Laporan Kasus Asuhan Keperawatan Pada TN
Laporan Kasus Asuhan Keperawatan Pada TN
Laporan Kasus Asuhan Keperawatan Pada TN
Disusun Oleh:
Maria Dian Nurfita R014211010
NS. A. Nur Inayah, S. Kep.,M.Kep Rini Rachmawaty, S.Kep., Ns., MN., PhD.
Nama/RM :Ny.S
Jenis Kelamin :P
Umur : 72 tahun
Data Pengkajian
⃝ UGD ⃝ Poliklinik
⃝ OK ⃝ Lainnya :
Keluhan utama : Pasien mengeluh BAB cair 4x dalam sehari sejah 2 hari yang lalu dan nyeri
pada perut
⃝ Obat : ⃝ Debu
Riwayat Pasien
⃝ Kanker:
⃝ Stroke:
⃝ TB : ⃝ Gangguan mental :
⃝ Lainnya :
⃝ Kanker:
⃝ Stroke:
⃝ TB : ⃝ Gangguan mental :
⃝ Lainnya :
Psikososial/Ekonomi
⃝ Lainnya :
⃝Gangguan Penglihatan :
⃝Gangguan pendengaran :
MATA, TELINGA, HIDUNG
⃝ Gangguan penciuman :
⃝Nyeri : ⃝Lesi:
⃝ Batuk : ⃝ Dispnea
⃝ Tingling : ⃝ Edema :
⃝ Bradikardi: ⃝ Murmur:
VASKULAR
KARDIO
⃝ Mati rasa : ⃝ Nadi tidak teraba:
⃝ Distensi ⃝ Hipoperistaltik :
⃝ Konstipasi ⃝ Ostomi
Catatan :
Catatan :
⃝ Menopause ⃝ Lendir
⃝ Urostomy ⃝ Kehamilan
Catatan : Tidak ada Masalah
⃝ Tingling ⃝ Kelemahan
Total Skor =
Keterangan :
20 : Mandiri, 12-19 : ketergantungan ringan, 9-11 : ketergantungan sedang,
Total Skor =
Keterangan :
Lokasi :Abdomen
Onset : <30menit
Medikasi :
Efek nyeri :
NYERI
⃝ aktivitas ⃝ Emosi
⃝ Lainnya : Diare
Obat Dosis/Rute Tujuan Cara KerjaObat
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Nama/RM : Tn. A
Umur : 25 Tahun
Ruangan : BJ NY
Data Pengkajian
⃝ OK ⃝ Lainnya :
Riwayat keluhan utama : keluhan dialami sejak 1 bulan yang lalu dan memberat 1 pekan
sebelum masuk RS
⃝ Obat : ⃝ Debu
Penggunaan alat bantu : Ya/ Tidak
Riwayat Pasien
⃝ Kanker:
⃝ Stroke:
⃝ TB : ⃝ Gangguan mental :
⃝ Lainnya :
⃝ Kanker:
⃝ Stroke:
⃝ TB : ⃝ Gangguan mental :
⃝ Lainnya :
Psikososial/Ekonomi
⃝ Lainnya :
Keterangan :
⃝Gangguan pendengaran :
⃝ Gangguan penciuman :
MATA, TELINGA, HIDUNG
⃝Nyeri : ⃝Lesi:
Catatan:
⃝ Batuk : ⃝ Dispnea
Catatan :
SI
⃝ Takikardi : ⃝ Iregular:
⃝ Tingling : ⃝ Edema :
VASKULAR
⃝ Bradikardi: ⃝ Murmur:
KARDIO
⃝ Distensi ⃝ Hipoperistaltik :
⃝ Anoreksia: ⃝ Diare: ⃝ Inkontinensia
⃝ Konstipasi ⃝ Ostomi
Catatan :
Diare sejak 4 hari yang lalu, frekuensi BAB 8x/hari, konsistensi feses encer, peristaltic
usus 20 x/menit
Catatan :
⃝ Menopause ⃝ Lendir
⃝ Urostomy ⃝ Kehamilan
Catatan :
⃝ Tingling ⃝ Kelemahan
Catatan :
UME
Kondisi 1. Sangat 2. B 3. Se 4. Bai 3
fisik buruk uruk dang k
Kondisi 1. Stupor 2. K 3. Ap 4. Sa 4
mental onfusi atis dar
pencahar
Mengendalikan 0. Paka 1. Ka 2. M 2
rangsang BAK i kateter/ dang tak andiri
tak terkendali
terkendali
Membersihkan 0. Butu 1. Ma 0
diri h bantuan ndiri
Keterangan :
Menggunakan Tidak = 0 Ya = 25 25
infus
Keterangan :
Onset : -
Paliatif : -
Kualitas :
Efek nyeri :
NYERI
⃝ aktivitas ⃝ Emosi
⃝ Lainnya :
P:-
S: 6 NRS
T: durasi 10 menit
yang
ditimbulkan
oleh penyakit
asam
lambung atau
tukak
lambung
A. Analisa Data
NO DATA FOKUS MASALAH
KEPERAWATAN
DS :
- Pasien mengeluh nyeri perut
DO :
P:-
Q: hilang timbul (intermitten)
1. R: nyeri tusuk pada perut kiri kuadran Nyeri Akut
kiri atas
S: 6 NRS
T: durasi 10 menit
- medikasi Ketorolac 30 mg/8 jam
- Peristaltic usus 20 x/mnt
DS:
DO :
- Dyspnea
2. pola nafas tidak efektif
- Modulasi via nasal kanul 3
liter/menit
- pernapasan 22x/mnt
DS :
- klien mengatakan sudah diare sejak
4 hari yang lalu, BAB sebanyak 8x
dalam 1 hari
3. Diare
DO :
- Konsistensi feses encer
- Peristaltic usus 20 x/mnt
- Cotrimoxazole 960 mg/12 jam/oral
DS :
- klien mengatakan tidak nafsu
makan
DO :
- Penurunan BB > 10% dalam 1
bulan
4 - TB : 170 cm, BB : 50 kg, Defisit nutrisi
IMT : 17,30 kg/m 2
- disfagia
- medikasi Ondansentron
20mg/24jam/iv, Sotatic
10mg/8jam/iv, Omeprazole 80
mg/syringe pum
5 DS: - Intoleransi Aktifitas
DO :
- Bartel index 13 (ketergantungan
ringan) dengan data klien
membersihkan diri dibantu, tidak
mampu berjalan/berpindah, tidak
mampu naik turun tangga, mandi
tergantung bantuan orang lain.
- kelemahan seluruh tubuh
- aktivitas ditempat tidur
Faktor Risiko
- Kelemahan seluruh tubuh
- Fall risk : 55 (risiko tinggi)
6 tidak ada riwayat jatuh 3 bulan Risiko jatuh
terakhir, diagnosis medis
sekunder>1, jalan dengan
bantuan orang, menggunakan
infus, lemah, orientasi sesuai.
Faktor Risiko
- Norton scale 15 (resiko sedang)
7 sakit sedang, sadar penuh, Risiko Luka Tekan
aktivitas di tempat tidur,
mobiltas terbatas, inkontinensia
B. Perumusan Diagnosa (Noc & Nic)
No Diagnosis Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
1. Nyeri Akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manjemen Nyeri
dengan peningkatan sekresi selama 1x24 jam nyeri akut teratasi dengan Obsevasi
lambung kriteria hasil: 4. Lakukan monitoring nyeri secara komprehensif
DS : Kontrol nyeri menggunakan pendekatan PQRST (Gauchan,
- Pasien mengeluh nyeri TTV dalam rentang normal 2019)
perut Frekuensi nafas: 16-20 kali/ menit 5. Observasi adanya respon non verbal mengenai
DO : Frekuensi nadi: 60-100 kali/menit ketidaknyamanan
P:- Tekanan darah: >90/60-120/80 6. Monitor vital sign
Q: hilang timbul mmHg atau dalam batas yang Terapeutik
(intermitten) terkontrol 7. Tingkatkan istirahat
R: nyeri tusuk pada perut Pasien mampu mengenali nyeri (skala, 8. Gali manajemen nyeri klien dengan Cognitive
kiri kuadran kiri atas intensitas, frekuensi dan tanda nyeri) behavioral therapy (CBT) mengurangi
S: 6 NRS Pasien mampu melaporkan bahwa nyeri ketergantungan pada cara farmakologis kontrol
T: durasi 10 menit berkurang dengan menggunakan nyeri yang juga meningkatkan meningkatkan rasa
- peristaltic usus 20x/mnt manajemen nyeri kontrol pasien pansitopenia (Tandijono, 2020;
Pasien mampu mengontrol nyeri (tahu Enfermagem et al., 2019)
- TD : 120/70mmHg
penyebab nyeri, mampu menggunakan Edukasi
(berbaring) S : 36,5ºC
tehnik non farmakologi untuk mengurangi 9. Ajarkan teknik relaksasi napas dalam
P : 22x/menit N
nyeri, mencari bantuan) Kolaborasi
:65x/menit
Pasien mampu melakukan tindakan 10. Kolaborasi pemberian terapi farmakologi
- medikasi Ketorolac 30 mg/8
pengurangan nyeri tanpa analgesik untuk mengurangi nyeri
jam
Tingkat nyeri
Skala nyeri Nyeri yang dilaporkan dari
tingkat sedang (skala 6) hingga tidak ada
nyeri (skala 0)
2 Pola Nafas Tidak Efektif Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 x Pemantauan Respirasi
24 jam diharapkan ketidakefektifan pola Obsevasi
berhubungan dengan
nafas teratasi dengan kriteria hasil: - Monitor pola nafas
hambatan upaya nafas Pola Nafas - Monitor saturasi oksigen
- Frekuensi dan irama pernafasan membaik Terapeutik
DS: - - Dipsnea menurun
- Atur interval pemantauan respirasi
DO : - Dokumentasikan hasil pemantauan
- Dyspnea - Mengatur posisi semi fowler dan pengajaran
- Modulasi via nasal kanul 3 teknik napas dalam
liter/menit Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur pemntauan
- Informasikan hasil pemantauan
3 Diare berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen diare
proses infeksi selama 3x24 jam diare dapat berhenti
dengan kriteria hasil: Observasi
Manajemen Lingkungan
Observasi
7 Risiko Luka Tekan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pencegahan Luka Tekan
selama 1x24 jam masa perawatan
Faktor Risiko diharapkan tidak terjadi kejadian luka Observasi
- Norton scale 15 (resiko tekan dengan kriteria hasil: - Monitor status kulit dan perkembangan kulit
sedang)
setiap hari
sakit sedang, sadar penuh, Integritas Jaringan: Kulit & Jaringan - Inspeksi kulit yang menonjol dan area yang
aktivitas di tempat tidur, tertekan setiap kali merubah posisi klien
mobiltas terbatas, - Suhu kulit tidak terganggu(normal pada
- Monitor ketat area yang mengalami kemerahan
rentang 36,6-37,5)
inkontinensia Terapeutik
- Elastisitas tidak terganggu
- Tekstur tidak terganggu - Ubah posisi pasien setiap 1-2 jam sekali
- Integritas kulit tidak terganggu - Ubah posisi klien dengan teknik yang benar
- Kerusakan lapisan kulit tidak terganggu (tidak menggeser)
- Berikan perlindungan pada kulit seperti krim
pelembab dan hindarkan dari kelembapan yang
berlebih akibat dari keringan, inkontinensia urin
dan fekal)
- Gunakan Kasur anti decubitus
- Jaga linen kline tetap bersih
- Gunakan bantal untuk meninggikan area yang
tertekan
Edukasi
Nama/RM : Tn. D
Jenis Kelamin : Lak-Laki
Umur : 28 tahun
Diagnosa Medis : Susp Ca rektum pro eksisi
Ruangan : kamar 528
No. Data Fokus Masalah
1. DS : Nyeri Kronis
1
Pasien mengeluh nyeri pada sekitar luka
post operasi di dubur
DO :
Pengkajian nyeri
P: Luka post operasi di dubur
Q: Tertusuk-tusuk
R: Sekitar luka operasi S: 3 NRS
T: terus menerus
Tanda-tanda vital TD : 93/53 mmHg
S : 37.7oC P : 20 x/menit N : 96 x/menit
2. DS : Gangguan Integritas
Jaringan
Pasien mengeluh keluar cairan pada bekas
luka post-operasi di abdomen
DO :
Pasien terpasang tampon bag pada bagian
dubur
Terdapat bekas luka jahitan dan tampak
maasih ada belum kering
Terdapat feses dengan konsentrasi cair
berwarna kuning kecoklatan
3. DS : Ansietas
Pasien mengatakan tidak nyaman dan selalu
berkeluh kesah dengan keadaannya yang
sekarang
DO :
Pasien tampak tidak nyaman dengan
kondisi sekarang
NO. DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI
(NANDA)
1. Gangguan Integritas Jaringan Setelah dilakukan perawatan selama 5 x 24 jam, Pengecekan kulit
DS : kerusakan integritas kulit dapat diatasi dengan 1. Periksa kulit disekitar abdomen dan terkait
Pasien mengeluh keluar kriteria hasil: dengan adanya kemerahan, kehangatan
cairan pada bekas luka Integritas jaringan dan kulit ekstrim, edema, dan drainase
post- a. Perfusi jaringan baik, stoma berwarna pink 2. Amati warna, kehangatan, bengkak,
DO : Penyembuhan luka tekstur, edema, dan ulserasi(Marpaung,
a. Penyatuan tepi luka post op 2019)
Pasien terpasang tampon bag b. Nyeri hilang 3. Monitor infeksi pada area luka (Awaludin
pada bagian dubur c. Nekrosis menurun & Mudayana, 2017)
Terdapat bekas luka dan d. Tidak terjadi infeksi 4. Ajarkan anggota keluarga mengenai tanda-
tampak maasih ada belum Kontrol Nyeri: Proses Infeksi tanda kerusakan kulit yang tepat
kering a. Klien dapat mencari informasi
5. Ajarkan kepada pasien/keluarga mengenai
Terdapat feses dengan terkait kontrol infeksi
tanda-tanfa terjadinya infeksi pada luka.
konsentrasi cair berwarna b. Klien mampu mengidentifikasi
(Purnama et al.,2017)
kuning kecoklatan faktor risiko infeksi
c. Mengetahui perilaku yang Perawatan Luka
berhubungan dengan risiko infeksi Observasi
d. Klien dapat mengindentifikasi tanda 1. Monitor karakteristik luka mulai
dan gejala infeksi warna, ukuran, drainasi dan bau
e. Klien mampu 2. Monitor tanda infeksi (Awaludin &
mempertahankan lingkungan Mudayana, 2017)
yang bersih Terapeutik
1. Lepaskan balutan secara perlahan
2. Lakukan pencucian luka dengan NaCl
atau air bersih (Abe et al., 2021)
3. Pasang balutan mengandung
hidrokoloid pada stoma atau luka
dengan drainase aktif
4. Pastikan ukuran dan pilih stoma bag
sesuai dengan ukuran stoma (tidak
longgar atau sempit)(Setyorini, 2007)
5. Irigasi luka bila perlu
6. Ganti balutan sesuai dengan eksudat
dan drainase (Panjaitan, 2021)
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian antibiotik topikal,
oral atau parenteral serta pemilihan
kantong stoma (Setyorini, 2007)
2. Nyeri berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri
agen cidera fisik keperawatan selama 3x24jam, Observasi :
Ditandai dengan diharapkan nyeri dapat teratasi dengan 1. Identifikasi lokasi, karakteristik,
DS : kriteria hasil : durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri.
Pasien mengeluh nyeri Kontrol Nyeri 2. Identifikasi skala nyeri
pada sekitar luka post a. Klien dapat mengenali kapan nyeri terjadi 3. Identifikasi respon nyeri non verbal
operasi b. Klien mengetahui penyebab 4. Identifikasi faktor yang
DO : terjadinya nyeri memperberat dan memperingan
Pengkajian nyeri c. Klien mampu mengurangi rasa nyeri nyeri
tanpa analgesic 5. Identifikasi pengetahuan
P: Luka post operasi di d. Klien melaporkan nyeri yang terkontrol 6. Keyakinan tentang nyeri
dubur Terapeutik :
Q: Tertusuk-tusuk Tingkat nyeri 1. Kontrol lingkungan yang
R: Sekitar luka operasi a. Pasien mengatakan rasa nyeri berkurang memperberat nyeri dengan
S: 3 NRS b. Tanda-tanda vital dalam rentang menurunkan suhu ruangan,
normal Tidak mengalami gangguan pencahayaan, kebisingan
T: terus menerus
tidur sekitar(Staats & Li, 2017)
Tanda-tanda vital TD : 2. Fasilitasi posisi aman nyaman klien
93/53 mmHg dengan menaikkan railing dan
S : 37.7oC P : 20 x/menit mengatur posisi tidur semi fowler
N : 96 x/menit atau posisi tidur yang disukai, jika
tidak kontraindikasi (Fitria &
Shaluhiyah, 2017)
Edukasi:
1. Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri.
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian analgetik paraset
(O’Keefe-McCarthy et al., 2015)
Pemberian Obat
Observasi:
1. Monitor efek terapeutik obat
2. Monitor efek samping, toksisitas,
dan interaksi obat
Terapeutik:
1. Perhatikan prosedur pemberian obat
yang aman dan akurat
2. Lakukan prinsip enam benar
(pasien, obat, dosis, rute, waktu,,
dokumentasi)
3. Perhatikan jadwal pemberian obat
4. Dokumentasi pemberian obat dan
respons terhadap obat
Edukasi
1. Jelaskan jenis obat, alasan
pemberian, tindakan yang
diharapkan, dan efek samping
sebelum pemberian
2. Jelaskan faktor yang dapat
meningkatkan dan menurunkan
efektifitas obat
3. Ansietas berhubungan Tingkat Ansietas L.09093 Reduksi Ansietas
dengan ketidaknyamanan , Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Identifikasi tanda tanda ansietas
hospitalisasi, diagnosa diharapkan tingkat ansietas menurun dengan 2. Identifikasi kemampuan pengambilan
penyakit belum jelas keputusan
kriteria :
DS : 3. Identifikasi pengalaman ansietas
a. Verbalisasi khawatir akibat kondisi yang dimasa lalu
Pasien mengatakan tidak dialami menurun 4. Pahami situasi yang membuat ansietas
nyaman dan selalu berkeluh b. Perilaku gelisah menurun klien muncul (Rangki et al., 2014)
kesah dengan keadaannya 5. Jelaskan terkait kondisi, diagnosis
c. Tidak ada gangguan kenyamanan, klien
yang sekarang pengobatan dan prognosis dengan
DO : tampak rileks
bahasa yang mudah dipahami
Pasien tampak tidak 6. Anjurkan keluarga untuk menemani
a. teknik irigasi klien
nyaman dengan
7. Diskusikan perencanaan realitas
kondisi sekarang
8. Latih kegiatan pergerakan yang
mengalihkan ansietas
Pengajaran: Prosedur/Perawatan
1. Informasikan pada pasien atau
orang terdekat mengenai kapan
dan dimana tindakan akan
dilakukan
2. Informasikan pada pasien dan
orang terdekat mengenai lama
tindakan akan berlangsung
3. Informasikan pada pasien dan
orang terdekat mengenai siapa
yang akan melakukan
tindakan
4. Kaji pengalaman pasien sebelumnya
dan tingkat pengetahuan pasien
terkait tindakan yang akan dilakukan
5. Jelaskan tujuan tindakan yang
dilakukan
6. Jelaskan prosedur/penanganan
7. Sediakan media edukasi audio visual
untuk memudahkan pembelajaran klien
(Rasyid et al., 2018; Salmawati et al.,
2019)
8. Ajarkan pasien jika pasien
harus berpsrtisipasi dalam
kegiatan tersebut
9. Beritahu psien pentingnya
pengukuran TTV tertentu selama
tindakan
10. Jelaskan pengkajian atau aktivitas
paska tindakan berserta
rasionalnya
11. Berikan kesempatan bagi pasien
untuk bertanya ataupun
mendiskusikan perasaannya
12. Libatkan keluarga atau orang
terdekat jika memungkinkan
DAFTAR PUSTAKA
Abe, T., Nishimura, J., Yasui, M., Matsuda, C., Haraguchi, N., Nakai, N., Wada, H.,
Takahashi, H., Omori, T., Miyata, H., & Ohue, M. (2021). Risk Factors for
Outlet Obstruction in Patients with Diverting Ileostomy Following Rectal
Surgery. Journal of the Anus, Rectum and Colon, 5(3), 254–260.
https://doi.org/10.23922/jarc.2021-007
Awaludin, & Mudayana, A. A. (2017). Penerapan Manajemen CSSD ( Central Sterile
Supply Department )/ Unit Sterilisasi Sentral Di RSU PKU Muhammadiyah
Bantul Yogyakarta. Berita Kedokteran Masyarakat, 02(02), 2016.
Chindo, N. A. (2015). Benefits of Aloe Vera Subtanceas Anti-Inflamatory of
Stomatitis. Indian Journal of Dermatology, 4(3), 84.
Fitria, N., & Shaluhiyah, Z. (2017). Analisis Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik
Perawat di Ruang Rawat Inap RS Pemerintah dan RS Swasta. Jurnal Promosi
Kesehatan Indonesia, 12(2), 191. https://doi.org/10.14710/jpki.12.2.191-208
Lukisari, C., Setyaningtyas, D., & Djamhari, M. (2010). Penatalaksanaan kandidiasis
oral disebabkan Candida tropicalis pada anak dengan gangguan sistemik.
Journal of Dentomaxillofacial Science, 9(2), 78.
https://doi.org/10.15562/jdmfs.v9i2.236
O’Keefe-McCarthy, S., McGillion, M., Clarke, S. P., & McFetridge-Durdle, J.
(2015). Pain and anxiety in rural acute coronary syndrome patients awaiting
diagnostic cardiac catheterization. Journal of Cardiovascular Nursing, 30(6),
546–557. https://doi.org/10.1097/JCN.0000000000000203
Panjaitan, E. H. E. (2021). Pengaruh Tindakan Perawatan Luka Terhadap Proses
Penyembuhan Luka Ulkus Diabetikum Pada Pasien Dm Di Puskesmas Kota
Rantauprapat. Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan, 11(1), 105–114.
https://doi.org/10.52643/jbik.v11i1.1210
Pitri, A. D., Ismail, S., & Erawati, M. (2019). Eksplorasi Peran Perawat Dan Ahli
Gizi Dalam Pemberian Nutrisi Pada Pasien Kritis. Jurnal Perawat Indonesia,
3(2), 109. https://doi.org/10.32584/jpi.v3i2.316
Rangki, L., Ibrahim, K., & Nuraeni, A. (2014). Pengalaman Hidup Pasien Stoma
Pascakolostomi The Life Experiences of Patients with Post Colostomy. Jurnal
Keperawatan Padjadjaran, 2(2), 74–85.
Rasyid, N., Yusuf, S., & Tahir, T. (2018). Study Literatur : Pengkajian Luka Kaki
Diabetes. Jurnal Luka Indonesia, 4(2), 123–137.
Salmawati, S., Yusuf, S., & Tahir, T. (2019). Studi Literatur Manfaat Edukasi
Berbasis Video Dalam Peningkatan Pengetahuan Perawatan Stoma. Jurnal
Keperawatan Muhammadiyah, 165–170.
http://journal.um-surabaya.ac.id/index.php/JKM/article/view/2292
Setyorini, D. (2007). Pemilihan kantong stoma yang tepat bagi ostomate.
Staats, P. S., & Li, S. (2017). Evaluation and management of chronic pain.
Rehabilitative Surgery: A Comprehensive Text for an Emerging Field, 37(3),
35–48. https://doi.org/10.1007/978-3-319-41406-5_5
Suanda Saputra, Agung Waluyo, G. W. (2020). Edukasi Seksual Dengan Media
Visual Terhadap Peningkatkan Pemahaman Cara Pemenuhan Kebutuhan
Seksual Pada Ostomate. Indonesian Journal of Nursing Science and Practice
Universitas, 3(1), 1–6.