PERTEMUAN

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 49

AKUNTANSI UNTUK PENJUALAN ANGSURAN

 PENDAHULUAN
 PENJUALAN ANGSURAN AKTIVA TETAP
 PENJUALAN ANGSURAN BARANG DAGANGAN
 MASALAH TUKAR TAMBAH (TRADE-IN) DALAM PENJUALAN
ANGSURAN
 RANGKUMAN

1
Setelah mempelajari bab IV mengenai penjualan angsuran ini, diharapkan
para pembaca dapat:
1. Memahami pengertian penjualan angsuran aktiva tetap beserta prosedur
akuntansinya dengan menggunakan metode laba diakui pada tahun penjualan
dilakukan dan metode laba diakui proporsionil dengan penerimaan kas.
2. Memahami prosedur pencatatan dan perhitungannya apabila terjadi kegagalan
dalam pelunasan penjualan angsuran aktiva tetap.
3. Memahami pengertian penjualan angsuran barang dagangan beserta prosedur
akuntansinya dan penyajiannya dalam laporan keuangan.
4. Memahami prosedur pencatatan dan perhitungannya apabila terjadi masalah
pemilikan kembali barang dagangan karena pembeíi tidak mampu lagi
melunasinya.
5. Memahami prosedur pencatatan dan perhitungan transaksi tukar tambah
(trade-in) dalam penjualan angsuran.

4.1. Pendahuluan

Banyak cara yang digunakan oleh para penjual untuk menjual barang
dagangannya. Penjualan secara tunai saat ini cenderung sukar dilakukan, hal ini
disebabkan adanya persaingan antar penjual semakin ramai dan barang dagangan
semakin bervariasi baik dalam jenis, mutu, maupun merknya. Sedangkan
alternatif penggunaan uang tunaipun semakin banyak.
Untuk menarik para pembeli agar membelí barang dagangannya,
ditempuhlah suatu cara penjualan, yaitu penjualan secara angsuran. Penjualan
angsuran bisa juga disebut dengan penjualan cicilan atau penjualan secara kredit
(Installment Sale). Penjualan dengan menggunakan metode angsuran ini sudah
menjadi model saat ini. Perusahaan-perusahaan industri maupun perdagangan,
mulai dari penjualan barang dagangan untuk alat-alat rumah tangga, motor dan
mobil, real estate (perumahan), bahkan sampai angkutan udara.

2
Dengan adanya penjualan angsuran ini, pembeli akan merasa lebih ringan
untuk memiliki suatu barang yang bila dibeli secara tunai mungkin merasa sangat
berat atau tidak terjangkau oleh daya belinya. Dilain pihak penjual juga
mendapatkan keuntungan, yaitu selain barang dagangannya dapat laku
(menambah tingkat perputaran persediaan), juga akan mendapatkan laba dan
pendapatan bunga dari pembayaran angsuran.
Pengertian penjualan angsuran menurut Fischer, Taylor dan Leer (1986)
adalah “suatu jenis penjualan yang cara pembayarannya dapat dilakukan secara
bertahap dalam jumlah tertentu selama jangka waktu tertentu”.
Masalah yang timbul dengan adanya penjualan angsuran ini adalah
masalah pengakuan laba bagi penjual yang harus dilaporkan dalam laporan
keuangan setiap tahunnya. Hal ini dikarenakan penjualan angsuran mencakup
periode waktu lebih dan satu periode akuntansi bahkan meliputi beberapa periode
akuntansi.
Ada dua jenis penjualan angsuran yang akan dibahas dalam bab ini, yaitu
penjualan. Angsuran barang tidak bergerak (dalam hal ini disebut penjualan aktiva
tetap) dan penjualan angsuran barang bergerak (dalam hal ini disebut penjualan
angsuran barang dagangan). Juga akan dibahas mengenai prosedur akuntansi
penjualan angsuran dengan menggunakan metode Laba diakui pada saat penjualan
angsuran dilakukan dan metode Laba diakui proporsionil dengan penerimaan kas
dari pelunasan penjualan angsuran. Apabila dibuat skema pembahasan penjualan
angsuran, akan tampak sebagai berikut :

3
Metode laba diakui
pada saat penjualan
angsuran dilakukan

Penjualan Angsuran
Metode laba diakui
Aktiva Tetap (barang
proporsionil dengan
tidak bergerak)
penerimaan kas dari
Penjualan pelunasan angsuran
Angsuran
Kegagalan pelunasan
piutang angsuran
Aktiva Tetap

Metode laba diakui


proporsionil dengan
penerimaan kas dari
Penjualan Angsuran
pelunasan angsuran
Barang Dagangan
(barang bergerak)
Masalah kepemilikan
kembali Barang
Dagangan

Masalah tukar tambah


(Trade-In) dalam
penjualan angsuran

4.2 Penjualan Angsuran Aktiva Teíap

Penjualan angsuran aktiva tetap adalah penjualan aktiva tetap seperti


tanah, gudang dan sejenisnya yang pembayarannya dilakukan secara bertahap
dalam jumlah dan waktu yang telah ditentukan. Biasanya pembayaran angsuran
ini mempunyai tata aturan atau persyaratan sebagai berikut:

4
a. Pembayaran uang muka (Down Payment).
Pembayaran uang muka ini dilaksanakan secara tunai yang jumlahnya sebesar
prosentase tertentu dari harga jual aktiva tetap atau sebesar jumlah rupiah yang
ditentukan.
b. Pembayaran uang tunai periodik sebagai pembayaran angsuran. Biasanya
pembayaran angsuran ini telah ditentukan sebelumnya atau dapat juga
ditentukan besar kecilnya tergantung pada lamanya jangka waktu angsuran.
Jumlah rupiah setiap kaíi angsuran biasanya sudah termasuk biaya bunga tetapi
bisa juga belum termasuk biaya bunga (tergantung pada perjanjian antara
pembeli dan penjual).

Dalam penjualan angsuran aktiva tetap ini, hak pemilikan aktiva tetap
biasanya masih berada di tangan si penjual dan baru beralih pemilikannya kepada
si pembeli bila jangka waktu angsurannya telah habis atau angsurannya telah
lunas.
Suatu masalah yang timbul dalam pencatatan penjualan angsuran aktiva
tetap adaláh masalah pencatatan dan pengakuan laba. Hal ini disebabkan karena
jangka waktu angsuran terhadap penjualan aktiva tetap memerlukan waktu yang
panjang. Oleh karena itulah maka dalam akuntansi penjualan angsuran aktiva
tetap ini akan dibahas terlebih dahulu mengenai metode laba diakui pada tahun
penjualan angsuran terjadi, kemudian setelah itu baru dibahas penggunaan metode
laba diakui proporsionil dengan penerimaan kas dari pelunasan angsuran.

4.2.1 Penjualan Angsuran Aktiva Tetap Dengan Menggunakan Metode Laba


Diakui Pada Saat Penjualan Angsuran Dilakukan
Apabila dalam pencatatan penjualan angsuran menggunakan metode laba
diakui pada tahun penjualan, maka metode terscbut mempunyai ketentuan-
ketentuan akuntansi sebagai berikut:
a. Laba penjualan (yang merupakan selisih antara harga jual dengan harga
pokok), diakui seluruhnya pada tahun dilakukannya penjualan angsuran aktiva
tetap.

5
b. Akibat adanya pengakuan laba seluruhnya pada tahun dilakukannya penjualan,
maka pada tahun-tahun berikutnya sudah tidak ada pengakuan laba lagi.
c. Penerimaan kas sebagai hasil penagihan penjualan angsuran tahun
sebelumnya, akan dicatat sebagai penerimaan kas dan mengurangi piutang
angsuran.
d. Hasil penagihan yang merupakan pelunasan piutang angsuran pada setiap kali
angsur, dianggap sebagai pengembalian pokok piutang angsuran.
e. Apabila pembeli dibebani biaya bunga angsuran, pembayarannya dapat
dilakukan bersama-sama dengan pelunasan piutang angsuran. Jumlah biaya
bunga ini dapat di- bayar terpisah dari pelunasan piutang angsuran dan dapat
juga sudah termasuk dalam jumlah pelunasan piutang. Bunga ini oleh penjual
diakui sebagai.pendapatan bunga.

Untuk dapat memperoíeh gambaran yang lebih jetas mengenai


penggunaan metode laba diakui pada saat penjualan angsuran dilakukan, akan
diberikan contoh soal berikut ini.
Contoh 1 :
Pada awal tahun 20A, PT. "PRATIWI PERMAI" menjual 100 unit
kapling tanah dengan harga pokok per kapling Rp 14.000.000,00 dijual dengan
harga per kapling Rp 20.000.000,00. Penjualan tersebut dilakukan secara
berangsur dan pembayarannya diatur sebagai berikut:
- Pembayaran pertama dilakukan 6 bulan setelah transaksi dilakukan.
- Pembayaran angsuran dilakukan 6 bulan setelah ditambah dengan biaya 10% per
tahun dan saldo piutang angsuran.
- Jangka waktu angsuran 5 tahun (10 kali angsuran).
- Uang muka penjualan (Down Payment) ditentukan sebesar Rp 200.000.000,00.
- Jumlah pelunasan piutang angsuran tidak termasuk biaya bunga.

6
Berdasarkan pada contoh diatas, maka dapat ditentukan skedul pembayaran
angsuran sebagai berikut:
- Angsuran pertama dilakukan tanggal 1 Juli 20A, sedangkan angsuran ke 2
dilakukan tanggal 1 Januari 20B dan seterusnya.
- Angsuran ke 10 (yang merupakan angsuran terakhir) akan dilakukan pada tanggal
Januari 20B.
Jurnal dan perhitungan yang harus díbuat oleh PT. "PRATIWI PERMAI"
adalah sebagai berikut: (Lihat tiga halaman berikutnya).

7
Keterangan Jurnal

Tahun I

1. 1-Januari 20A 1. Kas ................................ Rp 200.000.000,00


Pada saat penjualan, diterima uang muka sebesar Piutang Angsuran ........ Rp 800.000.000,00
Rp 200.000.000,00 dan mencatat harga pokok piutang Tanah kapling ............................................Rp 700.000.000,00
angsuran dan labanya. Laba penjualan ..........................................Rp 300.000.000,00
Harga pokok = 50 x 14.000.000 = Rp 700.000.000,00
Harga jual = 50 x 20.000.000 = Rp 1.000.000.000,00
Laba penjualan = Rp 1.000.000.000,00 - Rp 700.000.000,00
= Rp 300.000.000,00
2. Kas ................................ Rp 120.000.000,00
2. 1-Juli 20A Piutang Pendapatan ..................................Rp 80.000.000,00
Penerimaan angsuran ke-1, besarnya : Pendapatan Bunga ....................................Rp 40.000.000,00
800.000.000. = Rp 80.000.000,00
10
Bunga dihitung sebagai berikut :
6 x 10% x 800.000.000 = Rp 40.000.000,00
12

8
3.
3. 31-Desember 20A a. Piutang Bunga Rp 36.000.000,00
a. Menyesuaikan adanya pendapatan dari angsuran kedua Pendapatan Bunga .................................. Rp 36.000.000,00
6
sebesar (800.000.000 – 80.000.000) x 10% x =
12
Rp 36.000.000,00 b. Laba Penjualan Rp 300.000.000,00
b. Membuat jurnal penutup tahun 1989 untuk menutup laba Pendapatan Bunga .................................. Rp 76.000.000,00
penjualan dan pendapatan bunga dari angsuran ke-1 dan Rugi – Laba ........................................ Rp 376.000.000,00
penyesuaian.

Tahun II 4.
a. Pendapatan Bunga Rp 36.000.000,00
4. 1-Januari 20B
Piutang Bunga ................................... Rp 36.000.000,00
a. Membuat jurnal balik (Reversing Entries) untuk
pendapatan bunga tang telah dicatat tanggal 31 Des –
b. Kas Rp 116.000.000,00
1989 (penyesuaian)
Piutang Angsuran .............................. Rp 80.000.000,00
b. Penerimaan angsuran ke-2 sebesar Rp 80.000.000,00 dan
Pendapatan bunga.............................. Rp 36.000.000,00
pendapatan bunga sebesar Rp 36.000.000,00
5.
5. 1-Juli 20B a. Kas Rp 112.000.000,00

9
- Penerimaan angsuran ke-3 sebesar Rp 80.000.000,00 Piutang Angsuran .............................. Rp 80.000.000,00
- Bunga dihitung sebagai berikut : Pendapatan bunga.............................. Rp 32.000.000,00

6
(800.000.000,00 – 160.000.000,00) x 10% x
12

= Rp 32.000.000,00
6.
a. Piutang Bunga Rp 28.000.000,00
6. 31-Desember 20B
Pendapatan bunga.............................. Rp 28.000.000,00
a. Membuat penyesuaian adanya pendapatan bunga dari
angsuran ke-4 sebesar (800.000.000 – 240.000.000) x 10%
x 6 = Rp 28.000.000,00
12 b. Pendapatan Bunga Rp 60.000.000,00
Rugi – Laba ........................................ Rp 60.000.000,00
b. Membuat jurnal tutup tahun 20B yang berasal dari
pendapatan bunga angsuran ke-3 dan penyesuaian.

Catatan : Rekening piutang angsuran didalam neraca akan


disajikan dalam golongan aktiva lancar disertai penjelasan.

10
Tahun III 7.
a. Pendapatan Bunga Rp 28.000.000,00
7. 1-Januari 20C
Piutang Bunga ................................... Rp 28.000.000,00
a. Membuat jurnal balik (Reversing Entries) untuk
pendapatan bunga tang telah dicatat tanggal 31 Des –
b. Kas Rp 108.000.000,00
20B
Piutang Angsuran .............................. Rp 80.000.000,00
b. Penerimaan angsuran ke-4 sebesar Rp 80.000.000,00 dan
Pendapatan bunga.............................. Rp 26.000.000,00
pendapatan bunga sebesar Rp 28.000.000,00

8.
8. 1-Juli 20C Kas Rp 104.000.000,00
Piutang Angsuran .............................. Rp 80.000.000,00
- Penerimaan angsuran ke-5 sebesar Rp 80.000.000,00
Pendapatan bunga.............................. Rp 24.000.000,00
- Bunga dihitung sebagai berikut :
6
(800.000.000,00 – 320.000.000,00) x 10% x
12

= Rp 24.000.000,00

11
9.

9. 31-Desember 20C a. Piutang Bunga Rp 20.000.000,00

a. Membuat penyesuaian adanya pendapatan bunga sebesar Pendapatan bunga.............................. Rp 20.000.000,00

(800.000.000 – 400.000.000) x 10% x 6


12
b. Pendapatan Bunga Rp 44.000.000,00
= Rp 20.000.000,00
Rugi – Laba ........................................ Rp 44.000.000,00

b. Membuat jurnal penutup untuk mengakui pendapatan


tahun 20C yang berasal dari pendapatan bunga angsuran
ke-5 dan penyesuaian.

12
13
Berdasarkan jurnal dan perhitungan dalam tabel pada tiga halaman
tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa:
1. Laba hanya diakui pada tahun terjadinya penjualan angsuran saja,
sedangkan untuk tahun-tahun berikutnya (tahun 20B, tahun 20C, dan
tahun-tahun selanjutnya) sudah tidak ada pengakuan laba lagi.
2. Jurnal penyesuaian yang dibuat setiap tanggal 31 Desember setiap tahunnya
adalah untuk mengakui pendapatan bunga yang sudah menjadi milik
perusahaan, tetapi pembayaran bunga oleh pembeli barulah pada hari
berikutnya bersama-sama saat pembayaran angsuran (yaitu tanggal 1
Januari). Akibatnya pada saat penyesuaian dibuat masih merupakan
piutang bunga.
3. Apabila dibandingkan antara jurnal untuk tahun ke-2 dan ke-3, maka terlihat
bahwa keduanya mempunyai jurnal yang sama, demikian pula cara
perhitungannya.
Untuk tahun-tahun berikutnya, yaitu tahun ke-4 dan tahun ke-5, jurnal dan
perhitungan yang dibuat oleh PT "PRATIWI PERMAI" akan sama seperti jurnal
dan perhitungan pada tahun ke-2 dan tahun ke-3. Perbedaan yang ada hanya
pada besarnya kas dan pendapatan bunga yang diterima, sedangkan jumlah
piutang angsuran yang dilunasi (pokok angsuran) tetap berjumlah Rp
80.000.000,00 setiap kali angsur.
4.2.2. Penjualan Angsuran Aktiva Tetap dengan Menggunakan Metode Laba
Diakui Proporsionil Dengan Penerimaan Kas Dari Pelunasan Angsuran
Pada metode laba diakui proporsionil dengan penerimaan kas, ketentuan-
ketentuan akuntansinya adalah sebagai berikut:
a. Laba penjualan (yang merupakan selisih antara harga jual dengan harga
pokok) yang timbul pada saat transaksi penjualan dilakukan. dimasukkan
ke dalam rekening "Laba Kotor Belum Direalisasi (Unrealized Gross
Profit)" yang untuk selanjutnya dalam buku ini disingkat LKBD.
b. Setiap akhir tahun, perusahaan mengakui adanya laba kotor sebesar
prosentase 1aba kotor dikalikan jurnlah kas yang diterima. Jumlah kas
yang diterima ini tidak termasuk kas dari pendapatan bunga. Tetapi bila

14
ada uang muka, maka uang muka tersebut termasuk dalam jumlah kas
yang diterima.
c. Prosentase laba.kotor dicatat dengan menggunakan rumus:
Harga jual - Harga pokok
----------------------------------- X 100%
Harga jual

d. Jumlah rupíah yang didapatkan dari perkalian antara prosentase laba kotor
dengan jumlah kas yang diterima adalah merupakan "Laba kotor yang
Direalisasi (Realized Gross Proñt)" yang untuk selanjutnya dalam buku
ini disingkat LKD.
e. Laba Kotor yang Direalisasi ini adalah yang digunakan untúk
menyesuaikan LKBD, dan LKD ini adalah merupakan laba yang
diakui pada laporan Laba-Rugi untuk periode yang bersangkutan.
f. Pendapatan bunga dicatat dan diakui tersendiri di luar laba kotor yang
direalisasi.
g. LKBD yang belum disesuaikan dengan LKD, akan disajikan di dalam
neraca pada sebelah Pasiva di bawah kelompok hutang. Sedangkan
LKD akan disajikan di dalam laporan Laba-Rugi sebagai laba periode
yang bersangkutan.
Untuk lebih jelasnya mengenai penggunaan metode laba diakui
proporsionil dengan penerimaan kas, berikut ini diberikan contoh
mengenai data dari penjualan angsuran milik PT "SURADJI MOTOR".
Contoh 2:
Pada awal tahun 20B PT "SURADJI MOTOR" menjual 5 buah
mobil yang mem-punyai harga pokok @ Rp 7.000.000,00 dan dijual
dengan harga @ Rp 10.000.000,00. Pembayaran pertama dilakukan secara
tunai dengan uang muka pembayaran @ Rp 2.000.000,00 dan sisanya
diangsur selama 10 kali angsuran. Pembayaran dilakukan seííap 6 bulan
sekali ditambah Rengan biaya bunga 10% per tahun dari saldo pokok

15
angsuran. Angsuran pertama dilakukan 6 bulan setelah transaksi penjualan
dilakukan. Juinlah pelunasan angsuran tidak termasuk pendapatan bunga.
Berdasarkan data penjualan angsuran di atas, PT "SURADJI
MOTOR" dapat membuat jurnal dan perhitungan sebagai berikut:

16
Jurnal
Keterangan

Tahun I
1. Kas ................................ Rp 10.000.000,00
1. 1-Januari 20B
Piutang Angsuran ........ Rp 40.000.000,00
Pada saat penjualan, diterima uang muka sebesar
Mobil ............................................Rp 35.000.000,00
Rp 10.000.000,00 dan mencatat harga pokok serta mengakui
LKBD ..........................................Rp 15.000.000,00
adanya LKBD
Harga jual = 5 x 10.000.000 = Rp 50.000.000,00
Harga pokok = 5 x 7.000.000 = Rp 35.000.000,00

2. 1-Juli 20B 2. Kas ................................ Rp 6.000.000,00

Penerimaan angsuran ke-1, sebesar : Piutang angsuran ..........................Rp 4.000.000,00

Rp 40.000.000,00. = Rp 4.000.000,00 Pendapatan Bunga ........................Rp 2.000.000,00

10 kali angsuran
Dan pendapatan bunga sebesar Rp 2.000.000,00 yang
berasal dari :
6 x 10% x Rp 40.000.000,00
12

17
3. 31-Desember 20B 3.
a. Penyesuaian terhadap pendapatan bunga sebesar Rp a. Piutang Bunga Rp 1.800.000,00
1.800.000,00 Pendapatan Bunga ........................... Rp 1.800.000,00
( 6 x 10% x Rp 36.000.000,00)
12

b. Penyesuaian LKBD menjadi LKD dengan cara sebagai b. LKBD .......... Rp 4.200.000,00
berikut : LKD .......................................... Rp 4.200.000,00
15.000.000,00
- % Laba kotor x 100% = 30%
50.000.000,00

- Kas yang diterima dari penjualan angsuran selama


tahun 1988 adalah sebagai berikut :
Uang muka = Rp 10.000.000,00
Angsuran ke-1 = Rp 4.000.000,00
Rp 14.000.000,00
- LKD = 30% x Rp 14.000.000,00 = Rp 4.200.000,00

c. LKD .................... Rp 4.200.000,00


c. Membuat jurnal penutup untuk tahun 20B untuk
Pendapatan Bunga Rp 3.800.000,00
menutup Laba dan Pendapatan bunga ke Laba-Rugi.

18
Tahun II

4. 1-Januari 20C 4.
a. Membuat jurnal balik (Reversing Entries) untuk a. Pendapatan Bunga ........ Rp 1.800.000,00
pendapatan bunga Piutang Bunga ............................. Rp 1.800.000,00
b. Penerimaan angsuran ke-2 sebesar Rp 4.000.000,00 dan b. Kas ................................ Rp 5.800.000,00
pendapatan bunga sebesar Rp 1.800.000,00 Piutang Angsuran ......................... Rp 4.000.000,00
Pendapatan bunga......................... Rp 1.800.000,00

5. 1-Juli 20C 5.
- Penerimaan angsuran ke-3 sebesar Rp 4.000.000,00 dan a. Kas ................................. Rp 5.600.000,00
pendapatan bunga sebesar Rp 1.600.000,00 Piutang Angsuran ......................... Rp 4.000.000,00
Pendapatan bunga......................... Rp 1.600.000,00
6
( x 10% x Rp 32.000.000,-)
12

6. 31-Desember 20C 6.
a. Penyesuaian terhadap pendapatan bunga sebesar Rp a. Piutang Bunga ............... Rp 1.400.000,00
1.400.000,00 Pendapatan bunga......................... Rp 1.400.000,00

19
( 6 x 10% x Rp 28.000.000,00
12

b. Menyesuaikan LKBD menjadi LKD dengan b. LKBD .......... Rp 2.400.000,00


perhitungan sebagai berikut : LKD ........................................ Rp 2.400.000,00
- Jumlah kas yang diterima :
Angsuran ke-2 = Rp 4.000.000,00
Angsuran ke-3 = Rp 4.000.000,00
Jumlah = Rp 8.000.000,00
- LKD = 30% x Rp 8.000.000,00 = Rp
2.400.000,00 c. LKD ......................... Rp 2.400.000,00

c. Membuat jurnal penutup untuk tahun 19C untuk Pendapatan bunga .... Rp 3.000.000,00

menutup Laba dan bunga ke rugi-laba. Rugi - Laba............................... Rp 5.400.000,00

Tahun III 7.
a. Pendapatan Bunga .......... Rp 1.400.000,00
7. Tanggal 1-Januari 20D
Piutang Bunga ............................. Rp 1.400.000,00
a. Membuat jurnal balik (Reversing Entries) untuk
pendapatan bunga (penyesuaian tanggal 31 Desember
19C)

20
b. Penerimaan angsuran ke-4 sebesar Rp 4.000.000,00 dan b. Kas ................................ Rp 5.400.000,00
pendapatan bunga sebesar Rp 1.400.000,00 Piutang Angsuran ......................... Rp 4.000.000,00
Pendapatan bunga......................... Rp 1.400.000,00

8. Tanggal 1-Juli 20D 8.


Kas ................................ Rp 5.200.000,00
- Penerimaan angsuran ke-5 sebesar Rp 4.000.000,00 dan
Piutang Angsuran ......................... Rp 4.000.000,00
pendapatan bunga sebesar Rp 1.200.000,00 yang berasal
Pendapatan bunga......................... Rp 1.200.000,00
dari :

6
( 12 x 10% x Rp 24.000.000,00)

9.
9. Tanggal 31-Desember 20D
a. Piutang Bunga .... Rp 1.000.000,00
a. Penyesuaian adanya pendapatan bunga sebesar Rp
Pendapatan bunga......................... Rp 1.000.000,00
1.800.000,00

6
( x 10% x Rp 20.000.000,00)
12

b. Menyesuaikan LKBD menjadi LKD dengan

21
perhitungan sebagai berikut : b. LKBD .......... Rp 2.400.000,00
- Kas dari angsuran ke-4 = Rp LKD ........................................ Rp 2.400.000,00
4.000.000,00
Kas dari angsuran ke-5 = Rp 4.000.000,00
Jumlah yang diterima = Rp 8.000.000,00
LKD = 30% x Rp 8.000.000,00 = Rp 2.400.000,00
c. LKD ......................... Rp 2.400.000,00
c. Membuat jurnal penutup untuk tahun 19D untuk
Pendapatan bunga .... Rp 2.200.000,00
menutup Laba dan bunga ke rugi-laba.
Rugi - Laba................................... Rp 4.600.000,00

22
Berdasarkan jurnal dan perhitungannya dalam tabel diatas, maka
dapat diberikan beberapa penjelasan sebagai berikut:
a. Laba penjualan angsuran akan diakui setiap tahun yang besarnya
tergantung pada besarnya kas yang diterima pada tahun yang
bersangkutan. Hal ini terbukti pada tahun ke-1 (20B) jurnal LKD
sebesar Rp 4.200.000,00 sedangkan untuk tahun 20C dan 19D
masing-masing sebesar Rp 2.400.000,00. Hal ini disebabkan karena
jumlah kas yang diterima selama tahun 19B lebih besar daripada
jumlah kás yang diterima pada tahun 20C dan 20D.
b. Untuk tahun 2019C dan 20D, jurnal dan cara perhitungannya persis
sama, hanya berbeda pada jumlahnya.
Untuk tahun ke-4 dan tahun-tahun berikutnya, jurnal yang dibuat
oleh PT "SURADJÍ MOTOR" sama seperti tahun ke-2 dan tahun ke-3.
Perbedaan yang ada hanya terletak pada jumlah pendapatan bunga yang
semakin kecil karena saldo pokok piutang angsuran juga semakin kecil
akibat sudah ada pelunasan pada tahun sebelumnya.

4.2.3. Kegagalan Pelunasan Piutang Angsuran Aktiva Tetap


Apabila terjadi si pembeli tidak mampu untuk melunasi
angsurannya sampai lunas, maka ini berarti seluruh laba yang
dípcrhitungkan tidak dapat semuanya direalisasikan. Dengan adanya
kegagalan pelunasan ini, biasanya aktiva tetap yang ter-jual dimiliki
kembali oleh si penjual dan aktiva tetap tersebut dinilai sebesar nilai
pasar pada saat aktiva tetap tersebut ditarik/dimiliki kembali.
Sedangkan jumlah pembayaran pelunasan angsuran yang telah dibayar
oleh pembeli tidak dapat diminta kembali oleh pembeli.
Adanya kegagalan pelunasan angsuran tersebut, perusahaan yang
menjual akan mengakui adanya laba atau rugi pemilikan kembali.
Besarnya laba atau rugi pemilikan kembali yang diakui tergantung pada
metode laba yang digunakan dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Untuk metode laba diakui pada saat penjualan angsuran dilakukan,


laba atau rugi dihitung dengan cara membandingkan nilai aktiva
tetap yang dimiliki kembali dengan jumlah piutang angsuran yang
23
belumdilunasi.
2. Untuk metode laba diakui proporsionil dengan penerimaan kas, laba
atau rugi dihitung dengan cara jumlah nilai aktiva tetap yang
dimiliki ditambah pengurangan laba kotor yang belum direalisasi
dibandingkan dengan jumlah piutang angsuran yang belum dilunasi.
Untuk memperoleh gambaran yang jelas dari adanya masalah
kegagalan pelunasan penjualan angsuran ini dapat diikuti dalam contoh
berikut ini.
Contoh 3 :
Seorang pengusaha menjual secara angsuran aktiva tetap yang
mempunyai harga pokok Rp 80.000.000,00 dan dijual dengan harga
jual Rp 100.000.000,00. Uang muka ditentukan sebesar Rp
30.000.000,00 dan sisanya dibayar secara angsuran. Setelah membayar
angsuran sejumlah Rp 40.000.000,00 pembeli menyatakan tidak mau
lagi untuk melunasi sisa angsurannya dan akibatnya aktiva tetap
tersebut ditarik kembali oleh pengusaha tersebut dan nilai pada saat
dimilíki kembali adalah Rp 28.000.000,00
Berdasarkan pada contoh diatas, pengusaha tersebut akan
membuat jurnal dan perhitungannya sebagai berikut:
1) Bila pembukuannya menggunakan metode laba diakui pada saat penjualan.
Dengan metode ini, terlebih dahulu dihitung jumlah piutang
angsuran yang belum dílunasi kemudian dibandingkan dengan nilai
pemilikan kembali aktiva tetap.
Jumlah piutang angsuran awaí adalah:
Rp 100.000.000,00 - Rp 30.000.000,00 = Rp 70.000.000,00
Jumlah angsuran yang telah dibayar = Rp 40.000.000,00
Piutang angsuran yang belum dibayar = Rp 30.000.000,00
Nilai pemilikan kembali Aktiva Tetap = Rp 28.000.000,00
Rugí pemilikan kembali = Rp 2.000.000,00
Jurnal yang dibuat oieh pengusaha tersebut adalah sebagai berikut:
Aktiva tetap................................ Rp 28.000.000,00
Rugi pemilikan kembali............. Rp 2.000.000,00
Piutang angsuran............................................. Rp 30.000.000,00

24
2) Bila pembukuannya menggunakan metode laba diakui secara proporsionil
dengan penerimaan kas.
Dengan metode ini, cara perhitungan rugi - laba pemilikan kembali
adalah sebagai berikut:
- Menghitung Tingkat laba kotor =
Rp 100.000.000,00 - Rp 80.000.000,00
X 100% = 20%
Rp 100.000.000,00
- Jumlah piutang angsuran yang belum dibayar adalah :
Rp 70.000.000,00 - Rp 40.000.000,00 = Rp 30.000.000,00
- Laba Kotor yang Belum Direalisasi (LKBD) harus disesuaikan
(dikurangi) sebesar 20% X Rp 30.000.000,00 = Rp 6.000.000,00
Berdasarkan perhitungan diatas, jurnal yang harus dibuat adalah :
Aktiva tetap................... Rp 28.000.000,00
LKBD............................ Rp 6.000.000,00
Piutang angsuran.............................. Rp 30.000.000,00
Laba pemilikan kembali................... Rp 4.000.000,00
Dari jurnal di atas dapat diketahui bahwa jumlah laba pemilikan
kembali aktiva tetap adalah Rp 4.000.000,00

4.3. Penjualan Angsuran Barang Dagangan


4.3.1. Pengertian Penjualan Angsuran Barang Dagangan
Penjualan angsuran barang dagangan proses akuntansinya hampir
sama dengan penjualan angsuran aktiva tetap. Perbedaannya terletak
pada beberapa hal. Hal yang pokok yang perlu diketahui adalah bahwa
dalam penjualan angsuran barang dagangan tingkat perputaran
penjualannya lebih cepat bila dibandingkan dengan penjualan angsuran
aktiva tetap. Oleh karena itulah, maka didalam penjualan angsuran
barang dagangan tidak memperhitungkan tinacal bunga angsuran, dan
metode laba yang digunakan hanya satu metode, yaitu metode laba
diakui proporsionil dengan penerimaan kas.
Seperti halnya pada penjualan angsuran aktiva tetap, untuk
penjualan angsuran barang dagangan mempunyai ketentuan-ketentuan
sebagai berikut:
1. Pembayaran uang muka (Down Payment)
25
Pembayaran uang muka ini dilaksanakan secara tunal yang
jumlahnya sebesar pro-sentase tertentu dari harga jual barang
dagangan atau sebesar jumlah rupiah yang telah ditentukan. Saat
pembayaran uang muka dilakukan sesuai dengan perjanjian yang
biasanya pada awal diadakannya transaksi.
2. Pembayaran uang tunai periodik sebagai pembayaran angsuran.
Besarnya pembayaran angsuran ini telah ditentukan sebelumnya
atau dapat juga ditentukan besar kecilnya tergantung pada lamanya
jangka waktu angsuran.
Dalam penjualan angsuran barang dagangan ini, tidak ada
pengakuan pendapatan bunga seperti pada penjualan angsuran aktiva
tetap.
Untuk transaksi penjualan angsuran barang dagangan, ketentuan
akuntansinya adalah sebagai berikut:
1. Laba diakui sebesar prosentase laba kotor dikalikan kas yang
direalisasi dari penjualan angsuran (Proporsionil dengam
penerimaan kas).
2. Piutang angsuran diberi tanda tahun terjadinya agar dapat
diidentifikasi dengan jelas hubungannya dengan laba kotor yang
direalisasi pada tahun yang bersangkutan dengan piutang tersebut.
3. Transaksi penjualan angsuran barang dagangan sering terjadi dari
tahun ke tahun, sehingga di dalam Neraca masing-masing piutang
angsuran harus diberi tanda tahun,
4. Laba kotor belum direalisasi, juga harus diberi tanda tahun agar
jelas hubungannya dengan piutang angsuran tahun terjadinya.
5. Pencatatan persediaan barang dagangan dapat menggunakan
metode fisik atau metode perpetuel.
Untuk rhemperoleh pemahaman penjualan angsuran barang
dagangan, berikut ini diberikan contoh mengenai transaksi yang
berhubungan dengan penjualan tersebut. Dengan anggapan bahwa
transaksi penjualan sudah terjadi 3 tahun yang lalu, maka di dalam
Neraca PT. "KURNIASARI" tampak seperti di bawah ini.

Contoh 4:
26
Berikut ini adalah Neraca per 1 - Desember 2016 milik PT
"KURNIASARI' yang menjual barang dagangannya secara reguler dan
secara angsuran:

PT. "KURNIASARI1
Neraca
1 - Desember 2016

Kas ............................ Rp 400.000,00 Hutang dagang Rp


Piutang reguler............ Rp 1.200.000,00 1.000.000,00

Piutang angsuran 1994. Rp 800.000,00 Hutang lain-lain ....... Rp 1.400.000,00


Piutang angsuran 1995. Rp 800.000,00 LKBD 1994(20%) ... Rp 200.000,00
Piutang angsuran 1996. Rp 1.200.000,00 LKBD 1995(25%) ... Rp 240.000,00
Persediaan .................. Rp2.400.000,00 LKBD 1996(20%) ... Rp 600.000,00
Aktiva tetap (bersih)..... Rp3.200.000,00 Modal saham ........... Rp 4.000.000,00
Jumlah = Rp 10.000.000,00 Laba yang ditahan .... Rp 2.560.000,00
Jumlah = Rp 10.000.000,00

27
Transaksi-transaksi yang terjadi selama tahun 2016 adalah sebagai
berikut:
Penjualan untuk tahun 2016 adalah terdiri dari penjualan reguler Rp
2.400.000,00 dan penjualan angsuran Rp 3.000.000,00
Jumlah piutang yang tertagih selama tahun 1996 adalah:
- Piutang reguler Rp 800.000,00
- Piutang angsuran 1994 Rp 400.000,00
- Piutang angsuran 1995 Rp 600.000,00
- Piutang angsuran 1996 Rp 800.000,00
3. Biaya-biaya operasi selama tahun 2016 adalah Rp 400.000,00
4. Penghapusan piutang untuk tahun 2016 sejumlah Rp 500.000,00 yang
terdiri dari;
- Penghapusan piutang reguler
Rp 200.000,00
- Penghapusan piutang angsuran 2014 Rp 200.000,00
- Penghapusan piutang angsuran 2015 Rp 100.000,00
5. Kebijaksanaan penjualan yang ditempuh oleh perusahaan adalah:
Harga pokok penjualan reguler adalah 60% dari penjualan, sedang harga
pokok penjualan angsuran adalah 80% dari penjualan angsuran.
Berdasarkan data pada contoh diatas, PT. "KURNIASARI" akan
membuat catatan sebagai berikut: (Lihat tabel hal 128).
Setelah diadakan pencatatan seperti dalam tabel di atas, apabila
dibuat Neraca dan Laporan Laba-Rugi akan tampak sebagai berikut:

28
PT. "KURNIASARI
Neraca
31 – Desember 2016

Kas ................................. Rp 2.600.000,00 Hutang dagang .............. Rp 1.000.000,00

1.Piutang reguler............ Rp 2.600.000,00 Hutang lain-lain ............. Rp 1.400.000,00

2.Piutang angsuran 1994 Rp 200.000,00 LKBD 1994 (20%) ........ Rp 80.000,00

3.Piutang angsuran 1995 Rp 100.000,00 LKBD 1995 (25%) ........ Rp 65.000,00

4.Piutang angsuran 1996 Rp 3.400.000,00 LKBD 1996 (20%) ........ Rp 1.040.000,00

5.Persediaan ................... Rp (1.440.000,00) Modal Saham ................. Rp 4.000.000,00

Aktiva tetap (bersih) ... Rp 3.200.000,00 Laba yang ditahan ........ Rp 3.075.000,00

Jumlah Rp 10.660.000,00 Jumlah Rp 10.660.000,00

Keterangan :

1. 1.200.000.00 + 2.400.000,00 - 800.000,00 - 200.000,00 = 2.600.000,00


2. 800.000,00 - 400.000,00 - 200.000.00 = 200.000,00
3. 800.000,00 - 600.000,00 - 100.000,00 = 100.000,00
4. 1.200.000,00 + 3.000.000,00 - 800.000,00 = 3.400.000,00
5. 2.400.000,00 - 3.840.000,00 = (1.440.000) Jurnal 5a

29
Keterangan Jurnal
1. Mencatat penjualan reguler sebesar Rp 2.400.000,00 dan 1. Piutang reguler ............ Rp 2.400.000,00
penjualan angsuran Rp 3.000.000,00. Piutang Angsuran ........ Rp 3.000.000,00
Penjualan reguler ........................... Rp 2.400.000,00
Penjualan angsuran ........................ Rp 3.000.000,00
2. Mencatat piutang yang berhasil ditagih selama tahun 2. Kas .............................. Rp 2.600.000,00
2016. Piutang reguler ............................... Rp 800.000,00
Piutang angsuran 1994 ................... Rp 400.000,00
Piutang angsuran 1995 ................... Rp 600.000,00
Piutang angsuran 1996 ................... Rp 800.000,00
3. Mencatat biaya-biaya operasi selama tahun 2016 sebesar
3. Biaya Operasi .............. Rp 400.000,00
Rp 400.000,00
Kas ................................................. Rp 400.000,00
4. Penghapusan piutang angsuran akan mempengaruh
4. Penghapusan piutang .. Rp 435.000,00
ibesarnya LKBD sebesar prosentase laba kotornya.
LKBD 2014 ................ Rp 40.000,00
LKBD akan didebit sejumlah prosentase laba kotornya
LKBD 2015 ................ Rp 25.000,00
dikalikan jumlah piutang angsuran yang dihapus. LKBD
Piutang reguler ............................... Rp 200.000,00
yang dihapus untuk tahun 2014 = 20% x 200.000 = Rp
Piutang angsuran 2014................... Rp 200.000,00
40.000,00. LKBD yang dihapus untuk tahun 1995 = 25%
Piutang angsuran 2015 ................... Rp 100.000,00
x 100.000 = Rp 25.000,00.

30
5. Pada tanggal 31 Desember 2016 5.
Mencatat jurnal penyesuaian yang meliputi :
a. Mencatat Harga Pokok Penjualan (HPP) reguler dan a. HPP reguler ............ Rp 1.440.000,00
angsuran : HPP angsuran ......... Rp 2.400.000,00
- Reguler 60% x Rp 2.400.000,00 = Rp 1.440.000,00 Persediaan barang ...................... Rp 3.840.000,00
- Angsuran 80% x Rp 3.000.000,00 = Rp
2.400.000,00
b. Mencatat LKBD untuk tahun 2016 dan menutup HPP b. Penjualan angsuran. Rp 3.000.000,00

angsuran dan penjualan angsuran. HPP angsuran ............................ Rp 2.400.000,00


LKBD 2016 ............................... Rp 600.000,00
c. Menyesuaikan LKBD dengan LKD. LKD dihitung c. LKBD 2014 ............ Rp 80.000,00
dengan cara prosentase laba kotor dikalikan piutang LKBD 2015 ............ Rp 150.000,00
angsuran yang tertagih : LKBD 2016 ............ Rp 160.000,00
- LKBD 2014 = 20% x Rp 400.000,00 = Rp 80.000,00 LKD............................................. Rp 390.000,00
- LKBD 2015 = 25% x Rp 600.000,00 = Rp150.000,00
- LKBD 2016 = 20% x Rp 800.000,00 = Rp160.000,00
6. Membuat jurnal penutup : 6. LKD .......................... Rp 390.000,00

- Menutup biaya operasi Penjualan reguler ....... Rp 2.400.000,00

- Menutup penghapusan piutang Biaya operasi .............................. Rp 400.000,00

31
- Menutup HPP reguler Penghapusan piutang ....................... Rp 435.000,00
- Menutup penjualan reguler HPP reguler ...................................... Rp 1.440.000,00
- Menutup LKD Laba-Rugi......................................... Rp 515.000,00

32
PT. "KURNIASARI
Laporan Laba-Rugi
31 - Desember 2016

Reguler Angsuran Total

Penjualan Rp 2.400.000,00 Rp 3.000.000,00 Rp 5.400.000,00


Harga pokok penjualan Rp 1.440.000,00 Rp 2.400.000,00 Rp 3.840.000,00
Laba kotor penjualan Rp 960.000,00 Rp 600.000,00 Rp 1.560.000,00
Dikurangi :
LKBD angsuran 2016
(lihat jurnal 5b & 5c) (600-160) - Rp 440.000,00 Rp 440.000,00
LKD Penjualan 2016 Rp 960.000,00 Rp 160.000,00 Rp 1.120.000,00
Ditambah :
Realisasi LKD 2014 & 2015 (lihat jurnal 5c) (80+150) Rp 230.000,00 +
Jumlah realisasi Laba Kotor tahun 2016 Rp 1.350.000,00
Biaya operasi Rp 400.000,00
Penghapusan piutang Rp 435.000,00
Jumlah biaya tahun 2016 Rp 835.000,00 –
Laba bersih tahun 2016 Rp 515.000,00

PT. "KURNIASARI
Laporan Laba yang Ditahan
31 - Desember 2016

Laba yang ditahan per 1 Desember 2016 .................................. Rp 2.560.000,00


Laba bersih 1996 (dari laporan Laba-Rugi) .............................. Rp 515.000,00
Jumlah laba yang ditahan per 31 Desember 2016 .................... Rp 3.075.000,00*)

*) Jumlah laba yang ditahan sebesar Rp 3.075.000,00 ini akan tampak dalam Neraca PT.
“KURNIA” per 31 Desember 2016.

33
34
Berdasarkan contoh soal dan penyelesaiannya di atas, dapat diambil
kesimpulan bahwa penjualan angsuran barang dagangan hanya
menggunakan satu metode pengakuan laba yaitu laba diakui secara
proporsionil dengan penerimaan kas. Satu hal lagi yang harus diketahui
adalah bahwa apabila terjadi kegagalan dalam penjualan angsuran barang
dagangan, kegagalan tersebut akan diikuti pula pengurangan pada LKBD
tahun yang bersangkutan.
4.3.2. Masalah Pemilíkan Kembali Barang Dagangan
Apabila terjadi seorang pembeli gagal untuk memenuhi
kewajibannya untuk melunasi angsuran seperti yang tercantum dalam surat
perjanjian penjualan angsuran, maka barang yang bersangkutan ditarik dan
dimiliki kembali oleh penjual. Dalam transaksi semacam ini, catatan yang
harus dibuat pada buku penjual akan menyangkut:
a. Pencatatan pemilíkan kembali barang dagangan.
b. Menghapuskan saldo piutang penjualan angsuran atas barang dagangan
tersebut.
c. Menghapuskan laba kotor yang belum direalisasi yang berhubungan
dengan barang tersebut.
d. Pencatatan keuntungan dan kerugian karena adanya pemilikan kembali
barang dagangan tersebut.
Hal yang perlu diperhatikan dalam pemilikan kembali barang
dagangan adalah dilakukan penilaian kembali harga barang yang
bersangkutan. Penilaian kembali harus barang yang dikembalikan tersebut
sangat diperlukan karena guna mengetahui laba- rugi pemilikan kembali.
Penilaian keinbali harga barang tersebut juga harus mempertimbangkan
tingkat laba normal yang dapat diharapkan apabila barang yang dimiliki
kembali tersebut dapat dijual lagi.
Prosedur perhitungan dan pencatatannya adalah mendebit rekening
barang dagangan dimiliki kembali beserta penghapusan Laba Kotor yang
Belum Direalisasi yang bersangkutan dengan piutang penjualan
angsurannya, serta Rugi-Laba (bila ada dari transaksi pemilikan kembali,

35
dan mengkredit piutang angsuran serta Laba (bila ada dari transaksi
pemilikan kembali barang dagangan tersebut.

Contoh 5:
Seorang langganan telah membeli secara angsuran sebuah meja
belajar dengan harga Rp 400.000,00 dari Toko "BASRI". Setelah
membayar angsuran sebesar Rp 240.000,00 langganan tersebut ternyata
menyatakan tidak mampu lagi harus meneruskan pembayaran angsuran.
Akibat adanya peristiwa tersebut, Toko "BASRI” terpaksa menarik kembali
meja belajar tersebut. Pada saat penarikan, nilai meja belajar tersebut
ditaksir sebesar Rp 140.000,00. Toko "BASRI" dalam setiap penjualan
angsuran barang dagangannya memperhitungkan tingkat laba kotor sebesar
30% penjualan angsuran.

Berdasarkan data pada contoh di atas, perhitungah dan pencatatan


yang harus dibuat Toko "BASRI" adalah sebagai berikut:
Persediaan barang dagangan yang
dimiliki kembali.............................................. Rp 140.000,00
Laba Kotor yang belum direalisasi................. Rp 48.000,00
Piutang penjualan angsuran............................................. Rp 160.000,00
Laba pemilikan kembali .................................................. Rp 28.000,00
Perhitungan:
1. Sisa piutang angsuran yang belum dilunasi =
Rp 400.000,00 - Rp 240.000,00 = Rp 160.000,00
Tingkat Laba Kotor = 30%
Laba Kotor yang Belum Direalisasi = 30% x Rp 160.000,00
= Rp 48.000,00
2. Laba pemilikan kembali adalah merupakan jumlah persediaan yang
dinilai kembali ditambah Laba Kotor yang belum direalisasi dikurangi
dengan piutang penjualan angsuran yang dibatalkan.

36
Bila dirumuskan sebagai berikut :
Laba pemilikan kembali
= (nilai persediaan yang dimiliki kembali + LKBD) - Piutang angsuran
yang dibatalkan.
= (140.000 + 48.000)- 160.000
= Rp 28.000,00
Laba atau rugi pemilikan kembali barang dagangan akan diakui dan
disajikan sebagai pengurang Laba Kotor yang Direalisasi (LKD) pada
penjualan angsuran.

4.4. Masalah Tukar Tambah (Trade-In) Daiam Penjualan Angsuran


Yang dimaksud dengan istilah tukar tambah disini adalah perjanjian
dimana penjual menyerahkan barang-barang baru dengan perjanjian
angsuran, sedangkan pembeli me-nyerahkan barang yang sudah dipakai yang
digunakan sebagai pembayaran uang muka. Barang bekas pakai tersebut
dinilai atas dasar perjanjian antara penjual dan pembeli.
Bagi si penjual, sebelum menetapkan harga pertukaran tersebut
biasanya memper-hatikan adanya kemungkinan untuk direvisi dan dijual
kembali. Untuk itu si penjual harus menilai kembali barang bekas pakai
tersebut pada saat dimülainya perjanjian tukar tambah.
Dalam kasus tukar tambah ini, barang bekas pakai yang diterima
harus dicatat sebe-sar harga penilaian yang dapat dianggap sebagai perkiraan
harga pokok (Estimated Cost). Sedangkan harga barang bekas yang diterima
sesuai dengan perjanjian dianggap sebagai harga pertukaran.
Apabila terdapat perbedaan antara harga pokok yang diperkirakan
dengan harga pertukaran, maka perbedaan tersebut akan dicatat ke dalam
rekening "Cadangan Selisih Harga Pertukaran" atau disingkat CSHP, Untuk
memudahkan pemahaman di transaksi tukar tambah ini, berikut ini diberikan
contoh kasusnya.

37
Contoh 6 :
Dealer Motor "PRANA" melayani tukar tambah mobil untuk menjual
mobil dagangannya. Seorang konsumen menginginkan sebuah mobil baru
dengan cara menu karkan sebuah mobil miliknya sebagai uang muka.
Perjanjian diantara keduanya adalah sebagai berikut:
- Harga mobil bekas disetujui......... Rp 3.000.000,00
- Harga mobil baru. ._..................... Rp 10.000.000,00
- Harga pokok mobil baru............... Rp 8.000.000,00
Sedangkan Toko "PRANA" mempunyai data-data mengenai perkiraan
biaya revisi dan harga jualnya sebagai berikut;
- Perkiraan biaya perbaikan............ Rp 200.000,00
- Hargajualsetelah perbaikan.......... Rp 3.250.000,00
- Laba kotor rata-rata penjuaian mobil = 20%
Berdasarkan data pada contoh di atas, Toko "PRANA" sebagai
peniual akan membuat perhitungan dan jumal mengenai tukar tambah mobil
sebagai berikut:
Nilai mobil bekas disetujui........... Rp 3.000.000,00
Nilai jual setelah perbaikan........... Rp 3.250.000,00
Dikurangi:
Laba kotor rata-rata =
20% x Rp 3.250.000,00................ (650.000,00)
Perkiraan perbaikan...................... (200.000,00)
Perkiraan harga pokok
(Estimated Cost)......................-------------------> Rp 2.400.000
Cadangan selisih harga pertukaran............................... Rp 600.000
Setelah membuat perhitungan di atas, seperti dalam uraian di muka
dijelaskan bahwa barang bekas dicatat sebesar perkiraan harga pokok
(Estimated Cost). Jurnal yang dibuat oleh Toko "PRANA" adalah sebagai
berikut:
a. Mobil bekas........................................ Rp 2.400.000,00
Cadangan selisih harga pertukaran......... Rp 600.000,00

38
Piutang Angsuran…............................... Rp 7.000.000,00*)
Penjuaian Angsuran................................................ Rp 10.000.000,00
b. Harga pokok mobil............................ Rp 8.000.000,00
Persediaan mobil...............................................Rp 8.000.000,00
Penjelasan:
*) Piutang angsuran besamya ditentukan oleh tiga rekening yaitu:
- Penjualan angsuran, yang dicatat sebesar harga mobil baru yang dijual.
- Mobil bekás, yang dicatat sebesar perkiraan harga pokok (Estimated
Cost).
- Cadangan selisih Harga Pertukaran, yang dicatat sebesar selisih antara
harga pertu-karan dengan perkiraan harga pokok.
Apabila di dalam perjanjian juga ditentukan adanya pembayaran
sejumlah uang tunai, maka bésarnya piutang angsuran akan dipengaruhi juga
oleh besamya uang tunai yang dibayarkan. Misalnya dalam contoh tersebut
di atas ditentukan juga bahwa di samping menyerahkan mobil bekas pakai
miliknya, konsumen tersebut diharuskan menyerahkan uang tunai sebesar
Rp 1.750.000,00, maka jumal yang dibuat oleh Toko "PRANA" adalah
sebagai berikut:
a. Kas.................................................. Rp 1.750.000,00
Mobil bekas.................................... Rp 2.400.000,00
Cadangan selisih harga pertukaran. Rp 600.000,00
Piutang angsuran............................ Rp 5.250.000,00
Penjualan angsuran.................. Rp 10.000.000,00
b. Harga pokok mobil......................... Rp 8.000.000,00
Persediaan mobil........................ Rp 8.000.000,00
Berdasarkan jurnal di atas, tampaklah bahwa besamya piutang
angsuran menjadi berubah. Seíelah rekening piutang angsuran. dapat
ditentukan bésarnya, maka proses selanjutnya sama seperti prosedur
perhitungan dan pencatatan penjualan angsuran aktiva tetap atau penjualan
angsuran barang dagangan lainnya yang telan dibahas sebelumnya.

39
Rangkuman
1. Penjualan angsuran aktiva tetap adalah penjualan angsuran.,.untuk.n. )bil,
tanah, gedung dan aktiva-aktiva lainnya dengan cara pembayarannya
bertahap dalam jang-ka waktu yang telah ditentukan dengan discrtai
syarat-syarat lain yang telah dise-pakati.
Dalam metode laba diakui pada tahun penjualan, laba yang didapatkan
(yang merupa-kan selisih antara harga jual dengan harga pokok), akan
langsung diakui pada tahun terjadinya penjualan aktiva tetap tersebut.
Akibatnya pada tahun-tahun setelah tahun penjualan, sudah tidak ada lagi
pengakuan laba dari penjualan angsuran.
Penerimaan kas sebagai pelunasan pokok angsuran akan mengurangi
jumlah piutang angsuran. Bila disertai dengan biaya bunga, maka
besamya biaya bunga ditentukan tergantung pada perjanjian dan cara
pembayarannya bersama-sama dengan pembayaran angsuran. Jumlah
biaya bunga angsuran, dapat dibayar terpisah (tidak termasuk dalam
jumlah angsuran) dan dapat juga termasuk dalam jumlah pembayaran
angsuran tergantung pada ketentuan yag disepakati;
2. Pada metode laba diakui proporsionil dengan penerimaan kas, laba
penjualan angsuran akan diakui setiap tahunnya sebesar prosentase laba
kotor dikalikan penerimaan kas dari pelunasan piutang angsuran (tidak
termasuk penerimaan kas pendapatan bunga).
Laba tahunan yang diakui tersebut dicatat ke dalam rekening "Laba
Kotor Direalisasi (Realized Gross í^rofit)" yang akan tampak di dalam
laporan Rugi - Laba. Laba yang belum diakui dicatat dalam rekening
"Laba Kotor Belum Direalisasi (Unrealized Gross Profit)" yang akan
tampak di dalam Neraca sebelah pasiva bawah kelompok hutang.
Bila dalam penjualan angsuran tersebut disertai dengan biaya bunga
angsuran, besamya biaya bunga angsuran dapat ditentukan tergantung
pada perjanjian. Jumlah biaya bunga angsuran, pembayarannya dapat
dilakukan bersama-sama dengan pembayaran piutang angsuran. Dapat
juga jumlah biaya bunga dibayar terpisah (tidak masuk dalam jumlah

40
pembayaran piutang angsuran) dan dapat juga termasuk dalam jumlah
pembayaran angsuran, tergantung pada ketentuan yang telah disepakati.
3. Penjualan angsuran barang dagangan tidak memperhitungkan tingkat
bunga angsuran dan metode pencatatan yang digunakan hanya satu
metode, yaitu metode diakui secara proporsionil dengan penerimaan kas.
Penyajiannya dalam Neraca, piutang angsuran yang dicatat pada sisi
debit harus diberi tanda angka tahun terjadinya. Demikian pula Laba
Kotor yang Belum Direalisasi yang disajikan pada sisi kredit dari neraca
harus diberi tanda angka tahun. Hal ini dilakukan karena tingkat
perputaran penjualan angsuran barang dagangan lebih cepat bila
dibandinglcan dengan penjualan aktiva tetap, sehingga apabila terjadi
pelun penghapusan, pemilikan kembali atau pengakuan realisasi laba
kotor di waktu akan datang dapat langsung dihubungkan dengan piutang
angsuran dan Laba Kotor yang Direalisasi dari pelunasan tersebut.
Apabila terjadi penghapusan piutang, disamping mengurangi jumlah
piutang angsuran juga akan mengurangi Laba Kotor yang Belum
Direalisasi yang diharapkan, selisih tersebut dicatat ke dalam rekening
"penghapusan piutang". Penyajiannya dalam laporan keuangan adalah
sebagai berikut:
- Piutang angsuran yang dihapuskan, akan mengurangi jumlah piutang
angsuran bersangkutan yang tercantum dalam neraca sisi debit.
- LKBD yang dihapuskan, akan mengurangi jumlah LKBD yang
bersangkutan tercantum dalam Neraca sisi kredit.
- Penghapusan piutang akan disajikan dalam laporan Laba-Rugi pada
kelompok biaya.

4. Dalam penjualan angsuran, ada kalanya pembeli tidak mampu lagi untuk
melunasinya yang disebabkan karena adanya faktor-faktor ekonomis
yang mengganggu pembeli tersébut. Apabila terjadi hal semacam ini,
penjual akan langsung mengakui adanya kegagalan pelunasan piutang
dan barang yang sudan ada pada pembeli dapat ditarik dan dimiliki
kembali. Dalam masalah pemilikan kembali barang dagangan atau aktiva

41
tetap ini, hal yang harus diperhatikan adalah taksiran nüai barang yang
ditarik tersébut dan kemung-kinannya untuk dijual kembali. Karena
adanya penilaian kembali tersébut maka dalam masalah pemilikan
kembali kemungkinan dapat terjadi laba atau rugi pemilikan kembali.
5. Salah satu bentuk lain dari penjualan angsuran adalah Tukar - Tambah
(Trade - ín). Dalam hal ini, pembeli menyerahkan barang bekas milíknya
untuk mendapatkan barang baru. Barang bekas tersébut dapat dianggap
sebagai pembayaran uang muka (dapat pula disertai dengan pembayaran
sejumlah uang). Barang bekas tersébut akan dinilai kembali pada saat
pertukaran. Harga barang bekas pada saat penyerahan disebut dengan
"Harga Pertukaran".
Hal yang penting dalam tukar tambah ini bagi penjual adalah
kemungkinan barang bekas tersébut dapat diperbaiki sehingga laku untuk
dijual kembali. Taksiran harga pokok barang bekas (Estimated Cost)
adalah harga barang bekas yang akan dicatat dalam pembukuan penjual,
bukan harga pertukarannya.
Cadangan selisih harga pertukaran yang dibentuk adalah merupakan
selisih antara harga pertukaran dengan harga pokok yang diperkirakan
(Estimated Cost).

42
LATIHAN SOAL BAB 4

I. Pilihlah Salah Satu Jawaban yang Paling Benar.


4.1. Rekening “Piutang Angsuran” didalam neraca, menurut Prinsip Akuntansi
Indonesia, di catat dalam golongan;
A. Aktiva lain - lain
B. Aktiva lancar
C. Aktiva lancar dengan penjelasan
D. Pendapatan yang belum diterima
4.2. Jika P adalah jumlah penjualan angsuran, Q adalah laba penjualan angsuran,
sedangkan uang muka ditentukan sebesar 20%, maka besarnya piutang
angsuran dapat dicari dengan rumus;
A. P - ( 20% x Q )
B. P - ( 20% X P )
C. Q = ( 20% x P )
D. P - Q
4.3. Apabila terjadi penghapusan piutang angsuran barang dagangan, rekening
yang harus disesuaikan akibat adanya penghapusan tersebut selain rekening
piutang angsuran adalah;
A. Rekening penualan angsuran
B. Rekening laba kotor belum direalisasi
C. Rekening laba kotor direalisasi
D. Rekening harga pokok penjualan
4.4. PT. “B” tahun 20B menghapus piutang angsuran sebesar Rp. 800.000,00.
prosentase laba kotor dari penjualan angsuran tersebut adalah 80%. besarnya
Laba Kotor Belum Direalisasi yang disesuaikan ( dihapuskan ) akibat adanya
penghapusan tersebut adalah ;
A. Rp 160.000,00.
B. Rp 640.000,00.
C. Rp 800.000,00.
D. Rp 4.000.000,00.

43
Data berikut ini digunakan menjawab soal nomor 4.5. dan 4.6.
Aktiva tetap dibeli seharga Rp 5.000.000,00 secara angsuran dengan
pembayaran bulanan Rp 250.000,00 selama 20 bulan. Bunga bulanan ditentukan
sebesar 1,5%. Pembelian dilakukan tangal 6 Agustus 20A dengan pembayaran
pertama pada bulan itu juga.
4.5. Besarnya kas yang harus dibayarkan oleh pembeli tersebut pada awal Bulan
Mei 19B apabila biaya bunga ditambahkan dalam pembayaran angsuran
adalah ;
A. Rp 250.000,00
B. Rp 295.000,00
C. Rp 250.000,00
D. Rp 287.500,00
4.6. Apabila ditentukan bahwa dalam pembayaran angsuran tersebut termasuk
biaya bunga, maka besarnya pokok angsuran, maka besarnya pokok angsuran
yang dilunasi pada bulan Januari 20B adalah;
A. Rp 250.000,00
B. Rp 306.250,00
C. Rp 186.915,00
D. Rp 189.720,00
4.7. Bila K adalah jumlah penjualan angsuran, L adalah besarnya uang muka
pembayaran angsuran, M adalah besarnya harga pokok penjualan, dan N
adalah volume angsuran, maka besarnya pembayaran setiap kali angsruan
dihitung dengan rumus ;
A. K - M
N
B. K - L
N
C. M - L
N
D. ( K - L ) + ( l + N )

44
4.8. Jika P adalah jumlah penjualan angsuran, Q adalah laba kotor penjualan
angsuran, dan R adalah jumlah penerimaan kas penjualan angsuran maka
laba Kotor yang direalisasi ( LKD ) dicari dengan rumus ;

A. ( Q x 100% ) X R
P
B. ( P - Q x 100% ) X R
P
C. ( P - Q x 100% ) X R
Q
D. P x R
Q
Data berikut ini digunakan untuk menjawab soal nomor 4.9. Dan 4.10.
Catatan akuntansi Tuan “HARSO” menunjukan data - data mengenai
penjualan angsuran sebagai berikut ;
- Laba kotor yang direalisasi tahun 2016 = Rp 18.125.000,00
- Prosentase laba kotor tahun 2016 = 25%
- Laba yang belum direalisasi tahun 2016 = Rp 60.000.000,00
4.9. Besarnya penerimaan pembayaran angsuran untuk tahun 2016 adalah ;
A. Rp 240.000.000,00
B. Rp 72.000.000,00
C. Rp 180.000.000,00
D. Rp 4.531.250.00
4.10. Besarnya harga pokok penjualan angsuran untuk tahun 2016 adalah ;
A. Rp 72.500.000,00
B. Rp 240.000.000,00
C. Rp 180.000.000,00
D. Rp 78.125.000.00

45
4.11. Rekening “Barang dagangan dimiliki kembali” dapat timbul juka ;
A. Barang dagangan yang sudah dikual, dikembalikan oleh pembeli
B. Pembeli gagal memenuhi kewajiban pembayarannya dalam transaksi
penjualan angsuran
C. Barang dagangan yang sudah dijual kepada pembeli, dibeli kembali oleh
penjual
D. Pembeli mengembalikan barang dagangan kepada penjual karena barang
tersebut cacat atau tidak normal
4.12. Rekening “Cadangan selisih harga Pertukaran” dalam masalah tukar tambah
( Trade In ) dalam penjualan angsuran, timbul karena adanya ;
A. Selisih antara taksiran harga pokok ( Estimated Cost ) dengan harham
pertukaran
B. Selisih antara harga jual setalah perbaikan dengan harga penukaran
C. Selisih antara harga pertukaran dengan taksiran klaba normal penjualan
D. Selisih antara harga jual barang bekas dengan perkiraan harga pokok
4.13. Jumlah piutang angsuran adalah Rp. 1.500.000,00telah dilunasi sebesar Rp
7.000.000,00. Pembeli tidak mampu lagi untuk melunasi. laba kotor yang
diperhatikan sebesar 25%. Barang dagang ditarik lagi dengan traksiran
adalah ;
A. Rp 100.0000,00
B. Rp 172,333,00
C. Rp 150.0000, 00
D. Rp 200.000,00
4.14 Jurnal yang digunakan untuk mentat adanya pemilikan kembali barang
dagangan ditarik kembali tersebut timbul laba adalah ;
Debit Kredit t
A. Barang dagangan dimiliki kembali Laba pemiliki kembali
B. Barang dagangan dimiliki kembali Piutang penjualan angsuran
C. Laba kotor belum direalisasi Piutang penjualan angsuran
Barang dagangan dimiliki kembali laba pemilikan kembali

46
D. Laba kotor belum direalisasi Penghapusan piutang
Barang dagangan dimiliki kembali laba pemilikan kembali
4.15. Apabila P adalah harga pertukaran barang, Q adalah cadangan selisih harga
pertukaran, dan R adalah harga jual setelah perbaikan, maka besarnya harga
pokok barang yang diakui ( Estimated Cost ) adalah ;
A. P - R
B. P - Q
C. R - Q
D. ( P - R ) + Q

II. Kerjakan Soal - soal Dibawah ini Dengan Baik dan Benar
4.16. Berikut ini adalah rekening piutang angsuran dan laba kotor yang belum
direalisasi sebelum tutup buku tahun 2017 :

Piutang Angsuran

Penjualan 2016 Rp 500.000,00 Pelunasan Piutang Rp 400.000,00


Penjualan 2017 Rp 1.250.000,00 Penghapusan piutang 1996 Rp 100.000,00
Pelunasan piutang 1996 Rp 750.000,00
Pengambilan barang 1996 Rp 250.000,00
Pelunasan piutang 1997 Rp 1.050.000,00

Laba Kotor Belum Direalisasi

Tahun 2015 Rp 200.000,00


Tahun 2016 Rp 375.000,00
Tahun 2017 Rp 450.000,00

Catatan :
Nilai barang yang dikembalikan dari penjualan 2016 adalah Rp 140.000,00.
berdasarkan dua buku besar tersebut, saudara diminta untuk :

47
1. Membuat jurnal penghapusan piutang 2016
2. Membuat jurnal pengembalian barang tahun 2017
3. Membuat jurnal realisasi laba kotor
4. Membuat jurnal penutup
4.17. Untuk menarik para langgananya, PT. SUKMA PUTRA membuka usaha
jual - beli Televisi berwarna dan tukar tambah televisi secara angsuran.
Seorang pembeli menginginkan sebuah televisi berwarna 20 inci baru
yang harganya Rp 960.000,00 yang akan diangsur 10 kali. Harga pokok
Televisi baru tersebut Rp 525.000,00
Pembayaran pertama ( down payment ) dari pembeli tersebut adalah
sebuah televisi berwarna 14 Inci miliknya dan setuju dihargai Rp
340.000,00 dan menyetor uang tunai Rp 50.000,00.
Oleh Staf Pemasaran dan Teknik “ PT. SUKMA PUTRA” diperkirakan
bahwa TV bekas tersebut yang diterima dari pembeli masi laku dipasarkan
apabila diservis kembali dengan mengganti beberapa onderdilnya.
Diperikan jumlah servis tersebut sebesar Rp 85.000,00 dan harga jual
setelah diperbaiki di taksir Rp 450.000,00
Laba kotor rata - rata dari penjualan televisi berwarna berdasarkan
pengalaman adalah 20%.
Diminta :
A. Beberapa nilai seharusnya dari TV bekas tersebut yang akan
dicantumkan dalam pembukuan PT “ SUKMA PUTRA “
B. Berapakah besarnya dana cadangan selisih harga pertukaran yang harus
di bentuk
C. Hitunglah besarnya piutang penjualan angsuran yang timbul akibat
adanya transaksi tukar tambah tersebut
D. Buat jurnal transaksi tukar tambah tersebut
4.18. Perusahaan dagang “SESUKA HATI” mempunai data mengenai penjualan
angsuran barang dagangan untuk tahun 2015, 2016 dan 2017. Data - data
tersebut adalah sebagai berikut :

48
Tahun % tase Piutang Angsuran Pengumpulan Piutang Angsuran
Penjual Laba 1 januari 2017 Piutang 31 Desember 2017
an Kotor Angsuran tahun
2017

2015 30% Rp 65.000.000,00 Rp 65.000.000,00


2016 40% Rp 75.000.000,00 Rp 42.000.000,00 Rp 33.000.000,00
2017 40% Rp 90.000,000,00 Rp 90.000.000,00

Diminta :
A. Buatlah semua jurnal untuk mencatat data - data di atas
B. Jurnal untuk mencatat realisasi laba kotor tahun 2010

49

Anda mungkin juga menyukai