3985 13019 1 PB

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 8

JPSP: Jurnal Penelitian Sains dan Pendidikan

https://e-journal.iain-palangkaraya.ac.id/index.php/mipa/

Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Tanya


Jawab Kritis pada Materi Listrik Dinamis

Dwi Handayani

Madrasah Tsanawiyah Negeri 4 Ngawi


Jl. Raya Ngawi-Jogorogo KM.19, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur 63253

*Email: [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPA siswa kelas IXB MTsN 4 Ngawi pada
materi Listrik Dinamis melalui metode tanya jawab kritis. Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas
dengan subyek siswa kelas IXB sebanyak 32 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan angket, observasi
dan tes. Penelitian dilakukan sebanyak dua siklus yang tiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, tindakan,
observasi dan refleksi. Adapun teknik analisis data menggunakan deskriptif analitik. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penggunaan metode tanya jawab kritis pada materi listrik dinamis dapat meningkatkan
motivasi siswa dalam belajar IPA, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Adapun peningkatan
peningkatan motivasi dari siklus I ke siklus II sebagai berikut: Sangat senang mengalami kenaikan 28% ; Senang
mengalami kenaikan 20 %; kurang senang menurun 33% dan tidak senang menurun 15%. Penggunaan metode
tanya jawab kritis juga dapat meningkatkan keberanian bertanya dan motivasi siswa belajar IPA, sehingga dapat
meningkatkan nilai ulangan harian atau prestasi belajar siswa. Adapun peningkatan dari siklus I ke siklus II
sebagai berikut: Predikat sangat baik ( nilai 90 – 100 ) mengalami kenaikan 25 % (dari 0% menjadi 15%) ; Predikat
baik (nilai 70 – 80 ) mengalami kenaikan 3 % ( dari 57 % menjadi 60 % ); Predikat cukup (nilai 50 – 60 )
mengalami penurunan 28 % ( dari 44 % menjadi 15 %) Hal Ini menunjukkan siswa semakin termotivasi dalam
belajar IPA pada materi Listrik Dinamis Melalui Metode Tanya Jawab Kritis dan mengalami peningkatan hasil
belajar setelah melewati dua siklus pembelajaran.

Kata kunci: Listrik Dinamis, Motivasi Belajar, Tanya Jawab Kritis.

Abstract
This study aims to improve motivation and science learning outcomes for class IXB MTsN 4 Ngawi students on
Dynamic Electricity material through critical question and answer method. This type of research is classroom
action research with the subject of class IXB students as many as 32 students. Data collection techniques using
questionnaires, observations and tests. The research was conducted in two cycles, each cycle consisting of
planning, action, observation and reflection stages. The data analysis technique used descriptive analytic. The
results showed that the use of the critical question and answer method on dynamic electrical materials could
increase students' motivation in learning science, so as to improve student learning outcomes. The increase in
motivation from cycle I to cycle II is as follows: Very happy to experience an increase of 28%; Happy to have an
20% increase; dissatisfied decreased by 33% and displeased decreased by 15%. The use of the critical question
and answer method can also increase the courage to ask questions and students' motivation to learn science, so
that it can increase the daily test scores or student achievement. The increase from cycle I to cycle II is as follows:
Very good predicate ( value 90 – 100 ) increased by 25% (from 0% to 15%) ; Good predicate (value 70-80)
increased by 3% (from 57% to 60%); The predicate enough (value 50 – 60 ) decreased by 28% (from 44% to
15%) This shows that students are more motivated in learning science on Dynamic Electricity material through
the Critical Question and Answer Method and have increased learning outcomes after two learning cycles.

Keywords: Dynamic Electricity, Learning Motivation, Critical Questions and Answers.

JPSP Volume 2 Nomor 1 Tahun 2022 Page | 98


JPSP: Jurnal Penelitian Sains dan Pendidikan
https://e-journal.iain-palangkaraya.ac.id/index.php/mipa/
PENDAHULUAN
Keberhasilan capaian mata pelajaran IPA Kurangnya inovasi dalam pembelajaran
(Ilmu Pengetahuan Alam) dipengaruhi oleh menjadikan beberapa siswa menjadi jenuh, hal
beberapa faktor. Salah satu faktor yang tersebut terlihat ketika guru menyampaikan
mempengaruhi adalah cara guru dalam materi pembelajaran, siswa terlihat bosan dan
menyampaikan pembelajaran. Pembelajaran malas mendengarkan materi yang disampaikan
yang dikelola oleh guru hendaknya adalah oleh guru. Hal tersebut menunjukkan motivasi
pembelajaran yang tidak berpusat pada guru belajar dan rasa keingintahuan siswa masih
melainkan pembelajaran yang melibatkan siswa rendah. Kondisi tersebut mengakibatkan
secara aktif dalam belajar agar pembelajaran motivasi belajar siswa belum mencapai taraf
menjadi lebih bermakna. Keberhasilan maksimal (Nisa, 2016). Berdasarkan hasil
pencapaian tujuan pembelajaran juga tidak lepas observasi di MTs N 4 Ngawi didapatkan kondisi
dari pemanfaatan media dan metode rendahnya motivasi belajar siswa terhadap mata
pembelajaran yang digunakan (Sulistyorini, pelajaran IPA. Hal tersebut dikarenakan bahwa
2007). pelajaran IPA bagi siswa merupakan pelajaran
Metode didefiniskan sebagai cara yang yang dirasa sukar, menakutkan terutama fisika,
digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran Hal ini menyebabkan siswa menjadi grogi dan
untuk memenuhi tujuan pembelajaran, semakin kurang tertarik jika menghadapi pelajaran
tepat metode yang digunakan oleh seorang guru tersebut. Selain itu, hasil belajar IPA masih
maka pembelajaran akan semakin baik. Metode relatif rendah. Mayoritas siswa belum berani
pembelajaran merupakan cara guru mengajukan pertanyaan meskipun sudah diberi
menyampaikan materi pelajaran untuk mencapai kesempatan untuk bertanya. Salah satu metode
tujuan pembelajaran. Kriteria yang digunakan mengajar yang bisa meningkatakan motivasi
dalam pemilihan metode antara lain: siswa dalam belajar IPA adalah metode tanya
kesesuaiannya dengan tujuan, kondisi jawab kritis. Metode tanya jawab kritis ini
kelas/sekolah, tingkat perkembangan dan berpijak pada dasar pemikiran bahwa semua
kebutuhan siswa, kemampuan guru dalam manusia dilahirkan dengan rasa ingin tahu yang
menggunakan metode, dan alokasi waktu yang tidak pernah terpuaskan, serta mempunyai alat-
tersedia. Sedangkan guru selain berperan alat yang diperlukan untuk memuaskannya.
menyampaikan materi pelajaran juga lebih Pembelajaran dengan menerapkan metode tanya
banyak memberikan stimulus pada siswa, jawab kritis sebagai salah satu metode yang bisa
menentukan arah yang harus dilakukan siswa, digunakan untuk mengatifkan siswa belajar
sehingga tercipta kondisi belajar siswa yang (Amina, 2018). Menurut Sutikno (2013) metode
aktif dan kondusif sehingga aktivitas dan hasil tanya jawab adalah cara penyajian pembelajaran
belajar siswa meningkat sesuai dengan tujuan dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab,
pembelajaran (Sutikno, 2013). terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat
pula dari siswa kepada guru. Berdasarkan

JPSP Volume 2 Nomor 1 Tahun 2022 Page | 99


JPSP: Jurnal Penelitian Sains dan Pendidikan
https://e-journal.iain-palangkaraya.ac.id/index.php/mipa/
pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa mengaktifkan peserta didik yang pasif atau yang
metode tanya jawab merupakan proses interaksi selalu diam saja selama proses pembelajaran.
antara dua orang siswa atau lebih antara siswa Jadi metode tanya jawab merupakan metode
dengan guru untuk saling bertukar pengalaman, yang paling tepat untuk digunakan (Rusman,
informasi, memecahkan persoalan, dan 2010).
mengambil kesimpulan bersama. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari
Dengan tanya jawab, partisipasi siswa Fathony (2019) dalam penelitiannya yang
lebih besar dan mereka berusaha mendengarkan menyatakan bahwa melalui penerapan metode
pertanyaan guru dengan baik dan mencoba tanya jawab dalam proses pembelajaran sejarah
memberikan jawaban yang tepat (Dewi & cukup efektif diterapkan pada siswa siswa di
Kristin, 2017). Jadi, keuntungan dari metode kelas IX. Hal tersebut ditunjukkan dengan hasil
tanya jawab adalah: a) guru mampu memahami belajar kelompok eksperimen lebih tinggi
kemajuan siswanya, b) guru dapat dibandingkan kelompok kontrol yang
mengembangkan pertanyaan ke arah hal-hal disebabkan adanya metode tanya jawab. Dimana
yang belum dipahami betul dari materi yang nilai rata-rata posttest kelompok eksperimen
diajar, c) tanyajawab multiarah membuat peserta 88.57 dan kelompok kontrol 65.89. Berikutnya,
didik yang semua diam saja akan bergiliran menurut Hartati dan Simanullang (2018)
untuk menjawab pertanyaan yang disampaikan menyatakan bahwa metode tanya jawab pada
guru atau pertanyaan yang disampaikan siswa mata pelajaran IPS dapat meningkatkan prestasi
lain karena dalam tanyajawab multiarah satu belajar siswa pada kelas VIII. Hal ini
pertanyaan bisa dilemparkan pada siswa yang ditunjukkan dengan hasil tindakan yang melalui
diam saja (Refika, 2013). dua siklus yang sebelumnya terdapat pra siklus
Guru dalam hal ini tidak hanya bertanya yaitu sebelum menerapkan metode tanya jawab
sendiri, tidak melakukan tanyajawab satu arah. yang dijadikan perbandingan ketika siklus yaitu
Apabila tanyajawab satu arah dilakukan maka setelah menerapkan siklus metode tanya jawab.
siswa yang diberi pertanyaan saja yang aktif, Presentasi ketuntasan belajar pada pra siklus
sedangkan yang lain akan diam saja. Apabila 36% atau 13 orang meningkat 53% atau 19
guru menyuruh siswa untuk bertanya, setelah orang dalam siklus I. Dan terjadi peningkatan
guru bertanya, maka biasanya jarang ada siswa pada siklus II sebesar 92% atau 33 orang.
yang mau bertanya. Jadi tanyajawab dua arah Dengan demikian metode tanya jawab dengan
juga belum membantu untuk mengaktifkan teknik dan menuntun dapat meningkatkan hasil
seluruh siswa di kelas. Pertanyaan yang belajar siswa pada pelajaran IPS.
diberikan oleh guru sebagai pemeran aktif Bertolak dari latar belakang tersebut,
pembelajaran harus juga dibarengi dengan maka tujuan dalam penelitian ini adalah untuk
menyuruh peserta didik untuk menyiapkan meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPA
sebuah pertanyaan untuk ditanyakan pada dalam materi Listrik Dinamis pada siswa kelas
teman-temannya. Cara ini akan menolong

JPSP Volume 2 Nomor 1 Tahun 2022 Page | 100


JPSP: Jurnal Penelitian Sains dan Pendidikan
https://e-journal.iain-palangkaraya.ac.id/index.php/mipa/
IX B MTsN 4 Ngawi melalui metode tanya Adapun teknik analisis data menggunakan
jawab kritis. deskriptif analitik dengan tahapan analisis
menurut Miles dan Huberman yaitu: reduksi
METODE PENELITIAN data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian
tindakan kelas dengan subyek penelitian yaitu
kelas IX B MTsN 4 Ngawi sebanyak 32 siswa.
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini HASIL
dilaksanakan secara kolaboratif dengan guru Berdasarkan hasil pengamatan dan
mata pelajaran sejenis agar hasil penelitian lebih jawaban angket / kuesioner siswa klas IX B MTs
sempurna (Wijaya, 2013). Dalam hal ini peneliti Negeri 4 Ngawi pada awal pertemuan siklus I
berkolaborasi dengan pengajar mata pelajaran diperoleh kesimpulan: sebagian siswa (1) guru
IPA di kelas VII, VIII dan IX untuk memberi sangat memberi motivasi kepada siswa, (2)
masukan dan pendapat selama kegiatan sangat menginginkan nilai baik, (3) tidak tertarik
penelitian berlangsung. Waktu yang digunakan pada pelajaran IPA dengan berbagai alasan,
untuk melaksanakan penelitian mulai dari tahap msalnya karena sulit, karena menghitung angka
persiapan sampai tahap pelaporan dibutuhkan dll. (4) siswa kurang senang pada IPA tanpa
waktu sekitar tiga bulan, terhitung mulai dari memandang siapa guru yang mengajarnya, (5)
Juli sampai dengan September 2017. siswa kurang senang pada IPA jika
Pelaksanaan tiap siklus membutuhkan waktu 2 dibandingkan dengan mata pelajaran lain, (6)
kali pertemuan (tiap pertemuan 2 x 40 menit). siswa tidak pernah bertanya tentang soal yang
Karena dalam penelitian tindakan kelas ini sukar, (7) siswa menyatakan IPA lebih sulit
menggunakan 2 ( dua) siklus, maka waktu yang dibandingkan dengan mata pelajaran lain
digunakan sampai tuntas siklus kedua adalah 4 sesama Unas, (8) tidak merasakan manfaatnya
kali pertemuan (tiap pertemuan 2 x 40 menit). dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat, (9)
Teknik pengumpulan data menggunakan penggunaan media pembelajaran sangat sesuai
angket, observasi dan tes. Angket digunakan dengan topik pembelajaran karena kerangka
untuk memperoleh informasi tentang minat listrik dinamis langsung mengenai sasaran pada
siswa terhadap pembelajaran yang berlangsung, pokok bahasan, (10) siswa banyak yang
sedangkan observasi (pengamatan langsung) mentertawakan jika ada temannya yang
oleh peneliti dan kolaborator digunakan untuk bertanya, meskipun dia sendiri juga belum tahu
mengamati aktivitas dan sikap siswa pada saat penyelesaiannya.
proses pembelajaran. Adapun tes, dilakukan Berdasarkan hasil pengamatan peneliti
untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah selama dilaksanakan kegiatan pada siklus 1,
mengikuti kegiatan pembelajaran. Data dalam penggunaan media pembelajaran dalam bentuk
penelitian dikumpulkan melalui pedoman kerangka listrik dinamis untuk pembelajaran
angket, lembar observasi maupun butir soal. IPA ternyata memiliki fungsi yang sangat

JPSP Volume 2 Nomor 1 Tahun 2022 Page | 101


JPSP: Jurnal Penelitian Sains dan Pendidikan
https://e-journal.iain-palangkaraya.ac.id/index.php/mipa/
mendukung dalam Upaya Meningkatkan siswa pada pelajaran IPA dapat dilihat pada
Keberanian Siswa Untuk Bertanya Pada grafik peningkatan motivasi siswa selama dua
Pelajaran IPA Topik listrik dinamis Klas IX B siklus sebagai berikut:
MTsN 4 Ngawi. Hal ini dibuktikan dengan
pengamatan dan jawaban kuesioner siswa pada
kegiatan siklus I. Adapun tingkat penguasaan

Peningkatan Motivasi Belajar Siswa


48
50
42 43
45
Persentase jumlah siswa

40
35
30
22 Siklus I
25 20
20 15 Siklus II
15 10
10
5 0
0
Sangat senang senang Kurang Tidak senang
senang

Gambar 1. Data Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Pada Siklus I dan II

Berdasarkan hasil pengamatan dan sesama Unas, (8) sangat merasakan manfaatnya
jawaban angket / kuesioner siswa klas IX B dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat,
MTsN 4 Ngawi pada awal pertemuan siklus II karena setiap saat selalu menggunakan IPA (9)
diperoleh kesimpulan sebagai berikut : (1) guru penggunaan media pembelajaran sangat sesuai
sangat memberi motivasi kepada siswa, (2) dengan topik pembelajaran karena kerangka
sangat menginginkan nilai baik, (3) sangat listrik dinamis langsung mengenai sasaran pada
tertarik pada pelajaran IPA dengan alasan, pokok bahasan, (10) siswa yang mentertawakan
kalau mau belajar pasti bisa dan lebih jika ada temannya yang bertanya, sudah mulai
mengasyikkan, (4) siswa sudah senang pada sadar sehingga prosentasenya berkurang
IPA tanpa memandang siapa guru yang bahkan kalau ada teman bertanya sangat
mengajarnya, (5) siswa sangat senang pada IPA antusias untuk mendengarkannya.
jika dibandingkan dengan mata pelajaran lain, Berdasarkan hasil pengamatan peneliti
(6) siswa selalu bertanya tentang soal yang selama dilaksanakan kegiatan pada siklus II,
sukar, karena rasa ingin tahu (7) siswa penggunaan media pembelajaran dalam bentuk
menyatakan IPA tidak terlalu sulit jika kerangka listrik dinamis untuk pembelajaran
dibandingkan dengan mata pelajaran lain IPA ternyata memiliki fungsi yang sangat

JPSP Volume 2 Nomor 1 Tahun 2022 Page | 102


JPSP: Jurnal Penelitian Sains dan Pendidikan
https://e-journal.iain-palangkaraya.ac.id/index.php/mipa/
mendukung dalam Upaya Meningkatkan kegiatan siklus II. Adapun tingkat penguasaan
Keberanian Siswa Untuk Bertanya Pada siswa pada pelajaran IPA dapat dilihat pada
Pelajaran IPA Topik listrik dinamis Klas IX B nilai tugas dan hasil ulangan harian ke 2, pada
MTsN 4 Ngawi. Hal ini dibuktikan dengan topik listrik dinamis sebagai berikut:
pengamatan dan jawaban kuesioner siswa pada

Peningkatan Hasil Belajar Siswa


60
56
60
Persentase jumlah siswa

50 44

40

30 25 Siklus I
Siklus II
20 15

10
0 0 0
0
Sangat baik Baik (70-85) Cukup (50-69) Kurang (0-49)
(85-100)

Gambar 2. Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I dan II

PEMBAHASAN pengetahuan dan pengalaman yang baru


Berdasarkan hasil penelitian diatas melalui metode tanya jawab yang belum pernah
diperoleh hasil bahwa penggunaan metode mereka lakukan sebelumnya. Dengan demikian
tanya jawab efektif meningkatkan hasil belajar diharapkan siswa dapat mengetahui dan
siswa. Dengan demikian berarti pembelajaran memahami konsep atau prinsip melalui metode
dengan menggunakan metode tanya jawab tanya jawab tersebut, sehingga pengetahuan
mampu memberikan dampak positif terhadap dan keterampilan yang dimiliki siswa menjadi
hasil belajar siswa. Pembelajaran dengan lebih baik (Marliyah, 2014).
menggunakan metode yang tepat dan menarik Hasil penelitian tersebut seperti
banyak mengandung sumber belajar, informasi, dikemukakan Rusman (2010) Bahwa
dan komunikasi akan membuat siswa lebih pembelajaran dengan metode tanya jawab akan
mudah menangkap isi materi pelajaran lebih hidup, akan mendorong proses dan hasil
(Primadiati & Djukri, 2017). Mereka dapat pembelajaran yang lebih luas dan mendalam.
bertukar pikiran maupun pengetahuan dengan Oleh karena itu, dengan pengembangan
temannya sehingga bisa mendapatkan bertanya, maka akan dapat menggali informasi

JPSP Volume 2 Nomor 1 Tahun 2022 Page | 103


JPSP: Jurnal Penelitian Sains dan Pendidikan
https://e-journal.iain-palangkaraya.ac.id/index.php/mipa/
siswa, mengecek pemahaman siswa, termotivasi dalam belajar IPA pada materi
membangkitkan respon siswa, mengetahui hal- Listrik Dinamis Melalui Metode Tanya Jawab
hal yang diketahui siswa, mengetahui sejauh Kritis dan mengalami peningkatan hasil belajar
mana keingintahuan siswa, dan setelah melewati dua siklus pembelajaran.
membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan
dari siswa. Hal ini sejalan dengan pernyataan DAFTAR PUSTAKA
Aminah (2018) bahawa pembelajaran akan Aminah A. 2018. Peningkatan Hasil Belajar
lebih bermakna dan siswa dapat menghasilkan IPA Melalui Model Pembelajaran Interaktif
pengalaman belajar dengan saling bertukar Dengan Metode Tanya Jawab. Journal of
pendapat, selain itu juga dengan pertanyaan- Natural Science and Integration.1(1): 121-
pertanyaan tersebut dapat merangsang belajar 131.
dan berpikir siswa dalam melakukan. Jadi, Dewi, MP, Kristin F. 2017. Meningkatkan
dapat disimpulkan bahwa terjadi Peningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Metode Inquiry
Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Pada Siswa Kelas V SD. Mimbar Sekolah
Interaktif dengan Metode Tanya Jawab. Dasar, 4(1): 67–78.
Fathony F. 2019. Pengaruh Metode Tanya
SIMPULAN Jawab Terhadap Hasil Belajar Siswa Di
Berdasarkan hasil penelitian dapat SMK Negeri 1 Peranap Kabupaten Indragiri
disimpulkan bahwa penggunaan metode tanya Hulu. Jurnal Pendidikan Tambusai, 3(1):
jawab kritis pada materi listrik dinamis dapat 88–98.
meningkatkan motivasi siswa dalam belajar Hartati R, Simanullang H. 2018. Penerapan
IPA, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar Metode Tanya Jawab Dengan Teknik
siswa. Peningkatan motivasi dari siklus I ke Menuntun Dan Menggali Untuk
siklus II sebagai berikut: Sangat senang Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa
mengalami kenaikan 28% ; Senang mengalami Kelas VIII SMP Negeri 1 Purba Tahun
kenaikan 20%; kurang senang menurun 33% Pembelajaran 2016/2017. PeTeKa. 1(2): 61-
dan tidak senang menurun 15%. Penggunaan 72.
metode tanya jawab kritis juga dapat Marliyah. 2014. Upaya Meningkatkan Hasil
meningkatkan keberanian bertanya dan Belajar IPA Melalui Penggunaan Alat
motivasi siswa belajar IPA, sehingga dapat Peraga Konkrit pada Siswa. Jurnal
meningkatkan hasil belajar siswa. Adapun Pancaran, 3(4): 153–162.
peningkatan dari siklus I ke siklus II sebagai Nisa NI. 2016. Peran Guru Sebagai Manajer
berikut: Predikat sangat baik (nilai 90 – 100 ) dalam Meningkatkan Efektivitas Proses
mengalami kenaikan 25 %; Predikat baik (nilai Pembelajaran. Jurnal Pendidikan
70 – 80 ) mengalami kenaikan 3 %; Predikat Manajemen Perkantoran. 1(1): 104–114
cukup (nilai 50 – 60 ) mengalami penurunan Primadiati ID & Djukri D. 2017. Pengaruh
28%. Hal Ini menunjukkan siswa semakin Model Collaborative Learning Terhadap

JPSP Volume 2 Nomor 1 Tahun 2022 Page | 104


JPSP: Jurnal Penelitian Sains dan Pendidikan
https://e-journal.iain-palangkaraya.ac.id/index.php/mipa/
Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar IPA
Siswa Kelas IV SD. Jurnal Prima Edukasi,
5(1): 47–57.
Refika AIS. 2013. Model Pembelajaran
Interaktif dengan Menggunakan Pendekatan
Konstruktivisme untuk Meningkatkan
Prestasi Belajar Fisika Siswa Kelas VIII
SMP Negeri 5 Lingsar Tahun Pelajaran
2012/2013. Jurnal Lensa Kependidikan
Fisika. 1(1). 1-10.
Rusman. 2010. Model-model Pembelajaran:
Mengembangkan Profesionalisme Guru.
Jakarta: Rajawali Press
Sulistyorini S. 2007. Pembelajaran IPA
Sekolah Dasar. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Pendidikan. Kencana, Jakarta.
Sutikno S. 2013. Belajar dan Pembelajaran.
Lombok: Holistica
Wijaya C. 2013. Penelitian Tindakan Kelas.
Medan: IKIP

JPSP Volume 2 Nomor 1 Tahun 2022 Page | 105

Anda mungkin juga menyukai