2315 5680 1, SMPS

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 08, No.

01, Januari 2020

Rancang Bangun Sistem Catu Daya dengan Metode Switching


Mode Power Supply (SMPS) Berbasis Arduino
Untuk Aplikasi Electrospinner

Khoirul Effendi(a)*, Junaidi(b), Sri Wahyu Suciyati(c)


Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Lampung, Bandar Lampung, Indonesia 35141
email: (a*)[email protected], (b)[email protected], (c)[email protected]

Diterima (30 September 2019), Direvisi (17 Januari 2020)

Abstract. Research about power supplies has been developed for various requirement. The power supply is
used to supply electronic devices and laboratory-scale equipment, one of which is electrospinner.
Electrospinner is an instrument used to make nanofibers consisting of several components, namely: power
supply, high voltage, syringe pump, and collector drum. Electrospinner requires a stable supply of voltage so
that the system can work well and requires a lot of voltage supply to supply components from the
electrospinner. Arduino-based switching mode power supply (SMPS) is designed in this research. Arduino-
based SMPS makes it possible to produce a stable supply with many outputs. Arduino as a PWM generator is
used to control the power supply output voltage based on duty cycle. The results of the study addressed the
duty cycle affecting the output of the power supply. The output voltage generated by the power supply can be
set from 0-100 V with an accuracy of 98.19%, an error of 1.81% and a precision of 0.02% which is stated by
the variation of the coefficient. The power supply produced also has an extra output voltage of 15 VCT and 15
V.

Keywords: Electrospinner, Power Supply, Pulse Widht Modulation, Switching Mode Power Supply

Abstrak. Penelitian tentang catu daya banyak dikembangkan untuk berbagai kebutuhan. Catu daya digunkan
untuk menyuplai piranti elektronika maupun alat-alat dalam skala laboratorium, salah satunya adalah
electrospinner. Electrospinner merupakan instrumen yang digunakan untuk membuat serat nano yang terdiri
dari beberapa komponen yaitu: catu daya, tegangan tinggi, syring pump, dan collector drum. Electrospinner
memerlukan suplai tegangan yang stabil agar sistem dapat bekerja dengan baik dan membutuhkan banyak
suplai tegangan untuk menyuplai komponen dari elektrospinner. Pada penelitian ini dirancang catu daya
dengan metode switching mode power supply (SMPS) berbasi arduino. SMPS berbasis arduino memungkin
untuk meghasilkan catu daya dengan keluaran stabil dan mempunyai banyak keluaran. Arduino sebagai
pembangkit PWM digunakan untuk mengotrol tegangan keluaran catu daya berdasarkan duty cycle. Hasil
penelitian menujukan duty cycle mempengaruhi keluaran dari catu daya. Tegangan keluaran yang dihasilkan
catu daya dapat diatur dari 0-100 V dengan akurasi alat sebesar 98,19%, error sebesar 1,81% dan presisi
sebesar 0,02% yang dinyatakan dengan koevisien variasi. Catu daya yang dihasilkan juga memiliki tegangan
keluaran ekstra sebesar 15 VCT, dan 15 V.

Kata kunci: Catu Daya, Electrospinner, Pulse Width Modulation, Switching Mode Power Supply

PENDAHULUAN Electrospinner terdiri dari beberapa


komponen, yaitu catu daya, high voltage,
Electrospinner merupakan instrumen syringe pump, collector plat dan collector
yang digunakan untuk membuat serat nano drum. Catu daya berfungsi sebagai
dengan memanfaatkan pengaruh medan penyuplai daya untuk high voltage, syringe
listrik dalam menghasilkan pancaran larutan pump, dan collector drum [1]. High voltage
atau lelehan polimer bermuatan listrik. digunakan untuk menghasilkan medan

25
Khoirul Effendi, dkk.: Rancang Bangun Catu Daya dengan Metode Switching Mode Power Supply
(SMPS) Berbasis Arduino untuk Aplikasi Electrospinner

elektrostatik atau gaya coulomb pada larutan perangkat keras (hardware), perancangan
yang dikeluarkan oleh syring pump. Proses perangkat lunak (software), dan pengujian
ini menghasilkan serat nano yang nantinya alat.
akan ditangkap oleh collector [2]. High
voltage memerlukan suplai tegangan sebesar Perancangan Perangkat Keras
24 VDC [3], syringe pump dan collector (Hardware)
drum memerlukan suplai tegangan sebesar
12 VDC [4, 5]. Catu daya dapat dibuat Perancangan perangkat keras terdiri dari
dengan menggunakan metode linier dan perancangan blok SMPS dan sistem kontrol.
pensaklaran atau switcing mode power
supply (SMPS) [6, 7]. 1. Perancangan SMPS
Metode SMPS memungkinkan untuk Perancangan SMPS secara garis besar
menghasilkan tegangan dan arus keluaran ditunjukkan oleh diagram blok pada
lebih tinggi dan mempunyai kestabilan yang Gambar 11. Blok SMPS terdiri dari input
baik [8, 9, 10] SMPS juga memiliki ukuran AC, filter awal, penyearah, pembangkit
yang lebih kecil dan berat yang lebih ringan sinyal PWM, switcher, transformer,
dibandingkan dengan catu daya linier [11]. penyearah akhir, filter akhir, output, dan
SMPS memiliki beberapa jenis topologi feedback controller.
konverter, diantaranya: flyback converter, SMPS bekerja dengan menggunakan
forward converter, half bridge converter, tegangan masukan PLN 220 VAC, dengan
full bridge converter, dan push-pull frekuensi yang sama dengan sumber PLN
converter [12]. Masing-masing topologi yaitu 50 Hz. Tegangan masukan AC difilter
memiliki kelebihan dan kekurangan. Pada untuk menghilangkan noise dan diubah
penelitian ini menggunakan topologi flyback menjadi tegangan DC dengan menggunakan
converter. Flyback converter merupakan dioda penyerah jembatan (bridge).
tipe topologi konverter berdaya rendah yang Tegangan hasil penyearahaan kemudian
dapat menghasilkan beberapa keluaran difilter menggunakan kapasitor untuk
dengan efisiensi tinggi dan memiliki desain menghilangkan noise atau ripple hasil
rangkaian yang sederhana dibandingkan penyearahan. Tegangan yang telah difilter
dengan topologi konveter yang lainnya [13]. oleh kapasitor akan diteruskan ke switcher.
Pada penelitian ini dibuat catu daya Pada switcher ini tegangan akan mengalami
dengan metode SMPS berbasis arduino proses switching sehingga tegangan DC
untuk aplikasi electrospinner. Tujuan murni dari hasil penyearah akan
dilakukannya penelitian ini untuk membuat menghasilkan tegangan yang mempunyai
catu daya yang memiliki beberapa keluaran frekuensi tinggi akibat proses switching
tegangan, dengan tegangan keluaran yang yang dilakukan secara cepat.
dapat diatur dari 0-100 VDC dengan
menggunakan arduino. Catu daya yang akan
dibuat juga memiliki tingkat akurasi dan
stabilitas yang tinggi. Pada penelitian ini
juga menganalisis hubungan jumlah lilitan
dan diameter kawat pada trafo terhadap
keluaran dari SMPS.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan
beberapa tahapan, diantanya: perancangan Gambar 1. Diagram blok SMPS

26
Jurnal Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 08, No. 01, Januari 2020

Proses switching dikendalikan oleh IC 1.3 Menentukan induktansi lilitan primer


UC3843BN sebagai pembangkit pulsa
PWM. Tegangan yang telah mengalami  max xVin (min)
Lprimer = (4)
proses switching diteruskan ke transformer. I pk xf max
Pada transformer tegangan akan diturunkan
sesuai dengan keluaran yang diinginkan. Dimana Lprimer = induktansi primer (H),
Tegangan keluaran dari transformer
 max = duty cycle (%), f max = frekuensi
memiliki karakteristik AC, sehingga perlu
disearahkan lagi menggunakan dioda maksimum (Hz).
penyearah. Setelah disearahkan tegangan
kembali difilter menggunakan kapasitor, dan 1.4 Menentukan celah (gap) trafo dan
hasil filter menjadi output dari SMPS. kerapatan fluks magnetik
Output kemudian diberikan feedback
0, 4 xLp xI pk
2
x108
controler untuk proteksi dari hubungan lg = 2 (5)
singkat (sort) dengan menggunakan Ae xBmax
optocoupler PC817. Desain rangkaian yang B
digunakan untuk membuat SMPS Bmax = (6)
2 2
ditunjukkan pada Gambar 2.
Dalam perancangan SMPS terdapat Dimana lg = celah inti ferit (cm), Ae =
perhitungan untuk menentukan jumlah
lilitan yang digunakan untuk menghasilkan core area ferit (cm2), Bmax = kerapatan fluks
tegangan keluaran sesuai kebutuhan. Berikut magnetik maksimum (Gauss), B=
langkah-langkah untuk menentukan jumlah kerapatan fluks magnetik (Gauss).
lilitan yang digunakan.
1.5 Menentukan lilitan primer
1.1 Menentukan tegangan masukan
Lp
N primer = 1000 (7)
VDC = 2 xVAC (1) AL

Dimana VDC = tegangan DC hasil Dimana N primer = lilitan primer (lilit),


penyearahan (V), dan VAC = tegangan AL = faktor induktansi (nH).
masukan AC (V).
1.6 Menentukan lilitan sekunder
1.2 Menentukan arus masukan
(Vout + V fwd )(1 −  max ) (8)
Pout Nsec = xN p
I in−av (max) = (2)  max xVin (min)
( EffisiensixVin (min) )
5 xPout
I pk = (3) Dimana Nsec = lilitan sekunder (lilit),
Vin (min)
Vout = tegangan keluaran (V), V fwd =
Dimana Iin−av(max) = rata-rata arus tegangan dioda penyearah (V) [14].
masukan maksimum (A), Pout = daya 2. Perancangan Sistem Kontrol
keluaran (W), Effisiensi = efisiensi topologi
Peracangan sistem kontrol secara garis
flyback (80-90%), Vin (min) = tegangan DC
besar ditunjukkan oleh diagram blok pada
minimum (V), dan I pk = arus puncak (A). Gambar 3. Blok sistem kontrol terdiri dari

27
Khoirul Effendi, dkk.: Rancang Bangun Catu Daya dengan Metode Switching Mode Power Supply
(SMPS) Berbasis Arduino untuk Aplikasi Electrospinner

Gambar 2. Rangkaian SMPS dengan topologi flyback converter

voltage regulator, driver control, Hasil perbandingan tersebut digunakan


mikrokontroler arduino, keypad 4x4, sensor untuk mendapatkan nilai tegangan keluaran
arus ACS712 30 A, dan seven segment 4 sebenarnya. Pada driver sistem kontrol juga
digit. terdapat transistor tipe 2N3055 yang
Pada sistem kontrol arduino berfungsi digunakan sebagai pembagi arus masukan.
sebagai pembangkit pulsa PWM Selain untuk mengontrol nilai masukan
berdasarkan nilai masukan dari keypad 4x4. PWM, arduino juga berfungsi untuk
PWM kemudian akan diteruskan ke driver mengolah data analog hasil bacaan sensor
untuk mengontrol tegangan keluaran dari 0- arus. Hasil tegangan dan arus keluaran
100 V. Driver sistem kontrol menggunakan kemudian akan ditampilkan pada seven
MOSFET tipe IRFP 450 sebagai saklar segment 4 digit. Desain rangkaian sistem
untuk mengatur tegangan keluaran kontrol ditunjukkan pada Gambar 4.
berdasarkan nilai masukan PWM. Nilai
masukan PWM dari keypad ke Arduino,
akan dibandingkan dengan hasil pengukuran
tegangan keluaran.

Gambar 4. Rangkaian sistem kontrol

Gambar 3. Diagram blok sistem kontrol

28
Jurnal Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 08, No. 01, Januari 2020

Perancangan Perangkat Lunak Pengambilan dan Pengujian Data


(Software)
Proses pengambilan dan pengujian data
Perancangan perangkat lunak dibuat dilakukan dengan menjalankan seluruh
dengann aplikasi arduino. Arduino berfungsi sistem baik hardware maupun software,
untuk membuat dan mengolah program yang dengan harapan dihasilkan catu daya atau
akan dimasukkan ke board arduino nano. SMPS yang mempunyai tegangan keluaran
Diagram alir perancangan perangkat lunak yang dapat diatur dari 0-100 V. Pengambilan
ditunjukkan pada Gambar 5. dan pengujuan data meliputi: pengaruh
jumlah lilitan dan diameter kawat terhadap
Mulai keluaran SMPS, tegangan masukan terhadap
tegangan keluaran, dan stabilitas keluaran
SMPS.
Deklarasi dan Inisialisasi
Variabel HASIL DAN PEMBAHASAN

Realisasi Catu Daya dengan metode SMPS


Masukan Input Tegangan Berbasis Arduino
yang diinginkan Melalui
Keypad Telah direalisasikan rancangan catu daya
dengan metode SMPS berbasis arduino untuk
aplikasi electrospinner. Catu daya yang telah
Membaca direalisasikan mempunya beberapa keluaran,
Sensor Arus yaitu: tegangan yang dapat diatur dari 0-100 V
dengan arus maksimum 7,3 A, kemudian
tegangan ekstra 15 VCT dengan arus
Mengubah Data Analog maksimum 5,5 A, dan 15 V dengan arus
Sensor ke dalam Data maksimum 0,44 A. Tegangan 0-100 V
Digital (Ampere) digunakan untuk menyuplai high voltage yang
membutuhkan masukan tegangan DC sebesar
24 V [3]. Kemudian untuk tegangan ekstra 15
VCT digunakan untuk menyuplai syiring pump
Pengujian Keluaran Tidak dan collector [4, 5]. Sedangkan untuk tegangan
Sistem Terhadap Referensi 15 V digunakan untuk menyuplai sistem
(Masukan Keypad dan kontrol. Realisai catu daya dengan metode
Sensor Arus) SMPS berbasis arduino ditunjukkan pada
Gambar 6.
Ya

Menampilkan Data
ke Seven Segment

Selesai

Gambar 5. Diagram alir program Gambar 6. Realisai catu daya dengan metode SMPS
berbasis arduino

29
Khoirul Effendi, dkk.: Rancang Bangun Catu Daya dengan Metode Switching Mode Power Supply
(SMPS) Berbasis Arduino untuk Aplikasi Electrospinner

Pengujian Masukan Tegangan terhadap Gambar 7. Grafik akurasi masukan tegangan


Tegangan Keluaran terhadap tegangan keluaran catu daya
menunjukkan bahwa persamaan garis yang
Proses pengujian masukan tegangan didapat sesuai dengan variasi data. Dalam
terhadap tegangan keluaran dilakukan hal ini adalah kesesuaian antara masukan
dengan memasukkan nilai tegangan pada tegangan terhadap tegangan keluaran catu
sistem kontrol dengan menggunakan keypad daya.
dari 0-100 V dengan interval 1. Pada Hasil perhitungan nilai kesalahan
masing-masing tegangan dilakukan (error) pada masing-masing tegangan
pengulangan sebanyak 5 kali. Proses masukan diperoleh rata-rata keseluruhan
pengulangan dilakukan dengan arah yang error sebesar 1,81%. Dari hasil perhitungan
berlawanan dimana pengulangan 1, 3 dan 5 persentase error, dapat dihitung tingkat
diukur dari minimum (0) sampai maksimum akurasi tegangan keluaran ala dan diperoleh
(100) sedangkan pengulangan 2 dan 4 diukur rata-rata akurasi alat secara keseluruhan
dari maksimum ke minimum. Fungsinya yaitu sebesar 98,19%. Nilai error yang
adalah untuk melihat penyimpangan yang dihasilkan menunjukkan bahwa error dapat
mungkin terjadi ketika dilakukan ditoleransi karena error yang dihasilkan
pengukuran dari dua arah berlawanan atau masih dibawah 10%, didukung dengan nilai
disebut sebagai histeresis. Pengujian akurasi yang besar. Semakin kecil
masukan tegangan terhadap tegangan persentase error yang dihasilkan maka
keluaran bertujuan untuk melihat tingkat kinerja alat akan semakin baik, sebaliknya
akurasi, presisi, dan kesalahan (error) dari semakin besar persentase akurasi yang
catu daya yang telah dibuat. Hasil pengujian dihasilkan maka kinerja alat akan semakin
tersebut dapat dilihat pada Gambar 7. baik [15]. Selain tingkat error dan akurasi,
Hasil pada Gambar 7Error! pada pengujian ini juga dihitung tingkat
Reference source not found. menunjukkan presisi tegangan keluaran yang dinyatakan
bahwa alat yang telah dibuat memiliki dengan nilai koefisien variasi (KV). Hasil
respon yang sangat baik terbukti dengan perhitungan diperoleh nilai KV rata-rata
nilai R2 sebesar 0,9997 pada tegangan sebesar 0,02%. Nilai KV tersebut
terukur. Nilai R2 merupakan tingkat menunjukkan hasil yang baik, karena
kesesuaian persamaan garis yang diperoleh semakin kecil nilai KV maka tingkat presisi
terhadap variasi data. Nilai R2 terletak antara alat semakin baik [16].
0-1, dengan nilai idealnya adalah 1 yang
Pengujian Pengaruh Jumlah Lilitan
Sekunder dan Diameter Kawat terhadap
Keluaran SMPS

Proses pengujian diawali dengan


mencari pengaruh jumlah lilitan dan
diameter kawat sekunder terhadap tegangan
keluaran dari SMPS. Pengujian dilakukan
dengan mengukur keluaran dari SMPS yang
berupa tegangan dan arus. Pengujian
dilakukan dengan variasi jumlah lilitan
sekunder 4, 6, 8, 10 dan 12 lilit dengan
diameter kawat 1,63 mm dan 1,83 mm. Hasil
pengujian ditunjukkan pada dan Gambar 8
dan Gambar 9.

30
Jurnal Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 08, No. 01, Januari 2020

Hasil pengujian yang didapatkan


kemudian dibandingkan dengan refensi dan
didapatkamn rata-rata error untuk variasi
dengan diameter 1,63 mm sebesar 1% dan
diameter 1,83 mm sebesar 0,3%. Error ini
dapat terjadi karena kurangnya akurasi
dalam melilit trafo yang dipengaruhi oleh
proses melilit trafo yang masih manual.
Error ini dapat dihindari dengan
menggunakan alat penggulung trafo
otomatis. Dari hasil pengujian yang telah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa
semakin banyak jumlah lilitan dan besar
Gambar 8. Grafik pengaruh jumlah lilitan dan
diameter kawat terhadap keluaran
kawat yang digunakan maka daya yang
SMPS (d=1,63 mm) dihasilkan semakin besar.
Pengujian Stabilitas Keluaran Catu Daya

Pengujian dilakukan untuk


mengetahui tingkat stabilitas keluaran catu
daya jika digunakan dalam jangka waktu
tertentu. Hal ini sangat penting karena
penggunaan catu daya baik untuk keperluan
riset maupun keperluan laboratorium
digunakan dalam jangka waktu yang cukup
lama. Seperti halnya pada electrospinner
yang menggunakan sumber tegangan tinggi
sebesar 15 kV selama 3 jam untuk membuat
nanofiber polyvinyl alkohol (PVA) dengan
Gambar 9. Grafik pengaruh jumlah lilitan dan metode electrospinning [17]. Dalam hal ini
diameter kawat terhadap keluaran catu daya digunakan untuk menyuplai
SMPS (d=1,83 mm) sumber tegangan tinggi. Oleh karena itu,
dilakukan pengujian stabilitas catu daya
Gambar 8 dan Gambar 9 dengan mengukur keluaran catu daya yang
menunjukkan bahwa jumlah lilitan dan diberi beban. Pengujian dilakukan selama 24
diameter kawat mempengaruhi besarnya jam dengan pembagian waktu 12 jam untuk
keluaran dari SMPS. Dapat dilihat pada beban dengan beban maksimal 17,45 Watt
Gambar 8Error! Reference source not dan 12 jam untuk beban maksimal 86,87
found. dengan variasi jumlah lilitan 4, 6, 8, Watt dengan pengambilan data setiap 30
10, dan 12 lilit dengan diameter kawat 1,63 menit. Hasil pengujian ditunjukan pada
mm dihasilkan daya keluaran secara Gambar 10 dan Gambar 11.
berurutan sebesar 118,9;180,54; 239,54; Gambar 10 dan Gambar 11
293,48 dan 358,13 Watt. Sementara pada memperlihatkan bahwa catu daya memiliki
Gambar 9 dengan variasi jumlah lilitan 4, 6, tingkat kestabilan yang baik walaupun
8, 10, dan 12 lilit dengan diameter kawat terjadi penururan daya dibeberapa waktu
1,63 mm dihasilkan daya keluaran secara pengukuran. Penurunan daya terjadi pada
berurutan sebesar 148,32; 218,88; 297,84; kedua variasi, pada variasi beban maksimum
374,44 dan 448,44 Watt. 17,45 Watt, penurunan daya paling besar

31
Khoirul Effendi, dkk.: Rancang Bangun Catu Daya dengan Metode Switching Mode Power Supply
(SMPS) Berbasis Arduino untuk Aplikasi Electrospinner

dengan R2 sebesar 0,9997 dan persentase


akurasi sebesar 98,19 %. Keluaran catu daya
juga memiliki tingkat presisi yang sangat
baik dinyatakan dengan koefisien variasi
(KV) sebesar 0,02%, semakin kecil nilai KV
maka tingkat presisi alat semakin baik.
Semakin banyak jumlah lilitan dan besar
diameter kawat yang digunakan, maka
semakin besar juga daya yang dihasilkan.

UCAPAN TERIMAKASIH

Gambar 10. Grafik stabilitas catu daya dengan beban


Penulis mengucapkan terima kasih
17,45 Watt. kepada Kepala Laboratorium Elektronika
Dasar Jurusan Fisika FMIPA Universitas
Lampung.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Marno, E. Widianto, J. Sumarjo, and


A. Santosa, “Perancangan dan
Pengembangan Sistem
Electrospinning sebagai Teknologi
dalam Pembuatan Nanofiber,” Inov.
Vokasional dan Teknol., vol. 18, no.
2, pp. 101–108, 2018.
[2] W. J. Li, C. T. Laurencin, E. J.
Gambar 11. Grafik stabilitas catu daya dengan beban
Caterson, R. S. Tuan, and F. K. Ko,
86,87 Watt. “Electrospun nanofibrous structure:
A novel scaffold for tissue
yaitu sebesar 1 Watt. Sedangkan pada variasi engineering,” J. Biomed. Mater. Res.,
beban maksimum 86,87 Watt, penurunan vol. 60, no. 4, pp. 613–621, 2002.
daya paling besar yaitu sebesar 3,2 Watt. [3] Junaedi and D. Nurmayady,
Dari kedua grafik juga menunjukan daya “Perancangan Pembangkit Tegangan
keluaran bersifat fluktuatif, yang berarti ada Tinggi Direct Current Pada Sistem
kenaikan dan penurunan daya. Hal ini Electrospinning,” Pus. Teknol. Bahan
menunjukan bahwa catu daya memiliki Bakar Nuklir-BATAN, no. 9–10, pp.
respon yang baik terhadap perubahan yang 37–45, 1979.
terjadi. [4] N. F. Hikmah, I. Sapuan, P. S.
Teknobiomedik, D. Fisika, and F.
KESIMPULAN Sains, “Rancang Bangun Syringe
Pump Berbasis Mikrokontroler
Telah direalisasikan catu daya dengan
ATmega8535 Dilengkapi Detektor
metode SMPS berbasis arduino yang
Oklusi,” Fis. dan Ter. Univ.
memiliki banyak keluaran (multiple output),
Airlangga, vol. 1, no. 3, pp. 74–91,
dengan tegangan keluaran 0-100 V, 15VCT,
2013.
dan 15 V. Keluaran catu daya memiliki
linearitas dan akurasi yang sangat baik

32
Jurnal Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 08, No. 01, Januari 2020

[5] A. Y. Nuryantini, M. P. Ekaputra, M. [11] M. S. Rahman, “Buck Converter


M. Munir, T. Suciati, and Design Issues,” Linkopings Institute
Khairurrijal, “Sintesis Nanoserat Poli of Technology, 2007.
(Vinil Alkohol) dalam Bentuk [12] D. W. Hart, Power Electronics.
Lembaran dengan Pemintal Elektrik Indiana: McGraw-Hill, 1997.
Multi Nozel dan Kolektor Drum,” [13] Amit and M. Kumar, “Design And
vol. 10, no. 2, pp. 186–193, 2014. Implementation Of Multiple Output
[6] M. Cahyadi, E. Nasrullah, and A. Switch Mode Power Supply,” Int. J.
Trisanto, “Rancang Bangun Catu Eng. Technol., vol. 4, no. 10, pp.
Daya DC 1V – 20V Menggunakan 4540–4545, 2013.
Kendali P-I Berbasis [14] Karthika and N. S. George, “Design
Mikrokontroler,” J. Rekayasa dan of a Power Supply Using Fly-
Teknol. Elektro, vol. 10, no. 2, 2016. BackConverter,” Int. J. Adv. Res.
[7] R. Yanis, D. J. Mamahit, R. U. A. Electr. Electron. Instrum. Eng., vol.
Sherwin, and J. T. Elektro-ft, 3, no. 5, pp. 403–408, 2014.
“Perancangan Catu Daya Berbasis [15] F. R. Halim, Suwandi, and A.
Up-Down Binary Counter Dengan,” Suhendi, “Rancang Bangun Syringe
J. Tek. Elektro dan Komput., pp. 1– Pump menggunakan Motor Stepper
12, 2013. Berbasis Arduino,” e-Proceeding
[8] A. I. Pressman, K. Billings, and T. Eng., vol. 3, no. 2, pp. 2078–2085,
Morey, Switching Power Supply 2016.
Design, Third Edition. New York: [16] E. M. Persada, “Presisi dan Akurasi,”
McGraw-Hill, 2009. 2017. [Online]. Available:
[9] S. Kwon, D. Yoo, G. Jeong, and S. http://www.eralika.com/article/presis
Korea, “High- Efficiency AC-DC i-dan-akurasi/. [Accessed: 20-Apr-
Switch Mode Power Supply Using 2019].
Full-Bridge Converter Circuit,” Int. J. [17] D. Purnawati, A. D. Nugraheni,
Control Autom., vol. 7, no. 6, pp. Laraswati, and H. Shalihah,
189–200, 2014. “Pembuatan Nanofiber Polivinil
[10] S. Z. N. Demon, A. R. Tamuri, and N. Alkohol ( PVA ) dengan Metode
Bidin, “High voltage Switch Mode Electrospinning sebagai Masker
Power Supply for laser system,” Dep. Debu Vulkanik,” J. Fis. Indones., vol.
Physics, Cent. Found. Stusies, Natl. 21, no. 1, pp. 24–26, 2000.
Def. Univ. Malaysia, pp. 1–4, 2008.

33
Khoirul Effendi, dkk.: Rancang Bangun Catu Daya dengan Metode Switching Mode Power Supply
(SMPS) Berbasis Arduino untuk Aplikasi Electrospinner

34

Anda mungkin juga menyukai