Makalah Teknologi Tepat Guna

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

TEKNOLOGI TERAPAN DAN TEPAT GUNA DALAM


PELAYANAN KEHAMILAN
Dosen pengampuh: Deviani Fatimah, S.ST., M.Kes

Di susun oleh:

KELOMPOK 2

1. Iin Situlung NIM 042019002

2. Nova NIM 042019004

3. Rahma Aulya J NIM 042019008

4. Surti NIM 042019011

5. Yunitha Auliyani NIM 042019014

PROGRAM STUDI DIPLOMA III/S1 KEBIDANAN

INSTITUT KESEHATAN DAN BISNIS

KURNIA JAYA PERSADA

PALOPO
2022/2023

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT, karena atas kehendak-
Nya penyusun dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik dan lancar. Dengan ini
penyusun bermaksud memperluas pengetahuan mata kuliah “Teknologi Terkini
Dalam Praktik Kebidanan” dengan makalah yang berjudul “Teknologi Terapan Dan
Tepat Guna Dalam Pelayanan Kehamilan”.

Dalam proses penyusunan materi ini, penyusun berupaya untuk


mengumpulkan bahan-bahan referensi dan diskusi ilmiah serta berbagai tulisan dari
media masa seperti internet. Selesainya makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak. Oleh karena itu, penyusun menyampaikan terima kasih kepada teman-teman
atas kerjasamanya.

Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini.


Oleh karenaitu, segala kritik dan saran yang membangun akan penyusun terima
dengan baik. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Palopo, 08 Februari 2022

Peyusun
DAFTRA ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1

A. Latar Belakang..................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.............................................................................................1

C. Tujuan...............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................3

A. Alat Teknologi Terapan Dalam Pelayanan Kehamilan....................................3

B. Sistem Dalam Teknologi Terapan Dalam Pelayanan Kehamilan.....................10

C. Vaksin Dalam Teknologi Terapan Dalam Pelayanan Kehamilan....................18

BAB III PENUTUP..................................................................................................23

A. Kesimpulan.......................................................................................................23

B. Saran.................................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam rangka meningkatkan sistem usaha pembagunan masyarakat supaya


lebih produktif dan efesien, diperlukan teknologi. Pengenalan teknologi yang telah
berkembang di dalam masyarakat adalah teknologi yang telah dikembangkan
secara tradisonal, atau yang dikenal dengan “teknologi tepat guna” atau teknologi
sederhana dan proses pengenalannya banyak di tentukan oleh keadaan lingkungan
dan mata pencaharian pokok masyarakat tertentu. Pertumbuhan dan perkembangan
teknologi, di tentukan oleh kondisi dan tingkat isolasi dan keterbukaan masyarakat
serta tingkat pertumbuhan kehidupan sosial ekonomi masyarakat tersebut.

Untuk memperkenalkan teknologi tepat guna perlu disesuaikan dengan


kebutuhan, yaitu kebutuhan yang berorientasi kepada keadaan lingkungan
geografis atau profesi kehidupan masyarakat yang bersangkutan. Teknologi yang
demikian itu merupakan barang baru bagi masyarakat dan perlu dimanfaatkan dan
diketahui oleh masyarakat dan perlu dimanfaatkan dan diketahui oleh masyarakat
tentang nilai dan kegunaannya.

Teknologi tersebut merupakan faktor ekstern dan diperkenalkan dengan


maksud agar masyarakat yang bersangkutan dapat merubah kebiasaan tradisional
dalam proses pembagunan atau peningakatan kesejahteraan masyarakat. Teknologi
tepat guna adalah suatu alat yang sesuai dengan kebutuhan dan dapat berguna serta
sesuai dengan fungsinya. Selain itu, teknologi tepat guna atau yang disingkat
dengan TTG adalah teknologi yang digunkan dengan sesuai (tepat guna).

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja alat dalam teknologi terapan dalam pelayanan kehamilan?


2. Bagaimana sistem dalam teknologi terapan dalam pelayanan kehamilan?

3. Apa saja vaksin dalam teknologi terapan dalam pelayanan kehamilan?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui alat dalam teknologi terapan dalam pelayanan kehamilan

2. Untuk mengetahui sistem dalam teknologi terapan dalam pelayanan kehamilan.

3. Untuk mengetahui vaksin dalam teknologi terapan dalam pelayanan kehamilan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Alat Dalam Teknologi Terapan Pelayanan Kehamilan

1. Fundusecope

Funduscope adalah alat yang digunakan bidan menginformasi bahwa


denyutan yang terdengar adalah denyutan jantung janin : alat litrik dapat
menyebabkan kebingungan antara frekuensi jantung janin dan maternal. Bidan
harus melakukan palpasi denyut radialis maternal saat mendengarkan jantung
janin guna memastikan bahwa bunyi jantung yang terdengar adalah bunyi
jantung janin.

2. Fetal Doppler

3
Adalah merupakan alat yang digunakan untuk mendeteksi denyut jantung
bayi, yang menjadi perbedaanya ia bekerja berprinsip bekerja dengan pantulan
gelombang elegtro magnetik, alat ini adalah sangat berguna untuk mengetahui
kondisi kesehatan janin, sangat disarankan untuk dimiliki dirumah sebagai
deteksi harian, selain aman juga mudah dalam penggunaanya serta harga yang
sangat terjangkau untuk dimiliki.

3. Kardiotokografi

CTG juga dikenal sebagai alat elektronik pemantau janin (electronic fetal
monitoring, EFM) telah meningktakan angka intervensi maternal, tetaoi tidak
mengurangi mortlitas perinatal atau palsi serebal (NICE, 2007). Wanita resiko
rendah tidak boleh ditawarkan CTG pada periode antenatal atau selama
persalinan karana tidak terbukti manfaatnya, dan CTG hanya ditawarkan pada
wanita yang memiliki kemungkinan atau memang memiliki faktor risiko. Faktor
risiko ini mencakup :

a. Penurunan pergerakan janin

b. Persalinan permatur, cairan ketuban yang tercampur mekonium secara


signifikan, perdarahan antepartum atau intrapartum, penggunaan oksitosin

c. Berdasarkan permintaan maternal

4
d. Abnormalitas yang ditemukan saat auskultasi yang dilakukan secraa
berkala/intermiten (bradikardi,takikardi,atau deselerasi)

e. Pireksia maternal

f. Janin yang lain berisiko: kecil masa kehamilan (KMK), kehamilan


multipel, diabetes, dan preeklamsi.

CTG harus digunakan dua kali seminggu untuk usia kehamilan >42
minggu danselama 30 menit setelah analgesia epidural diberikan dan setiap
setelah tambahan bolus diberikan. Frekuensi denyut jantung dan aktivitas uteri
dicetak pada kertasgrafik, monitor harus dijalankan sesuai dengan prtokol local
sering kali 1 cm permenit. Saat janin bergerak akan terjadi kehilangan kontak
yang mungkin disertai peningkatan frekuensi denyut jantung, lama monitor
terpasang ditempatnya akan bergantung pada kondisi dan janin, memungkinkan
waktu yang cukup untuk melaksanakan pengkajian tentang normalitas.

4. Sonicaid

Salah satu penggunaan sonicaid adalah ibu dapat mendengar denyut


jantung janin dan dapat menyakinkannya. Cara ini sangat bermanfaat bagi usia
gestasi kurang dari 28minggu, disaat bunyi jantung janin belum dapat di dengar
dengan jelas menggunakan stetoskop pinard. Untuk dapat mendengar bunyi
jantung janin, sonicaid sering kali perlu diletakkan langsung diatas bahu janin.

5
5. USG

Alat ini berfungsi untuk membantu bidan mengetahui kondisi atau keadaan
terkini dari janin. Ada dua macam alat USG yang banyak dipakai, yakni yang
biasanya 3D. Dibanyak klinik dan rumah sakit, USG 3D sudah banyak dipakai.
USG 3 dimensi diklaim dapat menampilkan gambar janin yang lebih jelas dan
detail sehingga kondisinya dapat diketahui dengan lebih jelas.

6. Staturmeter

Adalah alat yang digunakan untuk mengukur tinggi badan, alat ini adalah
sangat sederhana pada desainnya karena hanya ditempelkan pada tembok
bagian atas dan ketika akan digunakan hanya perlu untuk menariknya sampai
kebagian kepala teratas, sehingga dpt diketahui tinggi badan orang tersebut.

7. Lingkar Lengan Ibu Hamil

6
Adalah tanda yang digunakan untuk mempermudah mengidentifikasi bayi
dan bundanya, pada umumnya dipakaikan pada bayi dan bundanya dirumah
sakit bersalin.

8. Reflek Hammer/Reflek Patella

Sejenis hammer yang dilapisi dengan karet yang digunakan untuk


mengetahui respon syaraf dari anggota tubuh biasanya kaki.

9. Eye Proyector Photo Therapy

7
Adalah alat yang digunakan untuk melindungi bagian mata bayi pada saat
dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan sinar X-ray atau jenis
pemeriksaan lain yang menggunakan media sinar agar tidak mengganggu
penglihatan bayi yang akan diperiksa.

10. Alat Ukur Panjang Bayi

Adalah peralatan sederhana yang biasa digunakan oleh bidan ada petugas
posyandu, untuk mengetahui perkembangan tinggi bayi dari waktu ke waktu,
terbuat dari kayu dan mistar yang sudah dibaca.

11. Breast Pump

Biasanya digunakan oleh para ibu yang berkarier diluar rumah, agar ASI
tidak terbuang dengan percuma, sehingga tetap bisa mendapatkan ASI dari
bundanya.

12. Torniquet

8
Adalah alat bantu yang digunakan untuk sarana pendukung pada
pengambilan darah, pada umumnya dilingkarkan pada lengan saat akan
dilakukan pengambilan darah segar bisa lebih mudah untuk diambil.

13. Calipher

Adalah alat yang digunakan untuk mengukur panjang bayi dengan


ketepatan yang tinggi, karena skala yang digunakan pada alat ini lebih detail,
sehingga setiap inchi pertumbuhan bayi dapat diketahui.

14. Umbilical Cord Clem Nylon

9
Adalah merupakan alat yang digunakan untuk menjepit tali pusar bayi
sesaat setelah bayi dilahirkan.

B. Sistem Dalam Teknologi Terapan Pelayanan Kehamilan

1. Sistem Metode One Way Text Massaging Program

a. Definisi

Pesan text yang dikirimkan dalam frekuansi tertentu selama satu minggu
oleh server, sms yang dikirim berupa pesan-pesan terkait kondisi adaptasi
fisiologis dan psikologis dari ibu hamil (Jarrehtum, Titapant, Tienthal,
Vibonchart, Chuenwattana & Chatchainoppakhun, 2008). Sistem ini hanya
bersifat satu arah, artinya pengguna layanan hanya dapat menerima informasi
yang diberikan namun tidak dapat mengirim sms balasan.

b. Manfaat/Kegunaan

Penggunaan pesan teks tidak membutuhkan biaya yang mahal sehingga


memudahkan pemberian informasi kesehatan kepada pengguna ponsel. Selain
itu penggunaan short message service (sms) yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan lebih efektif dalam meningkatkan kunjungan klien ke pelayanan
kesehatan dibandingkan dengan penggunaan phone reminder (Chen, Fang,
Chen, & Dai,2008). Penelitian lain yang dilakukan oleh Costa, Salomao,
Martha, Pisa, Sigulem, (2009) menunjukkan bahwa pengiriman pengingat
janji kunjungan dengan menggunakan text messenger mampu meningkatkan
kunjungan klien ke klinik.

c.Subsistem yang terdapat pada layanan SMS

10
1) SME (Short Message Entity), merupakan tempat penyimpanandan
pengiriman message yang akan dikirimkan ke MS tertentu.

2) SC (Service Centre), bertugas untuk menerima message dari SMEdan


melakukan forwarding ke alamat MS yang dituju.

3) SMS-GMSC (Short Message Service–Gateway SMC ), melakukan


penerimaan message dari SC dan memeriksa parameter yang ada. Selain itu
GMSC juga mencari alamat MS yang dituju dengan bantuan HLR, dan
mengirimkannya kembali ke MSC yang dimaksud.

4) SMS – IWMSC (Short Message Service – Interworking MSC), berperan


dalam SMS Message Origiating , yaitu menerima pesandari MSC.

Setiap jaringan telepon seluler memiliki satu atau lebih service senter
yang berfungsi untuk menyimpan dan meneruskan (store and forward fashion)
pesan dari pengirim ke pelanggan tujuan, sebagai Interface antara PLMN
( public land mobile network) GSM dengan berbagai sistem lainnya, seperti :
elektronic mall, faximile, atau suatu content provider. SC tersambung ke
PLMN melalui BSC.

d. Kemungkinan Pengembangan Tekhnologi

Kemajuan teknologi informasi saat ini menuntut tenaga kesehatan untuk


mengembangkan pelayanan kesehatan yang mudah dan mampu
meningkatkan minat masyarakat untuk menggunakan pelayanan kesehatan.
Salah satu tekhnologi yang berkembang cepat adalah telepon seluler atau
ponsel, pengguna ponsel saat ini tidak hanya kalangan menengah keatas
namun kalangan menengah kebawah saat ini juga memanfaatkan tehnologi
ini. Sekitar 83% orang dewasa menggunakan ponsel dan 72% diantaranya
memanfaatkan pesan teks untuk komunikasi dengan rata– rata penggunaan
10 teks per hari. Tenaga kesehatan di Indonesia diharapkan mampu

11
meningkatkan pemberian pelayanan kesehatan sesuai dengan pengembangan
teknologi informasi. Penggunaan program SMS untuk prenatal care mampu
memudahkan pemberian informasi dan edukasi bagi ibu hamil. Edukasi yang
diberikan pada ibu hamil dapat berupa perubahan– perubahan yang dialami
selama hamil, serta perencanaan untuk persalinan, perawatan bayi, dan
persiapan kontrasepsi untuk pasca persalinan. Prenatal care dengan SMS
dapat diterapkan di Indonesia karena mudah dan tidak memerlukan banyak
biaya, sertadengan gaya hidup masyarakat yang mayoritas memiliki
teleponseluler. Program ini sangat tepat diterapkan pada rumah sakit
pemerintah sehingga memudahkan dalam pemberian pendidikan kesehatan
dan perencanaan perawatan kehamilan dan paska melahirkan. Kemungkinan
teknologi yang dapat berkembang setelah Sistem Metode One Way Text
Massaging Program adalah suatu sistem yang dapat bersifat 2 arah, artinya si
penerima layanan jugadapat berkomunikasi 2 arah atau membalas informasi
dari penyedia layanan agar lebih efektif. Selain itu teknologi kedepannya
dapat dikembangkan dengan saling terkoordinasinya antara si penerima
layanan, petugas kesehatan, dan layanan kesehatan/fasilitas kesehatan (RS,
Puskesmas, klinik, BPM, dll).

2. Mobile Obstetri Monitoring

a. Definisi

Sampai saat ini, tidak ada definisi standar yang telah ditetapkan. Untuk
keperluan survei, Observatorium Global untuk eHealth (GOE) didefinisikan
sebagai praktek kesehatan medis danmasyarakat yang didukung oleh
perangkat mobile, seperti ponsel, pasien perangkat monitoring, personal
digital assistant (PDA), dan perangkat nirkabel lainnya. MOM melibatkan
penggunaan dan kapitalisasi pada utilitas inti ponsel untuk suara dan pesan
singkat layanan (SMS) serta lebih fungsi kompleks dan aplikasi termasuk

12
general packet radio layanan (GPRS), ketiga dan generasi keempat
telekomunikasi selular (sistem 3G dan 4G), global yang positioning system
(GPS), dan teknologi Bluetooth (WHO, 2011).

Definisi lain MOM adalah sebuah platform prototupe telehealth yang bisa
diadaptasi sesuai dengan kebutuhan spesifik daerah pedesaan maupun
perkotaan dengan mamanfaatkan aplikasi ponsel. MoM bisa memantau wanita
hamil dengan jarak jauh, untuk mengidentifikasikan bila ditemukan kehamilan
berisiko tinggi.

b. Manfaat/Kegunaan

Dengan menggunakan aplikasi ponsel (mobile phone), bidan dapat


dengan mudah mengumpulkan data dari pemeriksaan fisik dantes di klinik
lokal atau bahkan di rumah ibu hamil tersebut. Dokter kandungan di lokasi
berbeda kemudian bisa menentukan apakah kehamilan bisa berisiko tinggi,
kapan pun di mana pun. Dengan demikian, ibu dengan kehamilan berisiko
bisa segera mendapatkan pertolongan. Bagi kebanyakan ibu hamil yang
tinggal di daerah terpencil, pemeriksaan kandungan umumnya hanya
dilakukan oleh bidan. Masalahnya, bidan tak bisa menolong ibu dengan
kehamilan berisiko, sehingga dibutuhkan bantuan dokter kandungan. Dengan
adanya teknologi, pemeriksaan ke dokter kandungan pun bisa dilakukan
hanya dengan menggunakan ponsel. Program ini menerapkan sebuah solusi
telehealth baru untuk memantau kondisi ibu hamil dari jarak jauh, sehingga
dapat mendeteksi dini kehamilan berisiko tinggi. "Dengan aplikasi ini,
seorang bidan bisa membuat profil kesehatan ibu hamil yang relevan melalui
pengumpulan data yang didapat dari pemeriksaan fisik, sertates yang
dilakukan di Puskesmas setempat atau di rumah ibu hamil tersebut.Dengan
memadukan panduan lokal angka risiko dalam solusiini, spesialis kebidanan
atau dokter kandungan bisa menentukanapakah sebuah kehamilan berisiko

13
tinggi, sehingga bisa segera memberikan pertolongan memadai. Dengan
MOM maka para dokterdan bidan dapat mengidentifikasi kehamilan berisiko
jauh lebih cepat, sehingga dapat memberikan saran terhadap penanganan yang
tepatdan pada waktunya. "Solusi MOM dapat mengatasi keterbatasan sumber
daya manusia dengan memanfaatkan teknologi layanankesehatan jarak
jauh."Seorang bidan yang berpartisipasi dalam MOM, kini bisa berinteraksi
dengan lebih banyak pasien. Dia pun mendapatkansupervisi dari ahli
kandungan untuk mengidentifikasi kehamilan berisiko secara cepat, sehingga
dapat membantu para ibu mencapai kehamilan sempurna dan melahirkan
secara normal.

Tujuan proyek MoM adalah untuk pengumpulan dan pemantauan data


kebidanan secara menyeluruh guna mengidentifikasi sejak dini kehamilan
beresiko tinggi. Sebagai solusi Mobile Obstetrical Monitoring (MoM) untuk
wilayah terpencil , proyek ini menghadirkan layanan kesehatan yang lebih
baik bagi ibu dengan kehamilan resiko tinggi di daerah pedesaan yang tidak
memiliki akseske dokter ahli kebidanan.

Solusi Mobile Obstetrical Monitoring (MoM) untuk wilayah terpencil ini


memungkinkan para tenaga kesehatan untuk memasukkan data klinis dan
rekam medis pasien. MoM jugamemungkinkan penyedia layanan kesehatan
untuk memasukkan data dari hasil diagnosa kebidanan dan alat pemantau
lainnya seperti ultrasound, Doppler, dan fetal monitor. Di area pedesaan,
dengan solusi Mobile Obstetrical Monitoring (MoM) untuk wilayah terpencil
ini para bidan dapat memasukkan data melalui SMS kepada dokter spesialis
yang bisa memberikan saran medis kapan pun dan dari mana pun juga. Sistem
ini akan membantu tenaga kesehatan seperti bidan untuk membuat keputusan
yang tepat dengan stratifikasi resiko berdasarkan panduan standar klinis yang
berlaku. Solusi Mobile Obstetrical Monitoring (MoM) untuk wilayah

14
terpencil ini diharapkan dapat mengidentifikasi kehamilan beresiko tinggi
sejak dini.

c. Subsistem yang terdapat pada layanan MOM

Melalui MOM, data kehamilan bisa diunggah secara online atau melalui
SMS, yang kemudian dihubungkan ke pusat data utama. Selanjutnya ahli
kandungan memonitor laporan-laporan tersebut. Laporan yang masuk lantas
diidentifikasi untuk diketahui mana yang termasuk kehamilan berisiko tinggi.
Penanganan lanjutan akan diberikan sesuai kebutuhan.

d. Kemungkinan Pengembangan Tekhnologi

MOM cocok diterapkan di daerah-daerah terpencil di Indonesia yang


jarang memiliki dokter kandungan. Dengan sebagian besar masyarakat
memiliki akses dengan ponsel, MoM telah disesuaikan agar dapat digunakan
sesuai dengan kebutuhan pedesaan dan perkotaan yang spesifik. Indonesia
memiliki kemampuan penyelenggaraan pada pelayanan kesehatan di daerah
terpencil. Pemerintah juga memberi dukungan. Dengan adanya aplikasi ini,
dapat diharapkan bisa membantu Indonesia untuk menurunkan angka
kematian ibu dengan meningkatkan akses perawatan ibu hamil di daerah-
daerah terpencil dengan pemantauan jarak jauh. "MOM memberikan
kesempatan untukm emanfaatkan teknologi inovatif dalam membantu
memperbaiki AKI selama kehamilan berlangsung,"

3. Antenatal Class1

a. Definisi

Kelas ibu hamil adalah kelompok belajar ibu-ibu hamil denganumur


kehamilan antara 4 minggu - 36 minggu (menjelang persalinan)dengan jumlah
peserta maksimal 10 orang. Di kelas ini ibu-ibu akan belajar bersama, diskusi

15
dan tukar pengalaman tentang kesehatan ibudan anak secara menyeluruh dan
sistematis serta dapat dilaksanakansecara terjadwal dan berkesinambungan.
Kelas ini di fasilitasi oleh bidan/tenaga kesehatan dengan menggunakan paket
kelas ibu hamilyaitu buku KIA, flipchart (lembar balik), pedoman
pelaksanaan kelasibu hamil, pegangan fasilitator dan buku senam ibu hamil.

b. Manfaat/Kegunaan Antenatal Class

1) Meningkatkan pengetahuan/pemahaman, merubah sikap dan perilaku ibu


tentang:

a) Kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan selama kehamilandan cara


mengatasinya, pengaturan gizi termasuk pemberiantablet tambah darah.

b) Perawatan kehamilan (kesiapan psikologis, hubungan suamiistri, tanda


bahaya kehamilan, perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi
(P4K).

c) Persalinan (tanda-tanda persalinan, tanda bahaya persalinandan proses


persalinan).

d) Perawatan nifas (ASI Ekslusif, tanda bahaya dan penyakitdalam nifas,


bagaimana menjaga kesehatan dalam nifas).

e) KB pasca persalinan

f) Perawatan bayi baru lahir (pemberian K1 dan imunisasi HB0 pada bayi
baru lahir, tanda bahaya dan penyakit bayi baru lahir, perawatan tali
pusat).

g) Mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat yang berkaitandengan


kesehatan ibu dan anak.

16
h) Penyakit menular (IMS, informasi dasar HIV-AIDS, pencegahan dan
penanganan malaria pada ibu hamil).

i) Akte kelahiran.

2) Terjadi interaksi dan berbagi pengalaman antar peserta (ibu hamildengan


ibu hamil) dan antar ibu hamil dengan tenagakesehatan/bidan tentang
kehamilan, keluhan selama hamil, persalinan, perwatan nifas, KB pasca
melahirkan, bayi baru lahir,adat istiadat setempat, penyakit menular dan
akte kelahiran.

c. Sasaran Antenatal Class

Peserta kelas ibu hamil sebaiknya pada umur kehamilan 4–36 minggu
karena pada umur kehamilan ini kondisi ibu sudah kuat, tidak takut terjadi
keguguran, efektif melakukan senam hamil. Suami /keluarga ikut serta
minimal 1X pertemuan sehingga dapat mengikuti materi yang penting,
misalnya tentang persiapan persalinan atau yang lainnya.

4. Pregnancy Exercise (Senam Hamil)

a. Definisi

Senam hamil adalah bagian dari olah raga yang gunanya untuk menjaga
kebugaran ibu hamil. Jenis gerakan senam hamil dan seberapa lama durasinya
tentu saja tergantung pada kondisi kesehatan ibu, kondisi kehamilannya dan
aktivitas sehari-hari ibu hamil.

b. Manfaat Senam Hamil (Pregnancy Exercise)

Manfaat senam hamil adalah :

1) Memperbaiki sirkulasi darah.

17
2) Mengurangi bengkak terutama pada kaki.

3) Meningkatkan keseimbangan otot-otot.

4) Mengurangi resiko gangguan gastrointestinal/ pencernaan lebih baik.

5) Mengurangi kejang kaki/kram.

6) Menguatkan otot perut.

7) Mempercepat penyembuhan setelah kehamilan.

8) Memperbaiki posisi janin.

9) Tidur menjadi lebih nyenyak.

C. Vaksin

Vaksinasi adalah cara terbaik untuk memberikan kekebalan bagi manusia.


Pemberian vaksin selama kehamilan harus mempertimbangkan risiko dari
vaksinasi dengan keuntungan perlindungan pada situasi tertentu, walaupun vaksin
aktif atau tidak aktif yang digunakan. Ada tiga macam vaksinasi selama
kehamilan yaitu yang direkomendasikan aman, tidak direkomendasikan selama
kehamilan dan rekomendasi khusus. Vaksin yang direkomendasikan aman adalah
vaksin tetanus toksoid, diptheri, hepatitis B, influenza, meningococal, dan rabies.
Vaksin yang tidak direkomendasikan selama kehamilan berasal dari
mikroorganisme hidup yang dilemahkan. Mikroorganisme tersebut dapat tumbuh
dan menyebabkan penyakit pada inangnya. Vaksin yang tidak direkomendasikan
adalah BCG, measless, mumps, rubella, dan varicella. Vaksin yang
direkomendasikan khusus digunakan untuk daerah-daerah endemik atau wanita
hamil yang berpergian ke tempat endemik penyakit tersebut yaitu, antrax,
hepatitis A, Japanese Enchepalitis, pneumococcal, polio(IPV), typhoid, vaccinia
dan yellow fever. Vaksin Tetanus Toksoid (TT) di Indonesia dianjurkan diberikan

18
pada saat pelayanan karena angka kejadian tetanus neonatorum di Indonesia
masih sangat tinggi.

Di Indonesia masih banyak persalinan yang ditolong oleh bukan tenaga


kesehatan atau oleh dukun beranak, sehingga persalinan tidak bersih dan steril
yang dapat mengakibatkan infeksi. Beberapa jenis vaksin yang diberikan selama
kehamilan yaitu:

1. Imunisasi TT

a) Injeksi 1 : Pada kunjungan ANC Pertama.

b) Injeksi ke-2 : 4 minggu setelah injeksi pertama.

c) Injeksi ke-3 : minimal 6 bulan setelah injeksi kedua.)

d) Injeksi ke-4 : 1 hingga 3 tahun setelah injeksi ketiga.

e) Injeksi ke-5 : 1 hingga 5 tahun setelah injeksi keempat.Apabila jarak injeksi


pertama dan kedua terlalu jauh, maka selama kehamilan, ibu dapat diberikan
injeksi TT sebanyak 2 kali, asalkan injeksi kedua minimal 4 minggu sebelum
akhir kehamilan.

2. Influenzal

Imunisasi influenza dengan virus yang tidak aktif ini bisa diberikan pada
ibu hamil, bila ada indikasi ibu hamil tersebut berisiko terkena flu dalam
kondisi parah, seperti yang terjadi di Amerika Serikat. Pada musim flu
(menjelang dan pada musim dingin), penyakit flu di Amerika bisa berkembang
sangat parah sampai-sampai perlu dirawat di rumah sakit. Jadi, ibu yang
menjalani kehamilan trimester kedua dan tigadi musim dingin, sebaiknya
diimunisasi influeza. Secara umum, imunisasi ini aman diberikan pada ibu
hamil. Bahkan, berdasarkan paduan Pemberian Imunisasi bagi wanita hamil dan

19
menyusui yang dikeluarkan centers for Disease Control and Prevention, sebuah
studi yang dilakukan terhadap 2.000 ibu hamil yang diimunisasi influenza,
menunjukkan tidak adanya pengaruh terhadap janin akibat imunisasi tersebut.
Hasil serupa diperoleh terhadap 252 ibu yang mendapat imunisasi influenza
enam bulan setelah melahirkan. Sementara diindonesia, flu umumnya dianggap
sebagai penyakit yang sangat umum dan biasanya tidak membahayakan.
Apalagi, di Indonesia tidak terdapat flu musiman seperti di Amerika yang bisa
menyebabkan flu sangat berat. Jadi, imunisasi influenza jarang sekali diberikan
pada ibu hamil.

3. Hepatitis

Dalam Paduan Pemberian Imunisasi bagi Wanita Hanil dan Menyusui


(dikeluarkan CDC) disebutkan, keamanan pemberian imunisasi Hepatitis A
masih belum bisa dipastikan. Namun, karena vaksin ini dibuat dari virus mati
atau tidak aktif, secarateoritis risiko janin terpengaruh sangat rendah. Jadi,
imunisasi ini bisa diberikan padaibu hamil, jika ada indikasi berisiko tinggi
terkena penyakit tersebut. misalnya, memiliki kelainan hati, hidup di lingkungan
yang berisiko terinfeksi Hepatitis A,sering berada di Tempat Penitipan Anak
(TPA), atau akan bepergian ke negara dimana penyakit ini menjadi endemis.
Walau imunisasi ini dikatakan aman bagi ibu hamil, sebaiknya hanya diberikan
bila ia berisiko tinggi terjangkit Hepatitis B. Misalnya, ibu hamil merupakan
pekerja kesehatan yang punya kemungkinan terpapar atau tertusuk jarum suntik
yang bisa menularkan virus Hepatitis B, dan lain-lain.

4. Meningococcal Polysaccharide Vaccine (MCV4)

Studi mengenai pemberian imunisasi ini pada ibu hamil memang belum
pernah menunjukkan adanya efek merugikan bagi sang ibu maupun bayinya.
Jadi, imunisasi Meningococcal bisa diberikan, terutama bagi ibu hamil yang
terindikasi akan terpapar virus tersebut. misalnya, mereka yang berencana

20
melakukan perjalanan kenegara-negara dengan risiko terpapar virus
meningococcal. Meski begitu, pemberian imunisasi ini tetap harus didasarkan
pada indikasi, serta turut pula memperhitungkan faktor risiko dan
keuntungannya.

5. Pneumococcal Polysaccharide Vaccine (PPV23)

Pemberian imunisasi Pneumococcal pada trimester pertama kehamilan


belum pernah dievaluasi keamanannya. Meski begitu, belum pernah dilaporkan
adanya efek merugikan terkait pemberian imunisasi ini pada janin yang
dikandung ibu. Tentu saja, jika ibu hamil tidak berisiko tinggi terkena virus
tersebut, imunisasi ini tidak perlu diberikan.

6. Diphtheria, Pertussis, dan Tetanus (DPT)

Yang umum diberikan adalah imunisasi DT (Diphtheria dan Tetanus


Toxoid). Pemberian DPT bisa dipertimbangkan, jika ibu hamil memiliki
kemungkinan untukterpapar penyakit pertussis atau batuk rejan. Misalnya,
pekerja kesehatan atau mereka yang bekerja di tempat penitipan anak (TPA)
dimana terdapat banyak kasus pertussis.

Imunisasi Yang Harus Dihindari

Ada beberapa jenis imunisasi yang harus dihindari atau tidak disarankan
untuk diberikan pada ibu hamil, yakni imunisasi yang mengandung virus hidup.
Hal itu disebabkan virus itu dikhawatirkan akan masuk ke janin melalui
plasenta. Selain MMR dan Varicella, imunisasi lain yang tidak boleh diberikan
pada ibu hamil adalah HPV (Human PapillomaVirus), serta BCG (Bacillus
Calmette-Guerin). Meski belum ada penelitian yang menunjukkan adanya efek
negatif bagi ibu ataupun janin, pemberian imunisasi HPVsangat tidak
disarankan bagi ibu hamil. Imunisasi ini baru diluncurkan, serta masih dalam
tahap dikaji dan diamati. Pemberian imunisasi saat hamil memang harus benar-

21
benar melibatkan pertimbangan cermat atas faktor keuntungan dan risiko dari
vaksin yang diberikan terhadap janin dalam kandungan.

BAB III

22
PENUTUPAN

A. Kesimpulan

1. Alat Dalam Teknologi Terapan Dalam Pelayanan Kehamilan : stetoskop


pinard, Doppler, Kardiotokografi, Sonicaid, USG, Staturmeter, Lingkar lengan
ibu hamil, Reflek hammer/reflek patella.

2. Sistem Dalam Teknologi Terapan Pelayanan Kehamilan: Sistem informasi dan


monitoring perkembangan janin berbasis android, Maternal Emergency
Screening (MES), Penerapan Model SMS Gateway,ANC Class.

3. Beberapa jenis vaksin yang diberikan selama kehamilan yaitu: Imunisasi


TT,Influenza, Hepatitis, Meningococcal Polysaccharide Vaccine (MCV4),
Pneumococcal Polysaccharide Vaccine (PPV23), Diphtheria, Pertussis, dan
Tetanus (DPT).

4. Ada beberapa jenis imunisasi yang harus dihindari atau tidak disarankan untuk
diberikan pada ibu hamil, yakni imunisasi yang mengandung virus hidup. Hal
itu disebabkan virus itu dikhawatirkan akan masuk ke janin melalui plasenta.
SelainMMR dan Varicella, imunisasi lain yang tidak boleh diberikan pada ibu
hamil adalah HPV (Human Papilloma Virus), serta BCG (Bacillus Calmette-
Guerin).

5. Prosedure skrinning dan deteksi dini: Early ANC Detection, Kontak dini
kehamilan trismester I, Pelayanan ANC berdasarkan kebutuhan individu.

B. Saran

Semoga dengan makalah ini dapat membantu kita sebagai pemberi


pelayanan kesehatan terutama sebagai bidan agar dapat meningkatkan pengetahuan
mengenai teknologi terapan dalam pelayanan kehamilan. Dan agar masyarakat

23
yang bersangkutan dapat merubah kebiasaan tradisional dalam proses
pembangunan atau peningakatan kesejahteraan masyarakat.

24
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A. A. (2008). Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan


Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.

Wahyudin Rajab, D. Y. (2019). Konsep Dasar Keterampilan Kebidanan. Malang:


Wineka Media.

https://id.scribd.com/document/390746703/teknologi-terapan-dalam-pelayanan-
kehamilan

https://id.scribd.com/presentation/439725060/Metode-One-way-Text-Messaging-
Programme

http://jurnal.upnyk.ac.id/index.php/semnasif/article/view/767
2

Anda mungkin juga menyukai