24 31 2 PB

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Sabdariffarma Tahun 2021 Vol 9 No.

1:11-18 p-ISSN 2338-6851/ e-ISSN 2723-1887

UJI EFEK ANALGETIK EKSTRAK ETANOL DAUN ASAM JAWA (Tamarindus indica
L) pada MENCIT PUTIH JANTAN GALUR SWISS WEBSTER

Endah Kartikawati, Dytha Andri Deswati, Bentari Pramudita


Prodi Farmasi, Universitas Al-Ghifari

ABSTRAK
Secara empirik, tanaman asam jawa (Tamarindus indica L.) telah digunakan sebagai obat oleh masyarakat
untuk berbagai macam pengobatan, seperti nyeri haid, sakit perut, dan rematik. Penelitian ini bertujuan untuk
menguji adanya pengaruh efek analgetik pemberian ekstrak etanol daun asam jawa dengan metode induksi asam
asetat 1% dan mengetahui dosis terbaiknya untuk meredakan nyeri. Ekstraksi dilakukan dengan cara maserasi
menggunakan pelarut etanol 70%. Subjek penelitian berupa mencit putih jantan galur Swiss Webster berjumlah 25
ekor yang dibagi ke dalam 5 kelompok yaitu kelompok kontrol negatif menggunakan Na-CMC 1%, kelompok
kontrol positif menggunakan paracetamol 500mg, dan kelompok uji ekstrak daun asam jawa dengan dosis 100
mg/kgBB, dosis 200 mg/kgBB, dosis 300 mg/kgBB. Perlakuan awal diberi secara peroral, 30 menit kemudian diberi
asam asetat 1% secara intraperitonial. Data diperoleh berupa jumlah kumulatif geliat mencit. Kemudian dianalisis
dengan ANOVA dan dilanjutkan dengan uji DUNCAN. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak daun asam jawa
mempunyai daya analgetik terhadap mencit putih jantan galur Swiss Webster. Dosis terbaik adalah 200mg/KgBB
yang memberikan efek analgetik yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan parasetamol pada taraf signifikansi
0,05.

Kata Kunci: Ekstrak Etanol 70 %, Daun Asam Jawa, Analgetik, Mencit.

ABSTRACT

Empirically, the tamarind plant has been used as a medicine by the community for various treatments, such as
menstrual pain, abdominal pain, and rheumatism. This study aims to examine the effect of analgesic effect of ethanol
extract of Tamarindus indica L. leaves with 1% acetic acid induction method and to know the best dose to relieve
pain. The extraction was done by maceration using 70% ethanol solvent. The subjects of the research were white
mice of Swiss Webster male which were divided into 5 groups: control group negative using Na-CMC 1%, control
positive group using paracetamol 500mg, and Javanic acid leaf extract test at doses 100 mg / kgBB, dose 200 mg /
kgBB, dose 300 mg / kgBB. Initial treatment was administered orally, 30 minutes later 1% acetic acid was given
intraperitonically. The data obtained in the form of cumulative amount of mice stretching. Then analyzed with
ANOVA and continued with DUNCAN test. The results showed that Javanese leaf extract.) had analgesic power to
white male mice of Swiss Webster strain. The best dose is 200mg / KgBB which gives analgesic effect that is not
significantly different with the paracetamol treatment at the 0.05 significance level.

Keywords: 70% Ethanol Extract, Javanese Acid Leaves, Analgesics, Mice.

PENDAHULUAN Kandungan dari tanaman ini adalah saponin,


Indonesia merupakan salah satu negara yang tanin, flavonoid, vitamin B, asam tartrat
memiliki keanekaragaman obat di dunia. (Saifudin, 2014). Metabolit sekunder tersebut
Wilayah hutan tropika Indonesia memiliki dapat dimanfaatkan untuk kesehatan. Namun
keanekaragaman hayati tertinggi ke-2 di dunia pemanfaatan tanaman daun asam jawa
setelah Brazil. Sebanyak 40.000 jenis flora yang (Tamarindus indica L.) ini belum maksimal,
ada di dunia, terdapat 30.000 jenis dapat padahal tanaman memiliki berbagai macam
dijumpai di Indonesia dan 940 jenis diantaranya khasiat, antara lain daunnya dapat digunakan
diketahui berkhasiat sebagai obat (Masyhud, sebagai antiseptik, demam, rematik, luka, batuk
2010). Salah satu tanaman yang di gunakan kering, sakit gigi, sakit gusi, anti radang dan
adalah daun asam jawa (Tamarindus indica L.). kramm saat menstruasi. Pada penyakit tersebut
11
Jurnal Sabdariffarma Tahun 2021 Vol 9 No.1:11-18 p-ISSN 2338-6851/ e-ISSN 2723-1887

biasanya penderita merasakan adanya nyeri yang 3. Bahan Kimia


diderita, sehingga daun asam jawa (Tamarindus
indica L.) dapat digunakan untuk meredakan Bahan kimia yang digunakan yaitu : Asam
rasa nyeri. Selain itu buahnya dapat digunakan asetat 1%, Na CMC 1%, aquadest, etanol 70%,
untuk obat batuk, sariawan, borok, dan bisul. kloroform, asam klorida 2N, pereaksi mayer,
Flavonoid merupakan salah satu senyawa pereaksi dragendroff, amil alkohol, larutan
metabolit sekunder yang terkandung pada gelatin 1%, asetat anhidrid 0,5ml, H2SO4 pekat
seluruh bagian tubuhan termasuk daun, akar,
kayu, kulit, tepung sari,nectar, bunga, buah, biji. METODOLOGI
Salah satu flavonoid juga memiliki kemampuan 1. Pengumpulan Bahan Tanaman
sebagai antioksidan, seperti betasianin. Pengumpulan bahan tumbuhan daun asam
Betasianin dapat melindungi sel-sel tubuh jawa (Tamarindus indica L.) yang didapatkan
dan jaringan dari kerusakan yang disebabkan dari daerah Perkebunan Percobaan Manoko,
oleh adanya radikal bebas dan spesies oksigen Lembang, Jawa Barat.
reaktif, sehingga betasianin juga dapat digunakan 2. Determinasi Tanaman
sebagai analgesik karena dapat melindungi dari Determinasi tanaman dilakukan di Jurusan
Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu
kerusakan sel-sel tubuh dan jaringan (Anni
Faridah, 2014). Pengetahuan Alam, Universitas Padjajaran,
Jatinangor Bandung.
Alat Penelitian 3. Pembuatan Simplisia daun asam jawa
Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini : (Tamarindus indica L.)
Beaker glass, stopwatch, spuit injeksi 1ml, rotary Daun asam jawa yang telah dikumpulkan
evapolator, labu alas bulat, cawan porselen, disortasi basah dan dipisahkan dari pengotor,
water bath, kandang mencit, ram kawat, mencit, dicuci dengan air mengalir hingga bersih, daun
penangas air, stamper, mortir, timbangan mencit, yang sudah dicuci bersih kemudiaan disimpan di
blender, oven, maserator, pur dan pupuk serbuk wadah pengeringan.
kayu. Pengeringan simplisia dilakukan dengan cara
dijemur di bawah sinar matahari langsung
Bahan Penelitian dengan ditutup kain hitam selama waktu tertentu
sampai sebagian kandungan air dalam simplisia
1. Tanaman Penelitian menguap, setelah simplisia kering dilakukan
kembali sortasi kering.
Dalam penelitian ini digunakan bahan 4. Penetapan Kadar Air Simplisia
percobaan berupa sampel daun asam jawa 200g, Siapkan alat pengukur kadar air, alat
etanol 70% dan aquadest. Sebagai perbandingan pengukur kadar air dipastikan ada pada posisi
analgetik digunakan parasetamol sediaan tablet nol dan jarum berada pada posisi netral, anak
500mg. timbangan 2 g diletakan dan masukann serbuk
2. Hewan Uji massa cetakan sampai stabil 2 g dengan posisi
jarum ada ditengah. Lampu dinyalakan dan suhu
Hewan uji yang digunakan dalam penelitian diatur maksimal 100˚C. setelah suhu mencapai
ini adalah mencit jantan usia 2-3 bulan, dengan 100˚C, nyalakan stopwatch dan hitung waktunya
berat badan 20-30 gram dengan kondisi badan selama 15 menit dan suhu tetap dijaga agar
sehat (aktif dan tidak cacat). Mencit stabil. Setelah 15 menit, lampu dimatikan dan
diadaptasikan selama satu minggu dengan tujuan tombol pengukur diputar ke sebelah kiri sampai
agar beradaptasi dengan lingkungan percobaan. jarum menunjukan ke posisi semula. Kemudian
Sebanyak 25 ekor mencit dibagi menjadi 5 angka kadar air dibaca.
kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 5 ekor, 5. Skrining fitokimia
masingmasing kelompok diberi perlakuan yang Skrining fitokimia dilakukan terhadap
sama dan diberi nutrisi yang sama. Sebelum simplisia dan ekstrak etanol daun asam jawa
perlakuan mencit dipuasakan terlebih dahulu ± (Tamarindus indica L.) untuk memeriksa adanya
16 jam. metabolit sekunder. Secara umum senyawa ini
12 Uji Efek Analgesik.. (Endah K., dkk)
Jurnal Sabdariffarma Tahun 2021 Vol 9 No.1:11-18 p-ISSN 2338-6851/ e-ISSN 2723-1887

meliputi Alkaloid, Flavonoid, Saponin, steroid b Kelompok kontrol positif diberikan


dan Tanin. parasetamol 500mg/Kg BB
6. Pembuatan Ekstrak Tiap tablet paracetamol mengandung 500mg
Pembuatan ekstrak daun asam jawa dilakukan untuk manusia di konversi dosis paracetamol
secara maserasi. Sebanyak 200gram daun asam untuk mencit 20gram BB adalah 0,0026. Dosis
jawa (Tamarindus indica L.) ditambah 5 liter untuk mencit adalah : 0,0026 × 500mg = 1,3/20g
etanol 70 % dalam bejana tertutup didiamkan BB
selama 24 jam. Selanjutnya disaring dan diperas, c Kelompok perlakuan ekstrak daun asam
ampas ditambah etanol 70% lagi hingga jawa 100 mg/Kg BB
terendam, perendaman dan penyaringan Dosis 100mg adalah : 0,0026 × 100mg =
dilakukan selama 3 hari dengan 3 kali 0,26/20g BB
penggantian pelarut. Maserat yang diperoleh d Kelompok perlakuan ekstrak daun asam
kemudian disatukan, diuapkan di atas penangas jawa 200 mg/Kg BB
air hingga menjadi ekstrak kental. Dihitung Dosis 200mg adalah : 0,0026 × 200mg =
rendemen dari ekstrak kental daun asam jawa 0,52/20g BB
(Tamarindus indica L.). e Kelompok perlakuan ekstrak daun asam
7. Pembuatan Suspensi jawa 300 mg/Kg BB
Pembuatan suspensi ekstrak daun asam jawa Dosis 300mg adalah : 0,0026 × 300mg =
menggunakan Na CMC 1%, suspensi dibuat 0,78/20g BB
menjadi 3 untuk masing-masing dosis. Suspensi
yang pertama untuk dosis 1 menggunakan Setelah 30 menit kemudian seluruh kelompok
ekstrak daun asam jawa sebanyak 100mg, Na hewan yang telah mendapatkan perlakuan diberi
CMC 1% sebanyak 50mg dilarutkan dalam induktor nyeri secara intra peritonial
aquadest 25ml. hingga homogen. Pada suspensi menggunakan asam asetat 1% berdasarkan dosis
dosis ke 2 digunakan ekstrak daun asa jawa yang telah ditetapkan. Kemudian dihitung
sebanyak 200mg, Na CMC 1% sebanyak 50mg jumlah geliat yang terjadi setiap 5 menit selama
dilarutkan dalam aquadest 25ml hingga 1 jam. Hasilnya dikumulatifkan sebagai daya
homogen. Dan suspensi untuk dosis 3 digunakan geliat hewan percobaan perjam. Kekuatan
ekstrak daun asam jawa 300mg, Na CMC 01% aktifitas analgetik dihitung berdasarkan
50mg dan dilarutkan dalam aquadest 10ml kemampuan hambatan sampel terhadap
hingga homogen. penurunan geliatan hewan percobaan (% inhibisi
8. Pembuatan Larutan Parasetamol nyeri).
Dosis lazim parasetamol pada manusia adalah
500 mg. Untuk pembuatan dosis parasetamol Daya proteksi obat terhadap efek analgetik :
yaitu 500 mg parasetamol di tambahkan aquades
hingga 100 ml. Dosis untuk mencit harus
𝐾
dikalikan faktor konversinya yaitu 0,0026 % proteksi = 100 – ( 𝑃 ×100%)
(berdasarkan table Paget dan Barners). Sebagai
pembanding digunakan dosis 500 mg, apabila P = jumlah geliat kelompok perlakuan
dikalikan faktor konversinya pada mencit
menjadi : 500 mg x 0,0026 = 1,3 mg/gBB Maka, K = jumlah geliat kelompok kontrol negatif
dosis per kilogram berat badan mencit adalah :
1,3 mg. 9. Analisis Data
Data yang diperoleh dari uji efek analgetik
Pada penelitian ini mencit dikelompokkan dianalisis secara statistika menggunakan
menjadi 5 kelompok hewan percobaan, masing- ANOVA 5% (one way) untuk mengetahui ada
masing kelompok terdiri dari 5 ekor mencit lalu tidaknya pengaruh ekstrak etanol daun asam
diberikan perlakuan: jawa terhadap mencit kemudian untuk memilih
a Kelompok kontrol negativ diberikan Na- perlakuan terbaik dilakukan uji Duncan.
CMC 1%

13
Jurnal Sabdariffarma Tahun 2021 Vol 9 No.1:11-18 p-ISSN 2338-6851/ e-ISSN 2723-1887

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penetapan Kadar Air


Penentuan kadar air bertujuan adalah untuk
Hasil Determinasi Tanaman mengukur kandungan air yang terkandung dalam
Determinasi ini dilakukan di Herbarium simplisia, serta memberikan batasan minimal
Jatinangor Laboratorium Taksonomi Tumbuhan rentang tentang besarnya kandungan air dalam
Departemen Biologi FMIPA UNPAD bahan.
menunjukan bahwa tanaman yang digunakan Dilakukan dengan menggunakan alat
dalam penelitian benar tanaman asam jawa moisture balance dengan berat simplisia
(Tamarindus indica L.). sebanyak 2 g. Diperoleh hasil kadar air simplisia
Hasil Pengolahan Simplisia daun asam jawa sebesar 2% hal ini telah
Simplisia tumbuhan daun asam jawa memenuhi syarat kadar air yang telah ditetapkan
didapatkan dari daerah Perkebunan Percobaan bahwa kadar air untuk simplisia daun
Manoko, Lembang-Bandung. Daun asam jawa > 5% .
segar yang telah terkumpul sebanyak 2 Kg dicuci Hasil Skrining Fitokimia
bersih kemudian dipotong kecil - kecil. Skrining fitokimia bertujuan untuk
Dikeringkan dengan cara dijemur di bawah sinar menentukan golongan metabolit sekunder yang
matahari dengan ditutup kain hitam untuk mempunyai aktivitas biologis yang ada dalam
mencegah terjadinya kerusakan kandungan kimia daun asam jawa secara kualitatif. Hasil skrining
sampel. Pengeringan dilakukan selama 15 hari. fitokimia dari daun asam jawa dapat dilihat pada
Dari 2 Kg daun asam jawa diperoleh hasil tabel berikut dan foto hasil skrining dapat dilihat
simplisia kering sebanyak 500gram. di Tabel 1.

Tabel 1 Hasil Skrining Fitokimia Pada Simplisia Dan Ekstrak Daun Asam Jawa
(Tamarindus Indica L.)
Metabolit Hasil
No Reaksi Pustaka
sekunder
Simplisia Ekstrak
1 Alkaloid Sampel + pereaksi mayer, Keruhan putih/jingga Positif Positif
buchardat, dragendroff
2 Tanin Sampel + gelatin 1% Endapan berwarna putih Positif Positif
dan keruh
3 Saponin Sampel + air Berbusa Positif Positif
4 Flavonoid Sampel + magnesium+ hcl Kuning sampai merah / Positif Positif
+ amil alkohol amil alkohol berubah
warna
5 Steroid Sampel + kloroform + Hijau sampai biru Positif Positif
asetat anhidrid+ H2SO4
pekat
Keterangan :
Positif : Teridentifikasi adanya metabolit sekunder
Negatif : Tidak teridentifikasi adanya metabolit sekunder

Dari hasil skrining fitokimia di atas baik dan tidak menghilangkan kandungan
menunjukan bahwa daun asam jawa senyawa.
mengandung alkaloid, tannin, saponin, Kandungan pada daun asam jawan
flavonoid, dan steroid. (Tamarindus indica L.) tersebut sesuai dengan
Pada ekstrak mengandung metabolit yang penelitian (Saifudin ,2014) bahwa kandungan
sama dengan simplisia hal ini menunjukan dari tanaman asam jawa adalah saponin, tanin,
proses ekstrasi dengan maserasi berlangsung flavonoid, vitamin B, asam tartrat.

14
Jurnal Sabdariffarma Tahun 2021 Vol 9 No.1:11-18 p-ISSN 2338-6851/ e-ISSN 2723-1887

Hasil Ekstraksi Simplisia Daun Asam Jawa direndam dengan etanol 70% diaduk pada
Simplisia daun asam jawa yang telah kering temperatur ruangan (kamar) kemudian disaring
sebanyak 200 gram diekstraksi dengan untuk mendapatkan filtrat.
menggunakan metode maserasi, dan pelarut yang Filtrat dipekatkan diatas penangas air. Ekstrak
digunakan yaitu etanol 70% sebanyak 5liter. kental yang didapat sebanyak 30,59 gram. Hasil
Ekstraksi dilakukan selama 3 hari, simplisia rendemen ekstrak dapat dilihat pada tabel 2.
dimasukkan ke dalam alat maserator dan

Tabel 2 Hasil Rendemen Ekstrak Daun Asam Jawa


Berat Simplisia (g) Berat Ekstrak (g) Hasil Rendemen

200 g 30,59g 15,29%


Hasil Pengujian Efek Analgetik
Penelitian ini menggunakan hewan uji mencit terbagi menjadi 5 (lima) kelompok uji masing-
putih jantan galur Swiss Webster berumur 2 - 3 masing berjumlah 5 ekor mencit, yaitu kelompok
bulan, dengan berat badan 20 - 30 gram dengan kontrol, kelompok pembanding, uji dosis 1 (100
kondisi badan sehat (aktif dan tidak cacat). mg/kgBB), uji dosis 2 (200mg/kgBB) dan uji
Mencit harus diadaptasikan terlebih dahulu dosis 3 (300mg/kgBB).
dengan kondisi laboraturium selama satu minggu Pada tahap uji pendahuluan, dilakukan
dan diberi makanan pur setiap hari harus diganti penelitian terhadap kontrol positif, kontrol
serbuk kayu. Hal ini dilakukan untuk negatif, dan 3 tingkatan dosis. Hal ini perlu
menghindari stress pada saat perlakuan sehingga dilakukan mengingat Na-CMC 1% digunakan
tidak mengpengaruhi efek analgetiknya. sebagai suspending agent, sehingga akan
Sebelum mencit di uji mengalami perlakuan, dipastikan nantinya penggunaan Na-CMC 1%
mencit dipuasakan terlebih dahulu selama 18 jam tidak mempunyai efek analgetik dan tidak
dengan hanya diberi minum (aquadest). Tujuan mempengaruhi efek analgetik dari bahan yang
dipuasakan, agar kondisi hewan uji sama dam disuspensikan. Setelah dilakukan pengujian
mengurangi pengaruh makanan yang di didapatkan hasil penelitian yang dapat dilihat
konsumsi terhadap absorpsi sampel yang pada tabel 3.
diberikan. Sebanyak 25 ekor mencit yang

Tabel 3 Rata-rata Geliat Pada Mencit Jantan Swiss Webster Setelah Perlakuan

Kelompok Jumlah Geliat Tiap 5 Menit


Dosis 5’ 10’ 15’ 20’ 25’ 30’ 35’ 40’ 45’ 50’ 55’ 60
Kontrol (-) 11,2 30 28,6 22,8 20,8 17,2 14,4 12 11,4 9,8 8,8 6,2
Kontrol(+) 7 14,6 10 8,4 5,6 4,8 4 3,4 2,6 2 0,8 0
Dosis 100mg/KgBB 14,6 20,6 20,2 15,6 13 8,4 11,2 7 5,6 3,8 2,6 2,6
Dosis 200 mg/KgBB 8,2 19,6 14,2 9,6 6 6,8 5,2 4,6 3 2,4 2,2 1,2
Dosis 300mg/KgBB 12 13 10 7,2 5,2 4,6 4,2 3,8 3,2 2,8 2,2 1

15
Jurnal Sabdariffarma Tahun 2021 Vol 9 No.1:11-18 p-ISSN 2338-6851/ e-ISSN 2723-1887

35

30
Kontrol (-) Na-CMC
25
Kontrol (+) Paracetamol
Rata-rata

20

15 Dosis Ekstrak Daun Asam


Jawa 100mg
10
Dosis Ekstrak Daun Asam
Jawa 200mg
5
Dosis Ekstrak Daun Asam
0 Jawa 300mg
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60
Waktu

Gambar 1 Grafik Hasil Rata-rata Penurunan Analgetik

Keterangan :
Kelompok 1 kontrol (-) : Na-CMC 1% dengan asam asetat 1%, kelompok 2 kontrol (+) : parasetamol 500mg dengan
asam asetat 1%, kelompok 3 : ekstrak dosis 100mg/20g BB dengan asam asetat 1%, kelompok 4 : ekstrak dosis
200mg/20g BB dengan asam asetat 1%, kelompok 5 : ekstrak dosis 300mg/20g BB dengan asam asetat 1%.

Berdasarkan hasil kumulatif geliat pada tabel lebih baik kontrol positif dalam penurunan
1, kelompok Na-CMC 1% memiliki nilai geliat jumlah geliat. Jika antar dosis daun asam jawa
yang paling tinggi dibandingkan dengan dibandingkan maka didapatkan data bahwa dosis
kelompok lainnya. Dengan demikian Na-CMC 200mg lebih baik dari dosis 100mg dan 300mg.
1% tidak memiliki efek analgetik. Uji antara Na-
CMC 1% (kontrol negatif) dan parasetamol 500 Ditinjau dari hasil penelitian yang telah
mg/kgBB (kontrol positif) menunjukkan hasil dilakukan dan analisa data secara statistik,
yang signifikan menurun. ternyata ekstrak etanol daun asam jawa
memberikan aktifitas sebagai analgetik melalui
Pada dosis 100 mg/KgBB, 200 mg/KgBB, kemampuannya menghambat dan mengurangi
300 mg/KgBB ada peningkatan jumlah geliat jumlah geliatan pada mencit. Hal ini disebabkan
dari menit ke 5 sampai menit ke 10, karena asam ekstrak etanol daun asam jawa mengandung
asetat masih memberikan efek dalam tubuh flavonoid yang diketahui mampu menghambat
mencit. Lalu ada penurunan jumlah geliat hingga pembentukan radang penyebab nyeri.
menit ke 60. Peningkatan geliat karena asam Persentase proteksi pada dosis 100mg/KgBB
asetat 1% masih memberikan efek dalam tubuh adalah 33,54%, dosis 200g/KgBB adalah
mencit putih galur swiss webster. 56,08%, dosis 300mg/KgBB adalah 63,70% dan
kontrol positif memiliki persentase proteksi
Sedangkan untuk dosis 100 mg/KgBB, 200 66,66%. Hal ini berarti persentase proteksi dosis
mg/KgBB, 300 mg/KgBB jika dibandingkan 300mg/KgBB sebanding dengan proteksi pada
dengan kontrol negatif terdapat penurunan kontrol positif (parasetamol).
jumlah geliat sedangkan dosis kontrol positif

16
Jurnal Sabdariffarma Tahun 2021 Vol 9 No.1:11-18 p-ISSN 2338-6851/ e-ISSN 2723-1887

Tabel 4 Data Uji Analisis One Way ANOVA

GELIA3 Sun of Squars Df Mean Square F Sig.


Between Group 4873.020 4 1218.255 29.144 0.002
Within Groups 12331.567 295 41.802
Total 17204.587 299
Uji one way (ANOVA) Analysis Of Variance hasil analisis dapat digunakan untuk
menggunakan hipotesis sebagai berikut menyimpulkan hipotesis.dan didapatkan nilai
H0: μ1=μ2=μ3=μ4=μ5=0; tidak terdapat signifikansi atau nilai p lebih kecil dari 0,01
pengaruh (tidak memiliki daya analgetik) pada yang artinya ho ditolak dan h1 diterima.
ekstrak etanol daun asam jawa (Tamarindus
indica L.) terhadap mencit putih jantan Swiss Menurut Gunawan et al (2008) bahwa
Webster penelitian daun asam jawa (Tamarindus indica
L.) ini belum maksimal, padahal tanaman ini
H1: terdapat pengaruh daya analgetik pada memiliki berbagai macam khasiat, antara lain
ekstrak etanol daun asam jawa (Tamarindus daunnya dapat digunakan sebagai antiseptik,
indica L.) terhadap mencit putih jantan Swiss demam, rematik, luka, batuk kering, sakit gigi,
Webster. μi≠0; terdapat perbedaan jumlah geliat sakit gusi, anti radang dan kramm saat
mencit setiap 5 menit pada lima kelompok yang menstruasi. Pada penyakit tersebut biasanya
diuji, atau pemberian ekstrak daun asam jawa penderita merasakan adanya nyeri yang diderita,
dengan dosis yang berbeda berpengaruh terhadap sehingga daun asam jawa (Tamarindus indica
jumlah geliat mencit setiap 5 menit; α=0,01 L.) dapat digunakan untuk meredakan rasa nyeri.

Dari hasil uji statistik one way ANOVA nilai


F hitung lebih besar dari nilai F tabel sehinnga

Table 5 Data Hasil Uji Duncan

GELIAT
Subses for alpha = 0.05
PERLAKUAN N
1 2 3
Duncana +
60 5.27
300 60 5.73
200 60 6.92
100 60 10.47
- 60 16.08

Dari data hasil uji Duncan dosis ekstrak SIMPULAN


daun asam jawa 100mmg//KgBB memiliki efek Berdasarkan hasil penelitian pemberian
analgetik paling rendah dibanding perlakuan ekstrak daun asam jawa pada mencit jantan
dosis lainnya. Dosis 200mg/KgBB dan galur Swiss Webster didapatkan simpulan
300mg/KgBB serta kontrol positif parasetamol sebagai berikut:
memiliki pengaruh yang tidak berbeda nyata 1. Ekstrak etanol daun asam jawa (Tamarindus
pada taraf signifikansi 0,05. Hal ini berarti Indica L.) memiliki efek analgetik pada mencit
bahwa dosis 200mg/KgBB merupakan dosis jantan Swiss Webster yang diinduksi dengan
terbaik ekstrak daun asam jawa (Tamarindus asam asetat 1%.
indica L.) sebagai anti nyeri pada mencit jantan 2. Dosis 200mg/KgBB merupakan dosis
galur swiss webster. optimum untuk efek analgetik pada mencit putih
jantan galur swiss webster.

17
Jurnal Sabdariffarma Tahun 2021 Vol 9 No.1:11-18 p-ISSN 2338-6851/ e-ISSN 2723-1887

DAFTAR PUSTAKA Efektifitas Analgetik Madu pada


Edijanti, G., Chodidjah, & Susanto, H., 2011, Tikus dengan Metoda Geliat
Uji Efektifitas Analgetik Madu pada Asetat, Universitas Sultan Agung.
Tikus dengan Metoda Geliat Asetat,
3(1), 48–53. Reynertson, 2007, Di dalam Sutrisna,E.M., Uji
efek antiinflamasi ekstrak etil
Faridah . A dan Rahmi H., Indentifikasi Pigmen asetat buah semu jambu mete
Betasianin Dari Kulit Buah Naga (Anacardium occidentale L.)
Merah (Hylocereus Polyrhizus). terhadap edema pada kaki tikus
Fakultas Teknik Universitas Negri putih (Rattus novergicus) jantan
Padang. Tahun 2014. galur wistar yang diinduksi
karagenin. Biomedika 2:33-37.

Gunawan, S.G., Setiabudi, R., Nafrialdi, Saifudin, A., 2014. Senyawa alam metabolit
Elysabeh, editor, 2008, Farmakologi sekunder, Deepublish. Yogyakarta.
dan Terapi Edisi 5, Departeme
Fakultas Kedokteran Universitas Sukandar E. 2006. Gagal Ginjal dan Panduan
Indonesia, Jakarta. Terapi Dialis. Bandung: Pusat
Informasi Ilmiah Bagian Imu
Guyton, A.C., 1991, Fisiologi Manusia dan Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
MekanismePenyakit, Edisi III, 443, Universitas Padjajaran/RS Dr. Hasan
EGC , Jakarta. Sadikin Bandung.

Harborne, J.B. 2007. Metode Fitokimia Cara Turner,R.A., 1965., Screening Methods in
Modern Menganalisis Tumbuhan, Pharmacological, 112-116,
edisi III. Institut Teknologi Bandung, Academic Press, New York.
Bandung.

Herawati Irma Erika, M. (2017). Analisis


Fitokimia. Bandung: Universitas Al -
ghifari Bandung.

Kunnika, S dan Pranee, A., 2011, Influence of


enzyme treatment on bioactive
compounds and colour stability of
betacyanin in flesh and peel of red
dragon fruit Hylocereus polyrhizus (
Weber ) Britton and Rose,
International Food Research
Journal,18(4), 1437–1448.

Masyud., 2010, Tanaman Obat Indonesia.


http://www.dephud.go.id/indexphp?=
id/node/54 (diaskes tanggal 12
Januari 2011).

Pudjiastuti., et al, 1989, Di dalam Goenarwo, E.,


Chodijah., Susanto, H., Uji

18

Anda mungkin juga menyukai