Makalah Sistem Pemerintahan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 27

SISTEM PEMERINTAHAN

MAKALAH

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Oleh

SAILA PROKLAMASI AGUSTIN 3506190186

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS GALUH

2019
LEMBAR PENGESAHAN/PENERIMAAN

Makalah ini telah diterima pada hari………..tanggal………

Oleh

Dosen Mata Kuliah Bahasa Indonesia,

A. Hidayatullah, M.Pd.

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas rahmat Tuhan yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya makalah yang berjudul “Sistem Pemerintahan” ini dapat
diselesaikan. Salawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad
Saw., keluarganya, para sahabatnya, dan kepada umatnya yang senantiasa taat samapi akhir
zaman.

Sistem Pemerintahan adalah sistem yang terdiri dari berbagai macam komponen di mana
tiap-tiap komponen menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, menjadi satu tatanan
yang utuh. Masing-masing komponen menjalin kerja sama yang kuat, memiliki keterikatan
satu sama lain yang pada pokoknya mempunyai satu tujuan dan satu fungsi dari pemerintahan.
Pemerintahan adalah segala aktivitas yang dilakukan oleh negara, yang meliputi eksekutif,
legislatif, yudikatif dalam penyelenggaraan negara untuk kepentingan rakyat. Kita sebagai
rakyat harus tahu dan paham tentang pemerintahan karena itu penting bagi kehidupan kita
sebagai rakyat agar tidak terbodohi oleh Pemerintah.

Penulis menyadari bahwa selama penysunan makalah ini penulis banyak


mendapatkanbantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, ucapan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya penulis sampaikan kepada:

1. A. Hidayatullah, S.pd., M.Pd., selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah
membantu penulis selama menyusun makalah ini;
2. Rekan-rekan kelas A,B,C angkatan 2019, yang senantiasa berbagi ilmu dan
memotivasi penulis untuk menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya;
3. Pihak-pihak lainnya yang tidak dapat penulis tuliskan satu per satu namanya, terima
kasih yang setulus-tulusnya.

Akhirnya, penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis
dan umumnnya bagi pembaca serta dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi
masyarakat tentang Sistem Pemerintahan.

Ciamis, Desember 2019

3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………….... 3

DAFTAR ISI …………………………………………………………………….……….. 4

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ………………………………………………………….... 5


1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………... 5
1.3 Tujuan Makalah ………………………………………………………….. 5

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Tinjauan Pustaka ……………………………………………………………... 6

2.2 Macam-Macam Sistem Pemerintahan di Berbagai Dunia ………………….... 7

2.2.1 Monarki …………………………………………………………...... 8

2.2.2 Demokrasi ………………………………………………………….. 9

2.2.3 Otokrasi …………………………………………………………… 13

2.2.4 Oligarki ……………………………………………………………. 15

2.3 Sistem Pemerintahan Indonesia ……………………………………….……. 18

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan …………………………………………………………………..… 25


3.2 Saran ………………………………………………………………………….... 25

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………. 26

LAMPIRAN ………………………………………………………………….………... 27

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem Pemerintahan adalah sistem yang terdiri dari berbagai macam komponen di mana
tiap-tiap komponen menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, menjadi satu tatanan
yang utuh. Masing-masing komponen menjalin kerja sama yang kuat, memiliki keterikatan
satu sama lain yang pada pokoknya mempunyai satu tujuan dan satu fungsi dari pemerintahan.

Sistem pemerintahan suatu negara pada umumnya akan memiliki satu sistem dan tujuan
pokok yang sudah pasti, yaitu menjaga kestabilan negara yang bersangkutan. Sistem
pemerintahan ini harus mempunyai suatu landasan yang kokoh, tidak bisa digoyahkan oleh
suatu apapun.

Sistem pemerintahan dari suatu negara harus dijauhkan dari sifat statis. Karena nantinya
sistem pemerintahan yang statis ini akan mengakibatkan kerugian tersendiri bagi pemerintahan
tersebut, terlebih lagi jika tidak hanya statis melainkan juga absolut. Nantinya akan ada protes
dari masyarakat karena pemerintahannya akan dianggap memberatkan kaum minoritas alias
rakyat kecil.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Ada berapa macam Sistem Pemerintahan di Dunia?
1.2.2 Sistem Pemerintahan apa yang ada di Indonesia?
1.3 Tujuan Makalah

Tujuan makalah ini adalah mendeskripsikan tentang Sistem Pemerintahan yang ada di
Dunia terutama di Indonesia serta mengetahui dan memahami bagaimana Sistem
Pemerintahan itu diterapkan dan dijalankan.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Tinjauan Pustaka


C.F. Strong
Pemerintahan dalam arti luas sebagai aktivits badan-badan publik yang terdiri dari
kegiatan eksekutif, legislatif dan yuridis dalam upaya mencapai tujuan sebuah Negara. Dalam
arti sempit, beliau mengungkapkan bahwa pemerintahan merupakan seala bentuk kegiatan
badan publik dan hanya terdiri dari badan eksekutif.
S.T. Simorangkir
Pemerintahan sebagai alat Negara yang menjalankan tugas dan fungsi dari pemerintah.
W.S. Sayre
Pemerintah ialah sebagai organisasi danri Negara yang memperlihtakan dan
menjalankan kekuasaannya
Robert Mac Iver
Pemerintahan adalah suatu organisasi dari orang-orang yang mempunyai kekuasaaan,
bagainmana manusia itu bias diperintah.
Samuel Edwar
Pemerintah harus memiliki kegiatan terus-menerus, Negara tempat kegiatan itu berlangsung,
pejabat yang memerintah dan cara, metode serta sistem dari pemerintah terhadap masyarakat
Syafie Inu Kencana
Pemerintahan merupakan ilmu yang mempelajari bagaimana cara melaksanakan
pengurusan badan eksekutif, pengaturan badan legislatif, kepemimpinan dan juga koordinasi
pemerintahan baik pusat dengan daerahnya ataupun rakyat dengan pemerintahnya dalam
segala peristiwa dan gejala pemerintahan
Woodrow Wilson
Pemerintahan adalah suatu pengorganisasian kekuatan, tidak selalu berhubungan
dengan organisasi kekuatan angkatan bersenjata, tetapi dua atau sekelompok orang dari sekian
banyak kelompok orang yang dipersiapkan oleh suatu organisai untuk mewujudkan maksud-
maksud bersama mereka dengan hal-hal yang memberikan keterangan bagi urusan-urusan
umum kemasyarakatan.

6
D.G.A. Van Poelje
Pemerintahan menjalankan bagaimana dinas umum disusun dan dipimpin dengan
sebaik-baiknya.
Syafiie
Ilmu pemerintahan adalah ilmu yang mempelajari melaksanakan pengurusan
(eksekutif), pengaturan (legislatif), kepemimpinan dan koordinasi pemerintahan (baik pusat
dengan daerah, maupun rakyat dengan pemerintahannya) dalam berbagai peristiwa dan gejala
pemerintahan secara baik dan benar.

2.2. Macam – Macam Sistem Pemerintahan di Berbagai Dunia

Pemerintahan adalah segala aktivitas yang dilakukan oleh negara, yang meliputi
eksekutif, legislatif, yudikatif dalam penyelenggaraan negara untuk kepentingan rakyat.
Pemerintahan adalah segala aktivitas yang dilakukan oleh eksekutif saja, yaitu presiden dan
jajarannya.

Sampai di sini, sebenarnya secara tak langsung kita sudah menerima konsepsi sistem
pemerintahan demokrasi yang bertopang pada asas Trias Politica ala Montesqieu, yakni
adanya eksekutif, legislatif, yudikatif.

Eksekutif adalah lembaga yang melaksanakan undang-undang. Legislatif adalah


lembaga yang membuat undang-undang. Sedangkan yudikatif adalah lembaga yang mengadili
apabila ada pelanggaran undang-undang. Yudikatif sendiri diatur oleh konstitusi, termasuk
peradilan apa yang dialami apabila para hakim atau orang-orang di lembaga ini melanggar
undang-undang.

Trias politica artinya kekuasaan politik tersebar ke tiga pilar. Demokrasi yang ditopang
oleh trias politica berjalan atas dasar keseimbangan ketiga pilar tersebut. Indonesia megadopsi
sistem demokrasi ala Montesqieu termasuk ketiga pilar trias politica dalam sistem
pemerintahannya.

7
2.2.1. Monarki

Monarki adalah salah satu bentuk sistem pemerintahan yang masih digunakan hingga
saat ini, berbeda dengan sistem pemerintahan demokrasi yang pemimpinnya dipilih secara
langsung oleh rakyat, pemerintahan monarki ini biasanya pemimpinnya turun temurun dari
generasi ke generasi. Salah satu yang membedakan penguasa monarki dengan presiden
sebagai seorang kepala Negara terletak pada fakta jika penguasa monarki menjadi kepala
Negara sepanjang hayatnya sementara seorang presiden hanya akan memegang jabatannya
untuk jangka waktu tertentu saja. Contohnya seperti di Indonesia yang memiliki peraturan jika
presiden hanya boleh menjabat selama dua periode dan satu periode hanya berlangsung selama
5 tahun.

Akan tetapi sekarang seiring dengan perkembangan zaman, konsep monarki mutlak
sudah hampir tak ada lagi karena sekarang kebanyakan adalah monarki konstitusional yakni
penguasa monarki yang dibatasi kekuasaannya oleh konstitusi.

Sistem pemerintahan monarki ini sendiri dibagi ke dalam dua jenis yaitu;

1. Monarki Konstitusional

Sistem pemerintahan monarki yang pertama adalah monarki konstitusional, sistem


monarki konstitusional ini merupakan monarki yang didirikan di bawah sistem konstitusional
yang mengakui raja atau kaisar sebagai kepala Negara. Monarki konstitusional yang modern
ini sendiri biasanya menggunakan konsep trias politico atau pun politik tiga serangkai.
Sehingga dapat diartikan jika raja merupakan ketua simbolis cabang eksekutif, karena apabila
seorang raja memiliki kekuasaan pemerintahan yang penuh maka akan disebut dengan
monarki mutlak atau monarki absolute.

Secara lazim monarki konstitusional digabung dengan demokrasi representative maka dari
itu kerajaan masih berada di bawah kekuasaan rakyat akan tetapi raja memiliki peranan
tradisional di dalam sebuah Negara. Karena pada hakekatnya, perdana menteri, atau pemimpin
yang dipilih oleh rakyat yang memerintah Negara, sekalipun begitu ada pula raja yang
bergabung dengan kerajaan yang tidak demokratis, contohnya pada saat Perang Dunia II,
Kaisar Jepang bergabung dengan kerajaan tentara yang dipimpin oleh seorang dictator.

8
Beberapa sistem pemerintahan monarki konstitusional mengikuti keturunan sementara ada
juga yang melalui sistem demokrasi.

2. Monarki Absolut

Monarki absolute yang merupakan bentuk monarki yang memiliki prinsip jika seorang raja
memiliki kuasa penuh untuk dapat memerintah negaranya. Berbeda dengan sistem
pemerintahan monarki konstitusional, perdana mentri di dalam kerajaan monarki mutlak
hanya memainkan peran simbolis.

Pada zaman modern seperti sekarang ini, hanya terdapat lima monarki mutlak seperti Arab
Saudi, Brunei, Oman, Qatar dan Swaziland.

2.2.1.1. Contoh Negara Yang Menggunakan Sistem Pemerintahan Monarki

Ada beberapa Negara yang hingga kini masih menggunakan sistem pemerintahan monarki,
berikut ini adalah beberapa contohnya :

1. Arab Saudi (Raja Abdullah ibn ‘Abd AI-‘Aziz As-Sa’ud)


2. Brunei (Sultan Hassanal Bolkiah Mu’izzadin Waddaulah)
3. Swazi land (Raja Mswati III)
4. Oman (Sultan Qaboos ibn Said As-Said)
5. Qatar (Emir Hamad bin Khalifa Ath-Thani)

2.2.2. Demokrasi

Istilah demokrasi berawal dari bahasa Yunani, yakni demokratia. Kata ini terbentuk
dari kata demos yang berarti rakyat, dan kratos yang berarti kekuatan atau kekuasaan. Jadi,
demokrasi sepadan artinya dengan kekuasaan rakyat. Kekuasaan itu mencakup sektor sosial,
ekonomi, budaya, dan politik. Pengertian demokrasi secara umum adalah sistem
pemerintahan dengan memberikan kesempatan kepada seluruh warga negara dalam
pengambilan keputusan. Dimana keputusan itu akan berdampak bagi kehidupan seluruh
rakyat. Arti lainnya adalah rakyat bertindak sebagai pemegang kekuasaan tertinggi.

9
Sistem pemerintahan ini, mengizinkan seluruh warga negara untuk berpartisipasi aktif.
Peran serta itu bisa diwakilkan atau secara langsung dalam perumusan, pengembangan, dan
penetapan undang-undang. Setiap ahli memiliki penafsiran tersendiri terhadap demokrasi.
Meskipun bermuara pada tujuan yang sama.

Abraham Lincoln berpendapat kalau demokrasi merupakan sistem pemerintahan, yang


dirancang dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Sedangkan bagi Charles Costello,
demokrasi termasuk sistem sosial dan politik, yang membatasi kekuasaan pemerintah dengan
hukum. Demi melindungi hak selruuh warga negara.

Sistem demokrasi mulai diterapkan sejak zaman Yunani kuno. Dengan sistem ini,
maka rakyat bisa terlibat langsung dalam pengambilan keputusan, menyangkut
keberlangsungan sebuah negara. Jadi, seluruh perkara kenegaraan harus dibicarakan langsung
dengan para rakyatnya. Demokrasi murni atau demokrasi langsung adalah sistem yang
diusung di zaman tersebut.

2.2.2.1. Prinsip Demokrasi

1. Negara Berdasarkan Konstitusi

Prinsip ini terkait dengan UUD (Undang-undang Dasar) atau semua hukum yang ditetapkan.
Konstitusi dijadikan landasan dalam berbangsa dan bernegara. Fungsinya sebagai pembatas
kewenangan pemerintah, dan bisa memenuhi hak rakyat. Dengan begitu, rakyat tidak
mendapatkan perlakuan sewenang-wenang dari penguasa.

2. Peradilan Tidak Memihak dan Bebas

Pemerintah tidak bisa campur tangan dalam peradilan. Karena sistem pemerintahan menganut
peradilan bebas. Netralitas sangat diperlukan, sehingga bisa melihat permasalahan dengan
tepat dan jernih. Sehingga hakim mampu bekerja dengan baik dalam menemukan keadilan.
Kemudian menentukan keputusan yang adil dalam setiap perkara yang ditanganinya.

3. Kebebasan Berpendapat dan Berserikat

10
Setiap warga negara bebas untuk membentuk organisasi atau berserikat. sekaligus tidak
membatasi haknya untuk mengeluarkan pendapat. Namun, pendapat itu tentunya harus
disampaikan dengan bijak.

4. Pergantian Pemerintahan Secara Berkala

Agar kekuasaan tidak disalahgunakan, maka perlu adanya pergantian pemerintahan dengan
berkala. Sehingga meminimalisir kemungkinan terjadinya korupsi, kolusi, dan juga nepotisme.
Pemilihan umum harus digelar dengan jujur dan adil. Dengan harapan bisa menemukan
pemimpin yang bisa diandalkan.

5. Penegakan Hukum dan Kedudukan Sama Setiap Rakyat di Mata Hukum

Kebenaran dan keadilan tidak akan tercipta tanpa penegakan hukum. Penerapan hukum tidak
boleh pandang bulu atau berat sebelah. Oleh karena setiap warga negara memiliki keduduka
yang sama di depan hukum. Jadi, setiap pelanggaran hukum harus mendapatkan hukuman
tegas.  

6. Jaminan atas Hak Asasi Manusia

Sistem demokrasi dikatakan berhasil diterapkan, kalau dibarengi dengan perlindungan HAM.
Karena hak dasar ini adalah hak setiap manusia. Sehingga negara juga harus menghargainya,
dengan tidak pernah melakukan pelanggaran HAM.

7. Kebebasan Pers

Pers menjadi media penyaluran aspirasi warga negara. Sehingga bisa memberikan kritik dan
saran kepada pemerintah sebagai pemuat kebijakan publik. Fungsi lainnya adalah sebagai
sarana sosialisasi segala program pemerintah. Sehingga terjalin komunikasi antara rakyat dan
pemerintah.

11
2.2.2.2. Macam-Macam Demokrasi

Macam-Macam Demokrasi bisa dilihat dari fokus perhatiannya, dan penyaluran


kehendak rakyatnya.

A. Model Demokrasi Berlandaskan Fokus Perhatian

1. Demokrasi Formal. Sistem ini tidak mengurangi kesenjangan ekonomi sedikit pun, dan
sangat fokus di sektor politik.
2. Demokrasi Material.  Sistem ini tidak mengurangi kesenjangan politik sedikit pun, dan
sangat fokus pada bidang ekonomi.
3. Demokrasi Gabungan. Sistem tersebut adalah kolaborasi antara demokrasi material dan
demokrasi formal.

B. Model Demokrasi Berlandasarkan pada Penyaluran Kehendak Rakyat

1. Direct Democracy (Demokrasi Langsung). Sistem pemerintahan ini melibatkan rakyat


secara langsung. Khususnya dalam pengampilan keputusan,  seperti pemilihan umum
(pemilu).
2. Indirect Democracy (Demokrasi Tidak Langsung). Sistem pemerintahan ini tidak
melibatkan warga negaranya secara langsung di setiap pengambilan keputusan.
Sebagai contoh, keputusan yang dirumuskan dan ditetapkan oleh wakil rakyat (DPR,
DPD, dan DPRD).

2.2.2.3 Contoh Negara Demokrasi

Selain Indonesia, banyak juga negara yang menggunakan sistem demokrasi dalam
pemerintahannya, berikut diantaranya;

1. India
2. Amerika Serikat
3. Indonesia
4. Pakistan
5. Dll

12
2.2.3. Otokrasi

Otokrasi adalah sistem pemerintahan yang kekuasaannya dipegang oleh satu orang. Istilah
Otokrasi diambil dari bahasa Yunani yaitu autokrator yang berarti berkuasa sendiri. Beberapa
negara Otokrasi yang sudah lenyap saat ini adalah Jerman saat masa Nazisme dan Italia pada
masa Fasisme. 

Otokrasi sendiri berasal dari kata oto dan kratos. Oto memiliki arti sendiri dan kratos yang
memiliki pemerintah. Sehingga jika digabung, otokrasi memiliki arti pemerintahan yang
ditentukan sendiri. Sehingga jika secara umum pengertian Otokrasi adalah pemerintahan atau
kekuasaan yang dipegang oleh seseorang yang berkuasa secara penuh dan juga tidak terbatas
masanya sehingga pemerintahan ini akan bertahan dalam jangka waktu yang sangat lama.
Sementara yang memegang kekuasaan ini sendiri disebut dengan otokrat yang biasanya
dijabat oleh pemimpin yang memiliki status sebagai raja atau pun menggunakan sistem
kerajaan.

2.2.3.1 Prinsip Otokrasi

Otokrasi ini merupakan salah satu jenis otoriter yang semua kebijaksanaannya
ditetapkan oleh pemimpinnya sementara bawahan hanya tinggal melaksanakan tugas dari
pemimpinnya saja. Semua perintah, pemberian hingga pada pembagian tugas ini akan
dilakukan tanpa adanya konsultasi dan musyawarah dengan orang orang yang dipimpinnya.

Pemimpin juga akan membatasi hubungan dengan staf dan bawahannya di dalam
situasi formal sehingga tidak menginginkan hubungan yang penuh dengan keakraban,
keintiman dan juga ramah tamah pada bawahan. Kepemimpinan otokrasi ini didasarkan dari
diri pada kekuasaan dan juga paksaan yang selalu harus dipatuhi, pemimpin akan selalu mau
berperan sebagai pemain tunggal pada “one an show”.

Pemimpin otokrasi di dalam membawa pengikutnya memiliki tujuan dan cita cita
bersama untuk memgang kekuasaan yang terdapat pada gaya secara mutlak, di dalam gaya ini
pemimpin sebagai penguasa dan yang dipimpin sebagai yang dikuasai. Termasuk di dalam
gaya ini pemimpin yang sebagai penguasa dan yang dipimpun sebagai yang dikuasai.

13
Yang dilakukan oleh pemimpin seperti ini hanya akan memberikan perintah, aturan
hingga larangan, dan para pengikutnya pun harus tuntuk, taat dan juga mau melaksanakan
perintah tanpa adanya banyak pertanyaan. Di dalam gaya ini, mereka yang dipimpin akan
dibiasakan setia pada perintah dan dengan berada di dalam kondisi kritis dan berada di dalam
kondisi berada di bawah kekuasaan dan perintah dari pemimpinnya.

Karena pemimpin dalam sistem pemerintahan ini memiliki sifat yang ingin menang
sendiri dikarenakan memiliki keyakinan apa yang diinginkannya maka harus dilakukan dan
merasa jika jalan pikiran serta keputusannya adalah yang paling benar. Di dalam situasi kerja
sama maka pemimpin ini akan berusaha untuk mengambil peran sebagai pengambil keputusan
dan menginginkan jika orang lain akan mendukng ide dan juga gagasannya, dia juga tak ingin
jika dibantu di dalam menentukan keputusan dan langkah yang hendak diambilnya.

2.2.3.2. Ciri Ciri Otokrasi

Otokrasi sendiri memiliki beberapa ciri ciri yang membedakannya dengan sistem
pemerintahan yang lainnya. Berikut ini adalah beberapa ciri ciri dari otokrasi yang wajib untuk
kamu ketahui :

1. Tidak memiliki persamaan namun stratifikasi ekonomi.


2. Kebebasan individu sangat kurang karena lebih menekankan pada perilaku kelompok
berdasarkan pada hubungan kekerabatan.
3. Adanya sistem primordial yang lebih kuat misalnya seperti agama, suku bangsa, dan
ras.
4. Kekuasaan di dalam otokrasi ini bersifat pribadi seperti raja, negatif dan bersifat
konsensus.
5. Kewenangan dari sistem otokrasi bersumber dari tradisi dan keturunan.

2.2.4. Oligarki

Oligarki merupakan suatu sistem pemerintahan di mana kekuasaan politik dipegang


oleh sebuah kelompok elit kecil yang berasal dari masyarakat, hal ini dapat dibedakan
berdasarkan keluarga, kekayaan serta kekuatan militernya. Kata oligarki sendiri berasal dari
bahasa Yunani yaitu “oligarchia”, di mana kata oligoi yang berarti sedikit dan arkhein yang
14
memiliki arti memerintah. Awal mula sistem pemerintahan oligarki pertama kali terjadi pada
negara Yunani Kuno.

Di dalam beberapa teori, istilah oligarki dapat disimpulkan berupa kekuasaan


sekelompok kecil, sedangkan oligarki (oligarch) diartikan sebagai sebuah pelaku yang
menguasai serta mengendalikan suatu konsentrasi secara besar – besaran dalam hal sumber
daya material yang nantinya bisa digunakan untuk mempertahankan ataupun dapat
meningkatkan kekayaan pribadi serta posisi eksklusif sosial.

Menurut Winters, oligarki dibedakan menjadi dua dimensi. Dimensi pertama, oligarki
mempunyai suatu dasar kekuasaan serta kekayaan material yang sangat sulit untuk dipecah
dan juga diseimbangkan. Sedangkan dimensi kedua menjelaskan bahwa oligarki mempunyai
suatu jangkauan kekuasaan yang cukup luas dan sistemik, meskipun mempuyai status
minoritas di dalam sebuah komunitas. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa
kekuasaan yang obligarki harus mempunyai dasar kekuasaan yang sulit dipecah serta
jangkauan yang harus sistemik.

Untuk memperjelas mengenai oligarki, Winters menggolongkan oligarki menjadi empat


ciri utama antara lain, tingkat keterlibatan langsung oligarki dalam pemaksaan hak atas harta
dan kekayaan, keterlibatan oligarki pada kekuasaan atau pemerintahan, sifat keterlibatan
dalam memaksa apakah kolektif atau terpecah, dan yang terakhir sifat liar atau jinak. Dari ciri
– ciri tersebut, Winters juga membuat empat tipe ideal untuk oligarki, yaitu:

1. Oligarki Panglima

Oligarki muncul dengan kekuasaan yang memaksa atau dengan kekerasan secara
langsung. Oligarki panglima mempunyai tentara hingga senjata untuk merebut sumber daya
secara langsung kekuasaan milik oligarki lainnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa
pengumpulan kekayaan dilakukan dengan menaklukan satu panglima dengan panglima lain,
akibatnya ancaman yang paling dominan terjadi pada klaim harta daripada pendapatan.
Oligarki panglima pernah terjadi pada masa pra sejarah, Eropa zaman pertengahan dan
keluarga yang berseteru di Pegunungan Apalachia.

15
2. Oligarki Penguasa Kolektif

Oligarki mempunyai kekuasaan serta berkuasa dengan cara kolektif melalui lembaga yang
memiliki aturan atau norma. Dalam oligarki ini, para penguasa akan saling bekerja sama
dalam mempertahankan kekayaannya dengan cara memerintah suatu komunitas. Oligarki
penguasa kolektif bisa ditemukan pada komisi mafia, pemerintahan Yunani-Roma dan juga
praktek politik pasca Soeharto di Indonesia.

3. Oligarki Sultanistik

Oligarki yang terjadi ketika monopoli sarana pemaksaan terletak pada satu tangan Oligark.
Terdapat suatu hubungan antara Oligark (patron-klien) dengan Oligark yang berkuasa.
Oligarki sultanistik memberikan wewenang dan juga kekerasan pada penguasa utama saja,
sedangkan para Oligark yang lain hanya menggantungkan pertahanan kekayaan serta harta
mereka pada Oligark utama atau tunggal. Hal ini pernah terjadi di Indonesia di bawah
kepemimpinan Soeharto.

4. Oligarki Sipil

Oligarki ini sepenuhnya tidak bersenjata dan tidak berkuasa langsung. Oligark hanya
menyerahkan kekuasaannya kepada suatu lembaga non pribadi dan juga kelembagaan yang
mempunyai hukum lebih kuat. Sehingga, Oligark hanya fokus mempertahankan pendapatan
dengan cara mengelak dari jangkauan negara dalam meredistribusi kekayaannya. Oligarki
Sipil tidak selalu bersifat demokratis serta melibatkan pemilu. Hal ini terjadi di Amerika
Serikat dan India di mana oligarki bersifat demokratis secara prosedural, akan tetapi di
Singapura dan Malaysia oligarki bersifat otoriter.

2.2.4.1. Ciri – Ciri Negara Yang Menggunakan Sistem Pemerintahan Oligarki

Seiring berjalannya waktu, oligarki telah merambah hingga kepada sistem demokrasi, di
mana suatu kepemimpinan dikuasai oleh minoritas atas mayoritas. Terdapat beberapa ciri –
ciri tertentu yang hanya dimiliki oleh sistem pemerintahan oligarki antara lain:

1. Kekuasaan dipegang atau dikendalikan oleh kelompok kecil masyarakat.

16
Ciri – ciri merupakan salah satu ciri dari sistem pemerintahan oligarki yang paling bisa
terlihat yaitu kepemimpinan dikendalikan atau dipegang oleh suatu kelompok kecil
masyarakat. Sebagian besar kelompok kecil ini mempunyai uang. Mereka dapat dengan
mudah masuk ke dalam pemerintahan karena memiliki uang serta kekayaan. Hal ini pernah
terjadi saat revolusi industri yang terjadi di Inggris. Orang – orang kaya yang memperolah
uang dari hasil revolusi industri bisa masuk ke dalam pemerintahan dengan mudah.

2. Terjadi ketidaksetaraan ataupun kesenjangan dari segi material yang cukup ekstrim.

Sistem pemerintahan oligarki bisa terjadi karena adanya kesenjangan dalam hal material
yang sangat ekstrim di dalam masyarakat. Orang – orang kaya akan terlihat menonjol jika
dibandingkan dengan kelompok yang tidak memiliki uang. Sehingga dapat dikatakan bahwa
semakin tidak seimbang distribusi kekayaan pada sebuah masyarakat, akan semakin besar pula
pengaruh kekayaan terhadap kekuasaan. Hal tersebutlah yang memunculkan konflik sosial di
masyarakat di pemerintahan oligarki. Contoh dari konflik sosial di pemerintahan oligarki
yaitu, kemiskinan yang semakin meningkat sedangkan pemimpinnya semakin kaya.

3. Uang dan kekuasaan merupakan hal yang tidak terpisahkan.

Ciri – ciri lain dari pemerintahan oligarki yang sangat mudah dilihat yaitu, kekuasaan yang
terfokus pada kekayaan. Kekayaan tersebut bisa mempengaruhi segala hal seperti kapasitas,
motivasi, hingga masalah politik untuk mereka yang mempunyai kekuasaan. Seperti yang
telah dijelaskan di atas jika mereka yang mempunyai kekayaan, akan dengan mudah untuk
memperoleh kekuasaan di negara.

4. Kekuasaan dimiliki hanya untuk mempertahankan kekayaan.

Pemerintahan oligarki erat kaitannya dengan kekayaan. Sistem pemerintahan hingga


politik yang dijalankan oleh suatu negara dalam hal ini menerapkan sistem oligarki biasanya
hanya untuk mempertahankan kekayaan bagi penguasa. Di dalam pemerintahan oligarki,
pengambilalihan kekayaan artinya mengambil alih kekuasaan. Sehingga, akan dilakukan
berbagai cara bagi penguasa untuk mempertahankan kekayaan yang dimilikinya.
17
2.3. Sistem Pemerintahan Indonesia

Indonesia adalah negara berbentuk negara kesatuan dengan prinsip otonomi daerah
yang luas. Negara kesatuan adalah bentuk negara berdaulat yang diselenggarakan sebagai satu
kesatuan tunggal. Negara kesatuan menempatkan pemerintah pusat sebagai otoritas tertinggi
sedangkan wilayah-wilayah administratif di bawahnya hanya menjalankan kekuasaan yang
dipilih oleh pemerintah pusat untuk didelegasikan.  Wilayah administratif di dalam negara
Indonesia saat ini terbagi menjadi 34 provinsi.

Bentuk pemerintahan negara Indonesia adalah republik konstitusional, sedangkan


sistem pemerintahan negara Indonesia adalah sistem presidensial. Bentuk pemerintahan
republik merupakan pemerintahan yang mandat kekuasaannya berasal dari rakyat, melalui
mekanisme pemilihian umum dan biasanya dipimpin oleh seorang presiden.

Sistem presidensial adalah sistem negara yang dipimpin oleh presiden. Presiden adalah
kepala negara sekaligus kepala pemerintahan. Presiden dan wakil presiden dipilih secara
langsung oleh rakyat melalui pemilihan umum. Presiden dalam menjalankan pemerintahan
dibantu oleh menteri-menteri. Presiden berhak mengangkat dan memberhentikan para menteri.
Para menteri atau biasa disebut sebagai kabinet bertanggung jawab terhadap presiden.Presiden
dalam menjalankan pemerintahannya diawasi oleh parlemen.

Parlemen di Indonesia terdiri dari dua bagian yakni, Dewan Perwakilan Rakyat  (DPR)
dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Anggota DPR dan DPD dipilih secara langsung oleh
rakyat melalui pemilihan umum. Pemilihan umum untuk memilih anggota DPR merupakan
pemilihan umum yang diselenggarakan oleh sebuah komisi pemilihan umum dengan
mekanisme kontestasinya berbentuk pemilihan umum multi partai. Pemilihan umum untuk
memilih anggota DPD juga diselenggarakan oleh komisi pemilihan umum dengan mekanisme
kontestasinya berasal dari calon perseorangan dengan syarat-syarat dukungan tertentu yang
mewakili wilayah administrasi tingkat 1 atau provinsi.

Anggota-anggota DPR dan DPD merupakan anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat


(MPR) yang bersidang sedikitnya satu kali dalam 5 (lima) tahun. MPR merupakan lembaga
tinggi negara berwenang untuk mengubah dan menetapkan undang-undang dasar negara. MPR

18
adalah lembaga tinggi negara yang melantik presiden dan wakil presiden. MPR hanya dapat
memberhentikan presiden dan atau wakil presiden dalam masa jabatannya  menurut undang-
undang dasar.

Sistem pemerintahan yang ada di negara Indonesia bisa berubah-ubah dari waktu ke waktu
diakibatkan oleh adanya perubahan jaman. Indonesia merupakan negara yang dari waktu ke
waktu selalu mengalami perubahan. Perubahan yang disertai dengan perkembangan dan
pertumbuhannya.

Berdasarkan perkembangan sejarah ketatanegaraan, negara Indonesia terhitung sudah


melakukan perubahan sistem permerintahan beberapa kali. Di bawah ini diuraikan secara
singkat bagaimana sejarahnya sistem pemerintahan yang ada di negara Indonesia :

a) Orde Lama (1945-1966)

Orde lama adalah sebutan periode kepemimpinan politik di Indonesia sejak


proklamasi hingga lengsernya Bung Karno sebagai presiden. Pada masa ini, negara Indonesia
masih bayi. Struktur politik dan pelaksanaan pemerintahannya belum bisa dikatakan stabil.
Pada periode ini ada dua tipe demokrasi yang diterapkan, yaitu demokrasi liberal dan
demokrasi terpimpin.

b) Demokrasi liberal (1945-1959)

Masa ini ditandai dengan adanya kebebasan untuk mendirikan partai politik.
Peranan partai politik sangat dominan, yang artinya kekuatan masing-masing golongan atau
kelompok yang secara ideologis berbeda satu sama lain dominan. Karakteristik pada periode
ini juga ditandai dengan lemahnya kekuasaan lembaga eksekutif dihadapan parpol.

c) Demokrasi terpimpin (1959-1966)

Masa ini ditandai dengan dominannya peran seorang presiden dalam proses politik.
Peran partai politik tidak terlalu kuat. Kekuasaan Presiden Sukarno pada masa ini ditopang
oleh Nasakom, gabungan kelompok politik yang berhaluan nasionalis, agama, dan komunis.
Pada kenyataannya, gabungan kelompok tersebut bersitegang secara ideologis satu sama lain.

19
Puncak ketegangan antara ketiga golongan tersebut adalah peristiwa kelam pada 30 September
1965.

d) Orde Baru (1966-1998)

Sistem pemerintahan Orde Baru dimulai dengan munculnya dokumen Supersemar,


yaitu Surat Perintah Sebelas Maret yang berisi penyerahan wewenang kepada Jenderal
Soeharto untuk mengkondisikan negara yang kacau akibat peristiwa 30 September 1965.
Proses pemerintahan berjalan dengan pembenahan sistem politik. Partai Komunis Indonesia
yang saat itu dianggap oleh rezim Orde Baru sebagai biang keladi peristiwa 30 September,
secara formal menjadi partai politik terlarang. Penyederhanaan partai politik dilakukan dengan
memunculkan tiga parpol saja: Partai Peratuan Pembangunan, Golkar, dan Partai Demokrasi
Indonesia. Sistem pemerintahan yang dijalankan pasa masa ini diklaim sebagai Demokrasi
Pancasila. Klaim ini, oleh pihak oposisi dinilai sangat problematis karena pemerintahan
cenderung otoriter dan pancasila dijadikan instrumen untuk melanggengkan kekuasaan.
Gerakan reformasi pada 1998 berhasil melengserkan Presiden Soeharto yang telah berkuasa
selama 32 tahun.

e) Pasca orde baru (1998-sekarang)

Periode ini dimulai sejak reformasi 1998. Partai politik yang semula
disederhanakan oleh rezim Orde Baru, menjadi kompleks kembali. Sebanyak 48 parpol
muncul dan berpartisipasi pada pemilu setahun setelahnya. Sistem pemerintahan pasca orde
baru adalah Demokrasi Pancasila, setidaknya demikian klaim yang disebarkan oleh para tokoh
reformasi. Presiden Indonesia pertama pada era pasca Orde Baru adalah B. J. Habibie yang
bertugas mengisi transisi selama setahun sampai pemilu presiden diselenggarakan. Pada masa
ini, Indonesia sudah mengalami lima kali ganti presiden dan empat kali pilpres. Sampai
sekarang, pidato-pidato kenegaraan masih menunjukkan pentingnya nilai-nilai demokrasi dan
Pancasila. Sistem politik Indonesia yang diterapkan adalah Demokrasi Pancasila dengan
sistem pemerintahan yang presidensial. Sekali lagi, pidatonya.

20
2.3.1 Sistem Presidensial

Pemerintahan perwakilan rakyat yang respresentatif, dengan sistem pemisahan


kekuasaan secara tegas, atau sistem presidensial. Pemisahan antara kekuasaan eksekutif
dengan kekuasaan legislatif disini diartikan bahwa kekuasaan eksekutif itu dipegang oleh
suatu badan atau organ yang di dalam menjalankan tugas eksekutif itu tidak bertanggung
jawab kepada badan perwakilan rakyat. Badan perwakilan rakyat ini menurut ide Trias
Politika Montesquieu memegang kekuasaan legislatif, jadi bertugas membuat dan menentukan
peraturan-peraturan hukum. Dengan demikian, sebagai juga halnya dengan anggota-anggota
badan perwakilan rakyat, pimpinan daripada badan eksekutif ini diserahkan kepada seseorang
yang di dalam hal pertanggung jawaban sifatnya sama dengan badan perwakilan rakyat, yaitu
bertanggung jawab langsung kepada rakyat, jadi tidak usah melalui badan perwakilan rakyat.

Jadi, kedudukan badan eksekutif adalah bebas dari badan perwakilan rakyar. Presiden
menyelenggarakan pemerintahan dalam arti yang sebenarnya, dan di dalam menjalankan
kekuasaanya presiden dibantu oleh menteri-menteri yang merupakan pembantu presiden. Oleh
karena itu, menteri-menteri itu harus bertanggung jawab kepada presiden, menteri-menteri
tidak bertanggung jawab kepada badan perwakilan. Badan perwakilan tidak dapat
memberhentikan presiden atau seseorang atau beberapa orang menteri, meskipun badan
perwakilan tidak menyutujui kebijaksanaaan daripada menteri tersebut. Jadi, yang
bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas yang diberikan presiden kepada menteri-menteri
adalah presiden sendiri.

Jadi benar-benar ada pemisahan kekuasaan perundang-undangan dan kekuasaan


pemerintahan. Apabila ternyata dikemudian hari ada perselisihan antara badan Eksekutif dan
badan Legislatif maka badan Yudikatif yang akan memutuskannya.

Alan R. Ball menamakan sistem pemerintahan presidensial itu sebagai the presidential
type of government, sedangkan C.F. Strong memberi nama the non parliamentary atau fixed
exsecutive. Adapun ciri-ciri dari sistem pemerintahan presidensial adalah:

1. Presiden sebagai kepala Negara dan sebagai kepala pemerintahan.

21
2. Presiden tidak dipilih oleh badan perwakilan tetapi oleh dewan pemilih dan belakangan
peranan dewan pemilih tidak tampak lagi.
3. Presiden buka merupakan bagian dari lembaga legislatif.
4. Presiden tidak dapat dijatuhkan oleh badan legislatif, kecuali melalui dakwaan yang
biasanya jarang terjadi.
5. Presiden tidak dapat membubarkan badan legislatif untuk kemudian memerintahkan
pemilu baru.
6. Biasanya presiden dan lembaga legislatif dipilih untuk suatu jangka waktu jabatan
yang pasti.

Secara umum sistem pemerintahan presidensial meimiliki tiga macam kelebihan,


Pertama, stabilitas eksekuitif yang didasarkan pada masa jabatan presiden. Kedua, pemilihan
kepala pemerintahan oleh rakyat dapat dipandang lebih demokratis dari pemilihan tidak
langsung. Demokrasi tidak menuntut pemilihan semua penjabat pemerintahan oleh rakyat,
tetapi argumen bahwa kepala pemerintahan yang merupakan pemegang jabatan yang paling
penting dan berkuasa di dalam pemerintahan demokrasi, harus dipilih secara langsung oleh
rakyat mengandung validalitas yang tinggi. Ketiga, pemisahan kekuasaan berarti pemerintahan
yang dibatasi perlindungan kebebasan individu atas tirani pemerintah.

Selain adanya beberapa kelebihan dari sistem presidensial, sistem ini juga mengandung
tiga macam kekurangan. Pertama, kemandegan atau konflik eksekutif-legislatif yang bisa
berubah menjadi “jalan buntu” dan “kebuntuuan”adalah akibat dari koneksistensi dari dua
badan independen yang diciptakan oleh pemerintahan presidensial yang mungkin
bertentangan. Kedua, kekakuan temporal. Masa jabatran presidensial yang pasti menguraikan
periode-periode yang dibatasi secara kaku dan tidak berkelanjutan, sehingga tidak
memberikan kesempatan untuk melakukan berbagai penyesuaian yang dikehendaki oleh
keadaan. Ketiga, sistem ini berjalan atas dasar aturan “pemenang menguasai semua” yang
cenderung membuat politik demokrasi sebagai sebuah permainan dengan semua potensi
konfliknya.

22
2.3.2 Sistem Parlementer

Sistem parlementer adalah sebuah sistem pemerintahan di mana parlemen memiliki


peranan penting dalam pemerintahan. Dalam hal ini parlemen memiliki wewenang dalam
mengangkat perdana menteri dan parlemen pun dapat menjatuhkan pemerintahan, yaitu
dengan cara mengeluarkan semacam mosi tidak percaya.

Berbeda dengan sistem presidensial, di mana sistem parlemen dapat memiliki seorang
presiden dan seorang perdana menteri, yang berwenang terhadap jalannya pemerintahan.
Dalam presidensial, presiden berwenang terhadap jalannya pemerintahan, namun dalam sistem
parlementer presiden hanya menjadi simbol kepala negara saja.

Sistem parlementer dibedakan oleh cabang eksekutif pemerintah tergantung dari


dukungan secara langsung atau tidak langsung cabang legislatif, atau parlemen, sering
dikemukakan melalui sebuah veto keyakinan. Oleh karena itu, tidak ada pemisahan kekuasaan
yang jelas antara cabang eksekutif dan cabang legislatif, menuju kritikan dari beberapa yang
merasa kurangnya pemeriksaan dan keseimbangan yang ditemukan dalam sebuah republik
kepresidenan.

Sistem parlemen dipuji, dibanding dengan sistem presidensial, karena


kefleksibilitasannya dan tanggapannya kepada publik. Kekurangannya adalah dia sering
mengarah ke pemerintahan yang kurang stabil, seperti dalam Republik Weimar Jerman dan
Republik Keempat Perancis. Sistem parlemen biasanya memiliki pembedaan yang jelas antara
kepala pemerintahan dan kepala negara, dengan kepala pemerintahan adalah perdana menteri,
dan kepala negara ditunjuk sebagai dengan kekuasaan sedikit atau seremonial.

Namun beberapa sistem parlemen juga memiliki seorang presiden terpilih dengan
banyak kuasa sebagai kepala negara, memberikan keseimbangan dalam sistem ini. Negara
yang menganut sistem pemerintahan parlementer adalah Inggris, Jepang, Belanda, Malaysia,
Singapura dan sebagainya

23
A. Kelebihan Sistem Pemerintahan Parlementer

1. Pembuat kebijakan dapat ditangani secara cepat karena mudah terjadi penyesuaian
pendapat antara eksekutif dan legislatif. Hal ini karena kekuasaan eksekutif dan legislatif
berada pada satu partai atau koalisi partai.

2. Garis tanggung jawab dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan publik jelas.

3. Adanya pengawasan yang kuat dari parlemen terhadap kabinet sehingga kabinet
menjadi barhati-hati dalam menjalankan pemerintahan.

B. Kekurangan Sistem Pemerintahan Parlementer

1. Kedudukan badan eksekutif/kabinet sangat tergantung pada mayoritas dukungan


parlemen sehingga sewaktu-waktu kabinet dapat dijatuhkan oleh parlemen.

2. Kelangsungan kedudukan badan eksekutif atau kabinet tidak bisa ditentukan berakhir
sesuai dengan masa jabatannya karena sewaktu-waktu kabinet dapat bubar.

3. Kabinet dapat mengendalikan parlemen. Hal itu terjadi apabila para anggota kabinet
adalah anggota parlemen dan berasal dari partai meyoritas. Karena pengaruh mereka yang
besar diparlemen dan partai, anggota kabinet dapat mengusai parlemen.

24
BAB III

PENUTUP

3.3 Kesimpulan

Sistem Pemerintahan adalah sistem yang terdiri dari berbagai macam komponen di mana
tiap-tiap komponen menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, menjadi satu tatanan
yang utuh. Masing-masing komponen menjalin kerja sama yang kuat, memiliki keterikatan
satu sama lain yang pada pokoknya mempunyai satu tujuan dan satu fungsi dari pemerintahan.

Sistem pemerintahan dari suatu negara harus dijauhkan dari sifat statis. Karena nantinya
sistem pemerintahan yang statis ini akan mengakibatkan kerugian tersendiri bagi pemerintahan
tersebut, terlebih lagi jika tidak hanya statis melainkan juga absolut. Nantinya akan ada protes
dari masyarakat karena pemerintahannya akan dianggap memberatkan kaum minoritas alias
rakyat kecil.

Pemerintahan di dalam suatu negara memiliki sistem yang berbeda-beda. Sistem


pemerintahan antara negara yang satu dengan negara yang satunya lagi bisa jadi akan sama,
bisa juga tidak. Semuanya tergantung dari bagaimana situasi dan kondisi dari negara yang
bersangkutan

3.4 Saran

Dalam penulisan makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan. Sumber yang didapat,
namun kami bisa memberi saran bahwa pembelajaran tentang Sistem Pemerintahan bisa
diterapkan oleh semua kalangan yang ingin mengetahui tentang tentang karya ilmiah serta
dapat langsung dipelajari dalam pembuatan karya ilmiah seperti skripsi, tesis, maupun
disertasi.

25
DAFTAR PUSTAKA

Huda, Nimaul. Ilmu Negara. Jakarta: Rajawali Pers,

Sitepu, P. Anthonius. Studi Ilmu Politik –Edisi Pertama – Yogyakarta ; Graha Ilmu, 2012

https://salamadian.com/macam-sistem-pemerintahan-indonesia/

https://www.seputarpengetahuan.co.id/2015/03/9-pengertian-pemerintahan-menurut-para-ahli-
lengkap.html

https://ilmugeografi.com/ilmu-sosial/pemerintahan-oligarki
https://laelitm.com/otokrasi/
https://salamadian.com/pengertian-demokrasi/
https://laelitm.com/monarki-adalah/
https://www.gurupendidikan.co.id/demokrasi-liberal/
https://www.gurupendidikan.co.id/sistem-parlementer/

26
LAMPIRAN

NAMA : SAILA PROKLAMASI AGUSTIN


NIM : 3506190186
E-MAIL : [email protected]

27

Anda mungkin juga menyukai