Fungsi Dan Anatomi Sistem Pencernaan Manusia
Fungsi Dan Anatomi Sistem Pencernaan Manusia
Fungsi Dan Anatomi Sistem Pencernaan Manusia
Makanan yang dikonsumsi manusia akan diproses oleh sistem pencernaan. Organ
hingga kelenjar dalam sistem ini mengubah partikel makanan menjadi zat-zat gizi yang
lebih kecil. Sistem pencernaan juga menyerap dan mengalirkan zat gizi yang
dibutuhkan ke dalam darah.
Kenali lebih jauh tentang sistem pencernaan dan fungsi penting organ-organnya.
Selain organ-organ besar, enzim pencernaan juga terlibat dalam proses memecah
makanan menjadi molekul yang lebih kecil.
Ada pula triliunan bakteri bermanfaat di dalam usus yang disebut flora atau
mikrobiota.
Dalam proses pencernaan, makanan yang Anda konsumsi akan diuraikan menjadi zat
gizi makro dan mikro.
Zat gizi makro (karbohidrat, protein, dan lemak) dibutuhkan dalam jumlah banyak,
sedangkan zat gizi mikro (vitamin dan mineral) dalam jumlah sedikit.
Zat-zat gizi ini kemudian diserap dan disalurkan ke seluruh tubuh melalui sistem
peredaran darah.
Sementara itu, ampas makanan yang tidak lagi mengandung zat gizi akan dikeluarkan
dalam bentuk feses.
Kerja sistem pencernaan manusia dikendalikan oleh sistem saraf, peredaran darah, dan
beragam hormon.
Fokus
3. Lambung
Lambung adalah organ berbentuk huruf ‘J’ yang berukuran sekitar dua kepalan tangan.
Dalam sistem pencernaan manusia, lambung terletak di antara esofagus dan usus halus
pada perut bagian atas.
Lambung akan mencampur makanan dari kerongkongan dengan cairan pencernaan
yang diproduksinya, seperti asam dan enzim.
Di dalam organ ini, makanan diolah menjadi bagian-bagian kecil dalam bentuk
setengah padat yang disebut kim.
Setelah proses pencernaan selesai, kim akan dilepaskan sedikit demi sedikit melalui
otot sfingter pilorus.
Otot sfingter pilorus terletak di perbatasan antara lambung bawah dan bagian pertama
usus halus yang disebut duodenum (usus dua belas jari).
Sebagian besar makanan baru meninggalkan lambung setelah empat jam.
4. Usus halus
Proses penguraian makanan menjadi bentuk yang lebih kecil berakhir di usus halus.
Usus halus adalah saluran kecil selebar 2,5 cm dengan panjang sekitar 10 meter.
Organ pencernaan ini terdiri dari tiga bagian, yaitu duodenum (usus dua belas jari),
jejunum (usus kosong), dan ileum (usus penyerapan).
Dinding bagian dalam usus halus penuh dengan tonjolan dan lipatan.
Fungsi lipatan usus halus ini memaksimalkan pencernaan makanan dan penyerapan
zat gizi.
Ada beragam gangguan pencernaan yang bisa menghambat pemecahan makanan dan
penyerapan zat gizi yang dibutuhkan tubuh.
Berikut ini adalah sejumlah gangguan pencernaan yang sering dialami.
Diare: buang air besar (BAB) lebih dari 3 kali dalam sehari dengan tekstur feses
yang encer.
Perut begah: adalah sensasi perut terasa penuh, padat, kencang, dan sesak.
Gastroesophageal reflux disease (GERD): asam lambung naik dan mengiritasi
kerongkongan.
Sembelit: tiba-tiba jarang BAB atau BAB lebih sulit dari biasanya.
Keracunan makanan: infeksi mikroba di dalam saluran pencernaan.
Gastroenteritis: flu perut atau muntaber akibat infeksi yang menyerang lambung
dan usus.
Sakit kantong empedu: infeksi, peradangan, penyumbatan, pembentukan batu
empedu.
Sakit liver: hepatitis, sirosis hati, perlemakan hati alkoholik.
Sakit anus: timbul nyeri atau sakit di dalam dan sekitar anus.
Radang usus buntu: bisa disebabkan karena usus buntu tersumbat oleh benda
asing, feses, infeksi, atau tumor.
Gangguan usus: sindrom iritasi usus, tukak lambung, penyakit celiac, dan
sebagainya.
Wasir: peradangan dan pembengkakan pada pembuluh darah di sekitar anus.
Cara menjaga kesehatan sistem pencernaan
Sistem gastrointestinal harus mampu bekerja dengan baik supaya tubuh dapat
berfungsi dengan normal.
Guna mencegah gangguan pencernaan, Anda bisa menerapkan berbagai tips berikut.
1. Makan banyak serat
Memenuhi kebutuhan serat harian sebanyak 25 gram setiap hari dapat membuat
sistem pencernaan Anda bekerja lebih lancar.
Sumber serat terbaik adalah sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
2. Mengonsumsi probiotik
Probiotik merupakan bakteri baik yang membantu melawan bakteri jahat,
meningkatkan penyerapan zat gizi, serta meningkatkan kekebalan.
Sumber probiotik bisa Anda dapatkan dari makanan yang difermentasi, misalnya
tempe, yoghurt, dan oncom.
3. Membatasi konsumsi lemak
Lemak adalah zat gizi yang bermanfaat, tetapi proses pencernaan lemak berlangsung
lebih lama dibandingkan zat gizi lainnya.
Pilihlah sumber lemak tak jenuh, seperti alpukat, kacang-kacangan, telur, atau ikan.
Tetap batasi juga porsi makanan tinggi lemak.
4. Minum banyak air
Asupan cairan yang cukup dapat melancarkan buang air besar serta mencegah
sembelit.
5. Tidak tidur setelah makan
Berbaring atau tidur setelah makan dapat menyebabkan masalah pada sistem
pencernaan Anda.
Apabila Anda merasa mengantuk dan ingin tidur setelah makan, setidaknya
tunggulah selama 2 – 3 jam terlebih dahulu.
6. Aktif bergerak
Tahukah Anda, kegiatan yang membuat tubuh aktif bergerak ternyata
membantu fungsi lambung, usus halus, dan usus besar.
Cobalah melakukan olahraga ringan seperti jogging atau berjalan kaki 30 menit
dalam sehari.
7. Mengelola stres dengan baik
Hormon stres bisa memengaruhi kerja sistem gastrointestinal. Coba lakukan
berbagai kegiatan yang membuat Anda merasa bahagia dan jauhi pemicu
stres.
Sistem pencernaan manusia terdiri dari berbagai organ saluran pencernaan
dan organ pelengkap.
Setiap komponen sistem pencernaan akan menguraikan makanan dan
menyerap zat gizi untuk dialirkan melalui darah.
Terapkan gaya hidup sehat yang membantu menjaga kesehatan sistem
pencernaan.