Keterbatasan Dana Dan Hubungan Antar Proyek
Keterbatasan Dana Dan Hubungan Antar Proyek
Keterbatasan Dana Dan Hubungan Antar Proyek
DAN
HUBUNGAN ANTAR PROYEK
DISUSUN OLEH :
DENA SUMARTA
Kepada ALLAH swt yang maha pengasih tak pilih kasih,maha penyayang
tak pandang sayang karena atas berkat izinnya sehingga proses penyusunan
Resume Makalah ini bisa selesai. Resume Makalah yang berjudul “Keterbatasan
Dana dan Hubungan Antar Proyek” ini saya harapkan bisa berguna bagi teman –
teman dan semuanya.
Adapun yang mendorong dalam penyusunan dan pembuatan Resume Makalah ini
karena dilatar belakangi oleh suatu tugas pada mata kuliah Study Kelayakan
Bisnis Islam
Saya menyadari sepenuhnya bahwa Resume Makalah ini sangat jauh dari
kesempurnaan, walaupun saya telah mengupayakan semaksimal mungkin sesuai
dengan kemampuan yang saya miliki.
Lebih jauh dari itu, saya sangat mengharapkan kritik ataupun saran-saran dari
bapak dosen maupun rekan-rekan guna kesempurnaan Resume Makalah ini.
Sehingga pada masa yang akan datang menjadi petunjuk serta penuntun bagi
penulis bila dihadapkan pada tugas-tugas lain yang akan datang.
Demikian kata pengantar dari saya, semoga bermanfaat bagi pengembangan ilmu
pengetahuan dan terlebih-lebih bagi saya sendiri di masa yang akan datang.
Dena Sumarta
GAMBARAN UMUM KETERBATASAN DANA DAN HUBUNGAN
ANTAR PROYEK
1. Pengertian
1
Syaifulbahrizone, www.harmony.co.id/blog/net-present-value-npv-pengertian-fungsi-dan-contoh-
perhitungannya
2
IRR berasal dari bahasa Inggris internal rate of return disingkat IRR yang merupakan indikator tingkat
efisiensi dari suatu investasi. Suatu proyek/investasi dapat dilakukan apabila laju pengembaliannya
id.wikipedia.org/wiki/IRR
Dalam situasi nyata, keadaan yang seperti itu tidak harus selalu terjadi.
Berbagai situasi yang sebaliknya bahkan sering dijumpai. Proyek yang memiliki
hubungan bebas (independent) satu sama lain jarang dijumpai. Sementara proyek
yang saling meniadakan tidak sedikit dijumpai. Bahkan yang tidak kalah
pentingnya, sering dijumpai bahwa dana yang tersedia tidak cukup untuk
membiayai keseluruhan proyek yang diinginkan, sementara disisi lain
sesungguhnya proyek – proyek tersebut menjanjikan keuntungan yang tidak kecil.
Jawaban atas pertanyaan ada atau tidaknya usulan proyek yang dapat ditunda
menjadi relevan dan signifikan. Dalam konteks ini pendekatan waktu tunggal dan
waktu ganda menjadi relevan.
2. Proyek Kontijensi
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada kasus berikut ini yang mencoba
menilai kelayakan usulan proyek melalui kriteria investasi PI gabungan.
Dalam kasus yang demikan, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah
mencari PI gabungan dari kedua proyek tersebut sama dengan 1,13 berasal dari
jumlah keseluruhan aliran kas masuk kedua proyek tersebut (Rp.34juta =
Rp25juta + Rp.9juta) dibagi dengan dana yang dibutuhkan oleh kedua proyek
tersebut (Rp.30juta = Rp.20juta + Rp.10juta). karena PI gabungan bernilai lebih
besar daripada satu, maka kedua proyek tersebut dapat dinyatakan sebagai proyek
yang layak, sekalipun salah satu proyek tersebut memiliki nilai PI lebih kecil dari
satu (NPV Negatif).
Pada situasi seperti ini, jika tidak ada persoalan keterbatasan dana pada
tingkat biaya modal yang konstan, maka kriteria ini selalu mengarah pada proses
maksimalisasi nilai perusahaan, perusahaan yang memilki NPV terbesar
merupakan proyek yang dipilih.
Namun demikian, ini tidak berarti bahwa metode IRR tidak dapat
digunakan sebagai alat analisa pengembalian keputusan. Dengan sedikit
melakukan modifikasi, yakni dengan menghitung besarnya marginal internal rate
of return-nya (MIRR), keputusan akhir yang sama juga akan diperoleh. Dan untuk
keperluan tersebut dapat digunakan prosedur sebagai berikut:
a. Hitung besarnya IRR untuk semua proyek. Pisahkan antara proyek mana
yang memiliki IRR yang lebiih besar disbanding biaya modal (cost of
capital / k) dan proyek yang memiliki IRR lebih kecil dibanding k. proyek
yang memilki IRR yang lebih kecil daripada k tidak relevan.
b. Urutkan proyek-proyek yang memilki IRR lebih besar dari k berdasarkan
besarnya dana yang dibutuhkan (capital outlays) dan berilah nomor urut 1,
2, 3, ….dan seterusnya sampai dengan n.
c. Anggap, untuk sementara waktu, proyek yang bernomor satu, yakni
proyek yang memiliki kebutuhan dana yang terkecil, sebagai proyek
pilihan yang paling layak.
d. Hitung besarnya IRR atas dasar besarnya kebutuhgan dana marginal untuk
proyek ke-2. jika MIRR ini lebih besar daripada k, maka anggaplah
kemudian proyek ke-2 ini menjadi proyek yang paling layak. Proyek
nomor 1 tidak relevan lagi. Jika MIRR ini lebih kecil disbanding k, maka
proyek yang nomor 1 masih tetap merupakan pilihan dan proyek nomor 1
masih relevan.
e. Hitung besarnya MIRR untuk proyek ke-3 atas dasar besarnya kebutuhan
dana marginal dibanding (vis-à-vis) proyek yang masih dianggap sebagai
proyek yang layak dari tahapan perhitungan sebelumnya. Terus lakukan
analisa seperti ini sampai akhirnya ditemukan proyek yang benar benar
layak.
1 Rp 1.000 Rp 1.200 20 % Rp 31
Jika hendak digunakan metode NPV, maka dengan jelas dapat diketahui
bahwa proyek ke-4 merupakan proyek yang paling layak, karena memilki nilai
NPV positif terbesar. Namun demikian, jika digunakan metode IRR, manajemen
tidak dapat begitu saja memilih proyek 1, sekalipun proyek tersebut memiliki IRR
terbesar. Pertama, karena semua proyek tersebut memiliki IRR yang lebih besar
daripada k. Dan kedua, proyek tersebut memerlukan kebutuhan dana yang
berbeda. Untuk itu, jika hendak digunakan metode IRR, maka diperlukan
menghitung besar MIRR nya dengan hasil perhitungan sebagai berikut.
4. Keterbatasan Dana
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada kasus berikut ini. Contoh pertama
merupakan contoh pengambilan keputusan jika digunakan pendekatan waktu
tunggal (single period analisys), yakni ketika kesempatan menunda pelaksanaan
proyek tidak tersedia sama sekali. Contoh kedua membahas tentang pendekatan
waktu ganda (multi period analisys) yakni ketika manajemen memiliki
kesempatan untuk menunda proyek pada tahun yang akan datang.
Kedua, karena pada daftar usulan proyek ini terdapat proyek yang
memiliki hubungan tidak beres, maka persoalan tersebut perlu diselesaikan
terlebih dahulu. Pertama, menghitung terlebih dahulu PI integrasi dari proyek 1
dan 4 yang memiliki hubungan kontijensi, kemudian juga perlu dipilih salah satu
antara proyek 3 dan 7 yang memiliki hubungan saling meniadakan. PI gabungan
kombinasi 1 dan 4 adalah sebesar 1,17. Sedangkan untuk proyek yang saling
meniadakan, ususlan proyek bernomor 7 yang akan dipilih, karena memiliki PI
yang lebih besar dibanding proyek 3.
Karena dana yang dibutuhkan masih tetap lebih besar dibanding dana yang
tersedia, maka langkah berikutnya (ketiga) adalah membuat berbagai alternatif
kombinasi dan menentukan besarnya dana yang diperlukan untuk masing –
masing kombinasi, sekaligus meenegtahui adanya kemungkinan jumlah dana yang
menganggur. Tahapan ini akhirnya menghasilkan data baru berikut ini.
Kombinasi Proyek Kebutuhan Dana Dana Menganggur
A 7,4 + 1,2,5 Rp 325.000,- Rp 75.000,-
B 4 + 1,6,2,5 Rp 1.025.000,- Rp 25.000,-
C 4 + 1,7,6,5 Rp 950.000,- Rp 50.000,-
D 4 + 1,7,6,2 Rp 1.025.000,- Rp 25.000,-
E 7,2,6,5 Rp 575.000,- Rp 425.000,-
Dari data yang terbaru dapat dilihat bahwa kombinasi proyek B dan D
tidak mungkin dapat dilaksanakan, karena memerlukan dana yang lebih besar dari
yang tersedia. Data tersebut menjadi tidak relevan. Kombinasi C menunjukkan
adanya jumlah dana menganggur yang cukup besar dan oleh karena itu juga tidak
relevan. Dengan kata lain, sampai dengan tahap ini, data yang relevan hanyalah
pada kombinasi A dan C. Secara sepintas, maka alternatif C yang lebih layak,
karena hanya menyisakan dana menganggur yang lebih kecil.
Untuk lebih jelasnya dapat diilihat pada kasus berikut ini. Sebuah
perusahaan “Tiara” menghadapi berbagai alternatif pemilihan usulan proyek yang
memiliki karakterisitik berikut:
http://syaifulbahrizone.wordpress.com/2010/01/23/keterbatasan-dana-dan-
hubungan-antar-proyek/