Dokumen tersebut membahas pengertian bisnis pariwisata, tujuan, bentuk, dan jenis bisnis pariwisata. Bisnis pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan/atau jasa untuk memenuhi kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata. Tujuan bisnis pariwisata antara lain meningkatkan devisa negara, memperkenalkan keindahan alam dan budaya Indonesia, serta meningkatkan persaudaraan internasional. Bentuk bisnis
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
13 tayangan6 halaman
Dokumen tersebut membahas pengertian bisnis pariwisata, tujuan, bentuk, dan jenis bisnis pariwisata. Bisnis pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan/atau jasa untuk memenuhi kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata. Tujuan bisnis pariwisata antara lain meningkatkan devisa negara, memperkenalkan keindahan alam dan budaya Indonesia, serta meningkatkan persaudaraan internasional. Bentuk bisnis
Dokumen tersebut membahas pengertian bisnis pariwisata, tujuan, bentuk, dan jenis bisnis pariwisata. Bisnis pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan/atau jasa untuk memenuhi kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata. Tujuan bisnis pariwisata antara lain meningkatkan devisa negara, memperkenalkan keindahan alam dan budaya Indonesia, serta meningkatkan persaudaraan internasional. Bentuk bisnis
Dokumen tersebut membahas pengertian bisnis pariwisata, tujuan, bentuk, dan jenis bisnis pariwisata. Bisnis pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan/atau jasa untuk memenuhi kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata. Tujuan bisnis pariwisata antara lain meningkatkan devisa negara, memperkenalkan keindahan alam dan budaya Indonesia, serta meningkatkan persaudaraan internasional. Bentuk bisnis
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 6
BAGIAN BISNIS PARIWISATA, PENGERTIAN DST
A. Pengertian Bisnis Pariwisata
Bisnis pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan atau jasa bagi pemenuh,an kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata (Undang-Undang Pariwisata no.7 tahun 2009). Sektor pariwisata memang cukup menjanjikan untuk membantu menaikkan cadangan devisa dan secara pragmatis juga mampu meningkatkan pendapatan masyarakat. Prospek industri pariwisata Indonesia diprediksi WTO akan semakin cemerlang. Selain itu, sektor industri pariwisata nasional memberikan kontribusi nasional bagi program pembangunan. Sebagaimana yang dikemukakan UNWTO (United Nations World Tourism Organiation) dalam the International Recommendations for Tourism Statistics 2008, Industri Pariwisata 5 meliputi; Akomodasi untuk pengunjung, Kegiatan layanan makanan dan minuman, Angkutan penumpang, Agen Perjalanan Wisata dan Kegiatan reservasi lainnya, Kegiatan Budaya, Kegiatan olahraga dan hiburan. UNWTO merupakan Badan Kepariwisataan Dunia dibawah naungan PBB. Menurut Undang-Undang Pariwisata no 10 tahun 2009, Industri Pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam rangka menghasilkan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata. B. Tujuan Bisnis Pariwisata Dalam bisnis pariwisata untuk mencapai profit maksimum melalui peningkatan pendapatan dilakukan dengan menetapkan kebijakan diskriminasi harga. Kebijakan diskriminasi harga umumnya menunjukkan suatu tingkatan monopoli yang dapat meningkatkan supernormal profit. Akan tetapi, dalam bisnis pariwisata hal tersebut lebih cenderung menggambarkan kemampuan perusahaan dalam melakukan segmentasi pasar. Tujuan bisnis pariwisata diantaranya sebagai berikut: 1. Meningkatkan Devisa Negara 2. Memperkenalkan keindahan alam dan kebudayaan Indonesia 3. Meningkatkan persaudaraan persahabatan dan nasional dan internasional C. Bentuk Bisnis Pariwisata Menurut Pendit (2002:37) bentuk pariwisata dapat dibagi menjadi lima kategori yaitu menurut asal wisatawan, menurut akibatnya terhadap neraca pembayaran, menurut jangka waktu, menurut jumlah wisatawan, dan menurut alat angkut yang dipergunakan. Bentuk-bentuk pariwisata tersebut dijelaskan dibawah ini: 1. Menurut asal wisatawan Bentuk bisnis ini berdasarkan wisatawan itu berasal dari dalam atau luar negeri. Jika wisatawan berasal dari dalam negeri berarti wisatawan hanya pindah tempat sementara di dalam lingkungan wilayah negerinya sendiri dan selama mengadakan perjalanan, maka disebut pariwisata domestik, sedangkankalau ia datang dari luar negeri disebut pariwisata internasional. 2. Menurut Akibatnya Terhadap Neraca Pembayaran Bentuk bisnis ini berdasarkan neraca pembayaran kedatangan wisatawan dari luar negeri dengan membawa mata uangasing. Pemasukan valuta asing ini berarti memberi dampak positif terhadap neraca pembayaran luar negeri suatu negara yang dikunjunginya, yang disebut pariwisata aktif. Sedangkan, kepergian seorang warga negara ke luar negeri memberikan dampak negatif terhadap neraca pembayaran lua rnegerinya, disebut pariwisata pasif. 3. Menurut jangka waktu kedatangan Bentuk bisnis berdasarkan jangka waktu kedatangan seorang wisatawan di suatu tempat atau negara diperhitungkan menurut waktu lamanya ia tinggal di tempat atau negara yang bersangkutan. Hal ini menimbulkan istilah-istilah pariwisata jangka pendek dan pariwisata jangka panjang, yang mana tergantung kepada ketentuan-ketentuan yang diberlakukan oleh suatu negara untuk mengukur pendek atau panjangnya waktu yang dimaksudkan. 4. Menurut Jumlah Wisatawan Bentuk bisnis berdasarkan jumlah wisatawan yang datang, apakah sang wisatawan datang sendiri atau rombongan. Maka timbulah istilah-istilah pariwisata tunggal dan pariwisata rombongan. 5. Menurut Alat Transportasi Bentuk bisnis ini berdasarkan dari segi penggunaan yang dipergunakan oleh sang wisatawan, maka kategori ini dapat dibagi menjadi pariwisata udara, pariwisata laut, pariwisata kereta api dan pariwisata mobil, tergantung apakah sang wisatawan tiba dengan pesawat udara, kapal laut, kereta api, atau mobil. D. Jenis - jenis Bisnis Pariwisata Menurut Pendit (1994), pariwisata dapat dibedakan menurut motif wisatawan untuk mengunjungi suatu tempat. Jenis-jenis pariwisata tersebut adalah sebagai berikut. 1. Wisata Budaya Wisata Budaya yaitu perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan untuk memperluas pandangan hidup seseorang dengan jalan mengadakan kunjungan atau peninjauan ketempat lain atau ke luar negeri, mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan adat istiadat mereka, cara hidup mereka, budaya dan seni mereka. Seiring perjalanan serupa ini disatukan dengan kesempatan-kesempatan mengambil bagian dalam kegiatan-kegiatan budaya, seperti eksposisi seni (seni tari,seni drama, seni musik, dan seni suara), atau kegiatan yang bermotif kesejarahan dan sebagainya. 2. Wisata Maritim atau Bahari Jenis wisata ini banyak dikaitkan dengan kegiatan olah raga di air, lebih - lebih di danau, pantai, teluk, atau laut seperti memancing, berlayar, menyelam sambil melakukan pemotretan, kompetisi berselancar, balapan mendayung, melihat-lihat taman laut dengan pemandangan indah di bawah permukaan air serta berbagai rekreasi perairan yang banyak dilakukan didaerah-daerah atau negara-negara maritim, di Laut Karibia, Hawaii, Tahiti, Fiji dan sebagainya. Di Indonesia banyak tempat dan daerah yang memiliki potensi wisata maritim ini, seperti misalnya Pulau-pulau Seribu di Teluk Jakarta, Danau Toba, pantai Pulau Bali dan pulaupulau kecil disekitarnya, taman laut di Kepulauan Maluku dan sebagainya. Jenis ini disebut pula wisata tirta. 3. Wisata Cagar Alam (Taman Konservasi) Untuk jenis wisata ini biasanya banyak diselenggarakan oleh agenatau biro perjalanan yang mengkhususkan usaha–usaha dengan jalan mengatur wisata ke tempat atau daerah cagar alam, taman lindung, hutan daerah pegunungan dan sebagainya yang kelestariannya dilindungi oleh undang–undang. Wisata cagar alam ini banyak dilakukan oleh para penggemar dan pecinta alam dalam kaitannya dengan kegemaran memotret binatang atau marga satwa serta pepohonan kembang beraneka warna yang memang mendapat perlindungan dari pemerintah dan masyarakat. Wisata ini banyak dikaitkan dengan kegemaran akan keindahan alam, kesegaran hawa udara di pegunungan, keajaiban hidup binatang dan marga satwa yang langka serta tumbuh- tumbuhan yang jarang terdapat di tempat-tempat lain. Di Bali wisata Cagar Alam yangtelah berkembang seperti Taman Nasional Bali Barat dan Kebun Raya Eka Karya. 4. Wisata Konvensi Wisata konvensi merupakan wisata yang menyediakan fasilitas bangunan dengan ruangan-ruangan tempat bersidang bagi para peserta suatu konfrensi, musyawarah, konvensi atau pertemuan lainnya baik yangbersifat nasional maupun internasional. Jerman Barat misalnya memiliki Pusat Kongres Internasiona (International Convention Center) di Berlin, Philipina mempunyai PICC (Philippine International Convention Center) di Manila dan Indonesia mempunyai BalaiSidang Senayan di Jakarta untuk tempat penyelenggaraan sidang-sidang pertemuan besar dengan perlengkapan modern. Biro konvensi, baik yang ada di Berlin, Manila, atau Jakarta berusaha dengan keras untuk menarik organisasi atau badan-badan nasional maupun internasional untuk mengadakan persidangan mereka di pusat konvensi ini dengan menyediakan fasilitas akomodasi dan sarana pengangkutan dengan harga reduksi yang menarik serta menyajikan program–program atraksi yang menggiurkan. 5. Wisata Pertanian (Agrowisata) Wisata pertanian ini adalah perjalanan yang dilakukan ke proyek-proyek pertanian, perkebunan, ladang pembibitan dan sebagainya dimana wisatawan rombongan dapat mengadakan kunjungan dan peninjauan untuk tujuan studi maupun melihat sekeliling sambil menikmati segarnya tanaman beraneka warna dan suburnya pembibitan berbagai jenis sayur–mayur dan palawija di sekitar perkebunan yang dikunjungi. 6. Wisata Buru Wisata buru ini diatur dalam bentuk safari buru ke daerah atau hutan yang telah ditetapkan oleh pemerintah negara yang bersangkutan, seperti berbagai negeri di Afrika untuk berburu gajah, singa, ziraf, dan sebagainya. Di India, ada daerah-daerah yang memang disediakan untuk berburu macan, badak dan sebagainya, sedangkan di Indonesia, pemerintah membuka wisata buru untuk daerah Baluran di Jawa Timur dimana wisatawan boleh menembak banteng atau babi hutan. 7. Wisata Ziarah Jenis wisata ini sedikit banyak dikaitkan dengan agama, sejarah, adat istiadat dan kepercayaan umat atau kelompok dalam masyarakat. Wisata ziarah banyak dilakukan oleh perorangan atau rombongan ke tempat–tempat suci, ke makam– makam orang besar atau pemimpin yang diagungkan, ke bukit atau gunung yang dianggap keramat, tempat pemakaman tokoh atau pemimpin sebagai manusia ajaib penuh legenda. Wisata ziarah ini banyak dihubungkan dengan niat atau hasrat sang wisatawan untuk memperoleh restu, kekuatan batin, keteguhan iman dan tidak jarang pula untuk tujuan memperoleh berkah dan kekayaan melimpah. E. Ruang Lingkup Industri Pariwisata Ruang lingkup industi pariwisata menyangkut berbagai sektor ekonomi. Adapun aspek-aspek yang tercakup dalam industri pariwisata antara lain: Restoran. Di dalam bidang restoran, perhatian antara lain dapat diarahkan pada kualitas pelayanan, baik dari jenis makanan maupun teknik pelayanannya. Disamping itu, dari segi kandungan gizi, kesehatan makanan dan lingkungan restoran serta penemuan makanan-makanan baru dan tradisional baik resep, bahan maupun penyajiannya yang bias dikembangkan secara nasional, regional bahkan internasional. Penginapan. Penginapan atau home stay, terdiri dari hotel, motel, resort, time sharing, wismawisma dan bed and breakfast, merupakan aspek-aspek yang dapat diakses dalam pengembangan bidang kepariwisataan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan penginapan ini dapat berupa; strategi pemasaran, pelayanan saat penginapan, integrasi dan restoran atau biro perjalanan, dan sebagainya. Usaha perjalanan. Meliputi biro perjalanan, paket perjalanan (tour wholesalers), perusahaan incentive travel dan reception service. Transportasi. Dapat berupa sarana dan prasarana angkutan wisata seperti mobil/bus, pesawat udara, kereta api, kapal pesiar, dan sepeda. Pengembangan Daerah Tujuan Wisata. Dapat berupa penelitian pasar dan pangsa, kelayakan kawasan wisatawan, arsitektur bangunan, dan engineering, serta lembaga keuangan. Fasilitas Rekreasi. Meliputi pengembangan dan pemanfaatan taman-taman Negara, tempat perkemahan (camping ground), ruang konser, teater, dan lain-lain. Atraksi wisata. Meliputi taman-taman bertema, museum-museum, hutan lindung, agrowisata, keajaiban alam, kegiatan seni dan budaya, dan lain sebagainya. BAGIAN HUKUM BISNIS PARIWISATA GLOBAL. RUANG LINGKUP, PROSES, DST. Menurut Aristoteles hukum adalah sesuatu dimana masyarakat mentaati dan menerapkannya terhadap anggotanya sendiri, hukum yang universal adalah hukum alam. Sedangkan Hukum bisnis pariwisata adalah peraturan yang mengatur tentang keseluruhan usaha yang terkait dengan kegiatan pariwisata dan bersifat multidemensi yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wistawan, pemerintah, dan pengusaha. Perkembangan kepariwisataan dunia dari tahun ke tahun menunjukkan perkembangan yang sangat pesat. Karena perubahan struktur sosial ekonomi negara di dunia dan semakin banyak orang yang memiliki pendapatan lebih yang semakin tinggi. Kepariwisataan telah berkembang menjadi suatu fenomena global, menjadi kebutuhan dasar, serta menjadi bagian dari hak asasi manusia yang harus dihormati dan dilindungi. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, Pembangunan kepariwisataan dilakukan berdasarkan asas manfaat, kekeluargaan, adil dan merata, keseimbangan, kemandirian, kelestarian, partisipatif, berkelanjutan, demokratis, kesetaraan dan kesatuan. Selanjutnya pembangunan kepariwisataan berdasarkan asas ini diwujudkan melalui pelaksanaan rencana pembangunan kepariwisataan dengan memperhatikan keanekaragaman, keunikan dan kekhasan budaya dan alam, serta kebutuhan manusia untuk berwisata.