Pembentukan Akhlakul Karimah Melalui Kegiatan Keagamaan
Pembentukan Akhlakul Karimah Melalui Kegiatan Keagamaan
Pembentukan Akhlakul Karimah Melalui Kegiatan Keagamaan
SKRIPSI
Oleh:
ASIH RESTIYANI
NIM. 1223301101
"Orang yang pintar bukanlah orang yang merasa pintar, akan tetapi ia adalah orang
yang merasa bodoh, dengan begitu ia tak akan pernah berhenti untuk terus belajar"
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah
Teruntuk Allah SWT, dengan segala nikmat dan ridho-Nya skripsi ini mampu
Kedua orang tua tercinta Ayahanda Durohman dan Ibunda Nur Ma‟rifah yang sangat
Asih Restiyani
NIM: 1223301101
Program Studi Pendidikan Agama Islam
Institut Agama Islam Negeri Purwokerto
ABSTRAK
Pokok bahasan dalam skripsi ini adalah bagaima akhlak anak-anak di Panti
Asuhan “Mandhani Siwi” PKU Muhammadiyah Purbalingga, apa saja yang
dilakukan pengurus panti asuhan dalam membentuk akhlak anak. Penelitian ini
bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis secara kritis tentang
pembentukan akhlakul karimah melalui kegiatan keagamaan di Panti Asuhan
“Mandhani Siwi” PKU Muhammadiyah Purbalingga Kecamatan Purbalingga Kidul
Kabupaten Purbalingga.
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan atau filed research dimana
peneliti terjun langsung kelapangan untuk memperoleh data dan informasi terkait
dengan penelitian yang dilakukan. Penelitian ini disajikan dalam bentuk deskriptif
dengan tujuan untuk menggambarkan suatu proses yang terjadi di lapangan,
sedangkan pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan kualitatif yaitu pola pikir
yang terbentuk dari fakta-fakta yang khusus dari kenyataan yang ada kemudian
disimpulkan secara umum. Teknik pengumpulan data yang digunakan: observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis datanya menggunakan
model Miles and Huberman, yang terdiri dari: Reduksi data (Data Reduction),
Penyajian Data (Data Display), dan Verifikasi (Conclusion Drawing). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pembentukan akhlakul karimah melalui kegiatan
keagamaan meliputi mengaji diniyah (BTA, tajwid, fiqih, akhlak, tauhid, kewanitaan,
tadarus Al-Qur‟an), shalat berjama‟ah, tafsir Al-Qur‟an, hafalan juz „amma, kultum,
bimbingan (bimbingan langsung dan bimbingan tidak langsung), shalat tahajud,
puasa senin dan kamis, pengajian (HPT).
Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat,
pihak dan berkah dari Allah SWT sehingga kendala-kendala yang dihadapi tersebut
1. Kholid Mawardi, S.Ag., M.Hum., Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.
2. Dr. Fauzi, M.Ag., Wakil Dekan I Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.
3. Dr. Rohmat, M.Ag., M.Pd., Wakil Dekan II Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan.
4. Drs.Yuslam, M.Pd., Wakil Dekan III Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.
5. Dr. Suparjo, M.A., Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah
6. Dr. H. Moh. Roqib, M.Ag., Selaku pembimbing yang telah mengarahkan dan
Purwokerto.
Purbalingga.
10. Untuk orang tuaku tercinta Ayahanda Durohman dan Ibunda Nur Ma‟rifah dan
Zulaechah Laeli), dan mas Ali Sofyan yang telah memberiku semangat dan
11. Rekan-rekan Mahasiswa PAI D yang telah banyak memberikan masukan kepada
skripsi ini.
12. Sahabat Seperjuangan (Rizka Isnawati Fajrin, Puput Sri Utami, Apit Maesaroh,
13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu yang telah membantu
Penulis,
Asih Restiyani
NIM. 1223301101
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Akhlak .............................................................................. 35
Siwi” ................................................................................... 51
Muhammadiyah ....................................................................... 72
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................ 89
B. Saran .......................................................................................... 90
C. Penutup ...................................................................................... 91
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Status ............................................................................................... 66
BAB I PENDAHULUAN
dan didikan kepada peserta didik. Pendidikan juga merupakan salah satu
adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pendidikan agama. Pendidikan
Islam adalah “Bimbingan yang diberikan oleh seseorang kepada seseorang agar
utama dan bijaksana, menjadi warga negara yang baik, menjadi orang dewasa
1
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Persepektif Islam,(Bandung: PT REMAJA ROSDA
KARYA, 2002), hlm. 37.
karenanya, tujuan pendidikan selalu dikaitkan dengan yang lebih luas yaitu
akhlak. Jadi barang siapa yang akhlaknya lebih luhur daripada dirimu, berarti ia
Dari hadits di atas dijelaskan diantara hal yang paling mulia bagi
manusia sesudah iman dan ibadah kepada Allah ialah akhlak yang mulia
muda yang Islami dan berwawasan luas. Dengan pembentukan dan pendidikan
akhlak diharapkan anak tidak hanya memahami teori tentang pendidikan agama
yang ketika itu sudah mencapai titik nadir.3 Pendidikan akhlak juga sangat
2
Sudirman Teba, Manusia Malaikat, (Yogyakarta: Cangkir Gending, 2005), hlm. 67.
3
Juwariyah, Dasar-dasar Pendidikan Anak dalam Al-Qur‟an, (Yogyakarta: Teras, 2010),
hlm. 96.
baik. Penekanan pendidikan akhlak dalam Pendidikan Islam adalah jelas. Ini
karena Pendidikan Islam antara lain bertujuan membangun dan melahirkan insan
perbuatan atau tindakan tersebut baik atau buruk, akhlak membersihkan diri dari
perbuatan dosa dan maksiat sehingga melahirkan perbuatan terpuji yang pada
akhirnya akan dapat membedakan antara akhlak terpuji dan akhlak tercela serta
dapat membentengi diri dari perbuatan tercela yang akan membawa kepada
Menurut Ismail Thaib “Akhlak adalah suatu ilmu yang menjelaskan arti
baik dan buruk atau menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia
kepada lainnya, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia kepada
lainnya, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia dalam perbuatan
mereka dan menunjukkan jalan untuk melaksanakan apa yang harus diperbuat”.4
1960 dan telah terdaftar pada Departmen Sosial RI No. 927/Y/PSSM/ 1979
tanggal 20 Juli 1979. Panti Asuhan "Mandhani Siwi" adalah Panti Asuhan tertua
4
Ismail Thaib, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: CV. Karya Mulia, 1992), hlm. 5.
seyogyanya mampu menyediakan informasi terkait laporan pertanggung
tersendiri. Ada banyak pelajaran hati yang dapat kita petik di dalamnya.
Namun disinilah kemuliaan yang sedang ditunjukkan oleh Islam. Kendati berat,
kita dituntut untuk senatiasa berbuat baik kepada mereka, bahkan dituntut untuk
cenderung menjadi orang yang baik dan taat beragaman. Akan tetapi sebaliknya,
bila benih agama tidak dipupuk dan dibina dengan baik maka benih itu tidak bisa
tumbuh dengan baik pula, sehingga potensi-potensi yang dimiliki itu merupakan
modal awal yang perlu dikembangkan, diarahkan dan dibina sesuai dengan nilai-
nilai ajaran Islam sehingga kepribadian yang dimiliki bisa sesuai dengan ajaran
agama Islam.
Tuhan.
Dengan itu perlu diadakan pembentukan dan pendidikan terutama
pendidikan akhlak atau moral di lingkungan Panti Asuhan agar anak –anak dapat
ilmunya, baik secara individu, anggota masyarakat, hamba Allah, dan tentunya
sebagai warga negara. Di Panti Asuhan “Mandhani Siwi” ini memiliki latar
belakang keluarga yang berbeda-beda, ada yang memiliki satu orang tua (yatim)
dan ada yang tidak memiliki orang tua (yatim piatu) tetapi sebagian besar
mereka masih memiliki orang tua yang lengkap. Mereka kurang mendapatkan
perhatian dan kasih sayang penuh dari kedua orang tuanya. Selain itu juga,
latar belakang yang berbeda-beda. Kebanyakan dari mereka bukan anak yatim
atau piatu, mereka memiliki orang tua yang lengkap. Banyak orang tua yang
mereka memiliki akhlak yang kurang baik. Hal itulah yang membedakan Panti
Asuhan “Mandhani Siwi” dengan panti asuhan yang lain. Nantinya anak-anak
B. Definisi Operasional
akhlak ini dilakukan berdasarkan asumsi bahwa akhlak adalah hasil usaha
dengan sendirinya. Potensi rohaniah yang ada dalam diri manusia termasuk
di dalamnya akal, nafsu amarah, nafsu syahwat, fitrah, kata hati, hati nurani,
dan intuisi dibina secara optimal dengan cara dan pendekatan yang tepat.
5
Sastra Praja, Kamus Istilah Pendidikan dan Umum, (Surabaya: Usana Offset Printing,
1981), hlm. 366.
Proses pembentukan yang dilakukan pengasuh/ustadz untuk
yang sesuai dengan tujuan hidup, yaitu berupa ajaran yang bersumber pada
Wahyu Allah yang meliputi keyakinan, pikiran, akhlak dan amal dengan
orientasi pahala dan dosa sehingga ajaran-ajaran agama Islam yang meliputi
(yang baik) yang biasa juga dinamakan “fadilah” (kelebihan). Imam al-
langsung), shalat tahajud, puasa senin dan kamis, dan pengajian (HPT).
2. Panti Asuhan
6
Hamzah Ya‟qub, Etika Islam, (Bandung: CV. Diponegoro, 1983), hlm. 95.
fungsi keluarga dalam mendidik, merawat dan mengasuh anak, seperti
Jadi yang dimaksud panti asuhan dalam penelitian ini yaitu tempat
3. Kegiatan Keagamaan
kata dasar “agama” yang mendapat awalan “ke-“ dan “-an” yang
adalah segala perbuatan, perkataan, lahir batin seseorang atau individu yang
7
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,Edisi Kedua
(Jakarta: Balai Pustaka, 1999), hlm. 134.
8
Tanti Yuniar, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Agung Media Mulia, 2010), hlm.
218.
9
Ibid, hlm. 15.
atau tindakan seseorang yang dilakukan dengan hal-hal yang didasarkan atas
yaitu proses, cara membentuk atau usaha yang terarah dengan tujuan tertentu
C. Rumusan Masalah
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
Muhammadiyah Purbalingga.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
b. Manfaat Praktis
Muhammadiyah Purbalingga.
1. Kerangka Teori
1) Pengertian Akhlak
disebut sebagai hablum min Allah. Dari produk hablum min Allah
sesama makhluk).11
jiwanya dan selalu ada padanya. Sifat itu dapat lahir berupa
10
Zahruddin AR, dan Hasanuddin Sinaga, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2004), hlm. 1.
11
Ibid, hlm. 2.
perbuatan baik, disebut akhlak yang mulia, atau perbuatan buruk,
kondisi atau sifat yang telah meresap dalam jiwa dan menjadi
yang baik dan terpuji menurut pandangan syariat dan akal pikiran.
lahir kelakuan yang buruk, maka disebut budi pekerti yang tercela.
12
Abdul Kholik, dkk, Pemikiran Pendidikan Islam Kajian Tokoh Klasik dan Kontemporer,
(Yogyakarta: Pustaka Pelaja Offset, 1999), hlm. 87.
ingin menyelamatkan dan memberikan kebahagiaan hidup kepada
Allah.13
cita yang benar dan akhlak yang tinggi, tahu arti kewajiban dan
baik dan buruk, memilih suatu fadilah karena ia cinta pada fadilah,
13
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 74-75.
14
Muhamad Al-Athiyah Al-Abrasy, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, Terj. Bustomi A.
Ghoni dan Jauhar Bahri, (Jakarta: Bulan Bintang, 1970), hlm. 108.
Sedangkan tujuan pendidikan moral dan akhlak dalam
penyakit hati dan jiwa yang akan memusnahkan arti hidup yang
sebenarnya.
15
Ibid, hlm. 109.
al-iffah (memelihara kesucian hati), al-haya‟ (malu). Al ikhlas (tulus),
as-saja‟ah (pemberani).
terhadap Allah atau khalik (pencipta), dan kedua adalah akhlak terhadap
b. Skripsi Zeftii Izza Erlina18 yang berjudul, “Peran Guru PAI dalam
dengan baik, inspirator, teladan yang baik bagi siswa dengan cara
18
Zeftii Izza Erlina, Peran Guru PAI dalam Membentuk Peserta Didik yang Berakhlakul
Karimah di SMK Al-Huda Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes Tahun 2011, Skripsi, Fakultas
Tarbiyah STAIN (Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri), Purwokerto, 2011.
kerjasama yang baik antara guru, orang tua, dan lingkungan. Yang
kegiatan keagamaan.
F. Sistematika Penulisan
dalam mempelajari dan memahami skripsi ini. Dalam penulisan skripsi, penulis
19
Muhammad Fadhli, Peranan Pendidikan Agama Islam dalam Pembentukan Akhlakul
Karimah Siswa di MTs Muhammadiyah Pekuncen Tahun Pelajaran 2010/2011, Skripsi, Fakultas
Tarbiyah STAIN (Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri), Purwokerto, 2011.
Bagian awal berisi tentang legalitas formal penelitian, daftar isi, dan
operasional, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka dan
BAB III : Metode Penelitian, berisi tentang : Jenis dan Lokasi Penelitian,
Subjek dan Objek Penelitian, Metode Pengumpulan Data, Teknik Analisis Data.
Berdirinya Panti Asuhan “Mandhani Siwi”, Letak Geografis, Azas dan Tujuan,
Visi dan Misi, Struktur Organisasi, Kondisi dan Kegiatan Panti Asuhan
“Mandhani Siwi”, Proses Pelayanan Anak Asuh, Keadaan Pengasuh dan Anak
dan Penutup. Kemudian pada bagian akhir skripsi ini dicantumkan Daftar
A. Akhlakul Karimah
logat diartikan: budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Kalimat
secara timbal balik, yang kemudian disebut sebagai hablum min Allah.
Biasanya lahirlah pola hubungan antar sesama manusia yang disebut dengan
adalah sifat yang tetap padajiwa seseorang yang dari padanya timbul
atau pertimbangan.
Jadi pada hakekatnya akhlak atau khuliq itu adalah kondisi atau sifat
yang telah meresap dalam jiwa manusia dan menjadi kepribadian, sehingga
dari situlah timbul berbagai macam perbuatan dengan cara sepontan dan
23
Rahmad Djantika, System Etika Islam, (Jakarta: Pustaka Panji Mas, 1992), hlm. 26-27.
Keutamaan akhlak terpuji disebutkan dalam banyak hadits.
Diantaranya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dzarr dari Nabi
Muhammad SAW.:
:يااباذر االادلك على خصلتين ىمااخف على الظهرواثقل ف المي زان؟ قال
عليك بحسن اخلق وطول الصمت فوالذ ي نفسي: قال. بلى يارسول اهلل
) (رواه البيهقى.بيده ماعمل اخال ءق بمثلهما
Artinya:
“Wahai Abu Dzarr! „maukah aku tunjukkan dua hal yang sangat ringan di
punggung, tetapi sangat berat ditimbangan (pada hari kiamat kelak)?‟ Abu
„Hendaklah kamu melakukan akhlak terpuji dan banyak diam. Demi Allah
Jadi pada hakikatnya khuluk (budi pekerti) atau akhlak ialah kondisi
atau sifat yang telah meresap dalam jiwa dan menjadi kepribadian hingga
dari situ timbullah berbagai macam perbuatan dengan cara spontan dan
kondisi tadi timbul kelakuan yang baik dan terpuji menurut pandangan
syariat dan akal pikiran. Maka ia dinamakan budi pekerti mulia dan
sebaliknya apabila yang lahir kelakuan yang buruk, maka disebut budi
Dalam Islam, dasar atau alat pengukur yang menyatakan bahwa sifat
seseorang itu baik atau buruk adalah Al-Qur‟an dan As-Sunnah. Segala sesuatu
yangbaik menurut Al-Qur‟an dan As-Sunnah, itulah yang baik intuk dijadikan
menurut Al-Qur‟an dan As-Sunnah, berarti tidak baik dan harus dijauhi.24
adalah al-Qur'an dan al-Hadits serta hasil pemikiran para hukaman dan
filosof.26 Kedua dasar itulah yang menjadi landasan dan sumber ajaran Islam
secara keseluruhan sebagai pola hidup dan menetapkan mana yang baik dan
mana yang buruk. Dalam al-Qur'an diterangkan dasar akhlak pada surat al-
Qalam ayat 4.
انمابعثت ال تم صا لح: قال رسو ل اهلل عليو و سلم:عن ابى ىر يرة قال
) (رواه احمد.االخال ق
24
Rosihon Anwar, Akhlak Tasawuf, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2010), hlm. 20.
25
Hamzah Ya‟kub, Etika Islam Pembinaan Akhlaqul Karimah (Suatu Pengantar), (Bandung:
CV Diponegoro, 1993), hlm. 49.
26
Barnawie Umary, Materia Akhlak, (Solo: Ramadhani, 1995), hlm. 1.
Dari Abi Hurairah berkata, Rasulullah SAW bersabda : sesungguhnya aku
sumber akhlak dalam Islam. firman Allah dan sunnah Nabi adalah ajaran
yang paling mulia dari segala ajaran maupun hasil renungan dan ciptaan
manusia, hingga telah terjadi keyakinan (aqidah) Islam bahwa akal dan
naluri manusia harus tunduk kriteria mana perbuatan yang baik dan jahat,
sebuah riwayat dari Aisyah dikatakan bahwa akhlak terpuji ada sepuluh,
berdasarkan pembagian berikut: (1) akhlak kepada Allah SWT; (2) akhlak
terhadap diri sendiri; (3) akhlak terhadap keluarga; (4) akhlak terhadap
berakhlak yang baik dan menjadi anak yang shaleh dan shalehah
tauhid, dari sini anak diharapkan memiliki pribadi yang baik dan
3) Zikrullah
hamba dan pencipta pada setiap saat dan tepat. Diriwayatkan dai
aktivitas yang paling baik dan paling mulia bagi Allah SWT.
berfirman:
kepada-Ku.”
4) Tawakal
nya. Apa yang telah diturunkan Allah SWT untuknya, ia pasti akan
memperolehnya. Sebaliknya, apa yang tidak ditentukan Allah SWT
akhirat.
)۱٥٥ : (العم ران.فا ذاعزمت فتوكل على اهلل ان اهلل يحب المتو كلين...
Artinya: “...kemudian apabila engkau telah membulatkan tekad
asuhan salah satunya dengan melakukan puasa senin dan kamis, dengan
adanya puasa senin dan kamis yang dilakukan anak asuh diharapkan
anak asuh dapat memiliki sikap sabar serta lebih taat terhadap perintah
berikut:
27
Rosihon, Akhlak Tasawuf, (Bandung: Pustaka Setia,2010). hlm. 89-92.
1) Sabar
sabar bukan hanya bersabar terhadap ujian dan musibah, tetapi juga
kepada-Nya.
3) Menunaikan Amanah
Amanah adalah suatu sifat dan sikap prribadi yang setia, tulus hati
28
Ibid, hal. 94-98.
Di antara ciri benar atau jujur menurut Al-Muhasiby adalah
bagi dirinya tidak ada perbedaan antara orang yang memuji dan
mencelanya.29
tetap berada dalam suatu kesucian. Hal ini dapat dilakukan mulai
29
Ibid, hal. 100-104.
Kesucian diri terbagi kedalam beberapa bagian:
b) Kesucian jasad
d) Kesucian lisan
Untuk mewujudkan anak asuh berakhlak yang baik dan menjadi anak
yang shaleh dan shalehah diperlukan usaha dan kerja keras pengasuh
utama yang dilakukan oleh seorang muslim. Banyak sekali ayat Al-
30
Ibid...hal.104-107.
2) Bersikap baik kepada saudara
kepada Allah SWT dan ibu bapak. Hidup rukun dan damai dengan
kerabat kita.
diperlukan proses dan kerja keras pengurus salah satunya yaitu dengan
mungkin tidak seagama dengan kita. Dekat disii adalah orang yang
musibah. Oleh sebab itu,belum tentu orang kaya dan orang yang
yang baik maka diperlukan proses yang dilakukan oleh pengasuh yaitu
dengan cara bimbingan, anak asuh di beri bimbingan atau cara dalam
karena hal ini berarti tidak memberi kesempatan kepada makhluk untuk
31
Ibid...hal.112-114.
proses yang sedang terjadi. Hal ini mengantarkan manusia bertanggung
setiap angin sepoi yang berembus di udara, dan setiap tetes hujan yang
102: 8)
akhlak ditentukan oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal.
a. Faktor internal
kemandirian).33
didik juga harus mempunyai konsep diri yang matang. Konsep diri
diri yang baik, anak tidak akan mudah terpengaruh dengan pergaulan
bebas, mampu membedakan antara yang baik dan buruk, benar dan
salah.
33
Muntholi'ah, Konsep Diri Positif Penunjang Prestasi PAI, (Semarang: Gunungjati, 2002),
hlm. 8.
34
Ibid, hlm. 27.
harapan, dorongan untuk mencapai sesuatu atau membebaskan diri dari
b. Faktor eksternal
masyarakat.
35
Abdul Mujib, et.al., Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2006), hlm. 117.
36
Abuddin Nata, Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2001), hlm. 21.
Orang tua dapat membina dan membentuk akhlak dan kepribadian
anak melalui sikap dan cara hidup yang diberikan orang tua yang
Dalam hal ini perhatian yang cukup dan kasih sayang dari orang
kepribadian seseorang.
tanggung jawab terhadap diri sendiri dan terhadap orang lain adalah
orang tua. Tetapi lingkungan sekolah dan masyarakat juga ikut andil
B. Panti Asuhan
Panti sosial asuhan anak adalah suatu lembaga usaha kesejahteraan sosial
memenuhi kebutuhan fisik, mental dan sosial kepada anak asuh sehingga
penerus cita-cita bangsa dan sebagai insan yang akan turut serta aktif dalam
37
Departemen Sosial Republik Indonesia, Acuan Umum Pelayanan Sosial Anak di Panti
Sosial Asuhan Anak, (Jakata: Departemen Sosial RI, 2004), hlm. 4.
Maka majlis PKU (Pembina Kesejahteraan Umat) saat itu mendirikan
Panti Asuhan "Mandhani Siwi" ini dengan para perintis seperti yang telah
disebutkan diatas. Titik awal berdirinya panti ini adalah dimulai dengan adanya
(terlantar), untuk dititipkan kepada orang-orang yang mampu. Dari sinilah awal
tidak memiliki keluarga ataupun yang tidak tinggal bersama dengan keluarga.
Anak-anak panti asuhan diasuh oleh pengasuh yang menggantikan peran orang
tua dalam mengasuh, menjaga dan memberikan bimbingan kepada anak agar
anak menjadi manusia dewasa yang berguna dan bertanggung jawab atas dirinya
perlindungan terhadap hak anak-anak sebagai wakil orang tua dalam memenuhi
kebutuhan mental dan sosial pada anak asuh agar mereka memiliki kesempatan
38
Wawancara dengan Bp. Suparna selaku pimpinan Panti Asuhan "Mandhani Siwi" PKU
Muhammadiyah Purbalingga tanggal 15 Desember 2015
serta mampu melaksanakan perannya sebagai individu dan warga negara
panti asuhan yaitu lembaga yang dapat menggantikan fungsi keluarga dalam
Panti adalah rumah, tempat (kediaman), sedangkan asuhan adalah rumah tempat
Jadi yang dimaksud panti asuhan dalam penelitian ini yaitu tempat untuk
memelihara, mengasuh serta membina anak yatim atau anak-anak yang berada di
sosial kepada anak yatim/ terlantar dengan cara membantu dan membimbing ke
arah perkembangan pribadi yang wajar sesuai dengan ajaran Agama Islam.
C. Kegiatan Keagamaan
kata dasar “agama” yang mendapat awalan “ke-“ dan “-an” yang
berikut :
39
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,Edisi Kedua
(Jakarta: Balai Pustaka, 1999), hlm. 134.
a. Agama adalah teks atau kitab suci yang mengandung ajaran-ajaran yang
c. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, kata agama berarti suatu sistem,
40
Harun Nasution, Islam di Tinjau Dari Berbagai Aspek Jilid I, (Jakarta: UI Press, 1979),
hlm. 9.
41
Muhaimin, Problematika Agama Dalam Kehidupan Manusia, (Jakarta: Kalam Mulia,
1989), hlm. 139.
42
Lotus Life, (Online) http://sujata-net.blogspot.com/2009/01/pengertian-agama.html.
Diakses tanggal 27 juni 2016.
d. Menciptakan generasi dengan tingkat kecerdasan spiritual (SQ) yang
psikomotorik
43
Sofyan Abdullah dan Ade Nandang, (Online)
http://mtsnleuwisarikabtsm.blogspot.com/2009/01/program-kerja-keagamaan-0809_12.html.
Diakses tanggal 14 juli 2016.
BAB III
1. Jenis Penelitian
secara mendalam dengan apa adanya secara objektif sesuai dengan data yang
sistematis sebab data telah memiliki makna apa adanya. Menurut jenisnya
yang terkait dengan judul sehingga diperoleh data yang valid dan dapat
dipertanggung jawabkan.44
44
Syaifudin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999), hlm. 8.
45
Lexyi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2005), Cet. XI, hlm. 6.
Pertimbangan menggunakan kualitatif, karena bermaksud meneliti
kondisi sebenarnya secara jelas. Kemudian jika dilihat dari sifatnya penelitian
2. Lokasi Penelitian
tanggal 15 Desember 1960 dan telah terdaftar pada Departmen Sosial RI No.
1. Subjek Penelitian
adalah data tambahan seperti dokumen dan lainya” .46 Adapun yang menjadi
46
Ibid, hlm. 157.
informan dalam penelitian ini adalah Ketua, Pengasuh dan Bendahara Panti
2. Objek Penelitian
Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan
data.47 Beberapa metode yang digunakan dalam penelitian ini untuk pengumpulan
1. Metode Observasi
dibandingkan dengan teknik yang lain. Teknik ini tidak terbatas pada orang
47
Surhasim Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rieneka Cipta, 2002), hlm. 136.
48
Sukandar Rumidi, Metodologi Penelitian Petunjuk Praktis Untuk Peneliti Pemula,
(Yogyakarta: Gajah Mada University Pres, 2002), hlm. 69.
49
Sugiyono, METODE PENELITIAN PENDIDIKAN Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm. 203.
Pola kerja peneliti untuk mendapatkan data melalui observasi yaitu
2. Metode Wawancara
berlangsung secara lisan diantara dua orang atau lebih bertatap mka
responden.50
wawancara agar peneliti memperoleh data yang lebih dalam dan valid.
50
Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2007), hlm. 83-86.
Wawancara ini dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi dari
Purbalingga.
3. Metode Dokumentasi
prasasti, notulen rapat, agenda dan lain sebagainya. Teknik dokumentasi ini
atau data-data berupa catatan atau buku lainnya yang mendukung, baik
data yang masuk kemudian disusun dalam sebuah teori atau kalimat tertentu atau
salah satu langkah penting dalam angka memperoleh temuan temuan. Analisa data
51
Ahmad Tanzah, Pengantar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Teras, 2009), hlm. 183.
pengolahan, dan penafsiran serta menghubungkan makna data yang ada kaitannya
dengan penelitian.52
Dalam teknik analisis data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan teknik deskriptif yang dilakukan dengan cara (1) reduksi data atau
penyederhanaan (data reduction), paparan/ sajian data (data display), dan konklusi
(kesimpulan).
1. Reduksi Data
52
Nana Sudjana, Awal Kusumah, Proposal Penelitian di Perguruan Tinggi, (Bandung: Sinar
Baru Algesindo, 2000), hlm. 89.
53
Hamid Patilima, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2005), hlm. 98.
Dalam mereduksi data, setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang
akan dicapai. Tujuan utama dari penelitian kualitatif adalah pada temuan. Oleh
sesuatu yang dipandang asing, tidak dikenal, belum memiliki pola, justru
itulah yang harus dijadikan perhatian peneliti dalam melakukan reduksi data.54
Dari data-data yang peneliti dapatkan dari lapangan, data tersebut akan
direduksi dan disederhanakan atau dipilah-pilah mana data yang berguna dan
mana yang tidak diperlukan sehingga kesimpulan akhirnya dapat ditarik dan
diverifikasikan.
dan pengambilan tindakan. Bentuk penyajian data kualitatif berupa teks naratif
3. Konklusi (kesimpulan)
54
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2011), hlm. 249.
proses penelitian berlangsung. Verifikasi tersebut mungkin seringkas
“pemikiran kedua” yang berlalu dengan cepat lewat fikiran peneliti selama
“konsensus antar subyek”, atau dengan usaha untuk membuat replikasi suatu
temuan dalam rangkaian data yang lain. Secara singkat, makna muncul dari
Ap. (alm), Hadi Siswoyo (alm), Sadeli (alm), Sastro Sukarto (alm) dan
Chambali.
masyarakat, dimana pada saat itu banyak anak-anak terlantar dan masih
membutuhkan bantuan, juga pada saat itu belum adanya suatu lembaga atau
Panti Asuhan "Mandhani Siwi" ini dengan para perintis seperti yang telah
disebutkan diatas.
tempat yang tetap dan tempatnya masih berpindah-pindah dari satu rumah
Panti Asuhan tesebut. Namun, pada tahun 1963 Panti Asuhan mendapatkan
pembenahan pengelolanya.
55
Dokomentasi dikutip pada tanggal 1 April 2016.
Saat ini Panti Asuhan "Mandhani Siwi" mempunyai anak asuh 43
orang terdiri dari 17 putra dan 26 putri. Sedangkan sejak berdirinya tahun
berikut :
"Mandhani Siwi" dari pertama berdiri 1960 sampai sekarang adalah sebagai
berikut :
2. Letak Geografis
mudah dijangkau tetapi lokasi Panti Asuhan "Mandhani Siwi" ini sudah
kota dan keadaan yang demikian ini dapat mendukung aktivitas yang
dilakukan oleh lembaga (Panti Asuhan) tersebut. Untuk lebih jelasnya batas-
Darjono.
a. Azas
1) Landasan Idiil
b) Pancasila
56
Wawancara dengan Suwarno, Sekretaris Panti Asuhan "Mandhani Siwi" PKU
Muhammadiyah Purbalingga pada tanggal 1 April 2016.
2) Landasan Konstitusional
a) UUD 1945
Sosial.
3) Landasan Operasional
b. Tujuan
sehingga mereka menjadi muslim yang dapat hidup layak dan penuh
a. Visi :
Mulia”.
b. Misi :
banyak dan meluasnya anggota yang sedia berkerja sama maka semakin
terjadi tumpang tindih dan kekaburan dalam pelaksanaan tugas. Dalam hal
ini, tata kerja atau struktur organisasi yang ada di dalam Panti Asuhan
57
Dikutip dari Dokumen Panti Asuhan “Mandhani Siwi” PKU Muhammadiyah Purbalingga
tanggal 15 April 2016.
6. Tugas Dan Tanggung Jawab Pengurus
tujuan persarikatan.
Muhammadiyah.
tenaga pertolongan.
serta membina anak asuh di dalam panti, maka tugas dari Kepala Panti
c. Sekretaris
1) Menyelenggarakan kearsipan.
d. Bendahara
1) Menyelenggarakan asrama.
f. Unit Pembinaan
Panti Asuhan.
g. Unit Usaha
(donatur).
a. Tahap Awal
1) Calon anak asuh mengisi daftar isi yang disediakan oleh panti
a) Anak terlantar
Muhammadiyah setempat
Hal ini dilakukan untuk mencapai kondisi fisik anak asuh yang
2) Pembinaan Mental
3) Pendidikan Formal/Sekolah
SD sampai SLTA.
4) Bimbingan Ketrampilan
6) Pembinaan Kesenian
7) Kegiatan Kemasyarakatan
kemasyarakatan, yaitu:
taruna.
Pendidikan Al-Qur‟an).
c. Tahap Terminasi
kesejahteraan sosial di dalam panti, yaitu mana kala anak asuh telah:
1) Menyelesaikan pendidikan formal sampai SLTA berijazah
masyarakat
kondisi terlantar, tetapi tetap diarahkan kepada kehidupan yang lebih baik.
mereka dapat bertemu pada saat-saat libur, hari raya idul fitri, reuni
melalui surat menyurat, pemberian informasi yang dalam hal ini adalah
a. Keadaan Pengasuh
58
Wawancara dengan Suparna, Kepala Panti Asuhan “Mandhani Siwi” pada tanggal 27 Mei
2016 .
perkembangan kepribadiannya sesuai dengan tuntuan ajaran agama
Islam. Oleh karena itu fungsi pengasuh adalah sebagai pengganti orang
Suparna sebagai ketua Panti Asuhan sekaligus pengasuh tetap dan Ibu
terhadap anak asuh, baik dalam mendidik dan membimbing, dalam hal
waktunya, dan tentunya masih banyak hal lagi tentang pelayanan dan
59
Wawancara dengan Suparna, Kepala Panti Asuhan “Mandhani Siwi” pada tanggal 1 April
2016.
Tabel 1
KEADAAN PENGASUH PANTI ASUHAN “MANDHANI SIWI”
MENURUT LAMANYA BERTUGAS
No. Nama Umur Pendidikan
1 Suparna 50 PGA 6 Tahun
2 Nawangsri, S.Pd., M.Pd 45 S2
3 Suwarno, A.Ma 50 D3
4 Suwarno 40 SMEA
5 Immawan Moch. Ghufron 24 S1
6 Dyah Retno A, S.Hum 23 S1
7 Slamet Bachtiar, S.Pd 54 S1
dalam arti tidak dibatasi masa kontrak, yaitu selama mereka mampu dan
bersifat periodik dalam hal ini adalah penanggung jawab Panti yaitu
Muktamar Muhammadiyah.
saat ini (2016) berjumlah 43 anak, terdiri dari 17 anak laki-laki dan 26
anak perempuan. Dari 43 anak asuh tersebut terdiri dari berbagai status
yaitu :
mengalami keterlantaran.60
ekonomi.
sebagainya.
Tabel 2
KEADAAN ANAK ASUH PANTI ASUHAN “MANDHANI SIWI”
MENURUT STATUSNYA PADA TAHUN 2016
60
Wawancara dengan Suparna, Kepala Panti Asuhan “Mandhani Siwi” pada tanggal 10 April
2016.
Panti Asuhan “Mandhani Siwi” selalu memberikan kebutuhan
Tabel 3
KEADAAN ANAK ASUH
PANTI ASUHAN “MANDHANI SIWI” PKU MUHAMMADIYAH
MENURUT TINGKAT PENDIDIKANNYA
Tahun 2015/2016
No. Tingkat Pendidikan Kelas Lk Pr Jumlah
1 SD I s/d VI 1 1 2 Anak
2 SMP VII s/d IX 9 8 17 Anak
3 SMA/SMK X s/d XII 7 17 24 Anak
Jumlah 43 Anak
a. Sarana
4) Kantor : 20 m2
5) Aula : 150 m2
61
Dokumentasi, dikutip pada tanggal 18 April 2016
7) Ruang Pengasuh : 15 m2
8) Ruang Tamu : 18 m2
b. Prasarana
1) Peralatan Kantor
b) Laptop : 1 Buah
e) Kalkulator : 1 Buah
2) Peralatan Asrama
c) Kasur/Bantal/Sprey : 60 Buah
g) Bifet : 2 Buah
c) Kursi : 75 Buah
e) Orgen : 1 Buah
f) Wareless : 1 Buah
h) Tustel : 1 Buah
d) TV Berwarna : 3 Buah
f) Majalah : Langganan
h) Telephone : 1 Buah
5) Peralatan Kesenian
a) Orgen : 1 Buah
e) Drum : 1 Set
6) Peralatan Perkebunan
a) Cangkul : 6 Buah
b) Golok : 3 Buah
c) Sabit : 2 Buah
d) Tenk : 1 Buah
e) Cungkir : 1 Buah
f) Kudi : 1 Buah
b) Wajan : 2 Buah
c) Priuk : 5 Buah
d) Kuali : 1 Buah
e) Kulkas : 1 Buah
f) Poci : 1 Buah
g) Termos : 3 Buah
h) Magicjar : 1 Buah
m) Mangkuk : 6 Lusin
n) Gelas : 5 Lusin
o) Sendok : 5 Lusin
8) Peralatan Transportasi
b) Sepeda : 1 Unit
c) Mobil : 1 Unit
mestinya.
Dalam hal ini, Panti Asuhan “Mandhani Siwi” sebagai panti asuhan
b. Sumbangan Masyarakat
c. Penerimaan Zakat
f. Yayasan K.o.o.K
62
Wawancara dengan Suwarno, A.Md, Bendahara Panti Asuhan “Mandhani Siwi” pada
tanggal 16 April 2016.
g. Yayasan Dharmais Jakarta
sebagai berikut:
1. Mengaji Diniyah
menjadi dua kelas. Pertama yaitu kelas satu (kelas kecil) diikuti anak asuh
yang pendidikan formalnya mulai dari kelas satu SD/MI sampai dengan
kelas 2 SLTP/MTs, dan kelas dua (kelas besar) diikuti anak asuh yang
kitab bahasa Arab. Penetapan kitab sebagai buku ajar di kelas 1 dan 2 sudah
menyesuaikan pada kondisi dan pengetahuan agama Islam anak asuh dalam
63
Wawancara dengan Bapak Suparna sekaligus kepala panti asuhan, tanggal 27 Mei 2016.
kesempatan bertanya anak asuh yang belum jelas dengan materi yang
disampaikan.
Sebagai tindak lanjut, ustadz melakukan pengayaan bagi anak asuh yang
berikut:
b. Tajwid
Ilmu tajwid adalah ilmu yang membahas tata cara membaca Al-
membaca Al-Qur‟an.
sempurna.
c. Fiqih
Qur‟an dan dalil-dalil syar‟i yang lain yang berhubungan dengan segala
dengan materi antara lain meliputi tata cara ibadah yang baik dan benar,
hukum Islam lainnya seperti taharah, shalat, puasa, zakat, dan haji.
d. Akhlak
akhlak manusia yang saat itu semua menjurus akhlak Jahiliyah. Ilmu
meliputi sopan santun, akhlak kepada orang tua, amal shaleh, hubungan
sahabatnya.
e. Tauhid
Materi tauhid adalah materi yang wajib bagi anak asuh untuk
memiliki kepercayaan yang kuat tentang agama Islam dan tetap meng-
f. Kewanitaan
anak asuh di Panti Asuhan “Mandhani Siwi” adalah anak putri. Materi
ini akan diberikan kepada anak kelas dua dengan pertimbangan anak
asuh sudah lebih dewasa dan pada umur-umur mereka sudah wajib
paling mengerti dan memahami wanita adalah wanita itu sendiri. Oleh
karena itu anak asuh diharapkan bisa menjaga dan merawat dirinya agar
menjadi wanita muslimah sejati yang menghargai diri dan jiwanya yang
yang digunakan dalam materi ini adalah Al-Qur‟an dan juz ‟amma.
2. Shalat Berjama‟ah
sama oleh dua orang atau lebih. Dalam pelaksanaannya pengasuh sebagai
dilaksanakan pada setiap shalat subuh, asar, maghrib, dan isya. Sedangkan
shalat duhur tidak termasuk karena pada waktu tersebut anak asuh masih
belajar di sekolah.
sehari-hari. Selain mengandung nilai ibadah dengan pahala yang besar juga
Kegiatan ini dilakukan setiap ba‟da asar. Untuk anak SMP pengajaran Tafsir
seminggu hanya tiga kali yaitu pada hari senin sampai hari rabu.
Juz „Amma adalah juz ke-30 dalam kitab suci Al-Qur‟an yang
terdapat 37 surat. Menghafal juz „amma diwajibkan pada setiap anak asuh
yang dilakukan setiap hari yaitu ba‟da subuh. Juz „Amma dipilih karena
berisi surat-surat pendek dan merupakan surat yang paling sering dibaca dan
didengar anak asuh. Kegiatan ini diawali dengan membaca dan menghafal
5. Kultum
shalat maghrib sampai menjelang shalat isa. Setiap hari terdapat satu anak
asuh yang menjadi pengisi kultum sesuai dengan gilirannya. Bagi anak asuh
yang akan mengisi kultum menyiapkan materi sendiri dengan tema yang
setelah seseorang bangun dari tidur. Ibadah ini termasuk sunnah mu‟akad
yaitu sunnah yang dikuatkan dengan syara‟. Waktu paling mustajab untuk
setiap pukul 03.00 pagi di Masjid Darul Islam agar anak-anak terbiasa
Puasa adalah amalan yang sangat utama, puasa senin dan kamis
sunnah pada hari-hari itu. Puasa senin dan kamis adalah puasa yang paling
melakukan puasa senin dan kamis, selain itu juga agar anak terbiasa untuk
bahwa puasa senin kamis itu memiliki banyak keistimewaan dan manfaat
menanamkan kedekatan diri pada Allah SWT, menjadi penolong pada hari
hukum dari dua sumber tersebut. Motif Lajnah Tarjih menggunakan Al-
Qur‟an dan Al-Sunnah sebagai sumber hukum yang mutlak adalah untuk
9. Bimbingan
a. Bimbingan langsung
syari‟at Islam.
b. Bimbingan tidak langsung
akan menjadi sangat penting karena dapat memberikan jalan keluar dari
nasehat yang baik bagi anak asuh. Bimbingan tidak langsung juga
diadakan ketika ada anak asuh yang melanggar aturan panti asuhan
1. Faktor Pendukung
karimah anak asuh sesuai dengan apa yang penulis dapatkan dari hasil
c. Adanya anak asuh yang memiliki minat yang tinggi dalam pembinaan
asuh.
2. Faktor Penghambat
akhlakul karimah anak asuh, ada juga yang menjadi faktor penghambat
antara lain:
pengawas bagi anak asuh, sebagai media utama dalam membina akhlak
anak asuh.
4) Waktu dan jadwal kegiatan pembinaan anak asuh yang ada di Panti
tertata rapi.64
64
Wawancara dengan Suparna, Kepala Panti Asuhan “Mandhani Siwi” pada tanggal 28 Mei
2016.
D. Hasil Analisis
Untuk mewujudkan anak asuh berakhlak yang baik dan menjadi anak
yang shaleh dan shalehah diperlukan upaya dan kerja keras pengurus Panti
Asuhan “Mandhani Siwi”. Dalam hal ini pengurus mempunyai tanggung jawab
dan peran utama mendidik anak asuh agar tercapai tujuan yang diharapkan.
2. Agar anak memiliki pribadi yang baik dan selalu taqwa kepada Allah dan
Rasulnya.
Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa ada banyak sifat-sifat terpuji
mencerminkan akhlakul karimah anak asuh dapat terlihat pada aktififtas yang
dilakukan oleh anak-anak dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini hal-hal yang
sikap untuk menauhidkan Allah adalah kegiatan shalat berjama‟ah, tafsir Al-
Qur‟an, dan pada kegiatan mengaji juga secara khusus ada materi tentang
tauhid.
2. Disiplin
Shalat berjama‟ah dilaksanakan pada setiap shalat subuh, asar, maghrib, dan
isya. Anak asuh sudah terbiasa mengikuti shalat berjama‟ah tanpa tertinggal
takbiratul ihram imam, banyak juga anak asuh yang sudah hadir di masjid
3. Jujur
atau pun fenomena tertentu dan menceritakan kejadian tersebut tanpa ada
yang terjadi. Sikap jujur merupakan apa yang keluar dari dalam hati nurani
setiap manusia dan bukan merupakan apa yang keluar dari hasil pemikiran
“Mandhani Siwi” di wajibkan setoran hafalan juz ‟amma setiap hari setelah
shalat subuh berja‟maah. Anak asuh bersikap jujur ketika belum bisa
Pada pengajian diniyah juga terlihat kejujuran anak asuh ketika tidak
memahami apa yang belum jelas dari keterangkan ustadz, mereka mengakui
4. Sabar
menyikapinya sesuai syariah dan akal, menjaga lisan dari celaan, dan
menahan anggota badan dari berbuat dosa dan sebagainya. Itulah pengertian
bersabar untuk mendapatkan giliran maju dan setoran kepada ustadz. Sikap
sabar juga terlihat saat anak asuh menunggu imam shalat berjama‟ah dan
5. Malu
sikap malu pada diri anak asuh. Sikap malu juga terbentuk melalu kebiasaan
lainnya.
6. Percaya diri
dan penilaian (judgement) diri sendiri dalam melakukan tugas dan memilih
penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan atau
percaya diri anak asuh. Pertama, pada kegiatan shalat berjama‟ah, anak asuh
putra mendapatkan giliran untuk melakukan adzan dan iqamah. Kedua, anak
yang ditentukan sendiri. Ketiga, saat hafalan juz „amma yang mewajibkan
kegiatan tersebut jelas akan terbentuk akhlakul karimah yaitu sikap percaya
diri.
7. Teliti
teliti anak asuh, yaitu melalui kegiatan mengaji diniyah. Dalam kegiatan
tersebut mereka mempelajari tajwid, dengan sikap teliti maka ketika anak
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
dengan bab IV, guna menjawab pokok permasalahan dalam penelitian yang
itu terdapat beberapa pelajaran seperti (BTA, tajwid, fiqih, akhlak, tauhid,
langsung), shalat tahajud, puasa senin dan kamis, dan pengajian (HPT).
baik yaitu anak asuh yang berakhlakul karimah dan tetap melaksanakan kegiatan-
dapat terlihat pada aktifitas yang dilakukan oleh anak anak dalam kehidupan
sehari-hari yaitu menauhidkan Allah SWT, disiplin, jujur, sabar, malu dan
percaya diri.
B. Saran
saran-saran yang dapat membantu tercapainya hasil secara optimal, dan adapun
sudah ada. Hal tersebut agar menumbuhkan kesadaran anak asuh yang
2. Pengasuh/Ustad
kehidupan sehari-hari.
asuh.
3. Anak Asuh
panti asuhan dan berpartisipasi pada kegiatan yang ada di panti asuhan
C. Penutup
menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan baik dan lancar, hal ini tidak lain
berkat rahmat, taufik, dan hidayah-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis,
shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad
SAW.
masih banyak terdapat kekurangan, hal ini tidak lain karena keterbatasan dan
pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, sangat diharapkan adanya
kitik dan saran yang konstruktif dari berbagai pihak demi perbaikan dan
Kepada semua pihak yang secara langsung maupu tidak langsung telah
AR, Zahruddin, dan Sinaga, Hasanuddin. 2004. Pengantar Studi Akhlak. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.
Daud Ali, Muhammad. 2000. Pendidikan Agama Islami. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Departemen Sosial Republik Indonesia. 2004. Acuan Umum Pelayanan Sosial Anak
di Panti Sosial Asuhan Anak. Jakata: Departemen Sosial RI.
Djatnika, Rahmat. 1992. System Etika Islam. Jakarta: Pustaka Panji Mas.
Erlina, Zeftii Izza. 2011. Peran Guru PAI dalam Membentuk Peserta Didik yang
Berakhlakul Karimah di SMK Al-Huda Kecamatan Bumiayu Kabupaten
Brebes Tahun 2011, Skripsi, Fakultas Tarbiyah STAIN (Sekolah Tinggi
Agama Islam Negeri), Purwokerto.
Narbuko, Cholid dan Achmadi, Abu. 2007. Metodologi Penelitian, Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2007.
Nasution, Harun. Islam di Tinjau Dari Berbagai Aspek Jilid I. Jakarta: UI Press.
1979.
Nata, Abuddin. 2001. Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Praja, Sastra. 1981. Kamus Istilah Pendidikan dan Umum. Surabaya: Usana Offset
Printing.