Template Laporan PKL (Repaired)

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Pengaruh Pemasangan LBS Motorize Dilengkapi RTU Terhadap nilai SAIDI, SAIFI Dan
INS Di PT. PLN UP2D SUMUT
Diajukan Sebagai Bukti Telah Melakukan Prakterk Kerja Lapangan

Disusun oleh:
Nama : M. HARBY RAVANELY
NPM : 1914210334
Program Studi : TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCA BUDI
MEDAN
2022

iv
LEMBAR PENGESAHAN

Pengaruh Pemasangan LBS Motorize Dilengkapi RTU Terhadap nilai SAIDI, SAIFI Dan
INS Di PT. PLN UP2D SUMUT

Nama : M. Harby Ravanely


NPM : 1914210334
Program Studi : Teknik Elektro

Disahkan,
Medan, tanggal bulan tahun

Menyetujui,
Dosen Pembimbing Pembimbing Lapangan
Direktur PT. PLN UP2D SUMUT

Dr. Rahmaniar, ST.,MT Nama Pembimbing Lapangan


NIDN

Ketua Program Studi

Siti Anisa, ST.,MT

v
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb.

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan hasil kegiatan Praktek

Kerja Lapangan (PKL) ini hingga selesai.

Laporan Praktek Kerja Lapangan ini diajukan sebagai salah satu syarat

memenuhi Program Studi Strata 1 Prodi Teknik Elektro Universitas Pembangunan

Panca Budi Medan. Dalam pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Lapangan

(PKL) ini penulis banyak memperoleh pengetahuan, pengalaman dan wawasan.

Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang dilaksakan dimulai pada tanggal 01 Juli

sampai dengan 31 Agustus 2019 di PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana dan

Pengatur Distribusi Sumatra Utara (UP2D Sumut)

Penulis juga menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak,

laporan ini tidak dapat tersusun sebagaimana mestinya, untuk itu penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Ricky Yackob selaku Manager PT PLN (Persero) Unit Pelaksana

dan Pengatur Distribusi Sumatra Utara (UP2D Sumut).

2. Bapak Arih Wicaksono selaku pembimbing harian Praktek Kerja

Lapangan (PKL);

vi
3. Ibu Anisah Apriliyani Rusdi selaku pembimbing data, gambar dan

administrasi;

4. Seluruh karyawan PT PLN (Persero) Unit Pelaksana dan Pengatur

Distribusi Sumatra Utara (UP2D Sumut) yang telah membantu praktikan

dan pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL);

5. Ibu Dr. Rahmaniar, ST.,MT selaku dosen pembimbing Praktek Kerja

Lapangan (PKL) ;

6. Ibu Siti Anisa, ST.,MT selaku Ketua Prodi Teknik Elektro Universitas

Pembangunan Panca Budi Medan yang telah memberi kemudahan dalam

pengurusan.;

7. Bapak dan Ibu Dosen Universitas Pembangunan Panca Budi Medan yang

telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi

penulis dalam penyususunan laporan Praktek Kerja Lapangan tersebut;

8. Orang tua serta rekan-rekan yang telah banyak membantu dan memberikan

dukungan dalam menyelesaikan laporan ini

Penulis mengucapkan permintaan maaf apabila selama dalam pelaksanaan,

penyelesaian Praktek Kerja Lapangan (PKL) hingga penyusunan ini masih

terdapat kesalahan dan kekurangannya. Semoga laporan ini bermanfaat dan

menambah wawasan kita semua.

Medan , 2022

M. HARBY RAVANELy

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
1.4 Batasan Masalah
1.5 Identitas Tempat Praktek Kerja Lapangan
1.6 Sistematika Laporan
BAB II LANDASAN TEORI
BAB III METODOLOGI
3.1 Alur Praktek Kerja Lapangan (Berbentuk Flowchart)
3.2 Deskripsi Detail Alur Praktek Kerja Lapangan
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan
4.2 Analisis Kegiatan
4.3 Pembahasan Lainnya
4.4 Monitoring dan Evaluasi
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. ………………………………………………………………...1

Gambar 2.2. ………………………………………………………………...2

Gambar 2.3. ………………………………………………………………...3


DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. …………………………………………………………………. 4

Tabel 2.2. …………………………………………………………………..5

Tabel 2.2. …………………………………………………………………..6


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Penggunaan dan pertumbuhan teknologi dalam bidang kelistrikan mengalami

perkembangan yang sangat pesat. Sejalan dengan pertumbuhan teknologi yang

menyebabkan kebutuhan energi listrik semakin bertambah, kualitas penyaluran energi

listrik terhadap para pelanggan seharusnya juga meningkat. Termasuk di antaranya

adalah pelayanan teknis yang mampu memberikan aliran energi listrik dengan daya

yang mencukupi dan handal. Faktor yang sangat mempengaruhi kualitas energi listrik

yang dipakai adalah tingkat kestabilan tegangan, frekuensi, kontinuitas pelayanan, dan

faktor daya. Dari beberapa faktor tersebut, yang sangat dirasakan oleh pelanggan

adalah kontinuitas pelayanan energi listrik. Hal ini ditunjukkan oleh banyaknya

keluhan dari para pelanggan mengenai sering terjadinya pemadaman listrik dalam

waktu yang lama. Akibatnya, pelanggan listrik baik pelanggan besar maupun

pelanggan kecil merasakan dampak negatifnya, seperti durasi pekerjaan menjadi lebih

lama, cacat produksi, dan lain-lain. Pemadaman ini bisa terjadi karena beberapa faktor

antara lain perbaikan, perawatan, maupun gangguan yang mengakibatkan jaringan dan

sistem pendistribusian tenaga listrik ke konsumen menjadi terganggu. Untuk

mengurangi luas area pemadaman akibat perawatan dan gangguan disusunlah rencana

solusinya.
Solusi yang diberikan adalah pemasangan Load Break Switch (LBS) pada tiap-tiap

daerah beban. Load Break Switch (LBS) adalah alat pemutus atau penyambung

sirkuit pada sistem distribusi listrik dalam keadaan berbeban. Solusi ini dapat

mempermudah dalam mengisolir daerah gangguan maupun dalam manuver beban

kepada penyulang yang bersangkutan kepada penyulang lainnya yang berhubungan

sebagai alternatif penyulang ketika terjadi pelimpahan beban dari penyulang yang

terganggu tersebut sehingga pemadaman pada daerah yang tidak terjadi gangguan

dapat teratasi.

Berdasarkan kondisi tersebut, penulis melakukan analisa perencanaan mengenai

pemasangan LBS pada penyulang J.5 Gardu Induk Karang Joang Balikpapan di PT.

PLN Unit Pelaksana dan Pengatur Distribusi Sumatra Utara (UP2D SUMUT).

1.2 Tujuan
Adapun tujuan Praktek Kerja Lapangan ini adalah :

1. Bagi Mahasiswa

a. Sebagai salah satu syarat untuk memenuhi program studi Strata 1 (S1),

b. Menambah wawasan sesuai dengan bidang ilmu yang ditekuni yaitu Teknik

Listrik,

c. Untuk menunjang mahasiswa dalam beradaptasi langsung ke dunia kerja,,

d. Mempelajari secara khusus studi pemasangan Load Break Switch (LBS)

Motorized pada penyulang - untuk mengisolir daerah gangguan dan dapat

mempermudah dalam manuver beban.


1. Bagi Institusi Pendidikan

a. Menjalin kerja sama antara perguruan tinggi dengan dunia

industri,

b. Mendapatkan bahan masukan pengembangan teknis pengajaran

dalam rangka link dan match antara dunia pendidikan dan dunia

industri,

c. Meningkatkan kualitas sarjana yang dihasilkan.

2. Bagi Perusahaan

a. Membina hubungan yang baik dengan pihak intitusi Perguruan

Tinggi dan Mahasiswa,

b. Merealisasikan partisipasi dunia usaha terhadap pengembangan

dunia pendidikan.
1.3 Manfaat
Bagian ini memuat uraian mengenai manfaat dikembangkannya penyelesaian masalah
sebagaimana diungkap dalam latar belakang baik bagi institusi, dunia kerja dan industri (DUDI),
dan mahasiswa.

1.4 Batasan Praktek Kerja Lapangan


Batasan Praktek Kerja Lapangan memberikan kejelasan dan pembatas untuk masalah yang
dikaji. Batasan ini dapat meliputi pemilihan obyek dan hal-hal lain yang tidak dapat dibahas secara
keseluruhan dalam Praktek Kerja Lapangan tersebut.

1.5 Identitas Tempat Praktek Kerja Lapangan


Memuat waktu pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan, Lokasi Praktek Kerja Lapangan,
deskripsi instansi, Lembaga/Institusi tempat Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan.

1.6 Sistematika Laporan

Dalam penulisan laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini akan disusun secara sistematis
yang terdiri atas bagian-bagian yang saling berhubungan sehingga diharapkan akan mudah
dipahami dan dapat diambil manfaatnya.

BAB I : Pendahuluan

Bab pendahuluan ini menjelaskan tentang latar belakang, manfaat, ujuan, serta
identitas tempat praktek kerja lapangan.

BAB II : Landasan Teori

Pada Bab ini berisi tentang konsep yang mendasari dari pengaruh pemasangan LBS
Motorize terhadap nilai SAIDI, SAIFI dan IDN

BAB III : Metodologi

Pada Bab ini menjelaskan tentang dari flowchart dan metodologi yang digunakan
saat membuat laporan praktek kerja lapangan

BAB IV : Pembahasan

Bab ini berisi pembahasan dan data data dari pengaruh dari pengaruh pemasangan
LBS Motorize terhadap nilai SAIDi, SAIFI dan IDN

BABV : Penutup

Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari dari pengaruh pemasangan LBS Motorize
terhadap nilai SAIDi, SAIFI dan IDN
BAB II
LANDASAN TEORI

Template ini digunakan sebagai contoh pelaporan. Bab II berisi landasan teori dari kegiatan
Praktek Kerja Lapangan. Sub bab pada Bab II telah dibuat seperti berikut. Sub bab dapat
ditambahkan sesuai dengan kebutuhan. Keterangan dalam kotak harap dapat dihapus ketika
laporan dikumpulkan.

2.1 Tinjauan Pustaka


Bagian ini memuat teori-teori yang berhubungan dengan permasalahan Praktek Kerja
Lapangan yang dikaji, juga dapat diulas penelitian-penelitian bidang sejenis sebelumnya yang
berkaitan dengan masalah yang dibahas.

2.2 Sistem Distribusi

2.2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik


Unit sistem distribusi tenaga listrik merupakan salah satu bagian dari suatu sistem

tenaga listrik terdiri dari unit pembangkit, unit penyaluran / transmisi dan unit

distribusi yang dimulai dari PMT incoming di gardu induk sampai dengan Alat

Pengukur dan Pembatas (APP) di instalasi konsumen. Rangkaian dari semua ini

dapat diilustrasikan seperti pada gambar 1 seperti berikut.

Gambar 1. Istalasi Sistem Tenaga Listrik

Unit distribusi tenaga listrik dalam hal ini berfungsi untuk menyalurkan dan

mendistribusikan tenaga listrik dari pusat-pusat suplai atau gardu induk ke pusat-
pusat beban yang berupa gardu-gardu distribusi atau secara langsung mensuplai

tenaga listrik ke konsumen dengan mutu yang memadai. Dengan demikian unit

distribusi ini menjadi suatu sistem tersendiri karena unit distribusi ini memiliki

komponen peralatan yang saling berkaitan operasinya menyalurkan tenaga listrik

(sumber : PLN UP2D, 2018).

Sistem distribusi tenaga listrik untuk beban memiliki kondisi dan

persyaratan-persyaratan tertentu, maka sarana penyampaiannya pun dikehendaki

memenuhi persyaratan tertentu pula. Kondisi dan persyaratan yang dimaksudkan

antara lain:

1. Setiap peralatan listrik dirancang memiliki rating tegangan,

frekuensi dan daya nominal tertentu.

2. Letak titik sumber (pembangkit) dengan titik beban tidak

selalu berdekatan.

3. Pada pengoperasian peralatan listrik perlu dijamin keamanan

bagi peralatan, bagi manusia pengguna dan bagi lingkungannya.

Dalam upaya antisipasi ketiga hal tersebut, maka untuk sistem

penyaluran tenaga listrik dituntut beberapa kriteria yaitu:

1. Diperlukan saluran daya (tenaga) yang efektif, ekonomis dan

efisien.

2. Diperlukan tersedianya daya (tenaga) listrik dengan kapasitas yang

cukup (memenuhi), tegangan (dan frekuensi) yang stabil pada

harga nominal tertentu, sesuai dengan desain peralatan.

Singkatnya diperlukan penyediaan daya dengan kualitas yang baik.


7
3. Diperlukan sistem pengaman yang baik, sesuai dengan persyaratan

pengaman (cepat kerja, peka, efektif, andal dan ekonomis).

2.2.2 Jaringan Distribusi Listrik

Jaringan distribusi adalah kumpulan dari interkoneksi bagian – bagian

rangkaian listrik dari sumber daya sampai saklar-saklar pelayanan pelanggan.

Adapun jaringan distribusi listrik yang dimaksud yaitu:

1. Jaringan Distribusi Primer

Jaringan distribusi primer adalah jaringan distribusi daya listrik yang

bertegangan menengah (20 kV). Jaringan distribusi primer merupakan

jaringan penyulang. Jaringan ini berawal dari sisi sekunder trafo daya

yang terpasang pada gardu induk hingga ke sisi primer trafo distribusi.

2. Jaringan Distribusi Sekunder

Jaringan distribusi sekunder adalah jaringan daya listrik yang

bertegangan rendah (sistem 380/220 Volt), yaitu rating yang sama

dengan peralatan yang dilayani. Jaringan distribusi sekunder bermula

dari sisi sekunder trafo distribusi dan berakhir hingga ke alat ukur

(meteran) pelanggan. Sistem jaringan distribusi sekunder ini

disalurkan kepada pelanggan melalui kawat berisolasi (sumber : PLN

UP2D, 2018).

2.2.3 Konfigurasi Jaringan Sistem Distribusi

Konfigurasi jaringan pada sistem distribusi tegangan menengah (Primer

20kV) dapat dikelompokkan menjadi empat model, yaitu jaringan Radial,

8
jaringan Loop, jaringan Spindel dan jaringan Grid.

4. Sistem Radial

Merupakan jaringan sistem distribusi primer yang sederhana dan

ekonomis. Pada sistem ini jaringan hanya mempunyai satu pasokan tenaga

listrik dan terdapat beberapa penyulang yang menyuplai beberapa gardu

distribusi secara Radial.

Gambar 2. Skema Saluran Sistem Radial

Namun keandalan sistem ini lebih rendah dibanding sistem lainnya.

Kurangnya keandalan disebabkan karena hanya terdapat satu jalur utama

yang menyuplai gardu distribusi, sehingga apabila jalur utama tersebut

9
mengalami gangguan, maka seluruh gardu akan ikut padam. Kerugian lain

yaitu mutu tegangan pada gardu distribusi yang paling ujung kurang baik,

hal ini dikarenakan jatuh tegangan terbesar ada di ujung saluran (sumber :

PLN UP2D, 2018).

5. Sistem Loop

Tipe ini merupakan jaringan distribusi primer, gabungan dari dua tipe

jaringan Radial dimana ujung kedua jaringan dipasang PMT. Pada keadaan

normal tipe ini bekerja secara Radial dan pada saat terjadi gangguan PMT

dapat dioperasikan sehingga gangguan dapat terlokalisir. Tipe ini lebih

handal dalam penyaluran tenaga listrik dibandingkan tipe Radial namun

biaya investasi lebih mahal (sumber : PLN UP2D, 2018).

Gambar 3. Skema Saluran Sistem Loop

10
6. Sistem Grid

Struktur Grid merupakan sistem distribusi yang memungkinkan gardu

distribusi disuplay dari 2 atau lebih gardu induk yang saling dihubungkan

sehingga seolah-olah membentuk seperti sebuah jaring. Sistem distribusi ini

terjadi karena adanya beberapa gardu induk yang saling interkoneksi,

sehingga setiap beban memiliki kemungkinan untuk menerima daya dari

berbagai arah.

Kualitas pelayanan sistem ini jauh lebih bagus bila dibandingkan

dengan struktur Radial dan struktur Loop/ring. Struktur ini memerlukan

investasi yang cukup besar dalam pembangunannya sehingga hanya baik

digunakan pada daerah yang kerapatan penduduknya sangat besar serta

memerlukan kontinuitas yang tinggi (sumber : PLN UP2D, 2018).

Gambar 4. Skema Saluran Sistem Grid

11
7. Sistem Spindel

Sistem spindle menggunakan 2 jenis penyulang yaitu penyulang

cadangan (standby atau express feeder) dan penyulang operasi (working

feeder). Penyulang cadangan tidak dibebani dan berfungsi sebagai back-up

supply jika terjadi gangguan pada penyulang operasi, sehingga sistem ini

tergolong sistem yang handal. dalam pembangunannya. Sistem ini sudah

memperhitungkan perkembangan beban atau penambahan jumlah konsumen

sampai beberapa tahun ke depan, sehingga dapat digunakan dalam waktu

yang cukup lama, hanya saja investasi pembangunannya juga lebih besar.

proteksinya masih sederhana, mirip dengan sistem Loop. pada bagian tengah

penyulang biasanya dipasang gardu tengah yang berfungsi sebagai titik

manufer ketika terjadi gangguan pada jaringan tersebut.

Untuk konfigurasi 2 penyulang, maka faktor pembebanan hanya 50%.

Berdasarkan konsep spindle jumlah penyulang pada 1 Spindel adalah 6

penyulang operasi dan 1 penyulang cadangan sehingga faktor pembebanan

konfigurasi Spindel penuh adalah 85%. Ujung-ujung penyulang berakhir

pada gardu yang disebut Gardu Hubung dengan kondisi penyulang operasi

“NO” (Normally Open), kecuali penyulang cadangan dengan kondisi “NC”

(Normally Close) (sumber : PLN UP2D, 2018).

12
Gambar 5. Skema Saluran Sistem Spindel

2.2.4 Tingkat Jaminan Sistem Distribusi

Indeks-indeks yang dapat dipakai untuk membandingkan unjuk kerja

(performance) sistem distribusi dalam memberi pelayanannya pada konsumen

sebagai tolak ukur kemajuan atau untuk menentukan proyeksi yang akan dicapai

adalah :

1. SAIFI : System Average Interuption Frequency Index

2. SAIDI : System Average Interuption Duration Index

3. CAIFI : Customer Average Interuption Frequency Index

4. CAIDI : Customer Average Interuption Duration Index

Untuk melihat unjuk kerja (performance) dari pengusahaan

ketenagalistrikan yang diusahakan PT PLN digunakan SAIDI dan SAIFI

(sumber: PLN UP2D, 2018).

13
2.2.5 Peralatan Penghubung dan Pemutus pada Jaringan Distribusi

Dalam pelaksanaan manuver beban, ada beberapa peralatan yang sering

dijumpai yang termasuk dalam peralatan pendukung pelaksanaan manuver beban

itu sendiri, antara lain:

14
1. Recloser

Gambar 6. Recloser

Recloser atau yang biasa dikenal Penutup Balik Otomatis (PBO) pada

dasranya adalah pemutus tenaga yang dilengkapi dengan peralatan kontrol.

Peralatan ini dapat merasakan arus gangguan dan memerintahkan operasi buka

tutup kepada pemutus tenaga. Untuk jaringan yang panjang (> 20 km) perlu

dipasang 2 atau lebih PBO pada jarak tertentu dengan koordinasi yang baik, agar

gangguan yang terjadi dapat segera dibebaskan. Recloser memiliki relay pengatur

waktu sehingga alat ini akan berkerja secara otomatis dalam selang waktu tertentu

(sumber : PLN UP2D, 2018).

2. Sectionalizer

Pemasangan dan fungsinya sama dengan recloser, tetapi cara bekerjanya

berdasarkan deteksi arus gangguan dan hitungan jumlah padam jaringan yang

dilayaninya.

15
Gambar 7. Sectionalizer

Bila jaringan yang dilayaninya terganggu, maka alat deteksi arus

gangguannya akan merasakan, tetapi yang dapat memutuskan gangguan adalah

PMT yang ada di gardu induk. Sectionlizer akan membuka secara otomatis setelah

PMT di gardu induk terbuka sesuai dengan setelan jumlah padam yang telah

dikoordinasikan (sumber : PLN UP2D, 2018).

3. Fuse Cut Out

Gambar 8 Fuse Cut Out

Fuse Cut Out (FCO) adalah suatu alat pengaman yang melindungi jaringan

terhadap arus beban lebih yang mengalir melebihi dari batas maksimum, yang

disebabkan karena hubung singkat atau beban lebih. FCO berfungsi sebagai

16
pengaman penyulang bila terjadigangguan di trafo distribusi dan melokalisir

gangguan di trafo agar peralatan tersebut tidak rusak. Selain itu FCO juga

berfungsi sebagai pengaman dan pemisah daerah yang mengalami gangguan. FCO

dipasang pada sisi tegangan menengah 20 kV. Di dalam FCO terdapat sebuah

kawat penghubung yang disebut Fuse Link. Fuse Link inilah yang akan putus bila

terjadi arus lebih atau arus hubung singkat pada sisi tegangan menengah (sumber :

PLN UP2D, 2018).

4. Load Break Switch

Gambar 9. Load Break Switch

Switch pemutus beban (Load Break Switch) atau dikenal dengan singkatan

LBS adalah saklar atau pemutus arus tiga fasa untuk penempatan di luar ruas pada

tiang pancang, yang dikendalikan secara elektronis. Switch dengan penempatan di

atas tiang ini dioptimalkan melalui control jarak jauh dan skema otomatisasi.

17
Kubikel LBS dilengkapi dengan sakelar pembumian yang bekerja secara

interlock dengan LBS. Untuk pengoperasian jarak jauh dapat menggunakan

remote control. Remote Terminal unit (RTU) ini harus dilengkapi catu daya

penggerak (sumber : PLN UP2D, 2018).

18
19
1
BAB III
METODOLOGI

Template ini digunakan sebagai contoh pelaporan. Bab III berisi metodologi kegiatan kerja
praktik/ Praktek Kerja Lapangan. Sub bab pada Bab III telah dibuat seperti berikut. Sub bab
dapat ditambahkan sesuai dengan kebutuhan. Keterangan dalam kotak harap dapat dihapus
ketika laporan dikumpulkan.

3.1 Alur Praktek Kerja Lapangan (berbentuk flowchart)


Bagian ini berisi tentang urutan proses penyelesaian permasalahan yang
dikaji dari awal hingga akhir. Pembuatan metodologi biasanya dilakukan dalam
bentuk bagan alir (Flowchart) ditambah penjelasan singkat.

3.2 Deskripsi Detail Alur Praktek Kerja Lapangan


Selanjutnya bagan alir pada sub bab sebelumnya dijelaskan dengan
sistematis dengan membuat sub bab sesuai dengan kebutuhan. Sub bab dapat
ditambahkan sesuai dengan kebutuhan pelaporan masing-masing kelompok.

2
BAB IV
PEMBAHASAN

Template ini digunakan sebagai contoh pelaporan. Bab IV berisi pembahasan dari kegiatan
kerja praktik/ Praktek Kerja Lapangan yang telah dilakukan. Sub bab pada Bab IV telah
dibuat seperti berikut. Sub bab dapat ditambahkan sesuai dengan kebutuhan. Keterangan
dalam kotak harap dapat dihapus ketika laporan dikumpulkan.

4.1 Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan


Pelaksanaan kegiatan.

4.2 Analisis Kegiatan


Berisi uraian detail hasil dari kegiatan Praktek Kerja Lapangan yang
dilakukan. Dalam pembahasan dicantumkan pula hasil-hasil pengerjaan,
pengukuran, perbandingan maupun penerapan rancangan yang dibuat dalam
Praktek Kerja Lapangan.

4.3 Pembahasan Lainnya


Pembahasan sub bab tambahan dapat ditambahkan sesuai dengan kebutuhan
masing-masing kelompok.

3
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Bagian ini memuat simpulan-simpulan yang merupakan rangkuman dari
hasil analisis kinerja pada bagian sebelumnya. Simpulan ini merujuk pada tujuan
Praktek Kerja Lapangan yang ada pada Bab I.

5.2 Saran
Bagian ini berisi saran-saran yang perlu diperhatikan berdasar
keterbatasanketerbatasan yang ditemukan dan asumsi-asumsi yang dibuat selama
pengembangan model tersebut.

4
DAFTAR PUSTAKA

Daftar referensi memuat semua sumber kepustakan yang digunakan dalam


pelaksanaan dan pembuatan laporan Praktek Kerja Lapangan, baik berupa buku,
majalah, maupun sumber-sumber kepustakaan lain. Ditulis dengan style IEEE.

5
LAMPIRAN

Memuat keterangan dan hal-hal lain yang perlu dilampirkan untuk memperjelas
uraian dalam laporan. Bagian ini berisi foto tempat kerja, mahasiswa ditempat
kerja.

Anda mungkin juga menyukai