Buku Pedoman HMI Baru Lengkap 2022
Buku Pedoman HMI Baru Lengkap 2022
Buku Pedoman HMI Baru Lengkap 2022
KOMISARIAT GRESIK
2022
DAFTAR ISI
Tafsir Independensi
a. Pendahuluan
b. Status dan Fungsi HMI
c. Sifat Independen HMI
d. Peranan Independensi HMI Di Masa Mendatang
ANGGARAN DASAR
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
MUKADDIMAH
Sebagai bagian dari umat Islam dunia, maka umat Islam Indonesia memiliki
kewajiban berperan aktif dalam menciptakan Ukhuwah Islamiyah sesama
umat Islam sedunia menuju masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah
Subhanahu wata’ala.
Mahasiswa Islam sebagai generasi muda yang sadar akan hak dan
kewajibannya serta peran dan tanggung jawab kepada umat manusia,
umat muslim dan Bangsa Indonesia bertekad memberikan dharma
bhaktinya untuk mewujudkan nilai-nilai keislaman demi terwujudnya
masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah Subhanahu wata‘ala.
Meyakini bahwa tujuan itu dapat dicapai dengan taufiq dan hidayah Allah
Subhanahu wata‘ala serta usaha-usaha yang teratur, terencana dan penuh
kebijaksanaan, dengan nama Allah kami Mahasiswa Islam menghimpun diri
dalam satu organisasi yang digerakkan dengan pedoman berbentuk
anggaran dasar sebagai berikut:
Pasal 1
Nama
Pasal 2
Waktu dan Tempat Kedudukan
BAB II
Pasal 3
Asas
BAB III
TUJUAN, SIFAT DAN STATUS
Pasal 4
Tujuan
Pasal 5
Sifat
BAB IV
USAHA,PERAN,DAN FUNGSI
Pasal 7
Usaha
Pasal 8
Peran
HMI berperan sebagai organisasi perjuangan
Pasal 9
Fungsi
Pasal 10
3. Status keanggotaan, Hak dan Kewajiban anggota HMi diatur lebih lanjut
dalam anggaran Rumah Tangga HMi.
BAB VI
KEDAULATAN
Pasal 11
BAB VII
STRUKTUR ORGANISASI
Pasal 12
Kekuasaan
Pasal 13
Kepemimpinan
Pasal 14
Majelis Pengawas dan Konsultasi
Pasal 15
Badan-Badan Khusus
dan Lembaga
pengembangan
profesi
BAB VIII
KEUANGAN DAN HARTA BENDA
Pasal 16
Keuangan dan Harta Benda
Pasal 17
BAB X
PENJABARAN ANGGARAN DASAR DAN PENGESAHAN
Pasal 18
Penjabaran Anggaran Dasar HMI
Pasal 19
Aturan Tambahan
BAB I
KEANGGOTAAN
BAGIAN I
ANGGOTA
Pasal 1
Anggota
BAGIAN II
SYARAT-SYARAT KEANGGOTAAN
Pasal 2
BAGIAN III
MASA KEANGGOTAAN
Pasal 3
Masa Keanggotaan
BAGIAN IV
HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 5
Hak Anggota
Pasal 6
Kewajiban Anggota
BAGIAN V
MUTASI ANGGOTA
Pasal 7
BAGIAN VI
RANGKAP ANGGOTA DAN RANGKAP JABATAN
Pasal 8
BAGIAN VII
SANKSI ANGGOTA
Pasal 9
Sanksi Anggota
A. STRUKTUR KEKUASAAN
BAGIAN I
KONGRES
Pasal 10
Status
Pasal 11
Kekuasaan / Wewenang
Pasal 12
Tata Tertib
BAGIAN II
KONFERENSI CABANG/MUSYAWARAH ANGGOTA CABANG
Pasal 13
Status
Pasal 14
Kekuasaan dan Wewenang
Pasal 15
Tata Tertib Konferensi Cabang/Musyawarah Anggota Cabang
BAGIAN III
RAPAT ANGGOTA KOMISARIAT
Pasal 16
Status
Pasal 17
Kekuasaan/Wewenang
Pasal 18
Tata Tertib Rapat Anggota Komisariat
B. STRUKTUR PIMPINAN
BAGIAN IV
PENGURUS BESAR
Pasal 20
Personalia Pengurus Besar
Pasal 21
Tugas dan Wewenang
BAGIAN V
BADAN KOORDINASI
Pasal 22
Status
Pasal 23
Personalia Pengurus Badko
Pasal 24
Pasal 25
Musyawarah Daerah
Pasal 26
BAGIAN VI
CABANG
Pasal 27
Status
Pasal 28
Personalia Pengurus Cabang
Pasal 29
Tugas dan Wewenang
Pasal 30
Pendirian dan Pemekaran Cabang
1. Memiliki anggota biasa kurang dari 300 (tiga ratus) orang (dalam NKRI).
2. Memiliki kurang dari tiga komisariat penuh
3. Tidak memiliki BPL, Kohati dan 1 (satu) lembaga pengembangan profesi.
4. Dalam satu periode kepengurusan tidak melaksanakan Konferensi
Cabang selambat-lambatnya selama 18 (delapan belas) bulan.
5. Tidak melaksanakan Latihan Kader II sebanyak 2 (dua) kali dalam 2
(dua) periode kepengurusan berturut-turut atau tidak melaksanakan 4
(empat) kali Latihan Kader I dalam 2 (dua) periode kepengurusan
berturut-turut.
6. Apabila Cabang Persiapan dan Cabang Penuh yang diturunkan menjadi
Cabang Persiapan dalam waktu 2 (dua) tahun tidak dapat meningkatkan
statusnya menjadi Cabang Penuh maka Cabang tersebut dinyatakan
bubar melalui Keputusan Pengurus Besar.
BAGIAN VII
KOORDINATOR KOMISARIAT
Pasal 32
Status
Pasal 33
Pasal 34
Pasal 35
Musyawarah Komisariat
BAGIAN VII
KOMISARIAT
Status
Pasal 37
Pasal 38
Pasal 49
Pasal 40
BAGIAN IX
MAJELIS PENGAWAS DAN KONSULTASI
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (MPK HMI)
Pasal 41
Pasal 42
Pasal 43
1. Struktur MPK HMI terdiri dari 1 (satu) orang Koordinator dan komisi-
komisi.
2. Koordinator, dan ketua komisi dipilih dari dan oleh anggota MPK HMI
dalam rapatMPK HMI.
3. Komisi-komisi ditetapkan berdasarkan pembagian bidang Pengurus
Besar dan di pimpin oleh seorang ketua komisi yang di pilih dari dan oleh
anggota komisi tersebut.
4. Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, MPK HMI difasilitasi oleh
Pengurus Besar HMI.
5. MPK HMI bersidang sedikitnya 4 (empat) kali dalam 1 (satu) periode.
6. Sidang MPK HMI dianggap sah bila dihadiri oleh minimal 2/3 anggota
MPK HMI dan dipimpin oleh Koordinator MPK HMI.
7. Putusan MPK HMI diambil secara musyarah mufakat dan bila tidak dapat
dipenuhi dapat diambil melalui suara terbanyak (50%+1).
C. BADAN–BADAN KHUSUS
BAGIAN X
Pasal 44
Status, Sifat dan Fungsi Badan Khusus
Pasal 45
Jenis Badan Khusus
Pasal 46
Korps HMI-Wati
1. Korps HMI-Wati yang disingkat Kohati adalah badan khusus HMI yang
berfungsi sebagai wadah meningkatkan kualitas dan peranan HMI-Wati
dalam mewujudkan tujuan HMI pada umumnya dan bidang
pemberdayaan perempuan pada khususnya.
2. Kohati merupakan ex-officio HMI setingkat, diinternal HMI berfungsi
sebagai Bidang Pemberdayaan Perempuan dan dieksternal HMI berfungsi
sebagai organisasi keperempuanan.
Pasal 47
Lembaga Pengembangan Profesi
Pasal 48
Badan Pengelola Latihan
Pasal 49
Badan Penelitian dan Pengembangan
BAGIAN XI
ALUMNI HMI
Pasal 50
Alumni
BAGIAN XII
Pasal 51
Pengelolaan Keuangan dan Harta Benda
1. Prinsip halal maksudnya adalah setiap satuan dana yang diperoleh tidak
berasal dan tidak diperoleh dengan cara-cara yang bertentangan dengan
nilai-nilai islam.
2. Prinsip transparansi maksudnya adalah adanya keterbukaan tentang
sumber dan besar dana yang diperoleh serta kemana dan besar dana
yang sudah dialokasikan.
3. Prinsip bertanggungjawab maksudnya adalah setiap satuan dana yang
diperoleh dapat dipertanggungjawabkan sumber dan keluarannya secara
tertulis dan bila perlu melalui bukti nyata.
4. Prinsip efektif maksudnya adalah setiap satuan dana yang digunakan
berguna dalam rangka usaha organisasi mewujudkan tujuan HMI.
5. Prinsip efisien maksudnya adalah setiap satuan dana yang digunakan
tidak melebihi kebutuhannya.
6. Prinsip berkesinambungan maksudnya adalah setiap upaya untuk
memperoleh dan menggunakan dana tidak merusak sumber pendanaan
untuk jangka panjang dan tidak membebani generasi yang akan datang.
7. Uang pangkal dan iuran anggota bersifat wajib yang besaran serta
metode pemungutannya ditetapkan oleh Pengurus Cabang.
8. Uang pangkal dialokasikan sepenuhnya untuk Komisariat.
9. Iuran anggota dialokasikan dengan proporsi 60 persen untuk Komisariat,
40 persen untuk Cabang.
BAB XIII
Pasal 52
BAB XIV
Pasal 53
BAB XV
ATURAN TAMBAHAN
Pasal 54
Pasal 55
BAB XVII
ATURAN PERALIHAN
Pasal 56
I. PENGERTIAN
Konstitusi adalah bentuk peraturan perundangan yang tertinggi yang
menjadi dasar dan sumber semua peraturan perundangan yang di bawahnya
dalam suatu organisasi/negara.
- Hukum pokok
AD/ART = Organisasi
Syarat yang harus dimiliki agar konstitusi menjadi penentu arah, tindakan
dan piagam (sebagai dasar pijakan):
1. Bentuknya
Sebagai naskah tertulis yang merupakan perundangan tertinggi yang
berlaku dalam suatu organisasi/negara.
2. Isinya
Merupakan peraturan yang bersifat fundamental; artinya tidak semua
masalah yang penting harus dibuat, melainkan hal-hal yang bersifat
pokok, dasar atau azas-azasnya saja.
3. Sifatnya
- Universal
- Fleksibel
- Luwes
1. Monotheisme
Konsep Tauhid terdapat dalam Mukaddimah, pasal 22, 23, 42 dan akhir
pasal 47
2. Persatuan dan kesatuan
Terdapat dalam pasal 1, 15, 17, 25, dan 37
3. Persamaan dan keadilan
Terdapat pada pasal 13, 15, 16, 22, 24, 37, dan 40
Alinea 1:
Alinea 2:
Azas keseimbangan (Al-Qashash: 77)
Duniawi – Ukhrawi, Individu – Sosial, Iman – Ilmu – Amal
Alinea 3:
Alinea 4:
1. Anggota Muda
Anggota muda adalah mahasiswa Islam yang menuntut ilmu di perguruan
tinggi atau yang sederajat dan telah mengikuti MAPERCA (Masa
Perkenalan Calon Anggota)
2. Anggota Biasa
Anggota biasa adalah anggota muda yang telah memenuhi syarat dan
atau anggota muda yang telah mengikuti Latihan Kader I (LK I)
1. Kongres
2. Konferensi/Musyawarah Cabang
3. Rapat Anggota Komisariat
1. Tujuan Perkaderan
Terciptanya kader Muslim-Intelektual-Profesional yang berakhlakul
karimah serta mampu mengemban amanah Allah sebagai khalifah fil ardh
dalam upaya mencapai tujuan organisasi.
2. Aspek Perkaderan
- Pembentukan integritas watak dan kepribadian
- Pengembangan kualitas intelektual
- Pengembangan kemampuan professional
3. Landasan Perkaderan ¾
Landasan teologis ¾
Landasan ideologis ¾
Pengertian
Sejarah adalah suatu kebetulan terjadi di masa yang telah lalu dan benar-
benar terjadi, dan kebetulan pula dicatat, biasanya kebenaran sejarah
didukung bukti-bukti yang membenarkan peristiwa itu benar-benar terjadi.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, ilmu sejarah adalah suatu
pengetahuan atau uraian mengenai peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian
yang benar-benar terjadi di masa lampau. Dari pengertian atau definisi di
atas maka dapatlah dibedakan antara sejarah dan ilmu sejarah, sejarah
adalah kejadian atau peristiwanya, sedangkan ilmu sejarah adalah ilmu yang
mempelajari kejadian atau peristiwa tersebut.
- Fase Makkah
Muhammad SAW lahir di Makkah pada masa keadaan masyarakat
yang buruk sekali. Muhammad lahir pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun
Gajah, bertepatan dengan tanggal 20 April 571 M. Muhammad putra
tunggal dari pasangan Abdullah dan Aminah. Sejak kecil Muhammad
memiliki sifat yang terpuji sehingga kemudian ia dijuluki “al-amin” atau
orang yang dapat dipercaya. Pada usia yang ke-25 Muhammad menikah
dengan seorang janda kaya yang bernama Khadijah. Dalam masa
pernikahannya ini Muhammad SAW sering melakukan
perenungan/kontemplasi di luar kota Makkah, tepatnya di sebuah gua
yang bernama Hira, beliau selalu memikirkan keadaan masyarakatnya
yang demikian rusak. Pada saat Muhammad mendekati usia 40 tahun,
beliau makin sering stress memikirkan bangsanya, sehingga pelariannya
dengan menyepi di gua Hira semakin sering kuantitasnya. Suatu malam
di bulan Ramadhan tepatnya tanggal 17 Ramadhan yang bertepatan
dengan tanggal 6 Agustus 610, datanglah suatu penampakan yang
ternyata adalah malaikat Jibril yang menyampaikan wahyu pertama (Al-
Alaq : 1–5), dan ini pertanda bahwa Muhammad SAW telah dilantik
menjadi rasul dan nabi walaupun tanpa berita acara.
Pasca wahyu di gua Hira, Muhammad SAW mendapat wahyu-
wahyu berikutnya yang memerintahkan kepada Muhammad SAW untuk
menyampaikan dakwah. Isi dakwahnya adalah ajakan untuk melakukan
perubahan-perubahan yang revolusioner, perubahan yang dibawa antara
lain perubahan akhlak, karena Islam mengajarkan akhlak yang baik.
Perubahan lain adalah nilai persamaan, yang dimaksud adalah
kesetaraan antar umat manusia, tidak ada perbedaan antara laki-laki
dan perempuan, antar ras, bangsa, dan lain sebagainya, di mata Allah
yang berbeda adalah ketaqwaan. Selain itu, ilmu pengetahuan menjadi
sesuatu yang penting untuk dilakukan, serta membangun solidaritas
persaudaraan yang berimplikasi pada penguatan nasionalisme atau
keutuhan dalam berbangsa dan beragama. Pada fase Makkah ajaran
yang disampaikan Muhammad s.a.w berkaitan atau berhubungan pada
nilai ketauhidan atau iman, karena pada saat itu ajaran Islam baru tegak
kembali, sehingga yang harus dibangun pertama-tama adalah fondasi
aqidah atau iman yang dijadikan landasan fundamental. Tiap tahun kota
Makkah selalu didatangi oleh kabilah-kabilah dari seluruh Arab yang
datang untuk melakukan shoping atau ibadah haji. Muhammad s.a.w
- Fase Madinah
Fase Madinah dimulai sejak hijrahnya Muhammad s.a.w dari
Makkah ke Madinah, karena Madinah dianggap baik untuk pembenihan
Islam. Kaum muslimin yang berada di Madinah terbagi menjadi dua
kelompok, yaitu Anshar (kaum muslimin tuan rumah) dan Muhajirin
(kaum muslimin pendatang dari Makkah), maka langkah pertama yang
dilakukan adalah mempertalikan hubungan kekeluargaan atau hubungan
persaudaraan antara kaum Anshar dan Muhajirin, karena hanya dengan
persatuanlah, maka umat Islam akan kuat. Selanjutnya dilakukan lobi-lobi
politik atau perjanjian dengan kelompok di luar Islam yang ada di
Madinah, karena pada saat itu telah ada kelompok lain yang tinggal di
sana, antara lain Yahudi. Di Madinah lah Muhammad s.a.w. melakukan
pembinaan masyarakat Islam. Pembinaan masyarakat ini tidak hanya di
bidang aqidah, tetapi juga menyangkut masalah politik, ekonomi, dan
sosial budaya. Di Madinah perkembangan ajaran Islam maju dengan
pesat, pada fase ini ajaran lebih ditekankan pada hukum kemasyarakatan
atau lebih kepada muamallah. Dengan semakin besarnya kamum
muslimin, dianggap merupakan ancaman bagi kelompok lain, maka
semakin benci pula orang-orang Quraisy kepada Muhammad s.a.w. dan
para pendukungnya. Konstelasi kebencian makin meningkat sehingga
mengakibatkan timbulnya peperangan antara lain Badr, Uhud, Ahzab,
Khandaq, dan beberapa perang lainnya. Pada prinsipnya bagi kaum
muslimin peperangan ini adalah upaya defensif dan dalam rangka
menegakkan kalimah tauhid. Muhammad s.a.w. meninggal dunia dan
dimakamkan di Madinah di usia 63 tahun, pada tanggal 12 Rabiul Awal
11 H, bertepatan dengan tanggal 8 Juni 632.
Dari tujuan tersebut jelaslah bahwa HMI ingin agar kehidupan sosial
budaya yang ada menjadi perekat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia
guna mempertahankan kemerdekaan yang baru diraih. Untuk menegakkan
dan mengembangkan ajaran Islam pun harus dipelajari kondisi sosial budaya
I. PENDAHULUAN
Tujuan yang jelas diperlukan untuk suatu organisasi, hingga setiap usaha
yang dilakukan oleh organisasi tersebut dapat dilaksanakan dengan teratur.
Bahwa tujuan suatu organisasi dipengaruhi oleh suatu motivasi dasar
pembentukan, status dan fungsinga dalam totalitas dimana ia berada. Dalam
totalitas kehidupan bangsa Indonesia, maka HMI adalah organisasi yang
menjadikan Islam sebagai sumber nilai. Motivasi dan inspirasi bahwa HMI
berstatus sebagai organisasi mahasiswa, berfungsi sebagai organisasi kader
dan yang berperan sebagai organisasi perjuangan serta bersifat independen.
Pemantapan fungsi kekaderan HMI ditambah dengan kenyataan bahwa
bangsa Indonesia sangat kekurangan tenaga intelektual yang memiliki
keseimbangan hidup yang terpadu antara pemenuhan tugas duniawi dan
ukhrowi, iman dan ilmu, individu dan masyarakat, sehingga peranan kaum
intelektual yang semakin besar dimasa mendatang merupakan kebutuhan
yang paling mendasar.
Atas faktor tersebut, maka HMI menetapkan tujuannya sebagaimana
dirumuskan dalam pasal 4. AD HMI yaitu :
Pada pokoknya insan cita HMI merupakan “man of future” insan pelopor
yaitu insan yang berfikiran luas dan berpandangan jauh, bersikap terbuka,
terampil atau ahli dalam bidangnya, dia sadar apa yang menjadi cita-citanya
dan tahu bagaimana mencari ilmu perjuangan untuk secara kooperatif bekerja
sesuai dengan yang dicita-citakan. Tipe ideal dari hasil perkaderan HMI
adalah “man of inovator” (duta-duta pembaharu). Penyuara “idea of
progress” insan yang berkeperibadian imbang dan padu, kritis, dinamis, adil
dan jujur tidak takabur dan ber-taqwa kepada Allah Allah SWT. Mereka itu
manusia-manusia uang beriman berilmu dan mampu beramal saleh dalam
kualitas yang maksimal (insan kamil)
TAFSIR INDEPENDENSI
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
A. PEDAHULUAN
Menurut fitrah kejadiannya, maka manusia diciptakan bebas dan merdeka.
Karenanya kemerdekaan pribadi adalah hak yang pertama. Tidak ada
sesuatu yang lebih berharga dari pada kemerdekaan itu. Sifat dan suasana
bebas dan kemerdekaan seperti diatas, adalah mutlak diperlukan terutama
pada fase/saat manusia berada dalam pembentukan dan pengembangan.
Masa/fase pembentukan dari pengembangan bagi manusia terutama dalam
masa remaja atau generasi muda.
Mahasiswa dan kualitas-kualitas yang dimilikinya menduduki kelompok elit
dalam generasinya. Sifat kepeloporan, keberanian dan kritis adalah ciri dari
kelompok elit dalam generasi muda, yaitu kelompok mahasiswa itu sendiri.
Sifat kepeloporan, keberanian dan kritis yang didasarkan pada obyektif yang
harus diperankan mahasiswa bisa dilaksanakan dengan baik apabila mereka
dalam suasana bebas merdeka dan demokratis obyektif dan rasional. Sikap
ini adalah yang progresif (maju) sebagai ciri dari pada seorang intelektual.
Sikap atas kejujuran keadilan dan obyektifitas.
Atas dasar keyakinan itu, maka HMI sebagai organisasi mahasiswa harus
pula bersifat independen. Penegasan ini dirumuskan dalam pasal 6 Anggaran
Dasar HMI yang mengemukakan secara tersurat bahwa "HMI adalah
organisasi yang bersifat independen"sifat dan watak independen bagi HMI
adalah merupakan hak azasi yang pertama.
Untuk lebih memahami esensi independen HMI, maka harus juga ditinjau
secara psikologis keberadaan pemuda mahasiswa Islam yang tergabung
dalam Himpunan Mahasiswa Islam yakni dengan memahami status dan
fungsi dari HMI.
1. Keadaan negara
Bangsa Indonesia sekitar 1966-1968 tengah mengalami perbaikan dari
segi infrastruktur maupun suprastruktur, karena bangsa Indonesia baru
dilanda badai pengkhianatan PKI.
2. Keadaan umat Islam
Nurcholis Madjid dalam buku “HMI Menjawab Tantangan Zaman”
mengungkapkan bahwa muslim Indonesia adalah termasuk yang paling
sedikit ter-Arab-kan. Di Indonesia pemahaman Islam masih dangkal,
sehingga masih ada persoalan bagaimana menghayati nilai-nilai Islam itu
sendiri.
3. Antek-antek PKI mempunyai pedoman yang baik
Untuk memberikan pemahaman tentang kekomunisan, para kader PKI di
masa jayanya (1960-an) mempunyai buku saku yang bisa dibaca di
manapun dan kapanpun. Melihat keadaan ini timbul keinginan Cak Nur
untuk menyusun dasar-dasar nilai Islam melalui kerangka sistematis yang
kemudian beliau beri nama NDI (Nilai Dasar Islam) dengan tujuan NDI ini
mampu berfungsi sebagai pemahaman global tentang ajaran Islam.
4. Literatur yang tersedia belum memuaskan
Pada waktu itu para kader HMI masih jarang sekali menuangkan ide
keislaman mereka dalam bentuk tulisan, salah satu penyebabnya adalah
kesibukan melawan PKI secara fisik.
Ahmad Wahib dalam buku harian yang kemudian diterbitkan menjadi buku
oleh Djohan Effendi dengan tajuk “Pergolakan Pemikiran Islam” yang
dianggap kontroversial, menuliskan bahwa perumusan NDI tersebut
dipengaruhi oleh perjalanan Nurcholis Madjid ke universitas-universitas di
Amerika atas undangan pemerintah Amerika pada tahun 1968. Hal ini
dibantah oleh Cak Nur dalam buku “HMI Menjawab Tantangan Zaman”,
bahwa sebenarnya perjalanan ke Amerika tidak berpengaruh banyak
Saya ingin bercerita sedikit. Mungkin ada gunanya walaupun cerita ringan
saja. Yaitu bagaimana NDP itu lahir.
Ahmad Wahib dalam bukunya Pergolakan Pemikiran Islam yang sangat
kontroversial itu menulis bahwa saya dalam tahun 1968 diundang untuk
mengunjungi universitas-universitas di Amerika yang waktu itu merupakan
pusat-pusat kegiatan mahasiswa. Dan kepergian saya ke Amerika itu
mengubah banyak sekali pendirian saya, begitu kata Wahib dalam bukunya
itu, maaf saja, tidak benar. Jadi di sini Ahmad Wahib salah. Memang
perlawatan yang dimulai dari Amerika itu banyak sekalii mempengaruhi saya,
tetapi bukan pengalaman di Amerika yang mempengaruhi saya, melainkan
justru di Timur Tengah.
Begini ceritanya. Waktu itu terus terang saja sebetulnya pemerintah
Amerika sudah lama melihat potensi HMI disini (tentu saja pemerintah
Amerika seperti yang diwakili oleh Kedutaan Amerika di sini). Mereka sudah
tahu situasi politik Indonesia pada zaman Orde Lama, ketika Bung Karno
mempermainkan atau sebetulnya boleh saja dikatakan melakukan politik
devide et impera, antara komunis dan ABRI terutama AD. Bagaimana AD itu
sangat banyak bekerja dengan kita. Ini banyak dibaca oleh pemerintah seperti
Amerika. Dan karena itu banyak sekali pendekatan-pendekatan dari orang
kedutaan Amerika itu ke PB HMI. Sebetulnya sudah lama mereka
menginginkan supaya ada tokoh-tokoh HMI yang melihat-lihat Amerika, tetapi
memang waktu itu beluin banyak orang yang bisa berbahasa Inggris,
sehingga saya menjadi orang mendapat kesempatan pertama.
Kunjungan saya ke Amerika, sesuai dengan Undangan, hanya
berlangsung satu bulan seminggu atau satu bulan dua minggu. Sistemnya
semua dijamin; ada uang harian, uang perdien. Waktu itu dolar belum inflasi;
sehingga uang yang saya peroleh cukup besar, dan saya tentu bisa
menghemat. Uang inilah yang saya pergunakan untuk keliling Timur Tengah.
Saya lakukan itu, secara sederhana.
Kita di Indonesia selama ini selalu mengaku muslim dan mengklaim diri
sebagai pejuang-pejuang Islam. Untuk terlaksananya ajaran Islam, sekarang
perlu melihat sendiri bagaimana wujud Islam dalam praktik. Begitulah motif
saya pergi ke Timur Tengah. Meski kita tahu, Indonesia memang negara
Muslim yang terbesar di bumi, secara geografis paling jauh dari pusat-pusat
Islam, yaitu Timur Tengah, sehingga mghasilkan beberapa hal, misalnya
Muslim Indonesia itu adalah termasuk yang paling sedikit ter”arab”kan.
I. DASAR-DASAR KEPERCAYAAN
Manusia memerlukan suatu bentuk kepercayaan. Kepercayaan itu akan
melahirkan tata nilai guna menopang hidup dan budayanya. Sikap tanpa
percaya atau ragu yang sempurna tidak mungkin dapat terjadi. Tetapi selain
kepercayaan itu dianut karena kebutuhan dalam waktu yang sama juga harus
merupakan kebenaran. Demikian pula cara berkepercayaan harus pula benar.
Menganut kepercayaan yang salah bukan saja tidak dikehendaki akan tetapi
bahkan berbahaya.
Disebabkan kepercayaan itu diperlukan, maka dalam kenyataan kita temui
bentuk-bentuk kepercayaan yang beraneka ragam di kalangan masyarakat.
Karena bentuk- bentuk kepercayaan itu berbeda satu dengan yang lain, maka
sudah tentu ada dua kemungkinan: kesemuanya itu salah atau salah satu
saja diantaranya yang benar. Di samping itu masing-masing bentuk
kepercayaan mungkin mengandung unsur-unsur kebenaran dan kepalsuan
yang campur baur.
Sekalipun demikian, kenyataan menunjukkan bahwa kepercayaan itu
melahirkan nilai-nilai. Nilai-nilai itu kemudian melembaga dalam tradis-tradisi
yang diwariskan turun temurun dan mengikat anggota masyarakat yang
mendukungnya. Karena kecenderungan tradisi untuk tetap mempertahankan
diri terhadap kemungkinan perubahan nilai-nilai, maka dalam kenyataan
ikatan-ikatan tradisi sering menjadi penghambat perkembangan peradaban
dan kemajuan manusia. Di sinilah terdapat kontradiksi kepercayaan
diperlukan sebagai sumber tata nilai guna menopang peradaban manusia,
tetapi nilai-nilai itu melembaga dalam tradisi yang membeku dan mengikat,
maka justru merugikan peradaban.
Oleh karena itu, pada dasarnya, guna perkembangan peradaban dan
kemajuannya, manusia harus selalu bersedia meninggalkan setiap bentuk
kepercayaan dan tata nilai yang tradisional, dan menganut kepercayaan yang
sungguh-sungguh yang merupakan kebenaran. Maka satu-satunya sumber
nilai dan pangkal nilai itu haruslah kebenaran itu sendiri. Kebenaran
merupakan asal dan tujuan segala kenyataan. Kebenaran yang mutlak adalah
Tuhan Allah.
Perumusan kalimat persaksian (Syahadat) Islam yang kesatu: Tiada
Tuhan selain Allah mengandung gabungan antara peniadaan dan
pengecualian. Perkataan "Tidak ada Tuhan" meniadakan segala bentuk
kepercayaan, sedangkan perkataan "Selain Allah" memperkecualikan satu
kepercayaan kepada kebenaran. Dengan peniadaan itu dimaksudkan agar
manusia membebaskan dirinya dari belenggu segenap kepercayaan yang
Dari seluruh uraian yang telah lalu dapatlah diambil kesimpulan secara
garis besar sbb:
– Hidup yang benar dimulai dengan percaya atau iman kepada Tuhan.
Tuhan YME dan keinginan mendekat serta kecintaan kepada-Nya, yaitu
takwa. Iman dan takwa bukanlah nilai yang statis dan abstrak. Nilai-nilai
itu mamancar dengan sendirinya dalam bentuk kerja nyata bagi
kemanusiaan dan amal saleh. Iman tidak memberi arti apa-apa bagi
manusia jika tidak disertai dengan usaha-usaha dan kegiatan-kegiatan
yang sungguh-sungguh untuk menegakkan perikehidupan yang benar
dalam peradaban dan berbudaya.
– Iman dan takwa dipelihara dan diperkuat dengan melakukan ibadah atau
pengabdian formil kepada Tuhan. Ibadah mendidik individu agar tetap
ingat dan taat kepada Tuhan dan berpegang tuguh kepada kebenaran
sebagai mana dikehendaki oleh hati nurani yang hanif. Segala sesuatu
yang menyangkut bentuk dan cara beribadah menjadi wewenang penuh
dari pada agama tanpa adanya hak manusia untuk mencampurinya.
Ibadat yang terus-menerus kepada Tuhan menyadarkan manusia akan
kedudukannya di tengah alam dan masyarakat dan sesamanya. Ia tidak
melebihkan diri sehingga mengarah kepada kedudukan Tuhan dengan
merugikan kemanusiaan orang lain, dan tidak mengurangi kehormatan
dirinya sebagai mahluk tertinggi dengan akibat perbudakan diri kepada
alam maupun orang lain Dengan ibadah manusia dididik untuk memilki
kemerdekaannya, kemanusiaannya dan dirinya sendiri, sebab ia telah
berbuat ikhlas, yaitu pemurniaan pengabdian kepada Kebenaran semata.
Tiap penggal epik perjuangan bangsa Indonesia terdapat satu fakta tak
terelakkan. Napak tilas sejarahnya terpancang kokoh tonggak-tonggak
peradaban yang telah ditancapkan oleh kelompok pemuda, sebut saja Boedi
Oetomo (1908) sebagai tanda kebangkitan nasional, Sumpah Pemuda (1928)
sebagai simbol kelahiran bangsa Indonesia, Proklamasi Kemerdekaan (1945)
sebagai tonggak kelahiran Negara Indonesia dan Gerakan Reformasi (1998)
sebagai upaya mengembalikan kehormatan bangsa dari otoriterisme. Semua
itu terkait erat dengan perjuangan pemuda. Mereka adalah para penggerak
yang selalu hadir membawa perubahan di setiap episode sejarah Indonesia.
Hal yang sama juga terjadi pada HMI selaku organisasi mahasiswa Islam
tertua. Kata “perjuangan” menjadi pilihan sadar pergulatan organisasi
sebagaimana tercantum dalam Anggaran Dasar (AD) Pasal 9. Sejak
kelahirannya, HMI telah mewakafkan dirinya untuk mengawal dan
memperjuangkan kehormatan agama dan negara. Fokus serta
keterlibatannya dalam dua ranah tersebut kemudian dikenal sebagai
perjuangan ke-Islam-an dan ke-Indonesia-an.
2. Masa Penjajahan
Berangkat dari rasa tertindas yang sama, berbagai suku bangsa
yang terjajah di nusantara memutuskan untuk berhimpun menjadi
sebuah bangsa baru bernama Bangsa Indonesia. Para pemuda
bangsa menyadari bahwa penjajahan di atas dunia harus dihapuskan,
karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
Penjajahan adalah perbudakaan. Sebagai bangsa terjajah, bangsa
Indonesia ketika itu ingin melepaskan diri dari penjajah dan
memperoleh kemerdekaan sebagai hak asasinya. Idealisme dan
tuntutan bangsa Indonesia hanya satu, “Merdeka atau Mati”. Oleh
karena itu timbullah pergerakan nasional di mana para pimpinan yang
dibutuhkan adalah mereka yang mampu menyadarkan rakyat
Indonesia akan hak asasinya sebagai suatu bangsa. Kemerdekaan
adalah hak pertama rakyat Indonesia, baik sebagai individu,
masyarakat, maupun bangsa dan negara.
Kehadiran pemimpin tipe solidarity maker menjadi kebutuhan
primer untuk menyadarkan seluruh tumpah darah Indonesia bahwa
mereka memiliki kesamaan nasib. Tipe problem solver bukan berarti
tidak dibutuhkan. Akan tetapi, peran solidarity maker lebih dibutuhkan
untuk membakar perasaan sentimental rakyat untuk bangkit berjuang
melawan penjajah (fight against).
Bangsa yang baru terbentuk 28 Oktober 1928 ini harus
disadarkan oleh para solidarity maker bahwa kedaulatan mustahil
tercapai jika tidak memiliki negeri sebagai tempat tinggal. Sumpah
untuk bertanah air satu, berbangsa satu, dan berbahasa satu hanya
akan mendapat pengakuan dunia jika putra-putri Indonesia memiliki
negara yang satu; negara Indonesia.
3. Masa Revolusi
Berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa serta didorong oleh
4. Masa Membangun
Masa setelah kemerdekaan negara Indonesia diakui dan berdiri
kokoh, maka lahirlah cita-cita ideal membentuk negara yang tidak
hanya berdaulat, tetapi juga maju dan bermartabat. Pada periode
pengisian kemerdekaan ini, guna menciptakan kehidupan masyarakat
yang adil dan makmur, maka dimulailah pembangunan nasional. Di
sini hal utama yang sangat dibutuhkan adalah peranan problem solver
yang menguasai ilmu pengetahuan. Namun, solidarity maker bukan
berarti tak lagi dibutuhkan. Hanya saja bersamaan dengan
terbentuknya kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI), pola perjuangan harus banyak dikonsentrasikan pada fight for
membangun Indonesia. Bukan fight against yang sejak dulu memang
seharusnya berada di bawah komando solidarity maker. Problem
solver yang dimaksud ialah sosok negarawan yang di samping memiliki
ilmu pengetahuan juga memiliki karakter terpuji untuk melaksanakan
tugas kerja kemanusiaan. Manusia yang demikian sangat mungkin
mengantarkan rakyat Indonesia ke arah kehidupan yang merdeka,
bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Suatu cita-cita yang tertuang
pada alenia kedua Pembukaan UUD 1945.
A. Proses Manajemen
Proses di dalam manajemen adalah cara yang sistematis untuk
melakukan sesuatu hal. Proses tersebut terdiri dari kegiatan-kegiatan yang
saling berhubungan, dan meliputi:
1. Perencanaan (Planning)
Setiap kegiatan yang akan dilakukan oleh sebuah organisasi haruslah
direncanakan terlebih dahulu secara matang, supaya dapat dirancang sebaik
mungkin dan jelas apa yang akan dilakukan. Termasuk di dalam hal
menetapkan tujuan dan program-program yang akan mendukung pencapaian
tujuan tersebut. Perencanaan ini bisa dilaksanakan ketika kader HMI
melaksanakan raker, rapat pengurus dan rapat kepanitian.
Dalam merencanakan sesuatu kegiatan dapat dianalisa dengan
menggunakan 5 W+1H, yaitu:
a. What: Kegiatan apa yang akan dilakukan dan kegiatan apa yang
bisa mengembangkan Skill dan tingkat Intelektualitas kader.
b. Why: Mengapa kegiatan tersebut dianggap perlu untuk
dilaksanakan.
c. When: Kapan kegiatan tersebut akandilaksanakan.
d. Where: Tempat pelaksanaan sebuah kegiatan haruslah dipilih yang
strategis dan kondusif, sehingga dapat menunjang kesuksesan
jalannya kegiatan tersebut. Contohnya: mencari tempat
2. Pengorganisasian (Organizing)
Mengkoordinir sumber daya manusia dan perlengkapan organisasi,
termasuk menyusun struktur kepengurusan dan pembagian kerja untuk
melaksanakan program yang telah ditetapkan.
Dalam mendesain organisasi, digunakan 5 Prinsip utama sebagai
pedomannya:
3. Pengarahan (Actuating)
Poses mengarahkan dan memotifasi anggota organisasi (kader) untuk
menuju kearah pencapaian tujuan organisasi, termasuk menciptakan iklim
4. Pengawasan (Controling)
Untuk mengetahui bahwa kegiatan berjalan dengan baik dan tidak terjadi
penyimpangan-penyimpangan dari rancangan semula. Maka diperlukannya
koreksi dan evaluasi. Semua pengawasan ini dikerjakan untuk mengadakan
peningkatan pada masa yang akandatang.
Unsur Manajemen
Walaupun manajemen merupakan alat yang akan dijalankan oleh
manusia didalam organisasinya, dia juga membutuhkan alat lain sehingga
tercipta sebuah kegiatan manajemen. Secara umum, alat yang dibutuhkan
dalam kegiatan manajemen adalah:
2. Modal
Modal dalam konteks ini bisa dipahami dalam bermacam-
macam bentuk. Tapi yang paling umum dapat dikatakan, modal disini
adalah anggaran, fasilitas maupun infrastruktur tenaga kerja.
3. Metode
Metode merupakan suatu cara untuk melakukan suatu
kegiatan. Metode juga merupakan ‘penyambung lidah’ atau
‘kepanjangan tangan’ dari manajemen.
4. Sasaran/Target
126 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik
Tanpa adanya sesuatu yang dituju, maka sesungguhnya
kegiatan manajemen menjadi kehilangan makna. Karena
menajemen diciptakan untuk menuju atau mendapatkan sesuatu.
Jadi, sasaran yang akan dicapai oleh seorang individu atau sebuah
organisasi, haruslah jelas.
Keempat unsur manajemen ini harus betul-betul diperhatikan
demi tercapainya kegiatan manajemen yang baik. Dan karena
Organisasi adalah kegiatan yang sifatnya sistemik, maka
kepentingan keempat unsur diatas menjadi kepentingan yang tidak
dapat ditolak keberadaannya.
B. Kepemimpinan
Menurut Prof. Kadarmen, SJ dan Drs. Yusuf Udaya mengartikan
kepemimpinan sebagai seni atau proses untuk mempengaruhi dan
mengarahkan orang lain agar mereka mau berusaha mencapai tujuan yang
hendak dicapai oleh kelompok.
Manajer tidak selalu sama dengan pemimpin. Manajer ditunjuk atau
diangkat. Mereka memiliki kekuasan yang sah atau legitimate untuk
memberikan penghargaan/balas jasa dan hukuman. Kemampuannya untuk
memberikan pengaruh didasarkan atas kewenangan formal yang terkandung
dalam jabatannya. Di lain pihak, pemimpin bisa ditunjuk atau muncul dari
dalam suatu kelompok. Pemimpin bisa memberi pengaruh pihak lain untuk
melakukan sesuatu tanpa kewenangan formal.
Di dalam setiap masalah kepemimpinan akan selalu terdapat adanya 3
unsur:
1. Unsur Manusia
Yaitu manusia sebagai pemimpin atau pun manusia sebagai
yang dipimpin. Hubungan manusia itu diatur di dalam situasi
kepemimpinan. Bagaimana mengatur hubungan pemimpin dengan
bawahannya tanpa melupakan bagaimana seharusnya
memperlakukan manusia itu sebagai manusia. Maka jelaslah dalam
persoalan pemimpinan seluruh pelaku dan pendukungnya adalah
manusia.
2. Unsur Sarana
Yaitu segala macam prinsip dan tekhnik kepemimpinan yang
dipakai dalam pelaksanaannya. Termasuk bekal pengetahuan dan
pengalaman yang menyangkut masalah manusia itu sendiri dan
kelompok manusia. Dasar ilmu pengetahuanyang digunakan seperti
psikologi, sosiologi, manajemen, dll.
1. Cakap
Di sini cakap dalam pengertian luas, bukan saja keahlian
(Skill) atau kemahiran teknik (Technical Mastery) dalam suatu bidang
tertentu, tetapi meliputi hal-hal yang abstrak, Inisiatif, konsepsi,
perencanaan, dan sebagainya.
2. Kepercayaan
Menurut Le Bon, seorang pemimpin harus memiliki keyakinan
yang kuat, percaya akan kebenaran tujuannya, dan percaya akan
kemampuannya. Sebaliknya ia harus mendapat kepercayaan dari
pengikut atau anggotanya. Ia merupakan sarat adanya wibawa sang
pemimpin terhadapanggotanya.
4. Berani
Berani dalam arti karena benar dan bertindak sesuai dengan
perhitungan. Lebih-lebih dalam saat yang kritis dan menentukan,
pemimpin harus tegas, berani mengambil keputusan dan konsekuen
serta tidak ragu- ragu dalam bersikap.
TEKNIK PERSIDANGAN
A. Pengertian Persidangan
Sidang adalah pertemuan formal suatu organisasi guna membahas
masalah tertentu dalam upaya untuk manghasilkan keputusan sebagai
sebuah kebijakan.
B. Macam-macam Sidang
Ditinjau dari segi pesertanya (instansi pengambilan keputusan), sidang
sebagai berikut:
1. Sidang Pleno
2. Sidang Komisi
3. Sidang Sub Komisi
1. Tempat/Ruang Sidang
Sebagai pertemuan formal, sidang memerlukan tempat yang
memadai, agar sidang berjalan dengan lancar dan tertib, serta tujuan
yang dikehendaki dapat tercapai. Karena itu, persyaratan di bawah ini
perlu mendapat perhatian, seperti:
- Tempat cukup luas
- Ruangan harus bersih dan sehat
- Keamanan terjamin
2. Waktu Sidang
Sebelum sidang dilaksanakan, faktor waktu sudah menjadi
pertimbangan. Karena itu, disiplin waktu bagi semua pihak (majelis
sidang) merupakan salah satu faktor yang turut menentukan
kelencaran tercapainya tujuan dalam sidang.
Oleh sebab itu, waktu sidang hendaknya ditentukan sebaik
mungkin, sehingga tidak memberatkan dan menjenuhkan para peserta
sidang, seperti lamanya sidang, waktu istirahat, waktu shalat, waktu
makan, dan lain sebagainya.
3. Acara Sidang
4. Peserta Sidang
5. Perlengkapan
Dalam melaksanakan persidangan, mak peralatan yang dibutuhkan
hendaknya dipenuhi, misalnya:
1. Palu sidang
2. Kursi dan meja sidang
3. Podium
4. Pengeras sudara dan lainnya
7. Pimpinan sidang
Sukses atau tidaknya sidang, sangat ditentukan pada pimpinan
sidang. Oleh karena itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan
oleh pimpinan sidang, antara lain:
1. Mengarahkan sidang dalam menyelesaikan masalah
2. Menjelaskan masalah yang akan dibahas
3. Memberikan kesempatan berbicara pada peserta sidang
4. Peka terhadap masalaj yang berkembang
5. Tidak mudah terpancing emosi dan tidak memaksakan kehendak
6. Menyimpulkan dan menjelaskan hasil-hasil keputusan yang
diambil serta mengusahakan untuk mendapat kesepakatan dalam
pengambilan keputusan
Komunikasi Politik
Adalah proses penyampaian politik dari komunikator kepada komunikan.
Komunikasi politik dapat terjadi secara intern, ekstern, horisontal, vertikal.
Tujuan komunikasi politik adalah mengkomunikasikan kehendak,
kepentingan, tuntutan, aspirasi, nilai-nilai.
1. Rapat akbar,
2. Rally/long march,
3. Mimbar bebas,
4. Panggung kesenian, dll.
Hampir tidak ada aksi massa yang berjalan spontan. Umumnya aksi
massa dipersipkan secara matang, mulai dari kekuatan massa yang akan
terlibat, perangkat aksi, isu dan tuntutan serta institusi yang dituju.
1. Poster adalah kertas ukuran lebar yang bertuliskan tuntutan aksi massa
dipermukaanya. Poster berisi tuntutan aksi yang ditulis tebal dengan
spidol atau cat agar jelas dibaca oleh massa ditulis dengan singkat dan
jelas.
2. Spanduk adalah bentangan kain yang ditulis tuntutan-tuntutan atau
nama komite aksi yang sedang menggelar aksi massa.
3. Selebaran adalah lembaran kertas yang memuat informasi agitasi dan
propaganda kepada massa yang lebih luas agar memberikan dukungan
terhadap aksi massa.
4. Pengeras suara adalah perangkat keras elektronika yang berfungsi
memperbesa suara.
Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dari rangkaian aksi massa. Merupakan
forum atau wadah tempat mengoreksi kesalahan-kesalahan atau
penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dilapangan yang sebenarnya tidak
sesuai dengan setting aksi massa yang telah disepakati bersama. Evaluasi ini
berfungsi melahirka ide-ide baru yang dapat membagun struktur pemikiran
alternatif terhadap pola aksi yang telah dilaksanakan oleh komite
aksi.dialektika pola aksi massa justru dapat terungkap ketika evaluasi
terhadap pelaksanaan aksi masa digelar. Aksi massa atau sering disebut
demontsrasi telah marak di indonesia sejak periode akhir kejayaan rejim
soeharto. Fenomena aksi massa ini tidaklah lahir secara spontanitas belaka,
kemunculanya lebi dilatar belakangi oleh latar belakang sosiologis dan
psikologis massa yang tidak puas terhadap keadaan sosial yang
meligkupinya. Keadaan sosial tersebut disebabkan oleh sistem sosial,
ekonomi, politik dan kompleksitas siste yang lain.
TEKNIK RETORIKA
Pidato dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu menggunakan teks dan
tanpa teks. Namun semuanya harus tetap dipersiapkan dengan baik. Pepatah
tua mengatakan “Qui ascendit sine labore, desendit sine honore” (siapa yang
naik tanpa kerja, akan turun tanpa penghormatan”.
KE-KOHATI-AN
Kohati adalah badan khusus HMI yang bertugas sebagai wahana untuk
mengakomodir potensi dan bakat tersembunyi kaum perempuan serta
sebagai wahana penampung aspirasi anggota HMI yang bergender
perempuan. Kohati sendiri merupakan singkatan dari Korps HMI-wati,
tugasnya adalah membina, mengembangkan, dan meningkatkan potensi para
kader HMI-wati dalam wacana dan dinamika gerakan keperempuanan.
Adapun syarat untuk tergabung dalam badan khusus HMI yang dikenal
dengan istilah kohati ini adalah mahasiswa yang aktif kuliah yang telah
dinyatakan lulus dalam LK 1 (pasal 8).
Dalam eksistensinya kohati memiliki sifat semi-otonom (pasal 5), yang
artiannya jika ia (Red; kohati) berada dalam jajaran keorganisasian HMI
dikenal sebagai "Bidang/Unit Pemberdayaan Perempuan" dan secara
eksternal ia dikenal dengan istilah "Kohati" sehingga dengan sifatnya ini, maka
Kohati bisa diasumsikan sebagai sub-sistem dalam perjuangan HMI. Adapun
latar belakang munculnya sifat ini adalah asumsi kader HMI yang mengakui
adanya kesamaan kemampuan dan kesempatan para anggota baik yang
bergender perempuan atau laki-laki. Namun suprastruktur masyarakat kita
masih menempatkan posisi organisasi sebagai alat yang paling efektif untuk
menyahut berbagai persoalan dalam upaya menyahut berbagai persoalan
dalam upaya mencapai tujuan.
MUKADIMAH
Sesungguhnya agama Islam adalah ajaran yang hak dan sempurna yang
diridhoi oleh Allah SWT untuk mengatur kehidupan umat manusia sesuai
fitrahnya sebagai khalifah di muka bumi niscaya kewajiban mengabdikan diri
semata-mata kehadirat-Nya.
Di sisi Allah SWT, manusia baik laki-laki maupun perempuan mempunyai
derajat yang sama, yang membedakan hanyalah ketakwaannya, yakni
sejauhmana istiqamah mengimani dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam
dalam kehidupan sehari-hari.
“Perempuan adalah tiang negara, bila kaum perempuannya baik (berahlak
karimah) maka negaranya baik dan bila perempuannya rusak (amoral) maka
rusaklah negara itu (Sya’ir Arab)”.
Dalam rangka memaknai peran strategis tersebut, maka HMI-Wati dituntut
untuk menguasai ilmu agama, IPTEK serta keterampilan yang tinggi dengan
senantiasa menyadari fitrahnya. Perempuan sebagai salah satu elemen
masyarakat harus memainkan peran strategis dalam mewujudkan masyarakat
adil makmur yang diridhoi Allah SWT. Sebagai salah satu strategi perjuangan
dalam mewujudkan mission HMI, diperlukan sebuah wadahyang menghimpun
segenap potensi dalam wacana keperempuanan. Dalam rangka mencapai
tujuan tersebut, HMI membentuk Korps HMI-Wati (KOHATI) yang
berpedoman pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga HMI.
Untuk menjabarkan operasionalisasi KOHATI tersebut dibuat Pedoman Dasar
KOHATI sebagai berikut :
BAB I
KETENTUAN UMUM
BAB II
NAMA, WAKTU DAN TEMPAT
Pasal 1
Nama
Pasal 2
Waktu dan Tempat Kedudukan
BAB III
TUJUAN, STATUS DAN SIFAT
Pasal 3
Tujuan
Pasal 4
Status
BAB IV
Pasal 6
Fungsi
Pasal 7
Peran
BAB V
KEANGGOTAAN
Pasal 8
Anggota KOHATI adalah mahasiswi yang telah lulus Latihan Kader I (LK-I)
BAB VI
STRUKTUR ORGANISASI
152 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik
Pasal 9
Kepemimpinan
Pasal 10
Kekuasaan
a. Internal
Dalam hal ini KOHATI menjadi wadah latihan bagi para HMI wati untuk
membina, mengembangkan dan meningkatkan potensi dan perannya
153 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik
dalam bidang keperempuanan khususnya pendidikan, pelatihan dan
aktivitas-aktivitas lain dalam kepengurusan HMI.
b. Eksternal
Dalam hal ini KOHATI merupakan pembawa misi HMI di setiap forum-
forum keperempuanan. Kehadiran KOHATI dalam forum itu tentunya
semakin mempeluas keberadaan HMI di semua aspek dan level
kehidupan. Secara khusus keterlibatan kader HMI wati pada dunia
eksternal merupakan pengembangan dari kualitas pengabdian
masyarakat yang dimilikinya.
Dengan kata lain fungsi KOHATI adalah wadah aktualisasi dan pemacu
seluruh potensi-potensi HMI-Wati serta mendorong HMI-wati untuk
berinteraksi secara optimal dalam setiap aktivitas HMI, serta menjadikan
ruang gerak HMI dalam masyarakat menjadi lebih luas.
ATRIBUT KOHATI
A. Bulan bintang, warna hijau, warna hitam, keseimbangan warna hijau dan
hitam, warna putih, puncak tiga. Maknanya sebagaimana yang tercantum
dalam lambang HMI.
B. Melati berarti lambang kasih sayang yang suci dan tulus.
C. Penyangga berarti lambang perempuan sebagai tiang Negara.
D. Buku terbuka berarti lambang Al-Quran sebagai dasar utama.
E. Tiga kelopak bunga berarti lambang tri darma perguruan tinggi.
F. Tulisan KOHATI berarti singkatan Korps-HMI-Wati.
Penggunaan Lambang:
b. BENDERA
Warna : Hijau
e. KARTU ANGGOTA
Gambar : Lihat gambar
Bentuk : Empat persegi panjang
Ukuran : 9,5 x 6,5 cm
Warna : Kertas (dasar) : putih, tulisan : hitam
Isi : Halaman muka :
a. Lambang HMI sebelah kiri atas
b. Tulisan kartu anggota dan nama Cabang sebelah tengah atas
c. Kalimat syahadat, sebelah bawah dan dikurung dengan segi
empat
d. Nomor anggota
e. Masa berlaku
Halaman belakang :
a. Nama
b. Tempat / Tanggal Lahir
c. Alamat
d. Perguruan Tinggi / Komisariat
e. Jenis Kelamin
f. Jabatan
g. Pas foto, sebelah kiri bawah (ukuran 2 x 3)
h. Tanggal pembuatan
Jayalah kohati
Pengawal panji islam
Derapkan langkah perjuangan
Kuatkan iman