Makalah Individu Matematika Yurida

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH OBSERVASI

PERMASALAHAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA

DI SD NEGERI 3 KARANGSOKO

Untuk Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester

Mata Kuliah Pengembangan Pembelajaran Matematika SD

Yang Diampu Oleh Ibu Yovita Puspasari, S.Pd. M.Pd.

Disusun Oleh :

Yurida Darojatun Mulia

2086206050

PGSD 5B

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PGRI TRENGGALEK

OKTOBER 2022

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Segala puji bagi Allah SWT atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya
sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas Ujian Tengah Semester mata kuliah
“Pengembangan Pembelajaran Matematika SD”. Dalam penyusunan makalah ini,
penyusun mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak. Penyusun mengucapkan
terimakasih kepada :

1. Ibu Yovita Puspasari, S.Pd. M.Pd. Selaku dosen pengampu mata kuliah
Pengembangan Pembelajaran Matematika SD yang telah memberikan bimbingan dan
arahan.
2. Kedua orang tua penyusun yang telah memberikan waktu, doa, serta jiwa raganya
untuk kebaikan kami.
3. Rekan-rekan mahasiswa STKIP PGRI Trenggalek program studi “Pendidikan Guru
Sekolah Dasar” yang selalu memberikan semangat dan motivasi kepada penyusun.
4. Serta semua pihak yang tidak bisa penyusun sebutkan satu-persatu yang telah
memberikan bantuan baik moril maupun materil. Sehingga penyusun dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu,
penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih
baik lagi. Akhir kata penyusun berharap makalah ini dapat memberikan wawasan dan
pengetahuan kepada para pembaca pada umumnya dan penyusun pada khususnya.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Trenggalek , 26 Oktober 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................................

KATA PENGANTAR ....................................................................................................

DAFTAR ISI....................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .........................................................................................................


B. Rumusan Masalah ...................................................................................................
C. Tujuan Penulisan .....................................................................................................
D. Manfaat Penulisan ...................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Problematika ............................................................................................................
B. Solusi .........................................................................................................................
C. Probelamtika ............................................................................................................
D. Solusi .........................................................................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ...............................................................................................................
B. Saran .........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................

LAMPIRAN ....................................................................................................................

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam dunia ilmu pengetahuan, matematika merupakan dasar yang kuat,
karena tidak ada satu cabang ilmupun yang tidak melibatkan matematika. Hal
ini dapat dipahami karena disamping mengenai pengetahuan matematika itu
sendiri, juga matematika memberikan bahasa, proses, dan teori yang memberikan
ilmu menjadi suatu bentuk dan kekuasaan. Matematika mempunyai keunikan lain
dalam fungsinya sebagai lambang yang dipakai dalam berkomunikasi pengetahuan.
Matematika merupakan salah satu kekuatan utama dalam pembentukan pola fikir
manusia untuk membentuk konsepsi tentang alam, serta hakekat dan tujuan manusia
dalam kehidupan. Menurut Kline (Tim MKPBM 2001 : 19), matematika itu bukanlah
pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi adanya
matematika itu terutama untuk membantu manusia dalam memahamidan
menguasai permasalahan sosial, ekonomi, dan alam. Namun demikian, jika
diperhatikan ternyata ilmu matematika ini masih merupakan suatu ilmu yang
senantiasa ditakuti oleh sebagian besar para pelajar di Indonesia. Hal ini
disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya adalah: metode penyampaian
matematika yang masih bersifat mekanistik, materi matematika terlalu padat, dan
masih matematika untuk matematikawan bukan matematika untuk siswa, juga
kurangnya wawasan mengenai ilmu matematika.
Istilah matematika sangat popular dalam masyarakat kita, namun
seringkali pengertiannya memberikan gambaran yang kurang tepat mengenai ruang
lingkup yang diistilahkannya. Bahkan orang yang berhubungan erat dengan ilmu
matematikapun seperti para siswa dan guru matematika seringkali kurang
mempunyai pengertian yang mendalam mengenai ruang lingkup ilmu matematika
yang sebenarnya. Metode matematika memberikan inspirasi kepada pemikiran
dibidang sosial dan ekonomi. Serta pemikiran matematika memberikan warna
kepada kegiatan seni lukis, arsitektur, dan musik. Dengan demikian, persoalan-
persoalan alam ini dapat diformulasikan ke dalam model matematika dengan
mengikuti kaidah-kaidah perumusan matematika.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa permasalahan pada pelaksanaan pembelajaran matematika di SD secara
umum ?
2. Bagaimana solusi dari permasalahan pada pelaksanaan pembelajaran matematika
di SD secara umum ?
3. Apa permasalahan pada pelaksanaan pembelajaran matematika di SDN 3
Karangsoko ?
4. Bagaimana solusi untuk mengatasi permasalahan pada pelaksanaan pembelajaran
matematika di SDN 3 Karangsoko ?
C. Tujuan
1. Agar dapat mengetahui permasalahan pada pelaksanaan pembelajaran matematika di
SD secara umum.
2. Agar dapat mengetahui serta memahami apa solusi yang digunakan untuk mengatasi
permasalahan terkait pelaksanaan pembelajaran matematika di SD.
3. Agar mengetahui permasalahan yang ditemukan saat penelitian terkait pelaksanaan
pembelajaran matematika di SDN 3 Karangsoko.
4. Agar mampu mengetahui dan memahami solusi apa yang dapat digunakan untuk
mengatasi permasalahan pada pelaksanaan pembelajaran matematika di SDN 3
Karangsoko.

D. Manfaat Penulisan
1. Secara Teoritis
Makalah ini diharapkan agar dapat memberikan manfaat secara teoritis, serta
sebagai sumbangan pemikiran bagi dunia Pendidikan.

2. Secara Praktis
a). Bagi Calon Pendidik
Sebagai calon pendidik harus dapat mengetahui dan memahami pengetahuan
terkait Pelaksanaan Pembelajaran Matematika di SD.

b). Bagi Pembaca


Penyusun berharap dengan adanya makalah ini dapat dijadikan sebagai masukan
bagi para pembaca dan menambah ilmu serta wawasan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Permasalahan Pembelajaran Matematika


Permasalahan umum yang dialami oleh guru dalam pembelajaran matematika
adalah dalam memahami dan memahamkan konsep dasar materi dengan benar (Idris
& Narayanan, 2011; Tambychik & Meerah, 2010). Pelajaran matematika merupakan
materi yang cukup sulit dipahami, sehingga menyebabkan siswa enggan belajar
materi tersebut karena telah berpikiran negatif ketika akan menhadapi pelajaran
tersebut (Adolphus, 2011; Safrina et al., 2014). Hudson, et al (2015) berpendapat
bahwa peserta didik merasa takut ketika akan belajar matematika. Menurut Wardana
dan Damayani (2017) ada 3 faktor yang mempengaruhi capaian matematika yaitu
instruksional, lingkungan, dan personal. Adapun permasalahan yang dihadapi dalam
pembelajaran matematika diantaranya peserta didik merasa bahwa matematika itu
menakutkan, membosankan, dan memusingkan, sehingga materi yang disampaikan
guru kepada pseserta didik tidak tersampaikan dengan baik (Hudson, et al., 2015).
1. Faktor instruksional
Dilihat dari intensitas, kualitas, dan metode pembelajaran. Guru harus
memperhatikan karakteristik peserta didik sebelum menerapkan model
pembelajaran. Oleh karena itu sangat perlu meningkatkan kinerja guru dengan
mengadakan pelatihan-pelatihan, workshop kependidikan agar menjadi pendidik
yang mengikuti perkembangan zaman dan mampu menggunakan model
pembelajaran dengan memperhatikan karakter peserta didik. Tidak hanya itu, pada
faktor instruksional yang harus diperhatikan yaitu pada kompetensi sikap sosial,
sikap spiritual, keterampilan dan pengetahuan. Pendidik memposisikan diri
sebagai fasilitator dari peserta didik, sehingga terjadi komunikasi yang interaktif.
Pendidik ketika menjelaskan materi pada usia SD matematika dalam pembelajaran
tematik dilengkapi dengan media pembelajaran yang sesungguhnya atau benda
benda yang sering dilihat atau digunakan oleh peserta didik (Wardana, et al.,
2017).
2. Faktor lingkungan

3
Yang mempengaruhi capaian matematika peserta didik yaitu dapat ditinjau
dari karakteristik guru, latar belakang pendidikan guru. Tidak hanya itu, sarana
dan prasarana sekolah juga mempengaruhi proses pembelajaran agar berjalan
secara kondusif dan dapat berinteraksi dengan dunia pendidikan di luar sekolah
(Wardana, et al., 2017). Sejalan dengan hal itu (Pakpahan, 2016) menyebutkan
bahwa ada 2 faktor yang mempengaruhi dalam capaian matematika yaitu jati diri
sosial budaya. Faktor jati diri berkenaan tentang riwayat pendidikan yang
ditempuh peserta didik dan
3. Pada Faktor personal
Terdapat dua hal yang harus diperhatikan yaitu persepsi dan kepercayaan
peserta didik terhadap kemampuan pemecahan matematika. Pada faktor personal
guru bisa memberikan motivasi agar peserta didik bersemangat dalam belajar.
(Wardana, dkk 2017). Motivasi adalah keadaan dari diri seseorang yang mampu
mengarahkan, membangkitkan, dan menjaga perilaku (Woolfolk, 2007). Motivasi
dapat merubah perilaku peserta didik menjadi lebih tekun dalam mencapai tujuan
yang ingin dicapai dan sangat mempengaruhi prestasi belajar matematika. (Arif
dan Dwiningrum, 2016). Motivasi belajar bisa berpengaruh dengan prestasi
peserta didik jika dua aspek intrinsik dan ekstrinsik saling melengkapi. Aspek
intrinsi yaitu bergantung pada motivasi diri peserta didik sedangkan aspek
ekstrinsik bisa berupa dorongan belajar dari pendidik atau guru (Fontecha and
Alonso, 2014).

B. Solusi Permasalahan Matematika


Banyak peserta didik di semua tingkat pendidikan di negara-negara berkembang
memiliki masalah dalam pembelajaran matematika (Mundla, 2012). Masalah yang
timbul disebabkan oleh masalah dari dalam dan dari luar diri peserta didik. Masalah
akademik dan pribadi peserta didik dalam lembaga pendidikan dapat diidentifikasi
dan diselesaikan dalam sejumlah cara yang berhubungan dengan psikolog pendidikan,
konselor sekolah, dan penelitian pendidikan. Biasanya, masalah peserta didik
cenderung banyak, beragam dan kompleks dan membutuhkan interdisipliner
pendekatan untuk memahami mereka secara memadai. Berdasarkan problematika
yang sudah diuraikan di atas, terdapat empat solusi untuk problematika. Empat solusi
terkait problematika tersebut dijabarkan sebagai berikut:

4
1. Guru memberikan lebih banyak scaffolding. Scaffolding bertujuan untuk
memberikan bantuan kepada peserta didik saat menemukan kesulitan dalam
pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Khatimah (2017) bahwa
pemberian scaffolding dapat menangani hambatan berpikir peserta didik
dalam memecahkan masalah.
2. Guru memberikan pendekatan personal, memberikan bimbingan dan
pendekatan psikologis kepada peserta didik agar lebih semangat dalam
mengikuti pembelajaran matematika. Seperti yang diungkapkan Podomi
(2015) bahwa ada pengaruh yang baik dalam pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan analogi personal terhadap kemandirian belajar
peserta didik.
3. Guru dapat dengan menggunakan media pembelajaran yang mendukung
materi sepenuhnya dilakukan secara kontekstual dan memanfaatkan segala
sesuatu yang ada di lingkungan sekolah. Media pembelajaran berfungsi
sebagai penyaji stimulus informasi, sikap, juga lain-lain dan untuk
meningkatkan keserasian dalam penerimaan informasi. Media juga berfungsi
untuk mempermudah mencapai tujuan pembelajaran serta mengatur langkah-
langkah kemajuan serta memberikan umpan balik. Hal ini sesuai dengan hasil
penelitian (Asnawir, 2002; Toheri dan Aziz, 2016).
4. Guru semaksimal mungkin melakukan penerapan metode pembelajaran yang
sesuai dengan karakteristik peserta didik. Kelas homogen dapat diterapkan
pembelajaran yang bervariasi, dan untuk kelas heterogen juga dapat
diterapkan metode pembelajaran yang bervariasi namun memerlukan
bimbingan yang lebih banyak saat pembelajaran. Kesesuaian cara yang
digunakan dalam pembelajaran dengan materi dan karakteristik peserta didik
dapat membuat proses pembelajaran matematika menjadi lebih
menyenangkan, sehingga proses belajar mengajar akan menjadi lebih efektif,
yang pada akhirnya akan membuat peserta didik memperoleh prestasi belajar
yang baik (Agustyaningrum, 2016).

C. Hasil Observasi di SD Negeri 3 Karangsoko


a. Permasalahan Pembelajaran di SD Negeri 3 Karangsoko
Ilmu matematika menjadi dasar dari disiplin ilmu lain dan sangat berperan penting
dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran matematika tidak hanya mencangkup

5
kemampuan menulis, membaca dan menghitung namun juga mencakup
kemampuan peserta didik dalam memecahkan permasalahan. Materi matematika
disampaikan dengan memperhatikan karakteristik peseta didik. Dimana seorang
pendidik menyampaikan pembelajaran secara konkret agar siswa lebih mudah
memahami. Dan disini guru dapat menggunakan media pembelajaran yang layak
dan sesuai dengan tingkatan peserta didiknya dengan itu tujuan pembelajaran akan
lebih mudah tercapai secara efisien. Namun meskipun demikian masih terdapat
faktor ataupun kendala dalam pembelajaran matematika, seperti halnya sesuai
dengan hasil penelitian tepatnya di SDN 3 Karangsoko. Dimana di SDN 3
Karangsoko ini tepatnya pada kelas IV terdapat permasalahan baik dari pendidik
maupun peserta didik, diantaranya :
a). Problematika dari pendidik

1. Terjadinya Perubahan Kurikulum (Kurikulum 2013 menjadi Kurikulum


Merdeka)
Dalam perubahan kurikulum ini guru kelas IV menyatakan bahwa beliau
masih sedikit bingung karena yang awalnya dari kurikulum 2013 antara
pembelajaran satu dengan lainnya digabung dalam satu pembelajaran dan
sekarang menjadi terpisah pisah.
Beliau menyatakan sebenarnya dalam perubahan kurikulum ini terdapat
kelebihan maupun kekurangan bagi beliau, untuk kelebihannya beliau bisa
lebih fokus untuk menyampaikan materi dan melakukan metode ceramah
untuk menjelaskan materi sehingga siswa juga dapat lebih mudah
menerima sedangkan untuk kekurangannya beliau masih harus adaptasi
dengan Kurikulum Merdeka tersebut karena baru memulai beberapa bulan
menggunakan kurikulum tersebut.

2. Guru Adaptasi Dengan Perubahan Kurikulum


Perubahan pada kurikulum ini jelasnya membuat wali kelas IV menjadi
bingung dan harus adptasi serta belajar menguasai kurikulum ini, karena
peran guru disini sangat penting untuk mendorong siswanya agar mudah
menerima pembelajaran. Jadi guru disini harus berusaha semaksimal
mungkin untuk segera adaptasi dengan perubahan kurikulum ini.

6
3. Belum Terdapat Buku Pegangan Guru dan Siswa.
Dengan kendala ini, Ibu Arik selaku wali kelas IV menyatakan bahwa
beliau berusaha mencarikan bahan ajar dengan cara membuka website
milik kurikulum merdeka terkait pembelajaran hari itu , dan beliau print
dari file tersebut dengan cara itu siswa dapat melakukan pembelajaran
dengan lancar. Selain itu beliau juga berusaha mencari informasi kepada
temannya jika beliau masih merasa bingung.

4. Guru Hanya Bisa Melakukan Metode Ceramah


Karena belum terdapat buku pegangan guru maupun siswa, disini guru
hanya bisa melakukan metode ceramah, sangat berbeda dengan kurikulum
2013 dimana siswa dituntut untuk memahami dan mengolah pembelajaran
namun pada kurikulum merdeka ini guru dituntut harus menjelaskan
terlebih dahulu. Bu Arik menyatakan jika hanya metode ceramah yang
dilakukan maka pembelajaran akan terasa pasif dan siswa menjadi kurang
aktif.

b). Problematika pada Peserta Didik

1. Siswa Harus Mengikuti Perubahan Kurikulum


Tentunya peserta didik merasa kaget dengan perubahan kurikulum ini
karena yang mulanya menggunakan kurikulum 2013 dimana siswa
dituntuk untuk berdiri sendiri dan sekarang harus dijelaskan terlebih
dahulu, namun dengan demikian siswa menjadi lebih mudah untuk
menerima pembelajaran. Dan siswa dalam kurikulum merdeka harus
dituntut memiliki keterampilan atau kreatif karena terdapat p5 dimana
p5 ini memiliki kepanjangan Project Penguatan Profil Pemuda
Pancasila yang bertujuan untuk menjadikan peserta didik sebagai
penerus bangsa yang unggul dan produktif.

2. Belum Terdapat Buku Pegangan Siswa

7
Tentunya dengan permasalahan ini menjadi penghambat besar bagi
peserta didik karena sumber belajar peserta didik dengan menggunakan
buku ini. Disini guru sebagai pendidik harus kreatif dan memutar otak
untuk mencarikan sumber belajar siswa agar pembelajaran berjalan
sesuai tujuan pembelajaran.
b. Solusi Permasalahan Pembelajaran di SD Negeri 3 Karangsoko
Pelaksanaan pembelajaran pastinya akan terhambat dan tidak berjalan sesuai
tujuan jika terdapat problematika seperti diatas, dengan demikian sebagai pendidik
harus mencari jalan keluar atau solusi untuk mengatasi problematika diatas,
diantaranya :
a). Explore Referensi
Sebagai seorang pendidik dituntut kreatif dan berinovatif karena hanya mencari
refensi di buku perpustakaan tidak akan memberikan solusi untuk mengatasi
masalah ini. Di era saat ini dengan adanya Google Scholar dan lain lain dapat
digunakan guru sebagai referensi menari materi pembelajaran, karena belum
terdapat buku pegangan jadi mungkin hal ini bisa menjadi salah satu solusi untuk
mengatasi problematika diatas.
b). Kesiapan Seorang Guru
Seperti diketahui peran guru dalam pembelajaran sangat penting karena selain
menjadi motivator, evaluator guru yang bisa mendorong siswanya untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Disini guru dituntut untuk bertindak dan kreatif. Karena jika
guru tidak bisa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran bagaimana dengan peserta
didiknya. Dan disini guru haru benar benar menguasai pembelajaran dengan
perubahan kurikulum tersebut.
c). Sharing
Dengan metode ini seorang pendidik dapat memperoleh informasi baru, misalnya
dengan temannya bed sekolah maka guru tersebut dapat saling bertukar informasi
terkait perubahan kurikulum ini. Pastinya banyak kebingungan yang dirasakan
oleh seorang guru, namun jika dengan metode ini dilakikan mungkin dapat
mempermudah guru dalam mendapatkan informasi baru.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Permasalahan umum yang dialami oleh guru dalam pembelajaran matematika
adalah dalam memahami dan memahamkan konsep dasar materi dengan benar.
Pelajaran matematika merupakan materi yang cukup sulit dipahami, sehingga
menyebabkan siswa enggan belajar materi tersebut karena telah berpikiran negatif
ketika akan menhadapi pelajaran tersebut. Terdapat 3 faktor yang mempengaruhi
capaian matematika yaitu instruksional, lingkungan, dan personal. Oleh karena itu
guru dapat melakukan cara dengan memberikan lebih banyak scaffolding. Scaffolding
bertujuan untuk memberikan bantuan kepada peserta didik saat menemukan kesulitan
dalam pembelajaran.
B. Saran
Demikian makalah ini saya susun, penyusun menyadari masih banyak
kekurangan dalam hal penyusunan makalah ini. Oleh sebab itu penyusun
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua. Dan semoga isi dari makalah ini dapat memberi
manfaat bagi pembacanya untuk lebih memahami mengenai permasalahan
pembelajaran di SD Negeri 3 Karangsoko.

9
DAFTAR PUSTAKA

Idris, N., & Narayanan, L. M. (2011). Error Patterns in Addition and Subtraction of Fractions
among Form Two Students. Journal of Mathematics Education, 4(2), 35–54.
Retrieved from http://educationforatoz.com/images/Idris. pdf

Hudson, Brian, Sheila Henderson and Alison Hudson. 2015. Mengembangkan Pemikiran
Matematika Di Sekolah Dasar Kelas: Membebaskan Siswa Dan Guru Sebagai
Pelajar Matematika. Jurnal Studi Kurikulum. 47: 3, 374-398.

Khatimah, K., Cholis S., & Hery S. (2017). Pemberian Scaffolding untuk Mengatasi
Hambatan Berpikir Siswa dalam Memecahkan Masalah Aljabar. JKPM: Jurnal
Kajian Pembelajaran Matematika, 1(1), 36-45.

10

Anda mungkin juga menyukai