Bab Ii
Bab Ii
Bab Ii
Rumah Sakit Pambalah Batung Amuntai merupakan satu – satunya sarana pelayanan
Sakit ini sudah ada sejak zaman kolonial belanda tahun 1853 dengan nama Hospital
Borneo. Pada Tahun 1918, berganti nama menjadi RS. Oemoem Amoentai. Catatan
yang ada pada tahun 1937 RS Oemoem Amoentai ini dipimpin oleh dr. Genseng
Bee. Pada tahun 1942, Rumah sakit ini diambil alih oleh pemerintah jepang dan
seterusnya pada tahun 1945 diambil alih lagi oleh NICA. Pada bulan januari 1950
baru direbut oleh Republik Indonesia Serikat ( RIS ) dan selanjutnya menjadi milik
pemerintah Indonesia. Pada tahun1964, RS ini berganti nama lagi menjadi RS Melati
dan pada tanggal 10 Nopember 1983, RS ini bernama Pambalah Batung. Nama
“Pambalah Batung“ yang merupakan nama salah satu dari empat patih sakti yang
memiliki kesaktian pengobatan dan tangguh gancang yang luar biasa. Nama
Pambalah Batung ini juga diambil untuk mengenang nama pejuang Kalimantan
Selatan Suriani yang bergelar “Pambalah Batung”. Dan pada tanggal 1 Januari 2013
telah menjadi BLUD ( Badan Layanan Umum Daerah ) Rumah Sakit Pambalah
Batung Amuntai.
7
2. Menjadikan karyawan rumah sakit berdaya dan berkualitas sejahtera sehingga
dapat memberikan kinerja terbaiknya untuk pencapaian visi dan misi rumah
sakit.
A. Definisi
8
B. Komponen Manajemen Keperawatan
keperawatan
1. Sistem pengorganisasian
terdiri dari :
1) Metode fungsional
berdinas.
pasien.
ketrampilan saja.
2) Metode tim
9
Metode tim yaitu pemberian asuhan keperawatan secara total
kepemimpinan.
mudah diatasi
jawabnya.
10
Ada tanggung jawab dan tanggung gugat.
Ada otonomi
11
Klasifikasi tingkat ketergantungan pasien menurut Douglas (1984),
adalah :
1) Minimal care
jam/dengan kriteria :
2) Intermediet care
prosedur.
3) Perawatan intensif
kriteria :
12
Pemakaian suction
1) Pengkajian
keperawatan.
a. Pengumpulan data
mudah dianalisis. Jenis data antara lain, data objektif, yaitu data yang
13
diperoleh melalui suatu pengukuran, pemeriksaan, dan pengamatan,
misalnya suhu tubuh, tekanan darah, serta warna kulit. Data subjekyif,
yaitu data yang diperoleh dari keluhan yang dirasakan pasien, atau
mual.
b. Analisa data
pengetahuan.
c. Perumusan masalah
14
menimbulkan komplikasi, sedangkan segera mencakup waktu
misalnya pada pasien stroke yang tidak sadar maka tindakan harus
2) Diagnosa keperawatan
di lakukan intervensi.
15
e. Syndrom : diagnose yang terdiri dar kelompok diagnosa
beralih dari status kesehatan saat ini kestatus kesehatan yang di uraikan
4) Tindakan keperawatan
klien mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu rencana tindakan
16
mempengaruhi masalah kesehatan klien. Adapun tahap-tahap dalam
perencanaan.
interdependen.
disusun.
17
Hasil tindakan keperawatan ,berdasarkan criteria keberhasilan yang
hal ini perawat perlu untuk mengkaji secara lebih mendalam apakah
6) Dokumentasi keperawatan
18
menjadi sulit dipelajari secara lengkap karena masing-masing data berada
a. Lembar penerimaan
bersangkutan.
d. Catatan perawat
dan evaluasi.
standar dokumentasi.
19
adalah ketrampilan perawat dalam mencatat dengan jelas, mudah
solving.
c. Standar Dokumentasi
20
d. Keterampilan Dalam Dokumentasi
komponen yaitu :
Pola pikir yang maju. ilmiah dan dilandasi motivasi yang tinggi
kemampuan pendokumentasian.
3. Competent (mampu)
4. Proficient (cakap)
5. Expert (ahli)
21
berinteraksi. Pada umumnya suatu sistem dicirikan oleh 5 elemen, yaitu input,
dari hasil atau kualitas pemberian asuhan keperawatan dan pengembangan staf,
22
Gambar 2.1 Sistem Manajemen Bangsal Keperawatan
MASUKAN/INPUT HASIL/OUTPUT
PROSES
Personalia
Persediaan
Riset
Informasi ttg : Tujuan Sistem : Bentuk Klasifikasi Pasien : Kekuasaan : Kendali mutu :
Pasien Standar Organisasi : Penentuan Pemecahan Audit
Pegawai Kebijakan Uraian kebutuhan masalah Penampilan
Sumber- Budget jabatan / pegawai Pengambilan kerja
sumber pekerjaaan Penjadwalan keputusan Disiplin
Evaluasi Penugasan Mengatasi Hubungan kerja
pekerjaan Pengurangan konflik Komputer
Sumber : Gillies, 1985 Kerja Tim / absen Komunikasi dan sistem
kelompok Pengurangan sistem analisis
pindah transaksional 23
Pengembangan
pegawai
Gambar 2.2 Proses Manajemen Keperawatan Mendukung Proses Keperawatan
Pengelolaan Kepegawaian
PROSES MANAJEMEN
24
25
D. Fungsi Manajemen Dalam Keperawatan
dalam satu atau lebih dari fungsi-fungsi utama yang bergerak secara simultan.
1. Planning
2. Organizing
a. Struktur Organisasi
yang menentukan alur kerja dan hubungan timbal balik antar pribadi.
7
memakai keduanya secara efektif. Struktur formal organisasi merupakan
kemauan.
b. Job Deskriptions
jawabnya, jadi antara satu dengan yang lainnya mempunyai tugas dan
c. Metode Penugasan
8
Jenis model asuhan keperawatan menurut Grant & Massey (1997)
1) Model Fungsional
II. Pada saat itu karena masih terbatasnya jumlah dan kemampuan
Kepala Ruang
Pasien
2) Model Tim
9
Kepala Ruang
Pasien
Pasien
3) Model Primer
penuh selama 24 jam terhadap askep pasien mulai dari pasien masuk
Primary Nurse
Pasien
10
Tugas Gilir Tugas Gilir Tugas Gilir Sesuai
Sore Malam Kebutuhan
4) Manajemen Kasus
pasien saat ia dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda
untuk setiap shift dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan dirawat
oleh orang yang sama pada hari berikutnya. Metode penugasan kasus
intensive care.
tim.
11
Hal-hal yang perlu di pertimbangkan dalam penentuan pemilihan
yaitu :
kesehatan lainnya.
3. Actuiting
a. Motivasi
memenuhi kebutuhan tadi sedangkan tujuan adalah akhir dari satu siklus
12
b. Sistem klasifikasi pasien
jumlah dan jenis prosedur perawatan yang akan dibutuhkan oleh jenis
13
dapat memberikan pelayanan bermutu sehingga dapat memenuhi
pengguna jasa.
1) Rumus Gillies
Catatan :
2) Rumus Douglas
14
Σ perawat = Σ klien X derajat ketergantungan
0,3
1 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,20
0
0,6
2 1,34 0,28 0,14 0,54 0,30 0,20 0,72 0,40
0
Berdasarkan :
Rata-rata klien/hari
Cara perhitungan :
a. Σ jam perawat
= A
Jam kerja efektif per shift
15
Tambahkan dengan faktor koreksi hari libur/cuti/hr besar dan tugas-
d. Penjadwalan
adalah penentuan pola jam kerja masuk dan libur mendatang untuk
personil yang libur dan yang masuk secara adil, harus ada departemen
berikut tidak ada, maka manajer perawat harus bersatu sebagai sebuah
16
1) Orang dengan jabatan yang bertanggung jawab mempersiapkan
libur.
tugas.
pekerja.
pergiliran tersebut.
10) Keperluan penjadwalan dua hari libur per minggu atau rata-rata dua
12) Definisi dari “ libur akhir pekan” untuk personil tugas malam.
13) Perlunya perluasan hari libur yang berurutan dan yang tak berurutan.
tugas
17
16) Jumlah hari libur yang dibayar untuk diberikan pada masing-masing
pekerja.
17) Jumlah hari libur yang diharuskan per tahun saat pegawai harus
19) Prosedur yang harus diikuti dalam meminta libur kerja pada hari
libur tertentu.
20) Jumlah hari-hari libur yang dibayar untuk di berikan pada masing-
masing pekerja.
23) Pembatasan pada penjadwalan liburan selama hari libur, natal, tahun
baru.
jadwal waktu.
e. Pengembangan Staff
18
kepuasan kerja. Ada beberapa metode pendidikan dan latihan yang akan
sebagai kepala atau pegawai yang dalam waktu singkat akan diserahi
yang dipermasalahkan.
manajerial.
adanya aturan-aturan atau hal – hal baru dalam organisasi yang harus
bagi peserta yang ada kaitannya dengan pekerjaan peserta. Pada akhir
kriteria kelulusan.
19
Pada metode ini latihan ketrampilan menjadi tujuan utama
4. Controlling
a. Definisi
sesuai dengan kemampuan yang tersedia, serta menilai hasil yang dicapai
(Azwar, 1996)
prosedur kerja, dsb) selalu harus dibandingkan dengan hasil yang telah
20
dini, dicegah, dikendalikan atau dikurangi. Kegiatan fungsi pengawasan
staf
pelayanan pasien
21
Menghubungi individu dalam organisasi, membentuk standart
d. Manfaat controlling
A. Pengertian
22
dilakukan tindakan perawatan dan atau pembedahan, menjelang dan
C. Lingkup Garapan
fisiologis pada satu atau beberapa sistem tubuh yang dialami oleh individu.
23
4. Pemberian bantuan kepada klien untuk meninggal dengan damai.
1. Penerimaan
yang tersedia
2. Pengelolaan
jasa)
24
g. Pemeriksaan penunjang (laboratorium, EKG, USG, fungsi paru dan
X-ray)
h. Pembatasan diet
l. Persiapan mental
m. Premedikasi
1. Penerimaan
operasi.
2. Pengelolaan
25
b. Pemenuhan KDM post operasi
pelayanan klien dan keluarga yang dimulai dari saat klien masuk rumah
sakit. Hal ini merupakan suatu bentuk kerjasama antara tim kesehatan,
klien maupun orang yang penting bagi klien yang dimulai pada tahap
26
3. Menyiapkan diri klien dan keluarga baik dari segi fisik maupun
1. Tahap pengkajian
2. Tahap perencanaan
perawatan luka.
3. Tahap pelaksanaan
27
c. Pemberian informasi mengenai tanda dan gejala terjadinya infeksi
4. Tahap evaluasi
infeksi.
rumah.
G. Lingkungan Fisik
1. Bagunan
a. Ruangan
28
b. Letak
d. Kondisi
sesuai dengan jumlah tempat tidur, jumlah dan ukuran jendela sesuai
oleh pasien, kasur bersih, dapat dirubah posisinya, terdapat side rails,
perlak, stik laken, selimut, baju pasien, wash lap, alas meja, alas
termometer.
midline.
f. Emergency trollY
g. O2 dan manometer
29
h. Bahan habis pakai : Alkohol 70%, betadin, aquadest, savlon, H2O2,
Nacl, cairan infus, lisol, spuit dengan berbagai ukuran, kapas, kasa,
plester, set infus, kateter, NGT, kondom kateter, urine bag dan obat-
obatan.
j. Alat tulis kantor : Amplop, buku ekspedisi, buku laporan, buku tulis,
klien.
30
c. Kegiatan serah terima pasien dilakukan setiap pergantian dinas dan
masalah tim.
4. Kepuasan kerja
penyesuaian diri yang positif sehat dari para karyawan terhadap kondisi
Anoraga (2006) :
kelamin.
31
b. Faktor-faktor luar berhubungan dengan keadaan keluarga karyawan,
sebuah organisasi :
a. Ada bukti bahwa kepuasan kerja yang rendah lebih sering mangkir
32
33