Isu Lingkungan

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini lingkungan menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian yang
seksama dan cermat. Lingkungan saat ini mulai terancam oleh berbagai dampak yang
ditimbulkan berbagai aktifitas manusia. Dari tahun ke tahun lingkungan saat ini mulai
menampakan perbahan yang signifikan.
Isu lingkungan sesungguhnya merupakan isu yang sangat kuas karena kompleksitas
permasalahannya menyangkut aspek-aspek krusial dan beraneka ragam dari multidisiplin
ilmu ekonomi, politik, social dan budaya dan tentunya dari kelompok ilmu-ilmu eksata yang
berkaitan langsung dengan studi physical environment itu sendiri, seperti: biology, chemistry,
geology, forestry dan sebagainya.
Seiring dengan petambahan penduduk dan perkembangan berbagai industri, maka isu
lingkungan telah menjadi masalah serius yang dihadapi oleh manusia. Pencemaran
lingkungan merupakan masalah bersama.
Permasalahan lingkungan dapat dikategorikan masalah lingkungan lokal, nasional,
regional dan global. Pengkategorian tersebut berdasarkan pada dampak dari permasalahan
lingkungan, apakah dampaknya hanya lokal, nasional, regional atau global. Bila kita melihat
bumi secara utuh maka bumi merupakan satu sistem yang utuh dan tidak bisa dipisah-
pisahkan.
Akhir-akhir ini isu kelingkungan hidup menjadi topik yang hangat diperdebatkan
dalam berbagai fora internasional karena adanya gejala pemanasan global yang semakin
menghawatirkan. Terus mencairnya es di Kutub Utara, permukaan laut yang naik,
perubahan iklim yang tidak teratur, bencana alam yang melanda di berbagai wiayah, di
permukaan bumi sangat mempengaruhi hakikat interaksi aktor-aktor Hubungan Internasional.
Kelangsungan hidup umat manusia sedang ada dalam ancaman yang serius kalau proses
pemanasan global ini tidak segera dikendalikan.
Indonesia menjadi salah satu negara berkembang yang disorot oleh dunia
internasional karena laju kerusakan hutan tropis yang tinggi setiap tahun. Hutan Indonesia
yang berfungsi sebagai paru-paru dunia tidak lagi menjadi urusan Indonesia sendiri tetapi
juga kepedulian Negara-negara lain yang khawatir dengan perubahan iklim. Kebakaran hutan
yang terjadi di Indonesia telah menimbulkan keresahan di dalam negeri dan juga di Negara-
negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia. Tetapi persoalan lingkungan hidup tidak
hanya menyangkut kerusakan atau kebakaran hutan tropis, tetapi juga Negara-negara industri
yang memberikan kontribusi besar terhadap emisi karbon yang menyebabkan kenaikan suhu
bumi.
Untuk pokok bahasan lebih lanjut, akan kami bahas dalam makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah

1. Isu-isu seperti apakah yang menjadi perdebatan mengenai kelingkungan hidup?


2. Bagaimanakah konsepsi Gender dan isu gender sebagai wacana mencapai kesetaraan?
3. Bagaimanakah politik diplomasi Indonesia?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Menjekaskan dan mengidentifikasi terkait isu-isu lingkungan hidup.


2. Mengidentifikasi konsepsi gender dn isu –isu gender dalam proses menuju kesetaraan.
3. Menjelaskan mengenai politik diplomasi di Indonesia.

1.4 Manfaat Penulisan

Penyusun berharap, setelah membaca makalah “ Isu Lingkungan” ini maka dapat
menambah wawasan dan mengetahui isu-isu lingkungan hidup saat ini, isu gendet dalam
proses kemitrasejajaran dan mengetahui politik diplomasi di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Lingkungan

Isu lingkungan hidup menempati bagian penting dari diskursus publik internasional
kontemporer. Ini dessebabkan oleh krisis keseimbangan ekologis yang dialami dunia dengan
percepatan terutama setelah Perang Dunia II. Planet yang kita diami ini tengah mengalami
proses “global warming” yang disebabkan oleh pengeluaran yang berlebihn dari gas-gas
“rumah hijau” yang paling terkenal diantaranya adalah kloroflorokarbon.
Gas-gas ini menyebabkan berkurangnya lapisan ozon yang melindungi bumi dari
sinar ultraviolet yang dipancarkan oleh Matahari. Masalah lainnya meliputi deforestasi hutan
tropis, yang berguna untuk mensirkulasi gas-gas berbahaya menjadi oksigen, yang terjadi
pada tingkat yang menakutkan, yaitu 30.000-37.000 mil persegi pertahun, di Sub-Sahara
proses desertifikasi terjadi dengan tingkat per tahunnya sebesar 6 juta hektar. Dunia pun
mengalami prospek musnahnya ratusan ribu spesies dalam waktu dua puluh tahun ke depan.
Bila tingkat perusakan lingkungan seperti yang ada sekarang berlanjut, planet Bumi tidak
akan sanggup lagi menunjang para penghuninya.
Baik negara berkembang yang sedang membangun ekonominya maupun negara-
negara industri sama-sama memiliki kepentingan nasional yang mempengaruhi sikap dan
kebijakan mereka dalam mengatasi isu lingkungan hidup global.
Persoalan utama yang terjadi di Negara-negara berkembang adalah upaya
pemerintahan yang berkuasa untuk menjadikan pembangunan ekonomi sebagai sumber
legitimasi kekuasaan sehingga kemudian menjadi semacam ideology yang tak boleh
diganggu gugat.
Umumnya ekspor negara berkembang bertumpu pada sumber daya alam. Indonesia
misalnya, mengandalkan minyak bumi dan ekspor kayu tropis. Kondisi demikian mudah
diduga akan berdampak pada percepatan pengurasan sumberdaya alam. Selain itu, rezim
perdagangan bebas Internasional mempunyai tujuan meningkatkan volume perdagangan
dengan membebaskan perdagangan dari segala bentuk proteksi. Pengalaman empiris
menunjukkan ekonomi global tidak dapat tumbuh tanpa ada pengurasan ekonomi alam.
Kondisi inilah yang melatarbelakangi munculnya standarisasi produk berwawasan
lingkungan pada era perdagangan bebas.
Bagi negara-negara berkembang, seperti Indonesia, kedua hal di atas dapat menjadi
dilema. Di satu pihak, terdapt kesadaran bahwa permasalahan lingkungan hidup terasa cukup
serius. Namun di lain pihak, era perdagangan bebas menuntut produk-produk yang bermutu
baik dan murah. Ketentuan standarisasi akrab llingkungan tentunya akan menambah ongkos
produksi barang yang akan menjadikan produk-produk tersebut kurang kompetitif
dibandingkan dengan yang dihasilkan oleh Negara-negara maju yang telah terlebih dahulu
mempunyai infrastruktur produksi berwawasan lingkungan.

2.2 Isu Lingkungan Global

Sebelumnya orang menduga masalah lingkungan global lebih banyak dipengaruhi


faktor alam, seperti iklim, yang mencakup temperatur, curah hujan, kelembaban, tekanan
udara dll. Belakangan orang mulai menyadari bahwa aktifitas manusia pun mempengaruhi
iklim dan lingkungan secara signifikan. Ambilah contoh penebangan hutan, mempengaruhi
perubahan suhu dan curah hujan secara lokal. Ketika area hutan yang hilang semakin luas,
maka akibat yang ditimbulkan bukan lagi lokal tapi sudah berskala regional.

Kenapa hutan ditebang? Tentu saja ada motivasi-motivasi manusia yang membuat
mereka menebang hutan, misalnya motivasi ekonomi. Untuk skala negara, negara
membutuhkan devisa untuk menjalankan roda pembangunan. Karena industri negara belum
mapan dan kuat, maka yang bisa diekspor untuk menambah devisa adalah menjual kayu.
Modal dan keahlian yang dibutuhkan untuk menebang pohon relatif kecil dan sederhana,
bukan?

Menjadi masalah global yang mempengaruhi lingkungan juga misalnya pertumbuhan


penduduk dunia yang amat pesat. Pertumbuhan penduduk memiliki arti pertumbuhan
kawasan urban dan juga kebutuhan tambahan produksi pangan. Belum lagi ada peningkatan
kebutuhan energi. Pada masing-masing kebutuhan ini ada implikasi pada lingkungan.

Coba kita perhatikan contoh dari kebutuhan lahan urban dan lahan
pertanian. Pemenuhan kebutuhan ini akan meminta konversi lahan hutan. Semakin lama
daerah-daerah resapan air makin berkurang, akibatnya terjadi krisis air tanah. Di sisi lain di
beberapa kawasan berkemiringan cukup tajam menjadi rawan longsor, karena pepohonan
yang tadinya menyangga sistem kekuatan tanah semakin berkurang. Kemudian karena
resapan air ke tanah berkurang, terjadilah over-flow pada air permukaan. Ketika kondisi ini
beresonansi dengan sistem drainase yang buruk di perkotaan terjadilah banjir. Banjir akan
membawa berbagai penderitaan. Masalah langsungnya misalnya korban jiwa dan harta.
Masalah tidak langsungnya misalnya mewabahnya berbagai penyakit, seperti malaria, demam
berdarah, muntaber dll.

Sekarang kita beralih ke masalah eksploitasi energi. Saat ini Indonesia misalnya masih
sangat bergantung pada sumber energi minyak bumi. Ini yang menjelaskan betapa hebohnya
pemerintah dan masyarakat akibat masalah minyak. Pemerintah bingung menutupi anggaran
belanja negara, karena besarnya pengeluaran untuk impor minyak. Masyarakat bingung sebab
kenaikan harga minyak memililiki efek berantai pada kenaikan harga barang-barang di
lapangan.

Yang ditekankan di sini adalah bahwa penggunaan minyak dari sisi lingkungan, dan
lebih spesifiknya sisi komposisi udara di atmosfir, berarti peningkatan gas carbon dioxida
(CO2). Gas ini, bersama lima jenis gas lain, diketahui menjadi penyebab terjadinya efek
pemanasan global (global warming). Diperkirakan diantara tahun 1990-2100 akan terjadi
kenaikan rata-rata suhu global sekitar 1,4 sampai 5,8 derajat celsius. Akibatnya akan terjadi
kenaikan rata-rata permukaan air laut, disebabkan mencairnya gunung-gunung es di
kutub. Banyak kawasan di dunia akan terendam air laut. Akan terjadi perubahan iklim
global. Hujan dan banjir akan meningkat. Wabah beberapa penyakit akan meningkat pula.
Produksi tumbuhan pangan pun terganggu. Pendek kata akan terjadi pengaruh besar bagi
kelangsungan hidup manusia.

Para peneliti dan ilmuwan yang bergerak di bidang lingkungan sudah sangat ngeri
membayangkan bencana besar yang akan melanda umat manusia. Yang jadi masalah,
kesadaran akan permasalahan lingkungan ini belum merata di tengah umat manusia. Ini akan
lebih jelas lagi kalau melihat tingkat kesadaran masyakat di negara berkembang. Jangankan
masyarakat umum, di kalangan pemimpin pun kesadaran masalah lingkungan ini masih
belum merata.

Di tengah kondisi di atas, dimulailah prakarsa-prakarsa pro-lingkungan pada tingkat


global. Kyoto Protokol adalah konvensi yang masih cukup hangat dan masih akan
diberlakukan secara efektif mulai tahun 2007. Isi utama Protokol ini adalah upaya
pengurangan emisi enam gas yang mengakibatkan kenaikan suhu global. Pada tahun 2008-
2012 akan diadakan pengukuran sistematis balance pengeluaran dan penyerapan gas-gas ini
pada semua negara yang telah menandatangani Protokol ini.

Contoh, Penyebab dan Dampak Lingkungan Global

1. Pemanasan Global : Pemanasan Global / Global Warming pada dasarnya merupakan


fenomena peningkatan temperature global dari tahun ke tahun karena terjadinya efek
rumah kaca. Yang disebabkan oleh meningkatnya emesi gas karbondioksida, metana,
dinitrooksida, dan CFC sehingga energy matahari tertangkap dalam atmosfer bumi.
Dampak bagi lingkungan biogeofisik : pelelehan es di kutub, kenaikan mutu air
laut, perluasan gurun pasir, peningkatan hujan dan banjir, perubahan iklim, punahnya
flora dan fauna, migrasi fauna dan hama penyakit.
Dampak bagi aktiitas social ekonomi masyarakat: gangguan pada pesisir dan kota
pantai, gangguang terhadap prasarana fungsi jalan, pelabuhan dan bandara. Gangguan
terhadap pemukiman penduduk, ganggungan produktifitas pertanian. Peningkatan
resiko kanker dan wabah penyakit.
2. Penipisan Lapisan Ozon : dalam lapisan statosfer pengaruh radiasi ultraviolet, CFC
terurai dan membebaskan atom klor. Klor akan mempercepat penguraia ozon menjadi
gas oksigen. Di samping itu efek rumah kaca, dan beberapa atom lain yang
mengandung brom seperti metal bromide dan halon juga ikut memeperbesar
penguraian ozon.
Dampak bagi makhluk hidup: lebih banyak kasus kanker kulit melanoma yang bisa
menyebabkan kematian, meningkatkan kasus katarak pada mata dan kanker mata,
menghambat daya kebal pada manusia(imun), penurunan produksi tranaman jagung,
dll, kenaikan suhu udara dan kematian pada hewan liar.
3. Hujan Asam : Proses revolusi industry mengakibatkan timbulnya zat pencemaran
udara. Pencemaran udara tersebut bisa bereaksi air hujan dan turun menjadi senyawa
asam.
Dampak nya : proses korosi menjadi lebih cepat, iritasi pada kulit, system
pernafasan, menyebabkan pengasaman pada tanah.
4. Pertumbuhan populasi : pertambahan penduduk duia yang mengikuti pertumbuhan
secara ekponsial merupakan permasalahan lingkungan .
Dampaknya: terjadinya pertumbuhan penduduk akan menyebabkan meningkatnya
kebutuhan sumber daya alam dan ruang.
5. Desertifikasi : merupakan penggurunan, menurunkan kempampuan daratan. Pda
proses desertifikasi terjadi proses pengurangan produktifitas yang secara bertahap dan
penipisan lahan bagian atas karena aktivitas manusia dan iklim yang bervariasi seperti
kekeringan dan banjir.
Dampak : awalnya berdampak local namun sekarang isu lingkungan sudah
berdampak global dan menyebabkan semakin meningkatnya lahan kritis di muka
bumi sehingga penangkap CO2 menjadi semakin berkurang.
6. Penurunan keaneragaman hayati : adalah keaneragama jenis spesies makhluk
hidup. Tidak hanya mewakili jumlah atau sepsis di suatu wilayah, maliputi keunikan
spesies, gen serta ekosistem yang merupakan sumber daya alam yang dapat
diperbaharui.
Dampaknya: karena keaneragaman hayati ini memeliki potensi yang besar bagi
manusia baik dalam kesehatan, pangan maupun ekonomi
7. Pencemaran limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun): bahan yang di
indentifikasi memiliki bahan kimia satu atau lebih dari karasteristik mudah meledak,
mudah terbakar, bersifai reaktif, beracun, penyabab infeksi, bersifat korosif.
Dampak : dulunya hanya bersifat local namaun sekarang antar negara pun melakukan
proses pertukaran dan limbanya di buang di laut lepas. Dan jika itu semua terjadi
maka limbah bahan berbahaya dan racu dapat bersifat akut sampai kematian makhluk
hidup.

2.3 Isu Lingkungan Nasional

Tanam Untuk Kehidupan adalah satu komunitas yang punya perhatian untuk isu-isu
lingkungan. Tujuan utama digelar acara ini adalah sebagai ajang pendidikan dan hiburan
untuk membuka opini masyarakat agar peduli lingkungan. untuk bermaksud mengajak
masyarakat untuk berpartisipasi dalam menjaga dan merawat lingkungan mereka sendiri.
Acara ini sendiri juga jadi wadah kolaborasi seni budaya lokal, nasional, dan internasional
dalam mengekspresikan kepedulian mereka terhadap lingkungan, mempromosikan seni
budaya serta pariwisata Salatiga, dan memperluas jaringan kerjasama antara komunitas seni
dan lingkungan dari Australia dan Indonesia.
Anak-anak juga ikut berpartisipasi pada acara ini Anak-anak lebih mudah diajak
untuk peduli lingkungan daripada orang dewasa. Apabila sejak kecil mereka telah terbiasa
untuk mencintai lingkungan, maka kebiasaan ini akan berlanjut sampai mereka dewasa nanti
Kegiatan tentang lingkungan seperti ini harusnya lebih sering dilakukan karena bagus
untuk menyadarkan masyarakat tentang pentingnya pelestarian lingkungan.

2.3.1 Contoh, Penyebab dan Dampak Lingkungan Nasional


1. Kebaran Hutan : Proses kebakaran hutan dapat terjadi dengan alami atau ulah manusia .
kebakaran oleh manusia biasanya karena bermaksut pembukaan lahan untuk perkembunan,.
Dampaknya: memeberi kontribusi CO2 di udara, hilangnya keaneragaman hayati, asap yang
dihasilkan dapat mengganggu kesehatan dan asapnya bisa berdampak kenegra lain. Tidak
hanya pada local namun ke negra tetanggapun juga terkena.
2. Pencemaran minyak lepas pantai : hasil ekploitasi minyak bumi di angkut oleh kapal
tanker ke tempat pengolahan minyak bumi. Pencemaran minyak lepas pantai di akibatkan
oleh system penampungan yang bocor atau kapal tenggelam yang menyebankan lepasnya
minyak ke perairan.
Dampak : mengakibatkan limbah tersebut dapat tersebar tergantung gelombang air laut.
Dapat berdampak kebeberapa negara, akibatnya tertutupnya lapisan permukaan laut yang
menyebabkan penetrasi matahari berkurng menyebabkan fotosintesis terganggu, pengikatan
oksigen, dan dapat menyebabkan kematian organisme laut.

2.4 Isu Lingkungan Lokal


Saat ini masalah lingkungan cukup sering diperbincangkan. Sebagaimana telah
diketahui bersama bahwa lapisan ozon kini semakin menipis. Dengan terus menipisnya
lapisan itu, sangat dikhawatirkan bila lapisan itu tidak ada atau menghilang sama sekali dari
alam semesta ini. Tanpa lapisan ozon sangat banyak akibat negatif yang akan menimpa
makhluk hidup di muka bumi ini, antara lain: penyakit-penyakit akan menyebar secara
menjadi-jadi, cuaca tidak menentu, pemanasan global, bahkan hilangnya suatu daerah karena
akan mencairnya es yang ada di kutub Utara dan Selatan. Jagat raya hanya tinggal menunggu
masa kehancurannya saja.

Memang banyak cara yang harus dipilih untuk mengatasi masalah ini. Para ilmuwan
memberikan berbagai masukan untuk mengatasi masalah ini sesuai dengan latar belakang
keilmuannya. Para sastrawan pun tak ketinggalan untuk berperan serta dalam menanggulangi
masalah yang telah santer belakangan ini.
2.4.1 Contoh, Penyebab dan Dampak Lingkungan Lokal
1. Kekeringan : kekeringan adalah kekurangan air yang terjadi akibat sumber air tidak dapat
menyediakan kebutuhan air bagi manusia dan makhluk hidup yang lainnya.
Dampak: menyebabkan ganggungan kesehatan, keterancaman pangan.
2. Banjir : merupakan fenomena alam ketika sungai tidak dapat menampung limpahan air
hujan karena proses influasi mengalami penurunan. Itu semua dapat terjadi karena hijauan
penahan air larian berkurang.
Dampak : ganggungan kesehatan, penyakit kulit, aktivitas manusia terhambat, penurunan
produktifitas pangan, dll.
3. Longsor : adalah terkikisnya daratan oleh air larian karena penahan air berkurang.
Dampaknya : terjadi kerusakan tempat tinggal, ladang, sawah, mengganggu perekonomian
dan kegiatan transportasi
4. Erosi pantai : alah terkikisnya lahan daratan pantai akibat gelombang air laut.
Dampak : menyebabkan kerusakan tempat tinggal dan hilangnya potensi ekonomi seperti
kegiatan pariwisata.
5. Instrusi Air Laut : air laut (asin) mengisi ruang bawah tanah telah banyak digunakan oleh
manusia dan tidak adanya tahanan instrusi air laut seperti kawasan mangrove.
Dampaknya: terjadinya kekurangan stok air tawar, dan mengganggu kesehatan.

2.5 Studi Kasus


2.5.1 Pencemaran Lingkungan
a. Permasalahan
Permasalahan tentang lingkungan sudah menjadi wacana lama bangsa Indonesia.
Perkembangan jaman yang serba moderen ternyata juga berdampak pada lingkungan yang
ada. Banyak pabrik mobil berinovasi membuat desain-desain baru. Konsumen pun tertarik
membeli mobil baru itu. Akibatnya jalanan menjadi padat dipenuhi mobil berkapasitas lebih
dari satu orang tersebut namun hanya ditumpangi sendiri. Selain jalan yang menjadi padat,
gas yang dikeluarkan mobil itu menyebabkan polusi udara. Meski disadari kini mulai
menerapkan teknologi ramah lingkungan. Tidak kalah dengan mobil, sepeda motor kini
jumlahnya lebih banyak. Alat transportasi umum seakan tidak banyak diminati karena
kualitasnya kurang standar yang mengakibatkan si pengguna kurang nyaman. Padahal alat
transportasi ini dibuat untuk mengurangi kemacetan, polusi dan lain sebagainya, namun
belumlah berhasil sukses. Saat terjadi kemacetan maka gas buang kendaraan semakin banyak
sebab mereka yang tetap menyalakan mesin, menyumbangkan gas buang lebih banyak.
Saya menyuplik sedikit berita opini dari website yang menyebutkan “Awal abad XXI
ini persoalan lingkungan telah bertambah semakin rumit. Persoalan lama masih banyak yang
belum berhasil diselesaikan seperti sampah/MSW dan bencana alam yang telah menimbulkan
dampak lingkungan, namun isu-isu baru (emerging issue) telah muncul, antara lain persoalan
e-waste, B-3 dan perubahan iklim yang berdampak serius terhadap kesehatan manusia.
Persoalan-persoalan baru tersebut telah menambah kerumitan permasalahan di kawasan
perkotaan, karena sebagian besar sumbernya justru di wilayah perkotaan. Tuntutan hidup di
perkotaan telah menimbulkan gaya hidup yang serba cepat dan menuntut penggunaan
fasilitas modern seperti alat-alat elektrik dan elektronik serta konsumsi energi yang terus
meningkat yang ternyata telah menimbulkan dampak negatip serius bagi kehidupan umat
manusia.
Upaya untuk mewujudkan clean land, clean water dan clean air di daerah perkotaan
perlu terus dilakukan, karena kualitas lingkungan yang buruk telah menimbulkan dampak
serius bagi kehidupan manusia. Salah satu hasil kajian menunjukkan bahwa akibat
lingkungan yang buruk, masyarakat miskin Indonesia terpaksa harus membelanjakan dana
yang sangat besar (sekitar 43 triliun rupiah) untuk biaya pengobatan yang semestinya dapat di
dayagunakan untuk keperluan yang lebih produktip dan bermanfaat langsung bagi
peningkatan kualitas kehidupannya”.
Hal tersebut sangatlah kompleks, dan kita rasakan saat ini. Udara yang tidak segar,
cuaca yang tidak menentu, matahari terasa menyengat (efek pemanasan global),
menyebabkan turunnya kualitas kesehatan. Selain polusi udara karena kendaraan, sampah
juga masih menjadi masalah. Masih banyak orang yang membuang sampah sembarangan.
Tdak hanya mengotori, mengurangi keindahan, namun juga berbau, bahkan menyebabkan
banjir karena sungai-sungai tersumbat sampah. Semua permasalahan-permasalahan tadi akan
berdampak pada manusia (penghuni). Dan penyebab semua itu ya tidak lain juga manusia itu
sendiri.
b. Solusi

• Perlunya sosialisasi penggunaan kendaraan bermotor

Masyarakat pengguna mobil disosialisasikan / disadarkan bahwa mobil sebaiknya digunakan


saat berpergian bersama-sama. Semisal saat pergi bersama keluarga. Saat berpergian sendiri
usahakan menggunakan angkutan umum. Atau kalau tempat tujuannya dekat sebaiknya
bersepeda atau jalan kaki. Hal ini akan membuat lebih sehat. Selain itu, terapkan budaya
tertib berlalulintas agar tidak terjadi kecelakakan yang kadang juga memicu terjadinya
kemacetan.

• Perbaikan sarana dan prasarana transportasi

Hal ini dikhususkan alat transportasi umum, agar pengguna merasa nyaman dan banyak
pengguna kendaraan pribadi beralih ketransportasi umum. Dilakukan dengan penambahan
alat transportasi umum beserta jalur/rute nya. Sebab kebanyakan orang malas naik kendaraan
umum karena mereka malas menunggu lama dan jarak halte dari tempat tinggal jauh. Bangun
tempat penitipan sepeda di dekat stasiun bus/angkot untuk daerah pinggiran kota / pedesaan.
Kemungkinan jarak rumah ke stasiun bus jauh, maka perlu naik sepeda.

• Sosialisasi pengelolaan sampah.

Perlu lebih gencar lagi sosialisasi pengelolaan sampah, baik di perkotaan maupun d pedesaan.
Bukan tidak mungkin masyarakat desa juga belum sadar, missal saat selesai menyapu
halaman rumah, karna depan ada sungai lantas supaya mudah dibung ke sungai. Padahal
mereka bias membuar bak penampungan sampah. Sosialisasi tersebut juga dibarengi dengan
kepemanduan dalam praktik. Agar tidak hanya jadi sekedar wacana. Diperlukan biaya
peralatan yang dibutuhkan. Dengan begitu diharapkan pengelolaan sampah benar-benar
terlaksana.

• Penghematan daya listrik

Mematikan peralatan elektronik yang tidak digunakan. Suatu saat nanti disaat kualitas udara
kita membaik, tidak diperlukan lagi mesin yang bernama AC (Air Conditioner) alat yang
menyumbang terjadinya pemanasan global.

• Lebih baik mencegah dari pada mengobati.

Pemerintah seharusnya lebih menganggarkan perbaikan lingkungan sehat, sehingga tidak


perlu ada anggaran untuk pengobatan bagi yang sakit.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kelalaian sebagian manusia hingga hari ini berakibat pada kondisi alam yang semakin
memburuk sebagai contohnya pemanasan global, efek rumah kaca dan lubang ozon
sehingga suhu bumi saat ini tidak stabil.
Maka dari itu perlulah kita mengambil beberapa langkah untuk mengurangi dampak isu
negative alam global diantaranya:

• Batasi emisi bahan karbon dioksida


• Menanam pohon lebih banyak
• Daur ulang dan gunakan ulang
• Gunakan alat transportasi alternatif untuk mengurangi emisi karbon
Penyebab terjadinya masalah lingkungan hidup adalah adanya kegiatan masyarakat seperti
pembuangan limbah pabrik, sampah dari rumah tangga, penebangan dan kebakaran hutan
yang dapat menimbulkan pencemaran terhadap sungai dan laut, tanah, hutan sehingga banyak
flora dan fauna yang punah.

3.2 Saran

Masyarakat harus menjaga kelestarian lingkungan hidup. Dalam pemanfaatan sumber


daya harus memperhatikan dampak yang timbul dari penggunaan sumber daya tersebut
terhadap lingkungan sekitar agar tidak terjadi pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup.
Bagi kita semua agar bisa mencari sumber bacaan lain selain makalah ini, sehingga
wawasan kita tentang lingkungan akan lebih banyak dan kia lebih mengetahui tentang apa
yang sedang terjadi saat ini di dalam lingkungan kita.
DAFTAR PUSTAKA

Dr.H. Totok Gunawan, M.S.,dkk. 2004. Fakta dan Konsep Geografi. Jakarta: Ganeca Exact.
Sugandi, Dede. 2005. Geografi. Bandung: Regina.
http://forum.cekinfo.com/showthread.php?t=1680, diakses pada 04 Januari 2016, pukul 21.30.
http://ebookbrowse.com/makalah-masalah-lingkungan-hidup-doc-d423335122, diakses pada 04
Januari 2016, pukul 22.30.
http://humairahworld.wordpress.com/2011/02/12/isu-lingkungan/, diakses pada 04 Januari 2016,
pukul 22.00.
http://akuntansiunismuh.blogspot.co.id/2015/01/isu-lingkungan-pemanasan-global.html, diakses
pada 04 Januari 2016, pukul 20.30.
https://syahriltu.wordpress.com/2011/05/19/iad-isu-linglkungan/, diakses pada 04 Januari 2016,
pukul 23.30.
http://ikhwan-perbaungan.blogspot.co.id/2014/01/makalah-isu-lingkungan-ilmu-alamiah.html,
diakses pada 04 Januari 2016, pukul 23.35.
http://momoiomoe.blogspot.co.id/2011/09/isu-lingkungan-pemanasan-Global.html, diakses pada 04
Januari 2016, pukul 23.35.
http://industri12.blogspot.co.id/2013/04/studi-kasus-permasalahan-lingkungan.html, diakses pada 04
Januari 2016, pukul 23.35.
http://putriandini441.blogspot.co.id/2014/11/contoh-studi-kasus-pencemaran-air.html, diakses pada
04 Januari 2016, pukul 23.35.
http://humairahworld.wordpress.com/2011/02/12/isu-lingkungan/, diakses pada 04 Januari 2016,
pukul 23.35.

Anda mungkin juga menyukai