Fisika 1
Fisika 1
Fisika 1
II. PENDAHULUAN
2.1 Tujuan Praktikum
1. Memahami konsep reaktansi induktif dan reaktansi kapasitif
2. Mengukur besaran dalam rangkaian berarus bolak-balik
3. Menentukan total tegangan pada arus listrik bolak-balik
Pada grafik (a) kita dapatkan arus bolak-balik yang berubah secara sinusoidal.
Setengah periode arus bergerak dalam satu arah dan setengah periode lainnya arus
bergerak dalam arah sebaliknya. Pada grafik (b) kita amati arus bolak-balik yang
berubah secara persegi. Dalam setengah periode arus bergerak dalam satu arah
dan setengah periode lainnya arus bergerak dalam arah sebaliknya. Pada grafik (c)
kita amati arus bolak- balik yang berubah dengan pola segitiga. Pada grafik (d)
kita amati arus bolak-balik yang berubah secara transien[2].
Listrik dapat tercipta oleh induksi elektromagnetik dari kumparan dan
perubahan medan magnet. Perubahan medan magnet yang searah dan terus-
menerus tidak dapat direalisasikan. Perubahan medan magnet hanya bisa
direalisasikan dengan cara mengubah kutub (positive negative) magnet.
Akibatnya, arus yang tercipta dari induksi elektromagnetik tidak akan searah atau
berubah arah secara periodik.
Arus ini dinamakan arus bolak balik (Alternating Current). Gambar 2.1
menunjukkan 2 arus bolak balik berbentuk sinusoidal yang memiliki periode dan
phasa tertentu. Kedua sinyal tersebut dapat ditulis dengan persamaan
matematika sebagai berikut:
I1 = Imax Sin(wt) ; I2 = Imax Sin(wt-φ) (2.1)
Dalam rangkaian dengan arus bolak balik, ukuran resistansi (hal yang dapat
menghambat arus) yang digunakan adalah impedansi (Z(Ω)). Berbeda dengan
resistansi pada konsep arus searah (DC), impedansi memiliki nilai fase relatif
yang diakibatkan oleh komponen induktor dan kapasitor.
ZR = R; ZL = jwL; ZC = − (2.6)
Z = ZL + ZC + ZR (2.7)
Untuk mendapatkan nilai Z total tersebut digunakan konsep phasor. Hal ini juga
berlaku untuk besaran yang mengandung vektor lainnya. Contohnya jumlah
tegangan induktor dan resistor. Tegangan induktor akan berbeda fasa 90° dengan
tegangan resistor. Maka, tegangan total dari kedua komponen ini adalah:
Vtotal = VL + VR (2.8)
|Vtotal|∠φtotal = |VL|∠φL + |VR|∠φR (2.9)
AC
- VRteori = I × R - XC = = = 654.28 Volt/A
𝑉𝑅𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 = (3.5 𝑥 10−3)𝐴 𝑥 100 - Z = √𝑅
= 0.35 V Z = √( ) )
- VCteori = √𝑉 𝑉 = 661.87
VCteori = √( ) ( )
= 2.29 V
Percobaan 3: Reaktansi Induktif
Tabel 2.2 Data percobaan reaktansi induktif
Vs(V) VR(V) VC(V) I (mA)
Vsumber
P1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2
2V DC 2,3 -2,3 0,25 -0,25 2 -2 20,3 20,3
2V AC 2,89 2,89 0,298 0,298 2 2 20,5 20,5
IV. PEMBAHASAN
Gerakan bolak balik ujung magnet batang ke dalam kumparan hal ini
menyebabkan jarum galvanometer bergerak ke kanan dan kiri, dan terjadi karena
adanya induksi. Disaat kita memasukan kutub utara magnet pada kumparan jarum
galvanometer bergerak kearah kanan, arah kanan ini menunjukan arah medan magnet
induksi. Dapat ditinjau dengan kaidah tangan kanan, arus induksi akan mengalir dari
kumparan menuju speker positif atau arah medan magnet induksi . Ibu jari dapat
menunjukkan arah dari medan magnet, sedangkan 4 jari lainnya menunjukkan arah
arus listrik.
Jarum galvanometer berubah disebabkan oleh arus listrik yang mengalir dari
kumparan ke steker. Arus listrik timbul akibat adanya induksi dari kutub magnet yang
digerakkan keluar masuk dari kumparan. Faktor yang mempengaruhi besar
simpangan pada galvanometer adalah banyaknya lilitan pada kumparan, kecepatan
putaran magnet dan kekuatan batang magnet yang kita gunakan.
Percobaan reaktansi induktif, pengaruh induktor pada rangkaian arus searah (DC)
adalah tetap menghasilkan arus yang mengalir, disebabkan induktor pada rangkaian
arus searah bersifat seperti kumparan, jadi akan tetap menghasilkan arus yang
mengalir pada induktor.
Saat kapasitor diberikan arus DC, arus tidak mengalir karena kapasitor memiliki
fungsi menghambat arus DC (arus searah). Sedangkan memiliki fungsi yang
berkebalikan dengan kapasitor jika di beri arus DC yaitu meneruskan arus DC (arus
searah).
V. KESIMPULAN
1. Pada reaktansi induktif akan menghambat arus listrik bolak balik. Sedangkan pada
reaktansi kapasitif apabila diberikan arus DC maka akan melakukan pengisian muatan
dan membuat nilai tegangan sama dengan nilai teganan yang diberikan.
2. Pada percobaan ini nilai VR dan VC yang diperoleh pada arus DC secara berturut adalah
0 V dan 2.37 V, sedangkan pada arus AC adalah 0.35 V dan 2.29 V. Lalu reaktansi
kapasitif yang diperoleh pada rangkaian DC dan AC secara berturut-turut adalah ∞ dan
654.28 Volt/A. Dan nilai impedansi yang dihasilkan adalah ∞ dan 661.87.
3. Untuk menghitung total tegangan bisa dengan menggunakan rumus
Vtotal = VL + VR yang didapatkan dengan hasil dari AC dan DC adalah Vtotal =
2.29V + 2.37V = 4.66V
VI. REFERENSI
[1] Faisal Alba. 2012. Arus Bolak-Balik. POLBAN
[2] Mikrajuddin Abdullah. 2016. Fisika Dasar I. Bandung: Institut Teknologi
Bandung
[3]Ahmad, D., dkk. 2019. Modul Praktikum Fisika Dasar II.Jakarta: Universitas
Pertamina
[4] Gideon, S., & Saragih, K. P. (2019). Analisis Karakteristik Listrik Arus Searah
dan Arus Bolak-Balik. Regional Development Industry & Health Science,
Technology and Art of Life.
[5] Bambang Murdaka Eka Jati Dkk. 2010. Fisika Dasar. Yogyakarta.
[6] Giancoli. 2001. Fisika. Jakarta: Erlangga