Kti Amelia (1601021044)

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 84

GAMBARAN PENGGUNAAN OBAT PADA PENYAKIT

KULIT DI APOTEK KIMIA FARMA


LUBUK PAKAM
TAHUN 2019

KARYA TULIS ILMIAH

Disusun Oleh:

AMELIA
NIM : 1601021044

PROGRAM STUDI D3 FARMASI


FALKUTAS FARMASI DAN KESEHATAN
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2019
GAMBARAN PENGGUNAAN OBAT PADA PENYAKIT
KULIT DI APOTEK KIMIA FARMA
LUBUK PAKAM
TAHUN 2019

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan


Program Studi D3 Farmasi dan Memperoleh Gelar
Ahli Madya Farmasi(Amd. Farm.)

Disusun Oleh:

AMELIA
1601021044

PROGRAM STUDI D3 FARMASI


FALKUTAS FARMASI DAN KESEHATAN
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2019
Telah di Uji pada Tanggal : 10 Agustus 2019

PANITIA PENGUJI KARYA TULIS ILMIAH


Ketua : Afriadi, S.Si., M.Si., Apt.
Anggota : 1. Novarianti Marbun, S.Farm., M.si.,Apt.
2. Dwi Setio Purnomo, S,Si., M.Sc., Apt.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS DIRI
Nama : Amelia
Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 04 April 1999
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Kristen Protestan
Anak ke : 1 dari 3 bersaudara

II. IDENTITAS ORANG TUA


Nama Ayah : Aman S
Pekerjaan : Wiraswasta
Nama Ibu : Rusti Elprisna Purba
Pekerjaan : IRT
Alamat : JL. Sisingamangaraja, Meulaboh

III. RIWAYAT PENDIDIKAN


1. Tahun 2003-2004 : TK Marendal Medan
2. Tahun 2004-2010 : SD Negeri 104211 Medan
3. Tahun 2010-2013 : SMP Negeri 2 Meulaboh
4. Tahun 2013-2016 : SMK Negeri 3 Meulaboh
5. Tahun 2016-2019 : D3 Farmasi Institut Kesehatan Helvetia
Medan
ABSTRAK

GAMBARAN PENGGUNAAN OBAT PADA PENYAKIT KULIT DI


APOTEK KIMIA FARMA LUBUK PAKAM
TAHUN 2019

AMELIA
1601021044

Kulit merupakan selimut yang menutupi permukaan tubuh dan memiliki


fungsi utama sebagai pelindung dari berbagai macam gangguan dan rangsangan
luar. Data Profil Kesehatan Indonesia 2008 menunjukkan bahwa distribusi pasien
rawat jalan menurut International Classification of Diseases-10 (ICD-10) di
rumahsakit di Indonesia tahun 2008 dengan golongan sebab sakit “Penyakit Kulit
dan Jaringan Subkutan” terdapat sebanyak 64.557 pasien baru. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui jumlah dan jenis obat kulit yang paling banyak
digunakan di Apotek Kimia Farma Lubuk Pakam tahun 2019.
Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian non-eksperimental,
jenis penelitian yang digunakan adalah pengumpulan data survei dan analisis data
secara deskriptif. Pengumpulan data diambil secara observasional menggunakan
sistem aplikasi di Apotek Kimia Farma Lubuk Pakam dengan pengambilan data
sekunder yaitu sumber data penelitian yang diperoleh melalui resep, komputer.
Dari hasil penelitian menunjukan bahwa obat kulit yang paling banyak
digunakan di Apotek Kimia Farma Lubuk Pakam berdasarkan resep adalah obat
lameson, tiriz, topicarecream, motaderm, mufacord, pirotop, carmed, fungasol,
metylprednisolon, cetirizine, asam salisilat, ketomed, dan obat kloderma.
Kesimpulan dari penelitian ini bahwa obat kulit yang digunakan di Apotek
Kimia Farma Lubuk Pakam berdasarkan resep adalah obat Lameson, Tiriz,
Cetirizine, Methylprednisolone, dan Mufacord. Saran dari penelitian ini agar
pihak apotek tetap menjaga pelayanan excellent terhadap pasien yang datang
sesuai standar SOP perusahaan.

Kata Kunci : Obat Kulit, Kesesuaian Resep

i
ii
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan Karunia-Nya yang telah memberikan kesehatan kepada penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang berjudul “Gambaran
Penggunaan Obat Pada Penyakit Kulit di Apotek Kimia Farma Lubuk
Pakam Tahun 2019” Yang disusun sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan pendidikan program studi D3 Farmasi di Institut Kesehatan
Helvetia Medan.
Penulis menyadari dari segi penggunaan bahasa, cara menyusun Karya
Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu dengan
kerendahan hati, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran membangun dari
semua pihak untuk kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Selama proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak
mendapatkan bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan kali ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Hj. Dr. Razia Begum Suroyo, M.Sc., M.Kes., selaku Pembina Yayasan
Helvetia Medan.
2. Dr. H. Ismail Efendy, M.si., selaku Rektor Institut Kesehatan Helvetia
Medan.
3. Darwin Syamsul, S.Si., M.Si., Apt. selaku Dekan Falkutas Farmasi dan
Kesehatan Institut Kesehatan Helvetia.
4. Hafizatul Abadi, S.Farm., M.Kes., Apt. selaku Ketua Program Studi D3
Farmasi Institut Kesehatan Helvetia Medan.
5. Afriadi, S.Si., M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing yang telah banyak
membantu dan memberikan pengarahan serta nasehat sehingga dapat
tersusun Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Novarianti Marbun, S.Farm., M.Si., Apt. selaku dosen penguji II yang
memberikan saran yang bermanfaat untuk perbaikan Karya Tulis Ilmiah
ini.
7. Dwi Setio Purnomo, S.Si., M.Sc., Apt. selaku dosen penguji III yang
memberikan saran yang bermanfaat untuk perbaikan Karya Tulis Ilmiah
ini.
8. Nyimas Dwiana Oswita, S.Farm., Apt selaku Pharmacy Manager (PhM)
Kimia Farma Lubuk Pakam yang memberikan ijin penelitian, sekaligus
membimbing dan memberikan saran selama penelitian.
9. Diansha Putri, S.Farm., Apt selaku Pharmacy Manager (PhM) Kimia
Farma Lubuk Pakam.
10. Seluruh Dosen dan staf Institut Kesehatan Helvetia Medan yang telah
memberikan ilmu dan pengetahuan kepada penulis selama pendidikan.
11. Orang tua dan keluarga besar yang tidak pernah berhenti memberikan
dukunganserta doa dan materi kepada penulis.
12. Rekan-rekan mahasiswa D3 Farmasi dan rekan-rekan lainnya, yang telah
membantu dan mendukung penulis sampai Karya Tulis Ilmiah ini selesai.

iii
Penulis menyadari baik dari segi penggunaan bahasa, cara menyusun
Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu dengan
segala kerendahan hati, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Akhir kata penulis mengharapkan semoga tulisan ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.

Medan, 10 Agustus 2019


Penulis

Amelia

iv
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PANITIA PENGUJI
LEMBAR PERNYATAAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
ABSTRAK ............................................................................................ i
ABSTRACT .......................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ......................................................................... iii
DAFTAR ISI ....................................................................................... v
DAFTAR TABEL ................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................ viii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN ............................................................. 1


1.1. Latar Belakang .......................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ...................................................... 3
1.3. Tujuan Penelitian ....................................................... 4
1.4. Manfaat Penelitian ..................................................... 4
1.5. Hipotesis .................................................................... 4
1.6. Kerangka Konsep ....................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................... 6


2.1. Tinjauan Umum Apotek ............................................ 6
2.1.1. Tugas dan Fungsi Apotek ............................... 8
2.1.2. Pelayanan Apotek .......................................... 8
2.2. Sejarah Apotek Kimia Farma ..................................... 8
2.3. Obat ........................................................................... 10
2.3.1. Penggolongan Obat ........................................ 11
2.4. Resep ......................................................................... 17
2.4.1. Pengadaan obat di Apotek .............................. 18
2.5. Penyakit Kulit ............................................................ 18
2.5.1. Pengertian Penyakit ........................................ 18
2.5.2. Anatomi Kulit ................................................ 19
2.5.3. Fungsi Kulit ................................................... 19
2.5.4. Jenis Kulit ...................................................... 21
2.5.5. Struktur Kulit ................................................. 22
2.5.6. Infeksi Kulit oleh Bakteri ............................... 24
2.6. Penyakit Kulit pada Manusia ..................................... 24
2.6.1. Dermatitis ...................................................... 24
2.6.2. Abses ............................................................. 25
2.6.3. Scabies ........................................................... 25
2.6.4. Herpes ............................................................ 26
2.6.5. Uritikaria ........................................................ 26
2.6.6. Pioderma ........................................................ 26

v
2.7. Terapi Farmakologi Penyakit Kulit ............................ 27
2.7.1. Terapi Farmakologi dengan Obat ................... 27

BAB III METODE PENELITIAN ................................................. 30


3.1. Metode Penelitian ...................................................... 30
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian .................................... 30
3.2.1. Tempat Penelitian .......................................... 30
3.2.2. Waktu Penelitian ............................................ 30
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian ................................. 30
3.3.1. Populasi ......................................................... 30
3.3.2. Sampel ........................................................... 30
3.4. Kriteria Inklusi dan Eksklusi ...................................... 31
3.4.1. Inklusi ............................................................ 31
3.4.2. Eksklusi ......................................................... 31
3.5. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data ..................... 31
3.5.1. Pengumpulan Data ......................................... 31
3.5.2. Pengolahan Data ............................................ 31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................... 32


1.1. Deskrpisi Lokasi Penelitian ........................................ 32
1.2. Hasil ........................................................................... 32
1.2.1. Apotek Kimia Farma Lubuk Pakam ................ 32
1.3. Pembahasan ................................................................ 34

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN........................................... 39


5.1. Kesimpulan ............................................................... 39
5.2. Saran ......................................................................... 39

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 40

vi
DAFTAR TABEL

Nomor. Judul Halaman


4.1. Gambaran Penggunaan Penyakit Kulit di Apotek Kimia
Farma periode Maret-Mei tahun 2019 berdasarkan Resep .... 33
4.2. Gambaran Penggunaan Obat Penyakit Kulit di Apotek
Kimia Farma periode Maret-Mei tahun 2019 berdasarkan
resep dengan menggunakan 5 data tertinggi. ........................ 33

vii
DAFTAR GAMBAR

Nomor. Judul Halaman


2.1. Narkotika ............................................................................. 13
2.2. Psikotropika......................................................................... 13
2.3. Keras ................................................................................... 14
2.4. Bebas Terbatas .................................................................... 15
2.5. Bebas ................................................................................... 15
2.6. Struktur Kulit....................................................................... 22
4.1. Grafik Gambaran Penggunaan Obat Penyakit Kulit di
Apotek Kimia Farma periode maret-mei tahun 2019
berdasarkan resep dengan menggunakan 5 data tertinggi...... 34

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman


1. Menghitung jumlah penggunaan obat ....................................... 42
2. Resep Obat Kulit Apotek Kimia Farma Lubuk Pakam .............. 43
3. Obat-obat Kulit ........................................................................ 49
4. Obat Kulit yang terbanyak diresepkan di Apotek Kimia Farma. 55
5. Apotek Kimia Farma Lubuk Pakam.......................................... 58
6. Permohonan Pengajuan Judul Tugas Akhir............................... 61
7. Permohonan Survei Awal ........................................................ 62
8. Permohonan Ijin Penelitian....................................................... 63
9. Balasan Permohonan Ijin Penelitian ......................................... 64
10. Surat Keterangan Selesai Penelitian ......................................... 65
11. Lembar Bimbingan Proposal ................................................... 66
12. Lembar Bimbingan Karya Tulis Ilmiah ................................... 67
13. Lembar Persetujuan Perbaikan (Revisi) ................................... 68
14. Berita Acara Perbaikan Seminar Hasil KTI .............................. 69

ix
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kulit merupakan selimut yang menutupi permukaan tubuh dan memiliki

fungsi utama sebagai pelindung dari berbagai macam gangguan dan rangsangan

luar. Fungsi perlindungan ini terjadi melalui sejumlah mekanisme biologis, seperti

pembentukan lapisan tanduk secara terus menerus, respirasi dan pengaturan suhu

tubuh, produksi sebum dan keringat dan pembentukan pigmen melanin untuk

melindungi kulit dari sinar matahari, sebagai peraba dan perasa, serta pertahanan

terhadap tekanan dan infeksi dari luar (1).

Kulit menutupi permukaan tubuh dan memiliki fungsi utama sebagai

pelindung dan berbagai macam gangguan dan rangsangan luar. Kulit merupakan

pertahanan utama terhadap bakteri apabila kulit tidak lagi utuh, maka menjadi

sangat rentan. Terhadap infeksi. Infkeksi disebabkan oleh bakteri, virus jamur,

protozoa, dan beberapa kelompok minor lain (mikroplasma, riketsia, dan

klamidia). Diantaranya mikroorganisme tersebut, bakteri staphylococcus aures

(S.aerus), merupakan bakteri yang paling sering ditemukan dikulit (2).

Kulit yang tidak terjaga kesehatannya dapat menimbulkan berbagai

penyakit kulit sehingga perlu menjaga kesehatan kulit sejak dini agar terhindar

dari penyakit. Kulit tubuh seorang yang terkena penyakit sangat mengganggu

penampilan dan aktifitas orang tersebut. Penyakit kulit sering dianggap remeh

karena sifatnya yang cenderung tidak berbahaya dan tidak menyebabkan

kematian. Hal tersebut sangat salah karena jika penyakit kulit terus menerus

1
2

dibiarkan dapat menyebabkan penyakit tersebut semakin menyebar dan sulit untuk

mengobatinya.

Penyakit kulit dapat menyerang siapa saja dan dapat menyerang pada

bagian tubuh mana pun. Penyakit kulit salah satu penyakit yang sering dijumpai

pada negara beriklim tropis seperti Indonesia. Data Profil Kesehatan Indonesia

2010 menunjukan bahwa penyakit kulit menjadi peningkat ketiga dari sepuluh

penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan dirumah sakit se-Indonesia (3).

Kejadian penyakit kulit di Indonesia masih tergolong tinggi dan menjadi

permasalahan yang cukup berarti. Hal tersebut karena kurangnya kesadaran dan

ketidakpedulian masyarakat terhadap lingkungan sekitar yang menyebabkan

penularan penyakit kulit sangat cepat. Berbagai penyakit kulit dapat disebabkan

oleh beberapa faktor seperti lingkungan dan kebiasaan sehari-hari yang buruk,

perubahan iklim, virus, bakteri, alergi, daya tahan tubuh, dan lain-lain (4).

Penyakit kulit merupakan salah satu penyakit yang masih sangat dominan

terjadi dan menjadi masalah kesehatan masyarakat Indonesia. Data Profil

Kesehatan Indonesia 2008 menunjukkan bahwa distribusi pasien rawat jalan

menurut International Classification of Diseases-10 (ICD-10) di rumah sakit di

Indonesia tahun 2008 dengan golongan sebab sakit “Penyakit Kulit dan Jaringan

Subkutan” terdapat sebanyak 64.557pasien baru(5). Hal ini juga dibuktikan dari

data Profil Kesehatan Indonesia 2010 yang menunjukkan bahwa penyakit kulit

dan jaringan subkutan menjadi peringkat ketiga dari 10 penyakit terbanyak pada

pasien rawat jalan di rumah sakit se-Indonesia berdasarkan jumlah kunjungan


3

yaitu sebanyak 192.414 kunjungan dan 122.076 kunjungan diantaranya

merupakan kasus baru (3).

Berdasarkan penelitian studi epidemiologi penyakit kulit dan pengobatan

di India, menyatakan bahwa penyakit kulit menyumbang10-20% dari semua

konsultasi dalam praktek umum (6). Data yang didapatkan dari beberapa studi

dengan tema prevalensi penyakit kulit berbasis komunitas di negara berkembang

mengindikasikan bahwa penyakit kulit di negara berkembang sering ditemukan,

yaitu sekitar 20-80% (7).

Kimia Farma adalah perusahaan industri farmasi pertama di Indonesia

yang didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda tahun 1817, Kimia Farma saat ini

sudah banyak membuka praktek dokter demi mencapai pelayanan yang lebih

maksimal. Apotek Kimia Farma Lubuk pakam meupakan Apotek kimia Farma

yang membuka praktek dokter spesialis Penyakit Kulit dan Kelamin.

Berdasarkan survey awal yang dilakukan peneliti di Apotek Kimia Farma

Lubuk Pakam, Apotek Kimia Farma Lubuk Pakam Lebih banyak melayani Resep

Obat Penyakit Kulit.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti melakukan penelitian tentang

“Penggunaan Obat Pada Penyakit Kulit di Apotek Kimia Farma Lubuk Pakam

Tahun 2019”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah pada judul ini adalah:

1. Apakah jenis obat kulit yang digunakan di Apotek Kimia Farma Lubuk

Pakam.
4

2. Berapakah jumlah dan jenis obat kulit yang banyak digunakan di Apotek

Kimia Farma Lubuk Pakam.

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui jenis obat kulit yang paling banyak di gunakan di

Apotek Kimia Farma Lubuk Pakam.

2. Untuk mengetahui jumlah obat kulit yang digunakan di Apotek Kimia

Farma Lubuk Pakam.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Penelitian bermanfaat untuk mengetahui frekuensi penggunaan obat

jantung yang digunakan selama periode Maret-Mei 2019.

2. Sebagai referensi pada penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan

obat kulit.

3. Dapat menambah wawasan bagi penulis bagi penulis dan pengalaman

tentang obat kulit.

1.5 Hipotesis

Berdasarkan survey awal di Apotek Kimia Farma Lubuk Pakam ada obat

kulit yang di gunakan di Apotek Kimia Farma Lubuk Pakam sesuai permintaan

resep yang masuk di apotek tersebut.


5

1. Jenis obat Kulit di Apotek Kimia Farma Lubuk Pakam adalah :

− Lameson 4 mg − Fungasol Cream

− Tiriz − Methlyprednisolone

− Topicare+Caramide cream. − Cetrizine

− Motaderm Cream − As.salisilat

− Mufacort Cream − Ketomed

− Pirotop Cream − Kloderma

− Carmed

2. Jumlah dan jenis obat kulit yang banyak digunakan di Apotek Kimia

Farma Lubuk Pakam adalah 13 jenis obat kulit.

1.6 Kerangka Konsep

Variabel bebas Variabel terikat Parameter

Frekuensi Penggunaan 1. Lameson Resep yang berisi jenis


Obat Pada Penyakit 2. Tiriz obat kulit periode Meret
Kulit 3. Cetirizine - Mei 2018
4. Methylprednisollon
5. Mufacord

Gambar 1.1. Kerangka Konsep


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum Apotek

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No.73 tahun 2016 tentang

Standar Pelayanan Kefarmasian di apotek, yang dimasud dengan Apotek adalah

sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktik kefarmasian oleh

Apoteker.

Apotek harus mudah diakses oleh masyarakat. Sarana dan prasarana

Apotek dapat menjamin mutu Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis

Habis Pakai serta kelancaran praktik Pelayanan Kefarmasian. Sarana dan

prasarana yang diperlukan untuk menunjang Pelayanan Kefarmasian di Apotek

meliputi sarana yang memiliki fungsi:

1. Ruang penerimaan Resep

Ruang penerimaan Resep sekurang-kurangnya terdiri dari tempat.

Penerimaan Resep, 1 (satu) set meja dan kursi, serta 1 (satu) set komputer.

Ruang penerimaan Resep ditempatkan pada bagian paling depan dan

mudah terlihat oleh pasien.

2. Ruang pelayanan Resep dan peracikan (produksi sediaan secara terbatas)

Ruang pelayanan Resep dan peracikan atau produksi sediaan secara

terbatas meliputi rak Obat sesuai kebutuhan dan meja peracikan. Di ruang

peracikan sekurang-kurangnya disediakan peralatan peracikan, timbangan

Obat, air minum (air mineral) untuk pengencer, sendok Obat, bahan

pengemas Obat, lemari pendingin, termometer ruangan, blanko salinan

6
7

Resep, etiket dan label Obat. Ruang ini diatur agar mendapatkan cahaya

dan sirkulasi udara yang cukup, dapat dilengkapi dengan pendingin

ruangan (air conditioner).

3. Ruang penyerahan Obat

Ruang penyerahan Obat berupa konter penyerahan Obat yang dapat

digabungkan dengan ruang penerimaan Resep.

4. Ruang konseling

Ruang konseling sekurang-kurangnya memiliki satu set meja dan kursi

konseling, lemari buku, buku-buku referensi, leaflet, poster, alat bantu

konseling, buku catatan konseling dan formulir catatan pengobatan pasien.

5. Ruang penyimpanan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis

Habis Pakai

Ruang penyimpanan harus memperhatikan kondisi sanitasi, temperatur,

kelembaban, ventilasi, pemisahan untuk menjamin mutu produk dan

keamanan petugas. Ruang penyimpanan harus dilengkapi dengan

rak/lemari Obat, pallet, pendingin ruangan (AC), lemari pendingin, lemari

penyimpanan khusus narkotika dan psikotropika, lemari penyimpanan

Obat khusus, pengukur suhu dan kartu suhu.

6. Ruang arsip

Ruang arsip dibutuhkan untuk menyimpan dokumen yang berkaitan

dengan pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis

Habis Pakai serta Pelayanan Kefarmasian dalam jangka waktu tertentu (8).
8

2.1.1 Tugas dan fungsi apotek

1. Tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang telah mengucapkan

sumpah jabatan.

2. Sarana farmasi yang melakukan pengubahan bentuk dan penyerahan obat

atau bahan obat.

3. Sarana penyaluran perbekalan farmasi yang harus menyebarkan obat yang

diperlukan masyarakat secara meluas dan merata.

2.1.2 Pelayanan Apotek

Pelayanan apotek meliputi:

1. Apotek wajib melayanin resep dokter, dokter gigi, dan dokter hewan.

2. Pelayanan resep sepenuhnya atas tanggung jawab apoteker pengelola

apotek.

3. Bila pasien tidak mampun menebus obat yang tertulis dalam resep,

apoteker wajib berkonsultasi dengan dokter untuk pemilihan obat yang

lebih tepat.

4. Apotek wajib memberikan memberikan informasi yang berkaitan dengan

penggunaan obat yang diserahkan kepada pasien dan penggunaan obat

secara aman, tepat, rasional atas.

5. Apotek harus merahasiakan resep dan disimpan dengan baik (9).

2.2 Sejarah Apotek Kimia Farma

Kimia Farma adalah perusahaan industri farmasi pertama di Indonesia

yang didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda tahun 1817. Nama perusahaan ini

pada awalnya adalah NV Chemicalien Handle Rathkamp & Co. Berdasarkan


9

kebijaksanaan nasionalisasi atas perusahaan Belanda di masa awal kemerdekaan,

pada tahun 1958, Pemerintah Republik Indonesia melakukan peleburan sejumlah

perusahaan farmasi menjadi PNF (Perusahaan Negara Farmasi) Bhinneka Kimia

Farma. Kemudian pada tanggal 16 Agustus 1971, bentuk badan hukum PNF

diubah menjadi Perseroan Terbatas, sehingga nama perusahaan berubah menjadi

PT Kimia Farma (Persero). Pada tanggal 4 Juli 2001, PT Kimia Farma (Persero)

kembali mengubah statusnya menjadi perusahaan publik, PT Kimia Farma

(Persero) Tbk, dalam penulisan berikutnya disebut Perseroan. Bersamaan dengan

perubahan tersebut, Perseroan telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa

Efek Surabaya (sekarang kedua bursa telah merger dan kini bernama Bursa Efek

Indonesia). Berbekal pengalaman selama puluhan tahun, Perseroan telah

berkembang menjadi perusahaan dengan pelayanan kesehatan terintegrasi di

Indonesia. Perseroan kian diperhitungkan kiprahnya dalam pengembangan dan

pembangunan bangsa, khususnya pembangunan kesehatan masyarakat Indonesia.

Apotek Kimia Farma memiliki visi “Menjadi perusahaan Healthcare

pilihan utama yang terintegrasi dan menghasilkan nilai yang berkesinambungan.

dan untuk mencapai visi tersebut Apotek Kimia Farma mempunyai misi:

1. Melakukan aktivitas usaha di bidang-bidang industri kimia dan farmasi,

perdagangan dan jaringan distribusi, ritel farmasi dan layanan kesehatan

serta optimalisasi aset.

2. Mengelola perusahaan secara Good Corporate Governance dan

operational excellence didukung oleh Sumber Daya Manusia profesional

(SDM) profesional.

3. Memberikan nilai tambah dan manfaat bagi seluruh stakeholder.


10

2.3 Obat

Jika pertanyaan ini diutarakan kepada orang awam, tentu saja, banyak

diantara yang menjawab singkat bahwa obat adalah suatu benda yang harus

dimakan/diminum ketika sakit atau suatu benda yang dapat menyembuhkan

penyakit. Namun, jika anda adalah seorang Apoteker, tentunya anda akan

memiliki jawaban lain yang lebih ilmiah dan rasional.

Obat ada yang bersifat tradisional, seperti jamu atau obat herbal, dan

adapula yang telah melalui serangkaian proses kimiawi dan fisika tertentu serta

telah diuji khasiatnya. Yang terakhir inilah yang lazim di kenal sebagai obat.

Secara umum, obat dapat diartikan sebagai semua bahan tunggal atau campuran

yang dipergunakan oleh semua makhluk untuk bagian dalam dan luar tubuh guna

mencegah, meringankan, dan menyembuhkan penyakit.

Sementara itu menurut keputusan menteri kesehatan

RINO.193/Kab/B.VII/71, yang dimaksud obat adalah suatu bahan atau campuran

bahan untuk di pergunakan dalam menentukan diagnosis, mencegah, mengurangi,

menghilangkan, meyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan

badaniah atau rohaniah pada manusia atau hewan, termasuk untuk memperelok

tubuh atau bagian tubuh manusia.

Selain dua pengertian tersebut, ada banyak sekali pengertian obat

berdasarkan jenisnya, antara lain :

1. Obat jadi, yaitu obat dalam keadaan murni atau campuran dalam bentuk

serbuk, tablet, pil, kapsul, supostoria, cairan, salep, atau bentuk, lainnya

yang secara teknis sesuai dengan FI atau buku resmi lain yang ditetapkan

oleh pemeritah.
11

2. Obat paten, yaitu oabt jadi dengan nama dagang yang terdaftar atas nama

pembuat yang diberi kuasa dan dijual dalam bungkus asli dari pabrik yang

memproduksinya.

3. Obat baru, yaitu obat-obat yang berisi zat baik yang berkhasiat

maupunyang tidak berkhasiat seperti lapisan, pengisi, pelarut, pembantu

atau komponen lain yang belum dikenal, sehingga tidak diketahui khasiat

dan kegunaannya.

4. Obat asli, yaitu obat yang didapat langsung dari bahan-bahan alamiah

Indonesia, diolah secara sederhana berdasarkan pengalaman dan di

gunakan dalam pengobatan tradisional.

5. Obat tradisional, yaitu obat yang di dapat dari bahan alam (mineral,

tumbuhan, atau hewan), diolah secara sederhana berdasarkan pengalaman

dan digunakan dalam pengobatan tradisional.

6. Obat esensial, yaitu obat yang paling banyak dibutuhkan untuk layanan

kesehatan masyarakat dan tercatum dalam Daftar Obat Esensial Nasional

(DOEN) yang ditetapakan Menteri Kesehatan R.I

7. Obat generik, yaitu obat denagn nama resmi yang di tetapakn dalam

FIuntuk zat berkhasiat yang dikandungnya (10).

2.3.1 Penggolongan Obat

Ada beragam kriteria yang digunakan untuk menggolongkan jenis-jenis

obat, diantaranya berdasarkan kegunaan obat, cara penggunaan obat, cara

kerjaobat, undang-undang, sumber obat, bentuk sediaan obat, serta proses fisilogis
12

danbiokimia di dalam tubuh. Masing-masing penggolongan tersebut adalah

sebagai berikut :

1. Menurut kegunaannya

Berdasarkan kegunaannya di dalam tubuh, obat digolongkan menjadi tiga

macam, yaitu:

a. Untuk menyembuhkan (teraupetik)

b. Untuk mencegah (prophylactic), dan

c. Untuk diagnosis (diagnostic)

2. Menurut cara penggunaannya

Berdasarkan cara penggunaannya, obat digolongkan menjadi dua macam,

yaitu:

a. Medicamentum ad usum internum (pamakaian dalam) melalui oral diberi

etiket putih; dan

b. Medicamentum ad usum externum (pemakaian luar) melalui implantasi,

injeksi, membrane mukosa, rektal, vaginal, nasal, ophthalmic, aurical, atau

collutio/gargarisma/gargle di beri etiket biru.

3. Menurut cara kerjanya

Berdasarkan cara kerja nya di dalam tubuh, obat di golongkan menjadi dua

macam, yaitu:

a. Obat lokal, yaitu obat yang bekerja pada jaringan stempat, seperti pemakaian

topikal; dan

b. Obat sistemik, yaitu obat yang didistribusikan ke selruh tubuh, seperti tablet

analgesic
13

4. Menurut undang – undang

Untuk menjaga keamanan pengunaan obat oleh masyrakat, pemerintah

menggolongkan obat menjadi beberapa macam. Berikut adalah beberapa macam

obat menurut undang- undang.

a. Narkotika (obat bius atau daftar O =opium), yakni obat yang di perlukan

dalam bidang pengobatan dan IPTEK serta dapat menimbulkan ketergantugan

dan ketagihan (adiksi) yang sangat merugikan masyarakat dan individu

apabila digunakan tanpa pembatasan dan pengawasan dokter seperti

candu/opium, morfin, petidin, metadon, dan kodein.

Gambar 2.1. Narkotika

b. Psikotropika (obat berbahaya), yakni obat yang mempengaruhi prosesmental,

meransang atau menenangkan, serta mengubah pikiran, perasaan kelakuan

seseorang. Misalnya golongan extasi, diazepam, dan barbital/luminal.

Gambar 2.2. Psikotropika


14

c. Obat keras (daftar G = geverlujk =berbahaya), yakni semua obat yang:

1. Memiliki takaran/dosis maksimum (DM) atau yang tercantum dalam daftar

obat keras yang ditetapkan pemerintah;

2. Diberi tanda khusus lingkaran bulat berwaran merah dengan garis tepi

hitam dan huruf “K” yang menyentuh garis tepi nya;

3. Semua obat baru, kecuali dinytakan oleh pemerintah (Depkes RI) tidak

membahayakan dan

4. Semua sediaan parenteral/injeksi/infus intravena.

Gambar 2.3. Keras

d. Obat bebas terbatas (Daftar W = warschuwing =peringatan), yakni obat keras

yang dapat diserahkan tanpa resep dokter dalam bungkusan aslinya dari

produsen atau pabrik obat tersebut, kemudiaan diberi tanda lingkaran bulat

berwarna biru dengan garis tepi hitam serta diberi tanda peringatan sebagai

berikut :

1) P. NO 1 : Awas ! Obat keras. Bacalah aturan pemakaiannya.

2) P. NO 2 : Awas ! Obat keras. Hanya untuk bagian luar dari badan.

3) P. NO 3 : Awas ! Obat keras. Tidak boleh di telan.

4) P. NO 4 : Awas ! Obat keras. Hanya untuk di bakar.

5) P. NO 5 : Awas ! Obat keras. Obat wasir, jangan di telan.


15

Gambar 2.4. Bebas Terbatas

e. Obat bebas, yakni obat yang dapat dibeli secara bebas dan tidak

membahayakan si pemakai dalam batas dosis yang dianjurkan, kemudian

diberi tanda lingkaran bulat berwarna hijau dengan garis tepihitam.

Gambar 2.5. Bebas

5. Menurut sumber obat

Adapun menurut sumbernya, obat yang saat ini digunakan dapat

bersumber dari:

a. Tumbuhan (flora atau nabati), misalnya digitalis, kina, dan, minyakjarak;

b. Hewan (fauna dan hayati), misalnya minyak ikan, adeps lanae, dan cera;

c. Mineral (perambangan), misalnya iodkali, garam dapur, paraffin, vaselin, dan

sulfurm Sintetis (tiruan/buatan), misalnya kamper sintetis dan vitamin C; serta

d. Mikroba dan fungi/jamur, misalnya antibiotic penisilin


16

6. Menurut proses fisiologis dan biokimia di dalam tubuh

Jika di lihat dari proses fisiologi dan biokimianya didalam tubuh, obat di

kelompokkan menjadi tiga golongan, yaitu:

a. Obat Farmakodinamik, yaitu oabt yang bekerja terhadap inang dengan jalan

mempercepat atau memperlambat proses fisiologi atau fungsi biokimia

didalam tubuh, seperti hormon, diuretik, hipnotik dan obat otonom.

b. Obat Kemoteraupetik, yaitu obat yang membunuh parasite dan kuman didalam

tubuh inang. Obat ini hendaknya memiliki kegiatan farmodinamik yang

sekecil-kecilnya terhadap organisme inang serta berkhasiat untuk melawan

sebanyak mungkin parasit (termasuk cacing dan protozoa) dan

mikroorganisme (bakteri dan virus). Obat–obat neoplasma (onolitika,

sitostatika, atau obat kanker) juga dianggaptermasuk golongan ini.

c. Obat Diagnostik, yaitu obat yang membantu dalam mendiagnosis (pengenalan

penyakit), misalnya, barium sulfat untuk membantu diagnosis pada saluran

lambung dan usus; serta natrium iopanoat danasam iod organil lainnya untuk

membantu diagnosis pada saluran empedu.

7. Menurut bentuk sediaan obat (bentuk sediaan farmasi)

Adapun menurut bentuk sediaannya, obat dikelompokkan menjadi empat

macam, yaitu:

a. Bentuk padat, misalnya: serbuk, tablet, pil, kapsul dan supositoria.

b. Bentuk setengah padat, misalnya: salep, krim, pasta, cerata, gel, dan salep

mata.
17

c. Bentuk cair/larutan, misalnya: potio, sirup, eliksir, obat tetes, gargarisma,

injeksi, infirs intravena, lotio, dan lain-lain.

d. Bentuk gas, misalnya: inhalasi/spray/aerosol(10).

2.4 Resep

Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, atau dokter

hewan kepada Apoteker, baik dalam bentuk kertas maupun elektronik untuk

menyediakan dan menyerahkan sediaan farmasi dan/atau alat kesehatan bagi

pasien.

Permenkes RI No 9 tahun 2017 pasal 22 berbunyi tentang resep yakni :

1. Pasien berhak meminta resep salinan resep.

2. Salinan resep sebagaimana di maksud pada ayat (1) harus di sahkan oleh

Apoteker.

3. Salinan resep sebagaimana di maksud pada ayat (1) harus sesuai asli nya

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan.

Permenkes RI no 9 tahun 2017 pasal 23 berbunyi yakni:

1) Resep bersifat rahasia.

2) Resep harus di simpan di Apotek dengan baik paling singkat 5 tahun.

3) Resep atau salinan resep hanya dapat di perlihtakan kepada dokter penulis

resep, pasien yang bersangkutan atau yang merawat pasien, petugas kesehatan

atau petugas lain yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang- undangan.
18

2.4.1 Pengadaan obat di Apotek

Permenkes RI No 9 tahun 2017 tentang Apotek dalam pasal 24 berbunyi

yakni:

1. Pengadaan obat dan/atau bahan obat di Apotek menggunakan surat

pesanan yang mencantumkan SIA.

2. Surat pesanan sebagaimana di maksud dalam ayat (1) harus di tanda

tangani SIPA.

Permenkes RI no 9 tahun 2017 tentang Apotek dalam pasal 25 berbunyi

yakni:

1. Apotek dapat bekerja sama dengan badan penyelenggara jaminan sosial

kesehatan dan asuransi lainnya.

2. Kerja sama sebagaimana di maksud pada ayat (1) dilakukan berdasaarkan

rekomendasi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (11).

2.5 Penyakit Kulit

2.5.1 Pengertian Penyakit

Kulit merupakan salah satu organik terbesar dari tubuh dimana kulit

membentuk 15% dari berat badan keseluruhan. Kulit mempunyai daya regeneresi

yang besar, misalnya jika kulit terluka, maka sel- sel dalam dermis, melawan

infeksi lokal kapiler dan jaringan ikat yang bergenerasi sehingga terbentuk

jaringan parut yang pada mulannya berwarna kemerahan karena meningkatnya

jumlah kapiler dan akhirnya berubah menjadi serabut kolagen keputihan yang

terlihat melalui epitel (12).


19

Kulit mengandung air sebagai pelembab alami, meskipun sedikit (hanya

100%) tetapi sangat penting karena kelembutan dan elastisitas tergantung pada

jumlah air yang dikandungnya dan bukan kandungan lemaknya. Bila kadar air

didalam sedikit maka kulit akan keringdan pecah, membentuk retak-retak

mandalam (13).

2.5.2 Anatomi Kulit

Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari

linkungan hidup manusia. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta

merupakan bagian dari kesehatan dan kehidupan (14).

2.5.3 Fungsi Kulit

Kulit mempunyai fungsi bermacam-macam untuk menyesuaikan dengan

lingkungan. Adapun fungsi utama kulit adalah:

1. Fungsi proteksi

Kulit melindungi bagian dalam tubuh manusia tehadap gangguan fisik

maupun mekanik, misalnya tekanan, gesekan, tarikan, gangguan kimia

seperti zat-zat kimia iritan (lisol, karbol, asam atau basa kuat lainnya),

gangguan panas, dingin, sinar radiasi, sinar ultraviolet, kuman, jamur,

bakteri dan virus.

2. Fungsi absorpsi

Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan benda padat tetapi

cairan yang mudah menguap lebih mudah diserap, begitupun yang larut

lemak. Permeabilitas kulit terhadap O2, CO2 dan uap air memungkinkan

kulit ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi absorpsi kulit


20

dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembaban, metabolism dan

jenis vehikulum.

3. Fungsi eksresi

Kelenjar-kelenjar pada kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna atau

sisa metabolisme dalam tubuh misalnya NaCl, urea, asam urat, ammonia,

dan sedikit lemak.

4. Fungsi perpepsi

Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis

sehingga kulit mampu mengenali rangsangan yang diberikan.

5. Fungsi pengindra (sensori)

Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis.

Badan ruffini yang terletak di dermis, menerima ransangan dingin dan

panas dilakukan oleh badan Krause. Badan taktil meisnner yang terletak di

papil dermis menerima rangsang rabaan demikian pula badan markel-

renvier yang terletak di epidermis.

6. Fungsi pengaturan suhu tubuh (termoregulasi)

Kulit melakukan fungsi ini dengan cara mengekresikan keringat dan

mengerutkan (otot berkontraksi) pembuluh darah kulit. Di waktu suhu

dingin, peredaran darah di kulit berkurang guna mempertahankan suhu

badan. Pada waktu suhu panas, peredaran darah di kulit meningkat dan

terjadi penguapan keringat dari kelenjar keringat sehingga suhu tubuh

dapat dijaga tidak terlalu panas.


21

7. Fungsi pembentukan pigmen

Sel pembentuk pigemen (melanosit) terletak dilapisan basal dan sel ini

berasal dari rigi saraf. Jumlah melanosit dan jumlah serta besarnya butiran

pigmen (melanosomes) menentukan warna kulit ras maupun individu.

8. Fungsi kreatinasi

Fungsi ini memberi perlindungan kulit terhadap infeksi secara mekanis

fisiologik.

9. Fungsi produksi vitamin D

Fungsi pembentukan vit D, dimungkinkan dengan mengubah 7 dihidroksi

kolesterol dengan pertolongan sinar matahari (15).

2.5.4 Jenis Kulit

Ditinjau dari sudut pandang perawatan, kulit terbagi atas tiga bagian:

1. Kulit normal

Merupakan kulit yang tampak kenyal, lembut dan indah dipandang mata

walaupun tidak memakai kosmetik.

2. Kulit berminyak

Merupakan kulit yang mempunyai komedo atau jerawat, ada noda hitam

didalam akibat timbunan pigmen di jangat.

3. Kulit kering

Ciri-ciri dari kulit kering adalah halus namun mudah terlihat kusam,

bersisik, cepat keriput, belang putih dan coklat, mengalami dehidrasi

(kekeringan), tidak terlihat kelebihan minyak pada daerah (dahi, hidung,

dagu), serta mudah timbul noda hitam.


22

4. Kulit kombinasi

Kulit kombinasi biasanya tampak lembut dan tidak keriput. Tetapi

kadang-kadang mengalami jerawat dizona T (hidung, dahi, dagu).

5. Kulit sensitive

Kulit sensitive biasa diartikan sebagai kulit yang tipis, mudah luka, dan

kadang kala berwarna kemerahan (16).

2.5.5. Struktur kulit

Gambar 2.6. Struktur Kulit

1. Lapisan epidermis

Lapisan epidermis yaitu lapisan paling luar, yang terdiri dari:

a. Stratum korneum (lapisan tanduk) adalah lapisan kulit yang paling

luar.

b. Stratum lusidum merupakan lapisan sel-sel gepeng tanpa inti dengan

protoplasma yang berubah menjadi protein yang disebut eleidin.

Lapisan tersebut tampak lebih jelas ditelapak tangan dan kaki.


23

c. Stratum granulosum (lapisan keratohialin) merupakan 2 atau 3 lapis

sel-sel gepeng dengan sitoplasma berbutir kasar dan terdapat inti di

antaranya.

d. Sratum spinosum terdirinatas beberapa lapis sel yang berbentuk

polygonal yang besarnya berbeda-beda karena adanya proses mitosis.

Startum balase terdiri atas sl-sel berbentuk kubus (kolumnar) yang

tersusun vertical pada pembatasan dermo-epidermal berbasis seperti

pagar (palisade). Lapisan ini merupakan lapisan epidermis yang paling

bawah

2. Lapisan dermis

Lapisan dermis adalah lapisan bawah epidermis yang jauh lebih tebal dari

pada epidermis. Lapisan ini terdiri atas lapisan elastic dan fibrosa padat

dengan elemen-elemen seluler dan folikel rambut. Secara garis besar

dibagi menjadi dua bagian yaitu :

1) Pars papilare, yaitu bagian yang menonjol ke epidermis, berisi ujung

serabut saraf dan pembulu dara.

2) Pars retikulare, yaitu bagian dibawanya yang menonjol kearah

subkutan, bagian ini terdiri atas serabut-serabut penunjang misalnya

serabut kolagen, elastin, retikulin.

3. Lapisan subkutis

Lapisan subkutis adalah kelanjutan ermis, terdiri atas jaringan ikat longgar

berisi sel-sel lemak didalamnya. Sel-sel lemak meupakan sel bulat, besar,

dengan inti terdesak ke pinggir sitoplasma lemak yang bertambah (17).


24

2.5.6 Infeksi Kulit Oleh Bakteri

Infeksi kulit merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh bakteri

staphylococcus, streptococcus atau keduanya. Penyebab utamanya adalah

staphyalococcus aures dan streptococcus pyogenes (15). Tanda-tanda infeksi kulit

oleh bakteri adalah adanya inflamasi dengan sedikit atau tanpa nekrosis dan

adanya mengeluarkan nanah dari jaringan lunak (16). Klasifikasi infeksi kulit oleh

bakter adalah:

a. Infeksi kulit primer yaitu, infeksi yang terjadi pada kulit yang normal.

b. Infeksi kulit skunder terjadi pada kulit yang telah terkena penyakit lain

dengan tanda-tanda yang sama dengan infeksi primer dan dapat diikuti

oleh tanda sistemik seperti demam.

2.6 Penyakit Kulit Pada Manusia

Penyakit kulit adalah kelainan kulit akibat adanya jamur, kuman, parasit,

virus maupun infeksi yang dapat menyerang siapa saja dari segala umur, penyakit

kulit dapat menyerang seluruh maupun sebagian tubuh tertentu dan dapat

memperburuk kondisi kesehatan penderita jika tidak ditangani secara serius.

Gangguan pada kulit sering terjadi karena adanya faktor-faktor penyebabnya

seperti iklim, lingkungan, tempat tinggal, kebiasaan hidup yang kurang sehat,

alergi, dan lain-lain.

2.6.1 Dermatitis

Dermatitis adalah peradangan kulit pada epidermis dan dermis yang

disebabkan oleh faktor eksogen ataupun endogen dengan ditandai gejala obyektif

lesi berisfat polimorf dan gejala subyektif gatal (Maryunani, 2010). Gejala utama
25

yang dirasakan pada penderita penyakit dermatitis adalah gatal, alergi, kulit

muncul kemerahan pada wajah, lutut, tangan dan kaki, tetapi tidak menutup

kemungkinan kemerahan muncul didaerah lain, daerah yang terkena akan terasa

sangat kering dan panas pada area tersebut (18).

2.6.2 Abses

Abses merupakan sebuah penimbunan nanah yang terakumulasi di sebuah

kabitas jaringan karena akibat infeksi bakteri atau karena adanya benda asing

seperti serpihan, luka peluru, atau jarum suntik. Gejala yang dirasakan biasanya

gatal pada bagian kulit tertentu, timbul benjolan kecil dengan warna kemerahan,

keluar nanah, nyeri tekan, nyeri kepala, kulit meradang, bengkak dan demam.

Penyebab penyakit abses antara lain infeksi bakteri melalui cara bakteri masuk ke

bawah kulit akibat luka yang berasal dari tusukan jarum yang tidak steril.

2.6.3 Scabies

Scabies merupakan penyakit infeksi kulit menular dengan adanya rasa

gatal pada lesi ketika malah hari yang disebabkan oleh tungau sarcoptes scabiei

var hominis. Gejala yang sering dirasakan adalah gatal terutama malam hari,

bentol/bintik merah seperti jerawat, kulit meradang, panas pada area tersebut,

perih, dan keluar nanah. Faktor berkembangnya penyakit scabies antara lain

penyakit tersebut banyak diderita oleh masyarakat dengan higiene buruk, sosial

ekonomi yang rendah, hubungan seksual dengan bergonta-ganti pasangan,

kesalahan dalam mendiagnosis dan perkembangan demografi serta ekologi (19).


26

2.6.4 Herpes

Herpes merupakan penyakit radang kulit yang disebabkan oleh virus

dengan ditandai munculnya bintik yang berisi cairan pada bagian kulit tertentu.

World Health Organization (WHO) melaporkan prevalensi herpes di Negara

berkembang seperti Indonesia lebih tinggi dibandingan dengan di negara maju.

Gejala yang dirasakan pada penderita herpes biasanya gatal, demam, nyeri kepala,

nyeri tekan, kulit meradang, kulit melepuh, perih dan muncul gelembung air.

2.6.5 Uritikaria

Urtikaria merupakan penyakit yang ditandai dengan adanya edema kulit

superfisial setempat dengan ukuran yang bervariasi dikelilingi oleh halo eritem

disertai rasa gatalatau panas dan terkadang perut terasa mulas serta demam. Pada

bagian tengah bintul tampak kepucatan yang biasanya kelainan ini bersifat

sementara, gatal, dan dapat terjadi dimanapun di seluruh permukaan kulit. Ruam

urtikaria cepat timbul dan hilang perlahan-lahan sekitar dalam waktu 1-24 jam

(Fitria, 2013). Gejala yang dirasakan pada penderita urtikaria biasanya gatal,

demam, muncul ruam merah, alergi, bengkak, dan panas pada area tersebut (20).

2.6.6 Pioderma

Pioderma merupakan penyakit infeksi bakterial kulit. Penyebab utama

pioderma adalah bakteri staphylococcus aureus maupun streptococcus sp.

Pioderma merupakan infeksi bakteri pada kulit yang sering dijumpai. Penyakit ini

dapat menyerang laki-laki maupun perempuan pada semua kalangan usia. Gejala

pada penyakit pioderma biasanya gatal, terdapat benjolan merah pada kulit,

membesar dan kemudian menjadi nanah, kulit meradang, serta demam. Terjadinya
27

pioderma dipengaruhi oleh gizi, kondisi imunologis, integritas kuit, serta faktor

lingkungan seperti panas, lembab, kurangnya sanitasi dan higienis.

2.7 Terapi Farmakologi Penyakit Kulit

2.7.1 Terapi Farmakologi Dengan obat

a. Lameson (dexamethason)

Kondisi alergi & inflamasi penyakit reumatik yang member respon

terhadap terapi kortikosteroid, penyakit kulit & sal napas, penyakit

endrokin, penyakit autoimun, gangguan hematologic, sindroma nefrotik.

b. Cetirizine

golongan antihistamin yang digunakan untuk mengatasi gejala alergi.

c. Motaderm cream (mometasone Furoate Krim 1 Mg)

Meredakan gejala inflamasi & Pruritus/ gatal-gatal pada Dermatosis yang

reponsif terhadap Kortikosteroid.

d. Ketomed Cream

Infeksi yang disebabkan berbagai jenis jamur (Dermatofit, Ragi, Jamur

lainnya).

e. Topicare+ Ceramide Soothing Cream

Krim lembut yang bekerja melembabkan & menyejukan kulit. Kulit

ceramidenya membantu meningkatkan kelembapan pada kulit kering.

Sesuai untuk kulit kering & sensitif.

f. Tiriz (Cetirizine HCl)

Terapi rhinitis perennial, rhinitis alergik yang tergantung musim, &

uritikaria idiopatik kronik.


28

g. Pirotop Cream (Mupirocin)

Untuk pengobatan topikal lesi kulit traumatic infeksi sekunder, luka

terinfeksi yang disebabkan oleh Staphylococcus aures, Streptococcus

Pyogenes.

h. Carmed cream

Komposisi utama carmed adalah urea. Urea ialah kandungan obat yang

dapat menyebakan situasi kulit yang kering dan kasar dan masalah pada

kuku. Urea bisa menolong permukaan kulit yang kehilangan jaringan yang

mati pada sejumlah luka untuk menolong penyembuhan luka. Urea bersifat

keratolitik dan menambah kelembaban kulit dengan menghaluskan atau

menghancurkan zat pada lapisan kulit teratas.

i. Kloderma Cream (Clobetasol Proplonate 0,05%)

Prosiasis, Ekzema yang resisten, Likhen Planus, Lupus Eritematosus

kondisi lain yang tidak responsive terhadap steroid yang kurang kuat.

j. Mufacort (Mometasone Furoate Anhydrous 0,1%)

Pengobatan gejala inflamasi & Pruritus/ gatal-gatal pada Dermatosis yang

reponsif terhadap Kortikosteroid.

k. Fungasol Cream (Ketoconazole)

1) Obat antifungi yang bekerja secara topikal pada kulit dan dan

membrane mukosa, tepatnya pada athlete’s foot, infeksi fungsi pada

kulit dan kuku tangan, kandidiasis atau infeksi jamur yang diakibatkan

oleh Trichophyton rubrum, mentagrophytes dan epidermophyton


29

floccosum, kurap, serta tinea versicolor yang disebabkan Malassezia

furfur (Pityrosporum orbiculare).

2) Sebagai obat untuk mengatasi dermatitis seboroik yang disebabkan

oleh candida spp.

l. As.salisilat

Mengatasi hyperkeratosis, kulit bersisik, jerawat, kulit, dan kapalan.

m. Methylprednisolone

Meredakan inflamasi dan gejala alergi (21)


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian non-eksperimental,

jenis penelitian yang digunakan adalah pengumpulan data survey dan analisis data

secara deskriptif. Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang

ditujukan mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah

maupun fenomena buatan manusia, fenomena itu bias berupa bentuk, aktivitas,

karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan dan perbedaan antara fenomena

yang satu dengan fenomena lainnya (22).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Apotik Kimia Farma Lubuk Pakam.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2019

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi

Seluruh Pasien yang datang ke Apotek Kimia Farma Lubuk Pakam

periode Maret-Mei 2019.

3.3.2 Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah Resep pasien penyakit kulit Apotek Kimia

Farma periode Maret-Mei 2019 yang memenuhi kriteria inklusi.

30
31

3.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi

3.4.1 Inklusi

Resep Penyakit Kulit di Apotek Kimia Farma Lubuk Pakam.

3.4.2 Eksklusi

Resep Pasien penyakit Kulit.

3.5 Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Pengumpulan data diambil secara observasional menggunakan sistem

aplikasi di Apotek Kimia Farma Lubuk Pakam dengan pengambilan data sekunder

yaitu sumber data penelitian yang diperoleh melalui resep, kartustock dari

komputer.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Karya Tulis Ilmiah Lokasi Penelitian

Apotek Kimia Farma Lubuk Pakam terletak di Jl. Bakaran Batu 13-15

Lubuk Pakam, Deli Serdang RT/RW 0101. Apotek Kimia Farma Lubuk Pakam

merupakan perusahaan BUMN yang menyedikan layanan kesehatan yang

terintegrasi meliputi layanan farmasi (apotek), klinik kesehatan, laboratorium

klinik dan melayani beberapa dokter spesialis.

4.2. Hasil

Hasil penelitian mengenai gambaran penggunaan obat penyakit kulit di

Apotek Kimia Farma Lubuk Pakam periode Maret-Mei tahun 2019 diperoleh data

sebagai berikut.

4.2.1. Apotek Kimia Farma Lubuk Pakam

Hasil penelitian di apotek Kimia Farma Lubuk Pakam berdasarkan resep

dapat dilihat pada tabel 4.1.

32
33

Tabel 4.1. Gambaran Penggunaan Penyakit Kulit di Apotek Kimia Farma


periode Maret-Mei 2019 berdasarkan Resep.

Penggunaan (Bulan)
No Nama Obat
Maret April Mei Jumlah
1 Lameson 98 128 95 321
2 Tiriz 34 50 45 129
3 Topicare Cream - 10 12 22
4 Motaderm 16 20 18 54
5 Mufacord 25 20 20 65
6 Pirotop 18 10 15 33
7 Carmed 1 - - 1
8 Fungasol 3 1 3 7
9 Metylprednisolon 32 28 35 95
10 Cetirizine 40 25 38 103
11 Asam salisilat 16 25 11 52
12 Ketomed 16 10 13 39
13 Kloderma 20 19 25 64

Hasil penelitian di Apotek Kimia Farma berdasarkan resep dengan

menggunakan 5 data tertinggi dapat dilihat pada tabel 4.2

Tabel 4.2. Gambaran Penggunaan Obat Penyakit Kulit di Apotek Kimia Farma
periode Maret-Mei tahun 2019 berdasarkan resep dengan
menggunakan 5 data tertinggi.

Penggunaan Obat (Bulan)


No Nama Obat
Maret April Mei Jumlah
1 Lameson 98 128 95 321
2 Tiriz 34 50 45 129
3 Cetirizine 40 25 38 103
4 Methylprednisolon 32 28 35 95
5 Mufacord 25 20 20 65

Hasil penelitian di Apotek Kimia Farma berdasarkan resep dapat dilihat di

grafik 4.1.
34

Grafik Gambaran Penggunaan Obat Penyakit Kulit di


Apotek Kimia Farma lubuk Pakam periode
Maret-Mei 2019
140
120
100 Lameson
80
60 Tiriz
40
20 Cetirizine
0
Maret April Mei Methylprednisolon
Bulan Mufacord

Penggunaan Obat

Gambar 4.1 Grafik Gambaran Penggunaan Obat Penyakit Kulit di Apotek


Kimia Farma periode maret-mei tahun 2019 berdasarkan resep dengan
menggunakan 5 data tertinggi.

4.3. Pembahasan

Dari Tabel 4.2 dapat dilihat penggunaan obat kulit yang paling banyak

digunakan di Apotek Kimia Farma Lubuk Pakam berdasarkan Resep adalah

Lameson, Lameson mengandung (methylprednisolon), Tiriz, tiriz mengandung

(cetirizine), cetirizine, methylprednisolon, dan Mufacord, Mufacord mengandung

(mometasone furoate anhydrous).

Lameson merupakan obat dalam bentuk tablet. Obat ini digunakan untuk

kelainan endokrinn, reumatik, kolagen, alergi, mata, saluran pernapasan, kelainan

hematologi, neoplasma, edema, gangguan sal pencernaan, eksaserbasi akut,

meningitis tuberkulosa. Dalam penggunaan obat ini harus sesuai dengan petunjuk

Dokter.

Lameson banyak diresepkan oleh dokter karena merupakan obat yang

harganya terjangkau, dan tidak pernah menimbulkan efek samping terhadap


35

pasien, obat ini bekerja dengan cara mencegah atau menghentikan reaksi zat-zat

tertentu dalam tubuh yang bisa menyebabkan peradangan, nyeri, atau

pembengkakan, kandungan steroid dalam lameson ini menekan zat-zat yang

dihasilkan sistem kekebalan tubuh saat melawan organisme asing (23).

Methylprednisollon secara alami terjadi dari glukokortikoid

(Hidrokortison) yang juga mempunyai sifat menahan garam, digunakan sebagai

terapi pengganti pada keadaan defisiensi adrenokortikal. Analog sintetiknya

terutama digunakan untuk efek anti inflamasinya yang poten pada penyakit dan

berbagai system organ. Glukokortikoid menyebabkan efek metabolic sangat besar

dan bervariasi. Selain itu, glukokortikoid memodifikasi respon imun tubuh untuk

bermacam-macam stimuli.

Tiriz adalah obat golongan obat Antihistamin mengandung (cetirizine 10

mg). Tiriz berfungsi untuk terapi rinitis parenial, rinitis alergik yang tergantung

musim, dan urtikaria idiopatik kronik (23).

Cetirizine adalah mekanisme kerja dengan selektivitas tinggi terhadap

reseptor histamin H1 di sel-sel efektor pada traktus gastrointestinal, pembuluh

darah dan traktus respiratorius.

Mufacord adalah obat yang digunakan untuk mengobati kondisi kulit

seperti eksim (bengkak dan kemerahan pada kulit), psoriasis (peradangan kronis

pada kulit), alergi, dan ruam. Mofacort mengandung Mometasone furoate adalah

obat golongan kortikosteroid yang digunakan untuk meredakan gejala alergi atau

peradangan pada tubuh, seperti pada alergi rinitis, dan polip hidung. Mometasone

furoate bekerja dengan meredakan proses peradangan pada bagian tubuh tertentu
36

dan bekerja pada lokasi tubuh tertentu saja, tidak diserap ke reaksi seluruh tubuh.

Dalam penggunaan obat ini harus sesuai petunjuk dokter (23).

Asam salisilat adalah bahan tambahan berfungsi supaya mengerikan kulit,

seperti kulit basah, dan gatal-gatal. Asam salisilat diracik dan biasanya

ditambahkan dengan ketomed, mofacord, motaderm, pirotop, carmed, dan

kloderma.

Jenis penyakit kulit yang sering terjadi di apotek kimia farma lubuk pakam

adalah: Impetigo krustosa adalah infeksi kulit menular yang banyak dialami oleh

bayi dan anak-anak. Infeksi ini ditandai dengan kemunculan bercak merah dan

lepuhan pada kulit, terutama di bagian waja, tangan, dan kaki. Penyebab utama

impetigo adala infeksi bakteri. Bakteri dapat menular melalui kontak lungsung

dengan penderita atau melalui perantara berupa barang yang sebelumnya

digunakan ole penderita, seperti baju dan handuk.

Candidiasis adalah infeksi akibat jamur candida. Normalnya, kulit manusia

ditinggalin oleh bakteri dan jamur (fungi) yang kebanyakan tidak berbahaya.

Beberapa jenis bakteri dan fungi bahhkan dapat membantu kulit untuk melakukan

fungsinya. Akan tetapi, jika bakteri dan fungi tersebut berkembangbiak tanpa

terkontrol, maka dapat menyebabkan infeksi. Penyebab dan faktor resiko

candidiasis adalah, cuaca hangat kulit yang lembab atau tidak dikeringkan dengan

benar, sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti pada kelemahan atau diabetes,

pakaian yang ketat, kebersihan pribadi yang buruk, penggunaan kortikosteroid

yang dapat menyebabkan gangguan system imun, penggunaan antibiotik yang


37

dapat yang dapat membunu bakteri pada kulit yang berfungsi untuk menekan, dan

obesitas.

Dermatitis adalah peradangan berupa ruam gatal kemerahan pada kulit

yang muncul akibat kontak langsung dengan zat tertentu dan mengiritasikan kulit,

atau merupakan reaksi alergi teradap zat tertentu. Ruam yang muncul akibat

peradangan ini tidak menular atau berbahaya, tapi biasa menyebabkan rasa tidak

nyaman bagi penderita, Penyebab dermatitis kontak adalah kulit yang terpapar

oleh zat tertentu yang menyebabkan iritasi atau reaksi alergi. Ada dua jenis

dermatitis kontak yang dibedakan berdasarkan reaksi kulit terhadap zat penyebab

dermatitis, yaitu:

Dermatitis kontak iritan. Terjadi kontak langsung lapisan luar kulit

dengan zat tertentu, sehingga merusak lapisan pel indung kulit. Jenis dermatitis

inilah yang lebih banyak terjadi. Beberapa zat yang dapat memicu dermatitis

kontak iritasi adalah sabun, detergen, sampo, cairan pemutih, zat yang berada di

udara (misalnya serbuk gergaji atau serbuk wol), tumbuhan, pupuk, pestisida,

asam, alkali, minyak mesin, parfum, dan bahan pengawet.

Dermatitis kontak alergi. Muncul saat kulit bersentuhan dengan zat

alergen yang memicu sistem kekebalan tubuh bereaksi, menyebabkan kulit gatal

dan meradang. Zat alergen yang sering memicu reaksi alergi pada kulit di

antaranya adalah obat-obatan (misalnya krim anti biotik), zat yang ada di udara

(misalnya serbuk sari), tanaman, bahan logam dalam perhiasan, karet, dan bahan

kosmetik (misalnya cat kuku dan pewarna rambut) (24).


38

Tetapi jenis penyakit kulit yang paling sering terjadi di apotek Kimia

Farma Lubuk Pakam adalah penyakit kulit dermatitis. Jenis penggunaan obat yang

paling banyak digunakan di Apotek Kimia Farma Lubuk Pakam adalah, Tablet,

krim (racikan).

Hasil pembahasan tentang obat untuk jenis penyakit kulit adalah :

1. Lameson untuk obat jenis kulit yang mengalami peradangan pada kulit

karena bakteri, sabun, detergen, dan makanan. Sehingga menyebabkan

peradangan.

2. Tiriz untuk obat jenis penyakit kulit yang mengalami alergi karena udara,

makanan, sabun, dan detergen.

3. Mufacort untuk obat jenis penyakit kulit yang mengalami gatal-gatal

seingga menyebabkan bengkak kemerahan dan peradangan kronis pada

kulit.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti di Apotek Kimia

Farma Lubuk Pakam maka dapat disimpulkan bahwa obat untuk penyakit kulit

yang banyak digunakan di Apotek Kimia Farma Lubuk Pakam berdasarkan resep

dokter periode bulan Maret-Mei 2019 adalah Lameson, Tiriz, Cetirizine,

Methylprednisolone, dan Mufacord.

5.2. Saran

Saran yang dapat penulis sampaikan dari hasil penelitian ini adalah

peneliti berharap agar pihak apotek tetap menjaga pelayanan execellent terhadap

pasien yang datang sesuai standar SOP peerusahaan.

39
DAFTAR PUSTAKA

1. Latifah F, Iswari R. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik.


Gramedia Pustaka Utama; 2013.
2. Gould D, Brooker C. Mikrobiologi terapan untuk perawat. Jakarta EGC.
2003;
3. Kementerian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia 2010. Kemenkes RI
Jakarta. 2011;
4. Pardiansyah R. Association Between Personal Protective Equipment With
Contact Dermatitis In Scavengers. J Major. 2015;4(4).
5. Indonesia DKR. Profil Kesehatan Indonesia 2008. Jakarta Dep Kesehat
Republik Indones. 2009;66.
6. Patel NG, Patel NJ. Epidemiological study of skin (dermatological)
diseases and its treatment in North Gujarat. Asian J Pharm Clin Res.
2010;3(4):41–3.
7. Al-Hoqail IA. Epidemiological spectrum of common dermatological
conditions of patients attending dermatological consultations in Al-
Majmaah Region (Kingdom of Saudi Arabia). J Taibah Univ Med Sci.
2013;8(1):31–7.
8. Menteri Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 73 Tahun
2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Menteri Kesehat
Jakarta. 2016;
9. Kesehatan D. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 35
Tahun 2016. Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apot. 2016;
10. Widodo H. Ilmu Meracik Obat untuk Apoteker. Yogyakarta: D-Medika.
2013;
11. Nomor PMKRI. Tahun 2017 Tentang Apotek. Jakarta; 9AD.
12. Usman NA. Pengaruh Ekstrak Kulit Jeruk Lemon (Citrus limon) Terhadap
Peningkatan Kadar Hdl Dalam Darah Tikus Putih Jantan (Rattus
norvegicus) Yang Diinduksi Minyak Goreng Deep Friying. University of
Muhammadiyah Malang; 2018.
13. Sarwono B. Khasiat dan manfaat jeruk nipis: Mengenal jeruk nipis. Agro
Media Pustaka Jakarta. 2001;
14. Sediaoetama AD. Ilmu Gizi untuk mahasiswa dan profesi jilid I. Jakarta
Dian Rakyat. 2000;
15. Rosmiati H, Wardhini S. Vitamin Dan Mineral. Farmakol Dan Ter Ed.
1995;4:714–7.
16. Suciyanti H, Liza TA, Jesi D, Waliy S, Endang S. Goat Milk Lotion
Fortified with Curcuma xanthorizha Roxb.
17. Adhi D. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 5 Bagian Ilmu Penyakit
Kulit dan Kelamin. Fak Kedokt Univ Indones Jakarta. 2007;
18. Putri DD, Furqon MT, Perdana RS. Klasifikasi Penyakit Kulit Pada
Manusia Menggunakan Metode Binary Decision Tree Support Vector
Machine (BDTSVM)(Studi Kasus: Puskesmas Dinoyo Kota Malang). J
Pengemb Teknol Inf dan Ilmu Komput e-ISSN. 2009;2548:964X.

40
41

19. Prativi GS, Indriarini MY, Barus LS. Hubungan pengetahuan dengan sikap
keluarga dalam mencegah kejadian skabies di desa laksana mekar.
Kesehatan; 2013.
20. Fitria F. Aspek Etiologi Dan Klinis Pada Urtikaria dan Angiodema. J
Kedokt Syiah Kuala. 2013;13(2):96–104.
21. Indonesia M. MIMS Petunjuk Konsultasi Edisi 15, PT. Bhuana Ilmu Popul
Jakarta. 2016;
22. Sukmadinata. Penelitian deskriptif. Jurnal Dokterkei. 2017.
23. https://www.halodoc.com.
24. https://www.alodokter.com.
42

Lampiran 1. Menghitung jumlah penggunaan obat


43

Lampiran 2. Resep Obat Kulit Apotek Kimia Farma Lubuk Pakam


44

Lampiran 2. Lanjutan
45

Lampiran 2. Lanjutan
46

Lampiran 2. Lanjutan
47

Lampiran 2. Lanjutan
48

Lampiran 2. Lanjutan
49

Lampiran 3. Obat-obat Kulit yang ada di Apotek Kimia Farma Lubuk Pakam
50

Lampiran 3. Lanjutan
51

Lampiran 3. Lanjutan
52

Lampiran 3. Lanjutan
53

Lampiran 3. Lanjutan
54

Lampiran 3. Lanjutan
55

Lampiran 4. Obat kulit yang terbanyak diresepkan di Apotek Kimia Farma


56

Lampiran 4. Lanjutan
57

Lampiran 4. Lanjutan
58

Lampiran 5. Apotek Kimia Farma Lubuk Pakam


59

Lampiran 5. Lanjutan
60

Lampiran 5. Lanjutan
61

Lampiran 6. Permohonan Pengajuan Judul Tugas Akhir


62

Lampiran 7. Permohonan Survei Awal


63

Lampiran 8. Permohonan Ijin Penelitian


64

Lampiran 9. Balasan Permohonan Ijin Penelitian


65

Lampiran 10. Surat Keterangan Selesai Penelitian


66

Lampiran 11. Lembar Bimbingan Proposal


67

Lampiran 12. Lembar Bimbingan Karya Tulis Ilmiah


68

Lampiran 13. Lembar Persetujuan Perbaikan (Revisi)


69

Lampiran 14. Berita Acara Perbaikan Seminar Hasil KTI

Anda mungkin juga menyukai