k2 - 6111801054 - Farrah Fahrany Ernata
k2 - 6111801054 - Farrah Fahrany Ernata
k2 - 6111801054 - Farrah Fahrany Ernata
PEMBIMBING:
Dr. Harastoeti D. Hartono, MSA.
PENGUJI :
Prof Dr. Purnama Salura, MT,IAI
Ryani Gunawan, S.T., M.T.
BANDUNG
2022
LAPORAN III STUDIO AKHIR ARSITEKTUR 52
PEMBIMBING:
PENGUJI :
Prof Dr. Purnama Salura, MT,IAI
Ryani Gunawan, S.T., M.T.
BANDUNG
2022
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena penulis dapat
menyelesaikan tugas perancangan Studio Akhir Arsitektur ini. Selama proses perancangan
berlangsung, penulis mendapatkan bimbingan, arahan, dukungan, dan saran. Untuk itu rasa
terima kasih sedalam-dalamnya penulis sampaikan kepada:
● Dosen pembimbing, Dr. Harastoeti D. Hartono, MSA. atas saran, pengarahan, dan
masukan yang telah diberikan serta berbagai ilmu yang berharga.
● Dosen penguji, Prof Dr. Purnama Salura, MT,IAI dan Ryani Gunawan, S.T., M.T.
atas masukan dan bimbingan yang diberikan.
● Lain-lain
1
DAFTAR ISI
PRAKATA 1
DAFTAR ISI 2
DAFTAR GAMBAR 4
DAFTAR TABEL 8
BAB I - PENDAHULUAN 9
1.1 Latar Belakang Penentuan Tema dan Fungsi 9
1.3 Tujuan dan Manfaat Proyek 10
1.4 Ruang Lingkup Proyek 11
1.5 Sistematika Penulisan Laporan 11
2
3.6.1 Massa Penerima dan Pengelola 60
3.6.2 Massa SD dan SMP 62
3.6.3 Massa Rumah Bahan Alam 63
3.6.4 Massa Asrama 64
3.7 Kelengkapan Bangunan dan Utilitas 66
DAFTAR PUSTAKA 86
3
DAFTAR GAMBAR
4
Gambar 2.32 Organisasi Ruang 36
Gambar 2.33 Pertimbangan Struktur Bangunan pada Lahan Berkontur . 37
Gambar 2.34 Pertimbangan Pemilihan Jenis Pondasi untuk Bangunan di Lahan Berkontur 37
Gambar 2.35 Distribusi Air Bersih dan Kotor dengan Bantuan Gravitasi 38
Gambar 2.36 Saluran Pembuangan Sepanjang Jalan Penyandan 38
Gambar 2.37 Skema Pembuangan Air Kotor 39
Gambar 2.38 Tiang Listrik di sepanjang Jalan Penyandan 39
Gambar 2.39 Lebar Jalan di sepanjang Jalan Penyandan 40
Gambar 2.40 Bangunan Green School Bali 41
Gambar 2.41 Timetable SD Green School Bali 42
Gambar 2.42 Timetable SMP Green School Bali 43
Gambar 2.43 Timetable SMA Green School Bal 43
Gambar 2.44 Timetable SMA Green School Bali 44
Gambar 2.45 Rencana Tapak The Green School Bali 45
Gambar 2.46 Denah Massa Besar Bangunan The Green School Bali 46
Gambar 2.47 Pelajaran memasak di alam terbuka 46
Gambar 2.48 Siswa belahar mengenai padi, langsung dar sawah 46
Gambar 2.49 Siswa berjalan-jalan disekitar sekolah dengan didampingi oleh guru 47
Gambar 2.50 Siswa berjalan-jalan disekitar sekolah dengan didampingi oleh guru 47
Gambar 2.51 Siswa belajar budaya Indonesia 47
Gambar 2.52 Bangunan Sekolah Alam Indonesia (SAI) 48
Gambar 2.53 Bangunan Sekolah Alam Indonesia (SAI) 48
Gambar 2.54 Bangunan Sekolah Alam Indonesia (SAI) 48
Gambar 2.55 Belajar di Alam Terbuka 50
Gambar 2.56 Pelajaran Berkebun 50
Gambar 2.57 Kegiatan Kelompok untuk Melatih Rasa Sosial 51
Gambar 2.58 2.58 Kegiatan Outbond yang Terdapat di SAI 51
Gambar 3.1 Diagram Isu 54
Gambar 3.2 Arsitektur Sunda pada Bangunan Sekitar Tapak 55
Gambar 3.3 Massa - Massa Sekolah Alam 56
Gambar 3.4 Atap Tradisional Sunda 57
Gambar 3.5 Tampak Bangunan Sekolah Alam 57
Gambar 3.6 Zoning 58
Gambar 3.7 Selasar Sekolah Alam 58
Gambar 3.8 Linear Tapak 58
5
Gambar 3.9 Sumbu Acuan Perancangan 59
Gambar 3.10 Penataan Massa 59
Gambar 3.11 Perletakkan Selasar 59
Gambar 3.12 Massa-Massa Sekolah Alam 60
Gambar 3.13 Tapak dan Massa Final Sekolah Alam 60
Gambar 3.14 Isometri Struktur Massa Penerima dan Pengelola 61
Gambar 3.15 Isometri Struktur Massa SD dan SMP 63
Gambar 3.16 Isometri Struktur Massa Rumah Bahan Alam 64
Gambar 3.17 Isometri Struktur Massa Asrama 66
Gambar 3.18 Utilitas Air Bersih 67
Gambar 3.19 Utilitas Air Kotor 67
Gambar 3.20 Utilitas Air Hujan 68
Gambar 3.21 Utilitas Listrik 68
Gambar 3.22 Jalur Evakuasi Kebakaran 69
Gambar 4.1 Rencana Blok 72
Gambar 4.2 Rencana Tapak 72
Gambar 4.3 Denah Lantai Dasar Penerima & Pengelola 73
Gambar 4.4 Denah Lantai 1 Penerima & Pengelola 73
Gambar 4.5 Denah Lantai 2 Penerima & Pengelola 74
Gambar 4.6 Denah Atap Penerima & Pengelola 74
Gambar 4.7 Denah Lantai Dasar dan Lantai 1 Massa SD 75
Gambar 4.8 Denah Atap Massa SD dan SMP 75
Gambar 4.9 Denah Lantai Dasar dan Lantai 1 Asrama Pria 76
Gambar 4.10 Denah Atap Asrama Pria dan Wanita 76
Gambar 4.11 Denah Lantai Dasar dan Lantai 1 Massa SMP 77
Gambar 4.12 Denah Lantai Dasar dan Lantai 1 Asrama Wanita 77
Gambar 4.13 Denah Lantai Dasar Rumah Bahan Alam 78
Gambar 4.14 Denah Lantai 1 dan 2 Rumah Bahan Alam 78
Gambar 4.15 Denah Atap Rumah Bahan Alam 79
Gambar 4.16 Potongan Massa Penerima & Pengelola 79
Gambar 4.17 Potongan Massa SD 80
Gambar 4.18 Potongan Asrama Pria 80
Gambar 4.19 Potongan Massa SMP 81
Gambar 4.20 Potongan Massa Asrama Wanita 81
Gambar 4.21 Potongan Rumah Bahan Alam 82
6
Gambar 4.22 Denah Unit Kelas SD dan SMP 82
Gambar 4.23 Denah Unit Kamar Asrama 83
Gambar 4.24 Tampak A 83
Gambar 4.25 Tampak B 84
Gambar 4.26 Potongan Prinsip dan Perspektif Fasad Massa SD 84
Gambar 4.27 Detail Arsitektural Ruang Kelas SD 85
Gambar 4.28 Detail Arsitektural Selasar 85
7
DAFTAR TABEL
8
BAB I
PENDAHULUAN
Karakteristik Kota Bandung yang berada di dataran tinggi dan memiliki suasana
sejuk, dilengkapi dengan view alam yang indah membuat Kota Bandung menjadi pilihan
wilayah yang tempat untuk membangun sekolah berbasis alam.
9
Tapak yang dipilih berlokasi di Jalan Penyandan, Desa Mandalamekar, Kec.
Cimenyan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Tapak memiliki kelebihan yaitu mempunyai
Koefisien dasar hijau yang tinggi dengan didominasi oleh area plantasi seperti perkebunan
dan sawah milik warga sehingga kondisi tapak ini memiliki tanah yang cukup subur. Hal
tersebut menjadi suatu kelebihan karena area plantasi dan perkebunan pada lokasi tapak dapat
dijadikan fasilitas pembelajaran berbasis alam untuk bangunan fungsi sekolah alam yang
akan dibuat.
Dari zonasi wilayah yang terdapat di Kecamatan Cimenyan khususnya pada Desa
Mandalamekar termasuk ke dalam kawasan Permukiman yang besar, Sehingga melihat
kondisi wilayah tapak dan kebutuhan masyarakat daerah tersebut berpotensi untuk
dibangunnya fungsi pendidikan dengan berbasis lingkungan alam disekitarnya.
Jumlah sekolah yang ada di Kabupaten Bandung khususnya Kecamatan Cimenyan
masih tergolong sedikit dibandingkan Kecamatan lainnya, terutama untuk jumlah Sekolah
Dasar (SD).
10
1.4 Ruang Lingkup Proyek
Ruang lingkup yang akan difokuskan pada Sekolah Alam adalah sebagai berikut:
- Penduduk lokal dan sekitarnya sebagai sasaran pelajar SD, SMP, SMA
- Guru sebagai sebagai pekerja fasilitas sasaran edukasi
- Penduduk sekitar sebagai sasaran karyawan
11
BAB II
DATA DAN ANALISIS
12
- Tanah berkontur (Utara)
- Jl. Penyandan (Barat)
- Tanah berkontur (Selatan)
Tanah Kontur
13
Gambar 2.4 Potongan A-A Topografi Tapak
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Iklim
14
Curah Hujan : 0,29 mm/thn
Kelembaban : 95%
Titik Embun : 19°C
Ketinggian Awan : 7600 m
Tekanan Udara : 1017 mbar
Kualitas Udara : 30 AQI (Baik)
Untuk radius 100 meter dari tapak terdapat bangunan Masjid, rumah warga,
dan juga perkebunan teh.
15
Gambar 2.8 Fungsi Sekitar Tapak radius 500 meter
Sumber: Googleearth.com
Untuk radius 500 meter dari tapak terdapat bangunan-bangunan Masjid, rumah
warga, perkebunan teh, Sekolah (TK), mini market, Cafe-cafe, restoran, dan tempat makan.
Untuk radius 1000 meter dari tapak terdapat bangunan-bangunan Masjid, rumah
warga, perkebunan teh, Sekolah (TK), mini market, Cafe-cafe, restoran, dan tempat makan.
Aktivitas di sekitar tapak diketahui didominasi oleh hunian penduduk. Selain itu juga
banyak lahan hijau yang luas difungsikan sebagai lahan perkebunan dan pertanian. Serta
terdapat banyak warung makan, cafe-cafe, dan aktivitas lainnya yaitu wisata alam, dan juga
aktivitas sosial seperti sekolah. Semua aktivitas tersebut berdampingan dengan pemandangan
alam seperti pegunungan, bukit-bukit yang disertai oleh udara yang sejuk dan asri.
Tata massa di sekitar tapak cenderung memiliki tatanan linear akibat adanya Jalan
Penyandan sebagai jalan utama di kawasan tersebut. Disamping sepanjang Jalan Jatihandap
16
menuju Jalan Penyandan terdapat perumahan warga. Lalu di sepanjang jalan menuju tapak
terdapat ruang-ruang yang didominasi oleh ruang terbuka hijau yang dimanfaatkan sebagai
lahan perkebunan atau pertanian. Hampir seluruh sisi tapak dikelilingi lahan perkebunan,
tidak bersebelahan dengan bangunan lain. Oleh karena itu, tidak terdapat skyline kawasan.
Skyline bangunan dapat ditentukan oleh posisinya pada tiap level kontur yang ada pada tapak.
17
Gambar 2.12 Akses jalan menuju Tapak Jalan Penyandan
Sumber: GoogleMaps
- Secara Geografis
18
Tabel 2.2 Profil Kecamatan Cimenyan
Sumber: Peraturan Wilayah Setempat
- Fasilitas Pendidikan
Dari data tabel dibawah, terdapat jumlah sekolah yang ada di Kabupaten
Bandung khususnya Kecamatan Cimenyan. Dapat dilihat jumlah sekolah swasta di
Kecamatan Cimenyan masih tergolong sedikit dibandingkan Kecamatan lainnya,
terutama untuk jumlah Sekolah Dasar (SD).
19
Tabel 2.3 Jumlah Sekolah Sekolah Dasar (SD) di Kab. Bandung
Sumber: Bandung Regency in Figures 2021
20
Tabel 2.5 Jumlah Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kab. Bandung
Sumber: Bandung Regency in Figures 2021
21
Tabel 2.7 Jumlah Perkebunan Sayur-sayur Kecamatan Cimenyan
Sumber: Bandung Regency in Figures 2021
2.1.8 Peraturan
22
Gambar 2.14 - Zonasi Wilayah
Sumber: http://standarpelayanan.bandung.go.id
23
Pada perancangan ini tapak diasumsikan masuk ke wilayah Kota Bandung sehingga
berlaku tabel ITBX untuk menentukan fungsi bangunan. Apabila dikaitkan dengan fungsi
Sekolah alam, meliputi fungsi-fungsi ruang di dalamnya, dilihat dari tabel ITBX adalah
sebagai berikut.
24
Strength - Tapak berlokasi di daerah dataran tinggi dengan
memiliki ruang hijau yang luas sehingga kawasan
ini cocok untuk dibangun fungsi sekolah alam
- View yang ada pada kawasan sekitar tapak cukup
berpotensi ke segala arah karena dikelilingi oleh
perkebunan dan perbukitan
- Kualitas udara pada area tapak masih sejuk dan asri
karena letak lokasi tapak jauh dari pusat kota
25
2.2 Analisis Fungsi
1. Sekolah Alam:
Sekolah alam merupakan sekolah yang memiliki komitmen dan secara
sistematis mengembangkan program-program untuk menginternalisasikan nilai-nilai
lingkungan (alam) dalam seluruh aktivitas sekolah. Sekolah alam merupakan salah
satu pendidikan alternatif yang menggunakan alam sebagai media belajar.
Pembelajaran di sekolah alam menggunakan metode action learning atau peserta
didik mengalami pembelajaran secara langsung. Melalui program sekolah alam, anak
didik tidak hanya mengeksplor potensi yang dimiliki tetapi juga membina nilai-nilai
moral pada setiap kegiatan sekolah alam. Sebagian besar kegiatan belajar-mengajar di
Sekolah alam tidak dilakukan di dalam ruangan kelas, melainkan dengan alam
terbuka. Siswa dilatih untuk lebih berani dalam bereksplorasi. Nilai teori bukan hal
utama yang menjadi tolak ukur keberhasilan siswa dalam menyerap pelajaran di
sekolah alam.
Menurut Hidayat et al, sekolah alam merupakan salah satu alternatif
pendidikan yang menanamkan kesadaran akan pentingnya melestarikan lingkungan
hidup kepada para siswa agar mampu untuk menyiapkan generasi penerusnya.
Menurut Novo (2009), sistem kurikulum pada sekolah alam adalah:
26
Menurut Hidayat et al, infrastruktur sekolah alam yang telah disesuaikan
dengan konsep pendidikan berbasis alam, yang paling utama adalah:
Metode pembelajaran sekolah alam yang menuntut para siswa menjadi lebih aktif
akan berpengaruh pada beberapa hal di sekolah alam, yaitu:
- Ketinggian bangunan dalam petunjuk operasional ini adalah jumlah lantai penuh
suatu bangunan dihitung dari lantai dasar sampai dengan lantai tertinggi.
- Ketinggian ruang pada lantai dasar disesuaikan dengan fungsi dan bentuk arsitektural
bangunannya.
- Jarak vertikal lantai bangunan ke lantai berikutnya maksimal 5m disesuaikan dengan
fungsi bangunannya (kecuali bangunan ibadah, industri, gedung olah raga, bangunan
monumental, dan bangunan gedung serba guna)
- Lantai mezzanine dihitung dalam ketentuan intensitas ruang.
- Penambahan lantai atau tingkat suatu bangunan harus mendapatkan persetujuan
bupati.
- Dalam analisa telah disepakati untuk total max KLB yaitu 8.162 m2 (3-4 Lantai)
27
- Tematik
Belajar tematik dengan pembelajarannya yang bersifat holistik
karena melibatkan berbagai gaya kecerdasan dan pembelajaran. Belajar
tematik menginspirasi siswa melalui konsep yang relevan dan pengalaman
dunia nyata.
- Literasi
- Matematika
- Bahasa (Inggris, Indonesia)
- Pendidikan agama
- Pendidikan lingkungan
- Pembelajaran Berdasarkan Pengalaman (Experiential Learning)
Disediakan dengan beberapa kegiatan seperti Beraktivitas di Ruangan
Terbuka, Membuat Karya Seni, Kesejahteraan Fisik, Drama, Seni dan Musik,
Outbound, Kegiatan Olahraga, dan sebagainya. Siswa mengeksplorasi serta
belajar memecahkan suatu masalah.
2. SMP:
- Tematik
- Literasi
- Matematika
- Bahasa (Inggris, Indonesia, French, Spanish)
- Sains
- Pendidikan agama
- Pendidikan lingkungan
- Pembelajaran Berdasarkan Pengalaman (Experiential Learning)
Disediakan dengan beberapa kegiatan seperti Beraktivitas di Ruangan
Terbuka, Membuat Karya Seni, Kesejahteraan Fisik, Drama, Seni dan Musik,
Belajar di Laboratorium, Kegiatan Olahraga, Outbound, Program Alam
(Berjalan-jalan di sekitar Sekolah, Berkebun), dan sebagainya.
Pelaku yang terdapat dalam sekolah alam dikelompokkan menjadi 4 (empat), yaitu
● Pengunjung
● Pengelola
● Area penunjang
● Servis
1. Kegiatan Pengunjung
- Murid Sekolah Dasar (SD) Sekolah alam:
28
Gambar 2.16 FOA Murid SD
Sumber: Pribadi
2. Kegiatan Pengelola
- Kepala Sekolah SD, SMP Sekolah Alam
29
Gambar 2.19 FOA Wakil Kepala Sekolah
Sumber: Pribadi
- Staff Perpustakaan
30
Gambar 2.22 FOA Staff Perpustakaan
Sumber: Pribadi
- Staff Kesehatan
- Pengelola Asrama
31
Gambar 2.25 FOA Pengelola Asrama
Sumber: Pribadi
3. Kegiatan Penunjang
- Pengantar / Orang tua Siswa
- Tamu
4. Kegiatan Servis
- Staff Kebersihan Sekolah dan Asrama
32
Gambar 2.28 FOA Staff Kebersihan Sekolah dan Asrama
Sumber: Pribadi
33
2.2.3 Fasilitas
Kapasitas pengguna pada area bangunan ini yaitu 359 orang, yang terdiri dari:
- Siswa SD : 150 orang (SD 1,2,3,4,5,6 / 1 kelas)
- Siswa SMP : 144 orang (SMP 1,2,3 / 2 kelas)
- Pengelola : 32 orang + 1 (asrama)
- Servis : 26 orang + 6 (asrama)
Kapasitas Penuh (+Pengguna Tentatif) = 600 orang
34
2.2.4 Program Ruang
35
Tabel 2.16 Program Ruang
Sumber: Pribadi
1. Sistem Struktur
Tapak dengan kontur yang cukup curam, diperlukan penggunaan struktur yang
merespon hal tersebut. Menurut Peraturan Gubernur Jawa Barat No. 58 Tahun 2011
disebutkan bahwa pembangunan pada lahan berkontur harus mempertahankan kontur lahan
alami dengan pelandaian maksimum 18% dari luas lahan (untuk wilayah pedesaan dengan
kemiringan lahan 8-15%). Pemerataan tanah tersebut dapat diperkecil dengan menggunakan
sistem cut dan fill atau sistem panggung.
36
Gambar 2.33 Pertimbangan Struktur Bangunan pada Lahan Berkontur
Sumber: Peraturan Gubernur Jawa Barat No. 58 Tahun 2011
Selain itu juga, tanah pada kontur tapak relatif tidak stabil, tanah pada kontur paling
bawah relatif lebih keras sehingga membutuhkan pilihan jenis pondasi dan struktur lainnya
yang harus diperhatikan agar sesuai dengan lahan lereng. Selain itu juga tapak berada di
kawasan rawan bencana alam. Oleh karena itu struktur harus disesuaikan dengan peraturan
perundangan dan SNI yang berlaku.
Gambar 2.34 Pertimbangan Pemilihan Jenis Pondasi untuk Bangunan di Lahan Berkontur.
Sumber: Peraturan Gubernur Jawa Barat No. 58 Tahun 2011
2. Sistem Utilitas
● Air bersih
37
daerah bandung utara yang termasuk dalam peta pelayanan PDAM
tirtawening. Tapak berlokasi di dataran tinggi, maka sulit untuk
menggunakan sumur bor akibat lapisan batuan tanah yang keras. Kedalaman
air tanahnya pun cukup dalam sekitar 30-80 meter bahkan lebih.
Gambar 2.35 Distribusi Air Bersih dan Kotor dengan Bantuan Gravitasi
Sumber: http://lilianausvat.blogspot.com/
38
agar air dapat dialirkan langsung ke tanah. Namun apabila menggunakan
talang maka air pipa talang harus dialirkan ke sumur resapan.
● Listrik
● Proteksi Kebakaran
Kondisi tapak yang jauh dari layanan damkar, tapak dan bangunan
membutuhkan proteksi kebakaran aktif dan pasif. Sehingga dibutuhkan
39
instalasi sprinkler, instalasi APAR, dan hidran, yang mana juga
membutuhkan ruang tangki khusus proteksi kebakaran. Akses jalan yang
melewati tapak masih cukup sempit selebar 4 meter, dimana lebar jalan
minimal untuk mobil pemadam kebakaran adalah 4 meter.
● Penangkal Petir
Sampah akan ditampung terlebih dahulu dan dibedakan antara sampah kering
dan sampah basah di area servis. Lalu sampah dibuang secara berkala dengan
menggunakan truk sampah.
40
Gambar 2.40 Bangunan Green School Bali
Sumber: https://www.archdaily.com/81585/the-green-school-pt-bambu
- Lokasi : Jl. Raya Sibang Kaja, Banjar Saren, Sibang Kaja, Kec. Abiansemal,
Kabupaten Badung, Bali
- Arsitek : IBUKU
- Luas : 7542 m²
- Tahun : 2007
Green School Bali merupakan sekolah alam yang digagas oleh John Hardy, Sekolah
ini merupakan satu-satunya sekolah di dunia yang bangunannya terbuat dari batang bambu
ramah lingkungan. Pendingin udaranya tidak lagi menggunakan AC, melainkan kincir angin
melalui terowongan bawah tanah. Tambak udang tempat budidaya, sekaligus peternakan sapi.
Ditambah lagi arena olahraga, laboratorium, perpustakaan, dsb.
Green School Bali dibuka pada September 2008 dengan jumlah siswa sebanyak 90
orang dengan gedung sekolah yang dibuat khusus berlokasi di tengah hutan dan sawah. Sejak
tahun 2008, Green School telah berkembang dan sekarang memiliki lebih dari 500 siswa
penuh waktu dan 400 siswa lokal paruh waktu yang datang setelah jam pulang sekolah
melalui program integrasi komunitas Kul Kul Connection, yaitu struktur tata kelola tiga
tingkatnya dibentuk berdasarkan persyaratan hukum Indonesia, sebagai contoh inspiratif dari
pendidikan untuk keberlanjutan yang diterapkan pada Green School.
Para murid diajarkan untuk dekat dengan alam, mulai dari cara menanam padi,
memproduksi coklat sendiri. Semua itu tak lepas dari harapan agar murid-murid mereka
mengerti tentang berbagai hal dalam kehidupan, dan mampu menjadi pemimpin di dunia
yang selalu berubah dan menantang. Pelajar akan tahu segala hal dari organic gardening
hingga hal sebagainya yang membuat pelajar menjadi orang yang membanggakan dan dapat
dipercaya mengelola kehidupan dengan lebih baik.
● Kurikulum
Kelas 1 sampai kelas 6 menggunakan kurikulum internasional yang
menggabungkan antara pelajaran dasar Bahasa Inggris, Matematika, dan Ilmu
Pengetahuan Alam dengan pelajaran-pelajaran terkait dengan alam. Pada tingkatan
ini, pelajaran mengenai alam dan ekologi sudah diberikan, dan juta pelajaran seni
yang menekankan pada budaya dan seni Bali.
41
Kelas 7 sampai 8 juga mendapatkan gabungan antara mata pelajaran dasar
dan yang terkait dengan alam, namun dengan tingkat yang lebih tinggi seperti
pelajaran mengenai ekologi dan lingkungan. Pelajaran seni juga telah mengenalkan
musik, seni lukis, dan drama dari seluruh dunia, namun tetap memberikan penekanan
pada seni dan budaya Bali.
Kelas 10 sampai 12 menggunakan panduan kurikulum dari International
General Certificate of Secondary Education yang didesain oleh University of
Cambridge International Examinations. Di tingkat ini, siswa mendapatkan tambahan
mata studi seperti pelajaran Bisnis, Manajemen Lingkungan, Perspektif Global, dan
Drama. Pada akhir tahun siswa boleh memilih untuk mengikuti ujian. Selain itu ada
juga pelajaran Seni, Olah Raga, dan Life Skills.
42
Gambar 2.42 Timetable SMP Green School Bali
Sumber: https://www.greenschool.org/bali/programme/middle-school/
43
Gambar 2.44 Timetable SMA Green School Bali
Sumber: https://www.greenschool.org/bali/programme/high-school/
● Metode Pembelajaran
Dalam membangun kemampuan memberikan alasan dan matematika, siswa
didorong untuk memahami “bagaimana sesuatu bekerja” dan untuk membuat prediksi
berdasarkan aktivitas sehari-hari mereka. Berhitung, mencocokkan dan mengurutkan,
membandingkan ukuran objek, bentuk, dan warna, semua hal tersebut membantu
kesiapan siswa dalam matematika. Lalu keterampilan motorik halus dan kasar sangat
penting di usia awal. Siswa belajar memotong dan mencetak bentuk untuk melatih
genggaman jari yang digunakan ketika mulai menulis. Memanjat dan
mengkoordinasikan seluruh badan dalam sebuah satuan gerakan, siswa membutuhkan
waktu untuk sekedar berlari di rumput secara bebas untuk melatih otot-otot mereka.
Pada sekolah ini juga dilatih untuk membangun kreativitas dan seni yang semuanya
terjalin dengan mempelajari dunia disekitar, seperti pohon-pohon, rumput, bunga,
bambu, batu, kaca, dan sebagainya adalah sebuah pembelajaran alami lingkungan
yang mendorong dan mendukung seluruh proses belajar siswa.
● Permassaan
Sekolah ini terletak di Sibang Kaja yang dibelah oleh Sungai Ayung. Di sisi
sungai dibangun kelas, perpustakaan, laboratorium, dan dapur. Sebuah pabrik coklat
organik yang telah dikelola, lapangan olahraga yang luas, pusat kebugaran, sarana
outbound, dan jalur-jalur untuk pesepeda juga telah disediakan di sekolah ini.
44
Gambar 2.45 Rencana Tapak The Green School Bali
Sumber:
https://www.greenschool.org/weekly-newsletter/sep-07-2014/development-programme#.YiNGMehBxP
Y
45
Gambar 2.46 Denah Massa Besar Bangunan The Green School Bali
Sumber: https://www.archdaily.com/81585/the-green-school-pt-bambu
46
Gambar 2.49 Siswa berjalan-jalan disekitar sekolah dengan didampingi oleh guru
Sumber: https://www.greenschool.org/indonesia/
47
Gambar 2.52 Bangunan Sekolah Alam Indonesia (SAI)
Sumber: https://sekolahalamindonesia.sch.id/
Sekolah Alam Indonesia (SAI) merupakan sekolah alam pertama yang didirikan di
Indonesia pada tahun 1998. Setelah berpindah lokasi sebanyak 3 kali, akhirnya pada tahun
48
2013 Sekolah Alam Indonesia menetapkan lokasi pusatnya di Jl. Pembangunan Nomor 51,
Cipedak, Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Sekolah Alam Indonesia adalah impian yang jadi kenyataan bagi mereka yang
menginginkan perubahan dalam dunia pendidikan di Indonesia. Bukan sekedar perubahan
sistem, metode, dan target pembelajaran, melainkan perubahan paradigma pendidikan secara
menyeluruh yang pada akhirnya mengarah pada perbaikan mutu dan hasil akhir dari proses
pendidikan itu sendiri. Terdapat empat kategori kelas yaitu KB, TK, SD dan ISTC/ABK. SAI
berupaya menjadikan sekolah sebagai miniatur peradaban yang ramah lingkungan, tidak
hanya untuk guru, siswa dan orang tua, akan tetapi juga bagi alam di sekitarnya. SAI berharap
konsep pembelajarannya dapat turut menginspirasi dan menggerakkan masyarakat sekitar
agar melakukan hal yang sama.
● Kurikulum
- Program kemampuan dasar Keislaman:
Tauhid, akhlaq; Praktek ibadah; Hafalan Al-Qur’an yang sesuai;
Hafalan doa harian; Sejarah Nabi
- Program Kemampuan Dasar Umum
Kemampuan Berbahasa (Bahasa Indonesia, Inggris, Al-Qur’an);
Daya fikir (Matematika dan Sains); Keterampilan (Melatih kemampuan
motorik halus dan kreativitas; Pendidikan Jasmani (Outwardbound, renang,
kebersihan dan kesehatan)
- Program kemampuan sosial bermasyarakat dan kemampuan mengelola emosi
- Program alam
Beternak, berkebun, dan eksplorasi alam.
● Metode Pembelajaran
Di SAI, anak-anak dibebaskan bereksplorasi, bereksperimen, bereskpresi
tanpa dibatasi sekat dinding dan berbagai aturan yang mengekang rasa ingin tahu
mereka, yang membatasi interaksi mereka dengan kehidupan sebenarnya, yang
membuat mereka berjarak dan tak akrab dengan lingkungan mereka. SAI juga
membebaskan guru untuk berkreasi dalam mengajar. Kreativitas guru tidak dibatasi
oleh buku paket dan target nilai.
● Permassaan
Konsep desain adalah membentuk manusia berkarakter sesuai dengan tujuan
pendidikan SAI, memanfaatkan atau menggunakan lahan sebagai wadah beraktivitas
dengan menciptakan suasana lingkungan binaan baru, pembentukan desain massa dan
ruang yang alami.
Terdapat Masjid dibangun sebagai pusat kegiatan. Kemudian konsep desain
tapak mengikuti kondisi alami tapak, kemiringan kontur dan landskap yang ada.
Desain bangunan dan spesifikasi bahan menggunakan bahan alam dipadukan dengan
bahan berteknologi tinggi. Selain itu layout kompisisi massa bangunan berorientasi
49
ke dalam (Cluster) dan komposisi zoning dibagi menjadi 3 zona: Zona Publik, Semi
Publik, Privat.
- Zona Publik: bangunan serba guna, bangunan pengelola, area bisnis,
area outbond, parkir, dan sungai.
- Zona Semi-Publik: bangunan Masjid, pengelola, kantor yayasan,
kantin, administrasi, area terbuka, dan sungai.
- Zona Privat: bangunan kelas, ruang guru, ruang rapat, gudang
peralatan, bangunan administrasi, lapangan olahraga, kolam ikan
atau reservoir.
50
Gambar 2.57 Kegiatan Kelompok untuk Melatih Rasa Sosial
Sumber: https://sekolahalamindonesia.sch.id/
51
Tabel 2.17 Pelaku, Kegiatan dan Kebutuhan Ruang di SAI
Sumber:http://eprints.ums.ac.id/94039/9/NASKAH%20PUBLIKASI_NISRINA%20DAYITA_D300170
89.pdf
52
untuk memaksimalkan potensi desain suatu bangunan pada lahan yang
miring serta karena lahan pada tapak sub-urban yang dipilih lebih luas
dibandingkan dengan lahan kawasan urban, dan city center maka harus
dipikirkan secara lebih bagaimana mengolah rancangan tapak bangunan yang
efektif.
- Akses jalan utama pada tapak ini hanya melewati jalan penyandan saja dan
lebar jalannya relatif cukup sempit. Maka diperlukan akses untuk menuju
bangunan dengan strategi yang cukup mengundang dan terlihat luas untuk
masyarakat yang akan datang.
- Karena Sekolah Alam merupakan sekolah yang berorientasi pada lingkungan
alam sekitar dan banyaknya ruang terbuka sehingga harus diperhatikan
apakah desain mampu melindungi penggunanya dari kondisi iklim terutama
panas matahari yang menyinari tapak maupun cuaca sedang hujan.
53
BAB III
KONSEP PERANCANGAN
Diawali dari pemilihan fungsi bangunan Sekolah Alam yang didasari oleh isu dimana
mutu pendidikan dan kualitas lingkungan alam di Indonesia menurun, sehingga pelajar di
Indonesia khususnya Kota Bandung memerlukan kualitas pendidikan yang baik, dimana
sekolah tidak hanya menjalankan metode pembelajaran formal saja, tetapi harus disertai
aktivitas kegiatan praktik dan pemikiran holistik dengan dapat mempelajari, melestarikan,
dan memanfaatkan seluruh lingkungan alam sekitar nya. Bangunan sekolah alam diharapkan
dapat memanfaatkan lingkungan alam sekitar dan tetap mempertahankan kultur masyarakat
sekitar, sehingga bangunan yang didesain mengambil tema “COMBINING BETWEEN
CHILDREN AND NATURAL SURROUNDINGS ”
54
Mempertahankan & memanfaatkan lingkungan alam sekitar dan Kultur masyarakat sekitar.
Berikut ini adalah beberapa aspek yang diterapkan dalam perancangan:
- Desain Permakultur
55
- Tanpa Sampah
- Desain dengan Pola sampai Detail
- Menyatukan bukan Memisahkan
- Gunakan Solusi Sederhana dan Lambat
- Gunakan dan Hargai Keanekaragaman
- Gunakan Tepian dan Hargai Marginal
- Penggunaan Kreatif dan Tanggap akan Perubahan
Atap tradisional sunda yang digunakan adalah menggunakan atap Julang ngapak.
Atap Julang Ngapak diaplikasikan pada massa bangunan Penerima dan Pengelola, Pendidikan
(SD,SMP), Rumah Bahan Alam dan juga Asrama. Material alami seperti kayu, bambu, batu
56
bata yang digunakan juga oleh masyarakat sekitar diaplikasikan pada material finishing,
tampilan fasad bangunan.
- Perancangan dimulai dari pembentukan zoning sesuai fungsi yang diterapkan pada
Sekolah Alam
57
Gambar 3.6 Zoning
Sumber: Pribadi
- Pembentukkan Selasar
Perancangan tapak dimulai dari bentuk karakter lahan tapak yang linear terhadap
Jalan utama nya yaitu Jalan Penyandan. Kemudian dibuat Sumbu acuan perancangan yang
dimulai dari titik tengah tapak kemudian ditarik ke 4 titik ujung sudut-sudut tapak.
58
Sumber: Pribadi
Titik tengah tapak dijadikan area berkebun (titik pusat utama karena dijadikan
metode utama pembelajaran) lalu kuning untuk pendidikan, biru asrama, dan merah penerima
& pengelola.
Dari titik tengah tapak kemudian diletakkan selasar yang mengelilingi area tengah
atau area berkebun (menyesuaikan konsep) yang menghubungkan antar massa bangunan.
Kemudian meletakkan beberapa massa bangunan sesuai zoning untuk merespon kontur tapak
serta massa dominan menghadap linear ke arah jalan Penyandan, supaya bukaan besar
menghadap ke arah Utara-Selatan. Area Tapak dipenuhi oleh pepohonan tinggi (sebagai
pembatas dengan tapak lainnya), dan tanaman-tanaman perdu.
59
Gambar 3.12 Massa-Massa Sekolah Alam
Sumber: Pribadi
Massa ini menggunakan sistem rigid frame dengan material beton pada
kolom dan balok. Kuda-kuda menggunakan struktur atap beton dan yang lainnya
seperti gording, kaso, reng menggunakan kayu untuk menciptakan ekspresi
tradisional sunda. Berikut merupakan sistem dan perhitungan struktur pada massa
Penerima dan Pengelola.
6 8 48 3 35x35
Tabel 3.1 Perhitungan Dimensi Kolom Massa Penerima dan Pengelola
60
Bentang H Balok Induk Dimensi H Balok Anak Dimensi
(m) (1/12 H)(cm) Balok Induk (1/15 H) (cm) Balok Anak
8 60 30/60 50 25/50
Tabel 3.2 Perhitungan Dimensi Balok Massa Penerima dan Pengelola
61
3.6.2 Massa SD dan SMP
Massa ini menggunakan sistem rigid frame dengan material beton pada
kolom dan balok. Kuda-kuda menggunakan struktur atap beton dan yang lainnya
seperti gording, kaso, reng menggunakan kayu untuk menciptakan ekspresi
tradisional sunda. Berikut merupakan sistem dan perhitungan struktur pada massa SD
dan SMP.
6 8 48 2 20x40
Tabel 3.4 Perhitungan Dimensi Kolom Massa SD dan SMP
8 60 20/60 50 15/50
Tabel 3.5 Perhitungan Dimensi Balok Massa SD dan SMP
6 8 48 2 139,584 29,577 4
Tabel 3.6 Perhitungan Dimensi Pondasi Massa SD dan SMP
62
Gambar 3.15 Isometri Struktur Massa SD dan SMP
Sumber: Pribadi
Massa ini menggunakan sistem rigid frame dengan material beton pada
kolom dan balok. Struktur atap menggunakan truss baja WF dan yang lainnya seperti
gording, kaso, reng menggunakan kayu untuk menciptakan ekspresi tradisional sunda
dan material alami. Berikut merupakan sistem dan perhitungan struktur pada massa
Rumah Bahan Alam.
6 7 42 3 35x35
Tabel 3.7 Perhitungan Dimensi Kolom Massa Rumah Bahan Alam
7 60 30/60 50 25/50
Tabel 3.8 Perhitungan Dimensi Balok Massa Rumah Bahan Alam
63
L1 L2 Luas Jumlah P Total Daya Jumlah
(m) (m) Lantai Lantai Dukung Strauss
(m2) Strauss D 30 D 30
Massa ini menggunakan sistem rigid frame dengan material beton pada
kolom dan balok. Struktur atap menggunakan kuda-kuda kayu dan yang lainnya
seperti gording, kaso, reng juga menggunakan kayu untuk menciptakan ekspresi
64
tradisional sunda. Berikut merupakan sistem dan perhitungan struktur pada massa
Asrama.
3 3 9 2 35x35
Tabel 3.10 Perhitungan Dimensi Kolom Massa Asrama
3 50 25/50 40 20/40
Tabel 3.11 Perhitungan Dimensi Balok Massa Asrama
65
Gambar 3.17 Isometri Struktur Massa Asrama
Sumber: Pribadi
66
Gambar 3.18 Utilitas Air Bersih
Sumber: Pribadi
67
Gambar 3.20 Utilitas Air Hujan
Sumber: Pribadi
68
Gambar 3.22 Jalur Evakuasi Kebakaran
Sumber: Pribadi
69
BAB IV
HASIL PERANCANGAN
70
Tabel 4.1 Daftar Ruang
Rekapitulasi KDB/KLB
KDB
Luas Tapak : 11,460 m2
KDB maks. : 2,865 m2
Luas Terbangun : 2,465.94 m2
KLB
Luas Tapak : 11,460 m2
KLB maks. : 8,022 m2
Luas Terbangun : 7,037 m2
KDH
KDH min. : 85%
Luas Terbangun: 9.954 m2
71
Gambar 4.1 Rencana Blok
72
Gambar 4.3 Denah Lantai Dasar Penerima & Pengelola
73
Gambar 4.5 Denah Lantai 2 Penerima & Pengelola
74
Gambar 4.7 Denah Lantai Dasar dan Lantai 1 Massa SD
75
Gambar 4.9 Denah Lantai Dasar dan Lantai 1 Asrama Pria
76
Gambar 4.11 Denah Lantai Dasar dan Lantai 1 Massa SMP
77
Gambar 4.13 Denah Lantai Dasar Rumah Bahan Alam
78
Gambar 4.15 Denah Atap Rumah Bahan Alam
79
Gambar 4.17 Potongan Massa SD
80
Gambar 4.19 Potongan Massa SMP
81
Gambar 4.21 Potongan Rumah Bahan Alam
82
Gambar 4.23 Denah Unit Kamar Asrama
83
Gambar 4.25 Tampak B
84
Gambar 4.27 Detail Arsitektural Ruang Kelas SD
85
DAFTAR PUSTAKA
86
10. Sekolah Alam Indonesia (2019) Unit Kami Sekolah Alam Indonesia [daring] tersedia
di: https://sekolahalamindonesia.sch.id/ (diakses pada 10 Maret 2022)
11. Wikipedia (2022) Sekolah [daring] tersedia di: https://id.wikipedia.org/wiki/Sekolah
(diakses pada 8 maret 2022)
87