Tugas II - Review - Pondasi Telapak Gabungan & Pondasi Telapak Kantilever
Tugas II - Review - Pondasi Telapak Gabungan & Pondasi Telapak Kantilever
Tugas II - Review - Pondasi Telapak Gabungan & Pondasi Telapak Kantilever
7.1 Pendahuluan
Jika dua kolom atau lebih letaknya terlalu dekat satu sama lain, lebih baik digunakan fon
dasi telapak gabungan yang menggabungkan kolom-kolom tersebut menjadi satu fondasi
tunggal. Beberapa alasan digunakannya fondasi telapak gabungan, antara lain:
(1) Jika jarak kolom terlalu dekat satu sama lain, sehingga bila dipakai fondasi yang ter
pisah sisi-sisinya akan berimpit.
(2) Jika jarak kolom sedemikian dekat dengan batas tanah pemilikan, atau dibatasi oleh
fondasi bangunan yang telah ada sebelump.ya.
(3) Jika perancang bermaksud menanggulangi momen penggulingan yang terlalu besar
pada fondasi.
(4) Jika bangunan-bangunan, seperti: pilar jembatan, pilar akuaduk, terletak pada tanah ber
daya dukung rendah, yang dengan demikian membutuhkan dasar fondasi yang lebar.
Pelebaran luas fondasi dilakukan dengan menggabungkan pilar-pilar menjadi satu fon
dasi.
fondasinya. Tetapi, pelaksanaan pekerjaan fondasi yang berbentuk trapesium relatif sulit.
Lagi pula, kesulitan juga terjadi dalam pemilihan lebar fondasi untuk analisis daya du
kungnya. Oleh karena itu, bentuk trapesium sering diganti dengan bentuk empat persegi
panjang, dengan jalan memperpanjang lebar sisi fondasi pada bagian kolom yang me
nerima beban lebih besar.
G G 0
G 0 G
Fondasi telapak terpisah
G 01 8
Fondasi gabungan
Fondasi rakit
0 �
� g
Batas pemilikan
Gambar 7.1 Contoh penggunaan beberapa jenis fondasi pada suatu bangunan.
Garis besar perancangan fondasi telapak gabungan, pada prinsipnya sama seperti peran
cangan jenis fondasi telapak. Yaitu, meliputi penentuan besarnya beban-beban yang bekerja
pada fondasi, penentuan daya dukung diizinkan, dan perancangan struktur fondasi.
7.2.1 Daya Dukung Diizinkan
Hitungan daya dukung dan penurunan fondasi telapak gabungan berbentuk empat per
segi panjang dan kantilever yang diperlukan untuk penentuan daya dukung diizinkan (qa)
dilakukan seperti yang telah dipelajari dalam Bab 3 clan Bab 4. Pertimbangan-pertimbang
an dalam perancangan fondasi dilakukan dengan memperhatikan jenis tanah (lihat Bab 5).
7.2.2 Perancangan Struktural
(1) Fondasi atau pelat fondasi dianggap sangat kaku. Oleh karena itu, pelengkungan fon
dasi tak mempengaruhi penyebaran tekanannya.
(2) Distribusi tekanan pada dasar fondasi disebarkan secara linier.
G ambar 7.2a, menunjukkan denah kolom bangunan dengan kolom bagian luar terletak
pada batas pemilikan. Dalam hal ini akan digunakan fondasi gabungan empat persegi pan
jang yang menggabungkan kolom luar dan kolom bagian dalam. Pusat berat luasan fondasi
dibuat berimpit dengan resultan bebannya. Oleh karena itu, tekanan pada dasar fondasi
seragam. Panjang L diatur dengan memperpanjang sisi fondasi yang terletak di bagian
dalam bangunan. Lebar fondasi (B) dihitung dengan membagi resultan beban vertikal de
ngan panjang L yang dikalikan dengan daya dukung yang diizinkan, yaitu
(7.1)
� U2
¥ U2 I r· r = fo
1----!-+H { .. I .
j -$-
� . X
-
�r-- · - · - ·
...j c:
IV
�
E
Q)
a.
"'
IV
1ii
ID
(a) (b)
Gambar 7.2 Perancangan fondasi telapak gabungan empat persegi panjang bila resultan beban dibuat ber
impit dengan pusat berat /uasan fondasi.
Jika ruang bagian kanan dan kiri kolomnya terbatas, dapat digunakan fondasi telapak
gabungan trapesium. Di sini, panjang L yang terbatas ditentukan lebih dulu, dan pusat
berat luasan trapesium dibuat berimpit dengan garis kerja resultan beban-bebannya. Jika r
adalah letak resultan bebannya terhadap sisi B2, menurut Gambar 7.2b, maka
pl
( L - a l ) + P2a 2
r = (7.2)
L.P
232 Fondasi telapak gabungan dan fondasi telapak kantilever
Bl
2: (� - 1) (7.3)
clan
B2 = c: ) - Bl (7.4)
qmaks
A
qa
clengan
r
Bv B2 = berturdt-turut lebar fonclasi, pacla sisi terpenclek clan terpanjang (lihat Gambar
jarak garis kerja resultan P1 clan P2 terhaclap sisi B2.
7.3) .
L panjang pelat fonclasi.
A luas trapesium.
a v a2 berturut-turut jarak tepi pelat ke pusat kolom P1 clan P2.
q tekanan clasar fonclasi pacla tanah.
qa claya dukung cliizinkan.
Untuk fondasi gabungan empat persegi panjang, karena B1 = B2, maka B = A IL.
I ---�t
=-� L
�fo
!______
rl--J i
Pusat berat luasan
e r
beban mati, beban hidup, momen lentur pada tiap-tiap kolom dan dindingnya. Me
milih susunan kolom-kolom yang membutuhkan struktur fondasi gabungan.
(2) Pada dua kolom atau lebih yang membutuhkan struktur fondasi gabungan, dihitung
jumlah total dari beban-beban kolomnya ("LP).
(3) Tentukan lokasi resultan beban-beban. Jika pad a kolom-kolomnya terdapat momen len
tur, pengaruh momen ini harus diperhitungkan terhadap resultan "LP-nya (lihat G ambar
7.3).
(4) Estimasikan nilai daya dukung diizinkan (qa) menurut jenis tanah dasar fondasi. Untuk
itu, nilai-nilai daya dukung aman dalam Tabel 3.7 dan dapat dijadikan pertimbangan.
(5) Dicoba panjang pelat fondasi L dan hitung luas pelat fondasi yang diperlukan, dengan
A = "LPq
- (7.5)
a
dengan A = luas fondasi dan qa = estimasi daya dukung diizinkan dari langkah (4).
(6) Hitung lebar fondasi, B1 dan B2, dengan
dengan
B1 = sisi trapesium pada bagian yang terbatas oleh batas pemilikan.
B2 = sisi trapesium pada bagian dalam bangunan.
Dalam Persamaan (7.6), bila r = L/3, maka B1 = 0. Pada kondisi ini, diperoleh fondasi
berbentuk segitiga untuk memenuhi tekanan pada dasar fondasi yang seragam. Untuk
itu, lebih baik jika panjang L ditambah ke arah sisi B2, bilamana r mendekati atau sama
dengan L/3.
(7) Cek daya dukung diizinkan yang diestimasikan pada langkah (4) di atas dengan daya
dukung yang diizinkan (qa) yang didasarkan pada dimensi fondasi yang ditemukan
pada langkah (6). Nilai qa yang diestimasikan harus lebih kecil daripada qa yang dihi
tung pada langkah (7). Pada hitungan cara ini, karena resultan beban dibuat berimpit
dengan pusat berat luasan fondasi, tekanan pada dasar fondasi seragam, yaitu sama
dengan qa. Kemudian lakukan langkah (12), (13), dan (14). Jika resultan beban tidak ber
impit dengan pusat berat luasan fondasi, maka
(8) Tentukan letak titik berat dari luasan fondasi, dengan
(7.8)
dengan r0 adalah jarak titik berat trapesium terhadap sisi B2. Titik awal sumbu-sumbu
koordinat x,y dibuat berimpit dengan r0.
234 Fondasi telapak gabu ngan dan jondasi telapak kantilever
(9) Tentukan besar momen inersia dari luasan fondasi terhadap sumbu y (yaitu ly}, dengan
mengingat
1
IB Ar 2 (7.9)
y 2
0
== -
e == r0 - r
-=_ffi_·_·-=--· �� =--m·- �- - �r
...1
J
.J
I Pusat berat luasan
-t- -
_ --
d asi
�- .
.___
+---r--
l I
I
--
Gambar 7.4 Perancangan fondasl telapak gabungan berbentuk empat persegi panjang.
Ikuti cara yang sama seperti pada butir (1) sampai (5}, pada perancangan fondasi telapak
trapesium di atas, kemudian
(6) Hitung lebar fondasinya, dengan
B (7. 1 1)
Teknik Fondasi 1 235
(7) Cek daya dukung diizinkan yang diestimasikan pada langkah (4) di atas dengan daya
dukung yang diizinkan (qa) yang didasarkan pada dimensi fondasi yang ditemukan
langkah (6). Nilai q yang diestimasikan harus lebih kecil daripada qa yang dihitung
pada langkah (7). a
(8) Hitung besar tekanan pada dasar fondasi, dengan persamaan:
Lanjutkan langkah hitungan yang sama seperti langkah (12) sampai (14) pada fondasi
trapesium.
7.3 Fondasi Telapak Kantilever
Jika fondasi terdiri dari 2 atau lebih fondasi telapak yang diikat oleh suatu balok, fondasi
semacam ini disebutfondas i telapak kantilever (cantilever footing) atau fondasi telapak ikat (strap
footing). Fondasi telapak kantilever digunakan jika luasan fondasi yang berada di tepi luas
an bangunan yang terbatas oleh batas pemilikan atau oleh fondasi yang sudah ada sebe
lumnya. Yaitu, dengan jalan mengikatnya dengan fondasi yang berada di dekatnya. Dua
fondasi telapak tersebut, diikat oleh balok yang kaku agar distribusi tekanan pada dasar
fondasi ke tanah menjadi seragam.
Ikatan antara dua fondasi dapat dilakukan dengan beberapa cara, dan pemilihan ca
ranya tergantung dari kondisi yang ada. Fondasi yang berada di tepi batas pemilikan dapat
diikat ke dinding atau ke kolom yang berada di atas fondasi (Gambar 7.5). Sebaiknya, fon-
JL I
Balok ikat
ll lL !
Balok ikat
J1
\
0 [] [§0
\
�
@]
( a) ( b)
. . ],
� In
D md mg ·
" .
,
alok ikat
I
• I I :.
(c)
dasi telapak kantilever tak disusun sedemikian hingga prosedur pelaksanaannya tidak
umum dilakukan.
7.3. 1 Daya Dukung Diizinkan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan daya dukung diizinkan, sama halnya
seperti pada fondasi telapak.
7.3.2 Perancangan Struktural
Fondasi telapak kantilever terdiri dari fondasi yang terpisah satu sama lain yang
2
dihubungkan oleh suatu balok (Gambar 7.6). Luas area kedua fondasinya dapat dianggap
sebagai problem statika jika daya dukung diizinkan dan dimensi fondasi sudah dipilih atau
diasumsikan.
Titik berat luasan
fondasi
( Balok ikat
i t �
(b)
Hitungan tekanan pada dasar fondasi dilakukan dengan memperhatikan Gambar 7.6.
Tekanan pada dasar fondasi terbagi rata secara sama pada fondasi kolom dan Dari P1 P2•
persamaan keseimbangan,
L l R l = ( L l + B l/2 - a l) Pl
R l = ( L l + B l /2 - al) ( P 1 / L l ) (7.13)
(7. 14)
Dari persamaan,
Teknik Fondasi 1 237
Diperoleh,
(7.15)
dengan Av A2 berturut-turut adalah luas dasar fondasi kolom P1 dan P2, dan q v q2 berturut
turut adalah tekanan pada dasar fondasi pada fondasi kolom P1 dan P2. Simbol-simbol
yang lain dapat dilihat pada Gambar 7.6.
Dalam perancangan, hasil akhir q1 dan q2 harus lebih kecil daripada daya dukung diizin
kan (qa)· Dari tekanan pada dasar fondasi yang telah diperoleh, dapat dihitung besarnya
momen dan gaya-gaya lintang yang terjadi pada balok ikat dan telapak fondasinya. Dari
sini, kemudian dapat dilakukan hitungan penulangan beton.
7.4 Pemilihan Beb an-beban Kolom
Dalam praktek, lebih baik jika ukuran fondasi dibuat sedemikian rupa agar tekanan sentuh
yang terjadi besarnya seragam di bawah pengaruh beban mati ditambah beban hidup yang
memang betul-betul mempengaruhi penurunan. Yaitu, dengan membuat pusat luasan fon
dasi berimpit dengan resultan beban-beban kolomnya. Jika fondasi terletak pada tanah
lempung, beban hidup yang diperhitungkan adalah beban yang diperkirakan akan bekerja
dalam periode beberapa tahun. Untuk fondasi pada tanah pasir, ha! ini merupakan nilai
kemungkinan beban maksimumnya.
Walaupun fondasi telapak gabungan dibuat agar tekanan pada dasar fondasi seragam
oleh pengaruh beban-beban kolomnya, namun dalam praktek, perancangan fondasi terse
but sering didasarkan pada beban-beban kolom yang ada. Sehingga akan terdapat eksen
trisitas resultan beban terhadap pusat luasan fondasi, dan distribusi tekanan fondasi
menjadi tidak seragam. Oleh karena itu, daya dukung diizinkan (qa) harus dihitung ber
dasarkan pembebanan eksentris. Selanjutnya, untuk perancangan struktur fondasi, hitung
an gaya-gaya lintang dan momen-momen lentur harus didasarkan pada tekanan pada
dasar fondasi yang tak seragam tersebut.
Contoh soal 7.1:
Dua buah kolom akan digabungkan menjadi sebuah fondasi gabungan (Gambar C7.1).
Area bangunan sebelah kiri terbatas oleh batas pemilikan. Beban pada kolom P1 80 t dan
pada kolom P22= 160 t. Fondasi terletak pada tanah lempung jenuh dengan berat volume
=
rata-rata 2 t/m dan koefisien tekanan pori A 0,9. Dari pengujian tekan-bebas diperoleh Cu2
==
=
seperti yang ditunjukkan pada Gambar C6.1 . Modulus elastis rata-rata E 200 kg/ cm
pada seluruh kedalaman lapisan lempung. Hitung dimensi fondasi yang aman terhadap
daya dukung dan penurunan.
Penyelesaian:
(a) Hitungan dimensifondasi dan daya dukung
238 Fondasi telapak gabu ngan dan fondasi telapak kantilever
1 60 x 4
y 80 + 1 60 2,67 m (dari pusat kolom P1)
=
L = 6, 1 4 m
0,4 m L1 = 4 m
mv = 0,001 m2/! 8
7
11
(a) -----
mv = 0,00 1 2 m2/! 13
15
14
--
--- 16 7,5 m
mv = 0,0003 m2/! 17
19
20
*\VM\W«H\W 1 0,5 m
Lapisan kerikil berpasir sang at pad at
. -
I
Pusat berat luasan fondasi dibuat
-$- - · -
I
-- - �
(b) pada resultan beban ("LP)
B = 2,6 m
I
·
l
L = 6, 1 4 m
Gambar C7. 1
Diinginkan tekanan pada dasar fondasi seragam. Untuk !tu, panjang fondasi yang dibutuh
kan:
= x
L 2 (2,67 + 0,4) 6,14 m =
Teknik Fondasi 1 239
Dicoba kedalaman fondasi Dt= 1,5 m. Terlihat bahwa dalam soal ini Cu di antara dasar fon
dasi sampai 3 m di bawahnya tak banyak bervariasi (lebar fondasi maksimum diperkirakan
3 m). Untuk hitungan daya dukung, Cu rata-rata akan diambil dari kohesi rata-rata pada
kedalaman tersebut (1 ,5-4,5 m), yaitu
+
2
cu = % ( 7 + 6 + 8 7) = 7 tlm
=
Dihitung DJIB = 1,5/2,6 = 0,58. Dari Gambar 3.10, diperoleh Ne 7,2 (untuk fondasi
bujur sangkar).
x
Untuk fondasi memanjang ukuran 2,6 m 6,14 m yang akan dipakai:
2,6 )
N = (0,84 + 0,1 6 X -
c 6,14
X 7,2 = 6,53
q= -
L-P
A
+ tekanan akibat berat pelat fondasi + tekanan tanah di atas pelat
Bila berat volume beton =t/m3, dan tebal pelat fondasi 0,5 m, maka
2,4 =
240
+
2
q= ( 0,5 x 2,4 ) + ( 1 x 2) = 18,2 t/m
2,6 X 6,14
- ll 1 1lo E
qB
Si -
Menurut Tabel yaitu untuk fondasi terpisah pada tanah lempung, penurunannya
4.9,
Teknik Fondasi 1 241
<
masih dalam batas toleransi (S 65 mm). Karena tekanan sentuh pada dasar fondasi
seragam, penurunan yang terjadi diperkirakan mendekati seragam, jika fondasi kaku. Jadi,
dari tinjauan faktor aman terhadap keruntuhan daya dukung dan penurunan toleransi,
x
dimensi (2,6 m 6,14 m) dan kedalaman fondasi (DJ = 1,5 m) yang dipakai, memenuhi
syarat.
Contoh soal 7.2:
Dua buah kolom digabungkan oleh sebuah fondasi telapak kantilever (Gambar C7 2). .
Ruang sebelah kiri kolom terbatas, yaitu pada jarak 0,4 m dari pusat kolom P1• Beban-beban
kolom P1 = 150 t dan P2 = 400 t dengan garis kerja beban terletak di pusat masing-masing
kolom. Tanah dasar fondasi berupa pasir, dengan berat volume yang dapat dianggap sama
di seluruh kedalamannya, yaitu y = 1,87 t/m3. Data pengujian SPT diperlihatkan pada
Gambar C7.2 . Nilai-nilai N yang tercantum pada gambar tersebut sudah merupakan N
terkoreksi. Berapakah dimensi dan kedalaman fondasi yang memenuhi syarat faktor aman
terhadap daya dukung dan penurunan?
Penyelesaian: c::
I'll
�
.
E
Q) N-SPT
c.
0 r-r----+
1
N = 10
- .
.
toqw ..;:o;;lli
ifFil/liJF
iF:Jt=i/ Lapisan batu Nl04Jiifl"''lllfl
13 u__
5,275 m
82 = 3,30 m
I· 82 = 3,30 m "I
Gambar C7.2 Gambar fondasi pada pemisalan awa/ (81 = 2,25 m, 82 = 3,30 m, Dt= 1,5 m).
242 Fondasi telapak gabu ngan dan fondasi telapak kantilever
dengan 1 adalah reaksi gaya pada pusat dasar fondasi kolom P1.
TekananRpada dasar fondasi kolom P1:
q1 = - =
R l 168,2 33,2 t/m 2
-- =
B 12 2'25 2
Untuk N 35, B1 = 2,25 m, dari Gambar 3.29, diperoleh
=
= =
qa 38 t/m2 > q 1 33,2 t/m2 (OK! )
(a.2) Fondasi kolom P2:
Reaksi gaya di pusat kolom P2, yaitu R2:
x
Pada luas fondasi 3,30 m 3,30 m untuk kolom P2 terseb.ut, tekanan yang terjadi pada dasar
fondasinya terbagi rata sebesar 35 t/m2 qa-
=
Karena di bawah kedalaman 5 m terdapat lapisan pasir tidak padat yang mudah mam
=
pat setebal 8 m (N-rata-rata 10), diperlukan pengecekan terhadap penurunan yang terjadi.
Teknik Fondasi 1 243
Tekanan akibat berat balok ikat pada dasar masing-masing pelat fondasi (balok dengan
panjang 6/2 3 m) sangat kecil, sehingga dapat diabaikan.
=
qnl 33,2 + 1,2 + 1,87 - 1,5 X 1,87 33,47 tlm 2 q 1 33,2 tlm 2
= = = =
Dalam soal ini (lihat juga Contoh soal 7.1) terlihat bahwa pengaruh tambahan tekanan, bila
berat pelat fondasi yang relatif tidak tebal diperhitungkan, sangat kecil. Sehingga, dalam
hitungan tekanan fondasi neto sering dianggap bahwa berat volume beton sama dengan
berat volume tanah.
Penurunan total kedua fondasi merupakan penurunan-segera, karena tanahnya berupa
pasir.
Hitungan tambahan tegangan vertikal di bawah pusat fondasi kolom P1, dilakukan pada
Tabel C7.2a sampai Tabel C7.2c.
Pada tabel-tabel tersebut dan tabel-tabel sesudahnya,
z = kedalaman tengah-tengah lapisan dari dasar fondasi.
x = jarak dari pusat luasan fondasi P1 ke pusat luasan fondasi P2 atau sebaliknya.
Hitungan penurunan-segera menurut cara De Beer dan Marten, dikerjakan pada Tabel C7.2d.
Dalam penyelesaiannya, dipakai hubungan tahanan kerucut stabs dan nilai N-SPT yang
disarankan Meyerhof: qc 4N. =
= =
Di tengah-tengah lapisan tersebut terdapat tambahan tegangan vertikal �O"z �P 16,9
t/m2 .
Tekanan overburden efektif di tengah-tengah lapisan, yaitu pada kedalaman 3,25 m dari
muka tanah: p0' 3,25 1,87 6,08 t/m2
= x =
244 Fondasi telapak gabungan dan fondasi telapak kantilever
q 0'
345,4
Tabel C7.2a bcr2 di bawah pusat fondasi kolom P1 oleh pengaruh beban P1 (B1 = 2,25 m, qn1
33,47 t/m2)
Tabel C7.2b bOz di bawah pusat fondasi kolom P 1 oleh pengaruh beban P2 (B2 = 3,30 m, qn2 =
35,27 t / m2 ) ·
Tabel C7.3a LlO'z di bawah pusat fondasi kolom P2 oleh pengaruh beban P1 (B1 = 2,25 m, qn1 =
2
33,2 t!m J
Tabel C7.3b LlO'z di bawah pusatfondasi kolom P2 oleh pengaruh beban P2 (B2 = 3,30 m, qn 2 = 35 t!m )
2
Lapis an Kedalaman qc = 4N
2
Po
2
' !lp .:10'z
==
2
C= H S l·
(m) (m) (t / m ) (t / m ) (t/ m ) ,
q
1 5 cfpo ' (m) (m)
1,5- 5,0 3,25 1400 6,08 24,53 345,4 3,5 0,016
5,0-13 9,00 400 1 6,83 4,1 35,65 8,0 0,049
Penurunan maksimum fondasi telapak menurut Tabel 4.9 adalah 40 mm. Oleh karena ==
itu, fondasi yang dirancang belum memenuhi syarat. Untuk itu, tekanan pada dasar fon
dasi harus diperkecil dengan jalan menambah lebar fondasi.
246 Fondasi telapak gabungan dan fondasi telapak kantilever
Hitungan dengan cara yang sama seperti di atas, namun dengan menambah lebar fon
dasi harus dilakukan, sampai penurunan maksimum dan beda penurunan (3/L) lebih kecil
dari yang disyaratkan.