Naskah Drama Musical
Naskah Drama Musical
Naskah Drama Musical
1. RINI SURYANI
2. RATU ALIKA
3. DEWI SAHARA
4. YULIA MUSTIKA
5. ANISA AYU LESTARI
6. RAISA PUTRI
7. TUAH SYAHRAMADANI
Terkadang... ketika lidah tak mampu bergerak, mulut tak mampu berucap... hanya
tulisan yang mampu menuahkannya
Kisah ini menceritakan seorang kakak yang berjuang keras untuk
menyekolahkan adik perempuannya. Namun tanpa sepengetahuan sang kakak, sang
ibu telah menjodohkan adik perempuannya dengan salah satu bos di daerah itu. Sang
kakak yang mengetahui hal itu tidak rela jika melihat adiknya kehilangan mimpi-
mimpinya.Sang adik yang setiap pulang sekolah menjual Koran pada suatu hari
bertemu dengan seseorang wanita separuh baya dengan pakaian yang mewah dan
yange dengan pria tampan.
Melihat anak perempuan cantik yang menjual Koran untuk biaya sekolah,
wanita itu pun memungut adik kecil itu untuk mendapat pendidikan dan kehidupan
yang layak.Namun, sang ibu yang marah karena mengetahui hal ini tidak bisa
menahan amarahnya. Oleh karena itu,sang kakak yang inginmewujudkan mimpi
adiknya itu rela menggantikan posisi adiknya untuk di nikahkan dengan Bos di daerah
itu.
Apakah yang terjadi jika sang adik mengetahui hal tersebut? Jalan manakah
yang akan di pilih adik kecil itu?
Para Pemain ::
ü Gani Dwi Satria Setiyatwan : Asep Barong
ü Ravely Ody saputra M. :Baron Setiadji
ü Terbit Arif Maali : Arif Syahputra
ü Fahmi Muhammad Alwi : Malik Prasetyo
ü Hilda Nurul Gustina : Prita saraswati
ü Rahmaniar : Ajeng Rahmawaty
ü Indah Nafidah hayati : Ayu Ramadhani
ü Popon Komala : Dian Larasati
ü Auliya rahmah F. : Ibu Mawar
ü Dwi Sarah fauziyah : Ibu Komala
ü Nisa aulia Nurhasanah : Ibu Wulan
ü Annisa Puja Lestari : Maya Clarysca
ü Intan Widia santika : Nia Azhary
ü Zhea Rapika Mulyana : Ibu Ambar
(Theme song Ari Laso; mengejar matahari. Para pemain masuk, mengenalkan diri)
( pentas di setting terminal, Dian dan Prita berjualan Koran.) (pemain berkeliling di
sekitar panggung dan penonton dengan pakaian yang kurang layak.)
Bu Wulan : tapi bu, mana mungkin belum cukup? Isi kaleng itu mungkin saja
melebihi hutang-hutang saya bu.
Ibu Ambar : hah ? apa? Eh Wulan, dengar! Kamu ngutang sama saya sudah dari 4
tahun yang lalu! Dan rumah ini, jika suamiku bukan teman dekat
suamimu, sudah dari dulu saya tendang kalian dari sini!
Bu Wulan : tapi bu, berikan saya sedikit uang untuk makan malam nanti..?
Ibu Ambar : tidak!
Bu Wulan : kalau begitu berikan sedikit makanan untuk kami?
Ibu Ambar : ( dengan berat hati ia mengeluarkan selembar uang 5 ribu dan
melemparkannya pada bu Wulan) Nih! Minggu depan balikin duit ini! (Ibu Ambar
keluar)
( Ibu Ambar Pun pergi )
Bu Wulan : Kyaaaa…!!! Udang rebon, sampah! Dasar nenek tua!! ( menangis dan
mengamuk)
( buWulan keluar, setting berikutnya jalan pulang. Dian dan kakaknya bertemu
dengan teman-teman dian.)
Ajeng : Dian?
Dian : Eh Ajeng?
Prita : Eh, teman-temannya dian ya? Dian kakak duluan ya?Kakak takut ibu
marah.
Dian : ia kak. ( prita keluar)
Ayu : dian apa kabar? Kamu kemana aja?
Ajeng : ia di, kelas jadi sepi kalo ga ada kamu.
Dian : maaf ya, dua hari ini saya membantu kakak berjualan Koran.
(murung)
Nia : oh… maaf ya?
Dian : saya kasihan dengan kakak ! (dian menangis)
Nia : sudah dian…
Dian : terimakasih teman, kalian yang terbaik. (berpelukan)
(masuk ibu mawar, dan Malik)
Ibu Mawar : Malik, tunggu sebentar.!
Malik : Apa lagi sih mah?
Ibu Mawar : dengerin mamah dulu! Jika kamu terus-terusan seperti ini, masa
depanmu akan hancur!
Malik : ah..! terserah! ( pergi)
Ibu Mawar : Malik, Malik..!!? (bu mawar menghela napas)
( Ibu Mawar yang melihat seorang gadis kecil berjualan tiba tiba
menghampirinya )
Ibu Mawar : de? Jualan Koran ya?
Dian :ia bu.
Ibu Mawar : ibu beli satu de.
Ajeng : dian, saya pulang duluan ya?
Dian : ia jeng.
Ayu : besok kamu masuk sekolah ya!?
Nia : ia di, aku tunggu ya!?
Dian : Insyaallah.. (ajeng,Ayu dan Nia keluar) dah… eh maaf bu, ini
korannya.
Ibu Mawar : berapa de?
Dian : Dua ribu bu.
Ibu Mawar : yah, ibu ga ada uang kecil de..
Dian : oh, gimana ya ? saya pun belum menjual satupun Koran, jadi saya
belum memiliki kembalian bu..?
Ibu Mawar : begitu ya? Oh… ia, tadi ibu dengar kamu ga masuk sekolah?
Memangnya kamu sekarang kelas berapa?
Dian : kelas 8 bu.
Ibu Mawar : kamu sekolah dimana ?
Dian : saya sekolah di MTs Al-Hidayah bu.
Ibu Mawar : oh… itu kan tidak jauh dengan tempat saya bekerja?
Dian : hah? Jangan-jangan ibu bekerja di perusahaan besar yang di sebelah
sekolah saya?
Ibu Mawar : pemilik lebih tepatnya. Saya sebenarnya sudah lelah mengurus
perusahaan sendirian, maka dari itu saya mengajarkan pada anak saya
bagaimana menangani perusahaan, namun dia malah menolak.
Dian : jangan-jangan yang tadi itu?
Ibu Dian : benar. Kamu anak yang baik ya? Semoga lain kali kita bisa bertemu
lagi. Sekarang saya pergi dulu ya?
Dian : ia bu,terimakasih.
Ibu Mawar : (mengeluarkan uang 100 ribu) ambil saja kembaliannya.
Dian : beneran bu, terimakasih banyak bu..!!
(dengan wajah bahagia dian pun pergi) (dian dan bu Mawar keluar)
( setting berikutnya di rumah Malik. Malik dan Maya masuk )
Maya : apa sih susahnya ngomong!? SMS gak pernah, Nelfon ga pernah..?
Malik : sayang aku tuh sibuk! Kamu tau kan ?kerjaan di kantor itu ga semudah yang
kamu kira!
Maya : tapi kan bukan berarti kamu cuekin aku kaya gini..! (membuka hp dan
mengirim pesan)
Malik : kamu sms siapa sayang?
Maya : bukan urusan kamu!
Malik : rendi ya?
Maya : terus kenapa? Paling engga Rendi bisa lebih perhatiin aku sekarang ini.
Malik : (Yovie And Nuno; Manusia Biasa)
Maya : sayang? Maaf, tapi sungguh, aku ga bisa nerima kamu yang kayak gini…
Malik : kamu tuh kay anak kecil tau! Ga ada dewasanya.
Maya : jadi kamu ga suka?
Malik : ck… (malik keluar)
Maya : malik,malik!? Tunggu Malik!?
(maya dan malik bertengkar.sementara itu)
Prita : Assalamualaikum..?
Ibu Wulan : Walaikumsalam.!(keras) mana duitnya? Mana..!!?
Prita : ini bu ? (mengeluarkan uang receh)
Ibu Wulan : apa? Kamu bilang ini uang? (melemparkan uang itu lalu menjambak
rambur prita) dasar anak tidak berguna!!
Prita :ibu sakit, ampun bu, ampun…!!
(masuk Asep Barong dan anak buahnya Baron)
Asep B : assalamualaikum!?
Ibu Wulan : Walaikumsalam. Eh kang Asep..? kumaha kang damang? (salam, sun
tangan)
Asep B : hahaha… WulanWulan, mana gadis yang kau janjikan? (prita kaget)
Ibu Wulan : sabar ya kang? Dian masih belum datang.
Asep B : oh.. Baron, bawa kursi saya!
Baron : siap bos!
Asep : korek!
Baron : ini tuan..
Prita : mau apa kalian di rumah kami?
Ibu Wulan : (melotot)
Asep B : Hahahaha… sudah cukup Wulan, hm… (menatap prita) gadis cantik
sepertimu sudah jarang sekali.
(Prita meludah, lalu berdiri dan keluar)
Prita : tak sudi aku bertatap wajah dengan pria bajingan sepertimu!
Ibu Wulan : (menjambak prita) cepat minta maaf!
Prita : Ga!( Geisha – Pergi Saja )
Asep B : sudah ! baron, biarkan gadis itu keluar.
Baron : siap tuan. (prita d tarik keluar)
Ibu Wulan : tunggu sebentar ya kang?
( Asep B , Baron , dan Bu Wulan keluar. Sementara itu Prita mencari kaleng tempat ia
menabung.)
Prita : dimana ya ?? sayayakin saya menyimpannya disini!
Ibu Wulan : kamu pasti sedang mencari kaleng duit itu kan?
Prita : ko ibu tau ? bu tolong bu, kemballikan kaleng itu? Itu semua untuk membayar
sekolah dian bu.?
Ibu Wulan : ahahaha… dian ga usah sekolah lagi, besok kita akan kaya, dan dian pun
ga usah susah payah sekolah!
Prita : jangan – jangan ibu mau menjual dian kepada orang itu? Kenapa ibu bisa
sekejam itu terhadap anak ibu sendiri?
Ibu Wulan : terserah ibu ! yang penting ibu bisa terlepas dari hidup susah ini !!
Prita : ibu memang kejam!
(prita berlari keluar rumah. Ibu Wulan pun keluar.) (sementara itu dian yang dalam
perjalanan pulang bertemu dengan kakaknya )
Prita : dian, dian kamu jangan pulang kerumah lagi!
Dian : kenapa kak? Apa yang sedang terjadi?
Prita : pokonya kamu jangan pulang kerumah! (arif masuk) arif? Arif kemari!
Arif : ia? Ada apa?
Prita : arif tolong jaga adik saya rif? Di rumah kamu masih ada kamar kosong kan?
Arif : ada ada, tapi ini mendadak sekali, ada apa ?
Dian : kakak, ada apa kak?
Prita :pokoknya sekarang kamu pergi dulu ke rumah arif, ini ambil pakaian mu, dan
ini uang tabungan kakak. Ambil ini. Besok kita akan bertemu lagi di terminal, oke.
Dian : tapi kak..?
Arif : sudah dian, sepertinya kakakmu sedang terburu-buru. (dian memeluk kakaknya)
Dian : sampai jumpa kak.
(semua keluar. Setting berikutnya kontrakan rumah arif)
Arif : silakan masuk. Anggap saja rumah sendiri.
Dian : terima kasih. Tapi anda siapa?
Arif : oh, tenang saja. Nama saya arif, saya teman lama kakakmu ko.
Dian : oh begitu ya. Syukur kalau begitu. Hem… kaleng ini apa isinya ya ?
Arif : gatau, tapi rasanya tadi dia bilang uang? Ayo kita coba buka?
(mereka membuka kaleng. Isinya uang dan perhiasan)
Dian : wah…? Banyak sekali..?
Arif : apa ini benar barang kakakmu?
Dian : entahlah. Ada surat!
(surat berisi tentang identitas barang yang d bawa prita)
Dian : oh, begitu ya. Saya harus menyusul kakak.
Arif : tunggu! Kamu ingat kanapa kata kakakmu?Kau dilarang kembali ke rumah,
pasti ada suatu alasan tertentu.Mending sekarang kamu tinggal disini.Bagaimana?
Dian : makasih kak? Saya hanya masih menghawatirkan kakak dirumah.
Arif : haha.. benar! Maaf, uang ini membuatku gila! Hahaha… sampai jumpa. (arif
keluar)
Dian : ada apa ini bu? Kenapa jadi seperti ini?
Bu Wulan : kau tau, berapa banyak uang yang ibu dapatkan jika kau dinikahi kang
Asep? Ibu akan kaya nak! Ibu akan kaya raya! Hahaha…
Dian : jadi? Ibu berniat menjual saya? Tidak bu, saya masih ingin melanjutkan
sekolah! (menangis)
Bu Wulan : untuk apa kau terus sekolah? Sekolah hanya untuk orang-orang kaya!
Orang miskin seperti kita hanya menjadi bulan-bulanan pihak sekolah!
Dian : tapi bu, ilmu adalah hak siapapun! Setiap orang di muka bumi, laki-laki,
perempuan, tua, muda, kaya , dan miskin, mereka semua berhak untuk merasakan
pendidikan dan mereka pun berhak mendapat ilmu!
Bu Wulan : lalu darimana biaya untuk sekolahmu? Dari hasil berjualan Koran?Lalu
mana untuk kita makan sehari-hari? Ibu bekerja menjadi buruh pun tidakk cukup!
Dian : masih ada pemerintah yang akan membiayai sekolah saya bu!?
Bu Wulan : persetan dengan pemerintah! Mereka hanya membuat janji-janji palsu!
Mereka memakan semua uang Negara untuk memuaskan perut mereka! Tak ada
satupun diantara mereka yang melirik orang miskin seperti kita! Kau mengerti!?
(Malik masuk dengan teman-teman dian, dan ibu Mawar)
Malik : saya mengerti. Saya mengerti semua penderitaan kalian.
(semua melotot)
Asep B : siapa anak ini ?
Malik : saya bukan siapa-siapa. Dan saya tak ingin mengikuti urusan kalian.Tapi, saya
memiliki urusan yang penting dengan gadis ini.( sambil menunjuk kearah dian ) ( dian
kaget, dan melirik Malik )
Asep B : bagus juga bicaramu. Baron?Buat dia untuk berlutut.
Baron : siap tuan. Kemari! (pemain lain kepinggir masih dalam posisi dan keadaan
yang sama.) hiah…!!! (baron menyerang Malik. Malik melawan dan Baron kalah.)
Bu Mawar : Malik ..!?
Malik : sudah cukup. Aku tak ingin ada lagi yang terluka.
Asep B : berengsek! Berani kau ya..!!? awas kalian! Baron, ayo pergi!
Baron : tunggu tuan! (baron dan asep B keluar)
Bu Wulan : kau..!! (menyerang Malik)
Malik : tunggu bu. Yang ibu inginkan uang kan? Ini, ambil seberapa banyak yang ibu
mau.Tapi, biarkan kami membawa putri ibu bersama kami.
Bu Wulan : hah… baik, tapi…
Bu Mawar : saya mengerti, jika anda kekurangan uang, saya akan memberikan sedikit
uang setiap minggunya.
Bu Wulan : saya mengerti. Hahaha… kalo begitu, dah…”
(buWulan keluar. Pemain berkumpul mengitari Dian dan kakaknya)
Theme song:ost. 49 DAYS
Dian : kakak,? Bangun kak?
Ayu : kita harus membawanya kerumah sakit! Ayo!
Prita : tidak, saya tidak apa-apa…
Dian : tapi kak? Kenapa tubuh kakak penuh dengan luka seperti ini?
Prita : tidak apa-apa ko de… oh ia, bagaimana sekolahmu? (semua menangis)
Dian :……hikshiks… (menangis sambil menundukkan kepala)
( Bu Mawar masuk )
Bu Mawar : Ibu yang akan membiayai sekolah adik mu. Tidak hanya Dian, kamu pun
akan ibu biayai untuk melanjutkan lagi sekolah
Dian : Benarkah itu bu ????
Bu Mawar : Tentu saja… ibu akan mengangkat kalian sebagai anak ibu, dan kalian
mulai sekarang akan tinggal bersama ibu.
Prita : terima kasih bu, terima kasih banyak.Hmmm…Malik?Aku tak menyangka bisa
bertemu lagi denganmu.
Malik :Prita?? sudah lama ya kita gak bertemu?
Bu Mawar : Malik? Prita ini jangan-jangan..?
Malik : ia bu. Dialah orang pertama yang mampu menyelesaikan teka teki fenomena
badai matahari, dan dia juga yang mampu menembus dokumen kantor dari computer
sekolah. Dialah orang yang ibu cari.
Ajeng : maaf, tapi sepertinya ini bukan saat yang tepat untuk bernostalgia.
Bu Mawar : benar, ayo bawa prita ke rumah sakit!(sementara itu, prita dan dian, juga
beserta bu Mawar pergi ke rumah sakit. Semua pemain keluar.)
Beberapa tahun kemudian……. Dian kini telah tumbuh menjadi gadis yang pintar,
sekarang dia bersekolah di salah satu SMA terfavorite di Jakarta.
(Di sekolah Dian, terlihat dian dan teman temannya sedang asyik berbincang-bincang.
Dian yang dulunya seorang gadis yang pemurung kini menjadi ceria
Nia : Beruntung yah kamu dian bisa bertemu dengan ibu mawar yang baiikkkk
banget….sampe sampe sekarang kamu bisa ngelanjutin sekolah lagi bareng bareng
kita.
Dian : Iya…aku memang beruntunggggg bangeett….pokok nya aku harus jadi
seseorang yang sukses supaya aku bisa membalas semua kebaikan bu mawar dan Kak
Malik juga kakak ku, Kak Prita
Ayu : hmm… aku turut bahagia Dian, semoga apa yang kamu impikan dapat terwujud
Dian : Aminnn…Makasih yah Ayu
Ajeng : Semoga…kebersamaan kita ini gak akan pernah berakhir sampai nanti
Ayu : Iya…aku juga berharap seperti itu