalam forum dengan rekan sejawat baik local maupun internasional.
Sumber bahan mengajar
- Mengakses rencana belajar mengajar & metodologi baru
- Bahan baku & bahan jadi cocok untuk segala bidang pelajaran
- Mengumumkan dan berbagi sumber. Sangat tingginya popularitas / sangat tingginya
minat untuk meningkatkan siswa lebih terfokus belajar.

Untuk siswa Internet menawarkan kesempatan untuk:

Belajar sendiri secara cepat :


- Meningkatkan pengetahuan
- Belajar berinteraktif
- Mengembangkan kemampuan di bidang penelitian
Memperkaya diri :
- Meningkatkan komunikasi dengan siswa lain
- Meningkatkan kepekaan akan permasalahan yang ada diseluruh dunia

Walaupun Internet berpotensi untuk menyampaikan keuntungan-keuntungan tersebut bagi para guru
maupun para siswa, pemakaian Internet di kelas hendaknya harus disusun sedemikian rupa dengan
belajar mendefisinasikan secara obyektif. Kegiatan siswa juga harus dimonitor dengan baik.

Kenapa?

Seperti mana yang telah dikatakan sebelumnya bahwa Internet itu berisi berbagai macam informasi
dan sumber-sumber informasi lain, meskipun didalamnya juga terkandung hal-hal yang tidak berguna
dan menghabiskan waktu sehingga mengganggu pelajaran siswa dengan mudahnya. Padahal
keikutsertaan dalam kegiatan ini diluar jam belajar siswa, mungkin saja dapat memberi keuntungan
bagi pengetahuan mereka atau mengembangkan kemampuan lainnya. Waktu belajar di kelas harus
tetap difokuskan pada pelajaran utama. Rencana belajar mengajar yang efektif untuk menggunakan
Internet akan memerlukan beberapa kemampuan baru guru untuk dapat lebih mengefektifkan waktu.

Satu dari keuntungan yang sangat potensial dari Internet selain untuk para administrator dan
kepentingan sekolah, yaitu mngkin adalah untuk memudahkan pengoleksian lembaran data-data
sekolah yang saat langsung terkirim ketujuannya baik ke perorangan maupun ke masyarakat luas.

Guru, terutama guru bahasa dan guru pelajaran ilmu sosial, dapat mengambil (down-load) berita dan
kejadian terkini yang bisa digunakan sebagai bahan mengajar di kelas pada hari yang sama saat itu
juga. Semua guru dapat menggunakan Internet baik untuk keperluan pengembangan pribadi maupun
secara profesional bekerjasama dalam wilayah regional maupun diseluruh dunia.
 Computer Assisted Instruction

CAI adalah pemanfaatan komputer sebagai alat bantu belajar bahasa. Menurut Turner & Taylor
(2000), CAI mempunyai dua kategori yang luas, CAI yang “tradisional'' dan CAI yang menggunakan
sumber “generic (asli)”. CAI yang tradisional dikembangkan dari desain pembelajaran dan pelatihan
berbasis komputer yang dikenal luas di luar pengajaran bahasa. Untuk menjalankan program ini, kita
memerlukan sebuah komputer plus alat pengeras suara (speaker) dan CD-ROM untuk perangkat
lunak audionya. Dalam kerangka yang disajikan oleh program pelatihan CAI AMES Victoria's
Computer Literacy Centre (Corbel, 1998, yang dikutip di Turner & Taylor, 2000), CAI yang tradisional
menawarkan perangkat lunak yang dibagi menjadi tiga kategori. Kategori yang pertama adalah
perangkat lunak dengan pendekatan pengajaran, dimana komputer dirancang untuk mengajarkan
sesuatu. Dalam hal ini, pelajaran bahasa dilihat tidak hanya secara akumulatif, membangun dari hal
paling kecil ke hal yang lebih besar tetapi juga secara kolektif dari sistem formal, tata bahasa, kosa
kata, dan pengucapan kata-kata yang dapat dihadapkan dengan secara terpisah (Corbel,
1999). Pendekatan ini, bersandar pada konsistensi dan “kesabaran” komputer, pengulangan,
penjelasan dan aktivitas siswa. Dengan kehadiran multimedia yang menyediakan fasilitas
penyimpanan yang lebih besar pada CD-ROM, pelajar dapat menikmati interaksi dan tanggapan yang
lebih canggih ketika membuka paket program seperti Click into English dan Planet English (Turner &
Taylor, 2000).Kategori yang kedua adalah perangkat lunak dengan pendekatan
penyelidikan (exploratory). Dimana kendali yang lebih besar berada di tangan pelajar. Dalam hal ini,
belajar bahasa dilihat sebagai bagian kompleks yang saling berjalin dari sebuah sistem. Pelajaran
bahasa diperlakukan sebagai sebuah proses penemuan atau penyelidikan sampai pembentukan
melalui uji coba hipotesis yang dilakukan sendiri oleh siswa. Dengan kapasitas penyimpanan data
yang sangat besar pada CD Rom, uji coba-uji coba yang dilakukan siswa dapat disimpan terlebih
dahulu dan digunakan kembali sampai menemukan yang dimaksud. Kategori yang yang
ketiga adalah perangkat lunak untuk memanipulasi teks, yang terdiri dari unsur-unsur penelitian dan
pendekatan lain yang lebih luas. Pendekatan ini melihat bahasa sebagai satuan sistem yang
terintegrasi sedangkan komputer adalah sebagai alat. Corbel (1999) mengatakan bahwa
pembelajaran dengan pendekatan ini didapat melalui praktek dan permainan dibandingkan instruksi
melalui praktek dan latihan. Keberhasilan siswa sangat ditentukan oleh motivasinya sendiri.
Pendekatan Ini telah sangat populer pada program TESOL melalui program-porgram seperti  Wida's
Storyboard, Carmen Sandiego Word Detective, Crossword Magic dan Wiggleworks (Turner & Taylor,
2000).

 CAI yang kedua adalah menggunakan sumber “asli/generic”, yang bergeser dari


menggunakan program yang dirancang khusus untuk pengajaran bahasa menjadi
penggunaan media komunikasi melalui komputer dengan tujuan pengajaran bahasa. Turner
& Taylor (2000) membagi kategori ini ke dalam sumber daya yang menggunakan perkakas
komputer yang asli (generic computer tools) dan yang menggunakan teknologi komputer
yang asli (generic computer technology). Untuk penggunaan perkakas komputer ini, kita
memerlukan suatu komputer dengan kemampuan CD-ROM untuk mengacu kepada
encyclopedia yang tersedia. Penggunaan dari perkakas komputer ini meliputi pengolah kata,
database, dan informasi rujukan. Pengolah kata (word processor) pada umumnya tersedia
pada perangkat lunak aplikasi seperti WordStar, Word Perfect dan Microsoft Word. Kesemua
piranti lunak ini dapat digunakan untuk meningkatkan ketrampilan siswa terutama sekali
secara tertulis. Di samping itu, juga melatih para siswa untuk mempunyai ketrampilan
komputer baku yang penting bagi pekerjaan seperti halnya menggunakan database yang
sederhana. Menggunakan material rujukan seperti encyclopedia pada CD-ROM, pelajar juga
dapat mempunyai ketrampilan mencari bahan pustaka, yang penting bagi studi mereka
 Penggunaan teknologi komputer yang asli dimudahkan dengan ketersediaan Internet.
Untuk menjalankan teknologi ini, kita memerlukan sedikitnya suatu komputer dengan sebuah
modem, yang dihubungkan ke jaringan telepon, dan speaker untuk perangkat lunak
audio. Karena Bahasa Inggris sebagai aktivitas Foreign Language (Bahasa Asing, EFL),
Internet menawarkan secara minimal tiga pelayanan dasar, yakni: Email dan mailing list,
newsgroup, dan World Wide Web (Carrier, 1997). Belajar Bahasa Inggris melalui Internet
mempunyai banyak keuntungan untuk para siswa. Di samping pelajaran yang dimediasi
komputer sangat memotivasi siswa, Internet juga membuka peluang siswa ke arah riset dan
menempatkan bahan-bahan asli tersebut untuk mengem-bangkan ketrampilan membaca,
men-dengarkan, menulis seperti halnya memper-kaya kosa kata mereka (Carrier, 1997).

Keuntungan dan penghalang penerapan CAI


Walaupun belajar bahasa yang dimediasi-komputer atau CAI menyediakan banyak
keuntungan bagi pelajar dan guru, tetapi CAI juga mempunyai beberapa kerugian dimana
para guru harus menyadari penghalang pengimplementasiannya di kelas, khususnya di
Indonesia. Penghalangnya antara lain adalah ketiadaan peralatan yang tersedia di sekolah
(Carrier,1997). Kedua CAI, baik yang tradisional dan berbahan asli memerlukan sejumlah
komputer, dan kebanyakan sekolah di Indonesia belum memiliki dalam jumlah yang
memadai. Untuk kelas Indonesia, ini berarti bahwa masing-masing sekolah perlu
menyediakan 44-50 komputer karena ada sekitar 44-50 para siswa pada setiap kelas atau
sedikitnya 20-25 komputer jika satu komputer dirancang untuk setiap dua siswa. Bahkan
Internet memerlukan modem untuk dihubungkan dengan jaringan telepon, yang berarti
bahwa sekolah harus membelanjakan lebih banyak uang pada rekening bulanan telepon.
Penghalang yang lain adalah kenyataan bahwa masih banyak guru yang pesimis terhadap
penguasaan teknologi komputer. Mereka merasa terlalu banyak yang harus dikuasai dan juga
anggapan bahwa para siswa mungkin mempunyai pegetahuan lebih banyak tentang
teknologi komputer (Carrier,1997).

Penggunaan teknologi komputer yang riil menjadi bagian dari hidup di 'lingkungan
hypermedia' (Corbel, 1999). Di banyak tempat kerja dan sekolah di banyak negara orang
menggunakan teknologi ini sesuai minat mereka. Aktivitas yang berbasis Internet saat ini
sedang bergairah dan menjanjikan, tetapi perlu diingat bahwa pemanfaatan ini mempunyai
beberapa kerugian juga (Turner & Taylor, 2000). Di samping biaya yang mahal, sekalipun
ada anggaran yang tersedia, ditambah masih dibatasinya dengan akses. Akses online yang
didapat sangat lambat, dan banyak institusi pendidikan tidak mempunyai cukup uang untuk
membangun akses yang paling efektif. Kerugian lainnya adalah bahwa pembelajaran
berbasis Internet dapat menjadi sangat terobsesi dengan kekayaan informasi yang tersedia
sehingga dapat sering mengaburkan pelayanan belajar bahasa itu sendiri, dan secara
pedagogis agak pasif aktivitas (Carrier, 1997). Sebagai tambahan, pelajar bisa saja
kehilangan arah dalam pencarian mereka di internet; mereka perlu diberikan arah yang
mengarahkan mereka ke lokasi web tertentu. Hal lain yang guru perlu kenali adalah bahwa
Internet juga berisi materi berbau seksualitas atau bahan-bahan yang terkait dengan orang
dewasa, sehingga para siswa perlu dihindarkan melihatnya (Carrier, 1997).

Penerapan CAI di Indonesia


Bagaimana bisa CAI digunakan untuk Bahasa Inggris belajar dan mengajar di Indonesia?
Sedikitnya tiga penggunaan dasar dari Internet yang dapat digunakan di kelas Indonesia di
hari mendatang ditawarkan, yakni: Email dan mailing list, newsgroup dan World Wide Web
(Carrier, 1997). Menggunakan Internet untuk mengajar bahasa di sekolah Indonesia,
meskipun masih belum realistis untuk sementara waktu dalam kaitan dengan yang
terbatasnya pembiayaan dari pemerintah dan institusi/lembaga pendidikan itu sendiri,
mungkin lambat laun dapat direalisir di masa mendatang. Hal ini sangat diharapkan sebab
penggunaan Internet dalam pembelajaran bahasa akan memberi manfaat banyak orang. Itu
akan, sebagai contoh, meningkatkan minat belajar siswa, seperti ketika siswa berkesempatan
untuk mengoperasikan sendiri teknologi terbaru yang pada hakekatnya menarik bagi para
remaja se usia siswa-siswa itu. Ini adalah penting seperti Lambert dan Gardner (yang dikutip
di Cook, 1991) yang menyatakan bahwa motivasi intrinsik memainkan peran yang penting
dalam meningkatkan hasil belajar. Karena ini juga sangat menolong bagi para guru bahasa
dalam membuka peluang untuk menciptakan aktivitas belajar dan mengajar dengan secara
lebih efisien. Di samping, akan juga memperkaya pengetahuan guru dan bisa mengilhami
mereka dengan banyak gagasan yang dapat digunakan untuk meningkatkan strategi dan
gaya mengajar mereka.

Untuk mengadopsi tiga jasa Internet ini untuk mengajar Bahasa Inggris di kelas, adalah
penting bagi para guru untuk mempertimbangkan usul Carrier (1997) bahwa harus ada tujuan
pengajaran bahasa yang jelas ketika menelusuri koleksi dan pertukaran informasi internet
dengan orang lain, karena World Wide Web dan newsgroups, Internet dapat menyediakan
jumlah bahan-bahan asli yang luas seperti surat kabar dan majalah berbahasa Inggris
(Chang Li dan Hart, 1996). Bahan - Bahan seperti itu dapat menciptakan harapan dan
tantangan tugas pembelajaran, yang bisa menyediakan pelajar dengan aktivitas yang
produktif. Sebagai tambahan, bacaan yang menyenangkan akan mendorong ke arah
pelajaran sebagai suatu komplemen (kelengkapan) penting bagi pengajaran tentang kosa
kata (Coady, Huckin, Schmitt & Mccathy, 1997, yang dikutip di Schmitt & Carter, 2000).
Kelihatannya, ini akan memudahkan pengembangan kosa kata siswa. Para siswa dapat
ditugaskan untuk mencari artikel, cerita dan berita yang dihubungkan dengan topik yang
tertera di kurikulum. Untuk membantu pemahaman siswa, guru bisa menyediakan beberapa
pertanyaan sederhana dalam bentuk esai terbuka atau tertutup. Dengan menggunakan
pertanyaan-pertanyaan sederhana tersebut dapat menjembatani kesukaran siswa dalam
memperoleh pemahaman yang penuh dari bahan-bahan yang asli (Field, 1997). Dalam hal
ini, tugas harus dinilai yang didasarkan pada tingkat kecakapan siswa.

Kemudian, para siswa bisa diminta untuk menyelesaikan aktivitas tertentu secara
berkelompok sebab kerja sama kelompok bisa meningkatkan kelancaran lisan dan tulis siswa
dan akan merupakan suatu cara yang efektif untuk melengkapi kekuatan dan kelemahan satu
sama lain. Para siswa dapat juga diminta untuk melengkapi suatu cerita atau suatu catatan
dari bahan yang sudah dibaca dan mempertunjukkan cerita atau catatan tersebut di depan
kelas. Aktivitas ini akan membangkitkan hasil dan kreativitas siswa yang belajar dengan lebih
penuh arti dan menyenangkan.. Dalam hubungan dengan meningkatkan ketrampilan menulis
mereka, para siswa boleh juga didukung untuk mencatat atau membuat ringkasan dari apa
yang mereka sudah baca. Mereka boleh hanya mengambil beberapa materi kosa kata yang
penting atau, jika mungkin, kata-kata penggunaan mereka sendiri dalam ringkasan mereka.
Para siswa juga harus menyelidiki dan mengenali struktur dari teks agar mereka dapat
mengenal berbagai jenis teks. Ini adalah penting sebab pengenalan dari jenis teks ini dapat
digunakan sebagai model untuk mereka menciptakan teks sendiri.

Penggunaan E-mail dalam pengajaran bahasa direkomendasikan oleh Mark Warschauer


(1995), selama memperhatikan tiga pertimbangan utama sebagai berikut:

Pertama, E-mail menyediakan para siswa suatu kesempatan sempurna untuk komunikasi
secara riil, alami. Kedua, E-mail menugaskan para siswa untuk melakukan secara mandiri.
Ketiga, penggunaan E-mail memperkaya pengalaman kita sebagai guru dan mengijinkan kita
untuk berbagi gagasan, sumber daya, dan bahan-bahan yang baru.

Carrier (1997) menunjukkan bahwa ada tiga model utama dimana E-mail dapat digunakan
untuk tujuan yang bersifat pendidikan: E-mail pribadi kepada pribadi, E-mail kepada anggota
mailing list, dan E-mail kepada kelompok newsgroups. Masing-masing model menawarkan
keuntungan yang berbeda. Lebih lanjut dikatakan bahwa E-mail adalah cara baku
berkomunikasi, mengirimkan suatu pesan pribadi kepada pribadi yang lain sama halnya
dengan pos tertulis biasa. Dalam suatu studi yang terbaru oleh Corbel dan Taylor (dan dikutip
di Turner & Taylor, 2000) didapati bahwa E-mail adalah penggunaan Internet yang paling
populer antar para siswa yang telah mengakses secara cuma-cuma, walaupun mungkin
menggunakan L1 (bahasa asli) mereka. Di samping, E-mail dapat juga digunakan untuk
meningkatkan kelancaran menulis siswa.

Dalam konteks Indonesia, E-mail dapat digunakan untuk mengajar Bahasa Inggris di kelas.
Guru dapat bekerja sama dengan pihak yang lain baik dalam kerangka ESL maupun EFL.
Guru dapat menyediakan suatu proyek sahabat-pena di mana para siswa dapat menukar
informasi (Carrier, 1997). Guru, sebagai contoh, menemukan kelas yang lain dari sekolah
yang lain yang ingin berkorespondensi dalam Bahasa Inggris. Sekolah mitra dapat berada di
satu kota yang sama atau kota yang berbeda di negeri yang sama, atau bahkan suatu
sekolah yang di luar negeri. Para guru dari kedua sekolah kemudian memutuskan bentuk
kontak dan macam kontak; apakah student-to-student atau group-to-group, dan topik untuk
disepakati. Para guru mempunyai peran yang penting sebagai penengah antar pelajar dan
sumber daya di lingkungan hypermedia tersebut (Corbel, 1999). Para siswa perlu untuk
menentukan pasangan, pertukaran alamat E-mail, dan saling menulis satu sama lain pada
waktu tertentu. Untuk menghindari penyalah gunaan pengiriman dan penerimaan E-mail,
para siswa harus diberi gagasan yang jelas pada topik yang hendak ditulis kepada sahabat
pena mereka. Semua aktivitas di sini berpedoman kepada topik telah yang disetujui oleh
kedua pihak Ini dapat memberi suatu gagasan bagi para siswa tentang apa yang harus ditulis
untuk satu sama lain. Tetapi hal yang paling utama adalah bahwa guru perlu secara teratur
memeriksa E-mail. Dengan cara ini siswa membuka peluang guru untuk memberi umpan
balik kepada pekerjaan siswa.

Lagipula, itu juga dapat mencegah aktivitas siswa untuk tetap dalam bingkai yang bersifat
pendidikan. Menurut Warschauer (1995, yang dikutip Carrier,1997) alasan yang utama untuk
menggunakan E-mail adalah menyediakan kesempatan untuk para siswa untuk mempunyai
komunikasi riil dan alami dan juga memberikan mereka pelajaran yang mandiri.

Seperti E-mail, mailing list adalah media lain untuk para siswa untuk menukar informasi,
gagasan, dan mengambil bagian dalam suatu diskusi pada topik yang sesuai dan
dihubungkan dengan bahasa Inggris untuk belajar latar belakang budaya dari yang lainnya.
Kedua-duanya, E-mail dan mailing list, adalah jalan yang sangat efektif untuk membuat para
siswa terlibat dalam aktivitas belajar sehingga mereka akan termotivasi ke arah yang secara
pribadi relevan untuk mereka. (Turner & Taylor, 2000). Lebih dari itu, melalui E-mail dan
mailing list, para siswa merasakan lebih bebas dan lebih yakin untuk menggunakan Bahasa
Inggris mereka untuk menyatakan gagasan dan perasaan mereka. Meskipun demikian,
mailing list dapat mengacaukan jika secara hati-hati tidak dimonitor oleh guru.

Pendek kata, Internet, sebagai salah satu aplikasi komputer yang dinamis, akan merupakan
suatu media yang sangat bermanfaat untuk menyediakan sangat banyak sumber daya
mengajar dengan ketentuan bahwa para guru cukup mahir dan kreatif untuk menyediakan
tugas pelajaran sesuai yang menantang. Tiga hal perlu dipertimbangkan dalam menentukan
tugas belajar, yakni: mengidentifikasi kebutuhan pelajaran, mengidentifikasi realia yang
menghubungkan dan mendukung kebutuhan itu, dan menciptakan tugas yang sesuai
kebutuhan (Corbel,1999). Pada kurikulum 1994 lalu ada sejumlah tema dan sub-themes yang
diberikan sehingga para guru atau sekolah dapat memilih tema yang pantas untuk para siswa
mereka sebagai alternatif. Untuk kurikulum yang berlaku sekarang, guru harus menentukan
sendiri tema yang dapat disesuaikan dengan genre (jenis bacaan) yang sedang diajarkan.

 Jenis-jenis aplikasi CAI

Dalam aplikasi CAI, komputer secara langsung digunakan dalam proses belajar, sebagai
pengganti pengajar atau pun buku. CAI sudah sejak tahun 1960, mulai digunakan di Amerika
Serikat. Pada awalnya, karena ketteknologi, bentuk CAI masih amat sederhana dan kurang
berhasil menarik minat pendidik untuk memanfaatkannya. Mereka sangat berhati-hati dalam
memilih CAI untuk ruang lingkupnya. Akan tetapi, karena kemajuan tehnik perangkat lunak dan
juga ko mputer mikro, banyak aplikasi CAI yang disempurnakan dan dianggap amat baik untuk
diterapkan di sekolah-sekolah. Beberapa jenis aplikasi CAI yang menarik adalah :
 Latih dan Praktek (Drill and Practice). Para pengajar mnyediakan materi utama untuk para
siswa. System CAI kemudian digunakan oleh siswa untuk menguji tingkat pengetahuan
mereka. CAI menggantikan pengajar, akan tetapi dengan kecepatan pangajaran yang
disesuaikan dengan kemampuan masing-masing siswa. Guru dapat memberikan perhatian
khusus untuk siswa yang lemah. Sedangkan siswa lainnya dapat terus belajar sesuai dengan
kemampuan mereka.
 Penjelasan (Tutorial). System komputer digunakan untuk menyampaikan materi ajaran yang
baru, dalam paket ini teknik mengajar, teknik evaluasi, alternative pertanyaan, dan
jawabannya disiapkan dengan baik, sehingga siswa merasa seperti berinteraksi langsung
dengan pengajar.
 Simulasi. Digunakan untuk mengkaji permasalahan yang rumit. Aspek penting dari objek
dicatat oleh komputer yang memungkinkan siswa mengkaji kaitan antara besaran objek yang
penting. Cara ini banyak digunakan di biologim transportasi, ekonomi dan ilmu komputer.
 Permainan. Untuk dunia akademis, permaianan sering kali dapat di manfaatkan untuk
menambah pengetahuan, dengan cara yang santai.
Dalam modus latih dan praktek, komputer mengajukan pertanyaan, menerima jawaban
siswa dan member komentar sesuai dengan jawaban yang ada. Bila siswa salah menjawab,
komputer akan member tahu siswa bahwa jawabannya salah, dan sebaliknya.
Untuk aplikasi yang bersifat menjelaskan (tutorial), program yang dipersiapkan untuk CAI
jauh lebih kompleks. Penyampaian informasi baru, yang mencakup tata cara mengajar untuk
berbagai tingkatan kemampuan siswa. System harus cukup luwes untuk mengakomodasikan
hal ini. Informasi diberikan secara bertahap, pada tiap tahap diberikan penjelasan dan
contoh-contoh pemecahan masalah.
Simulasi amat berguna untuk mempelajari objek yang rumit dan melibatkan banyak besaran
yang saling berhubungan. Misalnya, kita tertarik untuk mempelajari arus kendaraan pada
suatu simpang empat. Komputer dapat deprogram untuk menangkap besaran penting dari
objek yang disimulasikan, seperti urutan nyala lampu di persimpangan, perkiraaan kepadatan
arus kendaraan dan arus alirannya dan sebagainya. Kemudian kita merumuskan hubungan
dari besaran-besaran tersebut dalam program.

 System CAI Yang Terkemuka


Banyak perusahaan pembuat komputer yang bersaing dalam memperubutkan pasaran
didunia pendidikan. Di samping itu, perusahaan perangkat lunak, juga berusaha mengambil
manfaat dari demam komputer di bidang pendidikan. Dua system CAI yang amat terkenal di
AS adalah PLATO dan TICCIT

PLATO
Plato sudah dimanfaatkan di University of Illinois, sejak tahun 1959. Pengembangannya
dibiayai oleh NFS (National Science Foundation, Departemen Pendidika, beberapa
perusahaan dan organisasi-organisasi yang berminat dan bergerak dalam bidang pendidikan.
PLATO mungkin merupakan system CAI yang terbesar di dunia. Rancangan aslinya
didasarkan kepada perangkat keras mesin besar dengan banayak terminal, dimana para
pekerja memanfaatkan masing-masing terminalnya untuk materi yang telah dipelajari.
Terminal baku PLATO memiliki kemampuan sentuhan sensitive (touch sensitive) dan papan
bilah (keyboard), disamping alat bantu lainnya seperti pembaca optis (optical scanner), disk
video, dan unit pencetak. System dirancang untuk digunakan dalam berbagai jenis aplikasi
seperti latin dan praktek, penjelasn dan simulasi. Dengan adanya fasilitas sentuhan sensitive,
PLATO dapat digunakan oleh anak” yang belum mampu membaca dengan baik.
System PLATO pada umumnya terdiri dari satu komputer besar CDC dihunbungkan dengan
jalur komunikasi ke terminal-terminal jarak jauh. System semacam itu dapat melayani sampai
dengan 32 lokasi berbeda, masing-masing dengan 32 buah terminal. Jalur komunikasi dapat
berupa satelit, kawat khusus, atau pun saluran telepon biasa. System ini mampu untuk
melayani sejumlah besar siswa diberbagai tempat sekaligus, dengan materi ajaran dan
tingkat kesulitan yang berbeda-beda.
Perangkat lunak PLATO dirancang untuk bantuan bahasa pemrograman TUTOR.
Perangkata lunak dipersiapkan oleh sebuah regu perancang dalam waktu yag lama.
Pengajaran, meliputi penjelasan materi-materi ajaran yang baru, waktu latihan, ujian, hasil
belajar, dan rekomendasi.

TICCIT
TICCIT adalah singkatan dari Time-shared Inretactive Computer Controlled Information
Television. Pengembangannya dimulai pada tahun 1971 diperusahaan MITRE, dengan
dibiayai oleh National Science Foundation. Beberapa cirri khas dari TICCIT :
1. Dirancang agar semua jenis perangkat lunak dari bermacam-macam aplikasi dapat
diterapkan secara terpadu.
2. Tidak dirancang untuk latih dan praktek, tapi lebih ke bentuk penjelasan (tutorial)
3. Memungkinkan pemakai untuk lebih berinisiatif dibandingkan dengan system CAI
lainnya.

Setiap unit belajar TICCIT dilengkapi dengan sebuah telivisi berwarna papan bilah
(keyboard) khusus, alat pendengar (earphone), tempat belajar dan buku catatan.
TICCIT sebenarnya dirancang untuk mahasiswa tingkat pemula. Banyak jenis aplikasi yang
ditujukam bagi para remaja dan orang dewasa. Hak penjualan dan penyebaran TICCIT
dikendalikan oleh perusahaan Hazeltine. Suatu cara belajar dengan TICCIT pada umumnya
diberikan dengan beberapa kali peragaan pada layar televisi. Ada tiga infor,asi yang
digunakan dalam peragaan yaitu :
 Aturan (rule), meliputi definisi, pernyataan mengenai suatu hubungan antar besaran
dan prosedur-prosedur yang rinci.
 Contoh, penggunaan aturan, ilustrasi dan definisi, cotoh hubungan tertentu atau
prosedur tertentu.
 Latihan, suatu cara bagi siswa untuk menguji kebolehan pengertian dan
pengetahuannya.

Sebuah system TICCIT mampu melayani smapai dengan 128 unit belajar. Jalur komunikasi
pada system ini amat rumit, karena harus menyalurkan gambar, suara, dan data. Dengan
perkemabngan teknologo pada akhir-akhir ini, sitem TICCIT dapat diterapakan dengan cukup
baik. Mengarang materi untuk sitem CAI lainnya, karena strategi rancangan yang telah
terpadu.

Akan tetapi TICCIT belum memuaskan para perancangnya. Pada evaluasi yang dilakukam di
tahun ajaran 1975-1976, dikemukan bahwa dua universitas, para mahasiwa yang
mengundurkan diri dari pelajaran matematika TICCIT lebih besar jumlahnya dari kelas
matematika biasa, akan tetapi mereka yang terus mengikuti matematika TICCIT, mencapai
hasil yang baik. Sedikit sekali mahasiswa mahasiswa-mahasiswa yang disebut terakhir ini
menemuai kesulitan dengan matematika pada masa belajar selanjutnya.

PROYEK CAI LAINNYA


Banyak lain proyek CAI yang penting.salah seorang perintis CAI adalah Dr.Patrick suppesdari
departemen matematika,Universitas Stanford.Sejak tahun 1963 Dr.suppes sudah
mengembangkan program untuk meningkatkan kemampuan anak-anak dalam pelajaran
dasar logika,aritmatika dan membaca.pada tahun 1967 beliu membentk computer curriculum
corporation (ccc) untuk mengembangkan dan memasarkan sistem CAI berdasarkan hasil
penelitianya. Dengan menggunakan CAI selama sepuluh menit dalam setiap hari nilai rata-
rata siswa meningkat cukup tajam.Untuk materi ajaran yang sederhana CAI ternyata sangat
berhasil. Tokoh penting lainnya yang mengembangkan CAI adalah Alfred Bork,profesor
fisika,ilmu komputer dan informasi dari University of California,Irvine.Beliau sudah
mengembangkan CAI untuk membantu pengajaran fisika sejak tahun 1970.Hasil karyanya
mencakup penggunaan grafika computer untuk mempelajari dan memahami konsep-konsep
ilmu fisika.Alfred Bork amat optimis bahwa computer mikro akan mendorong perkembangan
system CAI.

 Komputer di Pendidikan Tinggi


Komputer elektronik pertama ENIAC dibuat di perguruan tinggi Moore School of Electrical
Engineering Univesrity of Pensylvania. Banyak universitas di Amerika Serikat mengajarkan
tentang teknologi komputer, baik perangkat keras maupun perangkat lunaknya. Departemen ilmu
komputer banyak melakukan penelitian meliputi bidang ilmu sistem pengoperasian, bahasa
pemrograman, struktur data dan arsitektur komputer. Banyak penemuan penting seperti Time
Sharing System, bahasa pemrograman terkenal seperti LISP, PASCAL, WATFOR, PL/C, BASIC,
paket program statistik dan komputasi numerik. Universitas benar-benar berfungsi sebagai motor
perkembangan ilmu pengetahuan. Tugas untuk mendidik tenaga ahli komputer juga
dilaksanakan dengan baik. IBM membuka kerja sama dengan banyak universitas dan
menyumbangkan banyak komputernya untuk dimanfaatkan oleh mahasiswa. Pengalaman
belajar dengan mesin IBM menyebabkan para lulusan tetap berorientasi kepada mesin tersebut.
Produk IBM semakin menguasai pasaran. Strategi IBM yang berpandangan jauh ke muka
ternyata membawa hasil yang diharapkan dengan menguasai pasaran komputer dunia.

Tahun 1983, IBM dan Digital Equipment Corporation (DEC) bekerja sama dengan MIT
mengembangkan perangkat lunak untuk komunikasi antar komputer. Arah perkembangan
komputerisasi di kampus adalah pengembangan jaringan komputer. Banyak komputer dari
berbagai jenis akan dapat berhubungan sehingga meningkatkan fasilitas belajar dan mengajar di
perguruan tinggi. Universitas menghadapi masalah lain yaitu kurangnya tenaga pendidik
(profesor) karena sedikitnya masyarakat yang berkeinginan mengajar. Industri lebih menarik
dibandingkan universitas sehingga perbandingan dosen dan mahasiswa menjadi timpang. Lebih
parah lagi, industri tetap menawarkan dana penelitian bagi para ahli di universitas. Ini
mengakibatkan timbulnya krisis loyalitas. Kesibukan pengajar bertambah, mahasiswa terpaksa
dilibatkan dalam penelitian bahkan pengajaran. Bagaimana dengan tanggung jawab pendidikan
universitas? Bila gejala ini terus terjadi akan timbul dampak merugikan bagi universitas seperti
para pengajar akhirnya mendirikan perusahaan sendiri dengan memanfaatkan hasil penelitian
mereka di universitas.
 E-Learning
Seiring dengan perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang semakin pesat,
kebutuhan akan suatu konsep dan mekanisme belajar mengajar (pendidikan) berbasis TI
menjadi tidak terelakkan lagi. Konsep yang kemudian terkenal dengan sebutan e-learning ini
membawa pengaruh terjadinya proses transformasi pendidikan konvensional ke dalam bentuk
digital, baik secara isi (contents) dan sistemnya. Saat ini konsep e-learning sudah banyak
diterima oleh masyarakat dunia, terbukti dengan maraknya implementasi e-learning khususnya
di lembaga pendidikan (sekolah, training dan universitas).Beberapa perguruan tinggi
menyelenggarakan kegiatan pembelajaran elektronik sebagai suplemen (tambahan) terhadap
materi pelajaran yang disajikan secara reguler di kelas (Wildavsky, 2001; Lewis, 2002). Namun,
beberapa perguruan tinggi lainnya menyelenggarakan e-learning sebagai alternatif bagi
mahasiswa yang karena satu dan lain hal berhalangan mengikuti perkuliahan secara tatap muka.
Dalam kaitan ini, e-learning berfungsi sebagai option (pilihan) bagi mahasiswa.

Kecenderungan untuk mengembangkan e-learning sebagai salah satu alternatif pembelajaran di


berbagai lembaga pendidikan dan pelatihan semakin meningkat sejalan dengan perkembangan
di bidang teknologi komunikasi dan informasi. Infrastruktur di bidang telekomunikasi yang
menunjang penyelenggaraan e-learning tidak lagi hanya menjadi monopoli kota-kota besar,
tetapi secara bertahap sudah mulai dapat dinikmati oleh mereka yang berada di kota-kota di
tingkat kabupaten. Artinya, masyarakat yang berada di kabupaten telah dapat menggunakan
fasilitas internet.

Pemanfaatan teknologi telekomunikasi untuk kegiatan pembelajaran di perguruan tinggi di


Indonesia semakin kondusif dengan diterbitkannya Surat Keputusan Menteri Departemen
Pendidikan Nasional (SK Mendiknas) tahun 2001 yang mendorong perguruan tinggi
konvensional untuk menyelenggarakan pendidikan jarak jauh (dual mode). Dengan iklim yang
kondusif ini, beberapa perguruan tinggi telah melakukan berbagai persiapan, seperti penugasan
para dosen untuk (a) mengikuti pelatihan tentang pengembangan bahan belajar elektronik, (b)
mengidentifikasi berbagai platform pembelajaran elektronik yang tersedia, dan (c) melakukan
eksperimen tentang penggunaan platform pembelajaran elektronik tertentu untuk menyajikan
materi perkuliahan.

Pembelajaran elektronik atau e-learning telah dimulai pada tahun 1970-an (Waller and Wilson,
2001). Berbagai istilah digunakan untuk mengemukakan pendapat/gagasan tentang
pembelajaran elektronik, antara lain adalah: on-line learning, internet-enabled learning, virtual
learning, atau web-based learning.
Ada 3 (tiga) hal penting sebagai persyaratan kegiatan belajar elektronik (e-learning), yaitu: (a)
kegiatan pembelajaran dilakukan melalui pemanfaatan jaringan (“jaringan” dalam uraian ini
dibatasi pada penggunaan internet. Jaringan dapat saja mencakup LAN atau WAN). (Website
eLearners.com), (b) tersedianya dukungan layanan belajar yang dapat dimanfaatkan oleh
peserta belajar, misalnya CD-ROM, atau bahan cetak, dan (c) tersedianya dukungan layanan
tutor yang dapat membantu peserta belajar apabila mengalami kesulitan (Newsletter of ODLQC,
2001). Di samping ketiga persyaratan tersebut di atas masih dapat ditambahkan persyaratan
lainnya, seperti adanya: (a) lembaga yang menyelenggarakan/mengelola kegiatan e-learning, (b)
sikap positif dari peserta didik dan tenaga kependidikan terhadap teknologi komputer dan
internet, (c) rancangan sistem pembelajaran yang dapat dipelajari/diketahui oleh setiap peserta
belajar, (d) sistem evaluasi terhadap kemajuan atau perkembangan belajar peserta belajar, dan
(e) mekanisme umpan balik yang dikembangkan oleh lembaga penyelenggara.

Dengan demikian, secara sederhana dapatlah dikatakan bahwa pembelajaran elektronik (e-
learning) merupakan kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan jaringan (Internet, LAN, WAN)
sebagai metode penyampaian, interaksi, dan fasilitasi serta didukung oleh berbagai bentuk
layanan belajar lainnya (Brown, 2000; Feasey, 2001).
Manfaat pembelajaran elektronik menurut Bates (1995) dan Wulf (1996) terdiri atas 4 hal, yaitu:
(1) Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru atau instruktur
(enhance interactivity).
(2) Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and place
flexibility).
(3) Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (potential to reach a global audience).
(4) Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of
content as well as archivable capabilities).
Dengan demikian diharapkan penerapan e-learning di perguruan tinggi dapat memberikan
manfaat antara lain :
- Adanya peningkatan interaksi mahasiswa dengan sesamanya dan dengan dosen
- Tersedianya sumber-sumber pembelajaran yang tidak terbatas
- E-learning yang dikembangkan secara benar akan efektif dalam meningkatkan kualitas
lulusan dan kualitas perguruan tinggi
- Terbentuknya komunitas pembelajar yang saling berinteraksi, saling memberi dan menerima
serta tidak terbatas dalam satu lokasi
- Meningkatkan kualitas dosen karena dimungkinkan menggali informasi secara lebih luas dan
bahkan tidak terbatas

PROGRAM E-LEARNING
Konsep keberhasilan program e-learning selain ditunjang oleh perangkat teknologi informasi,
juga oleh perencanaan, administrasi, manajemen dan ekonomi yang memadai. Perlu juga
diperhatikan peranan dari para fasilitator, dosen, staf, cara implementasi, cara mengadopsi
teknologi baru, fasilitas, biaya, dan jadwal kegitan (Natakusumah, 2002).
Secara konsep, dosen e-learning harus mempunyai kemampuan pemahaman pada materi yang
disampaikannya, memahami strategi e-learning yang efektif, bertanggung jawab pada materi
pelajaran, persiapan pelajaran, pembuatan modul pelajaran, penyeleksian bahan penunjang,
penyampaian materi pelajaran yang efektif, penentuan interaksi mahasiswa, penyeleksian dan
pengevaluasian tugas secara elektronik. Studio pengajar perlu dikelola lebih baik dari pada
ruangan kelas biasa. Dosen harus dapat menggunakan peralatan, antara lain menggunakan
audio, video materials, dan jaringan komputer selama pembelajaran berlangsung. Menurut
Koswara (2006) kemampuan baru yang diperlukan dosen untuk e-learning, antara lain perlu:
a. Mengerti tentang e-learning,
b. Mengidentifikasi karakteristik mahasiswa,
c. Mendesain dan mengembangkan materi kuliah yang interaktif sesuai dengan perkembangan
teknologi baru,
d. Mengadaptasi strategi mengajar untuk menyampaikan materi secara elektronik,
e. Mengorganisir materi dalam format yang mudah untuk dipelajari,
f. Melakukan training dan praktek secara elektronik,
g. Terlibat dalam perencanaan, pengembangan, dan pengambilan keputusan,
h. Mengevaluasi keberhasilan pembelajaran, attitude dan persepsi para mahasiswanya.
Sementara itu untuk menghindari kegagalan e-learning, program-program yang perlu
dikembangkan berkaitan dengan kebutuhan pengguna khususnya mahasiswa antara lain :
- Berkaitan dengan informasi tentang unit-unit terkait dengan proses pembelajaran : tujuan dan
sasaran, silabus, metode pengajaran, jadwal kuliah, tugas, jadwal dosen, daftar referensi atau
bahan bacaan dan kontak pengajar
- Kemudahan akses ke sumber referensi : diktat dan catatan kuliah, bahan presentasi, contoh
uian yang lalu, FAQ (frequently ask question), sumber-sumber referensi untuk pengerjaan tugas,
situs-situs bermanfaat dan artikel-artikel dalam jurnal online
- Komunikasi dalam kelas : forum diskusi online, mailing list diskusi, papan pengumuman yang
menyediakan informasi (perubahan jadwal kuliah, informasi tugas dan batas waktu
pengumpulannya.

EFEKTIFITAS E-LEARNING

Program e-learning yang efektif dimulai dengan perencanaan dan terfokus pada kebutuhan
bahan pelajaran dan kebutuhan mahasiswa. Teknologi yang tepat hanya dapat diseleksi ketika
elemen-elemen ini dimengerti secara detil. Kenyataannya, kesuksesan program e-learning
berhubungan dengan usaha yang konsisten dan terintegrasi dari mahasiswa, fakultas, falilitator,
staf penunjang, dan administrator.
- Mahasiswa. Sehubungan dengan konteks pendidikan, peran utama dari mahasiswa adalah
untuk belajar dengan sukses, merupakan tugas yang penting, sehingga perlu didukung oleh
keadaan lingkungan yang baik, membutuhkan motivasi, perencanaan dan kemampuan untuk
menganalisa dengan menggunakan instruksi atau modul yang terbaik. Ketika instruksi
disampaikan pada suatu jarak tertentu, menghasilkan tantangan tambahan karena mahasiswa
sering terpisah dari kebersamaan latar belakang dan interes lainnya, mempunyai hanya sedikit
kesempatan untuk berinteraksi dengan dosen diluar kelas, dan harus bergantung pada
hubungan teknis untuk menjembatani gap pemisah mahasiswa di dalam kelas.
- Lembaga/Universitas. Kesuksesan semua usaha e-learning bergantung juga pada tanggung
jawab lembaga/universitas. Fakultas bertanggung jawab pada pemahaman materi dan
pengembangan pemahaman tersebut sesuai dengan kebutuhan para mahasiswa.
- Fasilitator. Fakultas merasa lebih efisien bila berhubungan dengan fasilitator setempat yang
bertindak sebagai jembatan antara mahasiswa dan fakultas. Supaya lebih efektif, seorang
fasilitator harus mengerti kebutuhan para mahasiswa yang dilayani dan harapan yang diinginkan
fakultas. Lebih penting lagi, fasilitator harus mengikuti arahan yang sudah ditentukan oleh
fakultas. Mereka perlu menyiapkan peralatan, mengumpulkan tugas para mahasiswa,
melakukan tes, dan bertindak sebagai instruktur setempat.
- Staf Penunjang. Kebayakan kesuksesan program e-learning berhubungan juga dengan
penunjangan fungsi-fungsi pelayanan seperti registrasi mahasiswa, perbanyakan dan
penyampaian materi kuliah, pemesanan buku teks, penjagaan copyright, penjadwalan,
pemrosesan laporan, pengelolaan sumber daya teknis, dll. Staf penunjang merupakan
kebutuhan utama untuk menciptakan keadaan, sehingga e-learning tetap pada jalur yang benar.
- Administrator. Meskipun administrator biasanya ikut dalam perencanaan suatu program e-
learning, mereka sering kehilangan kontak dengan manajer teknis ketika program sedang
beroperasi. Administrator e-learning yang efektif bukan hanya sekedar memberikan ide, tetapi
perlu juga bekrjasama dan membuat konsensus dengan para pembangun, pengambil
keputusan, dan pengawas. Mereka harus bekerja sama dengan personel teknis dan staf
penunjang, meyakinkan bahwa sumberdaya teknologi perlu dikembangkan secara efektif untuk
keperluan misi akademis kedepan. Lebih penting lagi bahwa didalam mengelola suatu akademik
perlu merealisasikan bahwa kebutuhan dan kesuksesan para mahasiswa e-learning merupakan
tanggung jawab utama.

STRATEGI E-LEARNING

Strategi penggunaan e-learning untuk menunjang pelaksanaan proses belajar, diharapkan dapat
meningkatkan daya serap dari mahasiswa atas materi yang diajarkan; meningkatkan partisipasi
aktif dari mahasiswa; meningkatkan kemampuan belajar mandiri mahasiswa; meningkatkan
kualitas materi pendidikan dan pelatihan, meningkatkan kemampuan menampilkan informasi
dengan perangkat teknologi informasi, dengan perangkat biasa sulit untuk dilakukan;
memperluas daya jangkau proses belajar-mengajar dengan menggunakan jaringan komputer,
tidak terbatas pada ruang dan waktu. Untuk mencapai hal-hal tersebut di atas, dalam
pengembangan suatu aplikasi e-learning perlu diperhatikan bahwa materi yang ditampilkan
harus menunjang penyampaian informasi yang benar, tidak hanya mengutamakan sisi
keindahan saja; memperhatikan dengan seksama teknik belajar-mengajar yang digunakan;
memperhatikan teknik evaluasi kemajuan mahasiswa dan penyimpanan data kemajuan
mahasiswa.

Materi dari pendidikan dan pelatihan dapat diambil dari sumber-sumber yang valid dan dengan
teknologi e-learning, materi bahkan dapat diproduksi berdasarkan sumber dari tenaga-tenaga
ahli (experts). Misalnya, tampilan video digital yang menampilkan seorang ahli mekanik
menunjukkan bagaimana caranya memperbaiki suatu bagian dari mesin mobil. Dengan animasi
3 dimensi dapat ditunjukkan bagaimana cara kerja dari mesin otomotif dua langkah.

Menurut Koswara (2006) ada beberapa strategi pengajaran yang dapat diterapkan dengan
menggunakan teknologi e-learning adalah sebagai berikut :

Learning by doing. Simulasi belajar dengan melakukan apa yang hendak dipelajari; contohnya
adalah simulator penerbangan (flight simulator), dimana seorang calon penerbang dapat dilatih
untuk melakukan penerbangan suatu pesawat tertentu seperti ia berlatih dengan pesawat yang
sesungguhnya
Incidental learning. Mempelajari sesuatu secara tidak langsung. Tidak semua hal menarik
untuk dipelajari, oleh karena itu dengan strategi ini seorang mahasiswa dapat mempelajari
sesuatu melalui hal lain yang lebih menarik, dan diharapkan informasi yang sebenarnya dapat
diserap secara tidak langsung. Misalnya mempelajari geografi dengan cara melakukan
“perjalanan maya” ke daerah-daerah wisata.
Learning by reflection. Mempelajari sesuatu dengan mengembangkan ide/gagasan tentang
subyek yang hendak dipelajari. Mahasiswa didorong untuk mengembangkan suatu ide/gagasan
dengan cara memberikan informasi awal dan aplikasi akan “mendengarkan” dan memproses
masukan ide/gagasan dari mahasiswa untuk kemudian diberikan informasi lanjutan berdasarkan
masukan dari mahasiswa.
Case-based learning. Mempelajari sesuatu berdasarkan kasus-kasus yang telah terjadi
mengenai subyek yang hendak dipelajari. Strategi ini tergantung kepada nara sumber ahli dan
kasus-kasus yang dapat dikumpulkan tentang materi yang hendak dipelajari. Mahasiswa dapat
mempelajari suatu materi dengan cara menyerap informasi dari nara sumber ahli tentang kasus-
kasus yang telah terjadi atas materi tersebut.
Learning by exploring. Mempelajari sesuatu dengan cara melakukan eksplorasi terhadap subyek
yang hendak dipelajari. Mahasiswa didorong untuk memahami suatu materi dengan cara
melakukan eksplorasi mandiri atas materi tersebut. Aplikasi harus menyediakan informasi yang
cukup untuk mengakomodasi eksplorasi dari mahasiswa. Mempelajari sesuatu dengan cara
menetapkan suatu sasaran yang hendak dicapai (goal-directed learning). Mahasiswa diposisikan
dalam sebagai seseorang yang harus mencapai tujuan/sasaran dan aplikasi menyediakan
fasilitas yang diperlukan dalam melakukan hal tersebut. Mahasiswa kemudian menyusun strategi
mandiri untuk mencapai tujuan tersebut.
 ISU DAN MASALAH
Banyak krtik menyerang ke alamat CAI. Salah satu kritikus terkemuka yaitu Anthony Oettinger
dari Universitas Harvard. Beliau berpendapat bahwa CAI masih terlalu diniuntuk
dimasyarakatkan, belum diuji dengan baik, asumsi rancangan yang tidak realistis dan banyak
sistem CAI hanya memindahkan isi buku ke komputer tanpa pengarahan yang memadai.

Beliau tidak membantah bahwa bahwa komputer akan mampu menunjang pendidikan, hanya
momentumnya mungkin belum tepat. Walau belum merupakan kesepakatan, CAI terbukti tidak
selalu meningkatkan kemampuan belajar siswa. Waktu belajar memang lebih singkat, juga
ditemukan fakta bahwa untuk siswa yang lemah, CAI cenderung memudahkan masalah
sehingga akhirnya siswa mendapatkan nilai yang cukup tinggi.

Banyak keahlian pengajar yang belum dapat ditiru dengan sempurna oleh komputer seperti
ekspresi wajah, gerak tangan, akting, suara dengan intonasi tertentu. Para ahli pendidikan dan
ahli komputer belum menemukan cara belajar yang tepat dengan bantuan komputer. Tanggapan
masyarakat belum konklusif, beraneka ragam dan cenderung saling bertentangan. Sukar untuk
mengambil kesimpulan dari fakta yang masih simpang siur seperti itu.

Daftar Pustaka :

http://schooldevelopment.net/interneti.html

http://balitbangdiklat.kemenag.go.id/indeks/jurnal-kediklatan/515-penerapan-cai-computer-aided-
instruction-dalam-pengajaran-bahasa-inggris-sebuah-permasalahan.html

http://mghazidz.blogspot.com/2012/10/komputer-dan-pendidikan.html

http://indrayani.staff.ipdn.ac.id/?p=56

Anda mungkin juga menyukai