1 PB
1 PB
1 PB
ABSTRACT
The research objective was to determine the anti-fungal activity and the effective
concentration of essential oils from orange pericarp extract in inhibiting Schizophyllum
commune Fries growth. Concentration of essential oils orange pericarp extracts used
for the treatment were, 0%, 2%, 4%, 6%, 8% and 10 %. The toxicity testing method PDA
medium mixed with the essential oils orange pericarp extract. Mean while at
concentration 2% the anti fungal activity was catagorized as weak, at concentration 4%
was medium, at concentration 6% and 8% was strong and at concentration 10% was very
strong respectively. Result of the research showed that concentration 10% was the
strongest anti fungal activity which inhibited the growth of S.commune at 78,39%.
Concentration 10% of orange pericarp essential oil extract an optimum concentration to
inhibited S.commune fungus growth.
Key word : Anti fungal, essential oils, orange pericarp, Schizophyllum commune Fries.
265
JURNAL HUTAN LESTARI (2015)
Vol. 3 (2) : 259 – 264
266
JURNAL HUTAN LESTARI (2015)
Vol. 3 (2) : 259 – 264
267
JURNAL HUTAN LESTARI (2015)
Vol. 3 (2) : 259 – 264
50%
40%
30%
20%
10%
0%
0% 2% 4% 6% 8% 10%
Konsentrasi (%)
Gambar 1. Rerata Aktivitas Anti Jamur Ekstrak Minyak Atsiri Kulit Jeruk C.nobilis
Pada Berbagai Tingkat Konsentrasi Terhadap Jamur S. commune (The
Average Antifungal Activity of Essential Oils Extract from Orange pericarp
Citrus nobilis Against Schizophyllum commune fungi)
Gambar 1. menunjukkan kemampuan bahwa konsentrasi ekstrak minyak atsiri
ekstrak minyak atsiri kulit jeruk dalam kulit jeruk C. nobilis berpengaruh sangat
menghambat pertumbuhan diameter nyata terhadap penghambatan
jamur S. commune bervariasi, seluruh pertumbuhan diameter jamur S. commune.
perlakuan terkecuali kontrol memiliki Berdasarkan tingkat aktivitas AFA
aktivitas atau anti fungal activity (AFA). maka pada konsentrasi 0% tidak memiliki
Semakin besar nilai AFA semakin kecil daya hambat terhadap jamur. Nilai AFA
pertumbuhan diameter jamur S. commune. pada setiap konsentrasi berbeda-beda,
Hasil analisis keragaman menunjukkan seperti pada konsentrasi 2% telah
268
JURNAL HUTAN LESTARI (2015)
Vol. 3 (2) : 259 – 264
menujukkan daya hambat jamur lemah, Selain itu, kulit jeruk juga mengandung
sedangkan 4 % menujukkan aktivitas atsiri yang terdiri dari berbagai komponen
penghambatan sedang, 6% dan 8% seperti terpen, sesquiterpen, aldehida, ester
menujukkan aktivitas kuat, dan pada dan sterol (Switaning 2010). Hal ini juga
konsentrasi 10% menujukkan aktivitas didukung beberapa penelitian sebelumnya
penghambatan sangat kuat. telah menjelaskan anti jamur ekstraktif.
Mekanisme minyak atsiri kulit jeruk Menurut Zhao et al (2005) Minyak nilam
Citrus nobilis dalam menghambat memiliki senyawa sesquiterpen
pertumnbuhan jamur masih belum pasti hydrocarbon dan mempunyai beberapa
diketahui. Namun demikian beberapa aktivitas antiseptik dan anti jamur.
hasil penelitian sebelumnya telah Hasil penelitian El-Shazly dan
mengimformasikan bahwa minyak atsiri Hussein (2004) menyatakan bahwa
dapat menyebabkan kerusakan pada sel senyawa sesquiterpen terutama
maupun perubahan pada morfologi hifa. sesquiterpen alkohol dari minyak atsiri
Pina-vaz et al, 2004 dalam Istianto dan sangat menentukan aktivitas antimikroba
Eliza (2009 ) mengidentifikasi bahwa dan larvasida. Winarto (2007)
minyak atsiri dapat menyebabkan menghimpun keterangan tentang tanaman
perubahan pada morfologi hifa. Hifa herbal, diantaranya tanaman yang
menjadi rusak, terpelintir dan struktur berkhasiat sebagai anti jamur. Ternyata
permukaan berubah. Chami et al 2003 bahwa umumnya kandungan
dalam Istianto dan Eliza,(2009) komponennya terdiri dari minyak atsiri
menyatakan bahwa hasil pengamatan yaitu glukosida, saponin, flavonoid, tanin,
menggunakan mikroskop electron polifenol, eugenol, estragol, terpenena,
menunjukkan bahwa minyak atsiri sesquiterpena, fenilpropana, limonena,
cengkeh mampu merusak sel-sel jamur asam format dan peroksida.
Saccharomyces cerevisiae Menurut Lenny (2006) minyak atsiri
Penghambatan pertumbuhan jamur tanaman terdiri dari senyawa monoterpen
ini diduga terjadi karena adanya senyawa dan sesquiterpen dengan hidrokarbon.
kimia yang terkandung di dalam kulit Senyawa seskuiterpenoid mempunyai
jeruk yang dapat menghambat bioaktivitas yang cukup besar, diantaranya
pertumbuhan jamur. Secara kimiawi Kulit adalah sebagai antimikroba, antibiotik,
jeruk memiliki kandungan senyawa yang dan toksik serta regulator pertumbuhan
berbeda-beda, bergantung varietas, tanaman serta pemanis Karena adanya
sehingga aromanya pun berbeda. Namun, kandungan senyawa kimia yang sama
senyawa yang dominan kulit jeruk adalah antara minyak atsiri kulit jeruk dan hasil
limonene, Hal ini didasarkan pada penelitian sebelumnya, seperti limonene,
penelitian sebelumnya yang dilakukan sesquiterpen, terpenoid, polifenol dan lain
terhadap jamur pathogen lainnya. sebagainya yang bersifat dapat
Dambolena et al,(2008) telah menghambat pertumbuhan jamur, maka
membuktikan bahwa senyawa limonene diduga hal yang sama terjadi antara
memiliki aktivitas anti jamur yang tinggi aktivitas anti jamur minyak atsiri kulit
terhadap jamur Fusarium verticillioides. jeruk Citrus nobilis var.mirocarpa
269
JURNAL HUTAN LESTARI (2015)
Vol. 3 (2) : 259 – 264
270
JURNAL HUTAN LESTARI (2015)
Vol. 3 (2) : 259 – 264
271