Buku Pedoman HMI Baru Lengkap 2022

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 169

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

KOMISARIAT GRESIK
2022
DAFTAR ISI

Anggaran Dasar (AD) HMI


Anggaran Rumah Tangga (ART) HM
Memori Penjelasan tentang Islam Sebagai Azas HMI
a. Pendahuluan
b. Motivasi Dasar Kelahiran dan Tujuan Organisasi
c. Basic Demand Bangsa Indonesia
d. Kualitas Insan Cita HMI
e. Tugas Anggota HMI

Tafsir Independensi
a. Pendahuluan
b. Status dan Fungsi HMI
c. Sifat Independen HMI
d. Peranan Independensi HMI Di Masa Mendatang

Latar Belakang Perumusan NDP HMI


a. NDP, Kesimpulan Suatu Perjalanan
b. Inti NDP: Beriman, Berilmu, Beramal

Nilai-Nilai Dasar Perjuangan (NDP) HMI


a. Dasar-dasar Kepercayaan
b. Pengertian-pengertian Dasar tentang Kemanusiaan
c. Kemerdekaan Manusia (Ikhtiar) dan Keharusan Universal (Takdir)
d. Ketuhanan Yang Maha Esa dan Perikemanusiaan
e. Individu dan Masyarakat
f. Keadilan Sosial dan Keadilan Ekonomi
g. Kemanusiaan dan Ilmu Pengetahuan
h. Kesimpulan dan Penutup

Basic Demand Bangsa Indonesia


Manajemen, Organisasi dan Kepemimpinan
Teknik Persidangan
Teknik dan Manajemen Aksi
Teknik Retorika
Ke-Kohatia-an
Pedoman Dasar Kohati
Atribut Organisasi Himpunan Mahasiswa Islam
Lagu-lagu HMI
BAB I

ANGGARAN DASAR
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

MUKADDIMAH

Sesungguhnya Allah Subhanahu wata‘ala telah mewahyukan Islam


sebagai ajaran yang haq lagi sempurna untuk mengatur umat manusia
berkehidupan sesuai dengan fitrahnya sebagai khalifah di muka bumi
dengan kewajiban mengabdikan diri semata-mata kehadirat-Nya.

Menurut iradat Allah Subhanahu wata‘ala kehidupan yang sesuai dengan


fitrah-Nya adalah panduan utuh antara aspek duniawi dan ukhrawi,
individu dan sosial serta iman, ilmu, dan amal dalam mencapai
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

Berkat rahmat Allah Subhanahu wata‘ala Bangsa Indonesia telah berhasil


merebut kemerdekaan dari kaum penjajah, maka umat Islam berkewajiban
mengisi kemerdekaan itu dalam wadah Negara Kesatuan Republik
Indonesia menuju masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah
Subhanahu wata’ala.

Sebagai bagian dari umat Islam dunia, maka umat Islam Indonesia memiliki
kewajiban berperan aktif dalam menciptakan Ukhuwah Islamiyah sesama
umat Islam sedunia menuju masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah
Subhanahu wata’ala.

Mahasiswa Islam sebagai generasi muda yang sadar akan hak dan
kewajibannya serta peran dan tanggung jawab kepada umat manusia,
umat muslim dan Bangsa Indonesia bertekad memberikan dharma
bhaktinya untuk mewujudkan nilai-nilai keislaman demi terwujudnya
masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah Subhanahu wata‘ala.

Meyakini bahwa tujuan itu dapat dicapai dengan taufiq dan hidayah Allah
Subhanahu wata‘ala serta usaha-usaha yang teratur, terencana dan penuh
kebijaksanaan, dengan nama Allah kami Mahasiswa Islam menghimpun diri
dalam satu organisasi yang digerakkan dengan pedoman berbentuk
anggaran dasar sebagai berikut:

1 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


BAB I
NAMA, WAKTU DAN TEMPAT

Pasal 1
Nama

Organisasi ini bernama Himpunan Mahasiswa Islam, disingkat HMI.

Pasal 2
Waktu dan Tempat Kedudukan

HMI didirikan di Yogyakarta pada tanggal 14 Rabiul Awal 1366 H


bertepatan dengan tanggal 5 Februari 1947 untuk waktu yang tidak
ditentukan dan berkedudukan di tempat Pengurus Besar.

BAB II
Pasal 3

Asas

HMI berazaskan Islam.

BAB III
TUJUAN, SIFAT DAN STATUS

Pasal 4
Tujuan

Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam dan


bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi
Allah Subhanahu wata’ala.

Pasal 5
Sifat

HMI bersifat independen

2 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


Pasal 6
Status
HMI adalah organisasi mahasiswa

BAB IV
USAHA,PERAN,DAN FUNGSI

Pasal 7
Usaha

1. Membina pribadi muslim untuk mencapai akhlaqul karimah.


2. Membina pribadi muslim yang mandiri.
3. Mengembangkan potensi kreatif, keilmuan, sosial dan budaya.
4. Mempelopori pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi
kemaslahatan masa depan umat manusia.
5. Memajukan kehidupan umat dalam mengamalkan Dienul Islam
dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
6. Memperkuat Ukhuwah Islamiyah sesama umat Islam sedunia.
7. Berperan aktif dalam dunia kemahasiswaan, perguruan tinggi dan
kepemudaan untuk menopang pembangunan nasional.
8. Ikut terlibat aktif dalam penyelesaian persoalan sosialkemasyarakatan
dan kebangsaan.
9. Usaha-usaha lain yang tidak bertentangan dengan huruf (a) s.d. (e)
dan sesuai dengan azas, fungsi, dan peran organisasi serta berguna
untuk mencapai tujuan organisasi.

Pasal 8
Peran
HMI berperan sebagai organisasi perjuangan

Pasal 9
Fungsi

HMI berfungsi sebagai organisasi kader

3 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


BAB V
KEANGGOTAAN

Pasal 10

1. Anggota HMI adalah mahasiswa islam yang terdaftar pada perguruan


tinggi dan/atau yang sederajat yang telah dinyatakan lulus mengikuti
Latihan Kader 1 oleh Pengurus HMI Cabang atau Pengurus BesarHMI.

2. Setiap anggota memiliki hak dan Kewajiban.

3. Status keanggotaan, Hak dan Kewajiban anggota HMi diatur lebih lanjut
dalam anggaran Rumah Tangga HMi.

BAB VI
KEDAULATAN

Pasal 11

Kedaulatan berada di tangan anggota biasa yang pelaksanaannya diatur


dalam Anggaran Rumah Tangga dan ketentuan penjabarannya.

BAB VII
STRUKTUR ORGANISASI

Pasal 12
Kekuasaan

Kekuasaan dipegang oleh Kongres, Konferensi/Musyawarah Cabang dan


Rapat Anggota Komisariat.

Pasal 13
Kepemimpinan

1. Kepemimpinan organisasi dipegang oleh Pengurus Besar HMI,


Pengurus HMI Cabang dan Pengurus HMI Komisariat.

4 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


2. Untuk membantu tugas Pengurus Besar HMI dibentuk Badan
Koordinasi.
3. Untuk membantu tugas Pengurus HMI Cabang dapat dibentuk
Koordinator Komisariat.

Pasal 14
Majelis Pengawas dan Konsultasi

1. Dalam rangka pengawasan dan sebagai wadah konsultasi kepengurusan


HMI dibentuklah Majelis Pengawas dan Konsultasi Himpunan Mahasiswa
Islam yang disingkat dengan MPK HMI.
2. Ditingkat pengurus besar HMI dibentuk majlis pengawas dan kostultasi
pengurus besar (MPK PB)
3. Ditingkat HMI pengurus cabang dibentuk majlis pengawas dan konsultasi
pengurus cabang (MPK PC)
4. Ditingkat pengurus HMI komisariat dibentuk majlis pengawas dan konsultasi
pengurus komisariat (MPK PK)

Pasal 15
Badan-Badan Khusus
dan Lembaga
pengembangan
profesi

Dalam rangka memudahkan realisasi usaha mencapai tujuan HMI maka


dibentuk, Badab-Badan khusus dan Lembaga pengembangan profesi.

BAB VIII
KEUANGAN DAN HARTA BENDA

Pasal 16
Keuangan dan Harta Benda

1. Keuangan dan harta benda HMI dikelola dengan prinsip transparansi,


bertanggungjawab, efektif, efisien dan berkesinambungan.
2. Keuangan dan Harta benda HMI diperoleh dari uang pangkal anggota,
iuran dan sumbangan anggota, sumbangan alumni dan usaha-usaha
lain yang halal dan tidak bertentangan dengan sifat Independensi HMI.

5 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


BAB IX
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN PEMBUBARAN

Pasal 17

1. Perubahan Anggaran Dasar dan pembubaran organisasi hanya dapat


dilakukan oleh Kongres.
2. Harta benda HMI sesudah dibubarkan harus diserahkan kepada
Yayasan Amal Islam.

BAB X
PENJABARAN ANGGARAN DASAR DAN PENGESAHAN

Pasal 18
Penjabaran Anggaran Dasar HMI

1. Penjabaran pasal 3 tentang azas organisasi dirumuskan dalam Memori


Penjelasan tentang Islam sebagai Azas HMI.
2. Penjabaran pasal 4 tentang tujuan organisasi dirumuskan dalam Tafsir
Tujuan HMI.
3. Penjabaran pasal 5 tentang usaha organisasi dirumuskan dalam
Program Kerja Nasional.
4. Penjabaran pasal 6 tentang sifat organisasi dirumuskan dalam Tafsir
Independensi HMI.
5. Penjabaran pasal 8 tentang fungsi organisasi dirumuskan dalam
Pedoman Perkaderan HMI.
6. Penjabaran pasal 9 tentang peran organisasi dirumuskan dalam Nilai
Dasar Perjuangan HMI.
7. Penjabaran Anggaran Dasar tentang hal-hal di luar ayat 1 hingga 6 di
atas dirumuskan dalam Anggaran Rumah Tangga.
8. Penjabaran sebagaimana dimaksud dalam ayat 1,2,3,4,5,6 dan 7 adalah
sebagai bagian tidak terpisahkan dari anggaran dasar ini.

Pasal 19
Aturan Tambahan

Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar dan Penjabaran


Anggaran Dasar dimuat dalam Peraturan-Peraturan/Ketentuan-ketentuan
tersendiri yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Penjabaran
Anggaran Dasar HMI.
6 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik
Pasal 20
Pengesahan

Pengesahan Anggaran Dasar HMI ditetapkan pada Kongres III di Jakarta,


tanggal 4 September 1953, yang diperbaharui pada :

Kongres IV di Bandung, tanggal 4 Oktober 1955,


Kongres V di Medan, tanggal 31 Desember 1957,
Kongres VI di Makassar, tanggal 20 Juli 1960,
Kongres VII di Jakarta, tanggal 14 September 1963,
Kongres VIII di Solo, tanggal 17 September 1966,
Kongres IX di Malang, tanggal 10 Mei 1969,
Kongres X di Palembang, tanggal 10 Oktober 1971,
Kongres XI di Bogor, tanggal 12 Mei 1974,
Kongres XII di Semarang, tanggal 15 Oktober 1976,
Kongres XIII di Ujung Pandang, tanggal 12 Februari 1979,
Kongres XIV di Bandung, tanggal 30 April 1981,
Kongres XV di Medan, tanggal 25 Mei 1983,
Kongres XVI di Padang, tanggal 31 Maret 1986,
Kongres XVII di Lhokseumawe, tanggal 6 Juli 1988,
Kongres XVIII di Jakarta, tanggal 24 September 1990,
Kongres XIX di Pekanbaru, tangal 9 Desember 1992,
Kongres XX di Surabaya, tanggal 29 Januari 1995,
Kongres XXI di Yogyakarta, tanggal 26 Agustus 1997,
Kongres XXII di Jambi, tanggal 3 Desember 1999,
Kongres XXIII di Balikpapan, tanggal 30 April 2002,
Kongres XXIV di Jakarta, tanggal 23 Oktober 2003,
Kongres XXV di Makassar, tanggal 20 Februari 2006.
Kongres XXVI di Palembang, tanggal 28 Juli 2008.
Kongres XXVII di Depok, tanggal 5 November 2010.
Kongres XXVIII di Jakarta Timur, Depok, Jakarta Selatan, tanggal 15 Maret-
15 April 2013

7 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


Kongres XXIX di Pekanbaru, tanggal 22 November-5 Desember 2015
Kongres XXX di Ambon, tanggal 9 Februari 2018

Kongres XXXI di Surabaya, tanggal 17-27 Maret 2021

8 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


ANGGARAN RUMAH TANGGA
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

BAB I
KEANGGOTAAN

BAGIAN I
ANGGOTA

Pasal 1
Anggota

1. Anggota HMI adalah mahasiswa islam yang terdaftar di perguruan


tinggi dan dinyatakan lulus Latihan Kader 1 oleh pengurus HMI
Cabang dan belum pernah menjadi Anggota HMi sebelumnya.
2. Setiap anggota HMI yang terdaftar sebagai anggota komisariat di
perguruan tinggi/Fakultas tempat studinya
3. Jika ayat (2) tidak terpenuhi maka anggota HMI tersebut terdaftar di
komisariat tempat mengikuti pelaksanaan Latihan Kader 1.
4. Setiap anggota Komisariat adalah anggota cabang.

BAGIAN II
SYARAT-SYARAT KEANGGOTAAN

Pasal 2

1. Setiap Mahasiswa Islam yang ingin menjadi anggota harus


mengajukan permohonan sertamenyatakan secara tertulis kesediaan
mengikuti Anggaran dasar, Anggaran Rumah Tangga dan ketentuan
/peraturan organisasi lainnya:

9 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


2. Mahasiswa Islam yang telah memenuhi syarat ayat (1) dan telah lulus
mengikuti Latihan Kader 1 dinyatakan sebagai anggota Hmi

BAGIAN III
MASA KEANGGOTAAN

Pasal 3
Masa Keanggotaan

1. Masa keanggotaan Anggota Muda berakhir 6 (enam) bulan sejak


Maperca.
2. Masa keanggotaan Anggota Biasa adalah sejak dinyatakan lulus LK I
(Basic Training) hingga 2 (dua) tahun setelah berakhirnya masa studi S0
dan S1, dan hingga 1 tahun untuk S2 dan S3.
3. Anggota Biasa yang habis masa keanggotaannya saat menjadi
pengurus diperpanjang masa keanggotaannya sampai selesai masa
kepengurusannya (dinyatakan demisioner), setelah itu dinyatakan habis
masa keanggotaannya dan tidak dapat menjadi pengurus lagi.
4. Anggota Biasa yang melanjutkan studi ke strata perguruan tinggi yang
lebih tinggi atau sama lebih dari dua tahun sejak lulus dari studi
sebelumnya dan tidak sedang diperpanjang masa keanggotaan
karena menjadi pengurus (sebagaimana dimaksud ayat 3) maka
masa keanggotaan tidak diperpanjang lagi (berakhir).
5. Masa keanggotaan berakhir apabila:
a. Telah berakhir masa keanggotaannya.
b. Meninggal dunia.
c. Mengundurkan diri.
d. Menjadi anggota Partai Politik.
e. Diberhentikan atau dipecat.
f. Tidak Terdaftar lagi di perguruan tinggi sesuai dengan poin a
sampai dengan d.

BAGIAN IV
HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 5
Hak Anggota

10 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


1. Anggota muda mempunyai hak bicara dan hak partisipasi.
2. Anggota Biasa memiliki hak bicara, hak suara, hak partisipasi dan hak
untuk dipilih.
3. Anggota Kehormatan memiliki hak mengajukan saran/usul dan
pertanyaan kepada pengurussecara lisan dan tulisan.

Pasal 6
Kewajiban Anggota

1. Setiap anggota berkewajiban menjaga nama baik HMI.


2. Setiap anggota berkewajiban menjalankan Misi Organisasi.
3. Setiap anggota berkewajiban menjunjung tinggi etika, sopan santun
dan moralitas dalam berperilaku dan menjalankan aktifitas organisasi.
4. Setiap anggota berkewajiban tunduk dan patuh kepada AD dan ART
serta berpartisipasi dalam setiap kegiatan HMI yang sesuai dengan AD
dan ART.
5. Setiap anggota biasa berkewajiban membayar uang pangkal dan iuran
anggota.
6. Setiap anggota berkewajiban menghormati simbol-simbol organisasi.

BAGIAN V
MUTASI ANGGOTA
Pasal 7

1. Mutasi anggota adalah perpindahan status keanggotaan dari satu


cabang ke cabang lain.
2. Dalam keadaan tertentu, seorang anggota HMI dapat memindahkan
status keanggotaannyadari satu cabang ke cabang lain atas persetujuan
cabang asalnya.
3. Untuk memperoleh persetujuan dari cabang asal, maka seorang
anggota harus mengajukan permohonan secara tertulis untuk
selanjutnya diberikan surat keterangan.
4. Mutasi anggota hanya dapat dilakukan jika yang bersangkutan
pindah studi dan/pindah domisili.

11 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


5. Apabila seorang anggota HMI studi di 2 (dua) perguruan tinggi yang
berbeda wilayah kerja cabang, maka ia harus memilih salah satu
cabang.

BAGIAN VI
RANGKAP ANGGOTA DAN RANGKAP JABATAN

Pasal 8

1. Dalam keadaan tertentu anggota HMI dapat merangkap menjadi


anggota organisasi lain ataspersetujuan Pengurus Cabang.
2. Pengurus HMI tidak dibenarkan untuk merangkap jabatan pada
organisasi lain sesuai ketentuan yang berlaku.
3. Ketentuan tentang jabatan seperti dimaksud pada ayat (2) di atas
diatur dalam ketentuan tersendiri.
4. Anggota HMI yang mempunyai kedudukan pada organisasi lain di luar
HMI, harus menyesuaikan tindakannya dengan Anggaran Dasar,
Anggaran Rumah Tangga dan ketentuan-ketentuan organisasi lainnya.

BAGIAN VII
SANKSI ANGGOTA
Pasal 9
Sanksi Anggota

1. Sanksi adalah bentuk hukuman sebagai bagian proses pembinaan


yang diberikan organisasikepada anggota yang melalaikan tugas,
melanggar ketentuan organisasi, merugikan atau mencemarkan
nama baik organisasi, dan/atau melakukan tindakan kriminal dan
tindakan melawan hukum lainnya.
2. Sanksi dapat berupa teguran, peringatan, skorsing, pemecatan atau
bentuk lain yang ditentukan oleh pengurus dan diatur dalam ketentuan
tersendiri.
3. Anggota yang dikenakan sanksi dapat mengajukan pembelaan di forum
yang ditunjuk untuk itu.

12 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


BAB II
STRUKTUR ORGANISASI

A. STRUKTUR KEKUASAAN

BAGIAN I
KONGRES

Pasal 10
Status

1. Kongres merupakan musyawarah utusan cabang-cabang.


2. Kongres memegang kekuasaan tertinggi organisasi.
3. Kongres diadakan 2 (dua) tahun sekali.
4. Dalam keadaan luar biasa, Kongres dapat diadakan menyimpang dari
ketentuan pasal 11 ayat(3).
5. Dalam keadaan luar bisa Kongres dapat diselenggarakan atas
inisiatif satu cabang dengan persetujuan sekurang-kurangnya melebihi
separuh dari jumlah cabang penuh.

Pasal 11
Kekuasaan / Wewenang

1. Meminta laporan pertanggungjawaban Pengurus Besar.


2. Menetapkan AD/ART, Pedoman-Pedoman Pokok dan Pedoman Kerja
Nasional.
3. Memilih Pengurus Besar dengan jalan memilih Ketua Umum yang
sekaligus merangkap sebagaiFormateur dan dua Mide Formateur.
4. Memilih dan Menetapkan Anggota Majelis Pengawas dan Konsultasi
Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (MPK PB HMI).
5. Menetapkan calon-calon tempat penyelenggaraan Kongres berikutnya.
6. Menetapkan dan mengesahkan pembentukan dan pembubaran Badan
Koordinasi (Badko).

Pasal 12
Tata Tertib

13 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


1. Penanggung jawab kongres adalah Pengurus Besar HMI
2. Peserta Kongres terdiri dari Pengurus Besar (PB), Utusan/Peninjau
Pengurus Cabang, Kohati PBHMI, Bakornas Lembaga Pengembangan
Profesi, Badan Pengelola Latihan (BPL) PB HMI, Badan Penelitian
Pengembangan PB HMI, Badko, Anggota MPK PB HMI dan Undangan
Pengurus Besar HMI.
3. Cabang penuh adalah peserta utusan.
4. PB HMI, Kohati PB HMI, Bakornas Lembaga Pengembangan Profesi,
Badan Pengelola Latihan PBHMI, Badan Penelitian Pengembangan PB
HMI, Badko, Anggota MPK PB HMI dan Undangan Pengurus Besar
merupakan peserta peninjau.
5. Peserta Utusan (Cabang Penuh) mempunyai hak suara dan hak
bicara, sedangkan peninjau mempunyai hak bicara.
6. Banyaknya utusan cabang dalam Kongres dari jumlah Anggota Biasa
Cabang penuh dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Sn = a.px-1
Di mana :
X adalah bilangan asli {1,2,3,4,.͙ .΃ Sn = Jumlah Anggota Biasa
a = 300 (Seratus Lima Puluh)
p = Pembanding = 4 (empat)
x = Jumlah utusan
Jumlah anggota Jumlah Utusan
300 s/d 1.200 1
1.201 s/d 4.800 2
4.801 s/d 19.200 3
19.201 s/d 76.800 4
Dan seterusnya͙͙ ..
7. Jumlah peserta͙ ͙ peninjau ditetapkan oleh Pengurus Besar.
8. Pimpinan Sidang Kongres dipilih dari peserta (utusan/peninjau) oleh
peserta utusan danberbentuk presidium.
9. Kongres baru dapat dinyatakan sah apabila dihadiri oleh lebih dari
separuh jumlah peserta utusan (Cabang Penuh).
10. Apabila ayat (9) tidak terpenuhi maka Kongres diundur selama 2 x
24 jam dan setelah itu dinyatakan sah.
11. Setelah menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) dan
dibahas oleh Kongres maka PB HMI dinyatakan Demisioner.

BAGIAN II
KONFERENSI CABANG/MUSYAWARAH ANGGOTA CABANG

Pasal 13
Status

14 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


1. Konferensi Cabang (Konfercab) merupakan musyawarah utusan
komisariat.
2. Konfercab/Muscab merupakan forum pengambilan keputusan tertinggi di
tingkat Cabang.
3. Cabang penuh yang memiliki 3 (tiga) komisariat penuh atau lebih,
menyelenggarakan konferensicabang.
4. Bagi Cabang penuh yang memiliki kurang dari 3 (tiga) komisariat penuh
dan cabang persiapan menyelenggarakan Musyawarah Anggota Cabang
(Muscab).
5. Konfercab/Muscab diselenggarakan satu kali dalam setahun.

Pasal 14
Kekuasaan dan Wewenang

1. Meminta Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) kepada Pengurus Cabang.


2. Menetapkan Pedoman Kerja Pengurus Cabang.
3. Memilih Pengurus Cabang dengan jalan memilih Ketua Umum yang
merangkap sebagaiFormateur dan dua Mide Formateur.
4. Memilih dan menetapkan anggota Majelis Pengawas dan Konsultasi Himpunan
Mahasiswa Islam Pengurus Cabang (MPKC)

Pasal 15
Tata Tertib Konferensi Cabang/Musyawarah Anggota Cabang

1. Penanggungjawab Konferensi/Musyawarah Anggota Cabang adalah


pengurus cabang.
2. Konferensi Cabang dihadiri oleh utusan/peninjau komisariat, pengurus
kohati cabang, BPLCabang, LPP Cabang, Balitbang Cabang, Korkom
dan undangan pengurus cabang.
3. Peserta utusan konferensi cabang adalah utusan komisariat penuh,
sedangkan peserta peninjauterdiri dari komisariat persiapan, kohati
cabang, BPL, Cabang, LPP Cabang, Balitbang Cabang, Korkom, dan
undangan pengurus cabang.
4. Peserta Musyawarah Anggota Cabang terdiri dari anggota biasa,
pengurus kohati cabang, BPLCabang, LPP Cabang, Balitbang Cabang
dan undangan pengurus cabang.

15 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


5. Peserta utusan(komisariat penuh/anggota biasa) mempunyai hak
suara dan hak bicarasedangkan peserta peninjau mempunyai hak
bicara.
6. Banyaknya utusan Komisariat dalam Konfercab ditentukan dari jumlah
Anggota Biasa dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Sn = a.px-1
Di mana :
x adalah bilangan asli (1,2,3,4,͙͙)Sn =
Jumlah Anggota Biasa
a = 150 (seratus lima puluh)
p = Pembanding = 3 (tiga)
x = Jumlah Utusan
Jumlah Anggota Jumlah Utusan
50 s/d 149 1
150 s/d 449 2
450 s/d 1.349 3
1.350 s/d 4.049 4
4.050 s/d 12.149 5
12.150 s/d 36.449 6
Dan seterusnya ͙͙.
͙ ͙
7. Pimpinan sid͙͙ ang Konfercab/Muscab dipilih dari peserta utusan/peninjau
oleh peserta utusan dan berbentuk presidium.
8. Konfercab/Muscab baru dapat dinyatakan sah apabila di hadiri lebih
dari separuh (50% + 1) jumlah peserta utusan Komisariat/Komisariat
penuh.
9. Apabila ayat (g) tidak terpenuhi, maka Konfercab/Muscab diundur 1
X 24 jam setelah itu dinyatakan sah.
10. Setelah menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) dan
dibahas oleh Konfercab/Muscab maka pengurus cabang dinyatakan
demisioner.

BAGIAN III
RAPAT ANGGOTA KOMISARIAT

Pasal 16
Status

1. Rapat Anggota Komisariat (RAK) merupakan musyawarah Anggota


Biasa Komisariat.

16 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


2. RAK dilaksanakan satu kali dalam satu tahun.

Pasal 17
Kekuasaan/Wewenang

1. Meminta Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) kepada Pengurus


Komisariat.
2. Menetapkan Pedoman Kerja Pengurus Komisariat.
3. Memilih Pengurus Komisariat dengan jalan memilih Ketua Umum yang
merangkap sebagaiFormateur dan dua Mide Formateur.

Pasal 18
Tata Tertib Rapat Anggota Komisariat

1. Penanggungjawab RAK adalah Pengurus Komisariat.


2. Peserta RAK terdiri dari Pengurus Komisariat, Anggota biasa
Komisariat, Pengurus KohatiKomisariat, Anggota Muda, Anggota MPK
PK dan undangan Pengurus Komisariat.
3. Peserta penuh RAK terdiri dari anggota biasa, sedangkan peserta
peninjau terdiri dari AnggotaMuda dan undangan Pengurus Komisariat.
4. Peserta penuh mempunyai hak suara dan hak bicara sedangkan
peserta peninjau mempunyai hak bicara.
5. Pimpinan sidang RAK dipilih dari peserta utusan/peninjau oleh peserta
utusan dan berbentuk presidium.
6. RAK baru dapat dinyatakan sah apabila dihadiri lebih dari separuh
jumlah (50% + 1) Anggota Biasa.
7. Apabila ayat (6) tidak terpenuhi, maka RAK diundur 1 X 24 jam setelah
itu dinyatakan sah.
8. Setelah menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban(LPJ) dan
dibahas oleh RAK makaPengurus Komisariat dinyatakan demisioner.

B. STRUKTUR PIMPINAN
BAGIAN IV
PENGURUS BESAR

17 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


Pasal 19
Status

1. Pengurus Besar (PB) adalah Badan/Instansi kepemimpinan tertinggi


organisasi.
2. Masa jabatan PB adalah dua tahun terhitung sejak pelantikan/serah
terima jabatan dari PB demisioner.

Pasal 20
Personalia Pengurus Besar

1. Formasi Pengurus Besar sekurang-kurangnya terdiri dari Ketua Umum,


Sekretaris Jenderal, danBendahara Umum.
2. Formasi Pengurus Besar harus mempertimbangkan efektifitas dan
efisiensi kinerja kepengurusan serta mempertimbangkan keterwakilan
wilayah.
3. Yang dapat menjadi personalia Pengurus Besar adalah:
a. Bertaqwa kepada Allah SWT
b. Dapat membaca Al Qur`an
c. Tidak sedang dijatuhi sanksi organisasi
d. Dinyatakan lulus mengikuti Latihan Kader III
e. Pernah menjadi Pengurus Komisariat, Pengurus Cabang dan/atau
Badko
f. Tidak menjadi personalia Pengurus Besar untuk periode ketiga
kalinya kecuali jabatanKetua Umum
4. Yang dapat menjadi Ketua Umum/Formateur Pengurus Besar adalah:
a. Bertaqwa kepada Allah SWT
b. Dapat membaca Al Qur`an
c. Tidak sedang dijatuhi sanksi organisasi
d. Dinyatakan lulus mengikuti Latihan Kader III
e. Pernah menjadi Pengurus Komisariat, Pengurus Cabang,
Pengurus Badko, Pengurus Besar HMI dan/atau Badan Khusus
lainnya.
f. Tidak sedang diperpanjang masa keanggotaannya karena sedang
menjadi pengurus
g. Sehat secara jasmani maupun rohani
h. Ketika mencalonkan diri, mendapat rekomendasi tertulis dari
Cabang.
5. Selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah Kongres, personalia
Pengurus Besar harus sudah dibentuk dan Pengurus Besar Demisioner
sudah mengadakan serah terima jabatan.

18 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


6. Apabila dalam jangka waktu yang telah ditentukan dalam ayat (5),
formateur tidak dapat menyusun komposisi kepengurusan karena
meninggal dunia atau berhalangan tetap lainnya, maka formateur
dialihkan kepada mide formateur yang mendapat suara terbanyak.
7. Apabila Ketua Umum tidak dapat menjalankan tugas/non aktif, maka
dapat dipilih pejabat Ketua Umum.
8. Yang dimaksud dengan tidak dapat menjalankan tugas/non aktif,
adalah:
a. Meninggal dunia
b. Sakit yang menyebabkan tidak dapat menjalankan tugas selama
6 (enam) bulan berturut-turut.
c. Tidak hadir dalam Rapat Harian dan/atau Rapat Presidium selama
2 (dua) bulan berturut-turut.
9. Ketua Umum dapat diberhentikan dan diangkat Pejabat Ketua Umum
sebelum Kongres apabila memenuhi satu atau lebih hal-hal berikut:
a. Membuat pernyataan publik atas nama PB HMI yang melanggar
Anggaran Dasar pasal 6.
b. Terbukti melanggar Anggaran Dasar pasal 16 dan Anggaran
Rumah Tangga pasal 58.
c. Tidak lagi memenuhi syarat sebagaimana diatur Anggaran Rumah
Tangga pasal 21 ayat d.
10. Pemberhentian Ketua Umum dan pengangkatan/pengambilan sumpah
jabatan Ketua Umum sebelum Kongres hanya dapat melalui:
a. Keputusan sidang Pleno Pengurus Besar yang disetujui minimal
50%+1 suara utusan Sidang Pleno Pengurus Besar apabila
pemberhentian Ketua Umum diusulkan melalui Keputusan Rapat
Harian Pengurus Besar yang di setujui oleh 2/3 jumlah Pengurus
Besar.
b. Keputusan Sidang Pleno Pengurus Besar atau Rapat Harian
Pengurus Besar yang disetujui 50%+1 jumlah suara utusan
Sidang Pleno Pengurus Besar atau 50%+1 jumlah Pengurus
Besar apabila Ketua Umum diusulkan oleh minimal ½ jumlah
Cabang penuh.
11. Usulan pemberhentian Ketua Umum harus disampaikan secara tertulis
disertai alasan, bukti dan saksi disertai tanda tangan pengusul.
Usulan ditembuskan kepada Majelis Pengawas dan Konsultasi
Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (MPK PB HMI).
12. Ketua Umum dapat mengajukan gugatan pembatalan atas putusan
pemberhentiannya kepada Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus
Besar Himpunan Mahasiswa Islam (MPK PB HMI) selambat-lambatnya
satu minggu sejak putusan pemberhentiannya ditetapkan. Putusan
Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Besar Himpunan
Mahasiswa Islam (MPK PB HMI) yang bersifat final dan mengikat

19 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


dikeluarkan paling lambat dua minggu sejak pengajuan gugatan
pembatalan diterima.
13. Dalam hal Ketua Umum mangkat atau mengundurkan diri, Sekretaris
Jendral Pengurus Besar secara otomatis menjadi Pejabat Sementara
Ketua Umum hingga dipilih, diangkat dan diambil Sumpah Jabatan
Pejabat Ketua Umum dalam Rapat Harian Pengurus Besar terdekat.
14. Bila Sekretaris Jendral tidak dapat menjadi Pejabat Sementara Ketua
Umum karena mangkat, mengundurkan diri atau berhalangan tetap
hingga 2 kali Rapat Harian yang terdekat dari mangkat atau
mundurnya Ketua Umum maka Pejabat Sementara Ketua Umum
diangkat otomatis dari Ketua Bidang Pembinaan Aparat Organisasi
hingga dipilih, diangkat dan disumpah jabatan Pejabat Ketua Umum
dalam Rapat Harian Pengurus Besar yang terdekat.
15. Sebelum diadakan Rapat Harian Pengurus Besar untuk memilih
Pejabat Ketua Umum, Pejabat Sementara Ketua Umum
memberitahukan mangkat atau pengunduran diri Ketua Umum kepada
Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Besar Himpunan
Mahasiswa Islam (MPK PB HMI) dan untuk selanjutnya mengundang
sebahagian atau keseluruhan anggota Majelis Pengawas dan
Konsultasi Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (MPK PB HMI)
menjadi saksi dalam Rapat Harian Pengurus Besar.
16. Rapat Harian Pengurus Besar untuk memilih Pejabat Ketua Umum
langsung dipimpin oleh Pejabat Sementara Ketua Umum. Pejabat
Ketua Umum dapat dipilih melalui Musyawarah atau pemungutan suara
dari calon-calon yang terdiri dari Sekretaris Jenderal, Bendahara Umum,
dan Ketua Bidang.
17. Pengambilan Sumpah Jabatan Pejabat Ketua Umum dilakukan
oleh koordinator Majelis Pengawas dan Konsultasi Himpunan
Mahasiswa Islam atau anggota Majelis Pengawas dan Konsultasi
Himpunan Mahasiswa Islam yang ditunjuk berdasarkan kesepakatan
Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Besar.
18. Ketua Umum dapat melakukan Reshuffle atau pemberhentian atau
penggantian personalia Pengurus Besar dengan mempertimbangkan hal-
hal sebagai berikut:
a. Keaktifan yang bersangkutan dalam Rapat-rapat PB HMI.
b. Realisasi program kerja di bidang yang bersangkutan dalam 1
(satu) semester.
c. Partisipasi yang bersangkutan dalam Program Kerja PB HMI
(diluar bidang yang bersangkutan).

Pasal 21
Tugas dan Wewenang

20 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


1. Menggerakkan organisasi berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga.
2. Melaksanakan ketetapan-ketetapan Kongres.
3. Menyampaikan ketetapan dan perubahan penting yang berhubungan
dengan HMI kepada seluruh aparat dan anggota HMI.
4. Melaksanakan Sidang Pleno Pengurus Besar setiap semester
kegiatan, selama periode berlangsung.
5. Melaksanakan Rapat Harian Pengurus Besar minimal dua minggu
sekali, selama periode berlangsung.
6. Melaksanakan Rapat Presidium Pengurus Besar minimal satu minggu
sekali, selama periode berlangsung.
7. Memfasilitasi Sidang Majelis Pengawas dan Konsultasi Himpunan
Mahasiswa Islam dalam rangka menyiapkan draftmateri Kongres
atau Sidang Majelis Pengawas dan Konsultasi Himpunan Mahasiswa
Islam lainnya ketika diminta.
8. Menerima laporan kerja Pengurus Badko.Mengesahkan, menetapkan
dan melantik pengurus Badko. Tatacara pengesahan penetapan diatur
dalam ketentuan tersendiri.
9. Mengawasi proses pelaksanaan Musyawarah Daerah (Musda) di tingkat
Badko.
10. Menaikkan dan menurunkan status cabang berdasarkan evaluasi
perkembangan cabang melalui Badko.
11. Mengesahkan pemekaran Cabang berdasarkan rekomendasi
Konfercab Induk dan menetapkan pembentukan Cabang Persiapan
berdasarkan usulan Musyawarah Daerah (Musda) Badko.
12. Menyelesaikan permasalahan yang terjadi di tingkatan Pengurus
Cabang, jika dianggap Badko tidak mampu menyelesaikan dan atau
Badko merekomendasikan penyelesaiannya melalui Pengurus Besar.
13. Memberikan sanksi dan merehabilitasi secara langsung terhadap
anggota/pengurus.

BAGIAN V
BADAN KOORDINASI

Pasal 22
Status

1. Badan Koordinasi (Badko) HMI adalah badan pembantu Pengurus


Besar.

21 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


2. Badko HMI dibentuk untuk mengkoordinir HMI cabang dibawah
koordinasinya.
3. Masa jabatan Pengurus Badko disesuaikan dengan masa jabatan
Pengurus Besar.

Pasal 23
Personalia Pengurus Badko

1. Formasi Pengurus Badko sekurang-kurangnya terdiri dari Ketua Umum,


Sekretaris Umum, danBendahara Umum.
2. Yang dapat menjadi personalia Pengurus Badko adalah:
a. Bertaqwa kepada Allah SWT
b. Dapat membaca Al Qur`an
c. Tidak sedang dijatuhi sanksi organisasi
d. Dinyatakan lulus mengikuti Latihan Kader III
e. Pernah menjadi Pengurus Komisariat, Pengurus Cabang dan/atau
Badko
f. Tidak menjadi personalia Pengurus Badko untuk periode ketiga
kalinya kecuali jabatanKetua Umum
3. Yang dapat menjadi Ketua Umum/Formateur Pengurus Badko adalah:
a. Bertaqwa kepada Allah SWT
b. Dapat membaca Al Qur`an
c. Tidak sedang dijatuhi sanksi organisasi
d. Dinyatakan lulus mengikuti Latihan Kader III
e. Pernah menjadi Pengurus Komisariat, Pengurus Cabang dan/atau
Badko
f. Tidak sedang diperpanjang masa keanggotaannya karena sedang
menjadi pengurus
g. Sehat secara jasmani maupun rohani.
h. Berwawasan keilmuan yang luas dan memiliki bukti nyata sebagai
Insan Akademis yaknikarya tulis ilmiah.
i. Ketika mencalonkan diri, mendapat rekomendasi tertulis dari
Cabang.
4. Selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah Musda, Personalia
Pengurus Badko sudah dibentuk dan Pengurus Badko Demisioner
sudah mengadakan serah terima jabatan.
5. Ketua Umum dapat diberhentikan dan diangkat Pejabat Ketua Umum
sebelum Musda apabila memenuhi satu atau lebih hal-hal berikut:
a. Membuat pernyataan publik atas nama Pengurus Badko yang
melanggar Anggaran Dasar pasal 6.
b. Terbukti melanggar Anggaran Dasar pasal 16 dan Anggaran
Rumah Tangga pasal 52.

22 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


c. Tidak lagi memenuhi syarat sebagaimana diatur Anggaran Rumah
Tangga pasal 24 ayat 3.
d. Tidak dapat menjalankan tugas/non aktif
6. Yang dimaksud dengan tidak dapat menjalankan tugas/non aktif,
adalah:
a. Meninggal dunia.
b. Sakit yang menyebabkan tidak dapat menjalankan tugas selama
6 (enam) bulan berturut-turut.
c. Tidak hadir dalam Rapat Harian dan/atau Rapat Presidium selama
2 (dua) bulan berturut-turut.
d. Tidak hadir dalam Rapat Pleno PB HMI dua kali berturut-turut.
7. Pemberhentian Ketua Umum dan pengangkatan Pejabat Ketua Umum
sebelum Musda hanya dapat dilakukan melalui:
a. Keputusan sidang Pleno PB HMI yang disetpakati minimal 50%+1
peserta Pleno PB HMI.
b. Keputusan rapat harian PB HMI berdasarkan usulan pleno badko
yang disepakati oleh 50% + 1 peserta pleno.
8. Usulan pemberhentian Ketua Umum harus disampaikan secara tertulis
disertai alasan, buktidan saksi disertai tanda tangan pengusul. Usulan
ditembuskan kepada Pengurus Besar.
9. Ketua Umum dapat mengajukan gugatan pembatalan atas putusan
pemberhentiannya kepada Pengurus Besar selambat-lambatnya satu
minggu sejak putusan pemberhentiannya di tetapkan. Pengurus Besar
yang bersifat final dan mengikat dikeluarkan paling lambat dua minggu
sejak pengajuan gugatan pembatalan diterima.
10. Dalam hal Ketua Umum mangkat atau mengundurkan diri, Sekretaris
Umum Pengurus Badko secara otomatis menjadi Pejabat Sementara
Ketua Umum hingga dipilih, diangkat dan diambil Sumpah Jabatan
Pejabat Ketua Umum dalam Rapat Harian Pengurus Badko terdekat.
11. Sebelum diadakan Rapat Harian Pengurus Badko, Sekretaris Umum
selaku Pejabat sementara Ketua Umum memberitahukan mangkat atau
pengunduran diri Ketua Umum kepada Cabang dan Pengurus Besar.
12. Ketua Umum dapat melakukan Reshuffle atau pemberhentian atau
penggantian Personalia Pengurus Badko dengan mempertimbangkan
hal-hal sebagai berikut:
a. Keaktifan yang bersangkutan dalam Rapat-rapat Pengurus Badko.
b. Realisasi program kerja di bidang yang bersangkutan dalam 1 (satu)
semester.
c. Partisipasi yang bersangkutan dalam Program Kerja PB HMI (di
luar bidang yangbersangkutan).

Pasal 24

23 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


Tugas dan Wewenang

1. Melaksanakan dan mengembangkan kebijaksanaan Pengurus Besar


tentang berbagai masalahorganisasi di wilayahnya.
2. Mewakili Pengurus Besar dalam mengawasi proses
Konfrensi/Musyawarah ditingkat cabang.
3. Mewakili Pengurus Besar menyelesaikan persoalan intern di wilayah
koordinasinya tanpa meninggalkan keharusan konsultasi dengan
Pengurus Besar. Dan apabila Badko tidak mampu menyelesaikan
persoalan internal diwilayahnya, maka dilaporkan ke Pengurus Besar
untuk menyelesaikan dan secepat mungkin menjalankan hasil keputusan
Pengurus Besar.
4. Melaksanakan segala ketetapan Musyawarah Daerah (Musda)
5. Melaksanakan Sidang Pleno setiap semester.
6. Mengesahkan Pengurus Cabang.
7. Meminta laporan perkembangan Cabang-Cabang dalam wilayah
koordinasinya.
8. Menyampaikan laporan kerja pengurus setiap semester kepada
Pengurus Besar.
9. Menyelenggarakan Musda selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah
Kongres.
10. Memberikan Laporan Pertanggungjawaban kepada Musda.
11. Melaksanakan LK III minimal 1 tahun sekali dalam 1 (satu) periode
pengurusan.

Pasal 25
Musyawarah Daerah

1. Musyawarah daerah (Musda) adalah Musyawarah utusan Cabang-


Cabang yang ada dalamwilayah koordinasi Badko.
2. Penyelenggaraan Musda selambat-lambatnya 3 (Tiga) bulan setelah
Kongres.
3. Apabila ayat (2) tidak terpenuhi maka PB HMI menunjuk carateker untuk
melakukan Musda.
4. Kekuasaan dan wewenang Musda adalah mengusulkan minimal 3 nama
calon Formateur kepada PB HMI untuk selanjutnya dipilih dan ditetapkan
sebagai Formateur/Ketua Umum Badko.
5. Tata tertib Musda disesuaikan dengan pasal 13 ART.

Pasal 26

24 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


Pembentukan Badan Koordinasi

1. Pembentukan Badko direkomendasikan di Kongres dan disahkan di


Pleno 1 PB HMI.
2. Satu Badan Koordinasi mengkoordinir minimal 5 (lima) Cabang Penuh.

BAGIAN VI
CABANG

Pasal 27
Status

1. Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, Cabang merupakan satu


kesatuan organisasi yangdibentuk di Kota Besar atau Ibukota
Propinsi/Kabupaten/Kota yang terdapat perguruan tinggi.
2. Di luar Negara Kesatuan Republik Indonesia, Cabang merupakan satu
kesatuan organisasi yang dibentuk di Ibukota Negara atau Kota Besar
lainnya di negara tersebut yang terdapat mahasiswa Muslim.
3. Masa jabatan pengurus Cabang adalah satu tahun terhitung sejak
diterbitkan SuratKeputusan oleh Pengurus Besar.

Pasal 28
Personalia Pengurus Cabang

1. Formasi Pengurus Cabang sekurang-kurangnya terdiri dari Ketua


Umum, Sekretaris umum, danBendahara Umum.
2. Yang dapat menjadi personalia Pengurus Cabang adalah:
a. Bertaqwa kepada Allah SWT
b. Dapat membaca Al Qur`an
c. Tidak sedang dijatuhi sanksi organisasi
d. Dinyatakan lulus mengikuti Latihan Kader II
e. Pernah menjadi Pengurus Komisariat
f. Tidak menjadi personalia Pengurus Cabang untuk periode ketiga
kalinya kecuali jabatanKetua Umum.
3. Yang dapat menjadi Ketua Umum/Formateur Pengurus Cabang adalah:
a. Bertaqwa kepada Allah SWT
b. Dapat membaca Al Qur`an
c. Tidak sedang dijatuhi sanksi organisasi
d. Dinyatakan lulus mengikuti Latihan Kader II

25 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


e. Pernah menjadi Ketua Umum Komisariat dan/atau Pengurus
Cabang
f. Tidak sedang diperpanjang masa keanggotaannya karena sedang
menjadi pengurus
g. Sehat secara jasmani maupun rohani
h. Berwawasan keilmuan yang luas dan memiliki bukti nyata sebagai
insan akademis
i. Ketika mencalonkan diri, mendapat rekomendasi tertulis dari
Pengurus Komisariat Penuh.
4. Selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah Konfercab/Muscab,
personalia Pengurus Cabang harus sudah dibentuk dan Pengurus
Cabang Demisioner sudah mengadakan serah terima jabatan.
5. Apabila dalam jangka waktu telah ditentukan dalam ayat (4), formateur
tidak dapat menyusun komposisi kepengurusan karena meninggal
dunia atau berhalangan tetap lainnya, maka formateur dialihkan kepada
mide formateur yang mendapat suara terbanyak.
6. Apabila Ketua Umum tidak dapat menjalankan tugas/non aktif, maka
dapat dipilih pejabat Ketua Umum.
7. Yang dimaksud dengan tidak dapat menjalankan tugas/non aktif,
adalah:
a. Meninggal dunia
b. Sakit yang menyebabkan tidak dapat menjalankan tugas selama
6 (enam) bulan berturut-turut.
c. Tidak hadir dalam Rapat Harian dan/atau Rapat Presidium selama
2 (dua) bulan berturut-turut.
8. Ketua Umum dapat diberhentikan dan diangkat Pejabat Ketua
Umum sebelum Konfercab/Muscab apabila memenuhi satu atau lebih
hal-hal berikut:
a. Membuat pernyataan publik atas nama Cabang yang melanggar
Anggaran Dasar pasal 6.
b. Terbukti melanggar Anggaran Dasar pasal 16 dan Anggaran
Rumah Tangga pasal 52.
c. Tidak lagi memenuhi syarat sebagaimana diatur Anggaran Rumah
Tangga pasal 28 ayat 3.
9. Pemberhentian Ketua Umum dan pengangkatan/pengambilan sumpah
jabatan Ketua Umum sebelum Konfercab/Muscab hanya dapat melalui:
a. Keputusan sidang Pleno Pengurus Cabang yang disetujui
minimal 50% + 1 suara utusan Sidang Pleno Pengurus cabang.
b. Usulan pemberhentian Ketua Umum hanya dapat diajukan melalui
Keputusan Rapat Harian Pengurus Cabang yang di setujui oleh 2/3
jumlah Pengurus Cabang atau minimal ½ jumlah Komisariat penuh.
10. Usulan pemberhentian Ketua Umum harus disampaikan secara tertulis
disertai alasan, bukti dan saksi disertai tanda tangan pengusul. Usulan
ditembuskan kepada Pengurus Badko.

26 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


11. Ketua Umum dapat mengajukan gugatan pembatalan atas putusan
pemberhentiannya kepada Pengurus Badko selambat-lambatnyasatu
minggu sejak putusan pemberhentiannya ditetapkan. keputusan
Pengurus Badko dikeluarkan paling lambat dua minggu sejak
pengajuan gugatan pembatalan diterima.dalam hal masih terdapat
keberatan atas keputusan Pengurus Badko maka dapat diajukan
gugatan ulang kepada Pengurus Besar selambat-lambatnya satu
minggu sejak keputusan Pengurus Badko ditetapkan. Keputusan yang
bersifat final dan mengikat dikeluarkan paling lambat 2 minggu sejak
gugatan ulang diterima.
12. Dalam hal Ketua Umum mangkat atau mengundurkan diri, Sekretaris
Umum Pengurus Cabang secara otomatis menjadi Pejabat Sementara
Ketua Umum hingga dipilih, diangkat dan diambil Sumpah Jabatan
Pejabat Ketua Umum dalam Rapat Harian Pengurus Cabang terdekat.
13. Bila Sekretaris Umum tidak dapat menjadi Pejabat Sementara Ketua
Umum karena mangkat, mengundurkan diri atau berhalangan tetap
hingga 2 kali Rapat Harian yang terdekat dari mangkat atau
mundurnya Ketua Umum maka Pejabat Sementara Ketua Umum
diangkat otomatis dari Ketua Bidang Pembinaan Aparat Organisasi
hingga dipilih, diangkat dan disumpah jabatan Pejabat Ketua Umum
dalam Rapat Harian Pengurus Cabang yang terdekat.
14. Sebelum diadakan Rapat Harian Pengurus Cabang untuk memilih
Pejabat Ketua Umum, Pejabat Sementara Ketua Umum memberitahukan
mangkat atau pengunduran diri Ketua Umum kepada Badko dan menjadi
saksi dalam rapat harian Pengurus cabang.
15. Rapat Harian Pengurus Cabang untuk memilih Pejabat Ketua Umum
langsung dipimpin oleh Pejabat Sementara Ketua Umum. Pejabat
Ketua Umum dapat dipilih melalui Musyawarah atau pemungutan suara
dari calon yang terdiri dari Sekretaris Umum, Bendahara Umum, dan
Ketua Bidang.
16. Pengambilan Sumpah Jabatan Pejabat Ketua Umum dilakukan oleh
Pengurus Besar, dan/atau Pengurus Badko yang di tunjuk untuk itu.
17. Ketua Umum dapat melakukan Reshuffle atau pemberhentian atau
penggantian personalia Pengurus Cabang dengan mempertimbangkan
hal-hal sebagai berikut:
a. Keaktifan yang bersangkutan dalam rapat-rapat HMI Cabang.
b. Realisasi program kerja di bidang yang bersangkutan dalam 1
(satu) semester.
c. Partisipasi yang bersangkutan dalam program kerja Cabang (di
luar bidang yangbersangkutan).

Pasal 29
Tugas dan Wewenang

27 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


1. Melaksanakan hasil-hasil ketetapan Konferensi/Musyawarah Cabang,
sertaketentuan/kebijakan organisasi lainnya yang diberikan Pengurus
Besar atau Pengurus Badko.
2. Membentuk Koordinator Komisariat(Korkom) bila diperlukan dan
mengesahkankepengurusannya.
3. Mengesahkan Pengurus Komisariat dan Badan Khusus di tingkat
cabang.
4. Membentuk dan mengembangkan badan-badan khusus.
5. Melaksanakan sidang pleno sekurang-kurangnya sekali dalam 4
(empat) bulan atau 2 (dua) kali selama satu periode berlangsung.
6. Melaksanakan Rapat Harian Pengurus Cabang minimal satu minggu
sekali, selama periode berlangsung.
7. Melaksanakan Rapat Presidium Pengurus Cabang minimal satu kali
dalam sebulan.
8. Menyampaikan laporan kerja kepengurusan dan database anggota 4
(empat) bulan sekali kepada Pengurus Besar melalui Pengurus Badko.
9. Memilih dan mengesahkan 1 (satu) orang Formateur/Ketua Umum
dan 2 (dua) orang Mide Formateur dari 3 (tiga) calon anggota
Formateur Korkom yang dihasilkan dari Musyawarah Komisariat
dengan memperhatikan suara terbanyak dan mengesahkan susunan
Pengurus Korkom Formateur Ketua Umum Korkom.
10. Mengusulkan pembentukan dan pemekaran Cabang melalui
Musyawarah Daerah.
11. Menyelenggarakan Konferensi/Musyawarah Anggota Cabang.
12. Menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban kepada Anggota
Biasa melalui Konferensi/Musyawarah Anggota cabang.

Pasal 30
Pendirian dan Pemekaran Cabang

1. Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, pendirian Cabang


Persiapan dapat diusulkan oleh150 (seratus lima puluh) orang
anggota biasa kepada Pengurus Badko setempat yang selanjutnya
diteruskan kepada Pengurus Besar.
2. Di luar Negara Kesatuan Republik Indonesia, pendirian Cabang
Persiapan dapat diusulkan sekurang-kurangnya 15 (lima belas) orang
anggota bisa langsung kepada Pengurus Besar.
3. Usulan disampaikan secara tertulis disertai alasan dan dokumen
pendukungnya.
4. Pengurus Besar dalam mengesahkan Cabang Persiapan menjadi
Cabang Penuh harus meneliti keaslian dokumen pendukung,

28 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


mempertimbangkan potensi anggota di daerah setempat, dan potensi-
potensi lainnya di daerah setempat yang dapat mendukung
kesinambungan Cabang tersebut bila disahkan dengan
mempertimbangkan pendapat dari Badko dalam forum pleno PB HMI.
5. Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, sekurang-kurangnya
setelah 1 (satu) tahundisahkan menjadi Cabang Persiapan,
mempunyai minimal 300 (tiga ratus puluh) anggota biasa dan
mampumelaksanakan minimal 2 (dua) kali Latihan Kader I dan 1 (satu)
kali Latihan Kader II di bawah bimbingan dan pengawasan Pengurus
Badko setempat, memiliki Badan PengelolaLatihan dan minimal 1 (satu)
Lembaga Pengembangan Profesi aktif serta direkomendasikan
Pengurus Badko setempat dapat disahkan menjadi Cabang Penuh.
6. Di luar Negara Kesatuan Republik Indonesia, sekurang-kurangnya
setelah 1 (satu) tahundisahkan menjadi Cabang Persiapan,
mempunyai minimal 75 (tujuh puluh lima) anggota biasa dan mampu
melaksanakan minimal 1 (satu) kali Latihan Kader I dan 1 (satu) kali
Latihan Kader II di bawah bimbingan dan pengawasan Pengurus Besar,
memiliki Badan Pengelola Latihan dapat disahkan menjadi Cabang
Penuh.
7. Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, 1 (satu) Cabang Penuh
dapat dimekarkan menjadi 2 (dua) atau lebih Cabang Penuh apabila
masing-masing Cabang yang dimekarkan tersebut memiliki minimal
150 (seratus lima puluh) anggota biasa, memiliki Badan Pengelola
Latihan dan minimal 1 (satu) Lembaga Pengembangan Profesi aktif,
direkomendasikan dalam konferensi Cabang asal dan disetujui dalam
Musyawarah Badko setempat, serta tidak dalam satu wilayah
administratif Kabupaten/Kota.
8. Di luar Negara Kesatuan Republik Indonesia, 1 (satu) Cabang Penuh
dapat dimekarkan menjadi2 (dua) atau lebih Cabang Penuh apabila
masing-masing Cabang yang dimekarkan tersebut memiliki minimal 25
(dua puluh lima) anggota biasa, memiliki Badan Pengelola Latihan dan
direkomendasikan konferensi Cabang asal.
9. Dalammengesahkan pemekaran Cabang Penuh, Pengurus
Besar harusmempertimbangkan tingkat dinamika Cabang penuh
hasil pemekaran, daya dukung daerah tempat kedudukan Cabang-
Cabang hasil pemekaran, potensi keanggotaan, potensi pembiayaan
untuk menunjang aktifitas Cabang hasil pemekaran, dan potensi-
potensi lainnya yang menunjang kesinambungan Cabang.
10. Untuk pemekaran Cabang Penuh yang berkedudukan di Kota Besar, 2
(dua) atau lebih Cabang penuh yang telah dimekarkan dapat berada
dalam 1 (satu) wilayah administratif kota bila memiliki potensi
keanggotaan, potensi pembiayaan, dan potensi-potensi penunjang
kesinambungan Cabang lainnya yang tinggi.

29 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


Pasal 31

Penurunan Status dan Pembubaran Cabang

1. Memiliki anggota biasa kurang dari 300 (tiga ratus) orang (dalam NKRI).
2. Memiliki kurang dari tiga komisariat penuh
3. Tidak memiliki BPL, Kohati dan 1 (satu) lembaga pengembangan profesi.
4. Dalam satu periode kepengurusan tidak melaksanakan Konferensi
Cabang selambat-lambatnya selama 18 (delapan belas) bulan.
5. Tidak melaksanakan Latihan Kader II sebanyak 2 (dua) kali dalam 2
(dua) periode kepengurusan berturut-turut atau tidak melaksanakan 4
(empat) kali Latihan Kader I dalam 2 (dua) periode kepengurusan
berturut-turut.
6. Apabila Cabang Persiapan dan Cabang Penuh yang diturunkan menjadi
Cabang Persiapan dalam waktu 2 (dua) tahun tidak dapat meningkatkan
statusnya menjadi Cabang Penuh maka Cabang tersebut dinyatakan
bubar melalui Keputusan Pengurus Besar.

BAGIAN VII

KOORDINATOR KOMISARIAT

Pasal 32

Status

1. Koordinator Komisariat (korkom) adalah instansi pembantu Pengurus


Cabang.
2. Pada perguruan tinggi yang dianggap perlu, Pengurus Cabang dapat
membentuk Korkom untuk mengkoordinir beberapa Komisariat.
3. Masa jabatan Pengurus Korkom disesuaikan dengan masa jabatan
Pengurus Cabang.

Pasal 33

Personalia Pengurus Korkom

1. Formasi Pengurus Korkom sekurang-kurangnya terdiri dari Ketua Umum,


Sekretaris umum, dan Bendahara Umum.
2. Yang dapat menjadi personalia Pengurus Korkom adalah:

30 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


a. Ber-taqwa kepada Allah SWT
b. Dapat membaca Al Qur`an
c. Tidak sedang dijatuhi sanksi organisasi
d. Dinyatakan lulus mengikuti Latihan Kader II
e. Pernah menjadi pengurus Komisariat.
f. Tidak menjadi personalia Pengurus Korkom untuk periode ketiga
kalinya kecuali jabatan Ketua Umum
3. Yang dapat menjadi Ketua Umum/Formateur Pengurus Korkom adalah:
a. Ber-taqwa kepada Allah SWT
b. Dapat membaca Al Qur`an
c. Tidak sedang dijatuhi sanksi organisasi
d. Dinyatakan lulus mengikuti Latihan Kader II
e. Pernah menjadi pengurus Komisariat
f. Tidak sedang diperpanjang masa keanggotaannya karena sedang
menjadi pengurus
g. Sehat secara jasmani maupun rohani
h. Berwawasan keilmuan yang luas dan memiliki bukti nyata sebagai
insan akademis.
i. Ketika mencalonkan diri, mendapat rekomendasi tertulis dari
Pengurus Komisariat Penuh.
4. Selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari setelah Musyawarah
Komisariat, personalia Pengurus Korkom harus sudah dibentuk dan
Pengurus Korkom sudah mengadakan serah terima jabatan.
5. Apabila Ketua Umum tidak dapat menjalankan tugas/non aktif, maka
dapat dipilih pejabat ketua umum.
6. Yang dimaksud dengan tidak dapat menjalankan tugas/non aktif, adalah:
a. Meninggal dunia
b. Sakit yang menyebabkan tidak dapat menjalankan tugas selama 2
(dua) bulan berturut-turut.
c. Tidak hadir dalam Rapat Harian dan/atau Rapat Presidium selama
1 (satu) bulan berturut-turut.
7. Ketua Umum dapat diberhentikan dan diangkat Pejabat Ketua Umum
sebelum Musyawarah Koordinator Komisariat apabila memenuhi satu
atau lebih hal-hal berikut:
a. Membuat pernyataan publik atas nama Pengurus Korkom yang
melanggar Anggaran Dasar pasal 6.
b. Terbukti melanggar Anggaran Dasar pasal 16 dan Anggaran
Rumah Tangga pasal 52.
c. Tidak lagi memenuhi syarat sebagaimana diatur Anggaran Rumah
Tangga pasal 34 ayat 3.
8. Pemberhentian Ketua Umum Korkom dan pengangkatan Pejabat Ketua
Umum Korkom hanya dapat melalui:
a. Keputusan Rapat Harian Pengurus Cabang yang disetujui minimal
50%+1 suara peserta Rapat Harian Pengurus cabang.

31 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


b. Rapat Harian Pengurus Cabang hanya membahas usulan
pemberhentian Ketua Umum Korkom yang diusulkan oleh minimal ½
jumlah komisariat di wilayah Korkom tersebut atau ½ jumlah
Pengurus Cabang atau 2/3 jumlah Pengurus Korkom.
9. Usulan pemberhentian Ketua Umum harus disampaikan secara tertulis
disertai alasan, bukti dan saksi disertai tanda tangan pengusul.
10. Ketua Umum dapat mengajukan gugatan pembatalan atas
putusanpemberhentiannya kepada Pengurus Cabang selambat-
lambatnya satu minggu sejak putusan pemberhentiannya di tetapkan.
keputusan Pengurus Cabang dikeluarkan paling lambat dua minggu
sejak pengajuan gugatan pembatalan diterima.dalam hal masih terdapat
keberatan atas keputusan Pengurus Cabang maka dapat diajukan
gugatan ulang kepada Pengurus Cabang selambat-lambatnya satu
minggu sejak keputusan Pengurus cabang ditetapkan. Keputusan yang
bersifat final dan mengikat dikeluarkan paling lambat 2 minggu sejak
gugatan ulang diterima.
11. Dalam hal Ketua Umum mangkat atau mengundurkan diri, Sekretaris
Umum Korkom secara otomatis menjadi Pejabat Sementara Ketua
Umum hingga dipilih, diangkat dan diambil Sumpah Jabatan Pejabat
Ketua Umum dalam Rapat Harian Pengurus Cabang terdekat.
12. Sebelum diadakan Rapat Harian Pengurus Cabang, Sekertaris Umum
Korkom selaku Pejabat Sementara Ketua Umum memberitahukan
mangkat atau pengunduran diri Ketua Umum kepada Komisariat dan
Pengurus Cabang.
13. Ketua Umum dapat melakukan Reshuffle atau pemberhentian atau
penggantian personalia Pengurus Korkom dengan mempertimbangkan
hal-hal sebagai berikut:
a. Keaktifan yang bersangkutan dala Rapat-rapat Pengurus Korkom
b.Realisasi program kerja di bidang yang bersangkutan dalam 3 (tiga)
bulan
c. Partisipasi yang bersangkutan dalam program kerja Korkom (di luar
bidang yang bersangkutan).

Pasal 34

Tugas dan Wewenang

1. Melaksanakan dan mengembangkan kebijaksanaan Pengurus Cabang


tentang berbagai masalah organisasi di wilayahnya.
2. Mewakili Pengurus Cabang menyelesaikan persoalan intern di wilayah
koordinasinya dan berkonsultasi serta berkoordinasi dengan Pengurus
Cabang.

32 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


3. Melaksanakan ketetapan-ketetapan Musyawarah Komisariat.
4. Menyampaikan laporan kerja di Sidang Pleno Pengurus Cabang dan di
waktu lain ketika diminta Pengurus Cabang.
5. Membantu menyiapkan draf materi Konferensi Cabang.
6. Mengkoordinir dan mengawasi kegiatan Komisariat dalam wilayah
koordinasinya.
7. Meminta laporan Komisariat dalam wilayah koordinasinya.
8. Menyelenggarakan Musyawarah Komisariat selambat-lambatnya dua
bulan setelah Konferensi Cabang.
9. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada Pengurus Cabang
melalui Rapat Harian Pengurus Cabang selambat-lambatnya 1 minggu
sebelum Musyawarah Komisariat dan menyampaikan laporan kerja
selama periode kepengurusan di Musyawarah komisariat.
10. Mengusulkan kenaikan dan penurunan status Komisariat di wilayah
koordinasinya berdasarkan evaluasi perkembangan Komisariat.
11. Mengusulkan kepada Pengurus Cabang pembentukan Komisariat
Persiapan.

Pasal 35

Musyawarah Komisariat

1. Musyawarah Komisariat (Muskom) adalah musyawarah perwakilan


komisariat-komisariat yang ada dalam wilayah koordinasi Korkom.
2. Muskom dilaksanakan selambat-lambatnya 2 bulan setelah Konferensi
Cabang.
3. Kekuasaan dan wewenang Muskom adalah menetapkan Pedoman Kerja
Pengurus Korkom, program kerja, mengusulkan pemekaran Komisariat
serta Rekomendasi Internal dan Eksternal Korkom dan memilih calon-
calon Formateur Korkom sebanyak 3 orang dan diusulkan kepada
Pengurus Cabang untuk dipilih dan disahkan 3 orang dandiusulkan
kepada Pengurus Cabang untuk dipilih dan disahkan 1 orang sebagai
Formateur dan 2 orang sebagai mide Formateur dengan memperhatikan
suara terbanyak.
4. Tata Tertib Muskom disesuaikan dengan pasal 16 Anggaran Rumah
Tangga.

BAGIAN VII

KOMISARIAT

33 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


Pasal 36

Status

1. Komisariat merupakan satu kesatuan organisasi di bawah Cabang yang


dibentuk di satu perguruan tinggi atau satu/beberapa fakultas dalam satu
perguruan tinggi.
2. Masa jabatan Pengurus Komisariat adalah satu tahun semenjak
pelantikan/serah terima jabatan setelah Pengurus Demisioner.
3. Setelah satu tahun berdirinya dengan bimbingan dan pengawasan
Korkom/Cabang yang bersangkutan serta syarat-syarat berdirinya
Komisariat Penuh telah dipenuhi, maka dapat mengajukan permohonan
kepada Pengurus Cabang untuk disahkan menjadi Komisariat Penuh
dengan rekomendasi Korkom.
4. Dalam hal tidak terdapat Korkom pengajuan Komisariat penuh langsung
kepada Pengurus Cabang.

Pasal 37

Personalia Pengurus Komisariat

1. Formasi Pengurus komisariat sekurang-kurangnya terdiri dari Ketua


Umum, Sekretaris umum, dan Bendahara Umum.
2. Yang dapat menjadi personalia Pengurus Komisariat adalah:
a. Ber-taqwa kepada Allah SWT
b. Dapat membaca Al Qur`an
c. Tidak sedang dijatuhi sanksi organisasi
d. Dinyatakan lulus mengikuti Latihan Kader I minimal 1 (satu) tahun
setelah lulus.
e. Tidak menjadi personalia Pengurus Komisariat untuk periode ketiga
kalinya kecuali jabatan Ketua Umum
3. Yang dapat menjadi Ketua Umum/Formateur Pengurus Komisariat adalah:
a. Ber-taqwa kepada Allah SWT
b. Dapat membaca Al Qur`an
c. Tidak sedang dijatuhi sanksi organisasi
d. Dinyatakan lulus mengikuti Latihan Kader I minimal 1 tahun.
e. Pernah menjadi pengurus Komisariat
f. Tidak sedang diperpanjang masa keanggotaannya karena sedang
menjadi pengurus
g. Sehat secara jasmani maupun rohani
h. Berwawasan keilmuan yang luas dan memiliki bukti nyata sebagai
insan akademis

34 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


4. Selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari setelah Rapat Anggota
Komisariat, personalia Pengurus Komisariat harus sudah dibentuk dan
Pengurus Demisioner sudah mengadakan serah terima jabatan.
5. Apabila dalam jangka waktu telah ditentukan formateur tidak dapat
menyusun komposisi kepengurusan karena meninggal dunia atau
berhalangan tetap lainnya, maka formateur dialihkan kepada mide
formateur yang mendapat suara terbanyak.
6. Apabila Ketua Umum tidak dapat menjalankan tugas/non aktif, maka
dapat dipilih pejabat ketua umum.
7. Yang dimaksud dengan tidak dapat menjalankan tugas/non aktif, adalah:
a. Meninggal dunia
b. Sakit yang menyebabkan tidak dapat menjalankan tugas selama 2
(dua) bulan berturut-turut
c. Tidak hadir dalam Rapat Harian dan/atau RapatPresidium selama 1
(satu) bulan berturut-turut.
8. Ketua Umum dapat diberhentikan dan diangkat Pejabat Ketua Umum
sebelum Rapat Anggota Komisariat apabila memenuhi satu atau lebih
hal-hal berikut:
a. Membuat pernyataan publik atas nama Pengurus Korkom yang
melanggar Anggaran Dasar pasal 6.
b. Terbukti melanggar Anggaran Dasar pasal 16 dan Anggaran
Rumah Tangga pasal 52.
c. Tidak lagi memenuhi syarat sebagaimana diatur Anggaran Rumah
Tangga pasal 38 ayat 3.
9. Pemberhentian Ketua Umum dan pengangkatan Pejabat Ketua Umum
hanya dapat melalui:
a. Keputusan Rapat Harian Pengurus Komisariat yang disetujui
minimal 50%+1 suara utusan Rapat Harian Pengurus Komisariat.
b. Usulan pemberhentian Ketua Umum harus disampaikan secara
tertulis disertai alasan, bukti dan saksi (bila dibutuhkan) dan tanda
tangan pengusul. Usulan ditembuskan kepada Pengurus Cabang.
c. Usulan pemberhentian Ketua Umum dapat diajukan melalui
Keputusan Rapat Harian Pengurus Komisariat yang disetujui oleh
minimal 2/3 jumlah Pengurus Komisariat.
10. Ketua Umum dapat mengajukan gugatan pembatalan atas putusan
pemberhentiannya kepada Pengurus Cabang selambat-lambatnya satu
minggu sejak putusan pemberhentiannya di tetapkan. putusan Pengurus
Cabang yang bersifat final dan mengikat dikeluarkan paling lambat 2
minggu sejak pengajuan gugatan pembatalan diterima.
11. Dalam hal Ketua Umum mangkat atau mengundurkan diri, Sekretaris
Umum Pengurus Komisariat secara otomatis menjadi Pejabat Sementara
Ketua Umum hingga dipilih, diangkat dan diambil Sumpah Jabatan
Pejabat Ketua Umum dalam Rapat Harian Pengurus Komisariat terdekat.

35 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


12. Bila Sekretaris Umum tidak dapat menjadi Pejabat Sementara Ketua
Umum karena mangkat, mengundurkan diri atau berhalangan tetap
hingga 2 kali Rapat Harian yang terdekat dari mangkat atau mundurnya
Ketua Umum maka Pejabat Sementara Ketua Umum diangkat otomatis
dari Ketua Bidang Penelitian, Pengembangan dan Pembinaan Anggota
hingga dipilih, diangkat dan disumpah jabatan Pejabat Ketua Umum
dalam Rapat Harian Pengurus Komisariat yang terdekat.
13. Sebelum diadakan Rapat Harian Pengurus komisariat untuk memilih
Pejabat Ketua Umum, Pejabat Sementara Ketua Umum memberitahukan
mangkat atau pengunduran diri Ketua Umum kepada Pengurus Cabang
dan menjadi saksi dalam rapat harian PengurusKomisariat.
14. Rapat Harian Pengurus Komisariat untuk memilih Pejabat Ketua Umum
langsung dipimpin oleh Pejabat Sementara Ketua Umum. Pejabat Ketua
Umum dapat dipilih melalui Musyawarah atau pemungutan suara dari
calon yang terdiri dari Sekretaris Umum, Bendahara Umum, dan Ketua
Bidang.
15. Pengambilan Sumpah Jabatan Pejabat Ketua Umum dilakukan oleh
Pengurus HMI Cabang.
16. Ketua Umum dapat melakukan Reshuffle atau pemberhentian atau
penggantian personalia Pengurus Komisariat dengan
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a. Keaktifan yang bersangkutan dala Rapat-rapat Pengurus Komisariat
b. Realisasi program kerja di bidang yang bersangkutan dalam 3 (tiga)
bulan
c. Partisipasi yang bersangkutan dalam program kerja Komisariat (di
luar bidang yang bersangkutan).

Pasal 38

Tugas dan Wewenang

1. Melaksanakan hasil-hasil Rapat Anggota Komisariat dan


ketentuan/kebijakan organisasi lainnya dan diberikan oleh Pengurus
Cabang.
2. Membentuk dan mengembangkan Badan-Badan Khusus.
3. Melaksanakan Rapat Harian Pengurus Komisariat minimal satu bulan 1
(satu) kali.
4. Melaksanakan Rapat Presidium Pengurus Komisariat minimal 1 dalam
seminggu.
5. Menyampaikan laporan kerja pengurus 4 (empat) bulan sekali kepada
Pengurus Cabang.

36 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


6. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada Anggota biasa
melalui Rapat Anggota Komisariat.

Pasal 49

Pendirian dan Pemekaran Komisariat

1. Pendirian Komisariat Persiapan dapat diusulkan oleh sekurang-


kurangnya 25 (dua puluh lima) Anggota Biasa dari satu perguruan tinggi
atau satu/beberapa fakultas/jurusan dari satu perguruan tinggi langsung
kepada Pengurus Cabang atau melelui Pengurus Korkom yang
selanjutnya dibicarakan dalam sidang Pleno Pengurus Cabang.
2. Usulan disampaikan secara tertulis disertai alasan dan dokumen
pendukungnya.
3. Pengurus Cabang dalam mengesahkan Komisariat Persiapan harus
meneliti keaslian dokumen pendukung, mempertimbangkan potensi
anggota di perguruan tinggi, dan potensi-potensi lainnya di daerah
setempat yang dapat mendukung kesinambungan Komisariat tersebut
bila dibentuk.
4. Sekurang-kurangnya setelah 1 (satu) tahun disahkan menjadi Komisariat
Persiapan, mempunyai minimal 50 (lima puluh) anggota biasa dan
mampu melaksanakan minimal 1 (satu) kali Latihan Kader I dan 2 (dua)
kali Maperca di bawah bimbingan dan pengawasan Cabang/Korkom
setempat, serta direkomendasikan Korkom setempat dapat disahkan
menjadi Komisariat Penuh di Sidang Pleno Pengurus Cabang.
5. Dalam mengesahkan pemekaran Komisariat Penuh, Pengurus Cabang
harus mempertimbangkan tingkat dinamika Komisariat penuh hasil
pemekaran, daya dukung fakultas/perguruan tinggi tempat kedudukan
Komisariat-Komisariat hasil pemekaran, potensi keanggotaan, potensi
pembiayaan untuk menunjang aktifitas Komisariat hasil pemekaran, dan
potensi-potensi lainnya yang menunjang kesinambungan Komisariat.
6. Pemekaran Komisariat Penuh dapat dimekarkan menjadi dua atau lebih
Komisariat penuh apabila masing-masing Komisariat yang dimekarkan
tersebut memiliki minimal 50 (lima puluh) Anggota Biasa.

Pasal 40

Penurunan Status dan Pembubaran Komisariat

37 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


1. Komisariat Penuh dapat diturunkan statusnya menjadi Komisariat
Persiapan apabila memenuhi salah satu atau seluruh hal berikut :
a. Memiliki anggota biasa kurang dari 50 (lima puluh) orang.
b. Dalam satu periode kepengurusan tidak melaksanakan Rapat
Anggota Komisariat selambat-lambatnya selama 18 (delapan belas)
bulan.
c. Tidak melaksanakan Latihan Kader I sebanyak 2 kali dalam 2
periode kepengurusan berturut-turut atau tidak melaksanakan 3
(tiga) kali Maperca dalam 2 periode kepengurusan berturut-turut.
d. Tidak melaksanakan Rapat Harian minimal 10 (sepuluh) kali selama
2 periode kepengurusan berturut-turut atau Rapat Presidium minimal
30 (tiga puluh) kali 2 periode kepengurusan berturut-turut.
2. Apabila Komisariat penuh yang diturunkan menjadi Komisariat Persiapan
dalam waktu 2 (dua) tahun tidak dapat meningkatkan statusnya menjadi
Komisariat Penuh maka Komisariat tersebut dinyatakan bubar melalui
keputusan pengurus cabang.

BAGIAN IX
MAJELIS PENGAWAS DAN KONSULTASI
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (MPK HMI)

Pasal 41

Status, Fungsi, Keanggotaan dan Masa Jabatan

1. Anggota Majelis Pengawas dan Konsultasi Himpunana Mahasiswa Islam


ditingkat PB Berjumlah 15 orang, Anggota Majelis Pengawas dan
Konsultasi Himpunana Mahasiswa Islam ditingkat Cabang Berjumlah 7
orang, Anggota Majelis Pengawas dan Konsultasi Himpunana Mahasiswa
Islam ditingkat Komisariat berjumlah 5 orang.
2. MPK HMI melakukan pengawasan terhadap kinerja kepengurusan HMI
dalam melaksanakan AD/ART dan aturan dibawahnya dan memberikan
penilaian konstitusional yang bersifat final dan mengikat atas perkara
konstitusional.
3. Anggota MPK HMI berjumlah 15 (lima belas) orang yang dipilih dan
ditetapkan oleh peserta Kongres.
4. Anggota MPK HMI adalah anggota atau alumni HMI yang memenuhi
syarat sebagai berikut:
a. Ber-taqwa kepada Allah SWT.
b. Dapat membaca Al Qur`an.
c. Tidak sedang dijatuhi sanksi organisasi karena melanggar AD/ART.

38 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


d. Dinyatakan lulus mengikuti Latihan Kader III ditingkat PB, dinyatakan
lulus mengikuti Latihan Kader II ditingkat Cabang dan Komisariat.
e. Pernah menjadi minimal Ketua Bidang Pengurus Besar Himpunan
Mahasiswa Islam minimal 2 (dua) periode sebelum ditetapkan
sebagai anggota MPK HMI di tingkat PB.
f. Pernah menjadi minimal Ketua Bidang Pengurus Cabang HMI
minimal 2 (dua) sebelum ditetapkan sebagai anggota MPK HMI di
tingkat PC.
g. Pernah menjadi minimal Ketua Bidang Pengurus Komisariat HMI 2
(dua) sebelum ditetapkan sebagai anggota MPK HMI di tingkat PK.
h. Sehat secara jasmani maupun rohani.
i. Berwawasan keilmuan yang luas dan memiliki bukti nyata sebagai
Insan Akademis yakni karya tulis ilmiah.
j. Tidak menjadi anggota MPK HMI untuk yang ketiga kalinya.
5. Pada tingkat PB Ketika mencalonkan mendapat rekomendasi dari 5 (lima)
Cabang Penuh, pada tingkat PC ketika mencalonkan mendapat
rekomendasi 1 (satu) komisariat, pada tingkat PK ketika mencalonkan
mendapat rekomendasi 5 (lima) anggota.
6. Anggota MPK HMI di setiap tingkatan sanggup mengikuti rapat-rapat dan
sidang anggota MPK HMI.
7. Masa MPK HMI disesuaikan dengan masa periodesasi disetiap tingkatan
8. Apabila salah satu anggota MPK HMI meninggal, mengundurkan diri,
maka akan diganti dengan calon MPK HMI dengan nomor urut berikutnya
dan dipilih berdasarkan pengurus setempat berdasarkan suara
terbanyak.
9. Apabila hasil pengawasan dan putusan MPK HMI tidak dijalankan maka
MPK HMI memanggil Ketua Umum PB HMI untuk dimintai keterangan.
Keterangan yang diperoleh selanjutnya dijadikan bahan oleh MPK HMI
untuk diberikan penilaian dengan berpedoman pada AD/ART HMI.

Pasal 42

Tugas dan Wewenang Majelis Pengawas dan Konsultasi Himpunan


Mahasiswa Islam

1. Menjaga tegaknya AD/ART HMI.


2. Menyampaikan hasil pengawasannya dalam sidang MPK, kemudian
disampaikan dalam Rapat Pleno dan Kongres untuk PB, Rapat Pleno
dan Konfercab/Muscab untuk Cabang dan RAK untuk Komisariat.
3. Mengawasi pelaksanaan AD/ART dan ketetapan-ketetapan Kongres,
Konfercab/Muscab, dan RAK.

39 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


4. Memberikan masukan dan saran kepada Pengurus di setiap tingkatan
dalam melaksanakan AD/ART dan ketetapan-ketetapan Kongres,
konfercab dan RAK baik diminta maupun tidak diminta.
5. Menyampaikan hasil pengawasannya dalam Sidang Pleno Pengurus
Besar.
6. Menyiapkan draft materi Kongres, Konfercab/Muscab, dan RAK.
7. Memberikan putusan yang bersifat final dan mengikat atas perkara
konstitusional yang diajukan anggota biasa dan struktur organisasi
lainnya.
8. Keputusan yang yang dimaksud bersifat final dan mengikat hanya
ditingkat MPK PB HMI.
9. Mekanisme penyelesaikan perkara konstitusional diatur dalam pedoman
tersendiri

Pasal 43

Struktur, Tata Kerja dan Persidangan Majelis Pengawas dan Konsultasi

Himpunan Mahasiswa Islam

1. Struktur MPK HMI terdiri dari 1 (satu) orang Koordinator dan komisi-
komisi.
2. Koordinator, dan ketua komisi dipilih dari dan oleh anggota MPK HMI
dalam rapatMPK HMI.
3. Komisi-komisi ditetapkan berdasarkan pembagian bidang Pengurus
Besar dan di pimpin oleh seorang ketua komisi yang di pilih dari dan oleh
anggota komisi tersebut.
4. Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, MPK HMI difasilitasi oleh
Pengurus Besar HMI.
5. MPK HMI bersidang sedikitnya 4 (empat) kali dalam 1 (satu) periode.
6. Sidang MPK HMI dianggap sah bila dihadiri oleh minimal 2/3 anggota
MPK HMI dan dipimpin oleh Koordinator MPK HMI.
7. Putusan MPK HMI diambil secara musyarah mufakat dan bila tidak dapat
dipenuhi dapat diambil melalui suara terbanyak (50%+1).

C. BADAN–BADAN KHUSUS

BAGIAN X

Pasal 44
Status, Sifat dan Fungsi Badan Khusus

40 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


1. Badan Khusus adalah lembaga yang dibentuk/disahkan oleh struktur
pimpinan sebagai wahana beraktifitas di bidang tertentu secara
professional di bawah koordinasi bidang dalam struktur pimpinan
setingkat.
2. Badan Khusus bersifat semi otonom terhadap struktur pimpinan.
3. Badan Khusus dapat memiliki pedoman sendiri yang tidak bertentangan
dengan AD/ART dan ketetapan-ketetapan Kongres lainnya.
4. Badan Khusus berfungsi sebagai penyalur minat dan bakat anggota dan
wahana pengembangan bidang tertentu yang dinilai strategis.

Pasal 45
Jenis Badan Khusus

1. Badan Khusus terdiri dari Korps HMI-Wati (Kohati), Badan Pengelola


Latihan, Lembaga Pengembangan Profesi (LPP) dan Badan Peneliti dan
Pengembangan (Balitbang).
2. Badan Khusus dapat dibentuk di semua tinggkat struktur HMI.
3. Badan Khusus sebagaimana yang tersebut dalam point a dan b di atas
memiliki pedoman sendiri yang tidak bertentangan dengan AD/ART HMI
& Ketetapan–Ketetapan Kongres lainnya.
4. Badan Khusus berfungsi sebagai wadah pengembangan minat dan bakat
anggota di bidang tertentu.
5. Di tingkat Pengurus Besar dibentuk Kohati PB HMI, badan Pengelola
Latihan (BPL), Bakornas Lembaga Pengembangan Profesi (LPP) dan
Balitbang PB HMI.

Pasal 46

Korps HMI-Wati

1. Korps HMI-Wati yang disingkat Kohati adalah badan khusus HMI yang
berfungsi sebagai wadah meningkatkan kualitas dan peranan HMI-Wati
dalam mewujudkan tujuan HMI pada umumnya dan bidang
pemberdayaan perempuan pada khususnya.
2. Kohati merupakan ex-officio HMI setingkat, diinternal HMI berfungsi
sebagai Bidang Pemberdayaan Perempuan dan dieksternal HMI berfungsi
sebagai organisasi keperempuanan.

41 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


3. Kohati terdiri dari Kohati PB, Kohati Badko, Kohati Cabang, Kohati
Korkom dan Kohati Komisariat.
4. Kohati Bertugas:
a. Melakukan pembinaan, pengembangan dan peningkatan potensi
kader HMI-Wati dalam wacana dan dinamika keperempuanan.
b. Melakukan peningkatan kualitas kader HMI-Wati baik softskill maupun
hardskill
c. Melakukan advokasi terhadap isu-isu keperempuanan, yang
disesuaikan dengan statusnya sebagai organisasi mahasiswi.
5. Kohati memiliki hak dan wewenang untuk:
a. Memiliki Pedoman Dasar Kohati.
b. Kohati berhak untuk mendapatkan informasi dari semua tinggkatan
struktur kepemimpinan HMI untuk memudahkan Kohati menunaikan
tugasnya.
c. Dapat melakukan kerjasama dengan pihak luar, khususnya dalam
gerakan keperempuanan yang tidak bertentangan dengan AD/ART
dan pedoman organisasi lainnya.
6. Musyawarah Kohati:
a. Musyawarah Kohati merupakan bagian dari Struktur Kekuasaan HMI
setingkat.
b. Musyawarah Kohati merupakan instansi pengambilan keputusan
tertinggi pada Kohati.
c. Musyawarah Kohati merupakan Forum laporan Pertanggungjawaban
dan perumusan program kerja Kohati.
d. Tata Tertib Musyawarah Kohati diatur tersendiri dalam Pedoman
Dasar Kohati.
e. Musyawarah Kohati merupakan bagian dari Struktur Kekuasaan HMI
setingkat.

Pasal 47
Lembaga Pengembangan Profesi

1. Lirektur LPP ditunjuk oleh PB HMI berdasarkan Pedoman Dasar dan


Pedoman Rumah Tangga masing-masing lembaga
2. Lembaga Pengembangan Profesi terdiri dari:
a. Lembaga Dakwah Mahasiswa Islam (LDMI).
b. Lembaga Pers Mahasiswa Islam (LAPMI).
c. Lembaga Teknologi Mahasiswa Islam (LTMI).
d. Lembaga Ekonomi Mahasiswa Islam (LEMI).
e. Lembaga Kesehatan Mahasiswa Islam (LKMI).
f. Lembaga Pendidikan Mahasiswa Islam (LAPENMI).
g. Lembaga Seni Budaya Mahasiswa Islam (LSMI).

42 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


h. Lembaga Konsultasi Bantuan Hukum Mahasiswa Islam (LKBHMI).
i. Lembaga Pertanian Mahasiswa Islam (LPMI).
j. Lembaga Pariwisata dan Pecinta Alama Mahasiswa Islam
(LEPPAMI)
3. Lembaga Pengembangan Profesi bertugas :
a. Melaksanakan perkaderan dan program kerja sesuai dengan bidang
profesi masing-masing LPP.
b. Memberikan laporan secara berkala kepada struktur HMI setingkat.
4. Lembaga Pengembangan Profesi (LPP) memiliki hak dan wewenang
untuk :
a. Memiliki pedoman dasar dan pedoman rumah tangga.
b. Masing-masing Lembaga Pengembangan Profesi (LPP) di tingkat
Pengurus Besar berwenang untuk melakukan akreditasi Lembaga
Pengembangan Profesi (LPP) di tingkat cabang.
c. Dapat melakukan kerjasama dengan pihak luar yang tidak
bertentangan dengan AD/ART dan pedoman organisasi lainnya.
d. Dapat melakukan penyikapan fenomenal eksternal sesuai dengan
bidang profesi masing-masing Lembaga Pengembangan Profesi
(LPP).
5. Personalia Lembaga Pengembangan Profesi (LPP) :
a. Formasi pengurus Lembaga Pengembangan Profesi (LPP) sekurang-
kurangnya terdiri dari Direktur, Direktur Administrasi dan Keuangan,
dan Direktur Pendidikan dan Pelatihan.
b. Pengurus Lembaga Pengembangan Profesi (LPP) disahkan oleh
struktur kepemimpinan HMI setingkat.
c. Masa kepengurusan Lembaga Pengembangan Profesi (LPP)
disesuaikan dengan masa kepengurusan HMI setingkat.
d. Pengurus Lembaga Pengembangan Profesi (LPP) adalah anggota
biasa yang telah mengikuti pendidikan dan latihan (Diklat) di masing-
masing lembaga profesi.

Pasal 48
Badan Pengelola Latihan

1. Badan Pengelola Latihan (BPL) adalah lembaga yang mengelola aktivitas


pelatihan di lingkungan HMI.
2. Badan Pengelola Latihan terdiri dari Badan Pengelola Latihan yang
terdapat di tingkat Pengurus Besar dan yang terdapat di tingkat
Badko/Cabang.
3. Badan Pengelola Latihan bertugas:
a. Mengelola aktivitas pelatihan di lingkungan HMI.

43 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


b. Memberikan laporan secara berkala kepada struktur kepemimpinan
HMI setempat.
4. Badan Pengelola Latihan (BPL) memiliki hak dan wewenang untuk:
a. Memiliki pedoman dasar dan pedoman rumah tangga.
b. Badan Pengelola Latihan (BPL) berwenang untuk melakukan
akreditasi Badan Pengelola Latihan di tingkat Badko/Cabang.
c. Dapat melakukan kerjasama dengan pihak luar, khususnya yang di
bidang perkaderan yang tidak bertentangan dengan AD/ART dan
pedoman organisasi lainnya.
5. Personalia Badan Pengelola Latihan (BPL):
a. Formasi pengurus Badan Pengelola Latihan (BPL) sekurang-
kurangnya terdiri dari Kepala, Sekertaris dan Bendahara.
b. Pengurus Badan Pengelola Latihan (BPL) disahkan oleh struktur
kepemimpinan HMI setingkat.
c. Masa kepengurusan Badan Pengelola Latihan (BPL) disesuaikan
dengan masa kepengurusan HMI setingkat.
d. Pengurus Badan Pengelola Latihan (BPL) di tingkat Pengurus Besar
dan Badko adalah anggota biasa yang telah lulus LK III dan Senior
Course dan di tingkat Cabang telah lulus LK II dan Senior Course.
6. Musyawarah Lembaga :
a. Musyawarah Lembaga merupakan instansi pengambilan keputusan
tertinggi di Badan Pengelola Latihan (BPL).
b. Musyawarah Lembaga menetapkan program kerja dan calon Kepala
BPLsebagai formateur yang kemudian diajukan kepada pengurus
struktur kepemimpinan HMI setingkat untuk ditetapkan.
c. Tata tertib Musyawarah Lembaga diatur tersendiri dalam Pedoman
Badan Pengelola Latihan (BPL).

Pasal 49
Badan Penelitian dan Pengembangan

1. Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) adalah lembaga yang


mengelola aktivitas penelitian dan pengembangan di lingkungan HMI.
2. Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) hanya terdapat di
tingkat Pengurus Besar.
3. Badan Penelitian dan Pengembangan bertugas:
a. Melaksanakan dan Mengelola aktivitas penelitian dan pengembangan
di lingkungan HMI.
b. Memberikan laporan secara berkala kepada struktur kepemimpinan
HMI setempat.

44 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


4. Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) memiliki hak dan
wewenang untuk:
a. Memiliki pedoman dasar dan pedoman rumah tangga.
b. Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) berhak untuk
mendapatkan informasi dari semua tingkatan HMI untuk keperluan
penelitian dan pengembangan di lingkungan HMI.
c. Dapat melakukan kerjasama dengan pihak luar, khususnya yang di
bidang penelitian dan pengembangan yang tidak bertentangan dengan
AD/ART dan pedoman organisasi lainnya.
5. Personalia Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang):
a. Formasi pengurus Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang)
sekurang-kurangnya terdiri dari Kepala, Sekertaris dan Bendahara.
b. Pengurus Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) disahkan
oleh Pengurus Besar HMI setingkat.
c. Masa kepengurusan struktur kepemimpinan Badan Penelitian dan
Pengembangan (Balitbang) disesuaikan dengan masa kepengurusan
HMI setingkat.
d. Pengurus Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) adalah
anggota biasa dan telah mengikuti pelatihan yang diadakan oleh
Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) HMI.
6. Musyawarah Lembaga:
a. Musyawarah Lembaga merupakan instansi pengambilan keputusan
tertinggi Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang).
b. Musyawarah Lembaga menetapkan program kerja dan calon Kepala
Balitbang sebagai formateur yang kemudian diajukan kepada struktur
HMI setingkat.
c. Tata tertib Musyawarah Lembaga diatur tersendiri dalam Pedoman
Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang).

BAGIAN XI

ALUMNI HMI

Pasal 50

Alumni

1. Alumni HMI adalah anggota HMI yang telah habis masa


keanggotaannya.
2. HMI dan alumni HMI memiliki hubungan historis, aspiratif.

45 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


3. Alumni HMI berkewajiban tetap menjaga nama baik HMI, meneruskan
misi HMI di medan perjuangan yang lebih luas dan membantu HMI dalam
merealisasikan misinya.

BAGIAN XII

KEUANGAN DAN HARTA BENDA

Pasal 51
Pengelolaan Keuangan dan Harta Benda

1. Prinsip halal maksudnya adalah setiap satuan dana yang diperoleh tidak
berasal dan tidak diperoleh dengan cara-cara yang bertentangan dengan
nilai-nilai islam.
2. Prinsip transparansi maksudnya adalah adanya keterbukaan tentang
sumber dan besar dana yang diperoleh serta kemana dan besar dana
yang sudah dialokasikan.
3. Prinsip bertanggungjawab maksudnya adalah setiap satuan dana yang
diperoleh dapat dipertanggungjawabkan sumber dan keluarannya secara
tertulis dan bila perlu melalui bukti nyata.
4. Prinsip efektif maksudnya adalah setiap satuan dana yang digunakan
berguna dalam rangka usaha organisasi mewujudkan tujuan HMI.
5. Prinsip efisien maksudnya adalah setiap satuan dana yang digunakan
tidak melebihi kebutuhannya.
6. Prinsip berkesinambungan maksudnya adalah setiap upaya untuk
memperoleh dan menggunakan dana tidak merusak sumber pendanaan
untuk jangka panjang dan tidak membebani generasi yang akan datang.
7. Uang pangkal dan iuran anggota bersifat wajib yang besaran serta
metode pemungutannya ditetapkan oleh Pengurus Cabang.
8. Uang pangkal dialokasikan sepenuhnya untuk Komisariat.
9. Iuran anggota dialokasikan dengan proporsi 60 persen untuk Komisariat,
40 persen untuk Cabang.

BAB XIII

LAGU, LAMBANG DAN ATRIBUT ORGANISASI

Pasal 52

46 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


Lagu, Lambang dan Atribut organisasi lainnya diatur dalam ketentuan
tersendiri yang ditetapkan Kongres.

BAB XIV

PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

Pasal 53

Perubahan Anggaran Rumah Tangga

1. Perubahan Anggaran Rumah Tangga hanya dapat dilakukan pada


Kongres.
2. Perubahan Anggaran Rumah Tangga hanya dapat dilakukan melalui
Kongres yang pada waktu perubahan tersebut akan dilakukan dan
disahkan dihadiri oleh 2/3 peserta utusan Kongres dan disetujui oleh
minimal 50%+1 jumlah peserta utusan yang hadir.

BAB XV

ATURAN TAMBAHAN

Pasal 54

Struktur kepemimpinan HMI berkewajiban melakukan sosialisasi Anggaran


Dasar, Anggaran Rumah Tangga, dan ketetapan–ketetapan kongres lainnya
kepada seluruh anggota HMI.

Pasal 55

1. Pasal tentang Rangkap Anggota kehormatan/Jabatan dan Sanksi


Anggota dalam Anggaran Rumah Tangga dijabarkan lebih lanjut dalam
Penjelasan Rangkap Anggota/Jabatan dan Sanksi Anggota.
2. Pasal-pasal tentang Struktur Kepemimpinan dalam ART dijabarkan lebih
lanjut dalam Pedoman Kepengurusan HMI, Pedoman Administrasi

47 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


Kesekertariatan, dan Penjelasan Mekanisme Pengesahan Pengurus
HMI.
3. Pasal-pasal tentang Badan Khusus dalam ART dijabarkan lebih lanjut
dalam Pedoman Dasar Kohati, Pedoman tentang Lembaga
Pengembangan Profesi, Pedoman Badan Pengelola Latihan dan Kode
Etik Pengelolaan Latihan, dan Pedoman Balitbang.
4. Pasal-pasal tentang Keuangan dan Harta Benda dalam ART dijabarkan
lebih lanjut dalam Pedoman Keuangan dan Harta Benda HMI.

BAB XVII

ATURAN PERALIHAN

Pasal 56

1. Pedoman-pedoman pokok organisasi dibahas pada forum tersendiri dan


disahkan di Kongres.
2. Pedoman-pedoman Pokok Organisasi yang dimaksud adalah:
a. Tafsir Islam sebagai azas HMI.
b. Tafsir Tujuan.
c. Tafsir Independensi.
d. Nilai-nilai dasar perjuangan HMI.
e. Pedoman Kerja Kepengurusan.
f. Pedoman Administrasi dan Kesekertariatan.
g. Pedoman Keuangan dan Perlengkapan.
h. Pedoman Perkaderan.
i. Pedoman Kohati.
j. Pedoman Balitbang.
k. Pedoman Lembaga Pengembangan Profesi.
l. Pedoman Badan Pengelola Latihan.
m. Ikrar Pelantikan Anggota dan Pengurus.
n. Atribut Organisasi.
o. Basic Demand Indonesia
3. Hal-hal yang belum diatur dalam aturan rumah tangga ini diatur
dalam ketentuan tersendiri yang tidak bertentangan dengan
anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.

48 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


KONSTITUSI

I. PENGERTIAN
Konstitusi adalah bentuk peraturan perundangan yang tertinggi yang
menjadi dasar dan sumber semua peraturan perundangan yang di bawahnya
dalam suatu organisasi/negara.

Konstitusi: - Aturan pokok

- Hukum pokok

Qur’an & Hadist = Islam

Pancasila & UUD 1945 = Indonesia

AD/ART = Organisasi

Syarat yang harus dimiliki agar konstitusi menjadi penentu arah, tindakan
dan piagam (sebagai dasar pijakan):

1. Bentuknya
Sebagai naskah tertulis yang merupakan perundangan tertinggi yang
berlaku dalam suatu organisasi/negara.
2. Isinya
Merupakan peraturan yang bersifat fundamental; artinya tidak semua
masalah yang penting harus dibuat, melainkan hal-hal yang bersifat
pokok, dasar atau azas-azasnya saja.
3. Sifatnya
- Universal
- Fleksibel
- Luwes

II. PIAGAM MADINAH


(Untuk perbandingan)
Prinsip-prinsip umum atau pokok-pokok pikiran

1. Monotheisme
Konsep Tauhid terdapat dalam Mukaddimah, pasal 22, 23, 42 dan akhir
pasal 47
2. Persatuan dan kesatuan
Terdapat dalam pasal 1, 15, 17, 25, dan 37
3. Persamaan dan keadilan
Terdapat pada pasal 13, 15, 16, 22, 24, 37, dan 40

48 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


4. Kebebasan beragama
Terdapat pada pasal 25
5. Bela negara
Tersirat dalam pasal 24, 37, 38, dan 44
6. Pelestarian adat yang baik
Terdapat dalam pasal 2-10. Adat yang dipertahankan seperti gotong-
royong, pembayaran diat dan tebusan tawanan.

III.RUANG LINGKUP KONSTITUSI HMI


Mukaddimah

Alinea 1:

1. Islam ajaran yang haq dan sempurna (Ali Imron: 19)


2. Fitrah manusia : Hanief/cenderung pada kebenaran (Al-A’raf: 172)
3. Khalifah fil ardh (Al-Baqarah: 30)
4. Pengabdian diri (Az-Dzariat: 56)

Alinea 2:
Azas keseimbangan (Al-Qashash: 77)
Duniawi – Ukhrawi, Individu – Sosial, Iman – Ilmu – Amal

Alinea 3:

1. Kemerdekaan merupakan rahmat Allah SWT


(At-Taubah: 41, Al-Baqarah: 105, Yunus: 25)
2. Umat Islam wajib mengisi kemerdekaan (fungsi umat Islam)
(Al-Anfal: 61, Al-Jumu’ah: 10, Ar-Ra’du: 11)
3. Adil makmur

Alinea 4:

1. Fungsi generasi muda Islam


2. Orientasi pengabdian kepada Allah SWT (Az-Dzariat: 56)

Makna HMI sebagai Organisasi berasaskan Islam


HMI adalah organisasi yang menghimpun mahasiswa yang (mengaku)
beragama Islam dimana secara individu dan organisatoris memiliki ciri-ciri
keislaman, dan menjadikan Al-Qur’an dan As-Sunah sebagai sumber norma,
sumber nilai, sumber inspirasi dan sumber aspirasi di dalam setiap aktivitas
dan dinamika organisasi.

Anggaran Dasar dan Rumah Tangga HMI

49 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


Anggaran Dasar dan Rumah Tangga HMI merupakan konstitusi HMI,
isinya memuat aturan-aturan pokok organisasi yang bersifat fundamental.
Secara khusus masalah-masalah yang memerlukan penjelasan lebih lanjut
diurai dalam beberapa naskah, yaitu penjelasan dan pedoman-pedoman
organisasi lainnya. Hal utama yang harus diketahui kader selain asas dan
implikasinya adalah masalah tentang keanggotaan, dan struktur organisasi.
Yang dapat menjadi anggota HMI adalah mahasiswa Islam yang terdaftar
pada perguruan tinggi dan/atau yang sederajat yang ditetapkan oleh
Pengurus HMI Cabang/Pengurus Besar HMI. Keanggotaan HMI dibagi
menjadi dua, yaitu :

1. Anggota Muda
Anggota muda adalah mahasiswa Islam yang menuntut ilmu di perguruan
tinggi atau yang sederajat dan telah mengikuti MAPERCA (Masa
Perkenalan Calon Anggota)
2. Anggota Biasa
Anggota biasa adalah anggota muda yang telah memenuhi syarat dan
atau anggota muda yang telah mengikuti Latihan Kader I (LK I)

Setiap mahasiswa Islam yang berkeinginan untuk bergabung di HMI


dengan status sebagai anggota harus mengajukan permohonan secara
menyatakan secara tertulis kesediaan mengikuti dan menjalankan AD/ART
serta pedoman HMI lainnya kepada pengurus cabang setempat. Apabila yang
bersangkutan memenuhi syarat dan telah mengikuti MAPERCA, maka
dinyatakan sebagai anggota muda HMI, kemudian jika anggota muda tersebut
telah megikuti dan lulus Latihan Kader I akan dinyatakan sebagai anggota
biasa HMI. Masa keanggotaan HMI dihitung sejak kelulusan dari Latihan
Kader I dan akan berakhir maksimum 5 (lima) tahun untuk program S0, 7
(tujuh) tahun untuk program S1, dan 9 (sembilan) tahun untuk program pasca
sarjana. Perhitungan tahun antar program bukan dibuat akumulasi. Selain
habis masa keanggotaan, status anggota HMI juga dapat berakhir jika
anggota yang bersangkutan meninggal dunia, mengundurkan diri, dan
diberhentikan atau dipecat. Dalam keadaan tertentu masa keanggotaan dapat
diperpanjang apabila yang bersangkutan masih menduduki kepengurusan di
HMI, dan akan diperpanjang sampai masa kepengurusannya berakhir.
Anggota muda HMI mempunyai hak bicara tetapi tidak mempunyai hak
suara (gimana bisa bicara kalo bersuara tidak boleh), dan mengikuti Latihan
Kader I. Anggota biasa memiliki hak suara sehingga otomatis punya hak
bicara, mengikuti latihan dalam organisasi sesuai dengan peruntukannya, dan
mempunyai hak untuk dipilih sebagai fungsionaris pengurus HMI sesuai
dengan peruntukannya. Anggota kehormatan dapat mengajukan saran/usul
dan pertanyaan kepada pengurus secara lisan atau tertulis. Anggota HMI
berkewajiban untuk menjaga nama baik organisasi, berpartisipasi dalam
seluruh kegiatan HMI. Khusus untuk anggota muda dan anggota biasa, juga

50 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


harus membayar uang pangkal dan iuran organisasi. Anggota HMI dapat
dipecat karena dua hal:

1. Bertindak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan yang telah


ditetapkan oleh HMI
2. Bertindak merugikan atau mencemarkan nama baik organisasi Yang bisa
mencabut status keanggotaan HMI adalah Pengurus HMI Cabang dan
Pengurus Besar HMI, dengan prosedur yang telah diatur secara khusus.

IV. STRUKTUR ORGANISASI


Struktur organisasi HMI terbagi menjadi 2 (dua), yaitu (1) Struktur
Kekuasaan, dan (2) Struktur Pimpinan.

Struktur kekuasaan secara hirarki terdiri dari:

1. Kongres
2. Konferensi/Musyawarah Cabang
3. Rapat Anggota Komisariat

Struktur pimpinan secara hirarki terdiri dari:

1. Pengurus Besar HMI


2. Pengurus HMI Cabang
3. Pengurus HMI Komisariat

Pedoman-Pedoman Dasar Organisasi


Pedoman Perkaderan
Pedoman perkaderan adalah aturan yang khusus membahas tentang
sistem perkaderan yang dilakukan di HMI. Sistem inilah yang dilaksanakan
secara masif, seragam, standar, dan menyeluruh oleh seluruh komponen
HMI.

Hal-hal yang menjadi pokok dalam sistem perkaderan HMI adalah:

1. Tujuan Perkaderan
Terciptanya kader Muslim-Intelektual-Profesional yang berakhlakul
karimah serta mampu mengemban amanah Allah sebagai khalifah fil ardh
dalam upaya mencapai tujuan organisasi.
2. Aspek Perkaderan
- Pembentukan integritas watak dan kepribadian
- Pengembangan kualitas intelektual
- Pengembangan kemampuan professional
3. Landasan Perkaderan ¾
Landasan teologis ¾
Landasan ideologis ¾

51 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


Landasan konstitusi ¾
Landasan historis ¾
Landasan sosio-kultural ¾
4. Pola Dasar Perkaderan
- Rekrutmen
- Pembentukan Kader
✓ Training Formal
✓ Pengembangan:
• Up-Grading
• Pelatihan
• Aktivitas
✓ Pengabdian

52 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


BAB III

MEMORI PENJELASAN TENTANG


ISLAM SEBAGAI AZAS HMI

“Hari ini telah Kusempurnakan bagi kamu agamamu, dan telah


Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama
bagimu: (QS. Al-Maidah : 3).
“Dan mereka yang berjuang dijalan-Ku (kebenaran), maka pasti Aku
tunjukkan jalannya (mencapai tujuan) sesungguhnya Tuhan itu cinta kepada
orang-orang yang selalu berbuat (progresif) (QS. Al-Ankabut : 69).
Islam sebagai ajaran yang haq dan sempurna hadir di bumi
diperuntukkan untuk mengatur pola hidup manusia agar sesuai fitrah
kemanusiaannya yakni sebagai khalifah di muka bumi dengan kewajiban
mengabdikan diri semata-mata ke hadirat-Nya.
Iradat Allah Subhanu Wata’ala, kesempurnaan hidup terukur dari
personality manusia yang integratif antara dimensi dunia dan ukhrawi,
individu dan sosial, serta iman, ilmu dan amal yang semuanya mengarah
terciptanya kemaslahatan hidup di dunia baik secara individual maupun
kolektif.
Secara normatif Islam tidak sekedar agama ritual yang cenderung
individual akan tetapi merupakan suatu tata nilai yang mempunyai
komunitas dengan kesadaran kolektif yang memuat pemaham/kesadaran,
kepentingan, struktur dan pola aksi bersama demi tujuan-tujuan politik.
Substansi pada dimensi kemasyarakatan, agama memberikan spirit
pada pembentukan moral dan etika. Islam yang menetapkan Tuhan dari
segala tujuan menyiratkan perlunya peniru etika ke Tuhanan yang meliputi
sikap rahmat (Pengasih), barr (Pemula), ghafur (Pemaaaf), rahim
(Penyayang) dan (Ihsan) berbuat baik. Totalitas dari etika tersebut menjadi
kerangka pembentukan manusia yang kafah (tidak boleh mendua) antara
aspek ritual dengan aspek kemasyarakatan (politik, ekonomi dan sosial
budaya).
Adanya kecenderungan bahwa peran kebangsaan Islam mengalami
marginalisasi dan tidak mempunyai peran yang signifikan dalam mendesain
bangsa merupakan implikasi dari proses yang ambiguitas dan distorsif.
Fenomena ini ditandai dengan terjadinya mutual understanding antara
Islam sebagai agama dan Pancasila sebagai ideologi. Penempatan posisi
yang antagonis sering terjadi karena berbagai kepentingan politik penguasa
dari politisi-politisi yang mengalami split personality.
Kelahiran HMI dari rahim pergolakan revolusi fisik bangsa pada
tanggal 5 Februari 1947 didasari pada semangat mengimplementasikan
nilai-nilai ke-Islaman dalam berbagai aspek ke-Indonesian.

53 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


Semangat nilai yang menjadi embrio lahirnya komunitas Islam
sebagai interest group (kelompok kepentingan) dan pressure group
(kelompok penekanan). Dari sisi kepentingan sasaran yang hendak
diwujudkan adalah tertuangnya nilai-nilai tersebut secara normatif pada
setiap level kemasyarakatan, sedangkan pada posisi penekan adalah
keinginan sebagai pejuang Tuhan (sabilillah) dan pembelaan mustadh’afin.
Proses internalisasi dalam HMI yang sangat beragam dan suasana
interaksi yang sangat plural menyebabkan timbulnya berbagai dinamika ke-
Islaman dan ke-Indonesiaan dengan didasari rasionalisasi menurut subyek
dan waktunya. Pada tahun 1955 pola interaksi politik didominasi pertarungan
ideologis antara nasionalis, komunis dan agama (Islam). Keperluan sejarah
(historical necessity) memberikan spirit proses ideologisasi organisasi.
Eksternalisasi yang muncul adalah kepercayaan diri organisasi untuk
“bertarung” dengan komunitas lain yang mencapai titik kulminasinya pada
tahun 1965.
Seiring dengan kreatifitas intelektual pada Kader HMI yang menjadi
ujung tombak pembaharuan pemikiran Islam dan proses transformasi politik
bangsa yang membutuhkan suatu perekat serta ditopang akan kesadaran
sebuah tanggung jawab kebangsaan, maka pada Kongres X HMI di
Palembang, tanggal 10 Oktober 1971 terjadilah proses justifikasi Pancasila
dalam mukadimah Anggaran Dasar.
Orientasi aktifitas HMI yang merupakan penjabaran dari tujuan
organisasi menganjurkan terjadinya proses adaptasi pada jamannya.
Keyakinan Pancasila sebagai keyakinan ideologi negara pada
kenyataannya mengalami proses stagnasi. Hal ini memberikan tuntutan
strategi baru bagi lahirnya metodologi aplikasi Pancasila. Normatisasi
Pancasila dalam setiap kerangka dasar organisasi menjadi suatu keharusan
agar mampu mensuport bagi setiap institusi kemasyarakatan dalam
mengimplementasikan tata nilai Pancasila.
Konsekuensi yang dilakukan HMI adalah ditetapkannya Islam sebagai
identitas yang mensubordinasi Pancasila sebagai azas pada Kongres XVI di
Padang, Maret 1986. Islam yang senantiasa memberikan energi perubahan
mengharuskan para penganutnya untuk melakukan invonasi, internalisasi,
eksternalisasi maupun obyektifikasi. Dan yang paling fundamental
peningkatan gradasi umat diukur dari kualitas keimanan yang datang dari
kesadaran paling dalam bukan dari pengaruh eksternal. Perubahan bagi
HMI merupakan suatu keharusan, dengan semakin meningkatnya
keyakinan akan Islam sebagai landasan teologis dalam berinteraksi secara
vertikal maupun horizontal, maka pemilihan Islam sebagai azas merupakan
pilihan dasar dan bukan implikasi dari sebuah dinamika kebangsaan.
Demi tercapainya idealisme ke-Islaman dan ke-Indonesiaan, maka
HMI bertekad Islam dijadikan sebagai doktrin yang mengarahkan pada
peradaban secara integralistik, transendental, humanis dan inklusif.

54 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


Dengan demikian kader-kader HMI harus berani menegakkan nilai-nilai
kebenaran dan keadilan serta prinsip-prinsip demokrasi tanpa melihat
perbedaan keyakinan dan mendorong terciptanya penghargaan Islam
sebagai sumber kebenaran yang paling hakiki dan menyerahkan semua
demi ridho-Nya.

55 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


BAB IV SEJARAH
BERDIRINYA HMI

I. PENGANTAR ILMU SEJARAH

Pengertian
Sejarah adalah suatu kebetulan terjadi di masa yang telah lalu dan benar-
benar terjadi, dan kebetulan pula dicatat, biasanya kebenaran sejarah
didukung bukti-bukti yang membenarkan peristiwa itu benar-benar terjadi.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, ilmu sejarah adalah suatu
pengetahuan atau uraian mengenai peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian
yang benar-benar terjadi di masa lampau. Dari pengertian atau definisi di
atas maka dapatlah dibedakan antara sejarah dan ilmu sejarah, sejarah
adalah kejadian atau peristiwanya, sedangkan ilmu sejarah adalah ilmu yang
mempelajari kejadian atau peristiwa tersebut.

Manfaat dan Kegunaan Mempelajari Ilmu Sejarah


Manfaat dan kegunaan yang dapat diambil dari kejadian yang telah
lampau adalah pengetahuan tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi pada
saat itu, dan dengan mempelajari maka dapat diambil hikmah/pelajaran dari
peristiwa tersebut. Pada peristiwa yang terjadi dapat dianalisis kelebihan dan
kekurangan yang ada dari peristiwa itu, dan pengetahuan tersebut dapat
meningkatkan kehati-hatian dalam mengambil keputusan pada masa saat ini
dengan mempertimbangkan prinsip nilai yang terjadi di masa lalu, karena
pada dasarnya peristiwa masa lalu linear dengan masa saat ini dan yang
akan datang.

II. MISI KELAHIRAN ISLAM

Masyarakat Arab Pra Islam


Masyarakat Arab pra-Islam atau yang lebih dikenal dengan masyarakat
jahiliyah hidup dalam keterbelakangan, baik pengetahuan, sosial budaya
maupun peradaban. Masyarakat Arab pra-Islam tidak mengenal tulis dan
baca, walaupun ada yang dapat menulis dan membaca itu hanya sebagian
kecil saja, namun pemahaman atau kebanggaan akan sastra demikian
tingginya, jadi dapat disimpulkan bahwa masyarakat Arab pada masa itu
hidup dalam kebodohan. Posisi wanita pada saat itu tidak dihargai, mereka
hanya dipandang sebagai benda bergerak yang menyenangkan, bahkan
wanita dianggap sebagai beban dan sumber bencana, implikasinya adalah
ada anggapan jika memiliki anak wanita akan mengakibatkan kemiskinan.
Dampak dari pandangan itu, maka tak heran jika mereka sering mengubur

56 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


bayi wanita hidup-hidup (kalau sekarang, belum lahir sudah dibunuh). Selain
itu masyarakat Arab pra-Islam hidup dalam perpecahan klan (keluarga besar),
karena mereka lebih menonjolkan ego kesukuan atau kabilah, ini
menyebabkan masyarakat Arab sering berperang antar kabilah dan tidak
memiliki rasa kebangsaan yang menyebabkan bangsa Arab menjadi lemah
dan terpecah-pecah.

Periode Kenabian Muhammad

- Fase Makkah
Muhammad SAW lahir di Makkah pada masa keadaan masyarakat
yang buruk sekali. Muhammad lahir pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun
Gajah, bertepatan dengan tanggal 20 April 571 M. Muhammad putra
tunggal dari pasangan Abdullah dan Aminah. Sejak kecil Muhammad
memiliki sifat yang terpuji sehingga kemudian ia dijuluki “al-amin” atau
orang yang dapat dipercaya. Pada usia yang ke-25 Muhammad menikah
dengan seorang janda kaya yang bernama Khadijah. Dalam masa
pernikahannya ini Muhammad SAW sering melakukan
perenungan/kontemplasi di luar kota Makkah, tepatnya di sebuah gua
yang bernama Hira, beliau selalu memikirkan keadaan masyarakatnya
yang demikian rusak. Pada saat Muhammad mendekati usia 40 tahun,
beliau makin sering stress memikirkan bangsanya, sehingga pelariannya
dengan menyepi di gua Hira semakin sering kuantitasnya. Suatu malam
di bulan Ramadhan tepatnya tanggal 17 Ramadhan yang bertepatan
dengan tanggal 6 Agustus 610, datanglah suatu penampakan yang
ternyata adalah malaikat Jibril yang menyampaikan wahyu pertama (Al-
Alaq : 1–5), dan ini pertanda bahwa Muhammad SAW telah dilantik
menjadi rasul dan nabi walaupun tanpa berita acara.
Pasca wahyu di gua Hira, Muhammad SAW mendapat wahyu-
wahyu berikutnya yang memerintahkan kepada Muhammad SAW untuk
menyampaikan dakwah. Isi dakwahnya adalah ajakan untuk melakukan
perubahan-perubahan yang revolusioner, perubahan yang dibawa antara
lain perubahan akhlak, karena Islam mengajarkan akhlak yang baik.
Perubahan lain adalah nilai persamaan, yang dimaksud adalah
kesetaraan antar umat manusia, tidak ada perbedaan antara laki-laki
dan perempuan, antar ras, bangsa, dan lain sebagainya, di mata Allah
yang berbeda adalah ketaqwaan. Selain itu, ilmu pengetahuan menjadi
sesuatu yang penting untuk dilakukan, serta membangun solidaritas
persaudaraan yang berimplikasi pada penguatan nasionalisme atau
keutuhan dalam berbangsa dan beragama. Pada fase Makkah ajaran
yang disampaikan Muhammad s.a.w berkaitan atau berhubungan pada
nilai ketauhidan atau iman, karena pada saat itu ajaran Islam baru tegak
kembali, sehingga yang harus dibangun pertama-tama adalah fondasi
aqidah atau iman yang dijadikan landasan fundamental. Tiap tahun kota
Makkah selalu didatangi oleh kabilah-kabilah dari seluruh Arab yang
datang untuk melakukan shoping atau ibadah haji. Muhammad s.a.w

57 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


melakukan dakwah terhadap orang-orang tersebut, dan usaha ini tidak
sia-sia karena dari kalangan yang berasal dari daerah-daerah tersebut
ada yang menyatakan keimanannya, diantaranya dari Yastrib.
Konsekuensi logis dari gerakan revolusioner berdampak pada
peningkatan konstelasi politik masyarakat Makkah, yang pada akhirnya
memberikan satu pilihan kepada Muhammad s.a.w untuk meninggalkan
Makkah. Pada hijrah yang kedua, Muhammad s.a.w. menginstruksikan
kepada para pendukungnya untuk meninggalkan kota Makkah menuju
Yastrib yang dikemudian hari dikenal dengan Madinah. Muhammad
s.a.w pun pada akhirnya terpaksa harus meninggalkan Makkah menuju
Madinah, maka dimulailah babak baru dalam Islam, fase Madinah

- Fase Madinah
Fase Madinah dimulai sejak hijrahnya Muhammad s.a.w dari
Makkah ke Madinah, karena Madinah dianggap baik untuk pembenihan
Islam. Kaum muslimin yang berada di Madinah terbagi menjadi dua
kelompok, yaitu Anshar (kaum muslimin tuan rumah) dan Muhajirin
(kaum muslimin pendatang dari Makkah), maka langkah pertama yang
dilakukan adalah mempertalikan hubungan kekeluargaan atau hubungan
persaudaraan antara kaum Anshar dan Muhajirin, karena hanya dengan
persatuanlah, maka umat Islam akan kuat. Selanjutnya dilakukan lobi-lobi
politik atau perjanjian dengan kelompok di luar Islam yang ada di
Madinah, karena pada saat itu telah ada kelompok lain yang tinggal di
sana, antara lain Yahudi. Di Madinah lah Muhammad s.a.w. melakukan
pembinaan masyarakat Islam. Pembinaan masyarakat ini tidak hanya di
bidang aqidah, tetapi juga menyangkut masalah politik, ekonomi, dan
sosial budaya. Di Madinah perkembangan ajaran Islam maju dengan
pesat, pada fase ini ajaran lebih ditekankan pada hukum kemasyarakatan
atau lebih kepada muamallah. Dengan semakin besarnya kamum
muslimin, dianggap merupakan ancaman bagi kelompok lain, maka
semakin benci pula orang-orang Quraisy kepada Muhammad s.a.w. dan
para pendukungnya. Konstelasi kebencian makin meningkat sehingga
mengakibatkan timbulnya peperangan antara lain Badr, Uhud, Ahzab,
Khandaq, dan beberapa perang lainnya. Pada prinsipnya bagi kaum
muslimin peperangan ini adalah upaya defensif dan dalam rangka
menegakkan kalimah tauhid. Muhammad s.a.w. meninggal dunia dan
dimakamkan di Madinah di usia 63 tahun, pada tanggal 12 Rabiul Awal
11 H, bertepatan dengan tanggal 8 Juni 632.

III. LATAR BELAKANG BERDIRINYA HMI

Kondisi Islam di Dunia


Kondisi umat Islam dunia pada saat menjelang kelahiran HMI dapat
dikatakan ketinggalan dibandingkan masyarakat Eropa dengan Reinasance-

58 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


nya. Ini dapat dilihat dari penguasaan teknologi maupun pengetahuan,
bahkan sebagian besar umat Islam berada di bawah ketiak penindasan
nekolim barat yang notabene dimotori oleh kelompok Kristen. Umat Islam
hanya terpaku, terlena oleh kejayaan masa lampau atau pada zaman
keemasan Islam. Umat Islam pada umumnya tidak memahami ajaran Islam
secara komprehensif, sehingga mereka hanya berkutat seputar ubudiyah
atau ritual semata tanpa memahami bahwa ajaran Islam adalah ajaran
paripurna yang tidak hanya mengajarkan hubungan manusia dengan Tuhan,
namun lebih jauh daripada itu menderivasikan hubungan transenden ke
dalam seluruh aspek kehidupan. Berangkat dari pemahaman ajaran Islam
yang kurang, umat berada dalam keterbelakangan dan fenomena ini terjadi
dapat dikatakan di seluruh dunia. Hal tersebut mengakibatkan terpuruknya
umat Islam yang dijanjikan Allah untuk dipusakai alam semesta. Lebih ironis
lagi ketika umat terbagi menjadi berbagai golongan yang hanya berangkat
dari masalah khilafiyah, yang bedampak pada melemahnya kekuatan Islam.

Kondisi Islam di Indonesia


Tidak jauh berbeda dengan apa yang terjadi di dunia saat itu, umat Islam
berada dalam cengkraman nekolim barat. Penjajah memperlakukan umat
Islam sebagai masyarakat kelas bawah dan diperlakukan tidak adil, serta
hanya menguntungkan kelompok mereka sendiri atau rakyat yang sudah se-
ideologi dengan mereka. Umat Islam Indonesia hanya mementingkan
kehidupan akhirat, dengan penonjolan simbolisasi Islam dalam ubudiyah,
sebagai upaya kompensasi atas ketidakberdayaan untuk melawan nekolim,
sehingga pemahaman umat tidak secara benar dan kaffah. Bahkan ada
sebagian ulama yang menyatakan bahwa pintu ijtihad telah ditutup, hal ini
menyebabkan umat hidup dalam suasana taqlid dan jumud. Selain itu umat
Islam Indonesia berada dalam perpecahan berbagai macam aliran/firqah dan
masing-masing golongan melakukan truth claim, hal ini menyebabkan umat
Islam Indonesia tidak kuat akibat kurang persatuan di kalangan umat Islam di
Indonesia.

Kondisi Perguruan Tinggi dan Mahasiswa Islam


Perguruan tinggi adalah tempat untuk menuntut ilmu yang akan
menghasilkan para pemimpin untuk masa sekarang dan masa yang akan
datang. Selain itu perguruan tinggi adalah motor penggerak perubahan, dan
perubahan tersebut diharapkan menuju sesuatu yang lebih baik. Begitu
pentingnya perguruan tinggi, maka banyak golongan yang ingin
menguasainya demi untuk kepentingan golongan tersebut. Sejalan dengan
perguruan tinggi dan dunia kemahasiswaan yang strategis tersebut, ada
beberapa faktor dominan yang menguasai dan mewarnai perguruan tinggi
dan dunia kemahasiswaan, antara lain sistem yang diterapkan khususnya di
perguruan tinggi adalah sistem pendidikan barat yang mengarah pada
sekularisme dan dapat menyebabkan dangkalnya agama atau aqidah dalam

59 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


kehidupan. Selain itu adanya organisasi kemahasiswaan yang berhaluan
komunis dan ini menyebabkan aspirasi Islam dan umat Islam kurang
terakomodir. Faktor-faktor di atas adalah ancaman yang serius, karena
menyebabkan masalah dalam hidup dan kehidupan serta keberadaan Islam
dan umat Islam. Mahasiswa Islam kurang memiliki ruang gerak karena berada
dalam sistem yang sekuler dan tidak sesuai dengan ajaran Islam, dan harus
menghadapi tantangan dari mahasiswa komunis yang sangat bertentangan
dengan fitrah manusia dan bertentangan pula dengan ajaran Islam. Jelas
sudah bahwa mahasiswa Islam sangat sulit untuk bergerak memperjuangkan
aspirasi umat Islam.

Saat Berdirinya Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)


HMI lahir pada saat umat Islam Indonesia berada dalam kondisi yang
memprihatinkan, yaitu terjadinya kesenjangan dan kejumudan pengetahuan,
pemahaman, penghayatan ajaran Islam sehingga tidak tercermin dalam
kehidupan nyata. Pada saat HMI berdiri, sudah ada organisasi
kemahasiswaan, yaitu Perserikatan Mahasiswa Yogyakarta (PMY), namun
PMY didominasi oleh partai sosialis yang berpaham komunis. Akibat
didominasi oleh partai sosialis maka PMY tidak independen untuk
memperjuangkan aspirasi mahasiswa, maka banyak mahasiswa yang tidak
sepakat dan tidak bisa membiarkan mahasiswa terlibat dalam polarisasi
politik. Sebagai realisasi dari keinginan tersebut maka di Yogyakarta pada
tanggal 14 Rabiul Awal 1366 H, bertepatan dengan tanggal 5 Pebruari 1947
sebuah organisasi kemahasiswaan telah terbentuk, yaitu Himpunan
Mahasiswa Islam (HMI) sebagai organisasi independen dan sebagai anak
umat dan anak bangsa.

IV. GAGASAN DAN VISI PENDIRI HMI

Sosok Lafran Pane


Berdasarkan penelusuran dan penelitian sejarah, maka Kongres XI HMI
tahun 1974 di Bogor menetapkan Lafran Pane sebagai pemrakarsa berdirinya
HMI, dan disebut sebagai pendiri HMI. Lafran Pane adalah anak keenam dari
Sutan Pangurabaan Pane, lahir di Padang Sidempuan, 5 Pebruari 1922,
pendidikan Lafran Pane tidak berjalan “normal” dan “lurus”. Lafran Pane
mengalami perubahan kejiwaan yang radikal sehingga mendorong dirinya
untuk mencari hakikat hidup sebenarnya. Desember 1945 Lafran Pane pindah
ke Yogyakarta, karena Sekolah Tinggi Islam (STI) tempat ia menimba ilmu
pindah dari Jakarta ke Yogyakarta. Pendidikan agama Islam yang lebih
intensif ia peroleh dari dosen-dosen STI, mengubur masa lampau yang
kelam. Bagi Lafran Pane, Islam merupakan satu-satunya pedoman hidup
yang sempurna, karena Islam menjadikan manusia sejahtera dan selamat di

60 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


dunia dan akhirat. Pada tahun 1948, Lafran Pane pindah studi ke Akademi
Ilmu Politik (AIP). Saat Balai Perguruan Tinggi Gadjah Mada dan fakultas
kedokteran di Klaten, serta AIP Yogyakarta dinegerikan pada tanggal 19
Desember 1949 menjadi Universitas Gadjah Mada (UGM), secara otomatis
Lafran Pane termasuk mahasiswa pertama UGM. Setelah bergabung
menjadi UGM, AIP berubah menjadi Fakultas Hukum Ekonomi Sosial Politik,
dan Lafran Pane menjadi sarjana pertama dalam ilmu politik dari fakultas
tersebut pada tanggal 26 Januari 1953.

Gagasan Pembaharuan Pemikiran Keislaman


Untuk melakukan pembaharuan dalam Islam, maka pengetahuan,
pemahaman, penghayatan dan pengamalan umat Islam akan agamanya
harus ditingkatkan, sehingga dapat mengetahui dan memahami ajaran Islam
secara benar dan utuh. Kebenaran Islam memiliki jaminan kesempurnaannya
sebagai peraturan untuk kehidupan yang dapat menghantarkan manusia
kepada kebahagian dunia dan akhirat. Tugas suci umat Islam adalah
mengajak umat manusia kepada kebenaran Illahi dan kewajiban umat Islam
adalah menciptakan masyarakat adil makmur material dan spiritual. Dengan
adanya gagasan pembaharuan pemikiran keislaman, diharapkan
kesenjangan dan kejumudan pengetahuan, pemahaman, penghayatan dan
pengamalan ajaran Islam dapat dilakukan dan dilaksanakan sesuai dengan
ajaran Islam. Kebekuan pemikiran umat Islam telah membawa pada arti
agama yang kaku dan sempit, tidak lebih dari agama yang hanya melakukan
peribadatan. Al-Qur’an hanya dijadikan sebatas bahan bacaan, Islam tidak
ditempatkan sebagai agama universal. Gagasan pembaharuan pemikiran
Islam ini pun hendaknya dapat menyadarkan umat Islam yang terlena dengan
kebesaran dan kejayaan masa lalu.

Gagasan dan Visi Perjuangan Sosial Budaya


Ciri utama masyarakat Indonesia adalah kemajemukan sosial budaya,
kemajemukan tersebut merupakan sumber kekayaan bangsa yang tidak
ternilai, tetapi keberagaman yang tidak terorganisir akan mengakibatkan
perpecahan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tujuan awal saat
HMI berdiri juga tidak terlepas pada gagasan dan visi perjuangan sosial
budaya, yaitu:

1. Mempertahankan negara Republik Indonesia dan mempertinggi derajat


rakyat Indonesia
2. Menegakkan dan mengembangkan ajaran Islam

Dari tujuan tersebut jelaslah bahwa HMI ingin agar kehidupan sosial
budaya yang ada menjadi perekat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia
guna mempertahankan kemerdekaan yang baru diraih. Untuk menegakkan
dan mengembangkan ajaran Islam pun harus dipelajari kondisi sosial budaya

61 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


agar tidak terjadi benturan kultur. Masyarakat muslim Indonesia yang hanya
memahami ajaran Islam sebatas ritual harus diubah pemahamannya dan
keadaan sosial budaya yang telah mengakar ini tidak dapat diubah serta
merta, tetapi melalui proses panjang dan bertahap.

Komitmen Keislaman dan Kebangsaan sebagai Dasar Perjuangan HMI


Dari awal terbentuknya HMI telah ada komitmen keumatan dan
kebangsaan yang bersatu secara integral sebagai dasar perjuangan HMI
yang dirumuskan dalam tujuan HMI yaitu:

1. Mempertahankan negara Republik Indonesia dan mempertinggi derajat


rakyat Indonesia yang di dalamnya terkandung wawasan atau pemikiran
kebangsaan atau ke-Indonesiaan.
2. Menegakkan dan mengembangkan ajaran Islam yang di dalamnya
terkandung pemikiran ke-Islaman.

Komitmen tersebut menjadi dasar perjuangan HMI di dalam kehidupan


berbangsa dan bernegara. Sebagai organisasi kader, wujud nyata perjuangan
HMI dalam komitmen keumatan dan kebangsaan adalah melakukan proses
perkaderan yang ingin menciptakan kader berkualitas Insan Cita yang mampu
menjadi pemimpin yang amanah untuk membawa bangsa Indonesia
mencapai asanya. Komitmen keislaman dan kebangsaan sebagai dasar
perjuangan masih melekat dalam gerakan HMI. Kedua komitmen ini secara
jelas tersurat dalam rumusan tujuan HMI (hasil Kongres IX HMI di Malang
tahun 1969) sampai sekarang, “Terbinanya insan akademis, pencipta,
pengabdi yang bernafaskan Islam, dan bertanggung jawab atas terwujudnya
masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT”. Namun kedua komitmen
itu tidak dilakukan secara institusional, melainkan dampak dari proses
pembentukan kader yang dilakukan oleh HMI.

V. DINAMIKA SEJARAH PERJUANGAN HMI DALAM SEJARAH


PERJUANGAN BANGSA

HMI dalam Fase Perjuangan Fisik


HMI ikut berjuang dalam perjuangan fisik ketika terjadi pemberontakan
PKI di Madiun pada tahun 1948. Pemberontakan tersebut bertujuan
mengambil alih kekuasaan pemerintahan yang sah dan ingin mendirikan
“Soviet Republik Indonesia”. Menghadapi hal tersebut, HMI menggalang
seluruh kekuatan mahasiswa dengan membentuk Corps Mahasiswa. Selama
waktu krisis tersebut anggota HMI terpaksa meninggalkan bangku kuliah
untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia dari
pengkhianatan PKI, selain itu HMI pun terlibat dalam perjuangan fisik
menghadapi agresi militer Belanda. Sebagai anak umat dan anak bangsa,

62 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


HMI selalu ikut dalam perjuangan fisik demi mempertahankan Negara
Republik Indonesia. Dalam mempertahakan NKRI, anggota-anggota HMI
mengganti pena dengan memanggul senjata, HMI merasa ikut bertanggung
jawab dalam mempertahankan kedaulatan NKRI. HMI berkeyakinan bahwa
dalam masyarakat yang berdaulat dan merdeka akan tercipta keadilan dan
kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu HMI selalu berusaha untuk
memperthankan dan mempersatukan bangsa.

HMI dalam Fase Pertumbuhan dan Konsolidasi Bangsa


Saat HMI baru saja berdiri, terjadi pemberontakan PKI di Madiun yang
merupakan ancaman terhadap kedaulatan bangsa, umat Islam, dan HMI
sendiri. Kekuatan PKI ini makin memuncak pada era 60-an, PKI menjadi
salah satu kekuatan sosial politik besar di Indonesia. Posisi HMI saat itu
adalah menentang ajaran komunis dan mengajak semua pihak yang ada
untuk menentang komunis. Persoalan komunis bukan hanya persoalan
bangsa dan negara, tetapi juga persoalan HMI, akibat sikap HMI tersebut
maka PKI menempatkan HMI sebagai salah satu musuh utama yang harus
diberangus. HMI menggalang konsolidasi dengan semua pihak yang non
komunis, karena komunis bertentangan dengan Dasar Negara, yaitu
Pancasila. Selain itu PKI selalu berusaha untuk merebut pemerintahan dan
kekuasaan yang sah. Untuk menghadapi Pemilu 1955, HMI mengadakan
Konferensi Akbar di Kaliuarang Yogyakarta pada tanggal 9 – 11 April 1955,
keputusan yang diambil adalah:

1. Menyerukan kepada khalayak ramai untuk memilih partai-partai Islam


dalam Pemilu yang akan datang
2. Menyerukan kepada partai-partai Islam supaya mengurangi keruncingan-
keruncingan, tidak saling menyerang
3. Kepada warga dan anggota HMI supaya:
a. Wajib aktif dalam Pemilu
b. Wajib aktif memilih salah satu partai Islam
c. Mempunyai hak dan kebebasan untuk membantu dan memilih partai
Islam yang disenangi

Dalam menghadapi sidang pleno Majelis Konstituante, PB HMI


mengirimkan seruan kepada seluruh anggota fraksi partai-partai Islam di
Konstituante agar dapat memikul amanah umat Islam di Indonesia. Ketika
Demokrasi Terpimpin berjalan, HMI mendapat tekanan kuat, karena ada
tuduhan bahwa HMI kontra revolusi, dan lain-lain. Oleh karena itu HMI
menggelar Musyawarah Nasional Ekonomi HMI se-Indonesia di Jakarta pada
tahun 1962. Ada beberapa pertanyaan yang diajukan kepada HMI saat itu
menyangkut sikap yang diambil HMI, yaitu (1) Apakah HMI mendukung
Manipol/Usdek atau tidak? (2) HMI setuju Pancasila atau tidak? dan (3) HMI
setuju sosialisme Indonesia atau tidak? Munas memberikan jawaban sebagai
berikut:

63 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


1. Ya, HMI mendukung Manipol/Usdek sebagai haluan negara yang
ditetapkan oleh MPRS
2. Ya, HMI setuju Pancasila yang merupakan rancangan kesatuan dengan
Piagam Jakarta
3. Ya, HMI setuju sosialisme Indonesia, yaitu masyarakat adil makmur yang
diridhoi Tuhan Yang Maha Esa

Dengan melakukan pendekatan-pendekatan itu maka HMI dapat


terselamatkan, isu dan tuduhan yang dilancarkan terhadap HMI tidak berhasil
untuk mengubur HMI dalam percaturan sejarah.

HMI dalam Transisi Orde Lama dan Orde Baru


Tahun 1965, HMI mengalami tantangan yang berat, HMI terancam
dibubarkan, dan lagi-lagi HMI lulus dalam ujian sejarah sehingga HMI dapat
mempertahankan eksistensinya hingga saat ini (entah esok hari, entah lusa
nanti, entah……). HMI adalah salah satu komponen bangsa yang menentang
faham dan ajaran komunis, sedangkan PKI saat itu merupakan kekuatan
sosial politik yang besar di Negara Republik Indonesia. PKI berkeinginan
untuk membubarkan HMI karena merupakan salah satu musuh utamanya,
usaha untuk membubarkan HMI dilakukan PKI dengan gencar (Kalau tidak
mampu membubarkan HMI, lebih baik pakai sarung saja), apalagi menjelang
Gestapu atau Gestok (istilah Pemimpin Besar Revolusi Soekarno). Masalah
pembubaran HMI bukan hanya menjadi masalah internal, tapi lebih jauh
daripada itu, hal tersebut merupakan masalah umat Islam dan bangsa
Indonesia pada umumnya.
Puncak dari usaha PKI untuk merebut kekuasaan dan kedaulatan Negara
Republik Indonesia adalah dengan melakukan pemberontakan Gerakan 30
Sepetember/PKI tahun 1965. Pemberontakan tersebut dimulai melalui cara
penculikan terhadap para perwira tinggi TNI-AD (kecuali Pangkostrad yang
merupakan jabatan strategis, why?), dan menghabisi para perwira itu.
Menyikapi hal ini, HMI mengutuk Gestapu dan menyatakan bahwa gerakan
tersebut dilakukan oleh PKI (pernyataan bahwa G30S/PKI diotaki oleh PKI
pertama kali dilontarkan oleh HMI–sumber Agussalim Sitompul), HMI ikut
membantu pemerintah dalam menumpas G30S/PKI dan kerelaan HMI untuk
membantu sepenuhnya ABRI. Setelah turunnya Soekarno dan naiknya
Soeharto sebagai Presiden Republik Indonesia, HMI bersikap mendukung
pemerintahan baru yang ingin menjalankan Pancasila dan UUD 1945 secara
murni dan konsekuen (katanya sih gitu waktu naik) dan HMI ikut dalam
usaha-usaha untuk menumpas sisa-sisa PKI serta organisasi underbouw PKI.

HMI dalam Fase Pembangunan dan Modernisasi Bangsa


Berdasarkan tujuan HMI, maka kader HMI harus memiliki kualitas Insan
Cita, yang karenanya akan tercipta kader yang memiliki intelektual tinggi yang
dilandasi oleh iman serta diabdikan kepada umat dan bangsa. Pengabdian
para kader ini akan dapat dijadikan penopang dalam pembangunan bangsa

64 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


dan Negara Republik Indonesia. Peran HMI dalam pembangunan bangsa
dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Partisipasi dalam pembentukan situasi dan iklim


2. Partisipasi dalam pemberian konsep
3. Partisipasi dalam bentuk pelaksanaan

Dalam menjalani peran tersebut, banyak halangan dan rintangan yang


justru sebenarnya lebih dominan faktor internal, misalnya pergeseran nilai
yang berdampak pada hilangnya ruh perjuangan HMI. Selain itu faktor
eksternal memaksa HMI untuk terbawa pusaran kekuasaan, misal masalah
asas tunggal yang mengakibatkan perpecahan HMI menjadi dua yaitu HMI
yang bermarkas di Diponegoro dan HMI yang menamakan dirinya Majelis
Penyelamat Organisasi.

HMI dan Fase Pasca Orde Baru


Setelah runtuhnya Orde Baru, dimulailah babak baru perjalanan bangsa
yang dikenal dengan sebutan Reformasi. Namun ternyata sampai saat ini
reformasi masih berupa angan yang belum dapat terealisir, ironisnya
kehilangan arah, karena banyak komponen bangsa yang ingin merasakan
sesuatu yang instan, tetapi dengan harapan berumur panjang. Peran HMI
dalam reformasi banyak dipertanyakan orang, analisa sementara ini
diakibatkan penempatan peran HMI yang “salah” pada fase pembangunan.
Bahkan gerakan mahasiswa di luar HMI seringkali menempatkan HMI
sebagai common enemy. Dinamika organisasi di manapun akan selalu
mengalami fluktuasi, akankah HMI tetap bertahan?

65 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


BAB V
TAFSIR TUJUAN
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

I. PENDAHULUAN
Tujuan yang jelas diperlukan untuk suatu organisasi, hingga setiap usaha
yang dilakukan oleh organisasi tersebut dapat dilaksanakan dengan teratur.
Bahwa tujuan suatu organisasi dipengaruhi oleh suatu motivasi dasar
pembentukan, status dan fungsinga dalam totalitas dimana ia berada. Dalam
totalitas kehidupan bangsa Indonesia, maka HMI adalah organisasi yang
menjadikan Islam sebagai sumber nilai. Motivasi dan inspirasi bahwa HMI
berstatus sebagai organisasi mahasiswa, berfungsi sebagai organisasi kader
dan yang berperan sebagai organisasi perjuangan serta bersifat independen.
Pemantapan fungsi kekaderan HMI ditambah dengan kenyataan bahwa
bangsa Indonesia sangat kekurangan tenaga intelektual yang memiliki
keseimbangan hidup yang terpadu antara pemenuhan tugas duniawi dan
ukhrowi, iman dan ilmu, individu dan masyarakat, sehingga peranan kaum
intelektual yang semakin besar dimasa mendatang merupakan kebutuhan
yang paling mendasar.
Atas faktor tersebut, maka HMI menetapkan tujuannya sebagaimana
dirumuskan dalam pasal 4. AD HMI yaitu :

“TERBINANYA INSAN AKADEMIS, PENCIPTA, PENGABDI YANG


BERNAFASKAN ISLAM DAN BERTANGGUNG JAWAB ATAS
TERWUJUDNYA MASYARAKAT ADIL MAKMUR YANG DIRIDHOI ALLAH
SUBHANAHU WATAALA”.

Dengan rumusan tersebut, maka pada hakekatnya HMI bukanlah


organisasi massa dalam pengertian fisik dan kualitatif, sebaliknya HMI secara
kualitatif merupakan lembaga pengabdian dan pengembangan ide, bakat dan
potensi yang mendidik, memimpin dan membimbing anggota-anggotanya
untuk mencapai tujuan dengan cara-cara perjuangan yang benar dan efektif.

II. MOTIVASI DASAR KELAHIRAN DAN TUJUAN ORGANISASI


Sesungguhnya Allah SWT telah mewahyukan Islam sebagai agama yang
Haq dan sempurna untuk mengatur umat manusia agar berkehidupan sesuai
dengan fitrahnya sebagai Khalifatullah di muka bumi dengan kewajiban
mengabdikan diri semata-mata kehadirat-Nya.
Kehidupan yang sesuai dengan fitrah manusia tersebut adalah kehidupan
yang seimbang dan terpadu antara pemenuhan jasmani dan kalbu, iman dan

66 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


ilmu, dalam mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan ukhrowi. Atas
keyakinan ini, maka HMI menjadikan Islam selain sebagai motivasi dasar
kelahiran juga sebagai sumber nilai, motivasi dan inpirasi. Dengan demikian
Islam bagi HMI merupakan pijakan dalam menetapkan tujuan dari usaha
organisasi HMI.
Dasar Motivasi yang paling dalam bagi HMI adalah ajaran Islam. Karena
Islam adalah ajaran fitrah, maka pada dasarnya tujuan dan mission Islam
adalah juga merupakan tujuan daripada kehidupan manusia yang fitri, yaitu
tunduk kepada fitrah kemanusiaannya.
Tujuan kehidupan manusia yang fitri adalah kehidupan yang menjamin
adanya kesejahteraan jasmani dan rohani secara seimbang atau dengan kata
lain kesejahteraan materil dan kesejahteraan spiritual.
Kesejahteraan yang akan terwujud dengan adanya amal saleh (kerja
kemanusiaan) yang dilandasi dan dibarengi dengan keimanan yang benar.
Dalam amal kemanusiaan inilah manusia akan dapatkan kebahagian dan
kehidupan yang sebaik-baiknya. Bentuk kehidupan yang ideal secara
sederhana kita rumuskan dengan “kehidupan yang adil dan makmur”.
Untuk menciptakaan kehidupan yang demikian. Anggaran dasar
menegaskan kesadaran mahasiswa Islam Indonesia untuk merealisasikan
nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Easa, Kemanusian Yang Adil dan Beradab,
Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmah Dalam
Kebijaksanaan/Perwakilan serta mewujudkan Keadilan Bagi Seluruh Rakyat
Indonesia dalam rangka mengabdikan diri kepada Allah SWT.
Perwujudan daripada pelaksanaan nilai-nilai tersebut adalah berupa amal
saleh atau kerja kemanusiaan. Dan kerja kemanusiaan ini akan terlaksana
secara benar dan sempurna apabila dibekali dan didasari oleh iman dan ilmu
pengatahuan. Karena inilah hakekat tujuan HMI tidak lain adalah
pembentukan manusia yang beriman dan berilmu serta mampu menunaikan
tugas kerja kemanusiaan (amal saleh). Pengabdian dan bentuk amal saleh
inilah pada hakekatnya tujuan hidup manusia, sebab dengan melalui kerja
kemanusiaan, manusia mendapatkan kebahagiaan.

III. BASIC DEMAND BANGSA INDONESIA


Sesunguhnya kelahiran HMI dengan rumusan tujuan seperti pasal 4
Anggaran Dasar tersebut adalah dalam rangka menjawab dan memenuhi
kebutuhan dasar (basicneed) bangsa Indonesia setelah mendapat
kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945guna memformulasikan dan
merealisasikan cita-cita hidupnya. Untuk memahami kebutuhan dan tuntutan
tersebut maka kita perlu melihat dan memahami keadaan masa lalu dan kini.
Sejarah Indonesia dapat kita bagi dalam 3 (tiga) periode yaitu:

Periode (Masa) Penjajahan

67 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


Penjajahan pada dasarnya adalah perbudakaan. Sebagai bangsa terjajah
sebenarnya bangsa Indonesia pada waktu itu telah kehilangan kemauan dan
kemerdekaan sebagai hak asasinya. Idealisme dan tuntutan bangsa
Indonesia pada waktu itu adalah kemerdekaan. Oleh karena itu timbullah
pergerakan nasional dimana pimpinan-pimpinan yang dibutuhkan adalah
mereka yang mampu menyadarkan hak-hak asasinya sebagai suatu bangsa.

Periode (Masa) Revolusi


Periode ini adalah masa merebut dan mempertahankan kemerdekaan.
Berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa serta didoorong oleh keinginan yang
luhur maka bangsa Indonesia memperoleh kemerdekaannya pada tanggal 17
Agustus 1945. Dalam periode ini yang dibutuhkan oleh bangsa Indonesia
adalah adanya persatuan solidaritas dalam bentuk mobilitas kekuatan fisik
guna melawan dan menghancurkan penjajah. Untuk itu dibutuhkan adanya
“solidarity making” diantara seluruh kekuatan nasional sehingga dibutuhkan
adanya pimpinan nasional tipe solidarity maker.

Periode (Masa) Membangun


Setelah Indonesia merdeka dan kemerdekaan itu mantap berada
ditangannya maka timbullah cita-cita dan idealisme sebagai manusia yang
bebas dapat direalisir dan diwujudkan. Karena periode ini adalah periode
pengisian kemerdekaan, yaitu guna menciptakan masyarakat atau kehidupan
yang adil dan makmur. Maka mulailah pembangunan nasional. Untuk
melaksanakan pembangunan, faktor yang sangat diperlukan adalah ilmu
pengetahuan.
Pimpinan nasional yang dibutuhkan adalah negarawan yang “problem
solver” yaitu tipe “administrator” disamping ilmu pengetahuan diperlukan pula
adanya iman/akhlak sehingga mereka mampu melaksanakan tugas kerja
kemanusiaan (amal saleh). Manusia yang demikian mempunyai garansi yang
obyektif untuk menghantarkan bangsa Indonesia ke dalam suatu kehidupan
yang sejahtera adil dan makmur serta kebahagiaan. Secara keseluruhan
basic demand bangsa Indonesia adalah terwujudnya bangsa yang merdeka,
bersatu dan berdaulat, menghargai HAM, serta menjunjung tinggi nilai
kemanusiaan dengan tegas tertulis dalam Pembukaan UUD 1945 dalam
alinea kedua.
Tujuan 1 dan 2 secara formal telah kita capai tetapi tujuan ke-3 sekarang
sedang kita perjuangkan. Suatu masyarakat atau kehidupan yang adil dan
makmur hanya akan terbina dan terwujud dalam suatu pembaharuan dan
pembangunan terus menerus yang dilakukan oleh manusia-manusia yang
beriman, berilmu pengetahuan dan berkepribadian, dengan mengembangkan
nilai-nilai kepribadian bangsa.

IV. KUALITAS INSAN CITA HMI

68 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


Kualitas Insan Cita HMI adalah merupakan dunia cita yang terwujud oleh
HMI di dalam pribadi seorang manusia yang beriman dan berilmu
pengetahuan serta mampu melaksanakan tugas kerja kemanusiaan. Kualitas
tersebut sebagaimana dalam pasal tujuan (pasal 5 AD HMI) adalah sebagai
berikut :

Kualitas Insan Akademis

1. Berpendidikan Tinggi, berpengetahuan luas, berfikir rasional, obyektif,


dan kritis.
2. Memiliki kemampuan teoritis, mampu memformulasikan apa yang
diketahui dan dirahasiakan. Dia selalu berlaku dan menghadapi suasana
sekelilingnya dengan kesadaran.
3. Sanggup berdiri sendiri dengan lapangan ilmu pengetahuan sesuai
dengan ilmu pilihannya, baik secara teoritis maupun tekhnis dan sanggup
bekerja secara ilmiah yaitu secara bertahap, teratur, mengarah pada
tujuan sesuai dengan prinsip-prinsip perkembangan.

Kualitas Insan Pencipta : Insan Akademis, Pencipta

1. Sanggup melihat kemungkinan-kemungkinan lain yang lebih dari sekedar


yang ada dan bergairah besar untuk menciptakan bentuk-bentuk baru
yang lebih baik
2. dan bersikap dengan bertolak dari apa yang ada (yaitu Allah). Berjiwa
penuh dengan gagasan-gagasan kemajuan, selalu mencari perbaikan
dan pembaharuan.
3. Bersifat independen, terbuka, tidak isolatif, insan yang menyadari dengan
sikap demikian potensi, sehingga dengan demikian kreatifnya dapat
berkembang dan menentukan bentuk yang indah-indah.

Dengan memiliki kemampuan akademis dan mampu melaksanakan kerja


kemanusiaan yang disemangati ajaran Islam.

Kualitas Insan Pengabdi : Insan Akdemis, Pencipta, Pengabdi

1. Ikhlas dan sanggup berkarya demi kepentingan umat dan bangsa.


2. Sadar membawa tugas insan pengabdi, bukan hanya sanggup membuat
dirinya baik tetapi juga membuat kondisi sekelilingnya menjadi baik.
3. Insan akdemis, pencipta dan pengabdi adalah insan yang bersungguh-
sungguh mewujudkan cita-cita dan ikhlas mengamalkan ilmunya untuk
kepentingan umat dan bangsa.

Kualitas Insan yang bernafaskan Islam : Insan Akademis, pencipta dan


pengabdi yang bernafaskan Islam

69 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


1. Islam yang telah menjiwai dan memberi pedoman pola fikir dan pola
lakunya tanpa memakai merk Islam. Islam akan menajdi pedoman dalam
berkarya dan mencipta sejalan dengan nilai-nilai universal Islam. Dengan
demikian Islam telah menafasi dan menjiwai karyanya.
2. Ajaran Islam telah berhasil membentuk “unity personality” dalam dirinya.
Nafas
3. Islam telah membentuk pribadinya yang utuh tercegah dari split
personality tidak pernah ada dilema pada dirinya sebagai warga negara
dan dirinya sebagai muslim. Kualitas insan ini telah mengintegrasikan
masalah suksesnya pembangunan nasional bangsa kedalam suksesnya
perjuangan umat islam Indonesia dan sebaliknya.

Kualitas Insan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil


makmur yang diridhoi oleh Allah SWT

1. Insan akademis, pencipta dan pengabdi yang bernafaskan Islam dan


bertanggungjawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang
diridhoi oleh Allah SWT.
2. Berwatak, sanggup memikul akibat-akibat dari perbuatannya dan sadar
dalam menempuh jalan yang benar diperlukan adanya keberanian moral.
3. Spontan dalam menghadapi tugas, responsif dalam menghadapi
persoalan-persoalan dan jauh dari sikap apatis.
4. Rasa tanggung jawab, taqwa kepada Allah SWT, yang menggugah untuk
mengambil peran aktif dalam suatu bidang dalam mewujudkan
masyarakat adil dan makmur yang diridhoi Allah SWT.
5. Evaluatif dan selektif terhadap setiap langkah yang berlawanan dengan
usaha mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur.
6. Percaya pada diri sendiri dan sadar akan kedudukannya sebagai
“khallifah filard” yang harus melaksanakan tugas-tugas kemanusiaan.

Pada pokoknya insan cita HMI merupakan “man of future” insan pelopor
yaitu insan yang berfikiran luas dan berpandangan jauh, bersikap terbuka,
terampil atau ahli dalam bidangnya, dia sadar apa yang menjadi cita-citanya
dan tahu bagaimana mencari ilmu perjuangan untuk secara kooperatif bekerja
sesuai dengan yang dicita-citakan. Tipe ideal dari hasil perkaderan HMI
adalah “man of inovator” (duta-duta pembaharu). Penyuara “idea of
progress” insan yang berkeperibadian imbang dan padu, kritis, dinamis, adil
dan jujur tidak takabur dan ber-taqwa kepada Allah Allah SWT. Mereka itu
manusia-manusia uang beriman berilmu dan mampu beramal saleh dalam
kualitas yang maksimal (insan kamil)

70 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


Dari lima kualitas insan cita tersebut pada dasarnya harus memahami
dalam tiga kualitas insan Cita yaitu kualitas insan akademis, kualitas insan
pencipta dan kualitas insan cita. Ketiga insan kualitas pengabdi tersebut
merupakan insan islam yang terefleksi dalam sikap senantiasa bertanggung
jawab atas terwujudnya masyarakat adil dan makmur yang diridhoi Allah
SWT.

V. TUGAS ANGGOTA HMI


Setiap anggota HMI berkewajiban meningkatkan kualitas dirinya menuju
kualitas insan cita HMI. Untuk itu setiap anggota HMI harus mengembangkan
sikap mental pada dirinya yang independen untuk itu:

1. Senantiasa memperdalam hidup kerohanian agar menjadi luhur dan ber-


taqwa kepada Allah SWT.
2. Selalu tidak puas dalam mencari kebenaran
3. Teguh dalam pendirian dan obyektif rasional menghadapi pendirian yang
berbeda.
4. Bersifat kritis dan berpikir bebas kreatif
5. Selalu haus terhadap ilmu pengetahuan dan selalu mencari kebenaran

Hal tersebut akan diperoleh antara lain dengan jalan :

1. Senantiasa meningkatkan pemahaman dan pengamalan ajaran Islam


yang dimilikinya dengan penuh gairah.
2. Aktif berstudi dalam Fakultas yang dipilihnya.
3. Mengadakan tentor club untuk studi ilmu jurusannya dan club studi untuk
masalah kesejahteraan dan kenegaraan
4. Selalu hadir dan pro aktif dalam forum ilmiah
5. Aktif dalam mengikuti karyaseni dan budaya
6. Mengadakan halaqah-halaqah perkaderan di masjid-masjid kampus

Bahwa tujuan HMI sebagaimana yang telah dirumuskan dalam pasal 4 AD


HMI pada hakikatnya adalah merupakan tujuan dalam setiap Anggota HMI.
Insan cita HMI adalah gambaran masa depan HMI. Suksesnya anggota HMI
dalam membina dirinya untuk mencapai Insan Cita HMI berarti dia telah
mencapai tujuan HMI.
Insan cita HMI pada suatu waktu akan merupakan “Intellectual
community” atau kelompok intelegensi yang mampu merealisasi cita-cita
umat dan bangsa dalam suatu kehidupan masyarakat yang religius, sejahtera,
adil dan makmur serta bahagia (masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah
Subhanahuwataala).

71 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


BAB V

TAFSIR INDEPENDENSI
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

A. PEDAHULUAN
Menurut fitrah kejadiannya, maka manusia diciptakan bebas dan merdeka.
Karenanya kemerdekaan pribadi adalah hak yang pertama. Tidak ada
sesuatu yang lebih berharga dari pada kemerdekaan itu. Sifat dan suasana
bebas dan kemerdekaan seperti diatas, adalah mutlak diperlukan terutama
pada fase/saat manusia berada dalam pembentukan dan pengembangan.
Masa/fase pembentukan dari pengembangan bagi manusia terutama dalam
masa remaja atau generasi muda.
Mahasiswa dan kualitas-kualitas yang dimilikinya menduduki kelompok elit
dalam generasinya. Sifat kepeloporan, keberanian dan kritis adalah ciri dari
kelompok elit dalam generasi muda, yaitu kelompok mahasiswa itu sendiri.
Sifat kepeloporan, keberanian dan kritis yang didasarkan pada obyektif yang
harus diperankan mahasiswa bisa dilaksanakan dengan baik apabila mereka
dalam suasana bebas merdeka dan demokratis obyektif dan rasional. Sikap
ini adalah yang progresif (maju) sebagai ciri dari pada seorang intelektual.
Sikap atas kejujuran keadilan dan obyektifitas.
Atas dasar keyakinan itu, maka HMI sebagai organisasi mahasiswa harus
pula bersifat independen. Penegasan ini dirumuskan dalam pasal 6 Anggaran
Dasar HMI yang mengemukakan secara tersurat bahwa "HMI adalah
organisasi yang bersifat independen"sifat dan watak independen bagi HMI
adalah merupakan hak azasi yang pertama.
Untuk lebih memahami esensi independen HMI, maka harus juga ditinjau
secara psikologis keberadaan pemuda mahasiswa Islam yang tergabung
dalam Himpunan Mahasiswa Islam yakni dengan memahami status dan
fungsi dari HMI.

B. STATUS DAN FUNGSI HMI


Status HMI sebagai organisasi mahasiswa memberi petunjuk dimana
HMI berspesialisasi. Dan spesialisasi tugas inilah yang disebut fungsi HMI.
Kalau tujuan menunjukan dunia cita yang harus diwujudkan maka fungsi
sebaliknya menunjukkan gerak atau kegiatan (aktifitas) dalam mewujudkan
(final goal). Dalam melaksanakan spesialisasi tugas tersebut, karena HMI
sebagai organisasi mahasiswa maka sifat serta watak mahasiswa harus
menjiwai dan dijiwai HMI. Mahasiswa sebagai kelompok elit dalam
masyarakat pada hakikatnya memberi arti bahwa ia memikul tanggung jawab
yang benar dalam melaksanakan fungsi generasinya sebagai kaum muda

72 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


terdidik harus sadar akan kebaikan dan kebahagiaan masyarakat hari ini dan
ke masa depan. Karena itu dengan sifat dan wataknya yang kritis itu
mahasiswa dan masyarakat berperan sebagai "kekuatan moral" atau moral
forces yang senantiasa melaksanakan fungsi "social control". Untuk itulah
maka kelompok mahasiswa harus merupakan kelompok yangbebas dari
kepentingan apapun kecuali kepentingan kebenaran dan obyektifitas demi
kebaikan dan kebahagiaan masyarakat hari ini dan ke masa depan. Dalam
rangka penghikmatan terhadap spesialisasi kemahasiswaan ini, maka dalam
dinamikanya HMI harus menjiwai dan dijiwai oleh sikap independen.
Mahasiswa, setelah sarjana adalah unsur yang paling sadar dalam
masyarakat. Jadi fungsi lain yang harus diperankan mahasiswa adalah sifat
kepeloporan dalam bentuk dan proses perubahan masyarakat. Karenanya
kelompok mahasiswa berfungsi sebagai duta-duta pembaharuan masyarakat
atau "agent of social change". Kelompok mahasiswa dengan sikap dan watak
tersebut di atas adalah merupakan kelompok elit dalam totalitas generasi
muda yang harus mempersiapkan diri untuk menerima estafet pimpinan
bangsa dan generasi sebelumnya pada saat yang akan datang. Oleh sebab
itu fungsi kaderisasi mahasiswa sebenarnya merupakan fungsi yang paling
pokok. Sebagai generasi yang harus melaksanakan fungsi kaderisasi demi
perwujudan kebaikan dan kebahagiaan masyarakat, bangsa dan negaranya
di masa depan maka kelompok mahasiswa harus senantiasa memiliki watak
yang progresif dinamis dan tidak statis. Mereka bukan kelompok tradisionalis
akan tetapi sebagai "duta-duta pembaharuan sosial" dalam pengertian harus
menghendaki perubahan yang terus menerus ke arah kemajuan yang
dilandasi oleh nilai-nilai kebenaran. Oleh sebab itu mereka selalu mencari
kebenaran dan kebenaran itu senantiasa menyatakan dirinya serta
dikemukakan melalui pembuktian di alam semesta dan dalam sejarah umat
manusia. Karenanya untuk menemukan kebenaran demi mereka yang
beradab bagi kesejahteraan umat manusia maka mahasiswa harus memiliki
ilmu pengetahuan yang dilandasi oleh nilai kebenaran dan berorientasi pada
masa depan dengan bertolak dari kebenaran Illahi. Untuk mendapatkan ilmu
pengetahuan yang dilandasi oleh nilai-nilai kebenaran demi mewujudkan
beradaban bagi kesejahteraan masyarakat bangsa dan negara maka setiap
kadernya harus mampu melakukan fungsionalisasi ajaran Islam.
Watak dan sifat mahasiswa seperti tersebut diatas mewarnai dan memberi
ciri HMI sebagai organisasi mahasiswa yang bersifat independen. Status yang
demikian telah memberi petunjuk akan spesialisasi yang harus dilaksanakan
oleh HMI. Spesialisasi tersebut memberikan ketegasan agar HMI dapat
melaksanakan fungsinya sebagai organisasi kader, melalui aktifitas fungsi
kekaderan. Segala aktifitas HMI harus dapat membentuk kader yang
berkualitas dan komit dengan nilai-nilai kebenaran. HMI hendaknya menjadi
wadah organisasi kader yang mendorong dan memberikan kesempatan
berkembang pada anggota-anggotanya demi memiliki kualitas seperti ini agar

73 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


dengan kualitas dan karakter pribadi yang cenderung pada kebenaran
(hanief) maka setiap kader HMI dapat berkiprah secara tepat dalam
melaksanakan pembaktiannya bagi kehidupan bangsa dan negaranya.

C. SIFAT INDEPENDEN HMI


Watak independen HMI adalah sifat organisasi secara etis merupakan
karakter dan kepribadian kader HMI. Implementasinya harus terwujud di
dalam bentuk pola pikir, pola sikap dan pola laku setiap kader HMI baik dalam
dinamika dirinya sebagai kader HMI maupun dalam melaksanakan "Hakekat
dan Mission" organisasi HMI dalam kiprah hidup berorganisasi bermasyarakat
berbangsa dan bernegara. Watak independen HMI yang tercermin secara etis
dalam pola pikir pola sikap dan pola laku setiap kader HMI akan membentuk
"Independensi etis HMI", sementara watak independen HMI yang
teraktualisasi secara organisatoris di dalam kiprah organisasi HMI akan
membentuk "Independensi organisatoris HMI".
Independensi etis adalah sifat independensi secara etis yang pada
hakekatnya merupakan sifat yang sesuai dengan fitrah kemanusiaan. Fitrah
tersebut membuat manusia berkeinginan suci dan secara kodrati cenderung
pada kebenaran (hanief). Watak dan kepribadian kader sesuai dengan
fitrahnya akan membuat kader HMI selalu setia pada hati nuraninya yang
senantiasa memancarkan keinginan pada kebaikan, kesucian dan kebenaran
adalah ALLAH SUBHANAHU WATA'ALA. Dengan demikian melaksanakan
independensi etis bagi setiap kader HMI berarti pengaktualisasian dinamika
berpikir dan bersikap dan berprilaku baik "hablumminallah" maupun dalam
"hablumminannas" hanya tunduk dan patuh dengan kebenaran.
Aplikasi dari dinamika berpikir dan berprilaku secara keseluruhan
merupakan watak azasi kader HMI dan teraktualisasi secara riil melalui watak
dan kepribadiaan serta sikap-sikap yang :

– Cenderung kepada kebenaran (hanief)


– Bebas terbuka dan merdeka
– Obyektif rasional dan kritis
– Progresif dan dinamis
– Demokratis, jujur dan adil

Independensi organisatoris adalah watak independensi HMI yang


teraktualisasi secara organisasi di dalam kiprah dinamika HMI baik dalam
kehidupan intern organisasi maupun dalam kehidupan masyarakat berbangsa
dan bernegara.
Independensi organisatoris diartikan bahwa dalam keutuhan kehidupan
nasional HMI secara organisatoris senantiasa melakukan partisipasi aktif,
konstruktif, korektif dan konstitusional agar perjuangan bangsa dan segala
usaha pembangunan demi mencapai cita-cita semakin hari semakin terwujud.

74 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


Dalam melakukan partisipasi-partisipasi aktif, konstruktif, korektif dan
konstitusional tersebut secara organisasi HMI hanya tunduk serta komit pada
prinsip-prinsip kebenaran dan obyektifitas.
Dalam melaksanakan dinamika organisasi, HMI secara organisatoris tidak
pernah "committed" dengan kepentingan pihak manapun ataupun kelompok
dan golongan manapun kecuali tunduk dan terikat pada kepentingan
kebenaran dan obyektifitas kejujuran dan keadilan.
Agar secara organisatoris HMI dapat melakukan dan menjalankan prinsip-
prinsip independensi organisatorisnya maka HMI dituntut untuk
mengembangkan "kepemimpinan kuantitatif" serta berjiwa independen
sehingga perkembangan, pertumbuhan dan kebijaksanaan organisasi mampu
diemban selaras dengan hakikat independensi HMI. Untuk itu HMI harus
mampu menciptakan kondisi yang baik dan mantap bagi pertumbuhan dan
perkembangan kualitas-kualitas kader HMI. Dalam rangka menjalin tegaknya
"prinsip-prinsip independensi HMI" maka implementasi independensi HMI
kepada anggota adalah sebagai berikut:

– Anggota-anggota HMI terutama aktifitasnya dalam melaksanakan


tugasnya harus tunduk kepada ketentuan-ketentuan organisasi serta
membawa program perjuangan HMI. Oleh karena itu tidak
diperkenankan melakukan kegiatan-kegiatan dengan membawa
organisasi atas kehendak pihak luar manapun juga.
– Mereka tidak dibenarkan mengadakan komitmen-komitmen dengan
bentuk apapun dengan pihak luar HMI selain segala sesuatu yang
telah diputuskan secara organisatoris.
– Alumni HMI senantiasa diharapkan untuk aktif berjuang meneruskan
dan mengembangkan watak independensi etis dimanapun mereka
berada dan berfungsi sesuai dengan minat dan potensi dalam
rangka membawa hakikat dan mission HMI. Dan menganjurkan serta
mendorong alumni untuk menyalurkan aspirasi kualitatifnya secara
tepat dan melalui semua jalur pembaktian baik jalur organisasi
profesional, kewiraswastaan, lembaga-lembaga sosial, wadah
aspirasi politik, lembaga pemerintahan ataupun jalur-jalur lainnya
yang semata-mata hanya karena hak dan tanggung jawabnya dalam
rangka merealisasikan kehidupan masyarakat adil makmur yang
diridhoi Allah SWT. Dalam menjalankan garis independen HMI
dengan ketentuan-ketentuan tersebut di atas, pertimbangan HMI
semata-mata adalah untuk memelihara mengembangkan anggota
serta peranan HMI dalam rangka ikut bertanggung jawab terhadap
negara dan bangsa. Karenanya menjadi dasar dan kriteria setiap
sikap HMI semata-mata adalah kepentingan nasional bukan
kepentingan golongan atau partai dan pihak penguasa sekalipun.
Bersikap independen berarti sanggup berpikir dan berbuat sendiri

75 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


dengan menempuh resiko. Ini adalah suatu konsekuensi atau sikap
pemuda. Mahasiswa yang kritis terhadap masa kini dan kemampuan
dirinya untuk sanggup mewarisi hari depan bangsa dan negara.

D. PERANAN INDEPENDENSI HMI DI MASA MENDATANG


Dalam suatu negara yang sedang berkembang seperti Indonesia ini maka
tidak ada suatu investasi yang lebih besar dan lebih berarti dari pada investasi
manusia (human investment). Sebagaimana dijelaskan dalam tafsir tujuan,
bahwa investasi manusia yang kemudian akan dihasilkan HMI adalah adanya
suatu kehidupan yang sejahtera material, spiritual, adil dan makmur serta
bahagia.
Fungsi kekaderan HMI dengan tujuan terbinanya manusia yang beriman,
berilmu dan berperikemanusiaan seperti tersebut di atas maka setiap anggota
HMI di masa datang akan menduduki jabatan dan fungsi pimpinan yang
sesuai dengan bakat dan profesinya.
Hari depan HMI adalah luas dan gemilang sesuai status fungsi dan
perannya dimasa kini dan masa mendatang yang menuntut kita pada masa
kini untuk benar-benar dapat mempersiapkan diri dalam menyongsong hari
depan HMI yang gemilang.
Dengan sifat dan garis independen yang menjadi watak organisasi berarti
HMI harus mampu mencari, memilih dan menempuh jalan atas dasar
keyakinan dan kebenaran. Maka konsekuensinya adalah bentuk aktifitas
fungsionaris dan kader-kader HMI harus berkualitas sebagaimana
digambarkan dalam kualitas insan cita HMI. Soal mutu dan kualitas adalan
konsekuensi logis dalam garis independen HMI harus disadari oleh setiap
pimpinan dan seluruh anggota-anggotanya adalah suatu modal dan dorongan
yang besar untuk selalu meningkatkan mutu kader-kader HMI sehingga
mampu berperan aktif pada masa yang akan datang.

76 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


BAB VI

LATAR BELAKANG PERUMUSAN NDP HMI


Nurcholish Madjid

Sebetulnya tidak ada masalah apabila kita sebagai orang muslim


berpedoman pada ajaran Islam, memandang segala segala sesuatu dari
sudut ajaran Islam, termasuk terhadap masalah-masalah kemasyarakatan,
kenegaraan Pancasila.
Saya disebut-sebut sebagai orang yang merumuskan NDP, meskipun
diformalkan oleh Kongres Malang. Itu terjadi 17 tahun lalu. Jadi sebagai
dokumen organisasi, apalagi organisasi mahasiswa, NDP itu cukup tua. Oleh
karena itu, ada teman berbicara tentang NDP dan kemudian mengajukan
gagasan misalnya untuk tidak mengatakan mengubah-mengembangkan dan
sebagainya, maka saya selalu menjawab, dengan sendirinya memang
mungkin untuk diubah dalam arti dikembangkan.
Values (nilai-.nilai) tentu saja tidak berubah-ubah. Kalau disitu misalnya
ada nilaiTauhid, tentu saja tidak berubah-ubah. Akan tetapi pengungkapan
dan tekanan pada impliksi NDP itu mungkin bahkan bisa diubah. Sebab,
sepanjang sejarah, Tauhid wujudnya sama, yaitu paham pada Ketuhanan
Yang Maha Esa. Akan tetapi tekanan implikasinya itu berubah-ubah.
Kita bisa lihat tekanan misi pada rasul-rasul, itu berubah. misalnya Isa Al-
Masih (Yesus Kristus) datang untuk mengubah Taurat. (Agar aku halalkan
bagi kamu sebagianyang diharamkan bagi kamu). Nabi Isa datang
menghalalkan sebagian yang haramkan pada Perjanjian Lama. Jadi, implikasi
Tauhid itu berubah-ubah mengikuti perkembangan zaman. Sebab itu juga
menyangkut masalah interpretasi. Pengungkapan nilai itu sendiri memang
tidak mungkin berubah, tetapi harus dipertahankan apalagi nilai seperti
Tauhid. Akan tetapi karena ada kemungkinan mengubah tekanan dan
implikasinya, maka ada ruang untuk pengembangan-pengembangan. Tidak
hanya namanya saja diubah NDP ke NIK (lalu NDP kembali-pen).
Pengembangan adalah tugas/pikiran yang sah dari adik-adik HMI. Maka dari
itu saya persilahkan, kalau misalnya memang ada yang ingin menggarap
bidang ini.
Sampai pada fase perjuangan HMI dalam transisi Orde Lama dan Orde
Baru, pedoman perjuangan HMI yang mendasar dan sistematis belum ada,
setelah fase berikutnya baru disusun Nilai Dasar Perjuangan HMI, yang pada
Kongres XVI HMI di Padang tahun 1986 pernah berubah nama menjadi Nilai
Identitas Kader (NIK), pada dasarnya tidak ada perubahan atas isi dari NDP.
Perubahan ini didasari atas pertimbangan politik setelah keluarnya UU No. 5
tahun 1985 yang menyatakan bahwa Pancasila satu-satunya azas organisasi
kemasyarakatan. Pada Kongres XXII HMI di Jambi tahun 1999 nama NIK

77 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


kembali ditukar menjadi NDP, seirama dengan pertukaran azas organisasi.
Kelahiran NDP dilatarbelakangi oleh:

1. Keadaan negara
Bangsa Indonesia sekitar 1966-1968 tengah mengalami perbaikan dari
segi infrastruktur maupun suprastruktur, karena bangsa Indonesia baru
dilanda badai pengkhianatan PKI.
2. Keadaan umat Islam
Nurcholis Madjid dalam buku “HMI Menjawab Tantangan Zaman”
mengungkapkan bahwa muslim Indonesia adalah termasuk yang paling
sedikit ter-Arab-kan. Di Indonesia pemahaman Islam masih dangkal,
sehingga masih ada persoalan bagaimana menghayati nilai-nilai Islam itu
sendiri.
3. Antek-antek PKI mempunyai pedoman yang baik
Untuk memberikan pemahaman tentang kekomunisan, para kader PKI di
masa jayanya (1960-an) mempunyai buku saku yang bisa dibaca di
manapun dan kapanpun. Melihat keadaan ini timbul keinginan Cak Nur
untuk menyusun dasar-dasar nilai Islam melalui kerangka sistematis yang
kemudian beliau beri nama NDI (Nilai Dasar Islam) dengan tujuan NDI ini
mampu berfungsi sebagai pemahaman global tentang ajaran Islam.
4. Literatur yang tersedia belum memuaskan
Pada waktu itu para kader HMI masih jarang sekali menuangkan ide
keislaman mereka dalam bentuk tulisan, salah satu penyebabnya adalah
kesibukan melawan PKI secara fisik.

Pada masa kepengurusan Nurcholis Madjid, HMI berusaha membuat


pedoman perjuangan dan pada Kongres X HMI di Palembang tahun 1971,
ditetapkan menjadi Nilai Dasar Perjuangan (NDP), yang berasal dari naskah
NDI yang disampaikan Cak Nur dalam Kongres IX HMI di Malang tahun 1969
yang selanjutnya Kongres menugaskan kepada Nurcholis Madjid, Sakib
Mahmud, dan Endang Saifudin Anshari (alm) untuk menyempurnakannya.
Pemilihan nama NDP sendiri memiliki alasan, yaitu:

1. Nama NDI terlalu mengklaim Islam yang bahkan akan mempersimpit


ajaran Islam itu sendiri,
2. Terinspirasi oleh buku “Perjuangan Kita”-nya Syahrir.

Ahmad Wahib dalam buku harian yang kemudian diterbitkan menjadi buku
oleh Djohan Effendi dengan tajuk “Pergolakan Pemikiran Islam” yang
dianggap kontroversial, menuliskan bahwa perumusan NDI tersebut
dipengaruhi oleh perjalanan Nurcholis Madjid ke universitas-universitas di
Amerika atas undangan pemerintah Amerika pada tahun 1968. Hal ini
dibantah oleh Cak Nur dalam buku “HMI Menjawab Tantangan Zaman”,
bahwa sebenarnya perjalanan ke Amerika tidak berpengaruh banyak

78 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


terhadap dirinya, karena selain perjalanan ke Amerika, Cak Nur juga
melanjutkan lawatan ke Timur Tengah dengan menggunakan sisa uang saku
yang dihematnya waktu di Amerika. Di Timur Tengah perjalanan dimulai dari
Damaskus, Kuwait, Saudi Arabia, Turki, Lebanon, dan terakhir Mesir. Dalam
perjalanan di Timur Tengah inilah untuk pertama kalinya Cak Nur

NDP, Kesimpulan Suatu Perjalanan

Saya ingin bercerita sedikit. Mungkin ada gunanya walaupun cerita ringan
saja. Yaitu bagaimana NDP itu lahir.
Ahmad Wahib dalam bukunya Pergolakan Pemikiran Islam yang sangat
kontroversial itu menulis bahwa saya dalam tahun 1968 diundang untuk
mengunjungi universitas-universitas di Amerika yang waktu itu merupakan
pusat-pusat kegiatan mahasiswa. Dan kepergian saya ke Amerika itu
mengubah banyak sekali pendirian saya, begitu kata Wahib dalam bukunya
itu, maaf saja, tidak benar. Jadi di sini Ahmad Wahib salah. Memang
perlawatan yang dimulai dari Amerika itu banyak sekalii mempengaruhi saya,
tetapi bukan pengalaman di Amerika yang mempengaruhi saya, melainkan
justru di Timur Tengah.
Begini ceritanya. Waktu itu terus terang saja sebetulnya pemerintah
Amerika sudah lama melihat potensi HMI disini (tentu saja pemerintah
Amerika seperti yang diwakili oleh Kedutaan Amerika di sini). Mereka sudah
tahu situasi politik Indonesia pada zaman Orde Lama, ketika Bung Karno
mempermainkan atau sebetulnya boleh saja dikatakan melakukan politik
devide et impera, antara komunis dan ABRI terutama AD. Bagaimana AD itu
sangat banyak bekerja dengan kita. Ini banyak dibaca oleh pemerintah seperti
Amerika. Dan karena itu banyak sekali pendekatan-pendekatan dari orang
kedutaan Amerika itu ke PB HMI. Sebetulnya sudah lama mereka
menginginkan supaya ada tokoh-tokoh HMI yang melihat-lihat Amerika, tetapi
memang waktu itu beluin banyak orang yang bisa berbahasa Inggris,
sehingga saya menjadi orang mendapat kesempatan pertama.
Kunjungan saya ke Amerika, sesuai dengan Undangan, hanya
berlangsung satu bulan seminggu atau satu bulan dua minggu. Sistemnya
semua dijamin; ada uang harian, uang perdien. Waktu itu dolar belum inflasi;
sehingga uang yang saya peroleh cukup besar, dan saya tentu bisa
menghemat. Uang inilah yang saya pergunakan untuk keliling Timur Tengah.
Saya lakukan itu, secara sederhana.
Kita di Indonesia selama ini selalu mengaku muslim dan mengklaim diri
sebagai pejuang-pejuang Islam. Untuk terlaksananya ajaran Islam, sekarang
perlu melihat sendiri bagaimana wujud Islam dalam praktik. Begitulah motif
saya pergi ke Timur Tengah. Meski kita tahu, Indonesia memang negara
Muslim yang terbesar di bumi, secara geografis paling jauh dari pusat-pusat
Islam, yaitu Timur Tengah, sehingga mghasilkan beberapa hal, misalnya
Muslim Indonesia itu adalah termasuk yang paling sedikit ter”arab”kan.

79 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


Barangkali kita tidak menyadari banyak keunikan kita, sebagai bangsa
Indonesia. Boleh dikatakan inilah bangsa Asia satu-satunya yang menuliskan
bahasa nasionalnya dengan huruf latin. Semua bangsa Asia menggunakan
huruf nasionalnya masing-masing. Hanya kita yang menggunakan huruf latin.
Filipina memang, tetapi Filipina belum bisa mengklaim mempunyai bahasa
nasional. Bahasa Tagalog masih merupakan bahasa Manila saja.
Kemudian Indonesia satu-satunya bangsa Muslim juga yang
menggunakan huruf latin untuk bahasa nasionalnya. Semua bangsa muslim
itu menggunakan hurup Arab, kecuali tiga: Turki disebabkan revolusi Kemal,
Bangladesh karena seperti bangsa Asia lain mempunyai huruf sendiri yaitu
huruf Bengali dan Indonesia dikarenakan penjajahan. Jadi kita itu unik. Dari
sudut pandangan dunia Islam, Indonesia unik. Inilah bangsa Muslim yang
kurang tahu huruf Arab, kira-kira begitu. Jangankan orang Islam Pakistan,
Afganistan dan sebagainya, sedangkan orang India yang Islamnya minoritas,
di sana pun mereka menggunak huruf Arab untuk menuliskan bahasa Urdu,
bahasa mereka. Semuanya begitu. Dari situ saja boleh kita ambil satu
kesimpulan bahwa ke-Islaman di Indonesia itu masih demikian dangkal
sehingga masih ada persoalan yaitu bagaimana menghayati nilai-nilai Islam
itu. Itulah yang mendorong saya pergi ke Timur Tengah.
Waktu saya hendak ke Amerika, saya merasa ogah-ogahan. Akan tetapi
biarlah barangkali dari Amerika saya bisa ke Timur Tengah. Oleh karena itu
biarpun di Amerika, sudah kontak dengan orang-orang dari Timur Tengah,
yang kelak ketika saya ke Timur Tengah memang banyak sekali yang
menolong saya. Kunjungan saya ke Timur Tengah saya mulai dari Istanbul,
kemudian ke Libanon. Waktu itu tentu saat Libanon masih aman. Lalu ke
Syiria, kemudian Irak, sehingga baru pertama kalinya saya bertemu
Abdurrahman Wahid. Dia yang menyambut. Karena terus terang, walaupun
sama-sama orang Jombang, saya belum pernah kenal. Karena keluarga saya
Masyumi, keluarga dia NU. Jadi baru bertemu di Baghdad. Dia baik sekali,
mengorganisir teman-teman Indonesia untuk mengambil dan menemani saya
ke stasiun bus dari Damaskus. Lalu saya ke Kuwait, dari Kuwait ke Saudi
Arabia melalui Tmur. Banyak sekali kenangan di situ. Ketika di Riyadh, saya
bertemu seseorang yang pernah saya kenal sejak di Amerika, Dr. Farid
Mustafa, seorang tokoh, Doktor Engineering. Itulah satu-satunya pengalaman
saya menjadi tamu keluarga Arab, di sini kalau makan siang dan malam
semua keluarga ikut termasuk istri. Biasanya orang Arab tidak demikian. Saya
tinggal satu minggu di situ dan berkenalan dengan banyak pelarian Ikhwanul
Muslimin.
Kita mengetahui, Ikhwanul Muslimin umumnya beranggotakan orang-
orang Mesir dan orang-orang Syiria. Mereka dikejar-kejar oleh rezim yang ada
di negaranya masing-masing, dan kebanyakan larinya ke Saudi Arabia.
Bukan untuk mendapatkan kebebasan politik, karena di Saudi Arabia sendiri
mereka tidak mendapatkan kebebasan politik. Karena orang Saudi juga tidak

80 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


suka terhadap sikap politik mereka. Akan tetapi dari segi ilmu pengetahuan
mereka banyak sekali dihargai. Mereka kemudian menjadi staf pengajar di
Universitas Riyadh. Sejak dari Istanbul saya banyak sekali mengadakan
diskusi kritis. Tentu saya tidak mau hanya mendengarkan saja, tapi juga
membantah, menanyakan dan menentang, termasuk menentang dan segi
literatur.
Di Turki saya sampai berkenalan dengan suatu gerakan yang betul-betul
di bawah tanah, yang di Istanbul mereka itu bergerak untuk membangkitkan
Islam, tetapi dengan cara-cara yang menurut sebagian kita agak kedengaran
sedikit kolot. Yaitu melalui sufisme atau gerakan-gerakan tarekat. Suatu
malam Dr. Lustafa di Riyad mengajak saya ke Universitas Riyad; ke Fakultas
Farmasi yang akan mengadakan wisuda tamatan Fakultas Farmasi, di mana
Menteri Pendidikan hadir, yaitu Syekh Hasan bin Abdullah Ali Syekh
keturunan Muhammad bin Abdul Wahab, salah seorang pelopor
pembaharuan di Arabia yang anak turunannya selalu menjadi Menteri bidang
pengetahuan seperti Menteri Pendidikan, Menteri Ilmu Pengetahuan dan
sebagainya di Saudi Arabia.
Saya tidak tahu apa yang terjadi, pokoknya Dr. Mustafa mengenalkan
saya secara berbisik-bisik kepada Menteri, lalu Menteri itu minta supaya saya
menceritakan tentang gerakan Mahasiswa Islam di Indonesia. Setelah saya
ceritakan, tentu saja dengan bahasa Arab, Alhamdulillah saya sedikit banyak
tahu bahasa Arab karena belajar di pesantren Gontor, sebuah proyek
gabungan antara sistem pendidikan Sumatera Barat (KMI-nya) dan Jawa
(pesantrennya) yang saya kira menjadi proyek yang sangat sukses yang
sekarang berkembang di mana-mana. Menteri itu demikian senangnya
dengan keterangan saya, lalu mengundang 10 orang teman kita, HMI, untuk
naik haji tahun itu juga. Selanjutnya, dari Riyad saya ke Madinah, terus ke
Mekkah, kemudian ke Kharthum untuk bertemu dengan Dr. Hasan Turabi dari
Umin Durman University, tokoh yang sekarang menjadi pusat perhatian di
Sudan, oleh karena dia konseptor dari Islamisasinya Numeiry yang sekarang
jatuh digulingkan. Dari situ saya pergi ke Mesir, kemudian kembali ke Libanon
dan dari situ ke Pakistan.
Pokoknya dari semua tempat itu saya mengadakan diskusi macam-
macam. Dan konklusinya begini: saya kecewa terhadap tingkat intelektualitas
kalangan Islam di Timur Tengah saat itu. Sehingga saya lalu ingat Buya
Hamka, ketika suatu saat Buya minta izin kepada K.H. Agus Salim untuk pergi
ke Timur Tengah, belajar. Jawab K.H. Agus Salim seperti yang dimuat dalam
Gema Islam dahulu dan sebagainya, “Malik, kalau kamu mau pergi ke
Mekkah atau Timur Tengah, boleh saja. Kamu akan fasih berbahasa Arab
barangkali. Tetapi paling-paling kamu akan jadi lebai, kalau pulang. Tetapi
sebaliknya kalau kamu ingin mengetahui Islam secara intelek, lebih baik di
sini. Belajar sama saya.” Dan saya setuju dengan pendapat K.H. Agus Salim.

81 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


Padahal di sini, di Indonesia, kita sudah bergumul dengan Marxisme,
dengan macam-macam di sini. Indonesia adalah tempat pergumulan ideologi
yang paling seru pada zaman Orde Lama, dan kita survive. Kita sudah biasa
berdialog dengan orang-orang komunis dengan forum-forum mereka, bukan
forum-forum kita. Oleh karena itu kita lebih banyak terlatih dari pada orang-
orang yang saya temui di negara-negara Timur Tengah berkenaan dengan
cara melihat apa yang paling relevan dalam Islam yang harus kita
kembangkan. Sampai-sampai waktu di Riyad, dengan Dr. Mahmud Syahwi
namanya, salah satu tokoh Ikhwanul Muslim, ketika saya merasa jengkel
dengan kekecewaan saya, saya bilang begini saja, “Dari pada Anda kuliahi
saya dengan macam-macam yang tidak masuk akal saya, lebih baik anda
kasih saya bahan bacaan yang menurut anda paling penting dan kalau saya
membacanya saya mendapat jawaban”. Lalu saya diberi buku berjudul Majmu
Rasail Hasan Al-Banna, kumpulan tulisan risalah-risalah Hasan Al-Banna,
yang waktu itu buku terlarang di Saudi Arabia. Buku itu diberikan kepada
saya, sambil mewanti-wanti, “jangan sampai ketahuan orang Saudi, karena
kalau ketahuan, Saudara akan mengalami kesulitan, ditahan dan sebagainya.
“ Akan tetapi saya senang sekali menerima buku itu dan kemudian saya baca.
Waktu di Mekkah saya menggunakan waktu paling banyak dua minggu, saya
baca semuanya. Akan tetapi maaf saja, saya tidak mendapat kelebihan dari
tulisan-tulisan orang itu. Ya, dengan segala kekaguman saya kepada Hasan
Al-Banna, tetapi harus banyak sekali tidak setuju dengan isinya. Slogan-
slogan loyalistik itu kebanyakan. Jadi isinya slogan-slogan loyalistik. Bukan
pemecahan masalah. Oleh karena itu, saya tidak merasa begitu sesuai
dengan buku itu. Kemudian di Mekkah saya berusaha untuk mengkhatamkan
al-Qur’an dengan terjemahan dalam bahasa Inggris untuk pengecekan.
Kemudian setelah melakukan berbagai diskusi tadi, saya lihat beberapa hal
yang relevan untuk kita. Sampai sekarang al-Qur’an itu saya simpan dan saya
coreti dengan komentar-komentar saya.
Kemudian saya ke Sudan dan pulang. Dan ketika mendengar janji Mentri
Pendidikan Saudi Arabia untuk naik haji itu saya memang diingatkan oleh Dr.
Mustafa, orang di ibukota Riyad itu. “Ini janji Arab,” katanya. “Oleh karena itu,
anda harus rajin menagih”. Jadi, ketika sampai di Mekkah, saya mengirimkan
surat. Saya sampai di Madinah, juga begitu. Dan akhirnya alhamdulillah,
terealisir. Akhirnya Januari 1969 saya pulang ke Indonesia untuk kemudian
sibuk untuk merealisir janji dari Mentri Pendidikan Saudi Arabia itu untuk naik
haji yang waktu itu jatuh bulan Maret. Berarti Cuma ada waktu satu bulan, jadi
habislah waktu saya untuk menyiapkan teman-teman naik haji. Sampai di
sana, semua teman ikut sakit karena tidak cocok dengan makanan kecuali
saya. Kebetulan saya sudah terbiasa dengan masakan orang sana. Sampai
Zaitun yang disebut di dalam Al-Qur’an saya makan. Karena perlu diketahui
bahwa buah walaupun tidak enak dan agak pahit bagi yang belum biasa
gizinya tinggi sekali dan dapat menghilangkan rasa mual sebagainya. Dan

82 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


saya mendapat service dan seseorang di kedutaan San Fransisco, seorang
novelis yang terkenal di Amerika bernama John Ball, yang salah satu bukunya
difilmkan dan mendapat hadiah besar. Dia mengatakan begini, “Saudara
harus tahu, berkat Zaitun inilah orang Yunani dahulu berfilsafat. Karena
Zaitun itu tanaman yang tahan lama sekali dan tetap berbuah.” Pohon itu bisa
ribuan tahun bertahan, dengan buahnya yang begitu tmggi, sehingga orang
Yunani itu dulu boleh dikatakan tidak lagi memikirkan masalah sumber gizi
yang tinggi. Cukup menanam zaitun saja dan sampai sekarang zaitun
merupakan komoditi yang penting negara-negara seperti Italia Yunani dan
sebagainya.
Setelah pulang dan haji, saya ingin menulis sesuatu tentang nilai-nilai
dasar Islam. Seluruh keinginan saya untuk bikin NDP saya curahkan pada
bulan April, untuk bisa dibawa ke Malang pada bulan Mei. Jadi NDP itu
sebetulnya merupakan kesimpulan saya dan perjalanan yang macam-macam
di Timur Tengah selama tiga bulan lebih itu. Jadi sama sekali salah kalau
Ahmad Wahib mengatakan itu adalah pengaruh kunjungan di Amerika.
Begitulah singkatnya cerita. Namanya saja NDP, Nilai-Nilai Dasar
Perjuangan. Tentu saja bahannya itu macam-macam. Saya ingin
menceritakan, mengapa namanya NDP. Sebetulnya teman-teman pada waktu
itu dan saya sendiri berpikir untuk memberikan nama NDI, Nilai-Nilai Dasar
Islam, Akan tetapi setelah saya berpikir, kalau disebut Nilai-Nilai Dasar Islam,
maka klaim kita akan terlalu besar. Kita terlalu mengklaim inilah Nilai-nilai
Dasar Islam. Oleh karena itu, lebih baik disesuaikan dengan aktivitas kita
sebagai mahasiswa. Lalu saya mendapat ilham dari beberapa sumber.
Pertama adalah Willy Eicher, seorang ideolog Partai Sosial Demokrat Jerman
yang membikin buku, The Fundamental Values and Basic Demand of
Democratic Socialism. Nilai-nilai Dasar danTuntutan-tuntutan Asasi
Sosialisme Demokrat. Nah, ini ada “nilai-nilai dasar”. Kemudian “perjuangan”-
nya dari mana? Dan karya Syahrir mengenai ideologi sosialisme Indonesia
yang termuat dalam Perjuangan Kita. Dan ternyata Syahrir juga tidak orisinal.
Dia agaknya telah meniru dari buku Hitler, Mein Kamf. Jadilah Nilai-nilai
Dasar Perjuangan (NDP) itu. Kemudian saya bawa ke Malang, ke Kongres IX,
Mei 1969. Tetapi di sana tentu saja agak sulit dibicarakan karena
persoalannya demikian luas hingga tidak mungkin suatu Kongres
membicarakannya. Lalu diserahkan pada kami bertiga; Saudara Endang
Saifudin Anshari, Sakib Mahmud dan saya sendiri. Nah, itulah kemudian lahir
NDP, yang namanya diubah lagi oleh Kongres ke-16 HMI menjadi NIK (Nilai
Identitas Kader).

83 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


Inti NDP: Beriman, Berilmu, Beramal

Kalau teman-teman melihat NDP, tentu saja dibagi-bagi menjadi beberapa


bagian. Yang pertama “Dasar kepercayaan”, Kemanusiaan”, “Kemerdekaan
Manusia”, “Ikhtiar dan Takdir”. ini tentu saja banyak sekali unsur dan tulisan
H. Agus Salim; Filsafat tentang Tauhid, Takdir dan Tawakal misalnya.
Kemudian “Ketuhanan Yang Maha Esa dan Prikemanusiaan”, atau “Individu
dan Masyarakat”, “Keadilan Sosial” dan “Keadilan Ekonomi”, “Kemanusiaan
dan Ilmu Pengetahuan”, lalu kesimpulan dan penutup. Saya tidak akan
menerangkan semua NDP. “Dengan demikian sikap hidup manusia menjadi
sangat sederhana. Yaitu beriman, berilmu dan beramal”. Ya, biasa, kalau
suatu ungkapan yang sudah menjadi klise, itu tidak menggugah apa-apa. Apa
makna beriman, berilmu, beramal, saya kira itu telah menjadi kata-kata
harian.
Saya kira hidup beriman, tentu saja personal, pribadi sifatnya. Setiap
manusia itu harus menyadari, tidak bisa tidak harus punya nilai. Oleh karena
itu iman adalah primer. Iman adalah segalanya. Oleh karena iman disitu
adalah sandarn nilai kita. ini kemudian diungkapkan secara panjang lebar
dalam bab Dasar-dasar Kepercayaan. Kenapa manusia memiliki
kepercayaan. Di situ, misalnya, kita menghadapi satu dilema; satu dilema
pada manusia, yang dikembangkan dalam Syahadat La illaha ilallah. Tiada
Tuhan melainkan Allah. Di sini kita bagi dalam dua, nafyu dan itsbat. Artinya
negasi dan afirmasi. Jadi tidak ada Tuhan melainkan Allah. Mengenai soal ini,
saya prnah terlibat dalam polemik tentang Allah ini, bisa tidak diterjemahkan
dengan Tuhan? Saya berpendapat bisa, tapi banyak sekali orang
berpendapat tidak bisa. Kemudian ada polemik yang saya tidak begitu suka.
Memang para ulama berselisih mengenai makna Allah ini. Maksudnya ada
yang berpendapat bahwa Allah ini suatu isim jamid, yaitu bahwa memang
Allah itu begitu adanya yang berpendapat bahwa ini sebetulnya berasal dan
al-ilaah. kemudian menjadi Allah. Jadi menurut mereka yang berpendapat
isim jamid tidak dapat diterjemahkan Allah. Allah tetap Allah. Dan itu banyak
pengikutnya. Buya Hamka juga pernah mempunyai persoalan, ketika ditanya
orang, “Mengapa Buya Hamka suka bilang Tuhan, kan tidak boleh? Dan
mengapa suka bilang sembahyang, bukan sholat?” Hamka menjawab, “boleh,
sebab Allah itu memang Tuhan, dan sholat juga bisa diterjemahkan menjadi
sembahyang”. Beliau mengutip bahwa dulu di Malaya, Allah itu diterjemahkan
dengan Dewata Raya dan para ulama tidak keberatan.
Tapi sebelum Buya Hamka atau orang Indonesia, yang menghadapi
masalah terjemahan ini ialah orang Persi sebetulnya. Sebab bangsa Muslim
yang pertama bukan orang Arab itu yang besar adalah orang Persi. Memang
sebelum itu orang Syiria, Mesir, semua bukan Arab. Tetapi mungkin karena
latar belakang kultural mereka itu tidak begitu kuat, maka mereka ter-Arabkan
sama sekali. Sehingga orang Mesir sekarang sudah tidak ada lagi. Mereka

84 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


semua menjadi orang Arab. Termasuk Khadafi yang keturunan Kartago, itu
juga menjadi orang Arab. Kalau dari sejarah, Khadafi itu lebih dekat dengan
orang-orang Yunani, orang Romawi dan sebagainya sebagai keturunan
Kartago. Libya bukan tempatnya orang-orang Kartago dulu dan mereka itu
lebih banyak orang-orang Quraisy. Tetapi mereka menjadi Arab dan
berbahasa Arab. Maka yang disebut bangsa-bangsa Arab itu, secara darah
sebetulnya sebagian besar bukan orang-orang Arab, tetapi orang yang
berbahasa Arab.
Bangsa Muslim yang pertama bukan Arab dan sampai sekarang tidak
berhasil di-Arabkan adalah bangsa Persi. Padahal secara geografis itu paling
dekat dengan dunia Arab. Mengapa? karena latar belakang kebudayaan Persi
yang besar itu, sehingga mereka tidak bisa di-Arabkan. Oleh karena itu,
bangsa Persilah yang pertama kali menghadapi masalah terjemahan ini
Sebab Islam datang dengan berbahasa Arab. Sehingga mazhab Hanafi yang
Abu Hanifah itu sendiri orang Persi berpendapat, sembahyang dalam
terjemahan itu boleh. Itulah sebabnya mengapa orang-orang Persi selalu
menggunakan Khoda untuk Allah. Kita mengetahui bahwa bahasa Persi itu
adalah satu rumpun dengan bahasa Jerman, Inggris dan Sansekerta.
Sehingga Baitullah misalnya, mereka terjemahkan menjadi Khanih-e Khoda.
Maka dari itu, ketika zaman modern sekarang ini dan umat Islam mulai
menyebar ke mana-mana termasuk ke negeri-negeri Barat, maka ada
persoalan, yaitu kalau Qur’an diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris,
misalnya, bagaimana menerjemahkan? Apakah Allah harus diterjemahkan
menjadi God, ataukah tidak. Itu sudah ada dua pendapat. Misalnya, The
Meaning of the Glorious Qur’an tidak menerjemahkan perkataan AlIah. Sama
sekali tidak. Tetapi sebaliknya Yusuf Ali yang orang Pakistan, yang tafsirnya
juga diterbitkan oleh Rabithah Alam Islami di Mekkah, menerjemahkan Allah
dengan God Sehingga dalam terjemahan dia, itu tidak ada sama sekali
perkataan Allah, karena jadi “God” semua. Dan Khomaeni yang sekarang
mendirikan negara Islam di Iran, Konstitusinya dalam versi bahasa Inggris,
menerjemahkan la ilaaha illa-Allah dengan “there is no god but God.” Ini
penting, mengapa ulasan ini agak panjang karena ada implikasinya.
Yaitusalah satu problem kita di Indonesia ini ialah bahwa tradisi intelektual
Islam kita masih muda sekali, sehingga orang sering kehilangan jejak,
akhirnya bingung. Buku Yusuf Ali yang saya beli di Mekkah yaitu ketika saya
mengadakan kunjungan ke beberapa negara ke Timur Tengah diberi
pengantar dari sekjen Rabihtah Alam Islami. Kita bisa melihat sekarang di sini
misalnya perkataan Ia ilha iila-Allah bagaimana diterjemahkan. Begitu juga
dalam tafsir Muhammad Asad atau dalam Konstitusinya Khomeini. Kita boleh
tidak setuju dengan ajaran Syi’ah, tetapi jangan phobi. Justru bobot NDP
sebetulnya untuk menghilangkan itu. Sedangkan Islam itu sendiri berada di
tengah umat manusia. Jadi kita ini harus Muslim di tengah umat Islam itu
sendiri. Oleh karena itu, mungkin saudara-saudara juga tahu bahwa saya

85 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


selalu mengatakan tidak setuju dengan sensor. Orang boleh tidak dengan
tidak setuju dengan suatu paham, tetapi jangan menyensor.
Karena itu sebenamya, di Indonesia kata Allah itu diterjemahakan menjadi
kata Tuhan. Menurut saya bisa. Khomeini saja bisa kok, mengapa kita tidak
bisa. Itu Yusuf bisa, bahkan itu diterbitkan oleh Rabitah Alam Islami. Jadi
tiada Tuhan dengan t kecil (tuhan), kecuali Tuhan itu bisa. Waktu itu saya
tidak tahu, bahwa Buya Hamka pernah menerangkan hal ini, sehingga ketika
saya terlibat dalam polemik itu ada seorang teman yang bersuka rela
memberikan kepada saya copy dari polemik Buya Hamka dengan seseorang
melalui surat menyurat. Dan sekarang sudah diterbitkan dalam sebuah buku,
yaitu Hamka Menjawab Masalah-masalah Agama.
Dalam psikologi agama ada yang disebut convert complex. Convert
artinya orang yang baru saja memeluk agama. Lalu kompleks, perasaan
sebagai agamawan baru. Misalnya, di masyarakat ada saja bekas tokoh yang
kurang senang pada agama, lalu menjadi fundamentalistik sekali.
Nah, karena tradisi intelektual kita itu begitu muda, begitu rapih, kita sering
kehilangan jejak. Kemudian bingung. Ada cerita menyangkut dua orang
Minang: H. Agus Salim dan Sutan Takdir Alisyahbana. Sudah tahulah Takdir
Alisyahbana, seorang yang mengaku sebagai orang yang modern dan sangat
rasionalistik, oleh karena itu, dia pengagum Ibnu Rusd. Dia selalu bilang,
dunia ini kan persoalan pertengkaran antara Ghazali dan Ibnu Rusd. Karena
di dunia Islam Ghazali yang menang dan di dunia Barat Ibnu Rusd yang
menang, maka akhirnya Ibnu Rusd yang menjajah Ghazali. Jadi Indonesia
dijajah Belanda itu sebetulnya Ghazali dijajah Ibnu Rusd, menurut Takdir
Alisyahbana. Karena apa? Ghazali mewakili mistisisme, intuisisme,
sedangkan Ibnu Rusd mewakili rasionalisme.
Ada betulnya juga, meskipun tidak seluruhnya. Suatu saat pak Takdir
konon menggugat H. Agus Salim. Katanya begini, “Pak Haji, pak haji ini kan
orang terpelajar sekali, masa masih biasa sembahyang. Artinya, kok masih
mempercayai agama?” Lalu dibilang oleh H. Agus Salim, “Maksud saudara
apa?“. “Maksud saya, sebagai orang terpelajar saya tidak nembenarkan
sesuatu kecuali kalau saya paham betul”. Betul, memang begitu. Qur’an
sendiri menyatakan begitu. Akan tetapi begini, kita kan terbatas, karena
terbatas kalau rasio kita sudah pol begitu, maka sebagian kita serahkan
kepada iman.” Jadi masalah iman itu adalah bagian dari pada hidup dan itu
adalah kewajiban dari pada rasional kita. Rupanya Takdir belum puas dengan
jawaban itu. Lalu Salim membuat jawaban yang lucu dan benar. Dia bilang
begini, “Begini aja deh, Takdir kan orang Minang. Kan suka pulang ke
Minagkabau, pulang ampung, naik apa?” “naik kapal” jawab Takdir. Rupanya
waktu itu belum bisa naik pesawat, pesawat belum begitu banyak. “Nah kata
Agus Salim, “Kamu naik kapal itu menyalahi prinsipmu “Kamu tidak akan
menerima sesuatu kecuali kalau paham seluruhnya. Jadi asumsinya, kalau
kamu naik kapal, adalah kalau sudah paham tentang seluruhnya yang ada

86 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


dalam kapal itu. Termasuk bagaimana kapal dibikin, bagaimana
menjalankannya bagaimana kompasnya, bagaimana ini dan sebagainya. Nah
begitu ketika kamu menginjakkan kaki ke geladak kapal Tanjung Priok, itu kan
sudah ada masalah iman. Kamu percaya kepada nakhoda, kamu percaya
kepada yang bikin kapal ini bahwa ini nanti tidak pecah di Selat Sunda dan
kamu kemudian tenggelam. Percaya, percaya dan semua deretan
kepercayaan
Agus Salim melanjutkan, “Sedikit sekali yang kamu ketahui tentang kapal.
Paling-paling bagaimana tiketnya dijual di loketnya saja yang kamu tahu.
Pembuatan tiket juga kamu tidak tahu” katanya. Lalu Salim bilang begini,
“Seandainya kamu konsisten dengan jalan pikiran kamu hai Takdir, mustinya
kamu pulang ke Minang itu berenang. Ya, begitu, sebab berenang itu yang
paling memungkinkan usahamu. Itu saja masih banyak sekali masalah.
Bagaimana gerak tangan kamu saja mungkin kamu tidak paham,” katanya.
Lalu ini yang menarik, “nanti kalau kamu berenang, di Selat Sunda kamu di
ombang-ambing ombak dan kamu akan berpegang pada apa saja yang ada.
Dalam keadaan panik, kamu akan berpegang pada apa saja yang ada.
Untung kalau kamu ketemu balok yang mengambang. Akan tetapi kalau kamu
ketemu ranting, itupun akan kamu pegang. Ketemu barang-barang kuning
juga kamu pegang”. Itu kata Agus Salim.
Nah inilah yang saya maksudkan. Dalam keadaan panik orang sering
kehilangan jejak, sering kita berpegang kepada suatu masalah secara harga
mati. Padahal itu ranting, kalau kita pegang akan tenggelam lagi kita nanti. ini
maksud saya. Jadi kembali lagi pada laa ilaaha illa-Allah di sini memang ada
diIema. Dilemanya, sebagaimana sudah menjadi kenyataan, manusia itu
hidup tidak mungkin tanpa kepercayaan. Terlalu banyak Tuhan. Itu
problemanya. Jadi sebetulnya kalau kita membaca Al-Qur’an, problemnya itu
bukan bagaimana membikin manusia percaya pada Tuhan, tetapi bagaimana
membebaskan manusia dari percaya kepada terlalu banyak Tuhan. Karena
itu memang ada tema ateisme dalam Al-Qur’an yaitu dahriyyah tapi kecil
sekali. Ateisme itu satu hal yang tidak mungkin. Justru yang ada dan sangat
banyak terjadi pada manusia ialah politeisme. Problema manusia sebetulnya
bukan ateisme yang utama, tetapi politeisme. Oleh karena itu tema-tema Al-
Qur’an itu yang dicerminkan dalam perkataan laa ilaahaila-Allah, ialah usaha
dan ajaran menghancurkan politeisme. Dan kalau nenghancurkan politeisme
kita pergunakan politeisme dalam bahasa sekarang, akan berbunyi,
“bebaskan dirimu dan belenggu-belenggu yang menjerat dirimu sendiri.”
Sebab semua kepercayaan dan sistem kepercayaan itu membelenggu. Tetapi
kalau manusia tidak memiliki kepercayaan sama sekali juga tidak mungkin.
Oleh karena itu harus ada kepercayaan, tetapi kepercayaan itu harus
sedemikian rupa sehingga tidak membelenggu kita, bahkan menyelamatkan
kita. Itulah kepercayaan kepada Allah, satu-satunya Tuhan, yang Allah ini
adalah the High God, Tuhan Yang Maha Tinggi. Tuhan Yang Maha Esa.

87 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


Karena itu Allah lain dengan Zeus dan Indra yang merupakan mitologi. Orang
Yunani kuno itu dulu percaya pada Zeus. Dan Zeus itu nama dewa dalam
mitotologi mereka. Orang Mesir, Ra, kemudian orang India, Indra.
Jadi masalahnya begini, manusia ini tidak mungkin hidup kecuali kalau
mempunyai kepercayaan. Akan tetapi kalau terlalu banyak yang dipercayai,
akan menjerat manusia sendiri, dan tidak akan banyak membuat kemajuan.
Sementara itu manusia tidak mungkin hidup tanpa kepercayaan. Oleh karena
itu dari sekian banyak kepercayaan harus disisakan yang paling benar, yaitu
la ilaaha ha-Allah ini. Ini keterangan yang banyak sekali, akan tetapi saya
mau meloncat sedikit kepada isolasi agama.
Agama Islam itu satu rumpun dengan agama Yahudi dan Kristen yang
disebut agama Ibrahim. Nah, kita masih mewarisi ajaran Nabi Ibrahim, yaitu
Inni Wajjahtu wajhialillàdzi Fatharassamawati wal ardha, Hanifam muslima
wama ana minal musyrikin. Itusuatu pernyataan Ibrahim setelah
“eksperimennya” dalam mencari Tuhan. Itu dalam aI-Qur’an yaitu ketika
Ibrahim melihat bintang itu hilang, dia bilang, ah, tidak mungkin Tuhan kok
tenggelam, ini bukan Tuhan.. Setelah melihat bulan, kemudian mendapatkan
matahari itu lebih besar. Dia pun bilang inilah Tuhan. Pokoknya setelah
eksperimen melalui bintang, bulan, matahari, yaitu gejala-gejala aIam. Kalau
di sini ada masalah pembebasan, masalah negatif, masalah karena manusia
itu cenderung untuk menjadikan apa saja yang memenuhi syarat sebagai
misteri/sebagai Tuhan; sesuatu yang mengandung misteri, sesuatu yang
mengandung kehebatan sesuatu yang mengandung rasa ingin tahu. Kalau
sebuah gunung yang setiap kali meletus dan membawa bencana tidak bisa
diterangkan oleh orang, maka mereka melihatnya sebagai misteri dan
kemudian menyembahnya. Inilah akar tentang syirik sebetulnya.
Jadi, syirik itu sebetulnya kelanjutan mitologi. Barangkali kita sudah
mempelajari bagaimana lahirnya mitologi. Oleh karena itu, mitologi secara
bahasa lain boleh dikatakan sebagai kecenderungan manusia untuk menuju
sesuatu yang tidak dipahami. Begitulah kira-kira. Pemimpin yang kita agung-
agungkan, akhirnya berkembang menjadi mitologi terhadap pemimpin kita itu.
Nah, kalau kita menganut mitologi, maka suatu mitos itu pasti menjerat kita.
Kalau misalnya, kita memitoskan gunung, maka tertutup kemungkinan bagi
kita mempelajari apa sebetulnya hakikatnya. Gunung itu mengandung sebuah
kekuatan misterius, yang setiap kali meletus akan menghancurkan sekian
banyak orang, sawah ladang dan sebagainya. Oleh karena itu pendekatan
kita kepada gunung itu mengarah kepada pendekatan keagamaan; disembah.
Nah, itulah contoh mitologi yang menyeret kita.
Jadi artinya, suatu mitologi menutup kemungkinan suatu objek untuk
diteliti secara ilmiah. Seorang ahli vulkanologi misalnya, melihat itu sebagai
sesuatu yang biasa, tidak lagi mengandung misteri. Begitulah kira-kira. Sebab
untuk syarat sebagai tuhan haruslah misteri, tidak bisa dipahami. Jangan lupa
bahwa kita masih banyak mewarisi mengapa hari itu tujuh. Dan Tuhan itu

88 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


diandaikan bintang-bintang atau benda-benda langit. Jadi yang paling besar
adalah matahari, kemudian yang kedua adalah rembulan, kemudian bintang
seperti mars, venus dan sebagainya. Itu sebabnya kemudian orang-orang
Babilonia menyediakan setiap hari satu tahun. Nah, itu masih bisa dilihat
sampai sekarang. Misalnya namanya dalam bahasa Inggris, seperti Sunday,
itu artinya hari matahari. Waktu itu orang menyembah matahari. Monday
artinya hari rembulan. Kalau dalam bahasa Francis itu lebih kentara lagi:
Mardi (hari mars), Mercredi (hari merkurius), Jeuvi (hari jupiter), Vendredi (hari
venus), Saturday (hari saturnus).
Baru ketika bangsa Semit, bangsa Semit yang sudah bertauhid yang
dimulai oleh Ibrahim mengambil alih, mitos itu dihapus dan kemudian nama
hari yang tujuh diganti dengan angka. Ahad, Senin, Selasa, itu maksudnya
satu, dua, tiga, dst. tapi hari Sabtunya tetap dipertahankan. Jadi artinya kalau
Ibrahim dahulu itu ada pikiran atau usaha begitu, ada pikiran untuk
menyembah bintang, itu sebetulnya karena ia memang orang Babilonia. Tapi
kemudian lihat kesimpulannya, ketika matahari tenggelam, dia bilang “ah
masa tuhan tenggelam “Nah, lalu diapun bilang, “Inni wajjahtu wajhia
lilladzifatharassamaawaati wal ard”. Sesungguhnya aku menghadapkan
wajahku kepadaTuhan yang menciptakan langit dan bumi ini. Jadi,
“Janganlah kamu bersujud kepada matahari dan rembulan, tapi bersujudlah
kepada Allah yang menciptakannya.”
Nah, jadi meskipun matahari itu sampai sekarang belum seluruhnya kita
pahami, artinya masih mengandung misteri, ada potensi untuk paham.
Karena itu matahari tidak akan memenuhi syarat sebagai Tuhan, karena
suatu saat akan dipahami manusia. Begitu juga seluruh alam ini. Di situlah
kita bisa melihat mengapa Allah menjanjikan: “Kami akan perlihatkan tanda-
tanda-Ku seluruh cakrawala dan dalam diri mereka sendiri, sehingga terlihat
bagi mereka bahwa Allah itu benar”. Artinya, orang akan haqqul yaqin
bahwaAllah itu benar bila seluruh alam ini sudah dipahami, bisa dipahami,
sehingga tidak tersisa misteri lagi. Dengan perkataan lain bahwa Allah itu
Allah, oleh karena itu yang tidak bisa dipahami manusia. Tuhan itu adalah
yang tidak mungkin dipahami manusia, dan sebetulnya konteks ketuhan
menurut Tauhid itu adalah konteks mengenai misteri, laisa kamislihi syai’un
(tiada sesuatu yang sebanding dengan Dia). Jadi Dia tidak bisadigambarkan,
tidak dapat dipahami. Sebab Allah itu mutlak. Perkataan memahami Tuhan itu
kontradiksi inter-minus. Sebab memahami berarti mengetahui batas-
batasnya. Jadi, kalau memahami Tuhan berarti sudah apriori bahwa Tuhan
terbatas, terjangkau oleh kita.
Oleh karena itu, kalau Allah itu memang mutlak, maka dia tidak dapat
dipahami. Sebetulnya ini kontroversi yang lama di kalangan umat Islam. Yaitu
antara Mu’tazilah dan Asy’ary mengenai isu mengenai apakah manusia itu
bisa melihat Tuhan atau tidak, di surga nanti. Menurut Mu’tazilah tetap tidak
bisa, sedangkan menurut asy’ariyah bisa, meskipun selalu ditutup dengan bila

89 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


kaifa, tanpa bagaimana. Jadi sebetulnya antara keduanya tidak ada
perbedaan. Kalau tanpa bagaimana berarti tanpa bisa diketahui sendiri.
Mengetahui tanpa bisa diketahui. Mengetahui tanpa bisa mengetahui
bagaimana mengetahui itu. Itu bila kaifa dari sistem Asy’ariyah yang banyak
dianut sebagian dari kita yang berpaham Sunni.
Yang jelas adalah bahwa dalam al-Qur’an, ajaran yang dominan itu bukan
tentang mengetahui Tuhan, tapi mendekatkan. Jadi taqarrub itu, mendekati
Tuhan. Allah asal tujuan dan segala yang ada dalam hidup ini. Oleh karena
itu, perjalanan hidup kita sebetulnya menuju kepada Allah. Maka dan itu
sebutlah di sini dalam bahasa yang sedikit kontemporer : kesadaran
mengorientasikan hidup kepada Allah. Oleh karena itu, seluruh perbuatan kita
haruslah Lillaahi ta‘ala. Jadi justru harus menuju pada Allah Subhanahu
Wata’ala. Dan ini yang kita ungkapkan dengan berbagai ungkapan, termasuk
ridho, ridho Allah. Dalam al-Qur’an disebutkan “mencari muka Tuhan”. Jadi
kita itu memang mencari muka, yaitu mencari muka Tuhan, artinya
bagaimana melakukan sesuatu yang berkenan pada Tuhan, mendapatkan
ridho-Nya.
Kita menuju kepada Allah, jadi selalu mendekat, taqarrub kepada Allah.
Nah, kita mendekati Tuhan itu adalah dinamis; iman itu dinamis, bisa
berkurang dan bisa bertambah. Artinya dinamis, sebab manusia itu dengan
segala keterbatasannya kemungkinan besar dia membuat kesalahan. Oleh
karena itu dia harus mengikuti garis yang lurus membentang antara dirinyya
dan Allah, yaitu Al-shshirot al-mustaqiim. Jalan yang lurus, lurus itu terhimpit
dengan hati nurani kita, dengan fitrah kita. Sudah banyak sekali diterangkan
dalam NDP tentang peranan hati nurani yang kadang-kadang disebut juga
dhamier dan sebagainya itu. Dhamier, fitrah atau hati nurani itu adalah
kesadaran yang dalam pada diri kita tentang apa yang baik dan buruk, dan
apa yang benar dan salah. Itu tentu saja tidak bisa dibiarkan sendirian, tapi
harus ditolong oleh suatu ajaran. Di sini kemudian ajaran agama untuk
menguatkan apa yang ada pada hati nurani. Oleh arena itu menurut Ibnu
Taymiyyah agama itu tiada lain adalah fitrah yang diwahyukan, atau fitrah
yang diturunkan. Selain ada fitrah yang diciptakan pada diri kita, juga ada
fitrah yang diwahyukan. Itulah agama. Jadi artinya agama itu adalah fitrah
yang diturunkan dari langit oleh Allah Subhanahu Wataala, untuk memperkuat
fitrah yang ada dalam diri kita sendiri. Mungkin teman-teman juga pernah
mendengar Robinson Cruso.
Robinson Cruso adalah novel yang dikarang Daniel Deboe, menceritakan
tentang seseorang yang terdampar di pulau dan hidup sendiri dengan segala
romantikanya. Itu sebetulnya adalah plagiat dari seorang filsuf muslim,
namanya Ibn Thufayl Yaitu suatu karya yang namanya Al-Hay, Ibnu Yaqdzan.
” Orang Hidup, Anak kesadarannnya sendiri.”. Ini sebetulnya sebuah kisah
filosofis berdasarkan konsep tentang fitrah itu. Karena manusia itu—seperti
dikatakan oleh hadits “alwaladu yuladu ‘ala al-fitra”‘ dilahirkan dalam keadaan

90 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


suci. Maka seorang filsuf Muslim ini membuat hipotesa kalau seandainya
manusia itu hidup dengan konsisten mendengarkan kesadarannya sendiñ dan
bebas dan polusi budaya, polusi kultural (orang ini dikatakan bagai hidup di
sebuah pulau sendirian). Kalau orang ini masih seperti itu, dia akan menjadi
manusia sempurna: insan kamil, maka sebetulnya novel ini yang berurusan
dengan persoalan insan kamil dalam konsep sufi itu. Inilah yang diplagiat oleh
Daniel Deboe dan menjadi Robinson Cruso. Sebetulnya ada urusannya
dengan fitrah ini.
Jadi fitrah itu kemudian diperkuat oleh agama. Nah agama ini yang
kemudian memberi kesadaran tentang bagaimana Allah itu harus dipersepsi,
misalnya dengan ayat-ayat dan Tauhid dan sebagainya itu. Dan manusia
harus berjalan pada jalan ini menuju kepada Allah. Tapi karena Allah itu
mutlak, maka Dia bakalan tidak bisa dicapai. Kita tidak akan bisa mencapai
Tuhan dalam arti menguasai. Sebab itu akan berarti Tuhan itu terbatas. Jadi
kontradiksi lagi dengan pemutlakan Tuhan. ini mempunyai implikasi bahasa
kebenaran yang ada pada benak manusia itu tidak pernah merupakan
kebenaran mutlak, sebab keterbatasan kita. Akan tetapi, tidak berarti bahwa
kebenaran yang ada dari kita itu lalu kita buang begitu saja, karena relatif. Itu
tidak bisa tidak. Misalnya saja kita dari Jakarta mau ke Bandung. Tentu saja
sebagai analogi, Bandung menjadi tujuan kita. Tapi dari Jakarta tidak bisa
begitu saja kita loncat ke Bandung. kita harus melalui Cibinong, melalui
Bogor, melalui Puncak dan sebagainya. Nah itulah yang kita alami dalam
hidup, yaitu Cibinong, Bogor, Cianjur, sampai Padalarang dan sebagainya.
Akan tetapi tidak berarti karena itu kita tahu Cibinong bukan Bandung maka
sudahlah kita tak usah ke Cibinong karena tujuannya Bandung. Soalnya ialah
Bandung tidak bisa dicapai, kecuali melalui Cibinong. Kebenaran mutlak tidak
bisa dicapai kecuali dengan eksperimen relatif, kecuali dengan mengalami
kebenaran-kebenaran relatif. Jadi kebenaran relatif apa pun yang kita alami,
itu harus kita pegang, tetapi karena pada waktu yang sama kita tahu bahwa
ini kebenaran yang relatif, maka kita harus nemegangnya sedemikian rupa
sehingga harga tidak mati. karena kita tahu Cibmong bukan tujuan kita,
Cibinong harus kita lewati, tetapi kita harus segera menuju Bogor, segera
menuju ke Puncak, ke Padalarang dan seterusnya.
Nah, oleh karena itu dinamis. Di sini lalu kemudian bergerak terus
menerus. Itulah sebabnya mengapa agama itu, agama Islam terutama, selalu
dilukiskan sebagai jalan. Ini penting sekali. Kita melihat, agama Islam itu dulu
selalu disebut sebagai jalan. Shirat itu artinya jalan. Kalau ada dongeng al-
shirot al-mustaqim itu adalah titian rambutdibelah tujuh yang membentang
dintara dunia dan surga dan di bawahnya api neraka, itu berasal dari Persi,
dan agama Zoroaster. Kemudian tadi syari’ah itu juga jalan. Kemudian ada
lagi, maslak itu juga jalan. Jadi agama itu dilukiskan sebagai jalan oleh karena
mendekati Tuhan itu tidak harus sekali jadi, tetapi harus berproses. Dalam
prosesinilah pentingnya ijtihad. Maka dari itu kemudian ijtihad harus terus

91 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


menerus dilakukan. Karena, Tuhan tidak pernah bisa untuk dicapai tapi kita
harus dituntut untuk mendekatkan diri pada Tuhan, semakin dekat, maka ada
proses dinamis, dan itu jadi ijtihad.
SebetuInya akar ijtthad itu ialah j, h, dan d. Jadi sama dengan jihad. Satu
akar kata dengan jihad. Satu akar juga dengan juhd, juga dengan mujahadah,
yang semua itu sebetulnya sama dengan jihad. Jadi mengandung makna
bekerja keras, bekerja dengan sungguh-sungguh. Mujahadah. Lalu di sini,
“walladziina jaahadu fina lanah diyannahumsubulana “, Barang siapa
bersungguh-sungguh berusaha untuk mendekatai Tuhan, makaakan Tuhan
tunjukkan kepada mereka jalan-jalan. Nah kebetulan ke Cibubur ini tadi saya
melewati Jagorawi sedikit Jagorawi ini jalan ashshirotolmustaqim, tetapi di situ
banyak jalur. Misalnya yang sudah matang dalam Islam, itu ada jalur sufi, jalur
fiqh, dll. Orang yang versi ke-Islamannya itu sufisme apakah anda akan
mengatakan bahwa orang-orang sufi itu sesat? Saya kira kita tidak berhak
mengatakan begitu. Ada yang persepsinya kepada Islam itu hukum.
Jadi, masalah agama adalah masalah hukum. Ada yang persepsinya
teologis, mutakallimun, ada yang persepsinya masalah filsafat dan banyak
sekali jalan-jalannyamenuju Tuhan ini. Juga disebutkan, jalan menuju Tuhan
itu subulussalam “berbagai jalan menuju keselamatan”. Mengapa begitu’ .Jadi
dengan iman kita mengorientasikan hidup kita kepada Allah Inna lillahi wainna
ilaihi rojiun.
Kemudian, berilmu, karena perjalanan menuju Allah itu meskipun
mengikuti al-shirot al-mustaqim dan berhimpit dengan hati nurani kita, tapi
disitu ada masalahperkembangan. Oleh karena itu harus berilmu, harus
mujahadah. Jihad atau mujahadah di sini ada kaitannya dengan ilmu
pengetahuan. Semua itu tentu saja tidak mempunyai arti apa-apa, sebelum
kita amalkan, kita wujudkan dalam amal perbuatan itu. Maka dari itu ideologi
misalnya, tidak bisa menjadi mutlak. Ideologi itu berkembang, ilmu
pengetahuan pun berkembang, tidak ada yang benar-benar mutlak. Lihat saja
itu dulu, pada zaman sahabat, itu tidak ada sifat dua puluh. Maka sifat dua
puluh itu muncul oleh Asy’ari oleh karena ada persoalan yaitu bagaimana
membendung pengaruh dari hellenisme melalui filsafat Yunani, yang pada
waktu itu mulai gejala mengancam Islam itu sendiri. Maka kemudian dia
tampil dengan sifat dua puluh itu.
Saya terangkan begitu, dengan kata lain kita harus menyejarah, bersatu
dengan suatu konsep historis dan karena itu kita menjadi dinamis, terus
berkembang, tidak ada yang harga mati. Oleh karena itu, orientasi hidup
kepada Allah yang dalam bahasa agamanya beriman kepada Allah itu sering
kali dalam al-Qur’an itu dikontraskan dengan beriman kepada Thaghut.
Thaghut itu siapa? Thaghut itu tiada lain adalah tirani, sikap-sikap tirani.
Tiranisme. Kenapa disebut tirani? Yang disebut tirani adalah sikap
memaksakan suatu kehendak kepada orang lain. Oleh sebab itu, Nabi atau
Rasulullah sendiri sudah diingatkan, kamu jangan jadi tiran. “Innama anta

92 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


muzakkir, lasta alaihimbiimushaitir”Hai Muhammad, kamu itu cuma
memperingatkan, tidak untuk mengancamorang, memaksa orang.
Muhammad itu manusia biasa, maka itu suatu saat juga tergoda untuk
memaksakan pahamnya kepada orang lain. Lalu Allah pun turun dengan
Firmannya yang berat sekali pada surat Yunus ayat 101. “Kalau seandainya
Tuhanmumau hai Muhammad, menghendaki semua manusia tanpa kecuali
akan beriman, apakah kamu akan memaksa setiap orang supaya menjadi
beriman?” Tidak boleh, sebabwalaupun dia rasul Allah, kalau dia sudah
memaksa, dia sudah terjerembab ke dalam tirani. Thaghut. Tentu saja tirani
yang paling berbahaya ialah tirani politik. Artinya tirani yang asasi betul. Oleh
karena itu tokoh simbol dari pada tiranisme dalam al-Qur’an itu selalu Fir’aun.
Agama Islam adalah agama yang sama sekali tidak membenarkan tirani, oleh
karena itu salah satu konsekuensi berorientasi hidup kepada Allah itu adalah
sikap-sikap demokratis, sikap bermusyawarah dan sebagainya. Jadi, begitu
kira-kira cakupan seluruhnya itu. Titik berat argumen dalam NDP itu
sebetulnya demikian. Di dalam NDP kita tidak berbicara mengenai bagaimana
orang sholat, bagaimana orang zakat dan sebagainya, tetapi kita membatasi
pembicaraan kepada hal-hal prinsipil dan strategis, yaitu nilai-nilai dasar yang
akan langsung mempengaruhi cara berpilkir kita, pandangan hidup kita.

Kedudukan NDP dalam Tubuh HMI

NDP merupakan landasan perjuangan HMI, dan ini perlu disosialisasikan


pada setiap kader . Tujuan NDP dalam HMI merupakan filsafat sosial dalam
melakukan perubahan sesuai tujuan HMI. Hubungan NDP dalam HMI dapat
digambarkan sebagai berikut:

ISLAM Landasan Teologis

NDP HMI Landasan Ideologis

MISSION HMI Landasan Filosofis

GPPO & PKN HMI Landasan Sosiologis

Berdasarkan skema tersebut, maka NDP merupakan filsafat sosial yang


bersumber dari ajaran Islam. Filsafat sosial ini diturunkan menjadi teori-teori
sosial yang akan memberikan konsepsi yang jelas pada arah gerak
perubahan sosial yang dilakukan oleh HMI.

93 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


BAB VII

NILAI-NILAI DASAR PERJUANGAN (NDP)

I. DASAR-DASAR KEPERCAYAAN
Manusia memerlukan suatu bentuk kepercayaan. Kepercayaan itu akan
melahirkan tata nilai guna menopang hidup dan budayanya. Sikap tanpa
percaya atau ragu yang sempurna tidak mungkin dapat terjadi. Tetapi selain
kepercayaan itu dianut karena kebutuhan dalam waktu yang sama juga harus
merupakan kebenaran. Demikian pula cara berkepercayaan harus pula benar.
Menganut kepercayaan yang salah bukan saja tidak dikehendaki akan tetapi
bahkan berbahaya.
Disebabkan kepercayaan itu diperlukan, maka dalam kenyataan kita temui
bentuk-bentuk kepercayaan yang beraneka ragam di kalangan masyarakat.
Karena bentuk- bentuk kepercayaan itu berbeda satu dengan yang lain, maka
sudah tentu ada dua kemungkinan: kesemuanya itu salah atau salah satu
saja diantaranya yang benar. Di samping itu masing-masing bentuk
kepercayaan mungkin mengandung unsur-unsur kebenaran dan kepalsuan
yang campur baur.
Sekalipun demikian, kenyataan menunjukkan bahwa kepercayaan itu
melahirkan nilai-nilai. Nilai-nilai itu kemudian melembaga dalam tradis-tradisi
yang diwariskan turun temurun dan mengikat anggota masyarakat yang
mendukungnya. Karena kecenderungan tradisi untuk tetap mempertahankan
diri terhadap kemungkinan perubahan nilai-nilai, maka dalam kenyataan
ikatan-ikatan tradisi sering menjadi penghambat perkembangan peradaban
dan kemajuan manusia. Di sinilah terdapat kontradiksi kepercayaan
diperlukan sebagai sumber tata nilai guna menopang peradaban manusia,
tetapi nilai-nilai itu melembaga dalam tradisi yang membeku dan mengikat,
maka justru merugikan peradaban.
Oleh karena itu, pada dasarnya, guna perkembangan peradaban dan
kemajuannya, manusia harus selalu bersedia meninggalkan setiap bentuk
kepercayaan dan tata nilai yang tradisional, dan menganut kepercayaan yang
sungguh-sungguh yang merupakan kebenaran. Maka satu-satunya sumber
nilai dan pangkal nilai itu haruslah kebenaran itu sendiri. Kebenaran
merupakan asal dan tujuan segala kenyataan. Kebenaran yang mutlak adalah
Tuhan Allah.
Perumusan kalimat persaksian (Syahadat) Islam yang kesatu: Tiada
Tuhan selain Allah mengandung gabungan antara peniadaan dan
pengecualian. Perkataan "Tidak ada Tuhan" meniadakan segala bentuk
kepercayaan, sedangkan perkataan "Selain Allah" memperkecualikan satu
kepercayaan kepada kebenaran. Dengan peniadaan itu dimaksudkan agar
manusia membebaskan dirinya dari belenggu segenap kepercayaan yang

94 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


ada dengan segala akibatnya, dan dengan pengecualian itu dimaksudkan
agar manusia hanya tunduk pada ukuran kebenaran dalam menetapkan dan
memilih nilai-nilai, itu berarti tunduk pada Allah, Tuhan Yang Maha Esa,
Pencipta segala yang ada termasuk manusia. Tunduk dan pasrah itu disebut
Islam.
Tuhan itu ada, dan ada secara mutlak hanyalah Tuhan. Pendekatan ke
arah pengetahuan akan adanya Tuhan dapat ditempuh manusia dengan
berbagai jalan, baik yang bersifat intuitif, ilmiah, historis, pengalaman dan lain-
lain. Tetapi karena kemutlakan Tuhan dan kenisbian manusia, maka manusia
tidak dapat menjangkau sendiri kepada pengertian akan hakekat Tuhan yang
sebenarnya. Namun demi kelengkapan kepercayaan kepada Tuhan, manusia
memerlukan pengetahuan secukupnya tentang Ketuhanan dan tata nilai yang
bersumber kepada-Nya. Oleh sebab itu diperlukan sesuatu yang lain yang
lebih tinggi namun tidak bertentangan dengan insting dan indera.
Sesuatu yang diperlukan itu adalah "Wahyu" yaitu pengajaran atau
pemberitahuan yang langsung dari Tuhan sendiri kepada manusia. Tetapi
sebagaimana kemampuan menerima pengetahuan sampai ke tingkat yang
tertinggi tidak dimiliki oleh setiap orang, demikian juga wahyu tidak diberikan
kepada setiap orang. Wahyu itu diberikan kepada manusia tertentu yang
memenuhi syarat dan dipilih oleh Tuhan sendiri yaitu para Nabi dan Rasul
atau utusan Tuhan. Dengan kewajiban para Rasul itu untuk
menyampaikannya kepada seluruh umat manusia. Para Rasul dan Nabi itu
telah lewat dalam sejarah semenjak Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa atau
Yesus anak Mariam sampai pada Muhammad SAW. Muhammad adalah
Rasul penghabisan, jadi tiada Rasul lagi sesudahnya. Jadi para Nabi dan
Rasul itu adalah manusia biasa dengan kelebihan bahwa mereka menerima
wahyu dari Tuhan.
Wahyu Tuhan yang diberikan kepada Muhammad SAW terkumpul
seluruhnya dalam kitab suci Al-Quran. Selain berarti bacaan, kata Al-Quran
juga bearti "kumpulan" atau kompilasi, yaitu kompilasi dari segala keterangan.
Sekalipun garis-garis besar Al-Quran merupakan suatu kompendium, yang
singkat namun mengandung keterangan-keterangan tentang segala sesuatu
sejak dari sekitar alam dan manusia sampai kepada hal-hal gaib yang tidak
mungkin diketahui manusia dengan cara lain (16:89).
Jadi untuk memahami Ketuhanan Yang Maha Esa dan ajaran-ajaran-Nya,
manusia harus berpegang kepada Al-Quran dengan terlebih dahulu
mempercayai kerasulan Muhammmad SAW. Maka kalimat kesaksian yang
kedua memuat esensi kedua dari kepercayaan yang harus dianut manusia,
yaitu bahwa Muhammad adalah Rosul Allah.
Kemudian di dalam Al-Quran didapat keterangan lebih lanjut tentang
Ketuhanan Yang maha Esa ajaran-ajaranNya yang merupakan garis besar
dan jalan hidup yang mesti diikuti oleh manusia. Tentang Tuhan antara lain:
surat Al-Ikhlas (112: 1-4) menerangkan secara singkat; katakanlah : "Dia

95 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


adalah Tuhan Yang Maha Esa. Dia itu adalah Tuhan. Tuhan tempat menaruh
segala harapan. Tiada Ia berputra dan tiada pula berbapa”. Selanjutnya Ia
adalah Maha Kuasa, Maha Mengetahui, Maha Adil, Maha Bijaksana, Maha
Kasih dan Maha Sayang, Maha Pengampun dan seterusnya daripada segala
sifat kesempurnaan yang selayaknya bagi Yang Maha Agung dan Maha
Mulia, Tuhan seru sekalian Alam.
Juga diterangkan bahwa Tuhan adalah yang pertama dan yang
penghabisan, Yang lahir dan Yang Bathin (57:3), dan "kemanapun manusia
berpaling maka disanalah wajah Tuhan" (2:115). Dan "Dia itu bersama kamu
kemanapun kamu berada" (57:4). Jadi Tuhan tidak terikat ruang dan waktu.
Sebagai "yang pertama dan yang penghabisan", maka sekaligus Tuhan
adalah asal dan tujuan segala yang ada, termasuk tata nilai. Artinya;
sebagaimana tata nilai harus bersumber kepada kebenaran dan berdasarkan
kecintaan kepadaNya, Ia pun sekaligus menuju kepada kebenaran dan
mengarah kepada "persetujuan" atau "ridhonya". Inilah kesatuan antara asal
dan tujuan hidup yang sebenarnya (Tuhan sebagai tujuan hidup yang benar,
diterangkan dalam bagian yang lain).
Tuhan menciptakan alam raya ini dengan sebenarnya, dan mengaturnya
dengan pasti (6:73, 25:2). Oleh karena itu alam mempunyai eksistensi yang
riil dan obyektif, serta berjalan mengikuti hukum-hukum yang tetap. Dan
sebagai ciptaan daripada sebaik-baiknya penciptanya, maka alam
mengandung kebaikan pada dirinya dan teratur secara harmonis (23:14). Nilai
ciptaan ini untuk manusia bagi keperluan perkembangan peradabannya
(31:20). Maka alam dapat dan dijadikan obyek penyelidikan guna dimengerti
hukum-hukum Tuhan (sunnatullah) yang berlaku di dalamnya. Kemudian
manusia memanfaatkan alam sesuai dengan hukum-hukumnya sendiri
(10:101).
Jadi kenyataan alam ini berbeda dengan persangkaan idealisme maupun
agama Hindu yang mengatakan bahwa alam tidak mempunyai eksistensi riil
dan obyektif, melainkan semua palsu atau maya atau sekedar emansipasi
atau pancaran daripada dunia lain yang kongkrit, yaitu idea atau nirwana
(38:27). Juga tidak seperti dikatakan filsafat Agnosticisme yang mengatakan
bahwa alam tidak mungkin dimengerti manusia. Dan sekalipun filsafat
materialisme mengatakan bahwa alam ini mempunyai eksistensi riil dan
obyektif sehingga dapat dimengerti oleh manusia, namun filsafat itu
mengatakan bahwa alam ada dengan sendirinya. Peniadaan pencipta
ataupun peniadaan Tuhan adalah satu sudut daripada filsafat materialisme.
Manusia adalah puncak ciptaan dan mahluk-Nya yang tertinggi (95:4,
17:70). Sebagai mahluk tertinggi manusia dijadikan "Khalifah" atau wakil
Tuhan di bumi (6:165). Manusia ditumbuhkan dari bumi dan diserahi untuk
memakmurkannya (11:61). Maka urusan di dunia telah diserahkan Tuhan
kepada manusia. Manusia sepenuhnya bertanggungjawab atas segala
perbuatannya di dunia. Perbuatan manusia ini membentuk rentetan peristiwa

96 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


yang disebut "sejarah". Dunia adalah wadah bagi sejarah, dimana manusia
menjadi pemilik atau "rajanya".
Sebenarnya terdapat hukum-hukum Tuhan yang pasti (sunattullah) yang
menguasai sejarah, sebagaimana adanya hukum yang menguasai alam tetapi
berbeda dengan alam yang telah ada secara otomatis tunduk kepada
sunatullah itu, manusia karena kesadaran dan kemampuannya untuk
mengadakan pilihan untuk tidak terlalu tunduk kepada hukum-hukum
kehidupannya sendiri (33:72). Ketidakpatuhan itu disebabkan karena sikap
menentang atau kebodohan.
Hukum dasar alami daripada segala yang ada inilah "perubahan dan
perkembangan", sebab: segala sesuatu ini adalah ciptaan Tuhan dan
pengembangan oleh-Nya dalam suatu proses yang tiada henti-hentinya
(29:20). Segala sesuatu ini adalah berasal dari Tuhan dan menuju kepada
Tuhan. Maka satu-satunya yang tak mengenal perubahan hanyalah Tuhan
sendiri, asal dan tujuan segala sesuatu (28:88). Di dalam memenuhi tugas
sejarah, manusia harus berbuat sejalan dengan arus perkembangan itu
menunju kepada kebenaran. Hal itu berarti bahwa manusia harus selalu
berorientasi kepada kebenaran, dan untuk itu harus mengetahui jalan menuju
kebenaran itu (17:72). Dia tidak mesti selalu mewarisi begitu saja nilai-nilai
tradisional yang tidak diketahuinya dengan pasti akan kebenarannya (17:26).
Oleh karena itu kehidupan yang baik adalah yang disemangati oleh iman
dan diterangi oleh ilmu (58:11). Bidang iman dan pencabangannya menjadi
wewenang wahyu, sedangkan bidang ilmu pengetahuan menjadi wewenang
manusia untuk mengusahakan dan mengumpulkannya dalam kehidupan
dunia ini. Ilmu itu meliputi tentang alam dan tentang manusia (sejarah).
Untuk memperoleh ilmu pengetahuan tentang nilai kebenaran sejauh
mungkin, manusia harus melihat alam dan kehidupan ini sebagaimana
adanya tanpa melekatkan padanya kualitas-kualitas yang bersifat Ketuhanan.
Sebab sebagaimana diterangkan dimuka, alam diciptakan dengan wujud yang
nyata dan objektif sebagaimana adanya. Alam tidak menyerupai Tuhan, dan
Tuhan pun untuk sebagian atau seluruhnya tidak sama dengan alam. Sikap
mempertuhankan atau mensucikan (sakralisasi) haruslah ditujukan kepada
Tuhan sendiri. Tuhan Allah Yang Maha Esa (41:37).
Ini disebut "Tauhid" dan lawannya disebut "syirik" artinya mengadakan
tandingan terhadap Tuhan, baik seluruhnya atau sebagian maka jelasnya
bahwa syirik menghalangi perkembangan dan kemajuan peradaban
kemanusiaan menuju kebenaran.
Kesudahan sejarah atau kehidupan duniawi ini ialah "hari kiamat". Kiamat
merupakan permulaan bentuk kehidupan yang tidak lagi bersifat sejarah atau
duniawi, yaitu kehidupan akhirat. Kiamat disebut juga "hari agama", atau
yaumuddin, dimana Tuhan menjadi satu-satunya pemilik dan raja (1:4, 22:56,
40:16). Disitu tidak lagiterdapat kehidupan historis, seperti kebebasan, usaha
dan tata masyarakat. Tetapi yang ada adalah pertanggungganjawaban

97 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


individu manusia yang bersifat mutlak di hadapan Ilahi atas segala
perbuatannya dahulu di dalam sejarah (2:48). Selanjutnya kiamat merupakan
"hari agama", yang maka tidak mungkin kita ketahui selain daripada yang
diterangkan dalam wahyu. Tentang hari kiamat dan kelanjutannya/kehidupan
akhirat yang non-historis manusia hanya diharuskan percaya tanpa
kemungkinan mengetahui kejadian-kejadiannya (7:187).

II. PENGERTIAN-PENGERTIAN DASAR TENTANG KEMANUSIAAN


Telah disebutkan di muka, bahwa manusia adalah puncak ciptaan,
merupakan mahluk yang tertinggi dan adalah wakil dari Tuhan di bumi.
Sesuatu yang membuat manusia yang menjadi manusia bukan hanya
beberapa sifat atau kegiatan yang ada padanya, melainkan suatu
keseluruhan susunan sebagai sifat-sifat dan kegiatan-kegiatan yang khusus
dimiliki manusia saja yaitu Fitrah. Fitrah membuat manusia berkeinginan suci
dan secara kodrati cenderung kepada kebenaran (Hanief) (30:30). "Dlamier"
atau hati nurani adalah pemancar keinginan pada kebaikan, kesucian dan
kebenaran. Tujuan hidup manusia ialah kebenaran yang mutlak atau
kebenaran yang terakhir, yaitu Tuhan Yang Maha Esa (51:56, 3:156).
Fitrah merupakan bentuk keseluruhan tentang diri manusia yang secara
asasi dan prinsipil membedakannya dari mahluk-mahluk yang lain. Dengan
memenuhi hati nurani, seseorang berada dalam fitrahnya dan menjadi
manusia sejati.
Kehidupan dinyatakan dalam kerja atau amal perbuatanya (19:105,
53:39). Nilai-nilai tidak dapat dikatakan hidup dan berarti sebelum
menyatakan diri dalam kegiatan-kegiatan amaliah yang kongkrit (61:2-3). Nilai
hidup manusia tergantung kepada nilai kerjanya. Di dalam dan melalui amal
perbuatan yang berperikemanusiaan (fitrah sesuai dengan tuntutan hati
nurani) manusia mengecap kebahagiaan, dan sebaliknya di dalam dan
melalui amal perbuatan yang tidak berperikemanusiaan (jihad) ia menderita
kepedihan (16:97, 4:111).
Hidup yang penuh dan berarti ialah yang dijalani dengan sungguh-
sungguh dan sempurna, yang di dalamnya manusia dapat mewujudkan
dirinya dengan mengembangkan kecakapan-kecakapan dan memenuhi
keperluan-keperluannya. Manusia yang hidup berarti dan berharga ialah dia
yang merasakan kebahagiaan dan kenikmatan dalam kegiatan-kegiatan yang
membawa perubahan ke arah kemajuan-kemajuan, baik yang mengenai alam
maupun masyarakat, yaitu hidup berjuang dalam arti yang seluas-luasnya
(29:6).
Dia diliputi oleh semangat mencari kebaikan, keindahan dan kebenaran
(4:125). Dia menyerap segala sesuatu yang baru dan berharga sesuai
dengan perkembangan kemanusiaan dan menyatakan dalam hidup
berperadaban dan berkebudayaan (39:18). Dia adalah aktif, kreatif dan kaya

98 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


akan kebijaksanaan (wisdom, hikmah) (2:269). Dia berpengalaman luas,
berpikir bebas, berpandangan lapang dan terbuka, bersedia mengikuti
kebenaran dari manapun datangnya (6:125). Dia adalah manusia toleran
dalam arti kata yang benar, penahan amarah dan pemaaf (3:134). Keutamaan
itu merupakan kekayaan manusia yang menjadi milik daripada pribadi-pribadi
yang senantiasa berkembang dan selamanya tumbuh ke arah yang lebih baik.
Seorang manusia sejati (insan kamil) ialah yang kegiatan mental dan fisiknya
merupakan suatu keseluruhan. Kerja jasmani dan kerja rohani bukanlah
dua kenyataan yang terpisah. Malahan dia tidak mengenal perbedaan antara
kerja dan kesenangan, kerja baginya adalah kesenggangan dan kesenangan
ada dalam dan melalui kerja. Dia berkepribadian, merdeka, memiliki dirinya
sendiri, menyatakan ke luar corak perorangannya dan mengembangkan
kepribadian dan wataknya secara harmonis. Dia tidak mengenal perbedaan
antara kehidupan individu dan kehidupan komunal, tidak membedakan antara
perorangan dan sebagai anggota masyarakat. Hak dan kewajiban serta
kegiatan-kegiatan untuk dirinya adalah juga sekaligus
untuk sesama umat manusia.
Baginya tidak ada pembagian dua (dichotomy) antara kegiatan-kegiatan
rohani dan jasmani, pribadi dan masyarakat, agama dan politik maupun dunia
akhirat. Kesemuanya dimanifestasikan dalam suatu kesatuan kerja yang
tunggal pancaran niatnya, yaitu mencari kebaikan, keindahan dan kebenaran
(98:5).
Dia seorang yang ikhlas, artinya seluruh amal perbuatannya benar-benar
berasal dari dirinya sendiri dan merupakan pancaran langsung dari pada
kecenderungannya yang suci yang murni (2:207, 76:89). Suatu pekerjaan
dilakukan karena keyakinan akan nilai pekerjaan itu sendiri bagi kebaikan dan
kebenaran, bukan karena hendak memperoleh tujuan lain yang nilainya lebih
rendah (pamrih) (2:264). Kerja yang ikhlas mengangkat nilai kemanusiaan
pelakunya dan memberinya kebahagiaan (35:10). Hal itu akan menghilangkan
sebab-sebab suatu jenis pekerjaan ditinggalkan dan kerja amal akan menjadi
kegiatan kemanusiaan yang paling berharga. Keikhlasan adalah kunci
kebahagiaan hidup manusia, tidak ada kebahagiaan sejati tanpa keikhlasan
dan keikhlasan selalu menimbulkan kebahagiaan.
Hidup fitrah ialah bekerja secara ikhlas yang memancar dari hati nurani
yang hanief atau suci.

III. KEMERDEKAAN MANUSIA (IKHTIAR) DAN KEHARUSAN UNIVERSAL


(TAKDIR)
Keikhlasan yang insani itu tidak mungkin ada tanpa kemerdekaan.
Kemerdekaan dalam arti kerja sukarela tanpa paksaan yang didorong oleh
kemauan yang murni, kemerdekaan dalam pengertian kebebasan memilih
sehingga pekerjaan itu benar-benar dilakukan sejalan dengan hati nurani.

99 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


Keikhlasan merupakan pernyataan kreatif kehidupan manusia yang berasal
dari perkembangan tak terkekang daripada kemauan baiknya. Keikhlasan
adalah gambaran terpenting daripada kehidupan manusia sejati. Kehidupan
sekarang di dunia dan abadi (external) berupa kehidupan kelak sesudah mati
di akherat. Dalam aspek pertama manusia melakukan amal perbuatan
dengan baik dan buruk yang harus dipikul secara individual, dan komunal
sekaligus (8:25). Sedangkan dalam aspek kedua manusia tidak lagi
melakukan amal perbuatan, melainkan hanya menerima akibat baik dan
buruk dari amalnya dahulu di dunia secara individual. Di akherat tidak
terdapat Pertanggungjawaban bersama, tapi hanya ada Pertanggungjawaban
perseorangan yang mutlak (2:48, 31:33). Manusia dilahirkan sebagai individu,
hidup ditengah alam dan masyarakat sesamanya, kemudian menjadi individu
kembali.
Jadi individualitas adalah pernyataan asasi yang pertama dan terakhir,
dari pada kemanusiaan, serta letak kebenarannya daripada nilai kemanusiaan
itu sendiri. Karena individu adalah penanggung jawab terakhir dan mutlak
daripada awal perbuatannya, maka kemerdekaan pribadi, adalah haknya
yang pertama dan asasi.
Tetapi individualitas hanyalah pernyataan yang asasi dan primer saja dari
pada kemanusiaan. Kenyataan lain, sekalipun bersifat sekunder, ialah bahwa
individu dalam suatu hubungan tertentu dengan dunia sekitarnya. Manusia
hidup ditengah alam sebagai makhluk sosial hidup ditengah sesama. Dari
segi ini manusia adalah bagian dari keseluruhan alam yang merupakan satu
kesatuan.
Oleh karena itu kemerdekaan harus diciptakan untuk pribadi dalam
konteks hidup ditengah masyarakat. Sekalipun kemerdekaan adalah esensi
daripada kemanusiaan, tidak berarti bahwa manusia selalu dan dimana saja
merdeka. Adanya batas-batas dari kemerdekaan adalah suatu kenyataan.
Batas-batas tertentu itu dikarenakan adanya hukum-hukum yang pasti dan
tetap menguasai alam - hukum yang menguasai benda-benda maupun
masyarakat manusia sendiri - yang tidak tunduk dan tidak pula bergantung
kepada kemauan manusia. Hukum-hukum itu mengakibatkan adanya
"keharusan universal" atau "kepastian umum" dan “takdir” (57:22).
Jadi kalau kemerdekaan pribadi diwujudkan dalam konteks hidup di
tengah alam dan masyarakat dimana terdapat keharusan universal yang tidak
tertaklukan, maka apakah bentuk yang harus dipunyai oleh seseorang kepada
dunia sekitarnya? Sudah tentu bukan hubungan penyerahan, sebab
penyerahan berarti peniadaan terhadap kemerdekaan itu sendiri. Pengakuan
akan adanya keharusan universal yang diartikan sebagai penyerahan
kepadanya sebelum suatu usaha dilakukan berarti perbudakan. Pengakuan
akan adanya kepastian umum atau takdir hanyalah pengakuan akan adanya
batas-batas kemerdekaan. Sebaliknya suatu persyaratan yang positif
daripada kemerdekaan adalah pengetahuan tentang adanya kemungkinan-

100 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


kemungkinan kreatif manusia. Yaitu tempat bagi adanya usaha yang bebas
dan dinamakan "ikhtiar" artinya pilih merdeka.
Ikhtiar adalah kegiatan kemerdekaan dari individu, juga berarti kegiatan
dari manusia merdeka. Ikhtiar merupakan usaha yang ditentukan sendiri
dimana manusia berbuat sebagai pribadi banyak segi yang integral dan
bebas; dan dimana manusia tidak diperbudak oleh suatu yang lain kecuali
oleh keinginannya sendiri dan kecintaannya kepada kebaikan. Tanpa adanya
kesempatan untuk berbuat atau berikhtiar, manusia menjadi tidak merdeka
dan menjadi tidak bisa dimengerti untuk memberikan Pertanggungjawaban
pribadi dari amal perbuatannya. Kegiatan merdeka berarti perbuatan manusia
yang merubah dunia dan nasibnya sendiri (13:11). Jadi sekalipun terdapat
keharusan universal atau takdir manusia dengan haknya untuk berikhtiar
mempunyai peranan aktif dan menentukan bagi dunia dan dirinya sendiri.
Manusia tidak dapat berbicara mengenai takdir suatu kejadian sebelum
kejadian itu menjadi kenyataan. Maka percaya kepada takdir akan membawa
keseimbangan jiwa tidak terlalu berputus asa karena suatu kegagalan dan
tidak perlu membanggakan diri karena suatu kemunduran. Sebab segala
sesuatu tidak hanya terkandung pada dirinya sendiri, melainkan juga kepada
keharusan yang universal itu (57:23).

IV. KETUHANAN YANG MAHA ESA DAN PERIKEMANUSIAAN


Telah jelas bahwa hubungan yang benar antara individu manusia dengan
dunia sekitarnya bukan hubungan penyerahan. Sebab penyerahan
meniadakan kemerdekaan dan keikhklasan dan kemanusiaan. Tetapi jelas
pula bahwa tujuan manusia hidup merdeka dengan segala kegiatannya ialah
kebenaran. Oleh karena itu sekalipun tidak tunduk pada sesuatu apapun dari
dunia sekelilingnya, namun manusia merdeka masih dan mesti tunduk
kepada kebenaran. Karena menjadikan sesuatu sebagai tujuan adalah berarti
pengabdian kepada-Nya.
Jadi kebenaran-kebenaran menjadi tujuan hidup dan apabila demikian
maka sesuai dengan pembicaraan terdahulu maka tujuan hidup yang terakhir
dan mutlak ialah kebenaran terakhir dan mutlak sebagai tujuan dan tempat
menundukkan diri. Adakah kebenaran terakhir dan mutlak itu? Ada,
sebagaimana tujuan akhir dan mutlak daripada hidup itu ada. Karena
sikapnya yang terakhir (ultimate) dan mutlak maka sudah pasti kebenaran itu
hanya satu secara mutlak pula.
Dalam perbendaharaan kata dan kulturil, kita sebut kebenaran mutlak itu
"Tuhan", kemudian sesuai dengan uraian Bab I, Tuhan itu menyatakan diri
kepada manusia sebagai Allah (31:30). Karena kemutlakannya, Tuhan bukan
saja tujuan segala kebenaran (3:60). Maka dia adalah Yang Maha Benar.
Setiap pikiran yang maha benar adalah pada hakikatnya pikiran tentang
Tuhan YME.

101 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


Oleh sebab itu seseorang manusia merdeka ialah yang ber-ketuhanan
Yang Maha Esa. Keiklasan tiada lain adalah kegiatan yang dilakukan semata-
mata bertujuan kepada Tuhan YME, yaitu kebenaran mutlak, guna
memperoleh persetujuan atau "ridho" daripada-Nya. Sebagaimana
kemanusiaan terjadi karena adanya kemerdekaan dan kemerdekaan ada
karena adanya tujuan kepada Tuhan semata-mata. Hal itu berarti segala
bentuk kegiatan hidup dilakukan hanyalah karena nilai kebenaran itu yang
terkandung didalamnya guna mendapat pesetujuan atau ridho kebenaran
mutlak. Dan hanya pekerjaan "karena Allah" itulah yang bakal memberikan
rewarding bagi kemanusiaan (92:19-21).
Kata "iman" berarti percaya dalam hal ini percaya kepada Tuhan sebagai
tujuan hidup yang mutlak dan tempat mengabdikan diri kepada-Nya. Sikap
menyerahkan diri dan mengabdi kepada Tuhan itu disebut Islam. Islam
menjadi nama segenap ajaran pengabdian kepada Tuhan YME (3:19).
Pelakunya disebut "Muslim". Tidak lagi diperbudak oleh sesama manusia atau
sesuatu yang lain dari dunia sekelilingnya, manusia muslim adalah manusia
yang merdeka yang menyerahkan dan menyembahkan diri kepada Tuhan
YME (33:39). Semangat tauhid (memutuskan pengabdian hanya kepada
Tuhan YME) menimbulkan kesatuan tujuan hidup, kesatuan kepribadian dan
kemasyarakatan. Kehidupan bertauhid tidak lagi berat sebelah, parsial dan
terbatas. Manusia bertauhid adalah manusia yang sejati dan sempurna yang
kesadaran akan dirinya tidak mengenal batas.
Dia adalah pribadi manusia yang sifat perorangannya adalah keseluruhan
(totalitas) dunia kebudayaan dan peradaban. Dia memiliki seluruh dunia ini
dalam arti kata mengambil bagian sepenuh mungkin dalam menciptakan dan
menikmati kebaikan-kebaikan dan peradaban kebudayaan.
Pembagian kemanusiaan yang tidak selaras dengan dasar kesatuan
kemanusiaan (human totality) itu antara lain ialah pemisahan antara
eksistensi ekonomi dan moral manusia, antara kegiatan duniawi dan ukhrowi
antara tugas-tugas peradaban dan agama. Demikian pula sebaliknya,
anggapan bahwa manusia adalah tujuan pada dirinya membela kemanusiaan
seseorang menjadi: manusia sebagai pelaku kegiatan dan manusia sebagai
tujuan kegiatan. Kepribadian yang pecah berlawanan dengan kepribadian
kesatuan (human totality) yang homogen dan harmonis pada dirinya sendiri:
jadi berlawanan dengan kemanusiaan.
Oleh karena hakikat hidup adalah amal perbuatan atau kerja, maka nilai-
nilai tidak dapat dikatakan ada sebelum menyatakan diri dalam kegiatan-
kegiatan konkrit dan nyata (26:226). Kecintaan kepada Tuhan sebagai
kebaikan, keindahan dan kebenaran yang mutlak dengan sendirinya
memancar dalam kehidupan sehari-hari dalam hubungannya dengan alam
dan masyarakat, berupa usaha-usaha yang nyata guna menciptakan sesuatu
yang membawa kebaikan, keindahan dan kebenaran bagi sesama manusia
"amal saleh" (harfiah: pekerjaan yang selaras dengan kemanusiaan)

102 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


merupakan pancaran langsung daripada iman (lihat Qur’an: aamanu
wa’amilushshaalihaat, tidak kurang dari 50 x pengulangan kombinasi kata.
Jadi Ketuhanan YME memancar dalam perikemanusiaan. Sebaliknya karena
kemanusiaan adalah kelanjutan kecintaan kepada kebenaran maka tidak ada
perikemanusiaan tanpa Ketuhanan YME. Perikemanusiaan tanpa Ketuhanan
adalah tidak sejati (24:39). Oleh karena itu semangat Ketuhanan YME dan
semangat mencari ridho daripada-Nya adalah dasar peradaban yang benar
dan kokoh. Dasar selain itu pasti goyah dan akhirnya membawa keruntuhan
peradaban (9:109).
"Syirik" merupakan kebalikan dari tauhid, secara harafiah artinya
mengadakan tandingan, dalam hal ini kepada Tuhan. Syirik adalah sifat
menyerah dan menghambakan diri kepada sesuatu selain kebenaran baik
kepada sesama manusia maupun alam. Karena sifatnya yang meniadakan
kemerdekaan asasi, syirik merupakan kejahatan terbesar kepada
kemanusiaan (31:13). Pada hakikatnya segala bentuk kejahatan dilakukan
orang karena syirik (6:82). Sebab dalam melakukan kejahatan itu dia
menghambakan diri kepada motif yang mendorong dilakukannya kejahatan
tersebut yang bertentangan dengan prinsip-prinsip kebenaran. Demikian pula
karena syirik seseorang mengadakan pamrih atas pekerjaan yang
dilakukannya (Hadist, “sesunggunya sesuatu yang paling aku khawatirkan
menimpa kamu sekalian adalah syirik kecil, yaitu riya - pamrih”. Riwayat
Ahmad, hadist hasan). Dia bekerja bukan karena nilai pekerjaanitu sendiri
dalam hubungannya dengan kebaikan, keindahan dan kebenaran, tetapi
karena hendak memperoleh sesuatu yang lain.
"Musyrik" adalah pelaku daripada syirik. Seseorang yang menghambakan
diri kepada sesuatu selain Tuhan baik manusia maupun alam disebut
musyrik, sebab dia mengangkat sesuatu selain Tuhan menjadi setingkat
dengan Tuhan (3:64). Demikian pula seseorang yang menghambakan
(sebagaimana dengan tiran atau diktator) adalah musyrik, sebab dia
mengangkat dirinya sendiri setingkat dengan Tuhan (28:4). Kedua perlakuan
itu merupakan penentang terhadap kemanusiaan, baik bagi dirinya sendiri
maupun kepada orang lain.
Maka sikap berperikemanusiaan adalah sikap yang adil, yaitu sikap
menempatkan sesuatu kepada tempatnya yang wajar, seseorang yang adil
(wajar) ialah yang memandang manusia. Tidak melebihkan sehingga
menghambakan dirinya kepada-Nya. Dia selau menyimpan itikad baik dan
lebih baik (ikhsan). Maka ketuhanan menimbulkan sikap yang adil kepada
sesama manusia (16:90).

V. INDIVIDU DAN MASYARAKAT


Telah diterangkan di muka, bahwa pusat kemanusiaan adalah masing-
masing pribadinya dan bahwa kemerdekaan pribadi adalah hak asasinya

103 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


yang pertama. Tidak sesuatu yang lebih berharga daripada kemerdekaan itu.
Juga telah dikemukakan bahwa manusia hidup dalam suatu bentuk hubungan
tertentu dengan dunia sekitarnya, sebagai mahkluk sosial, manusia tidak
mungkin memenuhi kebutuhan kemanusiaannya dengan baik tanpa berada
ditengah sesamanya dalam bentuk-bentuk hubungan tertentu.
Maka dalam masyarakat itulah kemerdekaan asasi diwujudkan. Justru
karena adanya kemerdekaan pribadi itu maka timbul perbedaan-perbedaan
antara suatu pribadi dengan lainnya (43:32). Sebenarnya perbedaan-
perbedaan itu adalah untuk kebaikannya sendiri: sebab kenyataan yang
penting dan prinsipil, ialah bahwa kehidupan ekonomi, sosial, dan kultural
menghendaki pembagian kerja yang berbeda-beda (5:48).
Pemenuhan suatu bidang kegiatan guna kepentingan masyarakat adalah
suatu keharusan, sekalipun hanya oleh sebagian anggotanya saja (92:4).
Namun sejalan dengan prinsip kemanusiaan dan kemerdekaan, dalam
kehidupan yang teratur tiap-tiap orang harus diberi kesempatan untuk memilih
dari beberapa kemungkinan dan untuk berpindah dari satu lingkungan ke
lingkungan lainnya (17:84, 39:39). Peningkatan kemanusiaan tidak dapat
terjadi tanpa memberikan kepada setiap orang keleluasaan untuk
mengembangkan kecakapannya melalui aktifitas dan kerja yang sesuai
dengan kecenderungannya dan bakatnya.
Namun inilah kontradiksi yang ada pada manusia dia adalah mahkluk
yang sempurna dengan kecerdasan dan kemerdekaannya dapat berbuat baik
kepada sesamanya, tetapi pada waktu yang sama ia merasakan adanya
pertentangan yang konstan dan keinginan tak terbatas sebagai hawa nafsu.
Hawa nafsu cenderung kearah merugikan orang lain (kejahatan) dan
kejahatan dilakukan orang karena mengikuti hawa nafsu (12:53, 30:29).
Ancaman atas kemerdekaan masyarakat, dan karena itu juga berarti
ancaman terhadap kemerdekaan pribadi anggotanya ialah keinginan tak
terbatas atau hawa nafsu tersebut, maka selain kemerdekaan, persamaan
hak antara sesama manusia adalah esensi kemanusiaan yang harus
ditegakkan. Realisasi persamaan dicapai dengan membatasi kemerdekaan.
Kemerdekaan tak terbatas hanya dapat dipunyai satu orang, sedangkan
untuk lebih satu orang, kemerdekaan tak terbatas tidak dilaksanakan dalam
waktu yang bersamaan, kemerdekaan seseorang dibatasi oleh kemerdekaan
orang lain. Pelaksanaan kemerdekaan tak terbatas hanya berarti pemberian
kemerdekaan kepada pihak yang kuat atas yang lemah (perbudakan dalam
segala bentuknya), sudah tentu hak itu bertentangan dengan prinsip keadilan.
Kemerdekaan dan keadilan merupakan dua nilai yang saling menopang.
Sebab harga diri manusia terletak pada adanya hak bagi orang lain untuk
mengembangkan kepribadiannya. Sebagai kawan hidup dengan tingkat yang
sama. Anggota masyarakat harus saling menolong dalam membentuk
masyarakat yang bahagia (5:2).

104 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


Sejarah dan perkembangannya bukanlah suatu yang tidak mungkin
dirubah. Hubungan yang benar antara manusia dengan sejarah bukanlah
penyerahan pasif. Tetapi sejarah ditentukan oleh manusia sendiri. Tanpa
pengertian ini adanya azab Tuhan (akibat buruk) dan pahala (akibat baik) bagi
satu amal perbuatan mustahil ditanggung manusia (99:7-8). Manusia
merasakan akibat amal perbuatannya sesuai dengan ikhtiar. Dalam hidup ini
(dalam sejarah) dalam hidup kemudian - sesudah sejarah (9:74, 16:30).
Semakin seseorang bersungguh-sungguh dalam kekuatan yang bertanggung
jawab dengan kesadaran yang terus menerus akan tujuan dalam membentuk
masyarakat semakin ia mendekati tujuan (29:69).
Manusia mengenali dirinya sebagai makhluk yang nilai dan martabatnya
dapat sepenuhnya dinyatakan, jika ia mempunyai kemerdekaan tidak saja
mengatur hidupnya sendiri tetapi juga untuk memperbaiki dengan sesama
manusia dalam lingkungan masyarakat. Dasar hidup gotong-royong ini ialah
keistimewaan dan kecintaan sesama manusia dalam pengakuan akan adanya
persamaan dan kehormatan bagi setiap orang (49:13, 49:10).

VI. KEADILAN SOSIAL DAN KEADILAN EKONOMI


Telah kita bicarakan tentang hubungan antara individu dengan
masyarakat dimana kemerdekaan dan pembatas kemerdekaan saling
bergantungan, dan dimana perbaikan kondisi masyarakat tergantung pada
perencanaan manusia dan usaha-usaha bersamanya. Jika kemerdekaan
dicirikan dalam bentuk yang tidak bersyarat (kemerdekaan tak terbatas) maka
sudah terang bahwa setiap orang diperbolehkan mengejar dengan bebas
segala keinginan pribadinya.
Akibatnya pertarungan keinginan yang bermacam-macam itu satu sama
lain dalam kekacauan atau anarchi (92:8-10). Sudah barang tentu
menghancurkan masyarakat dan meniadakan kemanusiaan sebab itu harus
ditegakkan keadilan dalam masyarakat (5:8). Siapakah yang harus
menegakkan keadilan, dalam masyarakat? Sudah barang pasti ialah
masyarakat sendiri, tetapi dalam prakteknya diperlukan adanya satu
kelompok dalam masyarakat yang karena kualitas-kualitas yang dimilikinya
senantiasa mengadakan usaha-usaha menegakkan keadilan itu dengan jalan
selalu menganjurkan sesuatu yang bersifat kemanusiaan serta mencegah
terjadinya sesuatu yang berlawanan dengan kemanusiaan (2:104).
Kualitas terpenting yang harus dipunyainya, ialah rasa kemanusiaan yang
tinggi sebagai pancaran kecintaan yang tak terbatas pada Tuhan. Di samping
itu diperlukan kecakapan yang cukup. Kelompok orang-orang itu adalah
pimpinan masyarakat; atau setidak-tidaknya mereka adalah orang-orang yang
seharusnya memimpin masyarakat. Memimpin adalah menegakkan keadilan,
menjaga agar setiap orang memperoleh hak asasinya, dan dalam jangka
waktu yang sama menghormati kemerdekaan orang lain dan martabat

105 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


kemanusiaannya sebagai manifestasi kesadarannya akan tanggung jawab
sosial.
Negara adalah bentuk masyarakat yang terpenting, dan pemerintah
adalah susunan masyarakat yang terkuat dan berpengaruh. Oleh sebab itu
pemerintah yang pertama berkewajiban menegakkan kadilan. Maksud semula
dan fundamental daripada didirikannya negara dan pemerintah ialah guna
melindungi manusia yang menjadi warga negara daripada kemungkinan
perusakkan terhadap kemerdekaan dan harga diri sebagai manusia
sebaliknya setiap orang mengambil bagian pertanggungjawaban dalam
masalah-masalah atas dasar persamaan yang diperoleh melalui demokrasi.
Pada dasarnya masyarakat dengan masing-masing pribadi yang ada
didalamnya haruslah memerintah dan memimpin diri sendiri (Hadist:
“kullukum raain wakullukummas uulun ‘an raiyyatih” -Bukhari & Muslim). Oleh
karena itu pemerintah haruslahmerupakan kekuatan pimpinan yang lahir dari
masyarakat sendiri. Pemerintah haruslah demokratis, berasal dari rakyat, oleh
rakyat dan untuk rakyat, menjalankan kebijaksanaan atas persetujuan rakyat
berdasarkan musyawarah dan dimana keadilan dan martabat kemanusiaan
tidak terganggu (42:28, 42:42). Kekuatan yang sebenarnya didalam negara
ada di tangan rakyat, dan pemerintah harus bertanggung jawab pada rakyat.
Menegakkan keadilan mencakup penguasaan atas keinginan-keinginan
dan kepentingan-kepentingan pribadi yang tak mengenal batas (hawa nafsu).
Adalah kewajiban dari negara sendiri dan kekuatan-kekuatan sosial untuk
menjunjung tinggi prinsip kegotongroyongan dan kecintaan sesama manusia.
Menegakkan keadilan adalah amanat rakyat kepada pemerintah yang musti
dilaksanakan (4:58). Ketaatan rakyat kepada pemerintah yang adil
merupakan ketaatan kepada diri sendiri yang wajib dilaksanakan. Didasari
oleh sikap hidup yang benar, ketaatan kapada pemerintah termasuk dalam
lingkungan ketaatan kepada Tuhan (Kebenaran Mutlak) dan Rasulnya
(pengajar tentang Kebenaran) (4:59). Pemerintah yang benar dan harus
ditaati ialah mengabdi kepada kemanusiaan, kebenaran dan akhirnya kepada
Tuhan YME (5:45).
Perwujudan menegakkan keadilan yang terpenting dan berpengaruh ialah
menegakkan keadilan di bidang ekonomi atau pembagian kekayaan diantara
anggota masyarakat. Keadilan menuntut agar setiap orang dapat bagian yang
wajar dari kekayaan atau rejeki. Dalam masyarakat yang tidak mengenal
batas-batas individual, sejarah merupakan perjuangan dialektis yang berjalan
tanpa kendali dari pertentangan-pertentangan golongan yang didorong oleh
ketidakserasian antara pertumbuhan kekuatan produksi disatu pihak dan
pengumpulan kekayaan oleh golongan-golongan kecil dengan hak-hak
istimewa di lain pihak (57:20). Karena kemerdekaan tak terbatas mendorong
timbulnya jurang-jurang pemisah antara kekayaan dan kemiskinan yang
semakin dalam. Proses selanjutnya yaitu bila sudah mencapai batas

106 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


maksimal pertentangan golongan itu akan menghancurkan sendi-sendi
tatanan sosial dan membinasakan kemanusiaan dan peradabannya (17:16).
Dalam masyarakat yang tidak adil, kekayaan dan kemiskinan akan terjadi
dalam kualitas dan proporsi yang tidak wajar sekalipun realitas selalu
menunjukkan perbedaan-perbedaan antara manusia dalam kemampuan fisik
maupun mental namun dalam kemiskinan dalam masyarakat dengan
pemerintah yang tidak menegakkan keadilan adalah keadilan yang
merupakan perwujudan dari kezaliman. Orang-orang kaya menjadi pelaku
daripada kezaliman sedangkan orang-orang miskin dijadikan sasaran atau
korbannya. Oleh karena itu sebagai yang menjadi sasaran kezaliman, orang-
orang miskin berada di pihak yang benar. Pertentangan antara kaum miskin
menjadi pertentangan antara kaum yang menjalankan kezaliman dan yang
dizalimi. Dikarenakan kebenaran pasti menang terhadap kebhatilan, maka
pertentangan itu disudahi dengan kemenangan tak terhindar bagi kaum
miskin, kemudian mereka memegang tampuk pimpinan dalam masyarakat
(4:160-161, 26:182-183, 2:279, 28:5).
Kejahatan di bidang ekonomi yang menyeluruh adalah penindasan oleh
kapitalisme. Dengan kapitalisme dengan mudah seseorang dapat memeras
orang-orang yang berjuang mempertahankan hidupnya karena kemiskinan,
kemudian merampas hak-haknya secara tidak sah, berkat kemampuannya
untuk memaksakan persyaratan kerjanya dan hidup kepada mereka. Oleh
karena itu menegakkan keadilan mencakup pemberantasan kapitalisme dan
segenap usaha akumulasi kekayaan pada sekelompok kecil masyarakat
(2:278-279). Sesudah syirik, kejahatan terbesar kepada kemanusiaan adalah
penumpukan harta kekayaan beserta penggunaanya yang tidak benar,
menyimpang dari kepentingan umum, tidak mengikuti jalan Tuhan (104:1-3).
Maka menegakkan keadilan inilah membimbing manusia ke arah
pelaksanaan tata masyarakat yang akan memberikan kepada setiap orang
kesempatan yang sama untuk mengatur hidupnya secara bebas dan
terhormat (amar ma'ruf) dan pertentangan terus menerus terhadap segala
bentuk penindasan kepada manusia kepada kebenaran asasinya dan rasa
kemanusiaan (nahi munkar). Dengan perkataan lain harus diadakan restriksi-
restriksi atau cara-cara memperoleh, mengumpulkan dan menggunakan
kekayaan itu. Cara yang tidak bertentangan dengan kamanusiaan
diperbolehkan (yang ma'ruf dihalalkan) sedangkan cara yang bertentangan
dengan kemanusiaan dilarang (yang munkar diharamkan) (3:110).
Pembagian ekonomi secara tidak benar itu hanya ada dalam suatu
masyarakat yang tidak menjalankan prisip Ketuhanan YME, dalam hal ini
pengakuan berketuhanan YME tetapi tidak melaksanakannya sama nilainya
dengan tidak berketuhanan sama sekali. Sebab nilai-nilai yang tidak dapat
dikatakan hidup sebelum menyatakan diri dalam amal perbuatan yang nyata
(61:2-3).

107 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


Dalam suatu masyarakat yang tidak menjadikan Tuhan sebagai satu-
satunya tempat tunduk dan menyerahkan diri, manusia dapat diperbudaknya
antara lain oleh harta benda. Tidak lagi seorang pekerja menguasai hasil
pekerjaanya, tetapi justru dikuasai oleh hasil pekerjaan itu. Produksi seorang
buruh memperbesar kapital majikan dan kapital itu selanjutnya lebih
memperbudak buruh. Demikian pula terjadi pada majikan bukan ia menguasai
kapital tetapi kapital itulah yang menguasainya. Kapital atau kekayaan telah
menggenggam dan memberikan sifat-sifat tertentu seperti keserakahan,
ketamakan dan kebengisan.
Oleh karena itu menegakkan keadilan bukan saja dengan amar ma'ruf
nahi munkar sebagaimana diterapkan di muka, tetapi juga melalui pendidikan
yang intensif terhadap pribadi-pribadi agar tetap mencintai kebenaran dan
menyadari secara mendalam akan andanya Tuhan. Sembahyang merupakan
pendidikan yang kontinyu, sebagai bentuk formil peringatan kepada Tuhan.
Sembahyang yang benar akan lebih efektif dalam meluruskan dan
membetulkan garis hidup manusia. Sebagaimana ia mencegah kekejian dan
kemungkaran (29:45). Jadi sembahyang merupakan penopang hidup yang
benar (Hadist: “Sembahyang adalah tiang agama. Barangsiapa
mengerjakannya berarti menegakkan agama. Barangsiapa meninggalkannya
berarti merobohkan agama”-Baihaqi). Sembahyang menyelesaikan masalah-
masalah kehidupan, termasuk pemenuhan kebutuhan yang ada secara
instrinsik pada rohani manusia yang mendalam, yaitu kebutuhan sepiritual
berupa pengabdian yang bersifat mutlak (31:30). Pengabdian yang tidak
tersalurkan secara benar kepada tuhan YME tentu tersalurkan kearah
sesuatu yang lain. Dan membahayakan kemanusiaan. Dalam hubungan itu
telah terdahulu keterangan tentang syirik yang merupakan kejahatan
fundamental terhadap kemanusiaan.
Dalam masyarakat yang adil mungkin masih terdapat pembagian manusia
menjadi golongan kaya dan miskin. Tetapi hal itu terjadi dalam batas-batas
kewajaran dan kemanusian dengan pertautan kekayaan dan kemiskinan yang
mendekat. Hal itu sejalan dengan dibenarkannya pemilikan pribadi (private
ownership) atas harta kekayaan dan adanya perbedaan-perbedaan tak
terhindar dari pada kemampuan-kemampuan pribadi, fisik maupun mental
(30:37).
Walaupun demikian usaha-usaha kearah perbaikan dalam pembagian
rejeki ke arah yang merata tetap harus dijalankan oleh masyarakat. Dalam hal
ini zakat adalah penyelesaian terakhir masalah perbedaan kaya dan miskin
itu. Zakat dipungut dari orang-orang kaya dalam jumlah presentase tertentu
untuk dibagikan kepada orang miskin (9:60). Zakat dikenakan hanya atas
harta yang diperoleh secara benar, sah, dan halal saja. Sedang harta
kekayaan yang haram tidak dikenakan zakat tetapi harus dijadikan milik
umum guna manfaat bagi rakyat dengan jalan penyitaan oleh pemerintah.
Oleh karena itu, sebelum penarikan zakat dilakukan terlebih dahulu harus

108 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


dibentuk suatu masyarakat yang adil berdasarkan ketuhanan Tuhan Yang
Maha Esa, dimana tidak lagi didapati cara memperoleh kekayaan secara
haram, dimana penindasan atas manusia oleh manusia dihapuskan (2:188).
Sebagaimana ada ketetapan tentang bagaimana harta kekayaan itu
diperoleh, juga ditetapkan bagaimana mempergunakan harta kekayaan itu.
Pemilikan pribadi dibenarkan hanya jika hanya digunakan hak itu tidak
bertentangan, pemilikan pribadi menjadi batal dan pemerintah berhak
mengajukan konfiskasi.
Seorang dibenarkan mempergunakan harta kekayaan dalam batas-batas
tertentu, yaitu dalam batas tidak kurang tetapi juga tidak melebihi rata-rata
penggunaan dalam masyarakat (25:67). Penggunaan yang berlebihan
(tabzier atau israf) bertentangan dengan perikemanusiaan (17:26-27).
Kemewahan selalu menjadi provokasi terhadap pertentangan golongan dalam
masyarakat membuat akibat destruktif (17:16). Sebaliknya penggunaan
kurang dari rata-rata masyarakat (taqti) merusakkan diri sendiri dalam
masyarakat disebabkan membekunya sebagian dari kekayaan umum yang
dapat digunakan untuk manfaat bersama (47:38).
Hal itu semuanya merupakan kebenaran karena pada hakekatnya seluruh
harta kekayaan ini adalah milik Tuhan (10:55). Manusia seluruhnya diberi hak
yang sama atas kekayaan itu dan harus diberikan bagian yang wajar dari
padanya (7:10).
Pemilikan oleh seseorang (secara benar) hanya bersifat relatif sebagai
mana amanat dari Tuhan. Penggunaan harta itu sendiri harus sejalan dengan
yang dikehendaki Tuhan, untuk kepentingan umum (57:7). Maka kalau terjadi
kemiskinan, orang-orang miskin diberi hak atas sebagian harta orang-orang
kaya, terutama yang masih dekat dalam hubungan keluarga (70:24-25).
Adalah kewajiban negara dan masyarakat untuk melindungi kehidupan
keluarga dan memberinya bantuan dan dorongan. Negara yang adil
menciptakan persyaratan hidup yang wajar sebagaimana yang diperlukan
oleh pribadi-pribadi agar diandan keluarganya dapat mengatur hidupnya
secara terhormat sesuai dengan keinginan-keinginannya untuk dapat
menerima tanggungjawab atas kegiatan-kegiatnnya. Dalam prakteknya, hal
itu berarti bahwa pemerintah harus membuka jalan yang mudah dan
kesempatan yang sama kearah pendidikan, kecakapan yang wajar
kemerdekaan beribadah sepenuhnya dan pembagian kekayaan bangsa yang
pantas.

VII. KEMANUSIAAN DAN ILMU PENGETAHUAN


Dari seluruh uraian yang telah di kemukakan, dapatlah disimpulkan
dengan pasti bahwa inti dari pada kemanusiaan yang suci adalah Iman dan
kerja kemanusiaan atau Amal Saleh (95:6).

109 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


Iman dalam pengertian kepercayaan akan adanya kebenaran mutlak yaitu
Tuhan Yang Maha Esa, serta menjadikanya satu-satunya tujuan hidup dan
tempat pengabdian diri yang terakhir dan mutlak. Sikap itu menimbulkan
kecintaan tak terbatas pada kebenaran, kesucian dan kebaikan yang
menyatakan dirinya dalam sikap prikemanusiaan. Sikap prikemanusiaan
menghasilkan amal saleh, artinya amal yang bersesuaian dengan dan
meningkatkan kemanusiaan. Sebaik-baiknya manusia ialah yang berguna
untuk sesamanya. Tapi bagaimana hal itu harus dilakukan manusia?
Sebagaimana setiap perjalanan kearah suatu tujuan ialah gerakan
kedepan demikian pula perjalanan umat manusia atau sejarah adalah
gerakan maju kedepan. Maka semua nilai dalam kehidupan relatif adanya
berlaku untuk suatu tempat dan suatu waktu tertentu. Demikianlah segala
sesuatu berubah, kecuali tujuan akhir dari segala yang ada yaitu kebenaran
mutlak (Tuhan) (28:88). Jadi semua nilai yang benar adalah bersumber atau
dijabarkan dari ketentuan-ketentuan hukum-hukum Tuhan (6:57).
Oleh karena itu manusia berikhtiar dan merdeka, ialah yang bergerak.
Gerakan itu tidak lain dari pada gerak maju kedepan (progresif). Dia adalah
dinamis, tidak statis. Dia bukanlah seorang tradisional, apalagi reaksioner
(17:36). Dia menghendaki perubahan terus menerus sejalan dengan arah
menuju kebenaran mutlak. Dia senantiasa mencari kebenaran-kebenaran
selama perjalanan hidupnya. Kebenaran-kebenaran itu menyatakan dirinya
dan ditemukan di dalam alam dari sejarah umat manusia.
Ilmu pengetahuan adalah alat manusia untuk mencari dan menemukan
kebenaran-kebenaran dalam hidupnya, sekalipun relatif namun kebenaran-
kebenaran merupakan tonggak sejarah yang mesti dilalui dalam perjalanan
sejarah menuju kebenaran mutlak. Dan keyakinan adalah kebenaran mutlak
itu sendiri pada suatu saat dapat dicapai oleh manusia, yaitu ketika mereka
telah memahami benar seluruh alam dan sejarahnya sendiri (41:53).
Jadi ilmu pengetahuan adalah persyaratan dari amal soleh. Hanya mereka
yang dibimbing oleh ilmu pengetahuan dapat berjalan di atas kebenaran-
kebenaran, yang menyampaikan kepada kepatuhan tanpa reserve kepada
Tuhan Yang Maha Esa (35:28). Dengan iman dan kebenaran ilmu
pengetahuan manusia mencapai puncak kemanusiaan yang tertinggi (58:11).
Ilmu pengetahuan ialah pengertian yang dipunyai oleh manusia secara
benar tentang dunia sekitarnya dan dirinya sendiri. Hubungan yang benar
antara manusia dan alam sekelilingnya ialah hubungan dan pengarahan.
Manusia harus menguasai alam dan masyarakat guna dapat mengarahkanya
kepada yang lebih baik. Penguasaan dan kemudian pengarahan itu tidak
mungkin dilaksanakan tanpa pengetahuan tentang hukum-hukumnya agar
dapat menguasai dan menggunakanya bagi kemanusiaan. Sebab alam
tersedia bagi umat manusia bagi kepentingan pertumbuhan kemanusiaan. Hal
itu tidak dapat dilakukan kecuali mengerahkan kemampuan intelektualitas
atau rasio (45:13).

110 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


Demikian pula manusia harus memahami sejarah dengan hukum-hukum
yang tetap (3:137). Hukum sejarah yang tetap (sunatullah untuk sejarah) yaitu
garis besarnya ialah bahwa manusia akan menemui kejayaan jika setia
kepada kemanusiaan fitrinya dan menemui kehancuran jika menyimpang
daripadanya dengan menuruti hawa nafsu (91:9-10).
Tetapi cara-cara perbaikan hidup sehingga terus-menerus maju kearah
yang lebih baik sesuai dengan fitrah adalah masalah pengalaman.
Pengalaman ini harus ditarik dari masa lampau, untuk dapat mengerti masa
sekarang dan memperhitungkan masa yang akan datang (12:111).
Menguasai dan mengarahkan masyarakat ialah mengganti kaidah-kaidah
umumnya dan membimbingnya ke arah kemajuan dan kebaikan.

VIII. KESIMPULAN DAN PENUTUP

Dari seluruh uraian yang telah lalu dapatlah diambil kesimpulan secara
garis besar sbb:

– Hidup yang benar dimulai dengan percaya atau iman kepada Tuhan.
Tuhan YME dan keinginan mendekat serta kecintaan kepada-Nya, yaitu
takwa. Iman dan takwa bukanlah nilai yang statis dan abstrak. Nilai-nilai
itu mamancar dengan sendirinya dalam bentuk kerja nyata bagi
kemanusiaan dan amal saleh. Iman tidak memberi arti apa-apa bagi
manusia jika tidak disertai dengan usaha-usaha dan kegiatan-kegiatan
yang sungguh-sungguh untuk menegakkan perikehidupan yang benar
dalam peradaban dan berbudaya.

– Iman dan takwa dipelihara dan diperkuat dengan melakukan ibadah atau
pengabdian formil kepada Tuhan. Ibadah mendidik individu agar tetap
ingat dan taat kepada Tuhan dan berpegang tuguh kepada kebenaran
sebagai mana dikehendaki oleh hati nurani yang hanif. Segala sesuatu
yang menyangkut bentuk dan cara beribadah menjadi wewenang penuh
dari pada agama tanpa adanya hak manusia untuk mencampurinya.
Ibadat yang terus-menerus kepada Tuhan menyadarkan manusia akan
kedudukannya di tengah alam dan masyarakat dan sesamanya. Ia tidak
melebihkan diri sehingga mengarah kepada kedudukan Tuhan dengan
merugikan kemanusiaan orang lain, dan tidak mengurangi kehormatan
dirinya sebagai mahluk tertinggi dengan akibat perbudakan diri kepada
alam maupun orang lain Dengan ibadah manusia dididik untuk memilki
kemerdekaannya, kemanusiaannya dan dirinya sendiri, sebab ia telah
berbuat ikhlas, yaitu pemurniaan pengabdian kepada Kebenaran semata.

– Kerja kemanusiaan atau amal saleh mengambil bentuknya yang utama


dalam usaha yanag sungguh-sungguh secara essensial menyangkut
kepentingan manusia secara keseluruhan, baik dalam ukuran ruang

111 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


maupun waktu. Yaitu menegakkan keadilan dalam masyarakat sehingga
setiap orang memperoleh harga diri dan martabatnya sebagai manusia.
Hal itu berarti usaha-usaha yang terus menerus harus dilakukan guna
mengarahkan masyarakat kepada nilai-nilai yang baik, lebih maju dan
lebih insani usaha itu ialah amar ma'ruf, disamping usaha lain untuk
mencegah segala bentuk kejahatan dan kemerosotan nilai-nilai
kemanusiaan atau nahi mungkar.

– Selanjutnya bentuk kerja kemanusiaan yang lebih nyata ialah pembelaan


kaum lemah, kaum tertindas dan kaum miskin pada umumnya serta
usaha-usaha ke arah peningkatan nasib dan taraf hidup mereka yang
wajar dan layak sebagai manusia.

– Kesadaran dan rasa tanggungjawab yang besar kepada kemanusiaan


melahirkan jihad, yaitu sikap berjuang. Berjuang itu dilakukan dan
ditanggung bersama oleh manusia dalam bentuk gotong royong atas
dasar kemanusiaan dan kecintaan kepada Tuhan. Perjuangan
menegakkan kebenaran dan keadilan menuntut ketabahan, kesabaran,
dan pengorbanan. Dan dengan jalan itulah kebahagiaan dapat
diwujudkan dalam masyarakat manusia. Oleh sebab itu persyaratan bagi
berhasilnya perjuangan adalah adanya barisan yang merupakan
bangunan yang kokoh kuat. Mereka terikat satu sama lain oleh
persaudaraan dan solidaritas yang tinggi dan oleh sikap yang tegas
kepada musuh-musuh dari kemanusiaan. Tetapi justru demi
kemanusiaan mereka adalah manusia yang toleran. Sekalipun mengikuti
jalan yang benar, mereka tidak memaksakan kepada orang lain atau
golongan lain.

– Kerja kemanusiaan atau amal saleh itu merupakan proses


perkembangan yang permanen. Perjuangan kemanusiaan berusaha
mengarah kepada yang lebih baik, lebih benar. Oleh sebab itu, manusia
harus mengetahui arah yang benar dari pada perkembangan peradaban
di segala bidang. Dengan perkataan lain, manusia harus mendalami dan
selalu mempergunakan ilmu pengetahuan. Kerja manusia dan kerja
kemanusiaan tanpa ilmu tidak akan mencapai tujuannya, sebaliknya ilmu
tanpa rasa kemanusiaan tidak akan membawa kebahagiaan bahkan
mengahancurkan peradaban. Ilmu pengetahuan adalah karunia Tuhan
yang besar artinya bagi manusia. Mendalami ilmu pengetahun harus
didasari oleh sikap terbuka. Mampu mengungkapkan perkembangan
pemikiran tentang kehidupan berperadaban dan berbudaya. Kemudian
mengambil dan mengamalkan di antaranya yang terbaik.

Dengan demikian, tugas hidup manusia menjadi sangat sederhana, yaitu


beriman, berilmu dan beramal.

112 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


Hubungan Islam, NDP, Misi, dan Tujuan HMI

Seperti terlihat pada gambar selanjutnya. Islam merupakan dasar, asas,


motivasi, atau sumber pembenaran gerak langkah organisasi. Dari “Islam”,
yaitu Qur’an dan Hadist, diambil nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang menjadi
acuan perjuangan. Dari banyak sekali nilai-nilai ketuhanan dan kemanusiaan
tersebut, HMI kemudian menyimpulkan “lima nilai dasar” yang diharapkan
terinternalisasi secara utuh dalam diri seorang kader untuk membentuk sosok
pribadi dan organisasi yang ideal. Kelima nilai tersebut adalah: ke-tauhied-an,
ke-ikhlas-an (kemerdekaan dan kebebasan), ke-adil-an, ihsan, dan
tanggungjawab.
“Keyakinan” (keimanan) atas keseluruhan nilai-nilai ini tentunya tidak
diperoleh dari sekedar percaya-percaya saja, melainkan dari proses kajian
dan pemahaman yang mendalam tentang kebenaran (ilmu pengetahuan),
sehingga aplikasi perjuangan (amal shaleh) turut menjadi benar. Nilai-nilai
inilah yang harus dibawa dalam setiap nafas perjuangan perwujudan misi
HMI, melalui berbagai program dan aktifitas keorganisasian, baik ketika masih
menjadi anggota atau telah menjadi alumni. Dengan demikian, Tujuan HMI
hanya akan terwujud melalui internalisasi dan implementasi “lima nilai dasar”
tersebut.

113 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


BAB VIII

BASIC DEMAND BANGSA INDONESIA

Tiap penggal epik perjuangan bangsa Indonesia terdapat satu fakta tak
terelakkan. Napak tilas sejarahnya terpancang kokoh tonggak-tonggak
peradaban yang telah ditancapkan oleh kelompok pemuda, sebut saja Boedi
Oetomo (1908) sebagai tanda kebangkitan nasional, Sumpah Pemuda (1928)
sebagai simbol kelahiran bangsa Indonesia, Proklamasi Kemerdekaan (1945)
sebagai tonggak kelahiran Negara Indonesia dan Gerakan Reformasi (1998)
sebagai upaya mengembalikan kehormatan bangsa dari otoriterisme. Semua
itu terkait erat dengan perjuangan pemuda. Mereka adalah para penggerak
yang selalu hadir membawa perubahan di setiap episode sejarah Indonesia.
Hal yang sama juga terjadi pada HMI selaku organisasi mahasiswa Islam
tertua. Kata “perjuangan” menjadi pilihan sadar pergulatan organisasi
sebagaimana tercantum dalam Anggaran Dasar (AD) Pasal 9. Sejak
kelahirannya, HMI telah mewakafkan dirinya untuk mengawal dan
memperjuangkan kehormatan agama dan negara. Fokus serta
keterlibatannya dalam dua ranah tersebut kemudian dikenal sebagai
perjuangan ke-Islam-an dan ke-Indonesia-an.

I. Meluruskan Arah Perjuangan


Keislaman dan Keindonesiaan merupakan ranah perjuangan yang sangat
luas. Keduanya tak bisa dilepaskan terutama pada konteks nilai-nilai dasar
yang mengonstruksi konsep kebangsaan. Sejarah mencatat bahwa nilai-nilai
agama punya andil besar dalam membangkitkan kesadaran akan kebutuhan
hidup yang merdeka, berdaulat, dan bermartabat. Agama juga mendorong
terciptanya tatanan yang adil, damai, dan sejahtera dan bahkan
meletakkannya sebagai suatu keharusan. Catatan paling monumental
mengenai titik singgung kedua ranah tersebut dapat dilihat dari bangunan
ideologis negara Indonesia.
Namun demikian, sebagai catatan akan luasnya ranah perjuangan HMI,
sejauh ini masih belum di ikuti oleh pedoman tekstual yang utuh dan
berwibawa, yakni berupa teks yang berfungsi sebagai kerangka perjuangan
yang meliputi Keislaman dan Keindonesiaan sekaligus. Meski HMI sudah lama
memiliki teks Nilai-nilai Dasar Perjuangan (NDP), tetapi teks tersebut masih
belum mengakomodir semua kebutuhan perjuangan. Sebab, reason d’être
kata “perjuangan” dalam NDP tidak lain adalah untuk menggantikan kata
“Islam” agar terhindar dari kesan arogansi keagamaan. Pemunculan kata
“perjuangan” di teks tersebut bertujuan hanya untuk menunjukkan
kerendahan hati HMI. Padahal, dari segi substansi, NDP lebih mengeksplorasi
prinsip dan nilai-nilai dasar Keislaman

114 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


Seideal apapun NDP, pesan perjuangannya belum bisa dikatakan utuh
mengingat sejarah telah memagarinya pada wilayah keagamaan saja.
Sementara, wilayah keindonesiaan/kebangsaan sama sekali tidak tersentuh
kecuali pada teks lain yang bersifat terbatas. Teks kebangsaan yang
seharusnya juga menjadi pegangan utama HMI justru menyempil dan
dimampatkan hanya ke dalam enam paragraf pada Tafsir Tujuan HMI.
Padahal, dalam sejarahnya, seperti halnya NDP, teks Basic Demand Indonesia
(BDI) seharusnya menjadi sebuah kumpulan keyakinan yang utuh dan
berwibawa untuk menjelaskan sikap perjuangan kebangsaan HMI.
Terlepas dari itu, gerakan sosial kebangsaan HMI sesungguhnya terbilang
unik. Selama beberapa tahun, dengan hanya memegang teks keagamaan,
HMI turun ke jalan menyatakan sikap menentang ketidakbecusan para
penguasa. Sikap semacam ini sebenarnya notabene adalah agenda
kebangsaan. Jika sikap dan semangat ini diformulasikan ke dalam teks yang
lebih sistematis dan komprehensif, maka peran perjuangan HMI akan lebih
mantap menuju arah yang dicita-citakan. Karena bagi sebuah perjuangan,
sebuah teks pedoman adalah prasasti kata-kata penegas keyakinan.

II. Pemimpin Penggerak Bangsa


Di tubuh organisasi kepemudaan khususnya yang berbasis pelajar dan
mahasiswa seringkali muncul pertanyaan: ke arah mana organisasi akan
digerakkan? Sebagai wadah yang berisikan kalangan intelektual terpelajar,
organisasi mahasiswa kadang disibukkan oleh dilema antara terlibat dengan
politik praktis atau bertahan sebagai gerakan berbasis kader atau masa.
Bahkan, sebenarnya antara gerakan berbasis kader dan berbasis massa pun
masih ada polarisasi yang jelas. Pembedaan yang sebenarnya justru berakar
dari persoalan politik.
Dalam wacana partai politik Indonesia, perdebatan pilihan antara “partai
kader” atau “partai massa” bahkan pernah mendominasi. Dikotomi partai
kader dan partai massa terkait erat dengan polarisasi lain, yaitu “problem
solving” dan “solidarity making”. Partai kader, terkait erat dengan mereka
yang berorientasi politik “problem solving”, sementara partai massa untuk
mereka yang berpandangan “solidarity making”. Karena itu, partai berbasis
kader seringkali disebut sebagai problem solver (penyelesai masalah)
sedangkan partai berbasis massa disebut sebagai solidarity maker
(pembangun solidaritas). Pembedaan ini tidak hanya sebatas nama melainkan
juga menyangkut peranan antara aktifitas intelektual dan aktifitas
sentimental.
Tipikal problem solver yang juga populer dengan sebutan sang
administrator adalah seseorang yang memiliki kemampuan administratif,
teknis, dan bahasa asing yang dibutuhkan dalam mengelola negara modern.
Sementara, solidiraty maker adalah seseorang yang memiliki kemampuan
integratif, mediasi kultural, simbolisasi, dan organisasi massa di masa-masa

115 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


revolusi. Dalam perkembangannya, konsep ini kemudian dikenal di tubuh HMI
dengan istilah yang sama, yaitu tipe solidarity maker dan problem solver.
Pengelompokan yang sebenarnya sudah tepat untuk sekaligus menjawab
ke arah mana organisasi digerakkan; politis atau tidak. Dengan adanya
kategorisasi yang sama maka pertanyaan mendasar sesungguhnya bukan
terlibat politik atau tidak; melainkan berbasis massa atau kader? (solidarity
maker atau problem solver?) Karena bagaimanapun juga, keduanya saling
terkait dan masing-masing berjasa pada tiap fase sejarah bangsa Indonesia.

2. Masa Penjajahan
Berangkat dari rasa tertindas yang sama, berbagai suku bangsa
yang terjajah di nusantara memutuskan untuk berhimpun menjadi
sebuah bangsa baru bernama Bangsa Indonesia. Para pemuda
bangsa menyadari bahwa penjajahan di atas dunia harus dihapuskan,
karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
Penjajahan adalah perbudakaan. Sebagai bangsa terjajah, bangsa
Indonesia ketika itu ingin melepaskan diri dari penjajah dan
memperoleh kemerdekaan sebagai hak asasinya. Idealisme dan
tuntutan bangsa Indonesia hanya satu, “Merdeka atau Mati”. Oleh
karena itu timbullah pergerakan nasional di mana para pimpinan yang
dibutuhkan adalah mereka yang mampu menyadarkan rakyat
Indonesia akan hak asasinya sebagai suatu bangsa. Kemerdekaan
adalah hak pertama rakyat Indonesia, baik sebagai individu,
masyarakat, maupun bangsa dan negara.
Kehadiran pemimpin tipe solidarity maker menjadi kebutuhan
primer untuk menyadarkan seluruh tumpah darah Indonesia bahwa
mereka memiliki kesamaan nasib. Tipe problem solver bukan berarti
tidak dibutuhkan. Akan tetapi, peran solidarity maker lebih dibutuhkan
untuk membakar perasaan sentimental rakyat untuk bangkit berjuang
melawan penjajah (fight against).
Bangsa yang baru terbentuk 28 Oktober 1928 ini harus
disadarkan oleh para solidarity maker bahwa kedaulatan mustahil
tercapai jika tidak memiliki negeri sebagai tempat tinggal. Sumpah
untuk bertanah air satu, berbangsa satu, dan berbahasa satu hanya
akan mendapat pengakuan dunia jika putra-putri Indonesia memiliki
negara yang satu; negara Indonesia.

3. Masa Revolusi
Berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa serta didorong oleh

116 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


keinginan yang luhur, maka bangsa Indonesia memperoleh
kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945. Meskipun demikin,
tugas pemimpin solidarity maker tidak hanya berhenti sampai di situ.
Masa Revolusi, periode di mana Indonesia telah merebut
kemerdekaannya, Indonesia tetap membutuhkan konsolidasi
nasional. Kesadaran rakyat untuk tetap fight against harus tetap
berkobar mengingat Indonesia sebagai negara baru yang masih
rapuh untuk kembali ditumbangkan sebagai wilayah jajahan. Para
solidarity maker tetap menjalankan peran besar, mengingat para
penjajah belum sepenuhnya mengakui kemerdekaan Indonesia.
Pada fase ini, bangsa Indonesia masih sangat membutuhkan
persatuan solidaritas dalam bentuk mobilitas kekuatan fisik guna
melawan penjajah. Sementara itu pada sisi lain, para pemimpin tipe
problem solver mulai semakin leluasa bergerak untuk segera
membenahi berdirinya bangsa dan negara Indonesia. Fokus
utamanya ialah bagaimana menyiapkan diri untuk memimpin
perjuangan baru dalam rangka membentuk negara modern, yakni fight
for (berjuang untuk) Indonesia.

4. Masa Membangun
Masa setelah kemerdekaan negara Indonesia diakui dan berdiri
kokoh, maka lahirlah cita-cita ideal membentuk negara yang tidak
hanya berdaulat, tetapi juga maju dan bermartabat. Pada periode
pengisian kemerdekaan ini, guna menciptakan kehidupan masyarakat
yang adil dan makmur, maka dimulailah pembangunan nasional. Di
sini hal utama yang sangat dibutuhkan adalah peranan problem solver
yang menguasai ilmu pengetahuan. Namun, solidarity maker bukan
berarti tak lagi dibutuhkan. Hanya saja bersamaan dengan
terbentuknya kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI), pola perjuangan harus banyak dikonsentrasikan pada fight for
membangun Indonesia. Bukan fight against yang sejak dulu memang
seharusnya berada di bawah komando solidarity maker. Problem
solver yang dimaksud ialah sosok negarawan yang di samping memiliki
ilmu pengetahuan juga memiliki karakter terpuji untuk melaksanakan
tugas kerja kemanusiaan. Manusia yang demikian sangat mungkin
mengantarkan rakyat Indonesia ke arah kehidupan yang merdeka,
bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Suatu cita-cita yang tertuang
pada alenia kedua Pembukaan UUD 1945.

III. Cita-cita Luhur Bangsa Indonesia


Sekalipun mengalami beberapa kali perubahan, UUD 1945 selaku
konstitusi negara tetap mencantumkan beberapa hal yang telah menjadi
kesepakatan sejak awal. Meski para petinggi negeri berbeda pendapat dalam

117 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


merumuskan arah negara, mereka bersepakat untuk tidak merubah nilai-nilai
luhur yang termaktub dalam Pembukaan UUD 1945. Pembukaan UUD 1945
dipandang memiliki nilai historis yang suci yang sama dengan teks Proklamasi
dan Pancasila.
Pembukaan UUD 1945 menggambarkan nilai-nilai luhur tentang
bagaimana seharusnya roda pemerintahan dijalankan. Meski sebenarnya,
kenyataan menunjukkan bahwa tidak sedikit yang melupakannya. Banyak
petinggi negeri ini yang seolah berpikir bahwa Pembukaan UUD 1945
menyampaikan cita-cita negara hanya sampai pada gerbang kemerdekaan
negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Padahal, pada alenia keempat Pembukaan UUD 1945 para pendiri negara
menambatkan cita-cita kolektifnya, yaitu untuk membentuk suatu
pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasar kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Lebih dari sekedar rambu-rambu kemerdekaan, alenia itu menegaskan
tentang cita-cita luhur negara-bangsa Indonesia.

IV. Melindungi Segenap Bangsa Indonesia dan Seluruh Tumpah Darah


Indonesia
Beberapa dekade terakhir, bangsa Indonesia menelan kenyataan pahit
bahwa kekerasan demi kekerasan masih marak terjadi. Tidak sedikit
perpecahan berujung pada hilangnya nyawa hanya karena perbedaan
identitas. Kondisi ini menunjukkan mulai terbenamnya kesadaran akan fitrah
kebangsaan sebagai masyarakat plural yang ber-bhinneka tunggal ika. Lebih
dari itu, kata “plural” sendiri bahkan seringkali menjadi awal terjadinya konflik
SARA, khususnya agama. Padahal, kata “plural” adalah nama lain dari kata
“majemuk” atau bhinneka yang sudah lama diterima dengan baik sebagai
bagian dari identitas bangsa.
Bangsa Indonesia terbentuk atas keragaman suku, ras, bahasa, adat,
budaya dan agama. Dengan kerelaan hati semua elemen dari berbagai latar
belakang itu bergabung ke dalam sebuah bangsa baru di bawah semboyan
Bhinneka Tunggal Ika (berbeda-beda tapi tetap satu jua) yang sudah
digunakan sejak dulu untuk menyatukan Nusantara. Karena itu, Bhinneka
Tunggal Ika harus diterima sebagai identitas, sebagai kenyataan pertama dan
utama yang harus dipahami untuk saling melindungi seluruh tumpah darah
Indonesia. Dengan adanya pluralitas, maka persatuan dan kesatuan dengan
sendirinya menjadi prioritas yang mesti dikawal secara mendasar. Rajutan
nilai yang telah diterima sebagai konsensus bersama perlu terus diperkuat
melalui pemahaman utuh untuk dieksternalisasi dalam hidup sehari-hari.
Selain Bhinneka Tunggal Ika, hal mendasar yang juga perlu dikawal adalah
penegakan hukum. Aparat penegak hukum harus senantiasa
118 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
dengan cara bersikap tegas dan adil. Semua warga negara harus mendapat
perlakuan sama tanpa adanya diskriminasi terhadap kelompok atau golongan
tertentu. Asas kesamaan dan kepastian hukum terkait hak dan kewajiban
harus benar-benar di prioritaskan. Asas ini merupakan prasyarat utama bagi
terciptanya tatanan yang adil dan harmonis.
Betapa pun nilai-nilai kebangsaan ditanamkan secara kuat ke dalam jiwa
bangsa, potensi konflik sulit dibendung jika hukum tidak dijalankan dengan
tegas dan adil. Pada satu sisi, hukum dapat menjadi penentu atau panglima
kesatuan dan persatuan bangsa. Namun pada sisi lain, hukum juga dapat
menjadi pemicu konflik yang mengancam keutuhan. Maka, pada posisi ini,
hukum perlu dibebaskan dari berbagai kepentingan kecuali pemihakan pada
kebenaran.
Hukum yang dijalankan dengan cara memihak kepentingan tertentu atas
dasar perbedaan kelas, etnis, ras, dan agama akan menimbulkan
ketidakpastian keadaan. Begitu pula hukum yang didikte oleh kepentingan
penguasa hanya akan mengorbankan nasib rakyat banyak. Hukum model ini
di samping mencoreng wibawa penegakan hukum juga mengubur supremasi
hukum. Kedaulatan hukum dikebiri oleh kekuatan-kekuatan lain seperti
kekuasaan, kelompok mayoritas, desakan massa, kekuatan politik tertentu,
dan sebagainya.
Masih sering ditemukan pembiaran kekerasan yang dilakukan oleh
sekelompok massa tertentu kepada pihak minoritas. Kelompok tersebut tidak
ditindak hanya karena jumlahnya besar (mayoritas). Dengan berbagai dalih,
kekerasan massif hanya berujung pada penangkapan segelintir orang yang
dianggap dalang. Ada kesan bahwa kekerasan yang dilakukan secara massif
tidak akan dipermasalahkan dan dianggap mob law (hukum rakyat). Kesan
seperti itu jelas menyimpang dan harus ditegakkan.

V. Memajukan Kesejahteraan Umum


Dibandingkan sebelum kemerdekaan, kehidupan rakyat Indonesia saat
ini jauh lebih baik. Akan tetapi, kenyataan juga menunjukkan bahwa tidak
semua warga negara Indonesia hidup sejahtera. Masih banyak yang hidup di
bawah garis kemiskinan. Di tengah kemajuan negara lain berebut sumber
daya alam dan berkompetisi mengembangkan teknologi, tak sedikit warga
Indonesia yang masih mengais rezeki di pinggir jalan seraya berharap belas
kasihan. Harga diri rela dibuang dan digadaikan hanya untuk bertahan hidup.
Padahal, bukankah fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara?
Tingginya jumlah fakir miskin dan anak terlantar menunjukkan ada yang
salah dalam pelaksanaan roda pemerintahan. Bahkan, tidak berlebihan jika
dikatakan bahwa fakir miskin dan anak terlantar benar-benar ‘dipelihara’
negara sehingga akan terus ada. Kata “dipelihara” tidak lagi dilihat sebagai
niat baik dalam rangka menanggulangi kemisikinan. Pandangan bernada

119 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


sindiran ini seringkali muncul seiring fakta yang melatarbelakanginya. Oleh
sebab itu, pemerintah harus menunjukkan niat baik penanggulangan fakir
miskin dan anak terlantar sebagaimana dijanjikan negara.
Persoalan kemiskinan sangat terkait dengan peluang dan kesempatan
semua warga negara dalam hal akses terhadap sumber-sumber primer
kesejahteraan sosial (social primary goods). Peluang dan kesempatan itu
sejak lahir tidaklah sama antara satu individu dengan individu lainnya.
Perbedaan bisa dilihat secara kasat mata antara individu yang lahir dalam
keluarga kaya dengan individu yang lahir dalam keluarga miskin; individu
yang terlahir sempurna dan serba berkecukupan dengan individu yang lahir
dengan sejumlah kekurangan (cacat).
Individu yang lahir dan dibesarkan dalam keluarga kaya memiliki
peluang dan kesempatan besar untuk mengakses sumber-sumber
kesejahteraan. Ia dapat tumbuh sehat dan cerdas, mendapat perawatan
kesehatan istimewa, mengenyam pendidikan berkualitas, mengembangkan
kemampuan usaha dengan modal yang dimiliki, dan sebagainya. Sementara,
individu yang terlahir dalam keluarga miskin apalagi memiliki kekurangan fisik
atau mental, peluang dan kesempatannya sangat terbatas.
Sikap dan posisi negara dalam hal ini pemerintah tidak bisa
memberlakukan kebijakan yang sama untuk semua individu pada kondisi
tersebut. Menerapkan prinsip persamaan hanya akan melahirkan dan
mengabadikan ketimpangan-ketimpangan sosial. Misalnya, kebijakan bahwa
setiap warga negara punya hak kebebasan untuk mendapat kekayaan serta
hidup sesuai keinginan. Bagi individu yang lahir dalam keadaan serba
berkecukupan, kebijakan ini sangat adil karena menyangkut hak dasar.
Namun bagi individu yang lahir serba kekurangan jelas tidak terlalu
menguntungkan. Meski memiliki hak yang sama, individu yang terlahir serba
kekurangan nyaris tidak dapat menggunakan haknya. Sebab, hak mendapat
kekayaan serta hidup sesuai keinginan terkait erat dengan peluang dan
kesempatan yang ada. Sedangkan peluang dan kesempatan tak bisa
dilepaskan dari unsur penunjang seperti ketersediaan modal, kecerdasan
intelektual, kecakapan dan keterampilan (skill), kemampuan teknis-
operasional dan semacamnya. Maka bisa dipastikan individu tersebut tidak
dapat berbuat banyak dengan nasibnya.
Peluang dan kesempatan yang dimiliki oleh individu-individu serba
kekurangan tidak sama dengan individu yang serba kecukupan.
Memberlakukan persamaan atas keduanya berarti menutup akses di antara
salah satunya terhadap sumber kesejahteraan. Semestinya, pemerintah
memberi jaminan sosial atas mereka agar peluang dan kesempatan itu tidak
tergilas oleh dominasi orang-orang kaya. Dengan begitu, kemampuan

120 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


menggunakan haknya akan terus berkembang sehingga kesejahteraan umum
akan benar-benar tercapai.
Permasalahan Kesejahteraan umum tentu bukan hanya tanggung jawab
lembaga eksekutif selaku penyelenggara negara. Lembaga-lembaga lain
seperti legislatif dan yudikatif yang dipercaya sebagai pilar-pilar demokrasi
harus juga andil sesuai tugas dan tanggung jawabnya. Lembaga eksekutif,
lembaga legistaltif, lembaga yudikatif serta media dipercaya sebagai empat
pilar demokrasi yang punya peran sentral berdirinya sebuah negara
demokrasi dan kesejahteraan (welfare state). Keempat pilar demokrasi itu
harus saling sinergis membangun negara. Saling mendukung, bukan saling
menelikung. Saling mendorong, bukan saling merongrong. Berjalannya
keempat pilar demokrasi itu secara bertanggung jawab merupakan satu-
satunya jalan untuk memajukan kesejahteraan umum.

VI. Mencerdaskan Kehidupan Bangsa


Tercapainya kesejahteraan umum pada akhirnya akan berujung pada
kecerdasan kehidupan bangsa. Namun, kurang tersedianya fasilitas
penunjang kesejahteraan berupa pendidikan, kesehatan, dan lapangan
pekerjaan oleh negara sesungguhnya adalah bentuk pembodohan bangsa.
Pendidikan, kesehatan, lapangan pekerjaan dan seterusnya hanya
dimanfaatkan oleh kelompok tertentu termasuk lingkaran keluarga pejabat
yang notabe dibayar oleh keringat rakyat.
Pencerdasan kehidupan bangsa memang tidak hanya terkait pendidikan
di bangku sekolah sebagai wadah pendidikan formal. Bentuk pendidikan
informal maupun non formal pun harus pula di selenggarakan di setiap aspek
kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Meski demikian, pendidikan formal
masih memegang peran sentral karena dari sanalah banyak muncul para
pemuka masyarakat dan penyelenggara negara.
Pendidikan di Indonesia banyak berutang pada prinsip-prinsip yang
diletakkan oleh Ki Hajar Dewantara. Menteri pendidikan Indonesia pertama ini
mewariskan semboyan terkenal yang sampai saat ini masih digunakan
kementerian pendidikan, yaitu Tut Wuri Handayani. Sebuah penggalan akhir
dari pesan Bapak Pendidikan Nasional yang secara lebih utuh berbunyi: “Ing
ngarso sun tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani” (Di depan
memberi teladan, di tengah memberi prakarsa dan ide, di belakang
memberikan dorongan dan arahan).
Tut Wuri Handayani segai semboyan lembaga pendidikan nasional
sudah sangat tepat menggambarkan bentuk terima kasih pada pejuang
pendidikan bangsa. Hanya saja kehadirannya yang dipenggal di bagian akhir
kalimat tampaknya membuat kaum elit terpelajar lupa pada dua penggalan
awal lainnya: Ing Ngarso Sun Tulodo dan Ing Madyo Mangun Karso.
Pencerdasan kehidupan bangsa dengan kutipan singkat di bagian akhir

106 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


kalimat sesungguhnya sudah mencapai targetnya. Negeri ini telah berhasil
mendorong majunya tingkat pendidikan dan menelurkan kalangan elit
intelektual. Persoalannya, kaum elit terpelajar yang kemudian menjadi
penggerak roda pemerintahan hanya mengedepankan penggalan prinsip itu.
Sehingga, pola yang lahir adalah sangat baik bekerja sesuai arahan namun
hasilnya tergantung siapa yang mengarahkan.
Kesempurnaan pendidikan pencerdasan bangsa tidak cukup hanya
berpegang pada prinsip Tut Wuri Handayani. Rakyat Indonesia juga harus
dicerdaskan dengan terus menyadari dua prinsip dasar lain. Prinsip Ing Madyo
Mangun Karso, misalnya, akan melahirkan kalangan elit intelektual yang bisa
menghasilkan ide-ide genuine dalam menyelesaikan persoalan bangsa. Bukan
intelektual yang hanya bisa mencontek keberhasilan negara lain padahal
belum tentu berhasil diterapkan di Indonesia. Sebab bagaimanapun, sebuah
kebijakan sangat dipengaruhi oleh persoalan kultural kebangsaan.
Selain kedua prinsip itu, di negeri yang sedang mengalami krisis
kepercayaan seperti sekarang ini, yang paling dibutuhkan adalah Ing Ngarso
Sun Tulodo. Prinsip keteladanan ini sangat penting dari masa ke masa.
Banyak elit intelektual yang berhasil membangun sistem tetapi tidak
mengisinya dengan ruh keteladanan. Semua ingin memerintah tetapi tidak
memberi contoh, ingin dipuji tetapi perbuatannya keji. Selain sebagai upaya
mencerdaskan kehidupan bangsa, tiga prinsip yang diwarisankan oleh Ki
Hajar Dewantar tersebut harus dijadikan prinsip hidup dalam bermasyarakat
dan bernegara, terutama oleh para pemimpin di manapun berada.

VII. Ikut Melaksanakan Ketertiban Dunia yang Berdasarkan Kemerdekaan,


Perdamaian Abadi, dan Keadilan Sosial
Indonesia sebagai bagian dari sistem pemerintahan dunia harus juga
turut serta berperan aktif menjaga ketertiban dunia dengan tetap memegang
nilai-nilai luhur kemanusiaan. Sikap yang dijadikan pegangan ialah tetap
terbuka pada kebudayaan baru, namun tanpa terbawa arus, apalagi
kehilangan identitas sebagai bangsa merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan
makmur. Indonesia harus memegang teguh ideologinya sendiri. Ideologi-
ideologi besar dunia seperti Liberalisme dan Sosialisme masih mendominasi
dan menyita perhatian. Ideologi-ideologi tersebut tidak hanya berbeda, namun
seringkali berbenturan dalam banyak hal. Liberalisme memperjuangkan
liberte sedangkan Sosialisme mengidealkan egalite. Padahal, jika ditilik dari
sejarah, keduanya pernah berjalan sejajar saat meletusnya revolusi sosial
Perancis yang memengaruhi segala bentuk sistem pemerintahan monarki.
Revolusi Perancis meletus dengan teriakan liberte (kebebasan), egalite
(kesetaraan), dan fraternite (persaudaraan).
Mungkin, hilangnya fraternite dari pertarungan ideologi-ideologi dunia
tersebut menjadikan agenda yang seharusnya sejalan justru terpolarisasi
pada kutub liberte dan egelite. Bukan berarti fraternite sama sekali tidak ada
dalam bungkus ideologis, tetapi ia hadir dalam bentuk yang berbeda. Jika
106 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik
liberte dan egalite didudukkan sebagai ideologi terbuka, fraternite umumnya
seringkali dikaitkan dengan komunitas eksklusif meski tidak secara langsung
dijadikan semboyan. Basis persadauraan menjadikan kelompok-kelompok ini
memiliki ikatan internal yang kuat, tetapi kadang tidak toleran pada mereka di
luar kelompoknya. Padahal, fraternite tidak seharusnya dimaknai secara
sempit dan terbatas hanya pada kelompok tertentu.
Semangat ketiga jargon Revolusi Perancis di atas sejalan dengan mimpi
ketertiban dunia Indonesia yang berdasar pada kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial. Kemerdekaan adalah nama lain dari liberte,
perdamaian abadi adalah harapan dari fraternite, dan keadilan sosial
merupakan ruh dari egalite. Bahkan lebih dari itu, tiga semangat yang
mestinya tidak terpisahkan ini, sesungguhnya secara utuh sudah terakomodir
dalam satu kata “merdeka”.
Dimensi kata merdeka, sebagai bentuk kebebasan di Indonesia memiliki
makna yang lebih luas dari pada liberte atau liberty. Merdeka berasal dari
bahasa Sanskerta ‘mahardhika’, yang berarti orang suci atau orang terpelajar.
Pilihan kata merdeka tidak hanya teriakan kebebasan, tetapi juga keinginan
diperlakukan sama sebagai orang yang memiliki martabat. Semangat
kesetaraan di zaman kemerdekaan tergambar jelas dengan adanya panggilan
umum yang sama untuk semua kalangan, yaitu “Bung”. Dengan adanya
keinginan kebebasan (liberte) yang sama dan diperlakukan secara setara
(egalite), maka lahirlah rasa persaudaraan (fraternite) antara para pejuang
kemerdekaan. Oleh karena itu, dengan pemahaman tersebut, maka tidak
salah jika Basic Demand Indonesia (BDI) hingga saat ini tetap berdasar pada
pekikan terdahulu yang sama: “Merdeka atau Mati!”

123 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


BAB IX

MANAJEMEN ORGANISASI DAN KEPEMIMPINAN

Menurut James AF. Stoner, manajemen adalah proses perencanaan,


pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dari kegiatan anggota
organisasi dan penggunaan sumber-sumber organisasi lainnya untuk
mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Yang lebih penting untuk diperhatikan adalah bahwa manajemen
merupakan sebuah alat (cara kerja) untuk mendapakan target yang menjadi
tujuan dalam suatu organisasi, dan kegiatan manajemen ini dikelola oleh
orang- orang yang secara langsung terikat dalam wadah organisasi.
Sedangkan menurut David R Hampton dalam bukunya tentang
manajemen, bahwa organisasi adalah suatu pengelompokan manusia yang
relatif bertahan lama dalam sistem yang terstruktur dan berkembang dimana
usaha-usahanya yang terkordinir dimaksudkan untuk mencapai tujuan dalam
lingkungan yang dinamis.

A. Proses Manajemen
Proses di dalam manajemen adalah cara yang sistematis untuk
melakukan sesuatu hal. Proses tersebut terdiri dari kegiatan-kegiatan yang
saling berhubungan, dan meliputi:

1. Perencanaan (Planning)
Setiap kegiatan yang akan dilakukan oleh sebuah organisasi haruslah
direncanakan terlebih dahulu secara matang, supaya dapat dirancang sebaik
mungkin dan jelas apa yang akan dilakukan. Termasuk di dalam hal
menetapkan tujuan dan program-program yang akan mendukung pencapaian
tujuan tersebut. Perencanaan ini bisa dilaksanakan ketika kader HMI
melaksanakan raker, rapat pengurus dan rapat kepanitian.
Dalam merencanakan sesuatu kegiatan dapat dianalisa dengan
menggunakan 5 W+1H, yaitu:

a. What: Kegiatan apa yang akan dilakukan dan kegiatan apa yang
bisa mengembangkan Skill dan tingkat Intelektualitas kader.
b. Why: Mengapa kegiatan tersebut dianggap perlu untuk
dilaksanakan.
c. When: Kapan kegiatan tersebut akandilaksanakan.
d. Where: Tempat pelaksanaan sebuah kegiatan haruslah dipilih yang
strategis dan kondusif, sehingga dapat menunjang kesuksesan
jalannya kegiatan tersebut. Contohnya: mencari tempat

124 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


pelaksanaan LK-1 yang tenang, nyaman dan bersih agar dapat
membuat peserta LK-1 merasa kerasan.
e. Who: Disini diperhatikan sumber daya manusia yang akan terlibat
dalam kesuksesan sebuah acara. Baik ditinjau dari kesiapan panitia
yang terampil maupun dilihat kemampuan para peserta.
f. How: Hal ini menyangkut bagaimana teknis pelaksanaan sebuah
kegiatan agar berjalan sukses.

2. Pengorganisasian (Organizing)
Mengkoordinir sumber daya manusia dan perlengkapan organisasi,
termasuk menyusun struktur kepengurusan dan pembagian kerja untuk
melaksanakan program yang telah ditetapkan.
Dalam mendesain organisasi, digunakan 5 Prinsip utama sebagai
pedomannya:

a. Pembagian kerja (Division of Labor), yaitu pemecahan seluruh


pekerjaan menjadi beberapa tahap, setiap kader melakukan
pekerjaan yang telah distandardisir sesuai keterampilan dan keahlian
secara terus menerus.
b. Kesatuan Perintah (Unity of Command), yaitu suatu prinsip dimana
bawahan hanya bertanggung jawab kepada seorang atasan saja.
c. Kewenangan, Tanggung jawab dan Kekuasaan. Kewenangan
merupakan hak yang melekat pada kedudukan manajemen untuk
memberi perintah dan mengharapkan perintah itu ditaati. Kekuasaan
adalah kemampuan untuk mempengaruhi keputusan. Kewenangan
merupakan bagian dari kekuasaan, yaitu bagian yang menyangkut
hak Formal untuk memerintah.
d. Rentang Kendali (Span of Control), yaitu banyaknya bawahan yang
dapat dikendalikan oleh seorang atasan secara efektif dan efisien.
Pada dasarnya makin lebar rentang kendali makin sedikit dibutuhkan
jabatan manajemen, sehingga menurunkan biaya manajemen dan
fasilitasnya, tetapi hal demikian mengakibatkan tidak efisiennya
pengendalian terhadap bawahan.
e. Departementalisasi (Departementalization), yaitu pengelompokan
kegiatan dan fungsi yang sejenis di bawah koordinasi seorang ketua
bidang.

3. Pengarahan (Actuating)
Poses mengarahkan dan memotifasi anggota organisasi (kader) untuk
menuju kearah pencapaian tujuan organisasi, termasuk menciptakan iklim

125 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


yang mendukung, membimbing dan meneladani kader dalam melakukan
pekerjaan.

4. Pengawasan (Controling)
Untuk mengetahui bahwa kegiatan berjalan dengan baik dan tidak terjadi
penyimpangan-penyimpangan dari rancangan semula. Maka diperlukannya
koreksi dan evaluasi. Semua pengawasan ini dikerjakan untuk mengadakan
peningkatan pada masa yang akandatang.

Unsur Manajemen
Walaupun manajemen merupakan alat yang akan dijalankan oleh
manusia didalam organisasinya, dia juga membutuhkan alat lain sehingga
tercipta sebuah kegiatan manajemen. Secara umum, alat yang dibutuhkan
dalam kegiatan manajemen adalah:

1. Sumber Daya Manusia


Sumber daya manusia (atau kader) merupakan milik/ kekayaan
(asset) organisasi yang paling berharga. Apakah artinya sebuah HMI
tanpa kader-kadernya? Tidak banyak! Hanya berupa organisasi yang
mati. Kualitas dari suatu organisasi, sebagian besar, merupakan
penjumlahan dari mutu kader-kader yang menggerkannya.
Mendapatkan dan memelihara personil yang kompeten
menentukan keberhasilan dari setiap organisasi. Oleh karena itu,
hendaklah masing- masing kader di tempatkan pada posisi- posisi
yang tepat didalam pekerjaannya.
Proses manajemen sumber daya manusia dapat dilakukan
dengan rekrutmen (penambahan kader lewat pelaksanaan LK-1),
dekrutmen (pengurangan kader/pemecatan kader yang melanggar
secara konstitusi), dan seleksi (pemilihan kader/melakukan tes
screening pada saat pelaksanaan LK-1).

2. Modal
Modal dalam konteks ini bisa dipahami dalam bermacam-
macam bentuk. Tapi yang paling umum dapat dikatakan, modal disini
adalah anggaran, fasilitas maupun infrastruktur tenaga kerja.

3. Metode
Metode merupakan suatu cara untuk melakukan suatu
kegiatan. Metode juga merupakan ‘penyambung lidah’ atau
‘kepanjangan tangan’ dari manajemen.

4. Sasaran/Target
126 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik
Tanpa adanya sesuatu yang dituju, maka sesungguhnya
kegiatan manajemen menjadi kehilangan makna. Karena
menajemen diciptakan untuk menuju atau mendapatkan sesuatu.
Jadi, sasaran yang akan dicapai oleh seorang individu atau sebuah
organisasi, haruslah jelas.
Keempat unsur manajemen ini harus betul-betul diperhatikan
demi tercapainya kegiatan manajemen yang baik. Dan karena
Organisasi adalah kegiatan yang sifatnya sistemik, maka
kepentingan keempat unsur diatas menjadi kepentingan yang tidak
dapat ditolak keberadaannya.

B. Kepemimpinan
Menurut Prof. Kadarmen, SJ dan Drs. Yusuf Udaya mengartikan
kepemimpinan sebagai seni atau proses untuk mempengaruhi dan
mengarahkan orang lain agar mereka mau berusaha mencapai tujuan yang
hendak dicapai oleh kelompok.
Manajer tidak selalu sama dengan pemimpin. Manajer ditunjuk atau
diangkat. Mereka memiliki kekuasan yang sah atau legitimate untuk
memberikan penghargaan/balas jasa dan hukuman. Kemampuannya untuk
memberikan pengaruh didasarkan atas kewenangan formal yang terkandung
dalam jabatannya. Di lain pihak, pemimpin bisa ditunjuk atau muncul dari
dalam suatu kelompok. Pemimpin bisa memberi pengaruh pihak lain untuk
melakukan sesuatu tanpa kewenangan formal.
Di dalam setiap masalah kepemimpinan akan selalu terdapat adanya 3
unsur:

1. Unsur Manusia
Yaitu manusia sebagai pemimpin atau pun manusia sebagai
yang dipimpin. Hubungan manusia itu diatur di dalam situasi
kepemimpinan. Bagaimana mengatur hubungan pemimpin dengan
bawahannya tanpa melupakan bagaimana seharusnya
memperlakukan manusia itu sebagai manusia. Maka jelaslah dalam
persoalan pemimpinan seluruh pelaku dan pendukungnya adalah
manusia.

2. Unsur Sarana
Yaitu segala macam prinsip dan tekhnik kepemimpinan yang
dipakai dalam pelaksanaannya. Termasuk bekal pengetahuan dan
pengalaman yang menyangkut masalah manusia itu sendiri dan
kelompok manusia. Dasar ilmu pengetahuanyang digunakan seperti
psikologi, sosiologi, manajemen, dll.

127 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


3. Unsur Tujuan
Yaitu merupakan sarana akhir kearah mana kelompok manusia
akan digerakan untuk menuju maksud tujuan tertentu. Ketiga unsur
tersebut dalam pelaksanannya selalu ada dan terjalin erat satu sama
lain. Menurut kaum dinamika kelompok, ada beberapa ciri dan
kecakapan umum yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin agar
interaksi kelompok dapat berjalan lancar dan produktif.

4. Social Perception (Penglihatan Sosial)


Yang dimaksud Social Perception ialah kecakapan untuk dapat
melihat dan memahami akan perasaan-perasaan, sikap-sikap dan
kebutuhan- kebutuhan anggota kelompoknya.
a. Ability Inabstraction Thinking (Kecerdasan yang Tinggi) Yaitu para
pemimpin kelompok harus mempunyai kecakapan untuk berpikir
secara abstrak yang lebih tinggi dari anggota-anggota kelompok yang
dia pimpin.
b. Emotional Stability (Keseimbangan Alam Perasaan) Yaitu bahwa
keseimbangan perasaan (emotional) merupakan faktor penting
penting dalam memimpin, sebab apabila seorang pemimpin
mempunyai Emotional Quetion yang tinggi dia cenderung akan bisa
memotivasi dan memberikan daya juang yang tinggi agar anggota
dan organisasinya menuju kesuksesan. Menurut William Foote
Whyte menyebutkan ada 4 faktor yang menentukan seseorang
menjadi pemimpin:
1. Operational Leadership. Orang yang paling bayak inisiatif, dapat
menarik dan dinamis, menunjukan pengabdian yang tulus, serta
menunjukan prestasi kerja yang baik dalam kelompoknya adalah
salah satu faktor yang membuat seseorang menjadi pemimpin.
2. Popularity. Orang yang banyak dikenal mempunyai kesempatan
yang lebih banyak untuk menjadi pemimpin.
3. The Assumed Representative. Orang yang dapat mewakili
kelompoknya mempunyai kesempatan besar untuk menjadi
pemimpin.
4. The Prominent Talent. Seseorang yang memiliki bakat
kecakapan yang menonjol dalam kelompoknya mempunyai
kesempatan untuk menjadi pemimpin.

Hubungan Pemimpin dengan Anggota


Pada umumnya tugas pemimpin adalah mengusahakan agar kelompok
yang dipimpinnya dapat merealisasi tujuannya dengan sebaik- baiknya dalam
kerja sama yang produktif. Walaupun semua orang mempunyai tujuan yang
sama, namun mereka berbeda-beda dalam memandang mengenai keadaan
128 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik
kelompoknya dan mengenai tugasnya masing- masing.
Maka pemimpin harus bisa mengintegrasikan pandangan-pandangan
anggota kelompoknya tersebut, baik mengenai situasi di dalam maupun di
luar, sehingga dapat diterima semua anggota kelompok yang bersangkutan.
Di sini akan disebutkan beberapa sifat pemimpin, di antaranya:

1. Cakap
Di sini cakap dalam pengertian luas, bukan saja keahlian
(Skill) atau kemahiran teknik (Technical Mastery) dalam suatu bidang
tertentu, tetapi meliputi hal-hal yang abstrak, Inisiatif, konsepsi,
perencanaan, dan sebagainya.

2. Kepercayaan
Menurut Le Bon, seorang pemimpin harus memiliki keyakinan
yang kuat, percaya akan kebenaran tujuannya, dan percaya akan
kemampuannya. Sebaliknya ia harus mendapat kepercayaan dari
pengikut atau anggotanya. Ia merupakan sarat adanya wibawa sang
pemimpin terhadapanggotanya.

3. Rasa Tanggung Jawab


Sifat ini penting sekali, sebab manakala seorang pemimpin
tidak memiliki rasa tanggung jawab, ia akan mudah bertindak
sewenang-wenang terhadap kelompoknya.

4. Berani
Berani dalam arti karena benar dan bertindak sesuai dengan
perhitungan. Lebih-lebih dalam saat yang kritis dan menentukan,
pemimpin harus tegas, berani mengambil keputusan dan konsekuen
serta tidak ragu- ragu dalam bersikap.

5. Tangkas dan Ulet


Seorang pemimpin harus dapat bertindak cepat dan tepat, ia
harus tangkas dalam bertindak. Lebih-lebih dalam menghadapi
masalah yang rumit. Kegagalan tidak boleh menjadikan ia cepat
bosan dan putus asa, tetapi sebaliknya ia harus gigih dan ulet.

6. Berpandangan Jauh (Visioner)


Pemikiran seorang pemimpin harus luas. Ia berpandangan jauh
ke depan, terutama dalam merumuskan strategi atau menggariskan
sesuatu taktik, hal ini adalah sangat penting.

129 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


BAB X

TEKNIK PERSIDANGAN

Setiap bentuk persekutuan (perkumpulan) dua orang atau lebih yang


bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dan terikat dalam suatu ikatan
hirarkis, dimana senantiasa terdapat hubungan antar sesama (atasan dan
bawahan) disebut organisasi. Karena itu, secara hirarkis organisasi
merupakan wadah kegiatan administrasi. Manajemen dan proses antar
personil yang ada di dalamnya.
Dalam melaksanakan seluruh aktivitasnya, sebagai upaya untuk
mencapai tujuan bersama organisasi itu, senantiasa bertitik tolak pada
peraturan-peraturan (hasil keputusan Musyawarah) yang telah dicanamkan
dalam organisasi dan dijiwai oleh seluruh anggotanya. Keputusan- keputusan
yang diambil dalam persidangan tentunya merupakan kebijaksanaan
organisasi yang harus ditaati oleh anggotanya.
Pengusaan tata cara persidangan merupakan pengetahuan nyang
semestinya dimiliki oelh setiap pemimpin maupun anggota organisasi, karena
persidangan yang akan melahirkan keputusan-keputusan merupakan faktor
dominan dalam menentukan laju organisasi, bahkan pemerintahan dan
kehidupan masyarakat banyak. Selain itu, persidangan dalam segala
aspeknya merupakan hal yang harus senantiasa diperhatikan, manakala
suatu organisasi yang tidak mau terjebak oleh keputusan-keputusan yang
kaku atau mungkin merugikan orang banyak.

A. Pengertian Persidangan
Sidang adalah pertemuan formal suatu organisasi guna membahas
masalah tertentu dalam upaya untuk manghasilkan keputusan sebagai
sebuah kebijakan.

B. Macam-macam Sidang
Ditinjau dari segi pesertanya (instansi pengambilan keputusan), sidang
sebagai berikut:
1. Sidang Pleno
2. Sidang Komisi
3. Sidang Sub Komisi

Bila ditinjau dari jabatannya, sidang terbagi menjadi:

1. Kongres / Muktamar / Munas / Mubes

130 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


2. Musyawarah Daerah (Musda)
3. Konferensi
4. Rapat Tahunan Anggota
5. Rapat Kerja

C. Syarat atau Unsur Persidangan


Untuk melakukan persidangan, ada beberapa unsur yang harus ada,
seperti:

1. Tempat/Ruang Sidang
Sebagai pertemuan formal, sidang memerlukan tempat yang
memadai, agar sidang berjalan dengan lancar dan tertib, serta tujuan
yang dikehendaki dapat tercapai. Karena itu, persyaratan di bawah ini
perlu mendapat perhatian, seperti:
- Tempat cukup luas
- Ruangan harus bersih dan sehat
- Keamanan terjamin

2. Waktu Sidang
Sebelum sidang dilaksanakan, faktor waktu sudah menjadi
pertimbangan. Karena itu, disiplin waktu bagi semua pihak (majelis
sidang) merupakan salah satu faktor yang turut menentukan
kelencaran tercapainya tujuan dalam sidang.
Oleh sebab itu, waktu sidang hendaknya ditentukan sebaik
mungkin, sehingga tidak memberatkan dan menjenuhkan para peserta
sidang, seperti lamanya sidang, waktu istirahat, waktu shalat, waktu
makan, dan lain sebagainya.

3. Acara Sidang

4. Peserta Sidang

5. Perlengkapan
Dalam melaksanakan persidangan, mak peralatan yang dibutuhkan
hendaknya dipenuhi, misalnya:
1. Palu sidang
2. Kursi dan meja sidang
3. Podium
4. Pengeras sudara dan lainnya

131 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


6. Tata-Tertib Sidang
Agar acara persidangan berjalan dengan lancar, maka diperlukan
tata tertib yang mendukung terciptanya kelancaran tersebut. Dengan
demikian perlu disusun tata tertib yang menyangkut:
1. Hak dan kewajiban peserta sidang
2. Peraturan mengenai keputusan sidang
3. Peraturan hak suara dalam persidangan
4. Peraturan pemilihan pemimpin sidang dan sebagainya.

7. Pimpinan sidang
Sukses atau tidaknya sidang, sangat ditentukan pada pimpinan
sidang. Oleh karena itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan
oleh pimpinan sidang, antara lain:
1. Mengarahkan sidang dalam menyelesaikan masalah
2. Menjelaskan masalah yang akan dibahas
3. Memberikan kesempatan berbicara pada peserta sidang
4. Peka terhadap masalaj yang berkembang
5. Tidak mudah terpancing emosi dan tidak memaksakan kehendak
6. Menyimpulkan dan menjelaskan hasil-hasil keputusan yang
diambil serta mengusahakan untuk mendapat kesepakatan dalam
pengambilan keputusan

Untuk menjadi pimpinan sidang, ada beberapa hal yang harus


dimiliki, yakni:

a. Mempunyai sikap leadership


b. Mempunyai pengetahuan yang cukup
c. Bijaksana dan bertanggung jawab
d. Peka terhadap situasi dan cepat untuk mengambil inisiatif dalam
situasi kritis

Sikap yang harus dimiliki oleh pimpinan sidang, antara lain:

a. Simpatik dan menarik


b. Disiplin
c. Sopan dan hormat dalam kata-kata dan perbuatan
d. Bersikap adil dan bijaksana terhadap peserta
e. Menghargai pendapat orang lain (peserta)

132 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


8. Keputusan/Kesimpulan Sidang
Keputusan/kesimpulan sidang merupakan hasil dari seluruh proses
dan pelaksanaan persidangan setelah diformulasikan dari semua
pendapat peserta sidang yang kemudian disepakati bersama. Dan
keputusan inilah yang kemudian dijadiakan bahan atau landasan bagi
anggota organisasi dalam pengembangannya.
Dalam pengambilan keputusan, agar keputusan tidak bertentangan
dengan kehendak dan tujuan organisasi, maka keputusan harus
diambil dengan jalan musyawarah dan mudfakat. Karena itu langkah-
langkah untuk mengambil keputusan bisa dilakukan dengan system
demokrasi (suara terbayak), prinsip aklamasi dan berdasarkan
kompromi (Lobying), yaitu dimana para peserta dan pimpinan sidang
terdapat kesepakatan.
Untuk mengacu ke arah prinsip- prinsip itu di atas, dalam sidang
dilakukan proses:
1. Kualifikasi, saling menyatakan pendapat di antara peserta
2. Interpretasi, penafsiran pendapat agar diperoleh kejelasan
3. Motivikasi, penggunaan alasan yang logis
4. Integrasi, pernyataan semua pendapat, sebagai kesimpulan yang
dapat diterima oleh peserta sidang, serta dijadikan sebagai
keputusan sidang

Dalam persidangan bisa muncul move-move yang dapat


meramaikan persidangan, bahkan digunakan sebagai alat untuk
memenangkan sidang, seperti:

a. Schorsing (penundaan), untuk sementara atau dalam waktu


tertentu
b. Lobbying (obrolan-obrolan), antara peserta dan pimpinan sidang
dalam waktu etrtentu, untuk mencari kesesuaian faham yang tidak
dapat diambil dalam persidanngan. Kedua point ini, juga dilakikan
apabila dalam persidangan mengalami jalan buntu, atau peserta
sidang mengalami kekelahan maka dilakukan schorsing.
c. Interuption (memotong pembicaraan). Dalam persidangan, sering
terjadi usaha pemotongan pembicaraan dari seorang peserta
terhadap peserta lainnya atau pimpinan sidang sekalipun. Dalam
upaya inilah digunakan istilah ―intrupsi‘yang pada hakikatnya
meminta keempatan untuk berbicara. Dalam HMI ada 4 (empat)
istilah intrupsi yang sering berkembang dalam setiap persidangan,
yaitu:

1. Interruption Point of Order (meminta kesempatan untuk


berbicara). Istilah ini digunakan oleh peserta sidang manakala

133 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


yang diintrupsi, baik itu peserta lain atau pimpinan sidang,
dipandang melakuakan pembicaraan yang menyimpang dari
masalah yang dibicarakan.
2. Interruption Point of Information (meminta atau memberikan
penjelasan). Pemotongan seperti ini dapat dilakukan peserta
terhadap peserta lain atau pimpinan sidang, untuk diberikan dan
atau memberikan informasi sebagai pelengkap dari apa yang
telah disampaikan.
3. Interruption Point of Clarification (minta diperjelas) Hali ini
dilakukan untuk memperjelas masalah, agar tidak terjadi
perdebatan pendapat yang menajam dalam persidangan.
4. Interruption Point of Personal Prevelage (permintaan
untuk pembersihan nama).

Dalam persidangan, palu sidang mempunyai peranan penting


untuk kelancarah sidang. Mulai dari penempatan, pemegangan sampai
pada penggunanan/ketukannya pula mempunyai etika sendiri itu salah
menggunakan atau mengetukan palu sidang bisa mengakibatkan
ketegangan-ketegangan di antara audiens yang ada. Adapun
penggunaan atau ketukan-ketukan palu sidang adalah sebagai berikut:

1. Satu kali (1x) ketukan digunakan untuk:


a. Menerima dan menyerahkan palu sidang kepada pimpinan
sidang terpilih
b. Mengesahkan keputusan sidang
c. Memberikan perhatian ke peserta sidang untuk tidak gaduh
d. Men-skorsing atau mencabutnya jika hanya satu kali 15 menit
(1 x 15 menit)
e. Mencabut kembali atau membatalkan ketukan terdahulu yang
dianggap keliru

2. Dua kali (2x) ketukan digunakan untuk:


a. Skorsing sidang yang lamanya 2 x 15 menit atau 2 x 30 menit

3. Tiga kali (3x) ketukan digunakan untuk:


a. Membuka atau menutup sidang
b. Mengambil keputusan dan mengesahkan hasil sidang akhir
secara keseluruhan

Beberapa contoh menggunakan ketukan palu, seperti:

134 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


a. Membuka acara sidang. Dengan mengucapkan
bismillahirrahmanirrahim, sidang/acara ……. secara resmi saya
buka/dibuka.(tok,.tok,.tok,.)
b. Menutup sidang acara resmi. Dengan mengucapkan
alhamdulillah, hasil sidang/rapat dinyatakan sah. (tok,.tok,.tok,.)
c. Pengesahan keputusan. Dengan membaca
alhamdulillahirrabil‟alamin, hasil sidang/rapat dinyatakan sah.
(tok,.tok,.tok,.)
d. Men-skorsing atau mencabutnya. Dengan membaca
bismillah….sidang kita skors selama 1x15 menit, tok. 2x15 menit,
2x24 jam, tok..tok,. atau sidang kita cabut/buka kembali. (tok.)
e. Menerima dan menyerahkan palu sidang. Dengan membaca
bismillah, palu sidang saya terima ketuk (1x) kemudian membaca
salam. Atau dengan membaca alhamdulillah palu sidang, saya
serahkan kepada presidium, pimpinan sidang yang lain….(1x)
kemudian mengucapkan salam.
f. Mengesahkan keputusan sidang poin per poin dan lain.lain.

135 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


BAB XI

TEKNIK DAN MANAJEMEN AKSI

Komunikasi Politik
Adalah proses penyampaian politik dari komunikator kepada komunikan.
Komunikasi politik dapat terjadi secara intern, ekstern, horisontal, vertikal.
Tujuan komunikasi politik adalah mengkomunikasikan kehendak,
kepentingan, tuntutan, aspirasi, nilai-nilai.

Jenjang dan Jenis Komunikasi Politik


Jenjang komunikasi politik terdiri dari: komunikasi politik vertikal dan
horisontal dan dilihat dari jenisnya komunikasi politik internal dan eksternal.

Teori Komunikasi Politik

1. Teori Jarum Suntik hipodermik/teori peluru. Mempunyai asumsi bahwa


khalayak atau penerima tidak berdaya. Dalam organisasi militer,
birokrasi tero ini sangat efektif digunakan. Bentuk kegiatannya antara
lain: indoktrinasi, perintah, instruksi, dll.
2. Teori Khalayak Kepala Batu (The Ordinate Audience). Mempunyai
asumsi bahwa khalayak sangat cerdas, kuat dan kritis. Khalayak
melakukan reaksi keras, protes pembangkangan dan penolakan, maka
yang dilakukan adalah dengan persuasif.
3. Teori Empati dan Hemofili. Mempunyai asumsi bahwa khalayak dijasikan
bersama. Empati adalah kemampuan menempatkan diri pada orang lain,
sedangkan hemofili adalah kemampuan menciptakan kebersamaan (fisik
dan mental). Kegiatan yang paling sesuai dengan teori ini adalah
lobbying atau komunikasi antar pribadi.
4. Teori komunikasi non-verbal. Mempunyai asumsi bahwa bertindak sama
dengan berkomunikasi. Kegiatan dalam teori ini; pakaian, panji-panji,
umbul-umbul, spanduk dll.

Bentuk Komunikasi Politik

1. Dialog, Diskusi, Pelatihan Kader, Forum Interaktif.


2. Agitasi, Propaganda, Perang Urat Syaraf.
3. Komunikasi Politik Dua Arah (Public Understanding, Public Convidence,
Image Building)
4. Kampanye (informaif, edukatif, persuasif, koersif).

136 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


Efektifitas Komunikasi Politik

1. Memberikan pengaruh pola pikir massa, dengan komunikasi politik yang


efektif
2. Menyusun pesan politik secara taktis, AIDDA:
a. Attention (perhatian)
b. Interest (kepentingan)
c. Desire (hasrat, keinginan)
d. Decision (keputusan)
e. Action (tindakan)
3. Sifat komunikasi politik; informatif, edukatif, persuasif, instruktif
4. Kesiapan psikologis massa
5. Kredibilitas komunikator

Teknik Orasi Politik

1. Orasi politik adalah kemampuan menyampaikan gagasan di muka umum


(public speaking/retorika dengan melakukan persiapan teknis, fisik,
mental
2. Memenuhi public speaking yang baik:
a. Pengetahuan
b. Penguasaan tema pokok
c. Kepercayaan publik
d. Semangat
e. Motivasi
3. Langkah yang harus disiapkan:
a. Perkiraan situasi dan kondisi khalayak
b. Pilihan materi dan logika urutan pidato/orasi
c. Garis besar pidato
4. Hal-hal yang mempengaruhi:
a. Penampilan/performance
b. Kata-kata yang lugas, jelas dan ritme yang tepat
c. Memastikan khalayak mendengar pesan
5. Hambatan dalam orasi:
a. Bahasa yang berbeda dengan khalayak
b. Massa/suasana yang tidak terkondisikan

Pengertian Aksi Massa


Aksi massa adalah suatu metode perjuangan yang mengandalkan
kekuatan massa dalam menekan pemerintah/ pengusaha untuk mencabut
atau memberlakukan kebijakan yang tidak dikehendaki massa. Aksi massa
merupakan bentuk perjuangan aktif dalam rangka merubah kebijakan yang

137 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


tidak sesuai dengan kehendak massa, oleh karena aksi massa mengambil
bentuk yang paling dekat dengan dinamika sosial yang berjalan dalam
masyarakat.

Latar Belakang Psiko-Sosiologis Aksi Massa


Dorongan terpokok yang melahirkan aksi massa adalah keinginan
massa akan perubahan. Tidak bisa dipungkiri bahwa demonstrasi mahasiswa,
aksi rakyat, dan gerakan lain dari kelompok kepentingan dalam rangka
mewujudkan mimpi perubahan. Manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan
mendasar yang harus mendapatkan pemenuhannya. Secara sosiologis ada
tiga kategori kebutuhan:
1. Kebutuhan biologis/primer, yaitu kebutuhan manusia terhadap hal-hal
yang berkaitan langsung dengan jasmani manusia. Tergolong kebutuhan
ini adalah makanan dan minuman, pakaian, bernafas dan istirahat, dan
lain-lain.
2. Tergolong kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan yang mendukung
terpenuhinya kebutuhan biologis/primer. Tergolong kedalam kebutuhan
ini adalah pendidikan, rekreasi, komunikasi, hubungan sosial, dan lain-
lain.
3. Kebutuhan spiritual, yaitu kebutuhan-kebutuhan yang menyangkut
kerinduan manusia akan hal-hal yang bersifat kerohanian, supranatural,
dan metafisik. Misalnya kebutuhan akan shalat, kebaktian, klenteng, dan
lain-lain. Semua kebutuhan teersebut bisa dituntut sesuai dengan
tuntutan yang didiskusikan sebelum melakukan aksi.
Setiap manusia memiliki ketiga jenis kebutuhan tersebut, karenanya
dalam pemenuhannya harus diatur supaya tidak terjadi penumpukan dan
benturan. Peraturan mutlak diperlukan untuk tujuan keseimbangan dalam
masyarakat. Peraturan atau hukumlah yang menentukan batasan antara hak
dan kewajiban antara manusia yang satu dengan manusia lainnya. Dalam
kehidupan sosial pranata diperlukan untuk mengatur tata kehidupan antar
manusia dalam masyarakat. Pranata sosial menjadi kebutuhan bersama dan
karena itu pula harus disepakati bersama serta dilaksanakan secara konsisten
secara bersama-sama pula. Namun demikian, walaupun perwakilan yang
duduk pada institusi (trias politika dalam istilah Montesqueu) dipilih rakyat,
tidak mustahil dapat terhindar dari penyimpangan terhadap aturan-aturan,
membuat aturan untuk kepentingannya sendiri dan kelompoknya,
mempertahankan kelangsungan kekuasaan dan mempertahankan status quo.
Kelemahan utama dari sistem demokrasi adalah fasifnya rakyat dalam
kebijakan, seolah rakyat hanya terlibat dalam pemilihan umum semata.
Kehilangan kepercayaan terhadap institusi pemerintah inilah yang
menimbulkan jalan lain perjuangan aspirasi, yaitu jalan ekstra parlementer
yang sering mengambil bentuk aksi massa atau demonstrasi.
138 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik
Bentuk-Bentuk Aksi Massa
Aksi massa dikenal dalam berbagai bentuk sesuai dengan target dan
sasaran aksi. Di lihat dari aktivitas, aksi massa dibedakan dalam dua bentuk,
yaitu aksi aksi statis dan aksi dinamis. Aksi statis adalah aksi massa yang
dilakukan pada satu titik tertentu dari awal hingga aksi berakhir. Aksi dinamis
adalah aksi yang dimulai dari titik kumpul tertentu lalu berpindah sesuai
dengan sasaran aksi:

1. Rapat akbar,
2. Rally/long march,
3. Mimbar bebas,
4. Panggung kesenian, dll.

Hampir tidak ada aksi massa yang berjalan spontan. Umumnya aksi
massa dipersipkan secara matang, mulai dari kekuatan massa yang akan
terlibat, perangkat aksi, isu dan tuntutan serta institusi yang dituju.

Tahapan-Tahapan Aksi Massa

1. Persiapan: Gagasan untuk melakukan aksi massa biasanya lahir dari


adanya syarat objektif bahwa isntitusi/lembaga berwenang tidak tanggap
terhadap persoalan yang dihadapi rakyat. Oleh karena itu diperlukan
adanya tekanan (pressure) massa untuk mendorong persoalan rakyat
menjadi perdebatan luas dan terbuka di intra parlemen maupun dimuka
pendapat umum (public opinion) di luar parlemen. Semua hal yang
berkaitan dengan tekanan mengandalkan kekuatan massa harus
dipersiapkan sehingga dapat berjalan optimal. Persiapan aksi massa
berjalan dalam lingkaran-lingkaran diskusi yang diorientasikan mampu
memunculkan:
2. Isu/Tuntutan: Isu atau tuntutan yang akan diangkat dalam aksi massa
harus dibicarakan dan diperdebatkan. Penentuan isu sangat penting
karena akan memberi batasan gerak secara keseluruhan dari proses aksi
massa di lapangan.
3. Prakondisi aksi: Prakondisi aksi adalah aktivitas yang dilakukan
sebelum aksi massa berlangsung. Pra kondisi tersebut biasanya dalam
bentuk aksi penyebaran selebaran, penempelan poster, grafiti action, dst.
Tujuan pra kondisi aksi adalah untuk mensosialisasikan rencana aksi
massa beserta isu/tuntutannya, serta memanaskan situasi pada sasaran
kampanye atau sasaran aksi.

Perangkat Aksi Massa

139 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


Perangkat aksi adalah mbagian kerja partisipan aksi massa. Perangkat
aksi massa disesuaikan dengan kebutuhan, biasanya diperlukan perangkat
sebagai berikut:

1. Koordinator Umum. Pemimpin umum dan penanggungjawab umum


massa aksi. Kordum berfungsi sebagai pengendali utama jalannya aksi.
Semua panitia aksi harus tunduk pada keputusan kordum saat aksi
berjalan.
2. Koordinator Lapangan. Korlap bertugas memimpin aksi di lapangan,
berhak memberikan instruksi kepada peserta aksi/ massa. Keputusan
untuk memulai ataupun membubarkan/mengakhiri aksi massa ditentukan
oleh korlap. Korlap hendaknya orang yang mempunyai kemampuan
agitasi, propaganda, orasi dan komunikatif.
3. Wakil Koordinator Lapangan. Wakorlap adalah pembantu korlap di
lapangan dan berfungsi sama dengan korlap.
4. Divisi Acara. Divisi acara bertugas menyusun acara yang berlangsung
pada saat aksi massa dan bertugas mengatur dan mengemas jalannya
acara agar massa tidak jenuh. Termasuk mencatat kronologi aksi.
5. Orator. Orator adalah orang yang bertugas menyampaikan tuntutan-
tuntutan aksi massa dalam bahasa orasi, serta menjadi agitator yang
membakar semangat massa.
6. Humas dan Jaringan Aksi. Perangkat aksi yang bertugas menyebarkan
seluas-luasnya perihal aksi massa kepada pihak-pihak berkepentingan,
terutama pers.
7. Negosiator, berfungsi sesuai dengan target dan sasaran aksi. Misalnya
pendudukan gedung DPR/DPRD sementara target tersebut tidak dapat
tercapai karena dihalangi aparat keamanan, maka negosiator dapat
mendatangi komandannya dan melakukan negosiasi agar target aksi
dapat tercapai. Karenanya seorang negosiator hendaknya memiliki
kemampuan diplomasi.
8. Mobilisator. Bertugas memobilisasi massa, menyerukan kepada massa
untuk bergabung pada aksi massa yang akan digelar. Kerja mobilisasi
massa berlangsung sebelum aksi dilaksanakan.
9. Kurir. Berfungsi sebaga penghubung ketika sebuah aksi massa tidak
bisa dipastikan hanya dimanfaatkan oleh satu komite aksi atau kelompok
saja. Bisa jadi pada saat bersamaan komite aksi lainnya sedang
menggelar aksi massa, menuju sasaran yang sama. Oleh karena karena
itu untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman diperlukan fungsi kurir
untuk menghubungkan kedua atau lebih komite aksi yang menggelar
acara yang sama. Selain itu kurir juga berfungsi menjembatani komi aksi-
komite aksi agar terjadi penyatuan massa atau aliansi taktis di lapangan.
Dalam hal ini kurir bertugas memberikan laporan pada korlap perihal aksi
massa yang dilakukan komite aksi lain.

140 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


10. Advokasi. Perbenturan antara kedua massa dengan aparat keamanan
perlu dihindari, akan tetapi jika hal itu terjadi dan berakhir dengan
penangkapan terhadap aktivis massa diperlukan peran tim advokasi yang
bertugas membela dan memberikan perlindungan hukum terhadap
korban.
11. Asisten Teritorial/ Keamanan/ Sweaper/ Dinamisator Lapangan.
Sering terjadi aksi masa radikal menjadi aksi massa anarkis karena
emosi terpancing untuk melakukan tindakan destruktif. Antisipasi,
terhadap kecenderungan semacam ini dilakukan dengan melengkapi aksi
massa dengan perangkat asisten teritorial (aster). Aster atau disebut juga
keamanan atau sweaper bertugas mencegah terjadinya penyusupan oleh
pihak luar yang bertujuan memperkeruh suasana. Tugasnya mengamati
kondisi massa. Selain itu juga aster berfungsi mengagitasi massa dengan
yel-yel dan lagu-lagu perjuangan agar aksi massa tetap tampil semangat.
12. Logistic dan Medical Rescue. Perangkat logistic bertugas menyediakan
perlengkapan- perlengkapan fisik yang diperlukan dalam aksi massa
seperti spanduk, poster, selebaran, pengeras suara, dan pernyataan
sikap. Sedangkan medical rescue bertugas menyediakan obat-obatan
dan memberikan bantan p3k terhadap masa yang kesehatan fisiknya
terganggu ketika aksi massa berlangsung.
13. Dokumentasi. Divisi ini bertugas mengabadikan penyelenggaraan aksi
massa dalam bentuk gambar atau dalam bentuk tulisan kronologi.
14. Sentral Informasi. Sentral informasi adalah nomor telepon yang dijaga
oleh seseorang yang bertugas mendapatkan dan memberikan informasi
tentang kondisi masa, situasi lapangan, sampai dengan informasi-
informasi lainya.

Kelengkapan Aksi Massa


Selain kelengkapan struktur berupa perangkat aksi massa, dibutuhkan
pula kelengkapan material yang berupa instrumen aksi massa.

1. Poster adalah kertas ukuran lebar yang bertuliskan tuntutan aksi massa
dipermukaanya. Poster berisi tuntutan aksi yang ditulis tebal dengan
spidol atau cat agar jelas dibaca oleh massa ditulis dengan singkat dan
jelas.
2. Spanduk adalah bentangan kain yang ditulis tuntutan-tuntutan atau
nama komite aksi yang sedang menggelar aksi massa.
3. Selebaran adalah lembaran kertas yang memuat informasi agitasi dan
propaganda kepada massa yang lebih luas agar memberikan dukungan
terhadap aksi massa.
4. Pengeras suara adalah perangkat keras elektronika yang berfungsi
memperbesa suara.

141 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


5. Pernyataan sikap/ statemen adalah pernyataan tertulis yang
memberikan gambaran sikap massa terhadap satu kebijakan satu
institusi/perorangan dibacakan dibagian akhir proses aksi massa.
Penyusunannya dilakukan oleh humas atau dvisi logistik.
6. Rute Aksi, harus dipersiapkan dan dipahami semuruh massa aksi.

Nama Komite Aksi/ Organ Taktis


Aksi massa meskipun bersifat temporer, tetap membutuhkan nama
sebagai identitas pelaksana kegiatan. Nama komite aksi harus ditentukan,
baik melalui perdebatan pada saat persiapan aksi massa. Apalagi kalau aksi
massa merupakan tindakan bersama dari beberapa kelompok/orgaisasi,
nama komite mutlak dibutuhkan agar tidak terjadi klaim dan kesalahpahaman
antar organisasi. Nama awal komite aksi yang lazim dipakai untuk
mengidentifikasi diri massa, sebagai berikut:
1. Forum 10. Gerakan

2. Front 11. Pergerakan


3. Barisan 12. Himpunan
4. Persatuan 13. Serikat
5. Kesatuan 14. Komite
6. Solidaritas 15. Liga
7. Jaringan 16. Gabungan
8. Aliansi 17. Asosiasi
9. Koalisi 18. Dewan, dst

Langkah Taktis Selanjutnya


Semua nama diatas sebenarnya mempuyai hakekat yang satu bahwa
komite aksi yang sedang menyelenggarakan aksi massa mempunyai basis
massa yang solid, bersatu, maju, dan tidak dapat dpecah oleh kekuatan dari
luar organisasi komite bersangkutan. Namun demikian komite aksi yang
profesional persoalan nama sudah tidak menjadi hal penting yang perlu
dibicarakan apalagi diperdebatkan, karena hanya akan memakan waktu yang
sia-sia saja. Beberapa organisasi yang namanya sudah populer dan mapan
tak perlu merumuskan nama komite aksi karena hal yang demikian tidak lagi
menjadi kebutuhan.

1. Massa persiapan aksi. Kehadiran massa dalam jumlah yang massif


dalam aksi massa merupakan faktor yang menentukan keberhasilan aksi

142 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


massa. Semakin besar kemampuan aksi suatu komite aksi dalam hal
mobilisasi massa untuk memberikan support akan semakin memberikan
kontribusi positif terhadap aksi massa. Maka pada tahap persiapan aksi
massa dipersiapkan perangkat aksi/divisi khusus bekerja memobilisasi
sebelum aksi berlangsung.
2. Target aksi. Target aksi adalah tujuan-tujuan minimal dan maksimal
yang akan diraih dalam aksi massa tersebut. Misalnya aksi massa
dengan target membangun persatuan dan solidaritas target
mengkampanyekan isu/tuntutan, target memenangkan tuntutan dll.
3. Sasaran dan waktu. Mobilisasi massa akan diarahkan kemana
senantiasa dibicarakan dalam pra aksi massa. Instansi atau lokasi yang
dituju disesuaikan dengan isu isi tuntutan yang diangkat. Oleh karena itu
ditentukan pula metode aksi massa yang diterapkan: rally dari satu titik
awal menuju sasaran atau massa langsung memobilisasi kesasaran
tujuan. Sasaran aksi massa adalah institusi perwakilan rakyat atau
institusi lain yang relevan dengan tuntutan massa . misalnya : tuntutan
aksi massa tentang pencabutan dwi fungsi ABRI/TNI maka sasaran yang
relevan untuk tuntutan tersebut adalah instansi militer. Sedangkan waktu
aksi ditentukan berdasarkan kebutuhan yang paling mungkin dengan
segala pertimbangan seperi basis massa, sasaran aksi massa, jika basis
massa direncanakan mahasiswa, maka aksi diselenggarakan pada hari
libu mahasiswa, begitu pula dengan sasaran kantor-kantor pemerintah
indonesia aktif dari senin hingga jumat dari pukul 08.00 hingga pukul
14.00 maka aksi tidak menarik jika dilaksanakan diluar waktu tersebut
misalnya pada hari sabtu dan minggu dan tanggal merah
lainya.momentum aksi massa yang jelas sangat menentukan. Aksi pada
satu momentum bersejarah akan membuka kembali memori massa akan
satu peristiwa yang tidak dihendaki terjadi oleh semua. Maka momentum
dapat dibagi 2 yaitu:
a. Momentum yang dibuat sendiri (ourself made momentum).
Momentum pengajuan tuntutan terhadap pemerintah untuk
mencabut atau mengukuhkan kebijakan saat tertentu yang tidak ada
basis materialnya pada massa lalu, bahwa pernah terjadi suatu
peristiwa penting yang diketahui orang banyak pada hari atau
tanggal yang bersangkutan.
b. Momentum yang disediakan (privided momentum). Yaitu saat
penyelenggaraan aksi massa yang dipaskan dengan memperingati
satu kejadian pada masa silam. Misalny aksi massa buruh pada
tanggal 1 Mei memperingati hari buruh sedunia. Aksi massa yang
dilaksanakan pada momentum yang disediakan ini akan dapat
mengingatkan kembali massa luas kepada peristiwa yang tragis atau

143 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


bahkan monumental yang pernah terjadi pada masa lalu.

Pelaksanaan Aksi Massa/ Demonstrasi


Pada saat aksi massa dilakukan, segala tindakan massa di setting
sesuai dengan persiapan yang telah dilakukan para perangkat yang telah
diberi tugas. Semua bekerja sesuai dengan tugas yang telah disepakati
bersama dalam persiapan sebelum aksi massa digelar penyimpangan
terhadap kesepakatan-kesepakatan yang telah dibuat bersama akan dikoreksi
pada saat forum evaluasi diadakan.

Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dari rangkaian aksi massa. Merupakan
forum atau wadah tempat mengoreksi kesalahan-kesalahan atau
penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dilapangan yang sebenarnya tidak
sesuai dengan setting aksi massa yang telah disepakati bersama. Evaluasi ini
berfungsi melahirka ide-ide baru yang dapat membagun struktur pemikiran
alternatif terhadap pola aksi yang telah dilaksanakan oleh komite
aksi.dialektika pola aksi massa justru dapat terungkap ketika evaluasi
terhadap pelaksanaan aksi masa digelar. Aksi massa atau sering disebut
demontsrasi telah marak di indonesia sejak periode akhir kejayaan rejim
soeharto. Fenomena aksi massa ini tidaklah lahir secara spontanitas belaka,
kemunculanya lebi dilatar belakangi oleh latar belakang sosiologis dan
psikologis massa yang tidak puas terhadap keadaan sosial yang
meligkupinya. Keadaan sosial tersebut disebabkan oleh sistem sosial,
ekonomi, politik dan kompleksitas siste yang lain.

144 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


BAB XII

TEKNIK RETORIKA

Retorika menurut arti katanya adalah ilmu bicara (rhetorica). Menurut


Cleanth Brooks dan Robert Penn Warren adalah seni penggunaan bahasa
secara efektif. Namun sebagian besar pakar komunikasi mengartikan retorika
tidak hanya menyangkut pidato (public speaking), tapi juga termasuk seni
menulis. Menurut A. Hitler hakekat retorika adalah senjata psikis untuk untuk
memelihara massa dalam keadaan perbudakan psikis. Retorika sebagai seni
berbicara sudah dipelajari sejak abad ke lima sebelum masehi, yaitu sejak
kaum Sophis di Yunani mengajarkan pengetahuan mengenai politik dan
pemerintahan dengan penekanan utama dalam kemampuan berpidato.
Georgias (480-370 SM) sebagai tokoh aliran Sophisme menyatakan
kebenaran suatu pendapat hanya dapat dibuktikan jika tercapai kemenangan
dalam pembicaraan.
Namun karena dalam praktek retorika lebih cenderung dimaksudkan
untuk memutarbalikan fakta demi kemenangan, maka Plato mendirikan
akademia sebagai proses pencarian kebenaran dengan pengembangan thesa
dan antithesa. Menurut Plato sendiri retorika bertujuan untuk memberikan
kemampuan menggunakan bahasa yang sempurna dan merupakan jalan bagi
seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang luas dan dalam terutama
dalam bidang politik. Menurut Effendy, dengan mencontohkan pada figur Bung
Karno, seorang orator politik yang baik setidak-tidaknya harus memiliki tiga
prasyarat sebagai berikut: Ethos, kredibilitas sumber. Pathos, menunjukan
imbauan emosional. Logos, menunjukan imbauan logis. Menurut teori,
setidaknya ada empat bagian dalam pidato:

1. Exordium (kepala), adalah bagian pendahuluan. Fungsinya sebagai


pengantar ke arah pokok persoalan yang akan dibahas dan sebagai
upaya untuk menyiapkan mental para hadirin. Yang terpenting adalah
membangkitkan perhatian. Beberapa cara untuk mengundang perhatian
adalah sebagai berikut: Mengemukakan kutipan, mengajukan
pertanyaan, menyajikan ilustasi yang spesifik, memberikan fakta yang
mengejutkan, menyajikan hal yang mengundang rasa manusiawi,
mengetengahkan pengalaman yang ganjil. Tentu dari sekian cara
tersebut juga harus disesuaikan dengan latar belakang kebudayaan dan
pendidikan.
2. Protesis (Punggung), adalah bagian pokok pembahasan yang
ditampilkan dengan terlebih dahulu mengemukakan latar belakangnya.
3. Argumenta (Perut), adalah batang tubuh dari pidato yang merupakan satu

145 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


kesatuan dengan punggung atau pokok pembahasan. Argumenta adalah
alasan yang mendukung hal-hal yang dikemukakan pada bagian protesis.
4. Conclusio (ekor), adalah bagian akhir dari naskah pidato yang
merupakan kesimpulan dari uraian keseluruhan sebelumnya. Konklusia
adalah merupakan sebuah penegasan , hasil pertimbangan yang
mengandung justifikasi si orator. Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam menyusun conclusio: jangan mengemukankan fakta
baru, jangan menggunakan kata-kata mubazir, jangan menampilkan hal-
hal yang menimbulkan anti-klimaks.

Pidato dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu menggunakan teks dan
tanpa teks. Namun semuanya harus tetap dipersiapkan dengan baik. Pepatah
tua mengatakan “Qui ascendit sine labore, desendit sine honore” (siapa yang
naik tanpa kerja, akan turun tanpa penghormatan”.

146 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


BAB XIII

KE-KOHATI-AN

Kohati adalah badan khusus HMI yang bertugas sebagai wahana untuk
mengakomodir potensi dan bakat tersembunyi kaum perempuan serta
sebagai wahana penampung aspirasi anggota HMI yang bergender
perempuan. Kohati sendiri merupakan singkatan dari Korps HMI-wati,
tugasnya adalah membina, mengembangkan, dan meningkatkan potensi para
kader HMI-wati dalam wacana dan dinamika gerakan keperempuanan.
Adapun syarat untuk tergabung dalam badan khusus HMI yang dikenal
dengan istilah kohati ini adalah mahasiswa yang aktif kuliah yang telah
dinyatakan lulus dalam LK 1 (pasal 8).
Dalam eksistensinya kohati memiliki sifat semi-otonom (pasal 5), yang
artiannya jika ia (Red; kohati) berada dalam jajaran keorganisasian HMI
dikenal sebagai "Bidang/Unit Pemberdayaan Perempuan" dan secara
eksternal ia dikenal dengan istilah "Kohati" sehingga dengan sifatnya ini, maka
Kohati bisa diasumsikan sebagai sub-sistem dalam perjuangan HMI. Adapun
latar belakang munculnya sifat ini adalah asumsi kader HMI yang mengakui
adanya kesamaan kemampuan dan kesempatan para anggota baik yang
bergender perempuan atau laki-laki. Namun suprastruktur masyarakat kita
masih menempatkan posisi organisasi sebagai alat yang paling efektif untuk
menyahut berbagai persoalan dalam upaya menyahut berbagai persoalan
dalam upaya mencapai tujuan.

Faktor Pendorong Lahirnya Kohati


Melihat realita kekinian secara global bangsa ini tengah dilanda
keprihatinan yang berkepanjangan, baik dalam persoalan sosial, ekonomi, dan
politik yang menempatkan kaum perempuan sebagai korbannya. Salah satu
kasus yang paling mendasar saat ini adalah kurang stabilnya perekonomian
negara, permasalahan ini menempatkan kaum perempuan harus mampu
menghadapinya untuk tetap bertahan hidup. Disamping itu juga minimnya
keterwakilan kaum perempuan dalam parlemen dirasa sangat menjadi
permasalahan utama hari ini, seyogyanya keterwakilan perempuan itu untuk
saat ini bisa sepadan dengan kaum laki-laki, yaitu minimal 40% bukan lagi
30%.
Sekelumit contoh permasalahan tersebut memang didasari oleh
minimnya kualitas SDM dari kaum perempuan, sikap apatis yang masih
menggerogoti sebagian masyarakat kita membawa dampak yang kurang baik
bagi perkembangan kaum perempuan sehingga keterpurukan itu memang
147 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik
agak sulit dikendalikan. Oleh sebab itu diharapkan terdapat suatu pencerahan
yang mampu membangkitkan semangat berintelektual dan memperbaiki diri
bagi kaum perempuan, sehingga selayaknya Kohatilah yang menjadi
barometer utama mencapai cita-cita luhur tersebut karena dirasa memiliki
kemampuan dalam merespon persolan-persoalan di negara ini. Hal ini
memang hampir senada dengan tujuan HMI-wati alias Kohati, yaitu
"Terbinanya Muslimah Berkualitas Insan Cita" tersebut.

Kohati didirikan pada tanggal 17 September 1966 M (2 Jumadil Akhir 1386 H)


di Solo, yang kebetulan saat itu menjadi tuan rumah Kongres HMI ke I
(pertama). Adapun alasan utama yang mendasari lahirnya HMI-wati/Kohati
adalah:
a. Secara internal, Departemen keputrian saat itu dinilai tidak mampu lagi
menampung aspirasi para kader HMI-wati dan disamping itu juga basic-
needs (kebutuhan dasar) anggota tentang berbagai persoalan
keperempuanan kurang bisa di fasilitasi oleh HMI.
b. Secara Eksternal, HMI saat itu mengalami tantangan yang cukup pelik
yaitu hadirnya komunisme melalui pintu gerakan perempuan (Gerwani)
dan maraknya berbagai gerakan keperempuanan di negara saat itu.

Fungsi dan Peran Kohati


Dalam perjuangannya, Kohati memiliki domain isu yang lebih ke arah
keperempuanan terutama terkait dengan Keislaman, Kesejahteraan,
Pemberdayaan, Egalitarianisme dan Demokrasi, serta Etika atau Moralitas
Masyarakat. Fungsi Kohati sendiri adalah sebagai wadah peningkatan dan
pengembangan potensi kade HMI dalam wacana dan dinamika
keperempuanan, sedangkan peranannya adalah sebagai pencetak dan
pembina muslimah sejati untuk menegakkan dan mengembangkan nilai-nilai
keislaman dan keindonesiaan, sehingga jika ditelaah lebih lanjut fungsi dan
peran Kohati dalam keorganisasian HMI adalah sebagai akselerator
pengkaderan bagi HMI-wati terutama yang diarahkan pada pembinaan
akhlak, intelektual, keterampilan, kepemimpinan, kekeluargaan, dan beberapa
kualitas lain yang menjadi kebutuhan anggota. Adapun keberhasilan
pergerakannya ditentukan oleh para anggotanya.
KOHATI yang merupakan bagian integral HMI yang berspesialisasi
membina dan meningkatkan kualitas HMI-wati dalam merespon isu-isu
keperempuanan. Oleh karena itu, pembentukan karakter dan paradigma
keperempuanan (muslimah) dan ke-KOHATI-an kader harus dibentuk sejak
pertama seorang mahasiswi Islam bergabung dengan organisasi ini, dimana
ruang kaderisasi formalnya adalah Basic Training (Latihan Kader I) HMI. Hal
ini karena Latihan Khusus KOHATI (LKK) yang merupakan jenjang training
internal KOHATI pasca Basic Training HMI cukup terlambat dalam

148 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


membentengi karakter dan paradigma keperempuanan (Muslimah) serta ke-
KOHATI-an para HMI-Wati, ini disebabkan oleh gejolak intelektual kader yang
diperoleh saat mengikuti Basic TrainingHMI telah “memaksa” para kader
untuk berinteraksi dengan dinamika intelektual yang lebih luas, dimana
dinamika intelektual tersebut mengharuskan para kader bersentuhan dengan
wacana-wacana keperempuanan yang beragam.
Basic Training HMI adalah ruang yang tepat untuk membentengi HMI-
wati dengan memberikan gambaran awal tentang konsep perempuan dalam
perspektif Islam dan ke-KOHATI-an. Hal ini juga penting untuk membentuk
paradigma HMI-wan terhadap perempuan yang sesuai dengan perspektif
Islam, sehingga HMI-wan dapat memposisikan perempuan (HMI-wati) secara
adil dalam ruang organisasi dan ruang sosial yang digelutinya. Pilihan langkah
ini tentu saja meniscayakan dua hal, pertama, dibutuhkan niat baik kita
bersama untuk menjadikan konsep perempuan dalam perspektif Islam dan ke-
KOHATI-an sebagai salah satu materi wajib dalam Basic Training HMI, dan
kedua, dibutuhkan kurikulum materi ke-KOHATI-an dan keperempuanan yang
akan di diterapkan secara seragam dan merata dalam setiap jenjang
perkaderan HMI.

149 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


BAB XIV
PEDOMAN DASAR KOHATI

MUKADIMAH

Sesungguhnya agama Islam adalah ajaran yang hak dan sempurna yang
diridhoi oleh Allah SWT untuk mengatur kehidupan umat manusia sesuai
fitrahnya sebagai khalifah di muka bumi niscaya kewajiban mengabdikan diri
semata-mata kehadirat-Nya.
Di sisi Allah SWT, manusia baik laki-laki maupun perempuan mempunyai
derajat yang sama, yang membedakan hanyalah ketakwaannya, yakni
sejauhmana istiqamah mengimani dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam
dalam kehidupan sehari-hari.
“Perempuan adalah tiang negara, bila kaum perempuannya baik (berahlak
karimah) maka negaranya baik dan bila perempuannya rusak (amoral) maka
rusaklah negara itu (Sya’ir Arab)”.
Dalam rangka memaknai peran strategis tersebut, maka HMI-Wati dituntut
untuk menguasai ilmu agama, IPTEK serta keterampilan yang tinggi dengan
senantiasa menyadari fitrahnya. Perempuan sebagai salah satu elemen
masyarakat harus memainkan peran strategis dalam mewujudkan masyarakat
adil makmur yang diridhoi Allah SWT. Sebagai salah satu strategi perjuangan
dalam mewujudkan mission HMI, diperlukan sebuah wadahyang menghimpun
segenap potensi dalam wacana keperempuanan. Dalam rangka mencapai
tujuan tersebut, HMI membentuk Korps HMI-Wati (KOHATI) yang
berpedoman pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga HMI.
Untuk menjabarkan operasionalisasi KOHATI tersebut dibuat Pedoman Dasar
KOHATI sebagai berikut :

BAB I
KETENTUAN UMUM

1. Korps HMI-Wati selanjutnya disingkat KOHATI.


2. KOHATI PB HMI, selanjutnya disebut KOHATI PB adalah Kepengurusan
KOHATI yang berada di tingkat PB HMI.
3. KOHATI BADKO HMI, selanjutnya disebut KOHATI BADKO adalah
kepengurusan KOHATI yang berada di tingkat HMI BADKO.
4. KOHATI HMI Cabang, selanjutnya disebut KOHATI Cabang adalah
kepengurusan KOHATI yang berada di tingkat HMI Cabang .
5. KOHATI HMI KORKOM, selanjutnya disebut KOHATI KORKOM adalah

150 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


kepengurusan KOHATI yang berada di tingkat HMI KORKOM.
6. KOHATI HMI Komisariat, selanjutnya disebut KOHATI Komisariat adalah
kepengurusan KOHATI yang berada di tingkat HMI Komisariat.
7. Pedoman Dasar KOHATI, selanjutnya disingkat PDK adalah pedoman
wajib yang menjadi sumber referensi operasional KOHATI yang tidak
boleh bertentangan dengan AD dan ART HMI.

BAB II
NAMA, WAKTU DAN TEMPAT

Pasal 1
Nama

KOHATI adalah singkatan dari Korps HMI-wati

Pasal 2
Waktu dan Tempat Kedudukan

KOHATI didirikan pada tanggal 2 Jumadil Akhir 1386 H bertepatan dengan


tanggal 17 September 1966 M pada Konggres VIII di Solo, dan berkedudukan
di tempat kedudukan HMI.

BAB III
TUJUAN, STATUS DAN SIFAT

Pasal 3
Tujuan

Terbinanya Muslimah berkualitas insan cita

Pasal 4

Status

1. KOHATI merupakan salah satu badan khusus HMI.


2. Secara struktural, Pengurus KOHATI berstatus ex-officio pimpinan HMI,
diwakili oleh Ketua Umum, Ketua Bidang, Sekretaris Umum dan
Bendahara Umum.

151 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


Pasal 5
Sifat

KOHATI bersifat semi-otonom

BAB IV

FUNGSI DAN PERAN

Pasal 6

Fungsi

1. KOHATI berfungsi sebagai Bidang Pemberdayaan Perempuan.


2. KOHATI berfungsi sebagai organisasi mahasiswi.

Pasal 7

Peran

KOHATI berperan sebagai Pembina dan Pendidik HMI-Wati untuk


menegakkan dan mengembangkan nilai-nilai ke-Islaman dan ke- Indonesiaan.

BAB V

KEANGGOTAAN

Pasal 8

Anggota KOHATI adalah mahasiswi yang telah lulus Latihan Kader I (LK-I)

BAB VI

STRUKTUR ORGANISASI
152 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik
Pasal 9

Kepemimpinan

1. Kepemimpinan organisasi di pegang oleh KOHATI PB, KOHATI Cabang


dan KOHATI Komisariat.
2. Untuk memudahkan tugas-tugas KOHATI PB, dibentuk KOHATI BADKO.
3. Untuk memudahkan tugas-tugas KOHATI Cabang di
bentuk KOHATI KORKOM.

Pasal 10

Kekuasaan

1. Musyawarah KOHATI adalah instansi pengambilan keputusan tertinggi di


KOHATI.
2. Musyawarah KOHATI merupakan forum laporan pertanggungjawaban
pengurus, evaluasi dan proyeksi, perumusan Program Kerja KOHATI dan
pemilihan serta penetapan Formatur/Ketua Umum dan dua (2) Mide
Formatur.

a. Di tingkat Nasional diselenggarakan Musyawarah Nasional (MUNAS)


KOHATI yang merupakan bagian dari Kongres HMI.
b. Di tingkat Daerah diselenggarakan Musyawarah Daerah (MUSDA)
KOHATI BADKO yang merupakan bagian dari MUSDA HMI BADKO.
c. Di tingkat Cabang diselenggarakan Musyawarah KOHATI Cabang
yang merupakan bagian dari Konferensi HMI Cabang.
d. Di tingkat KORKOM diselenggarakan Musyawarah KOHATI
KORKOM yang merupakan bagian dari Musyawarah KORKOM.
e. Di tingkat Komisariat diselenggarakan Musyawarah KOHATI
Komisariat yang merupakan bagian dari Rapat Anggota Komisariat.

Operasionalisasi sebagaimana yang disebut di atas diwujudkan melalui dua


aspek kinerja, yakni:

a. Internal
Dalam hal ini KOHATI menjadi wadah latihan bagi para HMI wati untuk
membina, mengembangkan dan meningkatkan potensi dan perannya
153 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik
dalam bidang keperempuanan khususnya pendidikan, pelatihan dan
aktivitas-aktivitas lain dalam kepengurusan HMI.
b. Eksternal
Dalam hal ini KOHATI merupakan pembawa misi HMI di setiap forum-
forum keperempuanan. Kehadiran KOHATI dalam forum itu tentunya
semakin mempeluas keberadaan HMI di semua aspek dan level
kehidupan. Secara khusus keterlibatan kader HMI wati pada dunia
eksternal merupakan pengembangan dari kualitas pengabdian
masyarakat yang dimilikinya.

Dengan kata lain fungsi KOHATI adalah wadah aktualisasi dan pemacu
seluruh potensi-potensi HMI-Wati serta mendorong HMI-wati untuk
berinteraksi secara optimal dalam setiap aktivitas HMI, serta menjadikan
ruang gerak HMI dalam masyarakat menjadi lebih luas.

Bagan Musyawarah KOHATI

Tingkatan HMI KOHATI Keterangan

PB KONGRES MUNAS KOHATI


(musyawarah
Nasional)
BADKO MUSDA MUSKOH BADKO
(musyawarah
Daerah)
CABANG KONFRENSI MUSKOH CABANG
CABANG

KORKOM Musyawarah MUSKOH KORKOM


KORKOM

KOMISARIAT RAK (rapat MUSKOH Komisariat


anggota
komisariat)

ATRIBUT KOHATI

- Yang termasuk dalam atribut KOHATI atau mars KOHATI, badge


KOHATI serta busana KOHATI
- Bentuk, penjelasan penggunaan atribut KOHATI dibuat tersendiri dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pedoman ini.

154 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


1. Penggunaan Badge KOHATI
a. Pada acara seremonial/resmi KOHATI dan acara resmi organisasi
b. Tidak dibenarkan dipakai pada acara resmi yang bersifat
eksternal/diluar HMI

2. Bentuk gambar badge KOHATI


Badge KOHATI adalah lambang KOHATI yang pemakaiannya di baju
dengan perbandingan ukuran 2:3

Makna lambang KOHATI:

A. Bulan bintang, warna hijau, warna hitam, keseimbangan warna hijau dan
hitam, warna putih, puncak tiga. Maknanya sebagaimana yang tercantum
dalam lambang HMI.
B. Melati berarti lambang kasih sayang yang suci dan tulus.
C. Penyangga berarti lambang perempuan sebagai tiang Negara.
D. Buku terbuka berarti lambang Al-Quran sebagai dasar utama.
E. Tiga kelopak bunga berarti lambang tri darma perguruan tinggi.
F. Tulisan KOHATI berarti singkatan Korps-HMI-Wati.

Penggunaan Lambang:

155 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


a. Lambang KOHATI digunakan untuk badge/lencana KOHATI
b. Badge KOHATI digunakan pada acara-acara seremonial KOHATI dan
acara resmi organisasi di luar KOHATI.
c. Lambang KOHATI tidak dipergunakan sebagai lambang pada bendera,
kop surat dan stempel KOHATI.

156 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


ATRIBUT ORGANISASI
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

I. MAKNA LOGO HMI

1. Bentuk Huruf Alif:


- Sebagai huruf hidup, lambang optimis kehidupan HMI
- Huruf alif merupakan angka 1 (satu), lambang dasar semangat HMI
2. Bentuk Perisai:
Lambang kepeloporan HMI
3. Bentuk Jantung:
Jantung adalah pusat kehidupan manusia, lambang proses perkaderan
HMI
4. Bentuk Pena:
Melambangkan bahwa HMI adalah organisasi mahasiswa yang
senantiasa haus akan ilmu pengetahuan
5. Gambar bulan bintang:
Lambang keimanan seluruh umat Islam di dunia
6. Warna Hijau:
Lambang keimanan dan kemakmuran
7. Warna Hitam:
Lambang ilmu pengetahuan
8. Keseimbangan Warna Hijau dan Hitam:
Lambang keseimbangan, esensi kepribadian HMI
9. Warna Putih:
Lambang kesucian dan kemurnian perjuangan HMI
10. Puncak Tiga:
- Lambang Iman, Islam dan Ikhsan
- Lambang Iman, Ilmu dan Amal
11. Tulisan HMI:
Kepanjangan dari Himpunan Mahasiswa Islam

157 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


II. LENCANA / BAGDE HMI
Lencana adalah lambang HMI yang pemakaiannya di baju, oleh karena itu
gambar, ukuran, bentuk warna dan isinya sama persis dengan lambang HMI.
(lihat lampiran).

b. BENDERA

Gambar : Lihat lampiran.

Bentuk : Panjang : Lebar = 3 : 2

Warna : Hijau dan Hitam dalam perbandingannya yang seimbang

Isi : Lambang HMI sepenuhnya (lihat gambar)

158 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


c. STEMPEL

Gambar : Lihat lampiran

Bentuk : Oval Garis Ditengah lambang HMI Separuh sebelah


bawah nama badan

Warna : Hijau

d. MUTS (PECI) HMI


Gambar : Lihat gambar
Bentuk : Perbandingan berimbang
Warna :
– Bagian atas : hitam dan hijau (hitam sebelah kanan, hijau

159 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


sebelah kiri)
– Bagian samping kiri : hijau : hitam (1 : 2)
– Bagian samping kanan : hijau : hitam (2 : 1)
– Bagian samping kiri diberi pita warna putih : panjang setinggi
muts dan lebar 3,5 cm dan guntingan 17 helai

e. KARTU ANGGOTA
Gambar : Lihat gambar
Bentuk : Empat persegi panjang
Ukuran : 9,5 x 6,5 cm
Warna : Kertas (dasar) : putih, tulisan : hitam
Isi : Halaman muka :
a. Lambang HMI sebelah kiri atas
b. Tulisan kartu anggota dan nama Cabang sebelah tengah atas
c. Kalimat syahadat, sebelah bawah dan dikurung dengan segi
empat
d. Nomor anggota
e. Masa berlaku

Halaman belakang :

a. Nama
b. Tempat / Tanggal Lahir
c. Alamat
d. Perguruan Tinggi / Komisariat
e. Jenis Kelamin
f. Jabatan
g. Pas foto, sebelah kiri bawah (ukuran 2 x 3)
h. Tanggal pembuatan

160 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


i. Pengurus HMI Cabang yang membuat (ditandatangani
langsung)

f. PAPAN NAMA HMI


Gambar : Lihat gambar
Ukuran : Untuk PB HMI 200 x 150 cm
Untuk BADKO HMI 180 x 135 cm

Untuk HMI Cabang 160 x 120 cm

Isi : Lambang HMI


Nama tingkat kepengurusan
Alamat

Warna : Dasar Papan : Hijau


Tulisan : Putih

161 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


g. GORDON (SELEMPANG) HMI
Gambar : Lihat gambar
Ukuran : Hitam dan hijau dalam perbandingan yang seimbang
Pemakaian : Dilakukan pada leher dan dipakai pada acara – acara
yang bersifat ekstrim (umum)
Lambang / Lencana : Digantungkan pada ujung selempang dengan

ukuran yang seimbang

162 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


LAGU-LAGU HMI

HYMNE HMI SANG HIJAU HITAM

Bersyukur dan ikhlas Sang Hijau Hitam


Himpunan mahasiswa islam Kini Kembali
Yakin usaha sampai Kibarkan Panji
Untuk kemajuan Panji Keadilan
Hidayah dan taufik Sang Hijau Hitam
Bahagia HMI Tak Pernah Gentar
Tak Kan Menyerah
Berdoa dan ikrar Tetap Slalu Tegar
Menjunjung tinggi syiar
islam Reff:
Turut qur’an dan hadits Lawan Penindasan
Jalan keselamatan Raih Keadilan
Ya Allah berkati Perangi Tirani Wujudkan
Kemakmuran

163 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


PANAH NEGERI SEBUAH IMPIAN

Kukibarkan dengan bangga Ditanganmu tumpuan harapan


Bendera hijau hitam Penerus cita-cita
Bendera himpunan tercinta Membebaskan negara tercinta
Himpunan Mahasiswa Islam Dari orang-orang yang serakah

Takkan mundur langkahku Reff:


Menjaga panji Islam Curahkan daya dan upaya
Berdiri di ujung tanduk negeri Jiwa raga dan pikiran
Terjun menumbangkan tirani Demi rakyat bangsa dan
negara
Yakin usaha sampai Tuk ridho Allah yang kuasa
Menegakkan kebenaran
Walau pedang menghunus Tekadmu bulatkan,
Sebelum tunggang takkan Semangatmu kobarkan
langgang Menuju sebuah impian
Himpunan Mahasiswa Islam
Menjalin ikatan, membangun
persatuan
Himpunan Mahasiswa Islam

164 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik


MARS KOHATI

Wahai hmi-wati semua


Sadarlah kewajiban mulia
Pembina, pendidik tunas muda
Tiang negara jaya

Himpunkan kekuatan segera


Jiwai semangat pahlawan
Tuntut ilmu serta amalkan
Untuk kemanusiaan

Jayalah kohati
Pengawal panji islam
Derapkan langkah perjuangan
Kuatkan iman

Majulah tabah hmi-wati


Harapan bangsa
Membina masyarakat islam Indonesia

165 Himpunan Mahasiswa Islam Gresik

Anda mungkin juga menyukai