Bulan Prop Skripsi Sidang Fix
Bulan Prop Skripsi Sidang Fix
Bulan Prop Skripsi Sidang Fix
Oleh:
MUHAMMAD BULAN SADANA
NIM: 01.2.18.00666
Oleh:
MUHAMMAD BULAN SADANA
NIM: 01.2.18.00666
i
PERSETUJUAN PROPOSAL SKRIPSI
Lembar Pengesahan
Oleh :
Pembimbing Utama
Pembimbing Pendamping
Mengetahui,
Ketua Program Studi
Keperawatan Program Sarjana
ii
HALAMAN PENETAPAN PENGUJI PROPOSAL SKRIPSI
Telah Ditetapkan
PENGUJI
Mengetahui,
Ketua Program Studi
Keperawatan Program Sarjana
iii
DAFTAR ISI
Cover ........................................................................................................... i
Daftar isi....................................................................................................... ii
Daftar gambar.............................................................................................. vi
BAB 1 PENDAHULUAN
iv
2.2 Konsep Keluarga........................................................................ 16
v
4.3.1 Populasi................................................................................. 44
4.3.2 Sampel.................................................................................. 44
4.3.3 Sampling............................................................................... 45
4.8 Keterbatasan............................................................................. 54
Daftar Pustaka.............................................................................................. 55
vi
DAFTAR TABEL
vii
Daftar Gambar
viii
Daftar Lampiran
Lampiran 11 Dokumentasi.......................................................................... 73
ix
DAFTAR LAMBANG, SINGKATAN DAN ISTILAH
Daftar Lambang
. : Titik
, : Koma
% : Persen
“” : Tanda Petik Dua
( : Buka Kurung
) : Tutup Kurung
: : Titik Dua
? : Tanda Tanya
- : Tanda Hubung
/ : Garis Miring
= : Tanda Sama Dengan atau Tanda Kesetaraan
+ : Tanda Tambah
≥ : Tanda Lebih Dari atau Sama Dengan
≤ : Tanda Kurang Dari atau Sama Dengan
˃ : Tanda Lebih Besar
˂ : Tanda Kurang Dari
Daftar Singkatan
x
Daftar Istilah
xi
seksual dan membesarkan anaknya bersama
Group Network Family : Keluarga ini yang dibatasi oleh aturan atau nilai-
nilai, hidup bersama atau berdekatan satu sama
lainnya, dan saling menggunakan barang-barang
rumah tangga bersama, pelayanan dan tanggung
jawab membesarkan anaknya
Foster Family : Seseorang anak kehilangan orangtuanya, lalu ada
sebuah keluarga yang bersedia menampungnya
dalam kurun waktu tertentu
Institusional : Anak atau orang dewasa yang tinggal dalam suatu
panti
Homeless Family : Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai
perlindungan yang permanen karena krisis
personal yang dihubungkan dengan keadaan
ekonomi atau problem kesehatan mental
Trial Clinic : Pengukuran kecemasan pada penelitian percobaan
klinis
xii
BAB I
PENDAHULUAN
Lanjut usia adalah tahap akhir dari perkembangan pada kehidupan manusia
yang dimulai dari usia 60 tahun hingga hampir mencapai 120 atau 125 tahun
(Festi Pipit, 2018). Proses menua (aging) merupakan proses alami yang disertai
adanya penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi
satu sama lain. (Fitri Dona, 2016). Salah satu masalah psikologis yang terjadi
emosional terhadap persepsi baik yang nyata maupun yang belum tentu ada
(Priyoto, 2015). Masalah kesehatan yang dialami oleh lanjut usia merujuk pada
usia yang semakin bertambah. Menurut Priyoto (2015) mereka yang lanjut usia
pendapatan mereka secara materi akan menurun. Oleh sebab itu, mereka
merasakan kegelisahan dalam menghadapi masa tua dan dapat memicu kecemasan
yang lebih berat dan berkepanjangan. Keluarga merupakan sebuah hubungan dan
fisik, mental, emosional, dan sosial dari setiap anggota. Dukungan keluarga
adalah bantuan yang diterima individu dari keluarga atau kerabat dekatnya yang
dukungan, maka rasa percaya diri akan bertambah dan motivasi dalam
1
2
menghadapi masalah yang terjadi akan meningkat. Pada setiap stressor, seseorang
akan mengalami kecemasan, baik kecemasan ringan, sedang, berat bahkan panik.
psikologis berupa kehilangan dan kecemasan. Dalam hal ini peran keluarga
Y,et al 2014).
Menurut Badan Pusat Statistik Penduduk Lanjut Usia pada tahun 2014, di
Indonesia terdapat 16,08 (24,50%) juta rumah tangga penduduk lanjut usia setara
dengan 20,24 (8,03%) juta jiwa dari seluruh penduduk Indonesia (Kemenkes RI,
2014). Menurut Dewi, (2014), berdasarkan survey Biro Pusat Statistik jika dilihat
dari sebaran lansia menurut provinsi, persentase penduduk lansia diatas 10%
Jawa Tengah (10,34%), dan Jawa Timur (10,40%). Berdasarkan data proyeksi
penduduk, diperkirakan tahun 2017 terdapat 23,66 juta jiwa (9,03%) penduduk
prevalensi kecemasan berdasarkan usia dan jenis kelamin, memuncak pada usia
dewasa tua (diatas 7,5% diantara perempuan berusia 55-74 tahun, diatas 5,5%
diantara laki-laki, total perkisaran jumlah orang yang hidup dengan kondisi
kecemasan di dunia ini adalah 264 juta (Word Health Organization, 2017).
Berdasarkan hasil data pra penelitian terhadap 15 lansia yang menjadi responden
lansia (26,7%).
penuh dengan pertentangan dan persaingan ketat tampak semakin banyak orang
koping terhadap kecemasan pada lansia yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor
eksternal salah satunya adalah dukungan keluarga, dalam hal ini dukungan
keluarga sangat diperlukan, peran yang dapat dilakukan keluarga yaitu dengan
masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul
dan tinggal di suatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling
meliputi terjadinya penurunan aktivitas fisik dan status fungsional, persepsi diri
tentang kesehatan yang tidak baik, menurunnya kepuasan hidup (life satisfaction)
psikofarma yang sering digunakan adalah obat anti cemas (anxiolytic), yaitu
faktor pendukung (Titik Lestari, 2015). Dukungan keluarga sangat penting dalam
sangat berperan dalam menentukan cara asuhan yang diperlukan oleh anggota
keluarga yang sakit, apabila dalam keluarga tersebut salah satu anggota
Amira Esti (2020) jenis dukungan keluarga yang dapat diberikan yaitu dukungan
emosional dimana keluarga menjadi tempat yang aman dan damai untuk istirahat
dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi. Oleh karena itu
2. Faktor eksternal
a. Dukungan sosial
b. Dukungan keluarga
(Priyoto, 2015)
Kota Kediri.
1. Bagi Lansia
Kota Kediri
Sebagai referensi untuk melakukan penelitian sejenis dan lebih lanjut dalam
TINJAUAN PUSTAKA
Lansia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Manusia tidak secara
tiba-tiba menjadi tua, tetapi berkembang dari bayi, anak-anak, dewasa dan
untuk hidup serta peningkatan kepekaan secara individual (Effendi, 2013 dalam
Sulistyarini, 2017).
terus menerus, dan berkesinambungan. Tujuan hidup manusia adalah menjadi tua,
tetapi tetap sehat (Healthy aging). Healthy aging yaitu menjadi tua dalam keadaan
sehat. Keadaan sehat pada lanjut usia dibutuhkan upaya pelayanan kesehatan yaitu
promosi kesehatan dan pencegahan penyakit yang harus dimulai sedini mungkin
tahun.
7
8
kelainan berbagai fungsi organ vital, sensitivitas emosional meningkat dan kurang
gairah.
a. Perubahan-Perubahan Fisik
9
1) Sel
menurunnya proporsi protein di otak, otot, ginjal, darah dan hati, serta
2) Sistem Persarafan
menurun 10-20% (sel saraf otak tiap orang berkurang setiap harinya),
dingin.
3) Sistem pendengaran
dalam, terutama terhadap bunyi suara atau nada yang tinggi, suara yang
tidak jelas, sulit mengerti kata-kata, 50% terjadi pada usia 65 tahun.
4) Sistem penglihatan
5) Sistem Kardiovaskular
10
volume menurun.
6) Sistem Pernapasan
bernafas menurun.
7) Sitem Pencernaan
dilidah terhadap rasa manis, asin, asam dan pahit, esophagus mengalami
pelebaran.
8) Sistem Reproduksi
a. Wanita
b. Pria
9) Sistem Genitourinaria
b. Perubahan Mental
2) Kesehatan umum
3) Tingkat pendidikan
4) Keturunan
5) Lingkungan
6) Kenangan
7) IQ
banyak ditemukan bermacam-macam tipe lanjut usia, tipe lanjut usia yang sering
2. Tipe mandiri
Lansia ini senang mengganti kegiatan yang baru, selektif dalam mencari
Lansia ini selalu mengalami konflik lahir batin, menentang proses penuaan,
4. Tipe pasrah
Lansia yang selalu menerima dan menunggu nasib baik, mempunyai konsep
5. Tipe bingung
Menurut Festi Pipit (2018) masalah kesehatan jiwa yang sering timbul pada
1. Kecemasan
1. Perasaan khawatir atau takut yang tidak rasional akan kejadian yang
akan terjadi
sayang
penuh empati
ditentukan atau bila telah dicoba dengan berbagai cara tetapi gejala
menetap
2. Depresi
pada lansia.
1. Sering mengalami gangguan tidur atau sering terbangun saat pagi yang
secara cepat.
3. Insomnia
Kebiasaan atau pola tidur lansia dapat berubah, yang terkadang dapat
1. Kurangnya kegiatan fisik dan mental sepanjang hari sehingga mereka masih
5. Sering berkemih pada waktu malam karena banyak minum pada malam hari
4. Paranoid
orang disekelilingnya.
orang disekelilingnya
3. Paranoid dapat merupakan manifestasi dari masalah lain, seperti depresi dan
5. Demensia
lambat, dan serius yang disebabkan oleh kerusakan organik jaringan otak.
tidak diketahui
stroke multiped
otak
dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang
berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling
dan berkomunikasi yang menciptakan peran-peran sosial bagi suami dan istri,
ayah dan ibu, putra dan putri, saudara pria, dan saudara wanita (Priyoto, 2015)
dalam masyarakat yang merupakan landasan dasar dari semua institusi. Keluarga
merupakan kelompok primer yang terdiri dari dua atau lebih orang yang
a. Reisner
Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang
b. Logan
c. Gillis
17
d. Duvall
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang bergabung karena
hubungan darah, perkawinan, atau adopsi, yang hidup dalam satu rumah
f. Johnson
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan
darah yang sama atau tidak, yang terlibat dalam kehidupan yang terus-menerus,
mortalitas, lebih mudah sembuh dari sakit, fungsi kognitif fisik, dan kesehatan
emosi. Selain itu, dukungan keluarga memiliki pengaruh positif pada penyesuaian
18
kejadian dalam kehidupan yang penuh dengan stress. Dukungan keluarga adalah
sebuah proses yang terjadi sepanjang masa kehidupan, sifat dan jenis dukungan
keluarga adalah sebuah proses yang terjadi sepanjang kehidupan, sifat dan jenis
Namun demikian dalam semua tahap siklus kehidupan, dukungan sosial keluarga
Secara umum, tipe keluarga dibagi menjadi dua, yaitu keluarga tradional
keluarga seperti umumnya, yaitu kedua orangtua dan anak. Tetapi struktur
keluarga ini tidak serta merta terdapat pada pola keluarga modern (Maria, 2020)
keseharian, anggota keluarga inti ini hidup bersama dan saling menjaga,
beberapa keluarga inti yang bersumbu dari satu keluarga inti. Satu keluarga
19
Tipe keluarga ini biasanya terjadi pada sepasang suami-istri yang baru
menikah. Mereka telah membina rumah tangga tetapi belum dikaruniai anak
Single Parent adalah kondisi seseorang tidak memiliki pasangan lagi. Hal
ini bisa disebabkan karena perceraian atau meninggal dunia. Akan tetapi,
single parent mensyaratkan adanya anak, baik anak kandung maupun anak
angkat.
Tipe keluarga ini disebut sebagai pasangan yang sedang Long Distance
Seorang yang berada jauh dari keluarga ini kemudian tinggal dirumah
singleadult.
modern.
pada akhirnya beberapa pasangan itu menikah, namun banyak pula yang
keluarga.
b. Reconstituded Nuclear
Ketika kita dewasa sering menemui seorang anak diadopsi oleh sepasang
suami istri, baik yang sudah memiliki anak maupun belum. Kehidupan anak
dengan orangtua tirinya inilah yang dimaksud dengan the stepparent family
d. Commune Family
memiliki kesepakatan bersama untuk hidup satu atap. Hal ini bisa
berlangsung dalam waktu yang singkat, sampai dengan waktu yang lama.
g. Cohibiting Cauple
Misalnya dalam perantauan, karena merasa satu negara atau satu daerah,
kemudian dua atau lebih orang bersepakatan untuk tinggal bersama tanpa
h. Group-Marriage Family
Keluarga ini yang dibatasi oleh aturan atau nilai-nilai, hidup bersama atau
anaknya.
j. Foster Family
k. Institusional
Anak atau orang dewasa yang tinggal dalam suatu panti. Entah dengan alas
l. Homeless family
dan kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.
1. Peran ayah: sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anaknya, berperan
dalam pencari nafkah, pendidik, pelindung dan memberi rasa aman bagi
lingkungannya.
2. Peran ibu: sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya. Ibu berperan dalam
pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta
Menurut Friedman fungsi keluarga ada lima antara lain berikut ini.
a. Fungsi afektif
respon terhadap situasi yang terpola secara sosial yang mereka alami.
c. Fungsi reproduksi
d. Fungsi ekonomi
antara lain:
dan konkrit.
4. Dukungan emosional, yaitu keluarga sebagai sebuah tempat yang aman dan
emosi.
pertanyaan, pada faktor dukungan fasilitas terdapat 4 pertanyaan, dan pada faktor
mengatakan dengan skor keseluruhan dari item pertanyaan dalam item pertanyaan
Dukungan Fasilitas
1 Keluarga selalu menyediakan
waktu dan fasilitas jika saya
memerlukan untuk keperluan
pengobatan
2 Keluarga sangat berperan aktif
dalam setiap pengobatan dan
perawatan sakit saya
3 Keluarga bersedia membiayai
biaya perawatan dan
pengobatan
4 Keluarga selalu berusaha untuk
26
subjektif yang dipengaruhi oleh alam bawah sadar dan belum diketahui secara
Ansietas merupakan pengalaman emosi dan subjektif tanpa ada objek yang
ada sesuatu yang buruk akan terjadi dan pada umumnya disertai gejala-gejala
dengan sesuatu diluar dirinya dan mekanisme diri yang digunakan dalam
ketidaknyamanan atau rasa takut yang disertai suatu respons (penyebab tidak
spesifik atau tidak diketahui oleh individu). Perasaan takut tidak menentu sebagai
sinyal yang menyadarkan bahwa peringatan tentang bahaya akan datang dan
2015).
tersinggung.
lain :
1. Kecemasan ringan
28
b. Kewaspadaan meningkat.
meningkat sedikit, gejala ringan pada lambung, muka berkerut, serta bibir
bergetar.
g. Respon perilaku dan emosi : tidak dapat duduk tenang, remor harus pada
2. Kecemasan sedang
a. Respon biologis : sering nafas pendek, nadi ekstra sistol dan tekanan darah
bicara banyak dan lebih cepat, susah tidur, dan perasaan tidak aman.
3. Kecemasan berat
terinci dan spesifik, serta tidak dapat berpikir tentang hal lain. Kecemasan berat
mempunyai karakteristik :
a. Individu cenderung mimikirkan hal yang kecil saja dan mengabaikan hal
yang lain
b. Respon fisiologis : nafas pendek, nadi dan tekanan darah naik, berkeringat
c. Respon kognitif : tidak mampu berpikir berat lagi dan membutuhkan banyak
a. Respon fisiologis
30
Nafas pendek, rasa tercekik dan palpitasi, sakit dada, pucat, hipotensi, serta
b. Respons kognitif
kendali atau kontrol diri, perasaan terancam serta dapat berbuat sesuatu
1. Faktor Internal
a. Usia
cobaan, hal ini didukung oleh teori aktivitas yang menyatakan bahwa
b. Jenis kelamin
c. Tingkat pendidikan
terjadi.
d. Motivasi
e. Kondisi fisik
2. Faktor Eksternal
a. Dukungan sosial
b. Dukungan keluarga
32
menciptakan peran-peran sosial bagi suami dan istri, ayah dan ibu,
dikembangkan oleh Pachana et al. (2007) yang berfungsi untuk kecemasan secara
Kuesioner ini terdiri dari 20 item “setuju/tidak setuju”. Skor total berkisar antara
0-20 dimana : 0 (tidak ada kecemasan); 1-5 (kecemasan ringan); 6-10 (kecemasan
Alat ukur ini dirancang untuk digunakan pada orang dewasa yang lebih tua
atau lansia. Secara khusus GAS menilai gejala kecemasan afektif, soamatik dan
kognitif yang semuanya merupakan gejala kecemasan pada lansia. GAS terdiri
dialami pada minggu lalu sampai saat sekarang. Sedangkan 5 item bertujuan
untuk menentukan area yang menyebabkan lansia cemas. Instrument GAS ini
dilakukan dengan menjumlahkan seluruh item skor. Skor total berkisar antara 0-
Setiap item yang diobservasi diberi lima tingkatan skor antara 0 (tidak ada)
sampai dengan 4 (berat). HARS pertama kali digunakan pada tahun 1959, yang
diperkenalkan oleh Max Hamilton dan sekarang telah menjadi standar dalam
Skala HARS telah dibuktikan memiliki validitas dan reliabilitas cukup tinggi
clinic) yaitu 0,93 dan 0,97. Kondisi ini menunjukkan bahwa kecemasan dengan
menggunakan HARS akan diperoleh hasil yang valid dan reliabel (Priyoto, 2015)
HARS) yang dikutip Priyoto (2013), penilaian kecemasan terdiri atas 14 item.
Skala Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) menurut Lestari (2015) penilaian
1. Perasaan cemas firasat buruk, takut akan pikiran sendiri, mudah tersinggung.
3. Ketakutan: takut terhadap gelap, terhadap orang asing, bila tinggal sendiri dan
4. Gangguan tidur sukar memulai tidur, terbangun pada malam hari, tidur tidak
konsentrasi.
37
7. Gejala somatik: nyeri pada otot-otot dan kaku, gertakan gigi, suara tidak
10. Gejala pernapasan: rasa tertekan di dada, perasaan tercekik, sering menarik
11. Gejala gastrointestinal: sulit menelan, obstipasi, berat badan menurun, mual
dan muntah, nyeri lambung sebelum dan sesudah makan, perasaan panas di
perut.
12. Gejala urogenital: sering kencing, tidak dapat menahan kencing, aminorea,
13. Gejala vegetatif : mulut kering, mudah berkeringat, muka merah, bulu roma
atau kening, muka tegang, tonus otot meningkat dan napas pendek dan cepat.
Penentuan derajat kecemasan dengan cara menjumlah nilai skor dan item 1-14
dengan hasil:
Intervensi Rasional
Pengkajian : Melibatkan klien dalam layanan
a. Kaji dan dokumentasikan pemberian asuhan keperawatan
tingkat kecemasan
b. Selidiki dengan klien tentang
kemampuan yang dimiliki
klien
c. Menentukan pengambilan
keputusan secara cepat yang
dimiliki oleh klien
Pendidikan untuk klien dan Membantu klien dalam pemberian
keluarga : informasi dan pemecahan masalah
a. instruksikan klien tentang yang tepat
teknik relaksasi
b. jelaskan semua prosedur,
termasuk sensasi yang
dirasakan selama prosedur
dilaksanakan
c. menyediakan informasi
yang faktual menyangkut
diagnosis
Aktivitas kolaboratif : Penanganan masalah secara
Berikan pengobatan untuk berkesinambungan akan mempunyai
mengurangi ansietas sesuai efek semakin percayanya klien
kebutuhan terhadap mutu layanan
Aktivitas lain : Membina hubungan dengan baik
a. beri dorongan pada klien agar klien lebih kooperatif
untuk mengungkapkan
39
Intervensi Rasional
pikiran dan perasaan untuk
menginternalisasi ansietas
b. bantu klien berfokus
terhadap situasi saat ini
c. sediakan pengalihan dengan
melihat TV
d. berikan penguatan yang
positif
e. sediakan lingkungan yang
tenang dan nyaman
f. sarankan terapi alternatif
penghilang ansietas yang
dialami klien
Keterangan :
: Diteliti : Berpengaruh
Dari gambar 3.1 dapat dijelaskan bahwa lansia akan mengalami perubahan
pada lansia dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: faktor internal dan eksternal.
Faktor internal meliputi usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, motivasi, dan
40
41
kondisi fisik. Sedangkan faktor eksternal ada dukungan sosial dan dukungan
ringan, sedang, berat, dan tingkat panik (Yusuf, 2015). Tingkat kecemasan dapat
(Priyoto, 2013).
1. Untuk H1 :
METODE PENELITIAN
waktu pengukuran atau observasi dari data variabel independen yaitu kecemasan
pada lansia dan variabel independen dukungan keluarga yang diambil hanya satu
Penelitian ini yang menekankan waktu pengukuran atau observasi data variabel
independen dan dependen dinilai secara simultan pada satu saat dan tidak ada
tindak lanjut. Tidak semua subjek penelitian harus diobservasi pada hari atau
waktu yang sama, tetapi baik variabel independen dan dependen dinilai satu kali
42
43
Populasi:
Semua lansia yang berusia 60 tahun keatas di Posyandu Lansia RW 02
Kelurahan Bangsal Kota Kediri
Sampel:
Lansia yang mengalami kecemasan di Posyandu Lansia RW 02
Kelurahan Bangsal Kota Kediri yang memenuhi kriteria inklusi
Penyajian
4.3.1 Populasi
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
2021).
4.3.2 Sampel
Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Syafitri, 2021). Sampel penelitian dalam penelitian ini adalah lansia
n= N
Keterangan :
1+N( d ) 2
n = Besar sampel
n= 45 N = Besar populasi
n= 45
1+45 (0,0025)
n= 45
1,1125
n= 40 responden
populasi target yang terjangkau yang akan diteliti (Nursalam, 2020). Kriteria
memenuhi kriteria inklusi dan studi karena berbagai sebab (Nursalam, 2020).
4.3.3 Sampling
Tabel 4.1 Hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pada lansia di posyandu Rw 2 Kelurahan Bangsal Kota Kediri
No Variabel Definisi Indikator Alat Ukur Skala Skor
1.
2.
3.
4.
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
1) Bentuk Instrumen
Gejala Urogenitalia ; 13. Gejala Vegetatif ; 14. Apakah klien terlihat yang
observasi diberi 5 tingkatan skor antara 0 (tidak ada) sampai dengan 4 (berat)
alat ukur ini sudah dilakukan uji validitas dan reabilitas yang merupakan
dan akan dilakukan uji reliabilitas dan uji validitas dengan jumlah 20
Pengambilan data uji instrumen dilakukan pada Juni 2022 dengan jumlah
1) Waktu Penelitian
2) Tempat
Kediri.
untuk mencari data lansia yang meliputi nama, umur, jenis kelamin,
Tidak ada gejala sama sekali, 1= ringan/satu dari gejala yang ada, 2=
item 1-14 dengan hasil : skor < 14 = tidak ada kecemasan, skor 14 -
penelitian terdiri dari data umum dan data khusus. Data umum meliputi umur,
jenis kelamin, tingkat pendidikan lansia, pekerjaan dan status pernikahan lansia.
keluarga. Data umum dan data khusus akan disajikan dalam bentuk table
distribusi frekuensi.
inform consent juga dicantumkan bahwa data yang diperoleh hanya akan
mencamtumkan nama responden pada lembar pengumpulan data yang diisi oleh
lansia. Lembar tersebut hanya cukup diberi nomer atau kode tertentu.
kerahasiannya oleh peneliti. Penyajian atau pelaporan hasil riset hanya terbatas
4.8 Keterbatasan
Esti, Amira & Johan, T. 2020. Buku Ajar keperawatan Keluarga Askep Stroke.
Padang : Pustaka Galeri Mandiri
Idris Desi Natalia Trijayanti, dan Astarani Kili. 2019. Keperawatan Gerontik.
Nganjuk : Adjie Media Nusantara
Kasrida, Andi dahlan (2018). Kesehatan Lansia Kajian dan Teori Gerontologi
dan Pendekatan Asuhan Pada lansia. Malang: Intimedia
Lestari Titik. 2015. Kumpulan Teori untuk Kajian Pustaka Penelitian Kesehatan.
Yogyakarta : Nuha Medika
Novita, Y., Romayati, U., Wahyudi, W. T., & Zainaro, M. R. (2014). Hubungan
Dukungan Keluarga Dengan Kecemasan Pada Lansia Di Desa Bandar Jaya
Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Jaya Lampung Tengah. Jurnal Kesehatan
Holistik, 8(2), 64–70. Diakses pada tanggal 4 Februari pukul 09.30 WIB
Pamungkas Rian Adi, dan Usman Andi Mayasari. 2017. Metodologi Riset
Keperawatan. Jakarta: CV. Trans Info Media
Ramos, K., & Stanley, M. A. (2018). Anxiety Disorders in Late Life. Psychiatric
Clinics of North America, 41(1), 55–64.
https://doi.org/10.1016/j.psc.2017.10.005.
Sulistyarini Tri, dkk. 2017. Kompres Hangat Dan Senam Lansia. Nganjuk : Adjie
Media Nusantara
Untari Ida. 2018. Keperawatan Gerontik Terapi Tertawa dan Cegah Pikun.
Jakarta : EGC
Yusuf AH, dkk. 2015. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : Salemba
Medika
World Health Organization. (2017). Noncom- municable diseases.
http://www.who.int/ mediacentre/factsheets/fs355/e/. Diakses tanggal 8
Januari 2022. Pukul 10.00
57
(……………………………..)
*) Coret yang tidak perlu
61
Tanggal Wawancara :
Petunjuk Pengisian :
: Laki-laki
: Perempuan
2. Umur
: 60-74 tahun
: 75-90 tahun
: > 90 tahun
3. Pekerjaan
62
: Wiraswasta : Tani/Nelayan
: Lainnya…
B. Data Khusus
Lembar Kuesioner Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat
Kecemasan Pada Lansia di Posyandu Lansia RW 02 Kelurahan Bangsal
Kota Kediri.
Pengukuran kecemasan menggunakan Geriatric Anxiety Inventory(GAI)
Berilah tanda (√) pada kolom Setuju jika pernyataan sesuai dengan
keadaan anda. Berilah tanda (√) pada kolom Tidak Setuju jika pernyataan
tersebut tidak sesuai dengan keadaan anda.
Keterangan:
1. Setuju =1
2. Tidak setuju = 0
Jumlah Skor:
5. 16-20 = Panik
64
Tanggal Wawancara :
Petunjuk Pengisian :
: Laki-laki
65
: Perempuan
2. Umur
: 60-74 tahun
: 75-90 tahun
: > 90 tahun
3. Pekerjaan
: Wiraswasta : Tani/Nelayan
: Lainnya…
B. Data Khusus
Lembar Kuesioner Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat
Kecemasan Pada Lansia di Posyandu Lansia RW 02 Kelurahan Bangsal
Kota Kediri.
Pengukuran kecemasan menggunakan Hamilton Anxiety Rating Scale
(HARS)
Berilah tanda (√) pada kolom jika pernyataan sesuai dengan keadaan anda
Skor :
No Pertanyaan 0 1 2 3 4
1. Perasaan Cemas
- Firasat Buruk
- Takut Akan Pikiran
Sendiri
- Mudah Tersinggung
2. Ketegangan
- Merasa Tegang
- Lesu
- Tak Bisa Istirahat Tenang
- Mudah Terkejut
- Mudah Menangis
- Gemetar
- Gelisah
3. Ketakutan
- Pada Gelap
- Pada Orang Asing
- Ditinggal Sendiri
- Pada Binatang Besar
- Pada Keramaian Lalu
Lintas
- Pada Kerumunan Orang
Banyak
4. Gangguan Tidur
- Sukar Memulai Tidur
- Tidak pulas
- Terbangun malah hari
- Bangun dengan Lesu
- Mimpi yang menakutkan
5. Gangguan Kecerdasan
- Daya ingat buruk
- Sulit konsentrasi
- Sering bingung
6. Perasaan Depresi
- Kehilangang Minat
- Sedih
- Bangun di malam hari
7. Gejala Rematik (Otot)
- Nyeri di Otot-Otot
- Kaku
- Kedutan Otot
- Gigi Gemertak
- Suara Tidak Stabil
67
No Pertanyaan 0 1 2 3 4
8. Gejala Sensorik
- Telinga berdenngung
- Penglihatan Kabur
- Muka Merah atau Pucat
- Merasa Lemah
- Perasaan ditusuk-Tusuk
Gejala Kardiovaskuler
9. - Denyut Nadi cepat
- Berdebar debar
- Nyeri di Dada
- Denyut Nadi Mengeras
- Perasaan Lemah Seperti
Mau Pingsan
- Detak Jantung
Menghilang (Berhenti
Sekejap)
10. Gejala Pernapasan
- Rasa Tertekan di Dada
- Perasaan Tercekik
- Merasa napas pendek atau
sesak
- Sering menarik napas
panjang
11. Gejala Gastrointestinal
- Sulit Menelan
- Mual muntah
- BB menurun
- Konstipasi
- Perut melilit
- Gangguan pencernaan
- Nyeri lambung
- Rasa puas diperut
- Perut terasa penuh
12. Gejala Urogenital
- Sering kencing
- Tidak Dapat Menahan
kencing
13. Gejala Vegetatif atau Otonom
- Mulut Kering
- Muka kering
- Mudah Berkeringat
- Pusing, Sakit Kepala
- Bulu-Bulu Berdiri
14 Apakah Klien terilihat
- Gelisah
- Tidak Tenang
68
No Pertanyaan 0 1 2 3 4
Tanggal Wawancara :
Petunjuk Pengisian :
1. Pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai menurut apa yang anda
rasakan.
2. Berilah tanda (√) pada salah satu kotak yang telah disediakan yang terdiri
dari empat pilihan Selalu, sering, kadang-kadang, dan Tidak pernah.
3. Mohon diteliti ulang agar jangan sampai ada pertanyaan yang terlewat.
69
Dukungan Fasilitas
1 Keluarga selalu menyediakan
waktu dan fasilitas jika saya
memerlukan untuk keperluan
pengobatan
2 Keluarga sangat berperan aktif
dalam setiap pengobatan dan
perawatan sakit saya
3 Keluarga bersedia membiayai
biaya perawatan dan
pengobatan
4 Keluarga selalu berusaha untuk
mencarikan kekurangan sarana
dan peralatan yang saya
perlukan
Dukungan Informasi/pengetahuan
1 Keluarga selalu memberitahu
tentang hasil pemeriksaan dan
pengobatan dari dokter yang
merawat kepada saya
2 Keluarga selalu mengingatkan
saya untuk kontrol, minum
obat, latihan, dan makan
3 Keluarga selalu mengingatkan
saya tentang perilaku-perilaku
yang memperburuk penyakit
saya
4 Keluarga selalu menjelaskan
kepada saya setiap saya
bertanya hal-hal yang tidak
jelas tentang penyakit saya
70
Data Hasil Rekapitulasi Kuesioner Responden Lansia yang Mengalami Kecemasan pada Pra Penelitian Tanggal 1 April 2022
2. 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 7 K. Sedang
3. 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 K.Ringan
4. 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 K. Ringan
5. 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 K. Ringan
6. 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 6 K. Sedang
7. 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Tidak cemas
8. 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 K. Ringan
9. 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Tidak cemas
10. 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 6 K. Sedang
12. 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 6 K. Sedang
14. 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 K. Ringan
74
Kode:
1. Setuju =1
2. Tidak setuju = 0
Jumlah Skor:
Jadi Hasil Pra Penelitian pada 15 responden pada Lansia di Posyandu Lansia RW 02 Kelurahan Bangsal Kota Kediri didapatkan
Kecemasan Berat 0 % (0 Orang), Kecemasan Sedang 33,4 %(5 Orang), Kecemasan Ringan 40 % (6 Orang), dan Tidak Cemas 26,7 % (4
Orang)
75
Lampiran 11
Dokumentasi