Laporan Kasus Asuhan Keperawatan Pada TN

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KASUS KELOLAAN

PADA PRAKTIK MANAJEMEN KEPERAWATAN

DI RSUD LABUANG BAJI KOTA MAKASSAR

Disusun Oleh:
Maria Dian Nurfita R014211010

Preseptor Lahan Preseptor Institusi

NS. A. Nur Inayah, S. Kep.,M.Kep Rini Rachmawaty, S.Kep., Ns., MN., PhD.

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022
FORMAT PENGKAJIAN

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH PSIK FK UH

PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH (KMB)

Nama/RM :Ny.S

Jenis Kelamin :P

Umur : 72 tahun

Ruangan : Baji Nyawa

Data Pengkajian

Tanggal : 02/06/2022 Jam : S : 370C P :24x/Menit N :90x/menit SaO2 :

Cara dengan : TD :150/90mmHg

⃝ Jalan kaki ⃝ Kursi roda Cara Ukur : ⃝ Berdiri ⃝ Berbaring

⃝ Brankard ⃝ Lainnya : ⃝ Duduk

Datang melalui : TB :165 cm BB :62 Kg IMT :

⃝ UGD ⃝ Poliklinik

⃝ OK ⃝ Lainnya :

Diagnosa Masuk : GEA

Diagnosis Medis : GEA

Keluhan utama : Pasien mengeluh BAB cair 4x dalam sehari sejah 2 hari yang lalu dan nyeri
pada perut

Riwayat Alergi : Ada/ Tidak

⃝ Makanan laut : ⃝ Udara dingin ⃝ Lainnya :

⃝ Obat : ⃝ Debu

Penggunaan alat bantu : Ya/ Tidak

⃝ Kacamata/lensa kontak ⃝ Alat bantu dengar ⃝ Lainnya :


⃝ Gigi palsu ⃝ Kruk/walker/kursiroda

Riwayat Pasien

Riwayat penyakit : Ya/tidak

⃝ Hipertensi : ⃝ PPOK : ⃝ Diabetes :

⃝ Kanker:

⃝ Penyakit jantung : ⃝ Asma : ⃝ Hepatitis :

⃝ Stroke:

⃝ TB : ⃝ Gangguan mental :

⃝ Lainnya :

Riwayat operasi : Ya/tidak

Merokok : Ya/ tidak

Konsumsi alkohol : Ya/tidak

Riwayat Penyakit Keluarga

⃝ Hipertensi : Ayah ⃝ PPOK : ⃝ Diabetes :

⃝ Kanker:

⃝ Penyakit jantung : ⃝ Asma : ⃝ Hepatitis :

⃝ Stroke:

⃝ TB : ⃝ Gangguan mental :

⃝ Lainnya :

Psikososial/Ekonomi

Status pernikahan : ⃝ belum menikah ⃝ Menikah ⃝ Janda/duda

Keluarga : ⃝ tinggal bersama ⃝ tinggal sendiri

Tempat tinggal : ⃝ Rumah ⃝ Panti ⃝ Lainnya :

Pekerjaan : ⃝ PNS ⃝ Wiraswasta ⃝ Pensiunan

⃝ Lainnya :

Status emosi : ⃝ Kooperatif ⃝ Tidak kooperatif

Pengalaman hospitalisasi : Ya/ tidak


Keterangan :

Sumber informasi : ⃝ Pasien ⃝ Keluarga ⃝ Lainnya :

Pemeriksaan Fisik (Ceklist pada bagian yang tidak normal)

⃝Gangguan Penglihatan :

⃝Gangguan pendengaran :
MATA, TELINGA, HIDUNG

⃝ Gangguan penciuman :

⃝Kemerahan : ⃝Bengkak: ⃝Drainase:

⃝Nyeri : ⃝Lesi:

Catatan: Tidak ada masalah

⃝ Asimetri: ⃝ Takipnea : ⃝ Crackles :

⃝Kanan atas/bawah ⃝Kiri atas/bawah

⃝ Bentuk dada : ⃝ Bradipnea : ⃝ Sputum-warna :

⃝ Batuk : ⃝ Dispnea

⃝ Wheezing: ⃝Kanan atas/bawah


RESPIRASI

⃝Kiri atas/bawah ⃝ Modulasi O2 : …lpm via…

Catatan : Tidak ada masalah


⃝ Takikardi : ⃝ Iregular:

⃝ Tingling : ⃝ Edema :

⃝ Bradikardi: ⃝ Murmur:

VASKULAR
KARDIO
⃝ Mati rasa : ⃝ Nadi tidak teraba:

Catatan : Tidal ada Masalah

⃝ Distensi ⃝ Hipoperistaltik :

⃝ Anoreksia: ⃝ Diare: ⃝ Inkontinensia

⃝ Rigiditas ⃝ Hiperperistaltik: ⃝ Disfagia

⃝ Konstipasi ⃝ Ostomi

⃝ Diet khusus ⃝ Intoleransi diit


GASTRO

Catatan :

BAB Encer sebanyak 4x dalam sehari

⃝ penurunan BB > 10% satu bulan terakhir ⃝ Dekubitus : Stage 1/2/3/4

⃝ perubahan nafsu makan lebih dari 3 hari ⃝ TPN/PPN/tube feeding

⃝Diare-frekuensi : 4x /hari ⃝ Malnutrisi


NUTRISI

Catatan :

⃝ Disuria ⃝ Hesitansi ⃝ Nokturia ⃝ Folley


GENITOURINARI
/ GINEKOLOGI

⃝ Menopause ⃝ Lendir

⃝ Frekuensi ⃝ Inkontinensia ⃝ hematuria

⃝ Urostomy ⃝ Kehamilan
Catatan : Tidak ada Masalah

⃝ Konfusi ⃝ Sedasi ⃝ Pupil non reaktif

⃝ vertigo ⃝ Tremor ⃝ tidak seimbang

⃝ Koma ⃝ letargi ⃝ afasia

⃝ Sakitkepala ⃝ mati rasa ⃝ Paralise


NEUROLOGI

⃝ Semi-koma ⃝ Suara serak ⃝ Seizure

⃝ Tingling ⃝ Kelemahan

Catatan :Tidak ada Masalah

⃝ Bengkak ⃝ Diaforesis ⃝ Lembab

⃝ prosthesis ⃝ Warna kulit : ⃝ teraba panas

⃝ atrofi/deformitas ⃝ turgor buruk ⃝ teraba dingin ⃝ Drainase :

Gambaran area luka dan jelaskan karakteristik luka (Gambarkan lukanya)


INTEGUMEN

Catatan : Tidak ada Masalah


1. Sangat 2.Buruk 3.Sedang 4.Baik
buruk
Kondisi 1. Stupor 2.Konfusi 3.Apatis 4.Sadar
mental

NORTON SCALE (Skin Risk Assessment)


Aktivitas 1. Ditempatt 2.Kursi roda 3.Jalan dengan 4.Jalan Sendiri
idur bantuan
Mobilitas 1. Tidak 2.Sangat 3.Agak 4.Bebas
Mampu terbatas terbatas bergerak
bergerak
Inkontine 1. Inkontine 2.Selalu 3.Kadang- 4.Inkontinen
nsia nurin inkontinen kadang
dan alvi urin inkontinen
urin
Ket : Skor

< 12 : resiko tinggi decubitus, 12-15 resiko sedang


decubitus, 16-20 : resiko rendah
20

Mengendali 1.Perlu pencahar 2.Kadang perlu 2 Mandiri


kanrangsang BAB pencahar

Mengendalikan 1.Pakai kateter/ 2.Kadang tak 3. Mandiri


rangsang BAK tak terkendali terkendali

Membersihkan diri 1.Butuh bantuan 2.Mandiri


BARTEL INDEX (Functional Status Assassment)

Melepas dan 1.Tergantung 2.Tergantung 3. Mandiri


memakai celana, orang lain pada pada
membersihkan, setiap kegiatan beberapa
kegiatan
menyiram jamban

Makan 1.Tidak mampu 2.Perlu dibantu 3. Mandiri


memotong
makanan
Berubah posisi dari 1. Tidak mampu 2.Dibantu lebih 3. Dibantu 1 4.Mandiri
berbaring ke duduk dari 2 orang atau 2
orang
Berpindah/berjalan 1. Tidak mampu 2.dengan kursi 3. dibantu 1 4.mandiri
roda orang
Memakai baju 1. tergantung 2.sebagian 3. mandiri
dibantu
Naik turun tangga 1. tidak mampu 2.sebagian 3. mandiri
dibantu
Mandi 1. tergantung 2.mandiri

Total Skor =

Keterangan :
20 : Mandiri, 12-19 : ketergantungan ringan, 9-11 : ketergantungan sedang,

5-8 : ketergantungan berat, 0-4 : ketergantungan total

Riwayat jatuh 3 bulan Tidak = 0 Ya = 25


terakhir

Diagnosis medis Tidak = 0 Ya = 15


skunder > 1

Alat bantu jalan Dibantu orang Penopang = 15 Furniture = 30


=0

Menggunakan infus Tidak = 0 Ya = 25


FALL RISK

Cara Bed rest = 0 Lemah = 15 Terganggu =


berjalan/berpindah 30

Status mental Orientasi Orientasi tidak


sesuai = 0 sesuai = 15

Total Skor =

Keterangan :

0-24 : tidak beresiko, 25-50 : resiko rendah, > 50 : resiko tinggi

Skala nyeri : 3 ⃝ Skala angka ⃝ Face scale

Lokasi :Abdomen

Onset : <30menit

Paliatif : telat makan

Kualitas : Nyeri tumpul

Medikasi :

Efek nyeri :
NYERI

⃝ Hubungan relasi ⃝ tidur ⃝ Nafsu makan

⃝ aktivitas ⃝ Emosi

⃝ Lainnya : Diare
Obat Dosis/Rute Tujuan Cara KerjaObat

Omeprazole 40 mg/12 jam/iv Obat untuk men Obat maag


gatasi gangguan jenis penghambat pompa
lambung, proton atau proton pump
seperti penyakit inhibitors (PPIs). Obat ini
asam dapat mengurangi produksi
lambung dan tuk asam lambung
ak lambung

Santagesik 1 amp/12 jam/iv Santagesik Metamizol atau golongan


mengandung Non-Steroidal Anti-
Metamizole Inflammatory Drugs
sodium anhydrate (NSAID) yang memiliki
yang digunakan sifat analgesik, antipiretik,
untuk mengatasi dan antiinflamasi bekerja
nyeri akut atau bekerja dengan
kronik berat, menghambat
seperti sakit siklooksigenase (COX)-1
kepala, sakit gigi, dan 2 dengan demikian,
tumor, nyeri berat juga menghambat sintesis
yang berhubungan prostaglandin atau zat yang
dengan spasme menyebabkan peradangan
MEDIKASI

otot polos (akut


atau kronik)
misalnya spasme
otot atau kolik
yang
mempengaruhi
The
gastrointestinal
tract (GIT),

Neurosanbe 1 amp/24 jam/iv Neurosanbe digun Neurosanbe merupakan


akan sebagai obat yang
suplemen untuk mengandung thiamine (vita
min
masalah pada
B1), pyridoxin (vitamin
saraf, defisiensi B6),
vitamin B, serta dan cyanocobalamin (vitam
masa pemulihan in B12).
Vitamin B1 dapat
membantu meningkatkan
energi. Defisiensi vitamin
B1 bisa menyebabkan
berbagai penyakit, salah
satunya beri-beri.
Vitamin B6 adalah nutrisi
yang berperan dalam fungsi
sistem saraf pusat dan kulit.
Defisiensi vitamin B6
sering terjadi pada orang-
orang dengan gangguan
hati, ginjal, dan
pencernaan.
Sementara, vitamin B12
penting untuk fungsi sistem
saraf dan produksi DNA.
Jika terjadi defisiensi
vitamin B12, Anda bisa
mengalami kulit
pucat, badan lemas, pusing,
dan lainnya.

New Diatab 2 tablet/12 Obat ini Obat ini bekerja dengan


jam/oral digunakan untuk cara memperlambat kerja
mengatasi gejala usus serta memadatkan
diare dan tinja yang encer.
mengurangi
frekuensi buang
air besar
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Hasil Rentang normal Interpretasi

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

*Jika perlu terutama pada kasus herediter


GENOGRAM
No Data Masalah Keperawatan
1 DS:
 Klien mengeluh nyeri pada
abdomen
 Klien mengatakan sudah BAB 4 Diare
kali dalam sehari selama 2 hari
DO:
 Feses Cair
2 DS:
 Klien tampak meringis
 Klien mengatakan nyeri pada
perutnya
DO:
 P : Gastroenteritis Akut Nyeri Akut
 Q : Nyeri Tumpul
 R : Abdomen bagian atas
 S : 3 NRS
 T : > 30 menit
ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa Outcome Intervensi


Keperawat
Diare Setelah dilakukan intervensi  Monitor volume, frekuensi,
keperawatan selama 1x24 jam dan konsistensi tinja
di harapkan eleminasi fekal  Berikan asupan cairan oral
membaik dengan kriteria  Pasang jalur intravena
hasil :  Berikan cairan intravena
 Nyeri abdomen (Ringer Laktat + Neurosanbe
menurun (5) 1 apm/24 jam/drips)
 Frekuensi defekasi  Anjurkan makanan porsi kecil
membaik (5) tapi sering
 Peristaltic usus  Kolaborasi pemberian obat
membaik (5) pengeras feses (new Diatabs 2
 Konsistensi feses tablet/12 jam/oral)
membaik (5)
Nyeri akut Setelah dilakukan intervensi  Identifikasi lokasi,
keperawatan selama 1x24 jam karakteristik, durasi,
diharpan tingkat nyeri frekuensi, kualitas, dan
menurun dengan kriteria hasil : insensitas nyeri
 Keluhan nyeri  Identifikasi skala nyeri
menurun (5)
 Ajarkan teknik relaksasi nafas
 Meringis menurun (5)
dalam
 Frekuensi napas
membaik (5)  Anjurkan istrirahat dan tidur
 Frekuensi napas  Kolaborasi pemberian obat
membaik (5) sesuai resep dokter
 Tekanan darah (Santagesik 1amp/12jam/IV
membaik (5) dan omeprazole 40
mg/12jam/iv)
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Hari/Tanggal/Jam Implementasi Evaluasi


Kamis/01/06/2022 18.00  Melakukan pengukuran tanda-tanda vital S:
Hasil : TD: 150/90 mmHg, 24x/menit, N Senin/ 29-11-  Klien mengatakan sudah tidak nyeri
2021/ 18.00: 80x/menit, S: 370C  Klien mengatakan BAB sudah baik
 Melakukan pengkajian nyeri  Klien mengatakan sudah tidak ada keluhan
Hasil : nyeri pada abdomen atas, skala nyeri 3 NRS. O:
 Mengobservasi keadaan umum pasien  Keadaan umum pasien baik
Hasil : keadaan umum lemah, BAB encer, sudah BAB  Feses klien lunak
sebanyak 4x dalam sehari.  Skala nyeri 0
 Menganjurkan pasien untuk banyak minum air putih A:
 Melakukan tindakan pemberian obat sesuai resep  Diare sudah teratasi
 Omeprazole 40 mg/12jam/iv  Nyeri akut sudah teratasi
 Santagesik 1 amp/12 jam/iv P: Pertahankan Intervensi.
 Nerosanbe 1 Amp/24 jam/iv

Kamis/01/06/2022  Melakukan tindakan pemberian obat sesuai resep


22.00  New Diatabs 2 Tablet/12jam/oral

Jumat/02/06/2022 06.00  Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital


Hasil : TD : 110/80 mmHg, N: 78x/menit, P: 18x/menit,
S: 36,60C
Jumat/02/06/2022 08.00  Mengecek keadaan umum pasien
Hasil : klien mengatakan sudah tidak ada keluhan
 Menganjurkan pasien untuk minum banyak
 Mengobservasi volume, frekuensi, dan konsistensi
tinja
Hasil : Klien mengatakan belum BAB setelah meminum
obat diarenya
 Menganjurkan pasien makan sedikit tapi sering
Jumat/02/06/2022  Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital
Hasil : TD: 110/80 mmHg, N : 70x/menit, P: 22x/menit.
 Telah dilakukan aff infus
Jumat/02/06/2022 20.00  Melakukan tindakan pemberian obat sesuai resep
 Omeprazole 1 tablet
Jumat/02/06/2022 22.00  Mengobservasi keadaan umum palien
Hasil : keadaan umum pasien baik, pasien menagatakan
sudah tidak ada keluhan, IVFD tidak terpasang
 Pasien persiapan pulang
Hasil : mengedukasi klien untuk sering minum air putih,
makan sedikit tapi sering, rutin untuk control ke RS
mengenai penyakit hipertensinya.
Kaus Kelolaan 2

PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH (KMB)

Nama/RM : Tn. A

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 25 Tahun

Ruangan : BJ NY

Data Pengkajian

Tanggal : 03-06-2022 S : 36.5°C P : 22 x/m N : 65


Jam : - x/m SaO2 : 98 %

Cara dengan : TD : 120/70 mmHg

⃝ Jalan kaki ⃝ Kursi roda Cara Ukur : ⃝ Berdiri ⃝ Berbaring

⃝ Brankard ⃝ Lainnya : ⃝ Duduk

Datang melalui : TB : 170 cm BB : 50 kg IMT :


17,30 kg/m²
⃝ UGD ⃝ Poliklinik

⃝ OK ⃝ Lainnya :

Diagnosa Masuk : HIV

Diagnosis Medis : HIV

Keluhan utama : saat di kaji pasien mengeluh nyeri perut

Riwayat keluhan utama : keluhan dialami sejak 1 bulan yang lalu dan memberat 1 pekan
sebelum masuk RS

Riwayat Alergi : Ada/ Tidak

⃝ Makanan laut : ⃝ Udara dingin ⃝ Lainnya : ikan dan telur

⃝ Obat : ⃝ Debu
Penggunaan alat bantu : Ya/ Tidak

⃝ Kacamata/lensa kontak ⃝ Alat bantu dengar ⃝ Lainnya :

⃝ Gigi palsu ⃝ Kruk/walker/kursiroda

Riwayat Pasien

Riwayat penyakit : Ya/tidak

⃝ Hipertensi : ⃝ PPOK : ⃝ Diabetes :

⃝ Kanker:

⃝ Penyakit jantung : ⃝ Asma : ⃝ Hepatitis :

⃝ Stroke:

⃝ TB : ⃝ Gangguan mental :

⃝ Lainnya :

Riwayat operasi : Ya/tidak

Merokok : Ya/ tidak : 2 bungkus/hari (20 batang rokok/hari)

Konsumsi alkohol : Ya/tidak

Riwayat Penyakit Keluarga

⃝ Hipertensi : ⃝ PPOK : ⃝ Diabetes :

⃝ Kanker:

⃝ Penyakit jantung : ⃝ Asma : ⃝ Hepatitis :

⃝ Stroke:

⃝ TB : ⃝ Gangguan mental :

⃝ Lainnya :

Psikososial/Ekonomi

Status pernikahan : ⃝ belum menikah ⃝ Menikah ⃝ Janda/duda, tinggal Bersama


keluarga

Keluarga : ⃝ tinggal bersama ⃝ tinggal sendiri


Tempat tinggal : ⃝ Rumah ⃝ Panti ⃝ Lainnya : tinggal nersama
orangtua

Pekerjaan : ⃝ PNS ⃝ Wiraswasta ⃝ Pensiunan

⃝ Lainnya :

Status emosi : ⃝ Kooperatif ⃝ Tidak kooperatif

Pengalaman hospitalisasi : Ya/ tidak

Keterangan :

Sumber informasi : ⃝ Pasien ⃝ Keluarga ⃝ Lainnya :

Pemeriksaan Fisik (Ceklist pada bagian yang tidak normal)

⃝Gangguan Penglihatan : penglihatan kabur, konjungtiva anemis, sclera icterik

⃝Gangguan pendengaran :

⃝ Gangguan penciuman :
MATA, TELINGA, HIDUNG

⃝Kemerahan : ⃝Bengkak: ⃝Drainase:

⃝Nyeri : ⃝Lesi:

Catatan:

Konjungtiva anemis, sklera ikterik

⃝ Asimetri: ⃝ Takipnea : ⃝ Crackles :


RESPIRA

⃝Kanan atas/bawah ⃝Kiri atas/bawah


⃝ Bentuk dada : ⃝ Bradipnea : ⃝ Sputum-warna :

⃝ Batuk : ⃝ Dispnea

⃝ Wheezing: ⃝Kanan atas/bawah

⃝Kiri atas/bawah ⃝ Modulasi O2 : 3 lpm via canul

Catatan :
SI

⃝ Takikardi : ⃝ Iregular:
⃝ Tingling : ⃝ Edema :
VASKULAR

⃝ Bradikardi: ⃝ Murmur:
KARDIO

⃝ Mati rasa : ⃝ Nadi tidak teraba:


Catatan :

⃝ Distensi ⃝ Hipoperistaltik :
⃝ Anoreksia: ⃝ Diare: ⃝ Inkontinensia

⃝ Rigiditas ⃝ Hiperperistaltik: ⃝ Disfagia

⃝ Konstipasi ⃝ Ostomi

⃝ Diet khusus ⃝ Intoleransi diit


INTESTINAL
GASTRO

Catatan :

Diare sejak 4 hari yang lalu, frekuensi BAB 8x/hari, konsistensi feses encer, peristaltic
usus 20 x/menit

⃝ penurunan BB > 10% satu bulan terakhir ⃝ Dekubitus : Stage 1/2/3/4


N
⃝ perubahan nafsu makan lebih dari 3 hari ⃝ TPN/PPN/tube feeding

⃝Diare-frekuensi : /hari ⃝ Malnutrisi


UTRISI

Catatan :

⃝ Disuria ⃝ Hesitansi ⃝ Nokturia ⃝ Folley


GENITOURINARI/ GINEKOLOGI

⃝ Menopause ⃝ Lendir

⃝ Frekuensi ⃝ Inkontinensia ⃝ hematuria

⃝ Urostomy ⃝ Kehamilan

Catatan :

⃝ Konfusi ⃝ Sedasi ⃝ Pupil non reaktif

⃝ vertigo ⃝ Tremor ⃝ tidak seimbang

⃝ Koma ⃝ letargi ⃝ afasia

⃝ Sakitkepala ⃝ mati rasa ⃝ Paralise


NEUROLOGI

⃝ Semi-koma ⃝ Suara serak ⃝ Seizure

⃝ Tingling ⃝ Kelemahan

Catatan :

Kelemahan seluruh tubuh

⃝ Bengkak ⃝ Diaforesis ⃝ Lembab

⃝ prosthesis ⃝ Warna kulit : ⃝ teraba panas

⃝ atrofi/deformitas ⃝ turgor buruk ⃝ teraba dingin ⃝ Drainase :

Gambaran area luka dan jelaskan karakteristik luka (Gambarkan lukanya)


INTEG Catatan :

UME
Kondisi 1. Sangat 2. B 3. Se 4. Bai 3
fisik buruk uruk dang k

Kondisi 1. Stupor 2. K 3. Ap 4. Sa 4
mental onfusi atis dar

Aktivita 1. Ditempa 2. K 3. Jal 4. Jal 1


NORTON SCALE (Skin Risk Assessment)

s ttidur ursi roda an an


dengan Sendiri
bantuan
Mobilit 1. Tidak 2. S 3. Ag 4. Be 3
as Mampu angat ak bas
bergerak terbatas terbatas bergerak
Inkonti 1. Inkontine 2. S 3. Ka 4. Ink 4
nensia nurin elalu dang- ontinen
dan alvi inkontin kadang
en urin inkontine
n urin
Ket : Skor 15

< 12 : resiko tinggi decubitus, 12-15 resiko


sedang decubitus, 16-20 : resiko rendah

Mengendali 0. Perl 1. Ka 2 Mandiri 2


kanrangsang BAB u pencahar dang
perlu
BARTEL INDEX (Functional Status

pencahar
Mengendalikan 0. Paka 1. Ka 2. M 2
rangsang BAK i kateter/ dang tak andiri
tak terkendali
terkendali
Membersihkan 0. Butu 1. Ma 0
diri h bantuan ndiri

Melepas dan 0. Terg 1. Ter 2. M 2


memakai celana, antung gantung andiri
membersihkan, orang lain pada
pada setiap beberapa
menyiram jamban
kegiatan kegiatan
Makan 0. Tida 1. Per 2. M 2
k mampu lu dibantu andiri
memoton
g
makanan
Berubah posisi 0. Tida 1. Dib 2. Di 3. Mandiri
dari berbaring ke k mampu antu lebih bantu 1 3
duduk dari 2 atau 2
orang orang
Berpindah/ 0. Tida 1. de 2. di 3. mandiri
berjalan k mampu ngan kursi bantu 1 0
roda orang
Assassment)

Memakai baju 0. terg 1. se 2. m


antung bagian andiri 2
dibantu
Naik turun tangga 0. tida 1. se 2. m
k mampu bagian andiri 0
dibantu
Mandi 0. terg 1. ma
antung ndiri 0

Total Skor = 13 (Ketergantungan ringan )

Keterangan :

20 : Mandiri, 12-19 : ketergantungan ringan, 9-11 : ketergantungan sedang,

5-8 : ketergantungan berat, 0-4 : ketergantungan total

Riwayat jatuh 3 Tidak = 0 Ya = 25 0


bulan terakhir

Diagnosis medis Tidak = 0 Ya = 15 15


skunder > 1

Alat bantu jalan Dibantu Penopang = Furniture 0


orang = 0 15 = 30

Menggunakan Tidak = 0 Ya = 25 25
infus

Cara Bed rest = Lemah = 15 Terganggu 15


berjalan/berpinda 0 = 30
h
Status mental Orientasi Orientasi 0
sesuai = 0 tidak sesuai
= 15
FALL RISK

Total Skor = 55 (Resiko Tinggi)

Keterangan :

0-24 : tidak beresiko, 25-50 : resiko rendah, > 50 : resiko tinggi

Skala nyeri : ⃝ Skala angka ⃝ Face scale

Lokasi : Nyeri pada perut kiri (kuadran kiri atas)

Onset : -

Paliatif : -

Kualitas :

Medikasi : ketorolac 30 mg/8 jam/iv

Efek nyeri :
NYERI

⃝ Hubungan relasi ⃝ tidur ⃝ Nafsu makan

⃝ aktivitas ⃝ Emosi

⃝ Lainnya :

P:-

Q: hilang timbul (intermitten)

R: nyeri tusuk pada perut kiri kuadran kiri atas

S: 6 NRS

T: durasi 10 menit

Obat Dosis/Rute Tujuan Cara Kerja Obat

Triple adult 1 tab/24 Terapi Obat jenis ini harus dikomsumsi


jam/oral pengobatan seumur hidup oleh penderita. Jika
bagi terputus atau lalai, maka hal ini bisa
penderita memicu resistensi obat ARV dalam
HIV AIDS tubuh sehigga jenis obat ARV
yang tersebut tidak lagi manjur dan
berfungsi diganti dengan jenis lainnya.
untuk
menekan
aktivasi HIV
di dalam
darah

ketorolac 30 mg/8 Analgesik, Bekerja dengan cara menghambat


jam/iv anti produksi senyawa kimia yang bisa
inflamasi, menyebakan peradangan dan rasa
antipireutik nyeri

Omeprazole 80 Obat ini Bekerja dengan cara menghabat


mg/syringe untuk pompo proton H+ / K+ selektif dan
pum meringankan bersifat irreversible yang menekan
gejala sakit sekresi asam lambung
maag dan
heartburn
MEDIKASI

yang
ditimbulkan
oleh penyakit
asam
lambung atau
tukak
lambung

Ondansentron 20 mg/24 Digunakan Termasuk antiemetic golongan


jam/iv untuk serotonin 5-HT3 antagonis reseptor
mencegah yang bekerja dengan cara
serta menghambat reseptor secrotonin
mengobati disaluran cerna dan sistem
mual muntah pernafasan pusat, senyawa kimia
yang bisa almi yang merangsang timbulnya
disebabkan mual dan muntah
oleh efek
sampng
kemoterapi,
radioterapi,
atau operasi
Cotrimoxazole 960 mg/12 Untuk infeksi Sulametaksazol melakukan
jam/oral saluran kompensasi terhadap bakteri
nafas, kemih dengan cara menginhibisi
dan genetali penggunaan asam
paraaminobenzoat pada saat sintesis
dihidrolat oleh bakteri

Ceftriaxone 2 gr/24 Berperan Menginhibisi sintesis dinding sel


jam/iv dalam bakteri
melawan
berbagai
mikroorganis
me terutama
bakteri gram
negatif

Sotatic 10 mg/8 Untuk Meningkatkan aktivitas otot-otot


jam/iv mengobati pada saluran pencernaan sehingga
beberapa makanan lebih cepat terdorong dari
masalah lambung menuju usus dan gejala
diperut dan mual yang dirasakan berkurang
usus seperti
rasa panas
diperut,
peningkatan
asam
lambung,
maag yang
tidak kunjung
sembuh, dan
mencegah
mual muntah

Dipehenhidra 1 amo/24 Digunakan Berperan sebagai antagonis reseptor


min jam/iv untuk histamine H1. Ikatan antara obat
meredakan dipenhidramin dengan reseptor
reaksi alergi histamine H1 mengurangi efek
pada tubuh negative yang diakibatkan oleh
seperti mata ikatan histamine bebas dengan
merah, reseptor histamine H1 seperti reaksi
iritasi, gatal, inflamasi, Vasodilatasi,
dan berair, bronkokonstriksi dan edema.
bersin-bersin,
serta pilek.
Dapat juga
digunakan
untuk
meredakan
batuk yang
disebabkan
iritasi
tenggorokan
ringan atau
saluran
pernafasan
PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN LABORATORIUM

*Jika perlu terutama pada kasus herediter


GENOGR

A. Analisa Data
NO DATA FOKUS MASALAH
KEPERAWATAN
DS :
- Pasien mengeluh nyeri perut
DO :
P:-
Q: hilang timbul (intermitten)
1. R: nyeri tusuk pada perut kiri kuadran Nyeri Akut
kiri atas
S: 6 NRS
T: durasi 10 menit
- medikasi Ketorolac 30 mg/8 jam
- Peristaltic usus 20 x/mnt
DS:
DO :
- Dyspnea
2. pola nafas tidak efektif
- Modulasi via nasal kanul 3
liter/menit
- pernapasan 22x/mnt
DS :
- klien mengatakan sudah diare sejak
4 hari yang lalu, BAB sebanyak 8x
dalam 1 hari
3. Diare
DO :
- Konsistensi feses encer
- Peristaltic usus 20 x/mnt
- Cotrimoxazole 960 mg/12 jam/oral
DS :
- klien mengatakan tidak nafsu
makan
DO :
- Penurunan BB > 10% dalam 1
bulan
4 - TB : 170 cm, BB :  50 kg, Defisit nutrisi
IMT : 17,30 kg/m 2

- disfagia
- medikasi Ondansentron
20mg/24jam/iv, Sotatic
10mg/8jam/iv, Omeprazole 80
mg/syringe pum
5 DS: - Intoleransi Aktifitas
DO :
- Bartel index 13 (ketergantungan
ringan) dengan data klien
membersihkan diri dibantu, tidak
mampu berjalan/berpindah, tidak
mampu naik turun tangga, mandi
tergantung bantuan orang lain.
- kelemahan seluruh tubuh
- aktivitas ditempat tidur
Faktor Risiko
- Kelemahan seluruh tubuh
- Fall risk : 55 (risiko tinggi)
6  tidak ada riwayat jatuh 3 bulan Risiko jatuh
terakhir, diagnosis medis
sekunder>1, jalan dengan
bantuan orang, menggunakan
infus, lemah, orientasi sesuai.
Faktor Risiko
- Norton scale 15 (resiko sedang)
7  sakit sedang, sadar penuh, Risiko Luka Tekan
aktivitas di tempat tidur,
mobiltas terbatas, inkontinensia
B. Perumusan Diagnosa (Noc & Nic)
No Diagnosis Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
1. Nyeri Akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manjemen Nyeri
dengan peningkatan sekresi selama 1x24 jam nyeri akut teratasi dengan Obsevasi
lambung kriteria hasil: 4. Lakukan monitoring nyeri secara komprehensif
DS : Kontrol nyeri menggunakan pendekatan PQRST (Gauchan,
- Pasien mengeluh nyeri  TTV dalam rentang normal 2019)
perut  Frekuensi nafas: 16-20 kali/ menit 5. Observasi adanya respon non verbal mengenai
DO :  Frekuensi nadi: 60-100 kali/menit ketidaknyamanan
P:-  Tekanan darah: >90/60-120/80 6. Monitor vital sign
Q: hilang timbul mmHg atau dalam batas yang Terapeutik
(intermitten) terkontrol 7. Tingkatkan istirahat
R: nyeri tusuk pada perut  Pasien mampu mengenali nyeri (skala, 8. Gali manajemen nyeri klien dengan Cognitive
kiri kuadran kiri atas intensitas, frekuensi dan tanda nyeri) behavioral therapy  (CBT) mengurangi
S: 6 NRS  Pasien mampu melaporkan bahwa nyeri ketergantungan pada cara farmakologis kontrol
T: durasi 10 menit berkurang dengan menggunakan nyeri yang juga meningkatkan meningkatkan rasa
- peristaltic usus 20x/mnt manajemen nyeri kontrol pasien pansitopenia (Tandijono, 2020;
 Pasien mampu mengontrol nyeri (tahu Enfermagem et al., 2019) 
- TD : 120/70mmHg
penyebab nyeri, mampu menggunakan Edukasi
(berbaring) S : 36,5ºC
tehnik non farmakologi untuk mengurangi 9. Ajarkan teknik relaksasi napas dalam
P : 22x/menit N
nyeri, mencari bantuan) Kolaborasi
:65x/menit
 Pasien mampu melakukan tindakan 10. Kolaborasi pemberian terapi farmakologi
- medikasi Ketorolac 30 mg/8
pengurangan nyeri tanpa analgesik untuk mengurangi nyeri
jam
Tingkat nyeri
 Skala nyeri Nyeri yang dilaporkan dari
tingkat sedang (skala 6) hingga tidak ada
nyeri (skala 0)
2 Pola Nafas Tidak Efektif Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 x Pemantauan Respirasi
24 jam diharapkan ketidakefektifan pola Obsevasi
berhubungan dengan
nafas teratasi dengan kriteria hasil: - Monitor pola nafas
hambatan upaya nafas Pola Nafas - Monitor saturasi oksigen
- Frekuensi dan irama pernafasan membaik Terapeutik
DS: - - Dipsnea menurun
- Atur interval pemantauan respirasi
DO : - Dokumentasikan hasil pemantauan
- Dyspnea - Mengatur posisi semi fowler dan pengajaran
- Modulasi via nasal kanul 3 teknik napas dalam
liter/menit Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur pemntauan
- Informasikan hasil pemantauan
3 Diare berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen diare
proses infeksi selama 3x24 jam diare dapat berhenti
dengan kriteria hasil: Observasi

DS : - Identifiksai penyebab diare


Eliminasi Fekal
- klien mengatakan sudah - Monitor warna, volume, frekuensi dan
diare sejak 4 hari yang 11. Konsistensi feses membaik
12. Frekuensi defekasi membaik konsistensi feses
lalu, BAB sebanyak 8x
dalam 1 hari 13. Peristaltic usus membaik - Monitor tanda dan gejala hipovolemia
DO : (mis.takikardi, nadi teraba lemah, tekanan darah
- Konsistensi feses encer
turun, turgor kulit turun, mukosa kulit kering,
- Peristaltic usus 20 x/mnt CRT melambat, BB menurun)
Cotrimoxazole 960 mg/12 Terapeutik
jam/oral
- Berikan asupan cairan oral (larutan garam gula,
oralit
- Pasang jalur intravena
- Berikan cairan intravena (ringer laktat, ringer
asetat)
Edukasi

- Anjurkan makanan porsi kecil dan sering secara


bertahap
- Anjurkan menghindari makanan pembentuk
gas, pedas dan mengandung laktosa
Kolaborasi

- Kolaborasi dalam pemberian obat antimotalitas


(mis.loperamide, difenoksilat)
4. Defisit nutrisi berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 Manajemen
x Gangguan Makanan
Observasi
dengan ketidakmampuan 24 jam diharapkan deficit nutrisi dapat
- Monitor kalori dan asupan makanan dan
menelan makanan teratasi dengan kriteria hasil: keluarnya makanan
Teraupetik
DS : Status Nutrisi - Timbang berat badan secara rutin
- Klien mengatakan tidak - Frekuensi makan membaik - Lakukan oral hygiene sebelum makan
nafsu makan Edukasi
DO : - Nafsu makan membaik - Ajarkan pengaturan diet yang tepat
- Penurunan BB > 10% - Porsi makanan yang dihabiskan meningkat Kolaborasi
dalam 1 bulan - Kolaborasi dengan ahli gizi tentang target berat
- BB dan IMT meningkat
- TB : 170 cm, BB :  badan, kebutuhan kalori dan pilihan makanan
50 kg, IMT : 17,30 kg/m 2
- Kolaborasi pemberian medikasi Ondansentron
- Disfagia 20mg/24jam/iv, Sotatic 10mg/8jam/iv,
- Medikasi Ondansentron Omeprazole 80 mg/syringe pum
20mg/24jam/iv, Sotatic
10mg/8jam/iv,
Omeprazole 80
mg/syringe pum
5 Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x Manajemen energi:
berhubungan dengan 24 jam intoleransi aktivitas diharapkan Observasi
imobilitas fisik dan dapat teratasi dengan kriteria hasil: - Observasi vital sign saat melakukan perawatan
kelemahan Toleransi Aktivitas : atau saat pasien melakukan perawatan diri secara
DS: - - Kemudahan dalam melakukan Activities of mandiri
DO : Daily Living meningkat - Kaji status fisiologis pasien yang menyebabkan
- Bartel index 13
(ketergantungan ringan) - Perasaan lemah dan keluhan lelah menurun kelelahan
dengan data klien Teraupetik
membersihkan diri
dibantu, tidak mampu - Bantu pasien memprioritaskan kegiatan untuk
berjalan/berpindah, tidak
mengakomodasi energi yang diperlukan
mampu naik turun tangga,
mandi tergantung bantuan Edukasi
orang lain. - Anjurkan aktivitas secara bertahap
- kelemahan seluruh tubuh
aktivitas ditempat tidur - Ajarkan strategi koping untuk mengurangi
kelelahan
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan nutrisionist untuk
meningkatkan asupan energi dari makanan
6 Risiko jatuh Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pencegahan Jatuh
Faktor Risiko selama masa perawatan diharapkan tidak Observasi
- Kelemahan seluruh terjadi kejadian jatuh dengan kriteria hasil: - Kaji faktor risiko jatuh (penurunan tingkat
tubuh Tingkat jatuh kesadaran, gangguan keseimbangan)
- Pasien tidak jatuh saat pasien berdiri, - Kaji risiko jatuh setidaknya setiap shif
- Fall risk : 55 (risiko
berjalan, duduk - Identifikasi faktor lingkungan yang
tinggi)
- Pasien tidak jatuh dari tempat meningkatkan risiko jatuh
tidak ada riwayat jatuh 3 tidur,tidak jatuh saat dipindahkan - Monitor kemampuan berjalan
bulan terakhir, diagnosis - Pasien tidak jatuh saat naik turun tangga - Monitor kemampuan berpindah dari tempat tidur
medis sekunder>1, jalan - Tidak jatuh saat ke kamar mandi ke kursi roda dan sebaliknya
dengan bantuan orang, - Tidak jatuh saat membungkuk Terapeutik
menggunakan infus, - Orientasi ruangan pada pasien dan keluarga
lemah, orientasi sesuai. - Pasang handrall tempat tidur
- Tempatkan pasien berisiko tinggi jatuh dekat
dengan pantauan perawat dari nurse station
- Gunakan alat bantu berjalan
- Dekatkan bel pemanggil dalam jangkaun pasien
- Pastikan roda tempat tidur dan kursi roda selalu
dalam kondisi terkunci
Edukasi
- Anjurkan memanggil perawat jika
membutuhkan bantuan berpindah atau berjalan
- Anjurkan menggunakan alas kaki yang tidak
licin
- Anjurkan berkonsentrasi menjaga keseimbangan
tubuh saat berjalan
- Ajarkan menggunakan bel pemanggil untuk
memanggil perawat
- Anjurkan melebarkan kedua kaki untuk
meningkatkan keseimbagan saat berdiri

Manajemen Lingkungan

Observasi

-Identifikasi kenyamanan dan kemannan


lingkungan
Terapeutik

- Sediakan ruang berjalan yang cukup dan


aman
-Atur posisi furniture yang rapid an terjangkau
-Berikan bell atau alat komunikasi untuk
memanggil perawat
Edukasi

- Ajararkan pasien dan keluarga pengunjung


untuk upaya pencegahan jatuh

7 Risiko Luka Tekan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pencegahan Luka Tekan
selama 1x24 jam masa perawatan
Faktor Risiko diharapkan tidak terjadi kejadian luka Observasi
- Norton scale 15 (resiko tekan dengan kriteria hasil: - Monitor status kulit dan perkembangan kulit
sedang)
setiap hari
sakit sedang, sadar penuh, Integritas Jaringan: Kulit & Jaringan - Inspeksi kulit yang menonjol dan area yang
aktivitas di tempat tidur, tertekan setiap kali merubah posisi klien
mobiltas terbatas, - Suhu kulit tidak terganggu(normal pada
- Monitor ketat area yang mengalami kemerahan
rentang 36,6-37,5)
inkontinensia Terapeutik
- Elastisitas tidak terganggu
- Tekstur tidak terganggu - Ubah posisi pasien setiap 1-2 jam sekali
- Integritas kulit tidak terganggu - Ubah posisi klien dengan teknik yang benar
- Kerusakan lapisan kulit tidak terganggu (tidak menggeser)
- Berikan perlindungan pada kulit seperti krim
pelembab dan hindarkan dari kelembapan yang
berlebih akibat dari keringan, inkontinensia urin
dan fekal)
- Gunakan Kasur anti decubitus
- Jaga linen kline tetap bersih
- Gunakan bantal untuk meninggikan area yang
tertekan
Edukasi

- Ajarkan anggota keluarga mengenai tanda-tanda


kerusakan kulit
- Anjurkan melapor jika menemukan tanda-tanda
kerusakan kulit
- Ajarkan cara merawat kulit
B. ANALISA DATA

Nama/RM : Tn. D
Jenis Kelamin : Lak-Laki
Umur : 28 tahun
Diagnosa Medis : Susp Ca rektum pro eksisi
Ruangan : kamar 528
No. Data Fokus Masalah
1. DS : Nyeri Kronis
1
 Pasien mengeluh nyeri pada sekitar luka
post operasi di dubur
DO :
Pengkajian nyeri
 P: Luka post operasi di dubur
 Q: Tertusuk-tusuk
 R: Sekitar luka operasi S: 3 NRS
 T: terus menerus
 Tanda-tanda vital TD : 93/53 mmHg
S : 37.7oC P : 20 x/menit N : 96 x/menit

2. DS : Gangguan Integritas
Jaringan
 Pasien mengeluh keluar cairan pada bekas
luka post-operasi di abdomen
DO :
 Pasien terpasang tampon bag pada bagian
dubur
 Terdapat bekas luka jahitan dan tampak
maasih ada belum kering
 Terdapat feses dengan konsentrasi cair
berwarna kuning kecoklatan
3. DS : Ansietas
 Pasien mengatakan tidak nyaman dan selalu
berkeluh kesah dengan keadaannya yang
sekarang
DO :
 Pasien tampak tidak nyaman dengan
kondisi sekarang
NO. DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI
(NANDA)
1. Gangguan Integritas Jaringan Setelah dilakukan perawatan selama 5 x 24 jam, Pengecekan kulit
DS : kerusakan integritas kulit dapat diatasi dengan 1. Periksa kulit disekitar abdomen dan terkait
 Pasien mengeluh keluar kriteria hasil: dengan adanya kemerahan, kehangatan
cairan pada bekas luka Integritas jaringan dan kulit ekstrim, edema, dan drainase
post- a. Perfusi jaringan baik, stoma berwarna pink 2. Amati warna, kehangatan, bengkak,
DO : Penyembuhan luka tekstur, edema, dan ulserasi(Marpaung,
a. Penyatuan tepi luka post op 2019)
 Pasien terpasang tampon bag b. Nyeri hilang 3. Monitor infeksi pada area luka (Awaludin
pada bagian dubur c. Nekrosis menurun & Mudayana, 2017)
 Terdapat bekas luka dan d. Tidak terjadi infeksi 4. Ajarkan anggota keluarga mengenai tanda-
tampak maasih ada belum Kontrol Nyeri: Proses Infeksi tanda kerusakan kulit yang tepat
kering a. Klien dapat mencari informasi
5. Ajarkan kepada pasien/keluarga mengenai
 Terdapat feses dengan terkait kontrol infeksi
tanda-tanfa terjadinya infeksi pada luka.
konsentrasi cair berwarna b. Klien mampu mengidentifikasi
(Purnama et al.,2017)
kuning kecoklatan faktor risiko infeksi
c. Mengetahui perilaku yang Perawatan Luka

berhubungan dengan risiko infeksi Observasi
d. Klien dapat mengindentifikasi tanda 1. Monitor karakteristik luka mulai
dan gejala infeksi warna, ukuran, drainasi dan bau
e. Klien mampu 2. Monitor tanda infeksi (Awaludin &
mempertahankan lingkungan Mudayana, 2017)
yang bersih Terapeutik
1. Lepaskan balutan secara perlahan
2. Lakukan pencucian luka dengan NaCl
atau air bersih (Abe et al., 2021)
3. Pasang balutan mengandung
hidrokoloid pada stoma atau luka
dengan drainase aktif
4. Pastikan ukuran dan pilih stoma bag
sesuai dengan ukuran stoma (tidak
longgar atau sempit)(Setyorini, 2007)
5. Irigasi luka bila perlu
6. Ganti balutan sesuai dengan eksudat
dan drainase (Panjaitan, 2021)
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian antibiotik topikal,
oral atau parenteral serta pemilihan
kantong stoma (Setyorini, 2007)
2. Nyeri berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri
agen cidera fisik keperawatan selama 3x24jam, Observasi :
Ditandai dengan diharapkan nyeri dapat teratasi dengan 1. Identifikasi lokasi, karakteristik,
DS : kriteria hasil : durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri.
 Pasien mengeluh nyeri Kontrol Nyeri 2. Identifikasi skala nyeri
pada sekitar luka post a. Klien dapat mengenali kapan nyeri terjadi 3. Identifikasi respon nyeri non verbal
operasi b. Klien mengetahui penyebab 4. Identifikasi faktor yang
DO : terjadinya nyeri memperberat dan memperingan
Pengkajian nyeri c. Klien mampu mengurangi rasa nyeri nyeri
tanpa analgesic 5. Identifikasi pengetahuan
 P: Luka post operasi di d. Klien melaporkan nyeri yang terkontrol 6. Keyakinan tentang nyeri
dubur Terapeutik :
 Q: Tertusuk-tusuk Tingkat nyeri 1. Kontrol lingkungan yang
 R: Sekitar luka operasi a. Pasien mengatakan rasa nyeri berkurang memperberat nyeri dengan
S: 3 NRS b. Tanda-tanda vital dalam rentang menurunkan suhu ruangan,
normal Tidak mengalami gangguan pencahayaan, kebisingan
 T: terus menerus
tidur sekitar(Staats & Li, 2017)
 Tanda-tanda vital TD : 2. Fasilitasi posisi aman nyaman klien
93/53 mmHg dengan menaikkan railing dan
 S : 37.7oC P : 20 x/menit mengatur posisi tidur semi fowler
N : 96 x/menit atau posisi tidur yang disukai, jika
tidak kontraindikasi (Fitria &
Shaluhiyah, 2017)
Edukasi:
1. Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri.
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian analgetik paraset
(O’Keefe-McCarthy et al., 2015)
Pemberian Obat
Observasi:
1. Monitor efek terapeutik obat
2. Monitor efek samping, toksisitas,
dan interaksi obat
Terapeutik:
1. Perhatikan prosedur pemberian obat
yang aman dan akurat
2. Lakukan prinsip enam benar
(pasien, obat, dosis, rute, waktu,,
dokumentasi)
3. Perhatikan jadwal pemberian obat
4. Dokumentasi pemberian obat dan
respons terhadap obat
Edukasi
1. Jelaskan jenis obat, alasan
pemberian, tindakan yang
diharapkan, dan efek samping
sebelum pemberian
2. Jelaskan faktor yang dapat
meningkatkan dan menurunkan
efektifitas obat
3. Ansietas berhubungan Tingkat Ansietas L.09093 Reduksi Ansietas
dengan ketidaknyamanan , Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Identifikasi tanda tanda ansietas
hospitalisasi, diagnosa diharapkan tingkat ansietas menurun dengan 2. Identifikasi kemampuan pengambilan
penyakit belum jelas keputusan
kriteria :
DS : 3. Identifikasi pengalaman ansietas
a. Verbalisasi khawatir akibat kondisi yang dimasa lalu
 Pasien mengatakan tidak dialami menurun 4. Pahami situasi yang membuat ansietas
nyaman dan selalu berkeluh b. Perilaku gelisah menurun klien muncul (Rangki et al., 2014)
kesah dengan keadaannya 5. Jelaskan terkait kondisi, diagnosis
c. Tidak ada gangguan kenyamanan, klien
yang sekarang pengobatan dan prognosis dengan
DO : tampak rileks
bahasa yang mudah dipahami
 Pasien tampak tidak 6. Anjurkan keluarga untuk menemani
a. teknik irigasi klien
nyaman dengan
7. Diskusikan perencanaan realitas
kondisi sekarang
8. Latih kegiatan pergerakan yang
mengalihkan ansietas
Pengajaran: Prosedur/Perawatan
1. Informasikan pada pasien atau
orang terdekat mengenai kapan
dan dimana tindakan akan
dilakukan
2. Informasikan pada pasien dan
orang terdekat mengenai lama
tindakan akan berlangsung
3. Informasikan pada pasien dan
orang terdekat mengenai siapa
yang akan melakukan
tindakan
4. Kaji pengalaman pasien sebelumnya
dan tingkat pengetahuan pasien
terkait tindakan yang akan dilakukan
5. Jelaskan tujuan tindakan yang
dilakukan
6. Jelaskan prosedur/penanganan
7. Sediakan media edukasi audio visual
untuk memudahkan pembelajaran klien
(Rasyid et al., 2018; Salmawati et al.,
2019)
8. Ajarkan pasien jika pasien
harus berpsrtisipasi dalam
kegiatan tersebut
9. Beritahu psien pentingnya
pengukuran TTV tertentu selama
tindakan
10. Jelaskan pengkajian atau aktivitas
paska tindakan berserta
rasionalnya
11. Berikan kesempatan bagi pasien
untuk bertanya ataupun
mendiskusikan perasaannya
12. Libatkan keluarga atau orang
terdekat jika memungkinkan
DAFTAR PUSTAKA

Abe, T., Nishimura, J., Yasui, M., Matsuda, C., Haraguchi, N., Nakai, N., Wada, H.,
Takahashi, H., Omori, T., Miyata, H., & Ohue, M. (2021). Risk Factors for
Outlet Obstruction in Patients with Diverting Ileostomy Following Rectal
Surgery. Journal of the Anus, Rectum and Colon, 5(3), 254–260.
https://doi.org/10.23922/jarc.2021-007
Awaludin, & Mudayana, A. A. (2017). Penerapan Manajemen CSSD ( Central Sterile
Supply Department )/ Unit Sterilisasi Sentral Di RSU PKU Muhammadiyah
Bantul Yogyakarta. Berita Kedokteran Masyarakat, 02(02), 2016.
Chindo, N. A. (2015). Benefits of Aloe Vera Subtanceas Anti-Inflamatory of
Stomatitis. Indian Journal of Dermatology, 4(3), 84.
Fitria, N., & Shaluhiyah, Z. (2017). Analisis Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik
Perawat di Ruang Rawat Inap RS Pemerintah dan RS Swasta. Jurnal Promosi
Kesehatan Indonesia, 12(2), 191. https://doi.org/10.14710/jpki.12.2.191-208
Lukisari, C., Setyaningtyas, D., & Djamhari, M. (2010). Penatalaksanaan kandidiasis
oral disebabkan Candida tropicalis pada anak dengan gangguan sistemik.
Journal of Dentomaxillofacial Science, 9(2), 78.
https://doi.org/10.15562/jdmfs.v9i2.236
O’Keefe-McCarthy, S., McGillion, M., Clarke, S. P., & McFetridge-Durdle, J.
(2015). Pain and anxiety in rural acute coronary syndrome patients awaiting
diagnostic cardiac catheterization. Journal of Cardiovascular Nursing, 30(6),
546–557. https://doi.org/10.1097/JCN.0000000000000203
Panjaitan, E. H. E. (2021). Pengaruh Tindakan Perawatan Luka Terhadap Proses
Penyembuhan Luka Ulkus Diabetikum Pada Pasien Dm Di Puskesmas Kota
Rantauprapat. Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan, 11(1), 105–114.
https://doi.org/10.52643/jbik.v11i1.1210
Pitri, A. D., Ismail, S., & Erawati, M. (2019). Eksplorasi Peran Perawat Dan Ahli
Gizi Dalam Pemberian Nutrisi Pada Pasien Kritis. Jurnal Perawat Indonesia,
3(2), 109. https://doi.org/10.32584/jpi.v3i2.316
Rangki, L., Ibrahim, K., & Nuraeni, A. (2014). Pengalaman Hidup Pasien Stoma
Pascakolostomi The Life Experiences of Patients with Post Colostomy. Jurnal
Keperawatan Padjadjaran, 2(2), 74–85.
Rasyid, N., Yusuf, S., & Tahir, T. (2018). Study Literatur : Pengkajian Luka Kaki
Diabetes. Jurnal Luka Indonesia, 4(2), 123–137.
Salmawati, S., Yusuf, S., & Tahir, T. (2019). Studi Literatur Manfaat Edukasi
Berbasis Video Dalam Peningkatan Pengetahuan Perawatan Stoma. Jurnal
Keperawatan Muhammadiyah, 165–170.
http://journal.um-surabaya.ac.id/index.php/JKM/article/view/2292
Setyorini, D. (2007). Pemilihan kantong stoma yang tepat bagi ostomate.
Staats, P. S., & Li, S. (2017). Evaluation and management of chronic pain.
Rehabilitative Surgery: A Comprehensive Text for an Emerging Field, 37(3),
35–48. https://doi.org/10.1007/978-3-319-41406-5_5
Suanda Saputra, Agung Waluyo, G. W. (2020). Edukasi Seksual Dengan Media
Visual Terhadap Peningkatkan Pemahaman Cara Pemenuhan Kebutuhan
Seksual Pada Ostomate. Indonesian Journal of Nursing Science and Practice
Universitas, 3(1), 1–6.

Anda mungkin juga menyukai