4 Bab1
4 Bab1
4 Bab1
PENDAHULUAN
Islam berasal dari bahasa Arab, yaitu Salima yang mengandung arti selamat, sentosa,
dan damai, selanjutnya diubah menjadi aslama yang berarti berserah diri masuk dalam
kedamaian.1 Islam mengajarkan berbagai hal dari mulai ibadah sampai muamalah. Ajaran
Islam yang pokok terdiri dari Rukun Iman dan Rukun Islam. Bertolak dari dua sumber inilah
semua ajaran Islam diajarkan. Rukun iman terdiri dari enam ajaran yaitu percaya kepada
adanya Tuhan, percaya kepada adanya malaikat, percaya kepada kitab-kitab yang diwahyukan
oleh Tuhan, percaya kepada adanya utusan-utusan Tuhan, percaya adanya alam akhirat, dan
Sedangkan Rukun Islam sebagai dasar atau pondasi penopang berdirinya agama ada
lima yaitu Syahadat, Sholat, Zakat, Puasa, dan Haji. 3 Sebagaimana dalam hadist yang
diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim yang artinya: “Islam dibangun atas lima perkara,
yaitu: syahadat (bahwa kamu bersaksi tidak ada tuhan selain Allah,dan kamu bersaksi bahwa
Masyarakat memiliki dua komitmen atau dua pandangan dalam berislam yaitu
komitmen sosial dan komitmen agama. Komitmen agama dalam Islam adalah keharusan
1
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, 20th ed. (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2013).Hlm.61.
2
Sufa’at Mansur, Agama-Agama Besar Masa Kini (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011). hlm.247.
3
Abdul Hakim, Mencari Ridho Alloh (Cirebon: Pimpinan Pusat Syahadatain, 2011). hlm.1.
4
Imam An-Nawawi, Hadis Terjemah Arba’in Imam An-Nawawiah (Jakarta: Al-I’tishom Cahaya Umat,
2001).hlm.11.
1
melakukan syahadat, melaksanakan sholat, menunaikan zakat, melaksanakan shaum, dan naik
haji ke Baitulloh, yang disebut Rukun Islam. Ada juga komitmen sosial adalah keharusan
seseorang melaksanakan hal-hal yang baik dalam hubungannya dengan sesama makhluk
Alloh, contohnya menyayangi anak yatim, menyantuni orang miskin, serta mentaati aturan
lembaga yang diikuti. Dengan kata lain syahadat yang ada dalam agama Islam bukan hanya
Kata syahadat dalam bahasa arab diambil dari kata musyahadah yang artinya melihat
dengan mata kepala. Syahadat adalah mengungkapkan isi hati. Oleh karena itu, syahadat
haruslah mengandung keyakinan hati yang kokoh dan pengungkapan secara lisan.5 Dua
kalimat syahadat adalah pengakuan yang diucapkan dengan lisan dan dibenarkan oleh hati
untuk menjadikan diri sebagai orang Islam. Seseorang yang sudah mengucapkan dua kalimat
syahadat berarti ia telah melakukan sumpah setia dihadapan Alloh Swt.; hanya Dialah satu-
satunya dzat yang patut disembah, dan meyakini bahwa Nabi Muhammad adalah utusan yang
menjadi panutan hidupnya.6 Maka, orang yang bersyahadat Asyhadu an Laa ilaaha illallah
wa asyhadu anna muhammadan rasulullah berarti ia mengakui dengan lisan dan hati secara
yakin bagaikan ia melihat dengan mata kepala.7 Saat ini disetiap agama muncul berbagai
aliran, salah satunya yaitu LDII dalam Islam. LDII yang berada di kampung Medanglayang-
Kabupaten Ciamis, yang merupakan salah satu basis LDII meyakini bahwa tidak ada Islam
Turunan, dan menjadikan syahadat sebagai pintu masuk seseorang agar beragama Islam.
Oleh karena itu jika orang yang mengaku Islam namun belum bersyahadat maka tidak
5
Ibid.
6
M.Ali Imron, Agama-Agama Di Dunia (Yogyakarta: IRCiSoD, 2015).hlm. 461.
7
Fitriyansah, “Makna 2 Kalimat Syahadat – Buletin At-Tauhid” (https://buletin.muslim.or.id/aqidah/makna-2-
kalimat-syahadat, 2013).Diakses 19 Oktober 2016, pukul 15.07 WIB.
2
Dalam kehidupan sehari-hari, jama’ah atau anggota LDII dikampung ini berbaur dengan
masyarakat diluar jama’ahnya, walaupun ada hal-hal yang membedakan mereka misalnya,
dalam segi tokoh yang diikuti, tempat pelaksanaan sholat berjama’ah, tempat pelaksanaan
pengajian, atau hal-hal yang berhubungan dengan tempat ibadah mereka. Namun hal yang
paling menonjol yang membedakan apakah orang itu termasuk anggota LDII atau bukan
LDII adalah salah satu lembaga besar yang berada diIndonesia. Indonesia merupakan
negara yang majemuk. Kemajemukkan inilah yang membuatnya mudah dimasuki atau
berkembang ajaran-ajaran yang dianggap baru.Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa,
bahasa, agama, dan kebudayaan. Walaupun beragam namun ada hal yang patut dibanggakan
dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, yaitu bisa mempersatukan perbedaan, sehingga
keadaan menjadi terkendali. Ada enam agama yang sudah diakui di Indonesia, yaitu menurut
Penetapan Presiden Republik Indonesia No.1 Tahun1965 seperti termaktub dalam Lembaran
Negara No. 2736 Tahun 1965, di situ tertulis: “Agama-agama yang dipeluk oleh penduduk di
Indonesia ialah Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Kong Hu Cu (Confusius). 8
Tentang keragaman pun ada pada salah satu ayat al-Quran yaitu surat al-Hujurat ayat 14 yang
artinya “Sesungguhnya telah aku ciptakan kalian laki-laki dan perempuan dan aku jadikan
kalian berbangsa dan bersuku-suku agar kalian lebih saling mengenal, sesungguhnya yang
Mengenai syahadat LDII inilah menjadi hal yang menarik dikaji, menurut mereka untuk
menjadi seseorang yang beragama Islam harus bersyahadat lagi walaupun orang tuanya sudah
Islam, sebab mereka meyakini bahwa tidak ada Islam turunan, karena setiap individu
8
Nurcholish Madjid, Passing Over - Melintasi Batas Agama, 3rd ed. (Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama, 1998).
hlm. 112.
9
Mansour Fakih, Analisis Gender, 14th ed. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012).. hlm. 137.
3
memiliki kesadaran sendiri untuk memilih agama yang dianutnya. Sebagaimana dalam
undang-undang dasar terdapat pasal dan ayat yang mengatur tentang kebebasan dalam
memilih agama yaitu “Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut
agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.”11
Salah satu alasan dari keyakinan mereka yaitu karena dalam beragama tidak ada yang
dinamakan Islam Turunan, sebab jika seperti itu maka beragama bukan didasari
keinginan/kepercayaan sendiri melainkan karena orang tua. Jika hal ini dianggap tidak biasa,
maka apa yang menjadi alasan mereka meyakini itu? apa yang menjadi dasar atas keyakinan
mereka? Apakah syahadat mereka sama dengan syahadat pada umumnya? Dari pertanyaan-
pertanyaan tersebutlah penulis merasa tertarik untuk menjadikan fenomena ini sebagai bahan
penelitian ilmiah dengan judul: "Konsep Syahadat Lembaga Dakwah Islam Indonesia
B. Rumusan Masalah
Berangkat dari latar belakang masalah di atas, peneliti perlu merumuskan suatu
10
UUD ’45, BAB XA. Hak Asasi Manusia, Pasal 28E, Ayat 1 (Surabaya: Nidya Pustaka, n.d.).hlm. 19
11
Ibid., BAB XI. Agama, pasal 29, ayat 2, hlm.21.
4
C. Tujuan Penelitian
2. Untuk mengetahui tata cara atau prosedur masuk Islam menurut LDII;
D. Manfaat Penelitian
1. Memberikan sumbangan informasi tentang salah satu aliran Islam yang berkembang di
Indonesia;
3. Dapat digunakan untuk maksud penelitian sejenis dalam skala yang lebih luas dan
mendalam, serta dapat dikembangkan dalam skala yang lebih baik pada waktu
mendatang.
E. Tinjauan Pustaka
Islam adalah jalan kehidupan – suatu kesatuan dari kepercayaan, pemikiran, dan
perbuatan – dan semuanya itu diwujudkan ke dalam rukun Islam, sebagai pondasi dimana
iman dibangun, salah satunya shahadah. Shahadah adalah pernyataan bahwa hanya ada satu
Tuhan Allah, dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah.12 Ada hal yang menarik dari
pemaknaan syahadat LDII yaitu pemahaman tidak adanya Islam turunan, pintu masuk Islam
12
Michael Keene, Agama-Agama Dunia, 7th ed. (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2012). hlm.132.
5
adalah syahadat, dan amalan tidak akan diterima walaupun mengaku muslim kalau tidak
syahadat terlebih dahulu, sekalipun pun orang tuanya sudah Islam. Karena di wilayah ini
tingkat toleransi masyarakatnya cukup tinggi dan sifat dari masyarakatnya yang masih
menjungjung tinggi nilai-nilai budaya serta falsafah hidup rukun dan damai. Hal tersebut
melahirkan satu pemahamnan yang dianggap baru bagi masyarakatnya dalam memaknai suatu
agama, khususnya mengenai konsep syahadat. Ditambah dengan keberadaan dan kedudukan
tokoh LDII daerah ini, memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap kehidupan sosial
maupun keagamaan, karena sang tokoh pun dianggap santun dan bermasyarakat.
Beberapa karya pemikiran atau penelitian yang membahas syahadat dan LDII antar lain
adalah:
1. Wahyu Widayati (2010) dalam skripsinya di Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta, yang berjudul Syahadatain dan Syahadat Rasul, mengatakan bahwa fungsi
syahadatain yaitu sebagai penghapusan dosa masa lalu sebelum menjadi muslim,
sebagai sarana penghubung antar muslim dan non muslim, dan Syahadat Rasul
berfungsi sebagai system yang mengikat pada umat Kristiani, sebagai baiat umat
Kristiani. Yang dimaksud dengan non muslim dalam pandangan LDII adalah orang
yang tidak atau bukan beragama Islam. Pengertian tersebut tidak berbeda dengan
pengertian non muslim pada umumnya. Hal ini tentu berbeda dengan anggapan
masyarakat yang berpendapat bahwa apa yang dimaksud dengan non muslim dalam
LDII adalah muslim lain yang tidak sealiran atau sekelompok dengan anggota LDII.
Pandangan LDII terhadap muslim lain selain dari anggota LDII yaitu anggota LDII
6
dalam bermasyarakat tidak mendiskriminasikan aliran atau golongan umat muslim lain
yang berada di sekitarnya. Karena dalam ajaran yang terdapat dalam LDII tidak ada
ajaran yang me-non muslim-kan umat muslim lain selain anggota LDII. Dalam LDII,
semua orang yang sudah mengucapkan dua kalimat syahadat disebut muslim. Meskipun
banyak yang sudah mengucapkan dua kalimat syahadat akan tetapi sikap dan
perilakunya jauh dari ajaran-ajaran Islam. LDII sebagai salah satu organisasi Islam
berusaha agar setiap muslim dapat menjalankan ajaran yang telah ditentukan dalam Al
Qur’an dan Hadits dengan baik. Sedangkan mengenai pengaruh pengertian non muslim
dalam pandangan LDII tidak berpengaruh sama sekali, hal ini dibuktikan dengan sikap
anggota LDII yang bersedia bersosilisasi dengan masyarakat sekitar dengan mengikuti
kegiatan yang diadakan oleh lingkungan dimana pun mereka tinggal. Dan bagi
masyarakat pun selama ini sudah dapat menerima kehadiran LDII hal ini 51 dapat
dibuktikan tidak adanya keretakan dan kerusuhan dalam masyarakat, bagi masyarakat
Panggung sendiri selama kegiatan yang dilakukan oleh LDII tidak menganggu
masyarakat sekitar baik dalam beribadah dan bersosial, maka keberadaan LDII tidak
akan dipermasalahkan.
Walisongo Semarang dengan judul Konsep Non Muslim Dalam Perspektif LDII
Kelurahan Panggung Kecamatan Tegal Timur Kota Tegal, mengatakan bahwa Non
Muslim dalam pandangan LDII tidak berbeda dengan pengertian non muslim pada
umumnya.
3. Menurut Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin (2009) dalam sebuah jurnal
berjudul Makna Syahadatain membahas tentang makna yang terkandung dalam kalimat
7
Laa Ilaha Illallah dan Muhammad Rasulullah. Yakni kalimat syahadat itu harus
4. Serta menurut Aryanto Pratama (2012) dalam sebuah artikel yang berjudul Aliran-
aliran LDII membahas dari mulai sejarah, visi dan misi LDII, sampai strategi LDII
Berdasarkan sumber-sumber yang didapat, belum ada penelitian yang fokus bahasannya
tentang konsep syahadat pada LDII di salah satu daerah ciamis. Bahasan dengan fokus seperti
ini sangat menarik untuk diteliti, karena sebelumnya masih sedikit ditemukan buku-buku atau
Syahadat adalah rukun Islam pertama. Syahadatain terdiri atas syahadat tauhid dan
syahadat rasul. Rukun Islam pertama ini sangat mudah diucapkan, tapi paling berat
dilaksanakan. Dua kalimat syadat ini menjadi fondasi bagi rukun-rukun Islam lainnya.13 Dan
LDII adalah singkatan dari Lembaga Dakwah Islam Indonesia, yang memiliki keyakinan
menjadi seorang muslim harus bersyahadat terlebih dahulu walaupun orang tuanya sudah
Islam.14
Agama sangat mempengaruhi kehidupan manusia baik untuk dirinya sendiri maupun
keagamaan tidak bisa dibentuk oleh seorang diri melainkan oleh kelompok atau masyarakat.
Menurut Peter L.Berger melukiskan agama sebagai suatu kebutuhan dasar manusia, karena
agama merupakan sarana untuk membela diri terhadap segala kekacauan yang mengancam
13
Ahmad Tefur, “Syahadat Kita,” n.d., dalam http://akhmadtefur.com/kalimat-syahadat/syahadat-kita-dan-syahadat-
maling-samakah/. Diakses 24 Oktober 2016, pukul 08.45 WIB.
14
Redaksi Majalah Fatwa, “LDII Kelompok Sesat Dan Menyesatkan,” 2012.Redaksi Majalah Fatwa, 2012,dalam
http://Faisalchoir. Blogspot.com/2012/06/LDII-Kelompok-Sesat-dan-Menyesatkan.html?m=1. Diakses 24 Oktober 2016,
pukul 09.08 WIB.
8
hidup manusia. Malinowski menyatakan : “Tidak ada bangsa, bagaimana pun primitifnya,
Pemahaman doktrin yang berbeda antara LDII dengan masyarakat Islam pada umumnya
mengakibatkan rentannya didapat data yang subjektif. Oleh karena itu, untuk mendapatkan
data yang objektif penelitian tentang konsep syahadat LDII ini, dilakukan wawancara kepada
anggota, tokoh, pengurus, sampai orang luar jama’ah LDII untuk mengetahui pandangan
mereka tentang tingkah laku sehari-hari anggota LDII. Hal ini berhubungan dengan salah satu
teori yaitu teori Sosiologi Interpretatif (verstehen) Max Weber, yang menekankan pada
tingkah laku. Menurut Weber perbuatan si pelaku memiliki arti subjektif, kehendak mencapai
tujuan, serta didorong motivasi. Weber mengembangkan teori ini yaitu dari segi gagasannya
menyangkut kepada kehidupan sosial seperti memahami aktor, interaksi, dan seluruh sejarah
manusia.16 Verstehen ini bisa menghindari hasil penelitian dari prasangka peneliti atau pihak
lain, maksudnya tidak memberi nilai dan meman dang LDII dengan pandangan LDII sendiri.
Seseorang yang masuk Islam atau menjadi anggota LDII harus bersyahadat terlebih
yang membahas tentang pemahaman keagamaan, sebagai bekal ilmu yang akan memberi
pertimbangan apakah mereka mau menerima atau menolak bersyahadat. Setelah bersyahadat
pun ada pertemuan yang disebut sebagai pembinaan jama’ah secara terus menerus berupa
pengajian. Hal ini berhubungan dengan teori George Herbert Mead tentang Interaksionali
Simbolik. Interaksionali simbolik adalah suatu proses individu berinteraksi dengan dirinya
sendiri dan memilih serta menggunakan symbol-simbol yang bermakna. Melalui proses
interaksi dengan dirinya sendiri itu, individu memilih mana diantara stimulus tertuju padanya
15
Dadang Kahmad, Sosiologi Agama, 5th ed. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2009).hlm.119.
16
Ratna Putri Setyawati, “Verstehen (Pemahaman),” 2012., dalam http://ratnaputri92.blogspot.com/ 2012/01/
verstehen-pemahaman.html. Diakses 3 Desember 2016, pukul 11.05 WIB.
9
yang akan ditanggapinya. Symbol atau tanda yang diberikan oleh manusia dalam melakukan
Komunikasi secara murni baru terjadi bila masing-masing pihak tidak saja memberikan
makna pada perilaku mereka sendiri, tetapi berusaha memahami makna yang diberikan oleh
pihak lain.17
Individu-individu yang sudah bersyahadat dan masuk menjadi bagian dari jama’ah LDII
bergabung atau berkumpul bersama untuk menciptakan komunitas sendiri serta bersatu untuk
mempertahankan keyakinan dan identitas mereka. Sehingga siap melawan siapa saja yang
menentang dan menyalahkan doktrin mereka dengan berbagai argumen dan tindakan untuk
Hal ini sama dengan teori Fungsionalisme Emile Durkheim. Teori fungsionalisme
menekankan bahwa unsur-unsur didalam suatu masyarakat atau kebudayaan itu saling
bergantung dan menjadi kesatuan yang berfungsi sebagai doktrin atau ajaran yang
menekankan manfaat kepraktisan atau hubungan fungsional.18 Teori ini menjelaskan agama
sebagai pencipta kohesi sosial, semakin inklusif terhadap agama tersebut, namun semakin
ekslusif terhadap kelompok-kelompok agama yang lain atau agama dipandang sebagai
sumber utama solidaritas sosial. Dengan mengatasnamakan agama orang dapat berkumpul
bersama dan bersatu untuk melawan semua kelompok yang berusaha untuk melecehkan
Tuhan mereka.19
17
Ari Alfian, “Teori-Teori Sosial Teori Interaksi Simbolik George Herbert Mead,” 2014., dalam http://roniku
rosaky.blogspot.co.id/2014/05/teori-interaksi-simbolik-menurut-george.html. Diakses 24 November 2016, pukul 11.38 WIB.
18
Ilham Gusty, “Agama Dalam Perspektif Fungsional,” 2012., dalam http://ilhamgutsy.blogspot.com/ 2012/01/
agama-dalam-perspektif-fungsional.html. Diakses 3 Desember 2016, pukul 09.18 WIB.
19
Gracia Ileanakaha, “Agama Menurut Teori Fungsionalisme Emile Durkheim,” 2015., dalam http://graciailleana
kaha.blogspot.com/2015/11/agama-menurut-teori-fungsionalisme.html. Diakses 3 Desember 2016, pukul 09.48 WIB.
10
Teori Fungsionalisme Emile Durkheim diperkuat dengan teori identitas. Hal ini
digunakan sebagai strategi untuk mempertahankan pemahaman dan doktrin mereka dari
orang-orang yang diluar jama’ah LDII. Diketahui bahwa salah satu fungsi agama untuk
manusia adalah sebagai identitas. Identitas ini yang akan menjadi ciri khas seseorang, yang
membuat dirinya dikenali. Menurut Lan, setiap individu memerlukan identitas khusus yang
akan memberinya sense of belonging, dan eksistensi social. Menurut Taylor dan Moghaddam,
20
identitas individu yang tampil dalam setiap interaksi social itu disebut identitas sosial.
identitas ini juga sebagai bukti bahwa seseorang menjadi bagian dari suatu kelompok.
Untuk mendapatkan data yang objektif penelitian tentang konsep syahadat LDII ini
melakukan wawancara kepada anggota, tokoh, pengurus, sampai orang luar jama’ah LDII
untuk mengetahui pandangan mereka tentang tingkah laku sehari-hari anggota LDII.
Sosiologi Interpretatif (verstehen) Max Weber menekankan pada tingkah laku yang menurut
Weber perbuatan si pelaku memiliki arti subjektif, kehendak mencapai tujuan, serta didorong
motivasi. Weber mengembangkan teori ini yaitu dari segi gagasannya menyangkut kepada
kehidupan sosial seperti memahami aktor, interaksi, dan seluruh sejarah manusia.21 Verstehen
ini bisa menghindari hasil penelitian dari prasangka peneliti atau pihak lain, maksudnya tidak
Agama adalah salah satu bentuk konstruksi sosial (pembentukkan realitas secara
sosial).22 Antara anggota LDII dengan yang berada diluar LDII memiliki jarak, yang
memisahkannya adalah Syahadat. Dari sini akan ada pemahaman atau pandangan berbeda
diantara keduanya yaitu ada pandangan LDII terhadap orang diluar jama’ahnya da nada
pandangan orang luar terhadap jama’ah LDII. Menurut Peter L.Berger konstruksi sosial atas
20
Silfia Hanani, Menggali Interelasi Sosiologi Dan Agama (Bandung: Humaniora, 2011).hlm.81.
21
Setyawati, “Verstehen (Pemahaman).”dalam http://ratnaputri92.blogspot.com/2012/01/verstehen-pemahaman.html.
Diakses 3 Desember 2016, pukul 11.05 WIB.
22
Peter Connolly, Aneka Pendekatan Studi Agama, 2nd ed. (Yogyakarta: PT LKiS Printing Cemerlang Yogyakarta,
2012).hlm.271.
11
realitas didefinisikan sebagai proses sosial melalui tindakan dan interaksi dimana individu
atau sekelompok individu, menciptakan secara terus menerus suatu realitas yang dimiliki dan
dialami bersama secara subjektif. Teori ini berakar pada paradigma konstruktivis yang
melihat realitas sosial sebagai konstruksi sosial yang diciptakan oleh individu, yang
merupakan manusia bebas. Individu menjadi penentu dalam dunia sosial yang dikonstruksi
berdasarkan kehendaknya, yang dalam banyak hal memiliki kebebasan untuk bertindak di luar
batas kontrol struktur dan pranata sosialnya. Dalam proses sosial, manusia dipandang sebagai
Sedangkan menurut Hogg dan Abram, di dalam struktur sosial, kita akan sering
menemui adanya penggolongan orang menurut negara, ras, kelas sosial, pekerjaan, jenis
kelamin, etnis, agama, dan sebagainya. Pengklasifikasian itu merupakan bukti nyata adanya
bentuk struktur sosial yang mengarah pada pengkhasan didalam kehidupan sebuah
24
masyarakat. Masyarakat itu sendiri adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan
kebudayaan.25 Menurut Durkheim, sebuah masyarakat bukan hanya sekelumit pemikiran yang
ada dalam kepala seseorang, tapi merupakan kumpulan sekian banyak fakta, mulai dari
bahasa, hukum, kebiasaan, ide, nilai, tradisi, teknik, sampai kepada aneka jenis produk yang
dihasilkan masyarakat tersebut.26 Didalam golongan agama tentunya dikenal dengan masalah
mayoritas dan minoritas. Hal ini merupakan salah satu penyebab adanya konflik, yang disebut
konflik mayoritas dan minoritas. Ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian,
diantaranya : (1) Agama diubah menjadi suatu ideology. (2) Prasangka mayoritas terhadap
23
Laura Christina, “Teori Konstruksi Realitas Sosial,” 2015. dalam http://dkv.binus.ac.id/files/ 2015/05/WebCov
021.jpg. Diakses30 November 2016, pukul 18.39 WIB.
24
Ibid.
25
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, 45th ed. (Jakarta: PT RajaGrapindo Persada, 2013).hlm.149.
26
Daniel L.Pals, Seven Theories of Religion, 11th ed. (Jogjakarta: IRCiSoD, 2012).hlm. 139.
27
Hendropuspito, Sosiologi Agama, 21st ed. (Jakarta: Kanisius, 2011).hlm.165.
12
Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) ini juga termasuk golongan minoritas yang
dianggap berbeda dari golongan muslim yang lain, perbedaannya dengan golongan mayoritas,
yaitu mengenai konsep syahadat yang diyakini mereka. Sebagai acuan dengan memperhatikan
teori yang disampaikan oleh Ivan Illich, yang menonjolkan satu ciri baru yang dia temukan
pada mayoritas. Katanya, “Mayoritas numeric merupakan suatu blok mitis yang memberikan
suara dengan tanpa dasar; mereka dipanggil sebagai penjaga tak terkalahkan dari kepentingan
pandangan golongan mayoritas terhadap salah satu golongan minoritas ini mengnai konsep
dan tujuan syahadat yang diyakini mereka. Mengenai syahadat atau disebut juga kredo sudah
keberadaan-Nya harus dipelihara terus menerus dan dihidupkan dalam hati para pemujanya.
Kepercayaan mengenai syahadat itu tidak terlepas dari teori yang diungkapkan oleh
Max Weber tentang teori Dominasi, ia mengungkapkan ada tiga teori dominasi yaitu dominasi
masyarakat tradisional atas sakralitas, dominasi karismatik, dan dominasi pemerintah atau
peraturan. Dominasi karismatik ini adalah gejala sosial yang terdapat pada waktu kebutuhan
kuat muncul terhadap legitimasi otoritas. Weber menekankan bahwa yang menentukan
28
Ibid., hlm.166.
29
Elizabeth K.Nottingham, Agama Dan Masyarakat, Diterjemahkan Dari Buku Aslinya Religion and Society Oleh
Abdul Muis Naharong, 8th ed. (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2002).hlm.11.
30
Syamsuddin, Agama Dan Masyarakat (Pendekatan Sosiologi Agama) (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997).hlm.
40.
13
G. Langkah-Langkah Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi yang diambil dalam penelitian ini adalah salah satu daerah di kabupaten Ciamis
atas pertimbangan bahwa dilokasi ini cukup tersedia data dan sumber yang diperlukan dalam
penelitian ini. Selain itu lokasi ini dipandang mudah dijangkau. Setelah melakukan observasi
lapangan peneliti menemukan pada daerah ini terdapat umat dan basis LDII.
Kelebihan yang lain melakukan penelitian di lokasi yang menjadi asal peneliti adalah
peneliti telah memiliki kerangka referensi mengenai masalah yang akan dikaji, misalnya
peneliti telah memiliki pengetahuan dasar mengenai berbagai ritual yang dilakukan di lokasi
penelitian. Berbagai pengetahuan ini langsung atau pun tidak langsung telah memberikan
bimbingan kajian lapangan, namun berbagai pengetahuan tersebut tidak menjadikan peneliti
memiliki posisi sebagai ahli yang telah menguasai berbagai hal, terutama mengenai masalah
yang dikaji, yang bisa menjadikan peneliti terjerumus mengambil kesan subjektif.
Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu metode
penelitian yang bertujuan untuk melukiskan dan menjelaskan secara sistematis fakta atau
karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat.
Berdasarkan obyek penelitian, baik tempat maupun sumber data, maka penelitian ini
membahas suatu keyakinan atau dogma pada satu sekte agama Islam yaitu mengenai syahadat
31
Laboratorium Fakultas Ushuluddin UIN SGD Bandung, Pedoman Penulisan Skripsi (Bandung, 2008).hlm. 46
14
LDII, serta syahadat membentuk kontruksi social jama’ah LDII. Serta menelusuri asalusul
Jadi agama tidak diteliti secara tersendiri, tetapi diteliti dalam kaitannya dengan aspek-
aspek sosial dan sumber ajaran yang lain dari sekelompok manusia beragama yang dipelajari
itu.33
3. Jenis Data
Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah jenis data kualitatif, yaitu data
yang terdiri dari tindakan, kata-kata atau data tertulis seperti dokumen dan lain-lain yang
4. Sumber Data
mengetahui objek yang akan diteliti dan diwawancarai oleh peneliti yang disesuaikan dengan
tujuan penelitian. Metode seperti ini disebut juga puposive sampling. Pemilihan puposive
sampling merupakan pemilihan siapa subjek yang ada dalam posisi terbaik untuk memberikan
informasi yang dibutuhkan. Karena itu menentukan subjek atau orangoang terpilih harus
sesuai dengan ciri-ciri khusus yg dimiliki oleh sampel. Mereka dipilih karena dipercaya
mewakili satu populasi tertentu. Pilihan atas sampel purposif karena peneliti menguji
dari suatu populasi tempat dia mencari informasi. Peneliti memilih sampel berdasarkan
penilaian atas karakteristik anggota sampel yg dengannya diperoleh data yg sesuai dengan
32
Mukti Ali, Ilmu Perbandingan Agama Di Indonesia, 21st ed. (Bandung: Mizan, 1999).hlm.76.
33
Romdon, Metodologi Ilmu Perbandingan Agama (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996).hlm. 119.
34
Ibid., hlm. 134
15
maksud penelitian.35 Sumber data dalam penelitian ini adalah Subjek penelitian yang
i. Anggota LDII
Teknik pengolahan data yang berupa data primer dari pelaku ritual, tokoh agama dan
lain-lain adalah dengan observasi dan wawancara mendalam. Sedangkan untuk data yang
bersifat sekunder yang berupa teori, pandanga-pandangan, hasil penelitian, buku dan catatan-
i. Observasi langsung, dilakukan untuk memperoleh data secara langsung dari sumber
pertama atau primer, khususnya untuk melihat situasi lokasi, suasana kehidupan dan
ii. Wawancara mendalam. Wawancara adalah percakapan langsung dan tatap muka (face
to face) dengan maksud tertentu.36 Teknik wawancara baik terstruktur maupun yang
keterangan atau kenyataan-kenyataan yang dilihat dan dialami oleh responden atau
informan. Wawancara dilakukan secara langsung tatap muka dan secara tidak langsung
35
Busro, Perubahan Budaya Dalam Ritual Slametan Kelahiran (Bandung: Skripsi, 2014).hlm.10.
36
Imam Suprayogo dan Tobroni, Metodologi Penelitian Sosial-Agama, 2nd ed. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2003).hlm.172.
16
iii. Dokumentasi yang terdiri dari kepustakaan, dokumen-dokumen, Ad-Art, Foto-foto, dan
lain-lain.
6. Analisis Data
Analisis data adalah proses pengorganisasian dan mengurutkan data ke dalam pola,
kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirimuskan
dengan penelitian.
ii. Mereduksi data yang didapat untuk memilih data yangberhubungan dengan
iv. Terakhir mengambil kesimpulan dari hasil penelitian ini, untuk kemudian disusun dan
37
Ibid., hlm. 119
17