Sop Hipertensi Dalam Kehamilan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 3

PENATALAKSANAAN HIPERTENSI DALAM

KEHAMILAN
No. Dokumen :
SPO/ / / / /2022
S
O
P No. Revisi :- Kepala UPTD Puskesmas
Radabata
UPTD
Tanggal terbit :
PUSKESMAS
RADABATA Kornelius Rodja, SKM
Halaman : 1/1
NIP

1. Pengertian Hipertensi, ialah timbulnya desakan darah sistolik ≥140 mmHg dan
diastolik ≥90 mmHg, diukur dua kali selang 4 jam setelah penderita
istirahat.
KLASIFIKASI
1. Hipertensi kronik
Hipertensi yang didapatkan sebelum kehamilan, dibawah 20
minggu umur kehamilan, dan hipertensi tidak menghilang setelah
12 minggu pasca persalinan.
2. Preeklamsia-eklamsia
Hipertensi dan proteinuria yang didapatkan setelah umur
kehamilan 20 minggu.
3. Hipertensi kronik (superimposed preeklamsi)
Hipertensi kronik yang disertai proteinuria
4. Hipertensi gestasional
Timbulnya hipertensi pada kehamilan yang tidak disertai
proteinuria hingga 12 minggu pasca persalinan. Bila hipertensi
menghilang setelah 12 minggu persalinan, maka dapat disebut
juga “Hipertensi Transien”.
2. Tujuan Mampu melakukan penilaian klinik, klasifikasi dan penatalaksanaan serta
memcegah komplikasi hipertensi karena kehamilan.
3. Kebijakan SK Kepala UPTD PuskesmasRadabata No.
tentang jenis-jenis pelayanan kesehatan di UPTD Puskesmas Radabata
4. Referensi  PONED 2008
 MNH, 2002
 OBSTETRI, 2015

5.Prosedur Dilakukan
1. Anamnesis pada pasien atau keluarganya
Adanya gejala-gejala : nyeri kepala, gangguan visus, rasa panas
dimuka, dyspneu, nyeri dada, mual, muntah, kejang
a. Penyakit terdahulu : adanya hipertensi dalam kehamilan, penyulit
pada pemakaian kontrasepsi hormonal, penyakit ginjal dan ISK
b. Riwayat penyakit keluarga : ditanyakan riwayat kehamilan dan
penyulitnya pada ibu dan saudara perempuannya.
2. Riwayat gaya hidup : keadaan lingkungan social, apakah merokok dan
minum alkohol.
3. Pemeriksaan fisik
- Kardiovaskuler : evaluasi desakan darah, suara jantung, pulsasi
- Perifer
- Paru : auskultasi paru untuk mendiagnosis edema paru
- Abdomen : palpasi untuk menentukan adanya nyeri pada hepar
- Refleks : adanya klonus
- Fundoskopi : untuk menentukan adanya retinopati grade I-III
4. Pemeriksaan obstetri : tinggi fundus uteri, DJJ
5. Pemeriksaan penunjang : protein urine
PEMERIKSAAN KESEJAHTERAAN JANIN
Hipertensi Gestasional
Pada waktu pertama kali diagnosis, pemeriksaan perkiraan pertumbuhan
janin
PENGELOLAAN DALAM KEHAMILAN
Jika kehamilan <35 minggu, lakukan pengelolaan rawat jalan
1. Lakukan pemantauan tekanan darah dan proteinuria serta kondisi
janin setiap minggu
2. Jika tekanan darah meningkat, kelola sebagai preeklamsia
3. Jika kondisi janin memburuk, atau terjadi pertumbuhan janin yang
terhambat, rawat dan pertimbangkan terminasi kehamilan.
PENGELOLAAN HIPERTENSI KRONIK
1. Jika pasien sebelum hamil sudah mendapatkan pengobatan
dengan obat anti hipertensi dan terpantau dengan baik, maka
lanjutkan pengobatan tersebut.
2. Jika tekanan diastolic >110 mmHg, atau tekanan sistolik ≥160
mmHg, berikan anti hipertensi.
3. Jika terdapat proteinuria, pertimbangkan superimposed
preeclampsia
4. Pasien harus istirahat
5. Lakukan pemantauan pertumbuhan dan kondisi janin.
6. Jika tidak terdapat komplikasi, tuggu persalinan sampai aterm.
7. Jika terdapat preeclampsia, pertumbuhan janin terhambat atau
gawat janin, lakukan :
- Jika serviks matang, lakukan induksi dengan oksitosin 2-
5 IU dalam 500 ml dektrose melalui infuse 10 tetes/menit
atau dengan prostaglandin.
- Jika serviks belum matang, berikan prostaglandin,
misoprostol, atau kateter foley.
Observasi komplikasi seperti solusio plasenta atau superimposed
preeclampsia.
6. Unit terkait Poli KIA, Ruang Persalinan, Ruang Nifas

Anda mungkin juga menyukai