Askep Hipotensi
Askep Hipotensi
Askep Hipotensi
OLEH :
NAMA : FRANSISKA ROMANA MARAWALI
KELAS : KPN 19A
NIM : 1420119034R
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan hikmat dan rahmatnya atas teselesaikannya makalah ini yang
berjudul ‘’Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Diagnosa Medis Hipotensi’’
dalam menyelesaikan makalah ini kami menemui banyak kendala namun atas
kerja sama dan bantuan dari beberapa pihak akhirnya kendala tersebut dapat
teratasi.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari
semua pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan makalah. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kesehatan di Indonesia masih buruk, buktinya Indonesia menjadi salah
satu negara terburuk dalam bidang kesehatan di Asia. Tidak hanya dipandang dari
keadaan jasmaninya saja tetapi juga dilihat dari keadaan yang lain seperti keadaan
rohani,ekonomi dan sosial dan itulah definisi kesehatan menurut WHO bahwa
kesehatan adalah keadaan sejahtera seseorang baik jasmani, rohani, ekonomi
maupun sosial. Semua hal itu harus seimbang, artinya semuanya terkontrol
dengan baik. jika salah satu nya timpang (tidak dalam keadaan baik/sejahtera),
maka kondisinya tidak sehat (sakit). Lihat kondisi Indonesia sekarang, selain
jasmani rakyatnya lemah, iman mereka lemah, pergaulan remaja pun semakin
jauh dari kategori generasi negeri yang berpendidikan. Tidak hanya itu,
pendapatan Pegawai Negeri Sipil (PNS) berada dibawah rata-rata. Kemudian
keharmonisan sesama penduduk Negara Indonesia pun masih jauh dari kategori
baik. Banyaknya demo, tawuran antar pelajar, perang saudara itu menunjukkan
bahwa keadaan penduduk Indonesia tidak sehat. Kita kesulitan mendeteksi
sumber penyakit yang telah menular kemana-mana sehingga sudah dirasa sebagai
kebiasaan.
Hal yang paling menonjol adalah bebasnya pola hidup masyarakat yang
akhirnya mengakibatkan masyarakat itu sendiri menjadi sakit. Penyakit yang
tersebar di Negara kita di jaman kekinian, mayoritasnya diakibatkan pola hidup
mereka sendiri yang tidak sehat. ternyata dibalik zaman yang semakin modern,
mencari info tentang segala hal pun mudah, masih saja mereka belum berperilaku
sehat.
Seringkali masyarakat mengetahui dirinya sakit setelah tubuh mereka
terjangkit dan terasa gejalanya. Seperti hal nya penyakit hipotensi. Biasanya,
orang yang terkena hipotensi tidak merasa dan tidak menyadari kalau dia terkena
4
penyakit. Hal itu terjadi dikarenakan kurangnya pengetahuan akan ruang lingkup
penyakit itu.
B. Rumusan masalah
Setelah dilakukan pembelajaran mengenai Asuhan Keperawatan tentang
hipotensi, diharapkan mahasiswa mampu:
1. Memahami tentang pengertian dari hipotensi
2. Memahami tentang klasifikasi dari hipotensi
3. Memahami tentang etiologi dari hipotensi
4. Memahami tentang manifestasi klinis dari hipotensi
5. Memahami tentang patofisiologi/pathway dari hipotensi
6. Memahami tentang pemeriksaan penunjang dari hipotensi
7. Memahami tentang penatalaksanaan medis dari hipotensi
8. Memahami tentang komplikasi dari hipotensi
9. Memahami tentang pengkajian keperawatan hipotensi
10. Memahami tentang diagnosa keperawatan pada hipotensi
11. Memahami tentang intervensi keperawatan dan rasionalnya hipotensi
C. Tujuan makalah
Sejalan dengan rumusan masalah yang telah dibuat, makalah ini ditulis
dengan tujuan untuk mengetahui :
1. Untuk mengetahu bahaya hipotensi terhadap tubuh manusia;
2. Untuk mengetahui cara menangani penyakit hipotensi.
5
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi
Hipotensi atau tekanan darah rendah adalah suatu keaadan dimana
tekanan darah lebih rendah dari nilai 90/60 mmHg atau tekanan darah cukup
rendah, sehingga menyebabkan gejala-gejala seperti pusing dan pingsan, (A.J
Ramadahan, 2010). Hipotensi atau tekanan darah rendah terjadi jika terdapat
ketidakseimbangan antara kapasitas vaskuler darah dan volume darah atau jika
jantung terlalu lemah untuk menghasilkan tekanan darah yang dapat mendorong
darah (Sherwod. 2002)
Hipotensi merupakan suatu keadaan dimana tekanan darah rendah dari
90/60 mmHg sehingga menyebabkan keluhan. Namun, jika tidak terjadi keluhan
dapat dikategorikan kondisi yang normal. Sedangkan tekanan darah adalah
tekanan yang ditimbulkan pada dinding arteri. Tekanan puncak terjadi saat
ventrikel berkontraksi dan disebut tekanan sistolik. Tekanan diastolic adalah
tekanan terendah yang terjadi saat ventrikel beristirahat dan mengisi ruangannya.
Tekanan darah biasanya digambarkan sebagai rasio tekanan sistolik terhadap
tekanan diastolic .
Hipotensi adalah tekanan darah rendah sehingga tidak mencukupi untuk
perfusi dan oksigenasi jaringan adekuat. Hipotensi dapat primer atau sekunder
(misalnya penurunan curah jantung, syok hipovolemik, penyakit Addison) atau
postural (ortostatik).
6
B. Klasifikasi
1. Hipotensi postural
Pada jenis hipotensi ini, tekanan darah mungkin turun mendadak karena
perubahan posisi tubuh, biasanya saat sedang berdiri dari posisi duduk atau
dari posisi berbaring. Orang yang mengalami perasaan seperti mau
pingsan, pusing dan pandangan kabur setiap kali ia berdiri dari posisi
duduk atau posisi berbaring, mungkin mengalami hipotensi postural.
Biasanya tubuh mengkompensasi penarikan darah kea rah bawah karena
gaya gravitasi dengan cara meningkatkan laju detak jantung untuk
memastikan distribusi darah ke otak dalam jumlah cukup. Pada hipotensi
postural, tekanan darah turun karena jantung tidak memompa cukup darah
sehingga terjadi kekurangan oksigen diotak, yang menyebabkan timbulnya
gejala pusing bahkan pingsan.
2. Hipotensi postprandial
Hipotensi postprandial adalah turunnya tekanan darah secara mendadak
setelah mengkonsumsi makanan. Setelah makan darah mengalir cepat ke
saluran pencernaan, dan untuk mengkompensasi penurunan mendadak
dalam pembuluh darah, laju detka jantung meningkat dan beberapa
pembuluh darah menyempit. Ini merupakan respon yang otomatis, namun
dengan sebagian orang orang dengan kelainan syaraf tertentu seperti pada
penderita Parkinson, tubuhnya tidak dapat segera mengatasi aliran darah
mendadak ke perut. Akibatnya orang tersebut akan mengalami pusing dan
kadang-kadang pingsan.
3. Hipotensi karena syaraf
Dalam mondisi normal, jika anda berdiri dan berjalan selama jangka waktu
tertentu, gaya gravitasi menarik darah keujung-ujung bagian tubuh yang
menyebabkan tekanan darah turun. Tubuh mengkompensasinya dengan
meningkatkan laju detak jantung dan memompa lebih banyak darah untuk
mensuplai otak dan organ-organ lainnya. Pada sebagian orang suplai darah
tidak terpenuhi karena adanya masalah komunikasi pada sistem syaraf
yang menyampaikan perintah dari otak ke jantung, sehingga jantung tidak
7
segera meningkatkan laju detaknya, dan terjadilah ketidakseimbangan
sirkulasi darah yang menyebabkan pusing bahkan pingsan.
C. Etiologi
Banyak orang memiliki tekanan darah sistolik dibawah 100, tetapi
beberapa orang mengalami gejala dengan tekanan darah rendah. Gejala tekanan
darah rendah terjadi karena satu atau lebih organ tubuh tidak mendapat pasokan
darah yang cukup.
Jika tekanan darah rendah menyebabkan gejala klinis, penyebabnya akan
berada disalah satu dari tiga kategori umum. Entah jantung tidak memompa
dengan tekanan yang cukup, dinding arteri terlalu melebar, atau tidak ada cukup
cairan intravaskuler .
1. Jantung
Jantung adalah pompa listrik. Masalah dengan baik pompa atau listrik
dapat menyebabkan masalah dengan tekanan darah rendah.
Jika jantung berdetak terlalu cepat, tekanan darah bisa turun karena tidak
ada cukup waktu bagi jantung untuk mengisi diantara setiap denyut. Jika
jantung berdetak terlalu lambat, mungkin ada terlalu banyak waktu yang
dihabiskan didiastol ketika darah tidak mengalir.
Jika otot jantung telah rusak atau jengkel, mungkin tidak ada cukup
kekuatan memompa untuk mempertahankan tekanan darah. Dalam
serangan jantung (infark miokard) otot jantung cukup mungkin akan
terkejut sehingga jantung terlalu lemah untuk memompa secara efektif.
Katup jantung memungkinkan darah mengalir hanya satu arah. Jika katup
gagal, darah akan memutar mundur, meminimalkan jumlah yang akan
mengalir ketubuh. Jika katup menjadi menyempit maka aliran darah dapat
menurun. kedua situasi ini akan menyebabkan hipotensi.
2. Cairan intravascular Ruang cairan di dalam pembuluh darah terdiri dari
sel-sel darah dan serum ( air , faktor pembekuan , bahan kimia , dan
elektrolit ) a.
a. Dehidrasi, hilangnya air, mengurangi total volume dalam ruang
intravaskular (dalam pembuluh darah). Hal ini dapat dilihat pada
8
penyakit dengan peningkatan kehilangan air. Muntah dan diare adalah
tanda-tanda kehilangan air.
1) Pasien dengan pneumonia atau infeksi saluran kemih, terutama orang
tua, rentan terhadap dehidrasi .
2) Korban kebakaranbisa kehilangan sejumlah besar cairan dari luka
bakar mereka.
b. Perdarahan mengurangi jumlah sel darah merah dalam aliran darah dan
menyebabkan penurunan jumlah cairan di ruang intravaskular dan
tekanan darah rendah.
D. Manifestasi
Seseorang yang mengalami tekanan darah rendah umumnya akan
mengeluhkan keadaan sering pusing, sering menguap, penglihatan terkadang
dirasakan kurang jelas (kunang-kunang) terutama sehabis duduk lama lalu
berjalan, keringat dingin, merasa cepat lelah tak bertenaga, bahkan mengalami
pingsan yang berulang.
Pada pemeriksaan secara umum detak/denyut nadi teraba lemah,
penderita tampak pucat, hal ini disebabkan suplai darah yang tidak maksimum
keseluruh jaringan tubuh.
E. Patofisiologi
Patofisiologi tekanan pada perubahan posisi tubuh misalnya dari tidur ke
berdiri maka tekanan darah bagian atas tubuh akan menurun karena pengaruh
gravitasi. Pada orang dewasa normal, tekanan darah arteri rata-rata pada kaki
adalah 180-200 mmHg. Tekanan darah arterisetinggi kepala adalah 60-75 mmHg
dan tekanan venanya 0. Pada dasarnya, darah akan mengumpul pada pembuluh
kapasitas vena ekstremitas inferior 650 hingga 750 ml darah akan terlokalisir pada
satu tempat. Pengisian atrium kanan jantun gakan berkurang, dengan sendirinya
curah jantung juga berkurang sehingga pada posisi berdiri akan terjadi penurunan
sementara tekanan darah sistolik hingga 25mmHg, sedang tekanan diastolic tidak
berubah atau meningkat ringan hingga 10mmHg (Andhini Alfiani Putri F, 2012).
9
Penurunan curah jantung akibat pengumpulan darah pada anggota tubuh
bagian bawah akan cenderung mengurangi darah ke otak. Tekanan arteri kepala
akan turun mencapai 20-30mmHg. Penurunan tekanan ini akan diikuti kenaikan
tekanan persial CO2 (pCO2) dan penurunan tekanan persial O2 (pCO2) serta pH
jaringan otak (Andhini Alfiani Putri F, 2012). Secara reflektoris, hal ini akan
merangsang baroreseptor yang terdapat didalam dinding dan hamper setiap arteri
besar didaerah dada dan leher, namun dalam jumlah banyak didapatkan dalam
diding arteri karotis interna, sedikit di atas bifurcation carotis, daerah yang dikenal
sebagai sinus karotikus dan dinding arkus aorta. Respon yang ditimbulkan
baroreseptor berupa peningkatan tahanan pembuluh darah perifer, peningkatan
tekanan jaringan pada otot kaki dan abdomen, peningkatan frekuensi respirasi,
kenaikan frekuensi denyut jantung serta sekresi zat-zat vasoaktif. Sekresi zat
vasoaktif berupa katekolamin, pengaktifan system Renin-Angiostensin
Aldosteron, pelepasan ADH dan neurohipofisis. Kegagalan fungsi reflex
autonomy inilah yang menjadi penyebab timbulnya hipotensi ortostatik, selain
oleh factor penurunan curah jantung akibat berbagai sebab dan kontraksi volume
intravascular baik yang relative maupun absolute.
Tingginya kasus hipotensi ortostatik pada usia lanjut berkaitan dengan:
(Andhini Alfiani Putri F, 2012).
1. Penurunan sensitivitas baroreseptor yang diakibatkan oleh proses
atheroskleosis sekitar sinus karotikus dan arkus aorta, hal iniakan
menyebabkan tak berfungsinya reflex vasokontriksi dan peningkatan
frekuensi denyut jantung sehingga mengakibatkan kegagalan pemeliharaan
tekanan arteri sistemik saat berdiri.
2. Menurunnya daya elastisitas serta kekuatan otot eksremitas inferior
F. Penatalaksanan
Perawatan untuk penderita hipotensi tergantung penyebabnya yaitu :
1. Hipotensi kronik
Hipotensi kronik jarang terdeteksi dari gejala. Hipotensi yang tak bergejala
pada orang-orang sehat biasanya tak memerlukan perawatan. Dalam
10
mengatasi hipotensi berdasarkan penyebabnya yaitu dengan mengurangi
atau menghilangkan gejalanya.
a. Jika keluhan dirasakan klien saat keadaan diare terjadi, maka klien
dianjurkan untuk pemulihan kepada kebutuhan cairannya, yang
mempengaruhi atau mengurangi volume darah, mengakibatkan
menurunnya tekanan darah.
b. Kecelakaan atau luka yang menyebabkan pendarahan, akan
mengakibatkan kurangnya volume daran dan menurunkan aliran darah,
untuk itu yang dibutuhkan oleh penderita adalah transfusi darah sesuai
dengan yang dibutuhkan.
c. Adanya kelainan jantung bawaan seperti kelainan katup, maka
penderita harusmenjalani operasi jantung sesuai indikasi dokter,
ataupun menjalani pengobatan yang intensif untuk tidak memperburuk
keadaan penderitanya.
2. Hipotensi ringan
Cara lain untuk mengatasi hipotensi, yaitu menambahkan elektrolit.
Penambahan elektrolit untuk diet dapat meringankan gejala dari hipotensi
ringan.
a. Minum kopi. Dosis kafein dipagi dapat memberikan efek karena kafein
dapat memacu jantung untuk bekerja lebih cepat.
b. Pemberian posisi trendelenburg. Pada kasus hipotensi rendah dimana
pasien masih merespon dengan meletakkan posisi kaki lebih tinggi dari
pada punggung ( posisi trendelenburg.) posisi itu akan meningkatkan
aliran balik vena, sehingga membuat banyak darah memenuhi organ-
organ yang membutuhkan seperti bagian dada dan kepala.
c. Klien yang sedang mengalami hipotensi, diharuskan banyak istirahat,
dan membatasi aktifitas fisiknya selama keadaan ini.
d. Klien dengan hipotensi harus membiasakan diri untuk mempunyai pola
makan yang teratur dan mempunyai makanan pelengkap, seperti susu
untuk meningkatkan stamina. Karena pada umumnya penderita
hipotensi cukup lemah dan mudah lelah.
11
e. Jika diperlukan misalnya pada klien dengan anemia maka klien harus
mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi ataupun suplemen
zat besi untuk meningkatkan sel-sel darah merah darah yang menambah
volume darah sehingga dapat meningkatkan tekanan darah penderita.
f. Penderita hipotensi dianjurkan untuk rajin berolahraga ringan, misal
jogging, untuk melatih kerja jantung secara teratur, dan melancarkan
aliran darah keseluruh tubuh.
3. Hipotensi simtomatik
Hipotensi postural simtomatik dapat ditangani dengan mengatur posisi
tidur pasien dengan kepala lebih tinggi. Fludrokortison, suatu
mineralokortilkoid dapat juga berguna tapi banyak pasien tidak
mempunyai respon yang baik terhadap obat ini dan obat obatan yang lain
yang telah dicoba seperti indometasin Penanganan hipotensi yang
dilakukan sendiri (lionel ginsberg, 2005).
a. Perbanyak asupan cairan terutama air minum.
b. Tambahkan lebih banyak garam pada makanan, kecuali sudah konsisi
lain yang tidak memperbolehkannya.
c. Terarur berolahraga untuk membuat kondisi jantung dan pembulu darah
menjadi lebih sehat.
d. Berhenti merokok dan jauhi asap rokok orang lain ( Dr.Indra
k.Muhtadi,2013)
G. Pemeriksaan penujang
Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan jika gejala-gejala hipotensi terus
menerus berulang namun sulit untuk mendokumentasikan kelainan-kelainan
dalam pembacaan tekanan darah. Tes mungkin berguna dalam membedakan
hipotensi ortostatik dari gangguan lain yang hadir dengan gejala
orthostasis,seperti sinkop neurocardiogenic dan juga mengevaluasi bagaiman
tubuh bereaksi terhadap perubahan posisi.
Langkah-langkah yang dilakukan saat dilakukan pemeriksaan :
1. Tes ini dilakukan diruangan yang tenang dengan suhu 680F hingga
750F(200C sampai 240C).
12
2. Pasien harus beristirahat sementara terlentang selama lima menit sebelum
tes dimulai.
3. Sewaktu tes pasien diikat diatas meja yang rata,kemudian meja secara
berangsur-angsur dimiringkan kesudut 70/80 derajat,pembacaan tekanan
darah dan denyut jantung terus menerus diambil.
4. Pasien dibiarkan diatas meja selama lebih dari 10 menit untuk mencari
perubahan-perubahan orthostatic tachycardia syndrome.
Tes ini dianggap positif jika tekanan darah sistolik turun 20mmHg bawah
dasar atau jika tekanan darah diastolik turun 10mmHg bawah baseline.Jika gejala
terjadi selama pengujian,pasien harus dikembalikan ke posisi terlentang segera
H. Komplikasi
1. Pingsan : hipotensi yang menyebabkan tidak cukupnya darah yang
mengalir ke otak, sel-sel otak tidak meneri,a cukup oksigen dan nutrisi-
nutrisi. Sehingga mengakibatkan pening bahkan pingsan.
2. Stroke : hipotensi yang menyebabkan berkurangnya aliran darah dan
oksigen yang menuju otak sehingga mengakibatkan kerusakan otak.
Sehingga menimbulkan kematiain pada jaringan otak karena arteri otak
tersumbat (infark serebral) atau arteri pecah (pendarahan).
3. Anemia : hipotensi pada tekanan darah 90/80 menyebabkan produksi sel
darah merah yang minimal atau produksi sel darah merah yang rendah
sehingga mengakibatkan anemia.
4. Serangan jantung : hipotensi yang mengakbatkan kurangnya tekanan darah
yang tidak cukup untuk menyerahkan dara ke arter-arteri koroner (arteri
yang menyuplai darah ke otot jantung) seingga menyebabkan nyeri dada
yang mengakibatkan serangan jantung.
5. Gangguan ginjal : ketika darah yang tidak cukup dialirkan ke ginjal- ginjal,
ginjal-ginjal akan gagal untuk mengeliminasi pembuangan- pembuangan
dari tubuh yaitu urea, dan creatin, dan peningkatan pada tingkat-tingkat
hasil eliminasi didarah terjadi (contohnya : kenaikan dari blood urea
nitrogen atau BUN,dan serum keratin.
13
6. Shock : tekanan darah yang rendah memacu jantung untuk memompa
darah lebihbanyak, kondisi tersebut yang mengancam nyawa dimana
tekanan darah yang gigih menyebabkan organ-organ seperti ginjal , hati,
jantung, dan otak untuk secara cepat.
BAB III
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Aktifitas dan Istirahat
14
Gejala : merasa lemah, lelah, kaku, hilang keseimbangan, perubahan
kesadaran, letarghi, hemiparesis, quadreplagia, ataksia, cara berjalan tak
tegap, masalah dalam keseimbangan, cedera (trauma) ortopedi,
kehilangan tonus otot dan spastik otot.
2. Sirkulasi
Gejala: Perubahan tekanan darah (hipertensi), perubahan frekuensi
jantung (bradikardi, takikardi yang diselingi dengan bradikardi dan
distritmia).
3. Integritas Ego
Gejala: Perubahan tingkah laku / kepribadian (demam). Tanda.: Cemas,
mudah tersinggung, delrium, agitasi, bingung, depresi dan impulsif.
4. Eliminasi
Gejala: Inkontinensia kandung kemih.
5. Makanan / Cairan
Gejala : Mual, muntah dan mengalami penurunan selera. makan. Tanda.:
Muntah (mimgkin proyektif), gangguan menelan (batuk, air liur keluar,
dan disfagia).
6. Neurosensorik
Gejala: Kehilangan kesadaran sementara, amnesia seputar kejadian,
vertigo, sinkope, tinitus, kehilangan pendengaran, rasa baal dan
ekstremitas. Perubahan dalam penglihatan seperti ketajamamiya,
displopia, kehilangan sebagian lapang pandang, fotofotobia, gangguan
pengecapan dan penciuman. Tanda. Perubahan kesadaran bisa sampai
koma, perubahan status mental (orientasi, kewaspadaan, perhatian,
konsentrasi, pemecahan masalah, pengaruh emosi tingkah laku dan
emosi). Perubahan pupil (respon terhadap cahaya., simetri) deviasi pada.
mata, ketidakmampuan mengikuti cahaya, kehilangan pengindraan
seperti: pengecapan, penciuman dan pendengaran, wajah tidak simetris,
lemah dan tidak seimbang. Reflek tendon dalam tidak ada / lemah,
apiaksia, hemiparesis, quadreplagia, postur (dekortikasi deselerasi),
kejang, sangat sensitif terhadap sentuhan dan gerakan, kehilangan sensasi
sebagian tubuh dan kesulitan menentukan posisi tubuh.
15
7. Nyeri / kenyamanan
Gejala : sakit kepala dengan intensitas dan lokasi yang berbeda dan
biasanya lama. Tanda : wajah menyeringai, respon menarik ada
rangsangan nyeri yang hebat, gelisah, tidak bisa beristirahat dan merintih.
8. Pernafasan
Tanda : perubahan pola nafas (apneu yang diselingi oleh hiperventilasi),
nafas berbunyi, stridor, tersedak, ronchi, menghi positif (kemungkinan
karena aspirasi).
9. Keamanan
Gejala : trauma karena kecelakaan. Tanda : fraktur / dislokasi dan
gangguan penglihatan gangguan rentang gerak, kekuatan secara umum
mengalami paralisis.
10. Interaksi sosial
Tanda : bicara tanpa arti, disorientasi, amnesia / lupa sesaat
B. Diagnosa keperawatan
1. Penurunan curah jantung
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
3. Intoleran aktivitas
4. Resiko cidera
16
C. Intervensi keperawatan
No. Tujuan NOC NIC
1 Penurunan curah NOC: NIC:
jantung (00029) Cardiac pump effect Cardiac Care
Domain: 4 aktivitas dan tiveness 1. Evaluasi adanya nyeri dada 1.
tubuh kardiovaskuler
Tanda vital dalam
Batasan rentan normal
Karaktekristik: (tekanan darah, nadi,
5. Monitor status pernafasan yang 5.
1. Perubahan frekuensi respirasi)
menandakan gagal jantung
irama jantung Dapat mentoleransi
Bradikardia aktivitas, tidak ada 6. Monitor abdomen sebagai
Palpitasi jantung 6.
kelelahan indicator penurunan perfusi
Perubahan Tidak ada edema 7. Monitor balance cairan
7.
elektrokardiogram paru, perifer dan
(EKG) (mis, tidak ada asites
aritmia,abnormalita Tidak ada penurunan 8. Monitor adanya perubahan tekanan
8.
s konduksi, kesadaran darah
iskemia)
Takikardia 9. Monitor respon pasien terhadap
9.
2. Perubahan preload: efek pengobatan antiaritmia
Distensi vena 10. Atur periode latihan dan istirahat
10.
jugular untuk menghindari kelelahan
Edema 11. Monitor toleransi aktivitas pasien
11.
Keletihan
Murmur jantung
17
Peningkatan berat 12. Monitor adanya dyspneu, fatigue,
badan takipneu, dan ortopneu 12.
Peningkatan CVP
Peningkatan PAWP
13. Anjurkan untuk menurunkan stress
Penurunan
pulmonary artery 13.
wedge pressure
Vital Sign Monitoring
(PAWP)
1. Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
Penurunan tekanan Vita
vena sentral 1. u
(central venous t
2. Catat adanya fluktuasi tekanan
pressure, CVP) p
darah
3. Perubahan afterload: 2. u
k
Dispnea 3. Monitor VS saat pasien berbaring,
d
Kulit lembab duduk, atau berdiri
3. u
Oliguria
p
Pengisian kapiler 4. Auskultasi TD pada kedua lengan
l
memanjang dan bandingkan
4. u
Peningkatan PVR
p
Peningkatan SVR
5. Monitor TD, nadi, RR, sebelum, s
Penurunan nadi
selama, dan setelah aktivitas b
perifer
6. Monitor kualitas dari nadi 5. u
Penurunan k
resistansi vascular 6. u
7. Monitor adanya pulsus paradokus
paru (pulmonary t
vascular resistance, 7. u
PVR) 8. Monitor adanya pulsus alterans a
Penurunan n
resistansi vascular 9. Monitor jumlah dan irama jantung 8. u
sistemik (systemic s
vascular resistance, 9. u
SVR) 10.identifikasi penyebab dari
w
Perubahan tekanan perubahan vital sign
b
18
darah 10.
Perubahan warna p
kulit (mis: pucat,
abu-abu, sianosis)
4. Perubahan
kontraktilitas
Batuk
Bunyi nafas
tambahan
Bunyi S3
Bunyi S4
Dispnea
paroksismal
nocturnal
Ortopnea
Penurunan fraksi
ejeksi
Penurunan indeks
jantun
Penurunan left
ventricular stroke
work index
(LVSWI)
Penurunan stroke
volume index (SVI)
5. Perilaku/emosi
Ansietas
Gelisa
Faktor yang
berhubungan:
Perubahan
afterload
Perubahan
19
frekuensi jantung
Perubahan irama
jantung
Perubahan
kontraktilitas
Perubahan preload
Perubahan volume
sekuncup
2 Resiko 1. Perfusi jaringan: Manajemen Edema Serebral Ma
Observasi: Obs
ketidakefektifan selebral
1. Monitor status Neurologi 1. D
perfusi jaringan otak 2. Koagulasi darah dengan ketat dan bandingkan n
(00201) 3. Status sirkulasi dengan nilai normal a
s
Domain 4 Aktivitas / Tujuan & kriteria hasil
m
Istirahat Setelah dilakukan b
Kelas 4 Respons tindakan keperawatan k
Kardiovaskular / selama…x24 jam resiko s
k
Pulmonal ketidakefektifan perfusi
t
Definisi: Rentan jaringan otak teratasi (
2. Monitor CVP, PAWP, dan PAP
mengalami penurunan dengan 2. D
sesuai kebutuhan
(
sirkulasi jaringan otak Indicator
P
yang dapat mengganggu 1. Perfusi jaringan: P
kesehatan selebral p
f
DS: - - Tekanan
j
DO: intracranial (4) b
Kesadaran - Tekanan darah h
sistolik (4) 3. Monitor TTV p
composmentis
3. T
Saat dilakukan - Tekanan darah b
penilaian diastolic (4) s
Catatan: b
kekuatan otot
t
didapatkan 1= devisiasi berat dari
c
ekstremitas kisaran normal p
4. Monitor TIK klien dan respon
kanan bisa 2= devisiasi yang cukup d
neurologi akibat aktivitas
perawatan 4. N
diangkat tetatpi besar dari kisaran nirmal
m
20
langsung 3= devisiasi sedang dari t
terjatuh, kisaran normal t
i
sedangkan 4= devisiasi ringan dari
y
ekstremitas kiri kisaran normal n
mampu 5= tidak ada devisiasi m
n
diangkata dengan dari kisaran normal
Mandiri: m
kekuatan otot (3) 1. Lakukan latihan ROM pasif p
Man
1.
21
p
b
HE: d
1. Berikan informasi kepada l
keluarga tentang penyakit yang di L
derita klien a
p
(
HE
1. K
p
m
s
d
Kolaborasi: d
1. Kolaborasi dengan dokter dan p
tim kesehatan lain untuk h
tindakan selanjutnya bila
m
keadaan klien belum membaik
a
Kola
1.
Mo
Intr
Obs
Mandiri: 1.
1. Pertahankan sterilisasi sistem
pemantauan
2.
3. Sesuaikan kepala tempat tidur
22
untuk mengoptimalkan perfusi
serebral
HE:
1. Berikan informasi kepada
pasien dan keluarga tentang 3.
prosedur yang akan dilakukan
HE:
1.
Kolaborasi
1. Beritahukan dokter untuk
peningkatan TIK yang tidak
bereaksi sesuai perawatan
Perawatan Jantung
Observasi : Kola
1. Monitor distritmia jantung, 1.
termasuk gangguan ritme dan
konduksi jantung
2.
Mandiri :
1. Pastikan aktivitas klien yang tidak
berpengaruh terhadap kenaikan
darah
2. Lindungi klien dari kecemasan
dan depresi Man
1.
2.
3. Susun waktu latihan dan istirahat
HE:
1. Intruksikan kepada keluarga agar 3.
sesalu didekat klien
23
HE:
1.
Kolaborasi:
2. Kolaborasikan dengan dokter bila,
tekanan darah klien tidak kembali
normal setelah dilakukan tindakan
Kola
3.
24
aritmia., Status 8. Bantu pasien/keluarga untuk 8. M
abnormalitas., respirasi(pertukaran mengidentifikasi kekuranga dalam k
konduksi., iskemia) gas) beraktivitas u
Respons frekuensi 9. Sediakan penguatan positif bagi 9
jantung abnormal yang aktif beraktivitas m
terhadap aktivitas 10. Bantu pasien untuk k
Respons tekanan mengembangkan motivasi diri dari d
darah abnormal dan penguatan b
terhadap aktivitas t
Factor yang 11. Monitor respon fisik, emosi, social 11.
berhubungan : dan spiritual latih
Gaya hidup kurang apa
gerak ken
Imobilitas inte
Ketidakseimbangan
antara suplai dan
kebutuhan oksigen
Tirah baring
4 Resika cedera (00035) 1. Fungsi sensori Observasi Obs
Domain : 11, penglihatan 1. Identifikasi kebutuhan keamanan 1.
Keamanan/Perlindungan pasien berdasarkan fungsi fisik
Kelas : 2, Cedera fisik Setelah dilakukan dan kognitif serta riwayat perilaku
Definisi : Rentan rentan tindakan selama…X24 di masa lalu.
mengalami cedera fisik jam resiko cedera
akibat kondisi teratasi dengan
lingkunagn yang Kriteria hasil: 2. Monitor lingkungan terhadap 2.
25
1. Ganguan fungsi tengah (kanan) (4)
kognitif 3. Lapang pandang
internal pusat (kiri) (4)
2. Disfungsi efektor 4. Lapang pandang 4. Letakkan benda-benda dalam 4.
3. Disfungsi integritas pusat (kanan) (4) jangkauan yang mudah bagi
stimulus pandangan
(4)
6. Pandangan kabur (4)
7. Penglihatan tergangu
(4)
8. Sakit kepala (4)
9. Pusing (4)
Catatan :
4 = sedikit terganggu 5. Sediakan pegangan pada tangga
dan pegangan tangan yang dapat 5.
dilihat pasien.
7.
8. Tidak memberikan tekanan pada
mata yang terkena trauma. 8.
26
11. Bahas perlunya penggunaan
perisai metal atau kacamata bila
diperintahkan 11.
27
STIKES NUSANTARA
IDENTITAS
Identitas Pasien
Nama :
Tanggal Lahir :
Jenis Kelamin :
Tanggal MRS :
Agama :
Suku/Bangsa :
Alamat :
Sumber Informasi :
Keluhan Utama : kepala sering sakit, leher belakang sering tegang, kelelahan, sulit
berkonsentrasi atau kebingungan, mual muntah
28
Lingkungan rumah dan komunitas : baik
Persepsi keluarga terhadap penyakit: Keluar belum begitu paham dengan hipotensi dan
cara pengobatan maupun pencegahan hipotensi
Riwayat Nutrisi :
Nafsu makan : Menurun
Pola makan : 2× sehari porsi sedikit
Minum : air putih jenis: Jumlah : 400 cc/hari
Pantangan makanan : Buah ketimun, Tomat, Buncis, ubi
Menu makanan : Tidak menentu
Riwayat pertumbuhan :
BB saat ini = kg, TB = cm, LK = cm, LD = cm, LLA = cm
BB sebelum sakit = kg
2. Sistem pernapasan :
a. Keluhan : Sesak nyeri waktu napas
Batuk produktif tidak produktif
Sekret : Konsistensi : cair
Warna : Bau : bau
b. Irama napas teratur tidak teratur
c. Jenis dispnoe kusmaul Cheyne Stokes
d. Suara napas vesikuler bronko vesikuler
Ronki wheezing
e. Alat bantu napas ya tidak
Jenis : ............ Flow : .......lpm
Lain-lain :
Masalah keperawatan :
3. Sistem kardiovaskuler
a. Keluhan nyeri dada ada tidak
29
b. Irama jantung reguler ireguler
S1/S2 tunggal ya tidak
c. Suara jantung normal murmur
gallop lain-lain .......
d. CRT : detik
e. Akral hangat panas dingin kering
basah
f. JVP normal meningkat menurun
Lain-lain :
Masalah keperawatan :
4. Sistem persyarafan
a. GCS :
b. Refleks fisiologis patella triceps biceps
c. Refleks patologis babinsky budzinsky kernig
d. Keluhan pusing ya tidak
e. Pupil isokor anisokor Diameter : ......
f. Sclera/konjungtiva anemis ikterus normal
g. Gangguan pandangan ya tidak Jelaskan : ....
h. Gangguan pendengaran ya tidak Jelaskan : ....
i. Gangguan penciuman ya tidak Jelaskan : ....
j. Istirahat/tidur : jam/hari gangguan tidur :
Masalah Keperawatan :
5. Sistem perkemihan
a. Kebersihan bersih kotor
b. Keluhan kencing nokturi inkontinensia
Gross hematuri poliuria
Disuria oliguria
Retensi hesistensi
Anuria
c. Produksi urine : ml/hari Warna: Bau:
d. Kandung kemih Membesar ya tidak
Nyeri tekan ya tidak
e. Intake cairan oral : cc/hr parenteral : cc/hr
f. Alat bantu kateter ya tidak
Jenis : ....... sejak tanggal : .........
Lain-lain :
Masalah keperawatan :
30
6. Sistem pencernaan
a. Mulut bersih kotor berbau
b. Mukosa lembab kering stomatitis
c. Tenggorokan sakit menelan sulit menelan
Pembesaran tonsil nyeri tekan
31
8. Sistem endokrin
Pembesaran kelenjar tyroid ya tidak
Pembesaran kelenjar getah bening ya tidak
Hipoglikemia ya tidak
Hiperglikemia ya tidak
Luka gangren ya tidak
Lain-lain :
Masalah keperawatan : .
PENGKAJIAN PSIKOSOSIALSPIRITUAL
a. Ekspresi klien terhadap penyakitnya
Murung/diam gelisah tegang marah/menangis
b. Reaksi saat interaksi kooperatif tidak kooperatif curiga
c. Gangguan konsep diri ya tidak
Lain-lain :
Masalah keperawatan :
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Jenis pemeriksaan Jumlah Hasil
32
DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
( Marlince dendo)
33
ANALISA DATA
N
DATA ETIOLOGI MASALAH PARAF
O
1.
34
RENCANA KEPERAWATAN
35
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama Klien : No Rekam Medis :
Rawat Ke : Hari :
NO IMPLEMENTASI EVALUASI
TGL JAM
DIAGNOSA KEPERAWATAN (SOAP)
36
37