Makalah B.indo
Makalah B.indo
Makalah B.indo
Disusun Oleh:
Echa Wiarthi
Eem Septiana
Sevya Rahmada R
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang,
dengan ini kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah cerita pendek
Bahasa Indonesia yang kami beri judul “MIMPI SANG DARA”.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah
ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena
itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang
membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI .........................................................................................................................................i
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
Cerpen merupakan salah satu karya sastra yang menarik untuk dibaca. Di
dalamnya terdapat unsur-unsur instrinsik seperti halnya dengan karya sastra lainnya
(novel, drama dan puisi). Unsur-unsur yang dimaksud yakni tema, alur, latar,
penokohan, sudut pandang dan amanat. Unsur-unsur tersebut merupakan kesatuan
untuk mendapatkan makna cerpen secara utuh.
Untuk menndapatkan unsur-unsur tersebut secara utuh diperoleh dari kegiatan
membaca. Kegiatan membaca tidak hanya sekedar membaca kata demi kata, kalimat
demi kalimat, paragraph demi paragraph tetapi diperlukan keterampilan membaca.
Membaca pada hakikatnya adalah suatu kegiatan memahami bacaan dalam rangka
memperoleh informasi atau pesan yang terkandung di dalam bacaan. Untuk
memperoleh kemampuan membaca yang memadai, seseorang memerlukan banyak
pengetahuan dan kemampuan lain sebagai pendukung. Hal ini berlaku pula pada
membaca cerpen.
Berdasarkan paparan di atas, dapat dikatakan bahwa unsur-unsur instrinsik cerpen
yang telah dibaca dapat diperoleh dengan membaca intensif. Akan tetapi
kenyataannya menunjukkan peserta didik kurang memiliki pengetahuan dan
kemampuan membaca intensif. Sehingga kemampuan dan mengungkapkan unsur-
unsur instrinsik cerpen yang dibacanya akan mengalami kesulitan.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
pengertian konflik dan titik cerita yang mengandung aksi terbanyak atau terpenting),
penyelesaian (bagian cerita dimana konflik dipecahkan), dan moralnya.
Karena pendek, cerita-ceita pendek dapat memuat pola ini atau mungkin pula
tidak. Sebagai contoh, cerita-cerita pendek modern hanya sesekali mengandung
eksposisi. Yang lebih umum adalah awal yang mendadak, dengan cerita yang dimulai
ditengah aksi. Seperti dalam cerita-ceita yang lebih panjang, plot dari cerita pendek
juga mengandung klimaks, atau titik balik. Namun demikian, akhir dari banyak cerita
pendek biasanya mendadak dan terbuka dan dapat mengandung (atau dapat pula
tidak) pesan moral atau pelajaran praktis.
Seperti banyak bentuk seni manapun, ciri khas dari sebuah cerita pendek berbeda-
beda menurut pengarangnya.
6
Dara merupakan gadis yang tumbuh di dalam keluarga berkecukupan, bahkan bisa
dibilang sangat kaya. Namun sayangnya Dara tidak bisa menopang tubuhnya sendiri
tanpa menggunakan bantuan kursi roda, sehingga merasa diacuhkan bahkan saat
berada di istana mewah tersebut.
Kedua orang tua Dara selalu mengacuhkannya karena merasa tidak ada yang bisa
diharapkan dari gadis dengan kursi roda tersebut. Sementara kakaknya mungkin saja
malu mempunyai adik dengan kondisi seperti Dara.
Setiap hari Dara hanya menghabiskan waktunya di dalam kamar dan sesekali
mengarahkan kursi rodanya menuju arah taman. Gadis yang berusia 17 tahun tersebut
sangat senang untuk menggambar di taman guna menghilangkan pikiran buruknya
yang menyesali keadaannya.
Suatu pagi Dara jatuh dari kursi rodanya, namun tidak ada seorangpun di dalam
rumah tersebut mendekat untuk menolongnya. Rasa kecewanya terhadap hal tersebut
membuat Dara memiliki kekuatan untuk menggerakan kursi rodanya ke arah taman
kompleks, berniat menenangkan diri.
Saat sedang terisak di taman, tiba-tiba Dara dihampiri oleh seorang gadis seusianya
dengan kondisi yang sama. Gadis tersebut mengulurkan tangan untuk Dara dan mulai
menyebutkan namanya, yaitu Hana. mereka berdua mudah sekali akrab, mungkin
karena keduanya saling mengerti kondisi masing-masing.
Tiba-tiba Hana Berkata, “ Dara, ingatlah bahwa tidak ada seorangpun di dunia ini
yang terlahir sia-sia. Mungkin kita tidak bisa berdiri tegak layaknya manusia lain.
Tapi, kita masih punya hak untuk merasakan bahagia. Cobalah untuk menerima
dirimu sendiri, Dara.” lalu, akhirnya gadis itu berpamitan pada Dara.
7
Dara mencoba mencerna perkataan dari Hana secara perlahan, meskipun seringkali ia
menangis ketika teringat kenyataan bahwa ia hanyalah seorang gadis yang diacuhkan.
Hal yang dipikirkan oleh Dara adalah bagaimana ia bisa mewujudkan mimpinya
dengan kondisi tersebut.
Mimpi Dara adalah menjadi seorang pelukis yang karyanya bisa dipajang di dalam
pameran besar. Hal yang dilakukan Dara untuk memulainya adalah rajin membuat
lukisan. Kesibukan tersebut juga dilakukan Dara untuk tidak memikirkan mengenai
dirinya yang selalu diacuhkan dan mulai memahami perkataan Hana.
Perlahan mimpi sang Dara mulai terwujud saat diam-diam ia sering memposting
lukisannya melalui media sosial. Hingga suatu hari ada seseorang datang ke rumah
Dara untuk menemui gadis itu guna mengajaknya untuk bergabung di dalam sebuah
pameran lukisan.
Kedua orang tua Dara terperangah mendengar ucapan pria tersebut, sebab tidak
menyangka bahwa Dara si gadis kursi roda bisa menghasilkan karya lukisan yang
indah. Dara hanya tersenyum melihat respon kedua orang tuanya dan memilih
menerima tawaran pameran tersebut.
Berbagai lukisan indah dipajang dalam pameran yang diberi tema Mimpi Sang Dara.
Orang tua Dara menghadiri pameran tersebut dan merasa terharu atas pencapaian
putri yang selama ini diacuhkannya. Sementara Dara merasa lega bisa menerima
keadaan fisiknya dan memanfaatkan apa yang dimiliki.
8
9. Amanat: jangan menyesali dan tetap optimis dengan keadaan fisikmu.
2.4 Nilai-nilai
Nilai Sosial: Tiba-tiba Dara menghampiri oleh seorang gadis seusianya dengan
kondisi yang sama. Gadis tersebut mengulurkan tangan untuk Dara
dan mulai menyebutkan namanya yaitu Hana. Mereka berdua
mudah sekali akrab, mungkin karena keduanya saling menegerti
kondisi masing-masing.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan uraian pembahasan di atas maka penulis menyimpulkan bahwa cerpen
merupakan jenis karya sastra modern yang dihasilkan dan berkembang dalam
kehidupan masyarakat modern. Cerpen (cerita pendek) ialah karangan pendek yang
berbentuk naratif. Cerpen mengisahkan sepenggal kehidupan manusia, yang penuh
pertikaian, mengharukan atau menyenangkan, dan mengandung kesan yang tidak
mudah dilupakan. Selain itu cerpen memiliki unsur intrinsik dan juga unsur ekstrinsik.
3.2 Saran
Saran-saran yang ingin disampaikan penulis dalam makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Dalam mencari unsur cerpen kita harus membaca cerpen dengan sekasama dari
awal hingga akhir cerita
2. Dalam penulisan cerpen kita harus menentukan langkah-langkah seperti
menentukan tema terlebih dahulu, menentukan tujuan, dan menyusun kerangka
cerpen.
10
DAFTAR PUSTAKA
Sumber : https://www.gramedia.com/best-seller/contoh-cerpen/
https://iainutuban.ac.id/2021/06/15/mimpi-sang-dara/
11