Makalah Kelompok 9
Makalah Kelompok 9
Makalah Kelompok 9
2. Pengertian Etika
Etika berasal dari bahasa Yunani “Ethos” dalam bentuk tunggal yang berarti
kebiasaan. Etika merupakan dunianya filsafat, nilai, dan moral yang mana etika bersifat
abstrak dan berkenaan dengan persoalan baik dan buruk. Pengertian ini menunjukan bahwa,
etika ialah teori tentang perbuatan manusia yang ditimbang menurut baik dan buruknya, yang
juga merupakan pada inti sari atau sifat dasar manusia: baik dan buruk manusia. Dalam
bentuk jamak (ta etha) artinya adalah adat kebiasaan. Dan arti terakhir inilah menjadi latar
belakang bagi terbentuknya istilah “etika” yang oleh filsuf Yunani besar Aristoteles (284-
322 SM) sudah dipakai untuk menunjukkan filsafat moral. Jadi, kita membatasi diri pada
asal-usul kata ini, maka “etika” berarti ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu
tentang adat kebiasaan.
Etika dalam arti lain merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan upaya
menentukan perbuatan yang di lakukan manusia untuk dikatakan baik atau buruk, dengan
kata lain aturan atau pola tingkah laku yang di hasilkan oleh akal manusia. Dengan adanya
etika pergaulan dalam masyarakat akan terlihat baik dan buruknya.
Kemudian, terkait dengan terminologi etika. Terdapat istilah lain yang identik dengan
kata ini, yaitu: “Susila” (Sanskerta), lebih menunjukkan kepada dasar-dasar, prinsip, aturan
hidup (sila) yang lebih baik (su). Etika pada dasarnya mengamati realitas moral secara kritis,
dan etika tidak memberikan ajaran melainkan kebiasaan, nilai, norma dan pandangan-
pandangan moral secara kritis. etika lebih kepada mengapa untuk melakukan sesuatu itu
harus menggunakan cara tersebut.
Dari beberapa pernyatan tentang etika, dapat disimpulkan bahwa, secara umum asal-
mula etika berasal dari filsafat tentang situasi atau kondisi ideal yang harus dimiliki atau
dicapai manusia. Etika juga suatu ilmu yang membahas baik dana buruk dan teori tetang
moral. Selain itu, teori etika berorientasi kepada cara pandang atau sudut pengambilan
pendapat tentang bagaimana harusnya manusia tersebut bertingkah laku di masyarakat.
3. Pengertian Moral
Moral atau moralitas berasal dari kata bahasa latin mos yang berarti tunggal, mores
yang berarti jamak, dan kata moralis bentuk jamak mores memlliki makna kebiasaan,
kelakuan dan kesusilaan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata moral berarti
mempunyai dua makna. Pertama, ajaran tentang baik buruk yang diterima umum mengenai
perbuatan, sikap, kewajiban, dan sebagainya. Kedua, kondisi mental seseorang yang
membuat seseorang melakukan suatu perbuatan atau isi hati atau keadaan perasaan yang
terungkap melalui perbuatan.
Istilah lain yang sama dengan moral adalah etika dan akhlak. Etika berasal dari kata
ethiek (Belanda), ethics (Inggris), dan ethos (Yunani) yang berarti kebiasaan dan kelakuan.
Akhlak berasal dari bahasa Arab khuluq, jamak dari khuluqun, menurut lughot diartikan
sebagai budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat.11 Dalam bahasa Indonesia, budi
pekerti merupakan kata majemuk, berasal dari kata budi dan pekerti. Kata budi berasal dari
bahasa Sansekerta yang berarti yang sadar atau yang menyadarkan, atau alat kesadaran.
Sedangkan pekerti memiliki arti kelakuan.
Istilah Moral seringkali digunakan secara silih berganti dengan akhlak. Berbeda
dengan akal yang dipergunakan untuk merujuk suatu kecerdasan, tinggi rendahnya
intelegensia, kecerdikan dan kepandaian. Kata moral atau akhlak digunakan untuk
menunjukkan suatu perilaku baik atau buruk, sopan santun dan kesesuaiannya dengan nilai-
nilai kehidupan.
Persamaan Akhlak, Etika dan Moral Ada beberapa persamaan antara akhlak, etika,
dan moral yang dapat dipaparkan sebagai berikut:
a) Akhlak, etika, dan moral membahas tentang ide/ tujuan/ alasan/ hujjah/ motif perilaku
b) Akhlak, etika, dan moral merupakan ilmu yang normatif, artinya berpegang teguh
pada norma atau kaidah yang berlaku.
c) Dilihat dari fungsi dan peranannya, dapat dikatakan bahwa akhlak, etika, dan moral
sama, yaitu menentukan hukum atau nilai dari suatu perbuatan yang dilakukan
manusia untuk ditentukan baik buruknya. Kesemua istilah tersebut sama sama
menghendaki terciptanya keadaan masyarakat yang baik, teratur, aman, damai, dan
tentram sehingga sejahtera batiniah dan lahiriahnya.
d) Objek dari akhlak, etika, dan moral yaitu perbuatan manusia, ukurannya yaitu baik
dan buruk .
Islam menuntut setiap pemeluknya untuk menjadikan Rasulullah SAW sebagai contoh dalam
segala aspek kehidupan. Khusus dalam akhlak, Allah SWT memuji beliau dengan diiringi
sumpah:
و ا نك لعلى خلق عظيم
Artinya: “ Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur. “ (Al-
qalam(68): 4)
Nabi Muhammad SAW. Pun mengkabarkan bahwa orang yang paling sempurna
keimanannya di antara umatnya adalah yang paling baik akhlaknya. Dengan demikian,
seyogyanya seorang muslim berusaha dan bersemangat untuk memiliki akhlak yang baik dan
merujuk kepada Rosulullah SAW Dalam berakhlak.
Dalam kaitan dengan kedudukan akhlak, Ibnu Maskawaih menerangkan,
“Islam pada hakikatnya adalah suatu aliran etika, islam memperbaiki budi pekerti manusia
sedemikian rupa sehingga manusia sanggup menjadi anggota masyarakat pergaulan bersama
islam menanamkan bibit cinta kasih sayang di dalam jiwa manusia.”
Paparan ini, dengan jelas menunjukkan bahwa risalah Islam memperjuangkan
kesempurnaan, kebaikan, dan keutamaan akhlak. Dengan demikian, umat Islam merupakan
model terbaik bagi implementasi akhlak mulia ini, sebagaimana diperlihatkan dengan baik
oleh Rasulullah SAW dan para pengikutnya.
Akhlak sangat penting dalam kehidupan karena ia mempunyai dampak yang amat
besar dalam kehidupan manusia antara lain . Didalam islam akhlak itu mempunyai
kedudukan yang tinggi sekali, antara lain:
Akhlak sebagai the central teaching of islam ( pusat ajaran islam ) dalam Al-qur’an
terdapat kurang lebih 1500 kata yang mengandung ajaran-ajaran tentang akhlak, baik
yang teoritis maupun tuntutan praktis. Atas dasar ini hampir seperempat kandungan
Al-qur’an berbicara tentang akhlak, demikian pula dalam hadist, sehingga dapat di
simpulkan bahwa akhlak menempati kedudukan yang sangat urgen dalam islam
Akhlak ukuran keimanan seseorang, akhlak dalam islam juga dijadikan oleh Allah
SWT sebagai tolak ukur keimanan seseorang. Kesempurnaan iman seseorang dapat
dilihat dari kebaikan akhlaknya. Peryataan ini didasarkan pada penegasan Rasulullah
berikut ini:
b. Takbur
Puncak berlakunya sifat takbur adalah dari banyak sebab yang boleh menyebabkan
seseorang itu takbur atau sombong diri seperti nasab keturunan, kuasa pemerintah, kekayaan,
berlebihan ilmu dan banyak pengikut.
c. Riyak
Orang yang riyak ditarifkan sebagai sifat yang menarik pandangan orang yang
menampakkan berbagai amalan yang baik dilakukan semata-mata menginginkan pujian,
pangkat atau kedudukan.
d. Ujub
Ujub berkait rapat dengan takbur dan riya’. Ujub berarti keistimewaan atau kelebihan
diri sendiri. Ini juga berkait rapat dengan kelebihan dari segi kecantikan, kepandaian,
kekayaan dan lain-lain.
e. Banyak Berkata
Banyak berkata perkataan sia-sia ialah manusia yang suka berkata-kata, berbual-bual,
bersembang-sembang perkara yang laga (lalai) seperti mencaci orang, menfitnah, hanya
perkara dunia, perkara tanpa faidah, dan sebagainya. Firman Allah SWT yang artinya “Tidak
ada besar. kebaikan dari banyak pembicaraan rahasia mereka kecuali pembicaraan rahasia
dari orang yang menyuruh (orang) bersedekah atau berbuat kebaikan atau mengadakan
kedamaian diantara manusia. Barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari ridha
Allah, maka kelak Kami akan memberinya pahala yang”.7
f. Hasud
Hasud adalah sikap suka menghasud atau mengadu domba terhadap sesama.
Menghasud adalah tindalan yang jahat dan menyesatkan karena mencemarkan nama baik dan
merendahkan derajat seseorang atau juga karena mempublikasikan hal-hal yang jelek yang
sebenarnya ditutupi.
g. Ghibah dan Namimah
Ghibah dalam Bahasa kita adalah mengumpat atau mengunjing. Ghibah adalah
membicarakan aib orang lain, sedangkan orang itu tidak suka apabila aibnya dibicarakan.
Ghibah terjadi disebabkan dari dengki, mencuri muka atau berolok-olok dengan tujuan untuk
menjatuhkan martabat orang yang diumpat. Namimah atau Adu domba adalah
menyampaikan perkataan seseorang atau menceritakan keataan seseorang atau mengabarkan
pekerjaan seseorang kepada orang lain dengan maksud adu domba antara keduanya atau
merusakkan hubungan baik antara mereka. Allah SWT. berfirman yang artinya:
“Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela.”
Cara menghindari Akhlak Mazmumah
- Perbanyak beribadah
- Biasakan berbagi
- Selalu bersyukur atas nikmat Allah SWT.
- Pahami keterbatasan manusia
- Jaga tali silaturahmi
ِ ُرف َوَأ
َعرض َع ِن ٱل ٰ َج ِهلِين ِ ُخ ِذ ٱل َعف َو َوأ ُمر بِٱلع
“Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma´ruf, serta berpalinglah dari
pada orang-orang yang bodoh.” (QS. Al-A’raf: 199).
Ayat ini singkat namun padat dan mengandung arti yang begitu luas, dengan kalimatnya yang
singkat ia sudah mencakup seluruh aspek akhlaqul karimah. Ayat ini memerintahkan kita
kepada tiga hal :
1) Kata ( خذ العفوmaafkanlah) memerintahkan kita untuk memaafkan orang yang bersalah,
menyambung tali silaturrahmi kepada saudara yang mememutuskannya, memperbaiki
hubungan dengan orang lain, memaafkan orang yang menyakiti kita dan lain
sebagainya. Kalimat ini mengandung segala bentuk memaafkan dan bersabar terhadap
orang lain.
2) Kata ُرف
ِ ( َوأ ُم®®ر بِ®®ٱلعsuruhlah orang mengerjakan yang ma´ruf (baik).) mengandung
perintah untuk menyeru kepada segala hal yang dianggap baik dalam syariat, baik
berupa perkataan maupun perbuatan.
ِ ( َوَأberpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh) mengandung
3) Kata َعرض َع ِن ٱل ٰ َج ِهلِين
perintah untuk bersabar dan berpaling dari orang-orang bodoh serta memuliakan diri
dengan tidak berdebat dengan mereka. Seorang penyair arab berkata :
Jika orang bodoh berbicara maka janganlah engkau menjawabnya,
Diam itu lebih baik daripada menjawabnya,
Saya bersikap diam terhadap seseorang yang bodoh,
Maka dia mengira aku tak bisa menjawabnya padahal aku bukan tak bisa
menjawabnya.
3. Generasi millennial
Milenial atau sering disebut generasi Y adalah sekelompok orang yang lahir setelah
generasi X. Mereka lahir pada kisaran 1980 hingga 2000-an. Pada 2020, generasi milenial
akan mendominasi populasi di Indonesia dengan porsi sekitar 34 persen. generasi milenial di
Indonesia sangat kecanduan internet. Dalam sehari rata-rata generasi milenial bisa
menggunakan internet dengan durasi lebih dari tujuh jam dalam sehari. loyalitas generasi
milenial tergolong rendah. Saat ada produk yang lebih bagus, generasi milenial dengan
mudah akan berpaling. Mayoritas milenial lebih memilih melakukan transaksi non-tunai.
generasi milenial bisa bekerja dengan lebih cepat dan cerdas lantaran didukung oleh
keberadaan teknologi. Perkembangan teknologi juga mendorong milenial memiliki
kemampuan multi-tasking. Perilaku ini membuat milenial terbiasa melakukan dua hingga tiga
pekerjaan sekaligus. Generasi milenial juga memiliki perilaku senang berwisata. 1 dari 3
millenial di Indonesia liburan minimal 1 kali dalam setahun. Di sisi lain, milenial terhitung
gemar berbagi, peduli dan responsif terhadap masalah sosial.
4. Membangun Kultur Akhlakul Karimah di Kalangan Generasi Millenial
Untuk membangun budaya/kultur Akhlakul Karimah di Kalangan Generasi Millenial
dapat dilakukan sebagai berikut:
1) Memperbanyak kajian tentang keutamaan berkahlakul karimah. Kajian dapat
dilakukan dengan online/ofline. Banyak situs/web yang menyuguhkan tentang
keutamaan memiliki akhlak yang baik. Jika generasi millennial sudah faham tentang
keutamaan berakhlak karimah, insyaAllah akan muncul dari dalam dirinya (motivasi
internal) untuk berakhlakul karimah. Dan motivasi ini biasanya akan lebih lama, tidak
mudah luntur, karena akhlak yang tercermin original dari dalam dirinya.
2) Memperbaiki kualitas dan kuantitas ibadah. Ibadah adalah bukti keimanan dan
ketaqwaan seseorang. Nash-nya, jika ibadah seseorang bagus, akhlak yang keluar dari
dirinya baik ucapan maupun perbuatan juga akan bagus. Pada prinsipnya, luaran dari
ibadah adalah akhlak. Jika ibadahnya bagus, akhlaknya bagus, jika ibadahnya kurang
bagus, akhlaknya juga kurang bagus.
3) Memilah dan memilih komunitas yang bagus, yang memiliki kesamaan visi misi dan
tujuan hidup. Lingkungan yang bagus akan menambah semangat seseorang untuk
memperbaiki kualitas hidupnya.
4) Aktif dalam organisasi keagamaan/Muhammadiyah yang di dalamnya banyak
kegiatan yang dapat memperdalam pemahaman keagamaan dan dialog antar anggota
sehingga saling menguatkan nilai-nilai keislaman dalam dirinya.