1 PB

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 7

JURNAL HUTAN LESTARI (2015)

Vol. 3 (2) : 259 – 264

UJI AKTIVITAS ANTI JAMUR EKSTRAK MINYAK ATSIRI KULIT JERUK


CITRUS NOBILIS VAR.MICROCARPA TERHADAP PERTUMBUHAN
JAMUR SCHIZOPHYLLUM COMMUNE FRIES
Antifungal Activity of Essential Oil from Orange Pericarp Citrus nobilis var.
microcarpa Against Schizophyllum commune Fries

Sri Muliati Hasnah Pasaribu, Evy Wardenaar, Wahdina


Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura. Jln Imam Bonjol Pontianak 78124
E-mail : [email protected]

ABSTRACT
The research objective was to determine the anti-fungal activity and the effective
concentration of essential oils from orange pericarp extract in inhibiting Schizophyllum
commune Fries growth. Concentration of essential oils orange pericarp extracts used
for the treatment were, 0%, 2%, 4%, 6%, 8% and 10 %. The toxicity testing method PDA
medium mixed with the essential oils orange pericarp extract. Mean while at
concentration 2% the anti fungal activity was catagorized as weak, at concentration 4%
was medium, at concentration 6% and 8% was strong and at concentration 10% was very
strong respectively. Result of the research showed that concentration 10% was the
strongest anti fungal activity which inhibited the growth of S.commune at 78,39%.
Concentration 10% of orange pericarp essential oil extract an optimum concentration to
inhibited S.commune fungus growth.
Key word : Anti fungal, essential oils, orange pericarp, Schizophyllum commune Fries.

PENDAHULUAN Sebagian besar kayu di Indonesia


Kayu adalah bahan alami yang mempunyai keawetan alami yang rendah
berasal dari pohon, komponen kimia yang (± 80%), sehingga mudah rusak, keropos
terdapat di dalam kayu adalah zat atau lapuk akibat serangan organisme
ekstraktif. Zat ekstraktif bukan merupakan perusak kayu. Kayu dan bahan
penyusun utama dinding sel. Sebagian zat berlignoselulosa lainnya diketahui lama-
ekstraktif berada di dalam rongga sel, dan kelamaan akan rusak atau lapuk. Kayu
sebagian lainnya berada di dalam dinding juga dihadapkan pada beragam jenis jasad
sel. Keberadaannya dalam dinding sel atau organisme perusak kayu yang siap
bukan merupakan ikatan kimia dengan mengancam, seperti bakteri, jamur
komponen-komponen utama penyusun pewarna dan buluk, jamur pelapuk (brown
dinding se ( Syafii,1996). Kandungan rots dan white rots), jamur pelunak (soft
ekstraktif di dalam kayu memang sangat rot), rayap kayu kering, rayap tanah,
kecil dibandingkan dengan kandungan bubuk kayu kering dan binatang laut
selulosa, hemiselulosa maupun lignin, penggerek kayu (Barly dan
akan tetapi pengaruhnya cukup besar Subarudi,2010). Pada kayu salah satu
terhadap sifat kayu dan sifat faktor biologis perusak, yang harus
pengolahannya, antara lain yang sangat dikendalikan adalah serangan jamur. Salah
penting adalah pengaruhnya terhadap sifat satu jamur pelapuk kayu yang
keawetan alami kayu. menyebabkan kerusakan kayu terparah

265
JURNAL HUTAN LESTARI (2015)
Vol. 3 (2) : 259 – 264

adalah Schizophyllum commune. Menurut bioaktif dan beberapa kandungan senyawa


Sudarmadi, et al (2013) Schizophyllum tersebut salah satunya bersifat anti jamur,
commune merupakan jamur pelapuk putih contohnya Limonen, terpen, sesquiterpen,
(white root) dan termasuk ke dalam famili aldehida, ester dan sterol (Switaning, et al.
dari Schizopyllaceae dan tersebar luas di 2010). Kandungan senyawa ini dapat
dunia. Menurut Aini (2005) dalam fungi dimanfaatkan sebagai bahan pengawet
pembusuk kayu dari kelas Basidiomycetes alami. Oleh karena itu penelitian ini
termasuk spesies S. commune merupakan bertujuan untuk melihat daya anti jamur
jenis fungi yang banyak menyerang dan konsentrasi yang efektif dalam
bangunan di Indonesia. menghambat pertumbuhan jamur S.
Upaya meningkatkan ketahanan kayu commune.
biasanya dilakukan dengan menggunakan
METODOLOGI PENELITIAN
bahan pengawet kimia untuk melindungi
Penelitian dilaksanakan di
dari jamur pelapuk kayu, namun hal
Laboratorium Teknologi Kayu Fakultas
tersebut menimbulkan masalah baru,
Kehutanan Universitas Tanjungpura
karena penggunaan bahan pengawet kimia
Pontianak, dengan waktu penelitian ± 3
berbahaya bagi kesehatan manusia dan
(tiga) bulan mulai dari persiapan,
dapat mencemari lingkungan. Untuk itu
pengerjaan dan pengujian sampai
diperlukan adanya alternatif bahan
pengolahan data. Bahan yang digunakan
pengawet yang lebih aman bagi manusia
dalam penelitian ini yaitu kulit jeruk kultur
serta lingkungan dengan biaya relatif
murni jamur S. commune yang didapat
rendah dan dapat memberikan
dari Lab. Teknologi Kayu Fakultas
perlindungan yang efektif terhadap kayu
Kehutanan Universitas Tanjungpura
dari serangan organisme perusak kayu.
Pontianak, PDA, alkohol, amoxicillin,
Tumbuhan atau bagian tumbuhan
aquades, metanol, kertas buram. Alat yang
yang terdapat di alam dapat menjadi
digunakan dalam penelitian adalah pisau,
alternatif bahan pengawet salah satunya
beaker glass, erlenmeyer, hotplate,
ekstrak minyak atsiri dari kulit jeruk.
magnetik strirrer, saringan, sprayer,
Minyak atsiri kulit jeruk merupakan salah
autoklaf , lemari inkubasi, cawan Petri,
satu produk yang bernilai tinggi. Produk
jarum Ose, jarum suntik aluminium foil,
ini digandrungi oleh konsumen, terutama
bunsen, plastik wrap, jangka sorong ,
kalangan menengah ke atas, untuk
shaker, gelas ukur, timbangan analitik,
keperluan kesehatan dan bahan
kamera, masker, sarung tangan,tissue,
pengharum. Kulit jeruk mengandung
kalkulator.
minyak atsiri, atau dikenal juga sebagai
minyak eteris (aetheric oil) banyak Prosedur Penelitian :
dimanfaatkan oleh industri kimia parfum, - Persiapan bahan kulit jeruk
Jeruk yang segar diperoleh dari
menambah aroma jeruk pada minuman
limbah sortiran dari Perusahaan Sumber
dan makanan, serta di bidang kesehatan
Utama (SU) yang terletak di Kecamatan
digunakan sebagai anti oksidan dan anti
Wajok Hulu, Kabupaten Mempawah,
kanker (Muhtadin ,et al 2013). Kulit jeruk
Kalimantan Barat, tempat penyimpanan
memiliki banyak kandungan senyawa

266
JURNAL HUTAN LESTARI (2015)
Vol. 3 (2) : 259 – 264

jeruk dari kebun di Kabupaten Sambas. Perhitungan rendemem kulit jeruk


Kulit jeruk kemudian dipisahkan dari dilakukan dengan cara menimbang kulit
daging buah, dan dirajang kecil (halus), jeruk sebelum diekstraksi dan berat
kemudian ditimbang sebanyak 500 gram. minyak atsiri kulit jeruk hasil ekstraksi.
Selanjutnya potongan kulit jeruk tersebut Besarnya rendemen dihitung dengan
dimasukkan ke dalam botol kaca rumus (Sunanto, 2003).
- Pembuatan minyak atsiri kulit jeruk C. A
nobilis Rendemen (R) = x100%
B
Pengambilan minyak atsiri kulit jeruk dimana
dilakukan dengan metode maserasi, A = Berat minyak atsiri kulit jeruk hasil
dengan uraian sebagai berikut : Pertama ekstraksi
memilih kulit jeruk yang masih segar B = Berat kulit jeruk sebelum diekstrak
kemudian dipotong kecil-kecil dan - Pengujian Aktivitas Anti Jamur
direndam ke dalam pelarut dengan Ekstrak Minyak Atsiri Kulit jeruk
perbandingan 1: 2 ( b/v), dengan 1 untuk Tahapan pengujian anti jamur ekstrak
berat kulit jeruk (500 gram) dan 2 untuk minyak atsiri kulit jeruk sebagai berikut :
volume pelarut metanol (1000 ml). Media PDA yang telah dicampur dengan
Kemudian diaduk menggunakan shaker ekstrak minyak atsiri kulit jeruk sesuai
untuk mengeluarkan ekstrak kulit jeruk dengan konsentrasi yang diinginkan ke
selama 2x24 jam. Pelarut akan masuk ke dalam cawan petri steril. Konsentrasi
dalam bahan (kulit jeruk) dan ekstrak minyak atsiri kulit jeruk yang diuji,
mengeluarkan minyak kulit jeruk. Setelah yaitu 0, 2, 4, 6, 8 dan 10%. Selanjutnya
itu disaring menggunakan corong dan isolat jamur S. commune yang berumur 7
kertas saring yang diletakkan di atas hari diambil dengan diameter 5 mm dan
corong dan ditampung dengan erlemayer. diletakkan dibagian tengah cawan petri.
Selanjutnya hal itu diulang sebanyak 3 Kemudian media di simpan dalam
kali atau lebih, sampai ekstrak dan minyak inkubator selama 7 hari pada suhu ruangan.
benar-benar terpisah dari kulit jeruk. Pengamatan dilakukan terhadap
Larutan tersebut selanjutnya diuapkan pertumbuhan jamur dengan mengukur
menggunakan rotary evaporator dan diameter koloni pada hari ke tujuh setelah
minyak dipekatkan pada suhu rendah. diinokulasi (Yoshimoto dan Syafii, 1993).
Setelah semua pelarut diuapkan dalam Pengukuran aktivitas anti jamur dengan
keadaan vakum, maka diperoleh minyak menggunakan rumus Mori, et al (1997)
kulit jeruk yang pekat. Semua minyak sebagai berikut :
GC−GT
yang diekstraksi pelarut menguap AFA = x 100%
GC−A
mempunyai warna gelap. Suhu dijaga
tetap rendah selama proses berlangsung, Keterangan :
AFA = Aktivitas anti jamur
agar tidak merusak persenyawaan minyak
GC = Pertumbuhan Miselium control (mm)
kulit jeruk (Guenther 2006)
GT = Pertumbuhan miselium dalam medium
- Perhitungan rendemen kulit jeruk berekstak kulit jeruk (mm)
C.nobilis A = Ukuran miselium awal inkubasi (mm)

267
JURNAL HUTAN LESTARI (2015)
Vol. 3 (2) : 259 – 264

Rancangan Percobaan minyak atsiri yang didapat sebanyak


Penelitian menggunakan Rancangan 96,915gram (48,45 ml).
Acak Lengkap (RAL) menurut Gaspersz Aktivitas Anti Jamur (AFA) Ekstrak
(1994) dengan perlakuan 6 konsentrasi Minyak Atsiri Kulit Jeruk
minyak atsiri kulit jeruk yaitu : 0%, 2%, Ekstrak minyak atsiri kulit jeruk
4%, 6%, 8% dan 10% dengan 5 (lima) kali memiliki daya hambat terhadap
ulangan. pertumbuhan diameter jamur S. commune.
Nilai aktivitas anti jamur ekstrak minyak
HASIL PENELITIAN atsiri kulit jeruk C.nobilis sebesar 22,59%
Rendemen Minyak Atsiri Kulit Jeruk konsentrasi 2 % sampai 78,39% pada
C.nobilis konsentrasi 10 %. Rerata aktivitas anti
Kadar ekstrak rendemen yang jamur ekstrak minyak atsiri kulit jeruk
dihasilkan minyak atsiri dari kulit jeruk disajikan pada Gambar 1.
Citrus nobilis adalah 19,383% dengan

Ekstrak Minyak Atsiri Kulit Jeruk


90%
80%
70%
60%
Nilai (AFA)

50%
40%
30%
20%
10%
0%
0% 2% 4% 6% 8% 10%
Konsentrasi (%)

Gambar 1. Rerata Aktivitas Anti Jamur Ekstrak Minyak Atsiri Kulit Jeruk C.nobilis
Pada Berbagai Tingkat Konsentrasi Terhadap Jamur S. commune (The
Average Antifungal Activity of Essential Oils Extract from Orange pericarp
Citrus nobilis Against Schizophyllum commune fungi)
Gambar 1. menunjukkan kemampuan bahwa konsentrasi ekstrak minyak atsiri
ekstrak minyak atsiri kulit jeruk dalam kulit jeruk C. nobilis berpengaruh sangat
menghambat pertumbuhan diameter nyata terhadap penghambatan
jamur S. commune bervariasi, seluruh pertumbuhan diameter jamur S. commune.
perlakuan terkecuali kontrol memiliki Berdasarkan tingkat aktivitas AFA
aktivitas atau anti fungal activity (AFA). maka pada konsentrasi 0% tidak memiliki
Semakin besar nilai AFA semakin kecil daya hambat terhadap jamur. Nilai AFA
pertumbuhan diameter jamur S. commune. pada setiap konsentrasi berbeda-beda,
Hasil analisis keragaman menunjukkan seperti pada konsentrasi 2% telah

268
JURNAL HUTAN LESTARI (2015)
Vol. 3 (2) : 259 – 264

menujukkan daya hambat jamur lemah, Selain itu, kulit jeruk juga mengandung
sedangkan 4 % menujukkan aktivitas atsiri yang terdiri dari berbagai komponen
penghambatan sedang, 6% dan 8% seperti terpen, sesquiterpen, aldehida, ester
menujukkan aktivitas kuat, dan pada dan sterol (Switaning 2010). Hal ini juga
konsentrasi 10% menujukkan aktivitas didukung beberapa penelitian sebelumnya
penghambatan sangat kuat. telah menjelaskan anti jamur ekstraktif.
Mekanisme minyak atsiri kulit jeruk Menurut Zhao et al (2005) Minyak nilam
Citrus nobilis dalam menghambat memiliki senyawa sesquiterpen
pertumnbuhan jamur masih belum pasti hydrocarbon dan mempunyai beberapa
diketahui. Namun demikian beberapa aktivitas antiseptik dan anti jamur.
hasil penelitian sebelumnya telah Hasil penelitian El-Shazly dan
mengimformasikan bahwa minyak atsiri Hussein (2004) menyatakan bahwa
dapat menyebabkan kerusakan pada sel senyawa sesquiterpen terutama
maupun perubahan pada morfologi hifa. sesquiterpen alkohol dari minyak atsiri
Pina-vaz et al, 2004 dalam Istianto dan sangat menentukan aktivitas antimikroba
Eliza (2009 ) mengidentifikasi bahwa dan larvasida. Winarto (2007)
minyak atsiri dapat menyebabkan menghimpun keterangan tentang tanaman
perubahan pada morfologi hifa. Hifa herbal, diantaranya tanaman yang
menjadi rusak, terpelintir dan struktur berkhasiat sebagai anti jamur. Ternyata
permukaan berubah. Chami et al 2003 bahwa umumnya kandungan
dalam Istianto dan Eliza,(2009) komponennya terdiri dari minyak atsiri
menyatakan bahwa hasil pengamatan yaitu glukosida, saponin, flavonoid, tanin,
menggunakan mikroskop electron polifenol, eugenol, estragol, terpenena,
menunjukkan bahwa minyak atsiri sesquiterpena, fenilpropana, limonena,
cengkeh mampu merusak sel-sel jamur asam format dan peroksida.
Saccharomyces cerevisiae Menurut Lenny (2006) minyak atsiri
Penghambatan pertumbuhan jamur tanaman terdiri dari senyawa monoterpen
ini diduga terjadi karena adanya senyawa dan sesquiterpen dengan hidrokarbon.
kimia yang terkandung di dalam kulit Senyawa seskuiterpenoid mempunyai
jeruk yang dapat menghambat bioaktivitas yang cukup besar, diantaranya
pertumbuhan jamur. Secara kimiawi Kulit adalah sebagai antimikroba, antibiotik,
jeruk memiliki kandungan senyawa yang dan toksik serta regulator pertumbuhan
berbeda-beda, bergantung varietas, tanaman serta pemanis Karena adanya
sehingga aromanya pun berbeda. Namun, kandungan senyawa kimia yang sama
senyawa yang dominan kulit jeruk adalah antara minyak atsiri kulit jeruk dan hasil
limonene, Hal ini didasarkan pada penelitian sebelumnya, seperti limonene,
penelitian sebelumnya yang dilakukan sesquiterpen, terpenoid, polifenol dan lain
terhadap jamur pathogen lainnya. sebagainya yang bersifat dapat
Dambolena et al,(2008) telah menghambat pertumbuhan jamur, maka
membuktikan bahwa senyawa limonene diduga hal yang sama terjadi antara
memiliki aktivitas anti jamur yang tinggi aktivitas anti jamur minyak atsiri kulit
terhadap jamur Fusarium verticillioides. jeruk Citrus nobilis var.mirocarpa

269
JURNAL HUTAN LESTARI (2015)
Vol. 3 (2) : 259 – 264

terhadap pertumbuhan penghambatan Saran


pertumbuhan jamur S.commune. Penelitian dapat dilanjutkan dengan
Berdasarkan hasil penelitian yang uji aktivitas ektrak minyak atsiri kulit jeruk
telah dilakukan uji aktivitas anti jamur Citrus nobilis var.microcarpa yang
minyak atsiri kulit jeruk Citrus nobilis diujikan langsung ke kayu. Penelitian juga
terhadap pertumbuhan jamur S.commune menujukkan ada faktor-faktor yang
menunjukkan konsentrasi 10% yang mempengaruhi keefektifan penggunaan
merupakan aktivitas anti jamur yang ekstrak minyak atsiri kulit jeruk, untuk itu
sangat kuat dengan tingkat penghambatan sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut
sebesar (78,39%) dan telah dibandingkan dengan metode ekstraksi, bahan pelarut
dengan penelitian yang lain maka ektrak dan konsentrasi yang berbeda, untuk
minyak atsiri cukup potensial dijadikan mengetahui apakah ektrak tersebut dapat
sebagai bahan pengawet alami. Salah satu menghambat atau bahkan dapat
alasan mengapa minyak atsiri kulit jeruk mematikan jamur S.commune.
dapat dijadikan sebagai bahan pengawet
adalah minyak atsiri ini memiliki warna DAFTAR PUSTAKA
yang tidak begitu mencolok dan memiliki Aini, N. 2005. Perlindungan Investasi
bau yang harum, sehingga jika dioleskan Kontruksi terhadap Serangan
kepermukaan kayu maka tidak merubah Organisme Perusak Kayu.
warna asli kayu tersebut dan baunya tidak Kolokium & Open House Pusat
menggangu para penggunanya Penelitian dan Pengembangan
Permukiman. Departemen Pekerjaan
Umum. Bandung
PENUTUP Barly dan Sabarudi. 2010. Kajian
Kesimpulan Industri Dan Kebijakan
Ekstrak minyak atsiri kulit jeruk Pengawetan Kayu: Sebagai
Citrus nobilis var. microcarpa Upaya Mengurangi Tekanan
memberikan pengaruh terhadap Terhadap Hutan. Jurnal Analisis
penghambatan pertumbuhan jamur Kebijakan Kehutanan Vol. 7 No. 1,
Schizophyllum commune Fries April 2010. Halaman 63– 80.
Konsentrasi ekstrak minyak atsiri kulit Dambolena, J.S., A.G. Lopes, M.C.
jeruk sebesar 10% merupakan konsentrasi Canepa, M.G. Theumer, J.A.
Zygadlo, and H.R. Rubinstein .
yang optimum dalam menghambat
2008. Inhibitory Effect of Cyclic
pertumbuhan jamur S. commune dengan Terpenes (Limonene, Menthol,
daya hambat sebesar 78,39% dan nilai Menthone, and Thymol) of fusarium
aktivitas penghambatan sangat kuat. verticillioides MRC 826 Growth
Tingkat bioaktivitas anti jamur ekstrak and Fumonisin BI Biosynthesis.
minyak atsiri kulit jeruk tergolong pada Toxicon 51 (1):37-44.
aktivitas, lemah, sedang, kuat dan sangat El-Shazly AM and Hussein KT. 2004.
kuat. Semakin tinggi konsentrasi minyak Chemical Composition of the
Essensial Oil from of Teucrium
atsiri kulit jeruk maka daya hambat
lecoclum Bois. Biochemical
terhadap jamur semakin kuat. Systematic and Ecology. 32; 665-674.

270
JURNAL HUTAN LESTARI (2015)
Vol. 3 (2) : 259 – 264

Gaspersz V. 1994. Metode Perancangan Sunanto, H. 2003. Budi Daya dan


Percobaan. Armico. Jakarta. Penyulingan Kayu Putih. Kanisius.
Guenther, E. 2006. Minyak Atsiri. Jilid I. Yogyakarta.
Universitas Indonesia (UI-Press). Suprapti dan Djarwanto, 2000.
Jakarta. Kemampuan Sepuluh Isolat Jamur
Istianto M dan Eliza. 2009. Aktivitas Anti Dalam Melapukkan Kayu.
Jamur Minyak Atsiri Terhadap Prosidng Seminar Nasional III.
Penyakit Antraknos Buah Pisang di Fahutan UNWIM. Jatinangor.
Penyimpanan Pada Kondisi Switaning E,. Nurul Fajari, dan Moch.
Laboratorium. J.Hort. 19 (2):192- Afiq Dwi A. 2010. Ekstraksi
198. Balai Penelitian Tanaman Minyak Atsiri dari Limbah Kulit
Buah Tropika. Jeruk Manis di Desa Gadingkulo
Lenny,S. 2006. Senyawa Terpenoid dan Kecamata Dau Kabupaten Malang
Steroid, http://library.usu.id/down Sebagai Campuran Minyak Goreng
load/fmipa/06003488. Pdf [Diunduh untuk Penambahan Aroma Jeruk.
4 Mei 2015]. Universitas Negeri Malang.
Malang.
Mori M, Aoyama, Dci, Kanetoshi, and
Hayashi 1997 . Antifungal Activity Syafii W. 1996. Zat Ekstraktif dan
of Bark Extracts of Deciduous Pengaruhnya terhadap Keawetan
Trees. Holz als Roh Und Werkstoff. Alami Kayu. Jurnal Teknologi
Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan
Muhtadin, A.F. Wijaya,R. Prihatini.P dan
IPB Vol. IX (2).
Mahfud.2013. Pengambilan
Minyak Atsiri dari Kulit Jeruk Winarto WP. 2007. Tanaman Obat
Segar dan Kering dengan Indonesia Untuk Pengobat Herbal.
Menggunakan Metode Steam Karyasari Herbal Media, Jakarta.
Distillation. Jurnal Teknologi Yoshimoto, T. and W, Syafii. 1993.
POMITS. Vol.2 No.1. Institut Extractive from some Tropical
Teknologi Sepuluh November. Hardwords and Their Influences On
Surabaya. The Growth Of Wood Decaying
Sudarmadi B, Diba F, dan Yanti H. 2013. Fungi. J. Tropical Agriculture,
Uji Aktivitas Anti Jamur Ekstrak 4(2):31-35.
Minyak Kayu Sindur (Sindora Zhao Z, Lu K, Leung J and Jiang ZH.
wallichi Benth) terhadap 2005. Determination of Patchoulic
pertumbuhan jamur Schizophyllum Alcohol in Herba Pogostemonis by
commune Fries. Universitas GC-MS-MS. J. Chem. Phorn Bull,
Tanjungpura. Pontianak. Halaman 53 (7), 856-860.
190- 198.

271

Anda mungkin juga menyukai