85fdc 8 Karakterisasi Karet Remah Sir 20 Pada Pembuatan Ban
85fdc 8 Karakterisasi Karet Remah Sir 20 Pada Pembuatan Ban
85fdc 8 Karakterisasi Karet Remah Sir 20 Pada Pembuatan Ban
ABSTRAK
Ban merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam industri otomotif,
oleh karena itu penting untuk mengetahui apakah bahan baku karet remah SIR 20 yang
digunakan sudah memenuhi standarSNI 1903-2011 (revisi dari SNI-06-1903-2000)
Standard Indonesian Rubber. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah
nilai kadar kotoran, kadar abu, kadar zat menguap, dan Plasticity Retention Index
(PRI) dari karet remah SIR 20 yang digunakan sebagai bahan baku utama di PT. X
sudah memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI). Hasil penelitian menunjukan
bahwa nilai kadar kotoran lima dari enam buah sampel yang diuji nilainya di bawah
0,16% dan satu sampel nilainya di atas 0,16%, sedangkan nilai kadar abu dari sepuluh
sampel nilainya di bawah 1%, sedangkan nilai kadar zat menguap dari sepuluh sampel
yang dipanaskan dalam beberapa variasi suhu semuanya berada di bawah 0,8% dan
nilai Plasticity Retention Index dari sepuluh sampel semuanya berada di atas 40%.
Kata kunci: Kadar kotoran, kadar abu, kadar zat menguap, Plasticity Retention Index
(PRI) Karet remah SIR 20
ABSTRACT
Tires are one of the most important components in the automotive industry, therefore it
is important to know whether the crumb rubber raw material SIR 20 used already
meets the standards of SNI 1903-2011 (revision of SNI-06-1903-2000) Standard
Indonesian Rubber. The aims of this study was to determine whether the dirt content,
ash content, volatile content and plasticity retention index (PRI) have already
conformed the standard in SNI and can be used as raw materials in PT. X. The result of
this study showed that in dirt content, five out of six tested samples were below 0.16%
and one sample was above 0.16%, and the ash content from ten samples that were
tested, all of them were above 1%, and then the volatile content from ten tested
samples in temperature variation, they were above 0.8% and all the ten samples that
tested for Plasticity Retention Index (PRI) were above 40%.
Keywords: Dirt content, ash content, volatile content, Plasticity Retention Index
(PRI) crumb rubber SIR 20
P o l i t e k n i k S T M I J a k a r t a | 56
Fitria Ika Aryanti, Syaiful Ahsan, Rianita Sali, Lina Lathifah JURNAL TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN
Agustus Vol. 16 No.2 Tahun 2018
ISSN.1693-2285
I. PENDAHULUAN Batasan Masalah
Latar Belakang a. Karakteristik SIR 20 yang diteliti meliputi
PT. X merupakan salah satu perusahaan yang :Kadar kotoran, Kadar abu, Kadar zat
bergerak dalam bidang manufaktur yang menguap, dan Plasticity Retention Index
memproduksi ban di Indonesia. Produk yang (PRI)
dihasilkan adalah automotive tire, tube dan flap b. Tebal sheet sampel karet remah SIR 20 yaitu
Ban dihasilkan dari bahan baku utama berupa sebesar 3.43 mm
karet, carbon black, oil dan zat kimia. Karet
yang digunakan berasal dari karet alam dan karet Tujuan Penelitian
sintetis. Jenis karet alam yang digunakan adalah Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka
SIR 20 (Standard Indonesian Rubber) untuk tujuan penelitian ini adalah mengetahui
pembuatan ban dan RSS (Ribbed Smoked Sheet) karakteristik karet remah SIR 20 pada
yang digunakan untuk pembuatan color marking pembuatan ban, dan pengaruh karakteristik karet
pada tread. Sedangkan untuk karet sintetik yang remah SIR 20 terhadap kualitas ban yang
digunakan adalah SBR (Styrene-Butadiene dihasilkan.
Rubber) dan IIR (Isobutylene Isoprene Rubber)
atau dikenal Butyl Rubber. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini bagi perusahaan
dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk
Berbagai spesifikasi mutu seperti kadar kotoran, meningkatkan kualitas dari bahan baku
kadar abu, dan spesifikasi yang lainnya pembuatan ban terutama karet remah SIR 20 dan
merupakan hal yang paling penting dalam mengembangkan ilmu analisa mengenai bahan
penentuan kualitas karet remah SIR 20 untuk baku pada industri karet terutama bagi industri
menghidari atau mencegah gagalnya mutu karet yang menggunakan karet remah sebagai bahan
remah tersebut harus diketahui faktor yang bakunya, sedangkan bagi mahasiswa dapat
mempengaruhi, penyebab dan cara-cara menerapkan teori yang di dapat selama
mengatasinya (Pasaribu, O.S, 2008). Pemilihan perkuliahan dan mengaplikasikannya.
jenis bahan baku yang sesuai dalam
menghasilkan produk yang berkualitas,
konsumen SIR dapat berpedoman kepada SNI II. LANDASAN TEORI
06-2047 revisi terakhir (Standar Bahan Olah Karet
Karet) dan SNI 1903-2011 Standard Indonesian Karet alam adalah bahan polimer alam yang
Rubber. Kualitas karet SIR yang baik, harus diperoleh dari Hevea brasiliensis. Konfigurasi
memenuhi spesifikasi SIR sesuai dengan dari polimer ini adalah konfigurasi ”cis” dengan
parameter-parameter yang ditetapkan dalam susunan ruang yang teratur, sehingga rumus dari
standar SNI. Oleh karena itu, semua bahan baku susunan karet adalah cis-1,4-polyisoprena.
yang masuk ke PT. Bridgestone Tire Indonesia (Asawatreratanakul, K, et.al, 2003).
dianalisis terlebih dahulu agar menghasilkan
produk yang berkualitas tinggi dan juga tercapai Indonesia merupakan penghasil karet sekaligus
zero waste. Dari analisa dan uraian di atas sebagai salah satu basis manufaktur karet dunia.
penulis tertarik untuk mengambil judul Tersedianya lahan yang luas memberikan
penelitian “Karakteristik Karet Remah SIR peluang untuk menghasilkan karet alami. Karet
20 pada Pembuatan Ban. mempunyai daya lentur yang sangat tinggi,
kekuatan tarik dan dapat dibentuk dengan panas
Perumusan Masalah yangrendah, daya tahan terhadap benturan,
Berdasarkan uraian tersebut batasan masalah goresan dan koyakan yang sangat baik.
yang dapat dikemukakan yaitu :
a. Bagaimana karakteristik karet remah SIR 20
pada pembuatan ban?
b. Bagaimana pengaruh karakteristik karet
remah SIR 20 terhadap kualitas ban yang
dihasilkan?
Gambar 1. Rumus Bangun Poliisoprena
P o l i t e k n i k S T M I J a k a r t a | 57
Fitria Ika Aryanti, Syaiful Ahsan, Rianita Sali, Lina Lathifah JURNAL TEKNOLOGI DAN ANAJEMEN
Agustus Vol. 16 N0.2 Tahun 2018
ISSN.1693-2285
P o l i t e k n i k S T M I J a k a r t a | 58
Fitria Ika Aryanti, Syaiful Ahsan, Rianita Sali, Lina Lathifah JURNAL TEKNOLOGI DAN
MANAJEMEN
Agustus Vol. 16 No.2 Tahun 2018
ISSN.1693-2285
Stainless steel screen, Gunting, Beaker glass
a. Kadar Kotoran 300cc, Termometer, Saringan Mesh 325, Oven,
Kadar kotoran adalah variabel yang Water bath, Pengaduk Kaca, Muffle furnace,
sangat penting dalam menentukan kualitas karet Crucible, Desicator, Plastimeter, Test piece
yang sangat berpengaruh pada sifat-sifat akhir cutter, Smoke paper, dan Watch glass
suatu produk yang dibuat dari karet.
b. Kadar Abu Bahan
Abu di dalam karet terjadi dari Oksida, Karet Remah Standard Indonesian Rubber (SIR
Karbonat dan Fosfat dari Kalium, Magnesium, 20), WT 31, WP 16, Air, Benzene
Kalsium, Natrium dan beberapa unsur lain Variabel
dalam jumlah yang berbeda - beda. Abu dapat • Variabel Berubah : Pada uji kadar zat
pula mengandung silicat yang berasal dari karet menguap karet remah SIR 20 dilakukan
atau benda asing yang jumlah kandungannya pada variasi suhu
bergantung pada pengolahan bahan mentah 60˚C,80˚C,100˚C,120˚C,140˚C.
karet. Abu dari karet memberikan sedikit • Variabel Terikat : Pada uji kadar kotoran
gambaran mengenai jumlah bahan mineral di berat sampel yang digunakan sebesar 10
dalamkaret. Beberapa bahan mineral di dalam gram, pada uji kadar abu berat sampel yang
karet yang meninggalkan abu dapat mengurangi digunakan sebesar 5 gram, pada uji kadar
sifat dinamika yang unggul seperti kalor timbul zat menguap berat sampel yang digunakan
(heat build - up) dan ketahanan retak Ientur (flex sebesar 11 gram, pada uji kadar Plasticity
cracking resistance) dari vulkanisat karet slam. Retention Index berat sampel yang
(Sumber : BPSMB Palembang, SNI 06-1903- digunakan 5 gram dan Tebal sheet sampel
2000, 2000). karet remah masing-masing setebal ± 3,43
c. Kadar Zat Menguap mm.
Zat menguap di dalam karet sebagian Adapun digram alir penelitian adalah sebagai
besar terdiri dari uap air dan sisanya adalah zat - berikut :
zat lain seperti serum yang mudah menguap SIR 20
pada suhu 100°C. Kadar zat menguap adalah
bobot yang hilang dari potongan uji setelah
pengeringan. Adanya zat yang mudah menguap Preparasi sampel
(PRI) adalah cara pengujian yang sederhana dan Cleaning sisa natural rubber
cepat untuk mengukur ketahanan karet terhadap
degradasi oleh oksidasi pada suhu tinggi. Dari
pengujian yang dilakukan maka nilai PRI dapat Panaskan dalam oven 100˚C
Alat
Pisau, mill roll, Analytical balance, Oven dryer, Gambar 2. Digram Alir Uji Kadar Kotoran
P o l i t e k n i k S T M I J a k a r t a | 59
Fitria Ika Aryanti, Syaiful Ahsan, Rianita Sali, Lina Lathifah JURNAL TEKNOLOGI DAN ANAJEMEN
Agustus Vol. 16 N0.2 Tahun 2018
ISSN.1693-2285
SIR 20 SIR 20
Timbang berat crucible kosong Tes sampel yang tidak dipanaskan dan
yang dipanaskan
Kadar Kotoran
Preparasi sampel Berdasarkan pengujian yang dilakukan untuk
mengetahui kadar kotoran (dirt content) pada
karet remah SIR 20, maka diperoleh datayang
Timbang sampel ±11 gram (A)
dilampirkan dalam Gambar 6.
P o l i t e k n i k S T M I J a k a r t a | 60
Fitria Ika Aryanti, Syaiful Ahsan, Rianita Sali, Lina Lathifah JURNAL TEKNOLOGI DAN ANAJEMEN
Agustus Vol. 16 N0.2 Tahun 2018
ISSN.1693-2285
P o l i t e k n i k S T M I J a k a r t a | 61
Fitria Ika Aryanti, Syaiful Ahsan, Rianita Sali, Lina Lathifah JURNAL TEKNOLOGI DAN ANAJEMEN
Agustus Vol. 16 N0.2 Tahun 2018
ISSN.1693-2285
Kesimpulan
1. Berdasarkan standar SNI 1903:2011 dan SNI-
06-1903-2000, karakteristik karet remah yang
telah memenuhi standar pada pengujian ini
adalah lima dari enam sampel pada kadar
kotoran, sepuluh sampel pada kadar abu,
sepuluh sampel pada kadar zat menguap,
sepuluh sampel pada Plasticity Retention
Index. Sedangkan karakteristik karet remah
yang tidak memenuhi standar pada pengujian
Gambar 12. Hasil Uji PRI ini sebanyak satu sampel yaitu sampel nomor
P o l i t e k n i k S T M I J a k a r t a | 62
Fitria Ika Aryanti, Syaiful Ahsan, Rianita Sali, Lina Lathifah JURNAL TEKNOLOGI DAN ANAJEMEN
Agustus Vol. 16 N0.2 Tahun 2018
ISSN.1693-2285
lima pada pengujian kadar kotoran. Adapun produksi nilai kadar kotoran, kadar zat
nilai rata-rata dari masing-masing pengujian menguap, kadar abu, dan Plasticity
yang telah dilakukan adalah 0.115% untuk Retention Index (PRI) harus sudah
kadar kotoran, 0.53% untuk kadar abu, memenuhi standar SNI 1903-2011 Standard
sedangkan pada kadar zat menguap didapat Indonesian Rubber yang berlaku, dimana
rata-rata sebesar 0.135% untuk variasi suhu nilai kadar kotoran pada karet remah SIR 20
60˚C, 0.296% untuk variasi suhu 80˚C, tidak boleh melebihi 0,16, nilai kadar zat
0.294% untuk variasi suhu 100˚C, 0.35% menguap pada karet remah SIR 20 tidak
untuk variasi suhu 120˚C, dan 0.353% untuk boleh melebihi 0,8, nilai kadar abu pada
variasi suhu 140˚C, lalu 71.153% untuk rata- karet remah SIR 20 tidak boleh melebihi
rata PRI dan 35.7% untuk rata-rata Po. 1,00, dan nilai Plasticity Retention Index
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi (PRI) tidak melebihi 40
karakteristik karet remah SIR 20 terhadap
kualitas ban yang dihasilkan. : V. DAFTAR PUSTAKA
a. Kadar kotoran yang terlalu banyak
dapat menimbulkan foreign material [1] Asawatreratanakul, K., Zhang, Y. W.,
dispersion yang menyebabkan lubang Wititsuwannakul, D., Wititsuwannakul,
pada output kompon sehingga lapisan R., Takahashi, S., Rattanapittayaporn,
kompon tidak rata dan sulit disatukan A., & Koyama, T.,. Molecular cloning,
dengan material lain pada tahap expression and characterization of
berikutnya. cDNA encoding cis‐prenyltransferases
b. Kadar abu yang diatas ambang batas from Hevea brasiliensis: A key factor
standar SNI akan menyebabkan proses participating in natural rubber
vulkanisasi (curing) terganggu biosynthesis. European Journal of
sehingga tidak akan menghasilkan ban Biochemistry, 270(23), 4671-4680, 2003
yang elastis, keras dan kuat.
c. Kadar zat menguap yang diatas ambang [2] Goenadi, Prospek dan Arah
batas standar SNI akan menimbulkan Pengembangan Agri Bisnis Karet, 2007
bau busuk pada kompon sehingga [3] SNI 1903-2011; Karet Spesifikasi
memudahkan timbulnya jamur dan Teknis
menyulitkan pencampuran karet
[4] SNI-06-1903-2000; Standard
dengan kompon lain terutamadengan
Indonesian Rubber (SIR)
carbon black pada suhu rendah.
d. Plasticity Retention Index (PRI) yang [5] Pasaribu, O.S., Analisa Kadar Kotoran
berada diambang batas minimum akan (Dirt Content) Dan Kadar Abu (Ash
menyebabkan sifat karet rendah Content) Pada Karet Remah Sir 20 PT.
sehingga kelenturan dan kekuatannya Bridgestone Sumatra Rubber Estate,
yang tidak dapat bertahan proses yang Tbk Dolok Melangir–Serbelawan, 2008
membutuhkan suhu tinggi.
[6] Safitri, K., Pengaruh Ekstrak Belimbing
Wuluh (Averrhoa bilimbi L) sebagai
Saran
Penggumpal Lateks terhadap Mutu
1. Penyimpanan sampel dari bale karet harus
Karet. [Skripsi]. FMIPA, Departemen
diperhatikan untuk menghindari karet dari
Kimia FMIPA Uni-versitas Sumatera
udara lembab.
Utara. Medan, 2010
2. Sampel yang baru selesai dipanaskan harus
benar-benar dingin terlebih dahulu. [7] Zuhra, C.F, Karet, Departemen Kimia
3. Pengadukan saat pengujian kadar kotoran dan Ilmu Pengetahuan Alam, USU,
harus sering dilakukan agar gel karet benar- 2006
benar larut.
4. Persiapan alat untuk pengujian sampel harus
dilakukan sesuai standar yang telah
ditentukan.
5. Spesifikasi karet remah SIR 20 sebagai
bahan baku sebelum masuk ke dalam proses
P o l i t e k n i k S T M I J a k a r t a | 63