Makalah Kelompok 9

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

A.

Pengertian Akhlak, Etika dan Moral


1. Pengertian Akhlak
Akhlak berasal dari bahasa arab “khuluqun” yang berarti budi pekerti, tingkah laku,
atau tabi’at. Selanjutnya definisi akhlak yang menurut bahasa berarti budi pekerti, perangai
atau tingkah laku dan tabiaat atau watak dilahirkan karena hasil perbuatan yang diulang -
ulang sehingga menjadi biasa. Dari pengertian diatas menunjukan bahwa akhlak adalah
kebiasaan atau sikap yang mendalam dalam jiwa manusia dimana timbul perbuatan dengan
mudah dan gampang tanpa mempertimbangkan terlebih dahulu yang dilakukan berulang –
ulang hingga menjadi kebiasaan dan perbuatan itu bisa mengarah pada perbuatan yang baik
atau buruk.
Rasulullah SAW bersabda yang artinya : “Orang mukmin yang sempurna imannya
adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR, Tirmidzi).
Adapun menurut Imam Al-Ghazali mengatakan akhlak adalah sifat yang tertanam
dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa
memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
Sedangkan menurut para ahli dasar akhlak itu adalah adat kebiasaan, yang harus
dinilai dengan norma-norma yang ada dalam Al-Qur an dan Sunah Rasul kalau sesuai
dikembangkan kalau tidak harus ditinggalkan. Sedangkan tujuan dari akhlak itu sendiri
adalah menanam tumbuhkan rasa keimanan yang kuat, menanam kembangkan kebiasaan
dalam melakukan amal ibadah, amal soleh, dan akhlak yang mulia. Menumbuh kembangkan
semangat untuk mengolah dan sekitar sebagai anugrah Allah SWT kepada manusia.
Kesadaran bahwa manusia dalam hidupnya membutuhkan manusia lainnya
menimbulkan perasaan bahwa setiap manusia terpanggil hatinya untuk berbuat yang terbaik
bagi orang lain, karena Islam mengajarkan bahwa sebaikbaik manusia adalah yang banyak
mendatangkan kebaikan bagi orang lain. Dan kesadaran manusia untuk berbuat baik
sebanyak mungkin tersebut akan melahirkan sikap peduli kepada orang lain karena Islam
mengajarkan untuk berbuat baik dalam segala hal dan melarang perbuatan yang jahat atau
tercela. Karena pada dasarnya baik atau buruknya perbuatan seseorang akan kembali kepada
dirinya masing-masing.

2. Pengertian Etika
Etika berasal dari bahasa Yunani “Ethos” dalam bentuk tunggal yang berarti
kebiasaan. Etika merupakan dunianya filsafat, nilai, dan moral yang mana etika bersifat
abstrak dan berkenaan dengan persoalan baik dan buruk. Pengertian ini menunjukan bahwa,
etika ialah teori tentang perbuatan manusia yang ditimbang menurut baik dan buruknya, yang
juga merupakan pada inti sari atau sifat dasar manusia: baik dan buruk manusia. Dalam
bentuk jamak (ta etha) artinya adalah adat kebiasaan. Dan arti terakhir inilah menjadi latar
belakang bagi terbentuknya istilah “etika” yang oleh filsuf Yunani besar Aristoteles (284-
322 SM) sudah dipakai untuk menunjukkan filsafat moral. Jadi, kita membatasi diri pada
asal-usul kata ini, maka “etika” berarti ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu
tentang adat kebiasaan.
Etika dalam arti lain merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan upaya
menentukan perbuatan yang di lakukan manusia untuk dikatakan baik atau buruk, dengan
kata lain aturan atau pola tingkah laku yang di hasilkan oleh akal manusia. Dengan adanya
etika pergaulan dalam masyarakat akan terlihat baik dan buruknya.
Kemudian, terkait dengan terminologi etika. Terdapat istilah lain yang identik dengan
kata ini, yaitu: “Susila” (Sanskerta), lebih menunjukkan kepada dasar-dasar, prinsip, aturan
hidup (sila) yang lebih baik (su). Etika pada dasarnya mengamati realitas moral secara kritis,
dan etika tidak memberikan ajaran melainkan kebiasaan, nilai, norma dan pandangan-
pandangan moral secara kritis. etika lebih kepada mengapa untuk melakukan sesuatu itu
harus menggunakan cara tersebut.
Dari beberapa pernyatan tentang etika, dapat disimpulkan bahwa, secara umum asal-
mula etika berasal dari filsafat tentang situasi atau kondisi ideal yang harus dimiliki atau
dicapai manusia. Etika juga suatu ilmu yang membahas baik dana buruk dan teori tetang
moral. Selain itu, teori etika berorientasi kepada cara pandang atau sudut pengambilan
pendapat tentang bagaimana harusnya manusia tersebut bertingkah laku di masyarakat.

3. Pengertian Moral
Moral atau moralitas berasal dari kata bahasa latin mos yang berarti tunggal, mores
yang berarti jamak, dan kata moralis bentuk jamak mores memlliki makna kebiasaan,
kelakuan dan kesusilaan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata moral berarti
mempunyai dua makna. Pertama, ajaran tentang baik buruk yang diterima umum mengenai
perbuatan, sikap, kewajiban, dan sebagainya. Kedua, kondisi mental seseorang yang
membuat seseorang melakukan suatu perbuatan atau isi hati atau keadaan perasaan yang
terungkap melalui perbuatan.
Istilah lain yang sama dengan moral adalah etika dan akhlak. Etika berasal dari kata
ethiek (Belanda), ethics (Inggris), dan ethos (Yunani) yang berarti kebiasaan dan kelakuan.
Akhlak berasal dari bahasa Arab khuluq, jamak dari khuluqun, menurut lughot diartikan
sebagai budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat.11 Dalam bahasa Indonesia, budi
pekerti merupakan kata majemuk, berasal dari kata budi dan pekerti. Kata budi berasal dari
bahasa Sansekerta yang berarti yang sadar atau yang menyadarkan, atau alat kesadaran.
Sedangkan pekerti memiliki arti kelakuan.
Istilah Moral seringkali digunakan secara silih berganti dengan akhlak. Berbeda
dengan akal yang dipergunakan untuk merujuk suatu kecerdasan, tinggi rendahnya
intelegensia, kecerdikan dan kepandaian. Kata moral atau akhlak digunakan untuk
menunjukkan suatu perilaku baik atau buruk, sopan santun dan kesesuaiannya dengan nilai-
nilai kehidupan.

B. Perbedaan dan Persamaan antara Akhlak, Etika dan Moral


Pengertian etika dari segi etimologi, etika berasal dari bahasa Yunani, Ethos yang
berarti watak kesusilaan atau adat. Dalam kamus umum bahasa Indonesia, etika diartikan
ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak.(Kamus Besar Bahasa Indonesia).
Adapun etika secara istilah telah dikemukakan oleh para ahli salah satunya yaitu Ki
Hajar Dewantara menurutnya etika adalah ilmu yang mempelajari soal kebaikan dan
keburukan di dalam hidup manusia semuanya, terutama yang mengenai gerak gerik pikiran
dan rasa yang merupakan pertimbangan dan perasaan sampai mengenai tujuannya yang
merupakan perbuatan.
Sedangkan kata “moral” secara etimologi berasal dari bahasa latin, “mores” yaitu
jamak dari kata “mos” yang berarti adat kebiasaan. Di dalam kamus umum bahasa Indonesia
dikatakan bahwa moral adalah penentuan baik buruk terhadap perbuatan dan kelakuan.
Selanjutnya moral secara terminologi adalah suatu istilah yang digunakan untuk menentukan
batas-batas dari sifat, perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan yang secara layak
dikatakan benar, salah, baik atau buruk.
Pengertian moral, juga kita dapat menjumpainya dalam buku The Advanced Leaner’s
Dictionary of Current English. Secara singkat buku ini mengemukakan beberapa pengertian
moral sebagai berikut:
1) Prinsip-parinsip yang berkenaan dengan benar dan salah, baik dan buruk.
2) Kemampuan untuk memahami perbedaan antara benar dan salah.
3) Ajaran atau gambaran tingkah laku yang baik.
Dengan demikian, dapat dipahami bahwa moral merupakan istilah yang digunakan
untuk memberikan batasan terhadap aktivitas manusia dengan nilai (ketentuan) baik atau
buruk, benar atau salah. Jika dalam kehidupan sehari-hari dikatakan bahwa orang tersebut
bermoral, maka yang dimaksudkan adalah bahwa orang tersebut tingkah lakunya baik.
Akhlak Moral Etika

Makna Perangai, perbuatan Nilai atau ketentuan Ilmu tentang baik


kita baik dan buruk dan buruk
Sumber / Dasar Al-Qur an dan Adat-istiadat atau Adat-istiadat atau
AsSunnah hasil kesepakatan hasil kesepakatan
Sifat atau Nilai Universal dan Abadi Lokal dan Temporer Lokal dan Temporer

Persamaan Akhlak, Etika dan Moral Ada beberapa persamaan antara akhlak, etika,
dan moral yang dapat dipaparkan sebagai berikut:
a) Akhlak, etika, dan moral membahas tentang ide/ tujuan/ alasan/ hujjah/ motif perilaku
b) Akhlak, etika, dan moral merupakan ilmu yang normatif, artinya berpegang teguh
pada norma atau kaidah yang berlaku.
c) Dilihat dari fungsi dan peranannya, dapat dikatakan bahwa akhlak, etika, dan moral
sama, yaitu menentukan hukum atau nilai dari suatu perbuatan yang dilakukan
manusia untuk ditentukan baik buruknya. Kesemua istilah tersebut sama sama
menghendaki terciptanya keadaan masyarakat yang baik, teratur, aman, damai, dan
tentram sehingga sejahtera batiniah dan lahiriahnya.
d) Objek dari akhlak, etika, dan moral yaitu perbuatan manusia, ukurannya yaitu baik
dan buruk .

C. Landasan dan Kedudukan Akhlak dalam Islam


Dalam islam, akhlak memiliki posisi yang sangat penting yaitu sebagai salah satu
rukun agama islam. Dalam kaitan ini, rasullah SAW pernah bertanya “ beragama itu apa?”
beliau menjawab “berakhlak yang baik (HR. Muslim ) pentingnya kedudukan aklak dapat di
lihat ketika melihat bahwa salah sumber akhlak adalah wahyu
Akhlak memberikan peran penting bagi kehidupan, baik yang bersifat individual
maupun kolektif. Tak heran jika kemudian al-qur’an memberikan penekanan terhadapnya.
Al-qur’an meletakkan dasar-dasar akhlak yang mulia. Demikian pula al-hadits telah
memberikan porsi cukup banyak dalam bidang akhlak. Menurut satu penelitian, dari 60.000
hadist, 20.000 diantaranya berkenaan dengan akidah, sementara sisanya 40.000 berkenaan
dengan akhlak dan muamalah. Ini dapat di jadikan sebagai bukti bahwa al-hadits,
sebagaimana al-qur’an, sangat memperhatikan urusan akhlak.
Diantara hadist yang menekankan pentingnya akhlak adalah sabda Rasulullah SAW:

‫ا كمل المؤ منين ايما نا احسنهم خلقا‬


Artinya: “ Mukmin yang paling sempurna imanya adalah orang yang paling bagus
akhlaknya.” ( HR. At-Tirmidzi)

‫ا ن المؤمن يد ر ك بحسن خلقه د ر جا ت قا ىم ا لليل صا ىم النهار‬


Artinya: “ Sesungguhnya, seorang mukmin akan bisa mencapai derajat sholat malam dan
orang yang puasa dengan akhlaknya yang mulia”

Dalam hadist yang lain, Rasulullah SAW pernah menegaskan:


‫لكل دين خلق و خلق اال سالم الحياء‬
Artinya: “Setiap agama memiliki akhlak dan akhlak agama islam adalah rasa malu” )HR.
Imam maliki)

Islam menuntut setiap pemeluknya untuk menjadikan Rasulullah SAW sebagai contoh dalam
segala aspek kehidupan. Khusus dalam akhlak, Allah SWT memuji beliau dengan diiringi
sumpah:
‫و ا نك لعلى خلق عظيم‬
Artinya: “ Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur. “ (Al-
qalam(68): 4)
Nabi Muhammad SAW. Pun mengkabarkan bahwa orang yang paling sempurna
keimanannya di antara umatnya adalah yang paling baik akhlaknya. Dengan demikian,
seyogyanya seorang muslim berusaha dan bersemangat untuk memiliki akhlak yang baik dan
merujuk kepada Rosulullah SAW Dalam berakhlak.
Dalam kaitan dengan kedudukan akhlak, Ibnu Maskawaih menerangkan,
“Islam pada hakikatnya adalah suatu aliran etika, islam memperbaiki budi pekerti manusia
sedemikian rupa sehingga manusia sanggup menjadi anggota masyarakat pergaulan bersama
islam menanamkan bibit cinta kasih sayang di dalam jiwa manusia.”
Paparan ini, dengan jelas menunjukkan bahwa risalah Islam memperjuangkan
kesempurnaan, kebaikan, dan keutamaan akhlak. Dengan demikian, umat Islam merupakan
model terbaik bagi implementasi akhlak mulia ini, sebagaimana diperlihatkan dengan baik
oleh Rasulullah SAW dan para pengikutnya.
Akhlak sangat penting dalam kehidupan karena ia mempunyai dampak yang amat
besar dalam kehidupan manusia antara lain . Didalam islam akhlak itu mempunyai
kedudukan yang tinggi sekali, antara lain:
 Akhlak sebagai the central teaching of islam ( pusat ajaran islam ) dalam Al-qur’an
terdapat kurang lebih 1500 kata yang mengandung ajaran-ajaran tentang akhlak, baik
yang teoritis maupun tuntutan praktis. Atas dasar ini hampir seperempat kandungan
Al-qur’an berbicara tentang akhlak, demikian pula dalam hadist, sehingga dapat di
simpulkan bahwa akhlak menempati kedudukan yang sangat urgen dalam islam
 Akhlak ukuran keimanan seseorang, akhlak dalam islam juga dijadikan oleh Allah
SWT sebagai tolak ukur keimanan seseorang. Kesempurnaan iman seseorang dapat
dilihat dari kebaikan akhlaknya. Peryataan ini didasarkan pada penegasan Rasulullah
berikut ini:

‫ا كمل المؤ منين ايمنا احسنهم خلقا‬


Artinya: “Sesempurnanya iman seseorang mukmin adalah orang yang baik
akhlaknya“.
 Rasulullah SAW menempatkan penyempurnaan akhlaq yang mulia sebagai misi
pokok risalah islam Akhlaq merupakan salah satu ajaran pokok agama Islam.
 Akhlak yang baik akan memberatkan timbngan kebaikan seseorang nanti pada hari
kiamat
 Rasulullah SAW menjadikan baik buruknya akhlaq sebagai ukuran kualitas
keimananya.
 Islam menjadikan akhlaq yang baik sebagai bukti dan buah dari ibadah kepada Allah
SWT.
 Nabi Muhammad SAW selalu berdoa agar Allah SWT membaikkan Akhlak beliau.
Perhatian ajaran Islam terhadap pembinaan akhlaq ini lebih lanjut dapat dilihat dari
kandungan Al-Qur’an yang banyak sekali berkaitan dengan perintah untuk melakukan
kebaikan, berbuat adil, menyuruh berbuat baik dan mencegah melakukan kejahatan dan
kemungkaran. Perintah tersebut sasaranya antara lain agar yang melakukanya memiliki
akhlak yang mulia. Selanjutnya perhatian Islam terhadap pembinaan akhlak dapat pula
dijumpai dari perhatian Nabi Muhammad SAW. Sebagaimana terlihat pada ucapan dan
perbuatanya yangmengandung akhlak.
Di dalam haditsnya misalnya ditemukan pernyataan bahwa beliau diutus ke muka
bumi ini untuk menyempurnakan akhlaq yang mulia. Orang yang paling berat timbangan
amal baiknya di akhirat adalah orang yang paling mulia akhlaknya. Orang yang paling
sempurna imanya adalah orang yang paling baik akhlaknya. Umat Islam yang dipersiapkan
untuk benar-benar menjadi ”ummatan wasathan”, harus dilengkapi dengan tuntunan itu
berupa ajaran akhlaq mulia, yang diharapkan untuk mewarnai segala aspek kehidupan
manusia. Karena itu sesungguhnya ilmu komunikasi yang paling hebat adalah ilmu yang
didasarkan atas”Al-Akhlaqul Karimah”, yang menjadi pegangan bagi umat islam. Akhlaq
dalam Islam ialah mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat bagi individu dan kebaikan bagi
masyarakat. Orang Islam dengan petunjuk agamanya mengikat Akhlak dengan agama dengan
ikatan yang kukuh ia memandang Akhlak sebagai bagian yang tidak dapat terpisah dari
agama. Akhlaq yang baik yang menggambarkan kebaikan dalam tingkah laku
danmu’amalah , sehingga ia menjadi sumber pokok bagi tingkah laku yang utama dan Akhlak
yang mulia dalam Islam.

D. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Akhlak


Untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlak pada
khususnya dan pendidikan pada umumnya, ada 3 (tiga) aliran yang sangat popular, yaitu
aliran nativisme, aliran empirisme, dan aliran konvergensi.
a. Menurut aliran nativisme
Aliran ini dipelopori oleh Schopenhauer, seorang anak dilahirkan dengan pembawaan
baik dan buruk. Menurut aliran ini faktor yang paling berpengaruh terhadap diri seseorang
adalah faktor bawaan dari dalam yang bentuknya dapat berupa kecenderungan, bakat, dan
akal. Jika seorang telah memiliki bawaan kepada yang baik maka dengan sendirinya orang
tersebut lebih baik. Aliran ini begitu yakin terhadap potensi batin dan tampak kurang
menghargai peranan pembinaan dan pendidikan.
b. Menurut aliran empirisme
Aliran ini dipelopori oleh John Lock, dengan teori “Tabulae Rasae” (kertas putih),
yang menyebutkan bahwa manusia lahir dengan jiwa yang kosong dari kemampuan (potensi)
dasar yang diumpamakan seperti kertas putih yang putih bersih. Menurut aliran ini faktor
yang paling berpengaruhi terhadap pembentukan diri seorang adalah faktor dari luar, yaitu
pengalaman, termasuk lingkungan sosial serta pembinaan dan pendidikan yang diberikan.
Jika pendidikan dan pembinaan yang diberikan kepada anak itu baik maka anakpun menjadi
baik, demikian jika sebaliknya. Aliran ini begitu percaya kepada peranan yang dilakukan oleh
dunia pendidikan dan pengajaran. Teori ini berpendapat bahwa pengaruh dalam diri (internal)
tidak berdaya sama sekali.
c. Menurut aliran konvergensi
Pelopor utama aliran ini adalah William Stern. Menurut aliran ini faktor yang paling
mempengaruhi pembentukan akhlak yakni faktor internal (pembawaan) dan faktor dari luar
(lingkungan sosial). Keduanya berproses secara interaksional (saling mempengaruhi).
Lingkungan yang baik akan dapat menunjang kemempauan dasar yang dimiliki seseorang,
tidak bisa jika lingkungan baik namun kemampuan individunya kurang baik. 24 Maka dari
sinilah dapat dilihat bahwa dari ketiga faktor dalam pembentukan akhlak ini jika
dihubungkan dengan pembentukan akhlak siswa melalui sistem Islamic boarding school,
maka aliran yang sangat cocok dengan ini yakni aliran konvergensi yang mana pada
pembentukan akhlak disini saling melibatkan antara faktor dari dalam dan faktor dari luar
salah satunya yakni didalam boarding school faktor pembentukan akhlak siswa dipengaruhi
oleh pembimbing, ustadz maupun ustadzah, teman, diri sendiri.

E. Macam – Macam Akhlak Mahmudah dan Mazmumah


1. Pengertian Akhlak Mahmudah
Akhlak mahmudah adalah akhlak yang terpuji, yaitu segala macam bentuk, perbuatan,
ucapan, dan perasaan seseorang yang bisa menambah iman dan mendatangkan pahala.
Akhlak mahmudah ialah akhlak yang baik, berupa semua perbuatan yang baik harus dianut
dan dimiliki setiap orang.4 Akhlak mahmudah merupakan akhlak yang mencerminkan ajaran
Rasulullah SAW, sebagaimana Beliau bersabda yang artinya “Sesungguhnya aku diutus (oleh
Allah SWT) untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”.
 Macam – macam akhlak Mahmudah
a. Ikhlas
Ikhlas dalam bahasa diartikan sebagai tulus atau murni, yaitu melakukan setiap
aktivitas (baik aktivitas yang berhubungan dengan dunia maupun aktivias yang berhubungan
dengan akhirat) semata-mata hanya untuk mendapatkan ridho Allah SWT. sebagaimana pada
doa iftitah dalam sholat yang artinya: “sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku
hanya milik Allah Tuhan semesta alam”.
b. Tawakkal
Tawakkal diartikan sebagai berpasrah diri kepada Allah SWT berpasrah disini bukan
berarti 100% pasrah tanpa melakukan usaha, justru tawakkal adalah bentuk kepasraan diri
tanpa menghilangkan nilai usaha. Tawakkal adalahkesungguhan hati dalam bersandar kepada
Allah SWT untuk mendapatkan kemaslahatan serta mencegah kemudharatan baik
menyangkut urusan dunia maupun akhirat.
c. Sabar
Sabar diartikan sebagai sifat tabah dalam menghadapi segala macam bentuk cobaan
hidup dan masalah yang menimpa. Sifat sabar memang sangat berat kecuali bagi orang-orang
yang memiliki pondasi hati yang kuat. Allah SWT berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 45
yang artinya : “Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat. Dan
sesungguhnya hal itu sangat berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’”.
d. Syukur
Syukur diartikan sebagai wujud dari rasa berterima kasih kepada Allah SWT atas
segala rahmat dan nikmat yang Dia berikan dengan menjalankan semua perintah-Nya dan
menjauhi larangan-Nya. Wujud rasa syukur diungkapkan dengan perkataan, perbuatan, dan
hati. Sedangkan lawan dari syukur ialah kufur.
e. Zuhud
Zuhud ialah mengutammakan kepentingan akhirat diatas kepentingan dunia. Orang-
orang yang zuhud adalah orang-orang yang enggan berurusan dengan 7 urusan dunia kecuali
urusan dunia yang bisa mendukung urusan akhirat, seolah - olah mereka tidak peduli atas
macam kemewahan dunia yang bersifat semu, serta menghabiskan segenap waktu dengan
beribadah, berdzikir, bermunajah, dan lain - lain.
f. Haya’ atau Malu
Maksud “malu” disini adalah memiliki sifat malu untuk melakukan sebuah keburukan
baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain. Orang yang mempunyai malu tidak hanya
dari hati saja, tetapi juga ditunjukkan dari perkataan dan perbuatan. Sifat haya’ atau malu
merupakan salah satu ciri 99 cabang iman: “Malu sebagian dari iman”. Rasulullah SAW
bersabda: “Sesungguhnya setiap agama mempunyai akhlak, dan akhlak islam adalah rasa
malu”. (HR Imam Malik)
g. Afwu’ atau Pemaaf
Sifat pemaaf adalah akhlak yang sangat dianjurkan dalam berhubungan social, karena
memaafkan kesalahan orang lain adalah sesuatu yang berat untuk dilakukan. Untuk itulah,
memaafkan atas kesalahan orang lain lebih baik daripada meminta maaf atas kesalahan
sendiri.
h. Khifdul Lisan atau Menjaga Lisan
Lisan merupakan salah satu faktor besar yang bisa memecah tali persaudaraan,
bahkan tidak jarang terjadi permusuhan, perkalahian, pembunuhan dan lain sebagainya
karena bersumber dari ketidak mampuan dalam menjaga lisan. Dalam sebuah hadist
Rasulullah SAW bersabda yang artinya : “Keselamatan seseorang atau manusia tergantung
dari bagaimana ia menjaga lisannya”.

2. Pengertian Akhlak Mazmumah


Akhlak mazmumah adalah akhlak yang tidak dibenarkan oleh agama, golongan
akhlak atau tindakan buruk yang harus dihindari oleh setiap manusia. Akhlak mazmumah ini
harus dijauhi karena dapat mendatangkan kemudharatan bagi diri sendiri maupun orang lain.
Akhlak mazmudah ialah semua perangai manusia, perangai lahir dan batin yang mungkar,
maksiat, dan fahsya’, berdasarkan petunjuk Allah SWT. dalam Al_Qur’an dan yang dilarang
atau dicela oleh Nabi SAW.
 Macam – macam akhlak Mazmumah
a. Marah
Berpuncak dari kurang kesabaran dalam menghadapi keadaan. Orang yang demikian
selalu disorong oleh pengaruh syaitan yang ingin merusakkan iman dan dirinya.

b. Takbur
Puncak berlakunya sifat takbur adalah dari banyak sebab yang boleh menyebabkan
seseorang itu takbur atau sombong diri seperti nasab keturunan, kuasa pemerintah, kekayaan,
berlebihan ilmu dan banyak pengikut.
c. Riyak
Orang yang riyak ditarifkan sebagai sifat yang menarik pandangan orang yang
menampakkan berbagai amalan yang baik dilakukan semata-mata menginginkan pujian,
pangkat atau kedudukan.
d. Ujub
Ujub berkait rapat dengan takbur dan riya’. Ujub berarti keistimewaan atau kelebihan
diri sendiri. Ini juga berkait rapat dengan kelebihan dari segi kecantikan, kepandaian,
kekayaan dan lain-lain.
e. Banyak Berkata
Banyak berkata perkataan sia-sia ialah manusia yang suka berkata-kata, berbual-bual,
bersembang-sembang perkara yang laga (lalai) seperti mencaci orang, menfitnah, hanya
perkara dunia, perkara tanpa faidah, dan sebagainya. Firman Allah SWT yang artinya “Tidak
ada besar. kebaikan dari banyak pembicaraan rahasia mereka kecuali pembicaraan rahasia
dari orang yang menyuruh (orang) bersedekah atau berbuat kebaikan atau mengadakan
kedamaian diantara manusia. Barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari ridha
Allah, maka kelak Kami akan memberinya pahala yang”.7
f. Hasud
Hasud adalah sikap suka menghasud atau mengadu domba terhadap sesama.
Menghasud adalah tindalan yang jahat dan menyesatkan karena mencemarkan nama baik dan
merendahkan derajat seseorang atau juga karena mempublikasikan hal-hal yang jelek yang
sebenarnya ditutupi.
g. Ghibah dan Namimah
Ghibah dalam Bahasa kita adalah mengumpat atau mengunjing. Ghibah adalah
membicarakan aib orang lain, sedangkan orang itu tidak suka apabila aibnya dibicarakan.
Ghibah terjadi disebabkan dari dengki, mencuri muka atau berolok-olok dengan tujuan untuk
menjatuhkan martabat orang yang diumpat. Namimah atau Adu domba adalah
menyampaikan perkataan seseorang atau menceritakan keataan seseorang atau mengabarkan
pekerjaan seseorang kepada orang lain dengan maksud adu domba antara keduanya atau
merusakkan hubungan baik antara mereka. Allah SWT. berfirman yang artinya:
“Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela.”
 Cara menghindari Akhlak Mazmumah
- Perbanyak beribadah
- Biasakan berbagi
- Selalu bersyukur atas nikmat Allah SWT.
- Pahami keterbatasan manusia
- Jaga tali silaturahmi

F. Peran Pendekatan Akhlak dalam Pembinaan Kepribadian Muslim


Pendidikan akhlak siswa dilaksanakan melalui kegiatan intrakurikuler dan
ekstrakurikuler. kegiatan implementasi program tersebut dapat dilakukan dengan banyak
cara, bisa sebagai kurikulum tambahan yang diitegrasikan dengan mata pelajaran lain, namun
juga bisa disampaikan dalam kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan
kegiatan yang sangat penting untuk diikuti oleh para siswa. Sebab kegiatan tersebut
mengajarkan nilai-nilai yang baik terutama di dalam membangun pendidikan akhlak siswa.
Selain itu, program dan aktivitas harian, mingguan, bulanan dan tahunan termasuk program
pendidikan akhlak.
Impelementasi atau pelaksanaan pendidikan akhlak sebagai sekolah yang berbentuk
pesantren, maka pelaksanaan pendidikan akhlak dilaksankan melalui proses pembelajaran
dan diluar proses pembelajaran. Pelaksanaan program pendidikan akhlak diperoleh data
sebagai berikut:
1) Setiap hari siswa mengawali kegiatan belajar mengajar dengan berdoa yang kemudian
dilanjutkan dengan membaca al-Qur’an dan juga mewajibkan siswa untuk menghafal
surat-surat pendek pada juz 30.
2) Pada saat jam istirahat pertama siswa diwajibkan untuk melaksanakan sholat dhuha.
Kemudian pada saat tiba sholat zuhur, siswa diwajibkan sholat berjama’ah.
3) Dalam membentuk kepribadian muslim siswa harus ikut dalam kegiatan
ekstrakurikuler, yaitu kegiatan yang diselenggarakan diluar jam pelajaran yang
tercantum dalam susunan program pengajaran, misalnya seni membaca al - Qur’an,
selain itu melatih siswa membaca al-Qur’an dengan benar, juga dibiasakan kepada
siswa untuk bersuci (berwudhu) dahulu sebelum membaca al-Qur’an, karena bersuci
merupakan akhlak terhadap Allah SWT
Proses implementasi pendidikan akhlak dalam membentuk kepribadian muslim
peserta didik ialah kepribadian yang seluruh kegiatan- kegiatannya menunjukkan pengabdian
kepada Allah dan penyerahan diri kepada-Nya. Al - Qur’an dan Sunnah merupakan dua
pusaka Rasulullah Saw yang harus selalu dirujuk oleh setiap muslim dalam segala aspek
kehidupan. Satu dari sekian aspek kehidupan yang amat penting adalah pembentukan dan
pengembangan pribadi muslim.
Pribadi muslim yang dikehendaki oleh Al-Qur’an dan sunnah adalah pribadi yang
shaleh, pribadi yang sikap, ucapan dan tindakannya terwarnai oleh nilai-nilai yang datang
dari Allah SWT. Persepsi masyarakat tentang pribadi muslim memang berbeda-beda, bahkan
banyak yang pemahamannya sempit sehingga seolah-olah pribadi muslim itu tercermin pada
orang yang hanya rajin menjalankan Islam dari aspek ubudiyah, padahal itu hanyalah salah
satu aspek yang harus lekat pada pribadi seorang muslim.

G. Berakhlakul Karimah dalam Dunia Modern


1. Pengertian akhlakul karimah
Secara etimologis akhlaq berasal dari kata Al-Huluq, akhlaq yang berarti tabiat, budi
pekerti, kebiasaan. Secara istilah akhlaq berarti sesuatu yang melekat pada jiwa manusia yang
daripadanyalah lahir perbuatan-perbuatan yang mudah tanpa melalui proses pemikiran
pertimbangan atau penelitian. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata akhlak diartikan
sebagai budi pekerti atau kelakuan. Menurut Abuddin Nata akhlak adalah perbuatan yang
dilakukan dengan mendalam dan tanpa pemikiran, namun perbuatan tersebut telah mendarah
daging dan melekat dalam jiwa, sehingga saat melakukan perbuatan tidak lagi memerlukan
pertimbangan dan pemikiran.
Akhlakul Karimah adalah Akhlak yang baik dan terpuji yaitu suatu aturan atau norma
yang mengatur hubungan antar sesama manusia dengan tuhan dan alam semesta. Akhlak
mahmudah (akhlak terpuji) atau disebut pula dengan akhlak al karimah (akhlak yang mulia).
Temasuk akhlak al karimah antara lain adalah ridha kepada Allah, cinta dan beriman kepada-
Nya, beriman kepada malaikat, kitab Allah, Rasul Allah, hari kiamat, takdir Allah, taat
beribadah, selalu menepati janji, melaksanakn amanah, berlaku sopan dalam ucapan dan
perbuatan, qana’ah (rela terhadap pemberian Allah), tawakkal (berserah diri), sabar, syukur,
tawadhu’ (merendahkan diri), berbakti kepada kedua orang tua, dan segala perbuatan yang
baik menurut pandangan atau ukuran Islam.
2. Jenis Akhlakul Karimah
Akhlakul karimah lainnya adalah akhlak yang terpuji baik yang langsung terhadap
Allah dengan melaksanakan ibadah yang wajib maupun yang sunah, dan melaksanakan
hubungan yang baik terhadap sesama manusia yang meliputi antara lain :
 Husnudzhan hablumminallah wahablumminannas ( Hubungan Baik Kepada Alloh
Dan Hubungan Baik Sesama Manusia )
 Qana’ah yaitu menerima segala pemberian Allah SWT.
 Ikhlas yaitu melaksanak sesuatu perbuatan yang baik hanya karena Alllah SWT.Sabar
yaitu menerima pemberian dari Allah baik berupa nikmat maupun berupa cobaan.
 Istiqomah yaitu teguh pendirian terhadap keyakinannya.
 Tasammuh yaiitu memiliki sifat tenggang rasa, lapang dada, dan memiliki sifat
toleransi.
 Ikhtiar yaitu berusaha atau kerja keras untuk mencapai tujuan.
 Berdoa yaitu memohon kepada Allah.
Selain itu, dalam QS. Al-Baqarah/2: 177:
ٓ
‫ب َوٱلنَّبِ ِّيۦنَ َو َءاتَى‬ ِ َ‫ب َو ٰلَ ِك َّن ْٱلبِ َّر َم ْن َءا َمنَ بِٱهَّلل ِ َو ْٱليَوْ ِم ٱلْ َءا ِخ ِر َو ْٱل َم ٰلَِئ َك ِة َو ْٱل ِك ٰت‬
ِ ‫ق َو ْٱل َم ْغ ِر‬ ۟
ِ ‫ْس ْٱلبِ َّر َأن تُ َولُّوا ُوجُوهَ ُك ْم قِبَ َل ْٱل َم ْش ِر‬
َ ‫لَّي‬
َ‫صلَ ٰوةَ َو َءاتَى ٱل َّز َك ٰوةَ َو ْٱل ُموفُون‬ َّ ‫ب َوَأقَا َم ٱل‬ ِ ‫ْٱل َما َل َعلَ ٰى ُحبِّ ِهۦ َذ ِوى ْٱلقُرْ بَ ٰى َو ْٱليَ ٰتَ َم ٰى َو ْٱل َم ٰ َس ِكينَ َوٱ ْبنَ ٱل َّسبِي ِل َوٱلسَّآِئلِينَ َوفِى ٱل ِّرقَا‬
ٓ ٓ
َ‫وا ۖ َوُأ ۟و ٰلَِئكَ هُ ُم ْٱل ُمتَّقُون‬ ۟ ُ‫ص َدق‬
َ َ‫ك ٱلَّ ِذين‬ َ ‫س ۗ ُأ ۟و ٰلَِئ‬ ‫ْأ‬
ِ َ‫ضرَّآ ِء َو ِحينَ ْٱلب‬ َّ ‫صبِ ِرينَ فِى ْٱلبَْأ َسآ ِء َوٱل‬ ۟ ‫ب َع ْه ِد ِه ْم َذا ٰ َعهَد‬
َّ ٰ ‫ُوا ۖ َوٱل‬ ‫ِإ‬ ِ
“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi
sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat,
kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak
yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang
meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan
zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang
sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang
benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa”.
Misi Rasulullah antara lain untuk memperbaiki akhlak. Adapun memperbaiki akhlak
di sini bukan untuk masyarakat jahiliyyah saja, akan tetapi juga menanamkan prinsip-prinsip
atau dasar pengetahuan, kaidah-kaidah akhlak yang bersumber dari Al-Quran untuk
kepentingan manusia dan kemanusiaan. Bagaimana masyarakat Arab kala itu yang penuh
kebatilan, kedzaliman, ketidakjujuran, anti kritik dan anti kemanusiaan.
Kemudian di dalam ayat:

ِ ‫ُرف َوَأ‬
َ‫عرض َع ِن ٱل ٰ َج ِهلِين‬ ِ ‫ُخ ِذ ٱل َعف َو َوأ ُمر بِٱلع‬
“Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma´ruf, serta berpalinglah dari
pada orang-orang yang bodoh.” (QS. Al-A’raf: 199).
Ayat ini singkat namun padat dan mengandung arti yang begitu luas, dengan kalimatnya yang
singkat ia sudah mencakup seluruh aspek akhlaqul karimah. Ayat ini memerintahkan kita
kepada tiga hal :
1) Kata ‫( خذ العفو‬maafkanlah) memerintahkan kita untuk memaafkan orang yang bersalah,
menyambung tali silaturrahmi kepada saudara yang mememutuskannya, memperbaiki
hubungan dengan orang lain, memaafkan orang yang menyakiti kita dan lain
sebagainya. Kalimat ini mengandung segala bentuk memaafkan dan bersabar terhadap
orang lain.
2) Kata ‫ُرف‬
ِ ‫( َوأ ُم®®ر بِ®®ٱلع‬suruhlah orang mengerjakan yang ma´ruf (baik).) mengandung
perintah untuk menyeru kepada segala hal yang dianggap baik dalam syariat, baik
berupa perkataan maupun perbuatan.
ِ ‫( َوَأ‬berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh) mengandung
3) Kata َ‫عرض َع ِن ٱل ٰ َج ِهلِين‬
perintah untuk bersabar dan berpaling dari orang-orang bodoh serta memuliakan diri
dengan tidak berdebat dengan mereka. Seorang penyair arab berkata :
 Jika orang bodoh berbicara maka janganlah engkau menjawabnya,
 Diam itu lebih baik daripada menjawabnya,
 Saya bersikap diam terhadap seseorang yang bodoh,
 Maka dia mengira aku tak bisa menjawabnya padahal aku bukan tak bisa
menjawabnya.
3. Generasi millennial
Milenial atau sering disebut generasi Y adalah sekelompok orang yang lahir setelah
generasi X. Mereka lahir pada kisaran 1980 hingga 2000-an. Pada 2020, generasi milenial
akan mendominasi populasi di Indonesia dengan porsi sekitar 34 persen. generasi milenial di
Indonesia sangat kecanduan internet. Dalam sehari rata-rata generasi milenial bisa
menggunakan internet dengan durasi lebih dari tujuh jam dalam sehari. loyalitas generasi
milenial tergolong rendah. Saat ada produk yang lebih bagus, generasi milenial dengan
mudah akan berpaling. Mayoritas milenial lebih memilih melakukan transaksi non-tunai.
generasi milenial bisa bekerja dengan lebih cepat dan cerdas lantaran didukung oleh
keberadaan teknologi. Perkembangan teknologi juga mendorong milenial memiliki
kemampuan multi-tasking. Perilaku ini membuat milenial terbiasa melakukan dua hingga tiga
pekerjaan sekaligus. Generasi milenial juga memiliki perilaku senang berwisata. 1 dari 3
millenial di Indonesia liburan minimal 1 kali dalam setahun. Di sisi lain, milenial terhitung
gemar berbagi, peduli dan responsif terhadap masalah sosial.
4. Membangun Kultur Akhlakul Karimah di Kalangan Generasi Millenial
Untuk membangun budaya/kultur Akhlakul Karimah di Kalangan Generasi Millenial
dapat dilakukan sebagai berikut:
1) Memperbanyak kajian tentang keutamaan berkahlakul karimah. Kajian dapat
dilakukan dengan online/ofline. Banyak situs/web yang menyuguhkan tentang
keutamaan memiliki akhlak yang baik. Jika generasi millennial sudah faham tentang
keutamaan berakhlak karimah, insyaAllah akan muncul dari dalam dirinya (motivasi
internal) untuk berakhlakul karimah. Dan motivasi ini biasanya akan lebih lama, tidak
mudah luntur, karena akhlak yang tercermin original dari dalam dirinya.
2) Memperbaiki kualitas dan kuantitas ibadah. Ibadah adalah bukti keimanan dan
ketaqwaan seseorang. Nash-nya, jika ibadah seseorang bagus, akhlak yang keluar dari
dirinya baik ucapan maupun perbuatan juga akan bagus. Pada prinsipnya, luaran dari
ibadah adalah akhlak. Jika ibadahnya bagus, akhlaknya bagus, jika ibadahnya kurang
bagus, akhlaknya juga kurang bagus.
3) Memilah dan memilih komunitas yang bagus, yang memiliki kesamaan visi misi dan
tujuan hidup. Lingkungan yang bagus akan menambah semangat seseorang untuk
memperbaiki kualitas hidupnya.
4) Aktif dalam organisasi keagamaan/Muhammadiyah yang di dalamnya banyak
kegiatan yang dapat memperdalam pemahaman keagamaan dan dialog antar anggota
sehingga saling menguatkan nilai-nilai keislaman dalam dirinya.

Anda mungkin juga menyukai