Makalah Proteksi Generator
Makalah Proteksi Generator
Makalah Proteksi Generator
Disusunoleh:
1. DarmawansyahBandoe 42122201
2. SyachruRamadhany 42122208
3. Emielyadi Hastah
4. M. FadhilSuaib 42122219
KELOMPOK 1
4A RPL D4TeknikListrik
shalawat beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW
yang telah memberikan pedoman hidup yakni al-qur’an dan sunnah untuk
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Proteksi Sistem
besarnya kepada Bapak Ahmad Rizal Sultan, S.T., M.T., Ph.D., selaku dosen
dalam penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari para pembaca untuk makalah ini menjadi lebih baik.
DAFTAR ISI
SAMPUL.................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
A. Latar belakang...............................................................................................4
BAB II......................................................................................................................5
PEMBAHASAN......................................................................................................5
A. Generator.......................................................................................................5
B. Sitem Proteksi...............................................................................................6
C. Proteksi Generator.........................................................................................7
BAB III..................................................................................................................15
PENUTUP..............................................................................................................15
A. KESIMPULAN...........................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16
BABI
PENDAHULUAN
A. Latarbelakang
PEMBAHASAN
A. Generator
Generator adalah suatu alat yang dapat mengubah tenaga mekanik menjadi
energi listrik. Tenaga mekanik bisa berasal dari panas, air, uap, dll. Energi listrik
yang dihasilkan oleh generator bisa berupa Listrik AC (listrik bolak-balik)
maupun DC (listrik searah). Hal tersebut tegantung dari konstruksi generator yang
dipakai oleh pembangkit tenaga listrik.
Generator menggunakan prinsippercobaannya faraday yaitu memutar magnet
dalam kumparan atau sebaliknya, ketika magnet digerakkan dalam kumparan
maka terjadi perubahan fluks gaya magnet (perubahan arah penyebaran medan
magnet) di dalam kumparan dan menembus tegak lurus terhadap kumparan
sehingga menyebabkan beda potensial antara ujung-ujung kumparan (yang
menimbulkan gerak gaya listrik). syarat utama harus ada perubahan fluks
magnetik, jika tidak maka tidak akan timbul listrik. cara mengubah fluks
magnetik adalah menggerakkan magnet dalam kumparan atau sebaliknya dengan
energi dari sumber lain, seperti angin dan air yang memutar baling-baling turbin
untuk menggerakkan magnet tersebut. jika suatu konduktor digerakkan memotong
medan magnet akan timbul beda tegangan di ujung-ujung konduktor tersebut.
Terdapat dua jenis generator, yaitu generator arus bolak-balik (AC) dan
generator arus searah (DC). Generator arus bolak-balik sering disebut juga dengan
alternator. Alat ini terdiri atas magnet dengan kutub berbentuk cekung dan
kumparan kawat yang dililitkan pada suatu armatur dan dapat berputar dalam
suatu medan magnet. Armatur berupa kumparan persegi dengan lilitan mengitari
sebuah inti besi lunak. Generator arus searah sering disebut juga dengan dinamo.
Alat ini terdiri atas magnet dan kumparan kawat yang dililitkan pada suatu
armatur dan dapat berputar dalam suatu medan magnet. Perbedaannya dengan
generator AC adalah pada bagian komponen yang berhubungan dengan ujung
kumparan yang berputar. Dinamo menggunakan sebuah cincin belah atau disebut
sebagai komutator, sedangkan generator AC menggunakan dua buah slip ring.
B. SitemProteksi
Proteksi sistem tenaga listrik adalah sistem proteksi yang dipasang pada
peralatan-peralatan listrik suatu sistem tenaga listrik, misalnya generator,
transformator, jaringan dan lain-lain, terhadap kondisi abnormal operasi sistem itu
sendiri. Kondisi abnormal itu dapat berupa antara lain: hubung singkat, tegangan
lebih, beban lebih, frekuensi sistem rendah, asinkron dan lain-lain.
Tujuan dari sistem proteksi adalah sebagai berikut :
Mengurangi kerusakan peralatan yang terganggu ,maupun peralatan
yang dilewati oleh arus gangguan.
Mengisolir bagian sistem yang terganggu sekecil mungkin dan
secepat mungkin.
Mencegah meluasnya gangguan.
Adapun fungsi dari sistem proteksi adalah sebagai berikut :
Mendeteksi adanya gangguan atau keadaan abnormal pada bagian
sistem yang diamankan
Melepas bagian sistem yang terganggu , sehingga bagian sistem
yang lainnya masih dapat terus beroperasi .
Dalam aplikasinya, sistem proteksi terdiri dari beberapa peralatan
pendukung. Berikut ini adalah skema secara umum dari sistem proteksi beserta
peralatan pendukung yang digunakan.
Relay pengaman sebagai elemen perasa atau pengukur untuk
mendeteksi gangguan.
Pemutus Tenaga (PMT ) sebagai pemutus arus dalam sirkuit tenaga
untuk melepas bagian sistem yang terganggu.
Trafo Arus (CT) dan Trafo Tegangan (PT) mengubah besarnya arus
dan tegangan dari sirkuit primer ke sirkuit sekunder (relay).
BateraiatauAki sebagai sumber tenaga untuk mentripkan PMT dan
catu daya untuk relay statik dan relay bantu.
Wiring untuk menghubungkan komponen-komponen proteksi
sehingga menjadi satu sistem.
C. Proteksi Generator
Generator 3
fase
Kesist
Mesin PMT em
Pengge PMT Genera
rak Medan tor
Berikut adalah beberapa Penguat macam gangguan
yang mungkin terjadi pada generator dan cara memproteksinya:
a) GanguanPada Generator
1) Hubung Singkat (short-circuit) Pada Lilitan Stator.
Gangguan pada lilitan stator dapat diklasifikasikan sebagai gangguan
hubung singkat fasa ke fasa, hubung singkat fasa dengan tanah, hubung
singkat antara lilitan dengan lilitan pada fasa yang sama dan rangkaian
terbuka. Kegagalan isolasi lilitan dapat disebabkan oleh tegangan lebih,
menurunnya ketahanan dielektrik, atau kombinasi keduanya. Tegangan lebih
dapat disebabkan oleh switching transient, petir, atau gabungan kecepatan
lebih dengan beban hilang yang mendadak. Menurunnya ketahanan dielektrik
dapat disebabkan oleh penuaan, panas pada isolasi, pengumpulan kotoran,
kelembaban, pemeliharaan yang salah, adanya benda asing yang masuk
kedalam isolasi misalnya seperti kipas (fan) yang patah dan menghantam
lilitan atau air sistem pendingin stator bocor. Jika kerusakan isolasi lilitan
dapat dicegah sebelum laminasi rusak, maka perbaikan masih dapat dilakukan
dengan mengganti kumparan yang rusak, akan tetapi jika laminasi pada inti
besi yang rusak, perbaikan yang dilakukan sudah tidak efisien lagi. Oleh
sebab itu sedapat mungkin gangguan harus dihilangkan sebelum timbul
kebakaran yang biasanya dapat merusak laminasi inti. Untuk mendapatkan
pengaman yang baik maka dianjurkan agar menggunakan relay diferensial
generator.
Hubung Singkat Fasa ke Fasa
Untuk mengamankan masing-masing lilitan fasa generator dapat
menggunakan relay arus lebih yang dihubung diferensial. Relay
diferensial arus ini dapat menggunakan relay arus lebih yang sederhana
atau yang dilengkapi dengan pelambatan waktu, atau dapat juga
menggunakan relay diferensial persentase dengan restrain yang linier
atau yang dapat berubah. Untuk mendapatkan relay diferensial dengan
kepekaan yang maksimum, maka trafo arus yang digunakan pada
masing-masing ujung harus benar-benar sama. Meskipun hal ini sudah
dilakukan, pengamanan diferensial yang menggunakan relay arus lebih
masih mempunyai keterbatasan terhadap kesalahan kerja yang
disebabkan arus gangguan luar yang sangat besar dapat terlihat pada
gambar prinsip relay diferensial dibawah.
Ketitik Gener ke
C I ator I C rel
netral 2 I1 1Rel T
T
- ay
I2
Hubung Singkat Fasa ke tanah.
Generator-generator tegangan tinggi biasanya dihubung bintang
dengan titik netralnya dapat ditanahkan secara langsung atau melalui
impedansi atau sama sekali tidak ditanahkan. Penggunaan impedansi
pada suatu sistem pentanahan dimaksudkan untuk membatasi arus
hubung singkat ketanah agar tidak lebih besar dari arus hubung singkat
tiga fasa. Umumnya lilitan generator diharapkan tidak tahan terhadap
arus lebih yang lebih besar dari arus hubung singkat tiga fasa. Tingkat
daya guna relay diferensial terhadap arus gangguan tanah tergantung
terhadap besar arus gangguan tanah yang timbul. Bila sistem yang
ditanahkan dengan impedansi rendah, biasanya arus gangguan tanah yang
terjadi besar dan diharapkan relay dapat bekerja dengan baik kecuali jika
terjadi gangguan pada sebagian kecil lilitan yang dekat dengan titik
netral. Gangguan ini tidak dapat dideteksi oleh relay difrensial bila titik
netral generator tidak ditanahkan. Oleh karenanya ada relay hubung
tanah untuk melindungi generator terhadap gangguan hubung tanah.
Pada gambar berikutnya diperlihatkan pengaman generator terhadap
gangguan hubung tanah yang titik netralnya tidak ditanahkan sehingga
perlu dipasang transformator tegangan dan yang titik netralnya
ditanahkan dengan melewati tahanan.
R
G
G
F
F
( (
a b
) )
Hubung Singkat Antar Lilitan Pada Fasa Yang Sama.
Walaupun relay diferensial dapat menditeksi gangguan hubung
singkat antar fasa hampir pada semua lilitan generator tetapi relay ini
tidak dapat menditeksi gangguan hubung singkat antar lilitan pada fasa
yang sama. Bermacam-macam skema pengaman telah dibuat namun
umumnya tidak praktis dan terbatas pada konstruksi generator itu sendiri.
Untuk generator yang mempunyai lilitan tunggal (single layer) hubung
singkat antar lilitan pada fasa yang sama tidak akan terjadi tanpa
mengikut sertakan gangguan hubung tanah. Umumnya pengaman
gangguan ini jarang sekali digunakan dalam praktek.
3) PanasLebih(Overheating)
Panas lebih pada rotor dapat terjadi karena adanya arus lebih pada rotor
yang disebabkan oleh gangguan pada sistem ventilasi, single phasing atau
operasi arus yang tidak seimbang pada stator. Selain dari itu panas pada rotor
dapat disebabkan oleh arus medan lebih sebagai akibat dari gangguan pada
rheostat dan gangguan pada pengaturan tegangan. Sehubungan dengan hal
tersebut ada pendapat yang mengatakan bahwa rangkaian medan penguat agar
dilengkapi dengan pengaman arus lebih. Meskipun kenaikan temperatur yang
cukup kecil dapat diditeksi pada keluaran udara dari media pendingin tetapi
ini tidak menjamin sumber panas berasal dari gangguan pada rotor mungkin
saja dari bagian yang lain. Terlepasnya salah satu fasa atau arus stator yang
tidak seimbang dapat menimbulkan panas setempat yaitu pada permukaan
kutub rotor selain itu juga akan timbul vibrasi yang dapat merusak pondasi
mesin atau mesin itu sendiri. Pengaman keadaan tidak seimbang biasanya
tidak dipasang di rotor tetapi pada feeder generator.
Untuk mencegah arus sirkulasi yang melalui bearing yang dapat
menyebabkan kerusakan pada bearing yang diakibatkan oleh arus tersebut
maka dipasang suatu bahan isolasi antara lempengan pelat dan bantalan main
outboard mesin. Apabila isolasi ini rusak atau terjadi hubung singkat antara
keduanya maka bearing akan mengalami cacat yang disebabkan oleh muatan
listrik statis. Keadaan ini dapat diditeksi dengan menggunakan relay arus
lebih yang salah satu terminalnya dihubung pada dudukan bearing dan yang
sebuah lagi dihubungkan ke poros generator dengan menggunakan kontak
sikat berisolasi. Lapisan minyak pada bearing dapat mencegah kumparan
kerja relay hubung singkat.
6) DayaBalik(Motoring)
Generator yang digerakkan oleh turbin uap apabila uapnya hilang, maka
generator bekerja sebagai motor induksi dimana mesin seharusnya mensuplai
tenaga. Dalam keadaan seperti ini generator menerima suplai tenaga listrik
dari sistem. Untuk mencegah kerusakan akibat gangguan ini maka generator
harus dilengkapi dengan relay daya arah yang peka. Fungsi dari relay ini
diatur sedemikian rupa misalnya dapat memberikan isyarat peringatan dini
atau memberikan isyarat pada rangkaian pemutus tenaga untuk melepaskan
generator terhadap sistem. Untuk generator yang digerakkan oleh mesin
diesel juga dapat menerapkan relay ini.
7) Out Of Step
Suatu generator yang dioperasikan dapat mengalami out of step yang
merupakan permasalahan pokok yang dapat menyebabkan kerusakan poros
kopling atau pasangan stator. Dari gangguan gangguan dan proteksi generator
diatas ada juga gangguan generator dari luar. Generator umumnya
dihubungkan ke rel (busbar). Beban dipasok oleh saluran yang dihubungkan
ke rel. Gangguan kebanyakan ada di saluran yang mengambil daya dari rel.
Instalasi penghubung generator dengan rel umumnya jarang mengalami
gangguan. Karena rel dan saluran yang keluar dari rel sudah mempunyai
proteksi sendiri, maka proteksi generator terhadap gangguan luar cukup
dengan relay arus lebih dengan time delay yang relatif lama dan dengan
voltage restrain.
Arus Hubung Singkat Generator turun sebagai fungsi waktu.
Hal ini disebabkan oleh membesarnya arus stator yang melemahkan
medan magnit kutub (rotor) sehingga ggl dan tegangan jepit Generator
turun.
Untuk menjamin kerjanya Relay sehubungan dengan menurunnya
arus hubung singkat Generator, diperlukan Voltage Restrain Coil.
Mengingat karakteristik hubung singkat Generator yang demikian,
pada Generator besar dipakai juga Relay Impedansi.
Bila terjadi gangguan yang masih pada batas yang diizinkan biasanya
sistem hanya memberikan peringatan saja.
Menentukan tindakan seperti yang disebutkan di atas harus dilakukan
secara cermat dan hati-hati, karena kesalahan dalam menentukan dapat
mempengaruhi tingkat pelayanan yang baik.
Memilih jenis relay yang sesuai dengan jenis gangguan yang mungkin
timbul.
Mengkoordinasi penyetelan relay yang satu dengan yang lainnya
Mempertimbangkan segi produksi, pemeliharaan generator dan
pemeliharaan peralatan pengamannya.
Mengadakan tenaga-tenaga operator dan teknisi pemeliharaan yang
memadai
Apabila keempat faktor di atas dapat dipenuhi maka diharapkan
kelangsungan pengoperasian dapat berjalan dengan lancar.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
https://www.academia.edu/33382109/relay_pada_generator_pptx
https://www.slideshare.net/syahrulramazan/makalah-pak-maimun