LP Dan Askep Kelompok
LP Dan Askep Kelompok
LP Dan Askep Kelompok
Disusun Oleh :
Kelompok 3
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fraktur femur merupakan salah satu trauma mayor di bidang orthopaedi.
Dikatakan sebagai trauma mayor karena tulang femur merupakan tulang yang
menyebabkan nekrosis otot, cedera saraf parsial atau total, dan gangguan
tulang di dapatkan data 6,0%, luka robek 22,7%, lecet/memar 68,0%, terkilir
27,3%, anggota tubuh terputus 0,3%, cedera mata 0,5%, gegar otak 0,7
yaitu sebesar 39% kemudian diikuti fraktur humerus (15%), fraktur tibia
dan fibula (11%), dimana penyebab terbesar fraktur femur adalah kecelakaan
lalu lintas yang biasanya disebabkan oleh kecelakaan mobil, motor, atau
per 10.000 orang per tahun 2017) dan nomer tujuh pada pria (5,3 per orang
per tahun 2017). Puncak distribusi usia pada fraktur femur adalah pada usia
dewasa 15-34 tahun dan orang tua diatas 70 tahun (Desiartama, 2017).
Kasus fraktur femur dikarenakan adanya trauma besar yang mana juga
disekitar daerah tulang yang patah dan jaringan lunak sekitar tulang tersebut
oklusi darah yang merusak serabut saraf maupun jaringan otot yang disebut
Gangguan perfusi jaringan perifer pada fraktur femur maka perlu segera
setiap jam pada daerah yang mengalami cedera. Pengkajian warna jaringan,
jaringan yang sehat harus bewarna merah muda, dan kulit harus teraba hangat,
yaitu pemasangan beban yang menarik bagian tubuh untuk menjaga kekuatan otot, dan
B. Rumusan Masalah
Bagaimana Asuhan keperawatan pada Ny. M dengan post op close fraktur femur dengan
1. Tujuan umum
Asuhan keperawatan pada Ny. M dengan post op close fraktur femur dengan
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya hasil pengkajian pada Ny. M dengan post op close fraktur femur
TINJAUAN TEORI
sesuai jenis dan fraktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari
2019).
disertai adanya kerusakan jaringan lunak (otot, kulit, jaringan saraf, dan
langsung antara tulang dengan udara luar, dan disebut tertutup apabila tidak
terdapat hubungan antara tulang dengan udara luar. Kondisi ini secara
B. Etiologi
1. Trauma langsung
Fraktur yang terjadi biasanya bersifat kominutif dan jaringan lunak ikut
mengalami kerusakan.
C. Patofisiologi
gangguan adanya gaya dalam tubuh, yaitu stress, gangguan fisik, gangguan
terbuka atau tertutup akan mengenai serabut saraf yang dapat menimbulkan
gangguan rasa nyaman nyeri. Selain itu dapat mengenai tulang dan dapat
gangguan metabolic, patologik yang terjadi itu terbuka atau tertutup. Pada
Fraktur
Kerusakan/Pergeseran
Diskontinuitas Tulang Fragmen Tulang
Kehilangan volume
cairan Edema Nyeri Akut
Ketidakefektifan perfusi
jaringan perifer
D. Tanda dan Gejala
Menurut Kemenkes (2016) Tanda dan gejala yang biasa muncul pada
E. Pemeriksaan Penunjang
fraktur atau organ jauh pada trauma multiple). Peningkatan sel darah
rasa sakit.
F. Komplikasi
1. Pre Operatif
a. Sindrom Kompartemen
d. Infeksi
e. Avaskuler nekrosis
2. Post Operatif
a. Infeksi
b. Nonunion
mungkin diperlukan.
c. Arthritis Pascatrauma
tidak melumpuhkan.
e. Sakit kronis
G. Penatalaksanaan
dilakukan yaitu:
1. Non operatif
a. Reposisi
c. Rehabilitasi
cedera atau alat gerak yang sakit agar dapat berfungsi kembali
fisioterapi.
d. Traksi
Traksi adalah tahanan yang dipakai dengan berat atau alat lain
mempercepat penyembuhan.
bahan yang terkontaminasi dan jaringan yang rusak dari luka akan
b. Fiksasi Eksternal
terbuka.
3. Penatalaksanaan Pembedahan
internal Fixation).
H. Prognosis
dapat sembuh tanpa jaringan parut. Pengertian tentang reaksi tulang yang
hidup dan periosteum pada penyembuhan fraktur mulai terjadi segera setelah
selain faktor biologis yang juga merupakan suatu faktor yang sangat esensial
A. Pengkajian
1. Anamnesis
3. Keluhan utama : Keluhan utamanya adalah rasa nyeri akut atau kronik.
2012).
presipitasi nyeri
menusuk
rasa sakit menjalar atau menyebar, dan dimana rasa sakit terjadi.
2012).
8. Riwayat psikososial
dan peran klien dalam keluarga dan masyarakat serta respon atau
9. Pola-pola
yang
bisa mengganggu keseimbangannya dan apakah klien melaksanakan
(Padila, 2012).
warna, bau, dan jumlah apakah terjadi retensi urine. Retensi urine
dapat mengganggu pola dan kebutuhan tidur klien. Selain itu juga,
kebiasaan tidur, dan kesulitan tidur serta penggunaan obat tidur (Padila,
oleh orang lain. Hal lain yang perlu dikaji adalah bentuk aktivitas
(Padila, 2012).
Dampak yang timbul pada klien adalah rasa takut akan kecacatan,
2012).
menjalani rawat inap dan keterbatasan gerak serta rasa nyeri. Selain itu,
2012).
a. Keadaan umum :
hidung.
simetris
10. Paru
Inspeksi :Pernafasan meningkat, reguler atau tidaknya
dengan paru.
Perkusi : Suara ketok sonor, tak ada redup atau suara tambahan
lainnya
11. Jantung
12. Abdomen
teraba
1. Nyeri Akut
a. Definisi
bulan.
Subjektif
Mengeluh Nyeri
Objektif
1) Tampak meringis
3) Gelisah
5) Sulit tidur
Subjektif
Tidak tersedia
Objektif
7) Diaphoresis
2. Risiko Infeksi
a. Definisi
b. Faktor Risiko
1) Penyakit kronis
3) Malnutrisi
Gangguan peristaltik
Perubahan sekresi pH
Merokok
a) Penurunan hemoglobin
b) Imununosupresi
c) Leukopenia
a. Definisi
Keterbatasan dalam gerakan fisik dari satu atau lebih ekstremitas secara
mandiri
Objektif
Subjektif
Objektif
1) Sendi Kaku
3) Gerakan terbatas
4) Fisik Lemah
4. Risiko Jatuh
a. Definisi
terjatuh
b. Faktor Risiko
2) Riwayat jatuh
7) Enemia
9) Gangguan pendengaran
a. Defenisi
b. Faktor Risiko
1) Hiperglikemia
3) Hipertensi
4) Merokok
5) Prosedur endovaskuler
6) Trauma
a. Defenisi
Subjektif
Tidak tersedia
Objektif
Kerusakan jaringan dan atau lapisan kulit
Subjektif
Tidak tersedia
Objektif
1) Nyeri
2) Pendarahan
3) Kemerahan
4) Hematoma
1. Nyeri Akut
Manajemen Nyeri
Kriteria Hasil
atau lambar dan berintraksi ringan hingga berat dan konstan dapat
1) Observasi
a) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
2) Terapeutik
napas dalam)
nyeri/menimbulkan nyeri
pasien
d) Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
pasien
cara sederhana
3) Kolaborasi
dirasakan pasien
2. Risiko Infeksi
Pencegahan Infeksi
Kriteria Hasil
Observasi
1) Monitor tanda dan gejalan infeksi
Terapeutik
mikroorganime
Edukasi
Kolaborasi
Dukungan Mobilisasi
Kriteria Hasil
Kemampuan dalam gerakan fisik dari satu atau lebih ekstremitas secara
1) Observasi
mobilasasi
2) Terapeutik
berpindah
3) Edukasi
4) Risiko Jatuh
Pencegahan Jatuh
Kriteria Hasil
kriteria hasil:
1) Observasi
2) Terapeutik
3) Edukasi
pasien terjatuh.
Perawatan Sirkulasi
Kriteria Hasil
4) Akral membaik
1) Observasi
perfusi perfier.
b) Identifikasi factor risiko gangguan sirkulasi
2) Terapeutik
keterbatasan perfusi
perifer
cedera
bakteri
3) Edukasi
Kriteria Hasil
1) Elastisistas meningkat
3) Nyeri menurun
4) Pendarahan penurun
5) Kemerahan menurun
1) Observasi
mobilitas
2) Terapeutik
tertindis
kering
kulit
3) Edukasi
kulit
kulit
baik
senssai terbakar
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN POST OP CLOSE
FRAKTUR FEMUR DENGAN MASALAH NYERI AKUT
DI PUSKESMAS SEPUTIH BANYAK
A. Pengkajian Keperawatan
1. Identitas Pasien
Inisial Pasien : Ny. M
Umur : 46 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Suku : Jawa
Agama : Islam
Alamat : Teluk Dalem Way Seputih
Sumber Informasi : Pasien dan Keluarga
Ruang Rawat Inap : Bedah
No. Rekam Medik : 391008
Diagnosa Medis : Pre op Close Fraktur Femur
Tanggal/Jam Masuk : 13 November 2022 /Pukul 20.15 WIB
Tanggal/Jam Pengkajian : 14 November 2022/Pukul 08.30 WIB
2. Riwayat Penyakit
a. Keluhan Utama
klien mengatakan nyeri pada daerah paha dan terasa tebal sampai ujung
ruang Melati dengan hasil observasi klien mengeluh nyeri sejak kakinya
fraktur, nyeri seperti di tusuk-tusuk pada paha kiri, dengan skala nyeri 6
menderita penyakit yang di derita oleh klien saat ini. Dan Keluarga
e. Riwayat Psikososial
C. KEADAAN UMUM
Kesadaran : Composmentis
GCS : 15, E: 4 V:5 M:6
Pengetahuan : Pasien pengerti dengan penyakitnya
Pasca operasi : Pre-op Close Fraktur Femur
D. KEBUTUHAN DASAR
NYERI
Suhu : 36,4oC
Gambaran nyeri : Klien mengatakan nyeri sedang dirasakan
pada kaki sebelah kiri dengan kualitas perih
dan frekuensi menetap
P : Tiba-tiba, walau tanpa digerakkan
Q : Perih
R : Ekstremitas bawah sinistra
S : 6, nyeri sedang
Respon emosional : Klien nampak meringis kesakitan saat
diberi penekanan pada nyeri (Saat ganti
verband)
Cara mengatasi nyeri : Tidur
:
Gambaran nyeri post op Klien mengatakan nyeri meningkat saat akan
operasi.
P: Tiba-tiba, walau tanpa digerakkan
Q: berat, perih
R: ektermitas bawah sinistra
S: 8, nyeri hebat
T: terus-menerus
Respon emosional post op : Klien nampak meringis kesakitan. Klien
nampak menggeleng-gelengkan kepalanya.
Masalah keperawatan : Nyeri Akut
NUTRISI
TB : 150 cm
BB : 50 kg
Kebiasaan makan : Isteri klien mengatakan sebelum sakit
klien tidak terbiasa sarapan dengan
makanan berat hanya meminum kopi dan
makan dengan porsi besar 2x sehari. Istri
klien mengatakan sejak sakit klien hanya
mampu menghabiskan 2 sendok bubur
yang diberikan setiap jam makan. Klien
mengatakan tidak mampu menghabiskan
porsi makannan yang diberikan. Makanan
klien nampak tidak dihabiskan
Keluhan saat ini : Klien mengatakan tidak mampu
menghabiskan porsi makanan yang
diberikan
Pembesaran tiroid : Tidak ada
Massa : Tidak ada
Holitosis : Ada
Kondisi gigi/gusi : Nampak gigi seri bagian atas depan telah
tanggal
Penampilan lidah : Permukaan lidah nampak warna putih
Bising usus : Tidak ada
Jenis cairan terpasang : RL 500 cc 23 tpm
Porsi makan yg dihabiskan : Isteri klien mengatakan klien hanya mampu
menghabiskan 2 sendok makanan yang
diberikan
Makanan disukai : -
Diet : Tidak ada
Masalah keperawatan : Risiko Defisit Nutrisi
CAIRAN
Kebiasaan minum : Klien mengatakan sebelum sakit kadang-
kadang hanya minum air putih setelah
makan ±1500 cc perhari. Klien
mengatakan
sering mengkonsumsi kopi
Jenis : Air putih dan teh
Turgor kulit : Baik
CRT : <2 detik
Mata : Cekung
Konjungtiva : Tidak anemis
Sklera : Berwarna merah, nampak akumulasi darah
pada sklera
Edema : Tidak ada edema
Distensi V.Jugularis : Tidak ada
Asites : Tidak ada
Spider Navy : Tidak ada
Infuse : Terpasang infuse RL 500 CC 23 tpm
Masalah keperawatan : Tidak ada
PERSONAL HYGNE
Kebiasaan mandi : Klien mengatakan selama sakit belum
pernah mandi. Isteri klien mengatakan
selama sakit klien belum pernah mandi
menggunakan waslap
Cuci rambut : Klien mengatakan selama sakit tidak
pernah cuci rambut
Kebiasaan gosok gigi : Klien mengatakan selama dirawat tidak
pernah menggosok gigi
Kebersihan badan : Nampak kotor pada abdomen, kedua
tangan dan ekstremitas
Keadaan rambut : Distribusi rambut normal, dominan
beruban
Keadaan kulit kepala : Kotor
Keadaan kuku : Kuku nampak kotor dan panjang
Keadaan vulva/perineal : Tidak dikaji
Keluhan saat ini : Klien mengatakan merasa tidak nyaman
dengan kondisinya
Integritas kulit : Baik
Keadaan luka : Open fraktur pada tibia et fibula terpasang
verband dan spalak. Terdapat luka terbuka
pada occipital dektra
Masalah keperawatan : Defisit Perawatan diri
ELIMINASI
Kebiasaan BAB :
- Sebelum : 1-2 kali sehari
sakit
- Saat sakit : Klien mengatakan sejak sakit satu kali
pernah BAB. klien mengatakan terkahir
kali BAB 1 hari yang lalu
Kebiasaan BAK :
- Sebelum : 1-2 kali sehari
sakit
- Saat sakit : Terpasang cateter urin dengan pengeluaran
300 cc
Penggunaan diuretic : Tidak ada
Peristaltik usus : 12x / menit
Abdomen : Tidak ada pembesaran massa, tidak ada
nyeri tekan. Terdapat perbedaan warna
abdomen pada kuadran 2 & 3 dengan
kuadran lainnya
Kateter urin : Terpasang kateter urin
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
OKSIGENASI
Nadi : 82x/i
Pernapasan : 24x/i
Tekanan Darah : 110/60 mmHg
Respirasi : Tidak ada penggunaan alat bantu napas,
tidak suara napas tambahan, tidak ada
pernapasan cuping hidung
Sputum : Tidak ada produksi sputum
Sirkulasi oksigenasi : Baik, klien tidak merasa pusing
Dada : Tidak ada penggunana otot bantu napas
Oksigen kanul/mask : Tidak terpasang
WSD : Tidak terpasang
Riwayat penyakit : Klien mengatakan pernah dirawat di
Rumah Sakit tiga tahun yang lalu karena
.....
Masalah keperawatan : Tidak ada
INTERAKSI SOSIAL
Masalah kesehatan/stres : Klien mengatakan merasa bosan
Cara mengatasi stres : -
Orang pendukung lain : Keluarga
Sosiologis : Komunikasi lancar
Perubahan bicara : Tidak ada
Laringektomi : Tidak ada
Psikologis : Baik
Keputusasaan : Tidak ada
Komunikasi verbal : Baik. lancar. Klien mampu berkomunikasi
dan kooperatif dengan perawat
Spiritual : Klien mengatakan selama sakit tidak
pernah melaksanakan shalat
Kegiatan keagamaan : Klien mengatakan tidak mengikuti
kegiatan keagamaan di tempat tinggalnya
Gaya hidup : Klien mengatakan aktivitas sehari-harinya
adalah berkebun
Masalah keperawatan :
E. PENYULUHAN DAN PEMBELAJARAN
Bahasa dominan : Indonesia
Informasi yang diberikan : Pengaturan jam besuk
: Hak dan kewajiban klien
: Petugas yang merawat
Masalah yang dijelaskan : Perawatan diri di RS
: Obat-obatan yang diberikan
: Modifikasi diet
Obat yang diresepkan
Obat Dosis Waktu Rute Tujuan
ceftriaxone 1 gr 06.00 Wib IV Infeksi bakteri
Ketocrolac 1 Amp 07.00 Wib IV Nyeri
Ranitidin 1Amp 06.00 Wib IV
Asam lambung
15
3 Defisit perawatan diri Perawatan Diri Dukungan Perawatan Diri: Mandi 1. Mengetahui kebutuhan
berhubungan dengan penurunan a. Tujuan 1) Observasi personal hygne klien
status kesehatan yang ditandai Memfasilitasi a) Identifikasi jenis bantuan yang 2. Mengetahui faktor
dengan: pemenuhan kebutuhan dibutuhkan budaya dan kebiasaan
Data subjektif perawatan diri b) Monitor kebersihan tubuh yang menghambat
1. Klien mengatakan selama b. Kriteria hasil c) Monitor integritas kulit perawatan diri
sakit belum pernah mandi 1) Minta melakukan 2) Terapeutik 3. Memberikan edukasi
2. Istri klien mengatakan selama perawatan diri a) Fasilitasi mandi sesuai kebutuhan kepad aklien dan
sakit klien belum pernah meningkat b) Fasilitasi menggosok gigi sesuai kelaurga agar dapat
mandi menggunakan waslap kebutuhan melakukan tindakana
3. Klien mengatakan selama 2) Mempertahankan 3) Edukasi perawatan tubuh secara
sakit tidak pernah cuci kebersihan diri a) Jelaskan manfaat mandi dan mandiri berikutnya.
rambut meningkat dampak tidak mandi terhadap
4. Klien mengatakan selama 3) Meningkatkan kesehatan
dirawat tidak pernah kebersihan mulut b) Ajarkan kepada keluarga cara
menggosok gigi memandikan pasien
5. Klien mengatakan merasa
tidak nyaman dengan
kondisinya
Data objektif
a. Badan nampak kotor pada
abdomen, kedua tangan dan
ekstremitas
b. Keadaan kulit kepala nampak
kotor
c. Kuku nampak kotor dan
panjang
4 Risiko deficit nutrisi berhubungan Manajemen Gangguan 1) Observasi 1. Untuk mengetahui jumlah
dengan anoreksia yang ditandai Makan input dan output makanan
dengan:
a. Tujuan dan ciran
Data subjektif Mengindentifikasi dan Monitor asupan dan keluarnya 2. Membantu membentu
4. klien mengatakan kurang mengelola diet yang makanan dan cairan serta kebutuhan koping positif terkait
jam makan pengeluaran makanan Berikan penguatan positif terhadap mempertahankan nutrisi
5. Isteri klien mengatakan sejak dan caran berlebihan keberhasilan target dan perubahan
Data objektif
3. Makanan klien nampak tidak
dihabiskan
4. Nampak gigi seri bagian atas
depan telah tanggal
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
No Diagnosa keperawatan Implementasi Evaluasi
1. Nyeri akut b.d agen 1. Mengidentifikasi frekuensi, intensitas nyeri, skala S:
pencedera fisiologis nyeri - Klien mengatakan skala nyeri 6.
2. Memonitor efek samping pemakaian analgesik - Klien mengatakan posisi nyamannya
3. Memberikan teknik nonfarmakologis untuk berbaring.
mengurangi nyeri (terapi musik) - Klien mengatakan suka mendengarkan musik
4. Mengajarkan teknik RND rohani saat nyeri.
5. kolaborasi dengan dokter pemberian analgesik - Klien mengatakan mengerti bagaimana cara
mengontorl nyeri dengan teknik RND
O:
- Klien tampak meringis
- Klien tampak rileks saat mendengarkan musik
rohani
- Klien dapat mempraktekkan teknik RND
P: Lanjutkan intervensi
2. Gangguan mobilitas fisik b.d 1. Identifikasi risiko latihan S:
penurunan fungsi otot 2. Identifikasi jenis dan durasi aktivitas - Klien mengatakan skala nyeri 6.
pemanasan/pendinginan - Klien mengatakan posisi nyamannya
3. Monitor efektifitas latihan berbaring.
4. Mengajarkan latihan sesuai program yang ditentukan - Klien mengatakan suka mendengarkan musik
(ROM) rohani saat nyeri.
5. Memberikan instruksi tertulis tentang pedoman dan - Klien mengatakan mengerti bagaimana cara
bentuk gerakan untuk setiap gerakan otot mengontorl nyeri dengan teknik RND
6. Menjelaskan fungsi otot, fisiologi olahraga dan
konsekuensi tidak digunakannya otot O:
7. Mebgajarkan tanda dan gejala intoleransi selama dan - Klien tampak meringis
setelah sesi latihan - Klien tampak rileks saat mendengarkan musik
8. Menganjurkan menghindari latihan selama suhu rohani
ekstrim - Klien dapat mempraktekkan teknik RND
P: Lanjutkan intervensi
3 Defisit perawatan diri b.d 1. Identifikasi jenis bantuan yang dibutuhkan S:
penurunan status kesehatan 2. Monitor kebersihan tubuh - Klien mengatakan skala nyeri 6.
3. Monitor integritas kulit - Klien mengatakan posisi nyamannya
4. Fasilitasi mandi sesuai kebutuhan berbaring.
5. Fasilitasi menggosok gigi sesuai kebutuhan - Klien mengatakan suka mendengarkan musik
6. Jelaskan manfaat mandi dan dampak tidak mandi rohani saat nyeri.
terhadap kesehatan - Klien mengatakan mengerti bagaimana cara
7. Ajarkan kepada keluarga cara memandikan pasien mengontorl nyeri dengan teknik RND
O:
- Klien tampak meringis
- Klien tampak rileks saat mendengarkan musik
rohani
- Klien dapat mempraktekkan teknik RND
P: Lanjutkan intervensi
4 Resiko defisit nutrisi b.d 1. Monitor asupan dan keluarnya makanan dan cairan S:
anoreksia serta kebutuhan kalori - Klien mengatakan skala nyeri 6.
2. Berikan penguatan positif terhadap keberhasilan - Klien mengatakan posisi nyamannya
target dan perubahan perilaku berbaring.
3. Menganjurkan makan dan minum sedikit tapi sering - Klien mengatakan suka mendengarkan musik
4. Ajarkan pengaturan diet yang tepat rohani saat nyeri.
5. Ajarkan keterampilan koping untuk penyelesaian - Klien mengatakan mengerti bagaimana cara
masalah perilaku makan mengontorl nyeri dengan teknik RND
O:
- Klien tampak meringis
- Klien tampak rileks saat mendengarkan musik
rohani
- Klien dapat mempraktekkan teknik RND
P: Lanjutkan intervensi
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Analisa Kasus
disebabkan kecelakaan jatuh dari tangga yang dialami dua hari yang lalu. Klien
transportasi utama. Benjamin (2020) mengatakan salah satu faktor yang dapat
mengakibatkan trauma langsung atau tidak langsung dengan energi pada tulang.
Sejalan dengan itu, Jessica L. & Aaron (2021) menyebutkan fraktur dapat terjadi
karena trauma berenergi tinggi dan dapat berakibat pada kerusakan jaringan lunak.
Keluhan utama yang dirasakan klien adanya nyeri dengan skala 6 sebelum operasi.
Setelah dilakukan operasi nyeri klien mengatakan nyeri meningkat menjadi skala 8
(berat).
Suriya & Zuriati (2019) dan Thompson et al. (2020) menyebutkan bahwa
nyeri merupakan karakteristik utama pada fraktur tibia fibula dengan skala dan
dengan adanya kerusakan jaringan secara aktual maupun fungsional. Nyeri akut
adalah diagnosis keperawatan utama pada kasus ini. Masalah tersebut didapatkan
di hari pertama saat klien masuk di rumah sakit. Klien mengatakan nyeri dirasakan
pada kaki kiri sejak dua hari yang lalu. Hasil pengkajain komprehensif terhadap
nyeri ditemukan P: Tiba-tiba, walau tanpa digerakkan, Q: perih, R: estremitas
bawah sinistra, S: 6, nyeri sedang, T: Menetap. Oleh karena itu, klien nampak
meringis dan mnegalami kesulitan bergerak karenaa efek nyeri secara emosional
dan fisik yang dialami klien. Nyeri yang dirasakan klien menyebabkan klien
merasa terganggu dan tidak nyaman. Klien mengatakan hanya mampu baring
diatas tempat tidur. Klien juga mengatakan nyeri muncul walau tanpa digerakkan.
Klien mengatakan hanya mampu mengatasi nyeri dengan tidur. Nyeri dirasakan
klien akibat benturan keras atau adanya trauma yang mengakibatkan terjadinya
fraktur terbuka dengan kerusakan jaringan lunak (otot, kulit, jaringan saraf dan
Menurut Susanti, Susi., et al. (2019), penangan terhadap fraktur dapat dengan
Kondisi fraktur, baik pada fase awal atau klien dengan fraktur malunion, akan
ujung fragmen tulang yang patah atau fraktur sedapat mungkin kembali seperti
letak asalnya. Hal ini sama denga tindakan yang diberikan terhadap “Tn. B”. B.
Analisis Intervensi Intervensi yang diberikan pada kasus ini untuk diagnosis utama
PENUTUP
A. Kesimpulan
3. Intervensi dan impelmentasi yang dilakukan pada klien dengan closed fraktur
femur yaitu: manajemen nyeri, teknik latihan penguatan, perawatan diri, dan
4. Proses evaluasi keperawatan pada klien dengan diagnosa fraktur 1/3 tibia et
fibula yaitu: nyeri akut menurun, gangguan mobilitas fisik belum teratasi
(klien telah menjalani operasi), defisit perawatan diri teratasi, dan risiko
B. Saran
intervensi manajamen nyeri klien. Perawat tidak boleh hanya berfokus pada
manajemen nyeri.
DAFTAR PUSTAKA
Adrianti, Hebert. 2019. Modul Workhsop Biologi Abdimas. Jawa Barat: CV Jejak
Aini, Lela & Reskita, Reza. (2018). Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam
Terhadap
Penurunan Nyeri Pada Pasien Fraktur. Jurnal Kesehatan: Program Studi Ners,
STIK Siti Khadijah Palembang, Indonesia. Volume 9, Nomor 2.
Aji, S. B., Armiyati, Y., & Sn, S. A. (2015). Efektifitas Antara Relaksasi Autogenik
Dan Slow Deep Breathing Relaxation Terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien
Post Orif Di Rsud Ambarawa. Jurnal Ilmu Keperawatan Dan Kebidanan
(JIKK), 002.
Alligood. (2017). Pakar Teori Keperawatan Dan Karya Mereka. Elsevier: Singapore.
Apley, A. G., & Solomon, L. (2018). System of Orthopaedics and Trauma (A. Blom,
D. Warwick, & M. R. Whitehouse (eds.); 10th Editi). CRC Press.
https://doi.org/https://doi.org/10.432 4/9781315118192
Ayudianingsih, N. G., & Maliya, A. (2015). Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam
Terhadap Penurunan Tingkat Nyeri Pada Pasien Pasca Operasi Fraktur
Femur Di Rumah Sakit Karima Utama Surakarta. 191–199
Balitbangkes RI. (2013). Riset dan Kesehatan Dasar. Badan Penelitian dan Kesehatan
Kemenkes RI.
Benjamin. (2020, June 20). What is Bone Fracture? [Kesehatan]. Penn Medicine.
Cahyanti, E. I., Anugrahanti, W., & Wibowo. (2019). Asuhan Keperawatan Pada Klien
Gastritis Dengan Masalah Nyeri Akut
Dahlan, M. S. (2019). Besar sampel: Cara pengambilan sampel dalam penelitian.
kedokteran dan kesehatan (Edisi 2). Jakarta: Salemba Medika
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Profil Kesehatan Indonesia 2018.
Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Fasa, I.F, Firmawati, E.,. (2016). Pengaruh Murotal AlQur’an Terhadap Tingkat
Depresi Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisis Di Pku
Muhammadiyah Gamping.
Handayani, S., Arifin, H., & Manjas, M. (2019). Kajian penggunaan analgetik
Pada Pasien Pasca Bedah Fraktur di Trauma Centre RSUP M. Djamil Padang.
JSFK (Jurnal Sains Farmasi & Klinis), 6(2), 113–120.
https://doi.org/10.25077/JSFK.6.2.11 3-120.2019