Teks Ulasan
Teks Ulasan
Teks Ulasan
A. Pengertian
Teks Naskah yang berupa kata-kata asli dari pengarang bahan
tertulis untuk dasar memberikan pelajaran, berpidato, dan
sebagainya.
Ulasan Kupasan atau tafsiran atau komentar. Ulasan itu sendiri
mungkin lebih sering kita dengar kata review.
B. Ciri - ciri
Memiliki sebutan lain yang dikenal oleh banyak orang, yaitu resensi.
Didalamnya berisi tentang keunggulan dan kelemahan atau
kelebihan dan kekurangan dari suatu karya atau objek yang diulas.
Memasukkan pendapat tentang isi dari suatu karya yang sedang
diulas.
Struktur teks terdiri dari orientasi, tafsiran, evaluasi, dan rangkuman.
Pendapat atau opini yang ada di dalam teks ulasan berupa fakta yang
sudah diinterpretasikan.
Informasi berasal dari opini penulis dalam mengulas atau mengupas
produk atau karya.
C. Jenis
Teks ulasan itu sendiri dibagi menjadi tiga jenis, yaitu deskriptif, kritis,
dan informatif
1. Teks Ulasan Kritis
Teks Kritis adalah jenis ini yang bersifat kritis atau memberikan
ulasan terhadap suatu karya (umumnya karya sastra) berupa
kritikan melalui sudut pandang tertentu.
2. Teks Ulasan Informatif
Teks informatif adalah jenis teks yang isinya berupa ulasan
mengenai suatu karya yang diuraikan dengan tujuan untuk
memberikan informasi kepada pembaca. Teks informatif bisa
menambahkan informasi dan wawasan pembaca teks ulasan.
Dikarenakan berisi hal yang informatif, maka teks ulasan
informatif ini dibuat menggunakan bahasa yang singkat, jelas,
dan padat.
3. Teks Ulasan Deskriptif
Teks Deskriptif adalah jenis yang umumnya digunakan untuk
mengulas karya sastra. Oleh sebab itu, jenis ini biasanya
berupa gambaran atau penilaian penulis terhadap karya sastra
dalam bentuk deskripsi. Ketika mengulas karya sastra dengan
teks deskriptif, maka karya sastra akan dijelaskan secara
detail dan kompleks. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar
pembaca teks ulasan benar-benar memahami maksud dari
penulis karya sastra.
D. Struktur
Teks ulasan terdiri dari beberapa struktur, yaitu orientasi, tafsiran,
evaluasi, dan rangkuman.
1. Orientasi
Orientasi merupakan struktur yang terletak di bagian awal dan
isinya berupa pengenalan terhadap karya (karya sastra, film, musik,
dan sebagainya) yang akan diulas. Maka dari itu, pada bagian atau
struktur teks ini, kita (sebagai pembaca) akan membaca latar
belakang dari hal yang akan diulas.
2. Tafsiran
Struktur kedua adalah tafsiran atau pandangan, penilaian, dan
pengukuran penulis teks ini terhadap karya yang akan diulas. Pada
struktur tafsiran isinya berupa gambaran atau penjelasan tentang karya
yang akan diulas secara lebih detail. Pada struktur ini, biasanya hal yang
akan diulas berupa keunggulan, kelemahan, kualitas, keunikan, dan
sebagainya dari karya yang diulas.
3. Evaluasi
Penulis teks ini akan menjelaskan secara lebih mendalam terhadap
karya yang diulas. Dalam hal ini, pembahasan yang ada pada
struktur evaluasi, seperti kelebihan dan kekurangan dari karya
yang sedang diulas. Pada tahapan inilah, pembaca menjadi tahu
kelebihan dan kekurangan dari karya yang diulas, sehingga bisa
menentukan apakah karya (yang ada di dalam ulasan) layak untuk
dinikmati atau tidak.
4. Rangkuman
Pada struktur ini, penulis akan mengambil kesimpulan dari
semua pembahasan yang sudah dilakukan. Pada bagian ini juga,
penulis akan memberikan tanggapan atau komentar terhadap
karya yang diulas, apakah termasuk karya yang berkualitas atau
tidak.
4. Membuat Kesimpulan
Pada tahapan ini, penulis akan menjelaskan setiap hal yang penting,
menarik, kelebihan, dan kekurangan dari karya yang diulas. Isi dari
kesimpulan ini, berupa pendapat penulis terhadap karya yang diulas
secara keseluruhan.
5. Memberikan Saran Kepada Pembaca
Penulis teks ulasan memberikan saran kepada pembaca, sehingga
pembaca menjadi lebih yakin apakah suatu karya diulas perlu
dinikmati atau tidak.
F. Tujuan Teks Ulasan
1. Membantu pembaca dalam memahami isi atau makna dari sebuah karya
2. Memberikan pertimbangan kepada pembaca sebelum melakukan hal
untuk memilih, membeli, memiliki, dan menikmati sebuah karya atau
buku.
3. Mengetahui perbandingan dari karya yang diulas dengan karya lainnya
(masih yang sejenis, seperti buku dengan buku, film dengan film, dan
sebagainya)
4. Memberikan informasi kepada pembaca berupa kekurangan dan
kelebihan atau keunggulan dan kelemahan dari suatu karya atau produk.
5. Memberitahukan kepada orang banyak tentang layak atau tidaknya
suatu karya untuk dimiliki.
6. Memberikan kemudahan bagi pembaca dalam memahami hubungan
sebuah karya dengan karya yang serupa.
7. Mengajak pembaca untuk memikirkan, merenungkan, dan mendiskusikan
setiap masalah yang ada di dalam karya yang sedang diulas.
8. Memberikan pertimbangan kepada pembaca apakah suatu karya yang
sedang diulas pantas untuk diikmati atau tidak.
9. Memperlihatkan suatu penilaian dari penulis teks initerhadap karya yang
sedang diulas.
10. Memberitahukan informasi-informasi yang jelas tentang sebuah karya.
G. Kaidah Kebahasaan
1. Banyak menggunakan konjungsi penerang seperti bahwa,
yakni, dan yaitu
Contoh: Novel ini banyak memberikan pelajaran pada pembacanya
antara lain, bahwa kita harus pandai bergaul dan membawa diri
dengan orang lain. (Novel Atheis)
2. Banyak menggunakan konjungsi temporal seperti sejak,
semenjak, kemudian, dan akhirnya
Contoh: Kemudian, ia mencari Anwar. (Novel Atheis)
Tafsiran
Tantri menceritakan dongeng-dongeng, kisah-kisah berlapis-lapis tentang
negeri dimana binatang bisa berbicara. Dia bercerita tanpa kenal lelah,
siang dan malam, berhari-hari, dan teguh bertahan pada cerita itu apapun
yang terjadi dan apapun yang dirasakannya.
Sang raja menanggapi kisah itu dengan santai, penuh jenaka, pada
awalnya. Seperti mendengarkan dendang merayu seorang gadis
kesukaannya. Namun cerita Tantri bukan cerita biasa. Dia memberikan
sindiran tanpa menyindir. Dia memberikan pengajaran tanpa mengajar.
Dia memberikan hiburan tanpa menghibur. Dan pasti, dia memberi
pemikiran baru pada sang raja sehingga mampu melihat situasi yang
sebenarnya dan di posisi mana seorang raja harusnya berada. Dia sama
dengan semua rakyat, tapi dia juga berbeda dengan semua rakyat. Dia
bisa melakukan perubahan dengan kekuatan kebijaksanaannya itu.
Evaluasi
Novel yang berjudul Tantri Perempuan yang Bercerita, ini dalam
penyajiannya sudah cukup baik. Dimulai dari pembukaan cerita sampai
penutup cerita sudah baik karena pengarang membuat atau menceritakan
novel ini dengan metode cerita berbingkai, yaitu ada cerita didalam cerita.
Dan uniknya lagi pengarang dapat mengajak pembaca untuk berpikir
akhir dari cerita novel itu. Alur cerita yang unik menjadi kelebihan dari
novel ini karena bisa mengotak-atik perasaan pembaca.