Perbaikan KTI Kompre
Perbaikan KTI Kompre
Perbaikan KTI Kompre
Oleh:
NURAZLIN
1910070130019
i
LEMBAR PERSETUJUAN
Judul Studi Kasus : Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil dengan Abortus
Nama : Nurazlin
Npm : 1910070130019
Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah (KTI) Program Studi D III Kebidanan
Universitas Baiturrahmah.
Pembimbing
Mengetahui
ii
PERNYATAAN PENGESAHAN
Judul Studi Kasus : Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil dengan Abortus
Nama : Nurazlin
Npm : 1910070130019
Tim penguji Karya Tulis Ilmiah (KTI) Program Studi DIII Kebidanan Universitas
Pembimbing
Mengetahui
Pengesahan
iii
RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri:
Nama : Nurazlin
Agama : Islam
B. Riwayat Pendidikan:
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, dan shalawat beserta salam untuk Nabi Besar Muhammad SAW,
Studi Kasus ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan
Padang tahun 2022. Dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini penulis
banyak mendapatkan bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak, untuk itu
1. Prof, Dr. Amri Bachtiar, M.DESS, S. Apt selaku Dekan Fakultas Vokasi
Universitas Baiturrahmah.
2. Oktavia Sari, Dipl. Rad, S.Si, M. Kes selaku Wakil Dekan I Fakultas
3. Ns. Zufrias Riaty, S. Kep, M. Kes selaku Wakil Dekan III Fakultas Vokasi
kepada penulis dengan penuh kesabaran sejak awal sampai akhir sehingga
i
5. Dosen beserta staf DIII Kebidanan Fakultas Vokasi Universitas
Baiturrahmah Padang.
tercinta yang telah memberikan do’a, bantuan dan dorongan baik moril
maupun materil.
saran yang membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan Studi Kasus
ini.
Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas
semua kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga Studi Kasus ini
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK
KATA PENGANTAR .............................................................................................
i
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................
iii
3.4. Jenis Data ....................................................................................................
48
3.5. Alat dan Metode Pengumpulan Data .........................................................
49
3.6. Teknik Analisa Data ....................................................................................
51
BAB IV TINJAUAN KASUS ................................................................................
52
4.1 Pengumpulan Data ......................................................................................
52
4.2 Pendokumentasian SOAP .............................................................................
57
4.3 Catatan Perkembangan .................................................................................
66
BAB V PEMBAHASAN ........................................................................................
71
5.1 Pembahasan berdasarkan pola piker varney ...............................................
71
5.2 Kketerbatasan Asuhan .................................................................................
93
BAB VI PENUTUP .................................................................................................
95
6.1 Kesimpulan ..................................................................................................
95
6.2 Saran
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Angka kematian ibu di dunia pada tahun 2015 yaitu mencapai 303.000
jiwa, Afrika utara 201.000 jiwa, Asia Tenggara 13.000 dan Amerika 7300
jiwa, AKI di Negara-negara Asia Tenggara itu sendiri seperti Indonesia 126
per 100.000 kelahiran hidup, Filipina 114 per 100.000 kelahiran hidup,
hidup, Brunei 23 per 100.000 kelahiran hidup, dan Malaysia 40 per 100.000
dan penyebab lainnya 15%. Selain itu terdapat juga penyebab tidak langsung,
yakni status nutrisi ibu hamil yang rendah, anemia pada ibu hamil, terlambat
mendapat pelayanan, serta usia yang tidak ideal dalam melahirkan, dan terlalu
Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih sendiri masih tinggi jika
Kesehatan Indonesia (SDKI) jumlah kasus kematian ibu turun dari 4.999
kasus tahun 2015 menjadi 4912 di tahun 2016 dan ditahun 2017 sebanyak
berat badan janin kurang dari 500 gram atau buah kehamilan belum mampu
1
untuk hidup diluar kandungan. Abortus dini terjadi pada kehamilan sebelum
(Pitriani, 2013). Di dunia, terjadi 208 juta kehamilan dengan 41 juta mengarah
90% abortus terjadi secara tidak aman, sehingga berkontribusi 11-13 terhadap
juta abortus dilakukan setiap tahun di ASEAN dengan perincian 1,3 juta
2017).
Sumatra Barat pada tahun 2015 kasus kematian ibu berjumlah 111 kasus,
mengalami penurunan pada tahun 2017 yaitu berjumlah 107 kasus. Rincian
ibu ini terdiri atas kematian ibu hamil sebanyak 30 orang, kematian ibu
bersalin sebanyak 25 orang, dan kematian ibu nifas sebanyak 52 orang. Pada
tahun 2018 dilihat dari data dinas kesehatan sumatra barat sampai dengan
2
Pasaman Barat dan Kota Padang. Faktor yang mempengaruhi jumlah kematian
Provinsi Sumatra Barat Tahun 2017, Profil Kesehatan Kota Padang 2017).
dalam posisi hiper retrofleksi, syok hemoragik, infeksi dan juga kematian pada
ibu yang terjadi sekitar 15%. Data tersebut seringkali tersembunyi dibalik data
kematian ibu akibat perdarahan atau sepsis. Data lapangan menunjukan bahwa
sekitar 70% kematian ibu disebabkan oleh perdarahan dan sekitar 60%
Komplikasi yang sering kali terjadi pada awal kehamilan yaitu Abortus
Imminens yang ditandai dengan adanya perdarahan dari uterus sebelum usia
utuh didalam uterus dan ostium tertutup (Pratiwi, 2019). Deteksi dini
tanda dan gejala terjadinya abortus imminens sepeerti keluarnya flek dari
kemaluan yang disertai mules ringan seperti pada saat menstruasi. Adapun
3
Beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan terjadinya abortus
kurang berat badan dan obesitas, banyaknya paritas dan graviditas, jauhnya
jarak kehamilan, adanya riwayat abortus, usia menarche yang terlalu dini,
umur, riwayat abortus. Pada wanita hamil dengan usia terlalu muda < 20 tahun
optimal. Dari segi fisik belum matang dalam menghadapi tuntutan beban
moral, emosional dan dari segi medis sering mendapat gangguan (Hutapea,
2017).
tahun 2021 di dapatkan jumlah ibu hamil yang mengalami abortus iminens
Abortus Imminens cukup tinggi namun jika tidak segera ditangani atau
4
1.2 Rumusan Masalah
tahun 2022.
5
e. Mampu mendiskripsikan perencanaan asuhan kebidanan pada pasien
kebidanan. Disamping itu hasil penelitian ini juga dapat sebagai suatu
abortus imminens.
6
1.4.4 Bagi Peneliti Selanjutnya
selanjutnya.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kehamilan
peristiwa yang penting dalam kehidupan seorang wanita dan keluarga pada
sebagai berikut:
(Lockhart, 2014).
2) Mual muntah
8
Mual dan muntah adalah gejala umum, mulai dari rasa tidak enak
oleh maknan yang baunya menusuk dan juga emosi penderita yang
4) Quickening
5) Mengidam
1) Tanda Hegar
Tanda ini berupa pelunaan pada daerah istismus uteri, sehingga pada
bimanual.
2) Tanda Goodells
3) Tanda Chadwick
9
Dinding vagina dan vulva tanpak lebih warna kebiru-biruan
saat ini uterus telah keluar dari rongga pelvis dan menjadi organ
bising tali pusat, bising uterus, dan nadi ibu (Suryati, 2014).
minggu. Tetapi baru dapat dirasakan oleh ibu pada usia kehamilan
suatu proses penyatuan antara sel mani dan sel telur di tuba fallopi,
10
sel telur) sehingga siap untuk dibuahi, bila saat ini dilakukan coitus,
sperma yang mengandung kurang lebih seratus sepuluh sampai seratus dua
puluh juta sel sperma dipancarkan ke bagian atas dinding vagina terus naik
ke serviks dan melintas uterus menuju tuba fallopi di sinilah ovum dibuahi
(Suryati, 2014).
sperma dengan sel telur di tuba fallopi. Hanya satu sperma yang telah
mengalami proses kapasitas yang dapat melintasi zona pelusida dan masuk
tidak dapat dilalui sperma lain. Proses tersebut diikuti pleh penyatuan
kedua pronuklei yang disebut zigot, yang terdiri atas acuan genetik dari
terjadi selama tiga hari sampai stadium morula. Hasil konsepsi tadi tetap
digerakan ke arah rongga rahim oleh arus dan geteran rambut getar (silia),
kontaksi tuba. Hasil konsepsi tiba dalam kavum uteri pada tingkat blastula
(Mochtar, 2013).
11
yang berisi masa sel ke dalam (inner-cell mass) akan mudah masuk ke
pada dinding depan atau belakang rahim (korpus), dekat fundus uteri. Jika
kuning telur, sedangkan sel-sel yang lebih besar menjadi ektoderm dan
besar sudah terjadi segera setelah fertilisasi dan terus berlanjut selama
a. Sistem Reproduksi
1) Uterus
12
seperti semula dalam beberapa minggu setelah persalinan
(Prawirohardjo, 2016).
2) Serviks
(tanda hegar)
3) Ovarium
13
Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan
maksimal selama 6-7 minggu awal kehamilan dan setelah itu akan
5) Payudara
14
telihat. Putting payudara akan lebih besar, kehitaman dan tegak.
b. Sistem Integumen
daerah ginjal juga akan terlihat atau sangat jauh berkurang setelah
15
persalinan. Kontrasepsi oral juga bisa menyebabkan terjadinya
c. Sitem Muskulosketal
3) Adaptasi muskulosketal
d. Sistem Endokrin
1) Kelenjar tiroid
16
b) Konsumsi oksigen (O2) dan peningkatan basal metabolic rate
2) Kelenjar paratiroid
D.
3) Pankreas
17
d) Estrogen, progesterone, dan kortisol secara kolektif
4) Proklatin hipofisis
epitel target.
maupun menyusui.
e. Sistem Respirasi
18
penurunan komplikasi dada, volume residu dan kapasitas paru serta
suplai oksigen (O2) dan karbon dioksida (CO2) pada janin (Hutahean,
2013).
f. Sistem Gastrointestinal
19
g. Sistem Kardiovaskular
1) Tekanan darah
varices terjadi akibat abstruksi vena iliaka dan vena cava inferior
(Hutahaean, 2013).
20
2) Volume dan komposisi darah
berat badan 8,5-9 kg) peningkatan terdiri atas 1.000 ml plasma dan
uterus
b) Hidrasi jaringan janin dan ibu yang adekuat saat ibu berdiri
atau terlentang
3) Curah jantung
1/mnt). Curah tahap lanjut lebih meningkat saat ibu hamil dalam
h. Sistem Perkemihan
21
Perubahan struktur ginjal merupakan akibat aktivitas
dysuria)(Hutahaean, 2013).
22
pengobatan. Pada ibu hamil, reabsorbsi gula terganggu sehingga
i. Sistem Neurologi
pleksus brakialis.
4) Nyeri kepala akibat ketegangan umum timbul saat ibu cemas, atau
a. Trimester 1
penting.
23
2) Sebagian ibu merasa sedih dan ambivalen tentang kehamilanya.
terutama terjadi pada ibu yang belum menikah atau yang tidak
merencanakan kehamilan.
trimester pertama.
4) Perasaan yang tidak nyaman disebabkan oleh adanya rasa mual dan
b. Trimester II
sebagai berikut:
yang baik, yakni periode ketika ibu merasa nyaman dan bebas dari
24
2) Trimester dua juga merupakan fase ketika ibu menelusur ke dalam
dua, kurang lebih 80% ibu mengalami kemajuan yang nyata dalam
pada trimester I.
c. Trimester III
25
3) Hasrat seksual tidak seperti pada trimester sebelumnya. Hal ini
a. Trimester I
1) Anemia kehamilan
2) Hyperemesis Gravidarum
26
ringan, sebaiknya memeriksakan diri jika ditemukan gejala muntah
sebagai berikut:
5) Kehamilan servikal
27
Kehamilan servikal ini jarang terjadi. Kehamilan servikal
6) Kehamilan ovarium
b. Trimester II
Penyulit yang terjadi pada trimester dua secara garis besar dibagi 2
keompok yaitu:
a) Hipertensi essensial
b) Hipertensi kronik
a) Solusio plasenta
b) Plasenta previa
c) Plasenta akreta
d) Vasa pravia
28
c. Trimester III
1) Persalinan prematuritas
36 minggu, dengan berat badan lahir kurang dari 2,5 kg. persalinan
2) Kehamilan ganda
a) Solusio plasenta
b) Plasenta previa
a. Trimester I
29
2) Perubahan emosional ibu pada trimester pertama
3) Seksualitas
7) Penggunaan obat-obatan
8) Kebiasaan sehari-hari
b. Trimester II
3) Seksualitas
5) Tanda bahaya
6) Nutrisi
7) General hygine
9) Penggunaan obat
30
c. Trimester III
postpartum
4) Tanda bahaya
6) Kebersihan umum
7) Penggunaan obat
8) Pertumbuhan janin
9) Sistem pendukung
2.2.1 Definisi
31
WHO, aborsi berarti keluarnya janin dengan berat badan janin <500 gram
kehamilan aterm dan lahir normal. Jika terjadi kematian janin, dalam
dan gerakan janin. Jika sarana terbatas, pada usia diatas 12-16 minggu
tidak banyak, baru mulai mengancam, dan masih ada harapan untuk
berulang, dapat pula disertai sedikit nyeri perut bawah atau nyeri
32
akan menjadi abortus komplit atau inkomplit, 50% akan melanjutkan
disebabkan oleh hal lain, misalnya plasenta sign, yakni perdarahan dari
pada kera macacus rhesus yang sedang hamil. Erosi porsio lebih mudah
yaitu faktor paritas 25%, umur 12-26 % dan riwayat abortus 30-45% yang
33
pada wanita yang mengalami abortus tiga kali atau lebih adalah 83,6%.
umur dan paritas kadar Hb juga menjadi penyebab tingginya angka abortus
pada ibu.
abortus, salah satunya adalah terjadinya abortus pada ibu usia ibu hamil
yang terlalu muda, karena wanita hamil dengan usia terlalu muda < 20
tuntutan beban moril, emosional dan dari segi medis sering mendapat
siapnya Rahim untuk terjadi implantasi bagi embrio. Persalinan yang rapat
social ekonomi yang buruk. Dengan kehamilan ini dan menyusui akan
pekerjaan dan status gizi pada ibu hamil karena jenis pekerjaan seseorang
34
damping dengan istirahat akan mempengaruhi kesehatan pertumbuhan dan
minum kopi, pengguna ganja dan kokain, minum obat-obatan yang dapat
trauma fisik, terkena pengaruh radiasi, polusi, pastisida, dan berada dalam
2.2.3 Etiologi
2017:
a. Faktor janin
1) Kelainan telur
35
2) Trauma embrio pasca sampling vili korionik, amniosentesis.
b. Faktor maternal
1) Infeksi
janin tidak diketahui secara pasti akibat infeksi janin atau oleh
insulin.
eritematosus sistemik).
36
b) Pembedahan intraabdominal dan pembedahan uterus pada saat
hamil.
incarcerate.
c. Faktor eksternal
1) Radiasi dosis 1-10 rad dapat merusak janin berusia 9 minggu, dosis
2.2.4 Patofisiologi
37
seluruhnya pada kehamilan 8 sampai 14 minggu, penembusan sudah lebih
dikeluarkan lebih dulu dari pada plasenta. Hasil konsepsi keluar dalam
berbagai bentuk, seperti kantong kosong amnion atau benda kecil yang
tidak jelas bentuknya, janin lahir mati, janin masih hidup, mola kruenta,
uteri eksternum, disertai mules sedikit atau tidak sama sekali, uterus
sedikit pada saat haid yang semestinya datang jika tidak terjadi
keguguran imminens:
38
c. Periksa dalam belum ada pembukaan
2.2.6 Komplikasi
terjadinya perdarahan dan bisa terjadinya syok pada ibu baik syok
2.2.7 Penatalaksanaan
a. Tirah baring
berulang
c. Periksa denyut nadi dan suhu badan dua kali sehari bila klien tidak
39
d. Kolaborasi dengan pemberian sedative (untuk mengurangi rasa sakit
a. 7 langkah varney
Pada tahap ini, bidan harus mengumpulkan data dasar klien secara
catatan sekarang atau laporan yang lalu, dan membuat laporan singkat
masalah ibu dan anak yang khusus dilakukan oleh bidan dalam
40
memberikan asuhan kebidanan kepada individu, keluarga, dan
penemuan-pemenuan.
akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien., pada
41
Menurut teori Soepardan, 2009 interpretasi data merupakan metode
yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Pada langkah ini,
pengkajian.
42
tindakan yang harus segera dilakukan oleh bidan, sementara kondisi yang
kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan, tetapi dilihat juga
disetujui oleh kedua belah pihak, yaitu bidan dan pasien (Soepardan,
2009).
rencana asuhan yang sudah dibuat pada langkah ke-5 secara mana dan
efisien. Kegiatan ini bisa dilakukan oleh bidan atau anggota tim kesehatan
yang lian. Jika bidan tidak melakukan pelaksanaannya. Dalam situasi ini,
bidan harus berkolaborasi dengan tim kesehatan lain atau dokter. Dengan
43
dkk, 2013). Pada langkah terakhir ini, yang dilakukan oleh bidan adalah:
masalah diagnosis. Mengulang kembali dari awal setiap asuhan yang tidak
b. Dokumentasi SOAP
1) Subjektif
anamnesis
c) Pada orang yang bisu, dibelakang data diberikan tanda”0” dan “x”
2) Objektif
3) Assesmant
44
a) Pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi (kesimpulan) data
b) Diagnosis/masalah
4) Planning
lanjut.
45
2.2.8 Kerangka Teori
Faktor janin:
1. Pertumbuhan zigot,
embrio, janin atau Faktor maternal:
plasenta
1. Infeksi
2. Penyakit vaskuler
3. Kelainan endokrin
4. Imonologi
Abortus
5. Gaya hidup
6. Paritas
7. Usia ibu
Faktor eksternal:
8. Aktivitas/pekerjaan
1. Radiasi
9. Pendidikan
2. Obat-obatan
10. Jarak kehamilan
3. Bahan kimia lainnya
11. Kelainan uterus
46
BAB III
METODE PELAKSANAAN
Jenis rancangan yang digunakan dalam studi kasus ini yaitu dengan
Ruang Kebidanan.
Subjek dalam studi kasus ini adalah ibu hamil dengan abortus imminens.
Studi kasus ini yang digunakan sebagai metode untuk pengumpulan data
antara lain:
Data primer adalah data yang dikumpulkan dari pasien, yang dapat
47
a. Wawancara merupakan metode data dengan cara mewawancarai
c. Pengamatan
Data sekunder adalah data yang diperoleh oleh penulis dari rekam
47
pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu
penelitian.
a. Observasi (pengamatan)
b. Wawancara
c. Pemeriksaan Fisik
48
d) Dokumentasi
perkembangan pasien.
Analisa data dalam studi kasus ini dilakukan secara kualitatif. Analisa
memperoleh data melalui kontak yang intensif dan membutuhkan waktu lama
ini harus mengikuti prosedur, metode, dan teknik yang benar dalam
2017).
49
BAB IV
TINJAUAN KASUS
2. Umur : 24 Tahun
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : SMA
2. Umur : 27 Tahun
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : SMA
6. Pekerjaan : Swasta
50
1. Alasan Kunjungan : Pertama Rutin
Ada Keluhan
3. Riwayat Menstruasi
b. Siklus : 28 Hari
G: 2 P: 1 A: 0 H: 1
Bayi Nifas
Tgl Lahir / Usia Jenis Tempat Penolong
No.
Umur Kehamilan Persalinan Persalinan Persalinan BB / PB /
Keadaan Lactasi Keadaan
JK
1. 2020
2. Ini
51
c. Keluhan : Trimester 1 : Mual dan Muntah
Trimester 2 :-
Trimester 3 :-
a. Biologis
52
Malam : sepiring Nasi + ikan, telur + 5 sayur
bayam
- Eliminasi :
BAK
BAB
- Aktivitas :
- Hygiene
53
Frekuensi : 1 kali seminggu
- Social Bbudaya :
b. Psikologis
9. Perilaku Kesehatan :
54
10. Riwayat Sosial :
a. Perkawinan : Pertama
e. Kawin : 1 Kali
3. Tanda Vital :
c. Pernapasan : 20 X/i
d. Suhu : 36,6 ‘C
e. BB Sebelum Hamil : 54 kg
f. BB Sekarang : 56,3 kg
h. LLA : 27 cm
- Jalan : Normal
- Mata :
55
Conjungtiva : Tidak anemis
- Muka :
- Mulut :
Caries : ada
- Leher :
- Mamae :
Pembesaran : Membesar
Areola Mamae : Coklat kehitaman
Putting Susu : Menonjol
Kolostrum : Belum ada
- Abdomen :
Bekas Operasi : Tidak ada
Membesar : Sesuai usia kehamilan
Linia nigra / Alba : ada
Strie Livide / Albikan : ada
Gerakkan Anak : Belum ada
- Vulva (dilakukan jika ada indikasi) :
Perineum : Tidak dilakukan
Tanda Chadwick : Tidak dilakukan
Varices : Tidak dilakukan
Edema : Tidak dilakukan
Flour Albus : Tidak dilakukan
Pengeluaran dari Vagina : keluar darah dari
kemaluan
56
Hygiene : Tidak dilakukan
- Ekstremitas :
Varices : Tidak ada
Edema : Tidak ada
Kelainan-kelainan : Tidak ada
- Palpasi Uterus :
57
58
4.2 Pendokumentasian SOAP
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY”Y” G2P1A0H1 USIA KEHAMILAN 12-13 MINGGU DENGAN ABORTUS
IMMINENS DI RUANG KEBIDANAN RST DR. REKSODIWIRYO PADANG TANGGAL 08-11 APRIL 2022
Kunjungan I
58
pembalut ibu kehamilan kedua jari dibawah pusat
4. Bb Sebelum hamil: 54 kg 3. HPHT 09 Januari 2021 Evaluasi: ibu dan
5. Bb sekarang: 56,3 kg 4. Hasil pemeriksaan dalam keluarga telah
6. TB: 156 cm batas normal mengetahui hasil
7. LILA: 27 cm Masalah pemeriksaan
8. Pemeriksaan Khusus - masalah aktual: keluar darah 2) Memantau Ku dan TTV
Inspeksi dari kemaluan, nyeri perut pada Evaluasi: Ku dan TTV ibu
a. Jalan: Normal ari-ari dipantau setiap 2 jam sekali
b. bentuk badan: lordosis - masalah potensial: antisipasi 3) Menganjurkan ibu bed rest
c. kepala terjadinya infeksi, antisipasi total ditempat tidur tanpa
rambut: bersih, tidak terjadinya abortus insipiens melakukan aktivitas apapun
ada ketombe, sedikit Kebutuhan Evaluasi: ibu bersedia bed
rontok 1. Informasikan hasil rest total ditempat tidur
muka: bersih, tidak pemeriksaan tanpa melakukan aktivitas
pucat dan tidak ada 2. Pantau Ku dan TTV 4) Memberikan penjelasan
edema 3. Anjurkan ibu bed rest pada pasien dan keluarga
mata: conjungtiva tidak total tentang penyebab nyeri yang
anemis, sclera tidak 4. Penjelasan tentang di rasakan oleh ibu yaitu
ikterik karena otot Rahim
59
mulut: bersih, tidak ada penyebab nyeri berkontraksi sehingga
caries dan stomatitis 5. Anjurkan teknik relaksasi mengganggu aliran darah
d. leher: tidak ada 6. Anjurkan ibu makan yang menimbulkan rasa
pembengkakan kelenjar makanan bergizi nyeri akibat kekurangan
tiroid dan kelenjar limfe 7. Anjurkan ibu utuk oksigen
e. Mamae: kedua payudara menjaga kebersihan Evaluasi: ibu dan keluarga
simetris, tidak ada genitalianya paham dengan penjelasan
pembengkakan, areola 8. Informasikan pada ibu yang diberikan
berwarna coklat untuk tidak melakukan 5) Mengajarkan kepada ibu
kehitaman, papilla mamae hubungan seksual dulu teknik relaksasi apabila
menonjol, kolostrum 9. Beri dukungan moril timbul rasa nyeri
belum keluar 10. Kolaborasi dengan dr. Evaluasi: ibu dapat
f. Abdomen: tidak ada luka SpOG melakukan teknik relaksasi
bekas operasi, perut dengan menarik nafas dalam
membesar sesuai usia melalui hidung dan
kehamilan dan terdapat menghembuskan secara
linia nigra perlahan lewat mulut.
g. Vulva: pada vulva tidak ad 6) Menganjurkan ibu untuk
avarices dan oedema, pada makan makanan bergizi
60
vulva tidak dilakukan VT seperti makanan yang
tetapi dilakukan mengandung vitamin,
pemeriksaan inspekulo protein dan mineral.
dengan hasil porsio lunak Contohnya nasi, sayur, ikan,
h. Anus: tidak ada hemoroid daging sapi atau ayam, dan
i. Ekstermitas: minum air putih yang cukup
Atas: kedua tangan Evaluasi: ibu bersedia
simetris, tidak ad makan makanan yang
avarices dan oedema bergizi
Bawah: tidak ad 7) Menganjurkan ibu menjaga
avarices dan oedema kebersihan genitalia dan
Palpasi selalu mengganti pembalut
a. Leopold I: TFU 2 jari 2-3 kali dalam sehari
diatas sympisis Evaluasi: ibu paham dan
b. Leopold II: teraba bersedia menjaga kebersihan
ballottement genitalia
c. Leopold III: tidak 8) Menginformasikan pada ibu
dilakukan untuk tidak melakukan
d. Leopold IV: tidak hubungan seksual terlebih
61
dilakukan dahulu sampai ibu
e. TFU: 14 cm dinyatakan membaik oleh
f. TBBJ: 155 gram dokter untuk menghindari
Auskultasi abortus lanjutan
a. Djj: + Evaluasi: ibu dan suami
b. Frekuensi: 138 X/i bersedia tidak melakukan
c. Irama: teratur hubungan seksual terlebih
d. Intensitas: kuat dahulu
Perkusi 9) Memberikan dukungan
Refleks patella: +/+ moril kepada ibu dan
Pemeriksaan penunjang: keluarga dengan
a. Hb: 12, 2 gr% memberitahukan bahwa
b. Plano test: Positif kehamilanya masih dapat
c. Gol. Darah: AB dipertahankan
d. Hasil USG: terlihat Evaluasi: ibu dan keluarga
kantong kehamilan, buah sudah mengetahui kedaan
kehamilan masih utuh ibu dan janin namun masih
dan masih ada tanda khawatir terhadap
kehidupan, kehamilan
62
masih dapat kehamilannya
dipertahankan. 10) Melakukan kolaborasi
dengan dr. SpOG dalam
pemberian terapi
Evaluasi: pemberian terapi
Inj. Ceftriaxone 2x1
gr/ 12 jam
Asam mefenamat
500 mg 3x1 tablet
Asam folat 1x1
Terpaanh RL 20 tts/i
63
4.3 Catatan Perkembangan
Sabtu, 09 April 2022
Di ruang kebidanan
64
kedaan kandunganya tidak ikterik 3. DJJ 146x/i dibawah pusat
4. Ibu mengatakan sudah 4. Inspeksi: pada pembalut 4. Pemeriksaan dalam batas Auskultasi: Djj 146x/i
mengonsumsi obat yang ibu terdapat flek-flek normal Evaluasi: ibu dan keluarga
diberikan kecoklatan 5. Pengeluaran pervaginan telah mengetahui hasil
5. Palpasi: teraba flek-flek kecoklatan pemeriksaan yang dilakukan
ballottement, TFU 2 jari Masalah 2. Memantau Ku dan TTV ibu
diatas sympisis Masalah actual: keluar darah setiap 4 jam sekali
6. Auskultasi: DJJ 146x/i, dari kemaluan, mules pada perut Evaluasi: Ku dan TTV
bagian bawah dalam batas noemal dan
Masalah potensial: antisipasi sudah dilaporkan pada
terjadinya infeksi, antisipasi dokter jaga
terjadinya abortus insipien 3. Menganjurkan ibu untuk
Kebutuhan tetap bed rest total sampai
1. Informasikan hasil ibu dinyatakan sembuh oleh
pemeriksaan dokter dan mengurangi
2. Pantau ku dan ttv resiko pada kandungan ibu
3. Anjurkan ibu untuk tetap Evaluasi: ibu sudah
bed rest total beristirahat total diatas bed
4. Anjurkan ibu untuk makan
65
makanan yang bergizi tanpa melakukan aktivitas
5. Anjurkan ibu untuk tetap 4. Menganjurkan ibu untuk
menjaga kebersihan makan makanan yang
genitalia bergisi seperti tinggi kalori
6. Libatkan keluarga untuk (beras, kentang, ubi, dll),
memberi dukungan pada dan protein (ikan, daging,
ibu agar ibu tidak terlalu tempe, telur, tahu, dll)
cemas dengan Evaluasi: ibu sudah makan
kandunganya makanan dengan gizi
7. Lakukan observasi seimbang yang diberikan
perdarahan pervaginam oleh pihak rumah sakit
8. Ganti flabot infus RL 20 5. Menganjurkan kepada ibu
tts/i untuk tetap menjaga
9. Lakukan kolaborasi kebersihan genitalia dan
dengan dr. SpOG mengganti pembalut 2-3x
dalam sehari
Evaluasi: ibu bersedia
menjaga kebersihan genitalia
dan selalu mengganti
66
pembalutnya
6. Melibatkan keluarga untuk
selalu memberikan sukungan
kepada ibu supaya ibu tidak
terlalu cemas memikirkan
kandunganya karena dapat
berpengaruh pada kesehatan
ibu
Evaluasi: keluarga dan
suami selalu memberikan
dukungan kepada ibu
7. Melakukan observasi
perdarahan pervaginam
Evaluasi: pengeluaran
pervaginam masih berupa
flek-flek, tapi sudah mulai
berkurang
8. Mengganti flabot infus RL
67
20 tts/i
Evaluasi: flabot infus sudah
terganti
9. Melakukan kolaborasi
dengan dr. SpOG dan
melanjutkan terapi dokter
Evaluasi:
Inj. Ceftriaxone 2x1
gr/12 jam
Asam mefenamat
500 mg 3x1 tablet /
oral
Asam folat 1x1
68
Minggu, 10 April 2022
Di ruang kebidanan
69
berkurang TD: 110/80 mmhg imminens, Ku ibu dan janin Ku: baik
4 ibu mengatakan perut N: 80x/i baik. Kesadaran:
bagian bawah sudah tidak P: 20x/i Dasar Composmentis
terasa nyeri S: 36,6’C 1. ibu mengatakan ini kehamilan TTV: TD 110/80 mmhg,
5 ibu mengatakan sudah 2. Inspeksi: flek-flek kecoklatan keduaya N 80x/I, P 20x/I, S
sedikit tenang dan tidak masih keluar tapi sedikit 2. Ballotement (+) 36,6’C
terlalu menghawatirkan 3. palpasi: teraba ballottement, 3. DJJ 140 x/i Palpasi: teraba
kandunganya TFU 2 jari diatas sympisis 4. pengeluaran pervaginam ballottement, TFU 3 jari
6 ibu mengatakan masih 4. Auskultasi : DJJ 140x/i berupan flek-flek sudah dibawah pusat
istirahat di tempat tidur berkurang Auskultasi: Djj 140x/i
5. Hasil pemeriksaan dalam Evaluasi: ibu dan keluarga
batas normal telah mengetahui hasil
Masalah pemeriksaan
Masalah actual: keluar flek-flek 2) Memantau Keadaan umum
dari kemaluan ibu dan TTV setiap 6 jam
Masalah ptensial: antisipasi sekali
terjadinya infeksi, antisipasi Evaluasi: pada pemeriksaan
terjadinya abortus insipien Ku dan TTV didapatkan Ku
baik dan TTV dalam batas
70
Kebutuhan normal
1. informasikan hasil 3) Menganjurkan ibu untuk
pemeriksaan tetap bed rest
2. pantau Ku dan TTV Evaluasi: ibu sudah istirahat
3. anjurkan ibu untuk tetap bed di tempat tidur dan tidak
rest melakukan aktivitas yang
4. anjurkan kepada ibu untuk berat, ibu hanya duduk
tetap makan makanan bergizi untuk makan.
5. ingatkan ibu untuk tetap 4) Menganjurkan ibu untuk
melakukan personal hygine tetap mengonsumsi makanan
pada alat genitalia dengan gizi seimbang seperti
6. kolaborasi dengan dr. SpOG tinggi kalori (beras, kentang,
ubi, dll), tinggi protein
(ayam, ikan, daging, telur,
tahu, tempe, kacang-
kacangan, dll).
Evaluasi: ibu sudah makan-
makanan yang diberikan
71
oleh pihak rumah sakit
5) Menganjurkan kepada ibu
untuk tetap melakukan
personal hygine pada alat
genitalia
Evaluasi: ibu selalu menjaga
kebersihan genitalia dan
mengganti pembalut
6) Melakukan kolaborasi
dengan dr. SpOG untuk
pemberian terapi lanjutan
Evaluasi:
Terpasang infus RL
20 tts/i dilanjutkan
Inj. Cefriaxone 2x1
gr/12 jam
Asam mefenamat
500 mg 3x1 tablet
72
peroral
Asam folat 1x1
73
TFU 2 jari diatas sympisis 4. pengeluaran pervaginam pervaginam berupa
4. Auskultasi : DJJ 144x/i berupan flek-flek sudah tidak flek-flek sudah tidak
ada ada
5. Hasil pemeriksaan dalam Palpasi: ballottement
batas normal (+), TFU 3 jari
Masalah dibawah pusat
Kebutuhan Auskultasi: Djj
1. Informasikan hasil 144x/I
pemeriksaan Evaluasi: ibu dan
2. Ingatkan ibu untuk menjaga keluarga telah
personal hygine mengetahui hasil
3. Anjurkan memenuhi pemeriksaan dan ibu
kebutuhan nutrisi juga mengetahui bahwa
4. Ingatkan agar tidak kehamilannya dapat
melakukan hubungan dipertahankan
seksual 2. Mengingatkan ibu untuk
5. Persiapkan ibu untuk pulang selalu menjaga personal
6. Kolaborasi dengan dr. SpOG hygine seperti
membersihkan vulva setiap
74
kali BAK dan keringkan
Evaluasi: ibu paham dan
bersedia menjaga personal
hygine
3. Menganjurkan kepada ibu
untuk tetap memenuhi
kebutuhan nutrisi selama
hamil dengan mengonsumsi
makan bergizi
Evaluasi: ibu bersedia
memenuhi gizi ibu hamil
4. Mengingatkan kepada ibu
dan suami agar tidak
melakukan hubungan
seksual terlebih dahulu pada
usia kehamilan baru. Karena
melakukan hubungan
seksual pada kehamilan
muda dapat menyebabkan
75
perdarahan, dan apabila
melakukan hubungan
seksual suami dianjurkan
mengeluarkan sperma diluar
vagina karena mengeluarkan
sperma di dalam vagina
dapat menyebabkan
kontraksi pada uterus
Evaluasi: ibu dan suami
bersedia untuk tidak
melakukan hubungan
seksual terlebih dahulu
5. Mempersiapkan ibu untuk
pulang:
AFF infus yang
terpasang pada ibu
Merapikan ibu dan
lingkungan
Evaluasi: infus sudah
76
dilepaskan dan ibu sudah
dibantu untuk membersihkan
diri
6. Melakukan kolaborasi
dengan dokter:
Evaluasi:
ibu sudah diperbolehkan
pulang hari ini
memberikan terapi obat
untuk diminum dirumah:
asam mefenamat 500 mg
3x1 tablet peroral
77
78
4.3 Catatan Perkembangan
Jum’at, 08 April 2022
No Jam Evaluasi Respon Subjektif (S) Respon Objektif (O) Analisis Perencanaan Selanjutnya
Masalah (A) (P)
1. 15 45 WIB Pasien mengatakan masih Tekanan darah: Masalah belum Intervensi dilanjutkan:
keluar darah dari kemaluan 110/70 mmhg teratasi a. Memantau TTV
dan merasakan nyeri Nadi: 80x/i b. Memberikan
a. Nyeri di bagian Pernapasan: 22x/i lingkungan yang
abdomen Suhu: 36,6’C nyaman dan
b. Nyeri menyebar tenang
keseluruh bagian c. Menganjurkan
perut bed rest
d. Berkolaborasi
dengan dokter
untuk pemberian
obat-obatan
79
No Jam Evaluasi Respon Subjektif (S) Respon Objektif (O) Analisis Masalah Perencanaan selanjutnya
(A)
1. 17.00 WIB a. pasien mengatakan masih Tekanan darah: 100/70 Masalah belum Intervensi dilanjutkan:
ada flek-flek yang keluar mmhg teratasi a. Memantau TTV
dari vagina Nadi: 84x/i b. Memantau
b. pasien mengatakan masih Pernapasan: 20x/i pengeluaran
cemas dengan kehamilanya Suhu: 36,5’C pervaginam
Terpasang infus RL c. Pasien tetap bed
rest total
d. Beri dukungan
moril terhadap ibu
No Jam Evaluasi Respon Subjektif (S) Respon Objektif (O) Analisa masalah Perencanaan selanjutnya
80
(A) (P)
1. 16.20 WIB Pasien mengatakan flek-flek Tekanan darah: 120/80 Masalah belum Intervensi lanjutan:
yang keluar dari kemaluan mmhg teratasi a. Pantau KU dan
sudah mulai berkurang Nadi: 80x/i TTV
Pernapasan: 20x/i b. Pantau
Suhu: 36,5’C pengeluaran
Terpasang infus RL pervaginam
c. Pasien tetap
dianjurkan bed
rest
d. Perhatikan
kebersihan
genitalia
No Jam Evaluasi Respon Subjektif (S) Respon Objektif (O) Analisis masalah Perencanaan selanjutnya
(A) (P)
81
1. 17.30 WIB Pasien mengatakan flek-flek Tekanan darah: 110/70 Masalah sudah Intervensi lanjutan:
yang keluar dari vagina sudah mmhg teratasi a. Anjurkan
tidak ada, pasien mengatakan Nadi: 80x/i pemenuhan
nyeri pada perut bagian bawah Pernapasan: 20x/i nutrisi
sudah tidak ada. Suhu: 36,5’C b. Menjaga
Pengeluaran pervaginam: personal hygine
lender keputihan genitalia
c. Melepaskan
infus pasien
d. Kolaborai
dengan dokter
untuk obat
pulang
82
BAB V
PEMBAHASAN
Penulis akan menguraikan berdasarkan pola piker varney. Bab ini, penulis
kebidanan.
fisik apabila perlu, tinjauan catatan saat ini atau catatan lama dari rumah
83
lainya, semua informasi pasien dari semua sumber yang berhubungan
walaupun pasien itu ada komplikasi yang akan diajukan kepada dokter
2017).
riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu, riwayat KB, riwayat
adanya pengeluaran darah dari kemaluan, rasa mules pada perut bagian
keluhan keluar darah dari kemaluan sejak tadi pagi tgl 08 April 2022
pukul 06.45 WIB, disertai rasa mules pada perut bagian bawah, dan
merasa lemas.
terjadinya perdarahan dari jalan lahir bewarna merah segar, adanya kram
84
hamil muda sebelum kehamilan 20 minggu yang ditandai dengan
Studi kasus pada Ny”Y” maka data yang diperoleh dari hasil
cemas, pucat, meringis menahan sakit serta tidak ada oedea dan
ada pembesaran pada kelenjar tiroid, limfe, payudara tampak simetris kiri
rutin yang normal yaitu 12,2 gr%, plano test (+), golongan darah AB,
300.000/mm3.
85
Pasien mengatakan hanya selama kehamilanya hanya sekali
istirahat cukup.
Klelahan karena bekerja, kelelahan karena jarak rumah yang jauh, nutrisi
yang tidak sehat. Jenis pekerjaan yang sebaiknya dihindari ketika hamil,
misalnya para wanita yang bekerja sebagai petani, buruh pabrik, ahli di
86
Berdasarkan uraian diatas terdapat persamaan antara teori dengan gejala
yang timbul pada kasus abortus imminens. Hal ini membuktikan bahwa
B. Interpretasi Data
klien berdasarkan interpretasi yang benar atas dasar data-data yang telah
imminens. Masalah dari kasus ini adalah Ny”Y” merasa cemas terhadap
kehamilanya karena mengeluarkan darah dari jalan lahir dan rasa mules
C. Diagnosa Potensial
87
mendapatkan perawatan yang intensif yang cukup cepat dan tepat oleh
tenaga kesehatan.
yang kemungkinan yang dapat terjadi pada ibu hamil adalah abortus
(Rismalinda, 2014).
menganjurkan ibu untuk bed rest total ditempat tidur dan kolaborasi
dengan dr. SpOG untuk pemberian terapi berupa: infus RL 20 tts/i, inj.
Ceftriaxone 2x1 gr/12 jam, asam mefenamat 500 mg 3x1 tablet per oral,
yang dilakukan pada kasus abortus imminens adalah bed rest total
(Maryunani, 2009).
88
E. Rencana Tindakan Asuhan
data yang tidak lengkap dapat dilengkapai yaitu sebagai berikut: cuci
dilakukan dari tanggal 08 sampai dengan 11 April yaitu beritahu ibu dan
keluarga hasil pemeriksaan, anjurkan ibu untuk bed rest total, anjurkan
ibu untuk tidak berhubungan seksual dahulu, anjurkan ibu untuk makan-
pasien apakah nyeri pada perut bagian bawah dan pengeluaran darah dari
abortus imminens yaitu istirahat ditempat tidur agar aliran darah ke uterus
89
3x30 mg/hari, dan spasmolitika misalnya papaverin atau tokolitik per
kemudian.
masalah yang ada, hal ini menunjukan tidak adanya kesenjangan antara
dilahan praktek.
dilakukan untuk abortus imminens yaitu istirahat ditempat tidur tidur agar
papaverin atau tokolitik per infus atau per oral, menganjurkan untuk
90
SpOG untuk pemberian terapi: infus RL 20 tts/I, inj. Ceftriaxone 2x1
gr/12 jam, asam mefenamat 500 mg 3x1 tablet per oral, asam folat 1x1.
Pada hari kedua yaitu pada tanggal 09 April 2022 dengan abortus
Ceftriaxone 2x1 mg/12 jam, asam mefenamat 500 mg 3x1 tablet per oral,
asam folat 1x1 tablet per oral, memantau tanda-tanda vital, Keadaan
umum ibu ditandai dengan ttv dalam batas normal. Tetap memberikan
pembalut, istirahat yang cukup yaitu menganjurkan ibu tidur siang 1-2
jam dan malam 6-7 jam, mengingatkan kepada ibu untuk teratur
91
apakah tujuan telah dicapai atau tidak tidak dengan tindakan yang sudah
sudah tidak ada flek-flek darah berwarna merah kecoklatan dan sudah
pustaka dan studi kasus Ny”Y” serta garis besar tidak ditemukan
kesenjangan.
pengambilan pasien untuk studi kasus bertepatan dengan jadwal kuliah yang
dalam hal itu tentunya membuat penulis sedikit kesulitan untuk membagi
usaha dan keberanian hal itu tidak begitu mengganggu penulis memberikan
asuhan dan tetap berjalan dengan baik. Pihak rumah sakit pada dasarnya juga
92
dengan senang hati memberikan izin selagi hal tersebut sudah diizinkan oleh
93
BAB VI
PENUTUP
yang diberikan pada kasus ibu hamil dengan abortus imminens. Asuhan
kebidanan yang diberikan pada Ny”Y” di Rumah Sakit Tentara dr. Reksodiwiryo
Padang Tahun 2022 sudah sesuai teori dan SOP (PMK NOMOR
saya dapat menarik kesimpulan, dari pengkajian dan intervensi data serta analisa
maka diagnosa yang ditegakan pada Ny “Y” ibu hamil dengan abortus imminens.
6.1 Kesimpulan
subjektif yaitu ibu mengatakan keluarnya darah dari kemaluan sejak tadi
pagi tanggal 08 April pukul 06. 45 WIB, disertai dengan rasa mules pada
perut bagian bawah, pada usia kehamilan 12-13 minggu sesuai dengan
normal, hasil USG oleh dokter obgyn terdapat kantong kehamilan dan
94
3. Analisa sesuai dengan
data subjektif dan objektif maka diagnosa yang dapat ditegakan sesuai
4. Penatalaksanaan yang
kebutuhan nutrisi, istirahat yang cukup, dukungan moril terhadap ibu dan
keluarga, dan kolaborasi dengan dr. SpOG untuk terapi yang diberikan.
6.2 Saran
1. Bagi Penulis
benar.
2. Bagi Klien
a. Menganjurkan
b. Menganjurkan ibu
c. Menganjurkan
d. Menganjurkan
3. Institusi Pendidikan
95
Penulis mengharapkan laporan studi kasus ini bisa menjadi bahan bacaan
4. Bagi Bidan
menurunkan angka kematian ibu (AKI), oleh karena itu bidan harus
berbagai kasus.
dengan asuhan dan masalah pada pasien, sehingga pasien merasa puas
96
DAFTAR PUSTAKA
Citra, Sari. 2020. Hubungan antara Umur dan Paritas dengan Kejadian Abortus
Imminens. Vol 10, No.1, Diakses pada tanggal 10 Januari 2022
Dinas Kesehatan Kota Padang. PRofil Kesehatan Kota Padang: Dinkes Kota
Padang
Dr. Nugroho Tufik. 2011. Buku Ajar Obstetri Untuk Mahasiswa Kebidanan.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Fitri, Nuri. 2017. Hubungan Usia Dan Jarak Kehamilan Dengan Kejadian
Abortus. Vol.1, No.1. Diakses pada tanggal 23 Januari 2022
Jayani, I. (2017). Tingkat Usia dan Jarak Kehamilan Dengan Kejadian Abortus,
Vol, 1. No, 1. Diakses Padata Tanggal 23 Januari 2022
Salsabila dan Reni. 2018. Hubungan Jarak Kehamilan Dengan Kejadian Abortus.
Daiakses pada tanggal 4 Januari 2022
97
Martaadisoebrata, Djamhoer 2017. Obstetri Patologi Ilmu Kesehatan Reproduksi.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Nur Sholihah dan Ira Sukyanti. 2018. Asuhan Keperawatan Pada Ibu Dengan
Abortus Imminens. Diakses pada tanggal 4 Januari 2022
Rangkuti, L. F., Sanusi, S.R. & Lutan, D. (2029) Penyakit Ibu Terhadap Kejadian
Abortus Imminens di Rumah Sakit Umum Daerah Padang Sidimpuan.
Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Salsabila dan Reni. 2018. Hubungan Jarak Kehamilan Dengan Kejadian Abortus.
Diakses pada Tanggal 4 Januari 2022
98
99