Makalah Rotavirus-HILMAN
Makalah Rotavirus-HILMAN
Makalah Rotavirus-HILMAN
ROTAVIRUS
OLEH :
HILMAN NIHAYA
O111 13 309
Hal
Daftar Isi ................................................................................................ 1
I. Pendahuluan ................................................................................... 2
I.1 Latar Belakang Penulisan ....................................................... 2
I.2 Tujuan Penulisan ..................................................................... 2
II. Pembahasan .................................................................................... 3
II.1 Sejarah Rotavirus .................................................................... 4
II.2 Epidemiologi .......................................................................... 6
II.3 Etiologi .................................................................................. 10
II.4 Patogenesa ............................................................................... 15
II.5 Gejala Klinis .......................................................................... 18
II.6 Diagnosa ................................................................................ 19
II.7 Potensi Zoonosis .................................................................... 20
II.8 Pengobatan …………………………………………………. 21
II.9 Pencegahan ………………………………………………... 23
III. Penutup ………………………………………………………….. 25
III.1 Kesimpulan ………………………………………………… 25
III.2 Saran ……………………………………………………….. 25
Daftar Pustaka ..................................................................................... 27
1
BAB I
PENDAHULUAN
Rotavirus telah diidentifikasi sebagai salah satu agen etiologi utama diare
dan enteritis pada mamalia, termasuk manusia, dan pada spesies unggas. Dalam
kondisi lapangan, infeksi rotavirus pada unggas dapat menyebabkan manifestasi
subklinis, atau mereka mungkin berhubungan dengan enteritis, dehidrasi,
anoreksia, berat badan rendah, dan peningkatan mortalitas. Gejala infeksi
2
rotavirus dapat bervariasi dari penyakit ringan pada ayam muda untuk manifestasi
yang lebih parah pada ayam 12 sampai 21-hari-tua, ditandai dengan kerusuhan,
sampah konsumsi, kotoran berair, sampah basah, dan diare parah.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Ada tahun 1974, Thomas Henry Flewett menyarankan nama '' rotavirus''
setelah mengamati bahwa, ketika dilihat melalui mikroskop elektron, partikel
rotavirus tampak seperti sebuah roda ('' rota'' dalam bahasa Latin); nama resmi
diakui oleh Komite Internasional taksonomi virus empat tahun kemudian. Pada
tahun 1976, virus yang terkait yang dijelaskan dalam beberapa spesies hewan.
Virus ini, semua menyebabkan gastroenteritis akut, diakui sebagai patogen
4
kolektif yang mempengaruhi manusia dan hewan di seluruh dunia. Rotavirus
serotipe dipaparkan pertama kali pada 1980, dan pada tahun berikutnya, rotavirus
dari manusia pertama tumbuh dalam sel budaya yang berasal dari monyet ginjal,
dengan menambahkan tripsin, (enzim ditemukan di usus dua belas jari mamalia
dan sekarang dikenal untuk menjadi penting untuk rotavirus untuk mereplikasi),
media budaya. Kemampuan untuk tumbuh rotavirus dalam budaya mempercepat
laju penelitian, dan pada pertengahan 1980-an vaksin calon pertama yang
dievaluasi (Robbins, 2007).
Pada tahun 1998, vaksin rotavirus berlisensi untuk digunakan di Amerika
Serikat. Uji klinis di Amerika Serikat, Finlandia, dan Venezuela telah menemukan
untuk menjadi 80-100% efektif dalam mencegah parah diare yang disebabkan
oleh rotavirus A, dan peneliti telah mendeteksi tidak signifikan secara statistik
serius efek. Produsen, namun, mundur itu dari pasar pada tahun 1999, setelah
ditemukan bahwa vaksin telah berkontribusi terhadap peningkatan risiko untuk
intussusception, sejenis obstruksi usus, di salah satu bayi vaksinasi setiap 12.000.
Pengalaman memicu intens perdebatan tentang risiko relatif dan manfaat dari
vaksin rotavirus (Robbins, 2007).
Pada 2006, dua vaksin baru melawan infeksi ditunjukkan untuk menjadi
aman dan efektif pada anak-anak, dan pada Juni 2009 World Health Organization
direkomendasikan bahwa vaksinasi rotavirus dimasukkan dalam semua program-
program imunisasi nasional untuk memberikan perlindungan terhadap virus ini
(Robbins, 2007).
Rotavirus ditemukan pada 1973 menyebabkan hingga 50% kasus rawat
inap untuk diare berat pada bayi dan anak, Selain dampaknya terhadap kesehatan
manusia, rotavirus juga menginfeksi hewan, dan merupakan patogen
ternak.,Rotavirus merupakan jenis penyakit yang mudah dikelola masa kecil,
tetapi di seluruh dunia hampir 500.000 anak di bawah usia lima tahun masih
meninggal akibat infeksi rotavirus setiap tahun. Di Amerika Serikat,
sebelum vaksinasi rotavirus dikenal oleh masyarakat,kasusrotavirus
menyebabkan sekitar 2,7 juta kasus gastroenteritis berat pada anak, hampir 60.000
rawat inap, dan sekitar 37 kematian setiap tahunnya (Estes M, 2007).
5
Rotavirus adalah penyebab diare pada bayi dan anak-anak yang paling
umum. Banyak anak-anak paling tidak mengalami diare akibat rotavirus pada usia
2 sampai 3 tahun. Selain itu infeksi virus ini terkadang di dapatkan pada hewan
muda dan manusia dewasa (Ranuh, 2008).
II.2 EPIDEMIOLOGI
6
Gambar 1. Distribusi kasus diare rotavirus rawat inap.8
7
gastroenteritis yang terkait lebih besar dibandingkan mereka yang tidak
disebabkan oleh rotavirus pada subyek usia yang sama (Meštrović, 2006)..
Evolusi yang cepat dari strain rotavirus dan munculnya yang baru,
kemungkinan besar melalui transmisi virus di seluruh spesies oleh reassortment
antara hewan dan rotavirus manusia, membuat perlu untuk memasukkan
pengawasan regangan intensif sebagai komponen penting dari setiap program
pelaksanaan vaksin (Meštrović, 2006)..
Di Jakarta dan Surabaya sekitar 21-42 persen balita meninggal akibat diare
dari rotavirus. Persentase yang lebih tinggi ditemui di tingkat Asia. Rata-rata
dengan angka di atas 50 persen. Di Korea bahkan kasus diare akibat rotavirus 73
persen. Untuk tingkat dunia, 440 ribu kematian anak setiap tahun meninggal
akibat rotavirus. Di Indonesia kematian anak mencapai 240.000 orang per tahun.
Kematian anak karena diare 50.400 orang. Dari jumlah itu 10.088 anak di
antaranya akibat rotavirus. ‘Rotavirus menyebabkan diare berat. Jadi jika pasien
tidak dirawat di sarana kesehatan yang memadai, kemungkinan besar ia
meninggal (Anonim 2008).
Rotavirus adalah penyebab utama yang menyebabkan diare dengan
dehidrasi berat pada anak-anak. Rotavirus sangat infektif, dan kebanyakan infeksi
terjadi melalui fecal dan oral. Pada orang dewasa bisa terinfeksi setelah kontak
langsung dengan bayi yang terinfeksi, tapi biasanya hanya berupa diare ringan.
Kebanyakan infeksio terjadi pada musim dingin setiap tahun di Amerika. Masa
inkubasinya adalah 1-3 hari (Soebagyo. 2008).
Salah satu cara mengatatasi penyebaran virus ini yaitu dengan kampanye
kesehatan masyarakat untuk memerangi fokus rotavirus pada penyediaan terapi
rehidrasi oral bagi anak-anak yang terinfeksi dan vaksinasi untuk
mencegah. penyakit Insiden dan tingkat keparahan infeksi rotavirus telah menurun
secara signifikan di negara-negara yang telah menambahkan vaksin rotavirus
dengan kebijakan rutin masa kanak-kanak imunisasi (Soebagyo. 2008).
8
Norwalk virus, contohnya Calici virus biasanya menginfeksi anak-anak
dan dewasa, dan infeksi terjadi sepanjang tahun. Norwalk virus adalah penyebab
utama dari penyakit epidemik viral gastroenteritis. Penyebarannya melalui
makanan dan minuman yang tercemar. Penularan dari orang ke orang juga bisa
terjadi, karena virus sangat menular. Masa inkubasinya 1 – 3 hari (Jawetz, 2005).
9
(pada bulan yang
Grup B 60-80 dingin pada iklim Tidak
sedang).
Wabah penyakit
Grup C 60-80 diare pada dewasa Tidak
dan anak di Cina.
Kasus sporadis
dan kadang-
kadang wabah
penyakit diare
pada anak.
II.3 ETIOLOGI
10
(2) Rotavirus, terdiri dari 2 serotipe
(3) Orbivirus, terdiri dari beberapa serotype (golongan demam caplak Colorado
dan Kemerovo) yang bersifat lintas artropoda (arthropoda-borne)
Ukuran diameter virion 60-80 nm dan memiliki dua kulit kapsid yang
terpusat (kosentris), dimana tiap virion berbentuk ikosahedral (rotavirus
mempunyai tiga lapisan). Rotavirus mempunyai 132 kapsomer, dan tidak
beramplop. Partikel virus ini berkulit tunggal dan tidak mempunyai kapsid luar
berdiameter 50-60 nm. Core bagian dalam dari partikel berdiameter 30-40 nm.
Partikel berkulit ganda merupakan bentuk infeksi virus yang sempurna (Bains,
2005).
Berdasarkan situs antigenik yang terletak di protein vp6 dari kapsid batin,
strain rotavirus diklasifikasikan ke dalam lima utama (a, b, c, d, e) dan dua tentatif
tambahan (f, g) kelompok serotipe (juga dikenal sebagai serogrup) . Strain
diklasifikasikan menjadi serogrup a, b dan c bersifat patogen bagi manusia dan
berbagai spesies hewan (Wani, 2003).
Strain yang paling ganas dan sering terisolasi milik serogrup a, dan
diketahui menyebabkan diare akut infeksi pada anak-anak dan berbagai spesies
mamalia dan unggas domestik. Serogrup b telah terutama dikaitkan dengan diare
pada anak-anak domba neonatal strain serogrup e telah diisolasi hanya dari babi,
sedangkan serogrup d, f dan g strain telah diisolasi hanya dari spesies unggas
(Tabbu, 2000).
Rotavirus adalah virus double helix RNA dari famili Reoviridea. Rotavirus
terdiri dari 7 serotype, yaitu dari Grup A hingga Grup G. Virus memiliki sifat
sebagai parasit, di mana virus memerlukan sel inang untuk memproduksi protein,
memodifikasi genom dalam proses replikasinya dan dalam propagasi virion agar
memiliki sifat infeksius. Akibat dari propagasi tersebut adalah kerusakan sel inang
yang menyebabkan terjadinya penyakit. Dalam proses replikasinya beberapa virus
dapat menyebabkan infeksi laten sebagai hasil dari interaksi genom virus ke
11
dalam sel inang, dan beberapa jenis virus dapat menimbulkan transformasi pada
sel inang (Yuwanta, 2008).
Virion
Berbentuk ikosahedral yang berdiameter 60-80 nm, memiliki dua kulit
kapsid yang terpusat atau konsentris
Komposisi
RNA 15% dan Protein 85%
Genom
Genom mengandung RNA untai ganda dalam 10-12 segmen tersendiri
dengan total genom 16-17 kbp
Protein
Memiliki sembilan protein struktural, core berisi beberapa enzim
Amplop
Tidak ada amplop atau amplop semu transien (transistent pseudoenvelope)
struktur tersebut terdapat selama terjadi morfogenesis partikel.
12
subkelompok (1atau2), dan serotip. Group A, yang tidak mempunyai hubungan
antigenic dengan kelompok-kelompok lain, meliputi pathogen manusia biasa juga
berbagai virus binatang. Rotavirus group B dilaporkan sebagai penyebab penyakit
berat pada bayi dan orang dewasa dicina tetapi tidak diseluruh dunia. Kadang–
kadang wabah rotavirus C manusia dilaporkan. Kelompok ini terbatas pada strain
binatang. Strain rotavirus adalah spesies spesifik dan tidak menyebabkan penyakit
pada hospes heterogen. Subkelompok rotavirus ditentukan oleh struktur antigenic
protein kapsid sebelah dalam, vp6. Pengelompokan serotip rotavirus, sepetri
ditentukan oleh serologi neutralisasi silang klasik, tergantung pada glikoprotein
kapsid sebelah luar, vp7. Tipe serotype ini sering disebut sebagai tipe”G” (untuk
glikoprotein). Baru-baru ini banyak pengamat juga telah melaporkan tipe P untuk
rotavirus (“P” merujuk pada struktur kapsid sebelah luar rotavirus lain, vp4).
Walaupun kedua vp4 dan vp 7 dapat menimbulkan neutralisasi antibody
immunoglobulin(ig)G, peran antibody ini dalam imunitas protektif tetap belum
jelas (Lung E, 2007).
13
dapatdigunakan untuk meramalkan sserotipe, tetapi penentuan Elektroferotipe
dapat menjadi suatualat epidemiologi yang berguna untuk memantau penularan
virus (Behrman , dkk. 2003).
Rotavirus memiliki antigen umum yang berlokasi pada sebagian besar jika
tidak semua protein struktural. Ini bisa mendeteksi dengan imunofluoresen.
ELISA dan mikroskop elektron imun (IEM). Tiga besar subgrup antigen rotavirus
manusia telah teridentifikasi. Protein kapsid luar VP4 dan VP7 membawa epitope
penting dalam aktivasi netralisasi, walaupun glikoprotein VP7 tampaknya
merupakan antigen dominan. Antigen spesifik tipe ini membedakan antara
rotavirus-rotavirus dan dapat ditunjukan dengan tes Nt. Sedikitnya 9 serotipe telah
teridentifikasi di antara rotavirus manusia berbagi spesifitas serotipe. Misalnya,
virus S A 11 kera secara antigen sangat mirip dengan serotipe 3 manusia
(Robbins, 2007).
14
dalam elektroforesis ini tidak dapat dipakai untuk meramalkan serotipe tetapi
elektroforesis dapat menjadi alat epidemilogi untuk memantau penularan virus
(Robbins, 2007).
II.4 PATOGENESA
15
Diare disebabkan oleh aktivitas yang dilakukan virus. Malabsorbsi terjadi
oleh karena kerusakan sel usus (enterocyt). Racun yang diprosuksi Rotavirus
berupa protein NSP4 menyebabkan sekresi ion kalsium, mengganggu SGLT1
dalam proses reabsorbsi air, menghambat aktivitas membran silia disakarida, dan
kemungkinan mengganggu reflek simpatis parasimpatis usus. Enterocyt yang
sehat mengsekresikan lactase ke usus kecil, intoleransi susu dapat terjadi oleh
karena defisiensi lactase dan menjadi gejala khas dari infeksi rotavirus ini, dan
kondisi ini dapat berlangsung sampai satu minggu. Diare sedang yang berulang
oleh karena pengenalan susu buatan pada anak terjadi oleh karena fermentasi
disakarida laktosa oleh bakteri di usus (Jawetz, 2005).
16
Sebagian dari sel epitel yang melapisi permukaan dinding usus halus juga
bersifat sebagai sel endokrin penghasil ensim disakaridase. Rusaknya sel epitel
akibat invasi virus menyebabkan kadar ensim disakharidase usus juga menurun
dan pencernaan disakarida terganggu. Disakarida yang tidak tercerna akan
menarik lebih banyak air sehingga terjadi diare osmotic (Estes M, 2007).
17
Kehilangan Buffer NaHCO3 Dehidrasi
(bikarbonat) Gangguan keseimbangan
Cairan dan elektrolit RESIKO TINGGI
GANGGUAN NUTRISI
Kematian KURANG DARI
Asidosis metabolik Syok hipovolemik
KEBUTUHAN TUBUH
Bagan 1
18
sedang, infeksi yang berat biasanya pada anak usia 6 bulan sampai 2 tahun, juga
pada anak yang lebih tua dengan imunokompromis. Oleh karena imunitas yang
didapat pada waktu anak, orang dewasa kebal terhadap infeksi rotavirus, diare
pada dewasa lebih sering disebabkan hal lain, selain rotavirus, akan tetapi infeksi
asimtomatik pada dewasa ini dapat menjadi sumber penularan. Infeksi
simptomatis pada dewasa dapat disebabkan rotavirus tipe A dengan serotipe yang
lain (Wong, 2003).
II.6 DIAGNOSIS
Anamnesis didapatkan :
Demam
BAB cair
Muntah
19
Tanda Vital : Normal atau meningkat jika sudah mencapai dehidrasi berat.
Ekstremitas : akral hangat atau dingin, sianosi, capillary refill time normal
atau lambat.
20
Sejumlah besar orang yang terkena rotavirus binatang setiap tahun. Hasil
tes serologi dan metode pengakuan rantai nukleotida telah menunjukkan bahwa
banyak strain rotavirus yang diisolasi dari spesies mamalia memiliki kemampuan
untuk menginfeksi manusia. Selain itu, telah ada bukti kuat pada transfer zoonosis
strain unggas (Meštrović, 2006).
Contoh yang berbeda dari yang identik atau pengalihan (hampir identik)
dari segmen rotavirus hewan virus ke manusia dijelaskan dalam
literatur. Sebagian besar dari mereka mengacu pada segmen terisolasi dari sapi
atau babi, yang telah terdeteksi terutama di negara-negara berkembang dengan co-
huni dekat manusia dan hewan.dalam sebagian besar kasus, infeksi manusia
dengan segmen yang berasal dari hewan menyebabkan penyakit klinis ringan
(Meštrović, 2006).
21
antara virus co-beredar, serta menilai program vaksinasi yang relevan (Meštrović,
2006).
II.8 PENGOBATAN
Salah satu dari pengobatan suportif yang saat ini mulai banyak digunakan
adalah penggunaan probiotik (Lactic acid bacteria) yaitu bakteri hidup yang
mempunyai efek yang menguntungkan pada host dengan cara meningkatkan
kolonisasi bakteri probiotik di dalam lumen saluran cerna sehingga seluruh epitel
mukosa usus telah diduduki oleh bakteri probiotik melalui reseptor dalam sel
epitel usus, sehingga tidak terdapat tempat lagi untuk bakteri patogen untuk
melekatkan diri pada sel epitel usus sehingga kolonisasi bakteri patogen tidak
terjadi. Bakteri baik yang termasuk ke dalam kelompok ini
seperti Bifidobacterium, Eubacterium, dan Lactobacillus. Dengan mencermati
fenomena tersebut bakteri probiotik dapat dipakai sebagai cara untuk pencegahan
dan pengobatan diare baik yang disebabkan oleh Rotavirus maupun
mikroorganisme lain, pseudomembran colitis maupun diare yang disebabkan oleh
karena pemakaian antibiotika yang tidak rasional rasional (antibiotic associated
diarrhea).
22
peningkatan respon imun dari sistem imun mukosa untuk menjamin terutama
sistem imun humoral lokal mukosa yang adekuat yang dapat menetralisasi bakteri
patogen yang berada dalam lumen usus yang fungsi ini dilakukan oleh secretory
IgA (SIgA).
Dalam hal jalur penularan yang melalui feses, upaya pengendalian yang
penting adalah penanganan air limbah dan kebersihan. Penanganan bagi orang
yang terjangkit virus ini adalah dengan penggantian cairan dan pemulihan
keseimbangan elektrolit secara intravena atau secara oral. Bisa dilakukan dengan
memberikan cairan oralit atau cairan pengganti oralit. Cairan pengganti oralit ini
bisa berupa kuah sayur, air teh manis yang ditambahkan garam seujung sendok.
Apabila anak muntah, ditunggu lebih dahulu 5-10 menit, agar anak tenang.
Setelah itu, baru diberikan cairan pengganti dari sendok secara perlahan-lahan.
II.9 PENCEGAHAN
23
toilet. Tetapi bahkan mencuci tangan seksama tidak menjamin anda akan bebas
dari infeksi virus.
24
Infeksi rotavirus bersifat self-limited disease yang terjadi setelah 3-9 hari
gejala muncul. Namun pada kasus ini dapat terjadi dehidrasi berat yang pada
akhirnya dapat menyebabkan kematian. Dengan rehidrasi yang tepat akan dapat
mencegah komplikasi yang serius
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Reoviridae merupakan golongan virus yang yang mempunyai virion tak
berselubung dengan simetris ikosahedral yang berdiameter 60-80 nm mempunyai
genom RNA untai ganda, bersegmen. Golongan virus tersebut memiliki meliputi
3 genus yaitu. Ada tahun 1974, Thomas Henry Flewett menyarankan nama ''
rotavirus'' setelah mengamati bahwa, ketika dilihat melalui mikroskop elektron,
partikel rotavirus tampak seperti sebuah roda ('' rota'' dalam bahasa Latin); nama
resmi diakui oleh Komite Internasional taksonomi virus empat tahun kemudian.
Pada tahun 1976, virus yang terkait yang dijelaskan dalam beberapa spesies
hewan. Rotavirus telah diidentifikasi sebagai salah satu agen etiologi utama diare
dan enteritis pada mamalia, termasuk manusia, dan pada spesies ungags.
Diagnosis diare akut yang disebabkan infeksi rotavirus sering hanya berdasarkan
gejala klinis dan pemeriksaan fisik. Anamnesis sangat penting untuk menegakkan
diagnosis dari diare oleh karena infeksi virus khususnya rotavirus. Dari anamnesis
dapat diketahui onset, frekuensi dari diare, durasi, volume, apakah diare
berair (watery diarrhea), diare berdarah atau berlemak. Dalam melakukan
anamnesis pada pasien diare harus lebih fokus pada beratnya diare dan dehidrasi.
25
Unggas yang terinfeksi rotavirus biasanya mendapatkan terapi suportif untuk
menghilangkan gejala dan komplikasi. Contoh, terjadinya dehidrasi yang
merupakan komplikasi paling potensial dari infeksi rotavirus, keadaan ini sering
ditangani dengan terapi redidrasi oral. Mengingat penyakit diare rotavirus sangat
mudah menular, maka perlu dilakukan langkah-langkah pencegahan. Salah
satunya dengan merawat terpisah unggas yang terinfeksi rotavirus dengan unggas
sehat lainnya.
III.2 Saran
Dengan selesainya makalah ini pembaca dapat mengambil manfaat dan
pengetahuan dari makalah ini serta dapat mengambil langkah untuk mencegah
kemungkinan terjadinya Rotavirus Infection. Hal yang dapat dilakukan yaitu
dengan vaksinasi cukup dilakukan satu kali yang biasanya dapat melindungi
sampai ayam diafkir. Pencegahan dapat dilakukan yaitu pada daerah yang tertular
dapat diberikan vaksinasi terhadap ayam dewasa.
26
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2003. Buku Tentang Penyakit Ayam. Dinas peternakan dan perikanan.
B. Soebagyo. 2008. Diare akut pada anak. Sebelas Maret University Press
Behrman , dkk. 2003. Ilmu Kesehatan Anak vol. I. edisi 15. Hal 1127-1127.
27
Jawetz, Melnick.2005, Mikrobiologi Kedokteran Buku 2, Salemba Medica,
Jakarta.Hal 489-492
Ranuh I.G.N dkk.Satgas Imunisasi –Ikatan dokter anak Indonesia Edisi ketiga
tahun 2008.Hal 242-243.
Wani SA, Bhat MA, Ishaq SM, Ashrafi MA, Buchh AS, et al. (2003) Detection of
a mammalian-like group A rotavirus in diarrhoeic chicken. Vet Microbiol
94: 13-18.
28