Ulab Anak Fix

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.

DENGAN DIARE

Disusun oleh :

Bella Apricya Nirmala Saefudin

A02020020

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM DIPLOMA III

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG

2021/2022
BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PENDAHULUAN

1. Pengertian Diare

Diare merupakan pengeluaran feses yang berbentuk tidak normal dan cair. Bisa juga didefinisikan dengan
buang air besar yang tidak normal dan berbentuk cair dengan frekuensi BAB lebih dari biasanya. Bayi
dapat dikatakan diare bila BAB sudah lebih dari 3 kali sehari buang air besar, dan sedangkan neonatus
dikatakan diare jika sudah buang air besar sebanyak lebih dari 4 kali dalam sehari. (Lia dewi, 2014).

Diare adalah suatu kondisi buang air besar yang tidak normal dimana buang air besar >3 kali dalam sehari
dengan konsistensi feses yang encer/cair dapat disertai atau tanpa disertai dengan darah atau lender yang
merupakan akibat dari terjadinya proses implamasi pada lambung atau usus (Wijayaningsih, 2013).

2. Penyebab Diare

Menurut Haroen N. S, Suraatmaja dan P. O Asnil dalam Wijayaningsih (2013) ditinjau dari sudut
patofisiologi, penyebab diare akut dapat dibagi dalam dua golongan yaitu sebagai berikut:

a. Diare sekresi (secretory diarrhoe), disebabkan oleh:


1) Infeksi virus, kuman-kuman pathogen dan apatogen seperti shigella, salmonella, golongan vib-
rio, E. Coli, clostridium perfarings, B. Cereus, stapylococus aureus, comperastaltik usus halus
yang disebabkan bahan-bahan kimia dari makanan (misalnya keracunan makanan, makanan yang
pedas,terlalu asam), gangguan psikis (ketakuatan, gugup), gangguan saraf, alergi, hawa dingin
dan sebagainya.
2) Defisiensi imun terutama SIGA (secretory imonolbulin A) yang mengakibatkan terjadinya
berlipat gandanya bakteri atau flata usus dan jamur terutama canalida.
b. Diare osmotik (osmotic diarrhea) disebabkan oleh:
1) Malabsorbsi makanan: karbohidrat, protein, lemak (LCT), vitamin dan mineral.
2) Kurang kalori protein.
3) Bayi berat badan lahir rendah dan bayi baru lahir

Sedangkan menurut Ngastiyah dalam (Wijayaningsih, 2013), penyebab dari diare dapat dibagi dalam
beberapa faktor yaitu:

a. Faktor infeksi

1) Infeksi enternal
Merupakan penyebab utama diare pada anak, yang meliputi: infeksi bakteri, infeksi virus (enteovirus,
poliomyelitis, virus echo coxsackie). Adeno virus, rota virus, astrovirus, dan lain-lain, dan infeksi
parasite: cacing (ascaris, trichuris, oxyuris, strongxloides), protozoa (Entamoeba histolytica, giardia
lamblia, trichomonas humonis), jamur (canida albicous).

Infeksi parenteral ialah infeksi di luar alat pencernaan makanan seperti Otitis Media Akut (OMA),
Tonsillitis atau Tonsilofaringitis, Bronkopneumonia, Ensefalitis dan sebagainya. Keadaan ini terutama
terdapat pada bayi dan anak berumur di bawah dua tahun.

b. Faktor malabsorbsi
1) Karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa, dan sukrosa) dan monosakarida (intoleransi
glukkosa, fruktosa, dan galaktosa). Pada anak serta bayi yang paling berbahaya adalah intoleransi
laktosa.
2) Protein.
3) Lemak.

c. Faktor makanan, misalnya makanan basi, beracun, serta alergi.


d. Faktor psikologis

3. Patofisiologis

Mekanisme dasar yang menyebabkan terjadinya diare ialah yang pertama gangguan osmotik, akibat
terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga
usus meninggi, sehingga terjadinya pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus
yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.

Kedua akibat rangsangan tertentu (misal toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekali air dan
elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus.

Ketiga gangguan mortalitas usus, terjadinya hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya


kesempatan usus menyerap makanan sehingga timbul diare sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan
mengakibatkan bakteri timbul berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare pula.

Selain itu diare juga dapat timbul, akibat masuknya mikroorganisme hidup ke dalam usus setelah berhasil
melewati asam lambung, mikroorganisme tersebut berkembang biak, kemudian mengeluarkan toksin dan
akibat dari toksin tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare.

Sedangkan akibat dari diare akan terjadi beberapa hal menurut Wijayaningsih (2013) sebagi berikut:
a. Kehilangan air (dehidrasi)

Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak dari pemasukan (output), merupakan
penyebab terjadi kematian pada diare.

b. Gangguan keseimbangan asam basa (metabik asidosis)

Hal ini terjadi karena kehilangan Na-bicarbonat bersama tinja/feses. Metabolisme lemak tidak sempurna
sehingga benda kotor tertimbun didalam tubuh, terjadinya penimbunan asam laktat karena adanya
anorexia jaringan. Produk metoabolisme yang bersifat asam meningkat karena tidak dapat dikeluarkan
oleh ginjal (terjadi oliguria atau anuria) dan terjadinya pemindahan ion Na dari cairan ekstraseluler ke
dalam cairan intraseluler.

c. Hipoglikemia

Hipoglikemia terjadi dalam 2 sampai 3% anak yang menderita diare, lebih sering pada anak yang
sebelumnya telah menderita KKP. Hal ini terjadi karena adanya gangguan penyimpanan atau penyediaan
glikogen dalam hati dan adanya gangguan absorbsi glukosa. Gejala hipoglikemia akan muncul jika kadar
glukosa darah menurun hingga 40mg% pada bayi dan 50 persen pada anak-anak.

d. Gangguan gizi

Terjadi penurunan berat badan dalam waktu singkat, hal ini disebabkan oleh:

1) Makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare atau muntah yang bertambah
hebat.
2) Walaupun susu diteruskan, sering diberikan dengan pengeluaran dan susu yang encer ini
diberikan terlalu lama.
3) Makanan yang diberikan sering tidak dapat dicerna dan diabsorbsi dengan baik karena
adanya hiperperistaltik.

e. Gangguan sirkulasi

Sebagai akibat diare dapat terjadi renjatan (shock) hipovolemik, sehingga perfusi jaringan berkurang dan
terjadi hipoksia, asidosis bertambah berat, dapat mengakibatkan perdarahan pada otak, kesadaran
menurun dan bila tidak segera diatasi pasien bisa meninggal.

4. Tanda dan Gejala

Menurut Lia dewi (2014), berikut ini adalah tanda dan gejala anak yang mengalami diare:

a. Cengeng, rewel.
b. Suhu meningkat.
c. Gelisah.
d. Nafsu makan menurun.
e. Feses cair dan berlendir, kadang juga disertai dengan darahnya. Kelamaan, feses ini akan
berwarna hijau dan asam.
f. Dehidrasi, bila menjadi dehidrasi berat akan terjadi penurunan volume dan tekanan darah, nadi
cepat dan kecil, peningkatan denyut jantung, penurunan kesadaran, dan diakhiri dengan syok.
g. Anus lecet.
h. Berat badan menurun.
i. Turgon kulit menurun.
j. Mata dan ubun-ubun cekung.
k. Selaput lender dan mulut serta kulit menjadi kering.

5. Manifestasi Klinis

Menurut Mardalena (2018) berikut ini merupakan manifestasi klinis dari diare, yaitu:

a. Nyeri perut (abdominal discomfort).


b. Mual, kadang-kadang sampai muntah.
c. Rasa perih di ulu hati.
d. Rasa lekas kenyang.
e. Nafsu makan berkurang.
f. Perut kembung, rasa panas di dada dan perut.
g. Regurgitasi (keluar cairan dari lambung secara tiba-tiba).
h. Demam dan lemah.
i. Membrane mukosa mulut dan bibir kering.
j. Diare.
k. Pontanel cekung.

6. Komplikasi

Menurut Mardalena (2018) berikut ini merupakan komplikasi yang bisa terjadi pada diare:

a. Dehidrasi.
b. Renjatan hipovolemik.
c. Kejang.
d. Bakterimia.
e. Mal nutrisi.
f. Hipoglikemia.
g. Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus.
7. Penatalaksanaan

Menurut Lia dewi (2014) prinsip perawatan diare adalah sebagai berikut:

a. Pemberian cairan (rehidrasi awal dan rumatan).


b. Dietetik (pemberian makanan).
c. Obat-obatan.
1) Jumlah cairan yang diberikan adalah 100ml/kgBB/hari sebanyak 1 kali setiap 2 jam, jika
diare tanpa dehidrasi. Sebanyak 50% cairan ini diberikan dalam 4 jam pertama dan sisanya
adlibitum.
2) Sesuaikan dengan umur anak:
a) < 2 tahun diberikan ½ gelas,
b) 2-6 tahun diberikan 1 gelas,
c) 6 tahun diberikan 400 cc (2 gelas).

3) Apabila dehidrasi ringan dan diarenya 4 kali sehari, maka diberikan cairan 25- 100ml/kg/BB
dalam sehari atau setiap 2 jam sekali.

Oralit diberikan sebanyak ±100ml/kgBB setiap 4-6 jam pada kasus dehidrasi ringan sampai berat.

4) Beberapa cara untuk membuat cairan rumah tangga (cairan RT): 1) Larutan gula garam
(LGG): 1 sendok teh gula pasir + ½ sendok teh garam dapur halus + 1 gelas air hangat atau
air the hangat, 2) Air tajin (2 liter + 5g garam).
a. Cara tradisional.

3 liter air + 100 g atau 6 sendok makan beras dimasak selama 45-60 menit.

b. Cara biasa.

2 liter air + 100 g tepung beras + 5 g garam dimasak hingga mendidih.

c. Teruskan pemberian ASI karena bisa membantu meningkatkan daya tahan tubuh anak.
BAB II

TINJAUAN KASUS DIARE PADA ANAK

Kasus :

An.Budi (laki-laki) usia 23 bulan di rawat di RSU PKU Muhammadiyah Gombong dengan

keluhan mencret sejak semalam, dalam semalam frekuensi BAB 8x, konsistensi cair, tidak

berampas, tidak ada lendir dan tidak ada darah. Hasil pemeriksaan fisik, anak sadar, jika

diberi minum anak haus minum dengan lahap, BB 14 Kg, kata ibunya 2 minggu yang lalu

BB: 14,6 Kg, mata cekung, cubitan kulit perut kembali lambat, suhu: 38,2 0C. Ibu bertanya

kepada perawat bagaimana perawatan anaknya dan bagaimana cara mencegah supaya anak

tidak sakit diare lagi. Ibu klien berlatar belakang pendidikan DIII dan seorang guru SD

Pengkajian :

Identitas pasien :

Nama : An. B

Tanggal Lahir : 23 april 2020

Umur : 23 bulan

Jenis kelamin : Laki – laki

Alamat : Gombong

Agama : Islam

Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia

Tanggal masuk : 29 Maret 2022

Tanggal pengkajian : 30 maret 2022


Identitas penanggung jawab :

Nama : Ny. F

Umur : 29 tahun

Pekerjaan : D III

Pendidikan : Guru SD

Agama : Islam

Alamat : Gombong

Hubungan dengan klien : Orang Tua

Riwayat Kesehatan

a. Keluhan Utama

Ibu klien mengatakan klien diare 8x

b. Riwayat Penyakit Sekarang

Klien dibawa ke RSU PKU Muhammadiyah Gombong dengan keluhan mencret sejak semalam, dalam
semalam frekuensi BAB 8x, konsistensi cair, tidak berampas, tidak ada lendir dan tidakada darah. Hasil
pemeriksaan fisik, anak sadar, jika diberi minum anak haus minum dengan lahap, BB : 14 Kg, kata
ibunya 2 minggu yang lalu BB: 14,6 Kg, mata cekung, cubitan kulit perut kembali lambat, suhu: 38,2 0C.

c. Riwayat Kesehatan Dahulu

Ibu mengatakan klien tidak mempunyai penyakit dahulu dan belum pernah dirawat di RS

d. Riwayat Kesehatan Keluarga

Klien adalah anak tunggal, tinggal dengan keluarga besar yaitu kakek, nenek dan orang tuanya. Ibu
mengatakan tidak ada riwayat penyakit menurun atau menular di keluarganya.

e. Riwayat Kesehatan Lingkungan

Ibu mengatakan keadaan rumah baik, air yang dikonsumsi sehari-hari berasal dari sumur
f. Status Ekonomi dan Sosial

Ayah klien bekerja sebagai petani dan ibu klien sebagai ibu guru SD. Penghasilan sehari-hari hanya di
dapat dari ayah dan ibu.

Pola Fungsional Kesehatan

1) Pola Oksigenasi
a. Sebelum sakit : Ibu pasien mengatakan dapat bernafas dengan normal tanpa bantuan dan tidak
ada keluhan.
b. Saat dikaji : Ibu pasien mengatakan dapat bernafas dengan normal tanpa bantuan dan tidak
ada keluhan
2) Pola Nutrisi
a. Sebelum sakit : Ibu pasien mengatakan makan 3 kali sehari habis satu porsi dengan sayur, lauk,
minum 5 gelas sehari, BB 14,6 kg 2 Minggu yang lalu
b. Saat dikaji : Ibu pasien mengatakan anak susah makan, habis 1-2 sendok per porsi makan dan
hanya minum asi, minum 5 gelas air putih dalam sehari, BB saat dikaji 14 kg
3) Pola Eliminasi
a. Sebelum sakit : ibu pasien mengtakan BAB lancar 1-2x sehari dan tidak ada gangguan, Urine
normal 6-9x perhari dan tidak ada keluhan
b. Saat dikaji : Ibu pasien mengatakan BAB cair sejak semalam, frekuensi BAB 8x, konsistensi
cair, tidak berampas, tidak ada lendir dan tidak ada darah.
4) Pola istirahat dan tidur
a. Sebelum sakit : Ibu pasien mengatakan tidur teratur selama 11-14 jam sehari
b. Saat dikaji : Ibu pasien mengatakan anak susah tidur dan rewel ketika mau tidur +- tidur
hanya 8 jam, dan sering terbangun
5) Pola Aktivitas
a. Sebelum sakit : Ibu pasien mengatakan dapat bermain dengan temannya
b. Saat dikaji : Ibu pasien mengatakan tidak dapat bermain dengan temannya karena sedang
sakit
6) Pola Berpakaian
a. Sebelum sakit : Ibu pasien mengatakan klien senang memilih baju yang di sukai untuk di pakai
b. Saat dikaji : Ibu pasien mengatakan mengganti baju pasien 2x dalam sehari
7) Pola Menjaga Suhu
a. Sebelum sakit : Ibu pasien mengatakan jika cuaca panas menggunakan pakaian tipis dan jika
cuaca dingin menggunakan pakaian tebal.
b. Saat dikaji : Ibu pasien mengatakan saat di rumah sakit memakai baju tipis karena suhu anak
masih tinggi 38,2°C
8) Pola Personal Hygiene
a. Sebelum sakit : Ibu pasien mengatakan selalu memandikan anak dan sikat gigi 2 kali sehari pagi
dan sore.
b. Saat diakaji : Ibu pasien mengatakan sikat gigi 1 kali sehari dan diseka 2 kali sehari.
9) Pola Aman dan Nyaman
a. Sebelum sakit : Ibu pasien mengatakan merasa aman dan nyaman saat dirumah.
b. Saat dikaji : Ibu pasien mengatakan anak sering rewel karena merasa tidak nyaman
10) Pola spiritual
a. Sebelum sakit : Ibu pasien mengatakan anak sedang belajar sholat dan berdoa
b. Saat dikaji : Ibu pasien mengatakan anak terkadang berdoa untuk kesembuhannya
11) Pola Komunikasi
a. Sebelum sakit : Ibu pasien mengatakan anak dapat berkomunikasi dengan baik tanpa ada
gangguan.
b. Saat dikaji : Saat dikaji anak sering menangis dan jarang menjawab pertanyaan dari perawat
12) Pola Rekreasi
a. Sebelum sakit : Ibu pasien mengatakan setiap minggu anak diajak pergi jalan – jalan bersama
keluarga.
b. Saat dikaji : Ibu pasien mengatakan anak sering berbaring tetapi terkadang suka jalan-jalandi
sekitar kamarnya
13) Pola Bekerja
a. Sebelum sakit : Ibu pasien mengatakan setiap harinya anak bermain bersama keluarga dan
temannya
b. Saat dikaji : Pasien mengatakan tidak dapat bermain
14) Pola Belajar
a. Sebelum sakit : Ibu pasien mengatakan sebelumnya belum mengetahui tentang penyakit
anaknya
b. Saat dikaji :Pasien mengatakan mendapatkan informasi tentang penyakit dari dokter dan
perawat Rumah Sakit

Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan Umum

Keadaan umum : sedang

Tingkat kesadaran : compos mentis

b. Tanda-tanda vital

- Suhu tubuh : 38,2⁰C

- BB : 14,kg

- nadi ; 110x/menit

Pemeriksaan head to toe

a. Pemeriksaan kepala dan leher

Kepala : normal tidak ada luka

Rambut : warna hitam dan bersih


Mata : mata cekung, konjungtiva tidak anemis

Hidung : tidak ada secret, tidak ada napas cuping hidung

Mulut : mukosa bibir kering, gigi dan gusi bersih

Telinga : mampu mendengar dengan baik

Leher : tidak ada sakit saat menelan, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan tidak teraba vena
jugularis

b. Dada dan paru-paru

Inspeksi : bentuk dada simetris

Palpasi : gerakan dada simetris antara kanan dan kiri, tidak ada nyeri tekan

Perkusi : normal, vesikuler

Auskultasi : tidak ada bunyi napas tambahan

c. Jantung

Inspeksi : iktus cordis terlihat

Palpasi : suhu akral dingin

Perkusi : normal redup

Auskultasi : normal

d. Abdomen

Inspeksi : BAB cair, kulit perut keriput

Auskultasi : bising usus meningkat (19x per menit)

Perkusi : mendengar adanya gas

Palpasi : turgor kulit lambat > 3 detik

e. Genetalia

Genetalia tampak kemerahan dan ada iritasi


f. Ekremitas

- Akral teraba dingin

- CRT > 3 detik

- Kuku dan kulit bersih

- Terpasang infus Ringer laktat

g. Kulit

Kulit lembab dan berkeringat, tidak ada edema.

h. Pemeriksaan Penunjang

Tidak ada

i. Diet

ASI dan nasi sayur, daging-dagingan.


Analisa Data

No Tanggal/ Data fokus Etiologi Masalah


jam
1 30 maret DS : Proses infeksi Diare
2022/ - Ibu klien mengatakan anaknya
10.00 diare sejak semalam sebanyak 8
kali

Do:
- Klien tampak pucat
- Cubitan kulit perut kembali
melambat
- konsistensi cair, tidak berampas,
tidak ada lendir dan tidak ada
darah
- Mata tampak cekung
2 30 maret Ds : Kehilangan Hipovolemia
2022/ cairan aktif
10.00 - Ibu klien mengatakan klien lemah,
jika diberi minum, anak haus
minum dengan lahap

Do :
- Klien tampak diare sebanyak 8x
- Mata klien tampak cekung
- Cubitan kulit perut kembali lambat
- Klien BAK sekitar 2-3x sehari.
- Mukosa bibir kering
- Suhu tubuh meningkat 38,2°C
- TTV :
- TD : 70/50 mmHg
- Nadi : 110x/ menit
- Suhu : 38,2°C
- RR : 23x per menit

Diagnosa keperawatan

1. Diare b.d proses infeksi


2. Hipovolemia b.d Kehilangan cairan aktif
Intervensi keperawatan

No Diagnosa Standar Luaran Keperawatan Standar Intervensi Keperawatan


keperawatan Indonesia (SLKI) Indonesia (SIKI)
1 Diare b.d Setelah dilakukan tindakan Manajemen Diare
Proses keperawatan 1 x 24 jam diharapkan Observasi
infeksi eliminasi fekal membaik dengan • Identifikasi penyebab diare
kriteria hasil : • Identifikasi riwayat
Eliminasi fekal pemberian makanan
Kriteria Awal Target • Monitor warna, volume,
hasil frekuensi, dan konsistensi
Konsistens 2 5 tinja
i feses Cukup membaik • Monitor tanda dan gejala
memburuk hipovolemia
Frekuensi 2 5 • Monitor jumlah pengeluaran
defekasi Cukup Membaik
diare
memburuk
Terapeutik
• Berikan asupan cairan oral
Keterangan :
• Pasang jalur intravena
1 : memburuk
• Ambil sampel darah untuk
2 : cukup memburuk
pemeriksaan darah lengkap
3 : sedang
dan elektrolit
4 : cukup membaik
• Ambil sampel feses
5 : membaik
Edukasi
• Anjurkan makanan porsi kecil
dan sering secara bertahap
• Anjurkan melanjutkan
pemberian ASI
2 Hipovolemia Setelah dilakukan tindakan Manajemen Hipovolemia :
b.d keperawatan selama 1x 24 jam Observasi :
Kehilangan diharapkan Status Cairan Membaik • Periksa tanda & gejala
cairan aktif dengan kriteria hasil : hipovolemia
• Monitor intake output cairan
Kriteria Awal Target (mengetahui balance cairan
hasil sehingga diketahui keparahan
Turgor 2 4 hipovolemia.
kulit Cukup Cukup Terapeutik :
menurun meningkat • Hitung kebutuhan cairan
Perasaa 2 4 (mengetahui jenis tindakan
n lemah Cukup Cukup pemenuhan cairan yang akan
meningkat menurun diberikan)
Keluhan 2 4 Edukasi : -
haus Cukup Cukup Kolaborasi :
meningkat menurun • Kolaborasi pemberian cairan
Suhu 2 4 IV isotonis mis. NaCl, RL.
tubuh Cukup Cukup (bantuan peningkatan cairan
memburuk membaik klien)

Implementasi keperawatan
Tanggal No Implementasi Evaluasi formatif TTD
jam dx
30 Maret I Mengidentifikasi riwayat Ds: bella
2022 pemberian makan ibu pasien mengatakan
10.40 makan 3x sehari dan minum
5 gelas perhari
Do:
pasien tampak sulit makan
dan minum

12.00 II 1. Memasang infus &


memberikan cairan intravena Do :
ringer laktat Telah terpasang infus ringer
2. Kolaborasi pemberian cairan laktat di tangan kanan
IV isotonis

Ds:
13.00 I Memonitor warna, volume, ibu pasien mengatakan BAB
frekuensi, dan konsistensi tinja 8x sejak semalam warna
kuning jernih, konsistensi
cair, tidak berampas, tidak
ada lendir, dan tidak ada
darah
Do:
pasien tampak lemas

Anda mungkin juga menyukai