Makalah Agama Kel 5.
Makalah Agama Kel 5.
Makalah Agama Kel 5.
AGAMA II
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
Kelompok 5
Puji dan syukur kita panjatkan atas kehadiran tuhan yang maha esa dimana
atas karunianya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”ISLAM DAN
KESEJAHTERAAN UMAT” ini tepat pada waktunya. Salawat beriringkankan
salam kita panjatkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad saw yang telah
membimbing kita dari alam kebodohan dan kegelapan kepada alam yang terang
benderang seperti saat ini.
Ucapan terimakasih juga kami berikan kepada Bapak Dr. K.a. Rahman,
M.Pd.I. selaku dosen pembimbing dan atas dukungan baik moral maupun materi
juga kepada teman teman semua sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan
semestinya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, oleh karna itu saran
dan kritik yang membangun dari rekan rekan semua sangat dibutuhkan untuk
meyempurnakan makalah ini.
Kelompok 5
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah untuk menyelesaikan kewajiban
dari tugas mata kuliah pendidikan agama islam universitas jambi yang diberikan
oleh Bapak Dr. K.a. Rahman, M.Pd.I. selaku dosen pembimbing.
Tujuan dari karya tulis ini adalah untuk menyampaikan bahwa masyarakat
madani ditandai dengan karakteristik masyarakat madani, diantaranya wilayah
1
publik yang bebas, demokrasi, toleransi, kemajemukan dan keadilan sosial dan
kaitannya dengan umat islam.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
tersusun dari lingkungan masyarakat paling akrab seperti keluarga,
asosiasi sukarela, gerakan kemasyarakatan dan berbagai bentuk
lingkungan komunikasi antar warga masyarakat.
3) Menurut Nurcholis Madjid, masyarakat madani adalah masyarakat yang
merujuk pada masyarakat Islam yang pernah dibangun Nabi Muhammad
SAW di Madinah, sebagai masyarakat kota atau masyarakat berperadaban
dengan ciri antara lain : egaliteran(kesederajatan), menghargai prestasi,
keterbukaan, toleransi dan musyawarah.
4) Menurut Ernest Gellner, Civil Society (CS) atau Masyarakat Madani
(MM)merujuk pada mayarakat yang terdiri atas berbagai institusi non
pemerintah yang otonom dan cukup kuat untuk dapat mengimbangi
Negara.
5) Menurut Cohen dan Arato, CS atau MM adalah suatu wilayah interaksi
sosial diantara wilayah ekonomi, politik dan Negara yang didalamnya
mencakup semua kelompok-kelompok sosial yang bekerjasama
membangun ikatan-ikatan sosial diluar lembaga resmi, menggalang
solidaritas kemanusiaan, dan mengejar kebaikan bersama (public good).
6) Menurut Muhammad AS Hikam, CS atau MM adalah wilayah-wilayah
kehidupan sosial yang terorganisasi dan bercirikan antara lain
kesukarelaan (voluntary), keswasembadaan (self-generating),
keswadayaan (self-supporing),dan kemandirian yang tinggi berhadapan
dengan negara, dan keterikatan dengan norma-norma dan nilai-nilai
hukum yang diikuti oleh warganya.
7) Menurut M. Ryaas Rasyid, CS atau MM adalah suatu gagasan masyarakat
yang mandiri yang dikonsepsikan sebagai jaringan-jaringan yang
produktif dari kelompok-kelompok sosial yang mandiri, perkumpulan-
perkumpulan, serta lembaga-lembaga yang saling berhadapan dengan
negara.
4
diimajinasikan dan menjadi contoh sebenarnya bagi nasionalisme partisipatoris dan
egaliter.
Jadi ciri mendasar masyarakat madani yang di bangun nabi Muhammad saw
di madinah itu adalah:
1) Egalitarianisme (kesepadanan)
2) Penghargaan kepada orang berdasarkan prestasi (profesionalisme)
3) Keterbukaan dan partisipasi aktif seluruh masyarakat (demokrasi)
4) Penegakan hokum dan keadilan
5) Toleransi dan pluralism (faham kemajemukan)
6) Musyawarah
5
• Partai politik
6
penting dalam sejarah perkembangan masyarakat sipil di Indonesia.Terdapat
beberapa strategi yang ditawarkan kalangan ahli tentang bagaimana seharusnya
bangunan masyarakat madani bisa terwujud di Indonesia :
Pertama, pandangan integrasi nasional dan politik. Pandangan ini
menyatakan bahwa sistem demokrasi tidak mungkin berlangsung dalam kenyataan
hidup sehari-hari dalam masyarakat yang belum memiliki kesadaran dalam hidup
berbangsa dan bernegara.
Kedua, pandangan reformasi sistem politk demokrasi, yakni pandangan
yang menekankan bahwa untuk membangun demokrasi tidak usah terlalu
bergantung pada pembangunan ekonomi, dalam tataran ini, pembangunan institusi
politik yang demokratis lebih diutamakan oleh negara dibanding pembangunan
ekonomi.
Ketiga, paradigma membangun masyarakat madani sebagai basis utama
pembangunan demokrasi, pandangan ini merupakan paradigma alternatif di antara
dua pandangan yang pertama yang dianggap gagal dalam pengembangan
demokrasi, berbeda dengan dua pandangan pertama, pandangan ini lebih
menekankan proses pendidikan dan penyadaran politik warga negara, khususnya
kalangan kelas menengah.
Bersandar pada tiga paradigma diatas, pengembangan demokrasi dan
masyarakat madani selayaknya tidak hanya bergantung pada salah satu pandangan
tersebut, sebaliknya untuk mewujudkan masyarakat madani yang seimbang dengan
kekuatan negara dibutuhkan gabungan strategi dan paradigma, setidaknya tiga
paradigma ini dapat dijadikan acuan dalam pengembangan demokrasi di masa
transisi sekarang melalui cara :
1) Memperluas golongan menengah melalui pemberian kesempatan bagi kelas
menengah untuk berkembang menjadi kelompok masyarakat madani yang
mandiri secara politik dan ekonomi, dengan pandangan ini, negara harus
menempatkan diri sebagai regulator dan fasilitator bagi pengembangan
ekonomi nasional, tantangan pasar bebas dan demokrasi global mengharuskan
negara mengurangi perannya sebagai aktor dominan dalam proses
pengembangan masyarakat madani yang tangguh.
7
2) Mereformasi sistem politik demokratis melalui pemberdayaan lembaga-
lembaga demokrasi yang ada berjalan sesuai prinsip-prinsip demokrasi, sikap
pemerintah untuk tidak mencampuri atau mempengaruhi putusan hukum yang
dilakukan oleh lembaga yudikatif merupakan salah satu komponen penting dari
pembangunan kemandirian lembaga demokrasi.
3) Penyelenggaraan pendidikan politik (pendidikan demokrasi) bagi warga
negara secara keseluruhan. Pendidikan politik yang dimaksud adalah
pendidikan demokrasi yang dilakukan secara terus-menerus melalui
keterlibatan semua unsur masyarakat melalu prinsip pendidikan demokratis,
yakni pendidikan dari, oleh dan untuk warga negara.
8
keunggulan umat islam dalam al-quran itu sifatnya normative,potensial,bukan real.
Makdudnya secara ideal seharusnya umat islam lebih maju. Namun secara
realitasnya itu tergantung dari umat islam sendiri untuk memanfaatkan potensi yang
dimilikinya. Dalam sura ali imron ayat 110 allah swt berfirman:
“kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh
yang ma’ruh, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada allah.
Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka
ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang orang yang fasik’.
SDM umat islam saat ini belum mampu menunjukan kualitas yang unggul.
Karena itu dalam percaturan global, baik dalam bidang politik, ekonomi, militer,
ilmu pengetahuan dan teknologi belum mampu menunjukan perannya yang
signifikan. Padahal dari segi jumlahnya umatnya islam cukup besar dan dari segi
sumber daya alamnya umat islam diberi SDA yang melimpah.
Oleh karena itu, semangat untuk maju berdasarkan nilai nilai islam telah
mulai dibangkitkan melalui pemikiran islami kelembagaan ekonomi melalui
kelembagaan ekonomi dan perbankan syariah, dan lain lain.
9
Dalam surah annahl/26 ayat 71 disebutkan:
“dan allah melebihkan sebahagian kamu dari sebagian yang lain dalam hal rezeki,
tetapi orang orang yang di lebihkan(rezekinya itu )tidak mau memberikan
rezekinya kepada budak budak yang mereka miliki, agar mereka sama (merasakan)
rezeki itu. Maka mengapa mereka mengingkari nikmat allah?”
Nilai-nilai yang berada atau yang menjiwai ekonomi islam sangat relevan
dengan kondisi pada segala zaman, sangat mungkin menjadi alternatif solusi Ketika
kita mengetahui bahwa system ekonomi yang kita anut sekarang sangat jauh dari
kesejahteraan masyarakat. Jangankan kesejahteraan masyarakat, negara
berkembang pun berusaha untuk mengurangi subsidi masyarakat hanya untuk
membayar utang negara. Dalam ekonomi islam, masalah ekonomi hanya
merupakan satu bagian dari aspek kehidupan yang diharapkan akan membawa
manusia kepada tujuan hidupnya.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Masyarakat madani merupakan sistem sosial yang subur berdasarkan
prinsip-prinsip moral yang menjamin kesimbangan antara kebebasan individu
dengan kestabilan masyarakat, inisiatif dari individu dan masyarakat akan berupa
pemikiran, seni, pelaksanaan pemerintah yang berdasarkan undang-undang dan
bukan nafsu atau keinginan individu. Umat islam akan terus berusaha mewujudkan
masyarakat ini karena setelah peninggalan nabi Muhammad banyak presepsi yang
berbeda yang terjadi di kalangan umat islam dengan berbagai cara seperti
meningkatkan SDM dan lain sebagainya.
3.2 Saran
Sesungguhnya makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan perlu adanya
perbaikan, oleh karena itu penulis sangat membutuhkan saran dan kritikan dari
pembaca demi perkembangan makalah ini selanjutnya.
11
12
DAFTAR PUSTAKA
13