Pengukuran Laba Kelompok 11

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Zaman mengalami begitu banyak perubahan, dunia mengalami perubahan


begitu cepat. Apalagi di zaman sekarang arus globalisasi menguasai dunia.
Globalisasi juga terjadi pada dunia bisnis. Hal ini menyebabkan meningkatnya
pesaing bisnis, tekhnologi berkembang cepat, dan terciptanya manufaktur-
manufaktur baru. Keadaan ini pula yang memaksa perusahaan-perusahaan harus
mengevaluasi kembali praktik-praktik bisnis mereka. Teori akuntansi dan
pengukuran laba menempati posisi yang penting dalam literatur akuntansi
keuangan dan manajerial. Meskipun artikel-artikel mengenai manfaat dan
metode-metode pengukurannya sudah mengalami perkembangan, konsep laba
itu masih tetap menjadi subyek dari interpretasi dan kelompok pemikiran yang
berbeda-beda yang masing-masing mengklaim memiliki keunggulan praktikal
maupun konseptual dari yang lain, pada dasarnya terdapat empat kelompok
pemikiran yang memiliki hubungan dengan pengukuran laba usaha yang baik.
Kelompok klasik terutama dicirikan dengan ketaatannya pada postulate
pengukuran dan prinsip biaya historis. Lebih umum dikenal sebagai akuntansi
biaya historis atau akuntansi konvensional, sekelompok klasik memandanglaba
sebagai laba usaha. Kelompok neoklasik terutama dicirikan dengan
ditinggalnya postulate unit pengukuran, pengakuan terhadap perubahan dalam
tingkat harga umum dan kepatuhannya terhadap prinsip biaya historis. Lebih
umum dikenal sebagai akuntansi biaya historis yang disesuaikan dengan tingkat
harga. Konsepnya adalah laba akuntansi yang di sesuaikan dengan tingkat laba.
Kelompok radikal di tandai dengan pemilihan nilai-nilai saat ini sebagai dasar
penilaiannya. Kelompok ini dibagi menjadi dua bentuk. Bentuk pertama laporan
keuangan yang didasarkan pada nilai saat ini tidak mengalami penyesuaian
untuk perubahan-perubahan yang terjadi pada tingkat harga umum. Secara
umum dikenal sebagai akuntansi nilai saat ini konsepnya adalah “ laba saat ini“.
Bentuk kedua adalah laporan keuangan yang didasarkan pada saat ini
mengalami penyesuaian untuk perubahan-perubahan yang terjadi pada tingkat
harga umum. Secara umum dikenal sebagai akuntansi nilai saat ini umumyang
disesuaikan dengan tingkat harga. Konsepnya “laba usaha yang telah
disesuaikan”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep dari laba?

2. Bagaimana pengukuran laba dalam akuntansi ?

3. Apa Elemen dari Laba ?

4. Apa tujuan dari pelaporan laba ?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui konsep dari laba.

2. Untuk mengetahui pengukuran laba dalam akuntansi.

3. Untuk mengetahui Elemen Laba.

4. Untuk mengetahui dari pelaporan laba

BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Laba Laba merupakan peningkatan aset dalam satu periode


akibat kegiatan produktif yang dapat dibagi atau didistribusi untuk kreditor,
pemerintah, pemegang saham (dalam bentuk bunga, pajak, dan deviden) tanpa
mempengaruhi keutuhan ekuitas pemegang saham semula. Laba adalah
pengambilan atas investasi kepada pemilik. Hal ini mengukur nilai yang dapat
diberikan oleh entitas kepada investor dan entitas masih memiliki kekayaan
yang sama dengan posisi awalnya.1 M. Yusuf, dkk (2002) menyebutkan bahwa
informasi laba harus dilihat dalam kaitannya dengan persepsi pengambilan
keputusan. Karena kualitas informasi laba ditentukan oleh kemampuannya
memotivasi tindakan individu dan membantu pengambilan keputusan yang
efektif. Hal ini didukung oleh FASB yang menerbitkan SFAC No. 1 yang
menganggap bahwa laba akuntansi merupakan pengukuran yang baik atas
prestasi perusahaan dan oleh karena itu laba akuntansi hendaknya dapat
digunakan dalam prediksi arus kas dan laba di masa yang akan datang. Ada tiga
konsep dalam usaha mendefinisikan dan mengukur laba menuju tingkatan
bahasa. Adapun konsep-kosep tersebut meliputi:2 1. Konsep Laba pada Tingkat
Sintaksis (Struktural) Laba akuntansi VS Laba ekonomi. Laba Akuntansi
digunakan dalam menyajikan laporan keuangan secara objektif dan andal. Laba
Ekonomi (Pendapatan Ekonomi), digunakan investor untuk menilai suatu
investasi. Laba Ekonomi menggunakan metode bunga Laba multiperson.
Hampir semua analisis laba akuntansi dalam kaitan dengan laba ekonomi
dilakukan dalam konteks kepastian. Dengan kata lain, semua fakta situasi
diasumsusikan diketahui semua orang. Pada realita, banyak perbedaan tingkat
bunga yang digunakan. 2. Konsep Laba pada Tingkat Sematik (Interpretatif)
Laba dapat diukur dan diakui atas dasar pendekatan aktivitas atau pendekatan
transaksi. SFAC 1 mengasumsikan laba akuntansi merupakan ukuran yang baik
dari kinerja suatu perusahaan dan bahwa laba akuntansi dapat digunakan untuk
meramalkan arus kas masa depan. 3. Konsep Laba pada Tingkat Pragmatis
(Perilaku) Konsep laba pada tingkat pragmatik berkaitan dengan dampak dan
informasi laba rugi pemakainya. Apakah informasi bermanfaat atau informasi
laba nyatanya digunakan. Jika memang digunakan, untuk kepentingan apa
informasi laba digunakan untuk angka laba benar-benar harus disediakan. Laba
disebut juga pendapatan bersih atau net earnings. Laba atau laba bersih
merupakan laba operasi dikurangi pajak, biaya bunga, biaya riset, dan
pengembangan.3 Ada lima karakteristik yang terdapat dalam laba akuntansi: 4
1. Laba akuntansi yang didasarkan pada transaksi aktual yang dilakukan oleh
perusahaan (terutama laba yang muncul dari penjualan barang atau jasa
dikurangi biaya-biaya yang di butuhkan untuk berhasil melakukan penjualan
tersebut). 2. Laba akuntansi didasarkan pada postulate periode dan mengacu
pada kinerja keuangan dari perusahaan selama satu periode tertentu. 3. Laba
akuntansi didasarkan pada prinsip laba dan membutuhkan definisi, pengukuran,
dan pengakuan pendapatan. 4. Laba akuntansi meminta adanya pengukuran
beban-beban dari segi biaya historisnya terhadap perusahaan yang menunjukan
ketaatan yang tinggi pada prinsip biaya. 5. Laba akuntansi meminta penghasilan
yang realisasi di perusahaan tersebut dihubungkan dengan biaya-biaya relevan
yang terkait. Keunggulan laba akuntansi 1. Berguna sebagai penentu bagi
praktik-praktik dan pola pikir para pengambil keputusan. 2. Laba akuntansi
berdasarkan pada transaksi-transaksi aktual dan faktual. 3. Dengan
mengandalkan prinsip realisasi untuk pengakuan pendapatan, laba akuntansi
memenuhi kriteria dan konservatisme. 4. Berguna untuk tujuan pengendalian.
Kelemahan laba akuntansi 1. Tidak mampu menerima nilai yang belum
terealisasi dari hasil aktiva yang dimiliki dalam satu periode tertentu akibat
penerapan biaya historis dan prinsip-prinsip realisasi. 2. Adanya ketergantungan
laba akuntansi pada prinsip biaya historis menjadikan komparabilitas membuat
sulit untuk dilakukan. 3. Adanya ketergantungan laba akuntansi pada prinsip
realisasi, prinsip biaya historis dan konservatisme yang dapat menghasilkan
data yang menyesatkan dan tidak relevan untuk penggunanya. Laba sebagal alat
prediksi Laba untuk membantu menetapkan prospek arus kas bersih
perusahaan, tetapi laba sering digunakan untuk membantu mengevaluasi daya
menghasilkan laba. Harapan akan laba masa depan harus digunakan oleh
banyak investor sebagai faktor utama untuk meramal distribusi deviden masa
depan.

B. Pengukuran Laba

Pengukuran laba adalah proses penetapan jumlah uang untuk mengukur dan
memasukkan setiap unsur laporan keuangan dalam neraca dan laporan laba
rugi. laba (income) akan diakui apabila kenaikan manfaat ekonomi di masa
mendatang yang berkaitan dengan peningkatan aktiva atau penurunan
kewajiban telah terjadi dan jumlahnya dapat diukur dengan andal. 5 Alasan
yang mendasar mengapa pengukuran laba memimbulkan masalah bagi akuntan
adalah karena tidak adanya definisi yang tepat mengenai laba, faktor penting
lainnya adalah karena perlu dibuatnya keputusankeputusan atai berbagai hal
dalam usaha untk mencapau pengukuran tersebut. Dengan demikian penelitian
yang sungguh-sungguh diarahkan kepada penetapan laba itu, tiga pendekatan
yang banyak dikenal pada pengukuran laba adalah :6 1. Pedekatan Tansaksi
(Cash Basis) Dalam pendekatan ini, laba diukur dan diakui pada saat terjadinya
transaksi dan kemudian terakumulasi sampai akhir periode. Pengukuran dan
pengakuan laba juga akan paralel dengan kriteria pengakuan pendapatan dan
biaya. Pengakuan laba atas dasar pendekatan ini sama dengan pengakuan
pendapatan atas dasar kriteria terealisasi dan sama dengan pengakuan biaya atas
dasar kriteria konsumsi manfaat. Pendekatan ini memiliki berbagai keunggulan
misalnya jumlah rupiah aset dan kewajiban secara otomatis tersedia pada akhir
periode serta perubahan aset dan kewajiban merupakan perubahan nilai yang
diakui secara objektif. 2. Pendekatan Kegiatan (Accrual Basis) Dalam
pendekatan ini, laba dianggap timbul bersamaan dengan berlangsungnya
kegiatan perusahaan dan bukan sebagai hasil suatu transaksi. Pendekatan ini
paralel dengan konsep penghimpunan sebagai basis akrual pendapatan. Dengan
konsep ini, laba dapat dinyatakan telah terbentuk bersamaan dengan
dilakukannya kegiatan operasi perusahaan dalam arti luas (produksi, penjualan,
dan pengumpulan kas) walaupun secara realisasi belum terjadi transaksi secara
real. Pendekatan ini memiliki keunggulan dalam membantu management
melakukan analisis internal seperti mengukur efisiensi dan profitabilitas setiap
kegiatan operasional perusahaaan. 3. Pendekatan Pertahanan Kapital (Capital
Maintenance Concept) Atas dasar pendekatan ini, laba diukur dan diakui setelah
kapital awal dapat dipertahankan. Sebelum membahas pengukuran laba atas
dasar konsep mempertahankan kemakmuran/kapital, akan dibicarakan lebih
dahulu mengenai konsep laba dan kapital. Dalam konsep mempertahankan
kemakmuran, kapital (capital) artian luas dan dalam berbagai bentuknya. Jadi
kapital diartikan sebagai sekelompok kekayaan tanpa memperhatikan siapa
yang memiliki kekayaan tersebut. Kam (1990) mendefinisikan laba sebagai
berikut : Laba (income) adalah perubahan dalam kapital perusahaan diantara
dua titik waktu yang berbeda (awal dan akhir), diluar perubahan karena
investasi oleh pemilik dan distribusi kepada pemilik, dimana kapital dinyatakan
dalam bentuk nilai (value) dan didasarkan pada skala pengukuran tertentu (p.
194) Sementara Hendrikson (1989) mengartikan kapital laba sebagai berikut :
Laba adalah aliran jasa sepanjangperiode waktu. Kapital adalah persediaan
kemakmuran (the embodiment of future services), dan laba merupakan aliran
kemakmuran yang dapat dinikmati selama satu periode tertentu (p. 142) Dari
pengertian di atas, dapat dirumuskan bahwa atas dasar konsep kapital sebagai
tingkat kemakmuran, maka laba merupakan aliran kemakmuran yang dapat di
konsumsikan (dinikmati) selama satu periode, tanpa mengurangi tingkat
kemakmuran sebelumnya. Dengan demikian laba dapat diukur dari selisih
antara tingkat kemakmuran pada akhir periode dengan tingkat kemakmuran
pada awal periode [ Laba = total aktiva neto (akhir periode)- kapital yang
diinvestasikan (awal periode)]. Konsep pengukuran laba ini disebut dengan
konsep mempertahankan kapital/kemakmuran (wealth or capital maintenance
concept). Kapital yang digunakan dalam konsep ini adalah kapital neto
(networth) atau aktiva neto. Kapital dinyatakan dalam bentuk nilai ekonomi
pada skala pengukuran tertentu. pengukuran terhadap sangat dipengaruhi oleh
nilai (unit pengukur), jenis kapital, dan skala pengukuran. Perbedaan terhadap
ketiga faktor tersebut akan mengakibatkan perbedaan besarnya laba yang
diperoleh. C. Elemen Laba Laba dapat dijadikan untuk menilai keberhasilan
perusahaan. Pengukuran terhadap laba tidak akan memberikan informasi yang
bermanfaat bila tidak menggambarkan sebab-sebab timbulnya laba. Ada dua
konsep yang digunakan untuk menentukan elemen laba perusahaan, yaitu7 : 1.
Konsep Laba Periode (Earnings) Konsep laba periode dimaksudkan untuk
mengukur efisiensi suatu perusahaan. Efisiensi berhubungan dengan
penggunaan sumber-sumber ekonomi perusahaan untuk memperoleh laba.
Konsep laba periode memusatkan perhatiannya pada laba operasi periode
berjalan yang berasal dari kegiatan normal perusahaan. Oleh karena itu, yang
termasuk elemen laba adalah peristiwa atau perubahan nilai yang dapat
dikendalikan manajemen dan berasal dari keputusan-keputusan periode
berjalan. 2. Laba Komprehensif (Comprehensif Income) FASB dalam SFAC
No. 3 dan 6 menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan laba komprehensif
adalah total perubahan aktiva bersih (ekuitas) perusahaan selama satu periode,
yang berasal dari semua transaksi dan kegiatan lain dari sumber selain sumber
yang berasal dari pemilik. Atau dengan kata lain, laba komprehensif terdiri atas
seluruh perubahan aktiva bersih yang berasal dari transaksi operasi. FASB
menjelaskan bahwa alasan utama digunakannya istilah laba komprehensif
adalah untuk membedakan laba komprehensif dengan laba periode. D. Tujuan
Pelaporan Laba Laba merupakan selisih antara pendapatan dan biaya secara
akrual. Pengertian seperti ini akan memudahkan dalam pengukuran dan
pelaporan laba secara obyektif, dan bermakna sebagai pengukur kembali atas
investasi dari pada sekedar perubahan kas. Berdasarkan pengertian dan cara
pengukuran laba akuntansi diharapkan dapat digunakan sebagai:8 1.
Perhitungan Pajak, berfungsi sebagai dasar pengenaan pajak yang akan diterima
Negara. 2. Untuk menghitung deviden yang akan dibagikan kepada pemilik dan
yang akan ditahan dalam perusahaan. 3. Untuk menjadi pedoman dalam
menentikan kebijaksanaan investasi dan pengambilan keputusan. 4. Untuk
menjadi dasar dalam peramalan laba maupun kejadian ekonomi perusahaan
lainnya di masa yang akan datang. 5. Untuk menilai prestasi atau kinerja
perusahaan. 6. Perhitungan Zakat sebagai kewajiban manusia sebagai hamba
kepada Allah SWT melalui pembayaran Zakat kepada masyarakat.

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Laba merupakan peningkatan aset dalam satu periode akibat


kegiatan produktif yang dapat dibagi atau di didistribusi untuk kreditor,
pemerintah, pemegang saham (dalam bentuk bunga, pajak, dan deviden) tanpa
mempengaruhi keutuhan ekuitas pemegang saham semula. Pengukuran laba
adalah proses penetapan jumlah uang untuk mengukur dan memasukkan setiap
unsur laporan keuangan dalam neraca dan laporan laba rugi. Alasan yang
mendasar mengapa pengukuran laba memimbulkan masalah bagi akuntan
adalah karena tidak adanya definisi yang tepat mengenai laba, faktor penting
lainnya adalah karena perlu dibuatnya keputusankeputusan atai berbagai hal
dalam usaha untk mencapau pengukuran tersebut. Tiga pendekatan yang
banyak dikenal pada pengukuran laba adala h Pedekatan Tansaksi (Transaction
Apporach), Pendekatan pemeliharaan Modal (Capital maintenance Appoach),
dan Pendekatan kinerja operasi berjalan (current operating performance
Appoach). B. Saran Penggunaan konsep-konsep pengukuran laba dan akuntansi
akrual dengan konsep yang lainnya dikombinasikan guna menutupi kelemahan-
kelemahan penggunaan konsep nilai saat ini agar tujuan atas pengukuran dan
pelaporan laba dapat bermanfaat bagi semua pihak.
DAFTAR PUSTAKA
Anshar. “Konsep Laba.” sibukkerjatugas (blog), December 13, 2011.
https://sibukkerjatugas.wordpress.com/2011/12/13/konsep-laba-incomeconcept/.

Raharjo, Kurniawan Budi. “KONSEP LABA DALAM PELAPORAN KEUANGAN.”


Kurniawan Budi Raharjo (blog), January 11, 2013.
https://kurniawanbudi04.wordpress.com/2013/01/11/konsep-laba-dalampelaporan-keuangan/.

Mowen, Hansen. Akuntansi Manajerial. Jakarta: PT Salemba Empat, 2011.

IAI. Konsep Dasar Penyusunan Dan Penyajian Laporan Keuangan, 1994.

Nida, Fitriatun, Yusnia Pohan, and Yuniasih Solifah. “Sistem Pengukuran Laba Dan
Modal (Teori Akuntansi).” Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Ahmad Dahlan Jakarta,
2014. http://ayunieblog.blogspot.com/2014/06/sistem-pengukuran-laba-danmodal-teori.html.
Apa saja yang menjadi tingkat kelemahan dari masing-masing konsep laba ?

Jawaban : Keduanya seimbang mengenai tingkat kelemahannya, hanya saja tergantung dalam
penerapannya. Pada konsep Sintaksis berfokus pada pendekatan transaksi (Cash Basis), pendekatan
kegiatan (Accrual Basis), dan pendekatan pertahanan kapital. Sedangkan pada konsep Semantik
berfokus pada pengukur kinerja, konfirmasi harapan investor, dan estimator laba ekonomik.

Jika melihat salah satu tujuan pengukuran laba yaitu untuk menilai prestasi atau kinerja
perusahaan, lalu bagaimana jika besarnya laba diikuti dengan besarnya utang perusahaan?
Bagaimana cara kita mengukur kinerja perusahaan? Apakah hal tersebut bisa dikatakan bahwa
perusahaan sudah baik prestasinya?

Jawaban : Untuk mengukur kinerja perusahaan pastinya ada beberapa langkah, tidak hanya
berfokus pada satu titik saja seperti pada tujuan pengukuran laba. Sehingga kalau hanya melihat dari
sisi ini “besarnya laba diikuti dengan besarnya utang perusahaan” saja belum bisa menyatakan
apakah kinerja perusahaan tersebut baik atau buruk. Seperti yang sudah dijelaskan pada mata kuliah
perencanaan keuangan syariah untuk mengukur kinerja perusahaan kita harus menganalisis
beberapa elemen, tidak fokus pada satu elemen saja

Dari ke tiga pendekatan dalam pengukuran data, pendekatan yang manakah yang lebih sering
digunakan? Berikan argumenya.

Jawaban : Dimasa kini pencatatan dengan accrual Basic paling sering dipilih untuk pencatatan
keunagan perusahaan. Pada umumnya sebuah bisnis akan memulai dengan metode akuntansi
berbasis kas karena kesederhanaannya, dan kemudian beralih ke metode akrual ketika mereka
tumbuh, karena memungkinkan analisis lebih mendalam terhadap keuangan bisnis. Dalam banyak
kasus, perusahaan dipaksa untuk beralih dari metode berbasis kas menjadi akrual karena berubah
dari pedagang tunggal menjadi perusahaan terbatas, atau karena meningkatnya omzet tahunan.

Bagaimana penerapan pengukuran laba pada ukm/usaha mikro kecil lainnya. Apakah sama
dengan perusahaan besar atau berbeda. Lalu apakah ada aturan khusus dalam PSAK yang mengatur
tentang pengukuran laba itu sendiri? Jawaban : Penerapan pengukuran laba pada ukm yaitu
menggunakan basis kas. Tentu saja berbeda, karena pada perusahaan-perusahaan besar
menggunakan basis akrul. Untuk PSAK mengenai pengukuran laba tidak ada.

Anda mungkin juga menyukai