Makalah Penjas Kel 2

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KONSEP GERAK DAN KETERAMPILAN DASAR

DOSEN PEMBIMBING :
HANGGA MUHAMMED RAZAAK M.Pd

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
1. ARYENDI
2. DILLIZA AFRILLA
3. LANNA YUSPIKA SARI
4. LIDIA NOVA
5. RINDA DESTIA

UNIVERSITAS TERBUKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PGSD
TP. 2022/2023

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini kami susun untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Selanjutnya kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Brio Alfatihah, M.Pd selaku
dosen mata kuliah tersebut. Dan kepada pihak terkait yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Kami sadar bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh
dari kesempurnaan. Untuk itu kami berharap adanya kritik dan saran  demi perbaikan
pembuatan makalah di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa saran yang membangun.
Mudah-mudahan makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan para
pembaca. Sebelumnya penulis memohon maaf  bila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Tujuan................................................................................................. 3
C. Rumusan Masalah.............................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi keterampilan gerak...............................................................
B. Ketentuan dalam belajar keterampilan gerak.....................................
1. Prasyarat......................................................................................
2. Kejelasan Ide Tugas....................................................................
3. Disposisi Atensi dan Motivasi Atas Keterampilan......................
4. Umpan balik................................................................................
C. Klasifikasi Keterampilan Gerak.........................................................
1. Klasifikasi berdasarkan kecermatan gerak..................................
2. Klasifikasi berdasarkan perbedaan titik awal..............................
3. Klasifikasi berdasarkan stabilitas lingkungan.............................
D. Pendekatan dalam mengajarkan keterampilan gerak.........................
1. Pendekatan deduktif....................................................................
2. Pendekatan induktif.....................................................................
E. Keterampilan Dasar dalam Pendidikan Jasmani
1.Aspek penting dalam belajar gerak................................................
2.Tahapan belajar gerak....................................................................
3.Komponen gerak............................................................................
4.Keterampilan dasar permainan bola kecil......................................

PENUTUP
A. Simpulan..........................................................................................
B. Saran.................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya belajar gerak merupakan suatu proses belajar  yang memiliki
tujuan untuk mengembangkan berbagai keterampilan gerak yang optimal secara efisien
dan efektif. Seiring dengan itu, Schmidt (1989: 34) menegaskan bahwa belajar gerak
merupakan suatu rangkaian asosiasi latihan atau pengalaman yang dapat mengubah
kemampuan gerak ke arah kinerja keterampilan gerak tertentu. Sehubungan dengan hal
tersebut,  perubahan keterampilan gerak dalam belajar gerak merupakan
indikasi   terjadinya proses belajar gerak yang dilakukan oleh seseorang.  Dengan
demikian, keterampilan gerak yang diperoleh  bukan hanya dipengaruhi oleh faktor
kematangan gerak melainkan juga   oleh faktor proses belajar gerak.
Di  sisi lain, pengaruh dari belajar gerak tampak pada perbedaan yang nyata dari
tingkat keterampilan gerak seorang anak yang mendapatkan perlakukan pembelajaran
gerak  intensif dengan yang tidak.  Pada kelompok anak yang mendapatkan perlakuan
belajar gerak intensif menunjukkan kurva kenaikan progresif dan permanen.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan keterampilan gerak?
2. Apa saja ketentuan yang selalu dipandu dalam belajar ketrampilan gerak?
3. Apa saja klasifikasi keterampilan gerak?
4. Apa saja pendekatan dalam mengajarkan keterampilan gerak?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan
penulis dan pembaca dalam bidang pembelajaran belajar dan pembelajaran khususnya
yaitu mengenai keterampilan gerak. Adapun rincian yang ingin di capai dalam
pembahasan makalah penulis adalah:
1. Agar dapat memahami pengertian keterampilan gerak.
2. Agar mengetahui ketentuan yang selalu dipandu dalam belajar keterampilan gerak.
3. Agar mengetahui klasifikasi keterampilan gerak.
4. Agar mengetahui pendekatan yang tepat dalam mengajarkan keterampilan gerak.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi keterampilan gerak
Keterampilan gerak adalah kemampuan seseorang untuk melakukan suatu tugas
gerak secara maksimal sesuai dengan kemampuannya. Keterampilan gerak pada setiap
orang berbeda-beda, banyak faktor yang mempengaruhinya antara lain faktor tingkatan
usia, pengalaman gerak.  Sifat dasar dari sebuah keterampilan adalah memaksa seorang
pelajar untuk lebih membuat pertimbangan ketika merencanakan belajar dari pengalaman.
Untuk membantu praktisi memahami sifat dasar dari keterampilan gerak, beberapa sistem
klasifikasi atau taksonomi telah mengembangkan keterampilan gerak dari beberapa unsur-
unsur umum. Mengetahui perbedaan keterampilan dapat membantu praktisi dalam
merencanakan pembelajaran dan mempraktikkan pengalamannya sebagai sebuah titik
awal untuk penilaian penampilan.
Pengertian belajar gerak adalah Belajar suatu proses yang dilibatkan dalam
melakukan gerak dan penyaringan/seleksi suatu ketrampilan motorik tentang apa yang
menjadi penghambat gerak tersebut. Studi yang terkait belajar gerak yakni motor kontrol
yang melibatkan sistem syaraf, fisik dan aspek tingkah laku tentang pergerakan
manusia.  Dari latar belakang tersebut di atas perlu dibuat rancangan pembelajaran siswa
di sekolah agar tujuan pembelajaran dan keterampilan gerak yang ingin dicapai bisa
terlaksana dengan baik. Semua strategi pembelajaran tidak akan sama dan efektif untuk
semua pelajar sehubungan dengan perbedaan individu. Masing-masing orang akan
memiliki kemampuan yang berbeda, ciri yang secara genetik menentukan peningkatan
atau membatasi kemampuan kita untuk menjadi terampil dalam satu tugas tertentu.
B. Ketentuan dalam belajar ketrampilan gerak
1. Prasyarat
Ide awal dalam belajar dan pembelajaran siswa tentang suatu keterampilan
gerak, mereka harus mempunyai prasyarat untuk belajar keterampilan tersebut.
Prasyarat suatu keterampilan sering kali terkait dengan ketrampilan yang telah
dikuasainya, yakni beberapa kemampuan atau keterampilan yang lebih mudah.
Prasyarat itu juga sering mencakup keharusan dimilikinya kemampuan jasmani untuk
melakukannya.
Prasyarat kemampuan jarang ditegaskan guru, dalam proses pembelajarannya
guru tersebut menganalisis suatu keterampilan dan terlibat secara konsisten dalam
upaya untuk menentukan mengapa siswa tidak dapat melakukan suatu keterampilan.
Para siswa mungkin tidak bisa menangkap bola saat di udara. Karena mata mereka
belum matang untuk keterampilan mengikuti jalan bola.
Para siswa yang belum dapat melakukan servis bola voli dan melewati atas net
atau memutar pinggul pada bar dalam senam mungkin mereka belum mempunyai
kekuatan fisik untuk melakukannya, sehingga keadaan tersebut hanya akan
membuahkan frustrasi belaka, karena seseorang tidak memiliki kapabilitas untuk
melakukan keterampilan. Para siswa harus dihindarkan berada dalam situasi dimana
mereka akan gagal atau tidak bisa berhasil.
2. Kejelasan Ide Tugas
Apabila para siswa telah memiliki prasyarat, maka perhatian berikutnya yakni,
apakah mereka telah memahami dengan jelas apa yang mereka sedang coba lakukan?
Kebanyakan masalah belajar keterampilan terjadi karena siswa melakukan gerakan
dengan informasi yang tidak lengkap atau tidak benar. Tubuh dapat melakukan suatu
keterampilan, namun otaknya tidak memberikan arah/petunjuk yang benar. Sering kali
arah/petunjuk (direction) ini disebut program gerak, atau rencana eksekutif bagi suatu
ketrampilan. Program gerak merupakan representasi memori suatu pola gerakan yang
hampir abstrak dan biasanya tidak melibatkan gerakan spesifik yang dioperasikan
khusus oleh serangkaian otot dan anggota badan, namun suatu pola yang dapat
memberikan generalisasi bermacam-macam respons. Sebagai contoh Anda
mempunyai program untuk menulis yang biasanya Anda lakukan dengan tangan dan
pensil misalnya atau namun bila Anda menulis nama Anda di pasir dengan kaki Anda
akan tetap dapat membaca apa yang Anda tulis.
Program gerak adalah suatu ide penting karena sangat menekankan peran
kognitif dalam ketrampilan gerak. Kebanyakan masalah belajar keterampilan gerak
timbul dari masalah dalam program gerak siswa yang telah diberikan atau cara
penafsiran program gerak. Pengajaran yang baik memudahkan akuisisi kecermatan
program gerak.
3. Disposisi Atensi dan Motivasi Atas Keterampilan
Pada saat para siswa belajar keterampilan gerak, mereka harus aktif terlibat
dalam proses belajar. Keterlibatan aktif dalam belajar bisa timbul manakala para siswa
termotivasi untuk belajar. Biasanya motivasi melibatkan suatu disposisi untuk ikut
serta dalam satu perilaku tertentu.
Motivasi adalah aspek penting dalam belajar karena belajar merupakan suatu
proses aktif yang diupayakan agar terjadi belajar, maka seseorang harus aktif terlibat
dalam prosesnya. Unsur kritis dalam belajar yaitu pemrosesan aktif oleh siswa hal
yang dipelajarinya. Biarpun memungkinkan untuk merancang suatu situasi yang
mendorong para siswa agar berproses aktif dalam kegiatannya tanpa ada motivasi
tinggi untuk belajar suatu keterampilan, namun hal yang lebih mudah merancang
situasi yang akan menghasilkan pemrosesan perilaku aktif bila siswa termotivasi
untuk belajar.
Ide tentang pemrosesan aktif terkait langsung dengan aspek kognitif dari
akuisisi keterampilan gerak. Rencana gerak dikembangkan dan diperhalus dengan
pemrosesan aktif siswa terhadap apa yang sedang mereka coba lakukan. Guru yang
sedang mencoba untuk memberikan petunjuk pada siswa tentang hal-hal penting
dalam suatu keterampilan, agar memfokuskan atensi para siswa pada aspek-aspek
kritisnya.
Guru merancang situasi latihan yang akan memberikan fasilitas bagi siswa
untuk menyelesaikan apa yang sedang dilakukannya. Pengulangan latihan gerakan
yang sama pada akhirnya memimpin siswa ke pemrosesan apa yang sedang mereka
lakukan secara lebih singkat, yang mana mengurangi potensi pembelajaran. Motivasi
dan memelihara atensi belajar siswa penting untuk menentukan keberhasilan.
Banyaknya kegagalan yang dialami siswa sering menurunkan motivasi, atensi atas
tugas, dan beberapa potensi belajar lainnya. Latihan setelah Anda mempelajari fakta
kognitif, misalnya ibukota suatu negara. mungkin saja bila Anda mengharapkan fakta
itu 10 kali terus menerus setiap hari, maka Anda akan bisa mengungkapkan lagi
informasi itu dengan taraf akurasi 100%. Setelah Anda belajar bagaimana melakukan
suatu tembakan bebas dalam bola basket dan Anda melakukan 10 tembakan selama 10
hari secara acak (tak beraturan), maka kemungkinannya Anda tidak akan bisa
melakukan lagi keterampilan itu dengan taraf akurasi 100%. Akibat keterampilan
gerak yang dipelajari sebagai program gerak lebih umum dan tidak khusus untuk
sekelompok otot, maka Anda dapat lebih mudah menyesuaikan gerakan Anda dengan
situasi yang berlainan, sama baiknya melakukan ketrampilan dengan bermacam-
macam kelompok otot. Namun, karena program gerak tidak dipelajari dengan
instruksi khusus bagi otot-otot tertentu, maka penampilan gerak manusia sangat tak
konsisten dan berubah-ubah.
Latihan keterampilan gerak sangat penting untuk pengembangan dan
penghalusan program gerak dan mengurangi variabilitasnya. Latihan itu harus
dirancang agar memudahkan pemrosesan informasi dan memindahkan para siswa ke
tahap otomatis belajar keterampilan gerak.
4. Umpan balik
Kebanyakan para teoretikus belajar sering menekankan peran penting umpan
balik dalam belajar. Umpan balik adalah suatu informasi yang diterima siswa atas
penampilannya. Umpan balik berfungsi untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan
hasil dan pengetahuan penampilan.
Pengetahuan hasil biasanya terkait dengan informasi tentang hasil gerakan,
misalnya apakah bola masuk ke basket. Pengetahuan penampilan biasanya berupa
informasi yang siswa terima atas pelaksanaan suatu gerakan, bagaimana
perasaan/pikiran siswa atas suatu gerakan atau karakteristik bentuk suatu gerakan.
Siswa dapat memperoleh informasi tentang penampilannya secara internal dari
informasi sensoris, seperti auditori, visual, atau kinestetik, atau melalui informasi
eksternal yang siswa terima dari orang lain. Siswa bisa merasakan gerakan, melihat
hasilnya atau mendengar dari sumber luar, seperti dari guru atau pengamat.
C. Klasifikasi Ketrampilan Gerak
Keterampilan gerak adalah kemampuan untuk melakukan gerak secara efektif dan
efisien. Keterampilan gerak merupakan perwujudan dari kualitas koordinasi dan kontrol
tubuh dalam melakukan gerakan. Keterampilan gerak diperoleh melalui proses belajar
yaitu dengan cara memahami gerakan dan melakukan gerak berulang-ulang dengan
kesadaran pikiran kebenaran tindaknya gerak yang dilakukan. Pengklasifikasian gerak bisa
dibuat berdasarkan beberapa sudut pandang yaitu sebagai berikut :
1. Klasifikasi berdasarkan kecermatan gerak
Keterampilan gerak bisa dikaji berdasarkan kecermatan pelaksanaan gerak,
kecermatan pelaksanaan gerak bisa ditentukan antara lain oleh jenis otot-otot besar
dan ada yang melibatkan otot-otot halus. Berdasarkan kecermatan gerakan atau jenis
otot-otot yang terlibat keterampilan gerak bisa dikategorikan menjadi dua yaitu:
a. Keterampilan gerak agal (Gross motor kill) Ketrampilan gerak agal adalah
gerakan yang di dalam pelaksananya melibatkan otot besar sebagai basis utama
gerakan.
b. Keterampilan gerak halus (Fine motor skill) Keterampilan gerak halus adalah
gerakan yang pelaksananya melibatkan otot-otot halus sebagai basis utama
gerakan sebagai contoh menggambar, mewarnai dan menulis tegak bersambung.

2. Klasifikasi berdasarkan perbedaan titik awal


Apabila diperlukan, gerak keterampilan ada yang dengan mudah bisa diketahui
bagian awal dan akhir dari gerakannya, tetapi ada juga yang sukar untuk diketahui.
Dengan karakteristik seperti itu, keterampilan gerak bisa dibagi menjadi tiga kategori
yaitu :
a. Keterampilan gerak diskrit (discrite motor skil) Keterampilan gerak diskrit yaitu
ketrampilan gerak dimana dalam pelaksananya bisa dibedakan secara jelas titik
awal dan titik akhir gerakan.
b. Keterampilan gerak serial (Serial motor skill) Keterampilan gerak diskret yang
dilakukan beberapa kali secara berkelanjutan.
c. Keterampilan gerak kontinu (Continuous motor skill) Ketrampilan gerak yang
tidak dengan mudah ditandai titik awal dan titik akhir dari gerakannya, biasanya
dipengaruhi oleh si pelaku dan stimulus eksternal, dibanding dengan pengaruh
bentuk gerakannya sendiri.
3. Klasifikasi berdasarkan stabilitas lingkungan
Di dalam melakukan suatu gerakan ketrampilan ada kalanya pelaku
menghadapi kondisi lingkungan yang tidak berubah dan ada kalanya berubah-ubah.
Berdasarkan keadaan kondisi lingkungan seperti itu, gerakan ketrampilan bisa
dikategorikan menjadi dua yaitu :
a. Keterampilan gerak tertutup (Closed skill) Keterampilan dimana pelaksananya
terjadi pada kondisi lingkungan yang tidak berubah-ubah dan stimulus
gerakannya timbul dari dalam diri si pelaku sendiri, tidak adanya faktor luar yang
turut mengarahkan gerakan.
b. Keterampilan gerak terbuka (Open skill) Keterampilan gerak dimana dalam
pelaksananya terjadi pada kondisi lingkungan yang berubah-ubah dan pelaku
bergerak menyesuaikan dengan stimulus yang timbul dari lingkungannya,
perubahan kondisi lingkungannya bisa bersifat temporal dan bersifat spesial.
D.  Pendekatan dalam mengajarkan keterampilan gerak
Pendekatan yang sering digunakan dalam pengajaran keterampilan gerak adalah
pendekatan deduktif dan pendekatan induktif.
1. Pendekatan deduktif
Pendekatan deduktif, maksudnya adalah pendekatan dimana pengajaran selalu
dimulai dari penjelasan dan peragaan mengenai teknik dasar baku yang akan
dipelajari, lalu disusul dengan peniruan gerak dari siswa. Setelah proses peniruan
gerakan, maka tahap berikutnya adalah pelaksanaan drill, pengulangan gerak,
sampai kemudian terjadi gerakan yang otomatis. Pendekatan deduktif ini lebih
terpaku pada guru, dan dalam proses belajar-mengajarnya lebih berpusat pada guru.
Sebagai contoh dalam menerapkan pendekatan deduktif adalah apabila akan
mengajarkan renang gaya bebas, maka gerakannya tidak dipenggal-penggal, tetapi
merupakan satu kesatuan gerakan yaitu gaya bebas. Sedangkan pendekatan induktif
merupakan kebalikan dari pendekatan deduktif.
2. Pendekatan induktif
Pendekatan induktif selalu dimulai dari gerakan yang lebih khusus dan secara
bertahap menuju ke teknik yang sebenarnya. Yang diperkenalkan bukan teknik
gerakan yang sebenarnya, tetapi merupakan aneka gerak yang kemudian secara
lambat-laun akan menjadi landasan bagi teknik yang sebenarnya. Sebagai contoh
dalam menerapkan pendekatan induktif adalah apabila akan mengajarkan renang
gaya bebas, maka gerakannya dipenggal-penggal, yaitu bagaimana gerakan kakinya,
lalu tangannya, dan bagaimana cara pengambilan nafasnya. Apabila gerakan tersebut
sudah dikuasai dengan benar, barulah siswa melakukan gerakan gaya bebas yang
sebenarnya.
E. Keterampilan dasar dalam pendidikan jasmani

1.Aspek penting dalam gerak


a. Belajar dipengaruhi latihan atau pengalaman
Perkembangan kemampuan memang dapat terjadi tanpa berlatih kemampuan
tersebut berkembang misalnya karena pengaruh kematangan dan pertumbuhan.
Perubahan kemampuan ini tentu akan meningkatkan keterampilan namun hanya sampai
pada batas minimal contoh sederhana yaitu keterampilan berlari.

b. Belajar tidak langsung dapat di amati


Ketika latihan berlangsung terjadi banyak perubahan dalam sistem saraf pusat
perubahan tersebut terjadi karena pengayaman berbagai kemampuan dan pengalaman
gerak dalam sistem memori otak.

c. Perubahan yang terjadi relatif menetap


Perubahan yang terjadi dalam penampilan dapat dianggap sebagai hasil belajar
jika perubahan tersebut bersifat menetap ini perlu ditekankan karena jika hanya
berpedoman pada perubahan yang terjadi dalam penampilan bisa menyesatkan.

2.Tahapan belajar gerak

a. cognitive stage merupakan tahap di mana anak didik sedang mendapatkan


informasi tentang bentuk keterampilan gerak yang harus dilakukan.
b. Associative stage merupakan tahap di mana seseorang sedang merealisasikan
pola gerak yang telah terbentuk dalam sistem memorinya.
c. Autonomous stage merupakan tahap akhir dari rangkaian proses belajar gerak.

3.Komponen gerak

a.Gerak lokomotor merupakan aktivitas jasmani di mana keadaan tubuh berpindah


dari posisinya ke arah mendatar (horizontal) atau ke atas (vertikal) dari satu titik ke titik
lainnya dalam sebuah ruang.

b.Gerak manipulatif merupakan aktivitas jasmani yang melibatkan upaya pengerahan


pada suatu objek, dan upaya menerima daya dari objek.
c.Gerak stabilitas (nonlokomotor) merupakan aktivitas jasmani yang berupaya untuk
menahan keseimbangan titik berat badan tetap jatuh pada bidang tumpu.
4.Keterampilan dasar permainan bola kecil

a. Keterampilan melempar bola


cara melempar bola ada tiga macam yaitu lemparan bawah, lemparan samping,
lemparan atas, sedangkan hasil lemparan bola diantaranya menghasilkan bola
yang menggelundung,mendatar dan melambung.
b. Keterampilan menangkap bola
sifat badan dan posisi tangan pada saat akan menangkap bola sangat
tergantung dari datangnya bola itu. apakah bola melambung, bola
mendatar,bola merendah, atau bola yang menggelundung atau menyusuri
tanah.
c. Cara memukul bola
Cara memukul bola dengan menggunakan kayu pemukul dalam permainan
bola kecil ada beberapa cara disesuaikan dengan karakteristik kayu
pemukulnya kayu pemukul bola bakar, kasti, dan kipers, berukuran lebih
pendek bila dibandingkan dengan kayu pemukul untuk rounders. cara
memegang kayu pemukul bola bakar cukup dengan menggunakan satu tangan
sedangkan memegang kayu pemukul rounders dengan dua tangan.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Keterampilan gerak adalah kemampuan untuk melakukan gerak secara efektif dan
efisien. Keterampilan gerak merupakan perwujudan dari kualitas koordinasi dan kontrol
tubuh dalam melakukan gerakan. Keterampilan gerak diperoleh melalui proses belajar
yaitu dengan cara memahami gerakan dan melakukan gerak berulang-ulang dengan
kesadaran pikiran kebenaran tindaknya gerak yang dilakukan.
Ketentuan yang selalu dipandu dalam belajar ketrampilan gerak, yakni: Prasyarat,
kejelasan ide tugas, atensi dan motivasi dan umpan balik. Prasyarat sering mencakup
keharusan memiliki dalam kemampuan jasmani untuk melakukannya. Dimana anak-anak
muda mungkin kemampuan atau hal- hal yang bersifat kematangannya seperti kekuatan
atau kelenturan tubuhnya.
Pengajaran yang baik memudahkan akuisisi kecermatan program gerak.
Sedangkan unsur kritis dalam belajar yaitu pemrosesan aktif oleh siswa tentang hal yang
yang sedang dipelajari.. Pengulangan latihan gerakan yang sama pada akhirnya
memimpin siswa ke pemrosesan apa yang sedang mereka lakukan secara lebih singkat.
B. Saran
Untuk menjaga keharmonisan dalam pembelajaran keterampilan gerak, guru
harus memahami ketentuan dan klasifikasi keterampilan gerak sehingga mengetahui
pendekatan apa yang cocok untuk di gunakan.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Rahman Abror. (1998). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Fajri, Noer. (2015). Tahap Belajar Ketrampilan Gerak. Di akses online (2018): 

http://sportandfashion13.blogspot.co.id/2015/02/makalah-tahap-belajar-gerak.html

Izzaty, Rita Eka. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press.

Jansma, Paul. (1981). Special Physical Education. Ohaio: Charles E. Merrill Publising Co.

Juliantine, Titie. (2009). Strategi Belajar Mengajar Penjasorkes. Bandung: UPI.

Oxendine, Joseph. B. (1984). Pshychology of Motor Learning. Englewood New Jersey:


Prentice Hall.

Roji. (2007). Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai