1611031021-Bab 1 Pendahuluan
1611031021-Bab 1 Pendahuluan
1611031021-Bab 1 Pendahuluan
PENDAHULUAN
anak untuk memperoleh ilmu setelah mereka dididik oleh orang tuanya. Pada
seorang guru, dan ilmu pengetahuan yang baru. Proses pembelajaran salah satu
mendapat ilmu pengetahuan dan memperoleh nilai yang nantinya akan berguna
dalam kehidupan. Tiap siswa dalam proses belajar di sekolah akan berbeda karena
guru.
1
2
siswa, atau memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa itu sendiri. Ciri
dari pembelajaran yakni terdapat komponen yang berkaitan seperti tujuan, materi,
peserta didik sesuai dengan tujuan yang dicapai (Sanjaya, 2011:3). Modal anak
dididik agar memiliki kecerdas secara terpelajar dalam pelajaran serta hubungan
individual salah satu fungsi seorang pendidik yang dilakukan disekolah. Pendidik
Efektif dijadikan salah satu tolak ukur yang dapat mengukur hasil yang
sudah berhasil setelah dilaksanakan, salah satu rencana tersebut sudah ditentukan
sebelumnya serta kegiatan belajar yang efektif dapat sebagai pemahaman makna
belajar itu sendiri (Syarif, 2015). Siswa dituntut untuk belajar aktif dan mandiri
3
belajar dari beberapa mata pelajaran yang wajib didapat di sekolah dasar.
pelajaran yakni muatan lokal, serta pengembangan diri. Pembelajaran pada kelas I
dijadikan pembelajaran yang wajib pada jenjang SD. Setelah dilakukan observasi
dilihat hasil belajar dari pendekatan tematik siswa di kelas III A masih kurang,
maka perlu dilakukan bimbingan dan diberikan perhatian terhadap siswa yang
masih kurang namun siswa yang nilainya bagus tetap diberikan perhatian.
terdapat faktor internal atau dari dalam yang kurang mendukung proses
pembelajaran siswa, seperti sedikit memiliki stimulus atau dorongan belajar pada
siswa itu sendiri, dan faktor eksternal atau dari luar yang kurang dalam penerapan
model dan teknik pembelajaran yang kreatif dan inofatif. Kreatifitas yang dimiliki
oleh guru akan mempengaruhi proses belajar siswa, apakah siswa akan lebih
banyak diam, rasa muak dan jenuh, dan sedikit bersungguh-sungguh dalam teknik
belajaran atau sebaliknya, jika guru menggunakan bantuan model dan teknik
pembelajaran siswa akan tidak merasa bosan. Siswa pada tahap ini berada pada
tahap operasional kongkrit, dimana harus dibarengi adanya bukti nyata agar yang
Salah satu hasil wawancara yang dilakukan dengan siswa kelas III A menyatakan
kurang menyukai salah satu mata pelajaran karena dalam proses pembelajaran di
kelas dirasanya membosankan apalagi pada jam terakhir yang membuat dirinya
merasa mengantuk. Sedangkan tiga siswa mengaku menyukai salah satu mata
menarik yang membuat mereka menjadi suka membaca dan terdapat pelajaran
teman sebangkunya untuk diajak bermain, apalagi pada jam-jam terakhir beberapa
menerima pembelajar sudah berkurang, dan siswa kurang termotivasi. Hasil yang
didapat saat observasi pada saat guru melakukan teknik pengkajian terhadap siswa
di kelas yaitu: (1) Teknik yang dilaksanakan pendidik di kelas sedang terlihat
digunakan kurang beragam maka siswa merasa bosan serta kurang bersemangat
sebagian besar menunjukkan perilaku belajar sangat tinggi, namun memiliki hasil
PTS sangat rendah, dan dari hasil pencatatan dokumen yang diperoleh nilai rata-
rata PTS siswa kelas III A yaitu, PPKn rata-rata PTS siswa 84,75 Matematika
rata-rata PTS siswa 70, mata pelajaran Bahasa Indonesia rata-rata PTS siswa
69,79 dan mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya nilai rata-rata siswa 53.
Masih terdapat siswa yang dibawah KKM seperti mata pelajaran PPKn yang
Indoesia dengan KKM 68 sejumlah 11 siswa masih di bawah KKM, dan mata
Sesuai dengan data pemerolehan hasil belajar siswa yang masih berada
dalam kategori kurang, dirujuk berdasarkan hasil wawancara yang diduga sebagai
efektif akan menimbulkan pembelajaran yang bermakna bagi siswa serta terjadi
tugas yang dibarengi dengan usaha dan mampu menyelesaikan sesuatu yang
penting serta lebih baik dari siapapun (Azhar, dkk., 2019:59). Agar peserta dapat
menyerap mata pelajaran secara optimal guru perlu menetapkan teknik belajar
yang tepat dan tentunya didukung adanya media pembelajaran yang memadai
6
belajar yakni teknik picture and picture serta teknik make a match. Untuk
kegiatan evaluasi.
dapat dicapai oleh siswa itu sendiri, dan guru melakukan evaluasi untuk mengukur
dijadikan kegiatan akhir namun juga dapat dilakukan pada awal kegiatan untuk
mengetahui seberapa pengetahuan awal yang dimiliki siswa itu sendiri. Hasil
evaluasi yang diperoleh akan digunakan untuk memperbaiki cara belajar siswa,
atau biasanya hasil evaluasi digunakan untuk kenaikan kelas atau dijadikan
sebagai penentu lulus atau tidak lulusnya siswa dari suatu lembaga pendidikan
yang dimiliki serta dapat memberikan penilaian mengenai cerdes atau tidak siswa
tersebut.
seperti perlu diterapkannya berbagai jenis pendekatan, strategi, dan model atau
teknik dalam proses pembelajaran. Disamping itu perlu juga untuk menerapkan
teori belajar dalam meningkatkan hasil belajar siswa. (Dharsana, dkk., 2019)
beragam teknik, salah satu teori belajar yang cocok digunakan adalah teori belajar
perubahan kognitif yang telah dipahami sebelumnya lalu diolah melalui proses
menuntut siswa menjadi aktif, kreatif, dan produktif dalam hal nyata, sehingga
menekankan siswa terhadap peran utama dalam proses belajar yang memperoleh
siswa melalui rasa senang dan sifat emati yang dimiliki siswa akan menuntun sifat
secara natural (Dharsana, 2014). Terdapat beberapa model dalam teori belajar
menangani permasalahan kurang aktif dan hasil belajar yang rendah adalah
melalui pembelajaran model kooperatif teknik picture and picture dan teknik
make a match.
bersama dalam kelompok yang kecil untuk dapat mendukung antar kelompok
orang atau lebih berinteraksi dengan tatap muka serta tiap individu sadar dirinya
secara positif yang digunakan untuk mencapai tujuan (Putra, dkk., 2015).
Tentunya pada pengkajian kooperatif siswa tidak hanya diarahkan untuk peduli
8
melainkan dituntut dapat bekerja sama untuk mencapai hasil bersama. Dalam hal
ini aspek sosial sangat terlihat dan siswa dituntut untuk berpikir kritis, dan belajar
bertanggung jawab terhadap kelompoknya, maka peran guru sangat penting dalam
diterapkan dikelas yakni teknik picture and picture dan teknik make a match yang
Teknik yang terjadi dalam ruang kelas bersifat implementatif, maka teknik
dapat sebagi cara yang dilakukan guru dalam mengimplementasikan suatu metode
secara spesifik (Mukrimah, 2014). Salah satu teknik yang dapat diterapkan di
kelas agar siswa menjadi aktif adalah pertama, teknik picture and picture yang
dalam mengajar agar siswa menjadi aktif dan mudah mengerti. Teknik ini dapat
Kedua, teknik make a match mampu dijadikan pilihan selama menjadikan siswa
aktif dalam belajar apabila siswa sudah mulai bosan. Teknik ini dapat
meningkatkan aktivitas dalam hasil belajar siswa melalui kelompok kecil dengan
bantuan kartu soal dan kartu jawaban. Kedua teknik tersebut tentu harus dirancang
terlebih dahulu oleh guru dalam bentuk RPP agar sesuai dengan materi dan tujuan
diberikan dalam proses belajar mengajar di kelas. Posisi guru lebih berjiwa
diri baik dari individu maupun manajerial yaknik melalui setting lesson study, ini
learning society secara tetap dan teratur yang dapat mengarah pada perbaikan diri,
baik pada jenjang individu maupun manajerial, serta melalui setting lesson study
& Rahardjo, 2012). Kunci pelaksanaan setting lesson study adalah aktivitas siswa
di kelas dengan anggapan siswa terikat dengan aktivitas guru selama proses
Pembelajaran Kooperatif dengan Teknik Picture and Picture dan Teknik Make a
Match dalam Setting Lesson Study untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa”.
10
dapat diidentifikasi masalah yang berkaitan hasil belajar siswa, sebagai berikut.
menunjukkan sikap pasif dan tidak terjadi interaksi saat pelajaran karena
anak.
Kooperatif dengan Teknik Picture and Picture dan Teknik Make a Match dalam
Setting Lesson Study untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa” adalah sebagai
berikut. Rendahnya hasil belajar siswa dilihat dari ranah kognitif karena
pembelajaran yang diterapkan masih banyak berpusat pada guru, dan kurang
11
menjadi aktif, berpikir kritis serta belajar untuk bekerjasama dalam kelompok.
yang dibelajarkan melalui teknik picture and picture dan teknik make a match
dalam setting lesson study pada hasil belajar kelas III A di SD Negeri 1
Baktiseraga?
yang dibelajarakan melaluin teknik picture and picture dan teknik make a match
dalam setting lesson study pada hasil belajar kelas III A di SD Negeri 1
Baktiseraga.
Mengenai manfaat dalam melakukan penelitian ini, dapat dilihat dari segi
1. Manfaat Teoretis
12
2. Manfaat Praktis
1) Bagi Siswa
Melalui teknik picture and picture serta teknik make a match dalam
2) Bagi Guru
menjadi lebh menarik dan tidak membosankan. Salah satu cara yang
Penelitian ini dijadikan refrensi bagi peneliti lain dalam meneliti teknik