24 31 2 PB
24 31 2 PB
24 31 2 PB
UJI EFEK ANALGETIK EKSTRAK ETANOL DAUN ASAM JAWA (Tamarindus indica
L) pada MENCIT PUTIH JANTAN GALUR SWISS WEBSTER
ABSTRAK
Secara empirik, tanaman asam jawa (Tamarindus indica L.) telah digunakan sebagai obat oleh masyarakat
untuk berbagai macam pengobatan, seperti nyeri haid, sakit perut, dan rematik. Penelitian ini bertujuan untuk
menguji adanya pengaruh efek analgetik pemberian ekstrak etanol daun asam jawa dengan metode induksi asam
asetat 1% dan mengetahui dosis terbaiknya untuk meredakan nyeri. Ekstraksi dilakukan dengan cara maserasi
menggunakan pelarut etanol 70%. Subjek penelitian berupa mencit putih jantan galur Swiss Webster berjumlah 25
ekor yang dibagi ke dalam 5 kelompok yaitu kelompok kontrol negatif menggunakan Na-CMC 1%, kelompok
kontrol positif menggunakan paracetamol 500mg, dan kelompok uji ekstrak daun asam jawa dengan dosis 100
mg/kgBB, dosis 200 mg/kgBB, dosis 300 mg/kgBB. Perlakuan awal diberi secara peroral, 30 menit kemudian diberi
asam asetat 1% secara intraperitonial. Data diperoleh berupa jumlah kumulatif geliat mencit. Kemudian dianalisis
dengan ANOVA dan dilanjutkan dengan uji DUNCAN. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak daun asam jawa
mempunyai daya analgetik terhadap mencit putih jantan galur Swiss Webster. Dosis terbaik adalah 200mg/KgBB
yang memberikan efek analgetik yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan parasetamol pada taraf signifikansi
0,05.
ABSTRACT
Empirically, the tamarind plant has been used as a medicine by the community for various treatments, such as
menstrual pain, abdominal pain, and rheumatism. This study aims to examine the effect of analgesic effect of ethanol
extract of Tamarindus indica L. leaves with 1% acetic acid induction method and to know the best dose to relieve
pain. The extraction was done by maceration using 70% ethanol solvent. The subjects of the research were white
mice of Swiss Webster male which were divided into 5 groups: control group negative using Na-CMC 1%, control
positive group using paracetamol 500mg, and Javanic acid leaf extract test at doses 100 mg / kgBB, dose 200 mg /
kgBB, dose 300 mg / kgBB. Initial treatment was administered orally, 30 minutes later 1% acetic acid was given
intraperitonically. The data obtained in the form of cumulative amount of mice stretching. Then analyzed with
ANOVA and continued with DUNCAN test. The results showed that Javanese leaf extract.) had analgesic power to
white male mice of Swiss Webster strain. The best dose is 200mg / KgBB which gives analgesic effect that is not
significantly different with the paracetamol treatment at the 0.05 significance level.
13
Jurnal Sabdariffarma Tahun 2021 Vol 9 No.1:11-18 p-ISSN 2338-6851/ e-ISSN 2723-1887
Tabel 1 Hasil Skrining Fitokimia Pada Simplisia Dan Ekstrak Daun Asam Jawa
(Tamarindus Indica L.)
Metabolit Hasil
No Reaksi Pustaka
sekunder
Simplisia Ekstrak
1 Alkaloid Sampel + pereaksi mayer, Keruhan putih/jingga Positif Positif
buchardat, dragendroff
2 Tanin Sampel + gelatin 1% Endapan berwarna putih Positif Positif
dan keruh
3 Saponin Sampel + air Berbusa Positif Positif
4 Flavonoid Sampel + magnesium+ hcl Kuning sampai merah / Positif Positif
+ amil alkohol amil alkohol berubah
warna
5 Steroid Sampel + kloroform + Hijau sampai biru Positif Positif
asetat anhidrid+ H2SO4
pekat
Keterangan :
Positif : Teridentifikasi adanya metabolit sekunder
Negatif : Tidak teridentifikasi adanya metabolit sekunder
Dari hasil skrining fitokimia di atas baik dan tidak menghilangkan kandungan
menunjukan bahwa daun asam jawa senyawa.
mengandung alkaloid, tannin, saponin, Kandungan pada daun asam jawan
flavonoid, dan steroid. (Tamarindus indica L.) tersebut sesuai dengan
Pada ekstrak mengandung metabolit yang penelitian (Saifudin ,2014) bahwa kandungan
sama dengan simplisia hal ini menunjukan dari tanaman asam jawa adalah saponin, tanin,
proses ekstrasi dengan maserasi berlangsung flavonoid, vitamin B, asam tartrat.
14
Jurnal Sabdariffarma Tahun 2021 Vol 9 No.1:11-18 p-ISSN 2338-6851/ e-ISSN 2723-1887
Hasil Ekstraksi Simplisia Daun Asam Jawa direndam dengan etanol 70% diaduk pada
Simplisia daun asam jawa yang telah kering temperatur ruangan (kamar) kemudian disaring
sebanyak 200 gram diekstraksi dengan untuk mendapatkan filtrat.
menggunakan metode maserasi, dan pelarut yang Filtrat dipekatkan diatas penangas air. Ekstrak
digunakan yaitu etanol 70% sebanyak 5liter. kental yang didapat sebanyak 30,59 gram. Hasil
Ekstraksi dilakukan selama 3 hari, simplisia rendemen ekstrak dapat dilihat pada tabel 2.
dimasukkan ke dalam alat maserator dan
Tabel 3 Rata-rata Geliat Pada Mencit Jantan Swiss Webster Setelah Perlakuan
15
Jurnal Sabdariffarma Tahun 2021 Vol 9 No.1:11-18 p-ISSN 2338-6851/ e-ISSN 2723-1887
35
30
Kontrol (-) Na-CMC
25
Kontrol (+) Paracetamol
Rata-rata
20
Keterangan :
Kelompok 1 kontrol (-) : Na-CMC 1% dengan asam asetat 1%, kelompok 2 kontrol (+) : parasetamol 500mg dengan
asam asetat 1%, kelompok 3 : ekstrak dosis 100mg/20g BB dengan asam asetat 1%, kelompok 4 : ekstrak dosis
200mg/20g BB dengan asam asetat 1%, kelompok 5 : ekstrak dosis 300mg/20g BB dengan asam asetat 1%.
Berdasarkan hasil kumulatif geliat pada tabel lebih baik kontrol positif dalam penurunan
1, kelompok Na-CMC 1% memiliki nilai geliat jumlah geliat. Jika antar dosis daun asam jawa
yang paling tinggi dibandingkan dengan dibandingkan maka didapatkan data bahwa dosis
kelompok lainnya. Dengan demikian Na-CMC 200mg lebih baik dari dosis 100mg dan 300mg.
1% tidak memiliki efek analgetik. Uji antara Na-
CMC 1% (kontrol negatif) dan parasetamol 500 Ditinjau dari hasil penelitian yang telah
mg/kgBB (kontrol positif) menunjukkan hasil dilakukan dan analisa data secara statistik,
yang signifikan menurun. ternyata ekstrak etanol daun asam jawa
memberikan aktifitas sebagai analgetik melalui
Pada dosis 100 mg/KgBB, 200 mg/KgBB, kemampuannya menghambat dan mengurangi
300 mg/KgBB ada peningkatan jumlah geliat jumlah geliatan pada mencit. Hal ini disebabkan
dari menit ke 5 sampai menit ke 10, karena asam ekstrak etanol daun asam jawa mengandung
asetat masih memberikan efek dalam tubuh flavonoid yang diketahui mampu menghambat
mencit. Lalu ada penurunan jumlah geliat hingga pembentukan radang penyebab nyeri.
menit ke 60. Peningkatan geliat karena asam Persentase proteksi pada dosis 100mg/KgBB
asetat 1% masih memberikan efek dalam tubuh adalah 33,54%, dosis 200g/KgBB adalah
mencit putih galur swiss webster. 56,08%, dosis 300mg/KgBB adalah 63,70% dan
kontrol positif memiliki persentase proteksi
Sedangkan untuk dosis 100 mg/KgBB, 200 66,66%. Hal ini berarti persentase proteksi dosis
mg/KgBB, 300 mg/KgBB jika dibandingkan 300mg/KgBB sebanding dengan proteksi pada
dengan kontrol negatif terdapat penurunan kontrol positif (parasetamol).
jumlah geliat sedangkan dosis kontrol positif
16
Jurnal Sabdariffarma Tahun 2021 Vol 9 No.1:11-18 p-ISSN 2338-6851/ e-ISSN 2723-1887
GELIAT
Subses for alpha = 0.05
PERLAKUAN N
1 2 3
Duncana +
60 5.27
300 60 5.73
200 60 6.92
100 60 10.47
- 60 16.08
17
Jurnal Sabdariffarma Tahun 2021 Vol 9 No.1:11-18 p-ISSN 2338-6851/ e-ISSN 2723-1887
Gunawan, S.G., Setiabudi, R., Nafrialdi, Saifudin, A., 2014. Senyawa alam metabolit
Elysabeh, editor, 2008, Farmakologi sekunder, Deepublish. Yogyakarta.
dan Terapi Edisi 5, Departeme
Fakultas Kedokteran Universitas Sukandar E. 2006. Gagal Ginjal dan Panduan
Indonesia, Jakarta. Terapi Dialis. Bandung: Pusat
Informasi Ilmiah Bagian Imu
Guyton, A.C., 1991, Fisiologi Manusia dan Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
MekanismePenyakit, Edisi III, 443, Universitas Padjajaran/RS Dr. Hasan
EGC , Jakarta. Sadikin Bandung.
Harborne, J.B. 2007. Metode Fitokimia Cara Turner,R.A., 1965., Screening Methods in
Modern Menganalisis Tumbuhan, Pharmacological, 112-116,
edisi III. Institut Teknologi Bandung, Academic Press, New York.
Bandung.
18