Isu Lingkungan
Isu Lingkungan
Isu Lingkungan
PENDAHULUAN
Dewasa ini lingkungan menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian yang
seksama dan cermat. Lingkungan saat ini mulai terancam oleh berbagai dampak yang
ditimbulkan berbagai aktifitas manusia. Dari tahun ke tahun lingkungan saat ini mulai
menampakan perbahan yang signifikan.
Isu lingkungan sesungguhnya merupakan isu yang sangat kuas karena kompleksitas
permasalahannya menyangkut aspek-aspek krusial dan beraneka ragam dari multidisiplin
ilmu ekonomi, politik, social dan budaya dan tentunya dari kelompok ilmu-ilmu eksata yang
berkaitan langsung dengan studi physical environment itu sendiri, seperti: biology, chemistry,
geology, forestry dan sebagainya.
Seiring dengan petambahan penduduk dan perkembangan berbagai industri, maka isu
lingkungan telah menjadi masalah serius yang dihadapi oleh manusia. Pencemaran
lingkungan merupakan masalah bersama.
Permasalahan lingkungan dapat dikategorikan masalah lingkungan lokal, nasional,
regional dan global. Pengkategorian tersebut berdasarkan pada dampak dari permasalahan
lingkungan, apakah dampaknya hanya lokal, nasional, regional atau global. Bila kita melihat
bumi secara utuh maka bumi merupakan satu sistem yang utuh dan tidak bisa dipisah-
pisahkan.
Akhir-akhir ini isu kelingkungan hidup menjadi topik yang hangat diperdebatkan
dalam berbagai fora internasional karena adanya gejala pemanasan global yang semakin
menghawatirkan. Terus mencairnya es di Kutub Utara, permukaan laut yang naik,
perubahan iklim yang tidak teratur, bencana alam yang melanda di berbagai wiayah, di
permukaan bumi sangat mempengaruhi hakikat interaksi aktor-aktor Hubungan Internasional.
Kelangsungan hidup umat manusia sedang ada dalam ancaman yang serius kalau proses
pemanasan global ini tidak segera dikendalikan.
Indonesia menjadi salah satu negara berkembang yang disorot oleh dunia
internasional karena laju kerusakan hutan tropis yang tinggi setiap tahun. Hutan Indonesia
yang berfungsi sebagai paru-paru dunia tidak lagi menjadi urusan Indonesia sendiri tetapi
juga kepedulian Negara-negara lain yang khawatir dengan perubahan iklim. Kebakaran hutan
yang terjadi di Indonesia telah menimbulkan keresahan di dalam negeri dan juga di Negara-
negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia. Tetapi persoalan lingkungan hidup tidak
hanya menyangkut kerusakan atau kebakaran hutan tropis, tetapi juga Negara-negara industri
yang memberikan kontribusi besar terhadap emisi karbon yang menyebabkan kenaikan suhu
bumi.
Untuk pokok bahasan lebih lanjut, akan kami bahas dalam makalah ini.
Penyusun berharap, setelah membaca makalah “ Isu Lingkungan” ini maka dapat
menambah wawasan dan mengetahui isu-isu lingkungan hidup saat ini, isu gendet dalam
proses kemitrasejajaran dan mengetahui politik diplomasi di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Lingkungan
Isu lingkungan hidup menempati bagian penting dari diskursus publik internasional
kontemporer. Ini dessebabkan oleh krisis keseimbangan ekologis yang dialami dunia dengan
percepatan terutama setelah Perang Dunia II. Planet yang kita diami ini tengah mengalami
proses “global warming” yang disebabkan oleh pengeluaran yang berlebihn dari gas-gas
“rumah hijau” yang paling terkenal diantaranya adalah kloroflorokarbon.
Gas-gas ini menyebabkan berkurangnya lapisan ozon yang melindungi bumi dari
sinar ultraviolet yang dipancarkan oleh Matahari. Masalah lainnya meliputi deforestasi hutan
tropis, yang berguna untuk mensirkulasi gas-gas berbahaya menjadi oksigen, yang terjadi
pada tingkat yang menakutkan, yaitu 30.000-37.000 mil persegi pertahun, di Sub-Sahara
proses desertifikasi terjadi dengan tingkat per tahunnya sebesar 6 juta hektar. Dunia pun
mengalami prospek musnahnya ratusan ribu spesies dalam waktu dua puluh tahun ke depan.
Bila tingkat perusakan lingkungan seperti yang ada sekarang berlanjut, planet Bumi tidak
akan sanggup lagi menunjang para penghuninya.
Baik negara berkembang yang sedang membangun ekonominya maupun negara-
negara industri sama-sama memiliki kepentingan nasional yang mempengaruhi sikap dan
kebijakan mereka dalam mengatasi isu lingkungan hidup global.
Persoalan utama yang terjadi di Negara-negara berkembang adalah upaya
pemerintahan yang berkuasa untuk menjadikan pembangunan ekonomi sebagai sumber
legitimasi kekuasaan sehingga kemudian menjadi semacam ideology yang tak boleh
diganggu gugat.
Umumnya ekspor negara berkembang bertumpu pada sumber daya alam. Indonesia
misalnya, mengandalkan minyak bumi dan ekspor kayu tropis. Kondisi demikian mudah
diduga akan berdampak pada percepatan pengurasan sumberdaya alam. Selain itu, rezim
perdagangan bebas Internasional mempunyai tujuan meningkatkan volume perdagangan
dengan membebaskan perdagangan dari segala bentuk proteksi. Pengalaman empiris
menunjukkan ekonomi global tidak dapat tumbuh tanpa ada pengurasan ekonomi alam.
Kondisi inilah yang melatarbelakangi munculnya standarisasi produk berwawasan
lingkungan pada era perdagangan bebas.
Bagi negara-negara berkembang, seperti Indonesia, kedua hal di atas dapat menjadi
dilema. Di satu pihak, terdapt kesadaran bahwa permasalahan lingkungan hidup terasa cukup
serius. Namun di lain pihak, era perdagangan bebas menuntut produk-produk yang bermutu
baik dan murah. Ketentuan standarisasi akrab llingkungan tentunya akan menambah ongkos
produksi barang yang akan menjadikan produk-produk tersebut kurang kompetitif
dibandingkan dengan yang dihasilkan oleh Negara-negara maju yang telah terlebih dahulu
mempunyai infrastruktur produksi berwawasan lingkungan.
Kenapa hutan ditebang? Tentu saja ada motivasi-motivasi manusia yang membuat
mereka menebang hutan, misalnya motivasi ekonomi. Untuk skala negara, negara
membutuhkan devisa untuk menjalankan roda pembangunan. Karena industri negara belum
mapan dan kuat, maka yang bisa diekspor untuk menambah devisa adalah menjual kayu.
Modal dan keahlian yang dibutuhkan untuk menebang pohon relatif kecil dan sederhana,
bukan?
Coba kita perhatikan contoh dari kebutuhan lahan urban dan lahan
pertanian. Pemenuhan kebutuhan ini akan meminta konversi lahan hutan. Semakin lama
daerah-daerah resapan air makin berkurang, akibatnya terjadi krisis air tanah. Di sisi lain di
beberapa kawasan berkemiringan cukup tajam menjadi rawan longsor, karena pepohonan
yang tadinya menyangga sistem kekuatan tanah semakin berkurang. Kemudian karena
resapan air ke tanah berkurang, terjadilah over-flow pada air permukaan. Ketika kondisi ini
beresonansi dengan sistem drainase yang buruk di perkotaan terjadilah banjir. Banjir akan
membawa berbagai penderitaan. Masalah langsungnya misalnya korban jiwa dan harta.
Masalah tidak langsungnya misalnya mewabahnya berbagai penyakit, seperti malaria, demam
berdarah, muntaber dll.
Sekarang kita beralih ke masalah eksploitasi energi. Saat ini Indonesia misalnya masih
sangat bergantung pada sumber energi minyak bumi. Ini yang menjelaskan betapa hebohnya
pemerintah dan masyarakat akibat masalah minyak. Pemerintah bingung menutupi anggaran
belanja negara, karena besarnya pengeluaran untuk impor minyak. Masyarakat bingung sebab
kenaikan harga minyak memililiki efek berantai pada kenaikan harga barang-barang di
lapangan.
Yang ditekankan di sini adalah bahwa penggunaan minyak dari sisi lingkungan, dan
lebih spesifiknya sisi komposisi udara di atmosfir, berarti peningkatan gas carbon dioxida
(CO2). Gas ini, bersama lima jenis gas lain, diketahui menjadi penyebab terjadinya efek
pemanasan global (global warming). Diperkirakan diantara tahun 1990-2100 akan terjadi
kenaikan rata-rata suhu global sekitar 1,4 sampai 5,8 derajat celsius. Akibatnya akan terjadi
kenaikan rata-rata permukaan air laut, disebabkan mencairnya gunung-gunung es di
kutub. Banyak kawasan di dunia akan terendam air laut. Akan terjadi perubahan iklim
global. Hujan dan banjir akan meningkat. Wabah beberapa penyakit akan meningkat pula.
Produksi tumbuhan pangan pun terganggu. Pendek kata akan terjadi pengaruh besar bagi
kelangsungan hidup manusia.
Para peneliti dan ilmuwan yang bergerak di bidang lingkungan sudah sangat ngeri
membayangkan bencana besar yang akan melanda umat manusia. Yang jadi masalah,
kesadaran akan permasalahan lingkungan ini belum merata di tengah umat manusia. Ini akan
lebih jelas lagi kalau melihat tingkat kesadaran masyakat di negara berkembang. Jangankan
masyarakat umum, di kalangan pemimpin pun kesadaran masalah lingkungan ini masih
belum merata.
Tanam Untuk Kehidupan adalah satu komunitas yang punya perhatian untuk isu-isu
lingkungan. Tujuan utama digelar acara ini adalah sebagai ajang pendidikan dan hiburan
untuk membuka opini masyarakat agar peduli lingkungan. untuk bermaksud mengajak
masyarakat untuk berpartisipasi dalam menjaga dan merawat lingkungan mereka sendiri.
Acara ini sendiri juga jadi wadah kolaborasi seni budaya lokal, nasional, dan internasional
dalam mengekspresikan kepedulian mereka terhadap lingkungan, mempromosikan seni
budaya serta pariwisata Salatiga, dan memperluas jaringan kerjasama antara komunitas seni
dan lingkungan dari Australia dan Indonesia.
Anak-anak juga ikut berpartisipasi pada acara ini Anak-anak lebih mudah diajak
untuk peduli lingkungan daripada orang dewasa. Apabila sejak kecil mereka telah terbiasa
untuk mencintai lingkungan, maka kebiasaan ini akan berlanjut sampai mereka dewasa nanti
Kegiatan tentang lingkungan seperti ini harusnya lebih sering dilakukan karena bagus
untuk menyadarkan masyarakat tentang pentingnya pelestarian lingkungan.
Memang banyak cara yang harus dipilih untuk mengatasi masalah ini. Para ilmuwan
memberikan berbagai masukan untuk mengatasi masalah ini sesuai dengan latar belakang
keilmuannya. Para sastrawan pun tak ketinggalan untuk berperan serta dalam menanggulangi
masalah yang telah santer belakangan ini.
2.4.1 Contoh, Penyebab dan Dampak Lingkungan Lokal
1. Kekeringan : kekeringan adalah kekurangan air yang terjadi akibat sumber air tidak dapat
menyediakan kebutuhan air bagi manusia dan makhluk hidup yang lainnya.
Dampak: menyebabkan ganggungan kesehatan, keterancaman pangan.
2. Banjir : merupakan fenomena alam ketika sungai tidak dapat menampung limpahan air
hujan karena proses influasi mengalami penurunan. Itu semua dapat terjadi karena hijauan
penahan air larian berkurang.
Dampak : ganggungan kesehatan, penyakit kulit, aktivitas manusia terhambat, penurunan
produktifitas pangan, dll.
3. Longsor : adalah terkikisnya daratan oleh air larian karena penahan air berkurang.
Dampaknya : terjadi kerusakan tempat tinggal, ladang, sawah, mengganggu perekonomian
dan kegiatan transportasi
4. Erosi pantai : alah terkikisnya lahan daratan pantai akibat gelombang air laut.
Dampak : menyebabkan kerusakan tempat tinggal dan hilangnya potensi ekonomi seperti
kegiatan pariwisata.
5. Instrusi Air Laut : air laut (asin) mengisi ruang bawah tanah telah banyak digunakan oleh
manusia dan tidak adanya tahanan instrusi air laut seperti kawasan mangrove.
Dampaknya: terjadinya kekurangan stok air tawar, dan mengganggu kesehatan.
Hal ini dikhususkan alat transportasi umum, agar pengguna merasa nyaman dan banyak
pengguna kendaraan pribadi beralih ketransportasi umum. Dilakukan dengan penambahan
alat transportasi umum beserta jalur/rute nya. Sebab kebanyakan orang malas naik kendaraan
umum karena mereka malas menunggu lama dan jarak halte dari tempat tinggal jauh. Bangun
tempat penitipan sepeda di dekat stasiun bus/angkot untuk daerah pinggiran kota / pedesaan.
Kemungkinan jarak rumah ke stasiun bus jauh, maka perlu naik sepeda.
Perlu lebih gencar lagi sosialisasi pengelolaan sampah, baik di perkotaan maupun d pedesaan.
Bukan tidak mungkin masyarakat desa juga belum sadar, missal saat selesai menyapu
halaman rumah, karna depan ada sungai lantas supaya mudah dibung ke sungai. Padahal
mereka bias membuar bak penampungan sampah. Sosialisasi tersebut juga dibarengi dengan
kepemanduan dalam praktik. Agar tidak hanya jadi sekedar wacana. Diperlukan biaya
peralatan yang dibutuhkan. Dengan begitu diharapkan pengelolaan sampah benar-benar
terlaksana.
Mematikan peralatan elektronik yang tidak digunakan. Suatu saat nanti disaat kualitas udara
kita membaik, tidak diperlukan lagi mesin yang bernama AC (Air Conditioner) alat yang
menyumbang terjadinya pemanasan global.
3.1 Kesimpulan
Kelalaian sebagian manusia hingga hari ini berakibat pada kondisi alam yang semakin
memburuk sebagai contohnya pemanasan global, efek rumah kaca dan lubang ozon
sehingga suhu bumi saat ini tidak stabil.
Maka dari itu perlulah kita mengambil beberapa langkah untuk mengurangi dampak isu
negative alam global diantaranya:
3.2 Saran
Dr.H. Totok Gunawan, M.S.,dkk. 2004. Fakta dan Konsep Geografi. Jakarta: Ganeca Exact.
Sugandi, Dede. 2005. Geografi. Bandung: Regina.
http://forum.cekinfo.com/showthread.php?t=1680, diakses pada 04 Januari 2016, pukul 21.30.
http://ebookbrowse.com/makalah-masalah-lingkungan-hidup-doc-d423335122, diakses pada 04
Januari 2016, pukul 22.30.
http://humairahworld.wordpress.com/2011/02/12/isu-lingkungan/, diakses pada 04 Januari 2016,
pukul 22.00.
http://akuntansiunismuh.blogspot.co.id/2015/01/isu-lingkungan-pemanasan-global.html, diakses
pada 04 Januari 2016, pukul 20.30.
https://syahriltu.wordpress.com/2011/05/19/iad-isu-linglkungan/, diakses pada 04 Januari 2016,
pukul 23.30.
http://ikhwan-perbaungan.blogspot.co.id/2014/01/makalah-isu-lingkungan-ilmu-alamiah.html,
diakses pada 04 Januari 2016, pukul 23.35.
http://momoiomoe.blogspot.co.id/2011/09/isu-lingkungan-pemanasan-Global.html, diakses pada 04
Januari 2016, pukul 23.35.
http://industri12.blogspot.co.id/2013/04/studi-kasus-permasalahan-lingkungan.html, diakses pada 04
Januari 2016, pukul 23.35.
http://putriandini441.blogspot.co.id/2014/11/contoh-studi-kasus-pencemaran-air.html, diakses pada
04 Januari 2016, pukul 23.35.
http://humairahworld.wordpress.com/2011/02/12/isu-lingkungan/, diakses pada 04 Januari 2016,
pukul 23.35.