Bab 1
Bab 1
Bab 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Geografis Indonesia merupakan kawasan rawan bencana alam
seperti gunung merapi dan gempa bumi hal ini disebabkan karena Indonesia
berada pada jalur Cincin Api Pasifik atau biasa disebut (The Pasific Ring Of
sepanjang Samudra Pasifik yang ditandai dengan gunung api aktif dan
gempa bumi yang sering terjadi. Panjang dari Cincin Api Pasifik ini
terbentang jaraknya kira-kira 40.000 kilometer dan 75% gunung berapi atau
dari kejadian gempa bumi dan hampir semuanya merupakan gempa besar di
bahwa ndonesia adalah wilayah dengan rawan bencana dan akan terus
sepanjang tahun 2020 telah terjadi 2.952 kali bencana. Kejadian bencana
alam didominasi oleh bencana banjir kemudian diikuti oleh bencana puting
selama tahun 2020 yaitu 409 jiwa meninggal dan hilang, 536 orang luka-
1
luka dan 6.450.903 orang mengungsi. Rincian kejadian bencana tersebut
terdiri dari banjir (1.080), puting beliung (880), tanah longsor (577),
kekeringan (29), gempabumi (16), gelombang pasang dan abrasi (36), dan
letusan gunung api (7). (BNPB, 2020). Dari data yang diperoleh pada tahun
2020 saja, kontribusi bencana alam yang ada di ndonesia mencapai 2.952
kali dan menandakan bahwa wilayah ndonesia memang sangat rawan terjadi
bencana alam
pada tahun 1815 yang menyebabkan ribuan jiwa meninggal. Para sejarawan
saat itu dunia mengalami iklim yang sangat dingin dan membuat pola cuaca
mulai dari Asia, Amerika Serikat, hingga Eropa. Letusan Gunung Tambora
adalah wilayah yang dilewati cicin api pasifik tidak heran bencana alam
2
Gunung Tambora dan Gunung Krakatau yang menyebabkan banyak sekali
bisa di rasakan hingga luar negeri. Bencana tsunami salah satunya adalah
Winchester (2005 : 35), selama kurang lebih 250 tahun terakhir tercatat tak
kurang dari 90 kali tsunami akibat letusan dari gunung berapi. Pada tanggal
gempa bumi berkekuatan 9,1 SR yang menggerakan dasar laut dari pulau
timur India dan Sri Lanka, sekitar 1200 km jauhnya dan dalam 7 jam setelah
cukup besar yaitu hilangnya jiwa manusia, kesehatan, ekonomi, dan sosial
antara lain berawal dari kurangnya air bersih yang berakibat pada buruknya
3
penurunan derajat kesehatan, yang jika tidak segera ditindaklajuti maka
langsung dapat menurunkan daya tahan tubuh dan bila jika tidak segera
jumlah dan jenis ohat serta alat kesehatan, terbatasnya tenaga kesehatan dan
menggerus jumlah dan nilai modal fisik secara signifikan. Bencana akan
dampak, baik dampak langsung maupun tidak langsung dapat segera pulih
4
ketahui bencana alam membuat masyarakat kehilangan matapencarian dan
sedikiti juga yang kehilangan keluarga sehingga munculnya anak yatim dan
bagian dari sistem yang telah berproses dari waktu ke waktu. Badan
5
Pengurangan risiko bencana dan pemaduan pengurangan risiko bencana
terkena bencana secara adil dan sesuai dengan standar pelayanan minimum.
dalam bentuk dana siap pakai. Pemeliharaan arsip atau dokumen otentik dan
dan mengetahui tindakan apa saja yang harus dilakukan ketika pra bencana,
6
bencana. MDMC menggunakan kode etik kemanusiaan internasional dan
dalam kebencanaan
merupakan suatu tindakan yang menguntungkan orang lain yang mana hal
terlepas dari ajaran-ajaran Islam yang bertumpu pada Al-Qur’an dan Hadist.
melalui surat Al-Maun ini yang dengan tegas berisi perintah untuk
7
yaitu PP Muhammadiyah yang bergerak di bidang penyelamatan dan
Malang terbentuk sebagai awal dari lahirnya relawan bencana mulai dari
tsunami Aceh dari gunung meletus di Manado. MDMC juga bekerja sama
dalam penyelamatan para korban bencana. Hal yang menarik dari peneliti
namun hanya MDMC yang telah diakui oleh WHO dan memungkingkan
MDMC.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana bentuk Perilaku Prososial Relawan Muhammadiyah
bencanai?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut :
penanggulangan bencana
8
2. Untuk mendeskripsikan Faktor-Faktor yang mempengaruhi perilaku
penanggulangan bencana
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademis
Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan/pengetahuan bagi
2. Manfaat Praktis