Bab 2 Dan 3 Matematika Ekonomi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 20

Nama : Ibnu Tri Hanggoro

NPM : 21816003

BAB III

RELASI DAN FUNGSI

Dalam matematika modern, Relasi dan Fungsi digunakan untuk menunjukkan hubungan
setiap elemen Domain dengan setiap elemenRange yang membentuk pasangan bilangan
berurut.

Hubungan himpunan X = {x1, x2, x3, x4} dan Y = {y1, y2, y3, y4} akan merupakan Relasi
dengan X sebagai Domain dan Y sebagai Range, yang ditulis sebagai R: X → Y. Jika setiap
x  X dapat dipetakan ke setiap y  Y.

Hubungan himpunan X = {x1, x2, x3, x4} dan Y = {y1, y2, y3, y4} akan merupakan Fungsi
dengan X sebagai Domain dan Y sebagai Range, yang ditulis sebagai F: X → Y. Jika dan
hanya jika (jikka) satu x  X dapat dipetakan ke satu y  Y.

1.1 RELASI :

x y
1 1
x y
2 2
x y
3 3
x y
4 4

XY

R: X  Y menghasilkan himpunan pasangan berurut :

A = {(x1,y1), (x1,y3), (x2,y2), (x3,y1), (x3,y3), (x4,y2), (x4,y4)}


1.2 FUNGSI :

x1 x2 x3 x4 y1 y2 y3 y4

X Y

F: X  Y menghasilkan himpunan pasangan berurut:

A = {(x1,y1), (x2,y2), (x3,y3), (x4,y4)}

Dalam pembahasan matematika ekonomi, hubungan antara variabel-variabel ekonomi


dinyatakan sebagai suatu fungsi, misalnya hubungan antara jumlah permintaan sejenis barang
(Qd) dan harganya (P) → Qd = f(P), hubungan antara pengeluaran konsumsi (C) dan
pendapatan (Y) → C = f(Y), hubungan total cost (TC) dan jumlah produksi (Q) → TC = f(Q).

1.2.1 JENIS-JENIS FUNGSI

1. Berdasarkan bentuk operator dalam persamaannya, jenis fungsi terdiri dari fungsi
aljabar dan fungsi transeden.

1 FUNGSI ALJABAR adalah fungsi yang memuat operasi penjumlahan, pengurangan,


perkalian, pembagian, penarikan akar, dan perpangkatan.

2 Fungsi aljabar dapat diklasifikasikan menjadi fungsi rasional bulat, fungsi rasional
pecahan, dan fungsi irrasional.

3 Fungsi rasional bulat juga disebut fungsi polinom atau fungsi berpangkat banyak, yang
ditulis sebagai f(x) = a0xn + a1xn-1 + a1xn-2 + . . . + an-1x + andimana n adalah bilangan bulat
non negatif dan a0,a1, a2, . . . adalah bilangan real tidak sama dengan nol.

Misal:

Fungsi polinom berderajat tiga: f(x) = 3x3 + 5x2 - 1x - 1 yang merupakan fungsi kubik.
Fungsi polinom berderajat dua: f(x) = 9x2 + 3x - 15 yang merupakan fungsi kuadrat.
Fungsi polinom berderajat satu: f(x) = 75x + 150 yang merupakan fungsi linear.

1.2.2. Fungsi rasional pecahan:


ax2  bx  c
f(x) 

px2  qx  r

1. Fungsi irrasional: f(x) = √ (1x + 5) atau ditulis f(x) = (1x + 5)1/2

2. FUNGSI TRANSENDEN yaitu fungsi non aljabar, seperti :

Fungsi goneometri : f(x) = 2 sin 3x + 12


Fungsi logaritma : f(x) = 5log3x

Fungsi eksponensial : f(x) = 11x


Fungsi siklometri : f(x) = arc sin x

3. Berdasarkan letak variabelnya, fungsi terdiri dari fungsi eksplisit dan fungsi implisit.

1.3 FUNGSI EKSPLISIT adalah fungsi yang seluruh variabelnya dipisahkan oleh tanda
"=" menjadi ruas kiri dan ruas kanan, misalnya y = 8x2 + 32

1.4 FUNGSI IMPLISIT adalah fungsi yang seluruh variabelnya terletak dalam ruas
yang sama, misalnya y - 8x2 = 32

1.2.3 FUNGSI KOMPOSISI (COMPOSITE FUNCTION)

Fungsi komposisi (composite function) disebut juga sebagai fungsi majemuk, yaitu
fungsi yang diperoleh dengan mensubstitusikan fungsi lain ke dalamnya.Jika diketahui y

= f(x) dan x = g(z) maka fungsi komposisinya adalah y = f[g(z)]

Contoh : Jika f(x) = x2 - x -1 dan g(x) = x - 1 maka fungsi komposisi f[g(x)] adalah :
f[g(x)] = [g(x)]2 - [g(x)] -1

= (x - 1)2 - (x - 1) - 1

= x2 -3x + 1

1.2.4 FUNGSI INVERS

Fungsi invers adalah fungsi yang diperoleh dengan mempertukarkan domain dan range
fungsi asal, jikka fungsi asal merupakan fungsi satu-satu.Jika fungsi asal adalah y = f(x),
maka fungsi inversnya adalah x = f-1(y) atau x = f-1[f(x)].

Contoh : Jika diketahui fungsi asal adalah f(x) = 1x -1, maka fungsi inversnya adalah :
y = 1x -1

1x = y +1

x = (y + 1)/2
f-1(y)=(y+1)/2

2.1 KONSTANTA DAN VARIABEL

Dalam matematika murni (pure mathematics) maupun matematika terapan (applied matematics)
dikenal dua jenis besaran, yaitu konstanta dan variabel.
Konstanta adalah besaran yang nilainya tetap. Misalnya f(x) = 4
dengan grafiknya sebagai berikut :
f(x)

4 f(x) = 4
0 x
Konstanta terdiri dari konstanta mutlak yang nilainya tidak bisa berubah sama sekali
misalnya dalam f(x) =4, dan konstanta parameter yang nilainya bisa berubah tergantung
kondisi misalnya dalam f(x) = c
Variabel adalah besaran yang nilainya berubah-ubah, misalnya dalam f(x) = x + 4 dengan
grafik sebagai berikut:

f(x)

f(x) = x + 4

0 x

 Berdasarkan nilainya, variabel terdiri dari variabel diskrit dan varibel kontinu.

Variabel diskrit (discrete variable) adalah variabel yang nilainya diperoleh dari hasil
menghitung (counting) dan hanya dapat dinyatakan dengan bilangan bulat (integer).

Variabel kontinu (continue variable) adalah variabel yang nilainya diperoleh dari
hasil mengukur (measurement) dan dapat dinyatakan dengan bilangan bulat maupun
bilangan desimal.

 Dalam persamaan garis lurus :(x/a) + (y/b) = 1 x dan y menunjukkan variabel, a dan b
menunjukkan konstanta parameter, dan 1 menunjukkan konstanta mutlak.

 Dalam persamaan luas suatu lingkaran : A = r2  menunjukkan konstanta mutlak, sedangkan
A dan r menunjukkan variabel.

 Dalam persamaan Total Revenue (TR) yang merupakan fungsi dari Quantity (Q) : TR =
150Q TR dan Q menunjukkan variabel, sedangkan 150 menunjukkan konstanta mutlak.

 Dalam persamaan Total Cost (TC) yang merupakan fungsi dari biaya tetap (fixed cost)
dan biaya variabel (variable cost) : TC =  + Q TC dan Q menunjukkan variabel,
sedangkan  dan  menunjukkan konstanta parameter.

CATATAN :

Dalam matematika ekonomi, penulisan variabel biasanya menggunakan huruf pertama dari variabel
bersangkutan, seperti P untuk Price, Q untuk Quantity, TC untuk Total Cost, TR untuk Total
Revenue, C untuk Consumption, I untuk Investment, Y untuk Income, G untuk Government
expenditure, S untuk Saving, T untuk Tax, X untuk Export, M untuk Import, dan sebagainya.
Penulisan konstanta parameter menggunakan huruf Yunani, seperti α, β, δ, λ, μ dan
seterusnya.Nilai untuk variabel maupun konstanta biasanya berupa bilangan real, yang terdiri dari
bilangan rasional dan irrasional.
Pada dasarnya variabel dapat di bedakan menjadi dua, yaitu variabel kualitatif dan variable
kuantitatif. Variabel kualitatif adalah sesuatu yang sifatnya tidak tetap, tetapi berubah ubah (atau
variabel) yang tidak dapat diukur, seperti cita rasa, kesenangan, kepuasan, dan lainnya. Sementara itu,
variabel kuantitatif adalah sesuatu yang sifatnya tidak tetap, tetapi berubah ubah (atau variabel) yang
dapat diukur, seperti dalam kilogram, ton, pasangan, unit, rupiah, hari, jam, dan sebagainya. Misalnya
hasil jumlah ternak sapi yang dijual suatu perusahaan peternakan adalah variabel kuantitatif dalam
ekor. Sementara itu, banyaknya bahan makanan ternak tersebut adalah kuantitatif dalam kilogram.

Variabel kuantitatif dapat dibedakan pula atas dua macam yaitu variabel yang kontinu dan
variable yang deskrit. Variabel kuantitatif kontinu adalah variabel yang dapat diukur sampai dengan
bilangan yang sekecil kecilnya atau pecahan, seperti ukuran satuan volume, satuan berat, satuan
panjang, satuan waktu, satuan uang, dan sebagainya. Sementara itu, variabel diskrit adalah variabel
kuantitatif yang hanya dapat diukur dengan bilangan bilangan bulat dan tidak mungkin dengan bilangan
pecahan, seperti ternak sapi atau kambing. Demikian pula dengan orang, kapal, sepatu (dalam
pasang), kotak, dan sebagainya.

GRAFIK FUNGSI LINEAR

Suatu fungsi linear dapat digambarkan grafiknya dalam kordinat kartesian yang memiliki sumbu
horisontal sebagai sb-x dan sumbu vertikal sebagai sb-y.

y
y = f(x)

0 x

 Intersep menunjukkan titik potong grafik garis lurus dengan sumbu vertikal, sedangkan

kemiringan (slope) garis lurus menunjukkan arah (direction) dari garis lurus tersebut.

 Secara implisit, fungsi linear dinyatakan dengan persamaan Ax + By + C = 0

 Secara eksplisit, fungsi linear dinyatakan dengan persamaan y = mx + c

dimana m adalah koefisien arah yang menunjukkan kemiringan grafik fungsi tersebut dan
c adalah konstanta yang menunjukkan intersepnya.
y
y = mx + c
y2
B

y1 A C

0 x1 x2 x

Karena AC = x2 - x1 dan BC = y2 - y1, maka kemiringan garis lurus tersebut merupakan

tangent sudut CAB, yaitu :

y2  y1
m

x2  x1

Jika m positif (m > 0), maka kemiringan garis lurus menunjukkan arah menaik.
Sebaliknya jika m negatif (m < 0), maka kemiringan garis lurus menunjukkan arah
menurun.

2.1. MENENTUKAN PERSAMAAN FUNGSI LINEAR

 Persamaan garis yang melalui dua titik, misalkan A (x1, y1) dan B(y1, y2) ada pada
suatu garis lurus, maka persamaan garis yang melalui dua titik tersebut adalah :

y2  y1
y  y1  (x  x1) y = m(x - x1) + y1

x2  x1

Tentukan persamaan garis yang melalui titik (3, 4) dan (-5, 2) :

Jika (x1, y1) = (3, 4) dan (x2, y2)= (-5, 2) maka persamaan garis tersebut adalah :

y2  y1 24
y  y1  (x  x1)  y  4
 (x  3)

x2  x1  5 
3

4y - 16 = x - 3 → x - 4y + 13 = 0 atau y = (1/4)x + 13
 Persamaan garis melalui titik (a, 0) dan (0, b) adalah :

Jika (x1, y1) = (0, b) dan (x2, y2)= (a, 0) maka persamaan garis tersebut adalah :

y2  y1 0b
y  y1  (x  x1)  y  b  (x  0)

x2  x1

a0

(y/b) - 1 = - x/a → x/a) + (y/b) = 1

 Persamaan garis yang melalui (0, 6) dan (4, 0) adalah (x/4) + (y/6) = 1 atau 3x + 2y -
12 = 0

 Persamaan garis melalui (x1, y1) dan memiliki kemiringan sebesar m adalah:
y - y1 = m(x - x1)

 Tentukan persamaan garis yang melalui (-1, 2) dan memiliki kemiringan m = -4.
y - 2 = -4(x + 1) → 4x + y + 2 = 0 atau y = -4x – 2

2.2. HUBUNGAN ANTARA DUA GARIS LURUS

 Diketahui dua persamaan linier y = m1 + c1 dan y = m2 + c2. Secara grafik, hubungan


kedua persamaan tersebut akan menunjukkan :

1.
Berpotongan tegak lurus, jika m1. m2 = -1

2.
Berpotongan sembarang, jika m1 m2 dan c1 c2

3.
Sejajar, jika m1 = m2 dan c1 c2

4.
Berimpit, jika m1 = m2 dan c1 = c2

2.4 JARAK DUA TITIK PADA BIDANG

 Jika dua titik A(x1, y1) dan B (x2, y2) membentuk garis AB sebagai berikut :

y
B

0 x

AB 

Maka jarak garis AB adalah


(x2  x1)2  (y2  y1)2
 Tentukanlah jarak garis AB, jika A(8, 5) dan B(3, -7).

(3  8)2  (7  5)2


AB (x2  x1)2  (y2  y1)2  AB  → AB = 13


BAB IV

APLIKASI FUNGSI LINEAR DALAM BISNIS EKONOMI

3.1. FUNGSI PERMINTAAN

 Jumlah permintaan suatu barang (Qd) merupakan fungsi dari harga barang itu sendiri (P),
pendapatan yang dapat dibelanjakan (Yd), harga barang substitusi (Ps), selera (T), dan
sebagainya.Qd = f(P, Yd, Ps, T, . . . )

 Hubungan fungsional tersebut dengan menggunakan persamaan dapat dituliskan


sebagai:Qd = 0 - 1P + 2Yd + 3Ps + 4T + . . .

 Untuk keperluan penggambaran kurva permintaan dan sesuai dengan hukum permintaan,
maka suatu fungsi permintaan dinyatakan sebagai Qd = f(P) dan persamaan
permintaannya dituliskan sebagai Qd = 0 - 1P dan kurva permintaan adalah sebagai
berikut:

Qd = f(P)

0 Q

Jika harga suatu barang naik, maka jumlah permintaan terhadap barang tersebut akan turun,
demikian sebaliknya.

 Suatu dealer jam tangan merk "X" hanya dapat menjual 10 unit jam tangan jika harganya
US$ 80 per unit. Tetapi jika harganya US$ 60 per unit, maka dapat terjual sebanyak 20
unit. Tentukanlah persamaan permintaannya.

3.2. FUNGSI PENAWARAN

Sebagaimana fungsi permintaan, untuk keperluan penggambaran kurva penawaran dan


sesuai dengan hukum penawaran, maka fungsi penawaran dinyatakan sebagai Qs = f(P)
dan persamaan penawarannya Qs = 0 + 1P dengan kurva penawaran sebagai berikut:
P

Qs =
f(P)

0 Q

 Jika harga suatu barang naik, maka jumlah penawarannyaakan naik, demikian
sebaliknya.

 Suatu toko kamera merk "Y" akan menyediakan 50 unit kamera untuk dijual pada saat
harganya US$ 50 per unit. Sedangkan pada saat harganya US$ 75 per unit, toko tersebut
akan menyediakan sebanyak 100 unit kamera. tentukanlah persamaan penawarannya.

3.3. KESEIMBANGAN PASAR (MARKET EQUILIBRIUM)

 Keseimbangan pasar suatu barang menunjukkan tingkat harga yang mengakibatkan


jumlah permintaan sama dengan jumlah penawarannya (Qd = Qs).

 Secara grafik, keseimbangan pasar tercapai pada titik potong kurva permintaan dan kurva
penawarannya.Pada titik E tercapai Qd = Qs → Qe

D S

Pe E

0 Qe
Q1

Tentukan keseimbangan pasar suatu barang yang mempunyai persamaan


permintaan dan penawaran adalah Qd = 10 - 5P dan Qs = 3 + 2P

3.3.1 PENGARUH PAJAK DAN SUBSIDI TERHADAP KESEIMBANGAN PASAR.

Pengenaan pajak terhadap sejenis barang akan mengakibatkan harganya menjadi lebih
mahal, sehingga kurva penawaran akan bergeser ke kiri atas, yang menghasilkan
keseimbangan pasar yang baru.

Sebaliknya pemberian subsidi terhadap sejenis barang akan mengakibatkan harganya


menjadi lebih murah, sehingga kurva penawaran akan bergeser ke kanan bawah,
yang menghasilkan keseimbangan pasar yang baru.

P S’ P

E’
S S’
E
P’ P
E
P Q P’
E’
0 0
Q

PENGARUH PAJAK TERHADAP KESEIMBANGAN PASARPENGARUH SUBSIDI


TERHADAP KESEIMBANGAN PASAR

PAJAK (TAX)

 Pajak merupakan pungutan yang ditarik pemerintah (negara) terhadap wajib pajak tanpa
mendapat balas jasa langsung. Ada dua jenis pajak berdasarkna cara penarikannya, yaitu
pajak langsung dan pajak tidak langsung.

 Pajak langsung adalah pajak yang langsung dipungut dari wajib pajak tanpa fihak perantara,
seperti Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Pajak Kekayaan,
Pajak Kendaraan, Pajak Perusahaan, dan sebagainya.

 Pajak tak langsung adalah pajak yang tidak langsung dipungut dari wajib pajak, tetapi melalui
wajib pungut yang selanjutnya disetorkan kepada pemerintah (negara), seperti Pajak
Pertambahan Nilai (PPn), Pajak Penjualan, Pajak Tontonan, Cukai, Pajak Barang Mewah, dan
sebagainya. Pajak tak langsung seperti PPn dan cukai akan berpengaruh langsung
terhadap harga yang ditawarkan oleh produsen sebagai akibat pembebanan pajak terhadap
konsumen, sehingga akan mengubah fungsi penawaran dan keseimbangan pasar.

Diketahui fungsi permintaan dan penawaran suatu barang adalah P = 12 – 2Q dan P = 3 + Q, jika
pemerintah mengenakan pajak tetap (pajak spesifik) sebesar T = 3, maka tentukan:

(1) Keseimbangan pasar sebelum dan sesudah ada pajak, (2) Besarnya pajak per unit yang
ditanggung produsen dan konsumen, (3) Total pajak yang ditanggung produsen dan konsumen,
(4) Total pajak yang diterima pemerintah (negara), (5) Gambarkan kurvanya Jawab:

(1) Keseimbangan pasar sebelum pajak → 12 – 2Q = 3 + Q → 3Q = 9 → Q = 3 dan P = 3 +


3=6

Jadi keseimbangan pasar sebelum pajak tercapai pada P = 6 dan Q = 3 Keseimbangan pasar
sesudah pajak:

Fungsi penawaran sesudah pajak adalah P = (3 + Q) + 3 → P = 6 + Q

Sehingga 12 – 2Q = 6 + Q → 3Q = 6 → Q’ = 2 dan P’ = 6 + 2 = 8

Jadi keseimbangan pasar sesudah pajak tercapai pada P’ = 8 dan Q’ =2

(2) Besarnya pajak per unit yang ditanggung produsen adalah: tp = 6 – (3 + 2) = 1

Sedangkan besarnya pajak per unit yang ditanggung konsumen adalah: tk = 3 – 1 = 2 atau tk =
8 – 6 =2

(3) Total pajak yang ditanggung produsen dan konsumen: Tp = 2(1) = 2 dan Tk = 2(2) = 4

(4) Total pajak yang diterima pemerintah: TG = 2(3) = 6

Besarnya pajak per unit yang ditanggung konsumen dan produses: t k = 7.03 – 6.8 =
0.23 dan tp = 1.17 – 0.23 = 0.94 atau tp dicari dengan mensubstitusikan Q’ = 1.93 ke dalam
fungsi penawaran P = 2 + 2Q → P = 2 + 2(1.93) = 5.86 → tp = 6.8 – 5.86 = 0.94

(1) Total pajak yang ditanggung masing-masing oleh konsumen dan produsen:
Tk = 0.23 x 1.93 = 0.4439 dan Tp = 0.94 x 1.93 = 1.8142.

(2) Total pajak yang diterima pemerintah: T G = 0.4439 + 1.8142 = 2.2581 atau T G = 1.17 x
1.93 = 2.2581

Catatan: Jika pajak yang dibebankan sebagai pajak spesifik (pajak tetap), maka bagian pajak
yang ditanggung konsumen lebih besar daripada pajak yang ditanggung produsen.
Sebaliknya, jika pajaknya merupakan pajak proporsional (pajak persentase), maka bagian
pajak yang ditanggung konsumen lebih kecil daripada bagian pajak yang ditanggung produsen.
3.3.3 SUBSIDI

 Subsidi adalah bantuan yang diberikan pemerintah kepada produsen, sehingga harga yang
ditawarkan sesuai dengan keinginan pemerintah dengan harga lebih murah daripada harga
semula. Subsidi akan mengubah fungsi penawaran dan keseimbangan pasar.

 Jika fungsi penawaran terhadap suatu barang sebelum subsidi adalah P = f(Q) dan ada
subsidi terhadap barang tersebut sebesar s, maka fungsi penawaran sesudah subsidi adalah
P = f(Q) – s

 Diketahui fungsi permintaan dan penawaran sejenis barang adalah P = 10 – ½ Q dan P = 4 +


2Q, jika pemerintah memberikan subsidi terhadap barang tersebut sebesar s = 2. Tentukan
keseimbangan pasar sebelum dan sesudah subsidi, kemudian gambarkan kurvanya.

Jawab:

Keseimbangan pasar sebelum subsidi: 10 – ½ Q = 4 + 2Q → 5/2 Q = 6 → Q = 2.4 dan P = 8.8


Jadi keseimbangan pasar tercapai pada P = 8.8 dan Q = 2.4 →E(8.8; 2.4)

Keseimbangan sesudah subsidi: Fungsi penawaran P’ = (4 + 2Q) – 2 → P’ = 2 + 2Q

10 – ½ Q = 2 + 2Q → 5/2 Q = 8 → Q = 3.2 dan P = 8.4, jadi keseimbangan pasar yang baru


tercapai pada P’ = 8.4 dan Q’ = 3.2 →E’(8.4; 3.2)
P

10 S

10 S’

8.8 E

8.4E’

-2 -1 0 2.4 3.2 Q

3.4 ANALISIS TITIK IMPAS (BREAK-EVEN ANALYSIS)

 Titik impas (break-even point) tercapai pada saat TC = TR


Total cost (TC) → TC = FC + VC

FC (fixed cost) adalah semua biaya yang dikeluarkan sebelum dihasilkan output (Q) atau
biaya-biaya yang dikeluarkan untuk membeli fixed capital (modal tetap) seperti bangunan
pabrik, mesin dan peralatan, kendaraan, dan sebagainya. Dalam jangka pendek besarnya FC
bersifat tetap (fixed) atau tidak ditentukan oleh jumlah output → FC ≠ f(Q). Dalam jangka
panjang FC juga berubah karena adanya peningkatan skala ekonomi (economic of scale).

VC (variabel cost) adalah biaya-biaya yang dikeluarkan ketika produksi mulai menghasilkan
output atau biaya-biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku (raw material) dan bahan
penolong (auxiliary goods), energi listrik dan BBM, sehingga besarnya VC ditentukan oleh
jumlah output (Q)→ VC = f(Q).

TR (total revenue) adalah semua penerimaan dari hasil penjualan output, sehingga besarnya
ditentukan oleh jumlah output (Q) → TR = f(Q)

Secara spesifik, TC dan TR dirumuskan dengan persamaan berikut:


TC = k + PQ

TR = P’Q

P dalam TC menunjukkan biaya produksi per unit


P’ dalam TR menunjukkan harga jual per unit

 Secara grafik, titik impas digambarkan sebagai berikut:

Rp TR

TC

BEP

FC

0 Q* Q (unit)

Pada tingkat produksi sebesar Q* tercapai BEP → TR = TC →π = 0


Sebelum BEP →π< 0 (rugi) dan sesudah BEP →π> 0 (untung)

Soal-Soal:

1. PT. XYZ memproduksi sejenis barang elektronik, pada tingkat penjualan sebesar 10.000 unit
perusahaan mendapat laba sebesar Rp 1.000.000.000,- dengan biaya tetap sebesar Rp 3
milyar. Jika diketahui harga barang elektronik tersebut per unitnya sebesar Rp 1000.000,-,
maka:

a) Tentukan fungsi Total Revenue (TR), Total Cost (TC), dan Variabel Cost (VC)

b) Tentukan Break Even Point (BEP)

c) Bila perusahaan tersebut menjual produknya sebanyak 6.000 unit, apakah perusahaan
mengalami kerugian atau untung?

d) Gambarkan grafiknya

2. Suatu perusahaan harus mengeluarkan biaya sebesar Rp 250 juta meskipun belum
berproduksi, tetapi bila perusahaan berproduksi sebanyak 400 ribu unit maka biaya
variabelnya sebesar Rp 200 juta. Jika produksi perusahaan tersebut mencapai 1.250.000 unit,
maka akan diperoleh keuntungan sebesar Rp 50 juta.
a) Tentukan harga jual per unit barang produksi perusahaan tersebut

b) Tentukan fungsi TC, TR, dan BEP

c) Hitung keuntungan pada tingkat produksi 2.500.000 unit

d) Gambarkan grafiknya

Jawab:

1. Diketahui: Pada penjualan Q = 10.000 →π = 1.000.000.000 dengan FC = 3.000.000.000


Harga jual P = 1.000.000

a) Fungsi Total Revenue: TR = PQ →TR = 1.000.000 Q

Fungsi Total Cost: TC = FC + VC → TC = 3.000.000.000 + VC

Pada saat Q = 10.000→π = TR – TC → 1.000.000.000 = 10.000.000.000 – TC

TC = 9.000.000.000 → TC = 3.000.000.000 + VC → 9.000.000.000 = 3.000.000.000 + VC


VC = 6.000.000.000 → VC = PQ →6.000.000.000 = P 10.000 → P = 600.000

Jadi VC = 600.000 P dan TC = 3.000.000.000 + 600.000 Q

b) Break-Even Point (BEP) → tercapai pada saat TR = TC

1.000.000 Q = 3.000.000.000 + 600.000 Q → 400.000 Q = 3.000.000.000 → Q = 7.500

Jadi BEP tercapai pada Q = 7.500

c) Pada saat Q = 6.000→ TR = 1.000.000 x 6.000 = 6.000.000.000


dan TC = 3.000.000.000 + 600.000(6.000) = 6.600.000.000

jadi TR < TC, sehingga pada saat Q = 6.000 perusahaan mengalami kerugian
d) Grafiknya:

Rp TR = 1.000.000Q

TC = 3.000.000.000 + 600.000Q

BEP

FC = 3.000.000.000

0 7.500
2. Diketahui:

Pada saat Q = 0 → FC = 250.000.000 dan pada saat Q = 400.000 → VC = 200.000.000


Pada saat Q = 1.250.000 →π = 50.000.000

a) VC = PQ → 200.000.000 = P 400.000 → P = 500


Jadi TC = 250.000.000 + 500Q

Pada Q = 1.250.000 →π = TR – TC → 50.000.000 = TR – (250.000.000 + 500(1.250.000))


TR = 925.000.000 → TR = PQ →925.000.000 = P 1.250.000 → P = 740

Jadi harga jual per unit: P = Rp 740.-

b) Fungsi Total Cost: TC = 250.000.000 + 500Q


Fungsi Total Revenue: TR = 740Q

Break-Even Point: TR = TC → 740Q = 250.000.000 + 500Q → 240Q = 250.000.000

BEP → Q = 1.041.666,67

c) Keuntungan pada Q = 2.500.000 →π = TR – TC


TR = 740 x 2.500.000 = 1.850.000.000

TC = 250.000.000 + 500 x 2.500.000 = 1.500.000.000

Jadi keuntungannya: π = 1.850.000.000 – 1.500.000.000 = Rp 350.000.000

Anda mungkin juga menyukai