Peningkatan Kualitas Pembelajaran PKN Menggunakan Model Pembelajaran

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 244

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn

MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN


MAKE A MATCH DENGAN MEDIA AUDIO-VISUAL
PADA SISWA KELAS IVA SDN TAMBAKAJI 01
KOTA SEMARANG

SKRIPSI

disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

KARTIKA CANDRA DEWI

1401411133

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2015
PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Kartika Candra Dewi


NIM : 1401411133
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Judul Skripsi : Peningkatan Kualitas Pembelajaran PKn
Menggunakan Model Pembelajaran Make a Match
dengan Media Audio-Visual pada Siswa Kelas IVA SDN
Tambakaji 01 Kota Semarang

Menyatakan bahwa isi yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil
karya sendiri, bukan hasil jiplakan karya tulis orang lain baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain dalam skripsi ini telah dikutip atau
dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, 4 Mei 2015


Peneliti,

Kartika Candra Dewi


NIM 1401411133

ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi atas nama Kartika Candra Dewi, NIM 1401411133, dengan judul

“Peningkatan Kualitas Pembelajaran PKn Menggunakan Model Pembelajaran

Make a Match dengan Media Audio-Visual pada Siswa Kelas I VA SDN

Tambakaji 01 Kota Semarang” telah disetujui oleh dosen pembimbing untuk

diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Universitas Negeri Semarang pada :

hari : Selasa

tanggal : 12 Mei 2015

Semarang, 4 Mei 2015

Mengetahui,

Ketua Jurusan Dosen Pembimbing

Dra. Hartati, M. Pd Drs. Isa Ansori,M.Pd


NIP. 195510051980122001 NIP. 196008201987031003

iii
PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi atas nama Kartika Candra Dewi, NIM 1401411133, dengan judul
“Peningkatan Kualitas Pembelajaran PKn Menggunakan Model Pembelajaran
Make a Match dengan Media Audio-Visual pada Siswa Kelas I VA SDN
Tambakaji 01 Kota Semarang”, telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia
Ujian Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Semarang pada:
hari : Selasa
tanggal : 12 Mei 2015

Panitia Ujian Skripsi

Sekretaris,

Drs. Moch Ichsan, M.Pd


NIP. 195006121984031001
Penguji Utama,

Fitri Dwi Prasetyaningtyas, S.Pd.,M.Pd


NIP. 198506062009122007

Penguji I Penguji II,

Putri Yanuarita Sutikno, S.Pd., M.Sn. Drs. Isa Ansori, M.Pd.


NIP. 198501152008122005 NIP.196008201987031003

iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :

“Kemenangan yang seindah-indahnya dan sesukar-sukarnya yang boleh


direbut oleh manusia ialah menundukkan diri sendiri.” (Ibu Kartini)

“Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua.”


(Aristoteles)

“Hanya kebodohan meremehkan pendidikan.” (P. Syrus)

“Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi
bangkit kembali setiap kali kita jatuh.” (Kartika Candra Dewi)

PERSEMBAHAN
Dengan mengucapkan rasa syukur kehadirat Allah SWT,
Skripsi ini saya persembahkan kepada:
Ayahku, Karjoko
Ibuku, Suhartati
Terima kasih atas do’a dan dukungan kalian selama ini.
Almamaterku

v
PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran PKn Menggunakan
Model Pembelajaran Make a Match dengan Media Audio-Visual pada Siswa
Kelas IVA SDN Tambakaji 01 Kota Semarang” yang merupakan salah satu
persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana.
Keberhasilan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum, Rektor Universitas Negeri
Semarang yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk
menuntut ilmu hingga menyelesaikan studi.
2. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd, Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin
melaksanakan penelitian.
3. Dra. Hartati, M.Pd, Ketua Jurusan PGSD Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan
rekomendasi ijin melaksanakan penelitian.
4. Drs. Isa Ansori, M.Pd, Dosen Pembimbing yang telah memberikan
arahan dan bimbingan sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi
dengan baik.
5. Fitria Dwi Prasetyaningtyas, S.Pd, M.Pd, Dosen Penguji Utama yang
telah memberikan saran sehingga skripsi ini dapat selesai.
6. Putri Yanuarita Sutikno, S.Pd., M.Sn, Dosen Penguji I yang telah
membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi.
7. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
yang telah memberikan ilmu selama perkuliahan.
8. Akhmad Turodi, S.Pd., Kepala SDN Tambakaji 01 Semarang yang
telah memberikan ijin penelitian.
9. Maryono, S.Pd., kolaborator dalam pelaksanaan penelitian.

vi
10. Segenap Guru SDN Tambakaji 01 Semarang.
11. Keluargaku (Dek Arif, Dek Aris, Mbak Rinta, dan Dek Nisa) yang
senantiasa memberikan do’a dan semangat dalam menyelesaikan skripsi
ini.
12. Sahabat-sahabatku, Mas Udin, Cici, Fenia, Ari, Lingga, Hesty, Nikanthi,
Pepi, Nina dan Ariani yang telah membantu penelitian.
13. Teman-teman seperjuangan PGSD angkatan 2011.
14. Semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu.

Semoga skripsi ini memberi manfaat bagi peneliti, pembaca,


maupun dunia pendidikan pada umumnya.

Semarang, 4 Mei 2015

Peneliti

vii
ABSTRAK
Dewi, Kartika Candra. 2015. Peningkatan Kualitas Pembelajaran PKn
Menggunakan Model Pembelajaran Make a Match dengan Media
Audio-Visual Pada Siswa kelas IVA SDN Tambakaji 01 Kota
Semarang. Skripsi. Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu
Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Drs. Isa
Ansori, M.Pd.
Pendidikan Kewarganegaraan memfokuskan pada pembentukan warga
negara yang cerdas, terampil, berkarakter sesuai UUD 1945 dan Pancasila.
Berdasarkan data awal diperoleh selama PPL di kelas IVA SDN Tambakaji 01
Kota Semarang ditemukan permasalahan yaitu pembelajaran PKn yang kurang
optimal, model pembelajaran dan media pembelajaran kurang inovatif, siswa
kurang aktif dalam pembelajaran dan rendahnya hasil belajar PKn dengan
ketuntasan klasikal sebanyak 37,50%. Solusi permasalahan untuk memperbaiki
proses pembelajaran yaitu dengan menerapkan model pembelajaran Makea Match
dengan media audio-visual.Rumusan masalah umum dalam penelitian ini adalah
Bagaimanakah cara meningkatkan kualitas pembelajaran PKn menggunakan
model pembelajaran Make a Match dengan media audio-visual pada siswa kelas
IVA SDN Tambakaji 01 Kota Semarang. Tujuan penelitian adalah untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran Make a Match dengan media audio-visual
pada siswa kelas IVA SDN Tambakaji 01 Kota Semarang.
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 3
siklus dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Subjek
penelitian adalah guru dan siswa kelas IVA SDN Tambakaji 01 Kota Semarang
yang berjumlah 32 siswa. Variabel penelitian ini adalah keterampilan guru,
aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa. Data dikumpulkan dengan teknik tes dan
non tes. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis data kuantitatif dan
kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pembelajaran PKn
mengalami peningkatan. Keterampilan guru meningkat pada setiap siklus, yaitu
pada siklus I memperoleh skor 19 (baik), siklus II memperoleh skor 23 (baik), dan
siklus III memperoleh skor 28 (sangat baik). Aktivitas siswa meningkat pada
setiap siklus, yaitu siklus I memperoleh rata-rata skor 20,16 (baik), siklus II
memperoleh rata-rata skor 22,88 (baik), dan siklus III memperoleh rata-rata skor
25,56 (sangat baik). Hasil belajar siswa meningkat pada setiap siklus yaitu pada
siklus I memperoleh nilai rata-rata 75,63 (baik) dengan ketuntasan klasikal
68,75% (tinggi), siklus II 78,75 (baik) ketuntasan klasikal 71,87% (tinggi), dan
siklus III 80,47 (baik) ketuntasan klasikal 84,37% (sangat tinggi).
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah melalui model pembelajaran Make
a Match dengan media Audio-Visual dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran PKn pada siswa kelas IVA SDN Tambakaji 01 Kota Semarang.
Saran yang dapat diberikan, hendaknya diterapkan model Make a Match dengan
media Audio-Visual karena dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

Kata kunci : Audio-Visual; Kualitas; Make a Match; Pembelajaran; PKn

viii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i

PERNYATAAN ......................................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................... iii

PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................ v

PRAKATA ................................................................................................. vi

ABSTRAK ................................................................................................. viii

DAFTAR ISI .............................................................................................. ix

DAFTAR TABEL ..................................................................................... xv

DAFTAR BAGAN ..................................................................................... xvii

DAFTAR DIAGRAM ............................................................................... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xix

DAFTAR FOTO KEGIATAN ................................................................. xx

BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG ..................................................................... 1

1.2. RUMUSAN MASALAH ................................................................. 9


1.2.1. Rumusan Masalah Umum ...................................................... 9
1.2.2. Rumusan Masalah Khusus ..................................................... 9

1.3. PEMECAHAN MASALAH............................................................ 9

1.4. TUJUAN PENELITIAN ................................................................. 12


1.4.1. Tujuan Umum ......................................................................... 12
1.4.2. Tujuan Khusus ........................................................................ 12

ix
1.5. MANFAAT PENELITIAN ............................................................. 13
1.5.1. Manfaat Teoritis...................................................................... 13
1.5.2. Manfaat Praktis ....................................................................... 13
1.5.2.1. Manfaat Bagi Guru .................................................. 13
1.5.2.2. Manfaat Bagi Siswa ................................................. 13
1.5.2.3. Manfaat Bagi Sekolah.............................................. 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1. KAJIAN TEORI .............................................................................. 15


2.1.1. Hakikat Belajar ....................................................................... 15
2.1.1.1. Pengertian Belajar .................................................... 15
2.1.1.2. Ciri dan Prinsip Belajar ........................................... 17
2.1.2. Hakikat Pembelajaran ............................................................. 19
2.1.3. Kualitas Pembelajaran ............................................................ 19
2.1.3.1. Keterampilan Guru dalam Pembelajaran ................. 21
2.1.3.2. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran ...................... 31
2.1.3.3. Hasil Belajar ............................................................ 33
2.1.4. Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan ................................... 36
2.1.4.1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan ............... 36
2.1.4.2. Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan ....... 37
2.1.4.3. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan ..................... 38
2.1.4.4. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di
Sekolah Dasar ........................................................... 40
2.1.5. Model Pembelajaran Kooperatif ............................................. 41
2.1.5.1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif ....................... 41
2.1.5.2. Manfaat Pembelajaran Kooperatif ........................... 42
2.1.5.3. Beberapa Variasi Model Pembelajaran Kooperatif . 44
2.1.6. Model Pembelajaran Make a Match ....................................... 44
2.1.6.1. Pengertian Model Pembelajaran Make a Match ...... 44
2.1.6.2. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Make a
Match ........................................................................ 45

x
2.1.6.3. Kelebihan Model Pembelajaran Make a Match........ 46
2.1.6.4. Kekurangan Model Pembelajaran Make a Match .... 46
2.1.7. Media Pembelajaran Audio-Visual......................................... 47
2.1.7.1. Pengertian Media Pembelajaran .............................. 47
2.1.7.2. Pengertian Media Pembelajaran Audio-Visual ....... 49
2.1.7.3. Kelebihan Media Audio-Visual ............................... 53
2.1.8. Teori Belajar yang Mendasari Pembelajaran PKn
Menggunakan Model Make a Match dengan Media Audio-
Visual ........................................................................................ 54
2.1.8.1. Teori Belajar Konstruktivistik ................................. 55
2.1.8.2. Teori Belajar Kognitif Piaget .................................. 56
2.1.9. Penerapan Model Pembelajaran Make a Match dengan
Media Audio-Visual ................................................................. 57

2.2. KAJIAN EMPIRIS .......................................................................... 58

2.3. KERANGKA BERPIKIR ............................................................... 64

2.4. HIPOTESIS TINDAKAN ............................................................... 67

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. PROSEDUR/LANGKAH PENELITIAN...................................... 68


3.1.1. Perencanaan ............................................................................ 69
3.1.2. Pelaksanaan Tindakan ............................................................ 70
3.1.3. Observasi ................................................................................ 70
3.1.4. Refleksi ................................................................................... 71

3.2. PERENCANAAN TAHAP PENELITIAN ................................... 71


3.2.1. Siklus Pertama ....................................................................... 72
3.2.1.1. Perencanaan ............................................................. 72
3.2.1.2. Pelaksanaan tindakan ............................................... 73
3.2.1.3. Observasi ................................................................. 74
3.2.1.4. Refleksi .................................................................... 75
3.2.2. Siklus Kedua .......................................................................... 75

xi
3.2.2.1. Perencanaan ............................................................. 76
3.2.2.2. Pelaksanaan tindakan ............................................... 77
3.2.2.3. Observasi ................................................................. 78
3.2.2.4. Refleksi .................................................................... 79
3.2.3. Siklus Ketiga .......................................................................... 79
3.2.3.1. Perencanaan ............................................................. 79
3.2.3.2. Pelaksanaan tindakan ............................................... 81
3.2.3.3. Observasi ................................................................. 82
3.2.3.4. Refleksi .................................................................... 83

3.3. LOKASI PENELITIAN .................................................................. 83

3.4. SUBJEK PENELITIAN .................................................................. 83

3.5. VARIABEL PENELITIAN ............................................................ 83


3.5.1. Variabel Masalah ................................................................... 83
3.5.2. Variabel Tindakan.................................................................. 85

3.6. DATA DAN CARA PENGUMPULAN DATA ............................. 85


3.6.1. Sumber Data .......................................................................... 85
3.6.1.1. Guru ......................................................................... 85
3.6.1.2. Siswa ........................................................................ 85
3.6.1.3. Data Dokumen ......................................................... 86
3.6.2. Jenis Data ............................................................................... 86
3.6.2.1. Data Kuantitatif ....................................................... 86
3.6.2.2. Data Kualitatif ......................................................... 86
3.6.3. Teknik Pengumpulan Data..................................................... 87
3.6.3.1. Teknik Tes ............................................................... 87
3.6.3.2. Teknik Non Tes ....................................................... 87

3.7. TEKNIK ANALISIS DATA ........................................................... 89


3.7.1. Analisis Data Kuantitatif ...................................................... 89
3.7.2. Analisis Data Kualitatif ......................................................... 92
3.7.2.1. Pedoman Penilaian Keterampilan Guru................... 94

xii
3.7.2.2. Pedoman Penilaian Aktivitas Siswa ........................ 94
3.7.2.3. Pedoman Penilaian Tiap Indikator Keterampilan
Guru dan Aktivitas Siswa ......................................... 95

3.8. INDIKATOR KEBERHASILAN .................................................. 96

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. HASIL PENELITIAN ..................................................................... 98


4.1.1. Deskripsi Data Hasil Penelitian Tindakan Siklus I ................ 98
4.1.1.1. Perencanaan Siklus I ................................................ 99
4.1.1.2. Pelaksanaan Siklus I ................................................ 99
4.1.1.3. Observasi Siklus I .................................................... 102
4.1.1.4. Refleksi Siklus I....................................................... 115
4.1.1.5. Revisi Siklus I .......................................................... 118
4.1.2. Deskripsi Data Hasil Penelitian Tindakan Siklus II .............. 120
4.1.2.1. Perencanaan Siklus II .............................................. 120
4.1.2.2. Pelaksanaan Siklus II ............................................... 121
4.1.2.3. Observasi Siklus II................................................... 123
4.1.2.4. Refleksi Siklus II ..................................................... 136
4.1.2.5. Revisi Siklus II ........................................................ 139
4.1.3. Deskripsi Data Hasil Penelitian Tindakan Siklus III ............. 141
4.1.3.1. Perencanaan Siklus III ............................................. 141
4.1.3.2. Pelaksanaan Siklus III.............................................. 141
4.1.3.3. Observasi Siklus III ................................................. 144
4.1.3.4. Refleksi Siklus III .................................................... 157
4.1.4. Rekapitulasi Data Hasil Penelitian ........................................ 158
4.2. PEMBAHASAN ............................................................................... 164
4.2.1. PemaknaanTemuan Penelitian ............................................... 164
4.2.1.1. Hasil Observasi Keterampilan Guru ........................ 164
4.2.1.2. Hasil Observasi Aktivitas Siswa.............................. 170
4.2.1.3. Hasil Belajar Siswa .................................................. 172
4.2.2. Uji Hipotesa ........................................................................... 176

xiii
4.2.3. Implikasi Hasil Penelitian ...................................................... 176
4.2.3.1. Implikasi Teoritis ..................................................... 177
4.2.3.2. Implikasi Praktis ...................................................... 177
4.2.3.3. Implikasi Pedagogis ................................................. 177

BAB V PENUTUP

5.1. SIMPULAN ...................................................................................... 179

5.2. SARAN ............................................................................................. 180


5.2.1. Bagi Guru ............................................................................... 181
5.2.2. Bagi Siswa ............................................................................. 181
5.2.3. Bagi Sekolah/Lembaga .......................................................... 181

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 182

LAMPIRAN ............................................................................................... 185

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel 1..1 Sintaks Model Pembelajaran Make a Match dengan Media


Audio-Visual .............................................................................. 11

Tabel 2.1. Pemetaan Ruang Lingkup dan Materi Belajar PKn di SD ....... 40

Tabel 2.2 Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif dengan Kelompok


Belajar Konvensional ................................................................ 43

Tabel 2.3 Langkah-langkah Pembelajaran Menggunakan Model


Pembelajaran Make a Match dengan Media Audio Visual ....... 57

Tabel 3.1. Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa dalam Persen .... 90

Tabel 3.2 KKM Kelas IV Mata Pelajaran PKn SDN Tambakaji 01 Kota

Semarang ................................................................................... 90

Tabel 3.3 Kategori Kriteria Ketuntasan Belajar ....................................... 92

Tabel 3.4 Klasifikasi Kategori Nilai Klasikal Lembar Pengamatan


Keterampilan Guru ..................................................................... 94

Tabel 3.5 Klasifikasi Kategori Nilai Klasikal Lembar Pengamatan


Aktivitas Siswa.......................................................................... 95

Tabel 3.6 Klasifikasi Kategori Nilai Tiap Indikator Lembar Pengamatan

Keterampilan Guru dan Aktivitas Siswa ................................... 96

Tabel 4.1 Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus I ........................... 106

Tabel 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ................................. 112

Tabel 4.3 Hasil Belajar Siklus I................................................................ 114

Tabel 4.4 Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus II .......................... 127

Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ............................... 133

Tabel 4.6 Hasil Belajar Siklus II .............................................................. 135

Tabel 4.7 Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus III ........................ 147

xv
Tabel 4.8 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III .............................. 153

Tabel 4.9 Hasil Belajar Siklus III ............................................................. 155

Tabel 4.10 Rekapitulasi Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus I,II,


dan III ........................................................................................ 159

Tabel 4.11 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I, II, dan
III ............................................................................................... 161

Tabel 4.12 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I, II,
dan III ......................................................................................... 163

xvi
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Berpikir..................................................................... 66

Bagan 3.1 Skema Alur PTK ....................................................................... 68

Bagan 3.2 Skema Alur PTK SDN Tambakaji 01 Kota Semarang ............. 69

xvii
DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Diagram Perolehan Data Keterampilan Guru Siklus I ......... 107

Diagram 4.2 Diagram Rata-Rata Skor Aktivitas Siswa Siklus I ............... 113

Diagram 4.3 Diagram Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I ............ 115

Diagram 4.4 Diagram Perolehan Data Keterampilan Guru Siklus II ........ 128

Diagram 4.5 Diagram Rata-Rata Skor Aktivitas Siswa Siklus II .............. 134

Diagram 4.6 Diagram Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II........... 136

Diagram 4.7 Diagram Perolehan Data Keterampilan Guru Siklus III ....... 148

Diagram 4.8 Diagram Rata-Rata Skor Aktivitas Siswa Siklus III............. 154

Diagram 4.9 Diagram Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Siklus III ......... 156

Diagram 4.10 Diagram Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus


I, II, dan III............................................................................ 160

Diagram 4.11 Diagram Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I, II, dan
III .......................................................................................... 162

Diagram 4.12 Diagram Hasil Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I, II, dan

III .......................................................................................... 163

xviii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Perangkat Pembelajaran ......................................................... 185

Lampiran 2 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ............................................... 254

Lampiran 3 Hasil Observasi/Pengamatan .................................................. 262

Lampiran 4 Foto/ Dokumentasi ................................................................. 285

Lampiran 5 Surat-Surat Penelitian ............................................................. 300

xix
DAFTAR FOTO KEGIATAN

SIKLUS I :

Foto 1 Guru mempersiapkan siswa menerima pelajaran....... ................... 285

Foto 2 Guru menyampaikan materi pelajaran dengan media audio-visual 285

Foto 3 Guru memberikan pertanyaan........................... ............................ 286

Foto 4 Guru membimbing dalam bermain kartu kata ............................... 286

Foto 5 Guru membimbing dalam mencari pasangan kartu....................... 287

Foto 6 Guru membimbing dalam mengelola waktu.................................. 287

Foto 7 Guru menjelaskan kembali materi ........ ........................................ 288

Foto 8 Siswa memberikan soal evaluasi dan menutup pelajaran.............. 289

SIKLUS II :

Foto 1 Guru mempersiapkan siswa menerima pelajaran....... ................... 290

Foto 2 Guru menyampaikan materi pelajaran dengan media audio-visual 290

Foto 3 Guru memberikan pertanyaan........................... ............................ 291

Foto 4 Guru membimbing dalam bermain kartu kata ............................... 291

Foto 5 Guru membimbing dalam mencari pasangan kartu....................... 292

Foto 6 Guru membimbing dalam mengelola waktu.................................. 292

Foto 7 Guru menjelaskan kembali materi ........ ........................................ 293

Foto 8 Siswa memberikan soal evaluasi dan menutup pelajaran.............. 294

xx
SIKLUS III :

Foto 1 Guru mempersiapkan siswa menerima pelajaran....... ................... 295

Foto 2 Guru menyampaikan materi pelajaran dengan media audio-visual 295

Foto 3 Guru memberikan pertanyaan........................... ............................ 296

Foto 4 Guru membimbing dalam bermain kartu kata ............................... 296

Foto 5 Guru membimbing dalam mencari pasangan kartu....................... 297

Foto 6 Guru membimbing dalam mengelola waktu.................................. 297

Foto 7 Guru menjelaskan kembali materi ........ ........................................ 298

Foto 8 Siswa memberikan soal evaluasi dan menutup pelajaran.............. 299

xxi
xxii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional pasal 1, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Sanjaya, 2014: 2).

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan Bab V Pasal 26 dijelaskan standar kompetensi lulusan pada jenjang

pendidikan dasar bertujuan untuk meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,

kepribadian, akhlak mulia, dan keterampilan untuk hidup mandiri serta mengikuti

pendidikan lebih lanjut (Sanjaya, 2014: 66).

Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 36 dan 37 menyebutkan bahwa

pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional

pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kurikulum pada

semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversikan

sesuai dengan satuan pendidikan, potensi, daerah, dan peserta didik. kurikulum

pada tingkat pendidikan dasar dan menengah wajib memuat : (a) pendidikan

agama; (2) pendidikan kewarganegaraan; (3) bahasa; (4) matematika; (5)ilmu

pengetahuan alam; (6) ilmu pengetahuan sosial; (7) seni dan budaya; (8)

1
2

pendidikan jasmani dan olahraga; (9) keterampilan/kejujuran; dan (10) muatan

lokal (SISDIKNAS, 2005:18-19).

Menurut permendiknas No. 22 tahun 2006 dalam Winarno (2014 : 18)

Pendidikan Kewarganegaraan diartikan sebagai mata pelajaran yang fokus

pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan

hak dan kewajibanya untuk menjadi warga negara yang cerdas, terampil dan

berkarakter yang diamanatkan oleh pancasila dan UUD 1945. Upaya pemerintah

dalam mewujudkan fungsi Pendidikan Nasional tersebut yaitu dengan

menyelenggarakan pendidikan yang disesuaikan dengan karakteristik serta tingkat

perkembangan peserta didik. Kompetensi dasar yang ingin dicapai disesuaikan

dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar serta tujuan pembelajaran dari

setiap mata pelajaran.

Tujuan dari mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah agar

peserta didik memiliki kemampuan untuk: 1) berpikir secara kritis, rasional, dan

kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan; 2) berpartisipasi secara aktif dan

bertanggng jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara, serta anti-korupsi; 3) berkembang secara positif dan

demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat

Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya; dan 4)

berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam peraturan dunia secara langsung

atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

Permendiknas No. 22 Tahun 2006 dalam Winarno (2014 : 19)


3

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) (2006: 271) menjelaskan

bahwa ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan meliputi

aspek-aspek sebagai berikut (1) persatuan dan kesatuan bangsa, meliputi hidup

rukun dalam perbedaan, cinta lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa Indonesia,

sumpah pemuda, Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, partisipasi

dalam pembelaan negara, sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik

Indonesia, ketertiban dan jaminan keadilan; (2) norma, hukum dan peraturan,

meliputi tertib dalam kehidupan keluarga, tata tertib di sekolah, norma yang

berlaku di masyarakat, peraturan-peraturan daerah, norma-norma dalam

kehidupan berbangsa dan bernegara, sistem hukum dan peradilan nasional, hukum

dan peradilan internasional; (3) hak asasi manusia, meliputi hak dan kewajiban

anak, hak dan kewajiban anggota masyarakat, instrumen nasional dan

internasional HAM, pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM; (4)

kebutuhan warga negara, meliputi hidup gotong royong, harga diri sebagai warga

masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan mengeluarkan pendapat,

menghargai keputusan bersama, prestasi diri, persamaan kedudukan warga

negara; (5) konstitusi negara meliputi proklamasi kemerdekaan dan konstitusi

yang pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia,

hubungan dasar negara dengan konstitusi; (6) kekuasaan dan politik, meliputi

pemerintahan desa dan kecamatan, pemerintahan daerah dan otonomi,

pemerintahan pusat, demokrasi dan sistem politik, budaya politik, budaya

demokrasi menuju masyarakat madani, sistem pemerintahan, pers dalam

masyarakat demokrasi; (7) Pancasila, meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar


4

negara dan ideologi negara, proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara,

pengalaman nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai

ideologi terbuka; dan (8) globalisasi, meliputi globalisasi di lingkungannya,

politik luar negeri Indonesiadi era globalisasi, dampak globalisasi, hubungan

internasional dan organisasi internasional, dan mengevaluasi globalisasi.

Tujuan yang tercantum dalam KTSP tersebut sudah mencakup semua

konsep sesuai dengan tujuan pendidikan yang diamanatkan oleh Pancasila dan

UUD 1945. Namun kenyataan yang ditemui di jenjang pendidikan Sekolah Dasar,

masih banyak permasalahan yang timbul berkaitan dengan pembelajaran PKn.

Berdasarkan temuan Naskah Akademik Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan yang dilakukan Depdiknas (2007), disebutkan

bahwa masih banyak permasalahan pelaksaaan standar isi mata pelajaran PKn.

Guru masih mengalami kesulitan untuk memahami dan memaknai Standar

Kompetensi dan Kompetensi Dasar dalam implementasi pembelajaran.

Permasalahan rendahnya hasil belajar siswa terhadap pembelajaran PKn

ditemukan pada siswa kelas IVA SDN Tambakaji 01 Kota Semarang. Hal ini

terbukti dengan ditemukannya masalah berkaitan dengan keterampilan guru,

aktivitas siswa, hasil belajar serta penggunaan media selama pembelajaran

berlangsung yaitu pada Materi Globalisasi, Standar Kompetensi 4 Menunjukkan

sikap terhadap globalisasi di lingkungan, Kompetensi Dasar 4.2 Mengidentifikasi

jenis budaya Indonesia yang pernah ditampilkan dalam misi kebudayaan

Internasional.
5

Berkaitan dengan keterampilan guru, masalah yang ditemukan yaitu guru

kurang terampil dalam memilih model pembelajaran yang sesuai dengan materi

pelajaran yang diajarkan. Di samping itu, untuk memotivasi para siswa dalam

pembelajaran PKn, perlu diterapkan penggunaan media-media pembelajaran

yang mendorong siswa untuk aktif kreatif serta menumbuhkan semangat para

siswa dalam mempelajari PKn. Keterbatasan media yang digunakan guru

membuat siswa cenderung merasa cepat bosan belajar di kelas. Dengan keadaan

siswa seperti itu tentu juga sangat berpengaruh terhadap hasil belajar yang

diperoleh siswa. Berdasarkan beberapa temuan masalah tersebut menunjukkan

bahwa guru belum menggunakan model pembelajaran inovatif secara maksimal

serta belum memanfaatkan sumber media yang dapat meningkatkan minat belajar

siswa. Selain itu faktor dari siswa yaitu siswa kurang antusias dan kurang aktif

dalam mengikuti pembelajaran, kurangnya interaksi dan kerja sama antar siswa

serta kurangnya motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran, sehingga membuat

siswa kurang tertarik serta ada beberapa siswa yang ramai di kelas yang

mengganggu proses pembelajaran.

Keadaan tersebut didukung dengan data kuantitatif yang diperoleh dari

hasil ulangan harian pada semester I tahun ajaran 2014 / 2015 mata pelajaran PKn

pada siswa kelas IVA SDN Tambakaji 01 Kota Semarang, sebagian besar

siswa belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan

sekolah yaitu 65. Data hasil belajar siswa menunjukkan 12 siswa dari 32 siswa

(37,5%) sudah mencapai KKM dan 20 siswa dari 32 siswa (62,5%) memiliki nilai
6

di bawah KKM. Berdasarkan data dokumen nilai terendah siswa adalah 40 dan

nilai tertinggi siswa adalah 100 dengan rata-rata kelas 62,19.

Berdasarkan permasalahan yang terjadi maka peneliti bersama kolaborator

menetapkan suatu alternatif pemecahan masalah untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran PKn. Peneliti menetapkan pemecahan masalah menggunakan model

pembelajaran Make a Match dengan media audio-visual.

Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua

jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau

diarahkan oleh guru. (Suprijono, 2012: 54). Rusman (2011: 204) menyatakan

empat hal penting yang dalam pembelajaran kooperatif yaitu adanya peserta didik

dalam kelompok, adanya aturan main dalam kelompok, adanya upaya belajar

dalam kelompok dan adanya kompetensi yang harus dicapai oleh kelompok. Salah

satu model pembelajaran kooperatif tersebut adalah Make a Match.

Make a Match (mencari pasangan) merupakan salah satu jenis dari

model pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) yang mengajak siswa

untuk belajar aktif dan bertujuan agar siswa mempunyai jiwa kemandirian dalam

belajar serta menumbuhkan daya kreatifitas. Model ini dikembangkan oleh

Curran (dalam Rusman, 2011: 223). Salah satu keunggulan tehnik ini adalah

siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik, dalam

suasana yang menyenangkan. Pembelajaran PKn dengan menggunakan model

Make a Match akan lebih optimal apabila ditunjang dengan media pembelajaran.

Media menurut Arsyad (2013:4) media adalah komponen sumber belajar

atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa


7

yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Selaras dengan hal tersebut, Dalam

penelitian ini peneliti menggunakan media audio-visual. Arsyad (2013:32)

menyatakan bahwa media pembelajaran dengan audio-visual adalah produksi dan

penggunaan materi yang penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran

serta tidak seluruhnya tergantung kepada pemahaman atau simbul-simbul yang

serupa. Dengan adanya media audio-visual dapat menarik dan memotivasi siswa

untuk mempelajari materi lebih banyak, materi audio-visual dapat digunakan

untuk : 1) mengembangkan keterampilan mendengar dan mengevaluasi apa yang

telah didengar; 2) mengatur dan mempersiapkan diskusi atau debat dengan

mengungkapkan pendapat-pendapat para ahli yang berada jauh dari lokasi; 3)

menjadikan model yang akan ditiru oleh siswa; 4) menyiapkan variasi yang

menarik dan perubahan-perubahan tingkat kecepatan belajar mengenai suatu

pokok bahasan atau suatu masalah. (Arsyad, 2013:142)

Hasil temuan Depdiknas (2007: 25) yaitu kurangnya kreativitas dan

inovasi dalam pembelajaran, khususnya dalam mencari sumber, memilih dan

mengorganisasikan materi sesuai tuntutan kompetensi dasar. Guru dalam

melaksanakan pembelajaran kurang partisipatif dan penilaiannya kurang

komprehensif.

Hasil penelitian yang menjadi faktor pendukung bagi peneliti dalam

melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan model Make a Match dengan

media Audio-visual adalah penelitian yang dilakukan oleh Djumiati yang

berjudul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran PKn Melalui Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Make a Match Di Kelas VI SDN Banyumanik 03


8

Semarang”, menunjukkan bahwa melalui model Pembelajaran Kooperatif tipe

Make a Match terbukti efektif dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas

siswa, dan hasil belajar. Peningkatan itu ditandai dari ketercapaian indikator

keberhasilan. Peningkatan keterampilan guru dari siklus I 48%, siklus II 71%,

dan siklus III 83,3 %. Peningkatan aktivitas siswa dari siklus I 32,4 %, siklus

II 42,7, dan siklus III 66,5 %. Peningkatan hasil belajar pada siklus I rata-rata

kelas 64,59, siklus II rata-rata kelas 70,45, dan siklus III 80,40.

Penelitian yang dilakukan oleh Suwarto WA, Hadiyah, dan Amir (2011)

yang berjudul “Penggunaan Media Audio Visual untuk Meningkatkan Hasil

Belajar PKn”. Hasil penelitian dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas terjadi

peningkatan yaitu pada tes awal sebesar 54,51; siklus pertama 72,42; dan pada

siklus kedua naik menjadi 85,93. Untuk siswa tuntas belajar (nilai ketuntasan 60)

pada tes awal 46,51%, tes siklus pertama 86,95%, dan pada tes siklus kedua siswa

belajar tuntas mencapai 100%. Penelitian ini telah membuktikan bahwa

pembelajaran PKn melalui penggunaan media audio-visual dapat meningkatkan

pemahaman siswa.

Penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran PKn

dengan meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa.

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka peneliti mengkaji penelitian

tindakan kelas dengan judul Peningkatan Kualitas Pembelajaran PKn

Menggunakan Model Pembelajaran Make a Match dengan Media Audio-Visual

pada Siswa Kelas IVA SDN Tambakaji 01 Kota Semarang.


9

1.2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah, maka disusun rumusan masalah umum

dan rumusan masalah khusus. Adapun penjabarannya sebagai berikut:

1.2.1. Rumusan Masalah Umum

Bagaimanakah cara meningkatkan kualitas pembelajaran PKn menggunakan

model pembelajaran Make a Match dengan media audio-visual pada siswa kelas

IVA SDN Tambakaji 01 Kota Semarang?”

1.2.2. Rumusan Masalah Khusus

Rumusan masalah tersebut dapat dirinci sebagai berikut:

a. Bagaimanakah cara meningkatkan keterampilan guru dalam pembelajaran PKn

menggunakan model pembelajaran Make a Match dengan media audio-visual

pada siswa kelas IVA SDN Tambakaji 01 Kota Semarang?

b. Bagaimanakah cara meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran PKn

menggunakan model pembelajaran Make a Match dengan media audio-visual

pada siswa kelas IVA SDN Tambakaji 01 Kota Semarang?

c. Bagaimanakah cara meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran PKn

menggunakan model pembelajaran Make a Match dengan media audio-visual

pada siswa kelas IVA SDN Tambakaji 01 Kota Semarang?

1.3. PEMECAHAN MASALAH

Berdasarkan rumusan masalah, maka peneliti memecahkan masalah

tersebut dengan dilaksanakannya penelitian yaitu Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) yang menggunakan model Make a Match dengan media audio-visual.


10

Menurut Curran (dalam Rusman, 2011: 223) langkah-langkah

pembelajaran menggunakan model pembelajaran Make a Match adalah sebagai

berikut:

1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep/topik

yang cocok untuk sesi review (satu sisi kartu berupa kartu soal dan

sisi sebaliknya berupa kartu jawaban).

2. Setiap siswa mendapat satu kartu dan memikirkan jawaban atau soal dari

kartu yang dipegang.

3. Siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan

kartunya (kartu soal/kartu jawaban).

4. Siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu

diberi poin.

5. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu

yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.

6. Kesimpulan.

Arsyad Azhar (2013) menyebutkan langkah-langkah penggunaan media

audio-visual yaitu:

1) Guru menyajikan materi secukupnya.

2) Guru memutarkan media audio-visual

3) Siswa memperhatikan media audio-visual yang diputar oleh guru.

4) Guru menjelaskan isi media audio-visual


11

Tahapan model pembelajaran Make a Match dengan media audio-visual

yaitu:

1) Guru mempersiapkan materi pelajaran.

2) Guru menyampaikan materi pelajaran dengan media audio visual berupa

video

3) Guru memberikan pertanyaan mengenai materi pelajaran melalui kartu

pertanyaan yang telah disediakan.

4) Guru membimbing dalam kegiatan berkelompok dan membagikan kartu

pertanyaan dan jawaban.

5) Guru membimbing dalam mencari pasangan antara kartu soal dan jawaban.

6) Guru membimbing dalam pembelajaran dan ketepatan mengelola waktu.

7) Guru menjelaskan kembali materi pelajaran yang telah disampaikan

8) Guru membuat kesimpulan, memberikan soal evaluasi dan menutup pelajaran.

Langkah-langkah Pembelajaran PKn Menggunakan Model Pembelajaran

Make a Match dengan Media Audio-Visual

Tabel 1.1 Sintaks Model Make a Match dengan Media Audio-Visual

Langkah-langkah Model Langkah-langkah Langkah-langkah Model


Pembelajaran Make a Match penggunaan Media Make a Match dengan media
Audio-Visual Audio-Visual
1.Guru menyiapkan beberapa 1. Guru menyajikan 1) Guru mempersiapkan materi
kartu yang berisi beberapa materi secukupnya. pelajaran.
konsep/topik yang cocok 2. Guru memutarkan 2) Guru menyampaikan materi
untuk sesi review (satu media audio- pelajaran dengan media
sisi kartu berupa kartu visual. audio visual berupa video
soal dan sisi sebaliknya 3. Siswa 3) Guru memberikan
berupa kartu jawaban). memperhatikan pertanyaan mengenai
2.Setiap siswa mendapat satu media audio-visual materi pelajaran melalui
kartu dan memikirkan yang diputar oleh kartu pertanyaan yang telah
jawaban atau soal dari kartu guru. disediakan.
yang dipegang.
12

3. Siswa mencari pasangan yang 4. Guru menjelaskan 4) Guru membimbing dalam


mempunyai kartu yang cocok isi media audio- kegiatan berkelompok dan
dengan kartunya visual. membagikan kartu
(kartu soal/kartu jawaban). pertanyaan dan jawaban.
4.Siswa yang dapat 5) Guru membimbing dalam
mencocokkan kartunya mencari pasangan antara
sebelum batas waktu kartu soal dan jawaban.
diberi poin. 6) Guru membimbing dalam
5.Setelah satu babak kartu pembelajaran dan ketepatan
dikocok lagi agar tiap siswa mengelola waktu.
mendapat kartu yang 7) Guru menjelaskan kembali
berbeda dari sebelumnya, materi pelajaran yang telah
demikian seterusnya. disampaikan
6. Kesimpulan. 8) Guru membuat kesimpulan,
memberikan soal evaluasi
dan menutup pelajaran.

1.4. TUJUAN PENELITIAN

Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan dari penelitian ini dijabarkan

sebagai berikut:

1.4.1. Tujuan Umum

Meningkatkan kualitas pembelajaran PKn menggunakan model

pembelajaran Make a Match dengan media audio-visual pada siswa kelas IVA

SDN Tambakaji 01 Kota Semarang.

1.4.2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

a. Mendeskripsikan keterampilan guru kelas IVA SDN Tambakaji 01 Kota

Semarang pada mata pelajaran PKn menggunakan model pembelajaran Make

a Match dengan media audio-visual.


13

b. Mendeskripsikan aktivitas siswa kelas IVA SDN Tambakaji 01 Kota

Semarang pada mata pelajaran PKn menggunakan model pembelajaran Make

a Match dengan media audio-visual.

c. Mendeskripsikan hasil belajar siswa kelas IVA SDN Tambakaji 01 Kota

Semarang pada mata pelajaran PKn menggunakan model pembelajaran Make

a Match dengan media audio-visual.

1.5. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik yang bersifat

teoritis dan praktis. Manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah:

1.5.1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pengembangan ilmu pengetahuan dan tenologi pada umumnya serta dapat menjadi

landasan bagi penelitian selanjutnya.

1.5.2. Manfaat Praktis

1.5.2.1. Manfaat Bagi Guru

a) Meningkatkan keterampilan guru dalam mengajar menjadi lebih

inovatif dan kreatif.

b) Sarana untuk memecahkan permasalahan dalam pembelajaran PKn.

c) Sarana evaluasi dan perbaikan bagi guru terhadap kegiatan

pembelajaran yang sudah dilakukan.

1.5.2.2. Manfaat Bagi Siswa

a) Meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran

PKn.
14

b) Meningkatkan keaktifan siswa di dalam kegiatan pembelajaran PKn.

c) Meningkatakan hasil belajar siswa.

1.5.2.3. Manfaat Bagi Sekolah

a) Menambah pengetahuan guru-guru mengenai model Make a Match

dan media audio-visual.

b) Meningkatkan motivasi guru-guru untuk dapat melaksanakan

pembelajaran yang lebih efektif.

c) Memberikan kontribusi yang baik terhadap perbaikan pembelajaran,

sehingga dapat meningkatkan mutu sekolah.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. KAJIAN TEORI

Kajian teori merupakan kumpulan acuan teori dari berbagai sumber ilmiah

yang dijadikan acuan dalam penyusunan penelitian ini. Kajian teori tersebut yaitu:

hakikat belajar, hakikat pembelajaran, kualitas pembelajaran, hakikat pendidikan

kewarganegaraan, pembelajaran kooperatif, hakikat model pembelajaran Make a

Match, dan hakikat media pembelajaran audio-visual.

2.1.1. Hakikat Belajar

Hakikat belajar dalam penelitian ini membahas tentang pengertian belajar,

ciri dan prinsip belajar.

2.1.1.1. Pengertian Belajar

Setiap individu pasti mengalami perubahan dalam kehidupannya.

Perubahan ini didapat dari belajar mlalui pengalaman langsung ataupun kegiatan

formal yang dilakukan dalam sekolah. Terdapat banyak definisi tentang

pengertian belajar yang telah dirumuskan oleh para ahli.

Gagne (dalam Suprijono, 2012:2) belajar adalah perubahan disposisi atau

kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi

tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara

alamiah.

Slameto (2010:2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

15
16

keseluruhan, seagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya. Perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar yaitu perubahan

terjadi secara sadar, perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional,

perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif, perubahan dalam belajar bukan

bersifat sementara, perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah, perubahan

mencakup seluruh aspek tingkah laku.

Skinner (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2009:9) berpandangan bahwa

belajar adalah suatu perilaku.Pada saat orang belajar maka responnya menjadi

lebih baik. Sebaiknya, apabila ia tidak belajar maka responnya menurun. Dalam

menerapkan teori Skinner, guru perlu memperhatikan dua hal yang penting, yaitu

(i) pemilihan stimulus yang diskriminatif, dan (ii) penggunaan penguatan.

Teori belajar konstruktivistik menyatakan bahwa pendidik tidak dapat

memberikan pengetahuan kepada peserta didik. Sebaliknya, peserta didik harus

mengkonstruksikan pengetahuannya sendiri. (Rifa’i dan Anni 2011:128).

Menurut teori belajar konstruktivistik, belajar merupakan proses penemuan

(discovery) dan transformasi informasi kompleks yang berlangsung pada diri

seseorang. Individu yang sedang belajar dipandang sebagai orang yang secara

konstan memeriksa informasi baru untuk dikonfirmasikan dengan prinsip yang

telah dimiliki, kemudian merevisi prinsip tersebut apabila sudah tidak sesuai

dengan informasi yang baru diperoleh (Rifa’i dan Anni 2011:128).

Agar mampu melakukan kegiatan belajar, maka siswa harus melibatkan

diri secara aktif. Pendidik tidak dapat memberikan pengetahuan kepada siswa.

Sebaliknya, siswa harus mengkonstruksikan sendiri pengetahuannya sendiri.


17

Tugas utama pendidik (dalam Rifa’i dan Anni, 2011: 137) adalah:

a. Memperlancar siswa dengan cara mengajarkan cara-cara membuat informasi

bermakna dan relevan dengan siswa.

b. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemuka atau menerapkan

gagasannya sendiri.

c. Menanamkan kesadaran belajar dan menggunakan strategi belajarnya sendiri.

Teori konstruktivisme menurut Rifa’i dan Anni (2011:138) menetapkan

empat asumsi tentang belajar sebagai berikut:

a. Pengetahuan secara fisik dikonstuksikan oleh siswa yang terlibat secara aktif.

b. Pengetahuan secara simbolik dikonstuksikan oleh siswa yang membuat

representasi atas kegiatannya sendiri.

c. Pengetahuan secara sosial dikonstuksikan oleh siswa yang menyampaikan

maknanya kepada orang lain.

d. Pengetahuan secara teoritik dikonstuksikan oleh siswa yang mencoba

menjelaskan objek yang tidak benar-benar dipahaminya.

Berdasarkan pendapat-pendapat diatas disimpulkan bahwa belajar adalah

suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan

tingkah laku dalam bentuk pengetahuan, keterampilan, sikap, kecakapan, dan

kebiasaan dalam membentuk pribadi yang utuh sebagai hasil pengalamannya

sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan yang bersifat relatif permanen.

2.1.1.2. Ciri dan Prinsip Belajar

Setiap individu melakuan suatu proses usaha yang dilakukan untuk

memperoleh suatu perubahan yang sesuai dengan pengertian belajar, namun


18

seseorang dapat dikatakan belajar jika memiliki ciri-ciri belajar. Beberapa ciri

belajar menurut Darsono (dalam Hamdani, 2011: 22) yaitu:

a. Belajar dilakukan dengan sadar dan mempunyai tujuan. Tujuan ini digunakan

sebagai arah kegiatan, sekaligus tolok ukur keberhasilan belajar.

b. Belajar merupakan pengalaman sendiri, tidak dapat diwakilkan kepada orang

lain. Jadi, belajar bersifat individual.

c. Belajar merupakan proses interaksi antara individu dan lingkungan. Hal

berarti individu harus aktif apabila dihapadkan pada lingkungan

tertentu.Keaktifan ini dapat terwujud karena individu memiliki berbagai

potensi untuk belajar.

d. Belajar mengakibatkan terjadinya perubahan pada diri orang yang belajar.

Perubahan tersebut bersifat integral, artinya perubahan dalam aspek kognitif,

afektif, dan psikomotor yang terpisahkan satu dengan lainnya.

Adapun prinsip-prinsip belajar dalam pembelajaran adalah : 1) kesiapan

belajar; 2) perhatian; 3) motivasi; 4) keaktifan siswa; 5) mengalami sendiri; 6)

pengulangan; 7) materi pelajaran yang menantang; 8) balikan dan penguatan; 9)

perbedaan individual (Hamdani, 2011: 22).

Berdasarkan ciri dan prinsip-prinsip tersebut, proses belajar dan mengajar

bukanlah kegiatan memindahkan pengetahuan dari guru kepada siswa, tetapi suatu

kegiatan yang memungkinkan siswa merekonstruksi sendiri pengetahuannya

sehingga mampu menggunakan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari.


19

2.1.2. Hakikat Pembelajaran

Pembelajaran identik dengan kedudukan guru sebagai tutor siswa saat

kegiatan belajar mengajar. Darsono (dalam Hamdani, 2011: 23) mendefinisikan

pembelajaran sebagai cara guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

berfikir agar mengenal dan memahami sesuatu yang sedang dipelajari. Hal ini

juga selaras dengan pendapat Rusman (2011: 3) pembelajaran adalah proses

interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan

belajar.

Menurut Gagne (dalam Rifa’i dan Anni, 2011: 192) menyatakan bahwa

pembelajaran merupakan serangkaian peristiwa eksternal peserta didik yang

dirancang untuk mendukung proses internal belajar. Peristiwa belajar ini

dirancang memungkinkan peserta didik memproses informasi nyata dalam rangka

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Rusman

(2011: 1) pembelajaran merupakan suatu sitem, yang terdiri atas berbagai

komponen yang saling berhubungan satu dengan lainnya. Komponen tersebut

meliputi: 1) tujuan; 2) materi; 3) metode; dan 4) evaluasi.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut disimpulkan bahwa pembelajaran

merupakan suatu upaya untuk menciptakan suatu kondisi bagi terciptanya suatu

kegiatan belajar yang memungkinkan siswa memperoleh pengalaman belajar yang

memadai yaitu melalui interaksi siswa dengan sumber belajar.

2.1.3. Kualitas Pembelajaran

Kualitas dapat diartikan sebagai suatu mutu yang dapat dijadikan

pedoman tingkat keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan. Menurut Etzioni


20

(dalam Hamdani,2011: 194) kualitas dimaknai sebagai mutu atau keefektifan.

Secara definitif, efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam

mencapai tujuan dan sasarannya. Dari pemahaman tersebut Hamdani (2011: 194)

mengemukakan aspek-aspek efektivitas belajar, yaitu: (1) peningkatan

pengetahuan; (2) peningkatan keterampilan; (3) perubahan sikap; (4) perilaku; (5)

kemampuan adaptasi; (6) peningkatan integrasi; (7) peningkatan partisipasi; (8)

peningkatan interaksi kultural. Dalam mencapai efektivitas belajar ini, UNESCO

menetapkan empat pilar pendidikan yang harus diperkatikan secara sungguh-

sungguh oleh pengelola dunia pendidikan, yaitu: (1) belajar untuk menguasai ilmu

pengatahuan (learning to know); (2) belajar untuk menguasai keterampilan

(learning to do); (3) belajar untuk hidup bermasyarakat (learning to live

together); (4) belajar untuk mengembangkan diri secara maksimal (learning to

be).

Kualitas pembelajaran secara operasional dapat diartikan sebagai

intensitas keterkaitan sistemik dan sinergis guru, siswa, kurikulum, dan bahan

belajar, media, fasilitas, dan sistem pembelajaran dalam menghasilkan proses dan

hasil belajar yang optimal sesuai dengan tuntutan kurikuler. (Depdiknas, 2004:7).

Jadi kualitas pembelajaran adalah tingkat pencapaian pembelajaran yang

berupa peningkatan pengetahuan dan ketrampilan serta pengembangan sikap

melalui proses pembelajaran. Pencapaian tujuan berupa peningkatan pengetahuan,

keterampilan dan pengembangan sikap melalui pembelajaran. Dengan kata lain

kualitas pembelajaran merupakan tingkat keberhasilan dalam menciptakan suatu

pembelajaran bagi peserta didik.


21

Indikator kualitas pembelajaran dapat dilihat dari pembelajaran pendidik

(guru), perilaku dan dampak belajar siswa, iklim pembelajaran, materi

pembelajaran, media pembelajaran dan sistem pembelajaran (Depdiknas, 2004:7).

Kualitas pembelajaran erat kaitannya dengan proses pembelajaran yang

melibatkan guru dan siswa.

Peneliti membatasi indikator kualitas pembelajaran yang dikaji dalam

penelitian ini, indikator tersebut mencakup keterampilan guru dalam

pembelajaran, aktivitas siswa dalam pembelajaran, dan hasil belajar siswa.

Masing-masing indikator dijabarkan sebagai berikut:

2.1.3.1. Keterampilan Guru dalam Pembelajaran

Mengajar biasanya diidentikan dengan suatu usaha untuk menciptakan

kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk

berlangsungnya proses belajar.

Djamarah (2010:99) berpendapat kedudukan guru memiliki arti penting

dalam pendidikan. Arti penting itu bertolak dari tugas guru yang cukup berat

untuk mencerdaskan anak didiknya. Hal ini menghendaki seorang guru untuk

melengkapi dirinya dengan berbagai keterampilan yang diharapkan dapat

membantu dalam menjalankan tugas guru dalam interaksi edukatif.

Keterampilan dasar mengajar merupakan suatu keterampilan yang

menuntut latihan yang terprogram untuk dapat menguasainya. Penguasaan

terhadap keterampilan ini memungkinkan guru mampu mengelola kegiatan

pembelajaran secara lebih efektif (Anitah, 2009:7.1).


22

Rusman (2011:70-80) keterampilan adalah perilaku dan kemampuan yang

memadai untuk mengembangkan siswanya secara utuh. Indikator keterampilan

dasar mengajar guru ada sembilan yaitu :

2.1.3.1.1. Keterampilan membuka pelajaran (Set Induction Skills)

Keterampilan membuka pelajaran merupakan keterampilan dasar mengajar

guru yang pertama harus dikuasai oleh guru. Membuka pelajaran adalah langkah

pertama dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Abimanyu (dalam Rusman, 2011:

81) berpendapat bahwa membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh

guru untuk menciptakan kondisi atau suasana setiap mental dan menimbulkan

perhatian siswa agar berfokus pada hal-hal yang akan di pelajari.

Kegiatan membuka pelajaran tedapat beberapa komponen yang harus

dilakukan oleh guru. Komponen membuka pelajaran menurut Usman (dalam

Rusman, 2011: 81) adalah:

a. Menarik perhatian siswa dengan gaya mengajar, penggunaan media

pembelajaran dan pola interaksi pembelajaran yang bervariasi.

b.Menimbulkan motivasi, disertai kehangatan dan keantusiasan,

menimbulkan rasa ingin tahu, dan mengemukakan ide yang bertentangan,

dan memperha- tikan minat siswa.

c. Memberi acuan melalui berbagai usaha, seperti mengemukakan

tujuan pembelajaran dan batas-batas tugas, menyarankan langkah-langkah

yang akan dilakukan, mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas dan

mengajukan beberapa pertanyaan.

d. Memberikan apersepsi (memberikan kaitan antara materi sebelumnya


23

dengan materi yang akan dipelajari), sehingga materi yang dipelajari

merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak terpisah-pisah.

Keterampilan membuka pelajaran adalah kegiatan guru dalam

menyiapkan siswa baik secara fisik maupun mental agar dapat terpusat pada apa

yang akan dipelajari sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

2.1.3.1.2. Keterampilan Bertanya (Questioning Skills)

Memunculkan aktualisasi diri siswa dapat dilakukan dengan berbagai cara,

salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan cara bertanya. Untuk itu guru

harus mampu memfasilitasi kemampuan bertanya untuk digunakan dalam

kegiatan pembelajaran, karena bertanya pertanyaan yang tersusun dengan baik

dan teknik melontarkan pertanyaan yang tepat akan memberikan dampak positif

terhadap aktivitas dan kreativitas siswa.

Keterampilan bertanya adalah kegiatan yang dilakukan guru dalam

memberikan pertanyaan kepada siswa sebagai bentuk interaksi dalam

pembelajaran dan mengharapkan adanya umpan balik.

Hal ini selaras dengan pendapat John I Bolla (dalam Rusman, 2011: 82)

dalam proses pembelajaran setiap pertanyaan, baik berupa kalimat tanya atau

suruhan yang menuntut respon siswaperlu dilakukan, agar siswa memperoleh

pengetahuan, dan meningkatkan kemampuan berfikir.

Kegiatan tanya jawab harus dilakukan secara tepat, berkenaan dengan

memberikan pertanyaan yang baik menurut Usman (dalam Rusman, 2011: 82)

adalah:

a. Jelas dan mudah dimengerti oleh siswa.


24

b. Berisi informasi yang cukup agar siswa bisa menjawab pertanyaan.

c. Difokuskan pada suatu masalah atau tugas tertentu.

d. Berisikan waktu yang cukup kepada siswa untuk berpikir sebelum

menjawab pertanyaan.

e. Berikan pertanyaan kepada seluruh siswa secara merata.

f. Berikan respons yang ramah dan menyenangkan sehingga timbul keberanian

siswa untuk menjawab dan bertanya.

g. Tuntunlah jawaban siswa sehingga mereka dapat menemukan sendiri

jawaban yang benar.

2.1.3.1.3. Keterampilan Memberi Penguatan (Reinforcement Skills)

Penguatan adalah penghargaan yang diberikan oleh guru atas setiap

aktivitas positif yang dilakukan siswa selama pembelajaran. Penguatan

merupakan respon positif yang dilakukan guru atas perilaku positif yang dicapai

peserta didik dalam proses belajarnya dengan tujuan untuk mempertahankankan

meningkatkan perilaku tersebut. Menurut Rusman (2014 : 85) ada empat cara

dalam memberikan penguatan dalam proses pembelajaran yaitu sebagai berikut:

a. Pengutan kepada pribadi tertentu. Penguatan harus jelas diberikan kepada

siapa yang ditujukan, yaitu dengan cara menyebutkan namanya.

b. Penguatan dengan kelompok siswa. Caranya dengan memberikan

penghargaan kepada kelompok siswa yang dapat menyelesaikan tugas

dengan baik.

c. Pemberian penguatan dengan cara segera. Penguatan sebaiknya

diberikan sesegera mungkin setelah memunculkan tingkah laku/respon


25

siswa yang diharapkan. Penguatan yang ditunda cenderung kurang efektif.

d. Variasi dalam penggunaan. Jenis pengutan yang diberikan

hendaknya bervariasi, tidak terbatas pada satu jenis saja karena akan

menimbulkan kebosanan dan lama kelamaan akan kurang efektif.

2.1.3.1.4. Keterampilan mengadakan variasi (Variation Skills)

Penggunaan variasi dalam pembelajaran ditujukan untuk mengatasi

kejenuhan dan kebosanan siswa karena pembelajaran yang monoton. Dengan

mengadakan variasi dalam kegiatan pembelajaran diharapkan pembelajaran lebih

bermakna dan optimal, sehingga siswa senantiasa menunjukkan ketekunan,

antusiasme serta penuh partisipasi dalam kegiatan pembelajaran.

Tujuan dan manfaat keterampilan variasi (variation skills) menurut

(Rusman, 2011:86) adalah untuk :

a. Menimbulkan dan menungkatkan partisipasi siswa kepada aspek-aspek

pembelajaran yang relevan dan lebih bervariasi.

b. Memberikan kesempatan berkembangnya bakat yang dimiliki siswa.

c. Memupuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan sekolah dengan

berbagai cara mengajar yang lebih hidup dan lingkungan belajar yang lebih

baik.

d. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh cara menerima

pelajaran yang disenangi.

Ada tiga prinsip penggunaan keterampilan mengadakan variasi yang perlu

diperhatikan guru menurut (Rusman, 2011:86), yaitu:

a. Variasi hendaknya digunakan sesuai dengan satu maksud yang relevan


26

dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan.

b. Variasi h a r u s digunakan secara lancar dan berkesinambungan, sehingga

tidak akan merusak perhatian siswa dan tidak mengganggu kegiatan

pembelajaran.

c. Variasi direncanakan secara baik dan eksplisit dicantumkan dalam Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP).

Variasi pengajaran adalah pengeloaan kegiatan pembelajaran

secara menarik dengan tujuan agar siswa bisa nyaman dalam pembelajaran

sehingga dapat tercapai tujuan pembelajaran.

2.1.3.1.5. Keterampilan menjelaskan (Explaining Skills)

Menjelaskan adalah menuturkan secara lisan mengenai suatu bahan

pelajaran, secara sistematis dan terencana sehingga siswa mudah memahami

pelajaran yang disampaikan. Keterampilan menjelaskan dalam pembelajaran

adalah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasi secara sistematis untuk

menunjukkan adanya hubungan satu dengan yang lainnya.

Prinsip-prinsip keterampilan menjelaskan menurut Rusman (2011: 88), yaitu:

a. Keterkaitan dengan tujuan. Apa pun yang dilakukan guru dalam

menjelaskan materi pelajaran harus bermuara pada pencapaian tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan.

b. Relevan antara penjelasan dengan materi dan karakteristik siswa.

c. Kebermaknaan, apapun yang dijelaskan guru harus bermakna bagi siswa

baik untuk masa sekarang ataupun masa yang akan datang.

d. Dinamis. Agar penjelasan lebih menarik, guru dapat memadukannya


27

dengan tanya jawab, atau menggunakan media pembelajaran.

e. Penjelasan dilakukan dalam kegiatan pendahuluan, inti, dan kegiatan

penutup.

2.1.3.1.6. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil

Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil adalah salah satu cara

yang dapat dilakukan untuk memfasilitasi sistem pembelajaran yang dibutuhkan

oleh siswa secara kelompok (Rusman, 2011: 89).

Ada beberapa komponen yang perlu dikuasi guru dalam membimbing

diskusi kelompok, komponen-komponen tersebut (Rusman, 2011: 89) yaitu:

a. Memusatkan perhatian siswa pada tujuan dan topik diskusi dengan

cara merumuskan tujuan dan topik yang akan dibahas pada awal diskusi.

b. Memperjelas masalah untuk menghindari kesalahpahaman.

c. Menganalisis pandangan siswa.

d. Meningkatkan urunan siswa dengan cara mengajukan pertanyaan-

pertanyaan yang menentang.

e. Memberikan kesempatan untuk berpartisipasi.

f. Menutup diskusi, yaitu membuat rangkuman hasil diskusi.

g. Hal-hal yang perlu dihindarkan adalah dominasi/monopoli dalam diskusi.

2.1.3.1.7. Keterampilan mengelola kelas

Menurut Usman (dalam Rusman, 2011: 90) pengelolaan kelas adalah

keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang

optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses pembelajaran,

seperti penghentian perilaku siswa yang memindahkan perhatian kelas,


28

memberikan penghargaan bagi siswa yang tepat waktu dalam menyelesaikan

tugas atau penetapan norma kelompok yang produktif.

Untuk lebih memaksimalkan pengelolaan kelas diperlukan beberapa

komponen dalam mengelola kelas (Rusman, 2011: 90). Komponen-komponen

tersebut yaitu:

a. Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan

kondisi belajar yang optimal, seperti menunjukan sikap tanggap,

memberikan perhatian, memusatkan perhatian kelompok, menegur bila

siswa melakukan tindakan yang menyimpang.

b. Keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar

yang optimal, yaitu berkaitan dengan respon guru terhadap gangguan

siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat melakukan

tindakan remedial untuk untuk mengembalikan kondisi belajar yang

optimal.

2.1.3.1.8. Keterampilan pembelajaran perseorangan

Keterampilan pembelajaran perseorangan adalah semua aktivitas guru

dalam melayani kebutuhan belajar dan memfasilitasi siswa secara individual

dalam kegiatan belajar mengajar.

Pembelajaran individual adalah pembelajaran yang paling humanis untuk

memenuhi kebutuhan dan interes siswa. Guru dapat melakukan variasi,

bimbingan, dan penggunaan media pembelajaran dalam rangka memberikan

sentuhan kebutuhan individual. Pembelajaran ini terjadi bila jumlah siswa yang

dihadapi oleh guru jumlahnya terbatas, yaitu antara dua sampai delapan orang
29

untuk kelompok kecil, dan seorang untuk perseorangan (Rusman, 2011: 91).

Komponen yang perlu dikuasai guru berkaitan dengan pembelajaran

perseorangan (Rusman, 2011: 91) adalah sebagai berikut:

a. Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi.

b. Keterampilan mengorganisasi.

c. Keterampilan membimbing dan memudahkan belajar, yaitu memungkinkan

guru untuk membantu siswa untuk maju tanpa mengalami frustasi.

d. Keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran,

mencakup: membantu siswa menetapkan tujuan pembelajaran; dan

menstimulasi siswa untuk mencapai tujuan tersebut, merencanakan

kegiatan pembelajaran bersama siswa yang mencakup kriteria

keberhasilan, langkah-langkah kegiatan pembelajaran, waktu serta kondisi

belajar, bertindak sebagai supervisor, dan membantu siswa menilai

pencapaiannya sendiri.

2.1.3.1.9. Keterampilan menutup pelajaran (Closure Skills)

Keterampilan menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh

guru untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran. Kegiatan ini dimaksudkan untuk

memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari oleh siswa,

mengetahui tingkat keberhasilan guru dalam proses pembelajaran. (Rusman,

2011:92).

Komponen menutup pelajaran menurut Usman (dalam Rusman, 2011: 92)

adalah sebagai berikut :

a. Meninjau kembali penguasaan materi pokok dengan merangkum atau


30

menyimpulkan hasil pembelajaran.

b. Melakukan evaluasi antara lain dengan cara mendemonstrasikan

keterampilan, mengaplikasikan ide baru pada situasi lain, mengeksplorasi

pendapat siswa sendiri, dan memberikan soal-soal tertulis.

Berdasarkan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 (dalam Rusman, 2011:92)

kegiatan yang harus dilakukan oleh guru dalam menutup pembelajaran adalah

sebagai berikut:

a. Bersama-sama dengan siswa dan/atau sendiri membuat kesimpulan

pembelajaran.

b. Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang telah

dilaksanakan secara konsisten dan terpogram.

c. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran

d. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran

remedial, pengayaan, layanan bimbingan, memberikan tugas baik individu

maupun kelompok.

e. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan

mengajar guru merupakan seperangkat kemampuan guru dalam membimbing

aktivitas belajar siswa.

Guru hendaknya harus dapat menguasai ketrampilan mengajar dan

menerapkannya dalam kegiatan pembelajarannya. Serta dapat menerapkan variasi

model pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik siswa. Uraian

keterampilan guru diatas menunjukkan bahwa keterampilan guru akan memiliki


31

peran yang besar dalam tercapainya pembelajaran yang optimal.

Pada penelitian ini indikator keterampilan guru (dalam Rusman, 2011:81-

92) dalam melaksanakan pembelajaran PKn dengan menggunakan model

pembelajaran Make a Match dengan media audio-visual meliputi :

(1) Keterampilan membuka pelajaran (Set Induction Skills)

(2) Keterampilan bertanya (Questioning Skills)

(3) Keterampilan memberikan penguatan (Reinforcement Skills)

(4) Keterampilan mengadakan variasi (Variation Skills)

(5) Keterampilan menjelaskan (Explaining Skills)

(6) Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil.

(7) Keterampilan mengelola kelas.

(8) Keterampilan pembelajaran perseorangan.

(9) Keterampilan menutup pelajaran (Closure Skills)

2.1.3.2. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran

Pada prinsipnya belajar adalah berbuat. Tidak ada belajar kalau tidak ada

aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat

penting di dalam interaksi belajar-mengajar (Sardiman, 2011: 95).

Menurut Montessori dalam Sardiman (2011: 96) juga menegaskan bahwa

anak-anak memiliki tenaga-tenaga untuk berkembang sendiri, membentuk sendiri.

Pendidik akan berperan sebagai pembimbing dan mengamati bagaimana

perkembangan anak-anak didiknya.

Pernyataan Montessori (dalam Sardiman, 2011: 96) ini memberikan

petunjuk bahwa yang banyak melakukan aktivitas di dalam pembentukan diri


32

adalah anak itu sendiri, sedang pendidik memberikan bimbingan dan

merencanakan segala kegiatan yang akan diperbuat oleh anak didik.

Paul B.Diedrich (dalam Sardiman, 2011: 101) membuat suatu daftar yang

berisi 177 macam kegiatan siswa antara lain dapat digolongkan sebagai berikut :

a. Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya membaca,

memerhatikan gambar/video demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.

b. Oral activities, seperti : menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi

saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.

c. Listening activities, sebagai contoh mendengarkan : uraian, percakapan,

diskusi, musik, dan pidato).

d. Writing activities, seperti misalnya : menulis cerita, karangan, laporan,

angket, menyalin

e. Drawing activities, misalnya menggambar, membuat grafik, peta, diagram.

f. Motor activities, yang termasuk di daalamnya antara lain : melakukan

percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun,

beternak.

g. Mental activities, sebagai contoh misalnya : menanggapi, mengingat,

memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan.

h. Emotional Activities, seperti misalnya menaruh minat, merasa bosan,

gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, dan gugup.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan aktivitas belajar siswa adalah

segala sesuatu yang dilakukan siswa baik secara fisik maupun mental yang

dilaksanakan pada saat kegiatan belajar mengajar dalam melakukan interaksi


33

dengan teman, guru, dan lingkungan belajarnya sehingga menimbulkan perubahan

perilaku pada diri siswa. Pada penelitian ini indikator aktivitas siswa dalam

melaksanakan pembelajaran PKn dengan menggunakan model pembelajaran

Make a Match dengan media-audio visual meliputi : (1) Visual activities; (2) Oral

activities; (3) Listening activities; (4) Writing activities; (5) Mental activities; (6)

Emotional activities.

2.1.3.3. Hasil Belajar

Pengertian hasil belajar menurut Rifa’i dan Anni (2011: 85) hasil belajar

merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami

aktivitas belajar.

Menurut Rifa’i dan Anni (2011: 86) dalam kegiatan belajar, tujuan yang

harus dicapai oleh setiap individu dalam belajar memiliki beberapa peranan

penting, yaitu :

1. Memberikan arah pada kegiatan peserta didik.

2. Untuk mengetahui kemampuan belajar dan perlu tidaknya pemberian

peserta didikan pembinaan bagi peserta didik (remidial teaching).

3. Sebagai bahan komunikasi.

Benyamin S. Bloom (dalam Rifa’i dan Anni, 2011: 86) menyampaikan

tiga taksonomi yang disebut dengan ranah belajar, yaitu : (1) ranah kognitif

(cognitive domain), (2) ranah afektif (affective domain), dan (3) ranah psikomotor

(pyschomotoric domain).

(1) Ranah kognitif berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan

dan kemahiran intelektual. Ranah kognitif mencakup kategori


34

pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan penilaian.

(2) Ranah afektif berkaitan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai. Kategori

tujuannya mencerminkan hierarkhi yang bertentangan dari keinginan

untuk menerima sampai dengan pembentukan pola hidup. Kategori tujuan

peserta didik afektif adalah penerimaan, penanggapan, penilaian,

pengorganisasian, dan pembentukan pola hidup.

(3) Ranah psikomotorik berkaitan dengan kemampuan fisik seperti

keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek, dan koordinasi syaraf.

Kategori jenis perilaku untuk ranah psikomotorik menurut Elizabeth

Simpson dalam Rifa’i dan Anni (2011: 89) adalah persepsi, kesiapan,

gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan komplekspenyesuaian, dan

kreativitas.

Menurut Hamdani (2011: 303) dalam pelaksanaan penilaian hasil belajar,

guru harus memperhatikan prinsip-prinsip penilaian, yaitu:

a. Valid, penilaian hasil belajar harus mengukur pencapaian kompetensi

yang ditetapkan dalam standar isi (standar kompetensi dan kompetensi

dasar) dan standar kompetensi lulusan.

b. Objektif, penilaian hasil belajar siswa hendaknya tidak dipengaruhi oleh

subjektivitas penilai, perbedaan latar belakang agama, sosial-

ekonomi, budaya, bahasa, gender, dan hubungan emosional.

c. Transparan, penilaian hasil belajar harus dapat diketahui oleh semua

pihak yang berkepentingan.

d. Adil, penilaian hasil belajar tidak menguntungkan atau merugikan siswa.


35

e. Terpadu, penilaian hasil belajar merupakan salah satu komponen yang

tidak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.

f. Menyeluruh dan berkesinambungan, penilaian hasil belajar mencakup

semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik

penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan siswa.

g. Bermakna, penilaian hasil belajar hendaknya mudah dipahami,

mempunyai arti, bermanfaat, dan dapat ditindaklanjuti oleh semua pihak.

h. Sistematis, penilaian hasil belajar dilakukan secara berencana dan

bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku.

i. Akuntabel, penilaian hasil belajar dapat dipertanggungjawabkan, baik

dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.

j. Beracuan kriteria, penilaian hasil belajar didasarkan pada ukuran pencapaian

kompetensi yang telah ditetapkan.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

merupakan suatu perubahan pada diri individu yang dapat di lihat dari tiga aspek,

yaitu kognitif, afektif, serta psikomotorik. Dilihat dari aspek kognitif, peneliti

akan mengolah data berupa hasil tes yang telah dilakukan oleh siswa sehingga

akan diperoleh data berupa skor atau nilai dari masing-masing siswa. Sedangkan

untuk penilaian aspek afektif dan psikomotorik dapat di lihat selama proses

pembelajaran berlangsung dan dituliskan dalam lembar catatan lapangan. Pada

penelitian ini, peneliti membatasi pembahasan dan analisis hasil belajar hanya

pada ranah kognitif.


36

Indikator hasil belajar siswa dalam pembelajaran menggunakan model

Make a Match dengan media audio-visual antara lain :

1) Menjelaskan pengertian kebudayaan daerah sebagai akar kebudayaan

nasional.

2) Mengidentifikasi kebudayaan nasional berdasarkan daerah asal.

3) Mengelompokkan keanekaragaman budaya.

4) Menjelaskan pengertian kebudayaan Indonesia.

5) Menyebutkan lima contoh kebudayaan Indonesia.

6) Mengidentifikasi kebudayaan Indonesia berdasarkan jenisnya.

7) Menjelaskan misi kebudayaan Internasional.

8) Menjelaskan manfaat kebudayaan Indonesia yang pernah tampil dalam

misi kebudayaan Internasional.

9) Mengidentifikasi kebudayaan Indonesia yang pernah tampil dalam misi

kebudayaan Internasional.

2.1.4. Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan

Hakikat pendidikan kewarganegaraan dalam penelitian ini membahas

tentang pengertian pendidikan kewarganegaraan, ruang lingkup pendidikan

kewarganegaraan, tujuan pendidikan kewarganegaraan, dan pembelajaran PKn di

SD.

2.1.4.1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan

Berdasarkan Permendiknas No. 22 tahun 2006 (dalam Winarno, 2014:18)

Pendidikan Kewarganegaraan mempunyai arti sebagai mata pelajaran yang

memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu


37

melaksanakan hak dan kewajibanya untuk menjadi warga negara yang cerdas,

terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

Pendidikan kewarganegaraan sebagai mata pelajaran tidak sekedar

memiliki misi mengembangkan semangat kebangsaan dan cinta tanah air

(penjelasan Pasal 37), tetapi juga suatu prgram pendidikan yang berperan dalam

mencapai salah satu tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dab bertakwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan

menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Pasal 3) (dalam

Winarno, 2014:20)

Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendidikan

kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang dirancang untuk membentuk

peserta didik yang cerdas, terampil, berkarakter, serta memahami hak-hak dan

kewajibannya, sehingga dapat melaksanakan dan menerapkannya dalam

kehidupan sehari-hari sesuai dengan yang diamanatkan oleh Pancasila dan

UUD 1945. Selain mengembangkan semangat kebangsaan dan cinta tanah air juga

bertugas mengembangkan warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

2.1.4.2. Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan

Ruang lingkup PKn diakui memang lebih luas, karena memberi wawasan

global sesuai dengan segala aspeknya, namun sangat sedikit menyentuh

pendidikan karakter. Hasil kajian kurikulum dari Pusat Kurikulum (2007)

terhadap PKn sekolah (dalam Winarno, 2014 : 35) menemukan hal-hal sebagai

berikut :
38

a. Berdasarkan ranah kompetensi terdapat ketidakseimbangan ranah

kompetensi PKn sebagai muatan KD untuk tisp-tiap SK baik di SD,

SMP, maupun SMA.

b. Adanya tumpang tindih / overlap antar KD/ SK pada kelas yang berbeda

atau dengan mata pelajaran lain.

c. Adanya cakupan KD yang lebih luas dari SK.

d. Ditemukan adanya istilah yang tidak benar secara konsep keilmuan, X

SMA.

e. Ada rumusan KD yang dianggap terlalu berat atau terlalu untuk ukuran

siswa, baik untuk SD, SMP, maupun SMA.

Temuan lain menyatakan bahwa Pancasila sebagai visi ideal

kewrganegaraan Indonesia belum sepenuhnya adopsi dalam muatan

PKn. Dengan memasukkan Pancasila sebagai salah satu ruang lingkup

PKn justru menjadikan Pancasila belum sebagai ”inti” nya PKn.

Seharusnya Pancasila sebagai substansi kajian menjadi ”inti” bagi

ketujuh ruang lingkup lainnya atau ia akan menyeraambahi atau

mewarnai isi dalam setiap materi PKn. Hal ini sejalan dengan pendapat

bahwa inti (core) dari Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia adalah

Pendidikan Pancasila (Puskur, 2007) (dalam Winarno, 2014 : 36).

2.1.4.3. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang digunakan

sebagai wahana untuk memfokuskan pada pembentukan warga negara yang

mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral, serta membentuk warga
39

negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh pancasila

dan UUD 1945.

Menurut Winarno (2014 : 19) Mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai

berikut:

a. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu

kewarganegaraan.

b. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara

cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti-

korupsi.

c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan

karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan

bangsa-bangsa lainnya.

d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia

secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi.

Pada intinya Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk membentuk

warga negara yang baik, kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu

kewarganegaraan serta menanamkan kesadaran akan pentingnya berpartisipasi

secara aktif dan bertanggung jawab dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara.
40

2.1.4.4. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah Dasar

Ruang lingkup Pkn sekolah sama dari mulai SD, SMP, dan SMA.

Pembedanya adalah pada penjabaran yang ditekankan, kedalaman, dan keluasan

rung lingkup itu disesuaikan dengan tingkat sekolah. Perwujudan selanjutnya

adalah pada msing-masing Standar Kometensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)

yang ada. Rumusan SK-KD sesungguhnya secara implisit telah menampilkan

ruang lingkup materi ajar apa yang hendak dibelajarkan dan ranah belajar yang

mana yang hendak dibelajarkan. (Winarno, 2014:30)

Tabel 2.1. Pemetaan Ruang Lingkup dan Materi Belajar PKn di SD


No. Ruang Lingkup Materi
1. Persatuan dan kesatuan Hidup rukun dalam perbedaan
bangsa Cinta lingkungan
Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia
Sumpah Pemuda
Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
2. Norma, hukum, dan Tertib dalam kehidupan keluarga
peraturan Tata tertib di sekolah
Norma yang berlaku di masyarakat
Peraturan-peraturan daerah
3. Hak asasi manusia Hak dan kewajiban anak
Hak dan kewajiban anggota masyarakat
4. Kebutuhan warga Hidup gotong royong
Negara Harga diri sebagai warga masyarakat
Kebebasan berorganisasi
Menghargai keputusan bersama
5. Konstitusi Negara -
6. Kekuasaan dan politik Pemerintahan desa dan kecamatan
Pemerintahan daerah
Pemerintahan pusat
7. Pancasila Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara
Pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari
8. Globalisasi Globalisasi di lingkungannya
Politik luar negeri Indonesia di era Globalisasi
Sumber: Permendiknas No. 22 Tahun 2006 (dalam Winarno,2014:30)
41

Materi dalam penelitian ini adalah Globalisasi dengan memilih salah satu

Kompetensi Dasar yang terdiri dari indikator-indikator pencapaian yang akan

disajikan kepada siswa kelas IVA SDN Tambakaji 01 Kota Semarang.

2.1.5. Model Pembelajaran Kooperatif

2.1.5.1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar siswa

dalam kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dirumuskan.

(Hamdami, 2011 : 30)

Tidak jauh berbeda dengan pengertian di atas, H. Karli dan

Yuliariatiningsih, M.S. (dalam Hamdani, 2011: 165) berpendapat bahwa

pembalajaran kooperatif adalah suatu strategi belajar mengajar yang menekankan

pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama

dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua

orang atau lebih. Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan

lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling

berdiskusi dengan temannya (Trianto, 2013: 56).

Eggen dan Kauchak, (dalam Trianto, 2013 : 58) juga berpendapat

bahwa pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran

yang melibatkan siswa bekerja secara kolaborasi untuk mencapai tujuan

bersama. Apabila diperhatikan secara seksama, maka pembelajaran

kooperatif ini mempunyai ciri-ciri tertentu dibandingkan dengan model lainnya.

Arends (dalam Trianto, 2013: 65) menyatakan bahwa pelajaran yang

menggunakan pembelajaran kooperatif memiliki cirri-ciri sebagai berikut:


42

a. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan

materi belajar.

b. Kelompok dibentuk dari siswa yang mempunyai kemampuan tinggi,

sedang, dan rendah.

c. Bila memungkinkan, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku,

jenis kelamin yang beragam.

d. Penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok dari pada individu

Berdasarkan uraian tentang pembelajaran kooperatif ini, dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tersebut memerlukan kerjasama antar

siswa dan saling ketergantungan dalam struktur pencapaian tugas, tujuan, dan

penghargaan. Keberhasilan pembelajaran ini tergantung dari keberhasilan masing-

masing individu dalam kelompok, di mana keberhasilan tersebut sangat berarti

untuk mencapai suatu tujuan yang positif dalam belajar kelompok.

2.1.5.2. Manfaat Pembelajaran Kooperatif

Zamroni (dalam Trianto, 2013 : 57) mengemukakan bahwa manfaat

penerapan belajar kooperatif adalah dapat mengurangi kesenjangan pendidikan

khususnya dalam wujud input pada level individual. Di samping itu, belajar

kooperatif dapat mengembangkan solidaritas sosial di kalangan siswa. Dengan

belajar kooperatif, diharapkan kelak akan muncul generasi baru yang memiliki

prestasi akademik yang cemerlang dan memiliki solidaritas yang kuat.


43

Tabel 2.2 Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif dengan


Kelompok Belajar Konvensional Menurut Killen (dalam Trianto, 2013 : 58)
Kelompok Belajar Kooperatif Kelompok Belajar Konvensional
Adanya saling ketergantungan positif, saling Guru sering membiarkan adanya
membantu, dan saling memberikan motivasi siswa yang mendominasi kelompok
sehingga ada interaksi promotif. atau menggantungkan diri pada
kelompok.
Adanya akuntabilitas individual yang Akuntabilitas individual sering
mengukur penguasaan materi pelajaran tiap diabaikan sehingga tugas-tugas
anggota kelompok, dan kelompok diberi sering diborong oleh salah seorang
umpan balik tentang hasil belajar para anggota kelompok sedangkan
anggotanya sehingga dapat sling anggota kelompok lainnya hanya
mengetahui siapa yang memerlukan bantuan ”mendompleng” keberhasilan
dan siapa yang dapat memberikan bantuan. ”pemborong”.
Kelompok belajar heterogen, baik dalam Kelompok belajar biasanya
kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, homogen.
etnik, dan sebagainya sehingga dapat saling
mengetahui siapa yang memerlukan bantuan
dan siapa yang memberikan bantuan.
Pimpinan kelompok dipilih secara Pemimpin kelompok sering
demokratis atau bergilir untuk memberikan ditentukan oleh guru atau
pengalaman memimpin bagi para anggota kelompok dibiarkan untuk memilih
kelompok. pemimpinnya dengan cara masing-
masing.
Keterampilan sosial yang diperlukan dalam Keterampilan sosial sering tidak
kerja gotong royong seperti kepemimpinan, secara langsung diajarkan.
kemampuan berkomunikasi, memercayai
orang lain, dan mengelola konflik secara
langsung diajarkan.
Pada saat belajar kooperatif sedang Pemantauan melalui observasi dan
berlangsung guru terus melakukan intervensi sering tidak dilakukan
pemantauan melalui observasi dan oleh guru pada saat belajar
melakukan intervensi jika terjadi masalah kelompok sedang berlangsung.
dalam kerja sama antar-anggota kelompok.
Guru memerhatikan secara proses kelompok Guru sering tidak memerhatikan
yang terjadi dalam kelompok- kelompok proses kelompok yang terjadi
belajar. dalam kelompok- kelompok
belajar.
Penekanan tidak hanya pada penyelesaian Penekanan sering hanya pada
tugas tetapi juga hubungan interpersonal penyelesaian tugas.
(hubungan antar pribadi yang saling
menghargai).
44

2.1.5.3. Beberapa Variasi Model Pembelajaran Kooperatif

Terdapat beberapa variasi dari model pembelajaran kooperatif.

Setidaknya terdapat empat pendekatan yang seharusnya merupakan bagian

dari kumpulan strategi guru dalam menerapkan model pembelajaran

kooperatif. Yaitu : Make a Match, STAD, JIGSAW, Investigasi Kelompok

(Teams Games Tournaments atau TGT), dan pendekatan struktural yang meliputi

Think Pair Share (TPS) dan Numbered Head Together (NHT). (Trianto, 2013 :

67)

Dapat dilihat bahwa ada beberapa variasi model pembelajaran kooperatif

yang telah kita kenal. Dalam penelitian ini, berdasarkan akar penyebab masalah

yang ada, peneliti telah memilih model pembelajaran Make a Match dengan

media audio-visual yang digunakan dalam penelitian pada siswa kelas IVA SDN

Tambakaji 01 Kota Semarang.

2.1.6. Model Pembelajaran Make a Match

2.1.6.1. Pengertian Model Pembelajaran Make a Match

Model pembelajaran merupakan gambaran tahap-tahap pembelajaran

dikelas dari awal sampai akhir yang harus dicermati oleh guru. Model

pembelajaran merupakan cara atau teknik yang digunakan guru dalam proses

pembelajaran dan digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam

penelitian ini peneliti membahas tentang model pembebelajaran Make a Match.

Model pembelajaran kooperatif tipe mencari pasangan (Make a Match)

menurut Curran adalah kegiatan siswa untuk mencari pasangan kartu yang

merupakan jawaban soal sebelum batas waktunya, siswa yang dapat mencocokkan
45

kartunya akan diberi point dan yang tidak berhasil mencocokkan kartunya akan

diberi hukuman sesuai dengan yang telah disepakati bersama. Model ini

dikembangkan oleh Curran (Depdiknas, 2005). Salah satu keunggulan tehnik ini

adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik,

dalam suasana yang menyenangkan. Dengan menggunakan model ini, siswa akan

lebih tertarik mengikuti pembelajaran, karena pembelajaran tersebut dilakukan

sambil bermain sesuai karakteristik siswa yang sangat tertarik dengan permainan

sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai.

2.1.6.2. Langkah – Langkah Model Pembelajaran Make a Match

Setiap model pembelajaran memiliki langkah-langkah yang berbeda yang

dilakukan dalan upaya mewujudkan tujuan pembelajaran. Menurut Curran (dalam

Rusman, 2011: 223) langkah-langkah pembelajaran menggunakan model

pembelajaran Make a Match adalah sebagai berikut:

1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep/topik

yang cocok untuk sesi review (satu sisi kartu berupa kartu soal dan

sisi sebaliknya berupa kartu jawaban).

2. Setiap siswa mendapat satu kartu dan memikirkan jawaban atau soal dari

kartu yang dipegang.

3. Siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan

kartunya (kartu soal/kartu jawaban).

4. Siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu

diberi poin.

5. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu
46

yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.

6. Kesimpulan.

2.1.6.3. Kelebihan Model Pembelajaran Make a Match

Kelebihan model pembelajaran Make a Match (Huda, 2014 : 253)

sebagai berikut:

a. Dapat meningatkan aktivitas belajar siswa, baik secara kognitif maupun

fisik.

b. Karena ada unsur permainan, metode ini menyenangkan.

c. Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari dan dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa.

d . Efektif sebagai sarana melatih keberanian siswa untuk tampil

mencocokkan jawaban dengan pasangannya.

e. Efektif melatih kedisiplinan siswa menghargai waktu untuk belajar.

2.1.6.4. Kekurangan model pembelajaran Make a Match:

Kekurangan Model Pembelajaran Make a Match (Huda, 2014 : 253)

sebagai berikut :

a. Jika strategi ini tidak dipersiapkan dengan baik, akan banyak waktu yang

terbuang.

b. Pada awal-awal penerapan metode, banyak siswa yang malu berpasangan

dengan lawan jenisnya.

c. Jika guru tidak mengarahkan siswa dengan baik, akan banyak siswa yang

kurang memperhatikan pada saat presentasi pasangan.

d. Guru harus hati-hati dan bijaksana saat memberi hukuman pada siswa yang
47

tidak mendapat pasangan, karena mereka bisa malu.

e. Menggunakan metode ini secara terus menerus akan menimbulkan

kebosanan.

Solusi untuk mengatasi kekurangan penerapan model pembelajaran Make

a Match dalam pembelajaran berkaitan langsung dengan peran guru sebagai

fasilitator, dimana dalam penerapan model ini siswa dibagi dalam 2 kelompok

yaitu kelompok pembawa kartu pertanyaan dan pembawa kartu jawaban.

Koordinasi siswa dengan siswa dan guru dengan siswa harus terjalin dengan baik

untuk memulai pembelajaran secara kondusif. Pengendalian suasana kelas juga

menjadi perhatian tersendiri bagi guru, karena kemungkinan akan menimbulkan

sedikit masalah, biasanya terjadi pada saat siswa mencari pasangan kartunya. Pada

kondisi ini siswa akan berpencar dari satu tempat ke tempat lain untuk

menemukan pasangan kartunya. Selain itu manajemen waktu harus dilakukan

dengan baik oleh guru sehingga tidak ada waktu yang terbuang, dan apabila

terdapat siswa yang tidak menemukan pasangannya maka guru berhak

memberikan hukuman, namun hukuman yang bersifat mendidik. Sebaiknya guru

tidak menggunakan model pembelajaran Make a Match ini secara terus menerus

karena akan menimbulkan kebosanan pada siswa, maka guru dituntut untuk lebih

kreatif dalam mengembangkan model pembelajaran yang inovatif di kelas.

2.1.7. Media Pembelajaran Audio-Visual

2.1.7.1. Pengertian Media Pembelajaran

Media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang

mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang


48

siswa untuk belajar. Adapun media pembelajaran adalah media yang membawa

pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung

maksud-maksud pengajaran (Hamdani, 2011: 243).

Selain itu, Arsyad (2013 : 2) juga berpendapat bahwa media adalah

bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya

tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada

khususnya.

Kriteria yang paling utama dalam pemilihan media adalah sesuai dengan

tujuan pembelajaran atau Sanjaya (dalam Hamdani, 2011 : 257) mengungkapkan

pertimbangan lain dalam memilih media pembelajaranyang tepat, yaitu dengan

menggunakan kata ACTION (acces, cost, technology, interactivity, organization,

novelty).

a. Acces, artinya kemudahan akses menjadi pertimbangan pertama

dalam pemilihan media.

b. Cost, artinya pertmbangan biaya. Biaya yang dikeluarkan untuk

penggunaan suatu media harus seimbang dengan manfaatnya.

c. Technology, artinya ketersediaan teknologinya dan kemudahan

dalam penggunaannya.

d. Interactivity, artinya mampu menghindarkan komunikasi dua arah

atau interaktivitas.

e. Organization, artinya dukungan organisasi atau lembaga dan

cara pengorganisasiannya.

f. Novelty, artinya aspek kebaruan dari media yang dipilih. Media yang
49

lebih baru biasanya lebih menarik.

Dari beberapa pengertian di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa

media pembelajaran merupakan alat yang digunakan untuk mempermudah

penyampaian materi bagi siswa. Pemilhan materi yang utama adalah dengan

memperhatikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

2.1.7.2. Pengertian Media Pembelajaran Audio Visual

Hamalik dalam Arsyad (2013:19) mengemukakan bahwa pemakaian

media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan

keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan

kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaru-pengaruh psikologi terhadap

siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan

sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi

pelajaran.

Dalam penggunaan media tentu saja terdapat prinsip-prinsip yang harus

diperhatikan, yaitu: 1) media digunakan dan diarahkan untuk mempermudah

siswa belajar dalam upaya memahami materi pelajaran; 2) media yang akan

digunakan oleh guru harus sesuai dan diarahkan untuk mencapai tujuan

pembelajaran; 3) media yang digunakan harus sesuai dengan materi pembelajaran;

4) media pembelajaran harus sesuai dengan minat, ebutuhan dn kondisi siswa; 5)

media yang akan digunakan harus memperhatikan efektivitas dan efisiensi; 6)

media yang digunakan harus sesuai dengan kmampuan guru dalam

mengoperasikannya. (Sanjaya, 2014:75)


50

Media sebagai sumber belajar diakui sebagai alat bantu auditif, visual,

dan audio-visual. Penggunaan ketiga jenis sumber belajar ini tidak sembarangan,

tetapi harus disesuaikan dengan perumusan tujuan instruksional, dan tentu saja

dengan kompetensi guru itu sendiri, dan sebagainya.

Dilihat dari jenisnya, media dibagi ke dalam 3 jenis dalam Djamarah

(2010:124). Antara lain :

a) Media auditif. Merupakan media yang hanya mengandalkan kemampuan

suara saja, seperti radio, cassette recorder, piringan hitam. Media ini

tidak cocok untuk orang tuli atau memiliki kelainan dalam pendengaran.

b) Media Visual. Merupakan media yang hanya mengandalkan indera

penglihatan. Media visual ini ada yang menampilkan gambar diam

seperti film strip (film rangkai), slides (film bingkai) foto, gambar atau

lukisan, cetakan. Selain itu juga menampilkan gambar atau simbol

bergerak seperti film bisu, dan film kartun.

c) Media audio-visual. Merupakan media yang mempunyai unsur suara dan

unsur gambar. Media ini dibagi menjadi:

1. Audio-visual diam yaitu media yang menampilkan suara dan gambar

diam seperti film bingkai suara (sound slides), film rangkai suara,

dan cetak suara.

2. Audio-visual gerak yaitu media yang dapat menampilkan unsur

suara dan gambar yang bergerak seperti film suara dan video

cassette.

Pembagian lain dari media ini adalah:


51

1. Audio-visual murni, yaitu baik unsur suara maupun unsur gambar

berasal dari satu sumber seperti film video cassette.

2. Audio-visual tidak murni yaitu unsur suara dan unsur gambarnya

berasal dari sumber yang berbeda.

Peneliti dalam penelitian ini menggunakan media audio-visual

berupa slide bersuara dan video. Peneliti akan menampilkan slide

bersuara yang berisi tentang materi pembelajaran yang dipadukan dengan

gambar-gambar yang berkaitan dengan materi sebagai pengayaan, serta

video-video yang relevan dengan materi pelajaran.

Slide bersuara dan video dijelaskan lebih rinci oleh Arsyad

(2013:47) sebagai berikut:

a. Slide

Slide (film bingkai) adalah suatu program transparansi.Program ini

merupakan program visual. Namun program visual ini dapat

dikombinasikan dengan suara yang dikenal dengan slide bersuara.

Beberapa keuntungan slide bersuara ini yaitu:

1. Urutan gambar (film bingkai) dapat diubah-ubah sesuai dengan

kebutuhan.

2. Isi pelajaran yang sama yang terdapat dalam gambar-gambar film

bingkai dapat disebarkan dan digunakan di berbagai tempat secara

bersamaan.

3. Gambar pada film bingkai tertentu dapat ditayangkan lebih lama

dan dengan demikian dapat menarik perhatian dan membangun


52

persepsi siswa yang sama terhadap konsep atau pesan yang ingin

disampaikan

4. Film bingkai dapat ditayangkan pada ruangan yang masih terang

(tidak perlu benar-benar gelap)

5. Film bingkai dapat menyajikan gambar dan grafik untuk berbagai

bidang ilmu kepada kelompok atau perorangan dengan usia yang

tidak terbatas.

6. Film bingkai dapat digunakan sendiri atau digabung dengan suara

atau rekaman.

7. Film bingkai dapat menyajikan peristiwa masa lalu dan peristiwa di

tempat lain.

b. Video

Merupakan gambar-gambar dalam frame dimana frame demi frame

diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada

layar terlihat gambar itu hidup. Biasanya digunakan untuk tujuan-tujuan

hiburan, dokumentasi, dan pendidikan.

Video dapat meyajikan informasi, memaparkan proses,

menjelaskan konsep-konsep yang rumit, mengajarkan keterampilan,

menyingkat atau memperpanjang waktu, dan mempengaruhi sikap.

Keuntungan atau kelebihan dari video adalah:

1. Video dapat melengkapi pengalaman-pengalaman dasar siswa ketika

membaca, berdiskusi, berpraktik dll.


53

2. Video dapat menggambarkan suatu proses secara tepat yang dapat

disaksikan secara berulang-ulang jika dipandang perlu.

3. Disamping mendorong dan meningkatkan motivasi, video

menanamkan sikap dan segi-segi efektif lainnya.

4. Video yang mengandung nilai-nilai positif dapat mengundang

pemikiran dan pembahasan dalam kelompok siswa.

5. Video dapat menyajikan peristiwa yang berbahaya bila dilihat secara

langsung.

6. Video dapat ditunjukkan kepada kelompok besar atau kelompok

kecil, maupun perorangan.

7. Dengan kemampuan dan teknik pengambilan gambar frame demi

frame, film yang kecepatan normal memakan waktu satu minggu

dapat ditampilkan dalam satu-atau dua menit.

2.1.7.3. Kelebihan Media Audio-Visual

Menurut Sanjaya (2014:109), terdapat beberapa keuntungan penggunaan

media audio-visual dalam proses pembelajaran, diantaranya adalah:

1. Media audio-visual dapat memberikan pengalaman belajar yang

tidak mengkin dapat dipelajari secara langsung. Misalnya untuk

mempelajari materi abstrak yang tidak bisa di alami langsung oleh

siswa.

2. Media audio-visual memungkinkan belajar lebih bervariatif sehingga

dapat menambah motivasi dan gairah belajar.


54

3. Dalam batas tertentu media audio-visual dapat berfungsi sebagai

sumber belajar, yang dapat dimanfaatkan siswa untuk belajar secara

mandiri tanpa sepenuhnya tergantung pada guru.

Disimpulkan bahwa media audio-visual merupakan media pembelajaran

yang digunakan untuk menyampaikan informasi kepada siswa dalam bentuk

gambar dan suara agar mempermudah guru dalam menyampaikan materi

pelajaran kepada siswa. Menggunakan media audio-visual dalam pembelajaran

mempunyai banyak keuntungan, diantaranya yaitu untuk mempermudah

pembelajaran agar mudah diterima oleh siswa dan membuat siswa lebih mandiri

dalam belajar.

Berdasarkan kelebihan-kelebihan dan kesesuaian materi yang akan

disampaikan maka peneliti memilih media slide bersuara dan video dalam

meningkatkan kualitas pembelajaran PKn pada siswa kelas IVA di SDN

Tambakaji 01 Kota Semarang. Memperhatikan prinsip-prinsip penggunaan

media pembelajaran , media audio-visual berupa slide bersuara dan video ini

dirasa cukup relevan untuk menyampaikan materi yang akan disajikan dalam

proses pengajaran.

2.1.8. Teori Belajar yang Mendasari Pembelajaran PKn Menggunakan

Model Make a Match dengan Media Audio-Visual

Teori belajar pada dasarnya merupakan penjelasan mengenai bagaimana

terjadinya belajar atau bagaimana informasi diproses di dalam pikiran siswa itu.

Berdasarkan suatu teori belajar, diharapkan suatu pembelajaran dapat lebih

meningkatkan perolehan siswa sebagai hasil belajar. Teori belajar yang mendasari
55

pembelajaran PKn menggunakan model Make a Match dengan media audio-visual

adalah:

2.1.8.1. Teori Belajar Konstruktivistik

Menurut Trianto (2013:28) teori konstruktivistik menyatakan bahwa

siswa harus menemukan sendiri dan menstransformasikan informasi kompleks,

mengecek infomasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila

aturan-aturan itu tidak lagi sesuai. Bagi siswa agar benar-benar memahami dan

dapat menerapkan pengetahuan, mereka harus bekerja memecahkan masalah,

menemukan segala sesuatu untuk dirinya, berusaha dengan susah payah dengan

ide-ide.

Gagasan konstruktivisme mengenai pengetahuan dalam Suprijono

(2012:30) adalah sebagai berikut:

a) Pengetahuan bukanlah gambaran dunia kenyataan belaka, tetapi selalu

merupakan konstruksi kenyataan melalui kegiatan subjek.

b) Subjek membentuk skeam kognitif, kategori, konsep, dan struktur yang

perlu untuk pengetahuan.

c) Pengetahuan dibentuk dalam struktur konsep seseorang. Struktur konsep

membentuk pengetahuan jika konsep itu berlaku dalam berhadapan dengan

pengalaman-pengalaman seseorang.

Berdasarkan pandangan dari berbagai ahli di atas dapat disimpulkan teori

konstruktivistik dianggap teori yang mendasari pembelajaran menggunakan model

Make a Match dengan media audio-visual. Dengan model dan media tersebut
56

siswa dapat membangun pengetahuan dan menemukan atau menerapkan ide-ide

mereka sendiri.

2.1.8.2. Teori Belajar Kognitif Piaget

Perkembangan kognitif sebagian besar ditentukan oleh manipulasi dan

interaksi aktif anak dengan lingkungan.Pengetahuan datang dari tindakan. Nur

dalam Trianto (2013:29) menyebutkan bahwa Piaget yakin dengan pengalaman-

pengalaman fisik dan manipulasi lingkungan penting bagi terjadinya perubahan

perkembangan.Sementara itu bahwa interaksi social dengan teman sebaya,

khususnya berargumentasi dan berdiskusi membantu memperjelas pemikiran yang

pada akhirnya memuat pemikiran itu menjadi lebih logis.

Menurut teori Piaget, setaip individu pada tumbuh mulai dari bayi yang

baru dilahirkan sampai menginjak usia dewasa mengalami empat tingkat

perkembangan kognitif. Empat tingkat perkembanagan kognitif tersebut adalah

tahap sensorimotor, praoperasional, operasi kongkrit, operasi formal. Trianto

(2013:14)

Perkembangan kognitif yang digambarkan Piaget merupakan proses

adaptasi intelektual. Adaptasi ini merupakan proses yang melibatkan skemata,

asimilasi, akomodasi, dan equilibration. Skemata adalah struktur kognitif berupa

ide, konsep,gagasan. Asimilasi adalah proses perubahan apa yang dipahami sesuai

dengan struktur kognitif yang ada sekarang. Akomodasi adalah proses

penyesuaian struktur kognitif ke dalam situasi baru. Equilibration adalah

pengaturan diri secara mekanis untuk mengatur keseimbangan proses asimilasi

dan akomodasi. Suprijono (2012:23)


57

Berdasarkan pemaparan teori tersebut, pembelajaran kooperatif model

Make a Match dengan media audio-visual dilandasi teori belajar Kontruktivistik

dan teori belajar Kognitif Piaget karena selama pembelajaran siswa dapat

membangun pengetahuan dan menemukan atau menerapkan ide-ide mereka

sendiri yang muncul melalui proses berfikir yang disesuaikan dengan tingkat

perkembangannya.

2.1.9. Penerapan Model Pembelajaran Make a Match dengan Media Audio-

Visual dalam Pembelajaran PKn

Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran PKn siswa kelas IVA SDN

Tambakaji 01 Kota Semarang, peneliti menggunakan model Make a Match

dengan media audio-visual. Dengan penerapan pembelajaran tersebut diharapkan

mampu meningkatkan keterampilan mengajar guru, meningkatkan aktivitas siswa

dan hasil belajar siswa.

Langkah-langkah pembelajaran menggunakan model pembelajaran Make

a Match dengan media audio-visual dikemas dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 2.3. Langkah-langkah pembelajaran menggunakan


model pembelajaran Make a Match dengan media audio-visual
Langkah-langkah Langkah-langkah Langkah-langkah Model
Model Make a Match penggunaan Media Make a Match dengan
Audio-Visual media Audio-Visual
1. Guru menyiapkan 1. Guru menyajikan 1) Guru mempersiapkan
beberapa kartu yang materi materi pelajaran.
berisi beberapa secukupnya 2) Guru menyampaikan
konsep/topik 2. Guru materi pelajaran
yang cocok untuk memutarkan dengan media audio
sesi review (satu media audio visual berupa video
sisi kartu berupa visual. 3) Guru memberikan
kartu soal dan sisi 3. Siswa pertanyaan mengenai
sebaliknya berupa memperhatikan materi pelajaran
kartu jawaban). media audio melalui kartu
visual yang
58

2. Setiap siswa diputar oleh pertanyaan yang telah


mendapat satu kartu guru. disediakan.
dan memikirkan 4. Guru menjelaskan 4) Guru membimbing
jawaban atau soal isi media audio dalam kegiatan
dari kartu yang visual. berkelompok dan
dipegang. membagikan kartu
3. Siswa mencari pertanyaan dan
pasangan yang jawaban.
mempunyai kartu 5) Guru membimbing
yang cocok dengan dalam mencari
kartunya pasangan antara kartu
(kartu soal/kartu soal dan jawaban.
jawaban). 6) Guru membimbing
4. Siswa yang dapat dalam pembelajaran
mencocokkan dan ketepatan
kartunya sebelum mengelola waktu.
batas waktu diberi 7) Guru menjelaskan
poin. kembali materi
5. Setelah satu babak pelajaran yang telah
kartu dikocok lagi disampaikan
agar tiap siswa 8) Guru membuat
mendapat kartu kesimpulan,
yang berbeda dari memberikan
sebelumnya, soal evaluasi dan
demikian menutup pelajaran.
seterusnya.
6. Kesimpulan.

2.2. KAJIAN EMPIRIS

Penerapan pembelajaran PKn melalui model pembelajaran Make a Match

dengan media audio-visual mengacu pada penelitian relevan sebelumnya antara

lain:

1. Emmer dan Gerwels ”Cooperative learning in elementary classrooms :

teaching practices and leson characteristics”. Hasil dari penelitiannya yaitu

pembelajaran kooperatif memberikan alternatif untuk kegiatan kelas kompetitif

atau individualistik dengan mendorong kolaborasi antar siswa dalam

kelompok-kelompok kecil. Penggunaan model pembelajaran kooperatif


59

learning mengubah struktur kegiatan kelas menjadi struktur multigrup dan

peran guru menjadi sebagai pemancar informasi. Dari penelitian ini dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif meningkatkan keaktifan siswa

terutama baik dalam kegiatan kelompok dan individu dan juga meningkatnya

keterampilan guru dalam mengajar, untuk itu peneliti menggunakan model

pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan keterampilan guru, aktivitas

siswa, dan hasil belajar dalam mata pelajaran PKn pada siswa kelas IVA SDN

Tambakaji 01 Kota Semarang.

2. Kim dan Song “The Effects of Thinking Style Based Cooperative Learning on

Group Creativity”. Hasil penelitiannya yaitu pembentukan kelompok secara

heterogen dengan anggota yang memiliki gaya berpikir yang beragam dapat

menunjukkan kreativitas kelompok menjadi lebih baik. Dengan pembelajaran

secara berkelompok atau kooperatif learning dapat meningkatkan kreativitas

kelompok, untuk itu peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif

untuk meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar dalam

mata pelajaran PKn pada siswa kelas IVA SDN Tambakaji 01 Kota Semarang.

3. Gillies “The effects of cooperative learning on junior high school students

during small group learning”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa anak-

anak yang mengngikuti pembelajaran berkelompok dengan kelompok yang

heterogen lebih bersedia untuk bekerja dengan orang lain pada tugas yang

diberikan, siswa memberikan bantuan satu sama lain pada anggota

kelompoknya, siswa dapat mengembangkan persepsi kelompok dan

meningkatkan tanggungjawab sosial untuk belajar berkelompok, untuk itu


60

peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan

aktivitas keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar pada siswa kelas

IVA SDN Tambakaji 01 Kota Semarang.

4. Djumiati yang berjudul ”Peningkatan Kualitas Pembelajaran PKn Melalui

Model Kooperatif Tipe Make a Match di Kelas VI SDN Banyumanik 03

Semarang”, menunjukkan bahwa melalui model pembelajaran kooperatif tipe

Make a Match terbukti efektif dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas

siswa, dan hasil belajar. Peningkatan itu ditandai dari ketercapaian indikator

keberhasilan. Peningkatan keterampilan guru dari siklus I 48%, siklus II 71%,

dan siklus III 83,3%. Peningkatan aktivitas siswa dari siklus I 32,4%, siklus II

42,7, dan siklus III 66,5%. Peningkatan hasil belajar pada siklus I rata-rata

kelas 64,59, siklus II rata-rata kelas 70,45, dan siklus III 80,40. Untuk itu

peneliti menggunakan model pembelajaran Make a Match untuk meningkatkan

keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar dalam mata pelajaran PKn

pada siswa kelas IVA SDN Tambakaji 01 Kota Semarang.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Ayu Febriana (2011) yang berjudul “Penerapan

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match untuk Meningkatkan

Kualitas Pembelajaran IPS pada Siswa Kelas V SD Negeri Kalibanteng Kidul

01 Kota Semarang” menunjukkan bahwa melalui model pembelajaran

kooperatif tipe Make a Match terbukti efektif dapat meningkatkan

keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar. Peningkatan itu ditandai

dari ketercapaian indikator keberhasilan. Peningkatan keterampilan guru dari

siklus I memperoleh rata-rata skor 3,5 dengan kategori sangat baik; siklus II
61

memperoleh rata-rata skor 3,7 dengan kategori sangat baik; dan siklus III

memperoleh rata-rata skor 3,9 dengan kategori sangat baik. Peningkatan

aktivitas siswa dari siklus I memperoleh rata-rata skor 3,0 dengan kategori

baik; siklus II memperoleh rata-rata skor 3,7 dengan kategori sangat baik; dan

siklus III memperoleh rata-rata skor 3,8 dengan kategori sangat baik.

Peningkatan hasil belajar pada siklus I rata-rata kelas 62,27; siklus II rata-rata

kelas 71,46; dan siklus III 79,90. Untuk itu peneliti menggunakan model

pembelajaran Make a Match untuk meningkatkan keterampilan guru, aktivitas

siswa, dan hasil belajar dalam mata pelajaran PKn pada siswa kelas IVA SDN

Tambakaji 01 Kota Semarang.

6. Penelitian yang dilakukan oleh Maftuhatun Ni’Mah (2011) yang berjudul

“Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA Melalui Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Make a Match Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Karangayu 02

Semarang” menunjukkan bahwa melalui model pembelajaran kooperatif tipe

Make a Match terbukti efektif dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas

siswa, dan hasil belajar. Peningkatan itu ditandai dari ketercapaian indikator

keberhasilan. Peningkatan keterampilan guru dari siklus I memperoleh

persentase sebesar 62,5%; siklus II memperoleh persentase 80,36%; dan siklus

III memperoleh persentase 94,64%. Peningkatan aktivitas siswa dari siklus I

memperoleh persentase sebesar 55,8%; siklus II 71,43%; dan siklus III menjadi

86,61%. Peningkatan hasil belajar pada siklus I rata-rata kelas 63,03 dengan

persentase ketuntasan 57,14%; siklus II rata-rata kelas 64,91 dengan persentase

ketuntasan 71,43%; dan siklus III menjadi 71,94 dengan persentase ketuntasan
62

sebesar 80%. Untuk itu peneliti menggunakan model pembelajaran Make a

Match untuk meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil

belajar dalam mata pelajaran PKn pada siswa kelas IVA SDN Tambakaji 01

Kota Semarang.

7. Penelitian yang dilakukan oleh Penelitian yang dilakukan oleh Silvi Aprilian

(2012) yang berjudul “Penggunaan Media Audio Visual Berbasis Hyperlink

untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pkn Kelas V di SDN Karangbesuki I

Kecamatan Sukun Kota Malang”. Hasil penelitian keterlaksanaan pembelajaran

dengan menggunakan media audio visual berbasis hyperlink meningkat pada

siklus I sebesar 86% dan pada siklus II sebesar 91,5%. Aktivitas belajar siswa

kelas V mengalami peningkatan nilai rata-rata yang cukup baik yaitu pada

siklus I sebesar 69,88 pada siklus II sebesar 81. Peningkatan rata-rata hasil

belajar siswa pada siklus I sebesar 69,59 dan pada siklus II meningkat menjadi

82,61. Aktivitas belajar siswa meningkat sebesar 21% dan hasil belajar siswa

meningkat sebesar 31%. Untuk itu peneliti menggunakan media audio visual

untuk meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar dalam

mata pelajaran PKn pada siswa kelas IVA SDN Tambakaji 01 Kota Semarang.

8. Penelitian yang dilakukan oleh Suwarto WA, Hadiyah, dan Amir (2011) yang

berjudul “Penggunaan Media Audio Visual untuk Meningkatkan Hasil Belajar

PKn”. Hasil penelitian dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas terjadi

peningkatan yaitu pada tes awal sebesar 54,51; siklus pertama 72,42; dan pada

siklus kedua naik menjadi 85,93. Untuk siswa tuntas belajar (nilai ketuntasan

60) pada tes awal 46,51%, tes siklus pertama 86,95%, dan pada tes siklus
63

kedua siswa belajar tuntas mencapai 100%. Untuk itu peneliti menggunakan

media audio visual untuk meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa,

dan hasil belajar dalam mata pelajaran PKn pada siswa kelas IVA SDN

Tambakaji 01 Kota Semarang.

9. Penelitian yang dilakukan oleh Perwitasari dengan judul “Peningkatan Kualitas

Pembelajaran Pkn Melalui Model Time Token Arends Dengan Media Audio

Visual”. Tingkat pencapaian keterampilan guru di siklus I memperoleh skor 21

dengan kategori baik, siklus II mendapat skor 24 kategori baik, siklus III

mendapat skor 29 kategori sangat baik. Tingkat pencapaian aktivitas siswa

siklus I mendapat skor 16,04 kategori cukup, siklus II mendapat skor 20,76

kategori baik, dan siklus III mendapat skor 24,64 dengan kategori baik. Tingkat

pencapaian hasil belajar klasikal siswa siklus I sebesar 71,41%, siklus II

sebesar 79,48% dan siklus III 89,74%. Berdasarkan penelitian perwitasari,

keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar meningkat dengan

menggunakan media audio visual. Untuk itu peneliti menggunakan media

audio visual untuk meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil

belajar dalam mata pelajaran PKn pada siswa kelas IVA SDN Tambakaji 01

Kota Semarang.

10. Penelitian yang dilakukan oleh Hidayat “Peningkatan hasil belajar siswa

menggunakan media audio visual PKn di kelas V SDN 23 Manis Mata".

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: Kemampuan guru dalam

rencana pembelajaran pada siklus pertama dari 3.10 dan 3.33 untuk siklus

kedua. Kemampuan guru untuk melaksanakan pembelajaran pada siklus I 3,16


64

dan 3,75 untuk siklus kedua. Hasil pembelajaran pada siklus I sebesar 67,5

meningkat menjadi 78,50 pada siklus kedua. Kesimpulan dari penelitian

Hidayat adalah kemampuan guru dan hasil pembelajaran dapat meningkat

dengan pembelajaran melalui penggunaan media audio visual. Untuk itu

peneliti menggunakan media audio visual untuk meningkatkan keterampilan

guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar dalam mata pelajaran PKn pada siswa

kelas IVA SDN Tambakaji 01 Kota Semarang.

Berdasarkan kajian empiris tersebut, disimpulkan bahwa penerapan

model pembelajaran Make a Match dengan media audio-visual efektif apabila

diterapkan dalam pembelajaran PKn. Beberapa kajian empiris tersebut juga

dijadikan sebagai landasan dalam penelitian ini yang berjudul Peningkatan

Kualitas Pembelajaran PKn Menggunakan Model Make a Match dengan Media

Audio-Visual pada Siswa Kelas IVA SDN Tambakaji 01 Kota Semarang.

2.3. KERANGKA BERPIKIR

Pembelajaran PKn di kelas IVA SDN Tambakaji 01 Kota Semarang

masih belum mencapai tujuan yang diharapkan. Interaksi antara peserta didik

dengan guru belum berjalan dengan baik. Hal tersebut disebabkan oleh kurangnya

inovasi yang dilakukan oleh guru di dalam kegiatan pembelajaran. Guru belum

menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang disajikan.

Guru sudah menggunakan model pembelajaran yang inovatif namun belum

memanfaatkan media pembelajaran di kelas. Akibatnya banyak siswa yang kurang

antusias dalam menjawab pertanyaaan yang diajukan oleh guru serta tidak

memperhatikan penjelasan dari guru.


65

Untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik, guru menerapkan model

pembelajaran Make a Match dengan media audio-visual di dalam kegiatan

pembelajaran. Penggunaan model pembelajaran ini cukup efektif dikarenakan

dapat mengaktifkan siswa di dalam kelas. Siswa dituntut untuk aktif di dalam

kegiatan pembelajaran, dan juga melatih kemampuan siswa untuk bertanya dan

menjawab pertanyaan, selain itu dapat melatih siswa untuk dapat bekerja di dalam

kelompok. Model pembelajaran ini juga dapat meningkatkan keterampilan guru di

dalam kegiatan pembelajaran, sehingga akan berdampak pada peningkatan

kualitas pembelajaran.
66

Dari uraian di atas, maka diperoleh alur berpikir sebagai berikut:

Bagan 2.1
Kerangka Berpikir

1. Guru belum menggunakan model pembelajaran inovatif


secara maksimal.
2. Guru belum memotivasi siswa untuk belajar.
Kondisi 3. Guru belum menggunakan media pembelajaran yang
Awal menarik.
4. Siswa kurang antusias dan kurang aktif dalam mengikuti
pembelajaran.
5. Kurangnya interaksi dan kerja sama antar siswa.
6. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn masih di bawah
KKM.

Menerapkan model pembelajaran Make a Match dengan media


audio- visual :
1) Guru mempersiapkan materi pelajaran.
2) Guru menyampaikan materi pelajaran dengan media audio
visual berupa slide bersuara dan video
3) Guru memberikan pertanyaan mengenai materi pelajaran
melalui kartu pertanyaan yang telah disediakan.
4) Guru membimbing dalam kegiatan berkelompok dan
Tindakan membagikan kartu pertanyaan dan jawaban.
5) Guru membimbing dalam mencari pasangan antara kartu
soal dan jawaban.
6) Guru membimbing dalam pembelajaran dan ketepatan
mengelola waktu.
7) Guru menjelaskan kembali materi pelajaran yang telah
disampaikan
8) Guru membuat kesimpulan, memberikan soal evaluasi dan
menutup pelajaran.

1. Keterampilan guru dalam pembelajaran meningkat


Kondisi 2. Aktivitas siswa dalam pembelajaran meningkat
Akhir 3. Hasil belajar siswa meningkat
67

2.4. HIPOTESIS TINDAKAN

Berdasarkan kajian teori, kajian empiris, dan kerangka berfikir yang

telah diuraikan, maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan dalam penelitian

tindakan kelas yaitu penerapan model pembelajaran Make a Match dengan

media audio-visual dapat meningkatkan kualitas pembelajaran PKn Kelas IVA

SDN Tambakaji 01 Kota Semarang”.

Hipotesis tersebut dapat dirinci menjadi :

a. Penerapan model pembelajaran Make a Match dengan media audio-visual

dapat meningkatkan keterampilan guru dalam pembelajaran PKn kelas IVA

SDN Tambakaji 01 Kota Semarang.

b. Penerapan model pembelajaran Make a Match dengan media audio-visual

dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran PKn kelas IVA SDN

Tambakaji 01 Kota Semarang.

c. Penerapan model pembelajaran Make a Match dengan media audio-visual

dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn kelas IVA

SDN Tambakaji 01 Kota Semarang.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. PROSEDUR/LANGKAH-LANGKAH PTK

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) diperkenalkan pertama kali oleh Kurt

Lewin pada tahun 1946 (Aqib, Zaenal. Dkk, 2011 : 2). Penelitian tindakan kelas

menurut Arikunto (2010,16) adalah sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di

kelas. Rancangan dalam penelitian ini setiap siklus atau putarannya terdiri atas

empat tahapan, yaitu: 1) perencanaan (planning); 2) aksi/pelaksanaan (acting); 3)

observasi (observing); dan 4) refleksi (reflecting). Adapun model dan penjelasan

dari masing-masing tahapan adalah sebagai berikut:

Bagan 3.1 Skema Alur PTK

(Arikunto, 2010:16)

68
69

Perencanaan

Refleksi Siklus I Pelaksanaan

Observasi

Perencanaan

Refleksi Siklus II Pelaksanaan

Observasi

Perencanaan

Refleksi Siklus III Pelaksanaan

Observasi

Bagan 3.2. Skema Alur PTK SDN Tambakaji 01 Kota Semarang

3.1.1. Perencanaan

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan,

dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. (Arikunto, 2010:

17)

1) Menelaah materi pembelajaran dan menelaah indikator bersama tim

kolaborasi

2) Menyusun RPP sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan dan

skenario pembelajaran dengan penerapan model Make a Match

dengan media audio-visual.


70

3) Menyiapkan sumber,alat peraga dan media yang dibutuhkan dalam

pembelajaran.

4) Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis dan lembar kerja siswa.

5) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas guru, siswa,

dan kualitas pembelajaran.

3.1.2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan,

yaitu melakukan tindakan di kelas. Hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam

tahap pelaksanaan ini, guru harus berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan

dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat (Arikunto,

2010:18).

Peneliti akan menggunakan model pembelajaran Make a Match dengan

media audio-visual sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran PKn

di kelas IVA SDN Tambakaji 01 Kota Semarang. Penelitian ini akan dilakukan

dalam tiga siklus. Siklus pertama, kedua, dan ketiga yaitu menyampaikan

Kompetensi Dasar 4.2 Mengidentifikasi jenis budaya Indonesia yang pernah

ditampilkan dalam misi kebudayaan internasional.

3.1.3. Observasi

Tahap ke-3 dalam penelitian tindakan yaitu kegiatan pengamatan yang

dilakukan oleh pengamat. Sebetulnya sedikit kurang tepat kalau pengamatan ini

dipisahkan dengan pelaksanaan tindakan karena seharusnya pengamatan

dilakukan pada waktu tindakan sedang dilakukan. Jadi, keduanya berlangsung

dalam waktu yang sama. (Arikunto, 2010:19).


71

Observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk

memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. (Arikunto,

2010:127).

Observasi dilakukan secara kolaboratif dengan guru kelas untuk

mengamati aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran PKn

menggunakan model pembelajaran Make a Match dengan media audio-visual.

Dalam kegiatan observasi ini peneliti menggunakan instrumen berupa lembar

pengamatan, catatan lapangan, lembar angket, dan dokumentasi.

3.1.4. Refleksi

Refleksi adalah kegiatan mengulas secara kritis tentang perubahan yang

terjadi: a) pada siswa; b) suasana kelas; c) guru. Padatahap ini peneliti menjawab

pertanyaan mengapa (why), bagaimana (how), dan seberapa jauh (to what extent)

intervensi telah menghasilkan perubahan secara signifikan. (Arikunto, 2010:133).

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan dengan pengamatan

melalui berbagai jenis data, dilakukan refleksi. Jika dalam refleksi tersebut

ditemukan kekurangan, maka kekurangan tersebut dijadikan bahan pertimbangan

dalam menyusun rencana tindakan pada siklus selanjutnya. Sedangkan hal;hal

yang menunjukkan hasil positif akan dipertahankan dan lebih ditingkatkan

intensitasnya.

3.2. PERENCANAAN TAHAP PENELITIAN

Siklus artinya pelaksanaan penelitian tindakan kelas sifatnya berulang-

ulang, yaitu dari perencanaan,pelaksanaan tindakan,observasi dan refleksi

kemudian ke perencanaan lagi dan seterusnya (Trianto, 2013: 21). Pada penelitian
72

ini, peneliti merancang pelaksanaan PTK yang dirancang dalam tiga siklus

dimana setiap siklus akan dilaksanakan satu pertemuan. Ketiga siklus ini akan

dirancang dengan langkah- langkah yang sama yaitu perencanaan, pelaksanaan,

pengamatan, dan refleksi.

3.2.1. Siklus Pertama

Siklus I dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 27 Februari 2015 pukul

07.00 – 08.10 WIB. Berikut uraian kegiatan yang dilakukan peneliti pada siklus I :

3.2.1.1. Perencanaan

Perencanaan adalah persiapan yang dilakukan sebelum melaksanakan

PTK, tahap-tahap dalam perencanaan antara lain sebagai berikut :

a) Mempersiapkan RPP PKn dengan:

1. Standar Kompetensi :

4. Menunjukkan sikap terhadap globalisasi di lingkungan.

2. Kompetensi Dasar :

4.2 Mengidentifikasi jenis budaya Indonesia yang pernah ditampilkan

dalam misi kebudayaan

3. Indikator :

1. Menjelaskan pengertian kebudayaan daerah sebagai akar kebudayaan

nasional.

2. Mengidentifikasi kebudayaan nasional berdasarkan daerah asal.

3. Mengelompokkan keanekaragaman kebudayaan daerah.

b) Menyiapkan lembar kerja siswa.


73

c) Membuat lembar pengamatan aktivitas siswa dan keterampilan guru dalam

proses pembelajaran.

d) Menyiapkan catatan lapangan.

e) Menyiapkan kisi-kisi, soal evaluasi untuk siswa berupa tes tertulis, dan kunci

jawaban.

f) Mempersiapkan kamera digital untuk mendokumentasikan kegiatan selama

proses pembelajaran berlangsung.

3.2.1.2. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap pelaksanaan tindakan ini, guru melaksanakan kegiatan

pembelajaran disesuaikan dengan yang telah direncanakan dalam RPP siklus I

yaitu menggunakan langkah-langkah model pembelajaran Make a Match dengan

media Audio-visual, langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:

1. Kegiatan Pendahuluan (±10 menit)

a) Guru memberi salam

b) Guru mengajak siswa berdo’a.

c) Guru melakukan presensi.

d) Pengondisian kelas.

e) Guru melakukan apersepsi, dengan bertanya kepada siswa tentang materi

yang akan diberikan dan memberi motivasi kepada siswa.

2. Kegiatan Inti (±45 menit)

a) Guru menayangkan materi pelajaran dengan media audio-visual berupa

video.
74

b) Guru meminta siswa untuk menjelaskan materi pelajaran melalui kartu

pertanyaan yang telah disediakan.

c) Siswa dikelompokkan secara heterogen menjadi 2 kelompok, yang terdiri

dari kelompok pembawa kartu pertanyaan, dan kelompok pembawa kartu

jawaban.

d) Guru menyampaikan kepada siswa bahwa mereka harus mencari

/mencocokan kartu yang dipegang siswa lain.

e) Setelah satu babak, guru meminta siswa untuk mengocok kartu agar tiap

siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya.

f) Guru menjelaskan kembali materi pelajaran yang telah disampaikan.

3. Kegiatan Penutup (±15 menit)

a) Guru bersama siswa membuat kesimpulan terhadap materi

pembelajaran.

b) Siswa mengerjakan soal evaluasi.

c) Guru memberikan tindak lanjut dengan menyampaikan rencana

pembelajaran yang akan datang.

d) Guru mengajak siswa berdoa dan mengucapkan salam

e) Penutup.

3.2.1.3. Observasi

Observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk

memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran (Arikunto, 2010 :

127). Selama proses pembelajaran, peneliti bersama kolaborator melakukan


75

pengamatan terhadap keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar.

Pengamatan tersebut dilakukan melalui :

a) Keterampilan guru diamati oleh melalui lembar pengamatan. Kolaborator

mengamati keterampilan guru dalam mengajar. Aspek yang dinilai meliputi

penguasaan sembilan keterampilan guru dalam mengajar di kelas.

b) Aktivitas siswa diamati melalui lembar pengamatan. Peneliti mengamati

tingkah laku siswa dan pekerjaan siswa selama proses pembelajaran.

c) Hasil belajar diamati untuk mengetahui kualitas pembelajaran PKn materi

globalisasi selama proses pembelajaran berlangsung.

3.2.1.4. Refleksi

Peneliti menguraikan tentang prosedur analisis terhadap hasil

pemantauan dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan

yang dilaksanakan, serta kriteria dan rencana bagi tindakan pada siklus

berikutnya. Hal-hal yang dilakukan dalam melakukan refleksi yaitu :

a) Menganalisis data observasi yang terjadi pada pembelajaran siklus pertama.

b) Mengkaji ulang pelaksanaan pembelajaran dan efek tindakan pada siklus

pertama

c) Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran siklus pertama

d) Membuat daftar permasalahan yang terjadi pada siklus pertama.

e) Merencanakan perencanaan perbaikan untuk siklus kedua.

3.2.2. Siklus Kedua

Siklus kedua dilaksanakan pada hari Jumat, 6 Maret 2015 pukul 07.00 –

08.10 WIB. Berikut uraian kegiatan yang dilakukan peneliti pada siklus II :
76

3.2.2.1. Perencanaan

Perencanaan pada siklus kedua adalah untuk memperbaiki pembelajaran

yang telah dilakukan pada siklus pertama. Perencanaan dibuat berdasarkan hasil

refleksi pada siklus I. Kekurangan yang ada pada siklus pertama diperbaiki pada

siklus kedua. Peneliti membuat perencanaan dengan mendiskusikannya bersama

kolaborator.

Tahap perencanaan meliputi tindakan sebagai berikut :

a) Hasil refleksi dievaluasi, didiskusikan, dan mencari upaya perbaikan untuk

diterapkan pada pembelajaran berikutnya.

b) Merancang perbaikan II berdasarkan refleksi siklus I.

c) Menyusun materi perbaikan yang masih berhubungan dengan materi

sebelumnya.

d) Mempersiapkan RPP PKn dengan :

1. Standar Kompetensi :

4. Menunjukkan sikap terhadap globalisasi di lingkungan.

2. Kompetensi Dasar :

4.2 Mengidentifikasi jenis budaya Indonesia yang pernah ditampilkan

dalam misi kebudayaan internasional.

3. Indikator :

1. Menjelaskan pengertian kebudayaan Indonesia.

2. Menyebutkan lima contoh kebudayaan Indonesia.

3. Mengidentifikasi kebudayaan Indonesia berdasarkan jenisnya.

e) Menyiapkan lembar kerja siswa.


77

f) Menyiapkan lembar evaluasi, kisi-kisi, kunci jawaban.

g) Membuat lembar pengamatan aktivitas siswa dan keterampilan guru dalam

proses pembelajaran.

h) Menyiapkan catatan lapangan.

i) Mempersiapkan kamera digital untuk mendokumentasikan kegiatan selama

proses pembelajaran berlangsung.

3.2.2.2. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap pelaksanaan tindakan ini, guru melaksanakan kegiatan

pembelajaran disesuaikan dengan yang telah direncanakan dalam RPP siklus II

yaitu menggunakan langkah-langkah model pembelajaran Make a Match dengan

media Audio-visual, langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:

1. Kegiatan Pendahuluan (±10 menit)

a) Guru memberi salam

b) Guru mengajak siswa berdo’a.

c) Guru melakukan presensi.

d) Pengondisian kelas.

e) Guru melakukan apersepsi, dengan bertanya kepada siswa tentang materi

yang akan diberikan dan memberi motivasi kepada siswa.

2. Kegiatan Inti (±45 menit)

a) Guru menayangkan materi pelajaran dengan media audio-visual berupa

video.

b) Guru meminta siswa untuk menjelaskan materi pelajaran melalui kartu

pertanyaan yang telah disediakan.


78

c) Siswa dikelompokkan secara heterogen menjadi 2 kelompok, yang terdiri

dari kelompok pembawa kartu pertanyaan, dan kelompok pembawa kartu

jawaban.

d) Guru menyampaikan kepada siswa bahwa mereka harus mencari

/mencocokan kartu yang dipegang siswa lain.

e) Setelah satu babak, guru meminta siswa untuk mengocok kartu agar tiap

siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya.

f) Guru menjelaskan kembali materi pelajaran yang telah disampaikan.

3. Kegiatan Penutup (±15 menit)

a) Guru bersama siswa membuat kesimpulan terhadap materi pembelajaran.

b) Siswa mengerjakan soal evaluasi.

c) Guru memberikan tindak lanjut dengan menyampaikan rencana

pembelajaran yang akan datang.

d) Guru mengajak siswa berdoa dan mengucapkan salam

e) Penutup.

3.2.2.3. Observasi

Observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk

memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran (Arikunto, 2010 :

127). Selama proses pembelajaran, peneliti bersama kolaborator melakukan

pengamatan terhadap keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar. Pada

siklus kedua, pengamatan dilakukan sama seperti pada siklus pertama yaitu

menggunakan lembar observasi. Aktivitas siswa diamati melalui lembar

pengamatan. Peneliti mengamati tingkah laku siswa dan pekerjaan siswa selama
79

proses pembelajaran. Keterampilan guru diamati melalui lembar observasi.

Kolaborator mengamati keterampilan guru dalam mengajar. Aspek yang dinilai

meliputi penguasaan sembilan keterampilan guru dalam mengajar di kelas.

Sedangkan hasil belajar diamati untuk mengetahui kualitas pembelajaran PKn

materi globalisasi selama proses pembelajaran berlangsung.

3.2.2.4. Refleksi

Pada siklus kedua, refleksi dilakukan untuk mengetahui perubahan yang

terjadi pada tingkah laku siswa selama mengikuti pembelajaran serta peningkatan

kualitas pembelajaran PKn materi globalisasi. Dari refleksi juga dapat diketahui

keefektivan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Make a Match

dengan media audio-visual.

3.2.3. Siklus Ketiga

Siklus ketiga dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 20 Maret 2015 pukul

07.00 – 08.10 WIB. Berikut uraian kegiatan yang dilakukan peneliti pada siklus

III.

3.2.3.1. Perencanaan

Perencanaan pada siklus III adalah untuk memperbaiki pembelajaran

yang telah dilakukan pada siklus II.

Tahap perencanaan meliputi tindakan sebagai berikut :

a) Hasil refleksi dievaluasi, didiskusikan, dan mencari upaya perbaikan untuk

diterapkan pada pembelajaran berikutnya.

b) Merancang perbaikan III berdasarkan refleksi siklus II.


80

c) Menyusun materi perbaikan yang masih berhubungan dengan materi

sebelumnya.

d) Mempersiapkan RPP PKn dengan:

1. Standar Kompetensi :

4. Menunjukkan sikap terhadap globalisasi di lingkungan.

2. Kompetensi Dasar :

4.2 Mengidentifikasi jenis budaya Indonesia yang pernah ditampilkan

dalam misi kebudayaan internasional.

3. Indikator :

1. Menjelaskan misi kebudayaan internasional.

2. Menjelaskan manfaat kebudayaan Indonesia yang pernah tampil

dalam misi kebudayaan internasional.

3. Mengidentifikasi kebudayaan Indonesia yang pernah tampil dalam

misi kebudayaan internasional.

e) Menyiapkan lembar kerja siswa.

f) Menyiapkan lembar evaluasi, kisi-kisi, kunci jawaban.

g) Membuat lembar pengamatan aktivitas siswa dan keterampilan guru dalam

proses pembelajaran.

h) Menyiapkan catatan lapangan.

i) Mempersiapkan kamera digital untuk mendokumentasikan kegiatan selama

proses pembelajaran berlangsung.


81

3.2.3.2. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap pelaksanaan tindakan ini, guru melaksanakan kegiatan

pembelajaran disesuaikan dengan yang telah direncanakan dalam RPP siklus II

yaitu menggunakan langkah-langkah model pembelajaran Make a Match dengan

media Audio-visual, langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:

1. Kegiatan Pendahuluan (±10 menit)

a) Guru memberi salam

b) Guru mengajak siswa berdo’a.

c) Guru melakukan presensi.

d) Pengondisian kelas.

e) Guru melakukan apersepsi, dengan bertanya kepada siswa tentang materi

yang akan diberikan dan memberi motivasi kepada siswa.

2. Kegiatan Inti (±45 menit)

a) Guru menayangkan materi pelajaran dengan media audio-visual berupa

video.

b) Guru meminta siswa untuk menjelaskan materi pelajaran melalui kartu

pertanyaan yang telah disediakan.

c) Siswa dikelompokkan secara heterogen menjadi 2 kelompok, yang terdiri

dari kelompok pembawa kartu pertanyaan, dan kelompok pembawa kartu

jawaban.

d) Guru menyampaikan kepada siswa bahwa mereka harus mencari

/mencocokan kartu yang dipegang siswa lain.


82

e) Setelah satu babak, guru meminta siswa untuk mengocok kartu agar tiap

siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya.

f) Guru menjelaskan kembali materi pelajaran yang telah disampaikan.

3. Kegiatan Penutup (±15 menit)

a) Guru bersama siswa membuat kesimpulan terhadap materi pembelajaran.

b) Siswa mengerjakan soal evaluasi.

c) Guru memberikan tindak lanjut dengan menyampaikan rencana

pembelajaran yang akan datang.

d) Guru mengajak siswa berdoa dan mengucapkan salam

e) Penutup.

3.2.3.3. Observasi

Observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk

memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran (Arikunto, 2010 :

127). Selama proses pembelajaran, peneliti bersama kolaborator melakukan

pengamatan terhadap keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar. Pada

siklus kedua, pengamatan dilakukan sama seperti pada siklus pertama yaitu

menggunakan lembar observasi. Aktivitas siswa diamati melalui lembar

pengamatan. Peneliti mengamati tingkah laku siswa dan pekerjaan siswa selama

proses pembelajaran. Keterampilan guru diamati melalui lembar observasi.

Kolaborator mengamati keterampilan guru dalam mengajar. Aspek yang dinilai

meliputi penguasaan sembilan keterampilan guru dalam mengajar di kelas.

Sedangkan hasil belajar diamati untuk mengetahui kualitas pembelajaran PKn

materi globalisasi selama proses pembelajaran berlangsung.


83

3.2.3.4. Refleksi

Pada siklus ketiga, refleksi dilakukan untuk mengetahui perubahan yang

terjadi pada tingkah laku siswa selama mengikuti pembelajaran serta peningkatan

kualitas pembelajaran PKn materi globalisasi. Dari refleksi juga dapat diketahui

keefektivan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Make a Match

dengan media audio-visual.

3.3. LOKASI PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di kelas IVA SDN Tambakaji 01 Kota

Semarang yang beralamat di Jalan Raya Walisongo KM 12 Semarang.

3.4. SUBJEK PENELITIAN

Subjek penelitian yang dikaji dalam penelitian ini adalah guru dan siswa

kelas IVA sebanyak 32 siswa yang terdiri dari 23 siswa laki-laki dan 9 siswa

perempuan. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dilakukan pada siswa kelas

IVA SDN Tambakaji 01 Kota Semarang.

3.5. VARIABEL PENELITIAN

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel berguna untuk menarik

kesimpulan dalam suatu penelitian. Peneliti menentukan variabel berdasarkan

fokus penelitian yang diambil.

3.5.1. Variabel Masalah

1) Keterampilan guru
84

Keterampilan guru dalam pembelajaran PKn kelas IVA SDN Tambakaji 01

Kota Semarang. Keterampilan guru pada penelitian ini adalah keterampilan yang

harus dimiliki guru selama kegiatan pembelajaran PKn melalui penerapan model

pembelajaran Make a Match dengan media audio-visual, yang indikatornya

meliputi : (1)Keterampilan membuka pelajaran (Set Induction Skills); (2)

Keterampilan bertanya (Questioning Skills); (3) Keterampilan memberikan

penguatan (Reinforcement Skills); (4) Keterampilan mengadakan variasi

(Variation Skills); (5) Keterampilan menjelaskan (Explaining Skills); (6)

Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil; (7)Keterampilan mengelola

kelas; (8) Keterampilan pembelajaran perseorangan; (9)Keterampilan menutup

pelajaran (Closure Skills.

2) Aktivitas siswa

Aktivitas siswa dalam pembelajaran PKn kelas IVA SDN Tambakaji 01 Kota

Semarang. Pada penelitian ini indikator aktivitas siswa dalam melaksanakan

pembelajaran PKn dengan menggunakan model pembelajaran Make a Match

dengan media-audio visual meliputi : (1) Visual activities; (2) Oral activities; (3)

Listening activities; (4) Writing activities; (5) Mental activities; (6) Emotional

3) Hasil belajar

Hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn kelas IVA SDN Tambakaji 01

Kota Semarang. Hasil belajar PKn melalui penerapan model pembelajaran Make a

Match dengan media audio-visual adalah hasil belajar kognitif.


85

3.5.2. Variabel Tindakan

Variabel tindakan pada penelitian ini adalah penerapan model

pembelajaran Make a Match dengan media audio-visual dalam pembelajaran PKn

kelas IVA SDN Tambakaji 01 Kota Semarang.

3.6. DATA DAN CARA PENGUMPULAN DATA

Data yang baik adalah data yang valid dan reliabel. Dalam penelitian ini,

peneliti melakukan triangulasi untuk mendapatkan data yang valid dan reliabel.

3.6.1. Sumber Data

Data yang baik adalah data yang diambil dari sumber yang tepat dan

akurat. (Arikunto, 2010 : 129). Data digunakan untuk menggali informasi yang

diperlukan dalam penelitian. Sumber data dalam penelitian ini meliputi guru,siswa

dan data dokumen.

3.6.1.1. Guru

Sumber data guru diperoleh dari observasi terhadap keterampilan guru

dalam pembelajaran PKn menggunakan model pembelajaran Make a Match

dengan media audio-visual.

3.6.1.2. Siswa

Sumber data siswa diperoleh dari observasi terhadap aktivitas siswa

selama pembelajaran PKn dengan menggunakan model pembelajaran Make a

Match dengan media audio-visual yang diperoleh secara sistematik selama

pelaksanaan siklus I sampai siklus III, dan pada saat akhir pembelajaran yaitu

hasil evaluasi belajar siswa.


86

3.6.1.3. Data Dokumen

Data dokumen berupa data nilai yang hasil tes awal (pre test) sebelum

dilaksanakan tidakan dan (post test) setelah dilaksanakan tindakan siswa kelas

IVA SDN Tambakaji 01 Kota Semarang dan foto selama kegiatan pembelajaran.

3.6.2. Jenis Data

Dalam penelitian tindakan kelas, ada dua jenis data yang dikumpulkan

oleh peneliti yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Penjelasan dari masing-

masing jenis data adalah sebagai berikut. (Arikunto, 2010 : 131).

3.6.2.1. Data Kuantitatif

Data kuantitatif adalah data yang berbentuk bilangan (Herrhyanto dan

Hamid, 2009:1.3). Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah nilai hasil belajar

siswa selama pembelajaran PKn menggunakan model pembelajaran Make a

Match dengan media audio-visual.

Data kuantitatif didapatkan dari perolehan hasil belajar yang diperoleh

melalui lembar evaluasi yang diberikan kepada siswa kelas IVA SDN Tambakaji

01 Kota Semarang yang diambil selama pembelajaran PKn menggunakan model

Make a Match dengan media audio-visual.

3.6.2.2. Data Kualitatif

Data kualitatif adalah data yang berbentuk kategori atau atribut

(Herrhyanto dan Hamid, 2009:1.3). Data kualitatif dalam penelitian ini berupa

hasil observasi dengan menggunakan lembar pengamatan keterampilan guru,

aktivitas siswa, dan catatan lapangan dalam kegiatan pembelajaran PKn

menggunakan model pembelajaran Make a Match dengan media audio-visual.


87

3.6.3. Teknik pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah

menggunakan teknik tes dan teknik non tes.

3.6.3.1. Teknik Tes

Tes secara sederhana dapat diartikan sebagai himpunan pertanyaan yang

harus dijawab, pertanyaan-pertanyaan yang harus dipilih/ditanggapi, atau tugas-

tugas yang harus dilakukan oleh peserta tes dengan tujuan mengukur suatu aspek

tertentu dari peserta tes (Poerwanti, 2008:4.3).

Tes sebagai alat ukur dapat menyediakan informasi-informasi obyektif

yang dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam penentuan keputusan yang

harus diambil pendidik terhadap proses dan hasil belajar yang dilakukan siswa.

(Poerwanti, 2008 : 4.4)

Tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur kemampuan dasar

dan pencapaian hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pkn di kelas IVA SDN

Tambakaji 01 Kota Semarang. Tes diberikan kepada siswa secara individu untuk

mengetahui kemampuan kognitif siswa melalui lembar evaluasi. Tes ini

dilaksanakan pada setiap pertemuan dan akhir siklus dalam pembelajaran siklus I

sampai siklus III.

3.6.3.2. Teknik Non Tes

Alat-alat nontes yang sering digunakan untuk melakukan penilaian

menurut Poerwanti (2008:3.19) antara lain: pengamatan atau observasi,

interviews, angket, work sample analiysis, task analysis, checklist dan rating
88

scales, portofolio, komposisi dan prestasi, proyek individu dan kelompok. Adapun

teknik nontes yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Observasi

Observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk

memotret seberapa jauh tindakan telah mencapai sasaran. (Arikunto, 2010 : 127)

Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengamati keterampilan

guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran PKn menggunakan model

pembelajaran Make a Match dengan media audio-visual.

b. Dokumentasi

Dokumentasi dari asal katanya adalah dokumen yang artinya barang-

barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki

benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan,

notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya. (Arikunto, 2010 : 201).

Teknik dokumentasi digunakan untuk memperkuat data yang kita peroleh

dalam observasi. Dokumentasi dilakukan dengan cara mengambil foto siswa pada

saat proses pembelajaran berlangsung. Dokumen yang digunakan berupa daftar

nilai siswa, daftar nama siswa, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan lain-lain

yang berfungsi untuk mengetahui segala hal yang berhubungan dengan orang

yang diteliti.

c. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan catatan tertulis mengenai apa yang

didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka mengumpulkan data dan

refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif (Bagdan dan Biklen dalam
89

Prastowo, 2010). Catatan lapangan dalam penelitian ini berupa catatan guru

selama pembelajaran berlangsung apabila terdapat hal-hal yang muncul dalam

proses pembelajaran. Catatan ini digunakan untuk memperkuat data serta sebagai

masukan guru dalam melakukan refleksi.

3.7. TEKNIK ANALISIS DATA

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi teknik

analisis data kuantitatif dan teknik analisis data kualitatif.

3.7.1. Analisis Data Kuantitatif

Data kuantitatif merupakan data yang berbentuk bilangan.Data ini berupa

hasil belajar kognitif PKn yang diperoleh melalui tes objektif. Dianalisis dengan

teknik analisis deskriptif dengan menentukan mean, presentase keberhasilan

belajar dan penyajian datanya disajikan dengan distribusi frekuensi. Adapun

langkah-langkah untuk menganalisis data kuantitatif adalah sebagai berikut:

1) Menentukan mean/rerata
∑𝑋
X=∑ Aqib (2011: 40)
𝑁

Keterangan:

X : nilai rata-rata

∑ : jumlah semua nilai siswa

∑ : jumlah siswa
90

Tabel 3.1
Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa dalam Persen (%)

Tingkat Keberhasilan % Kualifikasi


> 80% Sangat Tinggi
60-79% Tinggi
40-59% Sedang
20-39% Rendah
< 20% Sangat Rendah

2) Nilai ketuntasan

Nilai ketuntasan adalah nilai yang menggambarkan proporsi dan

kualifikasi penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah

dikontrakkan dalam pembelajaran.Untuk menentukan batas minimal nilai

ketuntasan peserta tes dapat menggunakan pedoman yang ada. Hasil

penghitungan dikonsultasikan dengan kriteria ketuntasan belajar siswa yang

dikelompokkan ke dalam dua kategori tuntas dan tidak tuntas, dengan kriteria

sebagai berikut :

Tabel 3.2
Kriteria Ketuntasan Belajar Minimal

Kriteria Ketuntasan Kualifikasi


Individual Klasikal
≥ 65 ≥ 75% Tuntas

< 65 < 75% Tidak Tuntas

(KKM mata pelajaran PKn di SDN Tambakaji 01 Kota Semarang)

Dengan demikian, dapat ditentukan jumlah siswa yang tuntas dan tidak

tuntas.
91

3) Menyajikan data dengan membuat distribusi frekuensi

Penyajian data disajikan dengan membuat distribusi frekuensi. Menurut

Arikunto (2013:294) langkah-langkah dalam membuat distribusi frekuensi

tersebut adalah:

a) Mengidentifikasi nilai tertinggi dan terendah.

b) Menentukan rentangan nilai yaitu mengurangkan nilai paling rendah dari

nilai paling tinggi.

c) Menentukan banyaknya kelas.

d) Membuat distribusi frekuensi dengan lebar kelas dan banyaknya kelas

interval.

e) Memasukkan setiap nilai ke dalam kelas interval.

Adapun untuk menentukan kriteria ketuntasan hasil belajar siswa tersebut

di atas dapat dikategorikan sebagai berikut:

Nilai tertinggi adalah 100 dan nilai minimumnya adalah 65.

Rentang (r) = nilai tertinggi – nilai terendah

= 100 – 65 = 35

K = 3 (menggunakan 3 kategori yaitu sangat baik, baik, dan cukup)

Panjang kelas (i) = =

= = 11,67 dibulatkan menjadi 12


92

Tabel 3.3
Kategori kriteria ketuntasan belajar mata pelajaran PKn
SDN Tambakaji 01 Kota Semarang

Kriteria ketuntasan Kategori Kualifikasi

91 – 100 Sangat baik (A) Tuntas


78 – 90 Baik (B) Tuntas
65 – 77 Cukup (C) Tuntas
< 65 Kurang (D) Tidak tuntas

3.7.2. Analisis Data Kualitatif

Data kualitatif berupa data hasil pengamatan keterampilan guru dan

aktivitas siswa dalam pembelajaran PKn menggunakan model pembelajaran Make

a Match dengan media audio visual. Data ini dianalisis dengan analisa deskriptif

kualitatif.Menurut Arikunto (2013: 268) analisis deskriptif kualitatif yaitu dengan

memberikan predikat (sangat baik, baik, cukup, kurang) kepada variabel yang

diteliti sesuai dengan kondisi sebenarnya. Data kualitatif dipaparkan dalam

kalimat yang dipisah menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan.

Data kualitatif ini diperoleh dari pengolahan data yang didapat dari

instrument pengamatan keterampilan guru dan instrumen pengamatan aktivitas

siswa. Adapun kriteria penilaian terhadap pencapaian masing-masing indikator

yaitu:

1) Mendapat skor nol bila tidak ada deskriptor yang muncul.

2) Mendapat skor satu bila satu deskriptor muncul.

3) Mendapat skor dua bila dua deskriptor muncul.


93

4) Mendapat skor tiga bila tiga deskriptor muncul.

5) Mendapat skor empat bila empat deskriptor muncul.

Sebelum menentukan predikat, peneliti terlebih dahulu menentukan

kriteria berupa skor maksimum dan skor minimum yang akan dijadikan patokan

dalam melakukan penilaian selanjutnya.

Adapun langkah-langkah dalam menskor sampai dengan memberi

predikat adalah:

1) Memberi skor pada tiap butir

2) Menjumlahkan skor untuk setiap indikator secara keseluruhan

3) Memberi predikat (Arikunto, 2013: 272)

Sedangkan langkah-langkah di dalam membuat distribusi frekuensi

adalah sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi skor tertinggi dan terendah

b. Mencari rentang skor

R = skor tertinggi – skor terendah

c. Mencari banyak kelas

K = 4, karena dibagi ke dalam empat kategori (sangat baik, baik, cukup, dan

kurang)

d. Mencari lebar kelas

i=

e. Membuat distribusi frekuensi berdasarkan lebar kelas

f. Menyajikan hasil dalam bentuk tabel (Arikunto, 2013: 294)


94

3.7.2.1. Pedoman Penilaian Keterampilan Guru

Jumlah indikator yang diamati dalam keterampilan guru berjumlah 8

indikator. Skor maksimum masing-masing indikator adalah 4 dan skor

minimimnya adalah 0. Predikat yang digunakan yaitu “sangat baik, baik, cukup,

dan kurang”.

Nilai terendah = 8 x 0 = 0

Nilai tertinggi = 8 x 4 = 32

R = nilai tertinggi – nilai terendah

= 32 – 0 = 32

K = 4 (menggunakan 4 kategori)

i= = =8

Tabel 3.4
Klasifikasi Kategori Nilai Klasikal Lembar Pengamatan Keterampilan Guru

Skor Kategori
25 – 32 Sangat Baik
17– 24 Baik
9 - 16 Cukup
0 - 8 Kurang

Jumlah skor =.......................Kategori =.................

3.7.2.2. Pedoman Penilaian Aktivitas Siswa

Jumlah indikator yang diamati dalam aktivitas siswa berjumlah 8

indikator. Skor maksimum masing-masing indikator adalah 4 dan skor


95

minimumnya adalah 0. Predikat yang digunakan yaitu “sangat baik, baik, cukup,

dan kurang”.

Nilai terendah = 8 x 0 = 0

Nilai tertinggi = 8 x 4 = 32

R = nilai tertinggi – nilai terendah

= 32 – 0 = 32

K = 4 (menggunakan 4 kategori)

i= = =8

Tabel 3.5
Klasifikasi Kategori Nilai Klasikal Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa

Skor Kategori
25 – 32 Sangat Baik
17 – 24 Baik
9 - 16 Cukup
0 - 8 Kurang

Jumlah skor =.......................Kategori =.................

3.7.2.3. Pedoman Penilaian Tiap Indikator Keterampilan Guru dan Aktivitas Siswa

Skor maksimum untuk tiap indikator keterampilan guru dan aktivitas siswa

adalah 4. Sedangkan untuk nilai minimum tiap indikatornya adalah 0. Predikat

yang digunakan dalam penilaian tiap indikator yaitu “sangat baik, baik, cukup,

dan kurang”.

Nilai terendah = 0

Nilai tertinggi = 4
96

R = nilai tertinggi – nilai terendah

=4–0

=4

K = 4 (menggunakan 4 kategori)

I = = =1

Tabel 3.6
Klasifikasi Kategori Nilai Tiap Indikator
Lembar Pengamatan Keterampilan Guru dan Aktivitas Siswa

Skor Kategori
3,1 – 4,0 Sangat Baik
2,1 – 3,0 Baik
1,1 – 2,0 Cukup
0 – 1,0 Kurang

3.8. INDIKATOR KEBERHASILAN

Peneliti dinyatakan berhasil jika :

a. Keterampilan guru dalam pembelajaran PKn di SD menggunakan Model

pembelajaran Make a Match dengan media audio-visual meningkat dengan

kategori sekurang-kurangnya baik (B) dengan skor ≥ 17 dengan rata-rata ≥

2,1.

b. Aktivitas siswa dalam pembelajaran PKn di SD mengguakan Model

pembelajaran Make a Match dengan media audio-visual meningkat dengan

kategori sekurang-kurangnya baik (B) dengan skor ≥ 17 dengan rata-rata ≥

2,1.
97

c. Hasil belajar siswa pembelajaran PKn di SD menggunakan model

pembelajaran Make a Match dengan media audio-visual meningkat dengan

ketuntasan sekurang-kurangnya sebesar 75% (tingkat keberhasilan belajar

dengan kategori tinggi).


BAB V

PENUTUP

5.1 SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas mengenai keterampilan guru,

aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn menggunakan

model pembelajaran Make a Match dengan media audio-visual pada siswa kelas

IVA SDN Tambakaji 01 Kota Semarang, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut:

a. Keterampilan guru dalam pembelajaran PKn menggunakan model

pembelajaran Make a Match dengan media audio-visual mengalami

peningkatan. Pada siklus I jumlah skor yang diperoleh sebesar 19 dengan

kategori baik, jumlah skor pada siklus II meningkat menjadi 23 dengan

kategori baik dan jumlah skor pada siklus III meningkat menjadi 28 dengan

kategori sangat baik.

b. Aktivitas siswa dalam pembelajaran PKn menggunakan model pembelajaran

Make a Match dengan media audio-visual menunjukan adanya peningkatan.

Hasil penelitian menunjukan bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran PKn

pada siklus I mendapatkan rata-rata skor 20,16 dengan kriteria baik, rata-rata

skor meningkat pada siklus II menjadi 22,88 dengan kriteria baik dan pada

siklus III rata-rata skor meningkat menjadi 25,56 dengan kriteria sangat baik.

c. Ketuntasan klasikal hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn

menggunakan model pembelajaran Make a Match dengan media audio-visual

179
180

juga menunjukkan adanya peningkatan. Hasil belajar siklus I nilai rata-

ratanya adalah 75,63, sedangkan ketuntasan belajar klasikal yang diperoleh

siswa adalah 68,75% dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 22 dari 32

siswa. Pada siklus II mengalami peningkatan dengan nilai rata-ratanya

menjadi 78,75, sedangkan ketuntasan belajar klasikal yang diperoleh siswa

adalah 71,87% dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 23 dari 32 siswa.

Kemudian pada siklus III meningkat dengan nilai rata-ratanya menjadi 80,47,

sedangkan ketuntasan belajar klasikal yang diperoleh siswa adalah 84,37%

dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 27 dari 32 siswa. Menurut data di

atas terdapat kenaikan hasil belajar serta kenaikan ketuntasan belajar klasikal

dari siklus I ke siklus II, dari 68,75% menjadi 78,75% kemudian meningkat

pada siklus III menjadi 84,37%.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa rumusan masalah yang

telah ditetapkan dapat terjawab yaitu dengan menerapkan model

pembelajaran Make a Match dengan media audio-visual dapat meningkatkan

keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa kelas IVA SDN

Tambakaji 01 Kota Semarang.

5.2 SARAN

Berdasarkan hasil kesimpulan dari penelitian tindakan kelas yang

dilakukan pada siswa kelas IVA SDN Tambakaji 01 Kota Semarang, maka

saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut :


181

5.2.1 Bagi guru

Penerapan model pembelajaran Make a Match dengan media audio-

visual terbukti dapat meningkatkan kualitas pembelajaran PKn yaitu pada

keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar. Oleh karena itu, model

pembelajaran Make a Match dengan media audio-visual dapat dijadikan

acuan guru sebagai solusi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran pada

mata pelajaran yang lain. Selain itu diharapakan guru dapat senantiasa

mengembangkan model pembelajaran inovatif dan memaksimalkan

penggunaan media pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat

tercapai.

5.2.2 Bagi siswa

Melalui penerapan model pembelajaran Make a Match dengan media

audio-visual terbukti dapat meningkatkan aktivitas siswa dan hasil belajar karena

dalam pembelajaran tersebut siswa dapat terlibat aktif dalam pembelajaran,

suasana pembelajaran di kelas lebih menyenangkan dan siswa lebih mudah

memahami materi melalui media yang digunakan.

5.2.3 Bagi Sekolah/Lembaga

Penelitian melalui model pembelajaran Make a Match dengan media

audio-visual ini diharapkan dapat dikembangkan lebih lanjut, baik oleh guru,

lembaga maupun pengembang pendidikan lainya, sehingga dapat meningkatkan

mutu akreditasi sekolah. Hasil Penelitian melalui model Make a Match dengan

media audio-visual dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk menaikkan

KKM pada mata pelajaran PKn kelas IV.


182

DAFTAR PUSTAKA

Aprilian, Silvi. 2012. Penggunaan Media Audio Visual Berbasis Hyperlink


Untuk Meningkatkan Hasil Belajar PKn Kelas V Di SDN
Karangbesuki I Kecamatan Sukun Kota Malang. (http://karya-
ilmiah.um.ac.id/index.php/KSDP/article/view/19352)(Diakses pada
tanggal 15/02/2015 pukul 17.20).

Aqib, Zaenal, dkk. 2011. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru, SD, SLB,
TK. Bandung: Yrama Widya

Arikunto, Suharsimi. 2013. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi, dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi


Aksara.

Arsyad, Azhar. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajagrafindo Persada

Depdiknas. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Direktorat Jenderal


Pendidikan Tinggi

Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka


Cipta

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar


Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Djumiati. 2011. Peningkatan Kualitas Pembelajaran PKn Melalui Model


Kooperatif Tipe Make a Match di Kelas VI SDN Banyumanik 03
Semarang. ( diakses tanggal 13/02/2015, pukul 20.50).

Emmer, Edmund T. dan Mary claire gerwels. 2002. Cooperative learning in


elementary classrooms : teaching practices and leson characteristics.
Terdapat dalam http://www.jstor.org/discover/10.2307/1002309? Vol
103. No. 1 (Diakses pada tanggal 15/02/2015 pukul 17.05).

Febriana, Ayu. 2011.Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make


a Match untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPS Pada Siswa
Kelas V SD Negeri Kalibanteng Kidul 01 Kota Semarang. Tersedia
dalamhttp://lib.unnes.ac.id/sju/index.php/jlj/article/view/3795 (diakses
tanggal 24 Januari 2015, pukul 02:01).
Gillies, Robyn M. 2004. The effects of cooperative learning on junior high
school students during small group learning. Vol.14 issue 2.Tersedia
dalamhttp://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S09594752030
00689 ( di akses pada 19/02/2015. Pukul 22.16)
183

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia

Herrhyanto, Nar dan Akib Hamid. 2009. Statistika Dasar. Jakarta:


Universitas Terbuka

Hidayat, Firman. 2014. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Menggunakan


Media Audio Visual PKn Di Kelas V SDN 23 Manis Mata. Tersedia
dalam http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/view/4946 Vol.
3 No. 3 (diakses pada 13/02/2015, pukul 08.59).
Huda, Miftahul. 2014. Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur dan
Model Terapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Kim, Soon-Hwa dan Ki-Sang Song. 2012. The Effects of Thinking Style
Based Cooperative Learning on Group Creativity”. Vol 3 No. 20-24.
Tersedia dalam http://file.scirp.org/Html/26695.html (diakses pada
13/02/2015 pukul 19.40)
Ni’Mah, Maftuhatun. 2011. Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA Melalui
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match pada Siswa
Kelas IV SD Negeri Karangayu 02 Kota Semarang.Tersedia dalam
http://lib.unnes.ac.id/sju/index.php/jlj/article/view/3798(diakses pada
tanggal 24 Januari 2015, pukul 15:01).
Perwitasari, Arum. 2011.Peningkatan Kualitas Pembelajaran Pkn Melalui
Model Time Token Arends Dengan Media Audio Visual. Tersedia
dalam http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jlj/article/view/3795
Vol.3 No.1 (diakses tanggal 24 Januari 2015, pukul 02: 01).
Poerwanti, Endang. 2008. Asesmen Pembelajaran SD. Jakarta: Depdiknas
Prastowo, Andi. 2010. Mengenal Teknik Catatan Lapangan dalam Penelitian
Kualitatif.http://andiprastowo.wordpress.com/2010/07/09/mengenal-
teknik-catatan-lapangan-dalam-penelitian-kualitatif/ (diakses pada 17
Maret 2015)

Rifa’i, Achmad dan Catharina Tri Anni. 2011. Psikologi Pendidikan.


Semarang: UPT MKK UNNES
Rusman. 2011. Seri Manajemen Sekolah Bermutu Model- Model
Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta :
Rajawali Press.
Sanjaya Wina. 2014. Media Komunikasi Pembelajaran.Jakarta : KENCANA
PRENADAMEDIA GROUP
Sardiman. 2011. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada
184

Sisdiknas. 2005. UU No 20 Tahun 2003. Jakarta: Redaksi Sinar Grafika.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta :


Rineka Cipta

Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning Teori & Aplikasi Paikem.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Susanto, Aris. 2013. Peningkatan Kualitas Pembelajaran PKn Melalui
Model Kooperatif Tipe TGT dengan Menggunakan Media Audio
Visual pada Siswa Kelas III SDN Mangkangkulon 02
Semarang.Terdapat dalam
http://lib.unnes.ac.id/17429/1/1401409187.pdf ( diakses tanggal
13/02/2015, pukul 20.44).
Trianto. 2013. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi
Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka
Uno, Hamzah B. 2011. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar
Mengjar Yang Kreatif Dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.
Winarno. 2014. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Isi, Strategi,
dan Penilaian. Jakarta: Bumi Aksara.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
185

LAMPIRAN 1

PERANGKAT PEMBELAJARAN

(SIKLUS I – III)

Disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

KARTIKA CANDRA DEWI

1401411133

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2015
186

PENGGALAN SILABUS SIKLUS I

Nama Sekolah : SDN Tambakaji 01 Semarang

Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Kelas / Semester : IV (Empat) / II (Dua)

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

Standar Kompetensi : 4. Menunjukkan sikap terhadap globalisasi di lingkungan

Kompetensi Indikator Materi Kegiatan Penilaian Alokasi Sumber/


Dasar Pokok Pembelajaran Teknik Bentuk Jenis Prosedur Instrumen Waktu Alat
4.2Mengidentifka 1. Menjelaskan Kebuda- 1. Guru menyiapkan Tes Pilihan Tes Tes Lembar 2 x 35 Sumber :
si jenis pengertian yaan beberapa kartu ganda tertulis pada Kerja menit 1)Permendi
budaya kebudayaan Daerah yang berisi proses Siswa knas no.
Indonesia daerah sebagai beberapa Isian (LKS) 22 tahun
yang pernah akar kebudayaan konsep/topik singkat 2006.
ditampilkan nasional yang cocok 2)Permendi
dalam misi 2. Mengidentifikasi untuk sesi Tes Lembar knas no.
kebudayaan kebudayaan review (satu pada soal 41 tahun
internasional nasional sisi kartu akhir evaluasi 2007
berdasarkan berupa kartu soal 3) Bestari,
daerah asal dan sisi Prayoga
3. Mengelompokan sebaliknya berupa dan
keanekaragaman kartu jawaban). Ati
kebudayaan 2. Setiap siswa Sumiati.
daerah mendapat satu Hal 86-
187

kartu dan 89;


memikirkan 4)Dewi,
jawaban atau soal Ressi
dari kartu yang Kartika
dipegang. dkk. Hal
3. Siswa mencari 48-51;
pasangan yang 5)Sarjan
mempunyai kartu dan
yang cocok dengan Agung
kartunya Nugroh
(kartu soal/kartu o. Hal
jawaban). 98-101
4. Siswa yang 6) internet.
dapat
mencocokkan
kartunya
sebelum batas
waktu diberi
poin.
5. Setelah satu
babak kartu
dikocok lagi agar
tiap siswa
mendapat kartu
yang berbeda dari
sebelumnya,
demikian
seterusnya.
6. Kesimpulan.
188

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SIKLUS I

Satuan Pendidikan : SD Negeri Tambakaji 01 Semarang

Kelas/Semester : IV (empat) / II (dua)

Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (1 x Pertemuan)

Hari/ Tanggal : 27 Februari 2015

I. STANDAR KOMPETENSI
4. Menunjukkan sikap terhadap globalisasi di lingkungannya
II. KOMPETENSI DASAR
4.2 Mengidentifikasi jenis budaya Indonesia yang pernah ditampilkan dalam
misi kebudayaan internasional
III. INDIKATOR
1. Menjelaskan pengertian kebudayaan daerah sebagai akar kebudayaan
nasional
2. Mengidentifikasi kebudayaan nasional berdasarkan daerah asal
3. Mengelompokan keanekaragaman kebudayaan daerah
IV. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dengan mengamati peta Indonesia dan menyimak materi melalui media
audio-visual berupa slide bersuara, siswa dapat menjelaskan pengertian
kebudayaan daerah sebagai akar kebudayaan nasional dengan baik.
2. Dengan menyimak media audio-visual berupa video macam-macam
kebudayaan daerah di Indonesia, siswa dapat mengidentifikasi kebudayaan
nasional berdasarkan daerah asal dengan benar.
3. Dengan melengkapi tabel keanekaragaman kebudayaan daerah, siswa
dapat mengelompokan keanekaragaman kebudayaan daerah dengan baik.
189

V. MATERI AJAR
Kebudayaan Daerah (terlampir)
VI. ALOKASI WAKTU
2 X 35 menit
VII. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN
Model pembelajaran : Make a Match (Mencari Pasangan)
Metode Pembelajaran :
1) tanya jawab
2) ceramah
3) diskusi kelompok
4) penugasan
VIII. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
a. Kegiatan Pendahuluan (±10 menit)
1. Salam
2. Berdo’a
3. Presensi
4. Mengkondisikan kelas (dengan menyanyikan lagu Suwe Ora Jamu).
5. Apersepsi : Siswa bersama guru melakukan tanya jawab: “lagu Suwe
Ora Jamu merupakan lagu dari daerah mana?” sebutkan kebudayaan
dari Jawa Tengah yang lainnya!”
b. Kegiatan Inti (± 45 menit)
1. Siswa memperhatikan materi pokok yang disampaikan oleh guru
(eksplorasi)
2. Siswa memperhatikan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh
guru (eksplorasi)
3. Siswa memperhatikan penjelasan guru dalam menjelaskan materi
kebudayaan daerah sebagai akar kebudayaan nasional (eksplorasi)
4. Siswa memperhatikan video tari piring yaitu sebagai salah satu contoh
budaya daerah yang ditunjukan oleh guru di depan kelas (elaborasi,
eksplorasi).
5. Siswa diminta berpikir tentang asal daerah dari tari piring (eksplorasi).
190

6. Kelas dibagi menjadi 2 kelompok yang terdiri dari kelompok penanya


dan kelompok penjawab. Siswa berkelompok sesuai dengan
kelompoknya (elaborasi).
7. Setiap kelompok memperhatikan media audio visual. Media tersebut
berisi tentang ”Macam-Macam Kebudayaan Daerah di Indonesia”
(eksplorasi)
8. Setiap siswa mendapat satu kartu dan memikirkan jawaban atau soal
dari kartu yang dipegang.(eksplorasi)
9. Siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan
kartunya (kartu soal/kartu jawaban). (eksplorasi)
10. Siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas
waktu diberi poin. (eksplorasi)
11. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat
kartu yang berbeda dari sebelumnya, setelah itu siswa mengisi tabel
keanekaragaman kebudayaan daerah di depan kelas. (eksplorasi)
12. Guru memberikan penguatan terhadap hasil dari permainan dengan
menggunakan model pembelajaran Make a Match (mencari pasangan)
tersebut (konfirmasi).
13. Guru menampilkan video ”Tari Jaipong”, siswa diminta mengerjakan
Lembar Kerja Siswa atau LKS dengan kelompoknya mengenai video
tersebut. (Elaborasi, eksplorasi)
14. Siswa mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. (Eksplorasi)
15. Guru dan siswa membahas bersama hasil diskusi dalam Lembar Kerja
Siswa atau LKS. (konfirmasi)
16. Guru memberikan penghargaan kepada siswa berupa bintang prestasi
(konfirmasi).
17. Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan kembali materi yang
belum dipahami (konfirmasi).
c. Kegiatan Penutup (±15 menit)
1. Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
2. Siswa mengerjakan soal evaluasi.
191

3. Guru menyampaikan rencana pembelajaran selanjutnya.


4. Salam.
5. Penutup.
IX. SUMBER DAN MEDIA BELAJAR
1. Sumber Belajar :
a. Permendiknas no. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk satuan
pendidikan dasar dan menengah.
b. Permendiknas no. 41 tahun 2007 tentang Standar Proses untuk satuan
pendidikan dasar dan menengah.
c. Bestari, Prayoga dan Ati Sumiati. 2008. Pendidikan
Kewarganegaraan: Menjadi Warga Negara yang Baik Untuk Kelas IV
Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Bandung: Pribumi Mekar.
Halaman 86-89.
d. Dewi, Ressi Kartika dkk. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan4 Untuk
Kelas IV Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional. Halaman 48-51.
e. Sarjan dan Agung Nugroho. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan
Bangga Menjadi Insan Pancasila Untuk SD/MI Kelas IV. Jakarta:
Usaha Makmur. Halaman 98-101.
f. Sumber dari internet.
2. Media Belajar
a. Peta Indonesia
b. Slide bersuara dan video Macam-Macam Kebudayaan Daerah di
Indonesia.
X. PENILAIAN
a. Prosedur Tes
1. Tes Proses : ada (nilai diskusi kelompok)
2. Tes Akhir : ada (evaluasi tertulis)
192

b. Jenis Tes
1. Tes Lisan : tanya jawab
2. Tes Tertulis : soal evaluasi
c. Bentuk Tes : pilihan ganda dan uraian
d. Alat Tes :
1. Soal-soal Tes : Terlampir
2. Kunci Jawaban : Terlampir

Semarang, 27 Februari 2015


Kolaborator, Guru Kelas IVA,

Maryono, S.Pd Kartika Candra Dewi


NIP.19650413 198608 1 002

Mengetahui,
193

MATERI AJAR SIKLUS I

Kelas/Semester : IV / II
Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Standar Kompetensi : 4. Menunjukan sikap terhadap globalisasi di lingkungan
Kompetensi Dasar : 4.2 Mengidentifikasi jenis budaya Indonesia yang pernah
ditampilkan dalam misi kebudayaan internasional
Materi Ajar : Kebudayaan daerah

A. Kebudayaan daerah
Indonesia merupakan negara majemuk yang memiliki beragam corak,
baik agama, suku bangsa, seni, budaya, maupun adat istiadat. Setiap suku
bangsa di Indonesia mempunyai kebudayaan sendiri yang berbeda dengan
suku bangsa lain.
Kebudayaan Indonesia walau beraneka ragam, namun pada dasarnya
terbentuk dan dipengaruhi oleh kebudayaan besar lainnya seperti kebudayaan
Tionghoa, kebudayaan India, dan kebudayaan Arab. Kebudayaan India
terutama masuk dari penyebaran agama Hindu dan Buddha di Nusantara jauh
sebelum Indonesia terbentuk. Kerajaan-kerajaan yang bernapaskan agama
Hindu dan Buddha sempat menguasai Nusantara pada abad ke-5 Masehi
ditandai dengan berdirinya kerajaan tertua di Nusantara, yaitu Kutai.
Indonesia adalah negara yang memilikipotensi alam.
Kenanekaragaman kebudayaan daerah menjadi sumber dari kebudayaan
nasional. Sebagai warga negara Indonesia yang mencintai kebudayaan
Indonesia dan sebagai masayarakat daerah kita juga harus menghargai
kebudayaan dari daerah lain. Bangsa Indonesia harus memegang teguh
semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang berarti walaupun kebudayaan dari
berbagai daerah berbeda-beda tapi kita tetap satu sebagai bangsa Indonesia.
Oleh karena itu, perbedaan buan dijadikan perpecahan tetapi dijadikan
keunikan dan pemersatu negara Indonesia.
194

Negara Indonesia memiliki kekayaan alam yang berlimpah dan subur.


Indonesia juga merupakan negara majemuk yang memiliki beragam corak,
baik agama, suku bangsa, seni,budaya, maupun adat istiadat.Setiap suku
bangsa di Indonesia mempunyai kebudayaan sendiri yang berbeda dengan
suku bangsa lain.
B. Macam-macam kebudayaan daerah
a. Tarian:
1. Tari-tarian Daerah Istimewa Aceh
Tari Seudati, berasal dari Arab dengan latar belakang agama Islam. Sebuah
tarian dinamis penuh keseimbangan dengan suasana keagamaan. Tarian ini
sangat disenangi dan terkenal di daerah Aceh.
Tari Saman Meuseukat, di lakukan dalam posisi duduk berbanjar dengan
irama yang dinamis. Suatu tari dengan syair penuh ajaran kebajikan,
terutama ajaran agama Islam
2. Tari-tarian Daerah Sumatra Utara
Tari Serampang Dua Belas, Sebuah tari Melayu dengan irama joged diiringi
musik dengan pukulan gendang ala Amerika Latin. Serampang dua belas
merupakan tari pergaulan.
Tari Tor Tor, Sebuah tari dari daerah Batak dengan latar belakang falsafah
peradatan dan ditarikan dalam suasana khusuk.
3. Tari-tarian Daerah Sumatra Barat
Tari Piring : Sebuah tari tradisional yang melambangkan suasana kegotong
royongan rakyat dalam menunaikan tugasnya. Siang hari mengerjakan
sawah ladang dan malam harinya bersukaria bersama-sama.
Tari Payung : Ditarikan oleh sepasang muda-mudi dengan payung di tangan,
sang pria melindungi kepala sang wanita, sebuah perlamban perlindungan
lelaki terhadap wanita.
4. Tari-tarian Daerah Jawa Barat
Tari Topeng Kuncaran, merupakan sebuah tarian yang mengisahkan
dendam kesumat seorang raja karena cintanya ditolak.
195

Tari Merak, sebuah tari yang mengisahkan kehidupan burung merak yang
serba indah dan memukau.
5. Tari-tarian Daerah Jambi
Tari Sekapur Sirih, merupakan tari persembahan. Tari adat jambi ini hanyak
persamaannya dengan tari Melayu.
Tari Selampir Delapan, merupakan tari pergaulan muda-mudi dan sangat
digemari di daerah Jambi.
6. Tari-tarian Daerah Sumatra Selatan
Tari Tanggai, merupakan sebuah tarian dalam menyambut para tamu
disertai upacara kebesaran adat.
Tari Putri Bekhusek, artinya sang putri yang sedang bermain. Tari ini sangat
populer di Kabupaten Ogan Komering Ulu dan melamhangka kemakmuran
daerah Sumatra Selatan.
7. Tari-tarian Daerah Bengkulu
Tari Andun, dari Bengkulu Selatan ini merupakan sebuah tarian guna
menyambut para tamu yang dihormati.
Tari Bidadari Teminang Anak, tarian ini dapat pula diartikan bidadari
meminang anak. Tarian adat ini berasal dari Rejang Lebong.
8. Tari-tarian Daerah Lampung.
Tari Jangget, adalah tarian untuk upacar-upacara peradatan. Tarian ini
melambangkan keluhuran budi dan susila rakyat Lampung.
Tari Malinting, merupakan sebuah tari berlatar belakang cerita rakyat
Lampung. Menceritakan tentang kunjungan Sunan Gunung Jati ke Keraton
Pulung.
9. Tari-tarian Daerah DKI Jakarta
Tari Topeng, merupakan sebuah tari tradisional Betawi dalam menyambut
tamu agung.
Tari Yopong, adalah tari persembahan untuk menghormati tamu negara.
10. Tari-tarian Daerah Jawa Tengah
Tari Serimpi, sebuah tarian keraton pada masa silam dengan suasana
lembut, agung dan menawan.
196

Tari Blambangan Cakil, mengisahkan perjuangan Srikandi melawan Buto


Cakil (raksasa). Sebuah perlambang penumpasan angkara murka.
b. Alat Musik Tradisional Indonesia

NO DAERAH ALAT MUSIK TRADISIONAL

1 Alat Musik Tradisional Aceh Rifai

2 Alat Musik Tradisional Bali Gamelan Bali, Cengceng

3 Alat Musik Tradisional Banten Lesung

4 Alat Musik Tradisional Bengkulu Doli

Alat Musik Tradisional


5 Gamelan Jawa
Yogyakarta

6 Alat Musik Tradisional Jakarta Tanjidor, tehyan

7 Alat Musik Tradisional Sumatera Serunai

8 Alat Musik Tradisional Jawa barat Angklung, Kecapi, Siter

Alat Musik Tradisional Jawa


9 Gamelan, Bonang
timur

Alat Musik Tradisional Jawa


10 Gamelan
tengah

Alat Musik Tradisional


11 Tuma
Kalimantan Barat

Alat Musik Tradisional


12 Babun
Kalimantan selatan

Alat Musik Tradisional


13 Gendang Dayak
Kalimantan Tengah

Alat Musik Tradisional


14 Ketepong
Kalimantan Timur

Alat Musik Tradisional Sumatera Gitar, Zapin, Gendang Melayu,


15
Utara Aramba dll

16 Alat Musik Tradisional Sumatera Gendag melayu, seluang, Talempong


197

barat pacik

17 Alat Musik Tradisional Bangka Gendang melayu

18 Alat Musik Tradisional Lampung Bende

19 Alat Musik Tradisional Riau Gendang melayu, marwad

20 Alat Musik Tradisional Jambi Gambus

21 Alat Musik Tradisional Maluku Florit, Nafiri, Totobuang, Tifa

Alat Musik Tradisional Maluku


22 Fu
utara

Alat Musik Tradisional Nusa


23 Cungklik, serunai
Tenggara barat

Alat Musik Tradisional nusa


24 Foi mere, Sasando, Keloko
tenggara timur

25 Alat Musik Tradisional Papua Atowo,Tifa, Fu

Alat Musik Tradisional Sulawesi Alosu, Popondi, Keso-keso,


26
Selatan Lembang, Kecapi

Alat Musik Tradisional Sulawesi


27 Ganda
tengah

Alat Musik Tradisional Sulawesi


28 Kolintang
Utara

Alat Musik Tradisional Sumatera


29 Accordion
Selatan

Alat Musik Tradisional Sulawesi


30 Gendang
Barat

31 Alat Musik Tradisional Tapanuli Garantung

Alat Musik Tradisional Dayak


32 Sampek
kalimatan
198

c. Rumah Adat Tradisional


1. Rumoh Aceh (Rumah Adat Nanggroe Aceh Darussalam)
Rumah tradisional Aceh oleh warga setempat disebut rumoh Aceh.
Bentuknya seragam, yakni persegi empat memanjang dari timur ke barat.
Konon, letak yang memanjang itu dipilih untuk memudahkan penentuan
arah kiblat.Dari segi ukir-ukiran, rumoh Aceh di tiap-tiap kabupaten di
Provinsi NAD tidaklah sama. Masing-masing punya ragam ukiran yang
berbeda.
2. Rumah Balai Batak Toba (Rumah Adat Sumatera Utara/Sumut)
Nilai budaya itu sangat perlu dilestarikan dan hendaknya dapat ditempatkan
sebagai dasar filosofi sebagai pandangan hidup bagi generasi penerus kelak.
Ada pendapat yang mengatakan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa
yang dapat menghargai budayanya, karena itu Bangso Batak perlu menjaga
citra dan jati dirinya agar keberadaannya tetap mendapat tempat dalam
pergaulan hubungan yang harmonis.
3. Rumah Gadang (Rumah Adat Sumatera Barat/Sumbar)
Rumah Gadang berfungsi sebagai tempat tinggal dan tempat acara adat.
Ukuran ruang tergantung dari banyaknya penghuni di rumah itu. Namun,
jumlah ruangan biasanya ganjil, seperti lima ruang, tujuh, sembilan atau
lebih. Sebagai tempat tinggal, rumah gadang mempunyai bilik-bilik
dibagian belakang yang didiami oleh wanita yang sudah bekeluarga, ibu-
ibu, nenek-nenek dan anak-anak.
Fungsi rumah gadang yang juga penting adalah sebagai iringan adat, seperti
menetapkan adat atau tempat melaksanakan acara seremonial adat seperti
kematian, kelahiran, perkawinan, mengadakan acara kebesaran adat, tempat
mufakat dan lain-lain. Perbandingan ruang tempat tidur dengan ruang umum
adalah sepertiga untuk tempat tidur dan dua pertiga untuk kepentingan
umum. Pemberian ini memberi makna bahwa kepentingan umum lebih
diutamakan daripada kepentingan pribadi.
4. Rumah Kasepuhan (Rumah Adat Provinsi Jawa Barat)
199

Rumah warga masyarakat Kasepuhan adalah Hateup salak Tihang Cagak


yang berarti bentuk dan type rumah adat adalah rumah panggung
menggunakan atap daun [kiray dan daun tepus] dengan bilik bambu dan
tiang kayu, atau juga bisa berarti harus menggunakan bahan-bahan alami.
bagian rumah terbagi dalam 5 (lima) tahapan seperti umpak, kolong,
beuteung, para dan hateup, semua memiliki fungsi yang telah dirancang
leluhur untuk guna dan manfaat penghuninya.
Bentuk rumah panggung adalah bentuk rumah yang sudah dipakai lama oleh
leluhur di tatar sunda, dari sabang sampai merauke sebelum adanya
pengaruh luar yang dibawa pada era kolonial, menggunakan bentuk rumah
yang sama, rumah panggung. Salah satu nilai fungsinya adalah tahan
getaran ketikaA gempa terjadi, fleksibiltas membuat bangunan tetap utuh
karena bahan alam. Rupanya leluhur sangat faham akan kontur tanah yang
vulkanis dengan gunung berapi dimana-mana, sehingga bangunan yang
cocok di tanah air ini adalah bangunan seperti ini.A selain itu juga dengan
bahan atap yang ringan dari dedaunan dan diikatkan pada layeus, tak ada
ketakutan ketika gempa datang. Kearifan lokal yang telah dirancang leluhur
untuk kepentingan anak cucu di kemudian hari bisa kita lihat dari bentuk
rumah panggung itu sendiri.
5. Rumah Panggung (Rumah Adat Provinsi Jambi)
Konstruksi dalam bentuk panggung adalah warisan budaya dalam membuat
sebuah bangunan dari nenek moyang kita. Kita dapat lihat rumah tradisional
di beberapa daerah, seperti di Sumatra, Kalimantan, atau Sulawesi,
kebanyakan menggunakan bentuk rumah panggung.
Secara materi dan efesiensi, rumah panggung sangat banyak manfaat. Ruang
bawah rumah yang kosong dapat dimanfaatkan sebagai area bermain anak-
anak, asalkan tinggi panggung aman untuk dilalui, minimal tinggi panggung
adalah dua meter.
6. Rumah Limas (Rumah Adat Provinsi Sumatera Selatan/Sumsel)
Rumah Limas Palembang dibangun di atas tiang-tiang yang terbuat dari
jenis kayu unglen yang berjumlah 32 buah atau kelipatannya. Rumah limas
200

Palembang merupakan rumah panggung yang bagian kolongnya merupakan


ruang positif untuk kegiatan sehari-hari. Ketinggian lantai panggung dapat
mencapai ukuran 3 meter. Untuk naik ke rumah limas dibuatlah dua tangga
kayu dari sebelah kiri dan kanan. Bagian teras rumah biasanya dikelilingi
pagar kayu berjeruji yang disebut tenggalung. Makna filosofis dibalik pagar
kayu itu adalah untuk menahansupaya anak perempuan tidak keluar rumah.
7. Rumah Bubungan Lima (Rumah Adat Provinsi Bengkulu)
8. Rumah Nuwo Sesat (Rumah Adat Provinsi Lampung)
9. Rumah Kebaya (Rumah Adat Provinsi DKI Jakarta)
Rumah Kebaya mempunyai beberapa pasang atap, yang apabila dilihat dari
samping berlipat-lipat seperti lipatan kebaya.
Arsitekturnya seperti monas yang terpotong bagian tugunya. Rumah ini
melambangkan penduduk Jakarta yang terdiri dari berbagai suku bangsa.
Pembagian ruangannya, serambi depan disebut Paseban. Dindingnya terbuat
dari panel-panel yang dapat dibuka-buka dan digeser-geser ke tepinya.
Hal ini dimaksudkan agar ruangan terasa lebih luas. Pada saat-saat tertentu,
Rumah Kebaya sering digunakan untuk mengadakan acara selamatan atau
hajatan khas Betawi.
10. Rumah Joglo (Rumah Adat Jawa Timur, Jawa Tengah, dan DI Yogyakarta)
Rumah Jawa merupakan lambang status bagi penghuninya dan juga
menyimpan rahasia tentang kehidupan sang penghuni. Rumah Jawa
merupakan sarana pemiliknya untuk menunjukkan siapa sebenarnya dirinya
sehingga dapat dimengerti dan dinikmati orang lain. Rumah Jawa juga
menyangkut dunia batin yang tidak pernah lepas dari kehidupan masyarakat
Jawa.
d. Pakaian Adat Tradisional
1. Provinsi Nanggro Aceh Darussalam - Pakaian Adat Tradisional Ulee
Balang
Pakaian adat tradisional Aceh biasa adalah Ulee Balang, pakaian tersebut
biasanya digunakan oleh para raja dan keluarganya.
201

2. Provinsi Sumatera Utara - Pakaian Adat Tradisional Ulos


Pakaian adat tradisional Sumatera Utara adalah Ulos. Pakaian adat Ulos
dianggap oleh masyarakat suku Batak Karo sebagai ajimat yang mempunyai
daya magis tertentu.
3. Provinsi Sumatera Barat - Pakaian Adat Tradisional Bundo Kanduang
Pakaian adat tradisional Sumatera Barat di bagi menjadi 2 yaitu Pakaian
Penghulu dan Pakaian Adat Bundo Kanduang.
4. Provinsi Jawa Barat - Pakaian Adat Tradisional Kebaya
Untuk pakaian adat tradisional Jawa Barat memiliki perbedaan untuk laki-
laki dan perempuan. Kain kebaya pada dasarnya digunakan perempuan di
semua lapisan, baik rakyat biasan maupun bangsawan.
5. Provinsi Jambi - Pakaian Adat Tradisional Melayu Jambi
Pakaian adat tradisional Jambi sama seperti yang ada di daerah Pulau
Sumatera yang lain, yaitu pakaian adat tradisional Melayu. Pakaian adat
tradisional Melayu dari Jambi ini biasanya lebih mewah daripada pakaian
yang digunakan sehari-hari karena disulam dengan benang emas dan dihiasi
dengan berbagai hiasan yang mewah untuk kelengkapannya.
6. Provinsi Sumatera Selatan - Pakaian Adat Tradisional Aesan Gede
Pakaian adat tradisional Sumatera Selatan adalah Aesan Gede. Baju adat
tradisional ini terinspirasi dari zaman kerajaan Sriwijaya yang dulunya
berjaya di daerah Sumatera Selatan.
7. Provinsi Bengkulu - Pakaian Adat Tradisional Bengkulu
Pakaian adat tradisional wanita di Bengkulu mengenakan baju kurung
berlengan panjang, bertabur corak-corak, sulaman emas berbentuk
lempengan-lempengan bulat seperti uang logam. Pakaian adat tradisional
pria terdiri atas jas, sarung, celana panjang, alas kaki yang dilengkapi
dengan tutup kepala dan sebuah keris.
8. Provinsi Lampung - Pakaian Adat Tradisional Tulang Bawang
Pakaian adat tradisional Lampung bila dicermati terdapat perbedaan antara
lampung pesisir dengan lampung daratan tetapi pada dasar masih sama yaitu
menggunakan kain tapis di hias dengan logam kuningan yang memper indah
202

dan mebuat mewah, sedangkan kain tapis adalah suatu kain yang ditenun
secara manual dengan menggunakan tinta mas yang di ukir dengan tangan
tangan terampil.
9. Provinsi DKI Jakarta - Pakaian Adat Tradisional Betawi
Pakaian adat tradisional Jakarta biasa disebut dengan nama Pakaian Adat
Betawi yang dipengaruhi dari berbagai corak masyarakat Jakarta yang
sangat beragam diantaranya dipengaruhi oleh budaya Arab, China, Melayu
dan Budaya Barat.
10. Provinsi Jawa Tengah - Pakaian Adat Tradisional Kain Kebaya
Pakaian adat tradisional Jawa Tengah identik dengan penggunaan kain
kebaya dengan motif batik, dimana batik yang digunakan merupakan batik
tulis yang masih tergolong asli.
203

MEDIA PEMBELAJARAN SIKLUS I

Kelas/ Semester : IV/ II


Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Media Pembelajaran :
1) Kartu Kata (Model Pembelajaran Make a Match)
2) Slide Bersuara yang Berisi Materi Pelajaran dan Video
tentang Kebudayaan Daerah di Indonesia.

Kartu Kata :

PERMAINAN MAKE A MATCH (KARTU KATA)

Mencari pasangan antara kartu pertanyaan dan kartu jawaban.

Kartu Pertanyaan Kartu Jawaban

Rumah adat dari daerah DKI


Jakarta adalah ....................
Rumah Kebaya

Senjata tradisional dari


daerah Jawa Tengah adalah
Keris
.................

Tarian daerah yang berasal


dari aceh adalah tari Tari Saman
.................
204

Pakaian adat dari daerah


Jawa Tengah adalah Pakaian Adat Jawa Tengah/
................ Kebaya

Rumah adat dari daerah Jawa


Barat adalah ......................... Rumah Kasepuhan

Slide bersuara :

Video :

Tari Piring Tari Jaipong


205

LEMBAR DISKUSI KELOMPOK

Nama Kelompok :

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Amatilah gambar yang terdapat dalam video pembelajaran tersebut!

Diskusikan dengan anggota kelompokmu!

1. Termasuk jenis kebudayan apakah yang terdapat dalam video tersebut?

Jawab : ..........................................................................................................

2. Berasal dari manakah kebudayaan yang terdapat dalam video tersebut?

Jawab : ..........................................................................................................

3. Sebutkan kebudayaan lain yang ada pada daerah tersebut, seperti:

 Rumah adat : ..................................................................................

 Alat musik : ..................................................................................

 Pakaian adat : ..................................................................................


206

KISI-KISI EVALUASI SIKLUS I

Jenis sekolah : SDN Tambakaji 01 Semarang Jumlah soal : 15


Mata pelajaran : PKn Alokasi waktu :10 menit
Kurikulum : KTSP Penyusun :Kartika Candra Dewi

Standar Kompetensi : 4. Menunjukkan sikap terhadap globalisasi di lingkungannya


Penialain
Materi
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Ranah Kategori Teknik Bentuk Intrumen
Pokok
penilaian dan No Soal
4.2 Mengidentifikasi jenis Kebudayaan 1. Menjelaskan pengertian Tes  Pilihan ganda
budaya Indonesia Daerah kebudayaan daerah sebagai C1 Mudah tertulis 1,3
yang pernah akar kebudayaan nasional C2 Sedang 2
ditampilkan dalam C2 Sukar 10
misi kebudayaan  Isian singkat
internasional C1 Mudah 1
C2 Sukar 5
2. Mengidentifikasi Tes  Pilihan ganda
kebudayaan nasional C2 Sedang tertulis 4, 5, 7, 8
berdasarkan daerah asal C2 Sukar 9
 Isian singkat
C2 Sedang 2, 3
3. Mengelompokan Tes  Pilihan ganda
keanekaragaman C2 Sedang tertulis 6
kebudayaan daerah  Isian singkat
C2 Sukar 4
207

LEMBAR EVALUASI

Nama: _____________________
Kelas: _____________________

I. Berilah tanda silang ( X ) pada a, b, c atau d yang jawaban benar!


1. Kebudayaan daerah sebagai sumber kebudayaan nasional harus kita ....
a. biarkan punah c. jaga dan lestarikan
b. cari penemunya d. pelajari saja
2. Sikap kita terhadap perbedaan kebudayaan antar daerah adalah ...
a. menghormati c. menolak
b. mengikuti arus d. menghilangkan saja
3. Kebudayaan Indonesia berasal dari kumpulan kebudayaan ....
a. Indonesia c. asing
b. daerah d. negeri lain
4. Kebaya adalah pakaian adat dari daerah ....
a. Sumatera Utara c. Jawa Tengah
b. Kalimantan Barat d. Nanggro Aceh Darussalam
5. Rumah Joglo merupakan rumah adat dari daerah ....
a. Jawa Tengah c. Papua
b. Bali d. Sumatera
6. Gambar di bawah ini termasuk jenis kebudayaan .....

a. Tarian Daerah c. Alat Musik Daerah


b. Rumah Adat d. Pakaian Adat
7. Rumah adat dari daerah Nanggro Aceh Darussalam adalah ....
a. Rumah Joglo c. Rumah Gadang
b. Rumah Aceh d. Rumah Kasepuhan
208

8. Tari Piring merupakan tarian adat dari daerah....


a. Sumatera Barat c. Kalimantan Selatan
b. Jawa Tengah d. Papua Timur
9. Alat musik sasando di bawah ini berasal dari daerah ....

a. Jawa Tengah c. Kalimantan Barat


b. Aceh d. Nusa Tenggara Timur
10. Kebudayaan harus kita jaga dan lestarikan. Hal ini bertujuan untuk ....
a. menyaingi kebudayaan asing agar kita tidak kalah
b. meningkatkan masuknya kebudayaan asing
c. menolak semua budaya asing yag masuk ke negara kita
d. menarik minat generasi muda untuk mencintai kebudayaan

II. Jawablah pertanyaan berikut dengan jawaban yang singkat!


1. Sikap kita terhadap keanekaragaman budaya di Indonesia adalah ....
2. Pakaian adat dari daerah Jawa Tengah adalah ....
3. Rumah Joglo merupakan rumah adat dari daerah ....
4. Tari Pendet, Tari Jaipong, dan Tari Gambyong termasuk ke dalam jenis
kebudayaan ............
5. Keanekaragaman budaya di Indonesia harus dijaga dan dilestarikan agar .....
209

LEMBAR KUNCI JAWABAN EVALUASI

A. Pilihan Ganda

1. C 6. D

2. A 7. B

3. B 8. A

4. C 9. D

5. A 10. D

B. Isian Singkat

1. Menghormati keanekaragaman budaya


2. Kebaya
3. Jawa Tengah
4. Tarian Daerah
5. Menarik minat generasi muda untuk mencintai kebudayaan.
210

PEDOMAN PENSKORAN SIKLUS I

Nama Sekolah : SDN Tambakji 01 Kota Semarang


Mata Pelajaran : PKn
Kelas/Semester : IV/2
Standar Kompetensi : 4. Menunjukan sikap terhadap globalisasi di
lingkungannya
Kompetensi Dasar : 4.2 Mengidentifikasi jenis budaya Indonesia yang
pernah ditampilkan dalam misi kebudayaan
internasional
Pedoman Penskoran :
A. Pilihan Ganda
Skor 0 jika jawaban salah, jawaban dikosongi, atau memilih lebih dari 1
jawaban
Skor 1 jika jawaban benar
B. Isian Singkat
Skor 0 jika jawaban dikosongi
Skor 2 jika jawaban benar
Nomor Soal Ranah kognitif Skor
1 C1 2
2 C2 2
3 C2 2
4 C2 2
5 C2 2
Skor maksimal : 10
Skor komulatif maksimal = A + B

= 10 + 10

= 20 x 5

= 100

Penilaian :
Nilai = (Skor A + Skor B) x 5
211

Sintaks Pembelajaran Model Make a Match

Menurut Curran (dalam Rusman, 2011: 223) langkah-langkah pembelajaran


menggunakan model pembelajaran Make a Match adalah sebagai berikut:

1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep/topik yang


cocok untuk sesi review (satu sisi kartu berupa kartu soal dan sisi
sebaliknya berupa kartu jawaban).

2. Setiap siswa mendapat satu kartu dan memikirkan jawaban atau soal dari kartu
yang dipegang.

3. Siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya

(kartu soal/kartu jawaban).

4. Siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi


poin.

5. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang
berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.

6. Kesimpulan.
212

PENGGALAN SILABUS SIKLUS II


Nama Sekolah : SD Negeri Tambakaji 01 Kota Semarang
Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/Semester : IV/ II (genap)
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Standar Kompetensi : 4. Menunjukkan sikap terhadap globalisasi di lingkungan

Kompetensi Indikator Materi Kegiatan Penilaian Alokasi Sumber/


Dasar Pokok Pembelajaran Teknik Bentuk Jenis Prosedur Instrumen Waktu Alat
4.2Mengidentifi- 1.Menjelaskan Kebudayaan 1. Guru Tes Pilihan Tes Tes Lembar 2 x 35 Sumber :
kasi jenis pengertian Indonesia menyiapkan ganda tertulis pada Kerja menit 1)Permendik
budaya kebudayaan beberapa kartu proses Siswa nas no. 22
Indonesia Indonesia yang berisi Isian (LKS) tahun 2006.
yang pernah 5. Menyebutkan beberapa singkat Tes Lembar 2)Permendik
ditampilkan lima contoh konsep/topik pada soal nas no. 41
dalam misi kebudayaan yang cocok akhir evaluasi tahun 2007
kebudayaan Indonesia untuk sesi 3) Bestari,
internasional 6. Mengidentifikasi review (satu Prayoga
kebudayaan sisi kartu dan
213

Indonesia berupa kartu Ati


berdasarkan soal dan sisi Sumiati.
jenisnya sebaliknya Hal 86-
berupa kartu 89;
jawaban). 4)Dewi,
2. Setiap siswa Ressi
mendapat satu Kartika
kartu dan dkk. Hal
memikirkan 48-51;
jawaban atau 5)Sarjan dan
soal dari kartu Agung
yang dipegang. Nugroho.
3. Siswa mencari Hal 98-
pasangan yang 101
mempunyai 6) internet.
kartu yang
cocok dengan
kartunya
(kartu soal/kartu
214

jawaban).
4. Siswa yang
dapat
mencocokkan
kartunya
sebelum batas
waktu diberi
poin.
5. Setelah satu
babak kartu
dikocok lagi
agar tiap siswa
mendapat
kartu yang
berbeda dari
sebelumnya,
demikian
seterusnya.
6. Kesimpulan.
215

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


SIKLUS II

Satuan Pendidikan : SD Negeri Tambakaji 01 Kota Semarang


Kelas/Semester : IV (empat) / II (dua)
Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (1 x Pertemuan)
Hari/ Tanggal : Jumat, 6 Maret 2015

I. STANDAR KOMPETENSI
4. Menunjukkan sikap terhadap globalisasi di lingkungannya
II. KOMPETENSI DASAR
4.2 Mengidentifikasi jenis budaya Indonesia yang pernah ditampilkan dalam
misi kebudayaan internasional
III. INDIKATOR
1. Menjelaskan pengertian kebudayaan Indonesia
2. Menyebutkan lima contoh kebudayaan Indonesia
3. Mengidentifikasi kebudayaan Indonesia berdasarkan jenisnya
IV. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dengan mengamati media audio-visual berupa slide bersuara tentang
kebudayaan Indonesia pada, siswa dapat menjelaskan pengertian
kebudayaan Indonesia dengan baik.
2. Dengan mengamati media audio-visual berupa video macam-macam
kebudayaan di Indonesia, siswa dapat menyebutkan lima contoh
kebudayaan Indonesia dengan benar.
3. Dengan memperhatikan media audio-visual berupa video macam-
macam kebudayaan di Indonesia, siswa dapat mengidentifikasi
kebudayaan Indonesia berdasarkan jenis budaya dengan tepat.
V. MATERI AJAR
Kebudayaan Indonesia (terlampir)
216

VI. ALOKASI WAKTU


2 x 35 menit
VII. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN
Model pembelajaran : Make a Match (Mencari Pasangan)
Metode Pembelajaran :
1) tanya jawab
2) ceramah
3) diskusi kelompok
4) penugasan
VIII. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
1. Kegiatan Pendahuluan (±10 menit)
1) Salam
2) Berdo’a
3) Presensi
4) Mengkondisikan kelas (dengan yel-yel kelas 4 . . . siap, teriak . . .
. a a a a, tertawa . . . . ha ha ha ha,menangis . . . . oek oek, diam . .
. . cep).
5) Apersepsi:
“Anak-anak pada pertemuan sebelumnya, kita telah mempelajari
kebudayaan daerah. Sekarang coba jelaskan pengertian
kebudayaan daerah dan sebutkan kembali kebudayaan-
kebudayaan daerah di Jawa Tengah!
2. Kegiatan Inti (±45 menit)
1) Siswa memperhatikan materi pokok yang disampaikan oleh guru
(eksplorasi)
2) Siswa memperhatikan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh
guru (eksplorasi)
3) Siswa menyimak pengantar guru dalam menjelaskan materi
kebudayaan Indonesia dengan menggunakan slide bersuara
(eksplorasi).
217

4) Siswa mengamati media audio visual berupa video ”Pembuatan


Batik Tulis” yang diputarkan guru di depan kelas (eksplorasi).
5) Guru memberikan permasalahan kepada siswa, yaitu: “coba
pikirkan, apa saja contoh kebudayaan Indonesia? Batik termasuk
ke dalam jenis kebudayaan apa? Apakah alat musik, lagu daerah,
rumah adat atau pakaian adat?” (eksplorasi, elaborasi).
6) Siswa diminta berpikir pada masalah yang diberikan oleh guru
(eksplorasi, elaborasi).
7) Siswa menyimak slide bersuara tentang ”Macam-Macam
Kebudayaan di Indonesia” (eksplorasi).
8) Kelas dibagi menjadi 2 kelompok yang terdiri dari kelompok
penanya dan kelompok penjawab. Siswa berkelompok sesuai
dengan kelompoknya (elaborasi).
9) Setiap siswa mendapat satu kartu dan memikirkan jawaban atau
soal dari kartu yang dipegang.(eksplorasi)
10) Siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok
dengan kartunya (kartu soal/kartu jawaban). (eksplorasi)
11) Siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas
waktu diberi poin. (eksplorasi)
12) Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat
kartu yang berbeda dari sebelumnya. (eksplorasi)
13) Siswa diminta mengerjakan Lembar Kerja Siswa atau LKS
dengan kelompoknya berdasarkan video yang ditampilkan.
(Elaborasi, eksplorasi)
14) Perwakilan siswa dalam kelompok mempresentasikan hasil
diskusinya di depan kelas. (Eksplorasi)
15) Guru dan siswa membahas bersama hasil diskusi dalam Lembar
Kerja Siswa atau LKS. (konfirmasi)
16) Guru memberikan penguatan terhadap hasil dari permainan
dengan model pembelajaran Make a Match tersebut (konfirmasi).
218

17) Guru memberikan penghargaan kepada siswa berupa bintang


prestasi (konfirmasi).
18) Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan kembali materi yang
belum dipahami (konfirmasi).
3. Kegiatan Penutup (±15 menit)
1) Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
2) Siswa mengerjakan soal evaluasi.
3) Guru menyampaikan rencana pembelajaran selanjutnya.
4) Salam.
5) Penutup.
IX. SUMBER DAN MEDIA BELAJAR
a. Sumber Belajar :
a. Permendiknas no. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk satuan
pendidikan dasar dan menengah.
b. Permendiknas no. 41 tahun 2007 tentang Standar Proses untuk
satuan pendidikan dasar dan menengah.
c. Bestari, Prayoga dan Ati Sumiati. 2008. Pendidikan
Kewarganegaraan: Menjadi Warga Negara yang Baik Untuk Kelas
IV Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Bandung: Pribumi Mekar.
Halaman 86-89.
d. Dewi, Ressi Kartika dkk. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan4
Untuk Kelas IV Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional. Halaman 48-51.
e. Sarjan dan Agung Nugroho. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan
Bangga Menjadi Insan Pancasila Untuk SD/MI Kelas IV. Jakarta:
Usaha Makmur. Halaman 98-101.
f. Sumber dari internet
b. Media Belajar
1. Slide bersuara tentang kebudayaan Indonesia
2. Video tentang macam-macam kebudayaan di Indonesia
219

X. PENILAIAN
c. Prosedur Tes
1) Tes Proses : ada (nilai unjuk kerja)
2) Tes Akhir : ada (evaluasi tertulis)
2. Jenis Tes
1) Tes Lisan : tanya jawab
2) Tes Tertulis : soal evaluasi
3. Bentuk Tes : pilihan ganda, jawaban singkat dan uraian
4. Alat Tes :
1) Soal-soal Tes : Terlampir
2) Kunci Jawaban : Terlampir

Semarang, 6 Maret 2015

Kolaborator, Guru Kelas IVA,

Maryono, S.Pd Kartika Candra Dewi


NIP. 19650413 198608 1 002

Mengetahui,
220

MATERI AJAR SIKLUS II

Kelas/Semester : IV / II
Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Standar Kompetensi : 4. Menunjukan sikap terhadap globalisasi di lingkungan
Kompetensi Dasar : 4.2 Mengidentifikasi jenis budaya Indonesia yang pernah
ditampilkan dalam misi kebudayaan internasional.
Materi Ajar : Kebudayaan Indonesia

Pengertian Kebudayaan Indonesia dan jenis-jenisnya


Kebudayaan Indonesia dapat diartikan sebagai seluruh kebudayaan lokal
yang telah ada sebelum terbentuknya bangsa Indonesia pada tahun 1945. Seluruh
kebudayaan lokal yang berasal dari suku-suku bangsa di Indonesia merupakan
bagian dari kebudayaan Indonesia. Berikut ini jenis kebudayaan yang dimiliki
bangsa Indonesia yang berasal dari berbagai suku bangsa di Indonesia.
a. Kategori Tradisional
1) Tarian daerah seperti tari piring, tari gambyong, tari kecak, tari pendet, tari
pirig, tari lilin, tari reog, tari bedaya, tari saman, tari cakalele, tari jaipong,
dan lain-lain.
2) Lagu daerah seperti suwe ora jamu, entog-entog, bungong jeumpa, ayam den
lapeh, gundu-gundul pacul, ilir-ilir, ayo mama, dan lain-lain.
3) Musik daerah
4) Alat musik daerah : gendang bali, gamelan, angklung, kecapi, sasando,
serunai, jidor, tifa, dan lain-lain.
5) Gambar/tulisan
6) Patung
7) Kain : batik, samarinda
8) Suara
9) Sastra/tulisan
10) Makanan dan minuman : gudeg, soto betawi, rendang, rawon, rujak
cingur, es pisang ijo, ronde, bajigur, kopi tarik, dan lain-lain.
221

b. Kategori Modern
1) Musik dangdut : Elvie Sukaesih, Rhoma Irama, Ikke Nurjanah, dan lain-lain.
2) Musik pop : Raja, Ratu, Peterpan, ungu, nidji, dan lain-lain.
3) Film Indonesia : “Daun di Atas Bantal” (1998) yang mendapat penghargaan
Film terbaik di Asia PacificFilm Festival di Taipei.
4) Sastra : Pujangga Baru
Banyak negara lain yang tertarik dengan keunikan budayanya. Tidak jarang
mereka mengundang kesenian yang ada di Indonesia lewat Kedutaan Besar
Republik Indonesia setempat. Hal tersebut merupakan bentuk kebanggaan dan
tanggung jawab semua orang untuk melestarikan kesenian dan kebudayaan
daerah. Hal tersebut dilakukan agar kebudayaan tetap lestari. Apakah pernah
melihat kesenian Indonesia ditampilkan di negara lain? pernah melihat kesenian
dari kebudayaan negara lain yang ditampilkan di Indonesia? Ini merupakan kerja
sama antara dua negara untuk saling mengenalkan budaya masing-masing. Nilai-
nilai budaya bangsa harus terus dilestarikan. Budaya merupakan warisan generasi
bangsa di mendatang. Nilai-nilai budaya menjadi ciri khas bangsa Indonesia.
Indonesia memiliki beragam jenis kebudayaan daerah yang belum dimunculkan.
222

MEDIA PEMBELAJARAN SIKLUS II

Kelas/ Semester : IV/ II


Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Media Pembelajaran : 1) Kartu Kata (Model Pembelajaran Make a Match)
2) Slide Bersuara yang berisi materi Kebudayaan
Indonesia dan Video tentang Kebudayaan di Indonesia
Kartu Kata :
Mencari pasangan antara kartu pertanyaan dan kartu jawaban.

Kartu Pertanyaan Kartu Jawaban

Alat musik tradisional dari


daerah Jawa Tengah adalah Gamelan
...................

Arti dari Bhineka Tunggal Walaupun berbeda-beda


Ika adalah .......................... tetapi tetap satu juga

Lagu daerah dari Jawa Lagu Suwe Ora Jamu,


Tengah adalah ..................... Gundhul-Gundul Pacul, dll
223

Sebutkan penyanyi pop yang


termasuk dalam kategori Raja, Ratu, Ungu, Peterpan
modern!

Contoh kain di Indonesia


yang termasuk dalam Kain Batik, Kain Samarinda.
kategori tradisional adalah
kain..................

Slide bersuara :

Video :
Pembuatan Batik
224

LEMBAR DISKUSI KELOMPOK

Nama Siswa : 1. ……………………….


2. ……………………….
3. .....................................
4. .....................................
5. .....................................
6. .....................................
Petunjuk pengerjaan!
 Kerjakanlah secara berdiskusi dengan anggota kelompokmu!
 Cermati tugas yang diberikan secara teliti!
 Jangan lupa menuliskan nama lengkap dan nomor absen disampingnya!
Tugas!
 Amatilah macam-macam kebudayaan Indonesia yang ditampilkan dalam video berikut!
 Identifikasi 5 kebudayaan tersebut, meliputi:
1. Jenis kebudayaan : ..................................................................................
Nama kebudayaan : ..................................................................................
Asal daerah : ..................................................................................
2. Jenis Kebudayaan : ..................................................................................
Nama kebudayaan : ..................................................................................
Asal daerah : ..................................................................................
3. Jenis kebudayaan : ..................................................................................
Nama kebudayaan : ..................................................................................
Asal daerah : ..................................................................................
4. Jenis kebudayaan : ..................................................................................
Nama kebudayaan : ..................................................................................
Asal daerah : ..................................................................................
5. Jenis kebudayaan : .................................................................................
Nama kebudayaan : ..................................................................................
Asal daerah : ..................................................................................
225

 Dari kelima kebudayaan yang kamu identifikasi tersebut, pilihlah salah satu
kebudayaan. Kemudian jelaskan dengan bahasamu sendiri!
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
226

KISI-KISI EVALUASI SIKLUS II


Jenis sekolah : SDN Tambakaji 01 Kota Semarang Jumlah soal : 15
Mata pelajaran : PKn Alokasi waktu :10 menit
Kurikulum : KTSP Penyusun :Kartika Candra Dewi
Standar Kompetensi : 4. Menunjukkan sikap terhadap globalisasi di lingkungannya
Penialain
Materi
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Ranah Kategori Teknik Bentuk Intrumen
Pokok
penilaian dan No Soal
4.2 Mengidentifikasi jenis Kebudayaan 1. Menjelaskan pengertian Tes tertulis  Pilihan ganda
budaya Indonesia yang Indonesia kebudayaan Indonesia. C1 Mudah 8
pernah ditampilkan C2 Sedang 4, 1
dalam misi kebudayaan  Isian singkat
internasional C2 Sedang 3
2. Menyebutkan minimal 5 Tes tertulis  Pilihan ganda
contoh kebudayaan Indonesia. C1 Mudah 6
C2 Sedang 7
C3 Sukar 9, 10
 Isian singkat
C2 Sedang 4
C2 Sukar 5
3. Mengidentifikasi kebudayaan Tes tertulis  Pilihan ganda
Indonesia berdasarkan C1 Mudah 2
jenisnya. C2 Sedang 5
C2 Sukar 3
 Isian singkat
C1 Mudah 1, 2
227

LEMBAR EVALUASI

Nama: _____________________
Kelas: _____________________
I. Berilah tanda silang ( X ) pada a, b, c atau d yang jawaban benar!
1. Keanekaragaman kebudayaan di Indonesia harus ....
a. dibiarkan c. ditolak
b. dihilangkan d. dilestarikan
2. Angklung termasuk pada jenis kebudayaan....
a. alat musik tradisional c. rumah adat
b. pakaian adat d. lagu daerah
3. Pekmpek termasuk pada jenis kebudayaan ....
a. lagu daerah c. makanan khas
b. alat musik tradisional d. rumah adat
4. Berikut yang dimaksud dengan tradisi / kebudayaan adalah ....
a. kebiasaan turun temurun di masyarakat
b. kepercayaan
c. pola pikir tradisional
d. nilai-nilai kehidupan
5. Berikut yang termasuk pada jenis kebudayaan dalam kategori tradisional
adalah ....
a. musik pop c. musik daerah
b. musik dangdut d. musik jazz
6. Alat musik yang berasal dari Indonesia adalah....
a. drum c. biola
b. gamelan d. terompet
7. Berikut ini yang bukan merupakan lagu daerah adalah ....
a. Suwe Ora Jamu c. Entog-Entog
b. Daun di Atas Bantal d. Ayo Mama
228

8. Berikut yang tidak termasuk ciri cinta tanah air adalah ....
a. rela berkorban
b. bangga sebagai bagian dari bangsa Indonesia
c. ikut mempertahankan keutuhan bangsa
d. senang menggunakan barang buatan luar negeri
9. Contoh budaya asing yang tidak perlu untuk ditiru dan tidak sesuai dengan
kepribadian bangsa adalah ....
a. memakai pakaian minim c. menggunakan internet
b. memakai jas saat acara resmi d. menggunakan telepon genggam
10. Sikap berikut adalah sikap yang tidak mencerminkan seorang pelajar yang
berbudaya ....
a. Membolos saat pelajaran menari tarian daerah di sekolah
b. Mempelajari kesenian daerah asal
c. Membaca puisi-puisi karya sastrawan Indonesia
d. Belajar dengan tekun

II. Jawablah pertanyaan berikut dengan jawaban yang singkat!


1. Batik termasuk pada jenis kebudayaan .......
2. Kicir-kicir, suwe ora jamu dan bungong jeumpa termasuk ke dalam jenis
..........
3. Kita harus tetap hidup rukun meskipun berbeda suku dan budaya. Hal itu
sesuai dengan semboyan .........
4. Kebudayaan Indonesia yang termasuk pada jenis alat musik daerah adalah
............. dan ...............
5. Sebagai seorang pelajar yang mencerminkan sikap berbudaya, sikap yang
kita lakukan adalah ...........
229

LEMBAR KUNCI JAWABAN EVALUASI

I. Pilihan Ganda
1. D
2. A
3. C
4. A
5. C
6. B
7. B
8. D
9. A
10. A

II. Isian Singkat


1. Kain
2. Lagu daerah
3. Bhineka Tunggal Ika
4. Gamelan dan kecapi
5. Belajar dengan tekun
230

PEDOMAN PENSKORAN SIKLUS II

Nama Sekolah : SDN Tambakji 01 Kota Semarang


Mata Pelajaran : PKn
Kelas/Semester : IV/2
Standar Kompetensi : 4. Menunjukan sikap terhadap globalisasi di
lingkungannya
Kompetensi Dasar : 4.2 Mengidentifikasi jenis budaya Indonesia yang
pernah ditampilkan dalam misi kebudayaan
internasional
Pedoman Penskoran :
A. Pilihan Ganda
Skor 0 jika jawaban salah, jawaban dikosongi, atau memilih lebih dari 1
jawaban
Skor 1 jika jawaban benar
B. Isian Singkat
Skor 0 jika jawaban dikosongi
Skor 2 jika jawaban benar
Nomor Soal Ranah kognitif Skor
1 C1 2
2 C1 2
3 C2 2
4 C2 2
5 C2 2
Skor maksimal : 10
Skor komulatif maksimal = A + B
= 10 + 10
= 20 x 5
= 100
Penilaian :
Nilai = (Skor A + Skor B) x 5
231

Sintaks Pembelajaran Model Make a Match

Menurut Curran (dalam Rusman, 2011: 223) langkah-langkah


pembelajaran menggunakan model pembelajaran Make a Match adalah sebagai
berikut:
1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi materi pembelajaran (kartu
soal dan kartu jawaban).
2. Setiap siswa mendapat satu kartu dan memikirkan jawaban atau soal dari
kartu yang dipegang.
3. Siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan
kartunya (kartu soal/kartu jawaban).
4. Siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu
diberi penghargaan.
5. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu
yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.
6. Guru bersama siswa membuat kesimpulan dari materi yang ada
dalam permainan kartu kata tersebut.
232

PENGGALAN SILABUS SIKLUS III

Nama Sekolah : SD Negeri Tambakaji 01 Kota Semarang


Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/ Semester : IV/ II (genap)
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Standar Kompetensi : 4. Menunjukkan sikap terhadap globalisasi di lingkungan
Kompetensi Indikator Materi Kegiatan Penilaian Alokasi Sumber/
Dasar Pokok Pembelajaran Teknik Bentuk Jenis Prosedur Instrumen Waktu Alat
4.2Mengidentifka Kebudayaan
1. M 1. Guru Tes Pilihan Tes Tes Lembar 2 x 35 Sumber :
si jenis Indonesia
e menyiapkan ganda tertulis pada Kerja menit 1)Permendik
budaya yang pernah
n beberapa kartu proses Siswa nas no. 22
Indonesia tampil jdalam yang berisi Isian (LKS) tahun
yang pernah misi
e beberapa singkat 2006.
ditampilkan kebudayaan
l konsep/topik Tes Lembar 2)Permendik
dalam misi Internasional
a yang cocok pada soal nas no. 41
kebudayaan s untuk sesi akhir evaluasi tahun 2007
internasional k review (satu
233

a sisi kartu 3) Bestari,


n berupa kartu Prayoga
soal dan sisi dan
m sebaliknya Ati
i berupa kartu Sumiati.
s jawaban). Hal 86-
i 2. Setiap siswa 89;
mendapat satu 4)Dewi,
k kartu dan Ressi
e memikirkan Kartika
b jawaban atau dkk. Hal
u soal dari kartu 48-51;
d yang 5)Sarjan dan
a dipegang. Agung
y 3. Siswa mencari Nugroho.
a pasangan yang Hal 98-
a mempunyai 101
n kartu yang 6) internet.
cocok dengan
234

i kartunya
n (kartu
t soal/kartu
e jawaban).
r 4. Siswa yang
n dapat
a mencocokkan
s kartunya
i sebelum
o batas waktu
n diberi poin.
a 5. Setelah satu
l babak kartu
2. M dikocok lagi
e agar tiap
n siswa
j mendapat
e kartu yang
l berbeda dari
235

a sebelumnya,
s demikian
k seterusnya.
6. Kesimpulan.
236

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


SIKLUS III
Satuan Pendidikan : SD Negeri Tambakaji 01 Kota Semarang
Kelas/Semester : IV (empat) / II (dua)
Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (1 x Pertemuan)
Hari/ Tanggal : Jumat, 20 Maret 2015

I. STANDAR KOMPETENSI
4.Menunjukkan sikap terhadap globalisasi di lingkungannya
II. KOMPETENSI DASAR
4.3 Mengidentifikasi jenis budaya Indonesia yang pernah ditampilkan dalam
misi kebudayaan internasional
III. INDIKATOR
1. Menjelaskan misi kebudayaan internasional
2. Menjelaskan manfaat kebudayaan Indonesia yang pernah tampil dalam
misi kebudayaan internasional
3. Mengidentifikasi kebudayaan Indonesia yang pernah tampil dalam misi
kebudayaan internasional
IV. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dengan mengamati media audio-visual berupa slide bersuara tentang misi
kebudayaan internasional, siswa dapat menjelaskan misi kebudayaan
internasional dengan baik.
2. Dengan memperhatikan media audio-visual berupa tayangan video
Kebudayaan Indonesia yang pernah tampil di luar negeri ”Video
Pertunjukan Wayang Kulit Ki Manteb Sudarsono”, siswa dapat
menjelaskan manfaat kebudayaan Indonesia pernah tampil dalam misi
kebudayaan internasional dengan benar.
3. Dengan mengamati media audio-visual berupa tayangan video
Kebudayaan Indonesia yang pernah tampil di luar negeri ”Video
Pertunjukan Wayang Kulit Ki Manteb Sudarsono”, siswa dapat
237

mengidentifikasi kebudayaan Indonesia yang pernah tampil dalam misi


kebudayaan internasional dengan benar.
V. MATERI AJAR
Kebudayaan Indonesia yang pernah tampil dalam misi kebudayaan
Internasional.
VI. ALOKASI WAKTU
2 x 35 menit
VII. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN
Model pembelajaran : Make a Match (Mencari Pasangan)
Metode Pembelajaran :
1. tanya jawab
2. ceramah
3. diskusi kelompok
4. penugasan
VIII. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
1. Kegiatan Pendahuluan (±10 menit)
1) Salam
2) Berdo’a
3) Presensi
4) Mengkondisikan kelas (dengan menyanyikan lagu “Disini Senang
Disana Senang).
5) Apersepsi :
siswa bersama guru melakukan tanya jawab tentang materi pada
pertemuan sebelumnya : “apa yang dimaksud kebudayaan
Indonesia?”, “apa sajakah jenis-jenis kebudayaan Indonesia?”,
“Sebutkan kebudayaan Indonesia yang kamu ketahui!”
2. Kegiatan Inti (±45 menit)
1) Siswa memperhatikan materi pokok yang disampaikan oleh guru
(eksplorasi)
2) Siswa memperhatikan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh
guru (eksplorasi)
238

3) Siswa memperhatikan tayangan slide bersuara tentang kebudayaan-


kebudayaan di Indonesia di depan kelas (eksplorasi).
4) Siswa bersama guru melakukan tanya jawab tentang misi
kebudayaan Indonesia dan manfaat dari kebudayaan Indonesia yang
tampil di misi kebudayaan internasional (eksplorasi, elaborasi).
5) Guru memberikan masalah kepada siswa, yaitu: “nah, anak-anak
sekarang kalian sudah memahami tentang misi kebudayaan
internasional, coba sebutkan satu saja kebudayaan Indonesia yang
pernah tampil di misi kebudayaan internasional?” (eksplorasi,
elaborasi).
6) Siswa memperhatikan video kebudayaan Indonesia yang tampil di
luar negeri ”Video Wayang Kulit Ki Manteb Sudarsono”
(eksplorasi).
7) Kelas dibagi menjadi 2 kelompok yang terdiri dari kelompok
penanya dan kelompok penjawab. Siswa berkelompok sesuai dengan
kelompoknya (elaborasi).
8) Setiap siswa mendapat satu kartu dan memikirkan jawaban atau soal
dari kartu yang dipegang.(eksplorasi)
9) Siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan
kartunya (kartu soal/kartu jawaban). (eksplorasi)
10) Siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas
waktu diberi poin. (eksplorasi)
11) Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat
kartu yang berbeda dari sebelumnya. (eksplorasi)
12) Guru memberikan penguatan terhadap hasil dari permainan dengan
model Make a Match tersebut (konfirmasi).
13) Siswa diminta mengerjakan Lembar Kerja Siswa atau LKS yang
telah disediakan oleh guru. (eksplorasi).
14) Siswa mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.
(Eksplorasi)
239

15) Guru dan siswa membahas bersama hasil diskusi dalam Lembar
Kerja Siswa atau LKS. (konfirmasi)
16) Guru memberikan penghargaan kepada siswa berupa bintang prestasi
(konfirmasi).
17) Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan kembali materi yang
belum dipahami (konfirmasi).
3. Kegiatan Penutup (±15 menit)
1) Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
2) Siswa mengerjakan soal evaluasi.
3) Guru menyampaikan rencana pembelajaran selanjutnya.
4) Salam.
5) Penutup.
IX. SUMBER DAN MEDIA BELAJAR
1. Sumber Belajar :
1) Permendiknas no. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk satuan
pendidikan dasar dan menengah.
2) Permendiknas no. 41 tahun 2007 tentang Standar Proses untuk satuan
pendidikan dasar dan menengah.
3) Bestari, Prayoga dan Ati Sumiati. 2008. Pendidikan
Kewarganegaraan: Menjadi Warga Negara yang Baik Untuk Kelas IV
Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Bandung: Pribumi Mekar.
Halaman 86-89.
4) Dewi, Ressi Kartika dkk. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan4 Untuk
Kelas IV Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional. Halaman 48-51.
5) Sarjan dan Agung Nugroho. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan
Bangga Menjadi Insan Pancasila Untuk SD/MI Kelas IV. Jakarta:
Usaha Makmur. Halaman 98-101.
6) Sumber dari internet
2. Media Belajar
1) Slide bersuara yang berisi materi pelajaran.
240

2) Video tentang kebudayaan Indonesia yang tampil di luar negeri


”Video Pertunjukan Wayang Kulit Ki Manteb Sudarsono”
X. PENILAIAN
1. Prosedur Tes
1) Tes Proses : ada
2) Tes Akhir : ada
2. Jenis Tes
1) Tes Lisan : tanya jawab
2) Tes Tertulis : soal evaluasi
3. Bentuk Tes : pilihan ganda, jawaban singkat dan uraian
4. Alat Tes :
1) Soal-soal Tes : Terlampir
2) Kunci Jawaban : Terlampir
3) Kriteria Penilaian : Terlampir

Semarang, 20 Maret 2015


Kolaborator, Guru Kelas IVA,

Maryono, S.Pd Kartika Candra Dewi


NIP. 19650413 198608 1 002
Mengetahui,
241

MATERI AJAR SIKLUS III

Kelas/Semester : IV / II
Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Standar Kompetensi : 4. Menunjukan sikap terhadap globalisasi di lingkungan
Kompetensi Dasar : 4.2 Mengidentifikasi jenis budaya Indonesia yang pernah
ditampilkan dalam misi kebudayaan internasional
Materi Ajar : Kebudayaan Indonesia yang pernah tampil dalam misi
kebudayaan
Internasional

1. Pengertian misi kebudayaan internasional


Misi kebudayaan internasional bertujuan untuk memperkenalkan budaya
Indonesia di mata dunia, sehingga diharapkan dapat menarik wisatawan
mancanegara ke Indonesia, pada akhirnya akan menambah devisa negara. Hal ini
merupakan keuntungan bagi bangsa Indonesia yang terdiri atas berbagai macam
suku dan mempunyai beraneka ragam kebudayaan.
Misi dari kesenian tersebut sebagai upaya memperkenalkan budaya bangsa
Indonesia kepada negara lain. Selain itu, misi kesenian di internasional bertujuan
menarik wisatawan asing berkunjung ke Indonesia. Nilai-nilai budaya bangsa
Indonesia harus terus dilestarikan. Budaya tersebut merupakan warisan bagi
generasi bangsa di masa yang akan datang. Nilai-nilai budaya menjadi ciri khas
dari bangsa Indonesia. Banyak juga budaya terutama budaya seni Indonesia yang
telah tampil di luar negeri dalam rangka misi kebudayaan internasional. Kegiatan
ini juga dapat mempererat kerja sama antar bangsa sehingga meningkatkan
persatuan dan kesatuan seluruh bangsa-bangsa di dunia.
2. Kebudayaan Indonesia yang pernah tampil di misi kebudayaa
internasional
Berikut ini contoh beberapa tim kesenian yang tampil di tingkat
internasional.
242

1. Kelompok kesenian Bougenville yang berasal dari Kalimantan Barat


diundang ke Madrid, Spanyol. Pada 21 sampai 28 Oktober 2003,
kelompok kesenian Bougenville ini tampil untuk mengikuti Festival Asia.
2. Grup seni tradisional Indonesia, Nanglang Danasih, tampil di Roma, Italia.
3. Tim kesenian Sumatra Selatan ke Malaysia. Grup ini tampil dalam acara
festival Gendang Nusantara 10 - 15 April 2003. Mereka mewakili
Indonesia.
4. Tim kesenian Bali ke Chili dan Peru. Dalam rangka memenuhi undangan
KBRI Tim dari pulau Dewata ini menampilkan tari Saman (Aceh), tari
Maengket (Sulawesi), dan sejumlah tari Bali. Pementasan ini bertujuan
untuk menjalin kerja sama dan dapat memberikan informasi tentang
Indonesia.
5. Tim kesenian Jaipong dan Rampak Gendang ke Irak. Tim kesenian
Indonesia untuk kesekian kalinya tampil dalam Festival Internasional
Babylon.
6. Ki Manteb Sudarsono dalang wayang kulit dari kabupaten Karanganyar,
Jawa Tengah go internasional karena Ki Manteb menerima penghargaan
UNESCO Award yang diserahkan langsung di Paris, Prancis.
7. Tarian Adat: seperti tari kecak dari Bali, tari jaipong dari Jawa Barat yang
pernah tampil di negara Yunani dan Italia.
8. Musik gamelan dari Bali, Jawa, dan Sunda telah dikenal di luar negeri
bahkan dipelajari oleh masyarakat luar negeri di negaranya masing-
masing. Musik angklung yang dimainkan di luar negeri sebagai salah satu
kesenian dari bangsa Indonesia bahkan menjadi barang kesenian yang
diekspor ke luar negeri.
9. Batik sebagai hasil karya kerajinan tangan bangsa Indonesia banyak
digemari pasar dunia.
10. Benda-benda pahat, seperti patung dari Bali dan Suku Asmat menjadi
barang yang diminati turis asing sebagai cinderamata.
243

Misi tim kesenian Indonesia di luar negeri antara lain:


1) Dapat memperkenalkan kebudayaan Indonesia yang beraneka ragam
kepada dunia internasional sehingga mampu menarik wisatawan asing
untuk mengunjungi Indonesia.
2) Meningkatkan kerja sama dan hubungan yang baik dengan luar negeri di
bidang kesenian.
3) Meningkatkan kerukunan dengan bangsa lain.
4) Indonesia diakui sebagai negara yang memiliki kesenian dan kebudayaan
tinggi.
Globalisasi mempengaruhi hampir semua bidang yang ada di masyarakat,
termasuk di antaranya bidang sosial budaya. Kebudayaan dapat diartikan sebagai
nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat. Sebagai salah satu hasil pemikiran dan
penemuan seseorang adalah kesenian yang merupakan bagian dari kebudayaan.
Globalisasi sebagai sebuah gejala tersebarnya nilai-nilai dan budaya tertentu ke
seluruh dunia. Penyaringan budaya asing yang masuk ke Indonesia adalah dengan
didasarkan pada ciri khas kepribadian bangsa yaitu Pancasila.
244

MEDIA PEMBELAJARAN SIKLUS III

Kelas/ Semester : IV/ II


Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Media Pembelajaran : 1) Kartu Kata (Model Pembelajaran Make a Match)
2) Slide bersuara yang berisi materi pelajaran dan Video
pertunjukan wayang kulit Ki Manteb Sudarsono
Kartu Kata :
PERMAINAN MAKE A MATCH (KARTU KATA)

Mencari pasangan antara kartu pertanyaan dan kartu jawaban.

Kartu Pertanyaan Kartu Jawaban

Tim kesenian Bali yang Tari Saman, Maengket, dan


tampil di Chili dan Peru sejumlah tari Bali

menampilkan tarian apa


saja?

Tari Jaipong merupakan


tarian adat dari daerah
Jawa Barat
.................

Manfaat adanya misi Untuk menarik minat generasi


kesenian di Internasional muda agar mencintai
kebudayaannya
adalah ............
245

Wisatawan asing yang


masuk ke Indonesia dapat Devisa / Pemasukan Negara
menambah ............ negara

Siapakah nama Dalang


wayang kulit dari Kabupaten Dalang Ki Manteb
Karanganyar, Jawa Tengah Sudarsono
yang go Internasioanl?

Slide bersuara :
246

Video :
Pertunjukan Wayang Kulit Ki Manteb Sudarsono
247

LEMBAR DISKUSI KELOMPOK

Nama Siswa : 1. ……………………….


2. ……………………….
3. .....................................
4. .....................................
5. .....................................
6. .....................................

Petunjuk pengerjaan!
 Kerjakanlah secara berdiskusi dengan anggota kelompokmu!
 Cermati tugas yang diberikan secara teliti!
 Jangan lupa menuliskan nama lengkap dan nomor absen disampingnya!
Tugas!
Sebutkan dan jelaskan kebudayaan Indonesia yang pernah tampil di misi
kebudayaan internasional antara lain, yaitu:
1) .............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.................................
2) .............................................................................................................................
.............................................................................................................................
..................................
3) .............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.................................
3) .............................................................................................................................
.............................................................................................................................
..................................
4) .............................................................................................................................
.............................................................................................................................
..................................
248

KISI-KISI EVALUASI SIKLUS III


Jenis sekolah : SDN Tambakaji 01 Kota Semarang Jumlah soal : 15
Mata pelajaran : PKn Alokasi waktu :10 menit
Kurikulum : KTSP Penyusun :Kartika Candra Dewi
Standar Kompetensi : 4. Menunjukkan sikap terhadap globalisasi di lingkungannya
Penialain
Materi Ranah Kategori Teknik Bentuk
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian
Pokok penilaian Instrumen dan No
Soal
4.2 Mengidentifikasi jenis Kebudayaan 1. Menjelaskan misi Tes  Pilihan ganda
budaya Indonesia yang Indonesia kebudayaan Internasional. C1 Mudah tertulis 1, 2
pernah ditampilkan yang pernah C2 Sukar 8, 9
dalam misi tampil dalam  Isian singkat
kebudayaan misi C1 Mudah 1, 2
internasional kebudayaan 2. Menjelaskan manfaat Tes  Pilihan ganda
Internasional. kebudayaan Indonesia yang C1 Mudah tertulis 3
pernah tampil dalam misi C2 Sedang 4
kebudayaan Internasional.  Isian singkat
C2 Sedang 3
C2 Sukar 5
3. Mengidentifikasi Tes  Pilihan ganda
kebudayaan Indonesia yang C2 Sedang tertulis 5, 6, 7
pernah tampil dalam misi C2 Sukar 10
kebudayaan Internasional.  Isian singkat
C2 Sukar 4
249

LEMBAR EVALUASI
Nama: _____________________
Kelas: _____________________
1. Berilah tanda silang ( X ) pada a, b, c atau d yang jawaban benar!
1. Kebudayaan kita harus dijaga dan dilestarikan. Hal ini bertujuan untuk ....
a. menyaingi kebudayaan asing agar kita tidak kalah
b. meningkatkan masuknya kebudayaan asing
c. menolak semua budaya asing yang masuk ke negara kita
d. menarik minat generasi muda untuk mencintai kebudayaanya
2. Budaya asing yang dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari adalah ....
a. individual c. bekerja keras
b. konsumtif d. material
3. Wisatawan asing yang masuk ke Indonesia akan menambah ....
a. kesenian c. teman
b. devisa negara d. keramaian
4. Manfaat adanya misi kesenian di internasional yaitu . . . .
a. mampu menarik wisatawan asing untuk mengunjungi Indonesia
b. adanya percampuran kebudayaan antar negara
c. terjadi persaingan antar negara
d. membanggakan negara sendiri
5. Dalang wayang kulit yang pernah tampil di luar negeri yaitu . . . .
a. Asep Sunandar Sunarya c. Ki Narto Sabdo
b. Ki Manteb Sudarsono d. Ki Anom Suroto
6. Kebudayaan Indonesia yang sudah diakui di luar negeri dan merupakan
pakaian nasional yaitu . . . .
a. koteka c. kebaya
b. songket d. batik
7. Alat musik Indonesia yang di kenal di luar negeri bahkan di mainkan di
negara-negara lain yaitu . . . .
a. kecapi c. sasando
b. gamelan d. Kulintang
250

8. Sikap kita terhadap semua budaya asing yang masuk ke Indonesia adalah . . . .
a. menerima budaya asing yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila
b. menolak semua budaya asing yang masuk ke Indonesia
c. menerima semua budaya asing
d. tidak peduli terhadap semua budaya asing
9. Berikut ini yang bukan merupakan misi tim kesenian Indonesia di luar negeri
yaitu . . . .
a. meningkatkan kerukunan dengan bangsa lain
b. meningkatkan kerja sama yang baik dengan luar negeri di bidang kesenian
c. meremehkan kebudayaan dari negara lain
d. memperkenalkan kebudayaan Indonesia kepada dunia internasional
10.Tim kesenian Indonesia yang pernah tampil di festival Gendang Nusantara
adalah . . . .
a. kelompok kesenian Danasih c. tim kesenian Sumatera Selatan
b. kelompok kesenian Jawa Timur d. tim kesenian dari Bali

II. Jawablah pertanyaan berikut dengan jawaban yang singkat!


1. Promosi kebudayaan ke luar negeri bertujuan untuk menarik ............
berkunjung ke Indonesia.
2. Wisatawan asing yang masuk ke Indonesia dapat menambah .......... negara
3. Sering tampilnya kebudayaan Indonesia di luar negeri akan mempererat
........................
4. Tarian daerah Indonesia yang pernah tampil di luar negeri adalah tari ...............
dan tari .....................
5. Salah satu misi tim kesenian Indonesia di luar negeri adalah meningkatkan
........................................................
251

LEMBAR KUNCI JAWABAN EVALUASI

I. Pilihan Ganda
1. D 6. D
2. C 7. B
3. B 8. A
4. A 9. C
5. B 10. C

II. Isian Singkat


1. Wisatawan
2. Devisa atau penghasilan negara
3. Kerjasama antar negara atau persatuan dan kesatuan antar negara
4. Tari Kecak dan Tari Jaipong
5. Kerukunan dengan bangsa lain
252

PEDOMAN PENSKORAN SIKLUS III

Nama Sekolah : SDN Tambakji 01 Kota Semarang


Mata Pelajaran : PKn
Kelas/Semester : IV/2
Standar Kompetensi : 4. Menunjukan sikap terhadap globalisasi di
lingkungannya
Kompetensi Dasar : 4.2 Mengidentifikasi jenis budaya Indonesia yang
pernah ditampilkan dalam misi kebudayaan
internasional
Pedoman Penskoran :
A. Pilihan Ganda
Skor 0 jika jawaban salah, jawaban dikosongi, atau memilih lebih dari 1
jawaban
Skor 1 jika jawaban benar
B. Isian Singkat
Skor 0 jika jawaban dikosongi
Skor 2 jika jawaban benar
Nomor Soal Ranah kognitif Skor
1 C1 2
2 C1 2
3 C2 2
4 C2 2
5 C2 2
Skor maksimal : 10
Skor komulatif maksimal = A + B
= 10 + 10
= 20 x 5
= 100
Penilaian :
Nilai = (Skor A + Skor B) x 5
253

Sintaks Pembelajaran Model Make a Match

Menurut Curran (dalam Rusman, 2011: 223) langkah-langkah


pembelajaran menggunakan model pembelajaran Make a Match adalah sebagai
berikut:
1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi materi pembelajaran (kartu
soal dan kartu jawaban).
2. Setiap siswa mendapat satu kartu dan memikirkan jawaban atau soal dari
kartu yang dipegang.
3. Siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan
kartunya (kartu soal/kartu jawaban).
4. Siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu
diberi penghargaan.
5. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu
yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.
6. Guru bersama siswa membuat kesimpulan dari materi yang ada
dalam permainan kartu kata tersebut.
254

LAMPIRAN 2

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN

2.1. PEDOMAN PEMBUATAN KISI-KISI INSTRUMEN


KETERAMPILAN GURU

Indikator keterampilan guru


Langkah-langkah model
Keterampilan dalam pembelajaran
pembelajaran Make a
Dasar Mengajar menggunakan model
Match dengan media
Guru pembelajaran Make a Match
audio-visual
dengan media audio-visual
1) Guru mempersiapkan 1) Keterampilan 1) Guru mempersiapkan materi
siswa untuk mengikuti membuka pelajaran (Keterampilan
pembelajaran. pelajaran membuka pelajaran)
2) Guru menyampaikan 2) Keterampilan 2) Guru menyampaikan materi
tujuan dan menjelaskan menjelaskan pelajaran dengan media
materi pelajaran. 3) Keterampilan audio-visual berupa video
3) Guru menayangkan mengadakan (Keterampilan menjelaskan
materi pelajaran dengan variasi. dan keterampilan
media audio-visual 4) Keterampilan mengadakan variasi)
berupa slide bersuara bertanya 3) Guru memberikan
dan video. 5) Keterampilan pertanyaan mengenai
4) Guru meminta siswa membimbing materi pelajaran melalui
untuk menjelaskan diskusi kartu pertanyaan yang telah
materi pelajaran kelompok disediakan.
melalui kartu kecil (Keterampilan bertanya dan
pertanyaan yang telah 6) Keterampilan keterampilan menjelaskan)
disediakan. pembelajaran 4) Guru membimbing dalam
5) Siswa dikelompokkan perseorangan kegiatan berkelompok dan
secara heterogen 7) Keterampilan membagikan kartu
menjadi 2 kelompok, mengelola pertanyaan dan jawaban.
yang terdiri dari kelas (Keterampilan membimbing
kelompok pembawa 8) Keterampilan diskusi kelompok kecil dan
kartu pertanyaan, dan memberi keterampilan mengelola
kelompok pembawa penguatan kelas)
kartu jawaban. 9) Keterampilan 5) Guru membimbing dalam
6) Guru menyampaikan menutup mencari pasangan antara
kepada siswa bahwa pelajaran. kartu soal dan jawaban.
mereka harus mencari (Keterampilan pembelajaran
/mencocokan kartu perseorangan)
yang dipegang siswa 6) Guru membimbing dalam
lain. pembelajaran dan ketepatan
mengelola waktu.
255

7) Setelah satu babak, (Keterampilan mengelola


guru meminta siswa kelas )
untuk mengocok kartu 7) Guru menjelaskan kembali
agar tiap siswa materi pelajaran yang telah
mendapat kartu yang disampaikan
berbeda dari (Keterampilan memberi
sebelumnya. penguatan)
8) Guru menjelaskan 8) Guru membuat kesimpulan,
kembali materi memberikan soal evaluasi
pelajaran yang telah dan menutup pelajaran.
disampaikan. (Keterampilan menutup
9) Guru bersama siswa pelajaran).
membuat kesimpulan
terhadap materi
pembelajaran yang
telah diajarkan dan
memberikan soal
evaluasi kepada siswa.
256

2.2. PEDOMAN PEMBUATAN KISI-KISI INSTRUMEN


AKTIVITAS SISWA

Indikator aktivitas siswa


Langkah-langkah model
dalam pembelajaran
pembelajaran Make a
menggunakan
Match dengan media Aktivitas Siswa
model pembelajaran
audio-visual
Make a Match dengan
media audio-visual
1) Guru mempersiapkan 1) Aktivitas emosional 1) Siswa mempersiapkan
materi pelajaran. (Emotional activities) diri dalam menerima
2) Guru menyampaikan 2) Aktivitas pelajaran.
materi pelajaran mendengarkan (Aktivitas emosional)
dengan media audio - (Listening activities) 2) Siswa memperhatikan
visual berupa video 3) Aktivitas visual (visual materi pada media
3) Guru memberikan activities) audio-visual berupa
pertanyaan mengenai 4) Aktivitas metrik slide bersuara dan
materi pelajaran (Motor activities) video.
melalui kartu 5) Aktivitas mental (Aktivitas
pertanyaan yang telah (Mental activities) mendengarkan,
disediakan. 6) Aktivitas menggambar aktivitas visual, dan
4) Guru membimbing (Drawing activities) aktivitas emosional)
dalam kegiatan 7) Aktivitas lisan (oral 3) Siswa menjelaskan isi
berkelompok dan activities) materi pelajaran
membagikan kartu 8) Aktivitas menulis melalui kartu
pertanyaan dan (Writing activities) pertanyaan yang telah
jawaban. disediakan.
5) Guru membimbing (Aktivitas lisan dan
dalam mencari aktivitas emosional)
pasangan antara kartu 4) Siswa membentuk
soal dan jawaban. kelompok menjadi 2
6) Guru membimbing kelompok yaitu
dalam pembelajaran kelompok penanya,
dan ketepatan dan kelompok
mengelola waktu. penjawab (Aktivitas
7) Guru menjelaskan metrik dan aktivitas
kembali materi emosional)
pelajaran yang telah 5) Siswa diberikan
disampaikan batasan waktu dalam
8) Guru membuat mencari pasangannya
kesimpulan, yaitu pasangan antara
memberikan soal kartu pertanyaan dan
evaluasi dan menutup kartu jawaban.
pelajaran. (Aktivitas emosional,
aktivitas metrik dan
aktivitas mental)
257

6) Siswa mendengarkan
kembali penjelasan
tentang materi
pelajaran yang telah
disampaikan.
(Aktivitas mental,
aktivitas
mendengarkan, dan
aktivitas emosional)
7) Siswa bersama
dengan guru
menyimpulkan
kegiatan
pembelajaran.
(Aktivitas lisan dan
aktivitas emosional)
8) Siswa mengerjakan
soal evaluasi.
(Aktivitas menulis,
aktivitas mental, dan
aktivitas emosional)
258

2.3. KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN PENINGKATAN KUALITAS


PEMBELAJARAN PKn MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN
MAKE A MATCH DENGAN MEDIA AUDIO-VISUAL PADA SISWA
KELAS IVA SDN TAMBAKAJI 01 KOTA SEMARANG

No Variabel Indikator Sumber Data Alat/Instrumen


1 Keterampilan 1) Guru mempersiapkan 1. Guru 1. Lembar
guru dalam materi pelajaran 2. Catatan Lapangan Pengamatan
pembelajaran (Keterampilan 3. Data dokumen (Foto (observasi)
menggunakan membuka pelajaran) dan video saat 2. Catatan
model Make a 2) Guru menyampaikan kegiatan Lapangan
Match dengan materi pelajaran pembelajaran) 3. Foto/ video.
media audio - dengan media audio-
visual visual berupa video
(Keterampilan
menjelaskan dan
keterampilan
mengadakan variasi)
3) Guru memberikan
pertanyaan mengenai
materi pelajaran
melalui kartu
pertanyaan yang telah
disediakan.
(Keterampilan
bertanya dan
keterampilan
menjelaskan)
4) Guru membimbing
dalam kegiatan
berkelompok dan
membagikan kartu
pertanyaan dan
jawaban.
(Keterampilan
membimbing diskusi
kelompok kecil dan
keterampilan
mengelola kelas)
5) Guru membimbing
dalam mencari
pasangan antara kartu
soal dan jawaban.
259

(Keterampilan
pembelajaran
perseorangan)
6) Guru membimbing
dalam pembelajaran
dan ketepatan
mengelola waktu.
(Keterampilan
mengelola kelas )
7) Guru menjelaskan
kembali materi
pelajaran yang telah
disampaikan
(Keterampilan
memberi penguatan)
8) Guru membuat
kesimpulan,
memberikan soal
evaluasi dan menutup
pelajaran.
(Keterampilan
menutup pelajaran).
2 Aktivitas siswa 1) Siswa 1. Siswa 1. Lembar
dalam mempersiapkan diri 2. Catatan Lapangan Pengamatan
pembelajaran dalam menerima 3. Data dokumen (Foto (observasi)
menggunakan pelajaran. dan video saat 2. Lembar
model Make a (Aktivitas emosional) kegiatan catatan
Match dengan 2) Siswa memperhatikan pembelajaran) lapangan
media audio- materi pada media 3. Foto/video
visual audio-visual berupa
video.
(Aktivitas
mendengarkan,
aktivitas visual, dan
aktivitas emosional)
3) Siswa menjelaskan isi
materi pelajaran
melalui kartu
pertanyaan yang telah
disediakan.
(Aktivitas lisan dan
aktivitas emosional)
4) Siswa membentuk
kelompok menjadi 2
kelompok yaitu
kelompok penanya,
260

dan kelompok
penjawab (Aktivitas
metrik dan aktivitas
emosional)
5) Siswa diberikan
batasan waktu dalam
mencari pasangannya
yaitu pasangan antara
kartu pertanyaan dan
kartu
jawaban.(Aktivitas
emosional, aktivitas
metrik dan aktivitas
mental)
6) Siswa mendengarkan
kembali penjelasan
tentang materi
pelajaran yang telah
disampaikan.
(Aktivitas mental,
aktivitas
mendengarkan, dan
aktivitas emosional)
7) Siswa bersama dengan
guru menyimpulkan
kegiatan pembelajaran.
(Aktivitas lisan dan
aktivitas emosional)
8) Siswa mengerjakan
soal evaluasi.
(Aktivitas menulis,
aktivitas mental, dan
aktivitas emosional)
3 Hasil belajar 1) Menjelaskan 1. Siswa Tes tertulis
siswa dalam pengertian 2. Daftar nilai hasil
pembelajaran kebudayaan daerah belajar
menggunakan sebagai akar 3. Foto.
model Make a kebudayaan nasional.
Match dengan 2) Mengidentifikasi
media audio- kebudayaan nasional
visual berdasarkan daerah
asal.
3) Mengelompokkan
keanekaragaman
budaya.
261

4) Menjelaskan
pengertian
kebudayaan
Indonesia.
5) Menyebutkan lima
contoh kebudayaan
Indonesia.
6) Mengidentifikasi
kebudayaan Indonesia
berdasarkan jenisnya.
7) Menjelaskan misi
kebudayaan
Internasional.
8) Menjelaskan manfaat
kebudayaan Indonesia
yang pernah tampil
dalam misi
kebudayaan
Internasional.
9) Mengidentifikasi
kebudayaan Indonesia
yang pernah tampil
dalam misi
kebudayaan
Internasional.
262

LAMPIRAN 3

Lembar Pengamatan Keterampilan Guru


Siklus I

Nama Guru : Kartika Candra Dewi


Nama SD : SDN Tambakaji 01 Kota Semarang
Kelas/Semester : IVA / 2
Hari/Tanggal : Jumat, 27 Februari 2015
Petunjuk :
1. Bacalah dengan cermat indikator dan deskriptor di bawah ini!
2. Dalam melakukan penilaian mengacu pada deskriptor yang sudah
ditetapkan.
3. Berilah tanda ( √ ) pada huruf a, b, c, dan d jika deskriptor yang
tertulis tampak!
4. Skala penilaian untuk masing – masing indikator adalah sebagai
berikut:
Nilai 4 Jika semua deskriptor tampak
Nilai 3 Jika hanya 3 deskriptor tampak
Nilai 2 Jika hanya 2 deskriptor tampak
Nilai 1 Jika hanya 1 deskriptor tampak
Nilai 0 Jika tidak ada deskriptor yang tampak (Rusman, 2011: 101)

Check Jumlah
No Indikator Deskriptor (√) Skor
1 Guru mempersiapkan a. Memberi salam dan berdo’a. √
siswa menerima b. Menyampaikan apersepsi √
pelajaran sesuai materi.
(Keterampilan c. Menyiapkan media √ 3
membuka pelajaran) pembelajaran yang
digunakan.
d. Mengkondisikan kelas.
2 Guru menyampaikan a. Kejelasan dalam menyampaikan √
materi pelajaran materi.
3
dengan media audio b. Memberikan contoh-contoh √
-visual berupa slide dalam memberikan penjelasan.
263

bersuara dan video. c. Menyampaikan materi


(Keterampilan pelajaran secara runtut dan
menjelaskan dan sistematis dengan
keterampilan menggunakan media audio-
mengadakan variasi) visual berupa slide bersuara
dan video.
d. Isi media audio-visual sesuai
dengan tujuan pembelajaran. √

3 Guru memberikan a. Pengungkapan pertanyaan √


pertanyaan secara jelas dan singkat.
mengenai materi b. Penyebaran pertanyaan (ke
pelajaran melalui seluruh kelas, ke siswa
kartu pertanyaan tertentu, meminta siswa lain
yang telah menanggapi jawaban
2
disediakan. temannya)
(Keterampilan c. Pemberian waktu berpikir. √
bertanya dan d. Pemberian tuntunan
keterampilan (menyederhanakan
menjelaskan) pertanyaan, mengulangi
penjelasan sebelumnya)
4 Guru membimbing a. Memusatkan perhatian siswa √
dalam kegiatan pada tujuan dan topik diskusi.
berkelompok dan b. Memberikan kesempatan √
membagikan kartu bertanya.
pertanyaan dan c. Membagikan kartu pertanyaan √
jawaban. dan jawaban sesuai kelompok. 3
(Keterampilan d. Memastikan seluruh siswa aktif
membimbing diskusi dalam pembelajaran.
kelompok kecil dan
keterampilan
mengelola kelas)
5 Guru membimbing a. Keterampilan berkomunikasi
dalam mencari pasa- secara pribadi
ngan antara kartu b. Keterampilan dalam √
soal dan jawaban. memberikan pengarahan.
(Keterampilan c. Membimbing siswa untuk √
2
pembelajaran mencari pasangan kartu
perseorangan) pertanyaan dan jawaban.
d. Keterampilan merencanakan
dan melaksanakan kegiatan
pembelajaran.
6 Guru membimbing a. Menunjukan sikap tanggap.
dalam pembelajaran b. Menegur bila siswa melakukan √
2
dan ketepatan me- tindakan yang menyimpang.
ngelola waktu. c. Memusatkan perhatian
264

(Keterampilan d. Respon guru terhadap


mengelola kelas) gangguan siswa. √
7 Guru menjelaskan a. Penguatan kepada pribadi √
kembali materi tertentu.
pelajaran yang telah b. Penguatan dengan kelompok √
disampaikan siswa.
2
(Keterampilan c. Pemberian penguatan dengan
memberi penguatan) cara segera.
d. Variasi dalam memberikan
penguatan.
8 Guru membuat a. Membuat kesimpulan bersama √
kesimpulan, siswa.
memberikan soal b. Melakukan evaluasi terhadap √
evaluasi dan kegiatan yang telah
menutup pela-jaran. dilaksanakan.
2
(Keterampilan c. Memberikan umpan balik
menutup pelajaran). terhadap proses dan hasil
pembelajaran.
d. Merencanakan aktivitas tindak
lanjut.
Jumlah Skor 19

Jumlah Skor = 19 dengan kategori = baik

Klasifikasi Kategori Nilai Klasikal Lembar Pengamatan Keterampilan Guru

Skor Kategori
25-32 Sangat baik
17-24 Baik
9-16 Cukup
0-8 Kurang

Semarang, 27 Februari 2015


Kolaborator,

Maryono, S.Pd
19650413 198608 1 002
265

Lembar Pengamatan Keterampilan Guru


Siklus II

Nama Guru : Kartika Candra Dewi


Nama SD : SDN Tambakaji 01 Kota Semarang
Kelas/Semester : IVA / 2
Hari/Tanggal : Jumat, 6 Maret 2015
Petunjuk :
1. Bacalah dengan cermat indikator dan deskriptor di bawah ini!
2. Dalam melakukan penilaian mengacu pada deskriptor yang sudah
ditetapkan.
3. Berilah tanda ( √ ) pada huruf a, b, c, dan d jika deskriptor yang
tertulis tampak!
4. Skala penilaian untuk masing – masing indikator adalah sebagai
berikut:
Nilai 4 Jika semua deskriptor tampak
Nilai 3 Jika hanya 3 deskriptor tampak
Nilai 2 Jika hanya 2 deskriptor tampak
Nilai 1 Jika hanya 1 deskriptor tampak
Nilai 0 Jika tidak ada deskriptor yang tampak (Rusman, 2011: 101)

Check Jumlah
No Indikator Deskriptor (√) Skor
1 Guru mempersiapkan a. Memberi salam dan √
siswa menerima berdo’a.
pelajaran b. Menyampaikan apersepsi √
(Keterampilan sesuai materi.
4
membuka pelajaran) c. Menyiapkan media √
pembelajaran yang
digunakan.
d. Mengkondisikan kelas. √
2 Guru menyampaikan a. Kejelasan dalam √
materi pelajaran menyampaikan materi.
dengan media audio b. Memberikan contoh-contoh √
3
-visual berupa slide dalam memberikan
bersuara dan video. penjelasan.
(Keterampilan
266

menjelaskan dan c. Menyampaikan materi


keterampilan pelajaran secara runtut dan
mengadakan variasi) sistematis dengan
menggunakan media audio-
visual berupa slide bersuara
dan video.
d. Isi media audio-visual
sesuai dengan tujuan √
pembelajaran.
3 Guru memberikan a. Pengungkapan pertanyaan √
pertanyaan secara jelas dan singkat.
mengenai materi b. Penyebaran pertanyaan (ke
pelajaran melalui seluruh kelas, ke siswa
kartu pertanyaan tertentu, meminta siswa lain
yang telah menanggapi jawaban
2
disediakan. temannya)
(Keterampilan c. Pemberian waktu berpikir. √
bertanya dan d. Pemberian tuntunan
keterampilan (menyederhanakan
menjelaskan) pertanyaan, mengulangi
penjelasan sebelumnya)
4 Guru membimbing a. Memusatkan perhatian siswa √
dalam kegiatan pada tujuan dan topik
berkelompok dan diskusi.
membagikan kartu b. Memberikan kesempatan √
pertanyaan dan bertanya.
jawaban. c. Membagikan kartu √ 3
(Keterampilan pertanyaan dan jawaban
membimbing diskusi sesuai kelompok.
kelompok kecil dan d. Memastikan seluruh siswa
keterampilan aktif dalam pembelajaran.
mengelola kelas)
5 Guru membimbing a. Keterampilan berkomunikasi
dalam mencari pasa- secara pribadi
ngan antara kartu b. Keterampilan dalam √
soal dan jawaban. memberikan pengarahan.
(Keterampilan c. Membimbing siswa untuk √
2
pembelajaran mencari pasangan kartu
perseorangan) pertanyaan dan jawaban.
d. Keterampilan merencanakan
dan melaksanakan kegiatan
pembelajaran.
6 Guru membimbing a. Menunjukan sikap tanggap.
dalam pembelajaran b. Menegur bila siswa √
3
dan ketepatan me- melakukan tindakan yang
ngelola waktu. menyimpang.
267

(Keterampilan c. Memusatkan perhatian √


mengelola kelas) d. Respon guru terhadap √
gangguan siswa.
7 Guru menjelaskan a. Penguatan kepada pribadi √
kembali materi tertentu.
pelajaran yang telah b. Penguatan dengan kelompok √
disampaikan siswa.
3
(Keterampilan c. Pemberian penguatan dengan √
memberi penguatan) cara segera.
d. Variasi dalam memberikan
penguatan.
8 Guru membuat a. Membuat kesimpulan √
kesimpulan, bersama siswa.
memberikan soal b. Melakukan evaluasi terhadap √
evaluasi dan kegiatan yang telah
menutup pela-jaran. dilaksanakan.
3
(Keterampilan c. Memberikan umpan balik
menutup pelajaran). terhadap proses dan hasil
pembelajaran.
d. Merencanakan aktivitas √
tindak lanjut.
Jumlah Skor 23

Jumlah Skor = 23 dengan kategori = baik

Klasifikasi Kategori Nilai Klasikal Lembar Pengamatan Keterampilan Guru

Skor Kategori
25-32 Sangat baik
17-24 Baik
9-16 Cukup
0-8 Kurang

Semarang, 6 Maret 2015


Kolaborator,

Maryono, S.Pd
19650413 198608 1 002
268

Lembar Pengamatan Keterampilan Guru


Siklus III

Nama Guru : Kartika Candra Dewi


Nama SD : SDN Tambakaji 01 Kota Semarang
Kelas/Semester : IVA / 2
Hari/Tanggal : Jumat, 20 Maret 2015
Petunjuk :
1. Bacalah dengan cermat indikator dan deskriptor di bawah ini!
2. Dalam melakukan penilaian mengacu pada deskriptor yang sudah
ditetapkan.
3. Berilah tanda ( √ ) pada huruf a, b, c, dan d jika
deskriptor yang tertulis tampak!
4. Skala penilaian untuk masing – masing indikator adalah sebagai
berikut:
Nilai 4 Jika semua deskriptor tampak
Nilai 3 Jika hanya 3 deskriptor tampak
Nilai 2 Jika hanya 2 deskriptor tampak
Nilai 1 Jika hanya 1 deskriptor tampak
Nilai 0 Jika tidak ada deskriptor yang tampak (Rusman, 2011: 101)

Check Jumlah
No Indikator Deskriptor (√) Skor
1 Guru mempersiapkan a. Memberi salam dan √
siswa menerima berdo’a.
pelajaran b. Menyampaikan apersepsi √
(Keterampilan sesuai materi.
4
membuka pelajaran) c. Menyiapkan media √
pembelajaran yang
digunakan.
d. Mengkondisikan kelas. √
2 Guru menyampaikan a. Kejelasan dalam √
materi pelajaran menyampaikan materi.
dengan media audio b. Memberikan contoh-contoh √
4
-visual berupa slide dalam memberikan
bersuara dan video. penjelasan.
(Keterampilan
269

menjelaskan dan c. Menyampaikan materi √


keterampilan pelajaran secara runtut dan
mengadakan variasi) sistematis dengan
menggunakan media audio-
visual berupa slide bersuara
dan video.
d. Isi media audio-visual
sesuai dengan tujuan √
pembelajaran.
3 Guru memberikan a. Pengungkapan pertanyaan √
pertanyaan secara jelas dan singkat.
mengenai materi b. Penyebaran pertanyaan (ke √
pelajaran melalui seluruh kelas, ke siswa
kartu pertanyaan tertentu, meminta siswa lain
yang telah menanggapi jawaban
3
disediakan. temannya)
(Keterampilan c. Pemberian waktu berpikir. √
bertanya dan d. Pemberian tuntunan
keterampilan (menyederhanakan
menjelaskan) pertanyaan, mengulangi
penjelasan sebelumnya)
4 Guru membimbing a. Memusatkan perhatian siswa √
dalam kegiatan pada tujuan dan topik
berkelompok dan diskusi.
membagikan kartu b. Memberikan kesempatan √
pertanyaan dan bertanya.
jawaban. c. Membagikan kartu √ 4
(Keterampilan pertanyaan dan jawaban
membimbing diskusi sesuai kelompok.
kelompok kecil dan d. Memastikan seluruh siswa √
keterampilan aktif dalam pembelajaran.
mengelola kelas)
5 Guru membimbing a. Keterampilan berkomunikasi √
dalam mencari pasa- secara pribadi
ngan antara kartu b. Keterampilan dalam √
soal dan jawaban. memberikan pengarahan.
(Keterampilan c. Membimbing siswa untuk √
3
pembelajaran mencari pasangan kartu
perseorangan) pertanyaan dan jawaban.
d. Keterampilan merencanakan
dan melaksanakan kegiatan
pembelajaran.
6 Guru membimbing a. Menunjukan sikap tanggap.
dalam pembelajaran b. Menegur bila siswa √
3
dan ketepatan me- melakukan tindakan yang
ngelola waktu. menyimpang.
270

(Keterampilan c. Memusatkan perhatian √


mengelola kelas) d. Respon guru terhadap √
gangguan siswa.
7 Guru menjelaskan a. Penguatan kepada pribadi √
kembali materi tertentu.
pelajaran yang telah b. Penguatan dengan kelompok √
disampaikan siswa.
3
(Keterampilan c. Pemberian penguatan dengan √
memberi penguatan) cara segera.
d. Variasi dalam memberikan
penguatan.
8 Guru membuat a. Membuat kesimpulan √
kesimpulan, bersama siswa.
memberikan soal b. Melakukan evaluasi terhadap √
evaluasi dan kegiatan yang telah
menutup pela-jaran. dilaksanakan.
4
(Keterampilan c. Memberikan umpan balik √
menutup pelajaran). terhadap proses dan hasil
pembelajaran.
d. Merencanakan aktivitas √
tindak lanjut.
Jumlah Skor 28

Jumlah Skor = 28 dengan kategori = sangat baik

Klasifikasi Kategori Nilai Klasikal Lembar Pengamatan Keterampilan Guru

Skor Kategori
25-32 Sangat baik
17-24 Baik
9-16 Cukup
0-8 Kurang

Semarang, 20 Maret 2015


Kolaborator,

Maryono, S.Pd
19650413 198608 1 002
271

ANALISIS HASIL OBSERVASI KETERAMPILAN GURU


No Indikator Siklus I Siklus II Siklus III
1. Keterampilan mempersiapkan 3 4 4
siswa menerima pelajaran.
2. Keterampilan menyampaikan 3 3 4
materi dengan bantuan media
audio-visual.
3. Keterampilan memberikan 2 2 3
pertanyaan.
4. Keterampilan membimbing 3 3 4
dalam kegiatan berkelompok
5. Keterampilan membimbing 2 2 3
siswa dalam mencari
pasangan pada permainan
dengan model Make a Match
6. Keterampilan mengelola 2 3 3
kelas.
7. Keterampilan memberi 2 3 3
penguatan
8. Keterampilan menutup 2 3 4
pelajaran
Jumlah 19 23 28
Rata-rata 2,37 2,87 3,50
Keberhasilan 59,37% 71,87% 87,50%
Kategori Baik Baik Sangat Baik

Semarang, 24 Maret 2015


Kolaborator,

Maryono, S.Pd
19650413 198608 1 002
272

HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SIKLUS I


Skor masing-masing indikator Total
No Nama Siswa Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8 Skor
1 AFN 3 2 3 2 2 2 2 1 17 Baik
2 RMP 4 2 4 2 3 3 3 4 25 Sangat Baik
3 WS 3 2 3 2 2 3 1 1 17 Baik
4 AN 3 2 3 2 2 2 2 2 18 Baik
5 AFAN 3 3 3 2 3 2 2 2 20 Baik
6 AYO 3 3 3 2 3 2 2 1 19 Baik
7 ADF 3 2 3 2 2 3 1 1 17 Baik
8 BMP 2 3 3 2 2 3 1 1 17 Baik
9 DSI 4 3 3 3 3 3 3 4 26 Sangat Baik
10 DNS 2 3 3 2 2 3 1 1 17 Baik
11 FW 3 3 3 2 3 2 2 2 20 Baik
12 HSZ 4 3 3 3 3 3 3 4 26 Sangat Baik
13 IDP 4 3 3 3 3 3 3 4 26 Sangat Baik
14 LAM 3 3 3 2 3 2 2 2 20 Baik
15 MSH 3 3 3 2 3 2 2 3 21 Baik
16 MAN 3 3 3 2 3 2 2 2 20 Baik
17 MAS 3 3 3 2 3 2 2 2 20 Baik
18 MAA 3 3 3 2 3 2 2 3 21 Baik
19 MNAS 3 3 3 2 3 2 2 2 20 Baik
20 NRS 4 3 3 3 3 3 3 4 26 Sangat Baik
21 NBO 3 2 3 2 2 3 2 1 18 Baik
22 NMA 3 2 3 2 3 2 1 1 17 Baik
23 RAN 3 3 3 3 3 3 3 4 25 Sangat Baik
24 TRS 2 2 3 2 3 2 2 2 18 Baik
25 YMP 3 2 3 2 3 2 1 1 17 Baik
26 TKS 4 3 3 3 3 3 3 4 26 Sangat Baik
27 ZS 2 2 3 2 3 2 2 2 18 Baik
28 RFAN 3 2 2 2 3 2 2 3 19 Baik
29 MFAP 3 2 2 2 2 3 2 3 19 Baik
30 ASW 3 2 3 2 3 2 1 1 17 Baik
31 HSNR 3 3 3 2 3 2 2 2 20 Baik
32 AKBS 3 2 3 2 3 2 2 1 18 Baik
Total Skor 98 82 95 70 88 77 64 71 645 -
Rata-Rata 3,06 2,56 2,97 2,19 2,75 2,41 2 2,21 20,16 Baik
Klasifikasi Kategori Nilai Klasikal Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa
Skor Kategori
25-32 Sangat baik
17-24 Baik
9-16 Cukup
0-8 Kurang
Semarang, 27 Februari 2015
Kolaborator, Observer,

Maryono, S.Pd Nur Fitri Rizkiyah


NIP. 19650413 198608 1 002 NIM. 1401411157
273

HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SIKLUS II


Skor masing-masing indikator Total
No Nama Siswa Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8 Skor
1 AFN 3 2 3 2 2 2 2 2 18 Baik
2 RMP 4 3 4 2 3 3 3 4 26 Sangat Baik
3 WS 3 2 3 2 2 3 2 2 19 Baik
4 AN 3 2 3 2 3 2 2 3 20 Baik
5 AFAN 4 3 4 2 3 3 3 4 26 Sangat Baik
6 AYO 3 2 3 2 2 2 2 2 18 Baik
7 ADF 3 2 3 2 2 3 2 2 19 Baik
8 BMP 2 3 3 2 3 3 2 2 20 Baik
9 DSI 4 4 3 4 4 4 4 4 31 Sangat Baik
10 DNS 2 3 3 2 2 3 2 2 19 Baik
11 FW 3 3 3 2 3 2 2 3 21 Baik
12 HSZ 4 4 3 4 4 4 3 4 30 Sangat Baik
13 IDP 4 4 3 4 4 4 3 4 30 Sangat Baik
14 LAM 3 3 3 2 3 3 3 3 23 Baik
15 MSH 3 3 3 2 3 3 3 3 23 Baik
16 MAN 3 3 3 3 3 3 3 4 25 Sangat Baik
17 MAS 4 4 3 4 4 4 3 4 30 Sangat Baik
18 MAA 3 3 3 3 3 2 3 3 23 Baik
19 MNAS 3 3 3 2 3 2 2 2 20 Baik
20 NRS 3 3 3 2 3 3 3 4 24 Baik
21 NBO 3 3 3 3 3 2 3 3 23 Baik
22 NMA 3 2 3 2 3 2 2 2 19 Baik
23 RAN 3 3 3 2 3 3 3 4 24 Baik
24 TRS 2 2 3 2 3 2 2 2 18 Baik
25 YMP 3 2 3 2 3 2 2 2 19 Baik
26 TKS 4 4 4 3 4 3 4 4 30 Sangat Baik
27 ZS 2 2 3 2 3 2 2 2 18 Baik
28 RFAN 3 3 3 2 3 3 3 4 24 Baik
29 MFAP 3 3 3 3 3 3 3 4 25 Sangat Baik
30 ASW 3 2 3 2 3 2 2 2 19 Baik
31 HSNR 4 4 4 3 3 3 4 4 29 Sangat Baik
32 AKBS 3 2 3 2 3 2 2 2 19 Baik
Total Skor 100 91 100 78 96 87 84 96 732 -
Rata-Rata 3,12 2,84 3,12 2,44 3,00 2,72 2,62 3,00 22,88 Baik
Klasifikasi Kategori Nilai Klasikal Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa
Skor Kategori
25-32 Sangat baik
17-24 Baik
9-16 Cukup
0-8 Kurang
Semarang, 6 Maret 2015
Kolaborator, Observer,

Maryono, S.Pd Nur Fitri Rizkiyah


NIP. 19650413 198608 1 002 NIM. 1401411157
274

HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SIKLUS III


Skor masing-masing indikator Total Skor
No Nama Siswa Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8
1 AFN 3 3 3 3 3 2 3 4 24 Baik
2 RMP 4 3 3 3 3 3 3 4 26 Sangat Baik
3 WS 3 2 3 2 2 3 2 3 20 Baik
4 AN 3 2 3 2 3 2 2 3 20 Baik
5 AFAN 3 3 3 2 3 3 3 4 24 Baik
6 AYO 3 3 3 3 2 3 3 4 24 Baik
7 ADF 3 3 3 2 3 3 3 4 24 Baik
8 BMP 3 3 3 3 2 3 3 4 24 Baik
9 DSI 4 4 4 4 4 4 4 4 32 Sangat Baik
10 DNS 4 4 4 3 3 3 3 4 28 Sangat Baik
11 FW 4 3 3 3 3 3 3 4 26 Sangat Baik
12 HSZ 4 4 4 4 4 4 4 4 32 Sangat Baik
13 IDP 4 4 4 4 4 4 4 4 32 Sangat Baik
14 LAM 3 3 3 3 3 3 3 3 24 Baik
15 MSH 3 3 3 3 3 3 3 3 24 Baik
16 MAN 4 4 4 3 3 3 3 4 28 Sangat Baik
17 MAS 4 4 4 3 3 3 3 4 28 Sangat Baik
18 MAA 4 4 4 3 3 3 3 4 28 Sangat Baik
19 MNAS 3 3 3 3 3 3 3 3 24 Baik
20 NRS 4 4 4 4 4 4 4 4 32 Sangat Baik
21 NBO 4 4 4 3 3 3 3 4 28 Sangat Baik
22 NMA 3 3 3 3 3 3 3 3 24 Baik
23 RAN 3 2 3 2 2 3 2 3 20 Baik
24 TRS 4 4 4 3 3 3 3 4 28 Sangat Baik
25 YMP 3 2 3 2 3 2 2 3 20 Baik
26 TKS 4 4 4 3 3 3 3 4 28 Sangat Baik
27 ZS 3 2 3 2 3 3 2 3 21 Baik
28 RFAN 3 3 3 2 3 3 3 4 24 Baik
29 MFAP 3 3 3 3 2 3 3 4 24 Baik
30 ASW 3 3 3 2 3 2 3 3 22 Baik
31 HSNR 4 4 3 3 3 3 4 4 28 Sangat Baik
32 AKBS 4 3 3 3 3 3 3 4 26 Sangat Baik
Total Skor 111 103 107 91 96 96 96 118 818 -
Rata-Rata 3,45 3,22 3,34 2,84 3,00 3,00 3,00 3,69 25,56 Sangat Baik
Klasifikasi Kategori Nilai Klasikal Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa
Skor Kategori
25-32 Sangat baik
17-24 Baik
9-16 Cukup
0-8 Kurang
Semarang, 20 Maret 2015
Kolaborator, Observer,

Maryono, S.Pd Nur Fitri Rizkiyah


NIP. 19650413 198608 1 002 NIM. 1401411157
275

ANALISIS HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA


No. Indikator Siklus Siklus Siklus
I II III
1. Siswa mempersiapkan diri dalam menerima
3,06 3,12 3,45
pelajaran (Aktivitas emosional).
2. Siswa memperhatikan materi pada media
audio-visual berupa slide bersuara dan
2,56 2,84 3,22
video.(Aktivitas mendengarkan, aktivitas
visual, dan aktivitas emosional.)
3. Siswa menjelaskan isi materi pelajaran
melalui kartu pertanyaan yang telah
2,97 3,12 3,34
disediakan. (Aktivitas lisan dan aktivitas
emosional)
4. Siswa membentuk kelompok menjadi 2
kelompok yaitu kelompok penanya, dan
2,19 2,44 2,84
kelompok penjawab.(Aktivitas metrik dan
aktivitas emosional)
5. Siswa diberikan batasan waktu dalam
mencari pasangannya yaitu pasangan antara
kartu perta-nyaan dan kartu 2,75 3,00 3,00
jawaban.(Aktivitas emosional, aktivitas
metrik dan aktivitas mental)
6. Siswa mendengarkan kembali penjelasan
tentang materi pelajaran yang telah di-
2,41 2,72 3,00
sampaikan.(Aktivitas mental, aktivitas
mendengarkan, dan aktivitas emosional).
7. Siswa bersama dengan guru menyimpulkan
kegiatan pembelajaran. (Aktivitas lisan dan 2,00 2,62 3,00
aktivitas emosional)
8. Siswa mengerjakan soal evaluasi. (Aktivitas
menulis, aktivitas mental, dan aktivitas 2,21 3,00 3,69
emosional)
Jumlah Skor 20,16 22,88 25,56
Rata-rata 2,52 2,86 3,19
Keberhasilan 63,00% 71,50% 79,87%
Kategori Sangat
Baik Baik
Baik
276

DATA HASIL BELAJAR SISWA SIKLUS I

No. Nama Siswa Nilai Kualifikasi


1. AFN 60 TIDAK TUNTAS
2. RMP 90 TUNTAS
3. WS 60 TIDAK TUNTAS
4. AN 70 TUNTAS
5. AFAN 75 TUNTAS
6. AYO 60 TIDAK TUNTAS
7. ADF 60 TIDAK TUNTAS
8. BMP 55 TIDAK TUNTAS
9. DSI 100 TUNTAS
10. DNS 60 TIDAK TUNTAS
11. FW 85 TUNTAS
12. HSZ 100 TUNTAS
13. IDP 100 TUNTAS
14. LAM 80 TUNTAS
15. MSH 85 TUNTAS
16. MAN 75 TUNTAS
17. MAS 75 TUNTAS
18. MAA 85 TUNTAS
19. MNAS 75 TUNTAS
20. NRS 100 TUNTAS
21. NBO 70 TUNTAS
22. NMA 55 TIDAK TUNTAS
23. RAN 90 TUNTAS
24. TRS 70 TUNTAS
25. YMP 40 TIDAK TUNTAS
26. TKS 100 TUNTAS
27. ZS 75 TUNTAS
28. RFAN 85 TUNTAS
29. MFAP 85 TUNTAS
30. ASW 60 TIDAK TUNTAS
31. HSNR 80 TUNTAS
32. AKBS 60 TIDAK TUNTAS
Jumlah 2420
Rata-rata 75,63
Ketuntasan (%) 68,75 %
Semarang, 28 Februari 2015
Guru Kelas IVA,

Kartika Candra Dewi


277

DATA HASIL BELAJAR SISWA SIKLUS II

No. Nama Siswa Nilai Kualifikasi


1. AFN 60 TIDAK TUNTAS
2. RMP 100 TUNTAS
3. WS 50 TIDAK TUNTAS
4. AN 80 TUNTAS
5. AFAN 100 TUNTAS
6. AYO 60 TIDAK TUNTAS
7. ADF 60 TIDAK TUNTAS
8. BMP 60 TIDAK TUNTAS
9. DSI 100 TUNTAS
10. DNS 60 TIDAK TUNTAS
11. FW 85 TUNTAS
12. HSZ 100 TUNTAS
13. IDP 100 TUNTAS
14. LAM 80 TUNTAS
15. MSH 80 TUNTAS
16. MAN 90 TUNTAS
17. MAS 100 TUNTAS
18. MAA 80 TUNTAS
19. MNAS 75 TUNTAS
20. NRS 90 TUNTAS
21. NBO 80 TUNTAS
22. NMA 60 TIDAK TUNTAS
23. RAN 85 TUNTAS
24. TRS 70 TUNTAS
25. YMP 60 TIDAK TUNTAS
26. TKS 90 TUNTAS
27. ZS 75 TUNTAS
28. RFAN 85 TUNTAS
29. MFAP 80 TUNTAS
30. ASW 75 TUNTAS
31. HSNR 90 TUNTAS
32. AKBS 60 TIDAK TUNTAS
Jumlah 2520
Rata-rata 78,75
Ketuntasan (%) 71,87 %

Semarang, 7 Maret 2015


Guru Kelas IVA,

Kartika Candra Dewi


278

DATA HASIL BELAJAR SISWA SIKLUS III

No. Nama Siswa Nilai Kualifikasi


1. AFN 80 TUNTAS
2. RMP 85 TUNTAS
3. WS 50 TIDAK TUNTAS
4. AN 70 TUNTAS
5. AFAN 80 TUNTAS
6. AYO 80 TUNTAS
7. ADF 80 TUNTAS
8. BMP 60 TIDAK TUNTAS
9. DSI 100 TUNTAS
10. DNS 90 TUNTAS
11. FW 85 TUNTAS
12. HSZ 100 TUNTAS
13. IDP 100 TUNTAS
14. LAM 80 TUNTAS
15. MSH 80 TUNTAS
16. MAN 90 TUNTAS
17. MAS 90 TUNTAS
18. MAA 90 TUNTAS
19. MNAS 80 TUNTAS
20. NRS 100 TUNTAS
21. NBO 90 TUNTAS
22. NMA 80 TUNTAS
23. RAN 70 TUNTAS
24. TRS 90 TUNTAS
25. YMP 50 TIDAK TUNTAS
26. TKS 90 TUNTAS
27. ZS 60 TIDAK TUNTAS
28. RFAN 80 TUNTAS
29. MFAP 80 TUNTAS
30. ASW 75 TUNTAS
31. HSNR 90 TUNTAS
32. AKBS 50 TIDAK TUNTAS
Jumlah 2575
Rata-rata 80,47
Ketuntasan (%) 84,37%

Semarang, 21 Maret 2015


Guru Kelas IVA

Kartika Candra Dewi


279

REKAPITULASI HASIL BELAJAR PKn SISWA


PRA SIKLUS, SIKLUS I, SIKLUS II, DAN SIKLUS III
Hasil Belajar
No
Nama Siswa
Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III

1. A F N 80 60 60 80
2. RMP 60 90 100 85
3. WS 40 60 50 50
4. AN 70 70 80 70
5. AFAN 80 75 100 80
6. AYO 100 60 60 80
7. ADF 40 60 60 80
8. BMP 70 55 60 60
9. DSI 40 100 100 100
10. D N S 80 60 60 90
11. F W 60 85 85 85
12. H S Z 60 100 100 100
13. I D P 50 100 100 100
14. L A M 60 80 80 80
15. M S H 60 85 80 80
16. M A N 40 75 90 90
17. M A S 80 75 100 90
18. M A A 60 85 80 90
19. M N A S 70 75 75 80
20. N R S 90 100 90 100
21. N B O 50 70 80 90
22. N M A 60 55 60 80
23. R A A 40 90 85 70
24. T R S 60 70 70 90
25. Y M P 90 40 60 50
26. T K S 70 100 90 90
27. Z S 40 75 75 60
28. R F A N 50 85 85 80
29. M F A P 50 85 80 80
30. A S W 90 60 75 75
31. H S N R 50 80 90 90
32. A K B S 50 60 60 50
Jumlah Skor 1990 2420 2520 2575
Rata-Rata Kelas 62,19 75,63 78,75 80,47
Siswa Tuntas 12 22 23 27
Persentase Ketuntasan Belajar Klasikal 37,50% 68,75% 71,87% 84,37%

Semarang, 21 Maret 2015


Guru Kelas IVA

Kartika Candra Dewi


280

CATATAN LAPANGAN
PEMBELAJARAN PKn MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN
MAKE A MATCH DENGAN MEDIA AUDIO-VISUAL
PADA SISWA KELAS IVA SDN TAMBAKAJI 01 KOTA SEMARANG
Siklus I

Nama SD : SDN Tambakaji 01 Kota semarang


Ruang Kelas : IVA
Nama Guru : Kartika Candra Dewi
Hari/ Tanggal : Jumat, 27 Februari 2015
Subyek : Guru, siswa, proses pembelajaran

Petunjuk:
Catatlah secara singkat hal-hal yang terjadi pada guru, siswa dan proses
pembelajaran PKn SD menggunakan model pembelajaran Make a Match dengan
media Audio-Visual sesuai dengan kenyataan yang sesungguhnya!

1. Pada awal pembelajaran, sebagian siswa belum mempersiapkan alat tulisnya


dan ada yang menyiapkan tapi ramai.
2. Ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru selama
pembelajaran berlangsung dan berbicara sendiri dengan temannya
3. Siswa antusias memperhatikan tayangan audio-visual yang ditampilkan guru
di depan melalui LCD.
4. Hanya beberapa siswa yang berani mengemukakan pendapat selama
pembelajaran, selebihnya masih belum aktif
5. Kelas menjadi tidak kondusif ketika siswa diminta mencari pasangan
kartunya (Make a Match), proses tersebut memakan waktu cukup lama dalam
mengendalikan kelas.
6. Pengkondisian kelas belum optimal, selama proses diskusi kelompok masih
ada beberapa siswa yang bertengkar dengan teman sekelompoknya
281

7. Guru belum membimbing satu persatu kelompok untuk maju menyampaikan


hasil diskusi.

Semarang, 27 Februari 2015


Observer,

Kartika Candra Dewi


NIM. 1401411133
282

CATATAN LAPANGAN
PEMBELAJARAN PKn MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN
MAKE A MATCH DENGAN MEDIA AUDIO-VISUAL
PADA SISWA KELAS IVA SDN TAMBAKAJI 01 KOTA SEMARANG
Siklus II

Nama SD : SDN Tambakaji 01 Kota semarang


Ruang Kelas : IVA
Nama Guru : Kartika Candra Dewi
Hari/ Tanggal : Jumat, 6 Maret 2015
Subyek : Guru, siswa, proses pembelajaran

Petunjuk:
Catatlah secara singkat hal-hal yang terjadi pada guru, siswa dan proses
pembelajaran PKn SD menggunakan model pembelajaran Make a Match dengan
media Audio-Visual sesuai dengan kenyataan yang sesungguhnya!

1. Kondisi kelas pada awal pembelajaran sudah terlihat lebih baik dibandingkan
pertemuan sebelumnya, siswa tenang dan siap mengikuti pembelajaran
2. Sebagian besar siswa memperhatikan dan mencatat informasi penting dari
materi yang disampaikan guru melalui tayangan audio-visual
3. Guru sudah membimbing siswa dalam menempatkan diri sesuai perannya
(sebagai pembawa kartu pertanyaan/jawaban) dan membimbing dalam
diskusi kelompok
4. Beberapa siswa belum aktif dalam kegiatan diskusi dan tidak memperhatikan
kelompok yang sedang presentasi.
5. Guru belum memberikan umpan balik yang baik terhadap proses
pembelajaran
283

6. Siswa dengan tenang mengerjakan soal evaluasi namun ada beberapa yang
tidak percaya diri dengan jawabannya sehingga sesekali bertanya teman
sebangkunya.

Semarang, 6 Maret 2015


Observer,

Kartika Candra Dewi


NIM. 1401411133
284

CATATAN LAPANGAN
PEMBELAJARAN PKn MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN
MAKE A MATCH DENGAN MEDIA AUDIO-VISUAL
PADA SISWA KELAS IVA SDN TAMBAKAJI 01 KOTA SEMARANG
Siklus III

Nama SD : SDN Tambakaji 01 Kota semarang


Ruang Kelas : IVA
Nama Guru : Kartika Candra Dewi
Hari/ Tanggal : Jumat, 20 Maret 2015
Subyek : Guru, siswa, proses pembelajaran

Petunjuk:
Catatlah secara singkat hal-hal yang terjadi pada guru, siswa dan proses
pembelajaran PKn SD menggunakan model pembelajaran Make a Match dengan
media Audio-Visual sesuai dengan kenyataan yang sesungguhnya!

1. Pengkondisian kelas sudah baik


2. Semua siswa memperhatikan penjelasan dari guru
3. Tulisan yang tertera pada sound slides kadang tidak terlihat oleh siswa
4. Beberapa siswa tidak mencatat materi dan berbincang-bincang dengan
temannya
5. Siswa tertarik dengan media yang ditampilkan oleh guru
6. Beberapa siswa tidak memperhatikan penjelasan dari guru saat
mengkonfirmasi jawaban dari lembar kerja kelompok

Semarang, 20 Maret 2015


Observer,

Kartika Candra Dewi


NIM. 1401411133
285

LAMPIRAN 4

FOTO/DOKUMENTASI

SIKLUS I

Foto 1. Guru mempersiapkan siswa menerima pelajaran.

Foto 2. Guru menyampaikan materi pelajaran dengan media audio-visual


286

Foto 3. Guru memberikan pertanyaan mengenai materi pelajaran

Foto 4. Guru membimbing dalam kegiatan berkelompok dan membagikan kartu

pertanyaan dan jawaban.


287

Foto 5. Guru membimbing dalam mencari pasangan antara kartu pertanyaan dan

jawaban

Foto 6. Guru membimbing dalam pembelajaran dan ketepatan mengelola waktu


288

Foto 7. Guru menjelaskan kembali materi yang telah disampaikan


289

Foto 8. Guru memberikan soal evaluasi dan menutup pelajaran


290

SIKLUS II

Foto 1. Guru mempersiapkan siswa menerima pelajaran.

Foto 2. Guru menyampaikan materi pelajaran dengan media audio-visual


291

Foto 3. Guru memberikan pertanyaan mengenai materi pelajaran

Foto 4. Guru membimbing dalam kegiatan berkelompok dan membagikan kartu

pertanyan dan jawaban


292

Foto 5. Guru membimbing dalam mencari pasangan antara kartu pertanyaan dan

jawaban

Foto 6. Guru membimbing dalam pembelajaran dan ketepatan mengelola waktu


293

Foto 7. Guru menjelaskan kembali materi yang telah disampaikan


294

Foto 8. Guru memberikan soal evaluasi dan menutup pelajaran


295

SIKLUS III

Foto 1. Guru mempersiapkan siswa menerima pelajaran.

Foto 2. Guru menyampaikan materi pelajaran dengan media audio-visual


296

Foto 3. Guru memberikan pertanyaan mengenai materi pelajaran

Foto 4. Guru membimbing dalam kegiatan berkelompok dan membagikan kartu

pertanyaan dan jawaban


297

Foto 5. Guru membimbing dalam mencari pasangan antara kartu pertanyaan dan

jawaban

Foto 6. Guru membimbing dalam pembelajaran dan ketepatan mengelola waktu


298

Foto 7. Guru menjelaskan kembali materi yang telah disampaikan


299

Foto 8. Guru memberikan soal evaluasi dan menutup pelajaran


300

LAMPIRAN 5

SURAT IJIN PENELITIAN


301

SURAT KETERANGAN PENGAMBILAN DATA


302

SURAT KETERANGAN KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM)

Anda mungkin juga menyukai