RPP Dellaa
RPP Dellaa
RPP Dellaa
1. Kompetensi Inti
KI 1 dan KI 2: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
serta menghargai dan menghayati perlaku jujur, disiplin, santun dan
percaya diri, dan bertanggungjawab dalam berinteraksi secara efektif sesuai
dengan perkembangan anak dilingkungan, kelurga, sekolah, masyarakat
dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, dan Kawasan regional.
KI 3: Memahami dan menerapkan pengetahuan factual, konseptual,
procedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dengan wawasan kemanusian,
kebangsaan, dan kenegaraan terkait fenomena dan kejadian tampak mata
Menunjukan keteramplan menalar, mengolh, dan menyaji scara kreatif,
produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan kmunikatif, dalam ranah konkret
dan ranah abstrak sesuai dengan yang dipelajari disekolah dan sumber lain
yang sama dalam sudut pandang teori
3. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran model Discovery learning, peserta ddik diharapkan
mampu:
1. Menyebutkan unsur pembangun karya sastra dalam sebuah teks cerita pendek
dengan tepat
2. Mengidentifikasi unsur pembangun karya sastra yang terdapat dalam teks cerita
pendek yang dibaca dan didengar dengan tepat
Penutup Guru dan siswa membuat kesimpulan tentang unsur pembangun 15 menit
karya sastra cerpen
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan
pendapatnya tentang pembelajaran yang telah diikuti (refleksi).
Melakukan penilaian hasi belajar
Mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan
Alokasi
Kegiatan DeskripsiKegiatan
Waktu
masing-masing (untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran)
Materi Ajaran
1. Pengertian cerpen
Cerita pendek (cerpen) adalah karangan dalam genre prosa tulis
yang berbentuk naratif dan bersifat fiktif. Cerpen merupakan cerita pendek
yang berisi tentang kisah cerita yang berisi tidak lebih dari 10 ribu kata . Cerpen
bisa juga merupakan bentuk prosa baru yang menceritakan sebagian kecil
dari kehidupan pelakunya yang terpenting dan paling menarik. Di dalam
cerpen boleh ada konflik atau pertikaian, tetapi hal itu tidak menyebabkan
perubahan nasib tokohnya.
A. Identitas
Nama :
Kelas :
B. Kompetensi Dasar
KD 3.5 Mengidentifikasi unsur pembangun karya sastra dalam teks cerita
pendek yang dibaca dan didengar
C. Tujuan Pembelajaran
Dengan mempelajari materi unsur pembangun karya sastra cerpen, siswa
mampu mengidentifikasi unsur pembangun yang terdapat pada cerpen
“Harapan” karya Naufal Al Rafsanjani
D. Petunjuk
Sebelum menentukan unsur pembangun karya sastra cerpen, bacalah
Langkah-langkah kerjanya. Catat hasilnya dibuku tulis. Setelah selesai,
kumpulkan dimej guru
E. Langkah-langkah Kegiatan
1. Bacalah cerpen dibawah ini
Sang Jenius dari Indonesia Timur
Khuswatun Khasana
“Mimpi adalah kunci untuk kita menaklukan dunia, berlarilah tanpa lelah sampai
engkau meraihnya” itulah kutipan lagu berjudul Laskar Pelangi yang bisa menyihir
semangat setiap orang untuk mewujudkan mimpi-mimpi mereka. Semua orang berhak
untuk memiliki mimpi. Termasuk seorang anak laki-laki dari Kabupaten Lembata, Nusa
Tenggara Timur bernama Ahmad Fauzan yang bercita-cita untuk menjadi seorang
pengusaha.
Cita-cita itulah yang membuatnya semangat untuk terus bersekolah. Dia ingin
mendirikan sebuah perusahaan kain tenun di desanya. Ahmad tahu akan banyak rintangan
untuk mewujudkan cita-citanya itu.
Setelah lulus sekolah dasar, Ahmad mengatakan keinginannya kepada Ayahnya
untuk bersekolah di Pulau Jawa. Ayahnya kaget bukan main. Di desanya itu rata-rata anak
hanya bersekolah sampai kelas 6 SD. Setelah itu mereka membantu orang tuanya
menenun kain atau berternak.
Pada mulanya Sang Ayah keberatan. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana
seorang anak yang masih berumur dua belas tahun bisa hidup mandiri di Pulau Jawa.
Sementara tidak ada satu pun keluarganya yang tinggal di sana.
“Lu su pikirkan keinginan Lu tu?”8 tanya Sang Ayah.
“Su Bapa. Beta nak sekola di Jawa. Le pula di desa katong balom ada SMP. Beta
ingin tetap sekola agar biso bepung cerdik dan biso bikin perusahaan di desa katong. Sa
sampai ni katong menenun kain hanya tuk sendiri. Kana beta biso deng perusahaan di sini,
beta biso bawa kain tenun katong ka luar negeri Bapa. Katong bisa hidup lebe layak dari
sekarang,”9 papar Ahmad.
“Lu ni, beta pikir sa sampai lulus sekola lu kan wantu beta beternak.”10 ucap Sang
Ayah.
“Bapa, bolelah beta sekola di Jawa. Cakap ibu guru di sana tu banyak sekola-
sekola yang main-main,”11 pinta Ahmad.
“Baiklah, nak memang tu yang lu mau, Beta yang kana antar lu ke Jawa. Dong lu
bersiaplah. Hari minggu esok da kapal mau ke Kupang lalu berhantar ke Surabaya.”12
jawab Sang Ayah.
Ahmad tersenyum dan mengucapkan terima kasih kepada ayahnya. Dia seperti tidak
mengetahui kalau keputusannya itu akan merubah hidupnya 180 derajat. Saat di rumah,
segala keperluannya disiapkan oleh orang tuanya. Sementara di Jawa dia harus benar-
benar belajar hidup mandiri.
Hari yang ditunggu-tunggu tiba. Hari keberangkatan Ahmad ke Jawa. Ibu dan adik-
adiknya mengantar sampai di pelabuhan. Dengan diiringi tangisan, Ahmad mengucapkan
salam perpisahan dan minta doa restu kepada ibunya.
Selama empat hari empat malam kapal berlayar menembus derasnya ombak. Ahmad
yang baru pertama kali menumpangi kapal laut sungguh tidak sabar ingin segera sampai.
Berkali-kali dia bertanya kepada ayahnya kapan kapal ini akan sampai di Surabaya. Dia
merasa sangat bosan berada di atas kapal berhari-hari. Pemandangannya hanya lautan
tanpa tepi.
Setibanya di Pelabuhan Tanjung Perak, Ahmad terkesima pada kapal-kapal besar
yang berbaris di dekat kapal yang ditumpanginya. Ayah Ahmad tersenyum melihat
ekspresi lugu anaknya. Ketika Ahmad menyadari bahwa dirinya sedang diperhatikan oleh
Ayahnya, dia langsung menanyakan kota mana yang akan dituju. Ayahnya kemudian
menjawab kalau
mereka akan ke Purwokerto. Ahmad hanya mengangguk. Dia sama sekali tidak tahu
letak kota Purwokerto itu.
Setelah menempuh perjalanan satu hari dengan menggunakan bus, tibalah mereka di
Kota Purwokerto. Ahmad agak heran dengan ayahnya itu. Dari mana ayahnya tahu Kota
Purwokerto ini? Seolah-olah mengerti apa yang dipikirkan oleh anaknya, Sang Ayah
kemudian bercerita bahwa dia pernah memiliki teman yang asalnya dari Purwokerto.
Teman ayahnya pernah bercerita kalau di Kota Purwokerto ini ada sekolah SMP dan SMK
yang berbasis Pondok Pesantren. Ayah Ahmad ingin anaknya tidak hanya pandai dalam
sekolah, tapi juga taat mengamalkan ajaran agama.
Hari-hari pertama sekolah Ahmad merasakan sangat berat sekali. Rintangan-
rintangan seakan tidak berhenti menghampirinya. Ketika teman-teman yang lain setiap
bulan ditengok oleh orang tuanya, Ahmad menandang mereka dengan hati yang risau. Dia
melampiaskan kerinduan kepada keluarganya di NTT dengan cara belajar dan mengaji.
Apabila dilihat dari kesehariannya, Ahmad tipe anak yang serius dan bertanggung
jawab. Dia selalu berusaha menyelesaikan sendiri masalahnya. Merepotkan orang lain
merupakan hal yang sangat dia hindari. Jika ada tugas sekolah atau hafalan Al-Quran,
Ahmad berusaha untuk menyelesaikannya sebaik mungkin. Dia tidak ingin kepergiannya
ke Pulau Jawa ini sia-sia.
Ahmad sangat menyukai pelajaran matematika. Sejak sekolah dasar, dia sering
mengikuti olimpiade matematika. Beberapa piala berhasil didapatkannya. Baginya,
pelajaran matematika sangat mengasyikkan. Semua soal yang menurut teman-temannya
sulit bisa dia lahap dengan cepat. Banyak teman-teman yang meminta diajari olehnya.
Ahmad dengan senang hati memberikan trik jitu cara mengerjakan matematika dengan
cepat dan mudah.
Satu-satunya pelajaran yang paling susah baginya adalah Bahasa Jawa. Guru mata
pelajaran bahasa Jawa adalah Bu Ana yang sekaligus menjadi wali kelasnya. Bu Ana
sangat memahami kondisi Ahmad yang kesulitan dalam pelajaran yang diampunya. Suatu
hari Bu Ana mengadakan ulangan mengenai Aksara Jawa. Ahmad diperbolehkan untuk
membuka catatan. Namun, dia menolaknya. Anak itu tidak ingin dibedakan dengan
teman-temannya yang lain. Ahmad ingin membuktikan bahwa dia bisa mengerjakan soal
ulangan tersebut.
Setelah semua kertas ulangan dikumpulkan, Bu Ana mengoreksi jawaban siswa satu
per satu. Alangkah terkejutnya dia. Nilai ulangan tertinggi di kelas itu didapatkan oleh
Ahmad. Anak kecil berhidung mancung berkulit sawo matang khas anak dari Indonesia
Timur. Jawaban anak itu benar semua dan dia mendapatkan nilai seratus.
Bu Ana kemudian mengumumkannya di depan kelas. Sontak seluruh siswa bertepuk
tangan. Mereka tidak menyangka kalau Ahmad bisa mendapatkan nilai seratus pada
pelajaran yang menurutnya paling sulit itu. Hal ini sekaligus mengalahkan mereka yang
merupakan penduduk asli Jawa. Ya, orang jawa dikalahkan oleh orang NTT pada mata
pelajaran Bahasa Jawa.
Tanpa Ahmad sadari, di meja paling ujung ada sepasang mata yang menatapnya
dengan tatapan lain. Tatapan sayang melebihi sebagai seorang sahabat. Dia bernama
Gadis Putri Assidiq. Gadislah yang paling rajin mengajari Ahmad berbahasa jawa.
Apabila berbicara dengan Ahmad, Gadis selalu menggunakan ragam bahasa krama alus
(tingkatan tertinggi dalam bahasa Jawa). Ahmad menganggap Gadis menggunakan krama
alus hanya untuk mengajarinya belajar bahasa Jawa. Namun, lain dengan Gadis. Ada
maksud lain dari ragam bahasa yang digunakannya itu. Sayangnya Ahmad terlalu lugu
untuk memahaminya.
Setiap penerimaan raport, Ahmad selalu mendapat rangking 1 di kelasnya. Hampir
semua guru memuji Ahmad sebagai anak yang cerdas. Bahkan wali kelasnya memberi
julukan padanya “Sang Jenius dari Indonesia Timur”.
Enam tahun sudah Ahmad berada di kota satria. Tibalah saat pengumuman kelulusan
SMA. Lagi-lagi Sang Jenius dari Indonesia Timur itu mendapat peringkat 1 paralel di
sekolahnya. Dia naik ke panggung untuk mendapat ucapan selamat dari Kepala Sekolah
sekaligus diberi kesempatan untuk menuju mimbar menyampaikan sepatah kata kepada
para tamu undangan. Di antara tamu-tamu yang hadir, tampak sepasang suami istri
mengenakan baju sarimbit motif khas NTT. Pasangan suami istri itu sesekali menyeka air
matanya. Mereka terharu menyaksikan anaknya di atas panggung. Ahmad berencana
melanjutkan kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Dia betul-betul ingin
mendirikan perusahaan kain tenun di kampungnya.
Selesai acara perpisahan itu, Gadis mencari-cari keberadaan Ahmad. Ada sesuatu
yang sudah sejak lama ingin dia sampaikan. Bagi Gadis, mencari Ahmad bukanlah
sesuatu yang sulit. Dia dapat dengan cepat menemukan Ahmad di antara kumpulan orang
dalam gedung pertemuan itu.
Anehnya, ketika sudah berada di dekat Ahmad, mulut Gadis seakan terasa kaku. Dia
tidak mengucapkan sepatah kata pun. Segala unek-unek yang sejak dulu ingin dia
sampaikan kembali ditelannya.
“Kulo ngenjang bade wangsul Dis,”13 kata Ahmad membuka percakapan. “Ngatos-
atos nggih. Niki ngge Ahmad, kenang-kenangan saking Kulo. Diagem
nggih,”14 ucap gadis sambil menyerahkan sebuah kotak terbungkus kertas kado
berwarna perak.
Gadis kemudian melangkah keluar menemui orang tuanya dan segera pulang.
Saat Ahmad membuka kotak pemberian Gadis, didapatinya sebuah kopiah putih
dengan motif kaligrafi berwarna hitam. Di sebelahnya terdapat sebuah amplop yang isinya
secarik kertas bertuliskan nomor HP dan alamat rumah Gadis.
3. Penokahan:
…………………………
…………………………
…………………………
4. Latar
Latar Tempat:
………………………..
Latar waktu
……………………….
Latar Suasana:
……………………….
5. Sudut Pandang:
………………………..
6. Amanat:
……………………….
……………………….
2. Prosedur Penilaian
INSTRUMEN PENILAIAN
Penilaian Sikap
Indikator Instrumen
Tanggung Jawab SB : Jika menunjukan adanya usaha untuk bertanggung
jawab dalam meyelesaikan setiap pernyataan yang
diberikan.
B : Jika menunjukan adanya usaha untuk bertanggung
jawab dalam meyelesaikan setiappertanyaan
diberikan meskipun belum konsisten.
KB : Jika sama sekali tidak menunjukan adanya usaha
untuk bertanggung jawab dalam meyelesaikansetiap
pertanyaan dan pernyataan yang diberikan.
Kemampuan bekerjasama SB : Jika menunjukkan adanya usaha bekerjasamadalam
kegiatan kelompok
B : Menunjukkan adanya usaha kerjasamadalam
kelompok tapi masih belum konsisten
KB : Sama sekali tidak bekerjasama dalamkegiatan
Kelompok
Sikap jujur dalam SB : Jika menunjukkan adanya usaha untuk bersikap
mengerjakan jujur dalam mengerjakantugas.
tugas.
B :
Jika menunjukkan adanya usaha untuk bersikapjujur
dalam mengerjakan tugas meskipun belumkonsisten.
KB : Jika sama sekali tidak menunjukkan adanyausaha
untuk bersikap jujur dalam mengerjakan tugas.
b. Lembar Pengamatan Sikap
Penilaian Sikap
a) Spiritual (KI-1)
Berilah tanda centang (√) jika siswa melaksanakan sikap yang di nilai
Skor 3, maka bernilai sangat baik
Skor 2, maka bernilai baik
Skor 1, maka bernilai kurang baik
Aspek penilaian Rubrik penilaian Skor Skor
maksim
al
1 Menyebutkam Mampu menguraikan pengerian unsur pembangun karya
Pengertian unsur sastra cerpen
pembangun karya
sastra cerpen Kurang tepat menguraikan unsur pembangun karya sastra
cerpen
Tidak ada jawaban
Skor maksimal
Skor minimal
b) Sosial (KI-2)
Petunjuk Penskoran :
Rumus : Skor akhir = Jml perolehan skor / skor maksimal x 100%
INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP
Nama Siswa :
Kelas/semester :
No Pernyataan Ya Tidak
1.