Makalah Teori Grup Kelompok 2

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

DEKOMPOSISI SUATU GRUP

DERET DAN KOMPOSISI DERET


Definisi
MisalG merupakan grup operator dengan domain operator Ω. Ω-deret
(panjangnya hingga) di G adalah barisan hingga dari Ω-subgrup termasuk 𝑒 dan G
sedemikian sehingga setiap anggota barisan merupakan subgrup normal dari suku
berikutnya. Jadi deret tersebut dapat ditulis :
{𝑒} =G0⊲ G1 ⊲ ⋯ ⊲ Gl = 𝐺
Gi merupakan suku dari deret dan grup hasil bagi Gi+1/Gi merupakan faktor dari
deret. Jika semuaGi berbeda, maka bilangan l disebut panjang deret.
Catatan:
Grup operator adalah tripel (G , Ω , α ) yang memuat grup G , himpunan Ω yang
disebut domain operator dan suatu fungsi α :G × Ω→ G sehingga g ↦α (g , ω)
merupakan endomorfisma G untuk setiap ω ϵ Ω . Dengan demikian grup
operator adalah grup dengan suatu himpunan operator yang berlaku pada
endomorfisma grup. Sebarang grup dapat dinyatakan sebagai grup operator
dengan operator domainnya himpunan kosong.
Karena normalitas bukan relasi transitif maka Gi tidak perlu subgrup normal G
.Subgrup yang merupakan suku dari minimal satu Ω -deret disebut Ω subnormal di
G . Jadi H adalah Ω -subnormal di G jika dan hanya jika ada Ω –subgrup berbeda
H 0 = 𝐻, H 1, … , H n= 𝐺 sedemikian sehingga 𝐻 = H 0⊲ H 1⊲ ⋯ ⊲ H n= 𝐺; untuk
kemudian kita menyebutnya dengan Ω -deret antara H dan G .
Ketika Ω kosong, kita akan menyederhanakan istilah Ω -deret dengan deret dan Ω
-subnormal dengan subgrup subnormal. Jika Ω = Inn 𝐺, Aut 𝐺, atau End 𝐺, suku
dari Ω -deret adalah normal, karakteristik, atau fully-invariant diG dan kita akan
menyebutnya dengan deret normal, deret karakteristik, atau deret fully-invariant.

Contoh
1) (G=Z 16 , Ω=∅) adalah grup operator trivial. Dengan Z16 merupakan grup
dibawah operasi penjumlahan modulo 16.
Sehingga subgrup dari Z16
Order Subgrup (normal)
1 〈0〉 = {0}
2 〈8〉 = {8,0}
4 〈4〉= 〈12〉 = {0,4,8,12}
8 〈2〉 = 〈6〉 = 〈10〉 = 〈14〉 = {0,2,4,6,8,10,12,14}
16 〈1〉 = 〈3〉 = 〈5〉 = 〈7〉 = 〈9〉 = 〈11〉 = 〈13〉 = 〈15〉 = ℤ16

Sehingga kita peroleh deret Z16 sebagai berikut:


Panjang Deret
2 {0}⊲ Z16
3 {0}⊲ 〈8〉 ⊲ Z16
{0}⊲ 〈4〉 ⊲ Z16
{0}⊲ 〈2〉 ⊲ Z16
4 {0}⊲ 〈8〉 ⊲ 〈4〉 ⊲ Z16
{0}⊲ 〈8〉 ⊲ 〈2〉 ⊲ Z16
{0}⊲ 〈4〉 ⊲ 〈2〉 ⊲ Z16
5 {0}⊲ 〈8〉 ⊲ 〈4〉 ⊲ 〈2〉 ⊲ Z16

Penghalusan (Refinements)
Dalam himpunan semua Ω -deret dari Ω -grup akan selalu ada minimal satu deret
yang berbentuk {𝑒} ⊲ 𝐺. Jika S dan T adalah Ω -deret dari G , maka S disebut
penghalusan dari T jika setiap suku dari T juga suku dari S . Jika ada paling
sedikit satu suku dari S yang bukan suku dari T , maka Sadalah penghalusan
sejati dari T .
Contoh dari penghalusan:
Dari contoh (1) kita peroleh beberapa deret sebagai berikut:
S1 : {0}⊲ Z16
S2 : {0}⊲ 〈 8 〉 ⊲ Z 16
S3 : { 0 } ⊲ ⟨ 8 ⟩ ⊲ ⟨ 2 ⟩ ⊲ Z16
S4 : {0 } ⊲〈 8 〉 ⊲〈 6 〉 ⊲ Z 16
Dari deret tersebut dapat kita simpulkan bahwa:
1. S2 merupakan penghalusan sejati dari S1karena ada 〈8〉 suku dari S2 tetapi bukan
suku dari S1.
2. S3 merupakan penghalusan dari S4 karena setiap suku dari S3 juga suku dari S4
(〈2〉=〈6〉).
Isomorfisma Deret
Definisi
Dua Ω -deret S dan T dari suatu Ω -grup G dikatakan Ω -isomorfis jika ada bijeksi
(satu satu dan pada) himpunan faktor-faktor dari Ske himpunan faktor-faktor dari
T sedemikian sehingga faktor-faktor yang bersesuaian disebut Ω -isomorfis.

Contoh:
Dari contoh (1), kita peroleh contoh 2 deret berikut:
S : {0}⊲ 〈8〉 ⊲ 〈4〉 ⊲ Z16
T : {0}⊲ 〈8〉 ⊲ 〈2〉 ⊲ Z16
Misalkan S’ dan T’ merupakan himpunan faktor-faktor dari S dan T. Dari kedua
deret tersebut dapat kita bentuk himpunan faktor sebagai berikut:
S’ = { Z16 /〈4〉,〈4〉/〈8〉,〈8〉/{0}}
T’ = { Z16 /〈2〉,〈2〉/〈8〉,〈8〉/{0}}
Dari 2 himpunan faktor-faktor dari S dan T ini dapat kita bentuk bijeksi dari S’ ke
T’ yaitu:
𝑓( Z16 /〈4〉) = 〈2〉/〈8〉
𝑓(〈4〉/〈8〉) = Z16 /〈2〉
𝑓(〈8〉/{0}) = 〈8〉/{0}
Selanjutnya akan dibuktikan bahwa Z16 /〈4〉 ≅ Z16 /〈2〉, 〈4〉/〈8〉 ≅ 〈2〉/〈8〉 dan
〈8〉/{0} ≅ 〈8〉/{0}.

¿ Z16 / 〈 4 〉 ∨¿
|Z16| ¿
16
=4
|〈 4 〉 | 4
|〈 2 〉 | 8
|〈2〉/〈8〉| = = =4
|〈 8 〉| 2
¿¿〈 4 〉∨ ¿ ¿
|〈4〉/〈8〉| 4
¿〈 8 〉 ∨¿= =2 ¿
2
¿ Z16∨ ¿ ¿
| Z16 /〈2〉| = 16
¿ 〈 2 〉 ∨¿= =2¿
8
¿〈 8〉∨ ¿ ¿
|〈8〉/{0}| = 2
¿ {0 }∨¿= =2¿
1
Karena | Z16 /〈4〉| = |〈2〉/〈8〉| maka Z16 /〈4〉 ≅ 〈2〉/〈8〉
|〈4〉/〈8〉| = | Z16 /〈2〉| maka 〈4〉/〈8〉 ≅ Z16 /〈2〉
|〈8〉/{0}| ≅ |〈8〉/{0}|
Maka dapat disimpulkan bahwa deret S dan deret T isomorfis.
Lemma3.1.1. (Zassenhaus)
Misal A1, A2, B1, B1 adalah -subgrup dari -grup sedemikian sehingga A1 ⊲ A2
dan B1 ⊲ B1. Misal D ij = Ai ∩ B j . Maka A1 D21 ⊲ A1 D22 dan B1 D21 ⊲ B D 22.
Selanjutnya grup A1 D21⁄ A1 D22 dan B1 D21 ⁄ B1 D12 adalah -isomorfis.
Bukti :
Karena B1 ⊲ B2, kita punya A2 ∩ B1 = D 21 ⊲ D22 = A2 ∩ B2.
Karena A1 ⊲ A2, maka A1 D21 ⊲ A1 D22, dan B1 D12 ⊲ B1 D21 .
Mengaplikasikan Teorema Isomorfisma Kedua dengan 𝐻 = D 12 dan 𝑁 = A1 D21,
maka 𝑁𝐻 = A1 D22 dan 𝑁 ∩ 𝐻 = D 12 D 21 dari hukum modulo.
Kesimpulannya adalah A1 D22⁄ A1 D21 ≃ Ω D22⁄ D12 D21 . Serupa dengan itu B1 D22 /
B1 D 12 ≃ Ω D22⁄ D 12 D 21

Contoh:
Dari contoh (1) kita ketahui bahwa Z16 merupakan grup dibawah operasi
penjumlahan modulo 16. Misalkan bahwa A1 = 〈8〉 = {8,0} , A2 = 〈4〉 =
{0,4,8,12}, B1= 〈0〉 = {0}, B2= 〈2〉 = {0,2,4,6,8,10,12,14} merupakan subgrup dari
Z16 sedemikian hingga A1 ⊲ A2dan B1⊲ B2.
Akan dibuktikan:
1. A1 D21 ⊲ A1 D22
2. B1 D 12 ⊲ B1 D21
3. A1 D22 ⁄ A1 D21 ≃ Ω B1 D22 ⁄ B1 D12 dengan Dij = Ai ∩ B j

A1 D21 = A1 + D 21 = {8,0} + {0} = {8,0} = A1


A1 D22 = A1 + D22 = {8,0} + {0,4,8,12},= {0,4,8,12} = A2
Karena A1 ⊲ A2 maka dapat disimpulkan bahwa A1 D21=A 1 ⊲ A2= A 1 D22.
B1 D 12 = B1 + D12 = {0} + {8,0} = {8,0} = A1
B1 D22 = B1 + D22 = {0} + {0,4,8,12}={0,4,8,12} = A2
Karena 𝐴1⊲𝐴2 maka dapat disimpulkan bahwa B1 D12= A 1 ⊲ A2=B1 D 22.
¿¿〈 4 〉∨ ¿ ¿
| A1 D22 / A 1 D21| 4
¿〈 8 〉 ∨¿= =2 ¿
2
¿¿〈 4 〉∨ ¿ ¿
| B1 D22 /B 1 D12| 4
¿〈 8 〉 ∨¿= =2 ¿
2

Karena
| A1 D22 / A 1 D21| = | B1 D22 /B 1 D12| = 2 maka dapat disimpulkan bahwa
A1 D22 / A 1 D21 ≃ Ω B1 D22 / B1 D12 .

Teoerma 3.1.2. (Teorema Penghalusan Schreiert)


Sebarang dua Ω -deret dari Ω -grup mempunyai penghalusan-penghalusan yang
isomorfisma
Bukti :
Misal 1 = H 0⊲ H 1⊲ ⋯ ⊲ H l = 𝐺 dan 1 = K 0 ⊲ K 1⊲ ⋯ ⊲ K m = 𝐺 dua Ω -deret dari G
. Didefiniskan H ij = H i ( H i+1 ∩ K j) dan K ij = K j ( H i ∩ K j+1).
Gunakan teorema 3.1.1 dengan A1 = H i, A2 = H i+1 , B1 = K j, dan B2 = K j+1.
Kesimpulannya adalah bahwa H ij ⊲ H i ( j+1), K ij ⊲ K (i +1) j , dan H i ( j+1) / H ij
≃ Ω K (i+1) j /K ij karena deret { H ij|𝑖 = 0, … , 𝑙 − 1, 𝑗 = 0, … , 𝑚} dan { K ij |𝑖 = 0, … ,
𝑙, 𝑗 = 0, … , 𝑚 − 1} adalah penghalusan Ω -isomorfis dari { H i|𝑖 = 0, … , 𝑙} dan {
K j| 𝑗 = 0, … , 𝑚} secara berturut-turut.

Contoh:
Misalkan S dan T merupakan deret dari grup Z16
S : {0}⊲ 〈 8 〉 ⊲ Z 16
T : {0}⊲ 〈 2 〉 ⊲ Z 16
Deret U :{0 }⊲ 〈 8 〉 ⊲ 〈 4 〉 ⊲ Z 16Merupakan penghalusan dari S karena ada 〈4〉 suku
dari deret U tapi bukan suku dari S.
Deret V :{0 }⊲ 〈 8 〉 ⊲ 〈 2 〉 ⊲ Z 16 merupakan penghalusan dari deret T karena ada 〈8〉
suku dari deret V tapi bukan suku dari T .
Dari contoh sebelumnya terbukti bahwa U dan V isomorfis, maka deret U dan V
disebut penghalusan yang isomorfis.

Deret komposisi
Suatu Ω -deret yang tidak memiliki penghalusan sejati disebut Ω -deret komposisi.
Tidak semua grup memiliki deret komposisi. Contohnya, sebarang deret di Z akan
memiliki suku siklik tak hingga tak trivial terkecil, sehingga batasnya memiliki
penghalusan sejati.
Jika Ω=∅ , maka disebut dengan deret komposisi. Ketika Ω =Inn G, Aut G,atau
End G, suatu Ω -deret komposisi secara berturut-turut disebut deret utama, deret
karakteristik utama, atau deret fully-invariant utama.

Definisi
Suatu Ω -grup dikatakanΩ -sederhana jika tidak beroder 1 dan tidak memiliki Ω -
subgrup normal nontrivial sejati: kita cukup mengatakan grup sederhana jika Ω
kosong. Jika G adalah Ω sederhana dan Ω = Aut G, maka G disebut sederhana
secara karakteristik.

Contoh dari grup sederhana:


ℤ𝑝, p bilangan prima adalah grup dengan operasi penjumlahan modulo p. Pertama
asumsikan Ω = ∅. Akan ditunjukkan ℤ𝑝 adalah grup sederhana
Bukti :
1. ℤ𝑝 tidak memiliki orde 1. Karena, |ℤ𝑝| = 𝑝 ≠ 1 dan bilangan prima.
2. Subgrup normal dari ℤ𝑝 adalah {0} dan ℤ𝑝. Sehingga ℤ𝑝 tidak memiliki
subgrup normal nontrivial sejati.
Dari kedua uraian di atas dapat disimpulkan ℤ𝑝 adalah grup sederhana. Jika kita
misalkan Ω = Aut 𝐺 = {𝑓: ℤ𝑝 → ℤ𝑝|𝑓 isomorfisma}, maka (ℤ𝑝, Ω ) disebut Ω -
grup yang sederhana secara karakteristik.

Teorema 3.1.3.
Suatu Ω -deret adalah Ω -deret komposisi jika dan hanya jika semua faktornya
adalah Ω -sederhana.
Bukti :
(⇒)Jika beberapa faktor X ⁄ Y dari Ω -deret dari Ω -grup bukan Ω -sederhana,
maka memiliki Ω -grup normal nontrivial W ⁄ Y dimana Y <W < X .
Penambahan dari W ke deret menghasilkan penghalusan sejati, jadi deret awal
bukan Ω -deret komposisi.
( ⇐ )Jika suatu Ω -deret bukan deret komposisi, ia memiliki penghalusan sejati dan
ada suku berurutan Y < X dan -subrup subnormal W dari G berada antara Y dan X
secara naik. Tetapi kemudian W ⁄ Y merupakan Ω subnormal di X ⁄ Y dan
kemudian tidak dapat menjadi Ω -sederhana.

Contoh:
Akan dibuktikan bahwa deret {0̅ }⊲ 〈 6 〉 ⊲ 〈 3 〉 ⊲ Z 12 merupakan deret komposisi
Faktor-faktor dari deret tersebut adalah
Z12 /〈 3 〉 ¿ {0+ 〈 3 〉 , 1+〈 3 〉 ,2+〈 3 〉 } , |Z 12/〈 3 〉 |=3≠ 1 ,
〈 3 〉 ⁄ 〈 6 〉 ={0+〈 6 〉 , 3+〈 6 〉 }, |〈 3 〉 ⁄ 〈 6 〉|=2 ≠1 ,
〈 6 〉 ⁄ {0 ̅ }={0+{0 ̅ }, 6+{0̅ }}, |〈 6 〉 ⁄ {0 ̅ }|=2 ≠1.

Subgrup normal dari Z12 /〈 3 〉 adalah {0+〈 3 〉 } dan Z12 /〈 3 〉 .


Subgrup normal dari 〈 3 〉 ⁄ 〈 6 〉 adalah {0+〈 6 〉 } dan 〈 3 〉 ⁄ 〈 6 〉 .
Subgrup normal dari 〈 6 〉 ⁄ {0 ̅ } adalah 0+{0 ̅ }dan 〈 6 〉 ⁄ {0 ̅ } .
Karena factor-faktor dari deret tersebut memiliki order tidak sama dengan 1 dan
tidak memiliki subgroup normal trivial sejati maka factor-faktornya Ω -sederhana.
Karena factor-faktornya sederhana maka menurut teorema, deret
{0̅ }⊲ 〈 6 〉 ⊲ 〈 3 〉 ⊲ Z 12 merupakan deret komposisi

Contoh bukan deret komposisi


{0}⊲ 〈 8 〉 ⊲ 〈 4 〉 ⊲ Z 16 merupakan deret yang dibentuk dari subgrup normal Z16 .
Deret ini bukan merupakan deret komposisi.
Bukti:
Factor-faktor dari deret { 0 } ⊲ ⟨ 8 ⟩ ⊲ ⟨ 4 ⟩ ⊲ Z 16yaitu:
Z16 ⁄ 〈 4 〉 ¿ {0+ 〈 4 〉 , 1+〈 4 〉 , 2+〈 4 〉 ,3+〈 4 〉 }
〈 4 〉 ⁄ 〈 8 〉 ¿ {0+ 〈 8 〉 , 4+〈 8 〉 }
〈 8 〉 ⁄ {0 ̅ } ¿ {0+ {0 ̅ }, 8+{0 ̅ }}

Subgroup normal dari Z16 /〈 4 〉 adalah {0 + 〈4〉},{0 + 〈4〉,2 + 〈4〉}, Z16 / ⟨ 4 ⟩


sehingga Z16 /〈 4 〉 tidak sederhana.
Jadi deret { 0 } ⊲ ⟨ 8 ⟩ ⊲ ⟨ 4 ⟩ ⊲ Z 16 bukan deret komposisi karena ada Z16 /〈 4 〉 factor dari
{ 0 } ⊲ ⟨ 8 ⟩ ⊲ ⟨ 4 ⟩ ⊲ Z 16 yang tidak sederhana.
Teorema 3.1.4. (Teorema Jordan-Hölder)
Jika Sadalah Ω -deret komposisi dan T adalah sebarang Ω -deret dari suatu Ω -grup
G , maka T memiliki suatu penghalusan yang mana merupakan deret komposisi
dan Ω isomorfis dengan S. Khususnya, jika T adalah deret komposisi, maka ia
isomorfis dengan S.
Bukti :
Dengan teorema 3.1.2 dipastikan ada penghalusan yang Ω -isomorfis dari S dan T
. Tetapi S tidak memiliki penghalusan sejati, sehingga S adalah Ω -isomorfis
dengan penghalusan dari T .

Kondisi Rantai dan Deret Komposisi


Misal Λ adalah himpunan terurut parsial dengan order parsial ≤.
Kita katakan bahwa Λ memenuhi kondisi maksimal jika setiap subset tak kosong
Λ 0 memuat paling sedikit satu elemen maksimal, yaitu elemen yang mana tidak
ada sebarang elemen lain yang lebih besar dari sebarang elemen di Λ 0.
Kita juga katakan bahwa Λ memenuhi kondisi rantai naik jika tidak ada rantai
naik sejati yang takhingga λ 1 < λ 2 < ⋯ dalam Λ. Dengan kata lain untuk sebarang
rantai naik akan selalu terbatas di atas.
Kedua sifat tersebut identik. Jika himpunan bagian tak kosong Λ 0 tidak memiliki
elemen maksimal, maka setiap elemen Λ 0 lebih besar dari elemen lain, yang
memungkinkan konstruksi dari rantai tak hingga λ 1 < λ 2< ¿⋯ di Λ. Sebaliknya,
jika Λ memuat rantai yang tak hingga λ 1 < λ 2< ¿⋯ , maka secara sederhana { λ 1, λ 2
,…} tidak memiliki elemen maksimal.
Himpunan 𝐹(𝐺) adalah Ω -subgrup dari Ω -grup 𝐺 sedemikian sehingga 𝛼:𝐺 → 𝐻
adalah Ω-isomorfisma, maka 𝐹(𝐻) = {𝛼(𝑆)|𝑆 ∈ 𝐹(𝐺)}. Contohnya, 𝐹(𝐺) mungkin
memuat semua Ω-subgrup atau semua Ω-subgrup subnormal dari 𝐺. Sekarang
𝐹(𝐺) merupakan himpunan terurut secara parsial dengan memperhatikan isi
himpunan, sehingga kita mungkin mengaplikasikannya pada konsep kondisi
rantai.

Definisi
Suatu Ω -grup G memenuhi kondisi maksimal pada F -subgrup jika F (G)
memenuhi kondisi maksimal. G memenuhi kondisi minimal pada 𝐹-subgrup jika
𝐹(𝐺) memenuhi kondisi minimal. Sifat tersebut identik dengan kondisi rantai
menaik dan kondisi rantai menurun pada 𝐹-subgrup secara berturut-turut, yang
kemudian didefinisikan sebagai kondisi rantai yang bersesuaian untuk himpunan
terurut secara parsial 𝐹(𝐺).

Contoh
1) 𝐹(𝐺) = himpunan dari semua Ω-subgrup dari Ω-grup 𝐺. Kita mendapatkan
kondisi maksimal dan minimal dalam Ω-subgrup, yang dinotasikan max-Ω dan
minΩ. Ketika Ω kosong, kita menyederhanakan penulisan max dan min dan
mengatakan kondisi maksimal dan minimal dalam subgrup. Jika Ω = Inn G,
maka max-Ω dan min-Ω dinotasikan dengan max-𝑛 dan min-𝑛, yang
merupakan kondisi maksimal dan minimal pada subgrup normal.
2) 𝐹(𝐺) = himpunan semua Ω-subgrup subnormal. Kasus ini yang akan kita
perhatikan karena sifat max-Ωs dan min-Ωs berhubungan erat dengan
eksistensi dari suatu deret komposisi.

Teorema 3.1.5
Suatu Ω-grup 𝐺 mempunyai Ω-deret komposisi jika dan hanya jika memenuhi
maxΩs dan min-Ωs.
Bukti:
(⇒) misal 𝐺 memiliki Ω-deret komposisi dengan panjang 𝑙.
Adit: Ω-grup 𝐺 memenuhi maxΩs dan min-Ωs.
Anggap ada rantai naik tak hingga H 1 < H 2 < ⋯ dari Ω-subgrup subnormal dari
𝐺. Perhatikan rantai 1 ≤ H 1 < H 2 < ⋯ < H l+ 1, karena H i adalah Ω -subnormal di 𝐺,
maka Ωsubnormal di H i+1 . Karena rantai kita dapat dibuat ke Ω-deret dari 𝐺
dengan menambahkan suku yang sesuai dalam Ω-deret antara H idan H i+1 dan
antara H l+ 1dan 𝐺. Panjang dari deret yang dihasilkan adalah lebih dari sama
dengan l+1 tetapi tidak dapat melebihi panjang komposisi pada teorema.
Sehingga menurut teorema 3.1.4 terjadi kontradiksi sehingga Ω-grup 𝐺 memenuhi
maxΩs. Untuk membuktikan Ω-grup 𝐺 memenuhi minΩs gunakan cara yang
sama.
(⇐) sekarang asumsikan bahwa 𝐺 memiliki max-Ωs dan min-Ωs tetapi tidak
memiliki Ω-deret komposisi.
Aplikasikan max-Ωs ke himpunan dari Ω-subgrup normal sejati dari 𝐺 (catatan
bahwa 𝐺 tidak memiliki order 1) dan pilih anggota maksimal G1: maka 𝐺/G1
adalah Ω-sederhana.
Sekarang G1 ≠ 1 karena 𝐺 tidak memiliki Ω-deret komposisi, dan dengan max-Ωs
kembali kita memilih maksimal Ω-subgrup normal sejati G 2 dari G1. G1/G 2 adalah
Ω-sederhana dan G2 ≠ 1. Kondisi ini tidak dapat diakhiri, sehingga ada rantai
menurun takhingga dari Ω-subgrup subnormal dari bentuk … < G 2 < G1 < G0 = 𝐺
yang kontradiksi dengan min-Ωs.
Grup yang memenuhi max-s dan min-s adalah grup yang memiliki deret
komposisi. Dengan teorema Jordan-Holder, faktor komposisi dari deret
merupakan invarian dari grup. Ini merupakan grup sederhana. Jadi grup
dikonstruksikan dari himpunan
yang well-defined dari grup sederhana dengan proses dari perulangan
perpanjangan. Grup 𝐺 dikatakan perpanjangan dari grup 𝑁 dengan grup 𝑄 jika ada
𝑀 ⊲ 𝐺 sedemikian sehingga 𝑀 ≃ 𝑁 dan 𝐺/𝑀 ≃ 𝑄.
Sebagai contoh, untuk membangun semua grup hingga akan membutuhkan:
(i) membangun semua grup sederhana hingga; dan (ii) membangun semua
perpanjangan dari grup hingga 𝑁 dengan grup sederhana hingga 𝑄.
Contoh:
Misal grup 𝐺 = Z12 ,Ω = ∅. Dari contoh sebelumnya, grup Z12 mempunyai deret
komposisi yaitu deret 〈0〉 ⊲ 〈6〉 ⊲ 〈3〉 ⊲ Z12 dan deret 〈0〉 ⊲ 〈4〉 ⊲ 〈2〉 ⊲ Z12 .
Setiap suku pada deret tersebut merupakan subgrup subnormal dari suku
berikutnya misal 〈0〉 merupakan subgrup subnormal dari 〈4〉, 〈4〉 merupakan
subgrup subnormal dari 〈2〉, dan 〈2〉 merupakan subgrup subnormal dari Z12 . Dan
pada deret tersebut dapat dibentuk suatu rantai menaik dan menurun 〈0〉 ⊆ 〈4〉 ⊆
〈2〉 ⊆ Z12 sehingga mempunyai suku maksimal dan minimal. Sehingga Z12
memenuhi kondisi maksimal dan minimal yang dinotasikan max-Ωs dan min-Ωs.
Misal grup 𝐻 = ℤ, Ω = ∅. Misalkan 〈2〉 dan 〈4〉 adalah subgrup di ℤ yang akan
membentuk rantai seperti berikut … ⊆ 〈4〉 ⊆ 〈2〉 ⊆ ℤ. Rantai tersebut memenuhi
kondisi maksimal karena rantai tersebut terbatas atas di ℤ. Namun rantai tersebut
tidak memenuhi kondisi minimal karena tidak memiliki batas bawah. Dengan kata
lain, sebarang deret di ℤ akan memiliki suku siklik tak hingga tak trivial terkecil
yang mengakibatkan ℤ tidak memenuhi sifat min-Ωs sehingga ℤ tidak
mempunyai deret komposisi.

Sifat-sifat Kondisi Rantai


Teorema 3.1.6
Suatu Ω-grup memenuhi kondisi max-Ω jika dan hanya jika setiap Ω-subgrup
dapat dibangun secara hingga sebagai suatu Ω-grup.
Bukti:
Misal 𝐺 mempunyai max-Ω dan 𝐻 adalah Ω-subgrup yang tidak dapat Ω-
dibangun secara hingga. Misal h1 ∈ 𝐻 maka H 1 = 〈h1 〉Ω ≠ 𝐻 dan ada h2 ∈ 𝐻/ H 1.
Sehingga H 1 < H 2 =, H 2 ≠ 𝐻. 〈 h1 , h 2 〉 ΩPilih h2 ∈ 𝐻/ H 2 maka H 1 < H 2 < H 3 =
〈ℎ1,ℎ2,ℎ3〉Ω. Sehingga merupakan rantai menaik takhingga dari Ω-subgrup H 1
< H 2 < H 2 < ⋯. Asumsikan: Setiap Ω-subgrup dibangun secara hingga. Misal 𝐻
= ⋃ H i 𝑖=1,2,… Karena 𝐻 adalah Ω-subgrup maka 𝐻 = 〈 x 1,…, x i〉Ω untuk suatu
himpunan hingga dari elemen {𝑥1,…,𝑥𝑖} Untuk 𝑛 yang cukup besar setiap x i
bagian H n ∴ 𝐻 = H n (kontradiksi)
Secara khusus, 𝐺 memenuhi max jika dan hanya jika setiap subgrupnya dibangun
secara hingga. Selain itu 𝐺 memenuhi max-𝑛 jika dan hanya jika untuk setiap
subgrup normalnya adalah normal closure dari suatu himpunan bagian yang
hingga. Definisi untuk normal closure adalah subgrup normal terkecil yang
memuat suatu himpunan bagian.

Anda mungkin juga menyukai