Tugas Pertumbuhan Mikroba

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 11

TUGAS PERTUMBUHAN MIKROBIA

MIKROBIOLOGI

Disusun oleh:
1. Teo Ivana Maharani (218114141)
2. Ditia Okta Putri Kristiadi (218114143)
3. Jeshie Arta Gimawan (218114144)
4. Jessica Aurelia Kajo (218114145)
5. Meiyeskia Violetta Tri Ferandji (218114146)
Kelas D

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2022
PERTUMBUHAN MIKROBIA
1. Sebutkan dan jelaskan fase-fase dalam kurva pertumbuhan bakteri!
Jawab:
Sumber Pustaka/Jurnal

Terdapat beberapa pola pertumbuhan mikroorganisme pada grafik yang terbagi atas:
1. Fase adaptasi (lag phase/initial stationary phase)
Fase adaptasi menunjukkan jumlah mikroorganisme masih konstan atau dapat
dikatakan bahwa mikroorganisme baru saja mengalami inokulasi.
2. Fase pertumbuhan awal (acceleration phase/phase of positive growth
acceleration)
Fase pertumbuhan awal menunjukkan kecepatan pertumbuhan mikroorganisme
mulai mengalami peningkatan seiring dengan waktu generasi mikroorganisme
tersebut.
3. Fase pertumbuhan logaritmik (growth phase/logarithmic growth phase)
Fase pertumbuhan logaritmik menunjukkan kecepatan pertumbuhan
mikroorganisme sudah konstan dengan waktu generasi yang tetap.
4. Fase pertumbuhan lambat (decline phase)
Fase pertumbuhan lambat menunjukkan kecepatan pertumbuhan mikroorganisme
mulai mengalami penurunan, tetapi waktu generasi dan jumlah mikroorganisme
meningkat. Namun fase pertumbuhan lambat jika dibandingkan dengan fase
logaritmik maka kecepatan pertumbuhan dari mikroorganismenya lebih lambat.
5. Fase pertumbuhan tetap (stationary phase/maximum stationary phase)
Fase pertumbuhan tetap menunjukkan jumlah mikroorganisme yang hidup masih
dalam keadaan yang konstan dan rata-rata kematian sama dengan rata-rata
peningkatan.
6. Fase menuju kematian (phase of accelerated death)
Fase menuju kematian menunjukkan jumlah mikroorganisme mulai berkurang,
tetapi terjadi peningkatan kecepatan hingga terjadilah fase kematian dengan
kecepatan kematian yang konstan.
(Listyawati, 2016)

Materi PPT
Kurva Pertumbuhan

1. Lag phase (fase adaptasi): pada fase ini tidak terjadi penambahan jumlah sel, sel
melakukan sintesis komponen baru untuk persiapan pertumbuhan. Selama waktu
itu inokulum melakukan adaptasi fisiologis pertumbuhan dengan nutrisi yang
tersedia.
2. Exponential phase: pada fase ini mikroorganisme tumbuh dan membelah dengan
kecepatan maksimal. Saat proses pertumbuhannya, mikroorganisme
mengkonsumsi nutrisi dan limbah diakumulasi. Proses ini membuat laju
pertumbuhan melambat dan akhirnya berhenti atau berada pada stationary phase.
3. Stationary phase: pada fase ini tercapai bakteri dengan tingkat populasi sekitar
10^9 sel/ml. Di fase ini terjadi keseimbangan antara pembelahan sel dan sel yang
mati sehingga fase konstan.
4. Senescence and death: pada fase ini jumlah sel mati melebihi sel yang terbentuk.
Sel mati karena kekurangan nutrisi dan menumpuknya limbah beracun.
Pola pertumbuhan seperti ini terjadi pada sediaan farmasi yang tidak diawetkan dengan
baik, dalam tangki air, dan di industri fermentasi.

2. Mengapa perlu dipelajari kurva pertumbuhan bakteri di bidang farmasi?


Jawab : Perlunya mempelajari kurva pertumbuhan bakteri di bidang farmasi karena pada
setiap bakteri akan menunjukkan perbedaan pola pertumbuhan, periode waktu yang
dibutuhkan untuk tumbuh maupun beradaptasi, dan metabolit yang dihasilkan (Sharah,
Karnila, Desmelati, 2015).

3. Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri!


Jawab:
1. Faktor internal
a. Produk akhir yang menghambat tumbuh
Enzim pertama pada jalur metabolik dihambat oleh produk akhir tersebut.
b. Penekanan oleh katabolit
Sintesa enzim dihambat oleh produk katabolit.
2. Faktor eksternal
a. Suhu
Suhu yang optimal dibutuhkan agar kerja enzim bakteri dapat berjalan
dengan efektif, meskipun bakteri dapat tumbuh pada rentang suhu yang
sangat lebar atau berbeda-beda. Maka bakteri dikelompokkan menjadi
beberapa jenis berdasarkan kemampuan tumbuh pada suhu lingkungan
seperti berikut.
● Bakteri Mesofil
Bakteri mesofil merupakan bakteri yang dapat tumbuh baik pada
suhu 250 – 40 derajat C. bakteri-bakteri yang termasuk ke dalam
golongan ini adalah bakteri-bakteri yang penting secara medis
(yang tumbuh baik pada temperatur badan).
● Bakteri Thermofil
Bakteri thermofil merupakan bakteri yang dapat tumbuh baik pada
suhu 55 – 80 derajat C (Thermus aquaticus misalnya, tumbuh pada
daerah bersuhu tinggi, dan enzimnya seperti Taq-polimerase,
adalah enzim yang tahan panas).

b. pH
Konsentrasi ion Hidrogen pada lingkungannya seharusnya memiliki pH
antara pH 7,2-7,4 untuk pertumbuhan bakteri yang optimal. Jika pH di
lingkungan bakteri tersebut tidak sesuai dengannya maka tingkat
pertumbuhannya akan rendah.
(Putri, dkk, 2017)

Materi PPT
● Suhu
- Kurva
Ketika suhu naik, reaksi kimia dan enzim di dalam sel
berlangsung lebih cepat dan pertumbuhannya pun juga semakin
cepat hingga tercapai tingkatan optimal. Di samping suhu ini,
protein tertentu dapat rusak permanen melalui peristiwa lisis
termal yang dapat menyebabkan hilangnya viabilitas sel dengan
cepat. Sebagian besar yang memiliki signifikansi bidang medis
maupun farmasi yakni mesofil dan memiliki suhu pertumbuhan
yang optimal antara suhu lingkungan dan suhu tubuh (37 derajat
C).

- Mikroorganisme dibedakan menjadi 5 kelas berdasarkan rentang


suhu pertumbuhannya:
1. Psikrofil
2. Psikrotrof (pskikotrof fakultatif)
3. Mesofil
4. Thermofil
5. Hipertermofil

Ketika suhu naik, reaksi kimia dan enzim di dalam sel berlangsung
lebih cepat dan pertumbuhannya pun juga semakin cepat hingga
tercapai tingkatan optimal. Di samping suhu ini, protein tertentu dapat
rusak permanen melalui peristiwa lisis termal yang dapat
menyebabkan hilangnya viabilitas sel dengan cepat. Sebagian besar
yang memiliki signifikansi bidang medis maupun farmasi yakni
mesofil dan memiliki suhu pertumbuhan yang optimal antara suhu
lingkungan dan suhu tubuh (37 derajat C).

● pH
- Biasanya mikroorganisme yang dapat dimanfaatkan dalam
kepentingan medis atau farmasi memiliki pH optimum pertumbuhan
antara 7,4 dan 7,6.
- pH pada sitoplasma yang memiliki variasi nilai yang drastis dapat
mengganggu membran plasma dan menghambat aktivitas enzim serta
protein transport membran.
- Perubahan pada pH eksternal
Perubahan pH eksternal terjadi saat ionisasi molekul nutrien dan
hal ini dapat mengurangi ketersediaan nutrisi bagi organisme.
Acidophiles : pH 0 - 5,5
Neutrophiles : pH 5,5 - 8
Alkalophiles: pH 8 - 11,5
c. Aktivitas air/larutan
Tekanan osmosis
Saat keadaan larutan hipotonik maka air akan masuk ke dalam sel dan
menyebabkan sel tersebut pecah. Sedangkan saat keadaan larutan
hipertonik maka air akan mengalir keluar dari sel. Ketika suatu sel
ditempatkan pada larutan dengan kadar garam atau gula yang tinggi maka
sel tersebut akan kehilangan air dan tidak dapat tumbuh. Mikrobia
memiliki dinding sel, dimana jika membran menyusut dari dinding sel
maka peristiwa tersebut sering dikenal sebagai plasmolisis.
d. Ketersediaan oksigen
Untuk beberapa mikroorganisme aerobik, oksigen bertindak sebagai
akseptor elektron terminal (molekul organik yang reduksinya mengarah
pada pembentukan asam organik, misalnya asam laktat) dalam respirasi
dan penting untuk proses pertumbuhan. Oleh karenanya mikrobia
dikelompokkan menjadi beberapa jenis yakni sebagai berikut.
a. Aerobik ketat, dimana ia membutuhkan oksigen dalam
pertumbuhannya.
b. Anaerob fakultatif, dapat tumbuh dengan atau tanpa oksigen,
namun lebih baik ada oksigen.
c. Anaerob obligat, tidak menggunakan oksigen untuk tumbuh.
d. Aerotoleran anaerob, tidak membutuhkan oksigen untuk
pertumbuhannya tetapi dapat mentolerinya.
Selama respirasi normal, suatu bakteri menghasilkan oksigen radikal
bebas. Terdapat banyak mikroorganisme yang memiliki enzim yang
memberikan perlindungan terhadap produk O2 beracun (superoksida
dismutase dan katalase yang mengkatalis penghancuran radikal dan
hidrogen piroksida).

PATHOGENESIS BAKTERI
1. Sebutkan jalan masuk bakteri ke dalam tubuh manusia!
Jawab: Bakteri memiliki jalan masuk melalui:
- Mulut
- Saluran pernapasan
- Kulit
- Sistem urogenital/sistem reproduksi
- Konjungtiva
- Luka
- Kapiler
Contoh jalan masuk bakteri-bakteri:

Bakteri Jalan Masuk / Rute

Salmonella sp., Shigella sp., Yersinia Ingesti / Mulut


enterocolitica, ETEC, Vibrio sp.,
Campylobacter sp., Clostridium
botulinum, Bacillus cereus, Listeria
sp., Brucella sp.

Mycobacterium sp., Nocardia sp., Inhalasi / Saluran Pernapasan


Mycoplasma pneumoniae, Legionella
sp., Bordetella, Chlamydia psittaci,
Chlamydia pneumoniae,
Streptococcus sp.

Clostridium tetani Trauma / Luka

S. aureus, Pseudomonas sp. Needle stick / Luka tertusuk jarum suntik

Rickettsia, Ehrlichia, Coxiella, Arthropod bite / Gigitan hewan


Francisella, and Borrelia spp.,
Yersinia pestis
Neisseria gonorrhoeae, Chlamydia Sexual transmission / Hubungan seksual
trachomatis, Treponema pallidum

2. Sebutkan mekanisme proses infeksi!


Jawab:
Bakteri masuk ke sel inang, bisa dari pernapasan/oral/kulit (kontak langsung/luka/gigitan
serangga) /anus/saluran kemih, dengan menghindari pertahanan sel inang

Terjadi proses adhesi (melekat) oleh mikroorganisme oleh pili/molekul adhesi lainnya ke
sel inang.

Terjadi proses invasi bakteri ke sel inang.

Bakteri berkembang biak.

Terjadi infeksi sel inang oleh toksin bakteri atau respon imun dari sel inang.

Setelah bakteri berhasil menginfeksi sel inang, maka akan terjadi perkembangan atau
resolusi dari penyakit. Bakteri bisa semakin berkembang biak dalam sel inang atau
bakteri bisa dihilangkan karena respon imun atau terapi antimikroba dari sel inang.

3. Sebutkan perbedaan eksotoksin dan endotoksin!


Jawab :

Eksotoksin Endotoksin

Diekskresikan oleh sel hidup; konsentrasi Bagian integral dari dinding sel bakteri
tinggi dalam medium cair. gram negatif; dilepaskan pada kematian
bakteri dan sebagian dilepaskan pada saat
pertumbuhan; mungkin tidak perlu
dilepaskan untuk memiliki aktivitas
biologis

Dihasilkan oleh bakteri gram positif dan Hanya ditemukan bakteri gram negatif
gram negatif

Berat molekul polipeptida 10.000-900.000 Lipopolisakarida kompleks; Lipid A


bertanggungjawab atas toksisitas

Relatif tidak stabil; biasanya toksisitas Relatif stabil; dapat bertahan pada suhu
dapat hancur saat pemanasan pada suhu diatas 60 derajat celcius selama sejam
60 derajat celcius. tanpa kehilangan toksisitas

Sangat antigenik; merangsang Imunogenik yang lemah; antibodi bersifat


pembentukan antitoksin titer yang tinggi; antitoksin dan protektif, hubungan antar
antitoksin menetralkan racun. titer antibodi dengan perlindungan dari
penyakit kurang jelas dibandingkan
eksotoksin.

Dapat diubah menjadi antigenik, toksoid Tidak diubah menjadi toksoid


tidak beracun oleh formalin, asam, panas,
dan sebagainya; toksoid digunakan untuk
imunisasi (misalnya, toksoid tetanus)

Sangat beracun; fatal bagi hewan dalam Cukup beracun; fatal bagi hewan dalam
jumlah mikrogram atau kurang puluhan hingga ratusan mikrogram

Biasanya berikatan dengan reseptor Tidak terdapat reseptor pada sel


spesifik pada sel.

Biasanya tidak menimbulkan panas pada Reseptor spesifik yang tidak ditemukan
host. pada sel biasanya menghasilkan panas
pada host dengan pelepasan interleukin-1
dan mediator lain

Sering dikendalikan oleh gen Sintesis diarahkan oleh gen kromosom


ekstrakromosomal (misalnya, plasmid)
DAFTAR PUSTAKA

Listyawati, A. F., 2016. Pola Pertumbuhan Pseudomonas sp. dengan Menggunakan Variasi
konsentrasi D-glukosa dalam Media Pertumbuhan terhadap Waktu Inkubasi. Jurnal Ilmiah
Kedokteran Wijaya Kusuma, 5(2), 30.
Putri, M. H., Sukini, Yodong, 2017. Mikrobiologi. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta, pp. 31-31.
Sharah, A., Karnila, R., Desmelati, 2015. Pembuatan Kurva Pertumbuhan Bakteri Asam Laktat
Yang Diisolasi dari Ikan Peda Kembung (Rastrelliger sp.). Jurnal Online Mahasiswa. 2(2). 2.

Anda mungkin juga menyukai