Makalah Proses Keperawatan Jiwa
Makalah Proses Keperawatan Jiwa
Makalah Proses Keperawatan Jiwa
Disusun oleh :
DUDI AHMAD MULYANA
NIM: C1614201150
1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah mencurahkan segala kasih sayangnya kepada
penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Keperawatan Jiwa ini, yang
berjudul “Proses Keperawatan Jiwa Secara Teoritis”. Shalawat serta salam semoga selalu
tercurah kepada kekasih Allah Nabi Besar Muhammad SAW, tak lupa kepada keluarganya,
para sahabatnya dan seluruh umat yang selalu setia kepada ajarannya yang dibawa hingga
akhir zaman.
Akhir kata, penulis ucapkan semoga bimbingan dan dukungan yang telah diberikan
dijadikan amal shaleh di sisi Allah SWT. Tak ada gading yang tak retak, begitupun dengan
makalah ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan baik dalam isi maupun metode
penulisan.
Untuk itu saran yang konstruktif demi perbaikan makalah ini di masa yang akan datang
sangat penulis harapkan. Penulis berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi semua
pembaca dan khususnya bagi penulis.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Tujuan Penulisan .............................................................................. 1
C. Metode Penulisan ............................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Kesehatan dan Keperawan Jiwa.......................................... 3
B. Definisi Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa.................................. 4
C. Pengkajian......................................................................................... 4
D. Diagnosa........................................................................................... 8
E. Rencana Tindakan Keperawatan....................................................... 10
F. Implementasi Tindakan Keperwatan................................................ 13
G. Evaluasi Keperawatan....................................................................... 13
H. Dokumentasi .................................................................................... 14
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................... 15
B. Saran ................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses keperawatan bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan sesuai
dengan kebutuhan dan masalah klien sehingga mutu pelayanan keperawatan menjadi
optimal. Kebutuhan dan masalah klien dapat diidentifikasi, diprioritaskan untuk dipenuhi,
serta diselesaikan. Dengan menggunakan proses keperawatan, perawat dapat terhindar
dari tindakan keperawatan yang bersifat rutin, intuisis, dan tidak unik bagi individu klien.
Proses keperawatan mempunyai ciri dinamis, siklik, saling bergantung, luwes, dan
terbuka. Setiap tahap dapat diperbaharui jika keadaan klien klien berubah.
Dalam keperawatan jiwa, perawat memandang manusia secara holistik dan
menggunakan diri sendiri secara terapeutik. Metodologi dalam keperawatan jiwa adalah
menggunakan diri sendiri secara terapeutik dan interaksinya interpersonal dengan
menyadari diri sendiri, lingkungan, dan interaksinya dengan lingkungan. Kesadaran ini
merupakan dasar untuk perubahan. Klien bertambah sadar akan diri dan situasinya,
sehingga lebih akurat mengidentifikasi kebutuhan dan masalah serta memilih cara yang
sehat untuk mengatasinya. Perawat memberi stimulus yang konstruktif sehingga akhirnya
klien belajar cara penanganan masalah yang merupakan modal dasar dalam menghadapi
berbagai masalah.
B. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan ini adalah :
1. Tujuan Umum
Untuk memahami proses keperawatan jiwa mulai dari pengkajian sampai evaluasi.
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan definisi proses keperawatan kesehatan jiwa
b. Menjelaskan pengkajian pada proses keperawatan jiwa
c. Menjelaskan diagnosa pada proses keperawatan jiwa
d. Menjelaskan rencana tindakan keperawatan pada proses keperawatan jiwa
e. Menjelaskan implementasi tindakan keperawatan pada proses keperawatan jiwa
f. Menjelaskan evaluasi keperawatan pada proses keperawatan jiwa
g. Menjelaskan dokumentasi keperawatan jiwa
1
C. Metode Penulisan
Metode penulisan dalam penyusunan makalah ini, kelompok menggunakan
metode deskriftif yaitu dengan menggambarkan konsep dasar tentang proses keperawatan
jiwa.
2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
3
yg benar dari realitas dan bukan hanya merupakan nkeadaan tanpa adanya penyakit,
gangguan jiwa dan kelainan jiwa.
C. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar pertama dari proses keperawatan.
Tahap pengkajian terdiri atas pengumpulan data dan perumusan kebutuhan atau masalah
klien. Data yang dikumpulkan meliputi data biologis, psikologis, sosial dan spiritual.
Pengelompokan data pada pengkajian kesehatan jiwa dapat pula berupa faktor
predisposisi, faktor presipitasi, penilaian terhadap stresor, sumber koping dan kemampuan
koping yang dimiliki klian, cara ini yang akan dipakai pada uraian berikut. Cara
pengkajian lain berfokus pada lima dimensi yaitu fisik, emosional, intelktual, sosial dan
spiritual.
4
Untuk dapat menjaring data yang diperlukan, umumnya dikembangkan formulir
pengkajian dan petunjuk teknis pengkajian agar memudahkan dalam pengkajian. Formulir
pengkajian yang dianjurkan bagi perawat di rumah sakit jiwa dan mahasiswa
keperawatan, dapat dilihat pada lampiran A.
Isi pegkajian meliputi :
1. Identitas klien
2. Keluhan utama atau alasan masuk
3. Faktor predisposisi
4. Aspek fisik atau biologis
5. Aspek psikososial
6. Status mental
7. Kebutuhan persiapan ulang
8. Mekanisme koping
9. Masalah psikososial dan lingkungan
10. Pengetahuan
11. Aspek medik
Data yang didapat dapat dikelompokan menjadi dua macam yaitu :
1. Data obyektif ditemukan secara nyata, data ini didapatkan melalui observasi atau
pemeriksaan langsung oleh perawat
2. Data subjektif adalah data yang disampaikan secara lisan oleh klien dan keluarga.
Data ini didapatkan melalui wawancara perawat kepada klien dan keluarga.
Data yang langsung didapat oleh perawat disebut sebagai data primer, dan data
yang diambil dari hasil pengkajian atau catatan tim kesehatan lain disebut sebagai data
sekunder.
Perawat dapat menyimpulkan kebutuhan atau masalah klien dari kelompok data
yang dikumpulkan. Kemungkinan kesimpulan adalah sebagai berikut :
1. Tidak ada masalah tetapi ada kebutuhan :
a. Klien tidak memerlukan peningkatan kesehatan, klien hanya memerlukan
pemeliharaan kesehatan dan memerlukan follow up secara periodik karena tidak
ada masalah serta klien telah mempunyai pengetahuan untuk antisipasi masalah
b. Klien memerlukan peningkatan kesehatan berupa upaya prevensi dan promosi
sebagai program antisipasi terhadap masalah
5
2. Ada masalah dengan kemungkinan :
a. Risiko terjadi masalah karena sudah ada faktor yang dapat menimbulkan masalah
b. Aktual terjadi masalah disertai data pendukung
Dari data yang dikumpulkan dengan menggunakan format pengkajian,perawat
langsung merumuskan masalah keperawatan kepada setiap kelompok data yang
terkumpul.
Umumnya sejumlah masalah klien saling berhubungan dan dapat digambarkan
sebagai pohon masalah (FASID, 1983 dan INJF, 1996). Agar penentuan pohon masalah
dapat dipahami dengan jelas, penting untuk diperhatikan tiga komponen yang terdapat
pada pohon masalah, yaitu
1. Penyebab (causa)
2. Masalah utama (core problem)
3. Akibat (effect)
Gambar 1-2 Contoh pohon masalah aspek jiwa
6
Masalah utama adalah prioritas masalah klien dari beberapa masalah yang di
miliki oleh klien. Umumnya masalah utama berkaitan erat dengan alasan masuk atau
keluhan utama.
Penyebab adalah salah satu dari beberapa masalah klien yang merupakan
penyebab masalah utama. Masalah ini dapat pula disebabkan oleh salah satu masalah
yang lain, demikian seterusnya.
Akibat adalah salah satu dari beberapa masalah klien yang merupakan efek/akibat
dari masalah utama. Efek ini dapat pula menyebabkan efek yang lain, demikian pula
seterusnya.
Contohnya :
Seorang klien dibawa kerumah sakit jiwa dengan alasan utama klien marah, memukul
dan mengancam lingkungan. Hal ini terjadi setelah klien dihina dan dipermalukan oleh
kakaknya. Dari kasus ini dapat diidentifikasi beberapa masalah, yaitu : kekerasan, risiko
membahayakan orang lain, harga diri rendah. Kekerasan merupakan masalah utama,
harga diri rendah sebagai penyebab dan risiko membahayakan orang lain sebagai
akibat/efek.
Pohon masalah ini diharapkan dapat memudahkan perawat dalam menyusun diagnosa
keperawatan. Penulisan pernyataan diagnosa keperawatan yang umumnya terjadi pada
klien dengan masalah kesehatan jiwa dapat dirujuk dalam daftar diagnosa keperawatan
NANDA (Tabel 2-1)
Kemampuan perawat yang diharapkan dalam melakukan pengkajian adalah
mempunyai kesadaran/tilik diri (self awareness), kemampuan mengobservasi dengan
akurat, kemampuan komunikasi terapetik dan senantiasa mampu berespons secara efektif
(stuart dan sundeen, 1995). Perilaku atau kegiatan yang perlu dilakukan perawat adalah
membina hubungan saling percaya dengan melakukan kontrak, mengkaji data dari klien
dan keluarga, memvalidasi data dengan klien, mengorganisasi atau mengelompokan dan
menetapkan kebutuhan dan/atau masalah klien.
7
Gambar 2-2. Contoh pohon masalah aspek jiwa
Kekerasan,Risiko tinggi
Akibat
Perubahan sensori persepsi : pendengaran
Masalah utama :
Isolasisosial : menarik diri
Keluhan utama dengar suara tanpa stimulus
Penyebab
Berduka : disfungsional
Gangguan harga diri : kronik
D. Diagnosa
Pengertian diagnosa keperawatan dikemukaan oleh beberapa ahli sebagai berikut :
1. Diagnosa keperawatan adalah penilaian atau kesimpulan yang diambil dari pengkajian
(gabie, dikutip oleh carpenito, 1983).
2. Diagnosa keperawatan adalah masalah kesehatan aktual atau potensial dan
berdasarkan pendidikan dan pengalamannya perawat mampu mengatasinya (gordon,
dikutip oleh carpenito, 1983).
3. Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respon aktual atau potensial
dari individu, keluarga atau masyarakat terhadap masalah kesehatan/proses
kehidupan. (carpenito, 1995)
4. Diagnosa keperawatan adalah identifikasi atau penilaian terhadap pola respons klien
baik aktual maupun potensial (stuart dan sundeen, 1995)
Rumusan diagnosa dapat PE yaitu permasalahan (P) yang berhubungan dengan
etiologi (E) dan keduanya ada hubungan sebab akibat secara ilmiah, rumusan PES sama
dengan PE hanya ditambah simptom (S) atau gejala sebagai data penunjang. Dalam
keperawatan jiwa ditemukan diagnosa anak-beranak, dimana jika etiologi sudah diberikan
tindakan dan permasalahan belum selesai maka P dijadikan etiologi pada diagnosa yang
baru, demikian seterusnya. Hal ini dapat dilakukan karena permasalah tidak selalu
disebabkan oleh satu etiologi yang sama sehingga walaupun etiologi sudah diberi
8
tindakan maka permasalahan belum selesai. Untuk jalan keluarnya jika permasalahan
tersebut menjadi etiologi maka tindakan diberikan secara tuntas. Jika pernyataan pohon
masalah diangkat menjadi permasalahan (P) dalam diagnosa keperawatan maka seluruh
pernyataan dituliskan sebagai contoh perubahan persepsi sensori : halusinasi
pendengaran. Jika pernyataan tersebut menjadi etiologi (E), maka pernyataanya diambil
dari akarnya.Contohnya adalah : halusinasi dengar.
Perbedaan antara tipe-tipe diagnosa keperawatan
Tujuan keperawatan atau
Pernyataan diagnostik hasil klien yang Fokus intervensi
berhubungan
Diagnosa aktual Perubahan dalam perilaku Mengurangi atau
Pernyataan tiga bagian pasien beralih kearah menghilangkan masalah
termasuk label diagnosa resolusi diagnosa atau
keperawatan, etiologi dan perbaikan status
tanda-tanda/gejala-gejala
Diagnosa resiko tinggi Pemeliharaan kondisi yang Mengurangi faktor-faktor
Pernyataan dua bagian ada resiko untuk mencegah
termasuk label diagnosa terjadinya masalah aktual
keperawatan dan faktor-
faktor resiko
Diagnosa mungkin Tidak ditentukan kecuali Mengumpulkan data
Pernyataan dua bagian masalah divalidasi tambahan untuk menguatkan
termasuk label diagnosa atau menetapkan tanda-
keperawatan dan etiologi tanda/gejala-gejala atau
yang tidak dikuatkan atau faktor-faktor resiko
batasan karakteristik yang
tidak dikuatkan
Masalah kolaboratif Tujuan keperawatan Menentukan awitan atau
Komplikasi pfisiologis status masalah
aktual atau potensial penatalaksanaan perubahan
status
9
1. Suhu tubuh : resiko tinggi : hipertermi yang berhubungan dengan deficit volume
cairan
2. Deficit volume cairan yang berhubungan dengan pola makan inefektif
3. Resiko tinggi kekerasan yang berhubungan dengan perubahan sensori persepsi :
halusinasi pendengaran
4. Perubahan sensori persepsi : halusinasi pendengaran yang berhubungan dengan
menarik diri
5. Isolasi sosial : menarik diri yang berhubungan dengan gangguan harga diri rendah
kronis
Ketiga aspek tersebut dapat pula dikaitkan dengan berbagai kemampuan klien.
Yang pertama, kemampuan kognitif, psikomotor, afektif yang terkait langsung dengan
kemampuan klien terhadap diri sendiri. Yang kedua, kemampuan kognitif, psikomotor
dan afektif yang terkait dengan kemampuan klien menggunakan sumber daya yang
tersedia (system pendukung social yang tersedia). Yang ketiga, kemampuan kognitif.
Psikomotor, dan afektif klien terkait dengan terapi medic atau terapi lain yang diperlukan.
Kemampuan klien terkait tujuan
Kemampuan klien Tujuan Contoh
Kemampuan Pengetahuan Klien dapat menyebutkan
mengendalikan diri penyebab ia marah
11
perawat
Klien dapat menyampaikan
pada perawat bila ia
halusinasi
Afektif
Klien dapat menyadari
kegunaan membuka diri pada
orang lain.
Kemampuan Pengetahuan Klien dapat menyebutkan jam
menggunakan terapi makan obat
Untuk menetapkan tujuan umum dan tujuan khusus, perawat perlu memiliki
kemampuan berpikir kritis dan kemampuan berhubungan kemitraan dengan klien dan
keluarganya.
Rencana tindakan keperawatan merupakan serangkaian tindakan yang dapat
mencapai tiap tujuan khusus. Perawat dapat memberikan alasan ilmiah yang terbaru
mengapa tindakan itu diberikan. Alasan ilmiah dapat merupakan pengetahuan
berdasarkan literature, hasil penelitian atau pengalaman praktik.
Rencana tindakan disesuaikan dengan standar asuhan keperawatan jiwa Indonesia
atau standar keperawatan Amerika yang membagi karakteristik tindakan berupa tindakan
konseling/ psikoterapeutik, pendidikan kesehatan dan tindakan kolaborasi.
Tindakan keperawatan menggambarkan tindakan perawat yang mandiri,
kerjasama dengan klien, kerjasama dengan keluarga, kerjasama dengan kelompok dan
kolaborasi dengan tim kesehatan jiwa lain. Dokumentasi rencana tindakan keperawatan
dicatat pada formulir dokumen keperawatan yang berlaku di rumah sakit tersebut atau
seperti lampiran D, sedangkan bagi peserta didik keperawatan sama seperti lampiran B.
12
F. Implementasi Tindakan Keperwatan
Implementasi tindakan keperwatan disesuaikan dengan rencana tindakan
keperawatan. Pada situasi nyata sering implementasi jauh berbeda dengan rencana. Hal
ini terjadi karena perawat belum terbiasa menggunakan rencana tertulis dalam
melaksanakan tindakan keperawatan. Yang biasa adalah rencana tidak tertulis yaitu apa
yang dipikirkan, dirasakan, itu yang dilaksanakan. Hal ini sangat membahayakan klien
dan perawat jika berakibat fatal, dan juga tidak memenuhi aspek legal.
Sebelum melaksanakan tindakan yang sudah direncanakan, perawat perlu
memvalidasi dengan singkat apakah rencan tindakan masih sesuai dan dibutuhkan klien
sesuai dengan kondisinya saat ini (here and now). Perawat juga meniali diri sendiri,
apakah mempunyai kemampuan interpersonal, intelektual, teknikal sesuai dengan
tindakan yang akan dilaksanakan. Dinilai kembali apakah aman bagi klien. Setelah semua
dinilai tidak ada hambatan maka tindakan keperawatan boleh dilaksanakan dengan
menjelaskan apa yang akan dikerjakan serta peran serta klien yang diharapkan.
Dokumentasikan semua tindakan yang telah dilaksanakn beserta respons klien.
G. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan
keperawatan pada klien. Evaluasi dilakukan terus menerus pada respons klien terhadap
tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan. Evaluasi dapat dibagi 2, yaitu evaluasi
proses atau formatif dilakukan setiap selesai melaksanakan tindakan, evaluasi hasil atau
sumatif dilakukan dengan membandingkan respons klien pada tujuan khusus dan umum
yang telah ditentukan.
Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan SOAP, sebagai pola pikir :
S = respons subjektif klien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan
O = respons objektif klien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan
A = analisa ulang atas data subjektif dan objektif untuk menyimpulkan apakah masalah
masih tetap atau muncul masalah baru atau ada data yang kontradiksi dengan masalah
yang ada
P = perencanaan atau tindak lanjut berdasarkan hasil analisa pada respons klien
Rencana tindak lanjut dapat berupa :
1. Rencana teruskan, jika masalah tidak berubah
2. Rencana dimodifikasi jika masalah tetap, semua tindakan sudah dijalankan tetapi
hasil belum memuaskan
13
3. Rencana dibatalkan jika ditemuakn masalah baru dan bertolak belakang denagn
masalah yang ada serta diagnose yang lama dibatalkan
4. Rencana atau diagnose selesai jika tujuan sudah tercapai dan yang diperlukan adalah
memelihara dan mempertahankan kondisi yang baru
Klien dan keluarga perlu dilibatkan dalam evaluasi agar dapat melihat perubahan dan
berupaya mempertahankan dan memelihara. Pada evaluasi sanbgant diperlukan
reinforcement untuk menguatkan perubahan yang positif. Klien dan keluarga juga
dimotivasi untuk melakukan self-reinforcement.
H. Dokumentasi
Dokumentasi implementasi dan evaluasi tindakan keperawatan hendaknya tidak
dianggap hal yang sepele oleh perawat maupun peserta didik keperawatan, dan hal ini
dianjurkan menggunakan formulir yang sama. Seperti dokumentasi proses keperawatan di
unit rawat jalan/gawat darurat/rehabilitasi/elektromedik.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Proses keperawatan merupakan metode ilmiah yang digunakan dalam memberikan
asuhan keperawatan klien pada semua tatanan pelayanan kesehatan. Khususnya di
Indonesia, proses keperawatan merupakan pendekatan yang disepakati untuk
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan. Namun, pada kenyataannya banyak perawat
merasa terbebani dalam melaksanakan dan mendokumentasikan asuhan keperawatan
dengan menggunakan proses keperawatan.
Proses keperawatan merupakan metode ilmiah dalam menjalankan asuhan
keperawatan dan penyelesaian masalah secara sistematis yang digunakan oleh perawat
serta peserta didik keperawatan. Penerapan proses keperawatan dapat meningkatkan
otonomi, percaya diri, cara berpikir logis, ilmiah dan sistematis, memperlihatkan
tanggung jawab dan tanggung gugat, serta pengembangan diri perawat, disamping itu,
klien dapat merasakan mutu pelayanan keperawatan yang lebih baik dan berperan aktif
dalam perawatan diri, serta terhindar dari malpraktik.
Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan.
Pengkajian merefleksikan isi, proses, dan informasi yang berhubungan dengan kondisi
biologis, psikologis, sosial, dan spiritual klien. Alat pengkajian dan petunjuk pengisian
yang disediakan, akan memudahkan perawat dalam mengumpulkan data secara akurat
dan sistematis. Rencana tindakan keperawatan terdiri atas tujuan umum dan tujuan
khusus yang diikuti dengan serangkaian tindakan keperawatan untuk mencapainya. Untuk
peserta didik keperawatan, umumnya ditambahkan kriteria hasil dan rasional tindakan.
Implementasi tindakan keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan dan kondisi
klien saat itu, serta kemampuan perawat yang akan melaksanakan tindakan. Evaluasi
keperawatan merupakan proses yang berkelanjutan, untuk menilai dampak tindakan
keperawatan pada klien yang dikaitkan dengan hasil yang diharapkan.
B. Saran
1. Seluruh perawat agar meningkatkan pemahamannya terhadap berbagai cara
pendokumentasian keperawatan jiwa sehingga dapat dikembangkan dalam tatanan
layanan keperawatan jiwa.
15
2. Diharapkan agar perawat bisa menindaklanjuti pendokumentasian tersebut melalui
kegiatan asuhan keperawatan jiwa sebagai dasar untuk pengembangan kedisiplinan di
Lingkungan Rumah Sakit Jiwa dalam ruang lingkup keperawatan.
16
DAFTAR PUSTAKA
Budi Anna Keliat, Ria Utami Panjaitan, Novy Helena. 2005. Proses Keperawatan Kesehatan
Jiwa, Ed 2. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Purwaningsih,Wahyu, S.Kep. 2009. Asuhan Keperawatan Jiwa. Jogjakarta: Nuha Medika
Press.
Stuart, & Sundeen, 2001. Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.
17