Makalah ASP 11 - Kel 11 - AKS (D) - Smes 5
Makalah ASP 11 - Kel 11 - AKS (D) - Smes 5
Makalah ASP 11 - Kel 11 - AKS (D) - Smes 5
DOSEN PENGAMPU:
DISUSUN OLEH:
Kelompok 11
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. Atas rahmat dan karunia- Nya,
kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah mata kuliah Akuntansi Sektor Publik ini
tepat waktu.
Sholawat serta salam tak lupa kita haturkan kepada baginda Rasulullah SAW, yang
telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman terang benderang ini dan yang
syafa’atnya kita nantikan kelak.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Agus Kurniawan, S.E.,M.S.Ak.,
selaku dosen pengampu mata kuliah Akuntansi Sektor Publik yang telah membimbing
penulisan makalah berjudul ”Reviu dan Pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah’’ ini, sehingga makalah dapat diselesaikan. Selain itu, kami juga berharap agar
pembaca mendapatkan sudut pandang baru setelah membaca makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih memerlukan penyempurnaan, terutama pada
bagian isi. Kami menerima segala bentuk kritik dan saran pembaca demi penyempurnaan
makalah. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, kami memohon maaf.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata semoga makalah ini dapat
bermanfaat.
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................3
A. Kesimpulan...................................................................................................................11
B. Saran..............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................iii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemerintah daerah menuangkan pertanggungjawaban pelaksanaan keuangan daerah
selama satu periode dalam bentuk laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD). Menurut
Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah (PSAP) Nomor 1 Tahun 2007 tentang
Penyajian Laporan Keuangan disebutkan bahwa tujuan umum laporan keuangan adalah
menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, saldo anggaran
lebih, arus kas, hasil operasi, dan perubahan ekuitas suatu entitas pelaporan yang
bermanfaat bagi para pengguna untuk mengambil keputusan mengenai alokasi dan
pemanfaatan sumber daya di suatu daerah.
Untuk meningkatkan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah, maka pemerintah
daerah harus meningkatkan kualitas LKPD yang disajikan selama satu periode pelaporan.
Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pelaporan Hasil
Reviu Laporan Keuangan Daerah pada pasal 3 ayat 1 disebutkan bahwa reviu atas laporan
keuangan keuangan pemerintah daerah dilakukan untuk memberikan keyakinan atas
kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.
Reviu merupakan salah satu fungsi pengawasan intern yang dilakukan oleh
inspektorat provinsi/kabupaten/kota selaku pengawas intern yang merupakan bagian dari
Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) serta bertanggung jawab langsung kepada
kepala daerah. Reviu dilakukan dengan memberikan pendampingan penyusunan laporan
keuangan, sehingga dihasilkan laporan keuangan yang berkualitas.
Berdasarkan hal tersebut, kami menyusun makalah ini untuk mengetahui lebih
lanjut mengenai reviu dan pemeriksaan pada laporan keuangan pemerintah daerah. Dalam
makalah kami akan membahas pengertian reviu, dasar-dasar pemeriksaan keuangan,
standar pemeriksaan keuangan, serta metodologi dan tahapan pemeriksaan keuangan.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Reviu Laporan Keuangan Pemerintah Daerah itu?
2. Apakah Pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah itu?
3. Apakah Perbedaan Reviu dan Pemeriksaan Laporan Keuangan?
4. Apa sajakah Metode atau Tahapan Pemeriksaan Laporan Keuangan?
1
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui apa itu Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.
2. Mengetahui apa itu Pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.
3. Mengetahui Perbedaan Reviu dan Pemeriksaan Laporan Keuangan.
4. Mengetahui Metode atau Tahapan Pemeriksaan Laporan Keuangan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
reviu memiliki indikator pemahaman entitas, penilaian SPI dan penyusunan program
kerja. Pelaksanaan reviu memiliki indikator persiapan, permintaan keterangan dan
prosedur analisis. Sementara pelaporan reviu memiliki indikator penyusunan laporan
reviu dan penyampaian laporan reviu.2
Prosedur adalah suatu metode berupa teknik yang dipergunakan auditor dalam
melaksanakan tugas untuk mengumpulkan dan menganalisa bukti dan keterangan
sehingga dapat diyakini kebenarannya. Prosedur reviu sesuai dengan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2008 adalah penelusuran angka, permintaan keterangan,
dan prosedur analitis. Prosedur reviu harus dijelaskan kepada anggota tim reviu sehingga
dalam penugasan masing-masing anggota tim mengetahui dan memahami langkah-
langkah dan tugas yang harus dilakukan. Pelaksanaan reviu tanpa prosedur maka kualitas
dari hasil reviu yang dilakukan belum dapat memberikan informasi bahwa LKPD telah
berdasarkan pada SPI yang memadai dan telah sesuai dengan Standar Akuntansi
Pemerintah (SAP).3
2
Ibid.
3
Richard Sarmento Giam dan Albert Otniel Rondonuwu, 2022, Analisis Kualitas Reviu Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah (LKPD) Pada Inspektorat Daerah Provinsi Sulawesi Utara, Jurnal EMBA, Vol.10 No.4,
Hal 1081.
4
wajar,dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi berterima
umum (PABU) di Indonesia atau basis komprehensif selain prinsip akuntansi
berterima umum di Indonesia. Selain untuk memberikan opini, pemeriksaan keuangan
juga ditujukan untuk mengidentifikasi kemungkinan adanya kelemahan dalam sistem
pengendalian intern (SPI) serta mengidentifikasi kemungkinan adanya penyimpangan
dari ketentuan peraturan perundangan, kecurangan (fraud), serta ketidakpatutan
(abuse).
Dasar hukum pemeriksaan keuangan meliputi:4
a. Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945
b. Undang Undang nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara
c. Undang Undang nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
d. Undang Undang nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara
e. Undang Undang nomor 15 tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan.
2. Ruang Lingkup Pemeriksaan Keuangan
Ruang lingkup pemeriksaan meliputi hal-hal berikut ini:5
a. Anggaran dan realisasi pendapatan, belanja dan pembiayaan
b. Posisi aset, kewajiban dan ekuitas
c. Arus kas dan saldo kas akhir sesuai dengan sisa lebih pembiayaan anggaran
(SILPA)dalam laporan realisasi anggaran dan ekuitas dalam neraca; dan
d. Pengungkapan informasi yang diharuskan seperti disebutkan dalam SAP.
e. Selain itu, pemeriksaan juga menguji efektivitas pengendalian intern dan
kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pelaporan
keuangan dalam Laporan Keuangan.
3. Opini Auditor Dalam Laporan Hasil Pemeriksaan Keuangan
Pada pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah daerah, pemeriksaan yang
dilakukan adalah untuk memperoleh keyakinan dari asersi atau pernyataan yang ada
pada laporan keuangan. Tujuan dari pemeriksaan atas laporan keuangan adalah untuk
memberikan pendapat atau opini atas laporan keuangan dalam kesesuaian dengan
prinsip akuntansi yang terdapat dalam berbagai peraturan perundang-undangan yang
berlaku di Indonesia. Opini auditor ini merupakan pertimbangan sesuai dengan
4
Syahril Effendi, 2021, Akuntansi Keuangan SKPD/SKPKD (PPKD) Pemerintah Daerah, (Batam: CV Batam
Publisher), Hal 191-193.
5
Ibid., Hal 194.
5
keyakinan auditor yang diperoleh dengan pengujian-pengujian terhadap transaksi dan
sistem pengendalian internal pemerintah daerah. Salah satu hal yang membedakan
pemeriksaan keuangan dengan pemeriksaan kinerja adalah dalam hal laporan
pemeriksaan. Laporan pemeriksaan kinerja berupa penyampaian kesimpulan disertai
dengan rekomendasi untuk perbaikan dimasa mendatang.
Laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah daerah merupakan
pernyataan atau opini auditor atas laporan keuangan yang disusun oleh pemerintah
daerah. Laporan hasil pemeriksaan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat
atas laporan keuangan secara keseluruhan atau memuat asersi, bahwa pernyataan
demikian tidak dapat diberikan. Jadi, laporan auditor adalah pemyataan pendapat
auditor atas pemeriksaan yang telah dilakukan.
Dalam audit atas laporan keuangan, pemakai laporan keuangan dapat melihat
kewajaran laporan keuangan pemerintah daerah dengan melihat laporan auditor.
Laporan auditor adalah petunjuk yang memberikan informasi bagi pengguna laporan
misalnya bagi DPRD, masyarakat, pemerintah pusat dan pemakai lainnya.
Ada 5 (lima) jenis opini auditor dalam laporan hasil pemeriksaan keuangan
yaitu:6
a. Opini wajar tanpa pengecualian
Jenis opini ini merupakan opini terbaik dari auditor atas hasil pemeriksaan
laporan keuangan. Opini wajar tanpa pengecualian diberikan jika auditor yakin
bahwa laporan keuangan pemerintah daerah memberikan informasi yang wajar
tentang posisi keuangan (neraca), realisasi anggaran (laporan realisasi anggaran),
dan arus kas dari pemerintah daerah (laporan arus kas) secara keseluruhan.
Maksud informasi yang wajar di sini adalah laporan keuangan pemerintah daerah
memberikan informasi yang dapat dipercaya atas aktivitas ekonomi yang
dilakukan pemerintah daerah.
b. Opini wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas
Opini ini masih masuk kategori opini wajar tanpa pengecualian, hanya untuk
pos (akun) tertentu perlu penyesuaian agar menjadi seluruhnya wajar. Bentuk
laporan auditor dengan opini wajar dengan bahasa penjelas adalah sama dengan
laporan auditor dengan opini wajar tanpa pengecualian tetapi terdapat paragraf
atau kalimat yang perlu dijelaskan oleh auditor tentang kondisi atau situasi
6
Hartanto dkk, 2007, Akuntansi Sektor Publik, Badan Penerbit universitas Diponegoro, Hal 217-219.
6
tertentu yang akan berguna bagi para pengguna laporan keuangan sebagai
informasi dalam pembuatan keputusan.
c. Opini wajar dengan pengecualian
Opini ini merupakan opini wajar atas laporan keuangan tetapi dengan
pengecualian tertentu pada laporan keuangan. Tipe opini ini merupakan tipe
pendapat terbaik kedua dalam opini auditor. Makna opini wajar dengan
pengecualian adalah bahwa laporan keuangan pemerintah daerah bisa dipercaya
dan valid untuk pembuatan keputusan terhadap pemerintah daerah kecuali
terhadap pos-pos atau hal-hal yang dikecualikan.
d. Opini tidak wajar
Opini ini diberikan jika auditor mempunyai keyakinan bahwa laporan
keuangan pemerintah daerah tidak menyajikan secara wajar kondisi, transaksi, dan
aktivitas ekonomi pemerintah daerah, sesuai dengan prinsip akuntansi yang
terdapat dalam berbagai peraturan perundang-undangan yang berlaku di
Indonesia. Interpretasi atas pendapat ini bisa dua macam yaitu bahwa (1)
penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah tidak sesuai dengan prinsip
akuntansi yang terdapat dalam berbagai peraturan perundang-undangan yang
berlaku di Indonesia atau (2) laporan keuangan tersebut disajikan secara tidak
wajar baik jumlah angka maupun metode yang digunakan dalam penyusunannya.
Untuk memberikan opini ini, auditor harus menjelaskan dasar keyakinannya
tentang ketidakwajaran laporan keuangan pemerintah daerah. Dasar opini auditor
ini dapat dilihat pada catatan atas laporan keuangan ataupun pada paragraf
penjelasan.
e. Opini menolak memberikan pendapat
Apabila auditor tidak memperoleh informasi yang mendukung keyakinan
terhadap laporan keuangan pemerintah daerah, maka auditor harus memberikan
pernyataan tidak memberikan pendapat. Dalam memberikan pernyataan tidak
memberikan pendapat ini, auditor harus memberikan semua alasan substantif yang
mendukung pernyataan tersebut. Pernyataan tidak memberikan pendapat ini cocok
diberikan jika auditor tidak dapat melaksanakan audit yang lingkupnya memadai
untuk memungkinkannya memberikan pendapat atas laporan keuangan.
7
C. Perbedaan Reviu dan Pemeriksaan Laporan Keuangan
Dalam praktik, pelaksanaan kegiatan reviu seringkali dianggap memiliki persamaan
dengan pelaksanaan kegiatan pemeriksaan. Untuk menghindari hal tersebut, maka perlu
diberikan batasan-batasan yang membedakan antara kegiatan reviu dengan kegiatan
pemeriksaan.
Perbedaan paling utama adalah tujuan pemeriksaan dengan reviu. Tujuan
pemeriksaan (laporan) keuangan yaitu untuk memberikan keyakinan yang memadai
(reasonable assurance) apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar, dalam
semua hal yang material sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan, PABU atau
basis akuntansi komprehensif selain PABU di Indonesia. Sedangkan tujuan reviu laporan
keuangan adalah untuk memberikan keyakinan terbatas bahwa laporan keuangan telah
disusun berdasarkan SPI yang memadai dan disajikan sesuai dengan standar akuntansi
pemerintahan. Oleh karena itu, reviu tidak mencakup suatu pengujian atas validitas
substansi bukti/dokumen sumber seperti perjanjian kontrak pengadaan barang/jasa, bukti
pembayaran/kuitansi, serta berita acara fisik atas pengadaan barang/jasa, dan prosedur
lainnya yang biasanya dilaksanakan dalam sebuah pemeriksaan.
Berbeda dengan pemeriksaan, reviu tidak mencakup pengujian terhadap SPI, catatan
akuntansi, dan pengujian atas respon terhadap permintaan keterangan melalui perolehan
bukti, serta prosedur lainnya seperti yang dilaksanakan dalam suatu pemeriksaan. Sebagai
contoh, dalam hal pengadaan barang modal yang nilainya material, proses reviu hanya
meyakinkan bahwa pengadaan barang telah dicatat dalam Aset Tetap, sedang dalam
pemeriksaan, harus dilakukan pengujian bahwa prosedur pengadaan barang tersebut telah
dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Hal lain yang membedakan reviu dengan pemeriksaan adalah pelaksanaan aktivitas.
Reviu dilakukan secara internal, dalam hal ini oleh auditor pada Aparat Pengawasan
Intern Pemerintah (APIP), sedangkan pemeriksaan dilakukan oleh auditor eksternal yaitu
pemeriksa pada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI). Berdasarkan
ayat 1 pasal 49 Peraturan Pemerintah (PP) nomor 60 tahun 2008, APIP terdiri dari BPKP;
Inspektorat Jenderal atau nama lain yang secara fungsional melaksanakan pengawasan
intern; Inspektorat Provinsi; dan Inspektorat Kabupaten/Kota. Oleh karena itu, yang
melaksanakan reviu atas laporan keuangan pemerintah daerah adalah Inspektorat Provinsi
untuk Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi dan Inspektorat Kabupaten/Kota untuk
Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten/Kota.7
7
Effendi, Loc. Cit.
8
D. Metode atau Tahapan Pemeriksaan Laporan Keuangan
Berdasarkan Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Nomor:
04/K/I-XIII.2/5/2008 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemeriksaan Keuangan bahwa secara
ringkas, metodologi pemeriksaan sebagai berikut:8
1. Langkah perencanaan pemeriksaan, meliputi 10 langkah kegiatan, yaitu:
a. Pemahaman Tujuan Pemeriksaan dan Harapan Penugasan,
b. Pemenuhan Kebutuhan Pemeriksa,
c. Pemahaman atas Entitas,
d. Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Sebelumnya,
e. Pemahaman atas Sistem Pengendalian Intern,
f. Pemahaman dan Penilaian Risiko,
g. Penetapan Materialitas Awal dan KesalahanTertoleransi,
h. Penentuan Metode Uji Petik,
i. Pelaksanaan Prosedur Analitis Awal, dan
j. Penyusunan Program Pemeriksaan dan Program Kegiatan Perseorangan.
2. Langkah pelaksanaan pemeriksaan, meliputi 7 langkah kegiatan, yaitu:
a. Pelaksanaan Pengujian Analitis Terinci,
b. Pengujian Sistem Pengendalian Intern,
c. Pengujian Substantif Atas Transaksi & Saldo Akun,
d. Penyelesaian Penugasan,
e. Penyusunan Konsep temuan pemeriksaan (TP),
f. Perolehan Tanggapan Resmi & Tertulis, dan
g. Penyampaian temuan pemeriksaan (TP).
3. Langkah pelaporan pemeriksaan, meliputi 5 langkah kegiatan, yaitu:
a. Penyusunan Konsep Laporan Hasil Pemeriksaan,
b. Penyampaian Konsep Laporan Hasil Pemeriksaan kepada Pejabat Entitas Yang
Berwenang,
c. Pembahasan Konsep Laporan Hasil Pemeriksaan dengan Pejabat Entitas Yang
Berwenang,
d. Perolehan Surat Representasi, dan
e. Penyusunan Konsep Akhir dan Penyampaian Laporan Hasil Pemeriksaan.
8
Hantono dkk, 2021, Akuntansi Sektor Publik, (Bandung: Media sains Indonesia), Hal 218-219.
9
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Reviu laporan keuangan adalah prosedur penelusuran angka-angka, permintaan
keterangan dan analitis yang harus menjadi dasar memadai bagi Inspektorat untuk
memberi keyakinan terbatas atas laporan bahwa tidak ada modifikasi
material yang harus dilakukan atas laporan keuangan agar laporan keuangan
tersebut disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah.
2. Berdasarkan pasal 1 undang-undang nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, pemeriksaan (keuangan negara)
didefinisikan sebagai proses identifikasi masalah, dan evaluasi yang dilakukan secara
independen, objektif, dan profesional berdasarkan standar pemeriksaan, untuk menilai
kebenaran, kecermatan, kredibilitas, dan keandalan informasi mengenai pengelolaan
dan tanggung jawab keuangan negara. Ayat 2 pasal 4 UU yang sama menyatakan
bahwa pemeriksaan keuangan adalah pemeriksaan atas laporan keuangan.
3. Perbedaan paling utama adalah tujuan pemeriksaan dengan reviu. Tujuan pemeriksaan
(laporan) keuangan yaitu untuk memberikan keyakinan yang memadai (reasonable
assurance) apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar, sedangkan tujuan
reviu laporan keuangan adalah untuk memberikan keyakinan terbatas bahwa laporan
keuangan telah disusun berdasarkan SPI yang memadai dan disajikan sesuai dengan
standar akuntansi pemerintahan. Berbeda dengan pemeriksaan, reviu tidak mencakup
pengujian terhadap SPI, catatan akuntansi, dan pengujian atas respon terhadap
permintaan keterangan melalui perolehan bukti, serta prosedur lainnya seperti yang
dilaksanakan dalam suatu pemeriksaan. Hal lain yang membedakan reviu dengan
pemeriksaan adalah pelaksanaan aktivitas. Reviu dilakukan secara internal, sedangkan
pemeriksaan dilakukan oleh auditor eksternal.
4. Berdasarkan Keputusan BPK RI Nomor: 04/K/I-XIII.2/5/2008 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pemeriksaan Keuangan bahwa secara ringkas, metodologi pemeriksaan
sebagai berikut:
a. Langkah perencanaan pemeriksaan, meliputi 10 langkah kegiatan.
b. Langkah pelaksanaan pemeriksaan, meliputi 7 langkah kegiatan.
c. Langkah pelaporan pemeriksaan, meliputi 5 langkah kegiatan.
11
B. Saran
Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, Oleh karena itu kritik dan
saran dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan penulisan makalah di
kemudian hari. Apabila terdapat kesalahan mohon dimaafkan dan memakluminya.
12
DAFTAR PUSTAKA
iii