Keterbatasan Dana Dan Hubungan Antar Proyek

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

KETERBATASAN DANA

DAN
HUBUNGAN ANTAR PROYEK

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : STUDY KELAYAKAN BISNIS


ISLAM
Dosen Pengampu : WITRI OCTASARI ARITONANG,
M.E
Kelas : Ekonomi Syariah

DISUSUN OLEH :

DENA SUMARTA

JURUSAN EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL QUR’AN
AL-ITTIFAQIYAH
KATA PENGANTAR

Kepada ALLAH swt yang maha pengasih tak pilih kasih,maha penyayang
tak pandang sayang karena atas berkat izinnya sehingga proses penyusunan
Resume Makalah ini bisa selesai. Resume Makalah yang berjudul “Keterbatasan
Dana dan Hubungan Antar Proyek” ini saya harapkan bisa berguna bagi teman –
teman dan semuanya.

Adapun yang mendorong dalam penyusunan dan pembuatan Resume Makalah ini
karena dilatar belakangi oleh suatu tugas pada mata kuliah Study Kelayakan
Bisnis Islam

Saya menyadari sepenuhnya bahwa Resume Makalah ini sangat jauh dari
kesempurnaan, walaupun saya telah mengupayakan semaksimal mungkin sesuai
dengan kemampuan yang saya miliki.

Lebih jauh dari itu, saya sangat mengharapkan kritik ataupun saran-saran dari
bapak dosen maupun rekan-rekan guna kesempurnaan Resume Makalah ini.
Sehingga pada masa yang akan datang menjadi petunjuk serta penuntun bagi
penulis bila dihadapkan pada tugas-tugas lain yang akan datang.

Demikian kata pengantar dari saya, semoga bermanfaat bagi pengembangan ilmu
pengetahuan dan terlebih-lebih bagi saya sendiri di masa yang akan datang.

Indralaya, 7 Juli 2021

Dena Sumarta
GAMBARAN UMUM KETERBATASAN DANA DAN HUBUNGAN
ANTAR PROYEK

cara pengambilan keputusan investasi jika ternyata dijumpai sekumpulan


proyek yang memiliki hubungan saling meniadakan (mutually exclusive).
Manajemen dihadapkan pada situasi yang tidak memungkinkan untuk memilih
kedua jenis proyek sekaligus dan dipaksa untuk memilih salah satu saja. Dalam
situasi demikian, metode NPV lebih menampakkan kecanggihannya. Namun
demikian, ini tidak harus diartikan bahwa dalam situasi tersebut metode IRR yang
tidak dapat digunakan sama sekali. Dengan sedikit melakukan modifikasi yakni
dengan mengambil keputusan investasi juga didapat.

1. Pengertian

Kriteria investasi dilakukan dengan aggapan bahwa manajemen sama


sekali tidak memiliki persoalan dan tidak ada proyek yang saling meniadakan.
Dana yang tersedia tidak terbatas. Dalam situasi yang demikian, penyusunan
rangking dari berbagai usulan proyek yang tersedia dapat dengan mudah
dilakukan. Keputusan yang hendak diambil dengan menggunakan berbagai
kriteria investasi misalnya NPV, IRR, PI akan menghasilkan keputusan yang
sama, sekalipun mungkin memiliki perbedaan pada penyusunan rangking
internalnya. Ini terjadi karena proyek yang memiliki NPV1 lebih besar dari pada
nol, juga akan memilih IRR2 yang lebih besar dari pada biaya modalnya (k) dan
sekaligus juga akan memiliki PI yang lebih besar daripada angka satu. Dengan
kata lain, proyek yang akan dipilih berdasarkan kriteria NPV juga akan dipilih
jika digunakan kriteria yang lain. Apalagi jika tidak ada persoalan proyek yang
saling meniadakan.

1
Syaifulbahrizone, www.harmony.co.id/blog/net-present-value-npv-pengertian-fungsi-dan-contoh-
perhitungannya
2
IRR berasal dari bahasa Inggris internal rate of return disingkat IRR yang merupakan indikator tingkat
efisiensi dari suatu investasi. Suatu proyek/investasi dapat dilakukan apabila laju pengembaliannya
id.wikipedia.org/wiki/IRR
Dalam situasi nyata, keadaan yang seperti itu tidak harus selalu terjadi.
Berbagai situasi yang sebaliknya bahkan sering dijumpai. Proyek yang memiliki
hubungan bebas (independent) satu sama lain jarang dijumpai. Sementara proyek
yang saling meniadakan tidak sedikit dijumpai. Bahkan yang tidak kalah
pentingnya, sering dijumpai bahwa dana yang tersedia tidak cukup untuk
membiayai keseluruhan proyek yang diinginkan, sementara disisi lain
sesungguhnya proyek – proyek tersebut menjanjikan keuntungan yang tidak kecil.
Jawaban atas pertanyaan ada atau tidaknya usulan proyek yang dapat ditunda
menjadi relevan dan signifikan. Dalam konteks ini pendekatan waktu tunggal dan
waktu ganda menjadi relevan.

2. Proyek Kontijensi

Proyek disebut memiliki hubungan kontijensi jika dipilihnya satu proyek


penyebabnya harus diikutsertakannya proyek yang lain. Dipilihnya, misalnya satu
sistem transportasi barang tertentu menyebabkan harus juga dipilihnya sistem
transportasi pelengkap lainnya.

Dalam situasi yang demikian, sesungguhnya tidak diperlukan modifikasi


yang terlalu canggih. Hal yang diperlukan yakni hanya menggabungkan data kas
keluar dan kas masuk dari kedua atau lebih dari proyek-proyek tersebut, sebelum
menggunakan salah satu atau beberapa kriteria investasi yang tersedia. Dengan
kata lain, jika misalnya hendak digunakan metode NPV, PI, IRR, maka perlu
dihitung besarnya NPV, PI, IRR gabungan (integrasi). Dengan demikian, nilai
NPV,PI,dan IRR dari masing-masing proyek menjadi tidak relevan untuk dasar
pengambilan keputusan manajemen.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada kasus berikut ini yang mencoba
menilai kelayakan usulan proyek melalui kriteria investasi PI gabungan.

Jika misalnya dijumpai dua usulan proyek A dan B, masing-masing


memiliki PI sebesar 1,25 dan 0,90 serta memerlukan dana sebersar Rp.20juta dan
Rp.10juta, maka jika keduan proyek itu memiliki hubungan kontijensi maka data
dari masing-masing proyek tersebut tidak relevan untuk pengambilan keputusan.
Dalam situasi demikian, manajemen tidak dapat mengatakan bahwa proyek A
lebih layak dibanding proyek B karena mempunyai PI jauh lebih besar dari satu,
sementara PI proyek B justru lebih kecil dibanding satu.

Dalam kasus yang demikan, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah
mencari PI gabungan dari kedua proyek tersebut sama dengan 1,13 berasal dari
jumlah keseluruhan aliran kas masuk kedua proyek tersebut (Rp.34juta =
Rp25juta + Rp.9juta) dibagi dengan dana yang dibutuhkan oleh kedua proyek
tersebut (Rp.30juta = Rp.20juta + Rp.10juta). karena PI gabungan bernilai lebih
besar daripada satu, maka kedua proyek tersebut dapat dinyatakan sebagai proyek
yang layak, sekalipun salah satu proyek tersebut memiliki nilai PI lebih kecil dari
satu (NPV Negatif).

3. Proyek yang Saling Meniadakan

Dua atau lebih proyek disebut memiliki hubungan saling meniadakan


(mutually exclusive) jika terpilihnya salah satu usulan proyek yang tersedia
menyebabkan tidak dapat dipilihnya sisa usulan proyek yang lain. Misalnya,
manajemen dihadapkan pada pilihan untuk memilih salah satu dari kedua usulan
proyek yang lebih memberikan tekanan pada proyek yang lebih melibatkan
teknelogi canggih dan pada modal atau proyek yang lebih menggunakan criteria
padat karya. Dalam situasi yang seperti itu, manajemen dipaksa untuk memilih
salah satu. Memilih keduanya hanya berarti pemborosan dana.

Pada situasi seperti ini, jika tidak ada persoalan keterbatasan dana pada
tingkat biaya modal yang konstan, maka kriteria ini selalu mengarah pada proses
maksimalisasi nilai perusahaan, perusahaan yang memilki NPV terbesar
merupakan proyek yang dipilih.

Namun demikian, ini tidak berarti bahwa metode IRR tidak dapat
digunakan sebagai alat analisa pengembalian keputusan. Dengan sedikit
melakukan modifikasi, yakni dengan menghitung besarnya marginal internal rate
of return-nya (MIRR), keputusan akhir yang sama juga akan diperoleh. Dan untuk
keperluan tersebut dapat digunakan prosedur sebagai berikut:

a. Hitung besarnya IRR untuk semua proyek. Pisahkan antara proyek mana
yang memiliki IRR yang lebiih besar disbanding biaya modal (cost of
capital / k) dan proyek yang memiliki IRR lebih kecil dibanding k. proyek
yang memilki IRR yang lebih kecil daripada k tidak relevan.
b. Urutkan proyek-proyek yang memilki IRR lebih besar dari k berdasarkan
besarnya dana yang dibutuhkan (capital outlays) dan berilah nomor urut 1,
2, 3, ….dan seterusnya sampai dengan n.
c. Anggap, untuk sementara waktu, proyek yang bernomor satu, yakni
proyek yang memiliki kebutuhan dana yang terkecil, sebagai proyek
pilihan yang paling layak.
d. Hitung besarnya IRR atas dasar besarnya kebutuhgan dana marginal untuk
proyek ke-2. jika MIRR ini lebih besar daripada k, maka anggaplah
kemudian proyek ke-2 ini menjadi proyek yang paling layak. Proyek
nomor 1 tidak relevan lagi. Jika MIRR ini lebih kecil disbanding k, maka
proyek yang nomor 1 masih tetap merupakan pilihan dan proyek nomor 1
masih relevan.
e. Hitung besarnya MIRR untuk proyek ke-3 atas dasar besarnya kebutuhan
dana marginal dibanding (vis-à-vis) proyek yang masih dianggap sebagai
proyek yang layak dari tahapan perhitungan sebelumnya. Terus lakukan
analisa seperti ini sampai akhirnya ditemukan proyek yang benar benar
layak.

Untuk memperjelas prosedur yang telah diuraikan tersebut, lihatlah contoh


perhitungan dibawah ini. Tersedia empat usulan proyek yang memiliki hubungan
saling meniadakan dan diketahui bahwa besarnya k sama dengan 10%. Keempat
usulan proyek tersebut memilki karestristik sebagai berikut:
Proyek Kebutuhan Dana Kas Masuk IRR NPV

1 Rp 1.000 Rp 1.200 20 % Rp 31

2 Rp 2.000 Rp 2.350 17,5 % Rp 136

3 Rp 3.000 Rp 3.420 14 % Rp 109

4 Rp 4.000 Rp 4.600 15 % Rp 131

Jika hendak digunakan metode NPV, maka dengan jelas dapat diketahui
bahwa proyek ke-4 merupakan proyek yang paling layak, karena memilki nilai
NPV positif terbesar. Namun demikian, jika digunakan metode IRR, manajemen
tidak dapat begitu saja memilih proyek 1, sekalipun proyek tersebut memiliki IRR
terbesar. Pertama, karena semua proyek tersebut memiliki IRR yang lebih besar
daripada k. Dan kedua, proyek tersebut memerlukan kebutuhan dana yang
berbeda. Untuk itu, jika hendak digunakan metode IRR, maka diperlukan
menghitung besar MIRR nya dengan hasil perhitungan sebagai berikut.

Pertama, Bandingkan proyek 2 dan 1, maka akan didapat besarnya


kebutuhan dana marginal sebesar Rp 1.000,- (Rp 2.000 dikurangi Rp 1.000) dan
akan didapat aliran ksa masuk marginal sebesar Rp 1.150 untuk masa satu tahun
pertama usia proyek (Rp2.350 dikurangi Rp 1.200) MIRR dari aliran kas marginal
ini (kas keluar dank as masuk) sama dengan 15% karena MIRR ini lebih besar
daripada k (yang hanya10%), maka proyek 2 lebih layak dibanding proyek 1, dan
proyek 2 untuk sementara dianggap sebagai pilihan, peroyek ini tidak relevan lagi.

Kedua, Bandingkan proyek 3 dan 2, maka akan didapat dana marginal


sebesar Rp 1.000 dan aliran kas masuk marginal sebesar Rp 1.070 MIRR untuk
aliran kas marginal ini sebesar 7%. Karena MIRR lebih kecil dibanding k, maka
proyek 2 masih dianggap lebih layak disbanding proyek 3. proyek 2 masih
relevan.
Ketiga, Bandingkan proyek 4 dan 2, maka akan didapat aliran kas keluar
sebesar Rp 2.250 MIRR untuk aliran kas marginal ini ditemukan sebesar 11,5%.
Karena MIRR ini lebih besar daripada k, maka proyek 4 dapat ditetapkan sebagai
proyek yang lebih layak dibanding proyak 2. oleh karena itu, proyek 4
merupakan pilihan akhir. Proyek 4 merupakan proyek yang paling layak
dibanding usulan proyek yang lainnya.

4. Keterbatasan Dana

Keterbatasan dana muncul kepermukaan ketika manajemen perusahaan


menjumpai situasi bahwa tidak semua usulan proyek yang memiliki NPV positif,
IRR lebih kecil daripada k dapat diambil untuk dilaksanakan karena ketidak
cukupan dana yang tersedia (capital budget constrain).

Dalam situasi demikian, sesungguhnya manajemen tidak dihadapkan pada


persoalan yang teramat pelik. Pertama, pertimbangkan berbagai kombinasi yang
mungkin dari proyek yang ada sesuai dengan batasan dana yang tersedia dengan
berpedoman pada prinsip modal menganggur terkecil, kemudian criteria investasi
NPV (atau yang lain, jika mungkin) untuk memilih berbagai alternative kombinasi
yang tersedia. Kombinasi usulan proyek yang memilki NPV terbesar diperlikan
sebagai kombinasi proyek yang paling layak.

Jika tersedia kemungkinan untuk menunda pelaksanaan proyek, maka


tundalah usulan proyek yang memilki penurunan PI terkecil. Proyek yang
memilki selain antara PI tahun sekarang dan PI tahun yang akan datang adalah
proyek yang memiliki peluang terbesar untuk ditunda. Jika diperlukan penundaan
lebih dari satu proyek, maka selisih PI terbesar berikutnya yang mendapat giliran.
Demikianlah prosesnya, sampai dana yang tersedia cukup untuk melaksanakan
proyek yang hendak dikerjakan untuk tahun ini saja.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada kasus berikut ini. Contoh pertama
merupakan contoh pengambilan keputusan jika digunakan pendekatan waktu
tunggal (single period analisys), yakni ketika kesempatan menunda pelaksanaan
proyek tidak tersedia sama sekali. Contoh kedua membahas tentang pendekatan
waktu ganda (multi period analisys) yakni ketika manajemen memiliki
kesempatan untuk menunda proyek pada tahun yang akan datang.

a. Analisis Waktu Tunggal

Perusahaan Rainido memiliki dana sebesar Rp 1.000.000,- yang hendak


diguanakan untuk membiayai beberapa usulan proyek yang memiliki karakteristik
berikut ini:

Proyek Kebutuhan Dana PI


1 Rp 150.000,- 0,97
2 Rp 175.000,- 1,16
3 Rp 125.000,- 1,14
4 Rp 400.000,- 1,125
5 Rp 100.000,- 1,05
6 Rp 200.000,- 1,09
7 Rp 100.000,- 1,19
Proyek 1 dan 4 merupakan proyek yang memiliki hubungan kontijensi,
sementara proyek 3 dan 7 memiliki hubungan yang saling meniadakan. Untuk
semua usulan ini tidak tersedia kesempatan untuk melakukan penundaan.

Jika hendak dilakukan pengambilan keputusan investasi tentang semua


usulan proyek tersebut, tahapan penyelesaian berikut ini perlu diikuti.

Langkah pertama yang perlu diambil adalah membandingkan jumlah dana


yang tersedia lebih besar, maka tidak ada persoalan. Tetapi ketika jumlah dana
yang tersedia lebih kecil, barulah persoalan dalam pengambilan keputusan
manajemen muncul. Pada kasus tersebut jumlah dana yang tersedia hanya Rp
1.000.000,-, sementara jumlah dana yang dibutuhkan sebesar Rp 1.250.000,-.
Karena dana yang dibutuhkan lebih besar dari pada jumlah dana yang telah
disediakan, maka persoalan penyusunan berbagai alternatif kombinasi usulan
proyek menjadi relevan.

Kedua, karena pada daftar usulan proyek ini terdapat proyek yang
memiliki hubungan tidak beres, maka persoalan tersebut perlu diselesaikan
terlebih dahulu. Pertama, menghitung terlebih dahulu PI integrasi dari proyek 1
dan 4 yang memiliki hubungan kontijensi, kemudian juga perlu dipilih salah satu
antara proyek 3 dan 7 yang memiliki hubungan saling meniadakan. PI gabungan
kombinasi 1 dan 4 adalah sebesar 1,17. Sedangkan untuk proyek yang saling
meniadakan, ususlan proyek bernomor 7 yang akan dipilih, karena memiliki PI
yang lebih besar dibanding proyek 3.

Dengan demikian karakteristik usulan proyek yang dihasdapi manajemen


kini berubah menjadi berikut:

Proyek PI Kebutuhan Dana


1+4 1,17 Rp 550.000,-
2 1,16 Rp 175.000,-
5 1,05 Rp 100.000,-
6 1,09 Rp 200.000,-
7 1,13 Rp 100.000,-
Jumlah Rp 1.125.000,-

Karena dana yang dibutuhkan masih tetap lebih besar dibanding dana yang
tersedia, maka langkah berikutnya (ketiga) adalah membuat berbagai alternatif
kombinasi dan menentukan besarnya dana yang diperlukan untuk masing –
masing kombinasi, sekaligus meenegtahui adanya kemungkinan jumlah dana yang
menganggur. Tahapan ini akhirnya menghasilkan data baru berikut ini.
Kombinasi Proyek Kebutuhan Dana Dana Menganggur
A 7,4 + 1,2,5 Rp 325.000,- Rp 75.000,-
B 4 + 1,6,2,5 Rp 1.025.000,- Rp 25.000,-
C 4 + 1,7,6,5 Rp 950.000,- Rp 50.000,-
D 4 + 1,7,6,2 Rp 1.025.000,- Rp 25.000,-
E 7,2,6,5 Rp 575.000,- Rp 425.000,-
Dari data yang terbaru dapat dilihat bahwa kombinasi proyek B dan D
tidak mungkin dapat dilaksanakan, karena memerlukan dana yang lebih besar dari
yang tersedia. Data tersebut menjadi tidak relevan. Kombinasi C menunjukkan
adanya jumlah dana menganggur yang cukup besar dan oleh karena itu juga tidak
relevan. Dengan kata lain, sampai dengan tahap ini, data yang relevan hanyalah
pada kombinasi A dan C. Secara sepintas, maka alternatif C yang lebih layak,
karena hanya menyisakan dana menganggur yang lebih kecil.

Namun demikian, karena pertimbangan utama pengambilan keputusan


investasi terletak pada usaha memaksimumkan nilai perusahaan, maka perlu
dihitung terlebih dahulu besarnya NPV untuk kedua kombinasi usulan tersebut, A
dan C. Ini merupakan langkah akhir untuk kedua kombinasi usulan tersebut.
Kombinasi A memiliki NPV sebesar Rp 145.000,- sementara kombinasi C
memiliki nilai NPV sebesar Rp 135.500.

Oleh karena NPV kombinasi A lebih bear dibanding NPV kombinasi C,


maka manajemen seyogyanya menentukan bahwa kombinasi A merupakan
pilihan yang paling layak, sekalipun kombinasi ini menyisakan dana menganggur
yang llebih besar dibanding kombinasi C.
b. Analisis Waktu Ganda

Penadekatan waktu ganda dapat digunakan jika kesempatan untuk


menunda pelaksanaan proyek tersedia. Untuk keperluan ini diperlukan data
tambahan berupa berapa besarnya dana yang tersedia untuk tahun yang akan
datang, dan besarnya PI untuk masing – masing proyek pada periode tahun yang
akan datang. Biasanya proyek yang tertunda adalah proyek yang memiliki
perubahan PI yang terkecil.

Untuk lebih jelasnya dapat diilihat pada kasus berikut ini. Sebuah
perusahaan “Tiara” menghadapi berbagai alternatif pemilihan usulan proyek yang
memiliki karakterisitik berikut:

Proye Kebutuhan Dana PI Sekarang PI Tahun Depan Beda PI


k
1 Rp 150.000,- 1,15 1,13 0,02
2 Rp 150.000,- 1,13 1,10 0,03
3 Rp 150.000,- 1,11 1,04 0,06
4 Rp 150.000,- 1,08 1,04 0,04
Untuk tahun sekarang disediakan dana sebesar Rp 450.000,- sementara
tambahan dana yang tersedia untuk tahun depan sejumlah Rp 150.000,-

Untuk menganalisa kasus tersebut tersedia dua pendekatan, yakni


pendekatan waktu tunggal dan pendekatan waktu ganda. Kedua pendekatan ini
sangat mungkin menghasilkan keputusan manajemen yang berbeda. Jika
digunakan analisis waktu tunggal, maka kombinasi proyek yang ditinggalkan
(proyek 4) memiliki nilai PI yang terkecil, sementara disaat yang sama dana yang
tersedia sekarang juga mencukupi untuk membiayainya.

Jika digunakan analisa waktu ganda, maka secara sepintas sesungguhnya


dapat diketahui bahwa seyogyanya proyek 1 yang ditunda, karena memiliki selisih
PI yang terkecil yakni hanya 0,02. Proyek ini dilaksanakan tahun depan.
Namun demikian, rasanya menghitung besarnya NPV yntyk masing –
masing kombinasi tetap diperlukan,yang terlihat sebagai berikut.

Tahun ini Ditunda NPV Tahun ini NPV Total


1,2,3 4 Rp 58.500,- Rp 64.500,-
1,3,4 2 Rp 61.000,- Rp 66.000,-
1,2,4 3 Rp 54.000,- Rp 61.500,-
2,3,4 1 Rp 48.000,- Rp 67.500,-
Sehingga dapat disimpulkan, bahwa proyek yang memiliki beda PI terkecil
yang ditunda pelaksananya, sementara proyek 2,3, dan 4 diputuskan untuk
dikerjakan sekarang. Jika pilihan ini yang hendak diambil oleh manajemen, maka
total NPV yang hendak diperoleh adalah sebesar Rp 67.500,- yang merupakan
jumlah NPV terbesar.
Daftar Pustaka

http://syaifulbahrizone.wordpress.com/2010/01/23/keterbatasan-dana-dan-
hubungan-antar-proyek/

Anda mungkin juga menyukai