Makalah Proteksi Generator

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH SISTEM PROTEKSI GENERATOR

Disusunoleh:

1. DarmawansyahBandoe 42122201
2. SyachruRamadhany 42122208
3. Emielyadi Hastah
4. M. FadhilSuaib 42122219

KELOMPOK 1
4A RPL D4TeknikListrik

PROGRAM STUDI D4 TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya

terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan

makalah mata kuliah “PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK”. Kemudian

shalawat beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW

yang telah memberikan pedoman hidup yakni al-qur’an dan sunnah untuk

keselamatan umat di dunia.

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Proteksi Sistem

TenagaListrik di Program Studi D4 Teknik Listrik Politeknik Negeri

UjungPandang. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada Bapak Ahmad Rizal Sultan, S.T., M.T., Ph.D., selaku dosen

mata kuliah Proteksi Sistem TenagaListrik dan kepada teman-temanyang telah

memberikan masukan-masukandan saran-saran selama penulisan makalah ini.

Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan

dalam penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran

yang membangun dari para pembaca untuk makalah ini menjadi lebih baik.
DAFTAR ISI
SAMPUL.................................................................................................................1

KATA PENGANTAR.............................................................................................2

BAB I.......................................................................................................................4

PENDAHULUAN...................................................................................................4

A. Latar belakang...............................................................................................4

BAB II......................................................................................................................5

PEMBAHASAN......................................................................................................5

A. Generator.......................................................................................................5

B. Sitem Proteksi...............................................................................................6

C. Proteksi Generator.........................................................................................7

BAB III..................................................................................................................15

PENUTUP..............................................................................................................15

A. KESIMPULAN...........................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16
BABI

PENDAHULUAN

A. Latarbelakang

Listrik sangat berguna baik dalam pemenuhan kebutuhan rumah tangga


ataupun kebutuhan dunia industri. Kebutuhan listrik dari tahun ke tahun semakin
meningkat seiring dengan laju pertumbuhan penduduk. Maka dibangunlah
pembangkit-pembangkit energi listrik sehingga terpenuhi kebutuhan listrik
dalam negeri. Tentu saja pembangkit listrik mempunyai peran yang sangat besar
pada semua sektor kehidupan masyarakat sehingga keberadaannya menjadi sangat
penting. Adanya gangguan pada suatu sistem pembangkit dapat mengganggu
operasi dari sistem pembangkit tersebut yang dapat membahayakan bagian-
bagian penting didalamnya karena dapat mengakibatkan kerusakan dan
penurunan umur pembangkit.

Dalam suatu generator pada pusat pembangkit tentu dilengakapi dengan


alat proteksi supaya bisa terhindar dari gangguan yang tidak diinginkan, supaya
beban yang diterima pada sisi konsumen bisa sampai dengan baik maka perlu
pada generator dipasang alat alat pengaman atau alat proteksi seperti FUSE,
RELAY, PMT dan banyak lagi alat pengaman pada sistem generator. Mengingat
akan fatalnya akibat dari apabila terjadi gangguan pada generator ,tentu untuk
pemasangan alat alat proteksi perlu diperhitungkan secara detil dan sangat teliti.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Generator

Generator adalah suatu alat yang dapat mengubah tenaga mekanik menjadi
energi listrik. Tenaga mekanik bisa berasal dari panas, air, uap, dll. Energi listrik
yang dihasilkan oleh generator bisa berupa Listrik AC (listrik bolak-balik)
maupun DC (listrik searah). Hal tersebut tegantung dari konstruksi generator yang
dipakai oleh pembangkit tenaga listrik.
Generator menggunakan prinsippercobaannya faraday yaitu memutar magnet
dalam kumparan atau sebaliknya, ketika magnet digerakkan dalam kumparan
maka terjadi perubahan fluks gaya magnet (perubahan arah penyebaran medan
magnet) di dalam kumparan dan menembus tegak lurus terhadap kumparan
sehingga menyebabkan beda potensial antara ujung-ujung kumparan (yang
menimbulkan gerak gaya listrik). syarat utama harus ada perubahan fluks
magnetik, jika tidak maka tidak akan timbul listrik. cara mengubah fluks
magnetik adalah menggerakkan magnet dalam kumparan atau sebaliknya dengan
energi dari sumber lain, seperti angin dan air yang memutar baling-baling turbin
untuk menggerakkan magnet tersebut. jika suatu konduktor digerakkan memotong
medan magnet akan timbul beda tegangan di ujung-ujung konduktor tersebut.
Terdapat dua jenis generator, yaitu generator arus bolak-balik (AC) dan
generator arus searah (DC). Generator arus bolak-balik sering disebut juga dengan
alternator. Alat ini terdiri atas magnet dengan kutub berbentuk cekung dan
kumparan kawat yang dililitkan pada suatu armatur dan dapat berputar dalam
suatu medan magnet. Armatur berupa kumparan persegi dengan lilitan mengitari
sebuah inti besi lunak. Generator arus searah sering disebut juga dengan dinamo.
Alat ini terdiri atas magnet dan kumparan kawat yang dililitkan pada suatu
armatur dan dapat berputar dalam suatu medan magnet. Perbedaannya dengan
generator AC adalah pada bagian komponen yang berhubungan dengan ujung
kumparan yang berputar. Dinamo menggunakan sebuah cincin belah atau disebut
sebagai komutator, sedangkan generator AC menggunakan dua buah slip ring.
B. SitemProteksi

Proteksi sistem tenaga listrik adalah sistem proteksi yang dipasang pada
peralatan-peralatan listrik suatu sistem tenaga listrik, misalnya generator,
transformator, jaringan dan lain-lain, terhadap kondisi abnormal operasi sistem itu
sendiri. Kondisi abnormal itu dapat berupa antara lain: hubung singkat, tegangan
lebih, beban lebih, frekuensi sistem rendah, asinkron dan lain-lain.
Tujuan dari sistem proteksi adalah sebagai berikut :
 Mengurangi kerusakan peralatan yang terganggu ,maupun peralatan
yang dilewati oleh arus gangguan.
 Mengisolir bagian sistem yang terganggu sekecil mungkin dan
secepat mungkin.
 Mencegah meluasnya gangguan.
Adapun fungsi dari sistem proteksi adalah sebagai berikut :
 Mendeteksi adanya gangguan atau keadaan abnormal pada bagian
sistem yang diamankan
 Melepas bagian sistem yang terganggu , sehingga bagian sistem
yang lainnya masih dapat terus beroperasi .
Dalam aplikasinya, sistem proteksi terdiri dari beberapa peralatan
pendukung. Berikut ini adalah skema secara umum dari sistem proteksi beserta
peralatan pendukung yang digunakan.
 Relay pengaman sebagai elemen perasa atau pengukur untuk
mendeteksi gangguan.
 Pemutus Tenaga (PMT ) sebagai pemutus arus dalam sirkuit tenaga
untuk melepas bagian sistem yang terganggu.
 Trafo Arus (CT) dan Trafo Tegangan (PT) mengubah besarnya arus
dan tegangan dari sirkuit primer ke sirkuit sekunder (relay).
 BateraiatauAki sebagai sumber tenaga untuk mentripkan PMT dan
catu daya untuk relay statik dan relay bantu.
 Wiring untuk menghubungkan komponen-komponen proteksi
sehingga menjadi satu sistem.

C. Proteksi Generator

Gambar bagan Generator dengan Mesin penggerak dan Medan Penguat


dimana PMT generator hanya boleh bekerja apabila ada gangguan yang tepat ada
didepan generator, didalam generator atau pada nesin penggerak generator.

Generator 3
fase
Kesist
Mesin PMT em
Pengge PMT Genera
rak Medan tor
Berikut adalah beberapa Penguat macam gangguan
yang mungkin terjadi pada generator dan cara memproteksinya:
a) GanguanPada Generator
1) Hubung Singkat (short-circuit) Pada Lilitan Stator.
Gangguan pada lilitan stator dapat diklasifikasikan sebagai gangguan
hubung singkat fasa ke fasa, hubung singkat fasa dengan tanah, hubung
singkat antara lilitan dengan lilitan pada fasa yang sama dan rangkaian
terbuka. Kegagalan isolasi lilitan dapat disebabkan oleh tegangan lebih,
menurunnya ketahanan dielektrik, atau kombinasi keduanya. Tegangan lebih
dapat disebabkan oleh switching transient, petir, atau gabungan kecepatan
lebih dengan beban hilang yang mendadak. Menurunnya ketahanan dielektrik
dapat disebabkan oleh penuaan, panas pada isolasi, pengumpulan kotoran,
kelembaban, pemeliharaan yang salah, adanya benda asing yang masuk
kedalam isolasi misalnya seperti kipas (fan) yang patah dan menghantam
lilitan atau air sistem pendingin stator bocor. Jika kerusakan isolasi lilitan
dapat dicegah sebelum laminasi rusak, maka perbaikan masih dapat dilakukan
dengan mengganti kumparan yang rusak, akan tetapi jika laminasi pada inti
besi yang rusak, perbaikan yang dilakukan sudah tidak efisien lagi. Oleh
sebab itu sedapat mungkin gangguan harus dihilangkan sebelum timbul
kebakaran yang biasanya dapat merusak laminasi inti. Untuk mendapatkan
pengaman yang baik maka dianjurkan agar menggunakan relay diferensial
generator.
 Hubung Singkat Fasa ke Fasa
Untuk mengamankan masing-masing lilitan fasa generator dapat
menggunakan relay arus lebih yang dihubung diferensial. Relay
diferensial arus ini dapat menggunakan relay arus lebih yang sederhana
atau yang dilengkapi dengan pelambatan waktu, atau dapat juga
menggunakan relay diferensial persentase dengan restrain yang linier
atau yang dapat berubah. Untuk mendapatkan relay diferensial dengan
kepekaan yang maksimum, maka trafo arus yang digunakan pada
masing-masing ujung harus benar-benar sama. Meskipun hal ini sudah
dilakukan, pengamanan diferensial yang menggunakan relay arus lebih
masih mempunyai keterbatasan terhadap kesalahan kerja yang
disebabkan arus gangguan luar yang sangat besar dapat terlihat pada
gambar prinsip relay diferensial dibawah.
Ketitik Gener ke
C I ator I C rel
netral 2 I1 1Rel T
T
- ay
I2
 Hubung Singkat Fasa ke tanah.
Generator-generator tegangan tinggi biasanya dihubung bintang
dengan titik netralnya dapat ditanahkan secara langsung atau melalui
impedansi atau sama sekali tidak ditanahkan. Penggunaan impedansi
pada suatu sistem pentanahan dimaksudkan untuk membatasi arus
hubung singkat ketanah agar tidak lebih besar dari arus hubung singkat
tiga fasa. Umumnya lilitan generator diharapkan tidak tahan terhadap
arus lebih yang lebih besar dari arus hubung singkat tiga fasa. Tingkat
daya guna relay diferensial terhadap arus gangguan tanah tergantung
terhadap besar arus gangguan tanah yang timbul. Bila sistem yang
ditanahkan dengan impedansi rendah, biasanya arus gangguan tanah yang
terjadi besar dan diharapkan relay dapat bekerja dengan baik kecuali jika
terjadi gangguan pada sebagian kecil lilitan yang dekat dengan titik
netral. Gangguan ini tidak dapat dideteksi oleh relay difrensial bila titik
netral generator tidak ditanahkan. Oleh karenanya ada relay hubung
tanah untuk melindungi generator terhadap gangguan hubung tanah.
Pada gambar berikutnya diperlihatkan pengaman generator terhadap
gangguan hubung tanah yang titik netralnya tidak ditanahkan sehingga
perlu dipasang transformator tegangan dan yang titik netralnya
ditanahkan dengan melewati tahanan.
R
G
G
F
F
( (
a b
) )
 Hubung Singkat Antar Lilitan Pada Fasa Yang Sama.
Walaupun relay diferensial dapat menditeksi gangguan hubung
singkat antar fasa hampir pada semua lilitan generator tetapi relay ini
tidak dapat menditeksi gangguan hubung singkat antar lilitan pada fasa
yang sama. Bermacam-macam skema pengaman telah dibuat namun
umumnya tidak praktis dan terbatas pada konstruksi generator itu sendiri.
Untuk generator yang mempunyai lilitan tunggal (single layer) hubung
singkat antar lilitan pada fasa yang sama tidak akan terjadi tanpa
mengikut sertakan gangguan hubung tanah. Umumnya pengaman
gangguan ini jarang sekali digunakan dalam praktek.

2) Beban Lebih (Overload)


Kenaikan suhu disebabkan oleh karena pembebanan lebih pada generator
yang terlalu lama, ventilasi yang kurang sempurna atau karena banyak
kotoran yang menempel pada isolasi lilitan stator sehingga menghambat
pelepasan lilitan stator.Aliran minyak pelumas yang kurang baik juga bisa
menyebabkan suhu yang tinggi. Untuk mengamankan generator terhadap
masalah suhu yang tinggi,nbiasanya dipakai sebuah relay arus lebih tunda
waktu atau dipakai relay suhu yang pada tahap pertama membunyikan alarm
dan pada tahap berikutnya mentrip PMT generator.

3) PanasLebih(Overheating)
Panas lebih pada rotor dapat terjadi karena adanya arus lebih pada rotor
yang disebabkan oleh gangguan pada sistem ventilasi, single phasing atau
operasi arus yang tidak seimbang pada stator. Selain dari itu panas pada rotor
dapat disebabkan oleh arus medan lebih sebagai akibat dari gangguan pada
rheostat dan gangguan pada pengaturan tegangan. Sehubungan dengan hal
tersebut ada pendapat yang mengatakan bahwa rangkaian medan penguat agar
dilengkapi dengan pengaman arus lebih. Meskipun kenaikan temperatur yang
cukup kecil dapat diditeksi pada keluaran udara dari media pendingin tetapi
ini tidak menjamin sumber panas berasal dari gangguan pada rotor mungkin
saja dari bagian yang lain. Terlepasnya salah satu fasa atau arus stator yang
tidak seimbang dapat menimbulkan panas setempat yaitu pada permukaan
kutub rotor selain itu juga akan timbul vibrasi yang dapat merusak pondasi
mesin atau mesin itu sendiri. Pengaman keadaan tidak seimbang biasanya
tidak dipasang di rotor tetapi pada feeder generator.
Untuk mencegah arus sirkulasi yang melalui bearing yang dapat
menyebabkan kerusakan pada bearing yang diakibatkan oleh arus tersebut
maka dipasang suatu bahan isolasi antara lempengan pelat dan bantalan main
outboard mesin. Apabila isolasi ini rusak atau terjadi hubung singkat antara
keduanya maka bearing akan mengalami cacat yang disebabkan oleh muatan
listrik statis. Keadaan ini dapat diditeksi dengan menggunakan relay arus
lebih yang salah satu terminalnya dihubung pada dudukan bearing dan yang
sebuah lagi dihubungkan ke poros generator dengan menggunakan kontak
sikat berisolasi. Lapisan minyak pada bearing dapat mencegah kumparan
kerja relay hubung singkat.

4) TeganganLebih (Overvoltage) danKecepatanLebih


Tegangan lebih yang dibangkitkan generator terutama disebabkan oleh
putaran lebih akibat pelepasan beban yang mendadak. Governor pada
generator mengatur kecepatan putaran agar putarannya tetap normal. Namun,
rentang waktu yang diperlukan cukup lama sehingga pada saat itu terjadi
tegangan lebih yang sangat membahayakan piranti-piranti kelistrikan lainnya.
Tegangan lebih ini akan merusakkan isolasi kumparan generator akibat panas
yang berlebihan. (Over Voltage Relay) Pengaman tegangan lebih dianjurkan
untuk diterapkan pada generator yang digerakkan oleh tenaga air di mana
permasalahan utamanya adalah terjadinya kecepatan lebih (over speed)
sebagai akibat terlepasnya beban besar secara mendadak. Tegangan lebih
dapat juga disebabkan oleh kerusakan pada pengatur tegangan otomatis
(AVR). Relay tegangan lebih dapat dipasang dengan menyisipkan tahanan
pada penguat atau pada rangkaian medan generator untuk mengoperasikan
alarm atau menghentikan operasi mesin yang sesuai dengan persyaratan yang
telah ditentukan.
Penggerak mula generator dapat mengalami kecepatan lebih (overspeed)
dalam keadaan kerja yang tidak normal, untuk itu maka generator harus
dilengkapi dengan pengaman kecepatan lebih. Alat ini dapat digabungkan
dengan sistem governor penggerak mula atau dapat juga menggunakan
sentrifugal device. Jika peralatan pengaman kecepatan lebih mekanis tidak
dipasang maka relay frekuensi harus digunakan. Pada generator turbin
kapasitas besar mempunyai pengaman kecepatan lebih yang dapat mentripkan
throtle valve jika kecepatan normal terlampaui sekitar 10%. Sedangkan
penggerak mula tenaga air kecepatan lebihnya dapat mencapai sekitar 220%
dari kecepatan normalnya.

5) Kehilangan Medan Penguat (Loss Of Field)


Bilamana generator yang sedang dibebani medan penguatnya hilang
maka kopling magnit antara rotor dan stator menjadi lemah dan putaran rotor
akan mendahului medan magnit stator, sistem kehilangan sinkronisasi. Bila
keadaan ini dibiarkan berlangsung dapat membahayakan operasi generator
dan sistem. Generator akan bekerja sebagai generator induksi, di mana akan
timbul arus sirkulasi yang sangat besar pada permukaan rotor, khususnya
pada bagian ujung dan ini dapat menimbulkan panas yang berbahaya pada
daerah setempat dan pada ujung lengkungan irisan alur metal. Tegangan
induksi atau arus induksi akan timbul pada lilitan medan yang tergantung
pada apakah lilitan itu terhubung singkat sempurna atau terbuka. Arus
sirkulasi ini akan menimbulkan panas dan dapat merusak rotor.
Untuk kehilangan medan penguat yang sempurna pada generator besar
yang tidak dilengkapi dengan pengatur tegangan otomatis dapat
menyebabkan penurunan tegangan sampai batas yang serius yang dicapai
tidak lebih dari 10 sampai 15 detik. Dan apabila generator tersebut mewakili
sebagian besar pembangkitan daya tegangan rendah yang serius dapat dicapai
dalam waktu kurang dari satu detik.
Pengaman kehilangan medan telah dikembangkan untuk dapat
melindungi generator terhadap kehilangan medan sebagian atau seluruhnya.
Untuk menghindari kesalahan pemutusan akibat adanya surja sesaat maka
perlu menerapkan penunda waktu yang mungkin ada pada relay itu sendiri
atau dengan memasang relay penunda waktu bantu. Jika pengaman
kehilangan medan dimaksudkan sebagai pengaman utama sistem dan
generator, relay tegangan kurang dapat diterapkan pada skema untuk
mengendalikan pemutusan, tetapi tidak mudah menentukan nilai penyetelan
relay yang mampu menjaga sistem dan generator terhadap kerusakan.
Pengaman kehilangan medan penguat dapat diterapkan apabila salah satu atau
lebih keadaan berikut ini terpenuhi.
 Jika generator tidak dilengkapi dengan pengatur tegangan otomatis.
 Salah satu generator yang dioperasikan paralel lebih besar darilainnya.
 Generator mempunyai hubungan listrik yang mudah sekali terlepas.
Salah satu usaha yang dilakukan untuk mencegah pengaruh kehilangan
medan pada saat pemutus tenaga generator tertutup yaitu dengan memasang
sistem interlock. Dengan menggunakan interlock setiap pemutusan medan
penguat akan diikuti dengan pemutusan pemutus tenaga generator pada saat
pengoperasian.

6) DayaBalik(Motoring)
Generator yang digerakkan oleh turbin uap apabila uapnya hilang, maka
generator bekerja sebagai motor induksi dimana mesin seharusnya mensuplai
tenaga. Dalam keadaan seperti ini generator menerima suplai tenaga listrik
dari sistem. Untuk mencegah kerusakan akibat gangguan ini maka generator
harus dilengkapi dengan relay daya arah yang peka. Fungsi dari relay ini
diatur sedemikian rupa misalnya dapat memberikan isyarat peringatan dini
atau memberikan isyarat pada rangkaian pemutus tenaga untuk melepaskan
generator terhadap sistem. Untuk generator yang digerakkan oleh mesin
diesel juga dapat menerapkan relay ini.

7) Out Of Step
Suatu generator yang dioperasikan dapat mengalami out of step yang
merupakan permasalahan pokok yang dapat menyebabkan kerusakan poros
kopling atau pasangan stator. Dari gangguan gangguan dan proteksi generator
diatas ada juga gangguan generator dari luar. Generator umumnya
dihubungkan ke rel (busbar). Beban dipasok oleh saluran yang dihubungkan
ke rel. Gangguan kebanyakan ada di saluran yang mengambil daya dari rel.
Instalasi penghubung generator dengan rel umumnya jarang mengalami
gangguan. Karena rel dan saluran yang keluar dari rel sudah mempunyai
proteksi sendiri, maka proteksi generator terhadap gangguan luar cukup
dengan relay arus lebih dengan time delay yang relatif lama dan dengan
voltage restrain.
 Arus Hubung Singkat Generator turun sebagai fungsi waktu.
 Hal ini disebabkan oleh membesarnya arus stator yang melemahkan
medan magnit kutub (rotor) sehingga ggl dan tegangan jepit Generator
turun.
 Untuk menjamin kerjanya Relay sehubungan dengan menurunnya
arus hubung singkat Generator, diperlukan Voltage Restrain Coil.
 Mengingat karakteristik hubung singkat Generator yang demikian,
pada Generator besar dipakai juga Relay Impedansi.
 Bila terjadi gangguan yang masih pada batas yang diizinkan biasanya
sistem hanya memberikan peringatan saja.
Menentukan tindakan seperti yang disebutkan di atas harus dilakukan
secara cermat dan hati-hati, karena kesalahan dalam menentukan dapat
mempengaruhi tingkat pelayanan yang baik.
 Memilih jenis relay yang sesuai dengan jenis gangguan yang mungkin
timbul.
 Mengkoordinasi penyetelan relay yang satu dengan yang lainnya
 Mempertimbangkan segi produksi, pemeliharaan generator dan
pemeliharaan peralatan pengamannya.
 Mengadakan tenaga-tenaga operator dan teknisi pemeliharaan yang
memadai
Apabila keempat faktor di atas dapat dipenuhi maka diharapkan
kelangsungan pengoperasian dapat berjalan dengan lancar.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

a) Proteksi generator juga harus mempertimbangkan pula proteksi bagi mesin


penggeraknya, karena generator digerakkan oleh mesin penggerak mula.
b) Sebagai sumber energi listrik dalam suatu sistem tenaga, generator
memiliki peran yang penting, sehingga tripnya PMTatauCB generator
sangat tidak dikehendaki karena sangat mengganggu sistem, terutama
generator yang berdaya besar.
c) PMTatauCB generator tidak boleh mudah trip tetapi juga harus aman bagi
generator, walaupun didalam sistem banyak terjadi gangguan untuk
menjaga keandalan dari kerja generator, maka dilengkapilah generator
dengan peralatan-peralatan proteksi.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/33382109/relay_pada_generator_pptx

https://www.slideshare.net/syahrulramazan/makalah-pak-maimun

Anda mungkin juga menyukai